SATUAN ACARA PENYULUHAN

44
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Skizo-Afektif Tipe Depresif Sub pokok bahasan : Pengenalan keluarga tentang mencegah kekambuhan dan penanganan pasien skizo-afektif tipe depresif dengan masalah keperawatan menarik diri. Sasaran : Keluarga dan klien Hari / Tanggal : 13 Oktober 2012 Waktu : 45 menit Tempat : Rumah Keluarga Sdr.J : Kerten Rt/Rw: 01/09, Jantiharjo, Karanganyar I. PENDAHULUAN Menurut Organisasi Kesehatan Dunia / WHO (World Health Organitation), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). The Indonesian Psychiatric Epidemiologic Network menyatakan bahwa di 11 kota di Indonesia ditemukan 18,5% dari penduduk dewasa menderita gangguan jiwa (Prasetyo, 2006). Berdasarkan Riskesdas (2007) disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas mencapai 11,6%, dengan Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 1

Transcript of SATUAN ACARA PENYULUHAN

Page 1: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Skizo-Afektif Tipe Depresif

Sub pokok bahasan : Pengenalan keluarga tentang mencegah kekambuhan dan penanganan

pasien skizo-afektif tipe depresif dengan masalah keperawatan menarik

diri.

Sasaran : Keluarga dan klien

Hari / Tanggal : 13 Oktober 2012

Waktu : 45 menit

Tempat : Rumah Keluarga Sdr.J : Kerten Rt/Rw: 01/09, Jantiharjo, Karanganyar

I. PENDAHULUAN

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia / WHO (World Health Organitation), masalah

gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO

menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental,

diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa

(Prasetyo, 2006). The Indonesian Psychiatric Epidemiologic Network menyatakan bahwa di

11 kota di Indonesia ditemukan 18,5% dari penduduk dewasa menderita gangguan jiwa

(Prasetyo, 2006).

Berdasarkan Riskesdas (2007) disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental

emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas

mencapai 11,6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat, sebesar 20%. Sedangkan yang

mengalami gangguan mental berat, seperti psikotis, skizofrenia, dan gangguan depresi berat,

sebesar 0,46%. Untuk gangguan jiwa ringan banyak diderita kaum perempuan, yaitu dua kali

lebih banyak dibanding laki laki.Sedangkan gangguan jiwa berat pada perempuan lebih ringan

dibanding laki-laki.Gangguan jiwa ringan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi.

Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat dan menimbulkan

disorganisasi personal yang terbesar.Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak

dengan realitas sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara

bertahap akan menuju kearah kronisitas, Menurut Kaplan dan Sadock (2008), skzizofrenia

merupakan gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun timbul hilang dengan

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 1

Page 2: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

manifestasi klonis yang amat luas variasinya. Penyesuaian premorbid, gejala dan perjalanan

penyakit yang amat bervariasi sesungguhnya skizofrenia merupakan satu kelompok gangguan

yang heterogen.Klien dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) karena hebatnya, gejala,

ketidakmampuan klien untuk merawat dirinya sendiri, tiada daya tilik diri dan keruntuhan

social yang lambat laun terjadi serta menjauhnya klien dari lingkungannya.

Skizo-afektif adalah suatu perasaan euphoris meliputi rasa gembira yang tidak ada

taranya, solah-olah dunia ini dikuasainya. Dia mempunyai perasaan optimis yang sangat

berlebihan, jalan pikirannya cepat, tidak mengenal lelah, menganggap semua persoalan

enteng, tapi perasaan ini nantinya beralih menjadi rasa sedih yang sangat mendalam pula

(Keperawatan Jiwa, Penerbit Bulan Bintang, dr Tarmizi, Jakarta, 4 Februari 1975).

Persepsi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan yang datang dari luar,

dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan penglihatan, penciuman, pendengaran,

pengecapan dan perabaan.Interpretasi (tafsir) terhadap rangsangan yang datang dari luar itu

dapat mengalami gangguan sehingga terjadilah salah tafsir (missinterpretation). Salah tafsir

tersebut terjadi antara lain karena adanya keadaan afek yang luar biasa, seperti marah, takut,

excited (tercengang), sedih dan nafsu yang memuncak sehingga terjadi gangguan atau

perubahan persepsi (Triwahono, 2004).

II. TUJUAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu

memahami tentang mencegahkekambuhan dan penanganan pasien gangguan jiwa

dengan menarik diri.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS(TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 1 X 30 menit diharapkan

keluarga klien mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Skizo-Afektif

2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala Skizo-Afektif

3. Menjelaskan tentang pengertian menarik diri

4. Menjelaskan tentang sebab orang menarik diri

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 2

Page 3: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

5. Menjelaskan tentang faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan

6. Menjelaskan tentang peran keluarga dalam mencegah kekambuhan penderita

gangguan jiwa dengan menarik diri

7. Menjelaskan tentang cara mengatasi pasien yang sedang menarik diri

8. Menjelaskan tentang penannganan pasien dalam kondisi menarik diri

III. WAKTU DAN TEMPAT

A. Hari/ Tanggal : 13 Oktober 2012

B. Pukul : 14.00 WIB

C. Tempat : Rumah Keluarga Sdr.J Kerten Rt/Rw: 01/09,

Jantiharjo, Karanganyar

IV. MATERI

Terlampir

V. MEDIA DAN SUMBER BAHAN

Leaflet

Lembar balik

VI. METODE

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya

jawab.

VII. RENCANA PENYULUHAN

No

.Tindakan Keperawatan Waktu Kegiatan Keluarga

1. Orientasi

a) Salam

b) Memperkenalkan diri

c) Menjelaskan tujuan

d) Mengkaji/memvalidasi informasi

5 menit Menjawab salam

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 3

Page 4: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

2.

3.

tentang klien

Kerja/Tindakan keperawatan

a) Memberikan penyuluhan kesehatan

kepada keluarga tentang:

Pengertian Skizo-Afektif

Tanda dan gejala Skizo-Afektif

Pengertian menarik diri

Sebab orang menarik diri

Faktor yang dapat mempengaruhi

kekambuhan

Peran keluarga dalam mencegah

kekambuhan penderita gangguan

jiwa dengan menarik diri

Cara mengatasi klien yang sedang

menarik diri umum

Penananganan klien dalam

kondisi menarik diri

Terminasi

a) Evaluasi respon keluarga terhadap

kunjungan rumah

b) Evaluasi kemampuan keluarga dalam

memberikan perawatan kepada klien

c) Tindak lanjut: kesepakatan keluarga

untuk terlibat dalam asuhan (di

rumah sakit / di rumah)

d) Salam

30 menit

5 menit

Mendengarkan dan

Memperhatikan

Menjawab salam

VIII. EVALUASI

Penilaian keberhasilan dari penyuluhan adalah jika keluarga mampu:

2. Menjelaskan tentang menarik diri

3. Menyebutkan 2 dari 3 hal yang dapat menyebabkan orang menarik diri

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 4

Page 5: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

4. Menyebutkan 7 dari 10 tanda klien menarik diri

5. Menyebutkan 2 dari 3 faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan

6. Menyebutka 6 dari 9 peran keluarga dalam mencegah kekambuhan penderita

gangguan jiwa dengan menarik diri

7. Menyebutkan 4 dari 7 cara mengatasi pasien yang sedang menarik diri

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 5

Page 6: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Lampiran : Materi

PERAN KELUARGA

DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN DAN PENANGANAN

PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MENARIK DIRI

A. PENGERTIAN SKIZO-AFEKTIF

Skizo-afektif adalah suatu perasaan euphoris meliputi rasa gembira yang tidak ada

taranya, solah-olah dunia ini dikuasainya. Dia mempunyai perasaan optimis yang sangat

berlebihan, jalan pikirannya cepat, tidak mengenal lelah, menganggap semua persoalan

enteng, tapi perasaan ini nantinya beralih menjadi rasa sedih yang sangat mendalam pula

(Keperawatan Jiwa, Penerbit Bulan Bintang, dr Tarmizi, Jakarta, 4 Februari 1975).

Skizo-afektif adalah gangguan utama yang disebabkan karena gangguan afek (alam

perasaan/ mood)yang disertai oleh sindrom manik atau depresif yang lengkap ataupun tidak

lengkap yang tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau gangguan jiwa lainnya.(Catatan

Ilmu Kedokteran Jiwa,1995,W.F Maramis,Erlangga University, Surabaya).

Skizo-afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi

(afektif) sehingga gejala perilaku diwarnai oleh ketergantungan keadaan emosi

(Drs.H.Zainudin Sri Kuntjoro,M.Ps,2002)

B. ETIOLOGI

1. Data genetik

Seseorang menderita skizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita

skizofrenia dan kemungkinan seseorang menderita skizofrenia adalah berhubungan

dengan dekatnya hubungan persaudaraan tersebut (ex: sanak saudara derajat pertama atau

derajat kedua). Pada hunbunga antara tempat kromosom tertentu dengan skizofrenia telah

dilaporkan, lebih dari setengah kromosom telah dihubungkan dengan skizofrenia.

2. Faktor Biokimia

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 6

Page 7: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Faktor biokimia terdiri dari aktifitas dopamine dimana skizofrenia disebabkan dari terlalu

banyaknya aktifitas dopaminergik. Neuron dopaminergik dalam jalur mesokortial dan

jalur mesolumbik berjalan dari badan selnya diotak tengah ke neuron dopaminoseptik di

sistem limbik dan korteks serebral. Peran penting dopamine adalah konsisten dengan

penelitian yang telah mengukur plasma metabolic dopamine utama, yaitu homovanilic

acid. Dalam kondisi eksperimental yang terkontrol cermat, konsentrasi homovenilic acid

dalam system saraf pusat.

a. Melankolia involusi

Faktor yang mempengaruhi dan memudahkan timbulnya melankolia involusi ialah

yang berhubungan dengan usia lanjut dalam bidang social, psikologik dan ekonomik.

b. Psikosa manik depresif

Faktor yang mempengaruhi yaitu salah satunya faktor keturunan.

C. KLASIFIKASI DAN TANDA GEJALA

Terjadi waham atau halusinasi selama paling sedikit 2 minggu tanpa gejala, alam perasaan

yang menonjol. Gangguan skizo-afektif diklasifikasikan menjadi 2:

1. Melankolia involusi

Kelainan fisik yang disebabkan oleh kemunduran fungsi endokrin yang belum

jelas pengaruhnya tetapi terdapat hal yang menunjukkan bahwa pengaruh ini tidak

sepenting faktor psikologik yang diakibatkan oleh masa involusi.

Tanda dan gejalanya antara lain: beberapa minggu sampai beberapa bulan

permulaaan penderita cenderung menjadi hipokondrik, lekas marah, pesimis, ia mengeluh

tentang insomnia dan mulai tidak suka bekerja serta sering menangis. Ia ragu-ragu dan

tidak dapat mengambil keputusan, lapangan minatnya menyempit dan ia menarik diri dari

kehidupan sosial.

Bila penyakit sudah jelas maka timbul depresi hebat, kecemasan, agitasi,

hipokindriasis dan waham dosa, waham penyakit dan rasa akan mati sampai dengan

waham nihilistik, sering keluar ucapan yang menyatakan keputusannya.

2. Psikoza Manik Depresif

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 7

Page 8: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Kadang-kadang timbul satu atau dua kali serangan saja seumur hidup orang itu.

Interval antara dua fase tidak tentu lamanya, kadang-kadang lama, tetapi kadang-kadang

tidak ada sama sekali.

Ada dua jenis psikoza manik depresif:

a. Jenis mania

Tanda dan gejala:

1) Gangguan emosi: penderita merasa senang dan optimistic. Terlalu percaya diri.

Setiap usaha dan pekerjaan dianggap enteng, kadang-kadang percaya diri. Setiap

usaha dan pekerjaaan dianggap enteng, kadang-kadang disertai halusinasi dan

waham kebesaran.

2) Aktifitas yang berlebihan: penderita sangat gelisah, tidak dapat duduk diam dan

tinggal ditempat tidur, sangat boros, terus berbicara dan menyanyi-nyanyi, sering

berbicara dengan kata yang tidak sopan, tidak mau makan, tidak bisa tidur, tidak

merasa lelah akibat kegelisahan yan g tinggi sehingga timbul bahaya dehidrasi

dan kolaps.

3) Gangguan proses berfikir: dalam keadaan mania arus pikiran menjadi cepat,

pikiran melayang dan asosiasi bunyi. Perhatian sangat terganggu, mudah tertarik

pada hal-hal lain. Halusinasi mungkin timbul tetapi jarang, sering timbul ilusi,

waham sering berupa waham kebesaran dan tidak simetris.

b. Jenis depresif

1) Gangguan emosi: tampak selalu lelah dan khawatir. Penderita merasa tidak

mampu menyelesaikan atau melakukan sesuatu. Segala masalah ditinjau secara

pesimistik. Ia merasa sangat rendah diri kadang-kadang rasa sedih yang

berlebihan sehingga putus asa dan timbul bahaya bunuh diri. Keinginan bunuh

diri sering dilakukan dengan sungguh-sungguh dan direncanakan secara matang.

Terkadang ia membunuh keluarganya lebih dulu dengan maksud hendak

membebaskan mereka dari penderitaan.

2) Penghambatan aktifitas: dapat dilihat dari roman muka dengan lipatan nasolabial

yang jelas, sudut mulut yang turun dan banyak lipatan di dahi dan di sudut mata.

Gerakan berkurang dan menjadi sangat lambat. Penderita menghindari pergaulan

dan teman-temannya . pada penderita wanita sering tidak dapat menyelesaikan

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 8

Page 9: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

pekerjaan rumah tangga pada waktunya. Ia kurang memeperhatikan dirinya

sendiri.

3) Gangguan proses berfikir: arus pikiran tidak lancar lagi seperti biasa. Kemampuan

untuk mengutarakan isi hati berkurang. Penderita tidak sanggup mengambil

keputusan, selain itu penderita menjadi cemas dan takut. Halusinasi jarang timbul

lebih sering ilusi.

4) Keluhan badaniah yang menyertai adalah: rasa lelah, perasaan tertekan pada

kepala dan dada, kedua tungkai berat sekali, sukar tidur, nafsu makan

berkurang,obstipasi, pada wanita haid terganggu dan pada pria terjadi impotensi.

c. Jenis sirkular

Pada jenis ini terdapat episode mania dan depresi berganti-ganti, diselingi oleh suatu

interval yang normal. Diagnosa dari interval iniharus kurang dari 12 bulan, bila lebih

maka didiagnosa sebagai jenis mania atau jenis depresi sendiri-sendiri.

D. RENTANG RESPON EMOSIONAL

Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit akan yampak beberapa

parameter yang relevan.

1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan

eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaan

sendiri

2. Reaksi berduka takterkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan tersirat

bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam

proses berdukanya .

3. Supresi Emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan

sendiri,terlepas dari perasaan tersebut,atau internalisasi terhadap semua aspek dari dunia

afektif seseorang.

4. Penundaan reaksi berduka adalah ketiadaan yang persisten respon emosional terhadap

kehilangan.Ini dapat terjadi pada awal proses bergabung,dan menjadi nyata pada proses

berduka,atau keduanya.Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi

bertahun- adalah ketiadaan yang persisten respon emosonal terhadap kehilangan. Ini

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 9

Page 10: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada proses berduka, atau

keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun- tahun.

5. Depresi atau melankolia adalah suatu kesedihan dan perasaan duka yang berkepanjangan

atau abnormal. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, seperti tanda,

gejala, sindrom, keadaan emosional,reaksi, penyakit atau intitas klinik.

6. Mania ditandai dengan alam perasaan yang meningkat, bersemangat, atau mudah

terganggu. Hipomania digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis serupa, tetapi

tidak separah mania atau episode manik.

RENTANG RESPON EMOSIONAL

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Respon reaksi berduka supresi penundaan depresi/mania

Emosional tak terkomplikasi emosi reaksi berduka

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 10

Page 11: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

E. PSIKOFISIOLOGI

Skizofrenia

Genetika Neurologis Biokimia Otak

Implikasi mutasi DNA Trauma Peningkatanoleh trinukleat > 1 reseptor serotonin

Kelainan gen selama Pengurangan ukuran Gangguan gerakandalam kandungan system limbie (daerah

amihdala, hipokampus, girus hipokampus)

Kelainan struktur &fungsi otak saat tumbuh Defisit lobus di Penurunan pusat kembang garis depan kontrol emosi

Tingkat II (kakek, Gangguan transfer Paramimi,nenek, paman,bibi, dan control parathimi, emosi,keponakan) asosiasi, memori berlebih bahasa, suara

Tingkat I (orang tua ApatisSaudara)

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 11

Resiko mencederai diri

Isolasi sosial

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Menarik diri

Page 12: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

F. PSIKOPATOLOGI

Skizofrenia

Faktor eksternal

Keluarga Sosiokultural Lingkungan

Konflik keluarga Pernikahan lintas Tuntutan hidupbudaya

Hum-bang anak Perbedaan adat Stressor ekonomitidak optimal istiadat dan kebiasaan

Anak merasa tidak Konflik hubungan Kebutuhan hidupdiperhatikan meningkat pendapat

tidak mencukupi

Stressor Dikucilkan oleh masyarakat

Pendapat tidakdihargai

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 12

Resiko perilaku kekerasan

Isolasi sosial

Menarik diri

Page 13: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Identitas

Nama

Umur

Jenis kelamin

Alamat

Pekerjaan

b. Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien datang ke rumah sakit?

Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah tersebut?

Bagaimana hasilnya?

c. Faktor Presdiposisi

Tanyakan kepada klien/ keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa

di masa lalu, apakah klien pernah mengalami perasaan senang atau sedih yang

berlebihan,percaya diri yang terlalu besar, dan aktivitas berlebih-lebihan seperti

terus berbicara atau menyanyi-nyanyi.

Tanyakan apakah ada anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa

dan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut.

Tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah di alami

klien.

d. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit keluarga

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 13

Page 14: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

e. Faktor fisik

Ukur tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan.

Ukur tinggi dan berat badan.

Tanyakan pada klien/ keluarga apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien

f. Faktor psikososial

Genogram yang menggambarkan hubungan klien dengan keluarga.

Konsep diri

Tanyakan tentang gambaran diri klien, identitas/ status klien, peran klien

dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat, ideal diri/ harapan terhadap dirinya,

harga diri tentang bagaimana klien berhubungan dengan orang lain.

Hubungan sosial

Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti. Kelompok apa yang di ikuti

dalam masyarakat.

spiritual

Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan klien dan bagaimana kegiatan

ibadahnya.

g. Status mental

Penampilan klien.

Pembicaraan yang dikemukakan klien bagaimana?

Aktivitas motorik klien seperti lesu, gelisah, agitasi, tremor, dll.

Alam perasaan seperti apakah klien sedih, putus asa, takut, khawatir, dll.

Afek klien yaitu datar, tumpul, labil, atau tidak sesuai.

Interaksi selama wawancara.

Persepsi klien.

Proses pikir.

Isi pikiran.

Waham.

Tingkat kesadaran.

Memori/ ingatan.

h. Kebutuhan persiapan pulang

i. Mekanisme koping

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 14

Page 15: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

j. Masalah psikososial dan lingkungan

k. Pengetahuan

l. Aspek medis

m. Daftar masalah keperawatan

n. Daftar diagnosa keperawatan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakberdayaan, dan keputusan terhadap

interaksi sosial masyarakat.

2. Resiko tinggi terhadap kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan

dengan agitasi dan harga diri rendah.

3. Menarik diri berhubungan dengan penyangkalan terhadap realita.

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perasaan tidak berguna dan harga diri

rendah.

5. Gangguan perawatan diri berhubungan dengan rasa tidak berharga, dan kurangnya

perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri.

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 15

Page 16: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 16

Page 17: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

3. RENCANA KEPERAWATAN DAN RASIONAL

A.

Nama Diagnosa Keperawatan Perencanaan Rasional

N

O

Hari/Tgl Tujuan & kriteria hasil Tindakan keperawatan

1 Isolasi sosial b/d

ketidakberdayaan, dan

keputusan terhadap

anteraksi social

masyarakat

Tujuan Jangka Panjang:

Klien dapat secara sukarela

meluangkan waktu bersama

pasien lain dan perawat

dalam aktivitas kelompok

Tujuan Jangka Pendek:

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan dalam waktu

tertentu klien diharapkan:

Klien dapat

mendemonstrasikasikan

keinginan dan hasrat

untuk bersosialisasi

dengan orang lain

Klien dapat mengikuti

aktivitas kelompok tanpa

disuruh.

Atur setiap hari untuk

menyusun rencana waktu

untuk berinteraksi dan

beraktivitas dengan klien.

Identifikasi faktor

signifikan support individu

klien dan mendorong

mereka untuk berinteraksi

dengan klien, percakapan

ditelepon, beraktivitas dan

mengunjunginya.

Struktur menolong klien

mengatur waktu untuk

berinteraksi dengan yang

lain dan mengatakan

bahwa partisipasi klien

diharapakan dan

diharapkan dan anggota

yang berguna dalam

komunitas.

Jaringan pendukung yang

kuat menambah kontak

social klien, mempertinggi

kemampuan social,

meningkatkan harga diri

dan memfasilitasi

hubungan yang positif.

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 17

Page 18: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Pasien melakukan

pendekatan interaksi satu-

satu dengan orang lain

dengan cara yang sesuai/

dapat diterima

KH:

Klien dapat

mendemonstrasikasikan

keinginan dan hasrat

untuk bersosialisasi

dengan orang lain

Klien dapat mengikuti

aktivitas kelompok tanpa

disuruh.

Pasien melakukan

pendekatan interaksi satu-

satu dengan orang lain

dengan cara yang sesuai/

dapat diterima.

Bantu klien membedakan

antara isolasi sosial dan

hasrat untuk menyendiri.

Bantu klien menemukan

klien lain untuk sosialisasi

dengan orang yang

memiliki kesukaan yang

sama.

Perlihatkan sikap menerima

dengan cara melakukan

kontak yang sering tapi

singkat.

Perlihatkan penguatan

positif kepada klien.

Klien kadang memilih

untuk menyendiri diwaktu

yang tepat dan seharusnya

diberi kesempatan untuk

itu.

Berbagi atau kesukaan

yang sama meningkatkan

rasa percaya pada orang

lain.

Sikap menerima orang lain

akan meningkatkan harga

diri klien dan

memfasilitasi rasa percaya

pada orang lain.

Hal ini akan membuat

pasien merasa menjadi

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 18

Page 19: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Temani klien untuk

memperlihatkan dukungan

selama aktivitas kelompok

yang mungkin merupakan

hal yang menakutkan atau

sulit bagi klien.

Jujur dan menepati janji.

seseorang yang berguna.

Kehadiran seseorang yang

dipercaya akan

memberikan rasa aman

kepada klien.

Kejujuran dan rasa

membutuhkan

menimbulkan suatu

hubungan saling percaya.

2 Resiko tinggi terhadap

kekerasan pada diri

sendiri dan orang lain

b.d agitasi dan harga

diri rendah

Tujuan Jangka Panjang:

Klien tidak membahayakan

dirinya dan orang lain selama

di rumah sakit

Tujuan Jangka Pendek:

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan dalam waktu

Pertahankan lingkungan

dengan stimulus tingkat

rendah.

Observasi secara ketat

perilaku klien (setiap 15

Tingkat ansietas akan

meningkat dalam

lingkungan yang penuh

dengan stimulus.

Intervensi yang tepat dapat

segera diberikan dan untuk

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 19

Page 20: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

tertentu klien diharapkan:

Ansietas dipertahankan

pada tingkat dimana klien

tidak menjadi agresif

klien memperlihatkan

rasa percaya pada orang

lain disekitarnya.

Klien mempertahankan

orientasi realitasnya.

KH:

Ansietas dipertahankan

pada tingkat dimana klien

tidak menjadi agresif

klien memperlihatkan

rasa percaya pada orang

lain disekitarnya.

Klien mempertahankan

orientasi realitasnya.

menit)

Singkirkan semua benda

yang dapat membahayakan

diri dan lingkungan klien.

Bimbing klien untuk

menyalurkan perilaku

merusak diri kepada

kegiatan fisik untuk

menurunkan ansietas klien.

Perawat mempertahankan

sikap dan perilaku yang

tenang dihadapan klien.

Miliki cukup staf yang kuat

secara fisik yang dapat

selalu memastikan bahwa

klien berada dalam

keadaaan aman.

Ada kemungkinan klien

akan melakukan hal-hal

yang membahayakan

dengan alat-alat tersebut

ketika gelisah.

Latihan fisik adalah cara

yang aman dan efektif

untuk menghilangkan

ketegangan yang

terpendam.

Ansietas menular dan

dapat ditransfer dari

perawat kepada klien.

Untuk mengontrol situasi

dan memberi keamanan

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 20

Page 21: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

membantu mengamankan

klien jika dibutuhkan.

Beri obat-obatn

transquilizer sesuai

program terapi pengobatan

pantau keefektifan obat dan

efek sampingnya.

Jika paien belum dapat

tenang, gunakan alat-alat

pembatasan gerak (fiksasi)

jika diperlukan.

Observasi ketat klien dalam

masa fiksasi (15 menit)

Begitu kegelisahan klien

menurun, kaji kesiapan

klien untuk dilepaskan dari

fiksasi.

fisik kepada perawat.

Pencapaian “batasan

alternative” yang paling

sedikit harus diseleksi

ketika merencanakan

intervensi untuk psikiatri.

Untuk meminimalkan

mobilisasi klien dan

menjaga keamanan klien

dan perawat.

Keamanan klien

merupakan prioritas

keperawatan.

Untuk meminimalakan

resiko kecelakaan bagi

klien dan perawat.

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 21

Page 22: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

3 Menarik diri b.d

penyangkalan trhadap

realita

Tujuan Jangka Panjang:

Pasien dapat melakukan

interaksi dengan orang lain.

Tujuan Jangka Pendek:

Klien dapat berkomunikasi

dengan lingkungan sekitar

dan dapat mengungkapkan

perasaannya kepada orang

lain.

KH:

Klien dapat

berkomunikasi dengan

lingkungan sekitar dan

dapat mengungkapkan

perasaannya kepada

orang lain.

Memotivasi klien untuk

mengungkapkan perasaan

yang dialami.

Dengan mengetahui apa

yang dirasakan klien,

perawat dapat membantu

menemukan koping yang

tepat.

4 Gangguan konsep diri

b.d perasaan tidak

berguna dan harga diri

Tujuan Jangka Panjang:

Mengembalikan rasa percaya

diri pasien.

Bantu klien untuk

membangkitkan perasaan,

terutama perasaan marah

Mengungkapkan perasaan

dari awal sampai tindakan

yang membangun

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 22

Page 23: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

rendah. Tujuan Jangka Pendek:

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan dalam waktu

tertentu klien diharapkan:

Pasien dapat

mengaktualisasikan dirinya

pada orang lain.

KH:

Pasien dapat

mengaktualisasikan dirinya

pada orang lain.

saat klien tidak punya

kekuatan.

Beri klien umpan balik

positif sehingga klien siap

untuk mengidentifikasi area

yang sulit untuk dirinya.

Tanya klien untuk

mengklarifikasi dan

merasakan yang

diekspresikan secara samar.

Jika klien bingung saat

mendiskusikan topik yang

sensitif atau tidak sanggup

mengekspresikan dirinya,

kembalikan klien kea rah

topik yang netral, atau ajak

klien untuk melakukan

aktivitas yang tidak perlu

tenaga dan menyenangkan.

Keinforsemen dan

keinginan besar perilaku

yang membantu untuk

meningkatkan perilaku

tersebut.

Klarifikasi menghindari

kesalahpahaman terhadap

apa yang disampaikan

klien

Suatu saat klien akan

merasa sangat dapat

mengekspresikan dirinya

dengan terapeutik dan

produktif. Ini merupakan

bagian dari proses

perubahan organik.

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 23

Page 24: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Bangkitkan interaksi klien

dengan staf atau klien

lainnya dalam topik yang

menarik.

Beri klien umpan balik

untuk mengikutsertakan

dalam interaksi sosial dan

aktivitas saat luang.

Damping klien untuk

mengembangkan perawatan

selanjutnya yang

dibutuhkan.

Berikan pengarahan ke

pelayanan sosial dan agen

Klien mungkin mengalami

kemajuan dalam

berinteraksi dan mungkin

membutuhkan stimulasi

eksternal untuk

berkomunikasi dengan

yang lainnya.

Umpan balik yang positif

meningkatkan

kemungkinan berlanjutnya

interaksi dan partisipasi

saat aktivitas.

Jika kesembuhan delirium

tidak lengkap klien

mungkin membutuhkan

dukungan atau

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 24

Page 25: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

komunitas saat di indikasi. pendampingan saat

kembali ke masyarakat.

5 Gangguan perawatan

diri b.d rasa tidak

berharga, dan

kurangnya perhatian

terhadap kebutuhan

dirinya sendiri.

Tujuan Jangka Panjang:

Klien dapat meningkatkan

minat atau motivasi dan

mempertahnkan kebersihan

diri.

Tujuan Jangka Pendek:

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan dalam waktu

tertentu klien diharapkan:

Klien mampu melakukan

perawatan diri secara rutin

dan teratur tanpa perinta.

KH:

Klien mampu melakukan

perawatan diri secara rutin

dan teratur tanpa perintah

Perhatikan kebutuhan fisik

pasien.

Observasi kebutuhan klien

seperti makanan dan

pemasukan minuman,

mungkin diperlukan

monitor dan penulisan

pemasukan, pengeluaran

dan berat sehari-hari.

Monitor eliminasi klien

gunakan obat PRN untuk

Mungkin klien tidak sadar

dan tidak responsive

terhadap kebutuhannya.

Kebutuhan fisik klien

mungkin ditemukan

penambahan kemampuan

klien untuk menemukan

kebutuhan emosional.

Klien mungkin tidak sadar

atau tidak tahau kebutuhan

makanan dan cairannya.

Konstipasi yang sering

terjadi dengan

transqualizer mayor,

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 25

Page 26: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

meningkatkan keteraturan.

Jelaskan latihan atau tugas

dengan singkat dan mudah.

Gunakan kalimat yang jelas

dan langsung, minta klien

untuk melaksanakan satu

bagian dari latihan saat itu

juga.

Ungkapkan secara

langsung keinginan

perawat kepada klien.

Jangan memaksa klien

untuk memilih , katakana

pengurangan makanan dan

pemasukan cairan dan

mengurangi aktivitas.

Latihan yang sangat sulit

akan memudahkan klien

mengikuti rangkaian

tersebut.

Klien mungkin tidak dapat

mengingat semua langkah

atau cara-cara.

Klien mungkin tidak

sanggup membuat pilihan

atau bahkan membuat

pilihan yang salah.

Ide yang abstrak tidak

akan dimengerti dan akan

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 26

Page 27: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

kepada klien waktu yang

tepat untuk makan atau

memakai baju daripada

menawarkan makan atau

berpakaian.

Jangan membingungkan

klien dengan alas an

mengapa hal tersebut harus

diselesaikan.

Izinkan klien untuk

menambah waktu untuk

melengkapi latihan.

Klien yang tidak bisa

menyelesaikan latihan

jangan terburu-buru

meminta klien untuk

mencoba.

mancampuri latihan yang

lengkap.

Mungkin klien lebih lama

dalam berpakaian dan

menyisir karena tidak

memiliki konsentrasi dan

perhatian yang sedikit.

Mencoba akan membuat

klien frustasi dan membuat

latihan mustahil untuk

diselesaikan.

Kesadaran klien akan

harga diri dan

kesejahteraan akan

bertambahn.

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 27

Page 28: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Bantu klien saat klien

membutuhkan untuk

menjaga kelangsungan

fungsi sehari-hari dan

personal hygiene yang

adekuat.

Pilihan-pilihan

pengambilan alihan

bantuan dan supervise klien

untuk merawat diri.

Puji klien untuk aktivitas

yang lengkap dari

kehidupan sehari-hari

untuk perawatan diri di

awal.

Jika pasien bersih, harum,

terlihat menyenangkan dan

mengalami kemajuan.

Penting untuk mengambil

keuntungan tertentu.

Penghargaan positif

meningkatkan

kemungkinan yang akan

datang.

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 28

Page 29: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 29

Page 30: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012

DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.E. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya. Airlangga

University Press

Tarmizi, 1975. Keperawatan Jiwa. Bulan Bintang : Jakarta

Towsend, Marry. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri.

EGC : Jakarta

Stuart, Gail. 2006. Buku saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Zainudin, Sri Kuntjoro. 2002. Abnormal Psikologi. EGC : Jakarta

Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 30