SATUAN ACARA PENYULUHAN
Click here to load reader
description
Transcript of SATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik : TB Pada Anak
2. Sub Topik : Mengenal TB paru pada anak
3. Sasaran :Ibu dan keluarga yang berkunjung di Poli Anak RSU Haji
4. Jumlah Sasaran : 20 Orang
5. Tempat : Di Ruang Tunggu Poli Anak RSU HAJI Surabaya
6. Hari / tanggal : 6 Januari 2016
7. Pukul : 08.30 -09.00 WIB
8. Waktu : 30 menit
9. Tujuan
9.1 Tujuan Umum
Setelah peserta mengikuti penyuluhan selama 60 menit, peserta dapat mengetahui
tentang TB Pada Anak
9.2 Tujuan Khusus
Setelah peserta mengikuti penyuluhan tentang TB pada anak, peserta dapat
menjelaskan tentang :
1) Pengertian Tuberculosis
2) Macam-macam Tuberculosis
3) PenyebabTuberculosis pada anak
4) Gejala Tuberculosis pada anak
5) Penularan Tuberculosis pada anak
6) Diagnosa Tuberculosis pada anak
7) Pemeriksaan Tuberculosis pada anak
8) Penatalaksanaan Tuberculosis pada anak
9) Pencegahan Tuberculosis pada anak
10. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.
11. Media
Media yang digunakan adalah leaflet dan LCD
12. Kegiatan yang dilakukan
NOTAHAP
KEGIATANWAKTU
KEGIATAN
PENYULUHAN PESERTA
1 Pembukaan 5 Menit 1) Menyampaikan salam
2) Memperkenalan diri
3) Menjelaskan tujuan
4) Membuat kontrak waktu
Menjawab salam,
memperhatikan dan
mendengarkan dengan
seksama.
2 Inti 15 Menit
Menjelaskan materi tentang TB pada
anak:
1) Pengertian Tuberculosis
2) Macam-macam Tuberculosis
3) PenyebabTuberculosis pada anak
4) Gejala Tuberculosis pada anak
5) Penularan Tuberculosis pada anak
6) Diagnosa Tuberculosis pada anak
7) Pemeriksaan Tuberculosis pada anak
8) Penatalaksanaan Tuberculosis pada
anak
9) Pencegahan Tuberculosis pada anak
Memperhatikan dan
mendengarkan
3 Diskusi dan
tanya jawab
5 menit 1) Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
2) Menjawab pertanyaan peserta
Mengajukan
pertanyaan dan
mendengarkan
jawaban
4 Penutup 5 menit 1) Meminta ibu untuk
mendemonstrasikan kembali PMK
2) Menyimpulkan hasil penyuluhan
3) Memberi salam
Peserta memperhatikan
dan menjawab salam
13. Pengorganisasian
13.1 Fasilitator : Sri Minarni, S.Kp, SKM
Sunarto, S.Kp, Ns, M.Mkes
Yuni Ginarsih, SST
13.2 Moderator : Eva Olyvianti
Tugas : Memberikan salam
Mengatur jalannya penyuluhan
Menyampaikan topik/sub topik materi
Menyampaikan tujuan penyuluhan
Mengatur kontrak waktu
13.3 Penyaji : Eka Aquarista Wulansari
Tugas : Menyajikan dan mendemonstrasikan materi
13.4 Notulen : Ferda Fibi Tyas Nur Kholifa
Tugas : Mencatat jumlah peserta hadir dan pertanyaan peserta
13.5 Observer : Erwinda Nike Novianti dan Dwike Primadita Rosanti
Tugas : Mengamati dan menilai proses jalannya penyuluhan
14. Hasil yang diharapkan
14.1 Peserta hadir minimal 80% atau minimal 16 orang
14.2 Penyuluhan dilakukan di Ruang Tunggu Poli Anak RSU Haji Surabaya
14.3 Peserta memperhatikan selama proses penyampaian materi dan aktif dalam bertanya
14.4 Sesuai tujuan penyuluhan yaitu peserta mengerti dan memahami materi yang
disampaikan.
15. Antisipasi Masalah
1) Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang kita ajukan, maka kita
menjelaskan kembali secara lebih singkat, padat dan jelas ynag belum diketahui
peserta dan menanyakan pada yang lain apakah dudah jelas dengan penjelasan yang
diberikan.
2) Jika peserta tidak memperhatikan kita memberikan rangsangan (stimulasi) dengan cara
mengajaknya berinteraksi/berkomunikasi dengan memberi pertanyaan yang dapat
dimengerti oleh peserta sesuai dengan materi yang disampaikan.
Materi Penyuluhan
1. Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
Tuberculosis. Menurut WHO (1994), Indonesia menduduki peringkat ke-3 dunia dalam
jumlah kasus baru TB. Sebanyak 10% dari seluruh kasus terjadi pada anak < 15 tahun.
2. Macam-Macam TB
1) Tuberculosis Paru
Penyakit tuberkulosis yang menyerang jaringan paru-paru, namun tidak menyerang
selaput pembungkus paru-paru, yaitu pleura.Tipe TB ini banyak sekali dijumpai di
masyarakat.TB tipe ini masih dibagi lagi menjadi TB yang diperiksa berdasarkan hasil
pemeriksaan dahak. Misalnya: TB paru BTA positif dan TB paru BTA negatif. TB paru
ada juga yang dibedakan berdasarkan tipe pasien yang telah dirawat sebelumnya. Ada
yang dinamakan TB kasus baru, TB kasus kambuh (relaps), TB kasus defaulted atau drop
out, TB kasus gagal, dan TB kasus kronis (menahun) atau persisten.
2) TB Ekstra Paru
TB yang menyerang berbagai organ tubuh lainnya selain paru-paru. Misalnya
menyerang selaput pembungkus paru-paru, selaput pembungkus otak dan otak, tulang,
kelenjar getah bening, selaput pembungkus jantung (perikardium), organ pencernaan
termasuk usus, kulit, ginjal dan saluran kemih, sistem persendian, organ kelamin, dan
sebagainya.
3) TB Milier
Istilah “milier” berarti mirip butiran padi atau jewawut. Dinamakan demikian karena
memang ukuran lesinya kecil. TB ini adalah hasil dari penyebaran TB melalui
penyebaran melalui aliran darah diikuti dengan “gerombolan” kuman yang relatif besar.
4) TB Endobronkial
TB jenis ini sering dijumpai pada anak, dapat terjadi dalam waktu tiga hingga
sembilan bulan. TB ini menyerang sistem saluran pernafasan yang disebut bronkus. TB
ini termasuk berat atau relatif sulit diobati karena sering disertai komplikasi.
5) TB Diseminata
TB tipe ini adalah hasil menyebarnya kuman TB melalui pembuluh darah.Sering
terjadi pada penderita yang sistem imun atau daya tahan tubuhnya rendah.Misalnya pada
anak dan balita.TB ini muncul sekitar dua hingga enam bulan setelah terjadi infeksi.
3. Penyebab Tuberculosis
Penyebab tuberculosis pada anak yaitu infeksi oleh virus Myobacterium Tuberculosis
4. Gejala Tuberculosis pada Anak
Gejala umum TB pada anak :
1) Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, dan tidak
naik dalam 1 bulan meskipun sudah mendapatkan penanganan gizi yang baik (failure
to thrive).
2) Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik
(failure to thrive) dengan adekuat.
3) Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi
saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.
4) Pembesaran kelenjar limfe bawah kulit yang tidak sakit. Biasanya ganda, paling
sering didaerah leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal).
5) Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah
disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
6) Gejala-gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan
pengobatan diare, benjolan (massa) di rongga perut, dan tandatanda cairan dalam
rongga perut.
Gejala Spesifik :
Gejala-gejala ini biasanya muncul tergantung dari bagian tubuh mana yang terserang,
misalnya:
TB tulang dan sendi:
1) Tulang punggung (spondilitis): gibbus
2) Tulang panggul (koksitis): pincang, pembengkakan di pinggul
3) Tulang lutut: pincang dan/atau bengkak
4) Tulang kaki dan tangan
TB otak dan saraf:
1) Meningitis: dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran
menurun.
2) Conjunctivitis phlyctenularis
3) Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi)
5. Penularan Tuberculosis
Penyakit TB biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TB batuk, dan pada
anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TB dewasa. Dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TB dapat
menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain.
Pada lokasi dengan banyak kasus TB anak yang terjadi adalah kasus TB dewasa
BTA positif yang belum ditemkan dan diobati, sehingga menjadi sumber penularan ke
anak yang tinggal berdekatan dengan pasien tersebut. Sebagian orang tua menganggap
hal ini adalah kasus TB pada anak yang menular ke anak yang lain.
Sebagian besar kasus TB pada anak tidak dapat menular ke anak yang lain, kecuali
pada anak yang menderita “adult type TB” atau TB tipe dewasa, yaitu TB pada anak yang
gambaran menyerupai TB pada dewasa dan ditemukan BTA pada pemeriksaan dahak.
6. Diagnosa Tuberculosis pada Anak
Diagnosis TB pada anak berbeda dengan pada ojalarang dewasa. Diagnosis TB
dewasa lebih mudah sebab ada pemeriksaan baku emasnya (gold standard) yang obyektif
yaitu menemukan bakteri TB pada pemeriksaan dahak (Bakteri Tahan Asam/BTA positif
pada sputum). Namun pada anak, pemeriksaan dahak tidak akurat karena sering
memberikan hasil negatif palsu (false negative). TB anak jarang disertai dengan batuk
berdahak sehingga bakteri TB dalam dahak anak terlalu sedikit.
Pemeriksaan penunjang utama TB anak adalah:
1) Tes tuberkulin (mantoux)
Tes mantoux adalah tes kulit yang dilakukan dengan menyuntikkan ekstrak basil
tuberkulosis secara intradermal (ke dalam kulit) dan diperiksa 2 sampai 3 hari kemudian.
Anak yang sebelumnya telah terinfeksi bakteri akan menampilkan respon kekebalan di
daerah kulit yang mengandung protein bakteri. Hasil positif (area mengeras menonjol)
menunjukkan infeksi TB.
2) Rontgen dada
Rontgen dada dilakukan untuk menilai adanya kelainan pada paru. Pemeriksaan
rontgen dada apat membantu diagnosis tetapi tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya
alat diagnosis. Pemeriksaan penunjang medis lain seperti laju endap darah, limfositosis,
dan serologi mungkin juga diperlukan dalam kasus-kasus yang meragukan.
Diagnosis TB anak memang tidak semudah diagnosis TB dewasa. Padahal, kesalahan
diagnosis akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit karena pengobatan TB
membutuhkan waktu 6 sampai 12 bulan. Semakin banyak pemeriksaan yang dilakukan
dan menunjukkan hasil positif, semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalahan
diagnosis.
Scoring TB pada Anak
7. Pemeriksaan Tuberculosis Pada Anak
1) Pemeriksaan tuberculin pada anak dengan gejala TB untuk melihat adanya infeksi
TB pada anak.
2) Pemeriksaan tuberculin menggunkan larutan tuberculin PPD RT 23 2TU
3) Pemeriksaan tuberculin dapat dilakukan di puskesmas, RS, dan fasilitas kesehatan
lainnya.
4) Hasil pemeriksaan dapat diketahui setelah 48-72 jam sejak penyuntikkan
5) Larutan tuberculin yang sudah dibuka dapat digunakan 1 bulan dengan
memperhatikan cara penyimpanan, masa kadaluarsa, tidakan aseptik dan antiseptik
saat pengambilan.
6) Pemeriksaan serologis tidak diperbolehkan untuk diagnosis TB Paru atau TB Ekstra
Paru
7) Anak dengan hasil uji tuberculin positif berarti anak tersebut terbukti TB. Untuk
membuktikan apakah anak sakit TB, dokter menggunakan sistem scoring.
8. Penatalaksanaan
1) Penanganan pasien TB anak terdiri dari pemberian terapi obat dan pemberian yang
adekuat.
2) Penyakit penyerta sering diderita anak juga harus ditatalaksana secara bersamaan
3) Pemberian terapi obat terdiri dari pemberian obat anti TB (OAT) dan terapi
pencegahan dengan INH profilaksis.
4) OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat dan diberikan setiap
hari baik pada tahap intensif maupun lanjutan.
5) Obat dalam bentuk KDT (Kombinasi Dosis Tetap) harus diberikan secara utuh, tidak
boleh dibelah atau digerus. Obat dapat diberikan dengan cara ditelan secara uth atau
dilarutkan dengan air sesaat sebelum diminum.
6) Apabila obat diberikan dalam bentuk puyer harus dibuat terpisah pada masing-
masing obet.
7) Pada anak obesitas, dosis KDT sesuai dengan berat badan ideal sesuai umur
8) OAT kategori anak dalam bentuk KDT terdiri dari kombinasi INH, Rifampisin, dan
Pirazinamid masing-masing 50 mg, 75 mg, dan 150 mg untuk fase intensif dan
kombinasi INH dan Rifampisin masing-masing 50 mg dan 75 mg untuk fase lanjutan
yang diberikan kepada anak sesuai dengan berat badan anak tersebut.
9) Terapi pencegahan dengan INH diberikan kepada anak balita yang kontak dengan
pasien TB BTA positif tetapi tidak terinfeksi TB dan anak yang terinfeksi TB tetapi
tidak sakit.
10) INH profilaksis diberikan dengan dosis 10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan.
9. Pencegahan Tuberculosis pada Anak
1) Anak sangat berisiko terkena TB terutama apabila terdapat kontak dengan pasien TB
menular (pasien dewasa atau anak BTA positif)
2) Dengan mengobati setiap pasien TB BTA positif secara benar dapat mengurangi
risiko terjadinya TB pada anak.
3) Sistem imunitas pada anak juga mempengaruhi terjadinya infeksi atau sakit TB pada
anak.
4) Vaksinasi BCG tidak dapat mencegah terjadinya penyakit TB pada anak, tetapi dapat
mencegah timbulnya penyakit TB berat pada anak.