sari.pdf

33
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran biologi merupakan pelajaran yang mudah, jika siswa menemukan ketertarikan pada pelajaran ini. Tetapi faktanya, banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran biologi, karena penyampaian materi-materi oleh guru biologi selama ini sangat membosankan. Terlihat pada hasil belajar siswa berupa nilai-nilai dalam pelajaran biologi, khususnya di MAS Al-Wasliyah Negeri Lama. Pada dokumentasi daftar nilai semester I kelas XI IPA bahwa hampir 50% siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68. Dalam penelitian ini, sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah MAS Al-Wasliyah Negeri Lama. Karena pada umumnya seluruh sekolah memiliki masalah yang hampir sama, yaitu masalah-masalah dalam belajar. Dan karena keterbatasan biaya, dan waktu, sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah MAS Al-Wasliyah Negeri Lama yang berlokasi di Jl. Pertiwi No. 93 Medan. Dari hasil observasi pertama kesekolah pada awal bulan Januari 2012, dan dari wawancara yang dilakukan dengan Ibu Alfrida Siregar S.Pd guru biologi MAS Al-Wasliyah Negeri Lama, seluruh kelas XI IPA adalah homogen. Tidak ada kelas unggulan. Dan setelah diketahui latar belakang kelas XI IPA 5 adalah kelas yang bisa dijadikan sebagai kelas untuk dilakukan penelitian, karena kelas XI IPA 5 selain hasil belajarnya rendah, kelas XI IPA 5 juga mempunyai masalah dalam belajar khususnya aktivitas belajar. Dari observasi kedua di kelas XI IPA 5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama diketahui pembelajaran yang ada cenderung monoton, yaitu menggunakan metode ceramah dan mencatat sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah. Selain itu juga kebanyakan siswa ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung melakukan aktivitas diluar aktivitas belajar, seperti berbicara dengan teman sebangku,

Transcript of sari.pdf

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pelajaran biologi merupakan pelajaran yang mudah, jika siswa menemukan

    ketertarikan pada pelajaran ini. Tetapi faktanya, banyak siswa yang tidak menyukai

    pelajaran biologi, karena penyampaian materi-materi oleh guru biologi selama ini

    sangat membosankan. Terlihat pada hasil belajar siswa berupa nilai-nilai dalam

    pelajaran biologi, khususnya di MAS Al-Wasliyah Negeri Lama. Pada dokumentasi

    daftar nilai semester I kelas XI IPA bahwa hampir 50% siswa mendapat nilai

    dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68.

    Dalam penelitian ini, sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian

    adalah MAS Al-Wasliyah Negeri Lama. Karena pada umumnya seluruh sekolah

    memiliki masalah yang hampir sama, yaitu masalah-masalah dalam belajar. Dan

    karena keterbatasan biaya, dan waktu, sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat

    penelitian adalah MAS Al-Wasliyah Negeri Lama yang berlokasi di Jl. Pertiwi No.

    93 Medan.

    Dari hasil observasi pertama kesekolah pada awal bulan Januari 2012, dan

    dari wawancara yang dilakukan dengan Ibu Alfrida Siregar S.Pd guru biologi MAS

    Al-Wasliyah Negeri Lama, seluruh kelas XI IPA adalah homogen. Tidak ada kelas

    unggulan. Dan setelah diketahui latar belakang kelas XI IPA5 adalah kelas yang bisa

    dijadikan sebagai kelas untuk dilakukan penelitian, karena kelas XI IPA5 selain hasil

    belajarnya rendah, kelas XI IPA5 juga mempunyai masalah dalam belajar khususnya

    aktivitas belajar.

    Dari observasi kedua di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama

    diketahui pembelajaran yang ada cenderung monoton, yaitu menggunakan metode

    ceramah dan mencatat sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah. Selain

    itu juga kebanyakan siswa ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung

    melakukan aktivitas diluar aktivitas belajar, seperti berbicara dengan teman sebangku,

  • 2

    mengganggu teman-teman di belakang atau didepan bangku, bahkan ada siswa yang

    sibuk bermain handphone (HP) ketika proses belajar-mengajar. Aktivitas tersebut

    berpengaruh pada hasil belajar siswa, yaitu nilai ulangan harian yang diperoleh

    dibawah KKM. Siswa dikatakan tuntas dalam mengikuti materi pelajaran jika

    memperoleh nilai diatas 68.

    Data nilai yang di ambil dari daftar nilai kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah

    Negeri Lama semester ganjil 2010/2011. Nilai ulangan harian pertama yang

    dilakukan oleh guru, jumlah siswa yang tuntas 73% dan 27% lagi dibawah nilai KKM

    atau tidak tuntas, pada ulangan harian kedua seluruh siswa tuntas, karena tidak ada

    siswa yang mendapat nilai dibawah KKM, dan pada ulangan harian ketiga siswa yang

    tuntas hanya 49% dan siswa yang tidak tuntas 52%. Ini merupakan kemunduran,

    karena di ulangan harian pertama siswa yang tidak tuntas tidak melebihi 50%, dan

    lebih rendah lagi pada ulangan akhir semester, siswa yang tuntas hanya 38%

    sedangkan yang tidak tuntas mencapai 62%.

    Selain itu, nilai kelompok siswa yang diambil dari daftar nilai kelas XI IPA5

    juga rendah. Terlihat pada daftar nilai kerjasama, siswa yang mau bekerja sama

    dengan penilaian tinggi (skor 81-100) sekitar 27% dan penilaian dengan nilai sedang

    (skor 60-80) sekitar 73%. Penilaian ini juga di amati pada saat siswa melakukan

    diskusi. Saat diskusi siswa yang benar-benar melakukan diskusi hanya 2-3 orang

    perkelompok. Siswa yang lainnya sibuk dengan aktivitas lain diluar diskusi. Guru

    juga menyatakan, bahwa pada kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama

    terdapat kelompok-kelompok dalam bergaul, siswa tidak berbaur satu sama lain. Ini

    tentunya menjadi salah satu kendala dalam belajar, karena belajar tidak hanya

    mengharapkan siswa mendapatkan nilai yang tinggi, tetapi siswa juga diharapkan

    dapat bersosialisasi dengan teman dan lingkungan agar siswa kelak dapat

    bersosialisasi dengan lingkungan sekitar ketika memasuki dunia kerja.

    Materi yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi.

    Penentuan materi ini melihat dari jadwal KBM untuk materi sistem ekskresi adalah

    pertengahan bulan April dan diperkirakan waktu yang tepat untuk dilakukan

  • 3

    penelitian. Dan dari wawancara dengan guru biologi, materi ekskresi selama ini

    adalah materi yang tidak terlalu ditekankan, karena materi ini dianggap materi yang

    mudah. Guru hanya memberi tugas dan meminta siswa untuk membaca dirumah.

    Padahal bagi siswa, materi ini adalah materi yang terlalu banyak dan bersifat abstrak.

    Sehingga banyak siswa tidak mengerti dan hasil ujian pada materi sistem ekskresi

    rendah.

    Dari uraian di atas, maka penerapan metode Role Playing dianggap sebagai

    cara untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran, umumnya pada materi

    sistem ekskresi dan khususnya pada kelas XI IPA5. Karena dengan metode role

    playing, diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam belajar. Dan siswa tidak

    melakukan kegiatan diluar KBM.

    Menurut Kincoko (2010:4) Role Playing sebagai suatu metode pembelajaran

    bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial

    dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran-

    peran yang berbeda dan memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses

    bermain peran ini dapat memberikan contoh kehidupan perilaku manusia yang

    berguna sebagai sarana bagi siswa untuk (a) mengali perasaannya, (b) memperoleh

    inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya, (c)

    mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah, dan (d)

    mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.

    Manfaat menggunakan metode role playing selain membuat proses belajar

    menjadi lebih menyenangkan juga akan menciptakan hubungan yang baik antar siswa

    dan kekompakan dalam kelas. Usman (1995: 10) mengemukakan kualitas dan

    kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain

    ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas serta kondisi umum dan

    suasana di dalam kelas.

    Berdasarkan data di atas disadari bahwa semua metode mempunyai kelebihan

    dan kekurangan, penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar akan

    menimbulkan minat siswa untuk belajar, dan penggunaan metode dimaksudkan untuk

  • 4

    melihat hasil belajar siswa yang akan diajar dengan metode role playing untuk

    mempermudah siswa menerima materi pelajaran tersebut dan membuat pembelajaran

    menjadi lebih menarik dan tujuan pembelajaran tercapai seluruhnya.

    Dari uraian di atas maka tema penelitian ini adalah penggunaan metode role

    playing dalam mengajarkan materi sistem ekskresi dengan judul Penerapan Metode

    Role Playing Pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia Untuk

    Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPA MAS Al-Wasliyah Negeri

    Lama Tahun Pelajaran 2014/2015

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi sebagai

    berikut:

    1. Hasil belajar biologi siswa di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama

    masih tergolong rendah

    2. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu kurangnya keterlibatan

    siswa dalam proses belajar-mengajar, dimana guru yang berperan lebih aktif,

    sehingga siswa kurang antusias yang akhirnya mempengaruhi hasil

    belajarnya.

    3. Respon siswa dalam belajar biologi terlihat tidak antusias.

    1.3 Batasan Masalah

    Agar penelitian ini lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

    1. Subyek Penelitian

    Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri

    Lama Tahun Pelajaran 2014/2015

    2. Variabel Penelitian

    Yang menjadi variabel penelitian dalam penelitian ini adalah metode

    pembelajaran Role Playing

    3. Parameter

  • 5

    Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi

    pada sub materi pokok sistem ekskresi pada manusia dari pembelajaran siswa

    kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pembelajaran

    2010/2011 menggunakan metode pembelajaran Role Playing.

    1.4 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini

    dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem ekskresi

    pada manusia dengan menerapkan metode Role Playing pada siswa kelas XI

    IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pelajaran 2014/2015?

    2. Bagaimana aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dengan

    menggunakan metode Role Playing di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah

    Negeri Lama?

    3. Bagaimana respon siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar dengan

    menggunakan metode Role Palying kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri

    Lama?

    1.5 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

    bertujuan untuk:

    1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem ekskresi pada

    manusia dengan penerapan metode Role Playing pada siswa kelas XI IPA5

    MAS Al-Wasliyah Negeri Lama Tahun Pelajaran 2014/2015.

    2. Mengetahui aktivitas belajar siswa ketika proses belajar-mengajar

    menggunakan metode Role Playing di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah

    Negeri Lama.

    3. Mengetahui respon siswa setelah proses belajar-mengajar menggunakan

    metode Role Playing di kelas XI IPA5 MAS Al-Wasliyah Negeri Lama.

  • 6

    1.6 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.

    Adapun manfaat penelitian ini adalah:

    1. Bagi siswa:

    a. Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

    b. Meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan

    oleh guru.

    c. Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan kreatif.

    d. Meningkatkan tanggung jawab dan rasa kebersamaan bagi setiap

    kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran .

    2. Bagi guru :

    a. Memberi informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif

    dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan.

    b. Memberi wacana baru tentang pembelajaran aktif melalui metode

    pembelajaran role playing.

    3. Bagi sekolah :

    Untuk memberi informasi kepada kepala sekolah mengenai pentingnya

    variasi metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar. Diharapkan

    pada masa yang akan datang semua guru tidak hanya dapat mengajar dengan

    metode ceramah.

    4. Peneliti

    Sebagai sarana untuk mempraktikkan teori yang diperoleh selama

    dibangku kuliah dengan kenyataan sehari-hari dan menambah pengalaman

    mengajar sehingga peneliti nantinya dapat mengajar lebih baik dalam dunia

    kerja.

    1.7 Defenisi Operasional

    Beberapa hal yang dijadikan sebagai operasional dari penelitian ini adalah:

  • 7

    1. Metode Role playing merupakan cara penguasaan materi pembelajaran

    melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa yang dilakukan

    dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati dalam situasi

    buatan.

    2. Hasil belajar siswa merupakan gambaran dari kemampuan, keterampilan dan

    pemahaman siswa atau kelompok siswa tentang penguasaannya terhadap

    sesuatu materi pembelajaran

    3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), terdiri dari tiga kata inti, yaitu (1)

    penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

    tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

    sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

    secara bersama.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teoritis

    2.1.1 Konsep Belajar Mengajar

    Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang

    ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahakan

    kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rusman, 2010: 1).

    Anthony Robbins (dalam Trianto, 2009 : 15) mendefenisikan:

    Belajar sebagai proses penciptaan hubungan antara sesuatu (pengetahuan)

    yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari defenisi ini

    dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu (1) penciptaan hubungan. (2)

    sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu

    (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat

    dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan

    keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

    Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak

    disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada

    diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa

    pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.

    Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa

    belajar. Menurut Subiyanto (1988: 30) dalam Trianto (2009 : 17) mengajar pada

    hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh

    pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada

    perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Cara mengajar guru yang baik

    merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu

    tolok ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat

    mempelajari apa yang seharusnya dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang

    diinginkan dapat dicapai oleh siswa.

  • 9

    2.1.2 Hasil Belajar

    Proses kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai

    tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

    dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009: 22).

    Hamid (2009: 57) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran adalah semua

    efek yang dapat di jadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode

    pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Seperti halnya variable metode dan

    kondisi pembelajaran, variabel hasil pembelajaran juga dapat diklasifikasi dengan

    cara yang sama.

    Horward Kingsley (dalam Sudjana, 2009: 22) membagi tiga macam hasil

    belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c)

    sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang

    telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne (dalam Sudjana, 1989: 22)

    membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan

    intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam

    sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

    tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

    yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah

    afektif dan ranah psikomotoris.

    2.1.3 Aktivitas Belajar

    Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,

    perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan

    proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Aktivitas

    belajar siswa merupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut

    Sardiman (2009) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan

    untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman sendiri.

    Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai

    dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-

  • 10

    ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi.

    Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,

    menyimpulkan dan mengkomunikasikan (Juliantara, 2010).

    Diedrich (dalam Sardiman 2009) terdapat beberapa macam aktivitas belajar siswa

    diantaranya adalah:

    1. Aktivitas melihat (Visual Activities) yang termasuk didalamnya membaca,

    memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

    2. Aktivitas lisan (Oral Activities) seperti merumuskan, menyatakan, bertanya,

    memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

    interupsi.

    3. Aktivitas mendengar (Listening Activities) sebagai contoh mendengarkan: uraian,

    percakapan, diskusi, musik, pidato.

    4. Aktivitas menulis (Writing Activities), seperti misalnya menulis cerita, karangan,

    laporan, angket, menyalin.

    5. Aktivitas menggambar (Drawing Activities) misalnya: menggambar, membuat

    grafik, peta, diagram.

    6. Aktivitas gerak (Motor Activities) yang termasuk di dalamnya antara lain:

    melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

    beternak.

    7. Aktivitas mental (Mental Activities) sebagai contoh misalnya: menanggapi,

    mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

    keputusan.

    8. Aktivitas emosi (Emotional Activities) seperti misalnya, menaruh minat, merasa

    bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

    2.1.4 Metode Pembelajaran

    2.1.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran

    Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan

  • 11

    penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran

    berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak

    menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakanpara ahli

    psikologi dan pendidikan (Djamarah dan Zein, 1995:46)

    Metode adalah a way in archieving something. Jadi metode pembelajaran

    dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

    yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan

    pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

    mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah, (2) diskusi,

    (3) demonstrasi, (4) simulasi, (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7)

    brainstorming, (8) debat, (9) symposium, dan sebagainya.

    Metode pembelajaran (Hamid, 2009: 53) adalah cara-cara yang berbeda untuk

    mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode

    pembelajaran didefenisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil

    pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran.

    Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan kedalam teknik dan gaya

    pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara

    yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

    Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative

    banyak membutuhkan teknik tersendiri yang tentunya secara teknis akan berbeda

    dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

    Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu penggunaan teknikpada

    kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.

    Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode

    yang sama.

    Djamarah dan Zein (1995: 46) mengemukakan lima faktor yang

    mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:

    a) Tujuan yang berbagai-bagai jenisnya dan fungsinya. b) Anak didik yang

    berbagai-bagai tingkat kematangannya. c) Situasi yang berbagai-bagai

  • 12

    kualitas dan kuantitasnya. d)Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan

    kuantitasnya. e) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-

    beda.

    2.1.4.2 Metode Role Playing

    Gambar 2.1 : Metode Role Playing (Uwindut, 2011)

    Role playing merupakan salah satu jenis teknik simulasi yang pada umumnya

    digunakan dalam pendidikan sosial dan hubungan antar sesama. Teknik ini berkaitan

    dengan studi kasus. Tetapi, kasus tersebut melibatkan individu dan tingkah laku

    mereka, atau interaksi antarindividu dalam bentuk dramatisasi. Siswa dapat

    berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu, sebagai pengamat, atau sebagai

    pengkaji, tergantung pada tujuan penerapan teknik tersebut. Bermain peran dilakukan

    apabila dosen ingin menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut

    orang banyak. Atau, ingin melatih mahasiswa agar mereka dapat menyelesaikan

    masalah yang bersifat sosial psikologis, serta dapat bergaul dan memberi pemahaman

    terhadap orang lain tentang permasalahannya (Uwidndut, 2011).

    Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran

    memulai pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi

  • 13

    dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau

    benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu

    bergantung kepada apa yang diperankan. Metode Role Playing dapat melibatkan

    seluruh siswa untuk berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk

    mengembangkan kemampuannya dalam bekerja sama. Beberapa kelebiahan dari

    metode Role Playing adalah sebagai berikut:

    (1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

    (2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat di gunakan dalam

    situasi dan waktu yang berbeda.

    (3) Guru dapat mengevaluasi pemahaman setiap siswa memulai pengamatan pada

    waktu melakukan permaianan.

    (4) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenagkan bagi anak

    (Hamdani, 2011: 87).

    2.1.4.2.1 Manfaat Role Playing

    Beberapa manfaat dan nilai yang bisa ditanamkan dalam role playing :

    1. Nilai fisik. Permainan yang aktif sangat penting bagi penumbuhan otak.

    Melalui bermain, ia akan berlatih keterampilan dalam menemukan dan

    menghimpun sesuatu.

    2. Nilai edukatif. Permainan membuka peluang seluas-luasnya bagi mahasiswa

    untuk belajar tentang banyak hal melalui alat-alat permainan yang bervariasi.

    3. Nilai sosial. Dengan bermain mahasiswa akan belajar membangun hubungan

    sosial dengan orang lain dan belajar cara bergaul dengan mereka. Melalui

    permainan kolektif ia juga dapat belajar bagaimana memberi dan menerima.

    4. Nilai akhlak. Melalui permainan, mahasiswa akan mempunyai pemahaman

    awal tentang benar dan salah. Ia juga akan mengenal beberapa nilai akhlak

    dalam bentuk awal, seperti keadilan, kejujuran, amanah, disiplin, dan

    sportivitas.

  • 14

    5. Nilai kreativitas. Dengan permainan, siswa dapat mengungkapkan

    kemampuan kreativitasnya dan mempraktikkan gagasan-gagasan yang

    dimilikinya.

    6. Nilai kepribadian. Melalui permainan siswa akan mampu menemukan banyak

    hal tentang dirinya. Ia dapat mengukur kemampuan dan keterampilannya

    melalui interaksinya dengan teman-temannya. Ia juga belajar menghadapi

    masalah-masalah yang dihadapinya.

    7. Nilai solutif dengan permainan, siswa akan keluar dari ketegangan yang

    muncul akibat banyaknya ikatan yang dipaksakan kepadanya. Bermain juga

    merupakan salah satu sarana yang baik untuk mencairkan permusuhan

    (Uwidndut, 2011).

    2.1.4.2.2 Langkah-Langkah Metode Role Playing :

    1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

    2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa

    hari sebelum KBM

    3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang

    4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

    5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang

    sudah dipersiapkan

    6) Masing-masing siswa berada dikelompoknya sambil mengamati skenario

    yang sedang diperagakan

    7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja

    untuk membahas penampilan masing-masing kelompok

    8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpuannya

    9) Guru memberikan kesimpulan secara umum

    10) Evaluasi

    11) Penutup

  • 15

    2.2 Kerangka Berfikir

    Belajar merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang sebagai akibat

    dari adanya aktivitas. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam belajar adalah untuk

    meningkatkan kemampuannya dalam bidang tertentu khususnya biologi. Untuk

    mendapatkan hasil belajar yang diharapkan, seorang guru harus mampu

    menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan dengan materi yang akan

    disampaikan. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dijadikan pedoman oleh

    guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar peserta didik memahami

    konsep yang diajarkan guru.

    Pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu baik secara individual maupun

    kelompok untuk memperbaiki hasil belajar yang dicapai sesuai dengan kemampuan

    masing-masing. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan

    hasil belajar siswa. Melalui pengembangan kompetensinya guru dapat melakukan

    berbagai pendekatan, metode, dalam proses pengajaran yang dialami siswa.

    Pendidikan yang dilakukan harus sesuai dengan jenis dan hambatan belajar yang

    dialami oleh siswa.

    Salah satu bantuan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar

    siswa adalah dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Metode

    pembelajaran role playing merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran

    memulai pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.

  • 16

    Gambar : 2.8 Skema Kerangka Berfikir

    2. 3 Hipotesis Tindakan

    Dengan diterapkan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar

    siswa pada sub materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA5 MAS Al-

    Wasliyah Negeri Lama

    Materi sistem ekskresi

    Aktifitas belajar siswa

    Hasil belajar siswa

    Metode role playing

    klasikal individual

    Memperhatikan Bertanya Memberi

    tanggapan

    Bermain

    Peran Mencatat

  • 17

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MAS Al-Wasliyah Negeri Lama, Jl Pertiwi

    No. 93 Medan. Dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2012.

    3.2 Subjek Penelitian

    Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah

    siswa kelas XI IPA5 yang terdiri dari 37 siswa dengan komposisi 10 siswa laki-laki

    dan 27 siswa perempuan.

    Penentuan subjek penelitian di kelas XI IPA5 karena pada siswa IPA

    5, guru

    belum menggunakan metode pembelajaran yang efektif, sehingga siswa menjadi

    tidak aktif dan kurang antusias dalam belajar dan mempengaruhi hasil belajar siswa

    pada saat mengerjakan ulangan harian maupun ujian semester.

    3.3 Variabel Penelitian

    Variabel bebas adalah penerapan metode role playing.

    Varabel terikat adalah hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan respon siswa.

    3.4 Jenis dan Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action

    Research). Pemilihan tindakan ini didasari oleh upaya peningkatan hasil belajar siswa

    yang dilakukan dalam tahapan siklus yang dimulai dari perencanaan, tindakan,

    observasi, refleksi, dan kembali pada perencanaan untuk tindakan siklus berikutnya.

    Penelitian ini dimulai dari pratindakan melalui observasi dan wawancara

    kepada guru biologi di MAS Al-Wasliyah Negeri Lama untuk mengetahui bagaimana

    peningkatan hasil belajar siswa pada awal semester genap. Peneliti sudah melihat

    bagaimana hasil belajar siswa pada semester ganjil, dan sudah melihat masalah-

  • 18

    masalah dalam belajar siswa. Salah satu masalah yang dihadapi guru pada saat

    mengajar adalah ketika KBM berlangsung, siswa banyak yang jenuh dengan metode

    belajar yang diberikan guru. Adapun desain penelitiannya:

    Gambar 3. 1 : Skema Siklus PTK

    Pratindakan merupakan dasar bagi peneliti sebelum menyusun perencanaan,

    dengan melakukan pratindakan perencanaan akan lebih baik. Penelitian tindakan ini

    dirancang dengan proses pengkajian berdaur (cyclical).

    Permasalahan

    Permasalahan

    baru hasil

    refleksi

    Apabila

    pernasalahan

    belum

    terselesaikan

    Perencanaan

    tindakan I

    Pelaksanaan

    tindakan I

    Refleksi I Pengamatan/pengum

    pulan data I

    Perencanaan

    tindakan II

    Pelaksanaan

    tindakan II

    Pengamatan/Pengum

    pulan data II Refleksi II

    Dilakukan

    kesiklus

    berikutnya

  • 19

    3.5 Prosedur Penelitian

    Tabel 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

    Fase Tindakan Output

    Pratindakan Melakukan observasi ke

    sekolah dan mengamati proses

    pembelajaran.

    Wawancara dengan guru

    biologi kelas XI IPA5 Ibu

    Alfrida Siregar. S.Pd

    Mengenalkan metode

    pembelajaran role playing

    kepada guru.

    Mengenalkan metode

    pembelajaran role playing

    kepada siswa.

    Melakukan uji validitas dan

    reliabilitas tes.

    Memberikan gambaran

    bagi peneliti mengenai

    karakteristik siswa sebelum

    diberi tindakan.

    Teridentifikasi masalah

    dalam pembelajaran.

    Memberikan gambaran

    kepada guru sebagai upaya

    dalam mengatasi

    permasalahan pembelajaran

    selama ini.

    Gambaran bagi siswa

    mengenai metode

    pembelaja-ran role playing.

    Mendapatkan bentuk soal

    tertulis (post test) yang

    akan diujicobakan pada

    kelas penelitian (XI IPA5).

    Penelitian Tindakan Kelas dengan Alur dan Tahapan Pada Siklus I

    Fase Tindakan Output

    Perencanaan Menyusun RPP sesuai RPP sesuai dengan hasil

  • 20

    dengan hasil refleksi

    pratindakan.

    Membagi siswa kedalam 6

    kelompok dan membuat

    skenario role playing

    Menyiapkan lembar

    observasi aktivitas siswa.

    Menentukan tugas guru

    bidang studi, peneliti dan tiga

    orang observer lainnya.

    Menyiapkan soal pretest dan

    post test I.

    refleksi pratindakan

    memudahkan guru dalam

    melaksanakan

    pembelajaran.

    Pembagian siswa dan

    pembagian kelompok

    sama. Kelompok akan

    diguna kan untuk

    pembagian peran dalam

    skenario role playing.

    Mengamati bentuk

    aktivitas siswa selama

    proses pembelajaran.

    Tugas guru bidang studi

    mengamati peneliti dalam

    melaksanakan kegiatan

    pembelajaran, peneliti

    bertugas sebagai guru,

    dan pengamat lainnya

    bertugas mengamati

    aktivitas siswa

    Digunakan untuk mengu

    kur pemahaman siswa.

    Tindakan Mengadakan pretest.

    Memberikan apersepsi.

    Menjelaskan secara singkat

    mengenai materi yang akan

    dibawakan oleh kelompok

    Terlaksananya proses

    belajar-mengajar dengan

    menggunakan metode

    pembelajaran role

    playing.

  • 21

    yang maju.

    Memberi kesempatan kepada

    siswa untuk bertanya

    mengenai materi yang akan

    dipelajari

    Memberikan catatan singkat

    mengenai materi yang

    dibawakan kelompok yang

    maju.

    Melakukan kegiatan pembe

    lajaran.

    Setiap kelompok melakukan

    peragaan di kelas.

    Kelompok lain yang tidak

    melakukan peragaaan,

    mengamati dan mencatat

    organ-organ dan fungsi dari

    organ yang diperagakan

    setiap kelompok yang maju.

    Membuat kesimpulan.

    Mengadakan post test.

    Penilaian aktivitas siswa

    dilakukan oleh masing-

    masing observer.

    Pengamatan Melakukkan pengamatan

    yang meliputi pengamatan

    hasil belajar siswa, aktivitas

    siswa yang terdiri dari:

    Memperhatikan, Bertanya,

    Mencatat, Memberi

    Tanggapan dan Bermain

    Teridentifikasi hasil

    belajar siswa, aktivitas

    belajar siswa dan

    kemampuan peneliti

    sebagai guru.

  • 22

    peran. Dan pengamatan

    terhadap peneliti yang

    diamati oleh guru. Semua

    pengamatan dilakukan

    dengan mengisi lembar

    observasi yang telah

    disediakan.

    Refleksi Melakukkan evaluasi hasil.

    Melakukan penganalisaan

    hasil belajar.

    Mengidentifikasi kelemahan

    pada siklus 1.

    Observasi siswa.

    Menganalisis hasil

    belajar.

    Memperbaiki kelemahan

    untuk siklus berikutnya.

    Penelitian Tindakan Kelas dengan Alur dan Tahapan Pada Siklus II

    Fase Tindakan Output

    Perencanaan Menyusun RPP sesuai

    dengan hasil refleksi siklus 1.

    Menyiapkan lembar

    observasi aktivitas siswa.

    Menyiapkan soal post test II.

    RPP sesuai dengan hasil

    refleksi siklus 1.

    Mengamati bentuk

    aktivitas siswa selama

    proses pembelajaran.

    Digunakan untuk

    mengukur pemahaman

    siswa.

    Tindakan Memberikan apersepsi.

    Menjelaskan secara singkat

    mengenai materi yang akan

    dibawakan.

    Terlaksananya proses

    belajar-mengajar dengan

    menggunakan metode

    pembelajaran role

  • 23

    Memberi kesempatan kepada

    siswa untuk bertanya

    mengenai materi yang akan

    dibawakan maupun materi

    yang telah dibawakan pada

    siklus I.

    Memberikan catatan berupa

    diagram mengenai materi

    yang dibawakan kelompok

    yang maju dan juga materi

    yang telah dibawakan pada

    siklus I.

    Kelompok berikutnya me-

    lakukan peragaan di depan

    kelas.

    Kelompok lainnya memper-

    hatikan dan mencatat materi

    kelompok yang maju.

    Membuat kesimpulan dibantu

    oleh peneliti.

    playing.

    Pengamatan Melakukkan pengamatan

    yang meliputi pengamatan

    hasil belajar siswa, aktivitas

    siswa yang terdiri dari:

    Memperhatikan, Bertanya,

    Mencatat, Memberi

    Tanggapan dan Bermain

    peran. Dan pengamatan

    Teridentifikasi hasil

    belajar siswa, aktivitas

    belajar siswa dan kemam-

    puan peneliti sebagai

    guru.

  • 24

    terhadap peneliti yang

    diamati oleh guru. Semua

    pengamatan di- lakukan

    dengan mengisi lembar

    observasi yang telah

    disediakan.

    Refleksi Melakukkan evaluasi hasil.

    Melakukan penganalisaan

    hasil belajar.

    Mengidentifikasi kelemahan

    siklus.

    Observasi siswa.

    Menganalisis hasil

    belajar.

    Memperbaiki kelemahan

    untuk siklus berikutnya.

    3.6 Instrumen/Alat Pengumpul Data

    Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka peneliti

    menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk:

    3.6.1 Tes

    Tes yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa adalah tes

    objektif yang berbentuk pilihan ganda yang banyaknya 60 soal dengan 5 option

    pilihan (a,b,c,d, dan e) yang telah divalidkan kesekolah.

    Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal

    No Tujuan Pembelajaran

    Khusus

    Nomor Soal Jumlah

    C1 C2 C3 C4 C5 C6

    1

    Mengidentifikasi

    struktur dan fungsi

    alat-alat ekskresi

    pada manusia

    1,2,3,

    4,

    21,22,

    23,24,

    36,3

    7,

    49, 55,

    12

    2 Membedakan

    struktur dan fungsi

    alat-alat ekskresi

    5,6,7,

    8,

    25,26,

    27,

    38,3

    9,40

    50, 56, 58, 13

  • 25

    3

    Menjelaskan

    mekanisme ekskresi

    pada manusia

    9,10,

    11,12

    ,13,

    28,29, 41,4

    2,43

    ,44,

    51,5

    2,

    57,

    14

    4

    Menjelaskan

    berbagai kelainan/

    penyakit pada sistem

    ekskresi manusia

    14,15

    ,16,1

    7,

    30,31,

    32,

    45,4

    6,

    53, 59,

    11

    5

    Menjelaskan

    penyebab

    kelainan/penyakit

    yang terjadi pada

    system ekskresi

    manusia

    18,19

    ,20

    33,34,

    35,

    47,4

    8

    54, 60.

    10

    Total Item 20 15 13 6 3 3 60

    Keterangan:

    C1 : Pengetahuan C4 : Analisis

    C2 : Pemahaman C5 : Sintesis

    C3 : Penerapan C6 : Evaluasi

    Soal yang valid sebanyak 31 dan akan diberikan kepada siswa setelah

    pembelajaran selesai dilakukan sebagai post test. Isi tes mencakup materi mengenai

    sistem ekskresi pada manusia yang diajarkan selama penelitian. Kriteria penilaian

    adalah memberikan skor 1 untuk setiap soal yang dijawab dengan benar dan skor 0

    untuk jawaban yang salah. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data,

    seperangkat tes tersebut akan diuji coba kelayakannya di luar sampel meliputi uji

    validitas, uji reliabilitas, daya beda soal dan taraf kesukaran soal.

    3.6.2 Observasi

    Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi. Observasi partisipasi

    adalah observasi yang dilakukan pengamat dengan melibatkan diri atau ikut serta

    dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati.

  • 26

    Dengan observasi partisipasi ini pengamat dapat menghayati, merasakan, dan

    mengalami sendiri seperti individu yang sedang diamatinya (Sudjana,2009 : 85).

    Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan lembar observasi

    tentang aktivitas siswa yang meliputi aktivitas memperhatikan, bertanya, mencatat,

    memberi tanggapan dan bermain peran didalam pelaksanaan metode role playing.

    Selain itu, observasi juga dilakukan kepada peneliti sebagai guru yang dilakukan oleh

    guru bidang studi Biologi.

    3.6.3 Angket respon siswa

    Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap metode yang diberikan

    pada pembelajaran digunakan angket respon siswa, yang akan di analisis apakah

    siswa tertarik, atau siswa tidak tertarik dengan metode pembelajaran role playing.

    3.7 Pengembangan Instrumen Penelitian

    Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

    observasi dan tes tertulis sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa yang berpedoman

    pada indikator masing-masing pembelajaran. Instrumen merupakan seperangkat tugas

    yang harus diselesaikan oleh siswa.

    Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:

    a. Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan

    kompetensi dasar yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

    b. Menyusun instrumen tes sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

    c. Membuat kriteria penilaian kemampuan prestasi siswa dalam proses

    pembelajaran baik secara individual maupun klasikal.

    d. Membuat kisi-kisi tes kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan aspek kognitif.

  • 27

    Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar

    No Aspek yang diamati Indikator Penilaian Skor

    1 Memperhatikan

    (Visual Activities)

    a. Memperhatikan dengan serius

    b. Memperhatikan tapi kurang serius

    c. Tidak memperhatikan

    3

    2

    1

    2 Bertanya

    (Oral Activities)

    a. Bertanya sesuai dengan materi

    b. Materi yang ditanyakan tidak sesuai

    dengan yang dijelaskan guru

    c. Tidak bertanya

    3

    2

    1

    3 Mencatat

    (Writing Activities),

    a. Mencatat materi dengan lengkap

    b. Mencatat tapi kurang lengkap

    c. Tidak mencatat

    3

    2

    1

    4 Mendengarkan

    percakapan

    (Listening Activities)

    a. Mendengarkan dengan serius

    b. Mendengarkan tapi tidak serius

    c. Tidak mendengarkan

    3

    2

    1

    5 Bermain peran

    (Motor Activities)

    a. Dapat memerankan jelas organ yang

    diperankan

    b. Kurang dapat memerankan dengan

    jelas organ yang perankan

    c. Tidak dapat memerankan dengan jelas

    organ perankan

    3

    2

    1

    Dalam pengembangan kriteria prestasi belajar siswa diperoleh dari aktivitas

    belajar siswa yang berpedoman kepada Diedrich (dalam Sardiman 2008). Observasi

    dilakukan oleh peneliti mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai berakhirnya

    pelaksanaan tindakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Adapun

    aspek yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung adalah : aspek

    memperhatikan, bertanya, mencatat, mendengarkan percakapan, dan bermain peran.

  • 28

    2222 yyNxxN

    yxxyNRxy

    2

    2

    11

    .

    1 S

    qpS

    n

    nr

    3.7.1 Validitas Instrumen

    Rumus untuk menghitung validitas butir soal adalah :

    (Arikunto, 2008: 72)

    Keterangan Rumus:

    rxy = Koefisien validitas tes

    x = Nilai untuk setiap item

    y = Nilai total seluruh item

    n = Jumlah Responden

    jika rxy > r tabel maka soal tersebut valid, sedangkan

    jika rxy < r tabel maka soal tersebut tidak valid

    Untuk mengartikan angka validitas digunakan sebagai berikut :

    0,00 0,20 = Validitas sangat rendah

    0,21 0,40 = Validitas rendah

    0,41 0,60 = Validitas sedang

    0,61 0,80 = Validitas tinggi

    0,81 1,00 = Validitas sangat tinggi

    Untuk menafsirkan keberadaan harga validitas tiap item, maka rxy

    dikonsultasikan dengan harga kritik product moment. Dengan = 0,05. Jika harga rxy

    atau r hitung > r tabel maka soal dikatakan valid.

    3.7.2 Reabilitas Instrumen

    Untuk menghitung koefisien reliabilitas digunakan rumus Khuder Richardson 20

    atau K-R20 yaitu:

    (Arikunto, 2008: 100)

    Keterangan Rumus:

    31

  • 29

    r11 = Reliabilitas tes

    n = Jumlah soal

    p = Proporsi jawaban yang betul

    S2 = Varians

    q = Proporsi jawaban yang salah

    pq = Jumlah perkalian p dan q

    Dengan kriteria:

    Kurang dari 0,20 = Sangat Rendah

    0,21 0,40 = Rendah

    0,41 0,70 = Sedang

    0,71 0,90 = Tinggi

    0,91 1,00 = Sangat Tinggi

    3.7.3 Tingkat Kesukaran Soal

    Taraf kesukaran soal digunakan untuk mengetahui apakah soal termasuk

    kategori mudah, sedang dan sukar. Taraf kesukaran itu dapat dihitung dengan

    menggunakan rumus :

    P = JS

    B (Arikunto, 2008 : 208 )

    Dimana : P = Indeks kesukaran

    B = Banyak siswa yang menjawab benar

    JS = Jumlah siswa peserta tes

    Kriteria taraf kesukaran soal yaitu:

    1. Soal dengan P = 0,00 0,030 adalah soal sulit

    2. Soal dengan P = 0.031 0,70 adalah soal sedang

    3. Soal dengan P = 0,71 0, 100 adalah soal mudah

  • 30

    3.7.4 Daya Pembeda Soal

    Daya beda tes dilakukan mengetahui mana siswa yang pandai

    (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).

    Untuk menghitung daya tes digunakan rumus:

    D = PBPAJBJA

    BBBS

    (Arikunto,2008:213)

    Keterangan Rumus:

    D = Daya pembeda

    JA = Jumlah peserta kelompok atas

    JB = Jumlah peserta kelompok bawah

    BA= Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

    BB= Jumlah kelompok atas yang menjawab salah

    Klasifikasi daya beda tes yaitu:

    D = 0,00-0,20 sangat jelek

    D = 0,21-0,40 jelek

    D = 0,41-0,70 baik

    D = 0,71-1,00 sangat baik

    D = negatif semuanya tidak baik.

    Penelitian ini termasuk deskriptif yang berusaha menggambarkan keadaan

    suatu hal atau suatu objek pada saat penelitian berlangsung.

  • 31

    3.8 Tenik Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

    yaitu:

    1. Analisis peningkatan hasil belajar siswa

    Hasil belajar siswa dalam menjawab post tes setiap siklus akan dihitung

    berapa peningkatannya dengan menggunakan rumus dibawah ini:

    a. Untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa perindividu.

    Keterangan : PHBS = Peningkatan Hasil Belajar Siswa

    x = nilai post test

    y = nilai pre test

    b. Untuk menghitung persentase peningkatan hasil belajar siswa perindividu.

    Keterangan : % PHBS = % nilai peningkatan hasil belajar siswa

    PHBS = nilai peningkatan hasil belajar siswa

    z = skor maksimal

    c. Untuk menghitung persentase peningkatan hasil belajar siswa perkelas.

    Keterangan : %PHBS/Kelas = % jumlah peningkatan hasil belajar siswa perkelas

    %PHBS = % nilai peningkatan hasil belajar siswa perindividu

    Q = jumlah siswa

    2. Tingkat aktivitas belajar siswa

  • 32

    Setiap siswa akan memperoleh nilai dari banyaknya aktivitas yang dilakukan

    masing-masing siswa.

    a. Penilaian aktivitas belajar siswa/Individu

    Keterangan : x = skor perolehan aktivitas belajar siswa

    k = skor maksimal dari aktivitas belajar siswa (jumlah variabel

    keaktifan)

    b. Penilaian Aktivitas Siswa/Kelas

    Keterangan : x = skor perolehan aktivitas belajar siswa

    k = jumlah seluruh siswa

    Kriteria penilaian sebagai berikut:

    1. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 0-40 berarti siswa tidak aktif

    2. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 41-60 berarti siswa cukup aktif

    3. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 61-80 berarti siswa aktif

    4. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 81-100 berarti siswa sangat aktif

    3. Analisis respon siswa

    Dalam menganalisis respon siswa digunakan rumus di bawah ini:

    Keterangan : x = skor perolehan angket respon siswa

    k = jumlah seluruh siswa

    Kriteria penilaian sebagai berikut:

    1. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 0%-25% berarti siswa tidak tertarik

    2. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 26%-50% berarti siswa cukup tertarik

  • 33

    3. Jika siswa memperoleh jumlah nilai 51%-75% berarti siswa tertarik

    Jika siswa memperoleh jumlah nilai 76%-100% berarti siswa sangat tertarik