SARTIKA-SARANAUNG-091511045
-
Upload
taranewleaf -
Category
Documents
-
view
225 -
download
6
description
Transcript of SARTIKA-SARANAUNG-091511045
-
ANALISIS MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP
PENCEGAHAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM
RS PROF. DR V.L RATUMBUYSANG MANADO
Sartika Saranaung
Johan Josephus, S. H. R. Ticoalu
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus UNSRAT Kleak Manado
E-mail: [email protected]
Webside: www.ikmunsrat.org
ABSTRAK
Latar Belakang: Laboratorium merupakan salah satu bidang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Prof dr.
V.L Ratumbuysang Manado. Layanan laboratorium merupakan pelayanan yang perlu perhatian khusus
mengenai K3RS karena memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan Kesehatan Kerja Manajemen Keselamatan (Promosi K3, K3 Pelatihan, Pengawasan, Pemeriksaan dan
Pelaporan) dan kejadian kecelakaan di Laboratorium Rumah Sakit Prof dr. V.L Ratumbuysang Manado.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data yang dikumpulkan dalam
wawancara mendalam-. Informan yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan
oleh para peneliti. Berdasarkan tripartit, informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga pihak, yakni Rumah
Sakit bisnis, penanggung jawab laboratorium dan personil laboratorium. Variabel penelitian dalam
penelitian ini adalah Keselamatan dan Sistem Manajemen Kesehatan kerja termasuk Promosi K3, K3
Pelatihan, Pengawasan, Pemeriksaan dan Pelaporan. Untuk menentukan validitas data, dilakukan
pemeriksaan teachniques melalui beberapa kegiatan, yaitu triangulasi.
Hasil: Hasil penelitian ini (1) Karyawan yang bekerja di laboratorium Rumah Sakit kecelakaan prof. dr. VL
Ratumbuysang Manado pada tahun 2013, hanya satu orang, (2) Promosi K3 di Laboratorium Rumah Sakit
Prof dr. VL Ratumbuysang Manado belum pernah dilakukan, (3) Pelatihan K3 belum diikuti oleh karyawan
yang bekerja di Laboratorium Rumah Sakit Prof dr. VL Ratumbuysang Manado, (4) Pengawasan karyawan
sering tetapi tidak rutin, (5) Kecelakaan penyelidikan tidak dilakukan, dan (6) Pelaporan kecelakaan kerja di
laboratorium tidak ada.
Kesimpulan: K3 manjemen berpengaruh pada terjadinya kecelakaan di Rumah Sakit Laboratorium Prof. dr.
V.L Ratumbuysang Manado.
Kata kunci: Kesehatan Kerja dan Manajemen Keselamatan, Kecelakaan, Laboratorium.
Google Translate for Business:Translator Toolkit
Website Translator
Global Market Finder
Turn off instant translation
About Google TranslateMobilePrivacyHelpSend feedback
ABSTRACT
Background : Laboratory is one of the areas of health services at the Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang
Manado. Laboratory services are services that need special attention regarding K3RS because it has the risk
of accidents is high. This study aims to determine the Occupational Health and Safety Management
(Promotion K3, K3 Training, Supervision, Investigation and Reporting) and the incidence of accidents in the
Laboratory Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado.
Methods : This study uses qualitative research methods to the data collected in-indepth interviews.
Informants needed to obtain a variety of information needed by researchers. Based tripartite, informants in
this study consisted of three parties, namely business Hospital, person in charge of the laboratory and the
-
laboratory personnel. Research variables in this study are Safety and Health Management System of work
including Promotion K3, K3 Training, Supervision, Investigation and Reporting. To establish the validity of
the data, conducted the examination teachniques trough several activities, namely the triangulation.
Results: The results of this study (1) Employees who are working in a laboratory accident Hospital prof. dr.
V.L Ratumbuysang Manado in 2013, only one person, (2) K3 Promotion in the Laboratory Hospital Prof. dr.
V.L Ratumbuysang Manado has never done, (3) K3 Training has not been followed by employees working in
the Laboratory of Hospital Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado, (4) Supervision of employees often do but
not routinely, (5) Accident investigation is not carried out, and (6) Reporting of workplace accidents in the
laboratory does not exist.
Conclusion : K3 manjemen effect on the occurrence of accidents in the Laboratory Prof. Hospital. dr. V.L
Ratumbuysang Manado.
Keywords : Occupational Health and Safety Management, Accident, Laboratory.
PENDAHULUAN
Era globalisasi dan pasar bebas sekarang ini,
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah
satu syarat yang ditetapkan dalam hubungan
ekonomi perdagangan barang dan jasa antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
termasuk Indonesia. Untuk mewujudkan hal
tersebut serta memberikan perlindungan kepada
masyarakat pekerja di Indonesia, maka telah
ditetapkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan,
yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat,
berperilaku sehat, memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya (Depkes RI, 2002).
Data Jamsostek menyebutkan, setiap hari di
Indonesia terdapat sembilan peserta Jamsostek
yang meninggal akibat kecelakaan kerja
sepanjang 2012, sementara total kecelakaan kerja
pada 2012 sejumlah 103.000 kasus.
Metrotvnews.com, Jakarta (Kamis, 28 Februari
2013)
Laboratorium kesehatan merupakan suatu
institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan
non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan
laboratorium kesehatan mempunyai risiko berasal
dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.
Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan
laboratorium menentukan kesehatan dan
keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan
IPTEK, khususnya kemajuan teknologi
laboratorium, maka risiko yang dihadapi petugas
laboratorium semakin meningkat. Laboratorium
Kesehatan adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan yang bukan berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan
perorangan dan masyarakat (Pusat Kesehatan
Kerja).
Petugas laboratorium merupakan orang
pertama yang terpajan terhadap bahan kimia yang
merupakan bahan toksik korosif, mudah meledak
dan terbakar serta bahan biologi. Selain itu dalam
pekerjaannya menggunakan alat-alat yang mudah
pecah, berionisasi dan radiasi serta alat-alat
elektronik dengan voltase yang mematikan, dan
melakukan percobaan dengan penyakit yang
dimasukan ke jaringan hewan percobaan. Oleh
karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam bekerja hendaknya dilaksanakan pada semua institusi di sektor kesehatan termasuk
laboratorium kesehatan (Pusat Kesehatan Kerja).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pengumpulan data secara In-
depth Interview (wawancara mendalam).
Penelitian ini di laksanakan di laboartorium RS
Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado bulan
Maret-Mei 2013 dengan jumlah informan
sebanyak 10 orang.
Data dalam penelitian ini yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data
pernyataan responden tentang penerapan
manajemen K3 di laboratorium, yang diperoleh
dari hasil wawancara dan pendataan langsung di
RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado dan data
sekunder Data sekunder berupa profil rumah
sakit, struktur organisasi pegawai di laboratorium,
data pagawai di laboratorium RS Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Rumah Sakit Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado
-
Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Prof.
Dr. V.L. Ratumbuysang, dengan luas areal tanah
3, 88 Ha, berlokasi di Jalan Bethesda Nomor
77, termasuk dalam wilayah kelurahan Kleak
Kecamatan Malalayang, Kota Manado. Cikal
bakalnya bermula dari sebuah Rumah Sakit Jiwa
yang didirikan sekitar tahun 1934 dengan nama
Doorgangshuis Voor Krankzinnigen berlokasi pada 2 tempat yang berbeda di Manado yaitu
untuk pasien laki-laki di Sario, sedangkan untuk
pasien perempuan berlokasi di Wanea yang
berjarak 2 km, dengan kapasitas keseluruhan 46
tempat tidur (TT), yang oleh masyarakat setempat
lebih dikenal dengan nama Rumah Putih atau Witte Huis.
Deskripsi Laboratorium RS Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado. Laboratorium merupakan salah satu bidang
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado. Pelayanan laboratorium
merupakan pelayanan yang perlu memperhatikan
secara khusus mengenai K3RS karena
mempunyai risiko terjadinya kecelakaan kerja
yang tinggi. Pegawai yang ada di laboratorium
Rumah Sakit Prof. dr. V.L Ratumbuysang
Manado berjumlah 8 orang termasuk tenaga
kontrak.
Laboratorium merupakan salah satu bidang
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi,
kimia klinik, urinalisa dan ruang sampel.
Pelayanan laboratorium RS Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado merupakan pelayanan
yang perlu memperhatikan secara khusus
mengenai K3RS karena mempunyai resiko
terjadinya kecelakaan kerja yang tinggi.
Kecelakaan Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai
yang ada di laboratorium RS Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado ada 1 orang yang pernah
mengalami kecelakaan karena tertusuk jarum
suntik.
Promosi K3
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola
RS tentang pelaksanaan kegiatan promosi K3
sampai saat ini belum dilaksanakan.
pihak kami belum pernah melakukan promosi K3 kepada semua pegawai yang ada di
lab, karena belum ada tenaga ahli K3 di RS ini (P1).
Berdasarkan hasil wawancara dengan
penanggung jawab laboratorium, sampai saat ini
belum ada promosi K3 yang dilaksanakan di
laboratorium.
belum pernah, sampai sekarang (P2).
Berdasarkan hasil wawancara dengan semua
pegawai yang ada di laboratorium, dengan
diajukan pertanyaan apakah pernah menerima
promosi K3 semuanya memberikan jawaban yang
sama.
Sampai saat ini belum ada kegiatan promosi K3 kepada semua pegawai yang ada di lab (P10).
Pelatihan K3 Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung
jawab laboratorium, semua pegawai yang ada
belum pernah mengikuti pelatihan tentang K3.
belum ada yang ikut pelatihan K3 secara khusus, kalau pelatihan laboratorium dasar
ada yang pernah ikut (P2). Berdasarkan hasil wawancara dengan
semua pegawai yang ada di laboratorium, mereka
belum pernah mengikuti pelatihan secara khusus
mengenai K3.
kami belum pernah mengikuti pelatihan tentang K3 (P10).
saya penah mengikuti pelatihan, tapi hanya pelatihan dasar laboratorium (P6).
Pengawasan
Bersadarkan hasil wawancara dengan atasan di
RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado, mereka
sering melakukan pengawasan kerja di
laboratorium tapi tidak rutin dilakukan.
Ya, kami sering melakukan pengawasan sekedar melihat kerjaan mereka (P1)
Investigasi kecelakaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung
jawab laboratorium, karena tidak ada kecelakaan
serius yang terjadi maka data tentang investigasi
kecelakaan tidak ada.
Pelaporan
Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung
jawab laboratorium, pelaporan tentang kecelakaan
kerja di laboratorium tidak ada.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan semua
pegawai yang ada di laboratorium RS Prof. dr.
V.L Ratumbuysang Manado tahun 2013
menunjukkan bahwa pegawai yang mengalami
kecelakaan tertusuk jarum suntik ada 1 orang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Liza Salawati (2009) bahwa dari 23 orang pekerja
yang bekerja di Laboratorium Patologi Klinik
RSUZA Banda Aceh, pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja ada 16 orang (69,6%).
-
Keselamatan dalam bekerja di laboratorium
merupakan hal yang penting dan harus
diperhatikan. Karena sedikit saja kita bekerja
tanpa memperhatikan segala aturan yang telah
ditetapkan di laboratorium, dapat berakibat fatal
pada diri sendiri, maupun bagi orang lain yang
berada disekitar kita pada saat kita bekerja
sehingga mulai hal-hal kecil yang merupakan
persyaratan bekerja di laboratorium sampai hal-
hal yang besar menyangkut keselamatan bekerja
di laboratorium, harus diketahui dan ditaati oleh
semua orang yang bekerja di laboratorium.
Kelengahan seseorang dan tidak mematuhi aturan
yang telah ditentukan dalam bekerja di
laboratorium, dapat mencelakakan orang orang
tersebut, bahkan dapat mematikan (Hasdianah,
2012).
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Berdasarkan hasil wawancara, Rumah Sakit Prof.
dr. V.L Ratumbuysang Manado sampai tahun
2013 belum menerapkan upaya K3RS. Meskipun
belum menerapkan K3RS, namun kejadian
kecelakaan kerja di laboratorium RS Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado tergolong minim atau
kurang.
Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, pasal 23 menyatakan bahwa upaya
keselamatan dan kesehatan kerja harus
diselenggarakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya kesehatan, mudah terjangkit atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
Rumah sakit sebagai industri jasa termasuk dalam
kategori tersebut, sehingga wajib menerapkan
upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
sakit (K3RS).
Namun secara teoritis, jika sebuah rumah
sakit melaksanakan tindakan-tindakan
keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif,
maka lebih sedikit pekerja yang menderita cedera
atau penyakit jangka pendek maupun jangka
panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di
rumah sakit.
Kepmenkes No. 432 tahun 2007
menyebutkan organisasi/unit pelaksana K3RS
membantu melakukan upaya promosi di
lingkungan rumah sakit baik pada petugas, pasien
maupun pengunjung, yaitu mengenai segala
upaya pencegahan KAK dan PAK di rumah sakit.
Promosi K3
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai
yang ada di laboratorium, mereka belum
menerima penyuluhan atau promosi tentang K3.
Promosi kesehatan merupakan program
kesehatan yang dirancang untuk membawa
perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat
sendiri, maupun dalam organisasi dan
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya,
politik, dan sebagainya). Promosi kesehatan tidak
hanya mengaitkan diri pada peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja,
tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam
rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka (Notoatmodjo, 2007).
Pelatihan K3
Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai
yang ada di Laboratorium, mereka belum pernah
mengikuti pelatihan tentang K3.
Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan
jangka pendek yang menggunakan prosedur
sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja
mempelajari atau mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan teknis untuk tujuan tertentu
(Munandar, 2011). Pelatihan K3 bertujuan agar
karyawan dapat memahami dan berperilaku
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja,
mengidentifkasi potensi bahaya di tempat kerja,
melakukan pencegahan kecelakaan kerja,
mengelola bahan-bahan beracun berbahaya dan
penanggulangannya, menggunakan alat pelindung
diri, melakukan pencegahan dan pemadaman
kebakaran serta menyusun program pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja khusunya di
Laboratorium RS (Putut Hargiyarto, 2010).
Pengawasan
Pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai
bersadarkan hasil wawancara dengan atasan di RS
Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado, mereka
sering melakukan pengawasan kerja di
laboratorium tapi tidak rutin dilakukan.
Pembinaan dan pengawasan dilakukan
melakukan melalui sistem berjenjang. Pembinaan
dan pengawasan tertinggi dilakukan oleh
Departemen Kesehatan. Pembinaan dapat
dilaksanakan antara lain melalui pelatihan,
penyuluhan, bimbingan teknis dan temu
konsultasi dan lain-lain. Pengawasan pelaksanaan
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3RS) dibedakan dalam dua macam, yakni
pengawasan internal, yang dilakukan oleh
pimpinan langsung Rumah Sakit yang
bersangkutan, dan pengawasan eksternal, yang
dilakukan oleh Menteri Kesehatan dan Dinas
Kesehatan setempat, sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing (Depkes, 2010).
Dilakukan pengawasan untuk menjamin
bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan
aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk
yang telah ditentukan.
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang
mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan
atau hasil yang dikehendaki (Permenaker, 1996).
-
Investigasi
Investigasi kecelakaan berdasarkan hasil
wawancara dengan penanggung jawab
laboratorium, karena tidak ada kecelakaan serius
yang terjadi maka data tentang investigasi
kecelakaan tidak ada.
Pada dasarnya investigasi K3 di RS adalah
salah satu fungsi manajemen K3RS yang berupa
suatu langkah yang diambil untuk mengetahui dan
menilai sampai sejauh mana proses kegiatan
K3RS itu berjalan, dan mempertanyakan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu
kegiatan K3RS dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Investigasi K3 merupakan suatu
kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara umum.
Investigasi K3 di RS dilakukan secara berkala,
terutama oleh petugas K3RS sehingga kejadian
penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan
akibat kerja (KAK) dapat dicegah sedini
mungkin. Kegiatan lain adalah pengujian baik
terhadap lingkungan maupun pemeriksaan
terhadap pekerja berisiko seperti biological
monitoring (Depkes RI, 2007).
Pelaporan
Pelaporan tentang kejadian kecelakaan kerja
berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung
jawab laboratorium, pelaporan tentang kecelakaan
kerja di laboratorium tidak ada.
Pencatatan dan pelaporan adalah
pendokumentasian kegiatan K3 secara tertulis
dari masing-masing unit kerja Rumah Sakit dan
kegiatan K3RS secara keseluruhan yang
dilakukan oleh organisasi K3RS, yang
dikumpulkan dan dilaporkan/diinformasikan oleh
organisasi K3RS, ke Direktur Rumah Sakit dan
Unit teknis terkait di wilayah Rumah Sakit (Dinas
Kesehatan setempat, cq. Penanggung
jawab/pengelola program kesehatan kerja).
Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan
kegiatan K3 adalah menghimpun dan
menyediakan data dan informasi kegiatan K3,
mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan
kegiatan K3, mencatat dan melaporkan setiap
kejadian/kasus K3, menyusun dan melaksanakan
pelaporan kegiatan K3.
Pelaporan terdiri dari pelaporan berkala
(bulanan, semester, dan tahunan) dilakukan sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan dan
pelaporan sesaat/insidentil, yaitu pelaporan yang
dilakukan sewaktu-waktu pada saat kejadian atau
terjadi kasus yang berkaitan dengan K3.
Setiap kegiatan dan atau kejadian/kasus sekecil
apapun yang berkaitan dengan K3, wajib dicatat
dan dilaporkan secara tepat waktu kepada wadah
organisasi K3RS (Depkes RI, 2010).
KESIMPULAN
1. Pelaksanaan promosi K3 di laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado
berdasarkan hasil wawancara dengan
penanggung jawab dan semua pegawai yang
ada bahwa di laboratorium belum pernah
dilaksanakan penyuluhan atau promosi
tentang K3.
2. Pelaksanaan pelatihan K3 di laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado
berdasarkan hasil wawancara dengan
penanggung jawab dan semua pegawai yang
ada bahwa semua pegawai belum pernah
mengikuti pelatihan K3 secara khusus.
3. Pelaksanaan pengawasan terhadap pegawai bersadarkan hasil wawancara dengan atasan
di RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado,
mereka sering melakukan pengawasan kerja
di laboratorium tapi tidak rutin dilakukan.
4. Investigasi kecelakaan berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab
laboratorium, karena tidak ada kecelakaan
serius yang terjadi maka data tentang
investigasi kecelakaan tidak ada.
5. Pelaporan tentang kejadian kecelakaan kerja berdasarkan hasil wawancara dengan
penanggung jawab laboratorium, pelaporan
tentang kecelakaan kerja di laboratorium
tidak ada.
6. Kejadian kecelakaan kerja di laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado
berdasarkan hasil wawancara dengan semua
pegawai, menunjukkan dari 8 orang pegawai
yang bekerja di laboratorium, hanya 1 orang
yang pernah mengalami kecelakaan.
SARAN
1. Instansi harus punya komitmen yang tinggi terhadap pelaksanaan program K3 di RS.
2. Rumah Sakit hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan pegawai mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja dengan memberikan
pelatihan dan promosi K3 kepada seluruh
pegawai dengan harapan dapat menambah
pengetahuan serta merubah sikap dan
tindakan sehingga pekerja dapat bekerja
dengan memperhatikan segala upaya
keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium RS Prof. dr. V.L Ratumbuysang
Manado.
3. Untuk suksesnya pelakasanaan program K3 di RS, tidak terlepas dari upaya pemerintah
setempat, untuk itu harus ada perhatian
khusus dari pemerintah dalam pelaksanaan
program K3 di RS Prof. dr. V.L
Ratumbuysang Manado guna pemeliharaan
kesehatan bagi masyarakat pekerja yang ada
di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Benuriadi, Sianipar, O, Sanjaya, G.Y. 2011.
Sistem Informasi Dalam Pelayanan
Laboratorium. Yogyakarta. Indonesian
-
Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory. Vol. 19, No. 1, November 2011 :
56-62.
Budiono, A.M, Jusuf, R.M.S, Pusparini, A. 2009.
Bunga rampai: Hiperkes & KK. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang.
Christiono, W. 2004. Analisa Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit Sebelum dan Sesudah Akreditasi di RS
Pantiwilasa Citarum Semarang.Skripsi.
Depkes, R.I. 2002. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Laboratorium Kesehatan, Jakarta.
Hafizurrachman. 2009. Kepuasan Pasien dan
Kunjungan Rumah Sakit. FKM UI Depok.
Vol.4, No.1, Agustus 2009.
Hasdiana. 2012. Panduan Laboratorium
Mikrobiologi dan Rumah Sakit. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Kawatu, P.A.T. 2010. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Manado: FKM
UNSRAT. Bahan ajar.
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.
432/Menkes/SK/IV/2007, Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di Rumah Sakit,Jakarta.
Kusyat,i E. 2006. Keterampilan dan Prosedur
Laboratorium. Jakarta: ECG.
Mulyono, B. 2007. Penentuan Strategik Prioritas
Pelayanan Laboratorium Klinik
Menggunakan Teknik SFAS (Strategic
Factors Analysis Summary) Bersarana Acuan
SWOT. Yogyakarta. Indonesian Journal of
Clinical Pathology and Medical Laboratory.
Vol.13, No.2, Maret 2007 : 82-92.
Nasir, ABD. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat:
Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Keselamatan Kerja
Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Perwitasari, D, Anwar, A. 2006. Tingkat Risiko
Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Higiene
Petugas di Laboratorium Klinik RSUPN
Ciptomangunkusumo Jakarta. Jurnal Ekologi
Kesehatan. Vol.5, No.1, April 2006 : 380-
384.
Pickett, G, Hanlon, J. 2009. Kesehatan
Masyarakat: Administrasi & Praktik. Jakarta:
ECG.
Rahmat, S.P. 2009. Penelitian Kualitatif.
Equilibrium. Vol.5, No.9, Januari-Juni
2009:1-8.
Ridley, J. 2008. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Jakarta: Erlangga.
Salawati, L. 2009. Hubungan Perilaku,
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja di
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Umum DR. Zainoel Abidin banda Aceh
tahun 2009. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara Medan. Tesis.
Santoso, S. 2006. Kajian Pengembangan
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Berdasarakan OHSAS 18001. BPTKN-
Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan
Nuklir. Vol.10, No.1, Pebruari 2006.
Saryono, Anggraeni D. Mekar. 2013. Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Satori, D, Komariah, A. 2012. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sedarmayanti. 2011. Membangun dan
Mengembangkan Kepemimpinan Serta
Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih
Keberhasilan. Jakarta: Refika Aditama.
Setyawati. 2012. Selintas Tentang Kelelahan
Kerja. Yoyakarta: Amara Books.
Soehatman. 2010. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
Dian Rakyat.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Sumamur, P K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung
Seto.
-
Susanti. 2010. Statistik Deskriptif & Induktif.
Jakarta: Graha Ilmu.
Tresnaningsih, E. 2007, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Pusat Kesehatan Kerja,
Jakarta.
Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun
1992
Laboratorium Klinik
(http://wikipedia.org/wiki/Laboratorium_klin
ik). Diakses tanggal 16 Juni 2013.
Setiap hari ada 9 orang peserta Jamsostek tewas
kesehatan kerja (www.jamsostek.ac.id).
Diakses kamis 28 Februari 2013.
Training Laboratory Safety
(http://bmdstreet.com/tag/pelatihan-k3-
laboratorium). Diakses tanggal 16 Juni 2013.