Satuan Acara Penyuluhan ATSMA
-
Upload
loeb-qulub -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
Transcript of Satuan Acara Penyuluhan ATSMA
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Pendidikan KesehatanTopik : Penyakit AsmaSasaran : Kader ( Posyandu Lansia )Tempat : Ruang Kelas IIAHari/Tanggal : Sabtu, 03 Desember 2005, Pukul : 10:00Waktu : 30 menit
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, kader diharapkan mampu mengenal penyakit Asma dan dapat melakukan perawatan terhadap penderita Asma.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kader diharapkan mampu : Menyebutkan pengertian Asma. Menyebutkan penyebab Asma. Menyebutkan tanda dan gejala Asma. Menyebutkan upaya untuk mencegah Asma. Menyebutkan cara pertolongan pertama.
C. SasaranSeluruh Kader.
C. Materi Penyakit Asma. Pertolongan pertama.
E. Metode
1. Ceramah.2. Diskusi/tanya jawab.3. Demonstrasi.4. Redemonstrasi.
F. Media Leaflet : Asma Obat : Fix
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Semua kader hadir atau ikut dalam kegiatan penyuluhan. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di ruang kelas IIA. Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
Kader antusias terhadap materi penyuluhan. Kader tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai. Kader terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
Kader mengerti tentang penyakit Asma, dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi.
KEGIATAN PENYULUHAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 3 menit
Pembukaan : Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam. Menjawab salam.
Memperkenalkan diri. Mendengarkan.
Menjelaskan tujuan dan motivasi dari penyuluhan.
Memperhatikan.
Menyebutkan materi yang akan diberikan.
Memperhatikan.
2. 15 menit
Pelaksanaan : Menjelaskan tentang pengertian
penyakit Asma. Memperhatikan.
Menjelaskan tentang hal-hal baik penyebab, tanda dan gejala penyakit Asma.
Memperhatikan.
Memberi kesempatan peserta untuk bertanya.
Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pencegahan penyakit Asma.
Memperhatikan.
Demonstrasi Memperhatikan.
Memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya.
Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. 10 menit
Evaluasi : Menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan dengan soal multiple choise, dan redemonstrasi kepada kader yang dapat menjawab pertanyaan.
Menjawab pertanyaan.
4. 2 menit
Terminasi : Mengucapkan terima kasih atas
peran serta peserta. Mendengarkan.
Mengucapkan salam penutup. Menjawab salam.
Pengorganisasian
Leader : Siti Erkana.Co Leader : Ririn Jemiyanti Mulyono.Observer : 1. Mya Dafit Andrianto.
2. Dinty Ratih Kusmawati.Fasilitator : 1. Lolok Putra budianto.
2. Lutfianti Kholilah.3. Syahril Ali Rusli.4. Endah Kustini.
Conselor : 1. Suyanto, S. Kep, Ners2. Yati Nur Azizah, S. Kep, Ners..
Materi :
Penyakit Asma
1. Definisi :
Penyempitan jalan napas intermitten akibat proses kontraksi otot polos bronkus,
produksi mucus yang berlebih dan edema mucus.
( Brunner & Suddart. 2002. KMB Edisi 8 Vol. 1. Jakarta: EGC )
2. Penyebab :
Berdasar klasifikasi Asma, penyebab serangan Asma terdiri dari :
Asma Ekstrinsik ( Atopic ), disebabkan oleh agen eksternal antara lain :
Debu, insektisida, serbuk/tepung sari, bahan makanan, obat sintesis ( misal :
aspirin ), bulu dan sebagainya. Asma atopic sering kali dapat dan menyerang anak-
anak atau dewasa muda pada perokok, orang yang pernah mengalami riwayat
bronchitis kronis, dan tanpa emphysema.
Asma instrinsik ( non atopic ) atau infektive Asma, disebabkan oleh karena :
Penyebab spesifik belum jelas.
Faktor Presipitasi : Penyebab infeksi traktus respirasi atas atau bawah, yaitu,
infeksi sinus, polyp hidung, infeksi adenoid.
( Brunner & Suddart. 2002. KMB Edisi 8 Vol. 1. Jakarta: EGC )
3. Tanda dan Gejala :
Serangan Asma bersifat paroksimal dan bervariasi dalam frekuensi, intensitas dan
durasi ( pada umumnya bersifat serangan pendek dan asymtomatik diantara
serangan ).
Serangan sering tiba-tiba terutama pada saat istirahat, napas pendek.
Pasien duduk tegak lurus untuk mengatasi gangguan pernapasan ( sesak ).
Ekspirasi memanjang.
Kesulitan bernapas tetapi kecepatan frekuensi normal.
Pucat.
Batuk produktif.
Selama serangan yang hebat, dada overdistensi dan vena leher distensi oleh karena
peningkatan tekanan intratorak sebab terperangkapnya udara dalam paru-paru.
Peningkatan tekanan negatif intrapleural yang ditandai dengan retraksi rongga
intercostalis supraklavikula dan suprasternal.
Gejala ini akan hilang dalam waktu kurang dari 1 jam atau beberapa hari jika telah
berkembang kearah status asmatikus. Status Asmatikus merupakan kondisi yang akut
episode bronkospasme yang membahayakan dan tidak berkurang dengan terapi
bronkodilator konvensional dan merupakan kondisi yang sangat melelahkan serta dapat
mengakibatkan hipoksia.
( Brunner & Suddart. 2002. KMB Edisi 8 Vol. 1. Jakarta: EGC )
4. Pertolongan pertama Asma :
1. Tempatkan pasien pada tempat yang nyaman.
2. Atur posisi pasien dengan posisi setengah duduk.
3. Bantu pasien dalam napas dalam dan cara-cara untuk relaxasi.
4. Ajari pasien untuk batuk efektif.
5. Anjurkan pasien untuk minum air hangat.
6. Anjurkan pasien untuk menghindari faktor penyebab dari Asma.
7. Memberikan terapi mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik, antibiotik.
( Brunner & Suddart. 2002. KMB Edisi 8 Vol. 1. Jakarta: EGC )
5. Komplikasi dan Prognosa :
Komplikasi : a. Pneumothorax.
b. Pneumomediastinum.
c. Emfisema subcutis.
d. Atelektasis.
e. Aspergilosis bronkopulmonar alergik
f. Gagal napas.
g. Bronchitis.
h. Fraktur iga.
( Mansjoer, Arif, Dkk. 2001. Kapita Selekta Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI ).
Prognosa :
1. Bronkus tersumbat, mucus kental, tebal, dan liat.
2. Dinding bronkial konstriksi/bronkospasme karena spasme tonus otot polos
dinding bronkus sebagai akibat peradanagn akut dan edema.
3. Hiperaktif glandula mukosa.
4. Hiperinflasi alveoli, ductus alveolar, dan bronkiolus.
6. Patofisiologi asma secara umum :
1. Selama serangan :
Tahanan jalan napas meningkat.
Volume residu meningkat.
CO2 Meningkat.
O2 menurun ( dalam arteri ).
Udara terperangkap dalam paru.
Alkalosis repiratorius ( pH meningkat ) karena hiperventilasi.
Asidosis respiratorius ( pH menurun ) karena obstruksi.
Pada test fungsi paru normal selama periode antara serangan.
2. Selama serangan akut asma :
Pergerakan udara ekspirasi terdapat gangguan karena konstriksi bronkial akibat
edema saluran bronkial dan produksi sekresi meningkat.
ANALISA PEMBERIAN HEALTH EDUCATION PENYAKIT ASMA
DANPERTOLONGAN PERTAMA PADA KLIEN ASMA
Kelompok Kerja : Kader
Tugas : Memberi HE Penyakit Asma dan Pertolongan Pertama.
A. Kompetensi :
1. Kader harus dapat mengetahui tentang definisi dari penyakit asma tersebut.
2. Kader mengetahui etiologi dari penyakit asma.
3. Kader mengetahui penatalaksanaan penyakit asma.
4. Kader mengetahui cara pencegahan penyakit asma.
5. Kader mengetuhui cara pemberian pertolongan pertama pada pasien Asma.
B. Persiapan :
1. Tempat : Dibutuhkan suatu tempat khusus untuk menyampaikan informasi HE
penyakit asma.
Ex : a. Balai Pertemuan.
b. Aula.
2. Alat : 1. Alat peraga ( Gambar-gambar, tempat tidur, bantal, regastrin ).
2. White Board + Alat tulis.
3. Sound System.
4. Kursi untuk audiens.
3. Persiapan audiens : 1. Jumlah audiens.
2. Pembagian leaflet tentang penyakit asma.
C. Analisa :
TUGAS PENGETAHUAN SIKAP1. Memberikan
pengertian tentang penyakit asma.
1. Kader diharapkan mengerti apa penyakit asma itu.
1. Diperlukan ketenangan
2. Menyampaikan etiologi/penyebab penyakit asma.
2. Kader diharapkan mengerti apa penyebab penyakit asma.
2.
3. Tempatkan pasien pada tempat yang nyaman.
3. Kader diharapkan mampu memilih atau mendapatkan tempat yang nyaman.
3. Diperlukan ketenangan.
4. Atur posisi pasien dengan posisi setengah duduk.
4. Ajarkan tehnik pemberian posisi setengah duduk.
4.
5. Longgarkan pakaian pasien yang terlalu
5. Dengan menjaga privasi pasien.
5. Sopan.
mengikat. Ex : Ikat pinggang,
Sepatu6. Bantu pasien napas
dalam dan cara-cara untuk relaxasi.
6. Kader dapat mengajarkan dan membimbing pasien untuk napas dalam dan relaxasi.
6. Sabar dan telaten.
7. Ajari pasien untuk batuk efektif.
7. Kader mampu mengajari batuk efektif.
7. Sabar.
8. Anjurkan pasien untuk minum air hangat.
8. Jelaskan pada kader bahwa air hangat berfungsi sebagai bronkodilator.
8. Sopan.
9. Jika keadaan tidak membaik ( parah ) antar pasien ke palayanan kesehatan terdekat.
Ex : Puskesmas, RS.
9. 9. Diperlukan ketenangan.
10. Anjurkan pasien untuk menghindari faktor pencetus.
10. Kader diharapkan mengetahui faktor pencetus dari penyakit asma.
10.
Oleh :
Dinty Ratih KusmawatiEndah Kustini
Lolok Putra BudiantoLutfianti Kholilah
Mya Dafit AndriantoRirin Jemiyanti Mulyono
Siti ErkanaSyahril Ali Rusli
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN MALANG2005 – 2006
Soal Evaluasi :
1. Penyempitan jalan napas akibat kontraksi otot bronkus disertai keluar dahak disebut
penyakit……….
a. Asma. c. Batuk.
b. TBC. d. Tumor paru.
2. Yang termasuk penyebab dari luar dari penyakit asma adalah………
a. Debu dan bulu . c. Polip.
b. Infeksi hidung. d. Keturunan.
3. Yang termasuk penyebab dari dalam penyakit asma dalah……….
a. Debu dan bulu. c. Keturunan.
b. Tepung sari. d. Asap.
4. Tanda dan gejala dari penyalit asma, kecuali……….
a. Pasien sesak. c. Batuk berdahak.
b. Pucat. d. Diare.
5. Cara pertolongan pertama pada penderita penyakit asma yang benar adalah…….
a. Tempatkan pasien pada tempat yang nyaman.
b. Atur posisi pasien dengan posisi setengah duduk.
c. Beri minuman air hangat.
d. Benar semua.
Kunci jawaban :
1. A
2. A
3. C
4. D
5. D