SATUAN ACARA PENYULUHAN

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : NAPZA Sub pokok : Bahaya NAPZA Sasaran : Pengunjung Poliklinik Hari / tanggal : Sabtu / 06 juni 2015 Tempat : Poliklinik RSJ Prof HB Saanin Padang Waktu : 09.00 WIB A. LATAR BELAKANG Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya. Kita sepakat bahwa menjaga kesehatan tubuh dari narkoba sangat penting. Kita pun perlu menyadari bahwa narkoba itu sangat membahayakan kesehatan tubuh. Masalah itu menjadi masalah bersama dan menjadi masalah masa yang akan datang. Kesehatan itu sangat penting karena kesehatan adalah segala – galanya. Pemakaian narkoba perlu dijauhkan dari para remaja. Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Napza adalah singkatan

description

ini adalah sebuah laporan penyuluhan grastroentestinal pada anak

Transcript of SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHANPokok bahasan

: NAPZASub pokok

: Bahaya NAPZA Sasaran

: Pengunjung PoliklinikHari / tanggal

: Sabtu / 06 juni 2015Tempat

: Poliklinik RSJ Prof HB Saanin PadangWaktu

: 09.00 WIB

A. LATAR BELAKANG

Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya.Kita sepakat bahwa menjaga kesehatan tubuh dari narkoba sangat penting. Kita pun perlu menyadari bahwa narkoba itu sangat membahayakan kesehatan tubuh. Masalah itu menjadi masalah bersama dan menjadi masalah masa yang akan datang. Kesehatan itu sangat penting karena kesehatan adalah segala galanya. Pemakaian narkoba perlu dijauhkan dari para remaja. Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Nikotik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya kelenger, merujuk pada sesuatu yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri (fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic lebih mengarah ke obat yang membuat penggunanya kecanduan.Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22, tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Seiring berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan hanya sebagai penyembuh namun justru menghancurkan. Awalnya narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu saja dampaknya tak terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat narkoba menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang tadinya hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai tenar digaungkan sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit.B. TUJUAN 1. Tujuan umumPeserta yang mengikuti acara penyuluhan mampu memahami tentang narkotika, alkohol, psikotrpika, dan zat adiktif lainnya.

2. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat menjelaskan:

a. Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.

b. Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.

c. Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat.

d. Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.

e. Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA

C. PELAKSANAAN 1. Materi(Terlampir)

a. Pengertian tentang NAPZA dan macamnya.

b. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.

c. Tanda dan gejala ketergantungan obat.

d. Bahaya penggunaan NAPZA.

e. Cara pencegahan penggunaan NAPZA2. Sasaran / Target

Sasaran: Seluruh pengunjung poliklinikTarget: pasien atau keluarga pasien NAPZA yang konsul ulang3. Metoda

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

c. Diskusi

4. Media dan Alat

a. Media Slide / Leaflet Lembar balikb. Alat

Laptop

LCD

5. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal: Sabtu / 06 juni 2015Jam

: 09.00 09.45

Tempat

: Poliklinik RSJ Prof HB Saanin Padang

6. Pengorganisasiana. Penanggung jawab / leader : Febrian Rahmat Suwandi SNTugas : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan b. Penyaji

: Suci AfrimadhaniTugas : Memberikan penyuluhan pada peserta dan Melakukan evaluasi

c. Moderator

: Refika Rahmi Tugas

: 1) Pada acara pembukaan

Membuka acara

Memperkenalkan mahasiswa dan desen pembimbing lahan dan pendidikan

Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan

Menjelaskan kontrak waktu ( jam)

2) Kegiatan inti

Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami

Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang diajukan untuk menjawab

3) Pada acara penutup

Menyimpulkan dan menutup diskusi

Mengucapkan salamd. Observer

: Nelly KuswitaTugas

: Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

e. Fasilitator

: MullyantiTugas

: 1) Memotivasi peserta agar berperan aktif, 2) Membuat absensi penyuluhan 3) Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan penyuluhan

7. Setting TempatKETERANGAN

= Moderator

= Leader

= Observer

= Fasilitator

= Klien

= Media= CI akademik dan CI ruangan

D. KEGIATAN PENYULUHANNOKEGIATANPENYULUHPESERTAWAKTU

1.PEMBUKAAN Memberi salam dan perkenalan

Menjelaskan tujuan, manfaat dan cakupan materi menjawab salam mendengarkan dan memperhatikan5 menit

2KEGIATAN INTI Menjelaskan pengertian dan macam- macam NAPZA.

Menjelaskan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.

Menjelaskan tanda dan gejala ketergantungan obat.

Menjelaskan bahaya penggunaan NAPZA.

Menjelaskan Cara pencegahan penggunaan NAPZA Mendengarkan dan memperhatikan

Memperhatikan dan menyimak.

Bertanya jika ada yang tidak jelas.

30 menit

3.PENUTUP Berdiskusi mengenai materi yang disampaikan

Mengevaluasi pengetahuan siswa-siwa tentang materi yang disampaikan dengan memberi sesi tanya jawab menyimpulkan materi yang telah disampaikan. memberi salam Bertanya atau menjawab pertanyaan

Mendengarkan dan memperhatikan menjawab10 Menit

E. EVALUASI1. Evaluasi Struktur

a. Kelompok penyuluh dan keluarga pada posisi yang sudah direncanakan

b. 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan

c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan Pre Planning telah disetujui

d. Leaflet dan slidet telah tersedia

e. peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

b. Keluarga dan pasien dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai

c. Keluarga dan pasien berperan aktif selama kegiatan berjalan3. Evaluasi Hasila. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan Pengertian tentang NAPZA dan macamnya.

b. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.c. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan Tanda dan gejala ketergantungan obat.d. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan Bahaya penggunaan NAPZA.e. Minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan Cara pencegahan penggunaan NAPZAMATERI SATUAN ACARA PENYULUHANNAPZAA. PENGERTIANNAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena itu bagi yang sudah menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk menggunakan napza guna memperoleh kenikmatan lahir batin atau eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan maka semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan. ( http://www.Bali Post.co.id, Nizar R. 2002 ).

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya) ( http://www.bkkbn.go.id ).

NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan candu/kokaina atau turunannya dan padanannya digunakan secara medis atau disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.

ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat

PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.

ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau) dan kafein (kopi).NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-bahan kimiawi.

B. BERBAGAI FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZAPada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada penyalahgunaan NAPZA adalah :

1. Faktor Keluarga

Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi penyalahgunaan napza adalah orang tua yang:

Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan anak (permisif).

Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak sepaham dalam mendidik anak.

Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami ketergantungan NAPZA Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara. Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.

Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.

Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

2. Faktor Kepribadian

Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.

Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang dihadapi. Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.

3. Faktor Kelompok

Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.

Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.

4. Faktor Kesempatan

Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha penjualan NAPZA di Indonesia.5. Faktor lingkungan

Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan karakteristik seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.C. TANDA DAN GEJALA KETERGANTUNGAN OBATTanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:

1. Perubahan Fisik

a. Badan kurusb. Tampak mengantukc. Mata merah, cekungd. Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki2. Perubahan Perilaku

a. Emosi labilb. Takut sinar/airc. Menyendirid. Bohong/mencuri.e. Menjual barangf. Pergi tanpa pamitg. Halusinasih. Paranoid

D. BAHAYA PENGGUNAAN NAPZA.Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga selanjutnya pemakai tidak dapat lagi hidup normal.

Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan. Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.

Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat untuk dapat sampai pada efek yang sama tingginya (disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar. Semakin tinggi dosis dan semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai mengalami over dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.

Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai merasa perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.

a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan pancaindera.

b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak kekerasan.

c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.

d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera Indonesia.

e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai dengan norma dalam masyarakat.

E. CARA PENCEGAHAN PENGGUNAAN NAPZAPenyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan, detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi ( pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien yang disembuhkan tetapi juga kejiwaan, sosial dan keimanannya.1. Peranan Diri Sendiria. Jangan pernah mencoba

b. Bergaul dengan selektif

c. Jadi diri sendiri

d. Melakukan kegiatan yang positif

e. Pendirian yang teguh

f. Kenali lingkungan dengan benar

g. Kenali dengan benar informasi tentang Napza

h. Mendekatkan diri dengan Tuhan

2. Peranan Orang Tuaa. Menciptakan keluarga yang harmonis

b. Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri

c. Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis

d. Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif

e. Memperlakukan anak secara adil

3. Peranan Masyarakata. Gerakan kampanye anti Napzab. Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh

4. Peranan Pemerintaha. UU tentang Narkotika dan Psikotropika

b. Pembentukan LSM

c. Pembentukan Tempat Rehabilitasi

Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun kita harus tetap menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan pertemanan kita, kita harus selalu berani menolak ajakan yang :

Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai malam).

Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan obat/NAPZA).

Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).

Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk menolak seperti : terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya tidak suka nongkrong, terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat dalam kegiatan yang merugikan saya, saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di rumah. Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.

DAFTAR PUSTAKADepkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung

Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../Chapter%20III-VI.pdf 04 juni 2015v