s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka dalam penilaian belajar biologi pun terdapat penilaian produk atau hasil belajar dan proses belajar. Penilaian hasil belajar sering dikaitkan dengan penilaian formatif dan sumatif, sementara penilaian yang melibatkan proses belajar dikenal sebagai asesmen. Walaupun antara keduanya dapat dipertukarkan, terdapat perbedaan mendasar antara penilaian dengan asesmen. Penilaian biasanya lebih menekankan hasil, jadi meninjau ke belakang atau yang sudah dilakukan, sedangkan asesmen melibatkan penilaian dan sekaligus melihat potensi ke depan perorangan siswa (Rustaman et al., 2003). Dalam pembelajaran biologi, terdapat konsep yang dianggap sulit baik oleh guru maupun siswa sendiri, misalnya tentang klasifikasi makhluk hidup. Handayani (2008), mengemukakan bahwa guru sangat kesulitan untuk mengajarkan konsep klasifikasi makhluk hidup, salah satunya materi tentang klasifikasi tumbuhan. Materi klasifikasi makhluk hidup yang dipelajari oleh siswa SMP kelas VII memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan materi biologi yang lain, yaitu diperlukan kemampuan siswa untuk memahami ciri–ciri kelompok–kelompok makhluk hidup dan mengingat berbagai nama makhluk hidup dengan nama–nama ilmiah yang sebagian besar siswa merasa sangat kesulitan dalam mempelajarinya.

description

rfdjsdjfhdjsfhkjdshkjhfdksjfhsdkjfhdkjfhsdkjfhsdkjfhdskjhfsdjhfjdshfwtr8eynfdhsfhsfjskmfhsdrfmnedfdsfsdfdsfdsjfkfnksdjfhkdhuisuerhejfdsjfbgfdgdfgghjfjfghjg

Transcript of s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

Page 1: s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka

dalam penilaian belajar biologi pun terdapat penilaian produk atau hasil belajar

dan proses belajar. Penilaian hasil belajar sering dikaitkan dengan penilaian

formatif dan sumatif, sementara penilaian yang melibatkan proses belajar dikenal

sebagai asesmen. Walaupun antara keduanya dapat dipertukarkan, terdapat

perbedaan mendasar antara penilaian dengan asesmen. Penilaian biasanya lebih

menekankan hasil, jadi meninjau ke belakang atau yang sudah dilakukan,

sedangkan asesmen melibatkan penilaian dan sekaligus melihat potensi ke depan

perorangan siswa (Rustaman et al., 2003).

Dalam pembelajaran biologi, terdapat konsep yang dianggap sulit baik

oleh guru maupun siswa sendiri, misalnya tentang klasifikasi makhluk hidup.

Handayani (2008), mengemukakan bahwa guru sangat kesulitan untuk

mengajarkan konsep klasifikasi makhluk hidup, salah satunya materi tentang

klasifikasi tumbuhan. Materi klasifikasi makhluk hidup yang dipelajari oleh siswa

SMP kelas VII memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan materi biologi

yang lain, yaitu diperlukan kemampuan siswa untuk memahami ciri–ciri

kelompok–kelompok makhluk hidup dan mengingat berbagai nama makhluk

hidup dengan nama–nama ilmiah yang sebagian besar siswa merasa sangat

kesulitan dalam mempelajarinya.

Page 2: s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

2

Kondisi yang terjadi sekarang ini adalah motivasi belajar siswa ketika

mempelajari materi klasifikasi makhluk hidup cenderung menurun dan hasil

belajar mereka kurang memuaskan. Hal lainnya adalah mereka kurang memahami

pentingnya mempelajari keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup, serta

tidak dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena

tidak dapat memahami konsepnya secara utuh. Dengan demikian yang terjadi di

lapangan sekarang adalah banyak terjadi kerusakan lingkungan dan menyebabkan

hilangnya beberapa spesies makhluk hidup.

Keanekaragaman makhluk hidup khususnya keanekaragaman tumbuhan

merupakan salah satu materi yang sangat penting untuk dipelajari, agar siswa

mengetahui berbagai macam tumbuhan, mengetahui manfaatnya bagi kepentingan

manusia, dan mengetahui peranan tumbuhan di lingkungannya. Hal lainnya adalah

karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

tumbuhan yang tinggi, dengan banyaknya bioma hutan hujan tropis, karena

terletak di daerah tropik, memiliki curah hujan tinggi dan tanah vulkanik yang

subur (Syamsuri et al., 2007). Maka sudah seharusnya peserta didik dapat

memahami konsep keanekaragaman tumbuhan dengan sebaik-baiknya.

Penilaian yang seharusnya dilakukan seorang guru dalam menilai

ketercapaian kompetensi siswa adalah penilaian yang tidak hanya menilai hasil

belajar, tetapi proses belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas perlu

pula untuk dinilai. Penilaian dalam hal ini sering disebut dengan istilah asesmen.

Seperti menurut Stiggins (Wulan, 2007) mengartikan asesmen sebagai penilaian

proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa. Selain itu penilaian yang dilakukan

Page 3: s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

3

harus bisa membantu siswa dalam belajar, yaitu yang dapat mendiagnosis

kesulitan belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, guru perlu melakukan

penilaian diagnosis supaya siswa dapat mencapai kompetensi. Karena penilaian

diagnosis dapat mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa dan

merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai masalah atau

kesulitan yang telah teridentifikasi (Depdiknas, 2007).

Dalam melakukan penilaian kesulitan belajar dibutuhkan instrumen

penilaian yang tepat berupa butir-butir tes yang sesuai dengan kompetensi yang

memang dianggap sulit oleh siswa dengan belum tercapainya standar kompetensi

minimal yang disyaratkan. Instrumen penilaian tersebut bisa berupa tes (seperti

soal pilihan ganda atau essay) dan non tes (misalnya angket dan wawancara).

Agar dapat menilai kesulitan belajar siswa dengan tepat diperlukan perangkat

penilaian yang baik dan teruji. Sementara itu para guru di sekolah seringkali gagal

dalam mengungkap kesulitan belajar tersebut karena asesmen yang kurang tepat

sasaran dan kualitas instrumen yang kurang memadai (Wulan et al., 2010).

Perangkat asesmen yang digunakan guru dalam mengukur kesulitan

belajar siswa pada umumnya berupa soal tes biasa, tes ini hanya mengungkap

benar atau salah jawaban siswa dari pertanyaan yang diajukan dalam soal tersebut.

Setelah itu guru tidak memberikan feedback atau umpan balik kepada siswa,

sehingga guru tidak mengetahui letak kesulitan belajar siswa dan tidak dapat

mengatasinya. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan guru tentang

asesmen kesulitan belajar, seperti hasil penelitian Gabel (Corebima, 1999;

Morgan, 2004; Wulan, 2007; Wulan et al., 2010) yang menunjukkan tentang

Page 4: s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

4

masih lemahnya pengetahuan dan kemampuan para guru di sekolah dalam

melaksanakan penilaian baik tes maupun non tes yang sesuai dengan target

penilaian. Hal ini menyebabkan kesulitan belajar siswa yang terkait dengan

pencapaian kompetensi tidak dapat diungkap dengan jelas sehingga tidak dapat

diatasi dengan baik.

Dengan melihat adanya kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari

konsep keanekaragaman makhluk hidup, maka perlu dilakukan penelitian tentang

penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP

dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan dalam latar belakang di

atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan yaitu: “Bagaimana penerapan

asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam

mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup?” Untuk lebih memperjelas

rumusan masalah tersebut, maka dimunculkan pertanyaan-pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar

siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep

keanekaragaman makhluk hidup?

2. Bagaimana penerapan asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai

kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk

hidup?

Page 5: s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

5

3. Kelebihan dan kelemahan apa sajakah yang dimiliki oleh perangkat penilaian

yang telah dikembangkan?

4. Kendala apa yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kesulitan belajar

siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep

keanekaragaman makhluk hidup?

5. Bagaimana tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar

siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep

keanekaragaman makhluk hidup?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti

dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Asesmen kesulitan belajar yang digunakan yaitu tes diagnostik berupa soal

essay dan pilihan ganda yang memuat aspek kognitif berdasarkan Taksonomi

Bloom revisi, serta nontes berupa angket dan wawancara.

2. Kesulitan belajar yang dimaksud adalah kesulitan yang dialami siswa dalam

bidang akademik yang terkait dengan sulitnya menguasai kompetensi dasar

minimal yang disyaratkan kurikulum.

3. Konsep keanekaragaman makhluk hidup yang dimaksud adalah tentang

klasifikasi pada dunia tumbuhan.

4. Asesmen yang digunakan merujuk pada penelitian Wulan et al. (2010).

Page 6: s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

6

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui asesmen

kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk

hidup. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu:

1. Menghasilkan perangkat penilaian dan mendeskripsikan penerapan asesmen

kesulitan belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari

konsep keanekaragaman makhluk hidup.

2. Mengungkap kelebihan dan kelemahan serta kendala yang dimiliki oleh

perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa SMP untuk menilai

kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk

hidup.

3. Menggali tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa

untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep

keanekaragaman makhluk hidup.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi guru

a. Memberikan informasi mengenai perangkat penilaian asesmen kesulitan

belajar siswa untuk menilai kesulitan siswa SMP dalam mempelajari

konsep keanekaragaman makhluk hidup.

b. Memberikan informasi mengenai kelebihan dan kelemahan yang muncul

dalam perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa untuk menilai

Page 7: s_bio_0704379_chapter1(1)dfgdfgdfgfd

7

kesulitan siswa SMP dalam mempelajari konsep keanekaragaman makhluk

hidup.

c. Memotivasi guru untuk memanfaatkan asesmen kesulitan belajar untuk

mengetahui letak kesulitan belajar siswa SMP dalam mempelajari konsep

keanekaragaman makhluk hidup.

2. Bagi siswa

a. Mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa.

b. Kesulitan belajar yang dialami siswa dapat teratasi sehingga siswa dapat

mencapai kompetensi minimal yang disyaratkan.

c. Membantu siswa merencanakan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan

belajarnya.

3. Bagi peneliti lain

Mengetahui gambaran penerapan asesmen kesulitan belajar siswa dengan

kelebihan dan kelemahannya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan ketika akan melakukan penelitian selanjutnya atau pengembangan

penelitian pada konsep biologi yang lain.