SARTIKA-SARANAUNG-091511045

7
ANALISIS MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PENCEGAHAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM RS PROF. DR V.L RATUMBUYSANG MANADO Sartika Saranaung Johan Josephus, S. H. R. Ticoalu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus UNSRAT Kleak Manado E-mail: [email protected] Webside: www.ikmunsrat.org ABSTRAK Latar Belakang: Laboratorium merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Prof dr. V.L Ratumbuysang Manado. Layanan laboratorium merupakan pelayanan yang perlu perhatian khusus mengenai K3RS karena memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan Kesehatan Kerja Manajemen Keselamatan (Promosi K3, K3 Pelatihan, Pengawasan, Pemeriksaan dan Pelaporan) dan kejadian kecelakaan di Laboratorium Rumah Sakit Prof dr. V.L Ratumbuysang Manado. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data yang dikumpulkan dalam wawancara mendalam-. Informan yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh para peneliti. Berdasarkan tripartit, informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga pihak, yakni Rumah Sakit bisnis, penanggung jawab laboratorium dan personil laboratorium. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah Keselamatan dan Sistem Manajemen Kesehatan kerja termasuk Promosi K3, K3 Pelatihan, Pengawasan, Pemeriksaan dan Pelaporan. Untuk menentukan validitas data, dilakukan pemeriksaan teachniques melalui beberapa kegiatan, yaitu triangulasi. Hasil: Hasil penelitian ini (1) Karyawan yang bekerja di laboratorium Rumah Sakit kecelakaan prof. dr. VL Ratumbuysang Manado pada tahun 2013, hanya satu orang, (2) Promosi K3 di Laboratorium Rumah Sakit Prof dr. VL Ratumbuysang Manado belum pernah dilakukan, (3) Pelatihan K3 belum diikuti oleh karyawan yang bekerja di Laboratorium Rumah Sakit Prof dr. VL Ratumbuysang Manado, (4) Pengawasan karyawan sering tetapi tidak rutin, (5) Kecelakaan penyelidikan tidak dilakukan, dan (6) Pelaporan kecelakaan kerja di laboratorium tidak ada. Kesimpulan: K3 manjemen berpengaruh pada terjadinya kecelakaan di Rumah Sakit Laboratorium Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado. Kata kunci: Kesehatan Kerja dan Manajemen Keselamatan, Kecelakaan, Laboratorium. Google Translate for Business:Translator Toolkit Website Translator Global Market Finder Turn off instant translation About Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback ABSTRACT Background : Laboratory is one of the areas of health services at the Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado. Laboratory services are services that need special attention regarding K3RS because it has the risk of accidents is high. This study aims to determine the Occupational Health and Safety Management (Promotion K3, K3 Training, Supervision, Investigation and Reporting) and the incidence of accidents in the Laboratory Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado. Methods : This study uses qualitative research methods to the data collected in-indepth interviews. Informants needed to obtain a variety of information needed by researchers. Based tripartite, informants in this study consisted of three parties, namely business Hospital, person in charge of the laboratory and the

description

tara

Transcript of SARTIKA-SARANAUNG-091511045

  • ANALISIS MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP

    PENCEGAHAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM

    RS PROF. DR V.L RATUMBUYSANG MANADO

    Sartika Saranaung

    Johan Josephus, S. H. R. Ticoalu

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

    Jl. Kampus UNSRAT Kleak Manado

    E-mail: [email protected]

    Webside: www.ikmunsrat.org

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Laboratorium merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Prof dr.

    V.L Ratumbuysang Manado. Layanan laboratorium merupakan pelayanan yang perlu perhatian khusus

    mengenai K3RS karena memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    dan Kesehatan Kerja Manajemen Keselamatan (Promosi K3, K3 Pelatihan, Pengawasan, Pemeriksaan dan

    Pelaporan) dan kejadian kecelakaan di Laboratorium Rumah Sakit Prof dr. V.L Ratumbuysang Manado.

    Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data yang dikumpulkan dalam

    wawancara mendalam-. Informan yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan

    oleh para peneliti. Berdasarkan tripartit, informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga pihak, yakni Rumah

    Sakit bisnis, penanggung jawab laboratorium dan personil laboratorium. Variabel penelitian dalam

    penelitian ini adalah Keselamatan dan Sistem Manajemen Kesehatan kerja termasuk Promosi K3, K3

    Pelatihan, Pengawasan, Pemeriksaan dan Pelaporan. Untuk menentukan validitas data, dilakukan

    pemeriksaan teachniques melalui beberapa kegiatan, yaitu triangulasi.

    Hasil: Hasil penelitian ini (1) Karyawan yang bekerja di laboratorium Rumah Sakit kecelakaan prof. dr. VL

    Ratumbuysang Manado pada tahun 2013, hanya satu orang, (2) Promosi K3 di Laboratorium Rumah Sakit

    Prof dr. VL Ratumbuysang Manado belum pernah dilakukan, (3) Pelatihan K3 belum diikuti oleh karyawan

    yang bekerja di Laboratorium Rumah Sakit Prof dr. VL Ratumbuysang Manado, (4) Pengawasan karyawan

    sering tetapi tidak rutin, (5) Kecelakaan penyelidikan tidak dilakukan, dan (6) Pelaporan kecelakaan kerja di

    laboratorium tidak ada.

    Kesimpulan: K3 manjemen berpengaruh pada terjadinya kecelakaan di Rumah Sakit Laboratorium Prof. dr.

    V.L Ratumbuysang Manado.

    Kata kunci: Kesehatan Kerja dan Manajemen Keselamatan, Kecelakaan, Laboratorium.

    Google Translate for Business:Translator Toolkit

    Website Translator

    Global Market Finder

    Turn off instant translation

    About Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback

    ABSTRACT

    Background : Laboratory is one of the areas of health services at the Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang

    Manado. Laboratory services are services that need special attention regarding K3RS because it has the risk

    of accidents is high. This study aims to determine the Occupational Health and Safety Management

    (Promotion K3, K3 Training, Supervision, Investigation and Reporting) and the incidence of accidents in the

    Laboratory Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado.

    Methods : This study uses qualitative research methods to the data collected in-indepth interviews.

    Informants needed to obtain a variety of information needed by researchers. Based tripartite, informants in

    this study consisted of three parties, namely business Hospital, person in charge of the laboratory and the

  • laboratory personnel. Research variables in this study are Safety and Health Management System of work

    including Promotion K3, K3 Training, Supervision, Investigation and Reporting. To establish the validity of

    the data, conducted the examination teachniques trough several activities, namely the triangulation.

    Results: The results of this study (1) Employees who are working in a laboratory accident Hospital prof. dr.

    V.L Ratumbuysang Manado in 2013, only one person, (2) K3 Promotion in the Laboratory Hospital Prof. dr.

    V.L Ratumbuysang Manado has never done, (3) K3 Training has not been followed by employees working in

    the Laboratory of Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado, (4) Supervision of employees often do but

    not routinely, (5) Accident investigation is not carried out, and (6) Reporting of workplace accidents in the

    laboratory does not exist.

    Conclusion : K3 manjemen effect on the occurrence of accidents in the Laboratory Prof. Hospital. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado.

    Keywords : Occupational Health and Safety Management, Accident, Laboratory.

    PENDAHULUAN

    Era globalisasi dan pasar bebas sekarang ini,

    keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah

    satu syarat yang ditetapkan dalam hubungan

    ekonomi perdagangan barang dan jasa antar

    negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara

    termasuk Indonesia. Untuk mewujudkan hal

    tersebut serta memberikan perlindungan kepada

    masyarakat pekerja di Indonesia, maka telah

    ditetapkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu

    gambaran masyarakat Indonesia di masa depan,

    yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat,

    berperilaku sehat, memperoleh pelayanan

    kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

    serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

    tingginya (Depkes RI, 2002).

    Data Jamsostek menyebutkan, setiap hari di

    Indonesia terdapat sembilan peserta Jamsostek

    yang meninggal akibat kecelakaan kerja

    sepanjang 2012, sementara total kecelakaan kerja

    pada 2012 sejumlah 103.000 kasus.

    Metrotvnews.com, Jakarta (Kamis, 28 Februari

    2013)

    Laboratorium kesehatan merupakan suatu

    institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan

    non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan

    laboratorium kesehatan mempunyai risiko berasal

    dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.

    Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan

    laboratorium menentukan kesehatan dan

    keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan

    IPTEK, khususnya kemajuan teknologi

    laboratorium, maka risiko yang dihadapi petugas

    laboratorium semakin meningkat. Laboratorium

    Kesehatan adalah sarana kesehatan yang

    melaksanakan pengukuran, penetapan dan

    pengujian terhadap bahan yang berasal dari

    manusia atau bahan yang bukan berasal dari

    manusia untuk penentuan jenis penyakit,

    penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor

    yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan

    perorangan dan masyarakat (Pusat Kesehatan

    Kerja).

    Petugas laboratorium merupakan orang

    pertama yang terpajan terhadap bahan kimia yang

    merupakan bahan toksik korosif, mudah meledak

    dan terbakar serta bahan biologi. Selain itu dalam

    pekerjaannya menggunakan alat-alat yang mudah

    pecah, berionisasi dan radiasi serta alat-alat

    elektronik dengan voltase yang mematikan, dan

    melakukan percobaan dengan penyakit yang

    dimasukan ke jaringan hewan percobaan. Oleh

    karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam bekerja hendaknya dilaksanakan pada semua institusi di sektor kesehatan termasuk

    laboratorium kesehatan (Pusat Kesehatan Kerja).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian

    kualitatif dengan pengumpulan data secara In-

    depth Interview (wawancara mendalam).

    Penelitian ini di laksanakan di laboartorium RS

    Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado bulan

    Maret-Mei 2013 dengan jumlah informan

    sebanyak 10 orang.

    Data dalam penelitian ini yaitu data primer dan

    data sekunder. Data primer adalah data

    pernyataan responden tentang penerapan

    manajemen K3 di laboratorium, yang diperoleh

    dari hasil wawancara dan pendataan langsung di

    RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado dan data

    sekunder Data sekunder berupa profil rumah

    sakit, struktur organisasi pegawai di laboratorium,

    data pagawai di laboratorium RS Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado.

    HASIL PENELITIAN

    Deskripsi Rumah Sakit Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado

  • Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Prof.

    Dr. V.L. Ratumbuysang, dengan luas areal tanah

    3, 88 Ha, berlokasi di Jalan Bethesda Nomor

    77, termasuk dalam wilayah kelurahan Kleak

    Kecamatan Malalayang, Kota Manado. Cikal

    bakalnya bermula dari sebuah Rumah Sakit Jiwa

    yang didirikan sekitar tahun 1934 dengan nama

    Doorgangshuis Voor Krankzinnigen berlokasi pada 2 tempat yang berbeda di Manado yaitu

    untuk pasien laki-laki di Sario, sedangkan untuk

    pasien perempuan berlokasi di Wanea yang

    berjarak 2 km, dengan kapasitas keseluruhan 46

    tempat tidur (TT), yang oleh masyarakat setempat

    lebih dikenal dengan nama Rumah Putih atau Witte Huis.

    Deskripsi Laboratorium RS Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado. Laboratorium merupakan salah satu bidang

    pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado. Pelayanan laboratorium

    merupakan pelayanan yang perlu memperhatikan

    secara khusus mengenai K3RS karena

    mempunyai risiko terjadinya kecelakaan kerja

    yang tinggi. Pegawai yang ada di laboratorium

    Rumah Sakit Prof. dr. V.L Ratumbuysang

    Manado berjumlah 8 orang termasuk tenaga

    kontrak.

    Laboratorium merupakan salah satu bidang

    pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado yang melaksanakan

    pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi,

    kimia klinik, urinalisa dan ruang sampel.

    Pelayanan laboratorium RS Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado merupakan pelayanan

    yang perlu memperhatikan secara khusus

    mengenai K3RS karena mempunyai resiko

    terjadinya kecelakaan kerja yang tinggi.

    Kecelakaan Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai

    yang ada di laboratorium RS Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado ada 1 orang yang pernah

    mengalami kecelakaan karena tertusuk jarum

    suntik.

    Promosi K3

    Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola

    RS tentang pelaksanaan kegiatan promosi K3

    sampai saat ini belum dilaksanakan.

    pihak kami belum pernah melakukan promosi K3 kepada semua pegawai yang ada di

    lab, karena belum ada tenaga ahli K3 di RS ini (P1).

    Berdasarkan hasil wawancara dengan

    penanggung jawab laboratorium, sampai saat ini

    belum ada promosi K3 yang dilaksanakan di

    laboratorium.

    belum pernah, sampai sekarang (P2).

    Berdasarkan hasil wawancara dengan semua

    pegawai yang ada di laboratorium, dengan

    diajukan pertanyaan apakah pernah menerima

    promosi K3 semuanya memberikan jawaban yang

    sama.

    Sampai saat ini belum ada kegiatan promosi K3 kepada semua pegawai yang ada di lab (P10).

    Pelatihan K3 Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung

    jawab laboratorium, semua pegawai yang ada

    belum pernah mengikuti pelatihan tentang K3.

    belum ada yang ikut pelatihan K3 secara khusus, kalau pelatihan laboratorium dasar

    ada yang pernah ikut (P2). Berdasarkan hasil wawancara dengan

    semua pegawai yang ada di laboratorium, mereka

    belum pernah mengikuti pelatihan secara khusus

    mengenai K3.

    kami belum pernah mengikuti pelatihan tentang K3 (P10).

    saya penah mengikuti pelatihan, tapi hanya pelatihan dasar laboratorium (P6).

    Pengawasan

    Bersadarkan hasil wawancara dengan atasan di

    RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado, mereka

    sering melakukan pengawasan kerja di

    laboratorium tapi tidak rutin dilakukan.

    Ya, kami sering melakukan pengawasan sekedar melihat kerjaan mereka (P1)

    Investigasi kecelakaan

    Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung

    jawab laboratorium, karena tidak ada kecelakaan

    serius yang terjadi maka data tentang investigasi

    kecelakaan tidak ada.

    Pelaporan

    Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung

    jawab laboratorium, pelaporan tentang kecelakaan

    kerja di laboratorium tidak ada.

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil wawancara dengan semua

    pegawai yang ada di laboratorium RS Prof. dr.

    V.L Ratumbuysang Manado tahun 2013

    menunjukkan bahwa pegawai yang mengalami

    kecelakaan tertusuk jarum suntik ada 1 orang.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

    Liza Salawati (2009) bahwa dari 23 orang pekerja

    yang bekerja di Laboratorium Patologi Klinik

    RSUZA Banda Aceh, pekerja yang mengalami

    kecelakaan kerja ada 16 orang (69,6%).

  • Keselamatan dalam bekerja di laboratorium

    merupakan hal yang penting dan harus

    diperhatikan. Karena sedikit saja kita bekerja

    tanpa memperhatikan segala aturan yang telah

    ditetapkan di laboratorium, dapat berakibat fatal

    pada diri sendiri, maupun bagi orang lain yang

    berada disekitar kita pada saat kita bekerja

    sehingga mulai hal-hal kecil yang merupakan

    persyaratan bekerja di laboratorium sampai hal-

    hal yang besar menyangkut keselamatan bekerja

    di laboratorium, harus diketahui dan ditaati oleh

    semua orang yang bekerja di laboratorium.

    Kelengahan seseorang dan tidak mematuhi aturan

    yang telah ditentukan dalam bekerja di

    laboratorium, dapat mencelakakan orang orang

    tersebut, bahkan dapat mematikan (Hasdianah,

    2012).

    Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja Berdasarkan hasil wawancara, Rumah Sakit Prof.

    dr. V.L Ratumbuysang Manado sampai tahun

    2013 belum menerapkan upaya K3RS. Meskipun

    belum menerapkan K3RS, namun kejadian

    kecelakaan kerja di laboratorium RS Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado tergolong minim atau

    kurang.

    Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang

    Kesehatan, pasal 23 menyatakan bahwa upaya

    keselamatan dan kesehatan kerja harus

    diselenggarakan di semua tempat kerja,

    khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko

    bahaya kesehatan, mudah terjangkit atau

    mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.

    Rumah sakit sebagai industri jasa termasuk dalam

    kategori tersebut, sehingga wajib menerapkan

    upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah

    sakit (K3RS).

    Namun secara teoritis, jika sebuah rumah

    sakit melaksanakan tindakan-tindakan

    keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif,

    maka lebih sedikit pekerja yang menderita cedera

    atau penyakit jangka pendek maupun jangka

    panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di

    rumah sakit.

    Kepmenkes No. 432 tahun 2007

    menyebutkan organisasi/unit pelaksana K3RS

    membantu melakukan upaya promosi di

    lingkungan rumah sakit baik pada petugas, pasien

    maupun pengunjung, yaitu mengenai segala

    upaya pencegahan KAK dan PAK di rumah sakit.

    Promosi K3

    Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai

    yang ada di laboratorium, mereka belum

    menerima penyuluhan atau promosi tentang K3.

    Promosi kesehatan merupakan program

    kesehatan yang dirancang untuk membawa

    perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat

    sendiri, maupun dalam organisasi dan

    lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya,

    politik, dan sebagainya). Promosi kesehatan tidak

    hanya mengaitkan diri pada peningkatan

    pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja,

    tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki

    lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam

    rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan

    mereka (Notoatmodjo, 2007).

    Pelatihan K3

    Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai

    yang ada di Laboratorium, mereka belum pernah

    mengikuti pelatihan tentang K3.

    Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan

    jangka pendek yang menggunakan prosedur

    sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja

    mempelajari atau mendapatkan pengetahuan dan

    keterampilan teknis untuk tujuan tertentu

    (Munandar, 2011). Pelatihan K3 bertujuan agar

    karyawan dapat memahami dan berperilaku

    pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja,

    mengidentifkasi potensi bahaya di tempat kerja,

    melakukan pencegahan kecelakaan kerja,

    mengelola bahan-bahan beracun berbahaya dan

    penanggulangannya, menggunakan alat pelindung

    diri, melakukan pencegahan dan pemadaman

    kebakaran serta menyusun program pengendalian

    keselamatan dan kesehatan kerja khusunya di

    Laboratorium RS (Putut Hargiyarto, 2010).

    Pengawasan

    Pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai

    bersadarkan hasil wawancara dengan atasan di RS

    Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado, mereka

    sering melakukan pengawasan kerja di

    laboratorium tapi tidak rutin dilakukan.

    Pembinaan dan pengawasan dilakukan

    melakukan melalui sistem berjenjang. Pembinaan

    dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh

    Departemen Kesehatan. Pembinaan dapat

    dilaksanakan antara lain melalui pelatihan,

    penyuluhan, bimbingan teknis dan temu

    konsultasi dan lain-lain. Pengawasan pelaksanaan

    Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    (K3RS) dibedakan dalam dua macam, yakni

    pengawasan internal, yang dilakukan oleh

    pimpinan langsung Rumah Sakit yang

    bersangkutan, dan pengawasan eksternal, yang

    dilakukan oleh Menteri Kesehatan dan Dinas

    Kesehatan setempat, sesuai dengan fungsi dan

    tugasnya masing-masing (Depkes, 2010).

    Dilakukan pengawasan untuk menjamin

    bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan

    aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk

    yang telah ditentukan.

    Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang

    mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan

    terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan

    atau hasil yang dikehendaki (Permenaker, 1996).

  • Investigasi

    Investigasi kecelakaan berdasarkan hasil

    wawancara dengan penanggung jawab

    laboratorium, karena tidak ada kecelakaan serius

    yang terjadi maka data tentang investigasi

    kecelakaan tidak ada.

    Pada dasarnya investigasi K3 di RS adalah

    salah satu fungsi manajemen K3RS yang berupa

    suatu langkah yang diambil untuk mengetahui dan

    menilai sampai sejauh mana proses kegiatan

    K3RS itu berjalan, dan mempertanyakan

    efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu

    kegiatan K3RS dalam mencapai tujuan yang

    ditetapkan. Investigasi K3 merupakan suatu

    kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara umum.

    Investigasi K3 di RS dilakukan secara berkala,

    terutama oleh petugas K3RS sehingga kejadian

    penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan

    akibat kerja (KAK) dapat dicegah sedini

    mungkin. Kegiatan lain adalah pengujian baik

    terhadap lingkungan maupun pemeriksaan

    terhadap pekerja berisiko seperti biological

    monitoring (Depkes RI, 2007).

    Pelaporan

    Pelaporan tentang kejadian kecelakaan kerja

    berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung

    jawab laboratorium, pelaporan tentang kecelakaan

    kerja di laboratorium tidak ada.

    Pencatatan dan pelaporan adalah

    pendokumentasian kegiatan K3 secara tertulis

    dari masing-masing unit kerja Rumah Sakit dan

    kegiatan K3RS secara keseluruhan yang

    dilakukan oleh organisasi K3RS, yang

    dikumpulkan dan dilaporkan/diinformasikan oleh

    organisasi K3RS, ke Direktur Rumah Sakit dan

    Unit teknis terkait di wilayah Rumah Sakit (Dinas

    Kesehatan setempat, cq. Penanggung

    jawab/pengelola program kesehatan kerja).

    Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan

    kegiatan K3 adalah menghimpun dan

    menyediakan data dan informasi kegiatan K3,

    mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan

    kegiatan K3, mencatat dan melaporkan setiap

    kejadian/kasus K3, menyusun dan melaksanakan

    pelaporan kegiatan K3.

    Pelaporan terdiri dari pelaporan berkala

    (bulanan, semester, dan tahunan) dilakukan sesuai

    dengan jadwal yang telah ditetapkan dan

    pelaporan sesaat/insidentil, yaitu pelaporan yang

    dilakukan sewaktu-waktu pada saat kejadian atau

    terjadi kasus yang berkaitan dengan K3.

    Setiap kegiatan dan atau kejadian/kasus sekecil

    apapun yang berkaitan dengan K3, wajib dicatat

    dan dilaporkan secara tepat waktu kepada wadah

    organisasi K3RS (Depkes RI, 2010).

    KESIMPULAN

    1. Pelaksanaan promosi K3 di laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado

    berdasarkan hasil wawancara dengan

    penanggung jawab dan semua pegawai yang

    ada bahwa di laboratorium belum pernah

    dilaksanakan penyuluhan atau promosi

    tentang K3.

    2. Pelaksanaan pelatihan K3 di laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado

    berdasarkan hasil wawancara dengan

    penanggung jawab dan semua pegawai yang

    ada bahwa semua pegawai belum pernah

    mengikuti pelatihan K3 secara khusus.

    3. Pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai bersadarkan hasil wawancara dengan atasan

    di RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado,

    mereka sering melakukan pengawasan kerja

    di laboratorium tapi tidak rutin dilakukan.

    4. Investigasi kecelakaan berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab

    laboratorium, karena tidak ada kecelakaan

    serius yang terjadi maka data tentang

    investigasi kecelakaan tidak ada.

    5. Pelaporan tentang kejadian kecelakaan kerja berdasarkan hasil wawancara dengan

    penanggung jawab laboratorium, pelaporan

    tentang kecelakaan kerja di laboratorium

    tidak ada.

    6. Kejadian kecelakaan kerja di laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado

    berdasarkan hasil wawancara dengan semua

    pegawai, menunjukkan dari 8 orang pegawai

    yang bekerja di laboratorium, hanya 1 orang

    yang pernah mengalami kecelakaan.

    SARAN

    1. Instansi harus punya komitmen yang tinggi terhadap pelaksanaan program K3 di RS.

    2. Rumah Sakit hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan pegawai mengenai keselamatan

    dan kesehatan kerja dengan memberikan

    pelatihan dan promosi K3 kepada seluruh

    pegawai dengan harapan dapat menambah

    pengetahuan serta merubah sikap dan

    tindakan sehingga pekerja dapat bekerja

    dengan memperhatikan segala upaya

    keselamatan dan kesehatan kerja di

    laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang

    Manado.

    3. Untuk suksesnya pelakasanaan program K3 di RS, tidak terlepas dari upaya pemerintah

    setempat, untuk itu harus ada perhatian

    khusus dari pemerintah dalam pelaksanaan

    program K3 di RS Prof. dr. V.L

    Ratumbuysang Manado guna pemeliharaan

    kesehatan bagi masyarakat pekerja yang ada

    di rumah sakit.

    DAFTAR PUSTAKA

    Benuriadi, Sianipar, O, Sanjaya, G.Y. 2011.

    Sistem Informasi Dalam Pelayanan

    Laboratorium. Yogyakarta. Indonesian

  • Journal of Clinical Pathology and Medical

    Laboratory. Vol. 19, No. 1, November 2011 :

    56-62.

    Budiono, A.M, Jusuf, R.M.S, Pusparini, A. 2009.

    Bunga rampai: Hiperkes & KK. Semarang:

    Badan Penerbit Universitas Diponegoro

    Semarang.

    Christiono, W. 2004. Analisa Sistem Manajemen

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah

    Sakit Sebelum dan Sesudah Akreditasi di RS

    Pantiwilasa Citarum Semarang.Skripsi.

    Depkes, R.I. 2002. Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja Laboratorium Kesehatan, Jakarta.

    Hafizurrachman. 2009. Kepuasan Pasien dan

    Kunjungan Rumah Sakit. FKM UI Depok.

    Vol.4, No.1, Agustus 2009.

    Hasdiana. 2012. Panduan Laboratorium

    Mikrobiologi dan Rumah Sakit. Yogyakarta:

    Nuha Medika.

    Kawatu, P.A.T. 2010. Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja. Manado: FKM

    UNSRAT. Bahan ajar.

    Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.

    432/Menkes/SK/IV/2007, Pedoman

    Manajemen Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja (K3) di Rumah Sakit,Jakarta.

    Kusyat,i E. 2006. Keterampilan dan Prosedur

    Laboratorium. Jakarta: ECG.

    Mulyono, B. 2007. Penentuan Strategik Prioritas

    Pelayanan Laboratorium Klinik

    Menggunakan Teknik SFAS (Strategic

    Factors Analysis Summary) Bersarana Acuan

    SWOT. Yogyakarta. Indonesian Journal of

    Clinical Pathology and Medical Laboratory.

    Vol.13, No.2, Maret 2007 : 82-92.

    Nasir, ABD. 2011. Metodologi Penelitian

    Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

    Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat:

    Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

    Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan

    Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

    Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012

    tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

    Keselamatan Kerja

    Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

    Perwitasari, D, Anwar, A. 2006. Tingkat Risiko

    Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Higiene

    Petugas di Laboratorium Klinik RSUPN

    Ciptomangunkusumo Jakarta. Jurnal Ekologi

    Kesehatan. Vol.5, No.1, April 2006 : 380-

    384.

    Pickett, G, Hanlon, J. 2009. Kesehatan

    Masyarakat: Administrasi & Praktik. Jakarta:

    ECG.

    Rahmat, S.P. 2009. Penelitian Kualitatif.

    Equilibrium. Vol.5, No.9, Januari-Juni

    2009:1-8.

    Ridley, J. 2008. Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja. Jakarta: Erlangga.

    Salawati, L. 2009. Hubungan Perilaku,

    Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja di

    Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit

    Umum DR. Zainoel Abidin banda Aceh

    tahun 2009. Sekolah Pasca Sarjana

    Universitas Sumatera Utara Medan. Tesis.

    Santoso, S. 2006. Kajian Pengembangan

    Manajemen Kesehatan dan Keselamatan

    Kerja Berdasarakan OHSAS 18001. BPTKN-

    Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan

    Nuklir. Vol.10, No.1, Pebruari 2006.

    Saryono, Anggraeni D. Mekar. 2013. Metodologi

    Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam

    Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

    Medika.

    Satori, D, Komariah, A. 2012. Metodologi

    Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

    Sedarmayanti. 2011. Membangun dan

    Mengembangkan Kepemimpinan Serta

    Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih

    Keberhasilan. Jakarta: Refika Aditama.

    Setyawati. 2012. Selintas Tentang Kelelahan

    Kerja. Yoyakarta: Amara Books.

    Soehatman. 2010. Sistem Manajemen

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:

    Dian Rakyat.

    Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,

    Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

    Sumamur, P K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung

    Seto.

  • Susanti. 2010. Statistik Deskriptif & Induktif.

    Jakarta: Graha Ilmu.

    Tresnaningsih, E. 2007, Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja, Pusat Kesehatan Kerja,

    Jakarta.

    Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun

    1992

    Laboratorium Klinik

    (http://wikipedia.org/wiki/Laboratorium_klin

    ik). Diakses tanggal 16 Juni 2013.

    Setiap hari ada 9 orang peserta Jamsostek tewas

    kesehatan kerja (www.jamsostek.ac.id).

    Diakses kamis 28 Februari 2013.

    Training Laboratory Safety

    (http://bmdstreet.com/tag/pelatihan-k3-

    laboratorium). Diakses tanggal 16 Juni 2013.