SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG...

115
SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG EKONOMI DAN KEAGAMAAN TAHUN 1913-1914 (SEBUAH KAJIAN LOKAL) Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh : KHOIRUNNISA NIM: 1111022000009 KONSENTRASI ASIA TENGGARA PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

Transcript of SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG...

Page 1: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM

BIDANG EKONOMI DAN KEAGAMAAN

TAHUN 1913-1914 (SEBUAH KAJIAN LOKAL)

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh :

KHOIRUNNISA

NIM: 1111022000009

KONSENTRASI ASIA TENGGARA

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

Jl. lr. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta, lndonesia

KEMENTERIANAGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

relp. (027) 7443329, Fax. lo27) 7493364

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Khoirunnisa

SURAT PERNYATAAN

:1111022000009

: Sejarah dan Kebudayaan Islam

NIM

Program Studi

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karylr saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakalreplikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi

dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

baru dan kelulusan serta gelamya dibatalkan.

Demikian pemyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

menj adi tanggungj awab saya.

I 3 .Ianuari 20 16

Page 3: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

SAREKAT ISLAM DI BEKASI:PERJUANGAN DALAM BIDANG EKONOMI

DAN KEAGAMAAN TAHUN I9I3-I9I4(SEBUAH KAJIAN LOKAL)

SKRIPSl

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:

KIIOIRUIINISANIM: 1r11022000009

P:,,bimbih

f,"'Imart'rnalia. M. Hunr

NIP : 19730208 199803 2 001

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAMFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA1437 W20[6IN{

Page 4: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skipsi yang berjudul SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN

DALAM BIDANG EKONOMI DAN KEAGAMAAN TAHI.]N 1913-1914

(SEBUAH KAJIAN LOKAL), telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah

Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, pada tanggal2l Januari 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) pada Program Studi

Sejarah dan Kebudayaan Islam.

Jakartao 2l Januari 201 6

Sidang Munaqasyah

NIP. 19690724 199703 1 001

Anggota,

Penguji II,

Prof. Dr.M, Dien MqdiidNIP. 19490706 197109 1 001

/0( /vY^

Dr. Parlindunsan Siresar. M. As.NIP. 19590115. 199403 t OO2

Pembimbing,

,^^"d-n^t

50417 200s01 2 007

Penguj i I,

NIP. 19730208 199803 2 001

Page 5: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

iv

ABSTRAK

Khoirunnis

Sarekat Islam di Bekasi: Perjuangan dalam Bidang Ekonomi dan

Keagamaan Tahun 1913-1914 (Sebuah Kajian Lokal)

Sarekat Dagang Islam oleh H. Samanhoedi didirikan tahun 1912, maksud

awal didirikan gerakan nasional ini adalah atas dasar agama dan persaingan

dagang. H.O.S Tjokroaminoto mengusulkan kepada H. Samanhoedi agar

organisasi ini tidak hanya pada golongan pedagang muslim saja akan tetapi untuk

umat Islam secara umum, maka digantilah nama Sarekat Dagang Islam menjadi

Sarekat Islam (SI). SI mengalami perkembangan dan penyebaran yang sangat

pesat dan demikian hebat yang tidak terimbangi oleh organisasi pergerakan yang

muncul pada masa itu. Distrik Bekasi merupakan daerah agraris yang termasuk

dalam Regentschap Meester Cornelis (Kabupaten Jatinegara), Bekasi masa itu,

dikenal sebagai wilayah pertanian yang sangat subur jadi tidak mengherankan bila

anggota SI di Bekasi didominasi oleh buruh petani. Akan tetapi adanya sistem

tanah partikelir menyebabkan kemiskinan dan kemelaratan bagi penduduk

pribumi Bekasi. Kemunculan SI ditandai dengan komitmennya yang kuat pada

rakyat kecil dan golongan pedagang pribumi. SI muncul di Bekasi pada Mei 1913,

seperti hanlnya Anggaran Dasar SI pada umumnya, kedatangan SI di Bekasi

membawa tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan memperjuangkan hak-

hak pribumi dengan cara perbaikan ekonomi, pendidikan, dan meningkatkan

kehidupan beragama di kalangan anggota SI di Bekasi. Sejak awal

kemunculannya, SI telah menjadi wadah penggerak masyarakat pribumi Distrik

Bekasi dalam upaya penentangan berbagai penindasan serta upaya perbaikan

kualitas hidup masyarakat Bekasi dalam bidang ekonomi, dan keagamaan.

Mereka berharap dengan adanya SI, harapan mereka agar mereka tidak lagi

menjadi kaum nomer tiga di negerinya sendiri dapat tercapai. Akan tetapi masa-

masa kejayaan organisasi ini di Bekasi tidak berlangsung lama, pada awalnya SI

berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani Bekasi dengan

melakukan tuntutan kenaikan upah dan pembentukan warung koperasi. Akan

tetapi hingga pada tahun 1914, masalah-masalah mulai muncul dalam organisasi

ini, koperasi yang didirikan mengalami kebangkrutan akibat korupsi yang

dilakukan oleh ketua perkumpulan tersebut yang bernama Haji Abdurrachman.

Penelitian ini ingin menjelaskan lebih dalam bagaimana SI memperjuangkan hak-

hak serta meningkatkan kualitas kehidupan pribumi Bekasi khususnya dalam

bidang ekonomi, pendidikan dan keagamaan. Penelitian ini menggunakan metode

historis yang bersifat deskriftif analitis. Tahapan yang di tempuh dalam penelitian

ini terdapat 4 tahapan, di antaranya: heuristik, verifikasi, interpretasi dan

historiografi.

Kata Kunci : Sarekat Islam, Distrik Bekasi, Perjuangan, 1913-1914

Page 6: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

v

KATA PENGANTAR

Pada abad ke-20 dibuatnya kebijakan politik etis untuk membayar hutang

budi kepada penduduk pribumi atas diterapkannya politik tanam paksa.

Kebangkitan nasional dimulai pada masa itu di Indonesia, di mana pada tahun

1912 muncullah nama Sarekat Islam yang dalam waktu singkat, berhasil

memperluas pengaruhnya dan merekrut banyak sekali anggota karena kegiatan

yang jauh lebih banyak daripada kegiatan organisasi pergerakan lainnya pada

masa itu. Selain itu SI berjuang untuk melepaskan masyarakat pribumi dari

tekanan yang dilakukan pemerintah Hindia-Belanda dengan melakukan perbaikan

dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan keagamaan. Khususnya di Distrik

Bekasi, dari beberapa daerah Residen Batavia, Bekasi adalah daerah yang paling

bayak memiliki anggota SI. Di Bekasi, SI muncul pada bulan Maret tahun 1913,

pada masa itu Bekasi daerah yang terdiri atas tanah-tanah partikelir yang dikuasai

oleh tuan tanah beretnis China. Dengan hadirnya SI di Bekasi, SI telah menjadi

wadah penggerak masyarakat pribumi Distrik Bekasi dalam upaya penentangan

berbagai penindasan. Masyarakat Distrik Bekasi yang mengharapkan perbaikan

nasib, berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi anggota SI. Eksistensi SI

di Bekasi pun menimbulkan pertentangan dari para pihak yang merasa dirugikan

oleh keberadaan organisasi ini. Untuk melemahkan pengaruh organisasi ini,

pemerintaha Bekasi mengganti nama “Sarekat Islam” di Bekasi menjadi

“Djoemiatoel Islamijah” (DI). Bisa dikatakan masa awal kedatangan SI di Bekasi

adalah masa kejayaan organisasi tersebut di daerah ini, akan tetapi popularitas SI

di Distrik Bekasi tidak berumur panjang, karena banyaknya masalah-masalah

yang terjadi dalam organisasi ini.

Page 7: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Yang Maha

pengasih, atas rahmat dan seizinNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan judul Perjuangan Sarekat Islam dalam Membela

Rakyat Kecil di Bekasi Tahun 1913-1914. Shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada bagianda nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,

dan umatnya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tentunya tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang penulis alami dan hadapi. Baik menyangkut pengumpulan data

dan sumber, masalah pengaturan waktu, biaya dan sebaginya. Akan tetapi dengan

semangat dan keteguhan hati untuk berusaha keras serta dorongan dan bantuan

yang datang dari berbagai pihak. Dapat meringankan kesulitan tersebut sehingga

dapat memperlancar menyelesaikan skripsi ini. Oleh karenanya penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak H. Nurhasan, M.A, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan

Islam dan Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan

Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah membantu

kelancaran studi penulis.

3. Ibu Imas Emalia, M. Hum selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah

meluangkan waktu untuk membantu, membimbing, dan memberikan ilmu

Page 8: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

vii

yang bermanfaat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian

ini.

4. Bapak Prof. Dr. M. Dien Madjid dan Bapak Dr. Parlindungan Siregar,

M.Ag. yang telah berkenan untuk menguji penulis pada sidang munaqasyah.

5. Ibu Hj. Tati Hartimah, M.A, selaku dosen Penasehat Akademik.

6. Bapak Dr.H. Abd Choir, yang telah berbaik hati meluangkan waktunya

untuk membantu penulis menerjemahkan Arsip berbahasa Belanda yang

penulis pakai sebagai sumber primer.

7. Bapak/Ibu Seluruh dosen Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam yang

memberikan sumbangsih ilmu dan pengalamannya, untuk pengembangan

keilmuan penulis.

8. Seluruh staff dan pegawai Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,

Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora, dan Perpustakaan Daerah Kota Bekasi, serta seluruh staff dan

pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia, atas bantuannya dalam

mencarikan sumber-sumber primer dan sekunder terkait Sarekat Islam

Bekasi.

9. Untuk kedua orang tua penulis, ayah Hamim Maulana dan umi Kholipah

yang selalu memberikan perhatian, kasihsayang, dan selalu mendoakan serta

mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi dengan baik, sehingga penulis dapat termotivasi

dan dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik.

Page 9: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

viii

10. Adik-adik penulis, Fathan, Miftah, Nabila, dan Natisa yang selalu

memberikan semangat kepada penulis.

11. Sahabat-sahabatku tersayang Eva Khofifah, Hammatun Ahlazzikriyah, Siti

Nur Azizah, Wira Kurnia, terimakasih atas segalanya, terimakasih karena

selalu menemani dan selalu ada untukku.

12. Teman-teman seperjuanganku SKI 2011 yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis.

Semoga jasa-jasa mereka mendapatkan balasan dan keberkahan dari Allah

SWT, AmiinYaaRobbal’alamiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat

penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan kepadanya.

Jakarta, 16 Desember 2014

Khoirunnisa

Page 10: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 10

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 11

D. Metode Penulisan ................................................................ 12

E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 14

F. Landasan Teori ..................................................................... 16

G. Sistematika Penulisan ........................................................... 17

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BEKASI PADA TAHUN

1913-1914

A. Letak Geografis dan Keadaan Alam ...................................... 19

B. Kondisi Budaya dan Keagamaan Masyarakat di

Distrik Bekasi ........................................................................ 25

1. Kondisi Budaya Masyarakat Bekasi ................................. 25

2. Kondisi Keagamaan Masyarakat Bekasi ........................... 28

C. Kondisi Ekonomi ................................................................... 32

D. Kondisi Politik ....................................................................... 34

Page 11: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

x

BAB III KEDATANGAN DAN BERKEMBANGNYA SAREKAT

ISLAM DI BEKASI

A. Sejarah Singkat Berdiri dan Berkembangnya Sarekat

Islam di Hindia Belanda ......................................................... 39

B. Berdiri dan Berkembangnya Sarekat Islam di Bekasi ........... 46

C. Respon Pemerintah Bekasi Terhadap Sarekat Islam Bekasi . 53

1. Residen Meester Cornelis ................................................. 54

2. Wedana Bekasi .................................................................. 58

BAB IV PERJUANGAN SAREKAT ISLAM DI BEKASI TAHUN

1913-1914

A. Perjuangan Sarekat Islam Bekasi dalam Perekonomian

Masyarakat Bekasi ............................................................... 66

B. Sarekat Islam Membawa Pembaharuan Islam di Bekasi ..... 77

C. Sarekat Islam Menghadapi Persaingan Etnis ...................... 83

BAB V KESIMPULAN ........................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 96

LAMPIRAN

Page 12: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal abad ke-20, muncul kesadaran pemikiran bangsa kolonial

Belanda bahwa pemerintah kolonial Belanda memegang tanggung jawab terhadap

kesejahteraan penduduk pribumi untuk membayar hutang budi kepada penduduk

pribumi atas diterapkannya politik tanam paksa yang telah sangat menyiksa dan

menyengsarakan kehidupan penduduk pribumi, atas pemikiran itu, pemerintah

kolonial membuat suatu kebijakan yang dinamai kebijakan politik etis. Van de

Vender (1899) adalah orang yang berjasa dalam mengemukakan kebijakan politik

etis ini secara resmi. Kebijakan-kebijakan yang terdapat dalam politik etis seperti

diadakannya sistem irigasi, emigrasi dan edukasi telah memberikan perubahan

yang cukup besar bagi bangsa Indonesia.1

Edukasi atau pendidikan adalah salah satu kebijakan dari politik etis yang

membawa perubahan yang cukup besar bagi bangsa Indonesia.Walaupun tujuan di

buatnya politik etis adalah untuk mencerdaskan dan menyejahteraan masyarakat

akan tetapi disamping itu juga bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga

administrasi lokal dalam pemerintahan Hindia Belanda, namun tidak bisa

dipungkiri dengan diterapkannya pendidikan sistem Barat ini, mulai menghasilkan

para tokoh terpelajar dari kalangan pribumi. Kaum terpelajar yang peduli dengan

nasib bangsanya ini telah berhasil membuat suatu perubahan baru bagi perjuangan

1Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia

V, Jakarta: BP Balai Pustaka, 1984. Hlm 21-22

Page 13: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

2

bangsa pribumi, salah satunya dengan cara mendirikan organisasi pergerakan.

Pada tahun-tahun itu bisa dikatakan sebagai era di mana dimulainya kebangkitan

nasional di Indonesia. Diawali dengan berdirinya Boedi Oetomo (BO) pada tahun

1908, disusul oleh Indische Partij (IP) pada tahun 1911, setelah itu Sarekat Islam

(SI) pada tahun 1912 dan Indische Social Democratische Vereninging (ISDV)

pada tahun1914. Dari keempat organisasi pergerakan nasional tersebut, hanya

Sarekat Islam-lah satu-satunya pergerakan yang memakai ideologi Islam.

Perbedaan yang mencolok antara SI dengan organisasi-organisasi tersebut selain

ideologinya, adalah kegiatan yang dimiliki SI yang jauh lebih banyak daripada

kegiatan organisasi pergerakan yang lain. Selain memfokuskan kagiatan dalam

bidang perdagangan, SI juga mencita-citakan perbaikan pendidikan. Di samping

itu perkumpulan ini juga masih melakukan usaha di sejumlah bidang lain yang

hampir tidak ditempuh oleh organisasi lain pada masa itu.2

Berawal dari organisasi China-Jawa yang bernama Kong Sing, H.

Samanhoedi bersama H. Bakri serta diikuti oleh yang lainnya, memutuskan untuk

menjadi anggota perkumpulan ini. Perkumpulan ini memiliki tujuan untuk saling

memberikan bantuan dalam peristiwa kematian dan kelahiran. Akan tetapi dalam

organisasi ini, etnis China menjadi lebih dominan dan memberikan perlakuan

buruk terhadap anggota etnis Jawa. Oleh sebab itu H.Samanhodi beserta anggota

Kong Sing beretnis Jawa memutuskan untuk meninggalkan organisasi ini dan

mendirikan organisasi yang mereka namakan Rekso Rumekso yang dari

perkumpulan ini munculah SI. Dengan keluarnya anggota Jawa, hal itu

2A.P..E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, (Jakatra: PT. Grafitipers, 1985).

Hlm 7

Page 14: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

3

menyebabkan Kong Sing mengalami kemunduran sehingga para anggota etnis

China melakukan penyerangan terhadap Rekso Rumekso.3 Dalam peristiwa

tersebut, orang-orang mengaitkan perkumpulan ini adalah bagian dari

perkumpulan Dagang Sarekat Islamiyah yang didirikan oleh Tirtoadisorjo di

Bogor.4

Keterangan lain menjelaskan bahwa awal terbentuknya gerakan ini

disebabkan adanya konflik dan persaingan dagang antara pedagang pribumi

Hindia Belanda dengan pedagang etnis Tionghoa. Dalam tulisannya J.S Furnivall

mengatakan bahwa pada tahun 1892 di Surakarta telah terjadi pergantian

perdagangan kain lokal dengan kain import. Oleh sebab itu para pengusaha batik

pribumi harus membeli kain import dari pedagang Tionghoa, hal tersebut

mengakibatkan seluruh perdagangan batik beralih ke tangan para pengusaha

China. Oleh karena itu rakyat pribumi Surakarta membutuhkan organisasi yang

dapat menopang kepentingan ekonomi mereka. Walaupun bersifat ekonomis dan

sosial, namun unsur politik juga tidak dapat dipungkiri dalam perkembangan

organisasi ini. Munculnya organisasi ini juga merupakan isyarat bahwa telah tiba

waktunya bagi kaum muslim pribumi untuk menunjukkan kekuatan mereka.5

H.O.S Tjokroaminoto yang merupakan seorang pedagang sekaligus

anggota SDI asal Surabaya, adalah orang yang mengusulkan kepada

3A.P..E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 18

4Tirtoadisoerjo memiliki peranan penting dalam pembentukan SI, Beliau adalah

pengusaha sekaligus pemimpin redaksi harian Medan Prijaji. Pada tahun 1910 ia mendirikan

perusahaan Dagang Sarekat Islamiyah di Bogor Tirtoadisoerjo pun Berkenalan dengan H.

Samanhoedi. Nama Sarekat Dagang Islam bisa jadi diambil dari nama usaha dagang yang

didirikannya ( A.P.E Konver dalam Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil). Hlm 12-13 5Dwi Ratna Nurhajarini, Dkk, Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta, (Jakarta:

Department Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1999). Hlm 172

Page 15: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

4

H.Samanhoedi agar organisasi pergerakan ini tidak hanya pada golongan

pedagang muslim saja akan tetapi dikhususkan untuk umat Islam secara umum,

usulan tersebut pun diterima dan digantilah nama “Sarekat Dagang Islam”

menjadi “Sarekat Islam”. Maka dikukuhkanlah nama “Sarekat Islam” melalui akta

notaris pada tanggal 10 September 1912.6

SI muncul di tengah-tengah masyarakat pribumi dengan komitmennya

yang kuat terhadap rakyat kecil dan golongan pedagang, organisasi ini berjuang

keras untuk meningkatkan taraf perekonomian anggotanya. Selain itu mereka juga

berjuang untuk terlepas dari tekanan yang dilakukan pemerintah Hindia-Belanda.7

Rakyat pribumi pada masa itu menempati tingkatan terendah dalam sistem

kemasyarakatan Hindia-Belanda. Oleh karena itu dalam anggaran dasarnya, SI

berusaha untuk mengembangkan jiwa berdagang dan semua yang dapat

mempercepat naiknya derajat kaum peribumi muslim serta menentang pendapat-

pendapat yang keliru tentang agama Islam. Agama Islam telah menjadi dasar yang

kuat bagi pergerakan organisasi ini, agama Islam oleh SI dijadikan sebagai alat

pengikat sosial politik yang membedakan bangsa Indonesia dengan bukan bangsa

Indonesia. 8

Menyatukan puluhan juta rakyat pribumi ke dalam satu tujuan

sehingga meningkatkan nasionalisme dan cinta tanah air. Karena tidak dapat

dipungkiri bahwa agama mampu mempersatukan masyarakat pribumi dari

berbagai etnis dan golongan,9 sehingga dengan sendirinya mereka saling

bekerjasama dalam memperkuat gerakan ekonomi serta tindakan-tidakannya

6M.A Ghani, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, (Jakarta: PT Bulan

Bintang, 1984). Hlm 6 7Dwi Ratna Nurhajarini, Dkk, Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta. Hlm 173

8A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 65

9 A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 65-66

Page 16: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

5

dalam menghadapi serangan perekonomian bangsa pendatang khususnya etnis

China yang memiliki modal besar.10

SI berjuang untuk mencapai kemajuan rakyat

yang nyata dengan jalan persaudaraan, persatuan dan tolong menolong diantara

semua kaum muslimin sehingga masyarakat pribumi dapat melepaskan diri dari

tekanan yang dilakukan pemerintah Hindia-Belanda maupun etnis China,

perjuangan tersebut dilakukan berdasarkan anggaran dasar organisasi tersebut

yaitu dengan melakukan perbaikan dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan

keagamaan, serta meniadakan keluhan.

Dari beberapa organisasi pergerakan yang timbul pada awal masa modern

di Indonesia bisa dikatakan, hanya SI organisasi yang bersifat fleksibel, kegiatan

SI untuk memperbaiki dan memajukan kedudukan pribumi Hindia Belanda, dapat

dibagi ke dalam beberapa katagori berikut. Pertama, kegiatan yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas kehidupan para anggota khususnya dalam bidang

ekonomi dan pendidikan seperti peningkatan pendapatan ekonomi anggota dengan

cara kegiatan pembukaan toko-toko koperasi serta membangun sekolah-sekolah

SI. Kedua, meniadakan keluhan dengan cara menampung keluhan-keluhan rakyat

kecil yang selanjutnya mereka teruskan kepada pemerintah Hindia Belanda

dengan harapan bahwa dengan cara ini masalah-masalah yang dialami rakyat

ditemukan penyelesaiannya. Ketiga, melakukan perbaikan dalam bidang ekonomi

dan keuangan anggotanya. Selain itu, dalam bidang sosial, mereka memberikan

10

Dwi Ratna Nurhajarini, Dkk, Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta. Hlm 174

Page 17: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

6

bantuan kepada para anggotanya dalam menghadapi berbagai macam kriminalitas

pada peristiwa seperti kematian.11

Dalam waktu singkat organisasi pergerakan ini berhasil memperluas

cabang-cabang dan merekrut anggota dari berbagai kalangan di Pulau Jawa,

Kalimantan Tengah, Sumatera, Sulawesi, hingga pelosok daerah pedalaman di

negri ini. Salah satu daerah otonom di Residen Batavia dan Regentschap Meester

Cornelis yaitu Bekasi, merupakan cabang yang paling banyak memiliki anggota.

Di Distrik Bekasi sendiri, SI muncul pada bulan Mei tahun 1913, pada masa itu

Distrik Bekasi dikenal sebagai wilayah agraris yang sangat subur yang terdiri dari

tanah-tanah partikelir, di mana sistem kepemilikan tanahnya dikuasai oleh tuan

tanah yang dikenal sebagai kaum partikelir. Para tuan tanah ini kebanyakan terdiri

dari kaum saudagar Eropa dan para pengusaha China.12

Wilayahnya yang subur dengan berlimpahnya hasil panen, tidak membuat

masyarakatnya hidup dengan layak dan berkecukupan karena adanya sistem tanah

partikelir dan kewajiban pajak hasil panen yang dibebankan kepada mereka

membuat mereka mengalami kemiskinan dan kemelaratan. Oleh karena itu

mereka membutuhkan sebuah wadah yang dapat menampung segala keluh kesah

yang mereka rasakan. Melihat hal tersebut, SI pun berupaya membantu mereka

untuk terlepas dari jeratan kemiskinan dan kemelaratan dengan melakuka

perbaikan kehidupan masyarakat pribumi Bekasi sesuai dengan Anggaran Dasar

organisasi tersebut, yaitu untuk meningkatkan taraf kehidupan dan

memperjuangkan hak-hak pribumi Bekasi dengan cara perbaikan ekonomi,

11

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 8 12

Harun Alrasyid, dkk, Bekasi dari Masa ke Masa, (Bekasi: Badan Pemberdaya

Masyarakat Kabupaten Bekasi, 2006) hlm 17

Page 18: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

7

pendidikan dan meningkatkan kehidupan beragama di kalangan anggota di

Bekasi. akan tetapi dalam hal pendidikan, kehidupan pendidikan di Bekasi pada

saat itu memang sangat terbelakang, SI pun tidak terlalu memfokuskan pada

bidang ini, hal itu sangat disayangkan mengingat sebab munculnya organisasi

pergerakan rakyat muncul karena adanya kebijakan edukasi pada politik etis.

Melakukan kerusuhan, protes dan pemogokan kerja adalah cara yang paling

sering dilakukan oleh para propagandis dan anggota SI Bekasi. SI Bekasi tidak

segan-segan melakukannya dengan kekerasa, boikot dan paksaan untuk

melakukan tekanan terhadap orang sekampung yang belum menjadi anggota SI

sebagai upaya memperluas pengaruh dan memperbanyak anggota SI di Bekasi.

Sebagai contoh para anggota SI menolak menghadiri keduri pada orang yang

bukan anggota SI dan menolak untuk memandikan jenazah di rumah mereka.13

SI

pun melakukan pemaksaan kedapa penduduk yang bukan anggota SI dikarenakan

mereka berpendapat jika semakin banyak penduduk Bekasi yang menjadi anggota

SI maka keinginan mereka agar masyarakat pribumi dapat hidup lebih sejahtera

dan tidak lagi di bawah penindasan serta tekanan pemerintah kolonial dan para

tuan tanah China akan lebih cepat terlaksana.

Walapun terkesan perjuangan SI lebih banyak dengan melakukan protes,

boikot dan kerusuhan, akan tetapi sepertihalnya perjuangan SI di daerah-daerah

lalin, SI di Bekasi juga melakukan perjuangan sesuai anggaran dasar organisasi ini

seperti mendirikan sebuah koperasi dan melakukan penuntutan kenaikan upah

buruh tani sebagai usaha peningkatan perekonomian rakyat Bekasi. Bagi sebagian

13

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil? . Hlm 132

Page 19: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

8

besar masyarakat Bekasi khususnya para petani, kehadiran SI bagaikan oasis di

padang pasir. Dengan hadirnya SI mereka seperti mendapat teman baik yang bisa

membantu mereka menampung segala keluh-kesah yang meraka hadapi. Sejak

awal kedatangan SI di Bekasi, SI telah menjadi wadah penggerak berbagai protes

yang dilakukan masyarakat pribumi Distrik Bekasi sebagai upaya penentangan

berbagai penindasan yang mereka alami. Melalui SI, mereka menuntut adanya

keadilan dalam sistem pengupahan dan perlakuan yang lebih baik bagi para petani

dimana pada saat itu upah yang didapatkan para buru tani sangat rendah dan tidak

sesuai dengan tenaga yang telah banyak mereka keluarkan, dengan rendahnya

upah tersebut para tani sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok yang

harganya semakin naik.

Masyarakat Distrik Bekasi yang mengharapkan perbaikan nasib,

berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi anggota SI, di antara mereka

yang mendaftar sebagian besar berprofesi sebagai buruh tani, pedagang, guru gaji,

para tokoh agama, dan pejabat yang dipecat oleh pemerintah Hindia Belanda.14

Kepopuleran SI di Bekasi tidak luput dari jasa Raden Danoemihardjo, yang

merupakan wakil presiden SI Cabang Meester Cornelis yang sehari-harinya

berpofesi sebagai kepala sekolah, satu lagi nama yang berjasa yaitu Djapan,

seorang mantan mandor Kampung Setu, mereka selalu menyiarkan kehebatan SI

hingga ke pelosok kampung di Bekasi.

Eksistensi SI di Bekasi pun menimbulkan pertentangan dari para pihak

yang merasa dirugikan oleh keberadaan organisasi ini. Untuk melemahkan

14

Harun Alrasyid, dkk, Sejarah Bekasi dari Masa Kerajaan Hingga Masa Pembangunan,

(Bekasi: Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi, 2002). Hlm 31.

Page 20: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

9

pengaruh organisasi ini, para pejabat kewedanaan Bekasi dan tuan tanah meminta

kepada pemerintaha daerah untuk mengganti nama “Sarekat Islam” di Bekasi

menjadi “Djoemiatoel Islamijah” (DI). Dan untuk mengimbagi organisasi ini,

pihak-pihak yang merasa dirugikan kepentingannya oleh SI Bekasi terutama

paratuan tanah China, mendirikan organisasi tandingan bernama “Kong Djie Hin”

(KDH).15

KDH sendiri merupakan perkumpulan yang didirikan pada bulan

Agustus 1913, anggota dari perkumpulan ini terdiri dari para pengusaha, tuan

tanah China, Wedana Bekasi, hingga para petani yang merasa dirugikan oleh

tindakan para anggota SI Bekasi. Pada dasarnya KDH merupakan perkumpulan

kematian yang anggotanya terdiri dari etnis China dan pribumi, organisasi ini

bertujuan untuk memberikan pertolongan berupa bantuan keuangan kepada

keluarga atau ahli waris yang ditinggalkan oleh almarhum. Akan tetapi dengan

munculnya SI sebagai saingan mereka, memunculkan tujuan lain dalam organisasi

ini yaitu untuk menjatuhkan SI di Bekasi. Setelah pembentukan KDH,

permusuhan antar penduduk semankin meruncing, banyaknya perlawanan yang

dilakukan SI membuat para pengikut KDH merahasiakan keikutsertaan mereka

dalam organisasi itu, para anggota KDH lebih banyak bergerak secara sembunyi-

sembunyi sedangkan sebaliknya kegiatan SI dilakukan secara terang-terangan.16

Bisa dikatakan masa awal kedatangan SI di Distrik Bekasi adalah masa

kejayaan organisasi tersebut di daerah ini, akan tetapi populeritas SI di Distrik

Bekasi tidak berumur panjang, ada beberapa faktor internal maupun eksternal

15

Harun Alrasyid, dkk, Sejarah Bekasi dari Masa Kerajaan Hingga Masa Pembangunan.

Hlm 22. 16

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (terjemahan Arsip Sarekat Islam

Lokal), Yogyakarta: Gadjah mada University press, 1979. Hlm 50-52

Page 21: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

10

yang menjadi penyebab organisasi ini mulai meredup yaitu ketidak mampuan para

pemimpinnya untuk mempertahankan dan mengarahkan pergerakan organisasi ini

yang cepat, ikut campurnya pemerintah Hindia Belanda dan para tuan tanah

Tionghoa dalam kepemimpinan SI dan merubah sebagian besar pengurusnya

dengan orang-orang pilihan pemerintah, juga memiliki pengaruh yang besar

penyebab mulai terpuruknya organisasi ini. Selain itu terdapat pula kebobrokan

akhlak dari pemimpinnya yang melakukan korupsi pun menjadi faktor internal

organisasi ini. Pada tahun 1942, peranan SI di Bekasi pun mulai meredup seiring

dengan meredupnya sentral SI dikarenakan mulai munculnya organisasi

kemasyarakatan di Bekasi seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), Gerakan

Rakyat Indonesia (Gerindo), Pasundan, Partai Indonesia Raya (Parindra).

Terjadinya pergantian dari SI menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada

tahun 1942 pun menjadi penyebab berakhirnya pengaruh organisasi pergerakan SI

di Bekasi. 17

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan yang akan dikaji dalam

penulisan ini, maka penulis memberikan batasan masalah dengan menyesuaikan

judul yang penulis ambil yaitu “Perjuangan Sarekat Islam Bekasi dalam Bidang

Perekonomian, dan Keagamaan pada Tahun 1913-1914”.

Dari uraian pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

17

Harun Alrasyid, dkk, Bekasi dari Masa ke Masa, hlm 21-23.

Page 22: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

11

1. Bagaimana keadaan sosial, kebudayaan, keagamaan, politik dan

perekonomian masyarakat Bekasi pada tahun 1913-1914?

2. Bagaimana datang dan berkembangnya SI di Bekasi?

3. Bagaimana perjuangan SI Bekasi dalam bidang perekonomian maupun

keagamaan di Bekasi?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Dalam menulis karya ini, penulis memiliki tujuan yaitu untuk

mengetahui bagaimana sejarah masuk dan perkembangan SI di Bekasi,

mengetahui perjuangan para tokoh dan anggota SI Bekasi untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat Bekasi. Mengetahui eksistensi SI dalam bidang

perekonomian, dan pendidikan sekalipun menghadapi persaingan etnis

khususnya dengan etnis China.

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah dengan adanya penulisan ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang

Sejarah Kebudayaan Islam khususnya tema pergerakan nasional di Indonesia

yang berideologi Islam. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan informasi

dan pengetahuan tentang gambaran perkembangan SI di Bekasi dan

kontribusinya terhadap perkembangan perekonomian, pendidikian serta

keagamaan masyarakat Bekasi pada awal kedatangannya hingga tahun 1942.

Page 23: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

12

D. Metode Penulisan

Penulisan ini merupakan penelitian sejarah tentang SI di Bekasi pada

tahun 1913-1914. Oleh karena itu dalam melakukan penulisan ini, penulis akan

menggunakan dan mengikuti aturan-aturan dalam metodelogi penulisan. Metode

penulisan sejarah menggunakan empat tahapan yaitu, heuristik, verifikasi,

interpretasi dan yang terakhir adalah historiografi.

Dalam melakukan penulisan ini, yang pertamakali penulis lakukan adalah

melakukan teknik heuristik yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan

pencarian dan pengumpulan sumber-sumber tentang SI. Penulis melakukan

pencarian-pencarian sumber di beberapa tempat, di antaranya pencarian sumber di

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Di sini penulis mendapatkan

beberapa arsip berbahasa Belanda yang telah dibukukan yang dapat dijadika

sumber primer untuk penulisan ini di antaranya Penerbitan Sumber-Sumber

Sejarah No. 7, Sarekat Islam Lokal, penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 8,

Memori Serah Jabatan 1921-1930 (Jawa Barat), serta Memori Serah Jabatan

1931-1940 (Jawa Barat), yang diterbitkan oleh ANRI di Jakarta pada tahun 1976.

Selanjutnya penulis juga melakukan penelitian pustaka di beberapa perpustakaan,

antara lain Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), di sini penulis

menemukan beberapa buku langka dan terbitan lama yang di dalamnya membahas

sedikit tentang SI di Bekasi dan keadaan Bekasi pada awal abad ke-20, seperti

Taufik Abdullah, Sejarah Lokal di Indonesia, Nana Suparman, Almanak Bekasi,

Mengenal Bekasi Kota Patriot, J. Tideman, “Penduduk kabupaten-kabupaten

Batavia, Meester Cornelis dan Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di

Page 24: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

13

Indonesia, serta beberapa surat kabar dan majalah seperti Bataviasch Nieuwsblad,

Lembaran Sedjarah, Pandjaran Warta, dan Perniagaan. Penulis juga mendapatkan

beberapa sumber sekunder berupa buku-buku di beberapa perpustakaan seperti

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN), buku-buku yang

penulis dapat di perpustakaan ini adalah Muhammad Abdul Ghani, Cita Dasar

dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, Kuntowijoyo, Pradigma Islam Interpretasi

Untuk, A.N Firdaus, Syarikat Islam Bukan Budi utomo: Menelusuri Sejarah

Pergerakan Bangsa, Sejarah Pergerakan Nasional: dari Budi Utomo Sampai

Proklamasi 1900-1945, dan lain-lain. Perpustakaan Universitas Indonesia (UI)

diantaranya A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?,dan Ali Anwar,

Gerakan Protes Petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat Islam di

Tanah Partikelir, di Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora penulis

menemukan buku Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto,

Sejarah Nasional Indonesia V, Perpustakaan Daerah Kota Bekasi, di sini penulis

mendapatkan beberapa buku terkait tentang sejarah dan kebudayaan kota Bekasi

yang diterbitkan oleh pemda kota Bekasi seperti Andi Sopandi, Sejarah dan

Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan Perkembangan Sejarah dan Budaya

Masyarakat Bekasi, Harun Alrasyid, dkk, Bekasi Dari Masa ke Masa dan Sejarah

Bekasi Dari Masa Kerajaan Hingga Masa Pembangunan, selain itu ada beberapa

buku yang penulis dapatkan dari koleksi buku millik pribadi penulis dan beberapa

buku milik teman.

Dikarenakan dalam penulisan ini menggunakan sumber primer berupa

arsip yang dikeluarkan pada masa Hindia Belanda yang sebagian besar

Page 25: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

14

menggunakan bahasa Belanda lama, maka sebelum menganalisis atau melakukan

kritik sumber, penulis melakukan penerjemahan arsip bahasa Belanda tersebut ke

dalam bahasa Indonesia, setelah mendapatkan terjemahan dari arsip-arsip tersebut

maka penulis lanjutkan dengan melakukan analisis sumber. Dari beberapa sumber

yang telah penulis temukan, selanjutnya penulis memilah dan memilih serta

mengkritisi sumber-sumber yang behasil penulis dapatkan tersebut sehingga

penulis dapat menggolongkan sumber-sumber tersebut antara sumber primer dan

sekunder. Selanjutnya penulis melakukan penganalisaan sejarah karena sumber

primer dari penulisan ini sebagian besar menggunakan arsip yang ditulis oleh

orang berkebangsaan Eropa, oleh karena itu penulis melakukan penganalisaan

sejarah agar tidak terkesan memihak salah satu sudut pandang. Tahap terakhir

penulis melakukan penulisan sejarah (historiografi) dalam bentuk skripsi sejarah.

E. Tinjauan Pustaka

Tidak dapat dipungkiri bahwa SI memberikan sumbangsih sejarah yang

besar bagi Indonesia, penilitian sejarah tentang SI pun telah banyak dilakukan

akan tetapi hanya sedikit yang membahas tentang sejarah SI lokal. Oleh karena

itu, penelitian ini memfokuskan pada pengaruh SI dalam memperjuangkan

peningkatan kualitas kehidupan masyarakat Bekasi. Dalam penulisan ini, penulis

menemukan beberapa sumber dengan melakukan penelitian pustaka (searching

library) di beberapa perpustakaan, dari situ penulis mendapatkan dua karya

penulisan yang penulis pakai untuk tinjauan pustaka dalam penulisan ini, yaitu:

Page 26: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

15

Pertama adalah buku karya oleh A.P.E Korver, dengan judul “Sarekat

Islam Gerakan Ratu Adil?”, buku ini adalah disertasi di jurusan Sejarah Fakultas

Sastra Universitas Van Amsterdam tahun 1982, buku ini terbagi dalam sembilan

Bab pembahasan yang menguraikan berbagai gerakan perlawanan dari SI lokal

sebagai reaksi atas ketidakadilan dan kemiskinan yang menimpa penduduk

pribumi, usaha untuk meniadakan keluhan para anggota yang dilakukan para

pemimpin SI untuk menciptakan kesejahtraan penduduk pribumi. Uraian

mengenai SI Bekasi dapat ditemukan dalam beberapa bagian sejauh berkaitan

dalam permasalahannya. Pada bab VI di bagian ini banyak menceritakan tentang

protes-protes yang dilaukan oleh anggota SI khususnya protes untuk menaikan

upah kerja buruh tani. Buku ini sangat membantu penulis dalam memahami

proses dan perkembangan SI secara umum serta munculnya konflik dan

perpecahan dalam SI.

Kedua adalah Skripsi yang ditulis oleh Ali Anwar yang berjudul “Gerakan

protes petani Bekasi: Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat Islam di Tanah

Partikelir”. Dalam skripsi ini, penulis memusatkan masalah tentang

pemberontakan petani di Bekasi pada tahun 1913 yang dipropagandai oleh

Anggota SI, khususnya pada bab III, menjelaskan tentang kedatangan Awal SI di

Bekasi selain itu membahas pula tokoh pemimpin SI di Bekasi serta anggota-

anggota SI di Bekasi. Untuk membedakan penulisan ini dengan skripsi yang

dibuat oleh Ali Anwar tentang SI di Bekasi, pada skripsi Ali Anwar lebih kepada

membahas tentang gerakan protes yang dilakukan oleh para petani Bekasi

anggota SI, sedangkan pada skripsi ini lebih memfokuskan kepada perjuangan SI

Page 27: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

16

Bekasi dalam bidang ekonomi dan agama dikalangan masyarakat Bekasi dalam

kurun waktu 1913-1914. Artinya penulisan ini berupaya mengungkap perjuangan

SI yang dilalui oleh segenap anggota SI tidak hanya unsur petani seperti yang

telah ditulis oleh Ali Anwar dalam skripsinya.

F. Landasan Teori

Rafael Raga Maran dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi Politik

mengatakan bahwa Gerakan sosial adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh

sekelompok orang yang kurang lebih bersifat keras dan terorganisir atau orang-

orang yang relatif besar jumlahnya, entah untuk menimbulkan perubahan atau

untuk menentangnya. Berbicara tentang gerakan-gerakan sosial berarti berbicara

tentang aktivitas kelompok-kelompok sosial dalam menyampaikan aspirasi

mereka kepada para pemimpin masyarakat atau negara, melalui gerakan-gerakan

sosial, kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat dapat melibatkan diri

dalam politik.18

Sebagai organisasi pergerakan SI memiliki tujuan untuk mengubah

pandangan yang merendahkan terhadap masyarakat pribumi dengan melakukan

perbaikan kehidupan pribumi dan menghapus adanya stratifikasi sosial yang

menempatkan masyarakat pribumi di tingkatan yang paling rendah dalam

kemasyarakatan dengan cara memajukan perekonomian dan semangat dagang di

kalangan pribumi, memberikan bantuan kepada para anggota perkumpulan,

memajuan pendidikan, menghilangkan salah pengertian mengenai agama Islam

dan juga memajukan kehidupan keagamaan. Sejak tahun 1911 SI pun menempuh

18

Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik , Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007, Hlm 65

Page 28: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

17

garis perjuangan di berbagai lapisan, dengan ikut aktif dalam pemerintahan

parlementer serta evolusioner, artinya organisasi pergerakan ini mengadakan

politik kerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. SI yang merupakan

organisasi pergerakan tersebut pun timbul karena adanya tekanan yang di rasakan

oleh pedagang pribumi terhadap persaingan dagang dengan orang-orang China

yang memiliki modal besar. Dalam hal ini SI muncul di Bekasi sebagai organisasi

yang menuntun adanya perubahan dalam status maupun kehidupan masyarakat

pribumi Bekasi, melalui perjuangan-perjuangannya yang dikukuhkan dalam

anggaran dasar organisasi ini yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan

pribumi sehingga mereka tidak tertindas dan tidak lagi mengikuti aturan yang

telah berkembang di masyarakat pribumi yaitu selalu menuruti aturan pemerintah

dengan menghinakan diri sendiri.

Oleh karena itu berdasarka uraian fakta di atas studi ini ingin menguji teori

gerakan sosial dengan pendekatan konflik yang dikemukakan oleh Rafael Raga

Maran. Rafael mengatakan bahwa masalah sosial dan masalah ekonomi adalah

yang menyebabkan timbulnya gerakan sosial menentang pemerintah.19

Masalah

sosial yang terjadi adalah penindasan dan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak

yang memiliki kekuasaan.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terbagi dalam lima sub bab pembahasan, adapun dari

masing-masing bab tersebut membahas permasalahan sebagai berikut:

19

Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik , Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2007, Hlm 78

Page 29: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

18

BAB I Berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang dari fokus kajian

penulisan, pembatasan dan perumusan masalah, metode penulisan, tujuan dan

manfaat penulisan, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.

BAB II Menjelaskan tentang letak geografis dan keadaan alam, kondisi budaya

dan keagamaan masyarakat Bekasi, serta kondisi ekonomi, dan terakhir

membahas tentang kondisi politik di Bekasi dalam kurun waktu 1913-1914.

BAB III Menjelaskan tentang sejarah singkat berdiri dan perkembangan SI di

Hindia Belanda, kedatangan dan perkembangan SI di Bekasi, dan respon

pemerintah Bekasi terhadap SI Bekasi.

BAB IV Membahas tentang perjuangan Sarekat Islam Bekasi dalam bidang

perekonomian masyarakat Bekasi, Sarekat Islam sebagai organisasi pembaharuan

Islam di Bekasi, dan Sarekat Islam menghadapi persaingan etnis.

Page 30: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

19

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH BEKASI TAHUN 1913-1914

Dalam sejarahnya nama “Bekasi” berasal dari bahasa Sansekerta yaitu

Candrabhaga1, Chandra sendiri memiliki arti bulan lalu diserap kedalam bahasa

Jawa kuno menjadi Sasi yang memiliki artian yang sama yaitu bulan, sedangkan

Bhaga berarti bagian, jadi secara istilah Candrabhaga bisa diartikan menjadi

bagian dari bulan. seiring dengan berjalannya waktu, penduduk pribumi daerah

Bekasi pada masa itu mulai merubah pelafalan kata Candrabhaga menjadi

Sasibhaga atau Bhagasasi yang kemudian sering disingkat oleh penduduk daerah

tersebut menjadi Bhagasi. Pemerintahan kolonialisme Belanda sering menulis

kata Bhagasi menjadi Baccasie, kata itulah yang dipakai hingga sekarang yaitu

“Bekasi”.2

1Pada masa kerajaan Hindu-Budha, Distrik Bekasi, berdasarkan beberapa bukti sejarah

sudah tertulis dalam beberapa prasasti, antaralain prasasti Cirenteu, Tugu, Kebon Kopi, Jambu,

dan Talagajaya, dari beberapa prasasti tersebut, prasasti Tugu adalah prasasti yang paling panjang

menulis tentang keterangan mengenai Kerajaan Tarumanegara dan Sungai Chandrabhaga, dalam

prasasti Tugu menceritakan tentang penggalian sungai sepanjang 24.448 meter yang dilakukan

oleh Raja Punawarman dan para panji-panjinya, sungai ini di berinama Chandrabhaga. Menurut

Soehadi letak Chandrabaga ini berada di jalur sungai Cakung, bahkan menurutnya Sungai

Chandrabhaga adalah Sungai Cakung, hal ini dapat dilihat dari nama Cakung yang berasal dari dua

kata “ca” dan “kung” yang berarti rindu dendam atau mempunyai nafsu cinta. Jadi Sungai Cakung

memiliki artian sungai yang mengandug cinta dan berhubungan dengan Sungai Chandrabhaga

yang dibagun oleh Raja Punawarman untuk menyuburkan hasil pertanian rakyat dalam rangka

menciptakan kesejah teraan dan kemakmuran dalam kehidupan rakyatnya. (Harun

Alrasyid,dkk, Bekasi dari Masa ke Masa, 2006, hlm 1) 2Harun Alrasyid, Sejarah Bekasi dari Masa Kerajaan Hingga Masa Pembangunan,

Bekasi: Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi, 2002. Hlm 26

Page 31: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

20

A. Letak Geografis dan Keadaan Alam

Pada masa Hindia-Belanda, Bekasi merupakan salah satu distrik3

Regentschap Meester Cornelis (Kabupaten Jatinegara) yang terbagi dalam empat

distrik yaitu Meester Cornelis, Kebayoran, Cikarang dan Bekasi. Hal ini

berdasarkan Staatsblad (Lembaran negara) tahun1926 nomer 383 yang disahkan

pada tanggal 14 Agustus 1925 yang mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari

1926.4 Distrik Bekasi sendiri dibagi lagi ke dalam tiga Ordendistrik (kecamatan)

yang meliputi Bekasi, Tambun, dan Cililitan.

Secara geografis Bekasi terletak di antara pantai utara pulau Jawa yang

memebujur antara 1060 48 79-170

0 77’29 BT dan 6

0 10-6

0 30 LS, dengan luas

wilayah sekitar 39.000 hektar.5 Kondisi geologi wilayah Bekasi didominasi oleh

Pleistocene Volcanic Facies. Keadaan topografi Bekasi pada umumnya relatif

datar, dengan kemiringan lahan berkisar antara 0-25% daerah ini rata-rata

memiliki ketinggian kurang dari 25 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah di

Bekasi terbagi dalam tiga kalasifikasi yaitu halus, sedang, dan kasar6 selain itu

Bekasi dikelilingi oleh jalur pegunungan, pengunungan yang mengelilingi Bekasi

diantaranya adalah Gunung Gede, Gunung Pangarong, dan Gunung Salak jadi

tidak heran jika jenis tanah di Bekasi umumnya dipengaruhi oleh unsur

vulkanisme dan tektonik yang berasal dari aktifitas letusan gunung-gunung

3 Pada masa Hindia Belanda, distrik adalah daerah setingkat kewedanaan di bawah

Regentschap atau kabupaten. 4Regeeringsalmanak van nederlandsch-indie 1913 dalam skripsi Anwar Ali, Gerakan

Protes Petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat Islam di Tanah Partikelir,Skripsi,

Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, hlm 9 5Abdurracham Surjomiharjo, pemekaran kota Jakarta, Jakarta :djambatan 1977, hlm 2-3,

dalam skripsi Anwar Ali, Gerakan Protes Petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat

Islam di Tanah Partikelir,Skripsi, Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, hlm 10 6Suparman Nana, Almanak Bekasi, Mengenal Bekasi Kota Patriot, Bekasi: Rahman

Prees,1989, Hlm 240-241

Page 32: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

21

tersebut hal ini pula yang menyebabkan tanah di Bekasi sangat subur untuk

ditanam tumbuh-tumbuhan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan lain-lain.

Wilayah Bekasi berbatasan dengan Distrik Meester Cornelis dan Regentschap

Batavia di sebelah Barat, di sebelah Selatan berbatasan dengan Regentschap

Buitenzorg dan Residen Cianjur, sedangkan di sebelah Utara berbatasan dengan

Distrik Cikarang, Residen Karawang, Laut Jawa dan Kepulauan Seribu.7 Di

bagian Utara dan Selatan Bekasi, terdapat jalan Residen yang menghubungkan

Batavia dengan wilayah lain di timur Bekasi, selain itu terdapat jalur kereta api

yang menghubungkan antara Batavia-Bandung melalui jalur Cikampek, jalur

kereta api ini sudah dibangun sejak tahun 1887. Pusat pemerintahan Bekasi

terletak di Orderdistrik Bekasi yang ditandai dengan keberadaan alun-alun yang

menjadi pusat kegiatan penduduk. Di sebelah selatan alun-alun terdapat kantor

kewedanan, kejaksaan dan penjara, sedangka di sebelah timur terdapat rumah

kediaman wedana, sebelah barat alun-alun terdapat masjid yang bernama Masjid

Agung Al-Barkah.8

Kesuburan tanah di Distrik Bekasi dimanfaatkan dengan baik oleh para

penduduknya, sehingga tanah-tanah tersebut dijadikan lahan pertanian padi,

palawija dan buah-buahan yang sangat produktif, di daerah Bekasi hampir

seluruhnya adalah tanah-tanah untuk pesawahan dan perkebunan yang luasnya

kurang lebih 65.000 Ha jadi tidak mengherankan jika sebagian besar penduduk

8Abdurracham Surjomiharjo, pemekaran kota Jakarta, Jakarta :djambatan 1977, hlm 2-3,

dalam skripsi Anwar Ali, Gerakan Protes Petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat

Islam di Tanah Partikelir,Skripsi, Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, hlm 18

Page 33: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

22

Bekasi bekerja sebagai petani.9 Selain itu Bekasi juga terkenal dengan daerah

perkebunan karet, terutama di daerah Bojongrangkong (saat ini Cakung),

Pondokgede, dan Tambun. Sedangkan bagian Utara Distrik Bekasi merupaka

daerah rawa-rawa yang tidak bisa dipakai untuk lahan persawahan. Biasanya oleh

penduduk pribumi tanah rawa-rawa tersebut ditanami tumbuhan palawija,

terutama ketela dan bawang merah.10

Untuk tanaman buah-buhahan sendiri

mempunyai daerah penghasilnya yaitu daerah Setu dan Lemah. Karena terkenal

dengan tanahnya yang subur, tidak heran pada masa itu banyak orang dari daerah

melakukan migrasi ke daerah Bekasi dan bermukim di Bekasi. Sayangnya

pemerintah tidak memberikan tanah tersebut dengan cuma-cuma kepada para

penduduk pribumi untuk digarap. Mereka dikenakan kewajiban membayar cukai

sebanyak 20% dari hasil panen mereka kepada tuan tanah, selain itu pada masa itu

pula di daerah ini terdapat sistem tanah partikelir11

.

Pada dasarnya sebuah daerah yang memiliki kualitas kesuburan tanah

yang baik, iklim dan curah hujan yang baik, dapat melakukan panen hasil tani

9Harun Alrasyid, dkk, Bekasi dari Masa ke Masa, (Bekasi: Badan Pemberdaya

Masyarakat Kabupaten Bekasi, 2006) hlm 18 10

Harun Alrasyid, dkk, Bekasi dari Masa ke Masa. Hlm 19 11

Sistem tanah partikelir ini timbul sebagai akibat dari praktik-praktik penjualan dan

penyewaan tanah milik penduduk pribumi yang dilakukan oleh Belanda. Hal ini berlangsung sejak

jaman VOC hingga kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942. bermula pada masa Hendrik

Jwaar De Croon, daerah-daerah muara seperti kampung Bugis, Kabang Bungi dan Balubuk di

Bekasi diserahkan kepada seorang bernama Johanes untuk kepentingan ekonomi, dan dibuatlah

lalulintas dari Cikarang hingga Tanjung Pura. Untuk kepentingan tersebut Belanda juga

menyewakan tanah-tanah di sebelah selatan Sungai Cikarang, disebelah Timur Sungai Apamingkis

sampai Sungai Cibeet dan Muara Gembong kepada orang Belanda dan saudagar China dari sana

lah asal timbulnya praktek tanah partikelir (Nana Suparman, Almanak Bekasi, Mengenal Bekasi

Kota Patriot, hlm 216). Tanah partikelir ini sangat merugikan penduduk pribumi pada saat itu

dikarenakan pengalihan kepemilikan tanah lebih banyak dilaksanakan dengan cara pemaksaan dan

perampasan agar penduduk pribumi mau menjual tanah mereka dengan harga yang sangat murah.

Para pedangan yang memiliki dana besar khususnya etnis China dapat membeli atau menyewa

tanah-tanah tersebut, Hal itu lah yang menyebabkan munculnya para tuan tanah. (Harun

Alrasyid,dkk, Bekasi dari Masa ke Masa, 2006, hlm 17)

Page 34: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

23

sebanyak dua kali12 akan tetapi pesawahan di Bekasi yang memiliki kriteria

tersebut hanya melakukan penanaman padi satu kali dalam setahun yaitu hanya

pada saat musim rending, hal ini dikarenakan dalam hal pengelolaan tanah, para

petani masih melakukannya secara tradisional, dalam sistem pengairan

persawahan di Bekasi masih mengandalkan curah hujan yang berlangsung antara

bulan September hingga Maret setiap tahunnya, oleh karena itu, pada musim

panas yang berlangsung pada bulan April hingga September areal pertanian di

Bekasi umumnya mengalami kekeringan, para petani di Bekasi tidak bisa

mengandalkan perairan lain seperti sungai dan rawa-rawa karena perairan rawa

tidak banyak menyumbangkan airnya lewat dari satu bulan di musim kemarau,

sedangkan letaknya yang lebih rendah dari dataran membuat petani kesulitan

mengalirkan air sungai ke area pesawahan mereka.

Pada abad ke-20 dalam kedudukan hukum dan ekonomi di Hindia

Belanda, terjadi penggolongan tingkatan masyarakat, golongan teratas tentu saja

diduduki oleh orang-orang Eropa, golongan kedua yaitu Timur Asing yang terdiri

dari etnis China, Arab, dan India, sedangkan golongan paling bawah diduduki

oleh kaum pribumi. Perbedaan antara masyarakat strata teratas dan strata

terbawah tersebut ditandai dengan pakaian dan bahas yang mereka gunakan,13

masyarakat pribumi hanya diperbolehkan menggunakan sarung, mereka tidak

boleh mengenakan celana panjang Eropa. Selain dibedakanya pakain dan bahasa,

diberlakukan juga perbedaan dalam hal penetapan gaji antara orang Eropa dengan

kaum pribumi padahal ijazah yang mereka miliki sama, pemerintah beralsan

12

Egbert de Vries, Pertanian dan Kemiskinan di Jawa, Jakarta: Yayasan Obor, 1985.

Hlm 21 13

Hussein Wijaya, Seni Budaya Betawi, Jakarta: Pustaka Jaya, 1976, hlm 30

Page 35: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

24

karena orang bumiputera lebih sedikit kebutuhan hidupnya, padahal orang

pribumi sama banyak kebutuhannya dengan orang-orang Eropa.14

Untuk etnis

China dan Arab sendiri biasanya bermukim di pusat kota dan daerah aktifitas

perdagangan karena kebanyakan dari mereka adalah bekerja sebagai pedagang.

Stratifikasi penduduk tersebut pun berlaku pula di Bekasi, penduduk

pribumi berada di posisi strata terbawah dalam sistem kemasyarakatan. Di Bekasi

sendiri terdapat dua etnis pribumi yang menonjol yaitu etnis Sunda dan Melayu-

Betawi. Selain itu terdapat pula etnis-etnis lain seperti Ambon, Padang, dan

Batak. Keberadaan etnis lain selain Sunda dan Melayu-Betawi di Bekasi,

menunjukan adanya perkembangan mobilitas penduduk yang tinggi di daerah itu.

Dapat dikatakan kesuburan tanah dan melimpahnya hasil bumi di Bekasi, menjadi

pemicu berdatangannya penduduk etnis-etnis lain tersebut untuk bermukim di

Bekasi. Adaanya pembanguna sarana transportasi antar Batavia-Karawang, serta

jalur kereta api besar yang menghubungkan Batavia-Bandung juga memudahkan

mereka untuk mendatangi Bekasi.15

Di Bekasi lebih tepatnya di kampung Jatinegara terdapat juga beberapa

kelompok penduduk yang mengangap dirinya adalah keturunan dari keluarga

ningrat dari bupati-bupati Sunda, bupati-bupati Cianjur serta keturunan sultan-

sultan Batam yang hidup terpencil di tengah-tengah penduduk, mereka selalu

membanggakan asal-usul keturunan mereka tersebut yang sesungguhnya tidak

terbukti benar, akantetapi air muka dan bahasa Sunda mereka yang halus dan

14

A.P.E Korver, Sarekat Islam, Gerakan Ratu Adil (terjemahan), Jakarta: PT Grafitipers,

1986, hlm 46 15

Harun Alrasyid, dkk, Bekasi dari Masa ke Masa, (Bekasi: Badan Pemberdaya

Masyarakat Kabupaten Bekasi, 2006). Hlm 20

Page 36: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

25

tingkah laku mereka berbeda dengan penduduk pribumi biasanya.16

Selain itu

terdapat pula suatu pemukiman kecil yang letaknya terpencil di daerah Kecamatan

Cililitan yang terdiri dari penduduk pendatang beragama Kristen. Daerah ini

dinamai kampung Tugu, mereka merupakan keturunan Portugis yang datang dan

menetap sejak abad ke-17.17

B. Kondisi Budaya dan Agama Masyarakat di Distrik Bekasi.

1. Kondisi Budaya Masyarakat Bekasi

Banyak orang berpendapat kebudayaan Bekasi adalah kebudayaan

Betawi, hal itu dapat dikatakan benar karena mayoritas masyarakat Bekasi

pada saat itu adalah etnis Betawi-Sunda. Tidak bisa dipungkiri bahwa

Batavia telah memberikan sumbangan kebudayaan kepada masyarakat

Bekasi terutama kebudayaan Betawi, bagi masyarakat Batavia, kebijakan J.P.

Ceon yang membentuk sebuah wilayah yang khusus berupa weltervreden

setingkat daerah kota praja, dampak dari pembentukan weltervreden dengan

membentuk sebuah zone untuk menjaga terutama di sebelah timur dan barat

Batavia yaitu daerah Bekasi dan Tenggerang, justu memperkaya khazanah

kebudayaan di daerah Bekasi yang dapat dikatakan daerah Ommelanden yang

memiliki kebudayaan yang berbeda dari Batavia. Perbedaan antara

Betawisme Bekasi dengan Betawisme Batavia, salah satunya dapat dilihat

dari dieleknya, jika Betawi Batavia banyak menggunakan vocal e di akhir

16

J. Tideman“Penduduk Kabupaten-Kabupaten Batavia, Meester Cornelis dan

Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di Indonesia, Jakarta: Bhratara, 1974. Hlm 61 17

J.Tideman, Penduduk Kabupaten-Kabupaten Batavia, Meester Cornelis dan

Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di Indonesia. Hlm 61-62

Page 37: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

26

kata contohnya kemane, iye, aye. Sebaliknya jika betawi Bekasi tidak

menggunakan huruf voal e, melainkan a di akhir kata contohnya kemana, iya,

aya18

Masyarakat Distrik Bekasi dikenal sebagai masyarakat Sub-Urban,

kesuburan tanah dan melimpahnya hasil bumi di Bekasi, menjadi pemicu

penduduk luar Bekasi diantaranya seperti Bali, Melayu, Bugis, Jawa, China,

Arab, dan lain-lain, untuk bermigrasi dan bermukim di Bekasi, kebudayaan

Bekasi pun mulai mendapat pengaruh dari unsur budaya-budaya lain.

Kebudayaan asli Bekasi diperkirakan mengalami proses marginalisasi budaya

bukan hanya akibat dari masuknya unsur budaya dari para pendatang tetapi

juga karena sikap terbuka dan keinginan masyarakat pribumi Bekasi untuk

mengembangkan dan melestarikan budayanya sendiri. Penduduk pribumi

Bekasi khususnya etnis Betawi-Sunda memang dikenal sebagai masyarakat

yang memiliki toleransi, keterbukaan serta keramah tamahan yang tinggi.

Jadi tidak mengherankan ketika banyak orang-orang dari suku lainnya di

daerah Hindia Belanda bermigrasi ke Bekasi pada masa itu dapat dengan

mudah berbaur dengan mereka.19

Selain itu profesi mereka yang sebagian

besar adalah petani khususnya petani perkebunan, biasanya langsung menjual

hasil perkebunannya sendiri di daerah perdagangan di pusat pemerintahan

Bekasi yang terletak di orderdistrik Bekasi, hal inilah yang dapat

mempermudah proses pengembangan kebudayaan Bekasi karena adanya

18

Andi Sopandi, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan Perkembangan

Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi, Bekasi: Dinas Olahraga, Kebudayaan, dan

Kepariwisataan Pemerintah Bekasi, 2009. Hlm 195 19

Andi Sopandi, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan Perkembangan

Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi, Hlm 182 dan 185

Page 38: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

27

interaksi yang mereka lakukan ketika melakukan kegiatan jual-beli, dan

setelah selesai berdagang, petani tersebut pun kembali ke tempat tinggal

mereka di kampung-kampung asalnya, inilah yang dapat mengindikasikan

bahwa daerah Bekasi sudah sedikit mengalami perubahan menjadi ke arah

perkotaan.

Faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya membuat Bekasi

mengalami asimilasi20

serta akulturasi21

kebudayaan dari masyarakat Bekasi

yang melakukan perdagangan serta masyarakat luar yang melakukkan

migrasi tersebut khusunya dari suku Bali, Melayu, Bugis, Jawa, China, Arab,

dan lain-lain. Akulturasi kebudayaan Bekasi dengan budaya-budaya lain

tersebut, bisa dilihat dari kesenian topeng Bekasi, dalam alunan musik

pengiring topeng Bekasi dapat menunjukkan ciri khas dari Bali, Jawa, dan

Sunda. Selain dipengaruhi oleh bahasa Sunda, Jawa, dan Bali, bahasa betawi

di Bekasi juga dipengaruhi oleh unsur-uncur bahasa China, orang Bekasi

biasa menghitung dengan menggunakan bahasa China seperti goceng, cepe,

gocap.22

Agama Islam juga memiliki kontribusi yang besar terhadap

kebudayaan di Bekasi yang memang menjadi agama mayoritas di sana.

Dengan segala sistem peribadatannya, nilai-nilai dan kaidahnya, agama Islam

menjadi pengikat dan cirikhas bagi masyarakat pribumi Bekasi, sebagai

contoh dalam istilah “kualat” dan “ketullah”, sebelum kedatangan Islam di

20

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asimilasi adalah penyesuaian (peleburan) sifat

asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. 21

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi adalah percampuran dua

kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. 22

Andi Sopandi, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan Perkembangan

Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi, hlm 185

Page 39: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

28

Distrik Bekasi, istilah tersebut berarti bencana atau nasib buruk yang

menimpah seseorang yang merendahkan kekuatan magis akan tetapi ketika

masuknya Islam, istilah kualat dan ketullah berubah pengertian menjadi nasib

buruk yang menimpah seseorang akibat durhaka kepada orang tua atau orang

yang lebih tua. Ketika masyarakat Bekasi khususnya etnis betawi bertemu

orang-orang yang mereka kenal, meraka selalu menyapa dan mengucapkan

salam dengan ucapan “Assalamualaikum” dan sebagainya.23

2. Kondisi Keagamaan Masyarakat Bekasi

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa agama Islam dalam

masyarakat Bekasi sangat berkontribusi terhadap kehidupan sehari-hari

masyarakat di sana, mayoritas penduduk Bekasi pada masa itu adalah

penganut Islam yang taat. Dalam sejarahnya, Islam telah masuk dan

menyebar ke wilayah ini pada abad ke-16 yang dilakukan oleh para pengikut

Fatahillah di antaranya adalah dua orang keturunan dari Sultan Sultan Abdul

Fatah Banten bernama K.H Kandong di kampung Jati Keramat, desa

Jatibening dan RH Shoheh di desa Jakasampurna, Bekasi Selatan.24

Nuansa

keislaman sangat kental dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bekasi. Hal

ini dapat dilihat dari bagaimana mereka bertegur sapa dengan mengucapkan

“assalamualaikum” ketika bertemu dengan sesama mereka.

Masyarakat pribumi Bekasi yang pada umumnya beretnis Betawi-

Sunda sangat memegang teguh agama Islam. hal itu dapat dibuktikan dengan

adanya fakta bahwa selama tiga abad lebih kedatangan Belanda dengan iman

23

Andi Sopandi, ibid, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan Perkembangan

Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi. Hlm 182 dan 185 24

Harun Alrasyid, dkk, Bekasi dari Masa ke Masa. Hlm 5

Page 40: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

29

Kristen Protestannya untuk menjajah Indonesia, jarang sekali terdengar anak

betawi yang menjadi murtad menjadi beragama Kristen, karena menurut

mereka jika masuk agama Kristen dan menjadi murtad merupakan aib bagi

mereka.25

Akan tetapi pada kenyataannya sebagian dari mereka hanya

memandang Islam sebagai agama yang mereka anut saja, bagi mereka agama

Islam hanya menjadi identitas, bukan sebagai pandangan dan tuntunan hidup

mereka, walaupun demikian, mereka sangat tidak suka jika disebut bukan

orang Islam.

Hingga pada tahun 1913, awal kedatangan SI di Bekasi, masyarakat

kalangan bawah Bekasi seperti para petani penggarap, masih belum

memahami ajaran agama Islam dengan baik, karena mereka lebih disibukkan

dengan pekerjaan menggarap sawah daripada mempelajari agama mereka

sendiri yaitu Islam, dalam hal beribadah bahkan mayoritas dari mereka

mengabaikan kewajiban sholat lima waktu, banyak dari mereka yang enggan

menjadi anggota suatu organisasi pergerakan rakyat bernama Sarekat Islam

hanya karena organisasi ini mewajiabkan setiap anggotanya untuk

melaksanakan sholat lima waktu26

, untuk pergi ke masjid atau langgar pun

sangat jarang mereka lakukan,27

sedangkan bangunan sarana ibadah seperti

masjid sangat sedikit jumlahnya, bahkan pada tahun itu hanya terdapat satu

masjid, itupun terletak di daerah pusat pemerintahan. Akan tetapi tidak semua

masyarakat kalangan kecil tidak mempelajari agama Islam, sebagian dari

25Hamka, Beberapa Perhatian Tentang Perkembangan Islam di Jakarta, dalam Ridwan

Saidi, Orang Betawi dan Modernisasi Jakarta, LSIP, Jakarta, 1994. hal 211 26

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, (Jakatra: PT. Grafitipers, 1985), hlm

142 27

Afschrift No. 27, mailrapport No. 22/7-13-46/1

Page 41: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

30

mereka cukup tekun mempelajari agama Islam sayangnya tingkat pendidikan

dan pengajaran yang mereka terima dari para guru ngaji mereka pada masa

itu sangat terbatas. Guru ngaji yang memiliki peranan dalam memberikan

pengetahuan keagamaan kepada mereka, dan orang yang mereka jadika

panutan terhapat kehidupan keagamaan mereka, hanya memberikan

pengajaran agama Islam sesuai dengan pengetahuan yang dia miliki,

pengajaran yang guru ngaji di Bekasi berikan kepada para muridnya masih

bersifat tradisional yaitu seputar pengenalan huruf Arab, membaca dan

menghapal Al-Quran, dan pengajaran tentang hukum Islam yang disebut ilmu

Fiqih.28

Masyarakat Bekasi yang memperdalam pemahaman keagamaannya

dengan baik hanya dari kalangan rakyat menengah, orang kaya serta para

haji. Mereka yang benar-benar memperdalam pemahaman dan pengetahuan

agama Islam pun tidak jarang menuntut ilmu hingga ke negara-negara Islam

seperti Mekkah, biasanya mereka melakukannya sambil menunaikan ibadah

haji. Setelah memperdalam dan menyelesaikan pembelajarannya di Mekkah,

para pelajar-pelajar itu kemudian pulang ke tanah air sebagai ahli kitab dan

bertindak sebagi guru, para guru biasanya mengajarkan tentang hukum Islam,

belajar membaca dan Al-Quran, para murid diajarkan pula bagaimana tata

cara menjalankan ibadah dalam Islam seperti sholat dan berwudlu, mereka

hanya mengikuti pengajaran hingga tamat mengaji (khatam).29

28

skripsi Anwar Ali, Gerakan Protes Petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat

Islam di Tanah Partikelir,Skripsi, Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Hlm 24 29

Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1983,

hlm 28-29

Page 42: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

31

Adanya beberapa organisasi pergerakan yang berideologikan Islam

seperti Djamiat Khair, Muhammadiyah dan khususnya SI yang berhasil

berkembang dikarenakakan banyak dari masyarakat Distrik Bekasi yang

menjadi anggota SI, pun tidak dapat memberikan perubahan bagi pemahaman

keagamaan masyaraka Bekasi khususnya kalangan masyarakat miskin dan

buruh tani di daerah terpencil seperti kampung-kampung di Distrik Bekasi.

Mereka lebih memanfaatkan organisagi tersebut sebagai wadah untuk

menampung kemarahan mereka untuk memperdalam keagamaan mereka.

Selain penduduk pribumi yang beragama Islam, terdapat pula

penduduk yang beragama non Islam di Bekasi, mereka yang beragama non

Islam tersebut umumnya adalah para pendatang seperti orang-orang Eropa,

Merdijker, Afrika, dan etnis Tionghoa. Di salah satu daerah di Distrik Bekasi

lebih tepatnya di suatu pemukiman kecil yang letaknya terpencil di daerah

Kecamatan Cililitan yang dinamai kampung Tugu, terdapat pemukiman kecil

yang penduduknya mayoritas beragama Kristen, penyebaran agama Kristen

di kampung ini dilakukan oleh Leydekker, seorang pendeta Kristen

berkebangsaan Eropa, yang dahulunya adalah pemilik tanah di kampung

Tugu.30

Terdapat kurang lebih 156 jiwa penduduk beragama Kristen di

kampung ini, mereka merupakan keturunan Portugis yang dahulu datang dari

Malaka pada abad ke-17 dan telah menjadi suatu jama’at Kristen di Batavia

pada saat itu.31

30

Arsip Nasional Republik Indonesia Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah, Memori Serah

Jabatan 1931-1940 (Jawa Barat), Jakarta: Arsip Republik Indonesia, 1976, Hlm CXI 31

J.Tideman, Penduduk Kabupaten-Kabupaten Batavia, Meester Cornelis dan

Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di Indonesia , Hlm 61-62

Page 43: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

32

C. Kondisi Ekonomi

Bekasi adalah daerah agraris dengan keadaan tanahnya yang subur, hampir

seluruhnya tanah-tanah di Bekasi difungsikan sebagai daerah persawahan, sekitar

kurang lebih 65.000 Ha lahan yang dijadikan area pesawahan tersebut bukan

hanya ditanami tumbuhan padi, dan ditanami tumbuhan palawija, serta

sebagiannya dijadikan daerah perkebunan. Dibandingkan dengan hasil pertanian

di daerah Batavia, Bekasi masih lebih unggul dalam hasil panen padinya, jika

rata-rata dalam sekali panen Batavia hanya mendapat 15-30 pikul setiap bau,

Bekasi bisa menghasilkan 30-40 pikul setiap baunya sehingga terkadang Batavia

pun mengandalkan kiriman beras dari Bekasi.32

Sayangnya penduduk Bekasi

hanya berprofesi sebagai buruh tani, walaupun Bekasi memiliki tanah yang sangat

subur, sistem tanah partikelir di daerah ini menyebabkan kemiskinan yang

melanda kaum petani pribumi di daerah itu, mereka tidak dapat menikmati hasil

pertanian mereka sepenuhnya karena adanya kewajiban membayar pajak dan

pembagian hasil pertanian kepada para tuan tanah.

Melimpahnya hasil bumi di Bekasi tidak dapat mensejahterakan kehidupan

petani Bekasi dengan adanya sistem tanah partikelir.33

Para buruh tani biasa diberi

upah atas kerja tiap tengah hari oleh para tuan tanah sebanyak f 0,11 (11 sen), dari

jumlah upah tersebut, sebesar f 0,10 (10 sen) untuk para penanam dan yang f 0,01

(1 sen) untuk kepala mandor yaitu kepala kelompok penanam.34

32

J.Tideman, “Penduduk Kabupaten-Kabupaten Batavia, Meester Cornelis dan

Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di Indonesia, Hlm 68. 33

Andi Sopandi, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan Perkembangan

Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi. Hlm 175 34

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (terjemahan Arsip Sarekat Islam

Lokal), Yogyakarta: Gadjah mada University press, 1979. Hlm 34

Page 44: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

33

Melihat kemiskinan dan kesengsaraan kaum buruh tani Bekasi di bawah

kekuasaan para tuan tanah China, pemerintahan Hindia Belanda pun berupaya

mensejahterakan kehidupan penduduk pribumi Bekasi, berdasarkan staatsblad

1913 no 207 yang dibuat agar tanah-tanah partikelir di Bekasi tersebut diusahakan

untuk dikembalikan kepada pemerintah, menjadi tanah negri sehingga tanah

partikelir yang sudah dibeli tersebut bisa dikembalikan kepada pemilik

sebenarnya yaitu kaum pribumi.35

Akan tetapi sangat disayangkan karena pada

kenyataannya kebijakan ini tidak dijalankan dengan baik, sehingga tidak

memberikan perubahan sedikitpun terhadap keberadaan tanah partikelir di Bekasi.

Bahkan hingga tahun 1934, dalam laporannya L.G.C.A Van der Hoek menyatakan

bahwa tanah Distrik Bekasi dan Cikarang masih seluruhnya tanah partikelir.36

Selain menjadi petani, masyarakat Bekasi pada masa itu juga berprofesi

sebagai pemotong rumput, guru ngaji dan pedagang dengan sekala kecil. Mereka

mendagangkan dagangannya dengan cara membuka warung-warung atau

memasarkan dengan berkeliling menjajakan ke kampung-kampung, dagangan

yang mereka jual lebih banyak berupa makanan khas mereka seperti: tape uli,

krak telor, dodol, gado-gado, asinan, dan lainnya. Mayoritas masyarakat pribumi

Bekasi berpenghasilan menengah kebawah hanya sebagian dari mereka dapat

dikatakan golongan menengah ke atas di antaranya adalah para haji, pejabat

35

Memori Van ovarge, residen Batavia (P.H. Willemse), 26 Oktober 1931, dalam memori

sejarah jabatan 1921-1930 36

Williams, Lea E, Overseas Chinese Natinalism : the genesis of Chinese movements in

Indonesian 1900-1916, New York: Cornell University. Hlm 266 dalam Anwar Ali, Gerakan

Protes Petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat Islam di Tanah Partikelir,Skripsi,

Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia hlm 35

Page 45: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

34

pemerintahan, serta mandor dan lain-lain.37

Sedangkan masyarakat yang

bermukim di daerah sebelah Utara serta di daerah pesisir pantai, mayoritas

penduduknya berprofesi sebagai nelayan tardisional. Selain itu golongan elit dan

orang kaya disandang oleh orang-orang Eropa dan etnis China hal ini bisa dilihat

dari kepemilikan tanah partikelir yang kebanyakan dimiliki oleh tuan tanah

beretnis China, selain menjadi tuan tanah mereka juga berprofesi sebagai

pedagang bersamaan dengan para pedagang Arab, biasanya mereka

memperdagangkan batik, keramik, kurma, kain dan lain-lain.38

Mereka juga

membuka warung koperasi untuk memperdagangkan kebutuhan sehari-hari.

Untuk memperbanyak harta, para etnis China banyak yang berprofesi sebagai

rentenir yang tidak segan-segan memberikan bunga yang besar kepada orang-

orang yg meminjam uang kepada mereka.

D. Kondisi politik

Pada awal abad ke-20 pemerintah kolonial membuat suatu kebijakan yang

dinamai kebijakan politik etis atau hutang kehormatan, pada saat itu diterapkanlah

politok etis untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi rakyat Indonesia serta

mempersiapkan mereka ikut andil dalam pemerintahan Hindia Belanda. Dengan

disahkannya kebijakan politik etis, secara tidak langsung berakibat pada

keterlibantan langsung pemerintah kolonial dalam urusan-urusan Indonesia.39

37

Andi Sopandi, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan Perkembangan

Sejarah dan Budaya Masyarakat Bekasi. Hlm 176 dan 180 38

J.Tideman, Penduduk Kabupaten-Kabupaten Batavia, Meester Cornelis dan

Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di Indonesia , Hlm 84-85 39

Ruth McVey “Kemunculan Komunisme di Indonesia”. Depok: Komunitas Bambu,

2010. Hlm 12

Page 46: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

35

Meski terdapat satu keutuhan dalam menjalankan kebijakan pemerintah

Hindia Belanda, akan tetapi sejak dibentuknya gemente (kotapraja) Batavia,

Meester Cornelis dan Buitenzorg, menjadi awal diterapkannya pembagian pejabat

pemerintah ke dalam dua jenis yakni pejabat Eropa dan pejabat dari kalangan

pribumi yang biasa disebut dengan pangrehpraja yang biasanya diduduki oleh

kalangan elit dan bangsawan setempat, adanya kalangan pribumi di dalam

pemerintahan Hindia Belanda diawali sejak terjadinya perang Jawa. Pada waktu

itu pemerintah kolonial menyadari betapa dibutuhkannya peranan para pemimpin

pangrehpraja dalam pemerintahan.40

Dalam struktur pemerintahan, pangrehpraja

terdiri atas patih, wedana, camat, kepala kampung dan kepala desa. Dalam

struktur pemerintahan Hindia Belanda penguasa tertinggi di wilayah penjajahan

adalah gubernur jendral, dalam melakukan pekerjaannya, gubernur jendral dibantu

oleh sekertaris jendral. Sedangkan dalam pejabat pribumi, jabatan tertinggi adalah

bupati yang wilayah kekuasaannya meliputi kabupaten, dan bersama-sama dengan

asisten residen menjalankan administrasi pemerintahan dalam satu wilayah yang

sama. Sedangkan di bawah bupati terdapat jabatan wedana yang luas kekuasaanya

meliputi kewedanan yang dibantu oleh beberapa orang wedana. Di daerah yang

memberlakukan sistem penguasaan tanah, biasanya jabatan pengrehpraja setelah

asisten wedana adalah camat, juragan dan kepala kampung. Akan tetapi jika di

tanah partikelir seperti di Bekasi, hanya sampai di asisten wedana, karena kepala

desa, camat, juragan, dan kepala kampung dipilih oleh tuan tanah langsung atas

persetujuan residen. Dalam menjalankan tugasnya, kepala desa dibantu oleh

40

Ali Anwar, Gerakan Protes Petani Bekasi: Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat Islam

di Tanah Partikelir. Hlm 37-38

Page 47: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

36

seorang juru tulis, kepala kampung, amil, seorang pencala (pegawai politik desa),

seorang pesuruh desa, dan seorang uli-ulu (penguasa pengairan), yang menggaji

mereka tentu saja pemilik tanah tersebut. 41

Tugas penguasa bukan saja sebagai pengendali urusan administrasi dan

penarikan pajak, tetapi juga bertindak sebagai penegak hukum yang adil serta

menjadi pelindung masyarakat. Akan tetapi pada prakteknya pemerintah Hindia

Belanda lebih berpihak kepada para elit dan orang-orang kaya, pemerintah lebih

banyak memberikan kemudahan-kemudahan dan membela kepentingan tuan

tanah ketimbang masyarakat pribumi. Hal ini dapat kita lihat dari dilaksanakannya

kebijakan Staatsblad No 207 tahun 1913 yang berlaku di Bekasi, menjadi bukti

lebih berpihaknya pemerintah Hindia Belanda kepada kalangan elit seperti tuan

tanah. Pada awalnya kebijakan ini terkesan berpihak kepada penduduk pribumi

dikarenakan kebijakan ini berisi pernyataan agar tanah-tanah partikelir di Bekasi

tersebut diusahakan untuk di kembalikan kepada pemerintah. Akan tetapi hingga

tahun 1934, dalam laporannya L.G.C.A Van der Hoek menyatakan bahwa tanah

Distrik Bekasi dan Cikarang masih seluruhnya tanah partikelir. Hal itu dapat

dikarenakan bahwa pemerintah Hindia Belanda tidak serius menyelesaikan

masalah tanah partikelir tersebut, pemerintahan Hindia Belanda terkesan berpihak

kepada para tuan tanah di Bekasi.

Dengan terjadinya perubahan politik yang bersifat liberal di Belanda,

pemerintah Hindia Belanda pun memberikan kebebasan untuk berorganisasi

kepada masyarakat Hindia Belanda, peluang ini dimanfaatkan oleh beberapa

41

J.Tideman, “Penduduk Kabupaten-Kabupaten Batavia, Meester Cornelis dan

Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di Indonesia, Jakarta: Bhratara, 1974. Hlm 54.

Page 48: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

37

kalangan terpelajar yang memiliki rasa nasionalisme tinggi, untuk membentuk

beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Boedi Oetomo (BO), Indische Partij

(IP), Sarekat Islam (SI), Indische Social Democratische Vereninging (ISDV) dan

lain-lain, kecuali SI, berbagai organisasi masa tersebut kurang mendapat perhatian

di kalangan sebagaian besar penduduk Bekasi, SI sendiri muncul di Bekasi pada

Mei 1913 dengan membawa tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat pribumi khususnya yang beragama Islam, keberadaan SI di Bekasi

disambut dengan harapan besar penduduk Bekasi berbeda dengan organisasi

pergerakan lainnya yang tidak mendapatkan tempat di kalangan penduduk Bekasi

pada masa itu.

Pada awal keberadaannya, SI menjadi wadah penampung keluhan petani

Bekasi yang dibayar murah oleh tuan tanah, melalui organisasi ini, mereka

menuntut adanya keadilan dalam sistem pengupahan karena pada saat itu upah

yang didapatkan para buru tani sangat rendah dan tidak sesuai dengan tenaga yang

telah banyak mereka keluarkan, dengan rendahnya upah tersebut para tani sangat

sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok yang harganya semakin naik. Hal pertama

yang dilakukan SI Bekasi untuk meringankan beban para tani tersebut adalah

dengan menuntut penaikkan upah kepada para tuan tanah yang awalnya hanya f

0,11 (11 sen) menjadi f 0,25 (25 sen) per setengah hari.42

Dalam

perkembangannya SI Bekasi kemudian menjadi kekuatan yang dominan ketika

berhadapan dengan para tuan tanah. Sejak awal kedatangannya pada tahun 1913

SI telah menjadi organisasi pergerakan berbagai protes dan boikot yang dilakukan

42

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), Yogyakarta:

Gadjahmada University press, 1979. hlm 34

Page 49: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

38

penduduk Bekasi sebagai upaya penentang berbagai penindasan yang mereka

terima dari tuan tanah, para pangrehpraja, serta pejabat Eropa. Mereka melakuan

protes dengan cara pemogokan kerja wajib. Selain melakukan protes terdapat pula

usaha meningkatkan perekonomian yang dilakukan SI dengan cara membangun

koperasi yang diberi nama Warung Aandeel.43

Rintangan yang dialami SI Bekasi bukan hanya berasal dari para tuan

tanah melainkan juga berasal dari residen Meester Cornelis dan Wedana Bekasi

baik pejabat pribumi ataupun Eropa. Selain ketidak seimbangan pemihakan

pemerintah Hindia Belanda juga dapat dilihat dari lebih diistimewakannya

organisasi pesaing SI yaitu Kong Djie Hin yang beranggotakan para tuan tanah

Tionghoa oleh pemerintah Hindia Belanda ketimbang organisasi SI yang lebih

banyak berangotakan rakyat pribumi. Anggota-anggota perkumpulan ini lebih

diutamakan daripada anggota-anggota SI, persaingan antar dua organisasi yang

berbeda etnis ini pun tidak bisa dielakkan.44

Cohen pun mengambil tindakan

untuk lebih melemahkan organisasi ini dengan mengubah namanya menjadi

Djoemiatul Islamijah (DI), Hal ini dilakukan untuk melemahkan pengaruh SI di

Distrik Bekasi karena dengan diubahnya SI Distrik Bekasi menjadi DI maka

mereka tidak dapat melakukan tuntasan hak mereka.

43

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan),. Hlm 48 44

Arsip Nasional Republik Indonesia, Sarekat Islam Lokal, hlm 45-46

Page 50: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

39

BAB III

KEDATANGAN DAN BERKEMBANGNYA SAREKAT

ISLAM DI BEKASI

A. Sekilas Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Sarekat Islam di Hindia

Belanda

Sarekat Islam didirikan pada tanggal 11 November 1912 di daerah Solo,

Surakarta pada awal didirikannya, organisasi ini memfokuskan perhatian terhadap

masalah-masalah internal organisasi ini, termasuk di dalamnya usaha untuk

mencari pimpinan, penyusunan anggaran dasar dan hubungan antara organisasi

pusat dengan organisasi di daerah-daerah. Anggaran dasar yang pertama

dirumuskan oleh Tirtoadisoerjo1. Menurut pemikirannya organisasi ini didirikan

dengan alasan sebagai berikut:

“Tiap-tipa orang mengetahui bahwa masa yang sekarang ini

dianggap zaman kemajuan. Haruslah sekarang kita berhaluan:

jangan hendaknya mencari kemajuanitu cuma dengan suara saja.

Bagi kita kaum muslimin adalah dipikulnya wajib juga akan turut

mencapai tujuan itu, dan oleh karenanya, maka telah kita

tetapkanlah mendirikan perhimpunan Sarekat Islam”. Mengenai

tujuan dari organisasi itu, anggaran dasarnya mengemukakan

bahwa Sarekat Islam “akan berikhtiar supaya anggota-anggotanya

satu sama lain bergaul seperti saudara, dan supaya timbullah

kerukunan dan tolong menolong satu sama lain antara sekalian

kaum muslimin, dan lagi dengan segala daya upaya yang halal dan

tidak menyalahi wet-wet negeri (Surakarta) dan wet-wet

Gouvernement, berikhtiar mengangkat derajat rakyat agar

1Raden Mas Tirtoadisurjo adalah seorang pendiri organisasi dagang bernama Sarekat

Dagang Islamiyah di Bogor pada tahun 1911, dia adalah seorang lulusan dari sekolah administrasi

pemerintahan Belanda bernamma OSVIA. Selain itu juga ia aktif dalam dunia pers yaitu

menerbitkan majalah Medan Prijaji.

Page 51: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

40

menimbulkan kemakmuran, kesejahteraan, dan kebesarannya

negeri”.2

Pada awalnya, organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam yang telah

berdiri pada tanggal 16 Oktober 1904 oleh H. Samanhoedi yang merupakan

seorang pengusaha batik yang cukup sukses pada masa itu. Dikatakan ada dua

macam penyebab organisasi ini didirikan, pertama, kompetisi yang meningkat

dalam bidang perdagangan batik khususnya dengan golongan etnis China, dengan

modal yang lebih besar, mereka berhasil memonopoli penjualan bahan baku

sehingga sangat merugikan para pedagang pribumi, dan sikap superioritas orang-

orang China terhadap orang-orang Indonesia sehubungan dengan terjadinya

revolusi China pada Oktober 1911,3 sesudah meletusnya revolusi China yang

terjadi di negri tersebut, bangsa China yang tinggal di Hindia Belanda mulai

menunjukan keangkuhannya kepada penduduk pribumi karena rasa

nasionalismenya yang memuncak.4 Kedua, adalah adanya tekanan yang dilakukan

oleh masyarakat pribumi Surakarta pada saat itu khususnya dari kalangan

bangsawan Surakarta sendiri5 kepada para pedagang pribumi, kehidupan para

bangsawan ini telah merosot secara sosial dan ekonomi dikarenakan jumlah

mereka yang makin bertambah sedangkan fungsi dan jabatan kebangsawanan di

istana dalam kota yang merupakan pusat kebudayaan keraton Jawa tradisional

2Tjokroaminoto dalam Fajar Asia 28 Januari 1929; Amelz, H.O.S Tjokroaminoto, Hidup

dan Perjuangannya, hlm 95,96; Sarekat Islam, Encyclopaedie van Nederlandsch Indie III, Hlm

695, dalam Delian Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES

Indonesia, hlm 116-117. 3Delian Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES

Indonesia), hlm 115 4Kuntowijoyo, Pradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung: Mizan, 1999), hlm 88

5Delian Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Hlm 115

Page 52: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

41

tidak sebanding dengan pertumbuhan kaum ini yang pesat. Pada masa itu

kerajinan batik berhasil menjadi komoditas terlaris, hal itu menjadi penyebab

timbulnya para pengusaha-pengusaha batik yang menuai kesuksesan dan menjadi

kaya melebihi kekayaan para bangsawan tersebut, hal ini menyebabkan lapisan

sosial di Solo mulai menghilang. Walaupun demikian, mereka masih keras kepala

untuk tetap mempertahankan diberlakukannya berbagai macam aturan yang

membedakan status antara bangsawan dan rakyat biasa sepertihalnya rakyat biasa

tidak diperbolehkan naik kendar melewati alun-alun keraton.6

Keinginan H. Samanhoedi untuk mendirikan suatu organisasi yang nantinya

dinamai Sarekat dagang Islam (SDI) berawal dari bergabungnya beliau dan

temannya yang bernama H. Bakri kedalam organisasi China-Jawa yang bernama

Kong Sing dengan tujuan untuk saling memberikan bantuan dalam peristiwa

kematian dan kelahiran terhadap sesama anggota. Akan tetapi seiring berjalannya

waktu, dalam organisasi ini, para anggota beretnis China menjadi lebih dominan

dan memberikan perlakuan buruk terhadap anggota etnis Jawa. Oleh sebab itu H.

Samanhoedi beserta anggota Kong Sing beretnis Jawa memutuskan untuk

meninggalkan organisasi ini dan mendirikan organisasi yang mereka namakan

Rekso Rumekso yang dari perkumpulan ini selanjutnya munculah SDI. H.

Samanhoedi pernah melakukan kerjasama dengan Tirtoadisoerjo dalam hal usaha

penerbitan harian Sarotomo di Semarang, oleh karena itu orang-orang

mengaitkan perkumpulan ini adalah bagian dari perkumpulan Dagang Sarekat

6A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, (Jakatra: PT. Grafitipers, 1985), hlm

11-12

Page 53: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

42

Islamyah yang didirikan oleh Tirtoadisorjo di Bogor.7 Dalam peraturan SDI yang

dibuat pada awal berdirinya di Surakarta tahun 1912, untuk menentukan bahwa

yang dapat masuk menjadi anggota perkumpulan hanya mereka yang beragama

Islam, serta berprofesi sebagai pedagang atau pekerjaan lainnya. Lambat laun

kriteria penerimaan anggota dalam anggaran dasar 1912 lebih luas. Menurut

ketentuan baru, yang dapat menjadi anggota adalah semua orang yang beragama

Islam dan telah mencapai usia minimal delapan belas tahun. Untuk menjadi

anggota mereka harus membayar uang pangkal sesuai kesanggupan mereka.8

H.O.S Tjokroaminoto yang anggota SDI asal Surabaya, mengusulkan

kepada H. Samanhoedi untuk mengubah nama organisasi ini dari Sarekat Dagang

Islam, lalu dihilangkan kata “Dagang”nya menjadi Sarekat Islam, hal itu

dimaksud agar organisasi ini tidak hanya menjadi pengikat para pedagang pribumi

muslim akan tetapi dikhususkan untuk masyarakat pribumi yang beragama Islam

secara Umum. Usulan tersebut pun diterima dan digantilah nama “Sarekat Dagang

Islam” menjadi “Sarekat Islam”. Maka dikukuhkan nama tersebut melalui akta

notaries pada tanggal 10 september 1912.9 Pada awalnya Tirtoadisoerjo dan H.

Samanhoedi terlibat pertengkaran, menurut desas-desus yang berkembang

pertengkaran dan berakhirnya kerjasama yang terjalin diantara keduanya

dikerenakan Tirtoadisoerjo telah menipu pengurus SDI serta uang yang

diperuntukkan bagi harian Sarotomo telah dipakai oleh Tirtoadisoerjo untuk

menyelamatkan penerbitan harian miliknya sendiri yaitu Medan Prijaji.

7A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 18

8A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 167

9M.A Ghani, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, (Jakarta: PT Bulan

Bintang, 1984). Hlm 6

Page 54: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

43

Kemudian H. Samanhoedi yang sebagian besar waktunya tersita untuk berdagang

meminta Tjokroaminoto untuk memimpin organisasi tersebut pada bulan

Desember 1913.10

Di bawah kepemimpinan Tjokroaminoto perkumpulan ini mengalami

perkembangan yang pesat serta menjadi gerakan kebangsaan. Pada awalnya SI

membawa sukses yang luar biasa dalam mendirikan toko-toko koperasi di banyak

kota. Pendirian toko-toko koperasi ini adalah cerminan dari keberhasilan

organisasi tersebut untuk menggalang permodalan dengan menjual saham. SI di

bawah kepempimpinan Tjokroaminoto juga mendapatkan kesuksesan dalam

bidang ekonomi karena keberhasilannya bersaing dengan perusahaan China.11

Tjokroaminoto kadang dianggap menjadi “Ratu Adil”, “Raja yang adil” yang

diramalkan oleh tradisi mesianik Jawa. Pada awalnya SI menyatakan setia kepada

pemerinthan Hindia Belanda. Akan tetapi ketika organisasi tersebut berkembang

di desa-desa dan kampung-kampung maka mulai terjadilah tindakan kekerasan.

Rakyat pedesaan dan kampung tampaknya lebih menganggap SI sebagai alat

untuk bela diri mereka dari jeratan kekuasaan lokal dan kesewenangan yang tidak

sanggup mereka hadapi, di sini SI pun menjadi lambang solidaritas bagi para

anggotanya yang dipersatukan oleh rasa keditak sukaan terhadap etnis China,

pejabat-pejabat Eropa dan serta orang-orang yang bukan anggota SI. Di daerah

terpencil tersebut SI melupakan jati diri organisasi ini sebagai organisasi yang

bersifat modern.12

10

M.C Rickleft, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta,

2005,) hlm 347-348. 11

Kuntowijoyo, Pradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, hlm 87 12

M.C Rickleft, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, hlm 347-348.

Page 55: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

44

Apa yang menjadi daya tarik organisasi tersebut bagi rakyat kecil ialah

kebersamaan sosial yang ditekankan dalam SI. SI sedikit banyak telah berhasil

meringankan beban kaum pribumi kecil dan mengurangi rasa tidak berdaya

mereka.13

SI berhasil mengolah keresahan rakyat dengan advokasi dan aksi-aksi.

Sehingga organisasi ini berhasil menjadi organisasi yang besar. SI pun

berkembang dari organisasi kaum pedagang di perkotaan menjadi organisasi

kaum miskin, yang menjangkau buruh-buruh pabrik dan petani miskin di

pedesaan.

Di arsip Idenburg dalam A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil,

anggaran dasarnya SI yang disahkan pada 10 September 1912 memiliki tujuan

sebagai berikut:

“memajukan semangat dagang dikalangan bumiputra,

memberikan bantuan kepada para anggota perkumpulan; yang

bukan kesalahannya dan tiada dengan kesengajaan berada dalam

bermacam-macam kesulitan, memajuan pendidikan rohani dan

kepentingan material bumiputra dengan demikian juga membantu

meningkatkan kedudukan bumiputra; menghilangkan salah

pengertian mengenai agama Islam dan juga memajukan kehidupan

keagamaan di kalangan bumiputra sesuai dengan hukum tatacara

dan agama tersebut; menempuh segala cara dan menggunakan

semua jalan yang diperkenankan dan tidak bertentangan dengan

ketentua umum dan adat istiada yang baik”

Perjuangan SI dalam memperbaiki dan memajukan kedudukan penduduk

pribumi Hindia Belanda, dibagi ke dalam beberapa katagori berikut. Pertama,

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan para anggota

khususnya dalam bidang ekonomi dan pendidikan seperti peningkatan pendapatan

ekonomi anggota dengan cara kegiatan pembukaan toko-toko koprasi serta

13

Kuntowijoyo, Pradigma Islam Interpretasi untuk Aksi. Hlm 88

Page 56: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

45

membangun sekolah-sekolah SI. SI mendapatkan kesuksesan dalam mendirikan

toko-toko koperasi di beberapa daerah. Untuk mengumpulkan modal, SI menjual

saham kepada para anggotanya dari kalangan menegah-atas.14

Kedua, adalah

menampung keluhan-keluhan serta meniadakannya dengan cara menampung

keluhan-keluhan rakyat kecil yang selanjutnya mereka teruskan kepada

pemerintah Hindia Belanda dengan harapan bahwa dengan cara ini masalah-

masalah yang dialami rakyat ditemukan penyelesaiannya. Ketiga, meniadakan

keluh-kesah dalam bidang ekonomi dan keuangan anggotanya. Selain itu, dalam

bidang sosial, mereka memberikan bantuan kepada para anggotanya dalam

menghadapi berbagai macam kriminalitas pada peristiwa seperti kematian, dan

lain-lain.15

Pendirian organisasi ini tidak semata-mata disebabkan oleh persaingan

dengan etnis China akan tetapi juga untuk melawan semua penghinaan dan

penindasan terhadap rakyat pribumi, SI berhasil sampai lapisan bawah

masyarakat, yaitu lapisan yang sejak berabad-abad lalu hampir tidak mengalami

perubahan dan yang paling banyak mengalami penderitaan.

Pada tahun 1913, gubernur jendral Idenburgh memberikan pengakuan

badan hukum secara resmi kepada SI, akan tetapi dia tidak mengakui SI sebagai

suatu organisasi yang dikendalikan oleh central organisasinya, melainkan hanya

cabang-cabang yang bersifat otonom, akibat keputusannya CSI semakin sulit

melakukan pengawasanya terhadap perkembangan dan permasalahan yang terjadi

di organisasi cabang-cabang SI yang berada di berbagai daerah.16

14

Kuntowijoyo, Pradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, hlm 87 15

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 89 16

M.C Rickleft, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, hlm 349

Page 57: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

46

Para pemimpin SI memiliki andil yang besar dalam kesuksesan SI untuk

menyebarkan SI dan membentuk cabang-cabang di berbagai daerah di Indonesia.

Salah satunya adalah seorang yang bernama Goenawan, yang merupakan

pemimpin SI di daerah Jawab Barat, memiliki peranan penting dalam meluasnya

daerah persebaran SI. Pada awal tahun 1913 Goenawan mendirikan SI di beberapa

daerah di Jawa Barat antara lain Cirebon, Banten, Batavia, Ciamis hingga daerah

luar Jawa seperti Palembang, Medan dan Jambi.17

SI berkembang di pulau Jawa

dan luar pulau Jawa, akan tetapi Jawa masih tetap menjadi basis kegiatannya.18

B. Berdiri dan Berkembangnya SI di Bekasi

Pada tahun 1913, ketua pengurusan SI di Jawa Barat yang bernama

Goenawan telah berhasil membentuk sebuah cabang SI di Batavia, di bulan Maret

pada tahun tersebut, Goenawan mengirimkan utusan untuk melakukan

propaganda dan menyebarluaskan pengaruh SI hingga ke daerah Meester Cornelis

(Jatinegara) dan Bultenzorg (Kebayoran), organisasi ini pun berhasil membuat

ribuan orang bergabung menjadi anggota. Propagandis yang memiliki peran besar

masuknya ribuan orang menjadi anggota di daerah tersebut adalah seorang kepala

sekolah bumi putera yang sehari-harinya bertugas di sekolah Openbare Lagere

Inlandsche School bernama Raden Danoemihardjo.19

Pada bulan Mei 1913

berdirilah perkumpulan yang merupakan cabang ini di bawah presidium Haji

Hidayat, sedang Raden Danumiharja menjabat sebagai wakil presiden yang pada

17

A.P..E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 180 18

M.C Rickleft, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, hlm 347-348. 19

Arsip Nasional Republik Indonesia, Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 7, Sarekat

Islam lokal, Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 1975, hlm XIII

Page 58: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

47

kenyataannya dia-lah pemegang jalannya kepemimpinan. Pada mulanya gerakan

ini hanya terbatas pada daerah Mester Cornelis dan Kebayoran. Kemudian

propagandanya mulai meluas sampai Distrik Bekasi. Tetapi sejak awal

keberadaan organisasi ini di Bekasi segera terlihat perbedaan yang mencolok

dengan pergerakan organisasi ini di daerah lainnya di Afdiling ini, hanya saja

perbedaan tersebut tidak bersifat positif melainkan dalam artian yang kurang

sehat. Pada awalnya berdirinya SI di Meester Cornelis dan Bultenzorg, umumnya

organisani ini digerakkan oleh kaum terpelajar, pangrehpraja, dan para pedagang.

Tetapi berbeda dengan Distrik Bekasi, di daerah ini para anggotanya didominasi

oleh rakyat kecil yang kurang terpelajar seperti para petani, pedagang kecil, para

guru ngaji, para haji, jago yang berstatus rampok atau bekas rampok yang

membela kepentingan rakyat kecil, serta bekas tuan tanah yang telah dipecat dari

jabatannya.20

Kepopuleran SI di Bekasi tidak luput dari jasa Raden Danoemihardjo, dan

Djapan seorang mantan mandor Kampung Setu, mereka selalu menyiarkan

kehebatan SI hingga ke pelosok kampung di Bekasi. Selain mereka terdapat pula

propagandis lain seperti Samioen, Doelkarim, Salam, Sapat, Ngeja, H. Mardjoek,

serta H. Ibrahim. Para propagandis SI Bekasi biasanya melakukan propaganda

dengan mengumpulkan orang-orang di satu tempat dan menerangkan tentang

kehebatan SI, SI datang kepada mereka sebagai penolong bagi rakyat pribumi,

dengan cita-cita mereka yang mulia yaitu meningkatkan kualitas kehidupan rakyat

pribumi melalui perbaikan bidang ekonomi, pendidikan dan keagamaan, mereka

20

Afschrift No 38. Skripsi Anwar Ali, Gerakan Protes Petani Bekasi : Studi Kasus Awal

Masuknya Sarekat Islam di Tanah Partikelir, hlm 110

Page 59: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

48

memberikan janji-janji kepada masyarakat bahwa SI datang sebagai penolong

yang menyelamatkan dan melepaskan mereka dari jeratan kemiskinan dan

kesengsaraan yang mereka alami selama ini, bersama-sama dengan SI berjuang

untuk melawan tuan tanah China dan Wedana Bekasi yang memperlakukan

mereka dengan tidak adil dan semenah-menah, dan secara tidak langsung mereka

adalah orang yang menyebabkan penduduk pribumi Bekasi mengalami

keterpurukan baik dalam bidang ekonomi maupun edukasi. Jika mereka menjadi

anggota SI, maka SI dengan sukarela akan menampung semua keluhan yang

dirasakan mereka dan akan disampaikan kepada pemerintah Hindia Belanda.

Dikarenakan penduduk Bekasi sebagian besar berprofesi sebagai buruh tani, untuk

mengajak para petani tersebut bergabung menjadi anggota, para propagandis juga

mengumpulkan mereka dan mengatakan kepada mereka jika SI berkuasa di Jawa,

maka semua tanah partikelir di Bekasi yang kepemilikannya masih berada di

tangan orang-orang Timur Asing khususnya tuan tanah China, tanah tersebut akan

dikembalikan kepada pemilik tanah yang sebenarnya yaitu rakyat pribumi

Indonesia.21

Sehingga mereka dapat mengarap tanah milik mereka sendiri dan

menikmati sepenuhnya hasil panen mereka tanpa berbagi hasil dengan tuan tanah

China. Mereka pun dapat bekerja tanpa tekanan dari siapapun.

Karena keinginan untuk merubah nasib, mereka yang ingin hidupnya lebih

baik, memilih untuk menjadi bagian dari SI, berkat propaganda yang dilakukan

propagandis Bekasi tersebut, sebagian besar masyarakat Distrik Bekasi yang

mengharapkan perbaikan nasib, berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi

21

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 81.

Page 60: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

49

anggota SI, di antara mereka yang mendaftar sebagian besar berprofesi sebagai

buruh tani, pedagang modal kecil, guru gaji, para tokoh agama, para haji, para

mantan rampok, serta pejabat yang dipecat oleh pemerintah Hindia Belanda.22

SI

diharapkan dapat memberikan perubahan dan mewujudkan keinginan mereka

untuk terlepas dari jeratan kemiskinan yang diakibatkan oleh sikap kapitalisme

tuan-tuan tanah China. Berkat kegigihan para propagandis SI maka tidak

mengherankan jika pada kurun waktu 1913-1914 SI di daerah Batavia, Meester

Cornelis berhasil mendapatkan anggota sebanyak + 77.000 jiwa, meski tidak

diketahiu berapa banyak jumlahnya, namun di antara daerah-daerah sekitar

Batavia, Meester Cornelis, dikatakan daerah Distrik Bekasi lah yang berhasil

paling banyak memiliki anggota.

Pada hakikatnya, organisasi tingkat yang lebih rendah seperti cabang dan

lingkungan, dalam banyak hal kurang efisien dan modern. Voet menyatakan

bahwa banyak perkumpulan lokal pergerakan organisasinya lemah karena

pengurusnya terlalu sedikit yang berpendidikan, serta tidak cukup memiliki

pengetahuan dan pengalaman di bidang keorganisasian. Goenawan pun pernah

mengeluhkan banyaknya pemimpin SI setempat tidak cakap dalam menjalankan

tugasnya.23

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat perbedaan

yang bersifat negatif di Distrik Bekasi dalam hal perjuangan SI Bekasi

dikarenakan diantara anggota SI Bekasi terdapat pula oknum-oknum yang kurang

baik seperti mantan rampok, yang lebih banyak melakukan perjuangan berupa

protes, kerusuhan, boikot, dan pemogokan kerja, hal itu juga disebabkan para

22Harun Alrasyid, dkk, Sejarah Bekasi dari Masa Kerajaan Hingga Masa Pembangunan,

(Bekasi: Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bekasi, 2002). Hlm 31. 23

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 87

Page 61: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

50

propagandis SI Bekasi hanya sedikit yang berpendidikan dan sebagian besar

memiliki pendidikan rendah, tidak mengerti atau mereka yang mengetahui tujuan

sebenarnya SI lebih memilih tidak memperdulikan dan mengesampingkan

perjuangan SI yang sebenarnya yaitu berdasarkan anggaran dasar SI. Selain itu

telah disebarkan pula bahwa penduduk pribumi perlu lagi menghormati

pemerintah, sebab jika terjadi sesuatu maka tuan Solo pasti akan membantu.

Sehingga mereka tidak takut lagi untuk melakukan perlawanan.24

Bagi penduduk

pribumi Distrik Bekasi, kehadiran SI bagaikan oasis yang menyegarkan dahaga

mereka di tengah padang pasir. Dengan hadirnya SI mereka seperti mendapat

sahabat seperjuangan yang membantu mereka untuk menampung segala keluh-

kesah dan kesengsaraan yang meraka hadapi tersebut.

Akan tetapi hal yang sangat disayangkan adalah dalam memperluas

pengaruh dan memperbanyak anggota, mulai menonjol sikap permusuhan yang

ditunjukan anggota SI terhadap orang-orang yang tidak bersedia menjadi anggota

SI dikarenakan mereka tidak merasa dirugikan oleh tuan tanah China dan

pemerintah serta malas menunaikan sholat lima waktu yang menjadi syarat untuk

memasuki organisasi ini, terhadap mereka anggota SI Bekasi tidak segan-segan

melakukan boikot dan paksaan untuk melakukan tekanan terhadap orang

sekampung yang belum menjadi anggota atau yang tidak mau menjadi anggota SI

agar bersedia menjadi anggota. Wedana Bekasi pernah melaporkan bahwa di

distriknya telah berkali-kali terjadi tindakan kasar yang dilakukan oleh beberapa

anggota SI kepada orang-orang yang bukan anggota, dan memaksa mereka untuk

24

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (Kumpulan Tulisan). Hlm 47

Page 62: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

51

bergabung menjadi anggota SI.25

Anggota SI juga menolak menghadiri keduri

pada orang yang bukan anggota SI dan menolak untuk memandikan jenazah di

rumah mereka. Mereka juga tidak lagi membantu yang bukan anggota SI dalam

hal pindah rumah atau mendirikan rumah.26

SI melibatkan diri dalam sejumlah isu

lokal seperti pertikaian dalam kampung maupun antar kampung, protes ekonomi

yang dilakukan secara terang-terangan terhadap para tuan tanah China, kebencian

terhadap pangrehpraja dan pejabat Eropa.27

Bahkan telah tersiar pula di Bekasi

desas desus, bahwa semua tanah persawahan yang masih di tangan China, boleh

diambil kembali oleh penduduk pribumi. Lebih lanjut desas desus itu juga

menyatakan bahwa orang-orang China akan dibunuh dan orang-orang Eropa akan

diusir dari Bekasi. Gerakan ini pun lambat laun memperkenalkan diri sebagai

gerakan yang berbahaya bagi tuan tanah China dan aparatnya, pemerintah Eropa

dan pangrehpraja serta penduduk yang bukan anggota.28

Hal ini dapat dilihat dari kejadian yang dilakukan oleh para Modin yang

menolak melakukan keduri kepada warga yang bukan anggota SI dan tidak mau

memandikan jenazah mereka.29

Selain itu di kampung Tanah Baru di Distrik

Bekasi, mereka juga mengganggu suatu pertunjukan wayang topeng yang

diselenggaraka oleh sorang warga yang tentu saja bukan anggota SI. SI

melakukan pemaksaan kedapa penduduk yang bukan anggota SI dikarenakan

mereka berpendapat jika semakin banyak penduduk Bekasi yang menjadi anggota

25

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 130 26

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 132 27

Afschrift No 38. dalam skripsi Anwar Ali, Gerakan protes petani Bekasi : Studi Kasus

Awal Masuknya Sarekat Islam di Tanah Partikelir,Skripsi, Depok: Fakultas Sastra Universitas

Indonesia, hlm 110 28

Taufik Abdullah, ed, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 47 29

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 132

Page 63: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

52

SI maka keinginan mereka agar masyarakat pribumi dapat hidup lebih sejahtera

dan tidak lagi di bawah penindasan serta tekanan pemerintah kolonial dan para

tuan tanah China akan lebih cepat terlaksana, sehingga mereka tidak lagi menjadi

kaum nomer tiga di negrinya sendiri. Akan tetapi karena pihak yang tidak merasa

dirugikan dan pihak pro Hindia Belanda yang di untungkan karena mendapatkan

posisi dari Hindia Belanda, merasa dikacaukan oleh perjuangan SI yang

berbenturan dengan mereka. Terkadang agar SI terkesan menjadi organisasi yang

selalu membuat onar dan kerusuahan, mereka dengan sengaja menyulut

kemarahan SI dengan menunjukan sikap sombong, angkuh dan menentang kepada

SI Bekasi.

Sebagai contoh keributan dan kerusuhan yang dilakukan oleh anggota-

anggota SI di Bekasi yang disebabkan oleh sikap sombong dan menantang yang

ditunjukan oleh para penentang SI yang memiliki jabatan adalah sebuah peristiwa

penentangan dan makian yang dilakukan oleh seorang mandor yang terjadi di

kampung Rawabangke, peristiwa ini pun telah diberitakan oleh surat kabar

Pantjaran Warta pada tanggal 15 Desember 1913, yang berbunyi sebagai berikut:

“Di dalam minggoe jang laloe 13-14 December 1913, kira

djam 10 lewat k.t. Assisten Residen di Meester Cornelis,

soedah pergi di kg. Rawabangke districk Bekasi bersama2

orang2 militerir kira 5 ataoe 8 ataoe, khabarnja ada kedjadian

roesoeh di kg terseboet. Ini keroesoehan khabarnja terjadi

lantaran seorang kg.minta ingin potong2 pohon kajoe jang ada

dalam kebon pekarangannja, sesoedahnja dapat idzin laloe

dipotong, apa maoe antara pohon2 jang dipotong ada

menimpa satoe pohon laloe hingga roeboeh; kemoedian

mandor di kg. itoe priksa ada lebih dari soerat idzinnya,

mandor laloe marah maki2 pada jang poenja pohon,

sekalipoen soedah beberapa kali jang poenja pohon kasih

katrangan boekan sengadja dipotong hanya roeboh sendiri

lantaran ketimpah, tetapi mandor itoe tiada bertanja terus

Page 64: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

53

memaki pandjang-pendek, oengkad2 katanja: memang orang2

kampoeng sekarang selama ada perkoempoelan SI semoea

mandjadi semakain koerang adjar, dan menantang soeroeh

keloear semoea orang SI dia tiada nanti moendoer; begitoelah

orang2 kampoeng sama keloear melihat kelakoean mandor

jang begitu sombong menantang semoea orang jang tiada

salah, akhirnja baroe sadja orang2 itoe keloear mandor itoe

lantas lari minta pertolongan laen2 polisi hingga

menjoesahkan polisi besar.”

Begitulah gambaran keributan yang terjadi di Distrik Bekasi antara

anggota SI dan rakyat Bekasi yang tidak menyukai organisasi ini, kebanyakan

mereka tidak menyukai organisasi ini dikarenakan merasa dirugikan. Dalam

kasus-kasus tertentu seperti kasus yang telah diberitakan di atas menunjukan

bahwa tidak semua keributan yang telah terjadi di Bekasi disebabkan oleh anggota

SI. Akan tetapi pemerintah sudah terlanjung memandang bahwa SI sebagai

organisasi yang selalu membuat kerusuhan dan telah menimbulkan keresahan bagi

pemerintah, penduduk yang bukan anggota, serta tuan tanah dan para aparatnya.

C. Respon Pemerintah Bekasi Terhadap SI Bekasi

Perkembangan SI yang begitu pesat di daerah Bekasi adalah karena sifat

gerakan organisasi itu yang mengandung unsur-unsur revolusioner serta

banyaknya aktifitas perjuangan yang dilakukan SI untuk membela masyarakat

pribumi, membuat pemerintah Hindia Belanda merasa khawatir terhadap SI,

organisasi inipun dianggap membahayakan kedudukan pemerintah Hindia-

Belanda, karena mampu memobilisasi massa. Eksistensi SI di Bekasi pun

menimbulkan pertentangan dari berbagai pihak yang merasa dirugikan oleh

keberadaan organisasi ini. Karena hal itu pemerintah mulai melakukan tindakan-

Page 65: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

54

tindakan untuk menekan gerakan SI tersebut, rintangan yang dialami SI Bekasi

dari pemerintah pun terbagi menjadi dua pihak yaitu: pemerintah khususnya

Residen Meester Cornelis dan Wedana Bekasi.

1. Residen Meester Cornelis

Hingga bulan September 1913 Asisten Residen Meester Cornelis yang

disebut Cohen mulai menganggap keberadaan SI sebagai organisasi yang

membahayakan bagi penduduk, tuan tanah dan aparatnya serta pemerintah

Afdeling Meester Cornelis maupun kewedana. Cohen pun mengambil tindakan

untuk lebih melemahkan organisasi ini dengan mengubah namanya menjadi

Djoemiatul Islamijah (DI), DI sebelumnya merupakan perkumpulan kematian,

perkumpulan kematian ini dulunya mempunyai badan hukum, tetapi tidak sempat

beroprasi lama karena dibubarkan oleh pemerintah Bekasi. Untuk menguatkan

alasan tindakannya tersebut, Cohen mengemukakan bahwa SI memiliki

kepengurusan yang lemah dan gerakan organisasi ini telah menyimpang dari

tujuan SI yang sebenarnya.30

Dalam usahanya itu ia mendapat bantuan dari

pedagang kaya yang sudah dikenalnya dengan baik yaitu Haji Abdurrahman. Atas

desakan tuan Cohen, pada bulan Oktober 1913 H. Abdurrahman menjadi ketua

perkumpulan tersebut. Diangkatnya H. Abdurrahman menjadi ketua SI adalah

untuk menggantikan posisi H. Hidayat yang mengundurkan diri dari

kepemimpinan SI. Kepemimpinan H. Hidayat dalam SI dianggap kurang bagus

oleh Cohen dan dalam menjalankan aktifitas SI lebih banyak dilakukan oleh

walinya yaitu Raden Danoemihardja karena pada awalnya H. Hidayat menjadi

30

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (Kumpulan Tulisan). Hlm 47-48

Page 66: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

55

pemimpin pun atas desakan Raden Danoemiharjo, sehingga ketika Raden

Danoemiharjo tidak lagi menetap di Meester Cornelis karena alasan tertentu,

kedudukannya sebagai ketua pun melemah. Hal ini dijadikan peluang bagi

pemerintah, ketika H. Hidayat merasa tidak lagi sanggup menjabat sebagai ketua,

H. Hidayat pun memutuskan untuk mengundurkan diri maka pemerintah mulai

menguasai pergerakan organisasi ini di Bekasi secara tidak langsung yaitu dengan

mengangkat ketua baru dan mengganti kepengurusan organisasi tersebut dengan

orang-orang pilihan Cohen dan pemerintah, terutama dari kalangan Wedana

Bekasi. Hal ini dilakukan untuk melemahkan pengaruh SI di Distrik Bekasi.

Akibat adanya campur tangan pemerintah Hindia Belanda dalam tubuh SI, maka

semua aktifitas SI ada di bawah kontrol pemerintah. Dengan demikian banyak hal

yang tidak sesuai dengan arus tujuan SI yang cenderung membela masyarakat

kecil.

Cohen telah menyatakan dalam rapat pemimpin-pemimpin kring

(lingkungan) perkumpulan bahwa ia mengajukan pencalonan H. Abdurrahman

sebagai ketua SI Bekasi, sehingga terpilihlah H. Abdurrahman menjadi ketua, hal

ini sama sekali tidak diadakan kesempatan untuk memilih bagi anggota SI.

Anggota SI di Bekasi pun tidak dapat menyetujui penggantian “Sarekat Islam”

menjadi “Djamiatul Islamijah” dan tidak bisa menyetujui bagaimana cara H.

Abdurrahman terpilih menjadi ketua SI,31

karena hal itu sangat bertentangan

dengan pasal 9 dalam anggaran dasar SI 10 September 1912, yang menyatakan

para anggota pengurus besar diangkat dalam suatu rapat umum untuk masa tiga

31

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), hlm 49

Page 67: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

56

tahun takwim. Anggota pengurus besar dipilih dari calon yang diajukan oleh

pengurus cabang. Pemilihan dilakukan dengan suara terbanyak, apabila suara

yang menyetujui dan menolak jumlahnya sama, maka dilakukan undian.32

Akan

tetapi sayangnya karena SI tidak diakui sebagai suatu organisasi yang

dikendalikan oleh central organisasinya, melainkan hanya cabang-cabang yang

bersifat otonom, maka pemimpin pusat SI tidak dapat menerapkan kontrol apapun

terhadap cabang-cabangnya karena perserikatan hanya dilakukan secara legal

sebagai kelompok lokal yang terpisah dari Sarekat Islam pusat.33

Mereka yang merasa kecewa dengan keputusan tersebut memilih untuk

menggabungkan diri dengan orang-orang yang senasib dengan mereka, dan

mereka juga menggabungkan diri pada SI di Batavia itu. Kemudia di bawah

Raden Kartasasmita, seorang kakitangan Goenawan, mereka ini memutuskan

untuk mendirikan perkumpulan tersendiri, yang memang dapat dipandang sebagai

SI karena DI tidak dapat melakukan tuntasan hak itu.34

Mereka pun lebih rajin lagi

malakukan propaganda dan rapat-rapat dengan anggota SI yang tidak suka dengan

DI untuk membentuk SI yang baru. Untuk itu dia mempengaruhi pengikut SI di

Bekasi agar tidak memasuki DI dan menentang H. Abdurrahman, kemudian ia

menyebarkan kartu anggota dari Comite Centraal kepada anggota.35

Jika ada

penduduk yang mau menjadi anggota SI, mereka selalu mengatakan bahwa

perkumpulan DI sama saja dengan SI agar pertambahan anggota tidak berhenti.36

Pasalnya selain mengubah nama SI Bekasi, pemerintah juga berusaha menekan

32

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. hlm 210 33

Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, Jakarta: Masup Jakarta, 2011, hlm 145 34

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), hlm 49 35

Afschrift No. 27, Mailrapport No. 22/7-13-46/1. 36

Pandjaran Warta 13 Meret 1914.

Page 68: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

57

pertambahan organisasi ini dengan memberi perintah dan larangan keras kepada

H. Abdurrahman agar tidak menerima lagi orang-orang yang ingin menjadi

anggota.37

Sesuai perintah Cohen, H. Abdurrahman juga tidak mengeluarkan

surat-surat tanda keanggotaan, supaya hal itu ditangguhkan sampai perkumpulan

tersebut mendapatkan bentuk badan hukum dengan nama hasil pergantian yaitu

“Sarekat akan memadjoekan kesantosaannja orang priboemi Meester Cornelis”.

Inti dari percakapan-percakapan yang dilakukan anggota-anggota adalah

keinginan umum SI akan dapat dipenuhi hanya jika perkumpulan ini tetap dengan

namanya yang semula yaitu “Sarekat Islam”, untuk itu diadakanlah rapat dengan

pemimipin-pemimpin kring dan beberapa orang yang berpengaruh dalam

organisasi itu, yang kira-kira berjumlah 300 orang, selain itu rapat ini dihadiri

pula oleh wedana Meester Cornelis, pada rapat ini diputuskan untuk memulihkan

kembali nama “Sarekat Islam”, dan juga mencetak kembali kartu-kartu tanda

keanggotaan.38

Pemerintah terpaksa mengakui SI yang semula dan DI dengan

sendirinya dibubarkan.39

Walaupun SI Bekasi sudah kembali pemerintah tidak

mengubah kepengurusan yang telah ia ubah dengan orang-orang pilihan

pemerintah.

Oleh karena itu sejak periode antara tahun 1911-1923 SI menempuh garis

perjuangan di berbagai lapisan, dengan ikut aktif dalam pemerintahan parlementer

serta evolusioner, artinya organisasi pergerakan ini mengadakan politik kerja

sama dengan pemerintah Hindia Belanda. Itu sebabnya pemerintah dapat dengan

37

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), hlm 52 38

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), hlm 49- 50 39

Arsip Nasional Republik Indonesia, Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 7, Sarekat

Islam lokal, hlm XIVN

Page 69: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

58

mudah ikut campur dalam kepengurusan SI salah satunya pemilihan ketua SI di

Bekasi.40

SI pun sejak awal telah menyatakan loyal dan setia kepada pemerintah,

hal ini disampaikan oleh Tjokroaminoto pada kongres SI di Bandung, Juni

1916,.41

jadi tidak mengherankan jika pemerintah mempunyai wewenang untuk

campur tangan dalam kepemimpinan SI seperti halnya menurunkan dan

mengangkat ketua yang terjadi dalam SI cabang Bekasi dengan orang-orang

pilihannya.

2. Wedana Bekasi

Wedana Bekasi memang mengambil sikap menentang keras terhadap

keberadaan gerakan SI. Para anggota-anggota SI di Distrik Bekasi berkali-kalih

menyampaikan keluhannya kepada pemimpin SI cabang Jawa Barat yaitu

Goenawan, tentang rintangan-rintangan dari kepala-kepala daerah pribumi Bekasi.

Rintangan-rintangan dari kepala daerah tersebut dikemukakan kedalam 4 alinea.

“Dalam surat permohonan pada tanggal 11 Maret 1914 yang

ditunjukan kepada Gubernur Jendral, mas Goenawan, pemimpin

redaksi harian “Pandjaran Warta”, berpendapat perlu kiranya

diperhatikan hal-hal berikut:

I. Bahwa ia dalam kedudukannya sebagai ketua dari

Pengurus Besar Sarekat Islam di Jawa Barat berkali-kali

menerimakeluhan dari anggota-anggota yang telah masuk

perkumpulan itu, yang bertempat tinggal di distrik Bekasi,

mengenai rintangan dari kepala-kepala pribumi, yang

kiranya masih harus terbukti kenyataannya dari lampiran-

lampiran bertandakan A dan B, yang disertakan pada surat

permohonan itu.

II. Bahwa Wedana Bekasi yang saat ini memperlihatkan

kecenderungan istimewa terhadap perkumpulan “Kong

40

Artikel di akses pada 5 Agustus 2015 dari http://kendakaku.blogspot.com/2014/05/latar-

belakangperkembangankemunduran.html 41

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 63

Page 70: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

59

Djie Hin” yang terdapat di sana dan bahwa anggota-

anggota perkumpula ini lebih diutaman daripada anggota-

anggota Sarekat Islam.

III. Bahwa agaknya wedana telah mengumpulkan uang untuk

mendirikan tempat pemakaman bagi pegawai-pegawai

pribumi di Bekasi (lihat lampiran C pada surat

permohonan), sedang rencana tersebut sampai sekarang

tidak ada pelaksanaan.

IV. Bahwa mantra cacar Mohamad Musanip kiranya telah

dipindahkan ke Balaraja, karena ia telah menjadi anggota

Sarekat Islam.”42

Pada alinea I membahas keluhan tentang rintangan yang dialami oleh

anggota-anggota SI di Distrik Bekasi dari pihak kepala daerah yang merupakan

orang pribumi, keluhan pertama menyatakan bahwa anggota-anggota SI di Bekasi

tidak dapat menyetujui penggantian SI menjadi DI dan juga tidak dapat

menyetujui cara bagaimana H. Abdurracham diangkat menjadi ketua. Hal kedua

menyangkut pemecatan yang dilakukan Wedana Bekasi terhadap pemimpin

Warung Aandel yang bernama H. Ibrahim.

Pada alinea II menyatakan bahwa wedana telah memperlihatkan

kecenderungan istimewa terhadap perkumpulan Kong Djie Hin (KDH), anggota

perkumpulan ini lebih diutamakan daripada anggota SI. Secara diam-diam

Wedana Bekasi membantu perkumpulan pesaing SI di Distrik Bekasi tersebut,

selain itu KDH juga dianak emaskan oleh Wedana Bekasi dengan selalu membela

dan memberikan hukuman yang lebih ringan jika terjadi kerusuhan antara SI dan

KDH, selain itu wedana Bekasi juga mewajibkan semua pesuruhnya untuk

memasuki perkumpulan KDH jika tidak maka pesuruh tersebut akan dipecat,

sebagai bukti hal tersebut memang terjadi ialah dengan dipecatnya pesuruh yang

42

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), hlm 45

Page 71: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

60

bernama Salam, karena ia telah ikut campur dalam kepentingan SI, Salam adalah

satu-satunya pesuruh yang tidak mau menjadi anggota KDH. Nasib tersebut pun

juga menimpah mandor polisi yang bernama Jidan karena alasan yang sama.

Pada alinea III menyatakan bahwa Wedana Bekasi telah mengumpulkan

uang untuk merealisasikan rencananya mendirikan tempat pemakaman bagi

pegawai-pegawai pribumi di Bekasi, sedangkan pada kenyataannya rencana

tersebut tidak dilaksanakan. Pada kenyataannya uang tersebut ditahan oleh

Wedana Bekasi sebesar f 87,15, dengan alasan bahwa belum ditemukannya tanah

yang cocok untuk tempat pemakaman tersebut.

Pada alinea IV menyatakan keluhan tentang dipindah tugaskannya mantri

cacar yang bernama Mohammad Musanip di Bekasi ke daerah ke Balaraja

dikarenakan ia adalah anggota SI Bekasi. 43 Hal itu menjadi bukti bagaimana

ketidak sukaan Wedana Bekasi terhadap SI, akan tetapi dengan kedudukan yang

mereka miliki mereka lebih memilih untuk membela kepentingan pribadi mereka.

Walaupun begitu, Wedana Bekasi tetap dianggap bagus oleh Asisiten Residen

Cohen, dia pun mendapat kepercayaan sepenuhnya, seperti yang terbukti dari

pertimbangan prestasi yang baik di mata Cohen yang dituangkan olehnya ke

dalam konduite (penilaian kecakapan) mengenai pegawai tersebut. Dalam

penilaiannya tersebut, ia juga disebut sebagai kepala distrik yang terbaik di

seluruh Afdeling Meester Cornelis, Cohen pun pernah mengusulkan agar Wedana

Bekasi diberika bintangjasa kerajaan. Akan tetapi karena Wedana Bekasi telah

terbukti melakukan kesalahan-kesalahan seperti yang telah dikeluhkan oleh

43

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), hlm 53-57

Page 72: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

61

anggota SI Bekasi maka Wedana Bekasi yaitu Raden Barkham tidak akan

mendapatkan bintang melainkan dimutasi dari jabatannya oleh patih Meester

Cornelis.44

44

Taufik Abdullah , Sejarah Islam Lokal di Indonesia (kumpulan tulisan), hlm 59

Page 73: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

62

BAB IV

PERJUANGAN SAREKAT ISLAM DI BEKASI 1913-1914

Sejak awal SI didirikan oleh H.Samanhoedi dan Tirtoadisorjo, dan

diresmikan pada tanggal 10 September 1912, SI telah meletakkan dasar

perjuangannya atas tiga prinsip, yaitu: asas agama Islam sebagai dasar perjuangan

organisasi, asas kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi, dan asas sosial

ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang umumnya

berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan.1

Salah satu usaha SI untuk mewujudkan cita-cita menangkat derajat kaum

pribumi dan melepaskan kaum pribumi dari jeratan kemiskinan, kemelaratan yang

disebabkan oleh tindakan kesewenangan Wedana Bekasi dan tuan tanah

Tionghoa, adalah dengan memajukan bidang ekonomi, agama, juga pendidikan

dan pengajaran bagi masyarakat pribumi. Dalam bidang edukasi, SI mulai

bergerak untuk memajukan pendidikan sebagaimana perhatian yang besar

terhadap kebutuhan pendidikan masyarakat, karena dari sejarah awalnya, bidang

pendidikan masih terbelakang. Pada tahun 1914 rencana perbaikan pendidikan

mulai berkembang dan kian mendapatkan perhatian yang besar, untuk

menjalankannya pertama-tama SI mengadakan kerjasama dengan perkumpulan

yang telah lebih dahulu memusatkan kegiatan dalam bidang pendidikan yaitu

Djamiatul Chair yang merupakan perkumpulan keturunan Arab, dari sana mulai

SI mendirikan sekolah yang bersifat modern yang berdasarkan agama yang

1 Abdul Ghani Muhammad, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, Jakarta:

Bulan Bintang, 1984, hlm 14

Page 74: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

63

berlandakan Al-Qur’an dan Hadits 2

dengan menfokuskan pelajaran bahasa Arab

bagi para siswa yang bersekolah di sekolah SI, akan tetapi tetap menggunakan

bahasa Belanda dan Melayu.3

Cabang SI di Batavia pernah mengadakan suatu pertemuan untuk

membicarakan masalah pendidikan dengan perkumpulan Djamiatul Chair. Dalam

kesempatan ini, ketua perkumpulan Djamiatul Chair dengan penuh semangat

menyampaikan pidatonya tentang pendidikan dan keinginan untuk

memajukannya. Dikemukakannya sekolah-sekolah yang berhasil didirikan oleh

perkumpulannya sebagai contoh dan motivasi agar SI bisa melakukan hal yang

sama. Tidak dikatehui apakah SI berhasil mendirikan sekolah di Batavia seperti

sekolah yang didirikan oleh Djamiatul Chair. Namun asisten residen Batavia pada

paruh pertama tahun 1913 menyatakan bahwa gerakan SI berpengaruh positif

terhadap pendidikan di sana karena kini makin banyak anak-anak pribumi yang

bersekolah, sedang sebelumnya sangat kurang. Memang cabang SI di berbagai

daerah telah berhasil medirikan sekolah-sekolah modern, daerah-daerah tersebut

antaralain adalah Pekalongan, Pati, Demak, Kudus, Sukanada, dan sekolah

Djamiat di Majalengka (Cirebon).4

Dari beberapa daerah tersebut SI Cirebon lah yang paling berhasil

memajukan pengajaran dengan membangun sekolah. Melalui jalur pendidikan

yang berdasar kepada ajaran Islam, SI Cirebon bertekad mewujudkan keinginan

dan cita-cita mereka untuk membangkitkan generasi muda penerus mereka.

2A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Andil?, (Jakatra: PT. Grafitipers, 1985), hlm

99 3Imas Emalia, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon 1911-1942,

Jakarta: Pustaka Intermasa, 2011, hlm 91-92 4A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Andil?. Hlm 99

Page 75: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

64

Dengan didirikannya sekolah Islam maka perjuangan SI untuk mencerdaskan

umat Islam menjadi lebih sempurna.5 Pada rapat umum SI di Cirebon yang

dipimpin oleh Muhammad Djaid serta dihadiri oleh SI, organisasi-organisasi

selain SI serta perwakilan dari pihak Eropa dan China, dalam rapat umum tersebut

Muhammad Djaid menyampaikan bahwa sesuai dengan tujuan SI, sekolah SI

harus berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits dalam segala akifitasnya. Dalam

perjuangannya di bidang pendidikan tersebut, SI cabang Cirebon telah berhasil

mendirikan sekolah dasar Hollandsh Inlandsch School (HIS) yang diperuntukkan

bagi kaum priyai Jawa yang memakai pengantar bahasa Belanda. Sementara

untuk kalangan SI sendiri sekolah ini ditambah dengan pelajaran-pelajaran yang

didasarkan pada sendi-sendi agama Islam.6 Lalu pada tanggal 16 Juli 1922

diadakan konferensi oleh SI cabang Cirebon untuk membicarakan pendirian

sekolah khusus, maka didirikanlah sekolah SI diberi nama Igama dengan sistem

pendidikan yang disebut Sarekat Islam School met de Qur’an di daerah Cirebon.7

Berbeda dengan SI Bekasi, kesuksesan bidang pendidikan yang diraih SI

Cirebon. SI Bekasi tidak dapat meraih kesuksesan yang gemilang di bidang

pendidikan. Hal ini sesuai dengan data yang menjelaskan adanya perjuangan SI

Batavia dan Meester Cornelis dalam memajukan kehidupan pendidikan

masyarakat pribumi di daerah otonomnya seperti di Distrik Bekasi terutama dalam

membangu sekolah-sekolah SI. Tidak seperti yang dilakukan SI Cirebon. Di

5Imas Emalia, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon 1911-1942.

Hlm 93 6 Imas Emalia, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon 1911-1942.

Hlm 92 7 Imas Emalia, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon 1911-1942.

Hlm 93-95

Page 76: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

65

Batavia sendiri yang merupakan pusat daerah penyebaran SI di Regentschap

Meester Cornelis dan Bultenzorg sendiri, pada kurun waktu 1913-1914, tidak

diketahui apakah di sana telah didirikan sekolah SI seperti sekolah Djamiatul

Chair, walaupun pernah diadakan suatu pertemuan antara SI cabang Batavia dan

perkumpulan Djamiatul Chair untuk membicarakan tentang pendidikan.8 Selain

itu sumber tentang eksistensi SI di Bekasi sangat terbatas dan sumber-sumber

yang membahas tentang usaha SI dalalm memajukan pendidikan di sanapun tidak

ditemukan. Bisa jadi SI di Bekasi memang tidak memfokuskan perjuangannya

dalam bidang pendidikan di daerah tersebut.

Perkembangan pendidikan umum di Distrik Bekasi pun dikatakan

tertinggal dari daerah-daerah lain di Regentschap Meester Cornelis lainnya. Hal

ini dapat disebabkan karena adanya sistem tanah partikelir yang ada di daerah itu,

pada masa itu memang kondisi dunia pendidikan di tanah-tanah partikelir

terbilang sangat buruk, tuan tanah China juga dengan sengaja membiarkan

penduduknya berpendidikan rendah, karena khawatir menjadi terancam jika

mereka berpendidikan tinggi. Sebagian besar masyarakat Distrik Bekasi pun sibuk

dan lebih mementingkan pekerjaan menggarap sawah di tanah partikelir, sehingga

minat untuk menuntut ilmu khususnya dalam pendidikan umum sangat rendah.

Hal ini juga dipicu oleh kurangnya ketersediaan sarana pendidikan atau sekolah di

daerah ini. Selain itu rakyat sering dihadapkan dengan beberapa hambatan berupa

diskriminasi politik. Perbedaan perlakuan dalam pendidikan dan pengajaran

didasari oleh perbedaan ras dan warna kulit khususnya antara etnis Eropa, China

8A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 99

Page 77: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

66

dan pribumi Indonesia. Perbedaan perlakuan tersebut dapat dilihat dengan adanya

tiga jenis sekolah dasar yaitu Hollands Inlandse School (HIS) yang diperuntukan

bagi anak-anak pribumi golongan bangsawan dan pejabat pemerintahan, Hollands

Chinese School (HCS) yang diperuntukkan bagi anak-anak Etnis China, dan

Europese Lagere School (ELS) untuk anak-anak berkebangsaan Eropa dan

Belanda.9 Oleh karena itu maka kesempatan belajar bagi penduduk desa sangat

sedikit. Bagi mereka yang menjunjung pentingnya pendidikan, mereka

menyekolahkan anak-anak mereka di madrasah yang ada atau hanya mengenyam

pendidikan agama kepada guru ngaji setempat. Maka tidak mengherankan jika

sampai pada tahun 1930-an pun, di Bekasi, sangat minim keberadaan lembaga

pendidikan formal, hal itu dikarenakan pemberian subsidi kepada sekolah-sekolah

umum di tanah partikelir telah disederhanakan dan tidak ada lagi penambahan

yang sebelumnya selalu bertambah setiap tahunnya.10

A. Perjuangan Sarekat Islam Bekasi dalam Perekenomian Masyarakat

Bekasi

Untuk menampung keluhan masyarakat Bekasi dan mengusahakan

terjadinya peningkatan taraf hidup masyarakat pribumi Bekasi dalam bidang

perekonomian, pada awal kedatangannya di daerah ini, SI yang saat itu dipimpin

oleh H. Ibrahim, mengawalinya dengan melakukan penuntutan kepada tuan tanah

untuk menaikan harga upah buruh tani dari f 0,25 (25 sen menjadi f 0,50 (50 sen)

perhari, peristiwa ini pun telah diberitakan pula dalam Surat Kabar Perniagaan

9Harun Alrasyid, dkk, Bekasi dari Masa ke Masa. Hlm 20

10Arsip Nasional Republik Indonesia Penerbitan Sumber-sumber Sejarah, Memori Serah

Jabatan 1931-1940 (Jawa Barat), Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 1976, hlm

CXXXVIII

Page 78: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

67

yang diterbitkan pada selasa, 16 Desember 1913. Berita tersebut berbunyi sebagai

berikut:

“Pendoedoek boemipoetra di Bekasi sebagian besar ada

djadi lid dari Sarekat Islam, tetapi tiada koerang organisasi

boemipoetra jang tiada soeka sama perkoempulan itoe. Baroe

ini bestuur dari Sarekat Islam di Bekasi telah keloearkan

atoeran antara lid-lidnja. Dari sekarang ia orang tidak boleh

bekerdja pada toean tanah dan pada orang-orang Tionghoa jang

mempoenjai sawah-sawah djikalaoe boeat ia orang poenja

pekerdjaan ia orang tidak dapet pepah f. 050 stoe hari,sedang

sekian lama telah berdjalan oepah tanam padi tjoema f. 0.25

sehari. Itoe bestuur Sarekat Islam bilang, itoe harga oepahan f.

0.50 satoe hari ada pantas, sedang f. 0.25 sehari ada terlaloe

moerah, dan siapa jang berani bekerdja akan diboykot dan

dilabrak. Meski begitoe ada banjak orang kampoeng tiada

maoe perdoeli pada ini larangan dan terima djoega oepahan

dari orang-orang Tionghoa boeat bekerdja di sawah dengan

oepahan seperti doeloe, sebab kalaoe tidak bekerdja,

bagaimana ia orang meoesti hidoep?”11

Seperti di tempat-tempat manapun di Jawa Barat, di Bekasi kebanyakan

yang menanami sawah dengan padi adalah para perempuan, sejak dahulu upah ini

hanya berjumlah f 0,11 (11 sen) setiap tengah hari. Dari jumlah tersebut pun

masih dipotong sebesar f 0,01 sen untuk kepala mandor yaitu kepala kelompok

penanam sehingga si buruh perempuan tersebut pun hanya mendapatkan uang

bersih sebesar f 0,10 (10 sen). Sebagai perbandingan, dua tahun sebelum SI

datang ke Bekasi tepatnya pada tahun 1911, di daerah tersebut, makanan pokok

seperti beras dihargai sekitar f 8 (8 gulden) per pikul, dan mengalami kenaikan

pada tahun 1913 menjadi f 9.95 per pikul. Sedangkan sejak awal abad ke-20an

upah kerja buruh tani tetap sejumlah f. 0.22 per hari di kurangi sebesar f 0,02 sen

untuk kepala mandor sehingga buruh tani hanya mendapatkan upah bersih sebesar

11

Surat Kabar Perniagaan yang diterbitkan pada hari selasa, tanggal 16 Desember 1913, surat kabar ini di pimpin oleh seorang tionghoa yang bernama Lauw Giok Lan

Page 79: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

68

f. 0.20 per hari atau f 6 per bulan. Saat bahan kebutuhan pokok terus mengalami

kenaikan, tuan tanah tidak menaikkan upah kerja para buruh tani. Sedangkan

kebutuhan hidup per bulan sekitar dua kali lipat dari upah, yakni sekitar f 11.68,

40 terhitung didalamnya untuk memenuhi kebutuhan seperti beras seharga f

5.69.40, minyak kelapa f 0.70, garam f 0.60, gula f 0.50, kopi f 0.64, teh f 1.50,

minyak tanah f 2.05.12

Dengan melihat ketidak seimbangan antara tenaga dan jumlah upah yang

mereka terima, maka SI di Distrik Bekasi telah merencanakan gerakan untuk tidak

lagi menanami sawah-sawah orang Tionghoa jika tuan tanah masih memberikan

upah kepada buruh tani hanya sejumlah f 0, 22 dalam sehari. Melalui SI, mereka

menuntut adanya kenaikan upah, mereka hanya mau menanami sawah para tuan

tanah Tionghoa jika para tuan tanah tersebut memberikan upah kepada mereka

sebesar f 0,25 dalam setengah hari ditambah f 0,02 ½ untuk kepala mandor jadi

tuan tanah harus membayar sebesar 27 ½ sen tiap tengah hari. Tuntutan itu

dilakukan karena dalam waktu beberapa tahun ini kebutuhan pokok terutama

beras telah mengalami kenaikan harga, selain itu diketahui bahwa pada saat itu di

beberapa tempat di Messter Cornelis, sudah melakukan penaikan upah pekerja

dan jika dibandingkan dengan upah mereka yang sebelumnya, maka upah tersebut

terlampau rendah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, oleh karena itu

sudah sewajarnya jika meraka juga mendapatkan kenaikan upah pula, menurut SI

para buruh wanita tersebut pantas mendapatkan upah sebesar f 0,50 (50 sen)

12

https://alianwar.wordpress.com/2010/04/05/ngalor-ngidul-bekasi-buruh-bekasi-protes-

tuan-tanah-zalim-radar-bekasi-senin-5-april-2010/ akses tanggal 30-01-2016, 17:03 WIB

Page 80: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

69

dalam sehari. Selain itu dalam membela kepentingan masyarakat pribumi, SI

Bekasi mengajak masyarakat untuk mengadakan gerakan pemogokan kerja agar

masyarakat tidak lagi menanami sawah-sawah para tuan tanah Tionghoa jika

tuntutan yang meraka ajukan tidak dipenuhi.

Hal ini dilakukan karena upah kerja buruh yang hanya sebesar f 0,11 (11

sen) tiap tengah hari, tidak dapat memenuhi harga kebutuhan kehidupan sehari-

hari mereka. Akan tetapi dipihak lain jika meraka tidak melakukan pekerjaan

penanaman yang biasa mereka lakukan tersebut, maka mereka tidak akan

mendapatkan upah dalam wujud upah potong sebesar 1/5 dari hasil pungut, jadi

kalau mereka tidak mau menanami sawah orang-orang Tionghoa lagi, maka

meraka akan kehilangan pendapatan rangkap dan jika mereka berhenti bekerja,

bagaimana mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Walau pun begitu

SI tetap memperjuangkan tuntutan tersebut dengan tetap melakukan penolakan

secara mentah-mentah untuk bekerja menanami sawah orang Tionghoa jika

mereka masih membayar dengan upah yang lebih rendah dari tuntutan mereka

tersebut. Pemogokan tersebut mereka mulai pada hari minggu tanggal 14

Desember di daerah Ujungmenteng pada tanggal tersebut biasanya para buruh tani

mulai menanani sawah para tuan tanah, para anggota SI secara serentak berencana

untuk menentang dan menghentikan penanaman tersebut pada hari itu. Disisi lain

banyak orang yang bukan anggota SI bersedia untuk menanami sawah para tuan

tanah Tionghoa dengan upah sebesar f 0,15 (15 sen) setiap setengah hari. Orang-

orang Saikung dari Bojongrangkung bersedia melakukannya dengan upah f 0, 12

½ setengah hari dan Sebagian besar penduduk bukan anggota SI yang

Page 81: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

70

menyanggupi menanam sawah tuan tanah Tionghoa tersebut sebagian besar

tinggal di kampung-kampung Bekasi dan Teluk-Pucung.13

Hal itupun memicu

terjadinya kemarahan dari SI, perjuangannya meningkatkan kehidupan

perekonomian masyarakat pribumi malah dikacaukan oleh orang-orang pribumi

sendiri yaitu saikung dan orang-orangnya. SI pun melakukan pemberontakan dan

kerusuhan yang dilakukan oleh para propagandis SI dan para petani penggarap

anggota SI tersebut pada tanggal 13 Desember 1913 malam hari.14

Pemimpin-pemimpin SI yang sangat berkontribusi dalam peristiwa ini

adalah Ngeya seorang yang ditokohkan oleh masyarakat pribumi yang memilih

untuk berperan aktif dalam perjuangan SI, ia berasal dari kampung Cibening di

tanah partikelir Pondokgede, selanjutnya ada Sapat, seorang bekas juragan di

Bulaktemu dari kampung Setu di tanah Cakung, kemudian juga Haji Ibrahim di

Keranji dan Japan yang merupakan Bekasi mandor di kampung Setu. Tokoh-

tokoh SI ini pun melakukan sebuah gerakan protes di kampung Setu dan Pondok-

Klapa, sebanyak 2000 hingga 3000 massa dari SI ikut serta dalam gerakan protes

yang dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak buruh tani tersebut. Untuk

menenangkan protes yang berujung kerusuhan tersebut, akhirnya wedana Bekasi

memenuhi tuntutan untuk menaikan upah kerja sesuai yang diajukan oleh SI.

Akan tetapi setelah perisriwa tersebut, pada panen yang berikutnya para tuan

tanah Tionghoa di Distrik Bekasi tidak mau lagi mengikutsertakan anggota-

anggota perkumpulan SI pada pekerjaan potong padi dengan upah potong yang

sudah ditentukan, hal ini sebagai hukuman kepada anggota-anggota perkumpulan

13

Sarekat Islam lokal, Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, ibid, Hlm 30-31 14

Sarekat Islam Lokal, ibid, Hlm XIV

Page 82: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

71

SI atas sikap mambangkang yang mereka perlihatkan dengan menuntut upah

penanaman padi dengan harga yang lebih pantas. Akan tetapi rencana para tuan

tanah untuk tidak mengikutsertakan anggota SI pada pekerjaan potong padi

tersebut bertentangan dengan kebijakan-kebijakan yang sudah berlaku, maka

Wedana Bekasi pun mengambil tindakan-tindakan untuk melarang para tuan

tanah melakukan hal tersebut.15

Dalam hal asosiasi sosial ekonomi sebagai usaha meningkatkan

kesejahteraan rakyat yang berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan

dengan mengembangkan jiwa dagang dan bidang usaha koperasi, Untuk

peningkatkan semangat dagang masyarakat Indonesia pertama-tama pencapainnya

diusahakan dengan membangun toko kopeasi konsumen, inilah kegiatan ekonomi

SI yang paling menonjol pada masa awal keberadaannya. Para anggota dianjurkan

mengumpulkan uang untuk membentuk toko-toko koperasi agar mereka dapat

memperoleh kebutuhan hidup dengan harga yang lebih murah.16

Akan tetapi pada

kenyataannya SI tidak berhasil dalam membangun suatu dasar keuangan yang

sehat, hal ini disebabkan tidak cukupnya sarana keuangan. Banyak rencana yang

tidak dapat terlaksana dengan baik, sebagai contoh terjadinya kegagalan toko-toko

koperasi di beberapa cabang di daerah-daerah yang pada mulanya didirikan

dengan penuh kegairahan yang pada pokoknya disebabkan tidak adanya dasar

keuangan yang baik dalam perkumpulan. Dalam bukunya, A.P.E Korver

dijelaskan bahwa kegagalan dalam bidang usaha koperasi yang terjadi di cabang

SI termasuk di Distrik Bekasi, bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan sarana

15

Taufik Abdullah (ed), Sejarah Islam Lokal di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah mada

University press, 1979, hlm 44. 16

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 89

Page 83: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

72

keuangan dalam kas organisasi SI di sana melainkan lebih kepada kegagalan yang

timbul akibat kelakuan tidak bermoral yang dilakukan pemimpin pengganti

koperasi SI Bekasi, seperti korupsi serta penyelewengan keuangan SI yang

dilakukan oleh pemimpinnya.17

Walaupun demikian, untuk memajukan perekonomian di kalangan

masyarakat pribumi Distrik Bekasi, SI cabang Bekasi mendirikan warung

koperasi. Warung-warung koperasi di daerah ini lebih dikenal dengan nama

Warung Aandeel (warung saham)18

yang dibangun dekat Pasar Kranji, dan

didirikan oleh H. Abdurrachim serta dipimpin oleh H. Ibrahim. Karena

keterlibantannya dalam sebuah permasalahan, H. Ibrahim diturunkan dari

jabatannya sebagai pemimpin Warung Aandeel oleh Wedanan Bekasi atas

permintaan Asisten-Residen Cohen. Keputuan ini disahkan secara sepihak tanpa

pemberitahuan kepada para pemegang saham terlebih dahulu.19

H. Abdurrahman

sebagai ketua SI Bekasi, atas perintah wedana mememecat H. Ibrahim

dikarenakan ia telah didakwah oleh Wedana Bekasi atas tuduhan telah menjadi

penghasut kerusuhan-kerusuhan yang terjadi pada bulan Desember 1913 di

kampung Setu di Cakung dan Pondok-Klapa.20

Pemecatan Haji Ibrahim juga

diberitakan dalam sebuah Surat Kabar Perniagaan, yang diterbitkan pada hari

Jumat 19 Desember 1913,

17

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, Hlm 172 18

Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 7, Sarekat Islam lokal. Hlm 40 19

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 45 20

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 53

Page 84: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

73

“Berhoeboeng denngan itoe perkara keriboetan di

kampoengsetoe tjakoeng, sekarang ampat pemimpin dari

djematoel Islam, ialah Haji Ibrahim, Ngeja, Sapat, dan

Djaiejan soedah dikasih keloear dari itoevereeninging, Boekan

sadja dilepas dari ia poenya jabatan lid bestuur, tapi dicaboet

joega ia poenya lid maatschap dari itoe perkoempoelan. Inilah

satoe nasehat bagi pemimpin perloempoelan anak negeri jang

soeka andjoerin lid2-nja akan berboeat perkara tidak baik.”

Setelah diselidiki secara lanjut maka terbukti bahwa H. Ibrahim sama

sekali tidak bersalah atas kerusuhan yang terjadi di Kampung Setu, selain itu H.

Abdurrachim pun dipecat tanpa ada kejelasan penyebab pemecatannya. Akhirnya

jabatan ketua Warung Aandeel pun digantika oleh H. Abdurrahman selaku ketua

SI atau Djamiatul Islamiyah yang baru. Dengan munculnya H. Abdurrahman,

mulailah unsur ekonominya lebih menonjol, memang sejak awal kedatangannya

di Distrik Bekasi di bawah pimpinan H. Hidayat, organisasi ini lebih cenderung

pada diri dalam kegiatan perbaikan keagamaan masyarakat pribumi Bekasi, akan

tetapi di bawah pimpinan H. Abdurrahman, organisasi ini berangsur-angsur lebih

memfokuskan perbaikan kehidupan masyarakat pribumi dalam bidang

perekonomian.21

H. Abdurracham telah berhasil membangkitkan minat dan

semangat para anggota terhadap usaha untuk membuka warung-warung atas dasar

koperasi. Ia telah berhasil membangkitkan semangat dan minat bagi para anggota

untuk melakukan usaha di bidang koperasi dengan menyediakan saham-saham

sebesar f 2 (0,2 sen) sehelai.

Dengan banyaknya anggota SI di Bekasi, dan banyak pula dari mereka

yang membeli saham toko koperasi Warung Aandeel serta adanya kebijakan yang

melarang para anggota untuk tidak membeli barang-barang yang dijual di warung-

21

Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 7, Sarekat Islam lokal. Hlm 49

Page 85: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

74

warung milik Tionghoa dan pribumi yang bukan anggota SI,22

kebijakan tersebut

secara tidak langsung menjadi salah satu penyebab Warung Aandeel mengalami

kemajuan yang cukup pesat pada awalnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu

pada perkembangannya pembentukan usaha koperasi tersebut mulai timbul

masalah-masalah lagi di tubuh SI yaitu korupsi yang dilakukan oleh pemimpin SI

Distrik Bekasi.

Bicara tentang korupsi, perbuatan tak terpuji ini pun dilakukan oleh para

pemimpin-pemimpin SI dari atas sampai ke bawah, meraka menyelewengkan

uang pangkal keanggotaan SI, persoalan ini tidak hanya menambah permasalahan

keuangan perkumpulan, akan tetapi juga merusak nama baiknya organisasi ini,

pejabat Pangreh praja dan pejabat Eropa banyak membuat laporan tentang hal ini

salah satunya Residen Batavia telah mengemukakan pendapatnya bahwa uang

yang diperuntukan bagi kas SI kebanyakan mengalir ke dalam dompet para

pemimpinnya, seperti yang dijelaskan oleh A.P.E Korver dalam bukunya. Bupati

Surabaya juga pernah menulis tentang pemimpin-pemimpin SI bahwa yang

dahulu tidak memiliki hidup yang sederhana, ketika menjabat, statusnya berubah

menjadi orang yang kaya raya, naik mobil dan istri-istri mereka penuh perhiasan

permata. Tentu saja pernyataan dari pejabat pemerintah tidak bisa begitu saja

dipercaya dikarenakan kebanyakan dari mereka tidak menyukai dan tidak

bersimpati dengan organisasi pergerakan ini. Akan tetapi berita-berita

penyelewengan tentang keuangan SI juga datang dari pihak yang dapat dipercaya,

antara lain para pejabat yang bersimpati dengan gerakan ini. Beberapa dari

22

Afschrift No. 27 Mailrapport No 2/7-13-48/1

Page 86: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

75

mereka yang bersimpati juga menyatakan bahwa beberapa pemimpin SI pun

pernah menyatakan adanya tuduhan terhadap rekan-rekan mereka, atau terdapat

kebenaran dalam tuduhan-tuduhan yang disampaikan tersebut. Oleh karena itu

gerakan koperasi ini tidak banyak menghasilkan keuntungan dan usaha koperasi

yang didirikan berakhir dengan kehancuran. Seperti yang telah disebutka oleh

A.P.E Korver yang mengutip kalimat Rinkes bahwa baru saja tiga tahun

berlangsung, pada akhir tahun 1915, tujuan-tujuan ekonomis SI telah mengalami

kemunduran.23

Para anggota yang menanamkan uangnya pada saham-saham di Warung

Aadeel mulai mengeluhkan mengenai uanga “Warung Aandeel” yang telah

mereka berikan, tidak diberika pertanggung jawaban yang semestinya oleh H.

Abdurracham selaku ketua koperasi warung tersebut.24

Keluhan tersebut makin

menguat setelah mereka mengetahiu bahwa pengangkatan H. Abdurrahman bukan

atas dasar rapat anggota, para anggota menduga bahwa uang kas organisasi yang

didapat dari pembayaran kartu anggota dan saham-saham para investor yang

berjumlah sekitar f 60.000, tidak dimasukkan ke dalam kas perkumpulan ini,

mereka mencurigai H. Abdurrahman telah melakukan penggelapan terhadap

uang-uang tersebut, kecurigaan mereka diperkuat dengan keadaan ekonomi H.

Abdurrahman yang semakin meningkat, sebelum menjadi ketua SI di daerah ini

dia tidak mempunyai rumah yang bagus dan hanya memiliki sebuah toko kecil

yang menjual berbagai alat-alat kereta kuda, seperti roda-roda dan lain-lain. Akan

tetapi setelah menjabat menjadi ketua dia mampu membeli kayu jati seharga f

23

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 126 24

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia.. Hlm 48

Page 87: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

76

7000, mengubah toko kecilnya menjadi toko besar yang menjual barang-barang

mebel. Selain tokonya yang menjadi toko besar, tidak lama kemudian dia telah

membangun rumah kokoh yang terbuat dari batu yang kira-kira harganya f 30.000

padahal sebelumnya H. Abdurrahman menjadi pemimpin SI Distrik Bekasi, dia

hanya mempunyai rumah yang sederhana. Para anggota menduga bahwa uang

yang dia gunakan untuk membesarkan toko dan membangun rumah miliknya

berasal dari uang anggota dan saham Warung Aandeel yang dia korupsi.

Seharusnya untuk mengatur keuangan tersebut seorang ketua berpegang sesuai

peraturan dan ketetapan yang berlaku dalam organisasi SI.25

Maka mereka pun

mulai menuntuntut agar H. Abdurrahman diberhentikan dari jabatannya sebagai

ketua.

Tidak diketahui secara pasti apakah setelah kasus penggelapan uang

pembuatan kartu anggota dan uang saham-saham warung Aandeel yang dilakukan

oleh H. Abdurrahman, tuntutan para anggota SI Distrik Bekasi untuk

memberhentikan H. Abdurrachman dari jabatannya sebagai pemimpin Warung

Aandeel dan SI, dikabulkan atau tidak oleh pemerintah ataukah dia tetap pada

jabatannya. Karena ketika diadakannya rapat umum pada bulan Maret tahun 1914

tidak ada seorang pun dari mereka menanyakan perihal pertanggung jawaban H.

Abdurrachman terhadap masalah keuangan yang disebabkan olehnya tersebut,

yang jelas H. Abdurrachman telah kehilangan kepercayaan dan rasa hormat dari

anggota-anggota SI yang merasa kecewa terhadapnya, setelah itu Warung Aandeel

pun mengalami kebangkrutan.

25

Afschrift No. 27 Mailrapport No 2/7-13-48/1

Page 88: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

77

B. Sarekat Islam Membawa Pembaharuan Islam di Bekasi

Selain melakukan perjuangan dalam bidang perekonomian, SI Bekasi juga

berupaya melakukan pembaharuan Islam di kalangan masyarakat Bekasi. Pada

tahun-tahun awal dalam SI, telah memperlihatkan cita-cita kesetaraan yang erat

kaitannya dengan cita-cita pembaharuan agama, dalam perjuangannya, agama

Islam telah menjadi dasar yang kuat bagi pergerakan organisasi ini namun

sebagian besar pengamat Eropa berpendapat bahwa agama dalam SI bukan

merupakan faktor yang penting, Snouck Hurgronje menganggap SI buakanlah

organisasi keagamaan: menurutnya pula dalam perkumpulan ini, Islam hanya

dijadikan sebagai alat pengikat sosial politik yang membedakan bangsa Indonesia

dengan bukan bangsa Indonesia, Rinkles pun juga berpendapat bahwa gerakan

tersebut tidak memiliki sifat keagamaan yang khas.26

Akan tetapi disatu pihak

pemerintah Hindia-Belanda memang memiliki tujuan untuk melenyapkan Islam

karena menurut mereka Islam adalah suatu senjata yang paling ampuh dan sebagai

ancaman yang palin berbahaya terhadap kelanggengan kekuasaannya di

Indonesia. Di pihak lain apabila agama Islam tidak dapat dilenyapkan setidaknya

Islam tidak terus berkembang dan jangan sampai digunakan sebagai alat politik.

Islam boleh ada hanya untuk kepercayaan dan pendangan hidup semata-mata.27

Walaupun dapat dikatakan bahwa masalah agama merupakan masalah

yang bersifat prinsipal dan fundamental, namun tidak bisa ditepiskan bahwa pada

kenyataannya agama dapat menjadi senjata yang ampuh untuk melakukan

perlawanan kepada pihak yang berusaha menjatuhkan kaum pribumi.

26

A,P,E Kprver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 65 27

Abdul Ghani Muhammad, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, Jakarta:

Bulan Bintang, 1984, hlm 14-16

Page 89: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

78

Tjokroaminoto dalam suatu pidato pada tahun 1915 mengatakan bahwa di

kalangan rakyat Indonesia masih sedikit rasa nasionalisme persatuan

kebangsaannya hal ini terlihat dari sikap antipati yang mereka perlihatkan dengan

orang yang berlainan suku dengan mereka semisal Orang Madura tidak merasa

satu dengan orang Jawa, orang Jawa pun demikian dengan orang Sunda, orang

Sunda pun demikian dengan orang Palembang. Namun demi untuk mencapai

kemajuan dan kebangkitannya rakyat Indonesia harus bersatu dan sarana untuk

mencapai persatuan itu adalah agama Islam. Islam oleh SI dijadikan perekat

puluhan juta rakyat pribumi Indonesia ke dalam satu tujuan, Islam juga sebagai

alat untuk meningkatkan nasionalisme dan cinta tanah air. Hal ini dikarenakan SI

beranggapan bahwa agama mampu mempersatukan masyarakat pribumi dari

berbagai etnis dan golongan.28

Gambaran bahwa agama dalam SI dianggap

sebagai suatu pengikat ini pernah dinyatakan oleh Tjrokaminoto sebagai berikut:

“memang SI memakai nama agama sebagai persatuan bangsa, buat mencapai cita-

cita sebenarnya, dan agama tidak akan menghambat kita mencapai tujuan itu.”29

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, sebelum SI memasuki

daerah Bekasi, penduduk pribumi Bekasi yang sebagian besarnya beragama Islam

tersebut merupakan penganut Islam yang taat. Akan tetapi sangat disayangkan

pada kenyataannya sebagian dari mereka hanya memandang Islam sebagai agama

yang mereka anut dan sebagai identitas diri saja khususnya masyarakat pribumi

yang berprofesi sebagai buruh tani. Masyarakat kalangan bawah Bekasi

khususnya para petani penggarap, masih belum memahami ajaran agama Islam

28

A,P,E Kprver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 65-66 29

Abdul Ghani Muhammad, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam. Hlm 14-16

Page 90: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

79

dengan baik, karena mereka lebih memilih untuk menyibukkan diri di sawah

dengan bekerja menggarap sawah daripada mempelajari dan mendalami agama

mereka sendiri yaitu Islam, dalam hal beribadah bahkan mereka mengabaikan

kewajiban sholat lima waktu. Banyak dari mereka yang enggan menjadi anggota

SI hanya karena organisasi ini mewajiabkan setiap anggotanya untuk

melaksanankan ibadah wajib yaitu sholat lima waktu, mereka merasa tidak

sanggup jika setiap hari harus menunaikan sholat dalam lima waktu.30

Munculnya SI sebagai organisasi pergerakan yang membawa tujuan mulia

untuk mensejahterakan kehidupan dan menaikan derajat masyarakat pribumi

Distrik Bekasi, serta membawa tujuan untuk memperbaiki keagamaan masyarakat

Distrik Bekasi dengan harapat masyarakat Bekasi dapat menjalankan

kehidupannya menurut perintah agama Islam. Karena keinginan untuk mengubah

nasib kehidupan mereka, mereka yang ingin hidupnya lebih baik, memilih untuk

menjadi bagian dari organisasi SI dan berusaha memenuhi semua persyaratan-

persyaratan yang diajukan untuk menjadi anggota organisasi ini, antara lain:

dalam kongres di Surakarta tahun 1913. Tjokroaminoto melancarkan

kampanyenya untuk membasmi apa yang dia sebut “tujuh M” yaitu main (judi),

madon (nafsu seks), minum (mabuk), madat (cabul), mangani (makan berlebihan),

maling (mencuri, merampok), dan misuk (memaki), untuk melancarkan aksi

pembasmian “tujuh M” tersebut di kalangan masyarakat, Tjokroaminoto terlebih

dahulu menerapkannya kepada para anggota SI dan mereka yang ingin menjadi

anggota. Mereka yang hendak masuk menjadi anggota SI dituntut harus bersih

30

A.P..E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 142

Page 91: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

80

kelakuannya dan tidak melakukan perbuatan maksiat. Untuk mereka yang

memiliki reputasi buruk diberikan masa percobaan setengah tahun: selama waktu

itu orang tersebut harus membuktikan telah memperbaiki kehidupannya, setelah

terbukti barulah orang itu diperkenankan menjadi anggota SI.31

Pada bulan Mei 1913 setelah kedatangan SI di daerah Batavia, asisten

Residen Meester Cornelis melaporkakan pendirian cabang SI lokal yang di daerah

Distrik Bekasi yang dipropagandai oleh seorang pribumi yang merupakan

pedagang daging lokal yang mapan, kepala sekolah pribumi yang bernama Raden

Doemihardjo,32

dua orang juru tulis serta seorang pedagang mereka sangat giat

dalam menyebarluaskan dan mengajak masyarakat daerah tersebut untuk menjadi

anggota organisasi ini. Seperti yang kita ketahui, seseorang yang telah sah

menjadi anggota SI wajib hukumnya menunaikan ibadah sholat lima waktu, dari

sebab itulah terjadi meningkat drastis jumlah orang-orang yang datang ke masjid

untuk menunaikan sholat wajib secara berjamaah, khususnya pada hari Jum’at.

Bahkan pada sebuah masjid dilaporkan bahwa jumlah jama’ahnya telah

meningkat hingga mencapai sepuluh kali lipat dari biasanya.33

Akan tetapi

pembaharuan Islam yang dilakukan oleh SI di Bekasi hanya berdampak pada

bidang peribadatannya saja seperti halnya banyak dari anggotanya yang menjadi

rajin melakukan sholat lima waktu, pembaharuan tersebut pun tidak berdampak

pada peningkatan kehidupan mereka.

31

A,P,E Kprver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?. Hlm 65-66 32

Arsip Nasional Republik Indonesia, Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 7, Sarekat

Islam lokal, Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 1975, hlm XIII 33

Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, Jakarta: Masup Jakarta, 2011, hlm 145

Page 92: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

81

Karena niat awal mereka memasuki organisasi SI untuk meningkatkan

kehidupan ekonomi dan mewujudkan keinginan mereka terlepas dari jeratan

kemiskinan serta kesengsaraan hidup yang disebabkan oleh kesewenangan

pemerintah dan tuan tanah China membuat mereka mengesampingkan tujuan SI

yang utama yaitu untuk memperbaiki keagamaan Islam mereka sendiri. Mereka

lebih giat mencari masa dan memperbanyak anggota untuk melawan

kesewenangan pemerintah Hindia Belanda dan para tuan tanah Tionghoa. Bahkan

tidak jarang untuk menambah pengikut mereka melakukan pemaksaan

keanggotaan. Wedana Bekasi telah melaporkan bahwa dalam distriknya berkali-

kali terjadi penyerangan yang dilakukah oleh anggota SI terhadap warga yang

bukan amggota SI.34

Penyerangan yang dimaksud dalam pandangan SI sebagai

cara berdakwah bagi SI, selain untuk merekrut anggota, juga untuk menolak

perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan agama Islam. Dengan demikian

terjadilah garis pemisah antara orang SI dan bukan orang SI bersamaan dengan

jatuhnya garis pemisah antara Islam fanatik dan tidak. A.P.E Korver juga

menjelaskan bahwa dalam kalangan SI mulai berkembang pernyataan yang

menyatakan bahwa mereka yang bukan anggota SI dianggap “termasuk ke dalam

golongan mereka yang tidak beriman”.35

Dari pernyataan tersebut akhirnya memunculkan sikap permusuhan

anggota-anggota SI terhadap penduduk yang bukan anggota SI. Sikap tersebut

tampak ketika anggota SI menolak untuk memberikan bantuan berupa uang,

barang atau jasa kepada mereka bukan anggota SI, contohnya apabila ada upacara

34

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 130-132 35

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 142

Page 93: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

82

pemakaman, orang pindahan, mendirikan rumah atau menanami sawah, mereka

tidak bersedia untuk mengeluarkan tenaga mereka untuk membantu, mereka juga

tidak mau ikut sedekah yang diadakan oleh orang-orang yang bukan anggota SI,

bahkan sering terjadi pula bahwa tokoh agama atau imam-imam kampung yang

merupakan anggota SI, menolak untuk memimpin pemandian, dan mensholati

jenazah orang yang bukan anggota organisasi tersebut karena mereka

beranggapan bahwa orang-orang yang bukan anggota SI dianggap sedikit banyak

termasuk kedalam golongan orang kafir. Nama SI sendiri di Distrik Bekasi lambat

laun berubah menjadi seruan jihad bagi para anggota di Distrik Bekasi untuk

melakukan perlawanan terhadap orang-orang yang anggap musuh dan

bertanggung jawab atas kemiskinan dan kesengsaraan yang mereka alami.36

Munculnya SI dengan corak keislamannya pun, tidak dapat memberikan

perubahan bagi pemahaman keagamaan masyaraka Bekasi khususnya kalangan

masyarakat yang merasa tertindas seperti masyarakat miskin dan buruh tani di

daerah terpencil seperti kampung-kampung di Distrik Bekasi. Mereka lebih

memanfaatkan keberadaan SI sebagai wadah untuk menampung kemarahan

mereka dan juga sebagai penyemangat perang melawan ketidak adilan Wedana

Bekasi, pemerintah Hindia Belanda dan kesewenangan yang dilakukan oleh para

tuan tanah Tionghoa terhadap mereka.37

Walaupun tidak mengherankan hal ini

36

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 48 37

Anwar Ali, Gerakan protes petani Bekasi : Studi Kasus Awal Masuknya Sarekat Islam

di Tanah Partikelir,Skripsi, Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Hlm 23

Page 94: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

83

dapat terjadi mengingat fanatisme keagamaan dapat menggerakkan rakyat untuk

melawan kekuasaan kolonial.38

C. SI Menghadapi Persaingan Etnis

A.P.E Konver membagi ledakan permusuhan oleh SI dalam tiga katagori

yaitu terhadap wakil-wakil pribadi golongan penduduk sendiri, pejabat-pejabat

pamong praja Eropa dan pribumi serta orang Chian dan kalangan Eropa sebagai

pribadi, dari beberapa kategori tersebut, ledakan permusuhan antara anggota SI

dengan etnis China lah yang sangat dahsyat hingga tidak jarang menimbulkan

kerugian jiwa dan materil pada setiap bentroan yang terjadi dari kedua kubu.39

Sartono Kartodirjo pun menulis dalam telaahnya-mengnai beberapa gerakan

protes di pedesaan Jawa- bahwa pernyataan permusuhan SI tertuju kepada orang-

orang beretnis China.40

Adanya stratifikasi penduduk yang menempatkan derajat pribumi sebagai

kaum yang lebih rendah dari kaum pendatang khususnya etnis China oleh

pemerintah Hindia Belanda dikarenakan pengaruh besar orang-orang China dalam

roda perekonomian di Hindia Belanda, Batavia pun mengalami berkembang

dengan pesat ketika orang-orang China pindah kesana.41

Perbedaan sosial itulah

yang menyebabkan munculnya persaingan dagang antara pribumi dan etnis China.

Sejarah mencatat bahwa persaingan dagang tersebut menjadi salah satu penyebab

38

Imas Emalia, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon 1911-1942,

hlm 74 39

A.P.E Korver Sarekat Islam Gerakan Ratu Andil?,Hlm 129 40

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 137 41

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta,

2008, hlm 59.

Page 95: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

84

didirikannya organisasi SI. Pedagang China yang memiliki modal yang lebih

besar telah berhasil memonopoli perdagangan batik di Solo, pedagang pribumi

Solo pun yang merasa dirugikan atas hal itu. Memang SI dan etnis China

merupakan dua golongan yang saling bersaing. Hal ini di perkuat dengan revolusi

China yang terjadi pada masa itu sehingga mulai tumbuh rasa nasionalisme di

antara para etnis China di Indonesia dan mereka mulai menunjukan keangkuhan

dan kesombongannya kepada rakyat pribumi, mereka merasa etnis mereka lebih

baik daripada penduduk pribumi Indonesia, khususnya etnis Jawa. Revolusi

China tersebut juga menimbulkan cita-cita emansipasi di kalangan etnis China di

Indonesia, mereka ingin pula menguasai Jawa dan daerah-daerah lain

sebagaimana penjajahan yang berhasil dilakukan Belanda, mereka memandang

orang-orang Jawa adalah bangsa yang lebih rendah dari mereka sehingga orang

Jawa harus menghormati mereka. Hal itu menyebabkan timbulnya presepsi yang

sangat negatif antara pribumi dan etnis China.42

Dalam beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa di dalam tubuh SI

terdapat perasaan anti-China yang keras. Etnis China adalah saingan utama para

pengusaha pribumi dan merupaka sasaran prasangka rassial rakyat. Pemerintah

Hindia-Belanda pun memberikan hak-hak istimewa kepada etnis China sehingga

cukup memberika alasan untuk menyamakan China dengan kaum penjajah.

Tindakan anti-China dalam kalangan SI terjadi di beberapa daerah di Jawa,

Madura dan sebagian kecil daerah Sumatra (khususnya Medan).43

Hal tersebutlah

yang melatarbelakangi seringnya terjadinya bentokan dan ledakan-ledakan

42

Imas Emalia, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon 1911-1942.

hlm 88 43

Kuntowijoyo, Pradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, Bandung: Mizan, 1999, hlm 88

Page 96: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

85

permusuhan antara anggota SI dan etnis China di daerah-daerah tersebut.

Terjadinya benturan-benturan sosial dan konflik antara pribumi dan etnis China,

semakin menguatkan tembok pemisah antara pribumi dan etnis China.44

Pemimpin SI yang terlibat dalam tindakan ini terutama pemimpin tinggkat

desa, pengurus SI yang lebih tinggi kebanyakan berusaha meredam atau

mencegah terjadinya kekerasan. Akan tetapi SI hanya memusuhi etnis China yang

bukan beragama Islam, jika ada etnis China yang beragama Islam atau mualaf

mereka memperlaukannya dengan sangat bersahabat. Sebagai contoh di daerah

Tambakbaya adalah ketika seorang penduduk etnis China tidak diganggu karena

kabarnya dia atau bapaknya telah member sumbangan kepada Masjid di daerah

tersebut. Menurut berita, dia adalah telah menjadi seorang Muallaf secara diam-

diam.45

Dalam upaya melakukan perbaikan taraf kehidupan masyarakat pribumi

khususnya dalam bidang ekonomi, setidaknya perjuangan yang SI lakukan ini

bertujuan untuk meminimalisir perekonomian yang dikuasai oleh China di Hindia

Belanda. Khusus di Bekasi, SI berusaha meminimalisir pengaruh besar tuan tanah

yang menjadi penyebab kemelaratan yang dialami masyarakat Bekasi yang juga

membuat pribumi menjadi kaum di bawah etnis pendatang tersebut sehingga

banyak dari pribumi mengalami kemelaratan dan kesengsaraan akibat kesulitan

ekonomi yang mereka alami. Etnis China pun menjadi sasaran SI di salah satu

daerah otonom Meester Cornelis tersebut dikarenakan peran mereka sebagai

pemilik tanah-tanah partikelir yang mendominasi di daerah tersebut sehingga

44

Imas Emalia, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon 1911-1942.

hlm 88 45

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, hlm 146

Page 97: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

86

kondisi pada saat itu sangat terbelakang dan tertekan.46

SI berupaya melakukan

perjuangan perbaikan perekonomian masyarakat pribumi sehingga dapat

mengimbangi perekonomian orang-orang China. Akan tetapi dalam prosesnya, SI

pun mendapatkan halangan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan dan tidak

menginginkan terciptanya kesejahteraan pribumi Bekasi yaitu tuan tanah beretnis

China tersebut, dikarenakan mereka khawatir kekuasaan mereka atas tanah

partikelir menjadi terancam jika rakyat Bekasi bersama SI berhasil mewujudkan

keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dengan melakuka perbaikan

bidang ekonomi. Tuan tanah China adalah pihak yang paling merasa terganggu

akan adanya SI di Bekasi, mereka pun berupaya melakukan hal-hal yang dapat

menghalangi kemajuan dan perkembangan SI dan para anggotanya di Bekasi

seperti mendirikan organisasi pesaing SI yang bernama Kong Djie Hin.

Hubungan yang tidak harmonis antara penduduk Bekasi dengan para

penduduk keturunan China yang kebanyakan menjadi tuan tanah partikelir

tersebut, sudah terjadi sejak sebelum kedatangan organisasi SI di Bekasi atau

bahkan sebelum organisasi ini didirikan. Kesewenangan para tuan tanah etnis

China terhadap para buruh tani di Bekasi pun menjadi pemicu terhadap ketidak

harmonisan dan hubungan buruk serta persaingan antara anggota SI Bekasi

dengan para penduduk etnis China. Rasa persaingan yang menimbulkan ledakan

permusuhan pun tumbuh dan tidak dapat dihindari antara pribumi anggota SI

dengan penduduk etnis China di Bekasi.

46

Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, Jakarta: Masup Jakarta, 2011, hlm 144

Page 98: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

87

Keinginan untuk mengambil dan medapatkan kembali tanah partikelir

yang banyak terdapat di sekitar daerah Batavia dan Meester Cornelis yang pada

saat itu dikuasai oleh tuan tanah China oleh SI, membuat penduduk pribumi di

sekitar daerah tersebut menjadi bersemangat untuk terus malakukan

pemberontakan. Sebuah koran China telah memberitakan tersebarnya desas desus

di Batavia dan Meester Cornelis bahwa orang Eropa dan orang China dalam

waktu dekat harus menyerahkan semua yang mereka miliki kepada SI dan bahwa

mereka kemudian akan diusir dan dibunuh. Berita tersebut diperkuat oleh

pernyataan seorang tuan tanah China di Bogor yang memberitahukan bahwa

seorang propagandis SI bernama H. Machmud, yang berasal dari kebayoran, telah

menyampaikan kepada para petani di desanya bahwa apabila SI berkuasa, maka

semua tanah di Jawa akan diberikan kembali kepada pemiliknya yang sah yaitu

rakyat pribumi Indonesia. Berita-berita yang demikian juga terjadi di Distrik

Bekasi, hal ini diberitakan oleh residen Meester Cornelis, Dalam laporan terakhir

dimuat lagi sebuah lelucon yang mungkin hanya sebuah khayalan, lelucon itu

berkisah tentang seorang propagandis SI Bekasi yang bernama H. Marjuk, yang

giat berpropagandis di Distrik Cikarang daerah sebelah timur Bekasi, dia

memberitakan kepada para pendengarnya bahwa segera akan terjadi

pemberontakan dan semua orang China akan dipenggal kepalanya, karena orang

China dalam beberapa waktu ini tidak lagi memakai kuncir, oleh karena itu kita

akan susah membedakan mana orang China dan mana Pribumi dan buka tidak

mungkin terdapat bahaya dalam pertempuran yang akan datang secara tidak

sengaja akan jatuh banyak korban di pihak pribumi. H. Marjuk telah mencari jalan

Page 99: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

88

keluar untuk masalah ini yaitu penduduk pribumi Bekasi dapat meminta tanda

pada di pakainnya sebagai pertanda bahwa yang memiliki tanda tersebut adalah

pribumi, kepada H. Marjuk, banyak orang-orang yang percaya dengannya dan

lekas memberikan pakain mereka. Akantetapi ternyata H. Marjuk membawa

kabur dan menjual pakain-pakain tersebut, bukan memberikan tanda pada pakain-

pakain itu. Atas apa yang dia lakukannya, H. Marjuk pun dituntut telah

melakukan tindak pidana.47

Jika kita membahas tentang persaingan etnis yang terjadi antara

perkumpulan pesaing SI di Bekasi maka akan muncul nama Organisasi Kong Djie

Hin sebagai oarganisasi pesaing yang kuat. Organisasi ini timbul di kecamatan

atau onder-distrik Bekasi pada bulan Agustus tahun 1913. Dikatakan pendirian

organisasi ini disebabkan oleh tindakan dan sikap yang tidak bersahabat yang

ditunjukan oleh anggota-anggota SI terhadap para tuan tanah China dan orang-

orang yang menolak untuk bergabung menjadi anggota, di mata para orang-orang

China khususnya para tuan tanah partikelir dan penduduk pribumi yang bukan

anggota SI, SI adalah organisasi yang anarkis, yang selalu melakukan kerusuhan,

kekerasan, dan pemaksaan kepada tuan tanah China dan warga Bekasi yang belum

menjadi anggota. Memang hal itu beberapa kali terjadi, akan tetapi faktanya, apa

yang dilakukan SI tersebut adalah sebuah perjuangan untuk mewujudkan niat

mulia yang dibawa organisasi tersebut yaitu mengangkat derajat pribumi dan

menjadikannya tuan rumah di negrinya sendiri. Mereka yang merasa dirugukan

oleh keberadaan organisasi ini berusaha menutupi fakta tersebut, mereka mencari

47

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?, Hlm 81.

Page 100: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

89

kesalahan-kesalahan SI dan menempatkan diri mereka sebagai pihak yang lemah

dan tersakiti oleh tindakan SI.

Karena merasa mendapat tekanan dari anggota SI, mereka memutuskan

bergabung dengan perkumpulan KDH untuk mendapatkan pertolongan. Dengan

cerdik sekali, para tuan tanah Tionghoa, para pedagang, administrator, yang juga

merasa sangat dirugikan dengan keberadaan SI memanfaatkan keadaan ini untuk

menarik masyarakat pribumi yang bukan anggota untuk bergabung dan

mendirikan perkumpulan ini baik pribumi atau etnis Tionghoa dapat masuk ke

perkumpulan ini, walaupun organisasi gabungan dari orang-orang China dan

pribumi akan tetapi etnis China lebih dominan di sini, mereka lebih menguasai

jalannya organisasi ini. Maka terbentuklah suatu perkumpulan yang akan

mengadakan aksi balas terhadap Sarekat Islam yang menjadi tujuan utamanya.

Organisasi ini diberi nama KDH yang artinya “peningkatan kesejahteraan umum”.

KDH ini memiliki anggaran dasar sebagai organisasi kematian, dengan

tujuan untuk memberikan bantuan keuangan kepada ahli waris yang ditinggalkan,

kalau ada anggotanya yang meninggal, bantuan ini berwujud pembayaran kurang

lebih sebesar f 25, kepada ahli waris yang ditinggalkan, untuk membiayai

pemakamannya. Sedang bila yang meninggal adalah orang Tionghoa maka

anggota pribumi dapat memberika bantuan tenaga, atau membayar sebesar f 0, 25

per orang. Jika yang meninggal adalah orang pribumi, makan orang Tionghoa

memberika sumbangan sukarela dan anggota-anggota pribumi membayar

sebanyak f 0,10 samapi f 0,25 tiap orang.tetapi organisasi ini juga memiliki tujuan

rahasia yang utama yaitu merongrong dan meruntuhkan pengaruh SI di Bekasi.

Page 101: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

90

Tokoh-tokoh Tionghoa yang duduk dalam pengurus perkumpulan ini antara lain

adalah: Tio Jung Liong, Tuang tanah di Karatan, sebagai ketua; Svan Po, Bekasi

patiah di Teluk Pucung, sebagai kasir; dan seorang pribumi bernama Saikung,

mandor di Cakung, sebagai komisaris. Perkumpulan ini memakai sistem

pemimpin-pemimpin kring seperti yang berlaku dalam SI. 48

Pengesahan berdirinya organisasi ini terjadi pada bulan Agustus. Patih

mendapat perintah dari Asisten-Residen supaya bersama dengan Scholten yamg

merupakan kontrolir di Bekasi pada waktu, dan Wedana Bekasi untuk

mengadakan pertemuan-pertemuan dengan rakyat untuk memberikan penerangan

dan cara kerja SI. Pada pertemuan-pertemuan ini lalu dibicarakan tentang sifat-

sifat SI yang baik maupun yang buruk, akan tetapi seiring berjalannya

pembicaraan mereka lebih menekankan kepada keburukan-keburukan organisasi

tersebut, hal itu menimbulkan perasaan dorongan untuk bersatu bagi pihak yang

tidak menyukai organisasi ini baik dari etnis China maupun orang-orang yang

buka anggota SI. Hal ini dimanfaatkan mereka untuk segera memutuskan

pendirian Kong Djie Hin.49

Pada awal berdirinya, perkumpulan ini mendapatkan pertentangan dari

anggota SI Bekasi. banyaknya perlawanan yang dilakukan SI seperti yang pernah

terjadi di beberapa tempat di daerah Distrik Bekasi, diantaranya perlawanan di

kampung Setu tanah Cakung yang terjadi pada bulan Desember, perlawanan di

tanah Teluk Pucung di bulan Febuari, perlawanan di tanah Babelan, dan lainnya.

Membuat para pengikut KDH merahasiakan keikutsertaan mereka dalam

48

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 50-51 49

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 51-52

Page 102: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

91

organisasi itu, jika orang-orang Tionghoa yang sudah dikenal secara umum

keikutsertaannya dalam perkumpulan KDH, ditanyaka perihal keanggotaanya,

maka mereka sama sekali tidak akan mengakui keanggotaan mereka.50

Para

anggota KDH pun lebih banyak bergerak secara sembunyi-sembunyi.

Organisasi pun ini berhasil memutar balikkan keadaan, KDH telah

mendapatkan rasa simpati dari pemerintah daerah dan Wedana Bekasi, hal itu

karena pemerintah daerah merasa mendapat bantuan dana dan bantuan lainnya

dari perkumpulan itu. Selain itu hampir semua mandor hingga polisi di daerah

tersebut bergabung menjadi KDH, dan pesuruh-pesuruh Wedana Bekasi juga telah

menjadi anggota perkumpulan KDH. Wedana Bekasi pun diam-diam membantu

KDH dan selalu berpihak pada KDH septiapkali terjadi bentrokan antara SI dan

KDH. Bukti jika perkumpulan KDH secara diam-diam dibantu oleh wedana

misalnya tidak ada larangan permainan judi yang dilakukan oleh anggota-anggota

KDH pada hari-hari pasaran, ketika terjadi bentrokan-bentrokan antara anggota SI

dengan anggota KDH, selalu dilemparkan kesalahan kepada SI Wedana Bekasi

memberikan perintah untuk menghukum anggota-anggota SI lebih berat dari

hukuman yang juga diberikan kepada anggota-anggota KDH. Hal ini jelas terbukti

dalam penangkapan dan penghukuman orang-orang yang melakukan kerusuhan

yang pernah terjadi di Distrik Bekasi, walaupun sebagian besar anggota SI akan

tetapi telah diketahui pula bahwa anggota KDH juga ikut terlibat akan tetapi

anggota KDH. Bila ditelusuri maka terbukti bahwa kerusuhan ini muncul

disebabkan adanya permusuhan antara anggota-anggota KDH dan anggota-

50

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 52

Page 103: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

92

anggota SI. Maka sangat tidak adil jika anggota-anggota SI mendapatkan

hukuman yang lebih berat dari anggota KDH. Wedana pun telah membiarkan

diselenggarakannya pertemuan yang sangat meriah yang dihadiri sekitar 400

orang anggota KDH, yang diadakan tanpa izin akan tetapi jika SI melakukan

pertemuan maka Wedana akan menentang dengan keras. Diketahui pula

kenyataan bahwa banyak orang telah bergabung dengan organisani “Kong Djie

Hin” sebenarnya kebanyakan dari orang-orang tersebut pada awalnya berniat

untuk menjadi anggota SI, akan tetapi keinginan mereka terbentur oleh larangan

yang dikemukakan pemerintah lewat H. Abdurracham untuk tidak menerima

orang-orang baru yang ingin menjadi anggota SI Distrik Bekasi, hal ini sesuai

dalam surat dinas G.S tanggal 29 September 1913 No. 366. Dikarenakan mereka

menginginkan kehidupan yang terjamin dengan menjadi suatu anggota organisasi

maka mau tidak mau mereka memutuskan untuk menjadi anggota Kong Djie

Hin.51

Dari apa yang telah terjadi, sangat jelas terlihat bahwa pemerintah daerah

dan Wedana Bekasi tidak memperlihatkan sikap yang tidak bersahabat terhadap

gerakan KDH, dikarenan pemerintah daerah perkumpulan tersebut dapat menjadi

sekutu dalam menghadapi tindakan-tindakan SI Bekasi. SI Bekasi pun tidak

berdaya dalam menghadapi tekanan yang datang dari KDH yang dibantu oleh

pemerintah daerah dan Wedana Bekasi, oleh karena itu SI melalui Goenawan

selaku ketua dari pengurus besar SI di Jawa Barat, menyampaikan keluhan-

keluhannya kepada pemerintah atas ketidak adilan yang SI terima dari Wedana

51

Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah No. 7, Sarekat Islam lokal. Hlm 53

Page 104: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

93

Bekasi terkait persaingan yang terjadi antara SI dan KDH, dengan mengajukan

surat permohonan. Dalam surat tersebut berisi sebagai berikut :

1. Dari tidak dilarangnya permainan judi yang dilakukan oleh

anggota KDH pada hari pasaran.

2. Karena jika terjadi bentrokan antara anggota-anggota SI

Bekasi dengan anggota-anggota KDH, kesalahan selalu

dilemparkan kapada SI.

3. Karena wedana kiranya tidak memngadakan pemeriksaan

lebih lanjut mengenai sebab matinya seorang pribumi dekat

halte Cakung, dengan alasan: orang itu anggota SI. (lihat No

5 lampiran A)

4. Dari kenyataan bahwa kiranya wedana telah memecat

pesuruhnya yang bernama Salam, karena ia telah ikut

campur dalam kepentingan SI; dan bahwa nasib yang sama

juga menimpah mandor polisi yang bernama Jidan. (No 2

lampiran B)

5. Dari kenyataannya, bahwa pak Ratih kiranya telah kecurian.

Tetapi pencuru-pencurinya tidak dihukum, karena meraka

anggota KDH. (No 3 lampira B)

6. Dari kenyataan bahwa laporan mandor Sairan, mengenai

diadakannya pertemuan sangat meriah, yang tanpa izin telah

diadakan oleh + 400 anggota KDH, tidak mendapat

perhatian dari wedana (No 4 lampiran B)

7. Dari kenyataan, bahwa Haji Ilyas harus melakukan dinas-

dinas “kompenian” yang lebih berat, karena ia orang SI (No

5 lampiran B)”.52

Keluhan-keluhan tersebut pun terbukti kebenarannya dan karena Wedana

Bekasi yaitu Raden Barkham melakukan banyak pelanggaran, maka hal itu

berdampak dipemutasinya Wedana Bekasi oleh patih Meester Cornelis. Sekutu

terkuat KDH dalam melawan SI Bekasi pun terancam kehilangan jabatannya.53

Walaupun demikian persaingan dan permusuhan yang terjadi antara anggota SI

dengan etnis China di Distrik Bekasi tidak berhenti sampai di situ, persaingan

antara kedua kubu tersebut akan terus barlanjut hinggan orang-orang etnis China

khususnya para tuan tanah China mengembalikan tanah yang seharusnya menjadi

milik orang-orang pribumi di Bekasi serta meninggalkan daerah ini.

52

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 53-54. 53

Taufik Abdullah, Sejarah Islam Lokal di Indonesia. Hlm 59

Page 105: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

94

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan sumber-sumber yang penulis dapatkan, maka Sarekat Islam

berjuang untuk meningkatkan derajat masyarakat pribumi dengan melakukan

perbaikan dalam tiga bidang yaitu bidang ekonomi, pendidikan, dan keagamaan.

Oleh karena itu penulis dapat simpulkan bahwa Bekasi pada tahun 1913-1914

merupakan wilayah agraris yang terdiri dari tanah-tanah partikelir, wilayahnya

yang subur dengan berlimpahnya hasil panen, tidak membuat masyarakatnya

hidup dengan layak karena adanya sistem tanah partikelir dan kewajiban pajak

hasil panen yang dibebankan kepada mereka membuat mereka mengalami

kemiskinan dan kemelaratan. Pendidikan mereka yang rendah membuat mereka

tidak dapat melepaskan diri dari kesewenangan tuan tanah China dan pejabat

Eropa serta pejabat pribumi, oleh karena itu mereka membutuhkan sebuah wadah

yang dapat menampung segala keluh kesah. Pada bulan Mei 1913 munculah

sebuah organisasi sebagai wadah perjuangan rakyat dengan tujuan yang mulia,

organisasi ini bernama Sarekat Islam (SI). SI datang kepada mereka sebagai

penolong bagi rakyat pribumi, menyelamatkan dan melepaskan mereka dari

jeratan kemiskinan dan kesengsaraan yang mereka alami selama ini dari tuan

tanah China dan pemerintah daerah yang memperlakukan mereka dengan tidak

adil dan semenah-menah. Pada kurun waktu 1913-1914, SI Bekasi berhasil

mendapatkan anggota paling banyak di antara daerah-daerah sekitar Batavia.

Dalam perjuangannya untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribumi

Bekasi, SI mewujudkannya dengan melakukan perbaikan sesuai dengan anggaran

Page 106: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

95

dasar organisasi tersebut yaitu dengan memajukan bidang ekonomi, agama, juga

pendidikan bagi masyarakat pribumi. Dalam bidang ekonomi, SI Bekasi

mengawalinya dengan mengajukan penuntutan kepada tuan tanah untuk menaikan

harga upah buruh tani, walaupun mendapatkan banyak hambatan dari pihak-pihak

tertentu, akhirnya wedana Bekasi memenuhi tuntutan tersebut. SI juga mendirikan

toko kopeasi bernama Warung Aandeel, usaha ini pun mengalami kemajuan yang

cukup pesat pada awalnya akan tetapi korupsi uang saham yang dilakukan oleh

ketua warung, mengakibatkan warung tersebut mengalami kebangkrutan. SI

Bekasi pun tidak sepenuhnya berhasil dalam perjuangannya meningkatkan

perekonimian masyarakat Bekasi. Dalam bidang keagamaan SI Bekasi pada

awalnya berhasil memberikan pemahaman agama Islam dengan baik kepada

masyarakat Bekasi khususnya anggota-anggotanya, akan tetapi lambat laun

mereka lebih memanfaatkan keberadaan SI sebagai wadah untuk menampung

kemarahan mereka dan penyemangat perang. Sedangkan dalam bidang

pendidikan, SI Bekasi tidak sukses dalam bidang pendidikan, tidak ditemukan

data sejarah yang menyatakan apakah di sana telah didirikan sekolah SI.

Oleh karena itu, penelitian ini belum seberapa sehingga masih banyak

yang perlu diungkapkan melalui berbagai disiplin ilmu yang lebih komperatif.

Penulis merasakan bahwa, apa-apa yang disampaikan dalam skripsi ini masih

begitu kurang. Dan masih diperlukan data-data yang lebih banyak lagi, juga

memberikan kesempatan kepada penulis lain yang ingin mengangkat tentang

sejarah perjuangan di SI Bekasi.

Page 107: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

96

DAFTAR PUSTAKA

A. Daftar Primer

1. Arsip Tidak Terbit

Afschrift No. 27, Mailrapport No. 22/7-13-46/1.

2. Arsip yang Diterbitkan

Arsip Nasional Republik Indonesia Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah

No. 7, Sarekat Islam Lokal: Jakarta: Arsip NasionalRepublik

Indonesia, 1975

Arsip Nasional Republik Indonesia Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah

No. 8, Memori Serah Jabatan 1921-1930 (Jawa Barat), Jakarta: Arsip

Republik Indonesia, 1976

Arsip Nasional Republik Indonesia Penerbitan Sumber-Sumber Sejarah,

Memori Serah Jabatan 1931-1940 (Jawa Barat), Jakarta: Arsip

Republik Indonesia, 1976

B. Sumber Sezaman

1. Surat Kabar

Bataviasch Nieuwsblad, 15 Desember 1913.

Pandjaran, Warta, 15 Desember 1913.

Pandjaran, Warta, 13 Maret 1914.

Pandjaran, Warta, 14 Meret 1914.

Perniagaan, Selasa, 16 Desember 1913.

Perniagaan, Rabu, 17 Desember 1913.

Perniagaan, Jum’at, 19 Desember 1913.

2. Majalah

Lembaran Sedjarah No. 7 Djuni 1971.

C. Sumber Skunder

1. Buku

Abdul Ghani Muhammad, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat

Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1984.

Abdullah, Taufik, Sejarah Lokal di Indonesia (Kumpulan Tulisan),

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1979.

----------------------, Islam dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia,

Jakarta: LP3ES, 1987

Page 108: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

97

Alrasyid Harun, dkk, Bekasi Dari Masake Masa, Bekasi: Badan

Pemberdaya Masyarakat Kabupaten Bekasi, 2006.

---------------------, Sejarah Bekasi Dari Masa Kerajaan Hingga Masa

Pembangunan, Bekasi: Badan Pemberdayaan Masyarakat

Kabupaten Bekasi, 2002.

A.P.E Korver, Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil? (terj), Jakarta: PT

Grafitipers, 1986.

Blackburn, Susan, Jakarta Sejarah 400 Tahun (terj), Jakarta: Masup

Jakarta, 2011.

Brugmans, I.J. dan Baudet, H, Politik Etis dan Revolusi Kemerdekaan,

Jakarta: Yayasan Obor, 1987.

Djoened Poesponegoro Marwati dan Nugroho Notosusanto, Sejarah

Nasional Indonesia V, Jakarta: BP BalaiPustaka, 1984.

Emalia, Imas, Gerakan Politik Keagamaan Islam di Keresidenan Cirebon

1911-1942, Jakarta: Pustaka Intermasa, 2011.

Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 14, Jakarta: PT CiptaPustaka, 1990.

Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 14, Jakarta: PT Delta Pamungkas,

2004.

Firdaus A.N, Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Menelusuri Sejarah

Pergerakan Bangsa, Jakarta: CV. DATAYASA, 1997.

Frederick H. William, Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia

Sebelum dan Sesudah Revolusi Indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES,

2005.

Herry Mohammad, Dkk, Tokoh-tokoh Islam Yang Berpengaruh Abad 20,

Jakarta: GemaInsani, 2006.

Hurgronje, Snouck, Islam di Hindia Belanda, Jakarta: Bhratara Karya

Aksara, 1983.

J. Tideman, “Pendudukka bupaten-kabupaten Batavia, Meester Cornelis

dan Buitenzorg,” dalam Tanah dan Penduduk di Indonesia,

Jakarta: Bhratara, 1974.

Junaedi Al anshori, SejarahNasional Indonesia: Masa Prasejarah Sampai

Masa Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta: PT Mitra Aksara Paitan,

2007

Page 109: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

98

Kartodirdjo Sartono, Pengantar Sejara Indonesia Baru: Sejarah

Pergerakan Nasional dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme jilid

II, Jakarta: PT. Gramedia, 1990.

Kuntowijoyo, Pradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, Bandung: Mizan,

1999.

----------------, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Budaya,

1995.

Larson D. George, Masa Menjelang Revolusi: Kraton dan Kehidupan

Politik di Surakarta 1912-1942,Yogjakarta: Gadjah Mada

University, 1990.

Maran Raga Rafael, Pengantar Sosiologi Politik , Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 2007.

Mastika Zed, Kepialangan Politikdan Revolusi Palembang 1900-1950,

Jakarta: LP3ES, 2003.

M. C. Rickleaf, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (terj), Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2005.

McVey Ruth “Kemunculan Komunisme di Indonesia”. Depok: Komunitas

Bambu, 2010

Noer Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta:

LP3ES, 1980.

Nurhajarini, Dwi Ratna, Dkk, Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta,

Jakarta: department pendidikan dan kebudayaan RI, 1999.

Saidi, Ridwan, Orang Betawi dan Modernisasi Jakarta, LSIP, Jakarta,

1994.

Shiraishi, Takashi, Zaman bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-

1926 (terj), Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997.

Sopandi Andi, Sejarah dan Budaya Kota Bekasi, Sebuah Catatan

Perkembangan Sejarahdan Budaya Masyarakat Bekasi, Bekasi:

Dinas Olahraga, Kebudayaan, dan Kepariwisataan Pemerintah

Bekasi, 2009.

Suhartono, Apanage dan Bekel: Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta

1830-1920, Yogyakarta: PT. Tiara WacanaYogya, 1991.

Page 110: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

99

-------------, Sejarah Pergerakan Nasional: dari Budi Utomo Sampai

Proklamasi 1900-1945, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.

Sujomihardjo, Abdurrahman, Perkembangan Kota Jakarta, Jakarta:

Pemerintah DKI Jakarta, 1977.

---------------------------------------, Pemekaran Kota Jakarta (The Growth of

Jakarta), Jakarta: Jambatan, 1977.

Suminto, Aqib, Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta: LP3ES, 1985

Suparman Nana, Almanak Bekasi, Mengenal Bekasi Kota Patriot, Bekasi:

Rahman Prees, 1989.

Van Niel Robert, Sistem tanampaksa di Jawa (terjemahan), Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia, 2003.

Wijaya, Hussein, Seni Budaya Betawi, Jakarta: Pustaka Jaya, 1976.

2. Artikel Jurnal

M. Alrasyid Harun, Artikel, Zaman Bergerak (Analisis Historis Awal

Perjuangan Politik Indonesia Masa Kolonialisme 1912-1926).

3. Sumber Tertulis Tidak Diterbitkan

a. Skripsi

Anwar Ali, Gerakan protes petani Bekasi :Studi Kasus Awal

Masuknya Sarekat Islam di Tanah Partikelir,Skripsi, Depok:

Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

D. Sumber Elektronik

http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20130422/sarekat-islam-dan-

gerakan-politik-islam.html

http://gobekasi.pojoksatu.id/2014/08/15/37-fakta-menarik-kabupaten-bekasi-ada-

pentagon-soekarno-dan-palestina/

http://www.gurusejarah.com/2015/01/sarekat-islam.html

https://alianwar.wordpress.com/2010/04/05/ngalor-ngidul-bekasi-buruh-bekasi-

protes-tuan-tanah-zalim-radar-bekasi-senin-5-april-2010/

http://www.bekasikota.go.id/readotherskpd/5379/509/artikel-sejarah-kota-bekasi

http://mitmutchan.blogspot.com/2013/10/sarekat-islam-lokal.html

Page 111: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

LAMPIRAN

Page 112: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

LAMPIRAN I

Koran Perniagaan 16 Desember 1913 : Hal Keributan Di Bekasi

Page 113: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

LAMPIRAN II

Koran Perniagaan 16 Desember , Sarekat Islam

Page 114: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

LAMPIRAN III

Pantjaran Warta 14 Maret 1914 : SI Di Meester Cornelis

Page 115: SAREKAT ISLAM DI BEKASI: PERJUANGAN DALAM BIDANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31756/1/... · berhasil memperbaiki perekonomian masyarakat khususnya petani

.: !uo'i- .,.,.:.:....

0:I: J AVA ZEE

l,

,nnbt

i ..L\pL"J

LOEVEN

: KETil?AN1AN++ -'++++ rara ngBrdqrd rc-!rr,e,+-+-f ..r!- *, Da;ri llo.sEd\l

::..-l: .jda. t't,fr dj.- tai. :).iikl-r ,+ ,i4 !(z-iz Ai la j.:zn _.-

-= --< aiJ d>- sL.ni.,,:?,i

i?3,,

S,-tii r ,, +:i./e .t. ;e-.4d1-.5a9"a 1 t':a S€a1., a. z.d a.ti ti-ai tLr i- .ADpl 4,- ini. i4.jeir .-9fi

lfBrrasot tlE a