SATUAN ACARA PENYULUHAN
-
Upload
beny-syamsol-arifin -
Category
Documents
-
view
191 -
download
3
Transcript of SATUAN ACARA PENYULUHAN
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Skizo-Afektif Tipe Depresif
Sub pokok bahasan : Pengenalan keluarga tentang mencegah kekambuhan dan penanganan
pasien skizo-afektif tipe depresif dengan masalah keperawatan menarik
diri.
Sasaran : Keluarga dan klien
Hari / Tanggal : 13 Oktober 2012
Waktu : 45 menit
Tempat : Rumah Keluarga Sdr.J : Kerten Rt/Rw: 01/09, Jantiharjo, Karanganyar
I. PENDAHULUAN
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia / WHO (World Health Organitation), masalah
gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO
menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental,
diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa
(Prasetyo, 2006). The Indonesian Psychiatric Epidemiologic Network menyatakan bahwa di
11 kota di Indonesia ditemukan 18,5% dari penduduk dewasa menderita gangguan jiwa
(Prasetyo, 2006).
Berdasarkan Riskesdas (2007) disebutkan, rata-rata nasional gangguan mental
emosional ringan, seperti cemas dan depresi pada penduduk berusia 15 tahun ke atas
mencapai 11,6%, dengan angka tertinggi terjadi di Jawa Barat, sebesar 20%. Sedangkan yang
mengalami gangguan mental berat, seperti psikotis, skizofrenia, dan gangguan depresi berat,
sebesar 0,46%. Untuk gangguan jiwa ringan banyak diderita kaum perempuan, yaitu dua kali
lebih banyak dibanding laki laki.Sedangkan gangguan jiwa berat pada perempuan lebih ringan
dibanding laki-laki.Gangguan jiwa ringan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi.
Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat dan menimbulkan
disorganisasi personal yang terbesar.Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak
dengan realitas sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara
bertahap akan menuju kearah kronisitas, Menurut Kaplan dan Sadock (2008), skzizofrenia
merupakan gangguan psikotik yang kronik, sering mereda, namun timbul hilang dengan
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 1
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
manifestasi klonis yang amat luas variasinya. Penyesuaian premorbid, gejala dan perjalanan
penyakit yang amat bervariasi sesungguhnya skizofrenia merupakan satu kelompok gangguan
yang heterogen.Klien dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) karena hebatnya, gejala,
ketidakmampuan klien untuk merawat dirinya sendiri, tiada daya tilik diri dan keruntuhan
social yang lambat laun terjadi serta menjauhnya klien dari lingkungannya.
Skizo-afektif adalah suatu perasaan euphoris meliputi rasa gembira yang tidak ada
taranya, solah-olah dunia ini dikuasainya. Dia mempunyai perasaan optimis yang sangat
berlebihan, jalan pikirannya cepat, tidak mengenal lelah, menganggap semua persoalan
enteng, tapi perasaan ini nantinya beralih menjadi rasa sedih yang sangat mendalam pula
(Keperawatan Jiwa, Penerbit Bulan Bintang, dr Tarmizi, Jakarta, 4 Februari 1975).
Persepsi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan yang datang dari luar,
dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan penglihatan, penciuman, pendengaran,
pengecapan dan perabaan.Interpretasi (tafsir) terhadap rangsangan yang datang dari luar itu
dapat mengalami gangguan sehingga terjadilah salah tafsir (missinterpretation). Salah tafsir
tersebut terjadi antara lain karena adanya keadaan afek yang luar biasa, seperti marah, takut,
excited (tercengang), sedih dan nafsu yang memuncak sehingga terjadi gangguan atau
perubahan persepsi (Triwahono, 2004).
II. TUJUAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga mampu
memahami tentang mencegahkekambuhan dan penanganan pasien gangguan jiwa
dengan menarik diri.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS(TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 1 X 30 menit diharapkan
keluarga klien mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian Skizo-Afektif
2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala Skizo-Afektif
3. Menjelaskan tentang pengertian menarik diri
4. Menjelaskan tentang sebab orang menarik diri
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 2
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
5. Menjelaskan tentang faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan
6. Menjelaskan tentang peran keluarga dalam mencegah kekambuhan penderita
gangguan jiwa dengan menarik diri
7. Menjelaskan tentang cara mengatasi pasien yang sedang menarik diri
8. Menjelaskan tentang penannganan pasien dalam kondisi menarik diri
III. WAKTU DAN TEMPAT
A. Hari/ Tanggal : 13 Oktober 2012
B. Pukul : 14.00 WIB
C. Tempat : Rumah Keluarga Sdr.J Kerten Rt/Rw: 01/09,
Jantiharjo, Karanganyar
IV. MATERI
Terlampir
V. MEDIA DAN SUMBER BAHAN
Leaflet
Lembar balik
VI. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya
jawab.
VII. RENCANA PENYULUHAN
No
.Tindakan Keperawatan Waktu Kegiatan Keluarga
1. Orientasi
a) Salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan
d) Mengkaji/memvalidasi informasi
5 menit Menjawab salam
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 3
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
2.
3.
tentang klien
Kerja/Tindakan keperawatan
a) Memberikan penyuluhan kesehatan
kepada keluarga tentang:
Pengertian Skizo-Afektif
Tanda dan gejala Skizo-Afektif
Pengertian menarik diri
Sebab orang menarik diri
Faktor yang dapat mempengaruhi
kekambuhan
Peran keluarga dalam mencegah
kekambuhan penderita gangguan
jiwa dengan menarik diri
Cara mengatasi klien yang sedang
menarik diri umum
Penananganan klien dalam
kondisi menarik diri
Terminasi
a) Evaluasi respon keluarga terhadap
kunjungan rumah
b) Evaluasi kemampuan keluarga dalam
memberikan perawatan kepada klien
c) Tindak lanjut: kesepakatan keluarga
untuk terlibat dalam asuhan (di
rumah sakit / di rumah)
d) Salam
30 menit
5 menit
Mendengarkan dan
Memperhatikan
Menjawab salam
VIII. EVALUASI
Penilaian keberhasilan dari penyuluhan adalah jika keluarga mampu:
2. Menjelaskan tentang menarik diri
3. Menyebutkan 2 dari 3 hal yang dapat menyebabkan orang menarik diri
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 4
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
4. Menyebutkan 7 dari 10 tanda klien menarik diri
5. Menyebutkan 2 dari 3 faktor yang dapat mempengaruhi kekambuhan
6. Menyebutka 6 dari 9 peran keluarga dalam mencegah kekambuhan penderita
gangguan jiwa dengan menarik diri
7. Menyebutkan 4 dari 7 cara mengatasi pasien yang sedang menarik diri
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 5
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Lampiran : Materi
PERAN KELUARGA
DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN DAN PENANGANAN
PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN MENARIK DIRI
A. PENGERTIAN SKIZO-AFEKTIF
Skizo-afektif adalah suatu perasaan euphoris meliputi rasa gembira yang tidak ada
taranya, solah-olah dunia ini dikuasainya. Dia mempunyai perasaan optimis yang sangat
berlebihan, jalan pikirannya cepat, tidak mengenal lelah, menganggap semua persoalan
enteng, tapi perasaan ini nantinya beralih menjadi rasa sedih yang sangat mendalam pula
(Keperawatan Jiwa, Penerbit Bulan Bintang, dr Tarmizi, Jakarta, 4 Februari 1975).
Skizo-afektif adalah gangguan utama yang disebabkan karena gangguan afek (alam
perasaan/ mood)yang disertai oleh sindrom manik atau depresif yang lengkap ataupun tidak
lengkap yang tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau gangguan jiwa lainnya.(Catatan
Ilmu Kedokteran Jiwa,1995,W.F Maramis,Erlangga University, Surabaya).
Skizo-afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi
(afektif) sehingga gejala perilaku diwarnai oleh ketergantungan keadaan emosi
(Drs.H.Zainudin Sri Kuntjoro,M.Ps,2002)
B. ETIOLOGI
1. Data genetik
Seseorang menderita skizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita
skizofrenia dan kemungkinan seseorang menderita skizofrenia adalah berhubungan
dengan dekatnya hubungan persaudaraan tersebut (ex: sanak saudara derajat pertama atau
derajat kedua). Pada hunbunga antara tempat kromosom tertentu dengan skizofrenia telah
dilaporkan, lebih dari setengah kromosom telah dihubungkan dengan skizofrenia.
2. Faktor Biokimia
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 6
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Faktor biokimia terdiri dari aktifitas dopamine dimana skizofrenia disebabkan dari terlalu
banyaknya aktifitas dopaminergik. Neuron dopaminergik dalam jalur mesokortial dan
jalur mesolumbik berjalan dari badan selnya diotak tengah ke neuron dopaminoseptik di
sistem limbik dan korteks serebral. Peran penting dopamine adalah konsisten dengan
penelitian yang telah mengukur plasma metabolic dopamine utama, yaitu homovanilic
acid. Dalam kondisi eksperimental yang terkontrol cermat, konsentrasi homovenilic acid
dalam system saraf pusat.
a. Melankolia involusi
Faktor yang mempengaruhi dan memudahkan timbulnya melankolia involusi ialah
yang berhubungan dengan usia lanjut dalam bidang social, psikologik dan ekonomik.
b. Psikosa manik depresif
Faktor yang mempengaruhi yaitu salah satunya faktor keturunan.
C. KLASIFIKASI DAN TANDA GEJALA
Terjadi waham atau halusinasi selama paling sedikit 2 minggu tanpa gejala, alam perasaan
yang menonjol. Gangguan skizo-afektif diklasifikasikan menjadi 2:
1. Melankolia involusi
Kelainan fisik yang disebabkan oleh kemunduran fungsi endokrin yang belum
jelas pengaruhnya tetapi terdapat hal yang menunjukkan bahwa pengaruh ini tidak
sepenting faktor psikologik yang diakibatkan oleh masa involusi.
Tanda dan gejalanya antara lain: beberapa minggu sampai beberapa bulan
permulaaan penderita cenderung menjadi hipokondrik, lekas marah, pesimis, ia mengeluh
tentang insomnia dan mulai tidak suka bekerja serta sering menangis. Ia ragu-ragu dan
tidak dapat mengambil keputusan, lapangan minatnya menyempit dan ia menarik diri dari
kehidupan sosial.
Bila penyakit sudah jelas maka timbul depresi hebat, kecemasan, agitasi,
hipokindriasis dan waham dosa, waham penyakit dan rasa akan mati sampai dengan
waham nihilistik, sering keluar ucapan yang menyatakan keputusannya.
2. Psikoza Manik Depresif
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 7
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Kadang-kadang timbul satu atau dua kali serangan saja seumur hidup orang itu.
Interval antara dua fase tidak tentu lamanya, kadang-kadang lama, tetapi kadang-kadang
tidak ada sama sekali.
Ada dua jenis psikoza manik depresif:
a. Jenis mania
Tanda dan gejala:
1) Gangguan emosi: penderita merasa senang dan optimistic. Terlalu percaya diri.
Setiap usaha dan pekerjaan dianggap enteng, kadang-kadang percaya diri. Setiap
usaha dan pekerjaaan dianggap enteng, kadang-kadang disertai halusinasi dan
waham kebesaran.
2) Aktifitas yang berlebihan: penderita sangat gelisah, tidak dapat duduk diam dan
tinggal ditempat tidur, sangat boros, terus berbicara dan menyanyi-nyanyi, sering
berbicara dengan kata yang tidak sopan, tidak mau makan, tidak bisa tidur, tidak
merasa lelah akibat kegelisahan yan g tinggi sehingga timbul bahaya dehidrasi
dan kolaps.
3) Gangguan proses berfikir: dalam keadaan mania arus pikiran menjadi cepat,
pikiran melayang dan asosiasi bunyi. Perhatian sangat terganggu, mudah tertarik
pada hal-hal lain. Halusinasi mungkin timbul tetapi jarang, sering timbul ilusi,
waham sering berupa waham kebesaran dan tidak simetris.
b. Jenis depresif
1) Gangguan emosi: tampak selalu lelah dan khawatir. Penderita merasa tidak
mampu menyelesaikan atau melakukan sesuatu. Segala masalah ditinjau secara
pesimistik. Ia merasa sangat rendah diri kadang-kadang rasa sedih yang
berlebihan sehingga putus asa dan timbul bahaya bunuh diri. Keinginan bunuh
diri sering dilakukan dengan sungguh-sungguh dan direncanakan secara matang.
Terkadang ia membunuh keluarganya lebih dulu dengan maksud hendak
membebaskan mereka dari penderitaan.
2) Penghambatan aktifitas: dapat dilihat dari roman muka dengan lipatan nasolabial
yang jelas, sudut mulut yang turun dan banyak lipatan di dahi dan di sudut mata.
Gerakan berkurang dan menjadi sangat lambat. Penderita menghindari pergaulan
dan teman-temannya . pada penderita wanita sering tidak dapat menyelesaikan
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 8
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
pekerjaan rumah tangga pada waktunya. Ia kurang memeperhatikan dirinya
sendiri.
3) Gangguan proses berfikir: arus pikiran tidak lancar lagi seperti biasa. Kemampuan
untuk mengutarakan isi hati berkurang. Penderita tidak sanggup mengambil
keputusan, selain itu penderita menjadi cemas dan takut. Halusinasi jarang timbul
lebih sering ilusi.
4) Keluhan badaniah yang menyertai adalah: rasa lelah, perasaan tertekan pada
kepala dan dada, kedua tungkai berat sekali, sukar tidur, nafsu makan
berkurang,obstipasi, pada wanita haid terganggu dan pada pria terjadi impotensi.
c. Jenis sirkular
Pada jenis ini terdapat episode mania dan depresi berganti-ganti, diselingi oleh suatu
interval yang normal. Diagnosa dari interval iniharus kurang dari 12 bulan, bila lebih
maka didiagnosa sebagai jenis mania atau jenis depresi sendiri-sendiri.
D. RENTANG RESPON EMOSIONAL
Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit akan yampak beberapa
parameter yang relevan.
1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan
eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaan
sendiri
2. Reaksi berduka takterkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan tersirat
bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam
proses berdukanya .
3. Supresi Emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan
sendiri,terlepas dari perasaan tersebut,atau internalisasi terhadap semua aspek dari dunia
afektif seseorang.
4. Penundaan reaksi berduka adalah ketiadaan yang persisten respon emosional terhadap
kehilangan.Ini dapat terjadi pada awal proses bergabung,dan menjadi nyata pada proses
berduka,atau keduanya.Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi
bertahun- adalah ketiadaan yang persisten respon emosonal terhadap kehilangan. Ini
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 9
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada proses berduka, atau
keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun- tahun.
5. Depresi atau melankolia adalah suatu kesedihan dan perasaan duka yang berkepanjangan
atau abnormal. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, seperti tanda,
gejala, sindrom, keadaan emosional,reaksi, penyakit atau intitas klinik.
6. Mania ditandai dengan alam perasaan yang meningkat, bersemangat, atau mudah
terganggu. Hipomania digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis serupa, tetapi
tidak separah mania atau episode manik.
RENTANG RESPON EMOSIONAL
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Respon reaksi berduka supresi penundaan depresi/mania
Emosional tak terkomplikasi emosi reaksi berduka
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 10
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
E. PSIKOFISIOLOGI
Skizofrenia
Genetika Neurologis Biokimia Otak
Implikasi mutasi DNA Trauma Peningkatanoleh trinukleat > 1 reseptor serotonin
Kelainan gen selama Pengurangan ukuran Gangguan gerakandalam kandungan system limbie (daerah
amihdala, hipokampus, girus hipokampus)
Kelainan struktur &fungsi otak saat tumbuh Defisit lobus di Penurunan pusat kembang garis depan kontrol emosi
Tingkat II (kakek, Gangguan transfer Paramimi,nenek, paman,bibi, dan control parathimi, emosi,keponakan) asosiasi, memori berlebih bahasa, suara
Tingkat I (orang tua ApatisSaudara)
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 11
Resiko mencederai diri
Isolasi sosial
Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
Menarik diri
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
F. PSIKOPATOLOGI
Skizofrenia
Faktor eksternal
Keluarga Sosiokultural Lingkungan
Konflik keluarga Pernikahan lintas Tuntutan hidupbudaya
Hum-bang anak Perbedaan adat Stressor ekonomitidak optimal istiadat dan kebiasaan
Anak merasa tidak Konflik hubungan Kebutuhan hidupdiperhatikan meningkat pendapat
tidak mencukupi
Stressor Dikucilkan oleh masyarakat
Pendapat tidakdihargai
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 12
Resiko perilaku kekerasan
Isolasi sosial
Menarik diri
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
b. Alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien datang ke rumah sakit?
Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah tersebut?
Bagaimana hasilnya?
c. Faktor Presdiposisi
Tanyakan kepada klien/ keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
di masa lalu, apakah klien pernah mengalami perasaan senang atau sedih yang
berlebihan,percaya diri yang terlalu besar, dan aktivitas berlebih-lebihan seperti
terus berbicara atau menyanyi-nyanyi.
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa
dan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut.
Tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah di alami
klien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit keluarga
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 13
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
e. Faktor fisik
Ukur tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan.
Ukur tinggi dan berat badan.
Tanyakan pada klien/ keluarga apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien
f. Faktor psikososial
Genogram yang menggambarkan hubungan klien dengan keluarga.
Konsep diri
Tanyakan tentang gambaran diri klien, identitas/ status klien, peran klien
dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat, ideal diri/ harapan terhadap dirinya,
harga diri tentang bagaimana klien berhubungan dengan orang lain.
Hubungan sosial
Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti. Kelompok apa yang di ikuti
dalam masyarakat.
spiritual
Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan klien dan bagaimana kegiatan
ibadahnya.
g. Status mental
Penampilan klien.
Pembicaraan yang dikemukakan klien bagaimana?
Aktivitas motorik klien seperti lesu, gelisah, agitasi, tremor, dll.
Alam perasaan seperti apakah klien sedih, putus asa, takut, khawatir, dll.
Afek klien yaitu datar, tumpul, labil, atau tidak sesuai.
Interaksi selama wawancara.
Persepsi klien.
Proses pikir.
Isi pikiran.
Waham.
Tingkat kesadaran.
Memori/ ingatan.
h. Kebutuhan persiapan pulang
i. Mekanisme koping
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 14
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
j. Masalah psikososial dan lingkungan
k. Pengetahuan
l. Aspek medis
m. Daftar masalah keperawatan
n. Daftar diagnosa keperawatan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakberdayaan, dan keputusan terhadap
interaksi sosial masyarakat.
2. Resiko tinggi terhadap kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan
dengan agitasi dan harga diri rendah.
3. Menarik diri berhubungan dengan penyangkalan terhadap realita.
4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perasaan tidak berguna dan harga diri
rendah.
5. Gangguan perawatan diri berhubungan dengan rasa tidak berharga, dan kurangnya
perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri.
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 15
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 16
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
3. RENCANA KEPERAWATAN DAN RASIONAL
A.
Nama Diagnosa Keperawatan Perencanaan Rasional
N
O
Hari/Tgl Tujuan & kriteria hasil Tindakan keperawatan
1 Isolasi sosial b/d
ketidakberdayaan, dan
keputusan terhadap
anteraksi social
masyarakat
Tujuan Jangka Panjang:
Klien dapat secara sukarela
meluangkan waktu bersama
pasien lain dan perawat
dalam aktivitas kelompok
Tujuan Jangka Pendek:
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan dalam waktu
tertentu klien diharapkan:
Klien dapat
mendemonstrasikasikan
keinginan dan hasrat
untuk bersosialisasi
dengan orang lain
Klien dapat mengikuti
aktivitas kelompok tanpa
disuruh.
Atur setiap hari untuk
menyusun rencana waktu
untuk berinteraksi dan
beraktivitas dengan klien.
Identifikasi faktor
signifikan support individu
klien dan mendorong
mereka untuk berinteraksi
dengan klien, percakapan
ditelepon, beraktivitas dan
mengunjunginya.
Struktur menolong klien
mengatur waktu untuk
berinteraksi dengan yang
lain dan mengatakan
bahwa partisipasi klien
diharapakan dan
diharapkan dan anggota
yang berguna dalam
komunitas.
Jaringan pendukung yang
kuat menambah kontak
social klien, mempertinggi
kemampuan social,
meningkatkan harga diri
dan memfasilitasi
hubungan yang positif.
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 17
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Pasien melakukan
pendekatan interaksi satu-
satu dengan orang lain
dengan cara yang sesuai/
dapat diterima
KH:
Klien dapat
mendemonstrasikasikan
keinginan dan hasrat
untuk bersosialisasi
dengan orang lain
Klien dapat mengikuti
aktivitas kelompok tanpa
disuruh.
Pasien melakukan
pendekatan interaksi satu-
satu dengan orang lain
dengan cara yang sesuai/
dapat diterima.
Bantu klien membedakan
antara isolasi sosial dan
hasrat untuk menyendiri.
Bantu klien menemukan
klien lain untuk sosialisasi
dengan orang yang
memiliki kesukaan yang
sama.
Perlihatkan sikap menerima
dengan cara melakukan
kontak yang sering tapi
singkat.
Perlihatkan penguatan
positif kepada klien.
Klien kadang memilih
untuk menyendiri diwaktu
yang tepat dan seharusnya
diberi kesempatan untuk
itu.
Berbagi atau kesukaan
yang sama meningkatkan
rasa percaya pada orang
lain.
Sikap menerima orang lain
akan meningkatkan harga
diri klien dan
memfasilitasi rasa percaya
pada orang lain.
Hal ini akan membuat
pasien merasa menjadi
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 18
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Temani klien untuk
memperlihatkan dukungan
selama aktivitas kelompok
yang mungkin merupakan
hal yang menakutkan atau
sulit bagi klien.
Jujur dan menepati janji.
seseorang yang berguna.
Kehadiran seseorang yang
dipercaya akan
memberikan rasa aman
kepada klien.
Kejujuran dan rasa
membutuhkan
menimbulkan suatu
hubungan saling percaya.
2 Resiko tinggi terhadap
kekerasan pada diri
sendiri dan orang lain
b.d agitasi dan harga
diri rendah
Tujuan Jangka Panjang:
Klien tidak membahayakan
dirinya dan orang lain selama
di rumah sakit
Tujuan Jangka Pendek:
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan dalam waktu
Pertahankan lingkungan
dengan stimulus tingkat
rendah.
Observasi secara ketat
perilaku klien (setiap 15
Tingkat ansietas akan
meningkat dalam
lingkungan yang penuh
dengan stimulus.
Intervensi yang tepat dapat
segera diberikan dan untuk
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 19
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
tertentu klien diharapkan:
Ansietas dipertahankan
pada tingkat dimana klien
tidak menjadi agresif
klien memperlihatkan
rasa percaya pada orang
lain disekitarnya.
Klien mempertahankan
orientasi realitasnya.
KH:
Ansietas dipertahankan
pada tingkat dimana klien
tidak menjadi agresif
klien memperlihatkan
rasa percaya pada orang
lain disekitarnya.
Klien mempertahankan
orientasi realitasnya.
menit)
Singkirkan semua benda
yang dapat membahayakan
diri dan lingkungan klien.
Bimbing klien untuk
menyalurkan perilaku
merusak diri kepada
kegiatan fisik untuk
menurunkan ansietas klien.
Perawat mempertahankan
sikap dan perilaku yang
tenang dihadapan klien.
Miliki cukup staf yang kuat
secara fisik yang dapat
selalu memastikan bahwa
klien berada dalam
keadaaan aman.
Ada kemungkinan klien
akan melakukan hal-hal
yang membahayakan
dengan alat-alat tersebut
ketika gelisah.
Latihan fisik adalah cara
yang aman dan efektif
untuk menghilangkan
ketegangan yang
terpendam.
Ansietas menular dan
dapat ditransfer dari
perawat kepada klien.
Untuk mengontrol situasi
dan memberi keamanan
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 20
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
membantu mengamankan
klien jika dibutuhkan.
Beri obat-obatn
transquilizer sesuai
program terapi pengobatan
pantau keefektifan obat dan
efek sampingnya.
Jika paien belum dapat
tenang, gunakan alat-alat
pembatasan gerak (fiksasi)
jika diperlukan.
Observasi ketat klien dalam
masa fiksasi (15 menit)
Begitu kegelisahan klien
menurun, kaji kesiapan
klien untuk dilepaskan dari
fiksasi.
fisik kepada perawat.
Pencapaian “batasan
alternative” yang paling
sedikit harus diseleksi
ketika merencanakan
intervensi untuk psikiatri.
Untuk meminimalkan
mobilisasi klien dan
menjaga keamanan klien
dan perawat.
Keamanan klien
merupakan prioritas
keperawatan.
Untuk meminimalakan
resiko kecelakaan bagi
klien dan perawat.
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 21
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
3 Menarik diri b.d
penyangkalan trhadap
realita
Tujuan Jangka Panjang:
Pasien dapat melakukan
interaksi dengan orang lain.
Tujuan Jangka Pendek:
Klien dapat berkomunikasi
dengan lingkungan sekitar
dan dapat mengungkapkan
perasaannya kepada orang
lain.
KH:
Klien dapat
berkomunikasi dengan
lingkungan sekitar dan
dapat mengungkapkan
perasaannya kepada
orang lain.
Memotivasi klien untuk
mengungkapkan perasaan
yang dialami.
Dengan mengetahui apa
yang dirasakan klien,
perawat dapat membantu
menemukan koping yang
tepat.
4 Gangguan konsep diri
b.d perasaan tidak
berguna dan harga diri
Tujuan Jangka Panjang:
Mengembalikan rasa percaya
diri pasien.
Bantu klien untuk
membangkitkan perasaan,
terutama perasaan marah
Mengungkapkan perasaan
dari awal sampai tindakan
yang membangun
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 22
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
rendah. Tujuan Jangka Pendek:
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan dalam waktu
tertentu klien diharapkan:
Pasien dapat
mengaktualisasikan dirinya
pada orang lain.
KH:
Pasien dapat
mengaktualisasikan dirinya
pada orang lain.
saat klien tidak punya
kekuatan.
Beri klien umpan balik
positif sehingga klien siap
untuk mengidentifikasi area
yang sulit untuk dirinya.
Tanya klien untuk
mengklarifikasi dan
merasakan yang
diekspresikan secara samar.
Jika klien bingung saat
mendiskusikan topik yang
sensitif atau tidak sanggup
mengekspresikan dirinya,
kembalikan klien kea rah
topik yang netral, atau ajak
klien untuk melakukan
aktivitas yang tidak perlu
tenaga dan menyenangkan.
Keinforsemen dan
keinginan besar perilaku
yang membantu untuk
meningkatkan perilaku
tersebut.
Klarifikasi menghindari
kesalahpahaman terhadap
apa yang disampaikan
klien
Suatu saat klien akan
merasa sangat dapat
mengekspresikan dirinya
dengan terapeutik dan
produktif. Ini merupakan
bagian dari proses
perubahan organik.
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 23
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Bangkitkan interaksi klien
dengan staf atau klien
lainnya dalam topik yang
menarik.
Beri klien umpan balik
untuk mengikutsertakan
dalam interaksi sosial dan
aktivitas saat luang.
Damping klien untuk
mengembangkan perawatan
selanjutnya yang
dibutuhkan.
Berikan pengarahan ke
pelayanan sosial dan agen
Klien mungkin mengalami
kemajuan dalam
berinteraksi dan mungkin
membutuhkan stimulasi
eksternal untuk
berkomunikasi dengan
yang lainnya.
Umpan balik yang positif
meningkatkan
kemungkinan berlanjutnya
interaksi dan partisipasi
saat aktivitas.
Jika kesembuhan delirium
tidak lengkap klien
mungkin membutuhkan
dukungan atau
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 24
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
komunitas saat di indikasi. pendampingan saat
kembali ke masyarakat.
5 Gangguan perawatan
diri b.d rasa tidak
berharga, dan
kurangnya perhatian
terhadap kebutuhan
dirinya sendiri.
Tujuan Jangka Panjang:
Klien dapat meningkatkan
minat atau motivasi dan
mempertahnkan kebersihan
diri.
Tujuan Jangka Pendek:
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan dalam waktu
tertentu klien diharapkan:
Klien mampu melakukan
perawatan diri secara rutin
dan teratur tanpa perinta.
KH:
Klien mampu melakukan
perawatan diri secara rutin
dan teratur tanpa perintah
Perhatikan kebutuhan fisik
pasien.
Observasi kebutuhan klien
seperti makanan dan
pemasukan minuman,
mungkin diperlukan
monitor dan penulisan
pemasukan, pengeluaran
dan berat sehari-hari.
Monitor eliminasi klien
gunakan obat PRN untuk
Mungkin klien tidak sadar
dan tidak responsive
terhadap kebutuhannya.
Kebutuhan fisik klien
mungkin ditemukan
penambahan kemampuan
klien untuk menemukan
kebutuhan emosional.
Klien mungkin tidak sadar
atau tidak tahau kebutuhan
makanan dan cairannya.
Konstipasi yang sering
terjadi dengan
transqualizer mayor,
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 25
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
meningkatkan keteraturan.
Jelaskan latihan atau tugas
dengan singkat dan mudah.
Gunakan kalimat yang jelas
dan langsung, minta klien
untuk melaksanakan satu
bagian dari latihan saat itu
juga.
Ungkapkan secara
langsung keinginan
perawat kepada klien.
Jangan memaksa klien
untuk memilih , katakana
pengurangan makanan dan
pemasukan cairan dan
mengurangi aktivitas.
Latihan yang sangat sulit
akan memudahkan klien
mengikuti rangkaian
tersebut.
Klien mungkin tidak dapat
mengingat semua langkah
atau cara-cara.
Klien mungkin tidak
sanggup membuat pilihan
atau bahkan membuat
pilihan yang salah.
Ide yang abstrak tidak
akan dimengerti dan akan
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 26
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
kepada klien waktu yang
tepat untuk makan atau
memakai baju daripada
menawarkan makan atau
berpakaian.
Jangan membingungkan
klien dengan alas an
mengapa hal tersebut harus
diselesaikan.
Izinkan klien untuk
menambah waktu untuk
melengkapi latihan.
Klien yang tidak bisa
menyelesaikan latihan
jangan terburu-buru
meminta klien untuk
mencoba.
mancampuri latihan yang
lengkap.
Mungkin klien lebih lama
dalam berpakaian dan
menyisir karena tidak
memiliki konsentrasi dan
perhatian yang sedikit.
Mencoba akan membuat
klien frustasi dan membuat
latihan mustahil untuk
diselesaikan.
Kesadaran klien akan
harga diri dan
kesejahteraan akan
bertambahn.
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 27
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Bantu klien saat klien
membutuhkan untuk
menjaga kelangsungan
fungsi sehari-hari dan
personal hygiene yang
adekuat.
Pilihan-pilihan
pengambilan alihan
bantuan dan supervise klien
untuk merawat diri.
Puji klien untuk aktivitas
yang lengkap dari
kehidupan sehari-hari
untuk perawatan diri di
awal.
Jika pasien bersih, harum,
terlihat menyenangkan dan
mengalami kemajuan.
Penting untuk mengambil
keuntungan tertentu.
Penghargaan positif
meningkatkan
kemungkinan yang akan
datang.
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 28
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 29
Proposal Home Visite: RSJD Surakarta Oktober 2012
DAFTAR PUSTAKA
Maramis, W.E. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya. Airlangga
University Press
Tarmizi, 1975. Keperawatan Jiwa. Bulan Bintang : Jakarta
Towsend, Marry. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri.
EGC : Jakarta
Stuart, Gail. 2006. Buku saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Zainudin, Sri Kuntjoro. 2002. Abnormal Psikologi. EGC : Jakarta
Stase Keperawatan Jiwa : Program Profesi Ners UMS 2012 30