SATUAN ACARA PENYULUHAN

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN THYPUS ABDOMINALIS Oleh: Kelompok 1 dan 3 1. Arri Risky Novalia (010) 2. Ifa Nurmalia Safitri (047) 3. Mahfud Sholeh (093) 4. Fanti Asih (018) 5. Dianatus Sholehah (030) 6. Riya Setiani (058) 7. Riski Febriansyah Putra (061)

description

SAP RUANG SERUNI BATU

Transcript of SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

THYPUS ABDOMINALIS

Oleh: Kelompok 1 dan 3

1. Arri Risky Novalia

(010)

2. Ifa Nurmalia Safitri

(047)

3. Mahfud Sholeh

(093)

4. Fanti Asih

(018)5. Dianatus Sholehah

(030)6. Riya Setiani

(058)7. Riski Febriansyah Putra(061)DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SATUAN ACARA PENYULUHANTopik : Thypus Abdominalis Pokok Bahasan : Upaya Pencegahan Kekambuhan Thypus di Rumah Target/sasaran : Keluarga Pasien Di Ruang Seruni Hari/tanggal : Jumat , 9 Mei 2014Waktu : 10.00-10.30 WIB (30 menit)

Tempat : RS Paru BatuA. Latar Belakang Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam.

Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti Indonesia. Penyakit tifus merupakan endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular, yang mudah menyerang banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah. Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak. Orang dewasa sering mengalami infeksi ringan dan sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 13 tahun ( 70% 80% ), pada usia 30 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10%).Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim, baik musim kemarau maupun penghujan. Penularan penyakit ini melalui makanan yang tercemar. Kadang kebersihan makanan kurang terjamin. Oleh karena itu kita harus mempoerhatikan kualitas makanan.bukan dari segi harga,tapi dari susunan menu,kehigienisan dan sanitasi makanan.B. TUJUAN

1.Tujuan instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau keluarga klien dapat mengetahui tentang penyakit Typoid atau Types, apa saja penyebab dan gejalanya dari Typoid sendiri dan mengetahui hal yang harus dilakukan jika terkena Typoid serta cara mengatasi masalah tersebut.

2.Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu:

1) Menjelaskan Definisi/pengertian dari penyakit Thypoid atau Typus?2) Menjelaskan Penyebabnya dari penyakit Thypoid atau Typus?3) Menjelaskan Tanda dan gejala dari penyakit Thypoid atau Typus?4) Menjelaskan Asuhan/ penatalaksanaan dari penyakit Thypoid atau Typus?5) Mengetahui bagaimana cara penularan dari penyakit Thypoid atau Typus?

6) Menjelaskan penyebab kambuhnya Thypus ?C.MATERI (Terlampir)

Materi yang akan di sampaikan adalah :

1) Definisi/pengertian dari penyakit Thypoid atau Typus?2) Penyebabnya dari penyakit Thypoid atau Typus?3) Tanda dan gejala dari penyakit Thypoid atau Typus?4) Asuhan/ penatalaksanaan dari penyakit Thypoid atau Typus?5) Cara penularan dari penyakit Thypoid atau Typus?6) Menjelaskan penyebab kambuhnya Thypus ?D.PESERTA

Peserta yaitu keluarga pasien.

E. METODE

1. Ceramah

2.Tanya jawabF. MEDIA PENYULUHAN

1.Leaflet2.Materi yang akan disampaikanG. SETTING TEMPAT

H. KEGIATAN PENYULUHANNoWaktuKegiatanPeserta

1. 5 MenitKegiatan membuka penyuluhana.Mengucap salamb.Memperkenalkan diric.Menggali pengetahuan tentang

Penyakit Typoid. d. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan disampaikana. Menjawab salamb.Mengenal petugas penyuluhanc.Mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang diketahuid. Menyimak dengan

seksama

2.20menitKegiatan inti1. Menjelaskan Definisi/pengertian dari penyakit Thypoid atau Typus?2. Menjelaskan Penyebabnya dari penyakit Thypoid atau Typus?3. Menjelaskan Tanda dan gejala dari penyakit Thypoid atau Typus?4. Menjelaskan Asuhan/ penatalaksanaan dari penyakit Thypoid atau Typus?5. Mengetahui bagaimana cara penularan dari penyakit Thypoid atau Typus ?6. Menjelaskan penyebab kambuhnya Thypus ?7. atau Typus?

a. Mendengar dengan seksamab. Menyimak dengan seksama c. Masyarakat mendengarkan penjelasan d. Masyarakat menyimak penjelasan e. Masyarakat menyimak penjelasan f. Masyarakat menyimak penjelasan.g.

3. 5 menitKegiatan menutup penyuluhan 1. Mengajukan pertanyaan sebagai evaluasi 2. Mengucapkan salam penutup.a. Masyarakat menjawab pertanyaan yang diberikan b. Menjawab salam.

I. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGASa.Pengorganisasian:

1. Moderator : Mahfud Sholeh, Rizky Febriansyah

2.Penyaji : Ifa Nurmalia Safitri, Arri Riski N, Dianatus Solehah3.Fasilitator dan Observer : Fanti Asih dan Riya Setiani

b.Uraian tugas

1.Moderator bertugas menjalankan jalanya acara penyuluhan dari awal hingga akhir penutupan acara

2.Penyaji bertugas menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan

3. Fasilitator bertugas menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman dan

memotifasi peserta untuk bertanya

4.Observer bertugas mengamati jalanya acara penyuluhan

J.EVALUASI

1.Evaluasi proses

a) Masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir acara penyuluhan

b) Penyaji dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan masyarakat dengan baik

c) Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan

d) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancar2. Evaluasi hasil

a) Masyarakat tahu dan memahami sehingga menerapkan dalam praktiknya individu maupun kelompok seperti materi yang telah disampaikan dalam penyuluhan

b) Masyarakat akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam penyuluhan kepada masyarakat yang lainya

REFERENSI

Dangoes Marilyn E. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC, Jakarta.

Lynda Juall, 2000, Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.

Mansjoer, Arif 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapis, Jakarta.

Rahmad Juwono, 1996, Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta.

Sjaifoellah Noer, 1998, Standar Perawatan Pasien, Monica Ester, Jakarta

.Lampiran

MATERI PENYULUHAN PENYAKIT TYPHOID/TYPUS

A. PENGERTIAN TYPOID Typhoidadalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).Typhoid adalah penyakit infeksi pada saluran pencernaan tepatnya pada lempeng peyer usus halus. Kondisi ini disebabkan oleh Bacil atau kuman Salmonella typhosa.Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.B. PENYEBAB TYPOID/TYPUS

a. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:

antigen O (somatic, terdiri dari zat komplek liopolisakarida) antigen H(flagella).

antigen V1 dan protein membrane hialin.

b.Salmonella parathypi A

c.Salmonella parathypi B

d.Salmonella parathypi C

e.Faces dan Urin dari penderita thypus

C. TANDA DAN GEJALA TYPOID/TYPUS

A. TANDA-TANDA

1. Demam

Pada minggu pertama demam berangsur naik berlangsung pada 3 minggu pertama terutama pada sore dan malam hari, pada minggu ke 2 suhu tubuh terus meningkat, dan pada minggu ke 3 suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal. Demam tidak hilang dengan pemberian antiseptik, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Kadang pasien disertai epitaksis.2. Gangguan pada saluran pencernaanPada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah. Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tangue), ujung dan tepinya kemerehan ,jarang disertai tremor.Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan3. Gangguan kesadaranUmumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu

apatis sampai somnolen. Jarang terjadi spoor, koma atau gelisah.Roseola lebih sering terjadi pada akhir minggu pertama dan awal minggukedua. Merupakan sutu nodul kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm,berwarna merah pucat serta hilang pada penekanan. Reseola ini merupakan embolikuman, dimana didalamnya mengandung kumanSalmonella tyhosadan terutamadidapatkan di daerah perut, dada, kadang-kadang di pantat maupun bagian fleksor danlengan atas. Kadang-kadang ditemukan bradikardia pada anak besar dan mungkin pula ditemukan epistaksis.Pada tipe congenital, kuman dapat ditemukan pada darah, hati, limfa sertakelainan patologis pada usus tidak didapatkan, hal ini menjelaskan bahwa pada tifoidcongenital penularannya lewat darah dan secara cepat menimbulkan gejala-gejala tifoid seperti pada janin. Demam tifoid pada anak dibawah usia 3 tahun jarang dilaporkan, bila terjadi biasanya gambaran klinisnya berbeda dengan anak yang lebihbesar.Kejadiannya sering mendadak disertai panas tinggi, muntah-muntah, kejang-kejang dan tanda-tanda rangsang meningen. Pada pemeriksaan darah, terlihatlekositosis (20.000-25.000/mm), limpa sering teraba pada pemeriksaan fisik.Perjalanan penyakit lebih pendek, lebih variasi, sering tidak melebihi 2 minggudengan angka kematian yang tinggi (12,5%). Diagnosis ditegakkan denganditemukannya kumanSalamonella typhiidalam darah dan feces. Reaksi widal akanmengukur antibody terhadap kuman tifoid. Pada awal terjadinya penyakit, widal akanpositif dan dalam perkembangan selanjutnya misalnya 1-2 minggu kemudian akan semakin meningkat mesti demam tifoid telah diobati. Hasil test widal dianggap positifapabila titer antibodi O = 1/200 atau lebih, atau apabila terdapat peningkatan titer 4kali pada pemeriksaan serum sepasang.

Pada demam tifoid sering disertai anemia dari yang ringan sampai sedangdengan peningkatan laju endap darah, gambaran eritrositnya normokrom normositer,diduga oleh karena efek toksin supresi sumsum tulang atau perdarahan usus. Tidakselalu ditemukan lekopeni, sering lekosit dalam batas-batas normal dan dapat pulalekositosis terutama bila disertaikomlikasi yang lain. Jumlah trombosit menurun,gambaran hitung jenis didapatkan limfositosis relative, aneosinodilia, dapat shift tothe left atau shift to the right tergantung dari perjalanan penyakit.

Umumnya prognosa tifus abdominalis pada anak baik, asal penderita epatberobat. Mortalitas pada penderita yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadikurang baik atau buruk jika terdapat gejala klinik yang berat seperti :

1. Panas tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinua

2. Kesadaran menurun sekali (stupor), koma atau delirium

3. Terdapat komlikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis,

bronkopneumonia dan lain-lain

4.Keadaan gizi penderita buruk (malnutrisi energi protein)

B. GEJALANYA TYPOID/TYPUS a. Penderita mulai cepat lelah

b. Malaise

c.Sakit kepala

d.Rasa tidak enak di perut

e.Nyeri seluruh tubuh (dirasakan antara 10-14 hari) f. Perdarahan usus dapat terjadi pada saat demam masih tinggi di tandai dengan:

suhu mendadak turun

nadi meningkat cepat dan kecil

tekanan darah menurun

pasien terlihat pucat kulit terasa lembab

kesadaran makin menurun

Jika pendarahan ringan mungkin gejalanya tidak terlihat jelas, karena darah dalam faeces hanya bisa di buktikan dengan tes benzidin. Jika ini terjadi, tindakannya adalah: menghentikan makan dan minum segera pasang infuse jika sebelumnya tidak di pasang segera hubungi dokter selain pemberian pengobatan untuk menghentikan pendarahan dapat di lakukan eskap gantung untuk mengganti alat tenun harus 2-3 orang, pasien tidak boleh di miringkan pengawasan observasi TTV lebih sering.Perforasi usus dapat terjadi pada minggu ke 4 dimana suhu sudah turun walau suhu sudah normal istirahat masih di teruskan 2 minggu dengan gejala:

1) pasien mengeluh sakit perut hebat dan akan nyeri lagi apabila di tekan perut terlihat tegang dan kembung anak menjadi pucat, dapat juga keringat dingin nadi kecil dan pasien menjadi scohk jika di jumpai gejala demikian tindakannya adalah : segera hubungi dokter siap foto roentgen biasanya di kunsul ke bagian bedah.

2) pneumonia hipotastikakibat lama berbaring terus dengan gejala: suhu mendadak naik tinggi setelahsebelumnya turun atau naik lebih tinggi dan tidak perna turun walaupun di pagi hari terlihat adanya sesak napas.C. PENATALAKSANAAN TYPOID

PERAWATAN

1. Tirah baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali. Seminggu

kemudian boleh duduk dan selanjutnya berdiri dan berjalan.2. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.

3. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.

Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.

Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.

Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.4. Obat terpilih adalah kloramfenikol 100 mg/kg BB/hari, kloramfenikol tidak boleh diberikan bila jumlah leukosit