Satuan Acara Penyuluhan

12
SATUAN ACARA PENYULUHSN (SAP) PADA KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI STASE PERAWATAN KELUARGA PUSKESMAS ARJOWINANGUN MALANG DI SUSUN OLEH: ASTRI EKA ARISANDI 201420461011078 PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

description

sap

Transcript of Satuan Acara Penyuluhan

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHSN (SAP)

PADA KELUARGA Tn. S DENGAN

HIPERTENSI

STASE PERAWATAN KELUARGA

PUSKESMAS ARJOWINANGUN MALANG

DI SUSUN OLEH:

ASTRI EKA ARISANDI

201420461011078

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MALANG

2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi

Sub pokok bahasan : Pengertian, penyebab, tanda gejala

dan pencegahan Hipertensi

Sasaran : Keluarga Tn. S

Hari / Tanggal : Jum’at, 08 Mei 2015 pukul 18.30 –

19.30 WIB

Waktu : 30 menit

Tempat : Jum’at, 08 Mei 2015 pukul 18.30 –

19.30 WIB

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Setelah mendengarkan penyuluhan pengertian,

penyebab, tanda fan gejala dan pencegahan Hipertensi

serta diit Hipertensi yang diberikan mahasiswa kesehatan,

diharapkan keluarga mengerti tentang penyakit Hipertensi

2. Tujuan Khusus:

Setelah mengikuti penyuluhan Hipertensi selama 1 X 60

menit diharapkan dapat:

a. Menyebutkan pengertian Hipertensi

b. Menyebutkan penyebab dari Hipertensi

c. Menyebutkan tanda dan gejala

d. Menyebutkan pencegahan Hipertensi

B. GARIS BESAR MATERI

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan

a. Pengertian Hipertensi

b. Penyebab Hipertensi

c. Tanda dan gejala Hipertensi

d. Pencegahan Hipertensi

C. KRITERIA EVALUASI

Evaluasi Struktur

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah

Tn. S

Jadwal, alat bantu atau media, pengorganisasian, proses penyuluhan dilakukan sebelumnya.

Evaluasi Proses

Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan

Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab

pertanyaan secara benar

Evaluasi Hasil

Keluarga mengerti tentang :

a. Pengertian Hipertensi

b. Penyebab Hipertensi

c. Tanda dan gejala Hipertensi

d. Pencegahan Hipertensi

D. METODE

Prolog

Ceramah

Tanya jawab

E. MEDIA

Leaflet

F. SETTING TEMPAT

Penyaji beserta Peserta duduk di kursi

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan

KEGIATAN PENYULUHAN

No.

KEGIATAN KEGIATAN

PENYULUH

KEGIATA

PESERTA

WAKTU

1 PEMBUKAAN Membuka kegiatan

dengan

mengucapkan

salam.

Menjelaskan

tujuan dari

penyuluhan.

Menyebutkan

materi yang akan

diberikan

Menjawab

salam

Mendengarka

n

Memberi

respon

5

2 PELAKSANAA

N

Menyampaikan

materi:

Pengertian

Hipertensi

Penyebab

Hipertensi

Tanda dan gejala

Mendengarka

n

20

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan

Hipertensi

Pencegahan

Hipertensi

3 EVALUASI Tanya jawab

Memberi

kesempatan klien

bertanya

Menyimpulkan

hasil materi

Menjawab

Bertanya

Mendengarka

n

30 menit

4 TERMINASI Mengucapkan terima

kasih atas peran

serta.

Mengucapkan salam

penutup

Mendengarka

n

Menjawab

salam

5 menit

Lampiran Materi

HIPERTENSI

A. PENGERTIAN

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan

darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal.

Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh

darah perifer dan cardiac output (Wexler, 2002).

Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik,

dimana menurut WHO tekanan sistolik ≥140 mmHg dan atau

tekanan diastoliknya >90 mmHg (untuk usia <60 tahun) dan

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan

sistolik ≥90 mmHg dan atau tekanan diastoliknya >95 mmHg

(untuk usia >60 tahun) (Taufan Nugroho, 2011).

B. Etiologi Hipertensi

Menurut Sustranim (2004), berdasarkan penyebabnya

hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu

hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer atau yang biasa disebut hipertensi

asensial atau idiopatik adalah hipertensi yang tidak

diketahui pasti penyebabnya. Kurang lebih 90% dari

penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh

hipertensi primer. Etiologi hipertensi primer adalah

multifaktorial, dimana terjadi peningkatan kerja jantung

akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Hipertensi ini

cenderung dipengaruhi faktor genetik dan dipengaruhi

oleh faktor kontribusi seperti obesitas, stress, merokok,

dan konsumsi garam berlebih (Lauralee Sherwood, 2001)

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder disebabkan oleh gangguan

sistem lain, misalnya sistem vaskuler (arterosklerosis),

sistem renal (stenosis arteri renal), sistem endokrin

(hipertiroidisme) dan sistem neuron (peningkatan tekanan

intracranial). Penyebab hipertensi sekunder adalah

sebagai berikut: 1) penyempitan congenial aorta; 2)

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan

penyakit ginjal; 3) gangguan endokrin; 4) gangguan

neurologi; 5) sleep apneu; 6) pengobatan jenis stimulant

simpatetik misalnya kokain, terapi penggantian estrogen,

obat kontrasepsi oral; 7) kehamilan yang menstimulasi

hipertensi.

C. KLASIFIKASI

Klasifikasi hipertensi yang dipakai saat ini berpedoman

pada Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure yang ke-7.

Klasifikasi hipertensi terbaru sebagai berikut (Davis, 2004):

Kategori Tekanan

Darah

Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi stadium

1

140-159 atau 90-99

Hipertensi

stadium 2

≥160 atau ≥100

Sumber : Davis, 2004

Klasifikasi hipertensi menurut WHO (1999) adalah

sebagai berikut:

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal tensi <140 <90

Hipertensi

ringan/tingkat 1

140-159 90-99

Hipertensi

sedang/tingkat 2

160-179 100-109

Hipertensi ≥180 ≥110

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan

berat/tingkat 3

Hipertensi menurut kelompok umur berbeda adalah

sebagai berikut :

Kelompok Usia Normal Hipertensi

Bayi 80/40 90/60

Anak (7-11 th) 100/60 120/80

Remaja (12-17 115/70 130/80

Dewasa (20-45 120-125/75-80 135/90

Dewasa (45-65 135-140/85 140/90-160/95

Dewasa (>65 th) 150/85 160/95

Menurut dr. Jan tambayong, 1999. (patofisiologi untuk keperawatan)

D. Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut Karyadi (2006) sebagian besar penderita

hipertensi pada umumnya tidak mempunyai keluhan khusus

dan tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi atau yang

disebut “Silent Killer”. Gejala-gejala umum yang kadang

dirasakan sebelumnya antara lain:

1. Sakit kepala terutama pada waktu bangun tidur dan

kemudian hilang sebdiri beberapa jam

2. Kemerahan pada wajah

3. Cepat capek

4. Lesu dan impotensi

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan

Pada hipertensi gejala berat gejala yang dialami

diantaranya kelelahan, confusion, nausea, vomiting, anxiety,

keringat berlebihan, muscle kemor, chestpain, epistaksis,

pandangan kabur/ganda, tinnitus (telinga berdenging).

Sedangkan gejala yang mungkin timbul akibat adanya

penyakit lain yang menyebabkan hipertensi adalah sindrom

chusing yaitu peningkatan berat badan, emosi yang labil

serta gejala lain seperti sering bang air kecil dan ingin

minum terus pada kelainan kelenjar adrenal di ginjal.

Tanda fisik yang penting diantaranya sebagai berikut:

1. Pengenalan tidak adanya palpasi arteri femoralis

2. Tekhnik pemeriksaan yang periodic adalah

pemeriksaan cermat perubahan vaskuler dan

eksudatif progresif dalam fundus okuli

3. Adanya progresivitas derajat kontriksi fokal dan

generalisasi arferoiola retinalis.

4. Papiliderma merupakan tanda hipertensi maligna

E. Pencegahan Hipertensi

1. Pencegahan primer

Utamanya dianjurkan untuk orang-orang yang

mempunyai faktor resiko, yaitu dengan:

1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga

untuk menjaga agar tidak terjadi

hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dan

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan

sebagainya.

2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan

konsumsi rendah garam.

4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat

badan.

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita

telah diketahui menderita hipertensi berupa:

- Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik

dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan

seperti pada pencegahan primer.

- Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat

terkontrol secara normal dan stabil mungkin.

- Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang

lain harus dikontrol.

- Batasi aktivitas.