Satuan Acara Penyuluhan Iud

12
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KB

Transcript of Satuan Acara Penyuluhan Iud

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Iud

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KB

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Iud

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : KB IUD

Sub pokok bahasan :

1. Pengertian KB IUD

2. Macam-macam KB IUD

3. Pertimbangan dalam memilih KB IUD

4. Manfaat KB IUD

5. Tempat Pelayanaan KB IUD

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari / tanggal : Kamis, 9 April 2015

Tempat : RS. SMC

Pukul : 11.00

Penyuluh : Tim PKRS

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, di harapkan

masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang keluarga berencana.

2. Tujuan Khusus

Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1x 30 menti, di harapkan peserta

mampu :

a. Memahami Pengertian KB IUD

b. Mengetahui Macam macam KB IUD

c. Mempertimbangkan dalam memilih KB IUD

d. Mengetahui Manfaat KB IUD

e. Mengetahui dimana saja tempat pelayanan KB IUD

B. Cakupan Materi

1. Pengertian KB IUD

2. Macam-macam KB IUD

3. Pertimbangan dalam memilih KB IUD

4. Manfaat KB IUD

5. Tempat Pelayanaan KB IUD

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Iud

BAB I

A. Latar belakang

Penyuluhan KB adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat guna mewujudkan keluarga

berkualitas. Tugas penyuluhan KB meliputi persiapan penyuluhan, pelaksanaan

penyuluhan dan pembinaan generasi muda. Dalam penyuluhan KB terdapat beberapa

pendekatan yang dapat dilakukan agar mampu mengubah perilaku kelompok sasaran.

Di dalam program KB dikenal istilah Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang

merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan dalam rangka meningkatkan dan

memanfaatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat, dan mendorongnya agar

secara sadar menerima program KB.

Jenis pendekatan lain yang sering digunakan dalam program KB adalah

Komunikasi Inter Personal/Konseling (KIP/K). KIP/Konseling merupakan suatu bentuk

tatap muka dua arah antara klien dan petugas yang dilakukan dengan sengaja dan

bertujuan membantu kliennya mengambil keputusan sesuai keinginannya secara sadar

dan sukarela. Penyuluhan KB tidak saja perlu ditujukan bagi kelompok masyarakat yang

sudah berkeluarga (PUS), melainkan juga kepada kelompok remaja, dengan penekanan

informasi sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan masing-masing kelompok umur

ini.

Keberhasilan program KB mengendalikan tingkat kelahiran di Indonesia selama

lebih dari tiga dekade tidak terlepas dari peran petugas Penyuluh Keluarga Berencana

(PKB). Mengingat keterbatasan jumlah PKB/PLKB yang tidak seimbang dengan luas

wilayah dan jumlah kelompok sasaran, maka dalam program KB, dikembangkan konsep

Kader KB, yakni kelompok masyarakat yang secara sukarela bersedia membantu tugas

penyuluhan dan pelayanan PKB. Upaya pencegahan dan penurunan AKI (Angka

Kematian Ibu) akibat kehamilan risiko tinggi pada dasarnya mengacu kepada intervensi

strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”, yaitu (4):

a. Keluarga Berencana, yang memastikan bahwa setiap orang/pasangan memiliki

akses ke informasi dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat

untuk kehamilan, jarak kehamilan dan jumlah anak. Dengan demikian diharapkan

tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, yaitu kehamilan yang masuk dalam

kategori “4 terlalu”(terlalu muda atau terlalu tua untuk kehamilan, terlalu sering

hamil dan terlalu banyak anak).

b. Pelayanan antenatal, untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin,

dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani

secara memadai.

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Iud

c. Persalinan yang aman, memastikan bahwa semua penolong persalinan memiliki

pengetahuan, ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan

bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.

d. Pelayanan obstetri esensial, memastikan bahwa pelayanan obstetri untuk risiko

tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkannya.

B. Tujuan

3. Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, di harapkan

masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang keluarga berencana.

4. Tujuan Khusus

Setelah di lakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1x 30 menti, di harapkan peserta

mampu :

a. Memahami Pengertian KB

b. Mengetahui Macam macam KB minimal 2-4 macam

c. Mempertimbangkan dalam memilih KB

d. Mengetahui Manfaat KB

e. Mengetahui dimana saja tempat pelayanan KB

C. Pelaksanaan Kegiatan

No. WaktuKegiatan

Pembicara Peserta

1. 5 menit Pembukaan

1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menyampaikan topik

4. Menjelaskan tujuan

penyuluhan

5. Melakukan kontrak waktu

1) Menjawab salam

2) Mendengarkan dan

Memperhatikan

15 menit Isi

a. Pengertian KB

b. Macam macam KB

c. Pertimbangan dalam

memilih KB

d. Manfaat KB

e. Tempat pelayanan KB

1) Mendengarkan dan

memperhatikan

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Iud

3. 10 menit Evaluasi

1. Memberikan kesempatan

pada peserta untuk

bertanya

2. Menanyakan kembali pada

peserta tentang materi

yang disampaikan

1) Bertanya

2) Menjawab

4. 5 menit Penutup

1) Menyimpulkan materi

2) Memberi salam

1) Mendengarkan

2) Menjawab salam

D. Metode

Diskusi (Tanya jawab)

E. Media

1. Infocus

2. Leaflet

F. Sumber

1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

dalam : Panduan Pelayanan KB IDI. Jakarta : PB IDI. 1988 : 37-59.

2. www.google.com ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) diunggah tgl. 9 April 2015

G. Evaluasi

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Iud

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IUD

Alat Kontrasepsi adalah cara menghindari kehamilan sebagai akibat dari

pertemuan antara ovum dan sperma. Alat dalam rahim (IUD) adalah alat yang terbuat

dari polietilen dengan atau tanpa metal / steroid dan ditempatkan dalam rongga rahim.

B. Keuntungan dan kerugian kontrasepsi dalam rahim ADR/ IUD

1. Keuntungan

- Sangat efektif. Angka kehamilan tahun peertama 0,3-1,0 per 100 wanita per

tahun.

- Efektif untuk perlindungan jangka panjanng (sampai 8 tahun atau lebih) untuk

Copper T 380 A.

- Kesuburan segera kembali setelah alat dalam rahim diangkat.

- Tidak terganggu hubungan seksual suami-isteri.

- Pemeriksaan ulang diperlukan hanya sekalli setahun.

- Murah

- Cocok untuk ibu menyusui.

- Tidak tergantung usia dengan syarat beresiko rendah terinfeksi penyakit

hubungan seksual.

2. Kerugian

- Sebelum pemasangan alat dalam rahim, perrlu diperiksa dalam dan

menyingkirkan

adanya infeksi saluran genitalia.

- Dapat meningkatkan resiko penyakit radanng panggul.

- Perlu prosedur pencegahan infeksi sewaktu pemasangan dan pencabutan.

- Bertambahnya darah haid dan rasa sakit sselama bulan pertama.

- Klien tidak dapat mencabut alat dalam rahim sendiri

- Tidak melindungi klien terhadap penyakit menular seksual, AIDS / HIV.

- Alat dalam rahim dapat keluar dari rahimm melalui kanalis servikalis hingga

keluar

ke vagina.

- Bertambahnya resiko mendapat penyakit radang panggul pada pemakaian alat

dalam rahim yang dulu pernah menderita penyakit menular seksual atau punya

banyak pasangan seksual.

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Iud

C. Indikasi pemakaian IUD

1. Dipasang menjelang haid terakhir

– Kemungkinan adanya kehamilan kecil.

– Serviks lebih lunak dan sedikit terbuka.

– Perdarahan dan nyeri kurang dirasakan.

2. Sehari setelah haid bersih.

3. Segera setelah melahirkan.

4. 40 hari setelah melahirkan.

5. Segera setelah abortus.

D. Efek samping penggunaan alat dalam rahim

1. Perdarahan

2. Infeksi

3. Keputihan

4. Ekspulsi alat dalam rahim

5. Translokasi

6. Nyeri haid

7. Nyeri senggama

8. Mules / nyeri perut

9. Keluhan suami

E. Indikasi

1. Menyukai metode kontrasepsi yang efektif dan berjangka panjang tetapi belum

menerima metode permanen saat ini.

2. Menyukai metode kontrasepsi yang praktis (tidak perlu metode barrier atau

menelan pil setiap hari).

3. Punya anak 1 atau lebih.

4. Sedang menyusui dan ingin memakai kontraasepsi.

5. Tidak suka metode kontrasepsi hormonal.

6. Wanita perokok berat (15 batang rokok atau lebih setiap hari), umur 35 tahun

atau lebih.

7. Beresiko rendah mendapat penyakit menulaar seksual.

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Iud

F. Kontraindikasi

1. Dugaan hamil.

2. Sedang atau sering terkena infeksi pangggul (gonorea, chlamidia) atau servisitis

dengan cairan mukopurulen.

3. Menderita keputihan berbau dari saluran  serviks / gonorea atau servisitis chlamidia.

4. Perdarahan vagina yang belum diketahui sebabnya.

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Iud

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alat Kontrasepsi adalah cara menghindari kehamilan sebagai akibat dari

pertemuan antara ovum dan sperma. Alat dalam rahim (IUD) adalah alat yang terbuat

dari polietilen dengan atau tanpa metal / steroid dan ditempatkan dalam rongga rahim.

B. Saran

Sebaiknya kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harus memahami dan

memberitahukan peserta penyuluhan tentang IUD, agar kegiatan penyuluhan IUD dapat

memberikan dampak positif bagi masyarakat.