sarana-berfikir-ilmiah
Transcript of sarana-berfikir-ilmiah
MAKALAH FILSAFAT
MATEMATIKA SEBAGAI
SARANA BERFIKIR ILMIAH
.
Oleh,
Moh. Yahya
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS GRESIK
2008/2009
MATEMATIKA SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH
Pendahuluan Perkembangan ilmu dan filsafat diawali dari rasa ingin tahu , kemudian meningkatnya rasa
ingin tahu, lalu kebiasaan penalaran yang radikal dam divergen yang kemudian terbagi dua yaitu
berkembangnya logika (Deduktif) dan Induktif, selanjutnya gabungan logika deduktif dan induktif
yaitu proses Logika, hipothetico dan verifikasi, terakhir adalah berkembangnya kreativitas.
Berdasarkan perkembangan ilmu abad 20 menjadikan manusia sebagai mahluk istimewa dilihat
dari kemajuan berimajinasi. Konsep terbaru filsapat abad 20 di dasarkan atas dasar fungsi berfikir,
merasa, cipta talen dan kreativitas.
Ilmu merupakan pengetahuan yang di dapatkan lewat metode ilmiah. Untuk melakukan
kegiatan ilmiah secara baik perlu sarana berfikir, yang memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah
secara teratur dan cermat. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah
sehari-hari.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir
deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika
deduktif dan logika induktif .Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian
ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis
yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir
ini dengan baik pula. Salah satu langkah kea rah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar
peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut.
Berdasarkan pemikiran ini, maka tidak sukar untuk dimengerti mengapa mutu kegiatan
keilmuan tidak mencapai taraf yang memuaskan sekiranya sarana berfikir ilmiahnya memang kurang
dikuasai,Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa
bahasa, logika, matematika dan statistik.
Bagaimana mungkin seorang bisa melakukan penalaran yang cermat, tanpa menguasai struktur
bahasa bahasa yang tepat.Bagaimana seseorang bisa melakukan generalisasi tanpa menguasai statistic?
Memang betul tidak semua masalah membutuhkan analisa statisti, namun hal ini bukan berarti, bahwa
kita tidak peduli terhadap statistik sama sekali dan berpaling kepada cara-cara yang justru tidak
bersifat ilmiah.
A. Matematika
1. Matematika sebagai bahasa
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang
ingin disampaikan.Lambang-lambang matematika bersifat“Artifisial” yang baru mempunyai arti
setelah sebuah makna diberikan kepadanya.Bila kita mempelajari kecepatan jalan kaki seseorang
anak maka obyek “kecepatan jalan kaki seorang anak” dapat diberi lambang dengan x.
dalam hal ini x hanya mempunyai satu arti yaitu kecepatan jalan kaki seorang anak. Bila
dihubungkan dengan dengan obyek lain umpanya “jarak yang ditempuh seoang anak” (y). maka
dapat dibuat lambang hubungan tersebut sebagai z = y/x, di mana z melambangkan waktu
berjalan kaki seorang anak.Pernyataan z = y/x kiranya jelas : Tidak mempunyai konotasi
emosional dan hanya mengemukakan informasi mengenai hubungan x, y dan z, artinya
matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informative dengan tidak menimbulkan
konotasi yang bersifat emosional.
2. sifat kuantitatif dari matematika
Dengan bahasa verbal bila kita membandingkan dua obyek yang berlainan umpamanya
Gajah dan semut, maka hanya bisa mengatakan gajah lebih besar dari semut, kalau ingin
menelusuri lebih lanjut berapa besar gajah dibandingkan dengan semut, maka kita mengalami
kesukaran dalam mengemukakan hubungan itu, biia ingin mengetahui secara eksak berapa besar
gajah bila dibandingkan dengan semut, maka dengan bahasa verbal tidak dapat mengatakan apa-
apa.
Matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat pengukuran dapat mengetahui
dengan tepat berapa panjang. Bahasa verbal hanya mampumengemukakan pernyataan yang
bersifat kualitatif, kita mengetahui bahwa sebatang logam bila dipanaskan akan memanjang,
tetapi tidak bisa mengatakan berapa besar pertambahan panjang logamnya.
Untuk itu matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat pengukuran, maka dapat
mengetahui dengan tepat berapa panjang sebatang logam dan berapa pertambahannya bila
dipanaskan. dengan mengetahui hal ini maka pernyataan ilmiah yang berupa pernyataan kualitatif
seperti sebatang logam bisa dipanaskan akan memanjang: dapat diganti dengan pernyataan
matematika yang lebih eksak umpamanya :
P1 = P0 (1 +ñ)
P1 pajang logam pada temperature t. P0 merupalam panjang logam pada temperature nol
dan n merupakan koefesiansi pemuai logam tersebut.
3. matematika : Sarana berfikir deduktif.
Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi tidak
didasari atas pengalaman seperti halnya yang terdapat didalam ilmu-ilmu empiric, melainkan
didasarkan atas deduksi (penjabaran).
Secara deduktif, matematika menemukan pengetahuan yang baru berdasarkan premis-premis
tertentu, walaupun pengetahuan yang ditemukan ini sebenarnya bukanlah konsekuensi dari
pernyataan-pernyataan ilmiah yang kita telah temukan sebelumnya. Meskipun “tak pernah ada
kejutan dalam logika” (Ludwig Wittgenstein), namun pengetahuan yang didapatkan secara
deduktif sangat berguna dan memberikan kejutan yang sangat menyenangkan. Dari beberapa
premis yang kita telah ketahui, kebenarannya dapat diketemukan pengetahuan-pengetahuan lainnya
yang memperkaya perbendaharaan ilmiah kita
4. Perkembangan matematika
Sejarah telah menunjukkan bahwa matematika dibutuhkan manusia. Dapatkah kita
membayangkan bagaimana dunia ini sekarang seandainya matematika tidak ada? Dapatkah kita
mendengarkan radio, mehhat televisi, berkomunikasi lewat telepon dan sebagainya? Dapatkah pula
kita membayangkan kacaunya dunia ini seandainya orang tidak bisa berhitung secara sederhana,
tidak bisa memahami harga suatu barang di toko? Apa yang terjadi seandainya untuk orang
Banjarmasin 3+5=8 , sedangkan untuk orang Jakarta 3+5=9 , atau sebaliknya?
Matematika berkembang dengan pesat, tidak statis seperti dugaan banyak orang. Kemampuan
berpikir manusia juga berkembang. Karenanya, ada materi matematika yang dulu dipelajari di SMP
sekarang dipelajari di SD, yang dulu dipelajari di SMA sekarang dipelajari di SMP. Perkembangan
matematika modem sekarang ini tidak terlepas dari hasil-hasil yang telah didapatkan pada periode-
periode sebelumnya. Karenanya menurut Bell sangat tidak adil jika pembahasan tentang
matematika hanya menekankan pada ide-ide matematika modern saja tanpa memberi perhatian
yang sewajarnya pada mereka yang telah merintisnya. karena kemungkinan langkah-langkah awal
penemuan mereka tersebut sangat susah dan rumit.
5. Beberapa aliran dalam filsafat matematika
a. Filsafat Logistik, yang menyatakan bahwa eksistensi Matematika merupakan cara berpikir logis
yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris.
b. Filsafat Intusionis.
c. Filsafat formalis
6. Matematika dan peradabannya.
Sejak Peradaban manusia bermula, Matematika memainkan peranan yang sangat vital dalam
kehidupan sehari hari. Berbagai bentuk simbol digunakan untuk membantu perhitungan,
pengukuran, penilaian dan peramalan. Dari penemuan penemuan situs purbakala, para ahli
arkeologi telah menemukan penggunaan sistem penjumlahan di Afrika, dan diperkirakan telah
terwujud sejak 8.500 SM dengan menggunakan tulang sebagai alat perhitungan.
Sedangkan sistim Arab menggunakan simbol 0,1,2,9 yang merupakan dasar kepada
pembentukan sistim perpuluhan yang digunakan sekarang. Perkataan algorithm merupakan
perwujudan dari nama ahli matematika Arab, Al-Khowarismi pada akhir abad ke 8, yang telah
memberi dimensi baru dalam metoda penyelesaian pada matematika kompleks secara numerik.
Perkembangan peradaban matematika ini telah banyak mencetuskan pemikiran dan ide ide ke arah
pelaksanaan peralatan modern, seperti komputer dan sistim komunikasi.
Walaupun peradaban manusia berubah dengan pesat, namun bidang matematika terus relevan
dan menunjang kepada perubahan ini. Matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam
sistim pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika
sebagai prioritas utama akan tertinggal dari segala bidang, dibanding dengan negara negara lainnya
yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting. Seperti kita ketahui
di negara kita, sejak sekolah dasar sampai universitas syarat penguasaan matematika jelas sangat
dibutuhkan, terutama dalam bidang sains dan tehnik. Tidak tertutup juga untuk ilmu-ilmu sosial,
seperti ekonomi yang memerlukan analisis kuantitatif untuk membantu membuat keputusan yang
lebih akurat berdasarkan data. Pelajar pelajar yang mempunyai nilai yang baik dalam matematika,
biasanya tidak akan mempunyai masalah apabila dia akan melanjutkan studi di perguruan tinggi,
baik itu bidang sains, tehnik maupun sosial. Untuk bidang sains, tentulah Matematika dan Statistik
adalah ratunya. Secara umumnya, sistim pendidikan tidak akan mantap jika pelajar pelajar di
sekolah dan mahasiswa mahasiswa di perguruan tinggi lemah dalam menguasai ilmu matematika.
Status ahli Matematika zaman dahulu adalah tinggi dan selalu menjadi panutan masyarakat.
Nama tokoh-tokoh seperti Al-Khowarismi, Al-Khasi, Euclid, Pascal, Leibnitz, Chebychev, Markov,
merupakan sebagian dari deretan nama-nama yang diakui oleh masyarakat pada zamannya sampai
sekarang. Ahli matematika mempunyai keahlian di berbagai bidang dan mudah untuk menangani
dan melaksanakan tugas yang diberikan. Kita tidak sangsi bahwa sumbangan Matematika terhadap
perkembangan Ilmu dan Teknologi sangat besar sekali. Boolean Aljabar untuk komputer berdigital
modern, Splines untuk merubah bentuk 3 dimensi, Fuzzy untuk peralatan elektronik, metoda
numerik untuk bidang tehnik, rantai markov untuk bidang finansial dan ekonomi adalah beberapa
contoh penggunaan matematika dalam bidang ilmu dan teknologi