Sastra Asia - Tugas Individual Keroncong Pembunuhan

2
Setiawan HT 07120100088 Tugas Individual Cerita pendek "Keroncong Pembunuhan" ini mengisahkan seorang pembunuh bayaran yang sedang melaksanakan tugasnya. Karena suatu hal yang bergejolak di dadanya yang kemudian mempengaruhi dirinya sehingga bimbang untuk menentukan sikap, apakah menuruti profesional kerja atau menanggapi bisikan nuraninya. Walaupun dia telah terbiasa dengan pekerjaannya tersebut, adakalanya kebimbangan menghampiri ketika dia menemukan sesuatu yang salah menurut hatinya. Terkadang dalam hidup ini kita pun sering mengalami kebimbangan walaupun tekad kita telah bulat sebelumnya. Sama seperti yang pernah saya alami ketika saya menentukan jurusan perkuliahan yang terjadi ketika saya SMA. Awalnya saya sudah bertekad bulat ingin masuk jurusan IT pada sebuah universitas ternama di Jakarta. Akan tetapi beberapa minggu setelah UN selesai, ada kebimbangan yang menghampiri hati saya dan mengubah keinginan dan tekad saya untuk menjadi seorang Programmer, dan pilihan saya berubah menjadi sebuah profesi yang harum namanya, dokter. Awalnya saya masih ragu akan jurusan kedokeran ini dikarenakan saya yang masih kurang dalam hapalan dan akan bertemu dengan hapalan, tapi saya optimis kalau saya bias untuk menjadi dokter yang sukses.

description

sastra asia keroncong

Transcript of Sastra Asia - Tugas Individual Keroncong Pembunuhan

Setiawan HT07120100088Tugas Individual

Cerita pendek "Keroncong Pembunuhan" ini mengisahkan seorang pembunuh bayaran yang sedang melaksanakan tugasnya. Karena suatu hal yang bergejolak di dadanya yang kemudian mempengaruhi dirinya sehingga bimbang untuk menentukan sikap, apakah menuruti profesional kerja atau menanggapi bisikan nuraninya. Walaupun dia telah terbiasa dengan pekerjaannya tersebut, adakalanya kebimbangan menghampiri ketika dia menemukan sesuatu yang salah menurut hatinya.Terkadang dalam hidup ini kita pun sering mengalami kebimbangan walaupun tekad kita telah bulat sebelumnya. Sama seperti yang pernah saya alami ketika saya menentukan jurusan perkuliahan yang terjadi ketika saya SMA. Awalnya saya sudah bertekad bulat ingin masuk jurusan IT pada sebuah universitas ternama di Jakarta. Akan tetapi beberapa minggu setelah UN selesai, ada kebimbangan yang menghampiri hati saya dan mengubah keinginan dan tekad saya untuk menjadi seorang Programmer, dan pilihan saya berubah menjadi sebuah profesi yang harum namanya, dokter. Awalnya saya masih ragu akan jurusan kedokeran ini dikarenakan saya yang masih kurang dalam hapalan dan akan bertemu dengan hapalan, tapi saya optimis kalau saya bias untuk menjadi dokter yang sukses.Menurut saya, kebimbangan di dalam hati nurani itu wajar terjadi karena di dalam hati manusia selalu ada pergejolakan dan juga nalar-nalar yang membuatnya mempertimbangkan keputusan-keputusan yang telah dibuatnya.