Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

20
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kebersihan Lingkungan Sub Pokok :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sasaran : Pasien, Keluarga Tempat : Ruang Penyuluhan R.7B IRNA IV RSU Saiful Anwar. Hari/tanggal : Kamis, 27 Februari 2014 Alokasi waktu : 27 menit Metode : Ceramah, Tanya Jawab Media : PPT dan LCD Pertemuan : 1 Penyuluh : Ns. Kiromi Suriyandi Moderator : - A. Tujuan instruksional 1. Tujuan Umum

description

scxx

Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Kebersihan Lingkungan

Sub Pokok :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Sasaran : Pasien, Keluarga

Tempat : Ruang Penyuluhan R.7B IRNA IV RSU Saiful Anwar.

Hari/tanggal : Kamis, 27 Februari 2014

Alokasi waktu : 27 menit

Metode : Ceramah, Tanya Jawab

Media : PPT dan LCD

Pertemuan : 1

Penyuluh : Ns. Kiromi Suriyandi

Moderator : -

A. Tujuan instruksional

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti ceramah dan tanya jawab selama 27 menit diharapkan peserta

mampu mengerti, memahami dan menjelaskan tentang kesehatan lingkungan (PHBS)

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti ceramah dan Tanya jawab selama 27 menit diharapkan peserta

mampu:

1. Menyebutkan Pengertian kesehatan lingkungan

2. Menyebutkan Tujuan program kesehatan lingkungan

3. Menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan

4. Menyebutkan upaya pencapaian kesehatan lingkungan

5. Menyebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan

B. Sub Pokok Bahasan (materi terlampir)

1. Pengertian kesehatan lingkungan

2. Tujuan program kesehatan lingkungan

3. Sasaran kesehatan lingkungan

4. Upaya pencapaian kesehatan lingkunga

5. Manfaat ruang lingkup kesehatan lingkunga

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

C. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode & Media

1. -

Pra Pembelajaran:

Mempersiapkan materi,

media, dan tempat

-

2. 2. Menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan

dengan mengucapkan

salam

2. Memperkenalkan diri

3. Kontrak waktu

4. Menyebutkan materi

yang akan diberikan.

5. Menjelaskan tujuan

dari penyuluhan

6. Apersepsi

- Menjawab salam

- Mendengarkan

- Memperhatikan

Metode: ceramah,

Tanya jawab

Media:

3. 15

Menit

Pelaksanaan :

1. Penyuluh

menyampaikan materi

(lihat sub pokok

bahasan)

2. Sasaran menyimak

materi

3. Sasaran mengajukan

pertanyaan

4. Penyuluh menjawab

pertanyaan

- Memperhatikan

- Bertanya dan

menjawab

pertanyaan yang

diajukan

Metode: ceramah,

Tanya jawab

Media: PPT dan

LCD

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

4. 10

Menit

Evaluasi:

1. Memberikan

Pertanyaan

2. Penyuluh dan sasaran

menyimpulkan materi

Penutup:

1. Mengucapkan salam

penutup

- Mendengarkan

- Menjawab

pertanyaan

- Menjawab salam

Metode: Ceramah,

Tanya jawab

Media:

D. Setting tempat

E. Evaluasi

1. Evaluasi terstruktur

- Peserta hadir ditempat penyuluhan di ruangan

- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP

LCD

MODERATORPENYAJI

PESERTA PENYULUHAN

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan

- Kesimpulan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan

digunakan

- Kesiapaan audiensi meliputi kesiapaan menerima penyuluhan

2. Evaluasi proses

- Peserta antusias dan berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan

oleh penyuluh

- Peserta mendengarkan materi penyuluhan dengan baik dan ada respon

positif dari peserta.

- Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai dan tidak

meninggalkan tempat

- Peserta mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan secara

benar.

- Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan

dengan suasana rileks.

3. Evaluasi Hasil

Peserta mampu menjawab 50 % dari pertanyaan penyuluh dengan benar meliputi:

- Peserta mampu menjelaskan pengertian kesehatan lingkungan

- Peserta mampu menjelaskan tujuan program kesehatan lingkungan

- Peserta mampu menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan

- Peserta dapat menyebutkan upaya pencapaian kesehatan lingkungan

- Peserta dapat menyebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan

F. LAMPIRAN KONSEP KESEHATAN LINGKUNGAN (PHBS)

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

1. Definisi Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang mendasar yang

dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia (Notoadmojo, 2003).

Menurut WHO (2007), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan

ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan

sehat dari manusia.

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan

lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya

kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

2. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan

- Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada

kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

- Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan

dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

- Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan

institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam

atau wabah penyakit menular (Chandra, 2012).

-

3. Sasaran Kesehatan Lingkungan

Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan

adalah sebagai berikut:

- Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan tempat usaha yang sejenis

- Lingkungan pemukiman : rumah tempat tinggal

- Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

- Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum

- Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada

dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran.

4. Upaya Pencapaian Lingkungan Sehat

- Rumah sehat

- Pemeliharan rumah sakit

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

- Sarana Pembangunan Air Limbah (SPAL) sederhana

- Pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti (penularan demam berdarah)

- Lindungi makanan dan minuman dari pengotoran oleh lalat, kecoa dan tikus

- Biasakan makan dan minum secara sehat

- Cara membuang sampah yang sehat

- Sarana air bersih

- Menampung air hujan untuk kepentingan umum

- Jarak sumber air dengan sumber pencemaran

- Pemeliharaan air bersih

- Cara memperoleh air bersih dan sehat

- Cara menjernihkan air

- Penggunaan racun serangga yang salah

- Jamban/ WC yang sehat

5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut World Health Organization (2007) ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :

a. Rumah Sehat

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. (Notoatmodjo,

2007). Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi

seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat

berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung,

bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang

sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Sanropie, dkk, 1989).

Kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002, secara umum

rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak

yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat

antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan

penghawaan yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena

keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garissempadan jalan,

konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung

membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan :

1. Bahan bangunan

- Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak

digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan

gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan lapisan

yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain.

(Notoatmodjo, 2010).

- Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi ruangan

rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari pengaruh panas

dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu

dinding dari batu. (Sanropie, 1989) .

- Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

- Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan

hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-lain.

Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim

panas dan hangat di musim hujan (Sanropie, 1989).

1. Ventilasi

- Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini

karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk

udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari

dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya

gerak udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai

lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga di dalam rumah

tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu

rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada.

- Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar

ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu : (i) Ventilasi alamiah, dimana

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang

angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini

tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga

lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi

penghuninya dari gigitan serangga tersebut. (ii) Ventilasi buatan,yaitu dengan

mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas

angin, dan mesin pengisap udara.

2. Pencahayaan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk

ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan

media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya

terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak

mata.

Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu

matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup.

Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas

lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber

cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.

(Notoatmodjo, 2007).

3. Luas Bangunan Rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya

luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas

bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan

penghuni (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya

konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan

mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah

apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).

b. Pengolahan Sampah

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah

yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan

masyarakat dan lingkungan hidup.

1. Penyimpanan

Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut

dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan) dan untuk ini perlu

disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu.

Syarat tempat sampah yang baik, antara lain:

Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya

sampah,

Mempunyai tutup, mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat

dianjurkan afar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori

tangan

Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu

orang.

2. Pengumpulan sampah

Setiap rumah tangga harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan

sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus

diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke

Tempat Penampungan Akhir (TPA). Mekanisme, sistem atau cara pengangkutannya

untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang

didukung oleh partisipan masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal

pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola

oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA.Sampah rumah

tangga daerah pedesaan umumnya dibakar atau dijadikan pupuk (Notoatmodjo, 2003).

3. Pemusnahan sampah

Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara

lain :

- Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas

tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan sampah;

- Dibakar (incenerator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di

dalam tungku pembakaran;

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

- Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan pupuk,

khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain

yang dapat membusuk.

Berbagai Macam Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut

UU no 18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan

mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah

merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, disamping

memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur

ulang, produk lain, dan energi). Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa:

pengomposan, daurulang, pembakaran (insinersi), dan lain-lain.

c. Pengelolaan Air Limbah

Cara Pengolahan Air Limbah Secara Sederhana

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap

pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya

dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air

limbah tersebut. Namun demikian, alam mempunyai kemampuan yang terbatas dalam

daya dukungnya, sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara

sederhana pengolahan air buangan antara lain:

1. Pengenceran (dilution)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,

kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Akan tetapi, dengan makin bertambahnya

penduduk yang berarti meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang

harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka

cara ini tidak dapt dipertahankan lagi, disamping itu cara ini menimbulkan kerugian lain,

diataranya: bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air bersih tetap ada,

pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air

selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutya dapat menimbulkan banjir.

2. Kolam oksidasi (oxidation ponds)

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaaatan sinar matahari,

ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah

dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segiempat dengan kedalaman antara 1-2m.

dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari

lokasi pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan sirkulasi air

dengan baik.

Cara kerjanya antara lain: Empat unsur yang berperan dalam proses

pembersihan alamiah ini adalah: sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen.

Ganggang dengan butir klorofilnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis

dengan bantuan sinar matahari, sehingga tumbuh dengan subur. Pada proses sintesis

untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh klorofil dibawah pengaruh sinar

matahari sehingga terbentuk oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri

aerobic untuk melakukan dekomposisi zat-zat organic yang terdapat dalam air buangan.

Disamping itu, terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut

akan berkurang, sehingga relative aman bila dibuang dalam badan-badan air (kali,

danau,dan sebagainya).

3. Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan

merembes masuk dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam

keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan lading pertanian atau

perkebunan dan sekaligus berfungsi sebagai pemupukan. Hal inni terutama dapat

dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong

hewan, dan lain-lainnya dimana kandunga zat organic cukup tinggi yang diperlukan oleh

tanaman.

d. Pembuangan kotoran manusia (Jamban)

1. Syarat Jamban Sehat

Kementerian Kesehatan (2004) telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat.

Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan :

a. Tidak mencemari air

Letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran

tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding

dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.

Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari

lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,

danau, sungai, dan laut

b. Tidak berbau dan nyaman digunakan

Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai

digunakan

Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup

rapat oleh air

Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk

membuang bau dari dalam lubang kotoran

Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus

dilakukan secara periodik

c. Tidak mencemari tanah

Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat

sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.

Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau

dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

d. Bebas dari serangga

Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap

minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah

Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi

sarang nyamuk.

Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi

sarang kecoa atau serangga lainnya

Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

e. Aman digunakan

Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran

dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain

yang terdapat di daerah setempat

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

f. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan

Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran

Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran

karena dapat menyumbat saluran

Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban

akan cepat penuh

Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa

berdiameter minimal 4 inci.

g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Jamban harus berdinding dan berpintu

Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari

kehujanan dan kepanasan

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA