saraf simpatis-parasimpatis

10
Mata Kuliah: Psikologi Faal Kuliah ke: 4 Materi: Sistem Saraf Otonom, Kesadaran Dosen: Rah Madya Handaya,M.Psi SISTEM SARAF OTONOM (Autonomic Nervous System) Alat-alat dalam tubuh seperti paru, jantung, pembuluh darah, lambung, usus, ginjal dan lain-lain bekerja sendiri dan untuk sebagian besar tidak dapat dipengaruhi oleh kehendak manusia tetapi bekerja sesuai dengan keperluan kegiatan yang berjalan. Contohnya adalah ketika berlari jantung harus bekerja lebih cepat dan lebih kuat, paru harus menyerap oksigen lebih banyak, aliran darah ke otot-otot anggota badan harus ditingkatkan, untuk mempertahankan suhu tubuh pada taraf normal kelenjar keringat harus meningkat pula kegiatannya. Kerja-kerja alat-alat ini harus diatur pula dan yang mengaturnya adalah sistem saraf otonom. Jadi secara singkatnya, sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang mengatur fungsi viseral (alat-alat dalam) tubuh seperti hati, limpa, jantung dan usus. Ada sistem saraf yang kerjanya meningkatkan fungsi alat dalam, ada sistem lain yang mengurangi aktivitasnya. Alat-alat dalam tubuh pada umumnya mendapat 2 sistem persarafan ini, yang bekerjanya bertentangan tersebut. Karena kerjanya sebagian besar tidak dapat dikendalikan kehendak, maka sistem saraf ini disebut sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom memang ada 2 jenis, yaitu sistem saraf simpatis dan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL 1

Transcript of saraf simpatis-parasimpatis

Page 1: saraf simpatis-parasimpatis

Mata Kuliah: Psikologi Faal

Kuliah ke: 4

Materi: Sistem Saraf Otonom, Kesadaran

Dosen: Rah Madya Handaya,M.Psi

SISTEM SARAF OTONOM

(Autonomic Nervous System)

Alat-alat dalam tubuh seperti paru, jantung, pembuluh darah, lambung, usus,

ginjal dan lain-lain bekerja sendiri dan untuk sebagian besar tidak dapat dipengaruhi

oleh kehendak manusia tetapi bekerja sesuai dengan keperluan kegiatan yang

berjalan. Contohnya adalah ketika berlari jantung harus bekerja lebih cepat dan lebih

kuat, paru harus menyerap oksigen lebih banyak, aliran darah ke otot-otot anggota

badan harus ditingkatkan, untuk mempertahankan suhu tubuh pada taraf normal

kelenjar keringat harus meningkat pula kegiatannya. Kerja-kerja alat-alat ini harus

diatur pula dan yang mengaturnya adalah sistem saraf otonom. Jadi secara

singkatnya, sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang mengatur fungsi

viseral (alat-alat dalam) tubuh seperti hati, limpa, jantung dan usus.

Ada sistem saraf yang kerjanya meningkatkan fungsi alat dalam, ada sistem

lain yang mengurangi aktivitasnya. Alat-alat dalam tubuh pada umumnya mendapat

2 sistem persarafan ini, yang bekerjanya bertentangan tersebut. Karena kerjanya

sebagian besar tidak dapat dikendalikan kehendak, maka sistem saraf ini disebut

sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom memang ada 2 jenis, yaitu sistem saraf

simpatis dan parasimpatis. Pengaruh perangsangan kedua sistem saraf otonom

pada alat-alat tubuh dapat dilihat pada tabel berikut:

Alat Simpatis Parasimpatis

Jantung Meningkat Melambat

Pembuluh darah wajah Melebar Menciut

Pembuluh darah koronaria Melebar Menciut

Pembuluh darah perifer lain Menciut Melebar

Pembuluh darah alat dalam lain Menciut Melebar

Pupil Melebar Menciut

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

1

Page 2: saraf simpatis-parasimpatis

Kelenjar ludah, liur Pekat Encer

Kelenjar keringat Pekat Encer

Kelenjar air mata menurun Meningkat

Kandung kencing - menguncup

Tampak pada tabel di atas bahwa aktivitas saraf simpatis bekerja pada emosi

marah atau takut. Pada keduanya diperlukan persiapan untuk kerja otot yang

bertambah, menyerang kalau berani, dan lari kalau takut.

Pada keadaan marah, tegang atau kesal makan saluran cerna akan

menurun. Jadi sebaiknya bila sedang kesal janganlah makan karena selain makanan

lebih susah masuk juga menyebabkan makanan tidak diolah.

Seperti pada uraian di atas, sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem

saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf

simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai

ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang

belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf

parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel

pada organ yang dibantu.

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak

maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam

sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis

yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada

pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung

ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom digerakkan terutama oleh pusat-pusat di dalam medula

spinalis, batang otak dan hipotalamus, juga digerakkan oleh korteks serebri sehingga

dapat di atur.

Sistem saraf otonom sering bekerja dengan menggunakan Reflek Viseral:

Bagian tubuh Pusat Pengaturan SSO Organ Viseral

Rangsang sensoris respon Refleks

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

2

Page 3: saraf simpatis-parasimpatis

REFLEK OTONOM

1. Reflek Otonom Kardiovaskuler (Pembuluh darah jantung)

Bekerja dalam mengatur tekanan darah pembuluh darah arteri, curah

jantung, frekuensi denyut jantung. Ada reseptor Regang (Baroreseptor) di dalam

dinding pembuluh darah besar.

Contoh: Peregangan: rangsang dikirim ke batang otak, selanjutnya pusat

simpatis dihambat dan mengakibatkan rangsang simpatis ke jantung dan pembuluh

darah menurun. Hal ini akan menyebabkan tekanan arteri normal kembali

2. Reflek Otonom Gastro-Intestinal (Sistem Alat Pencernaan)

Bagian atas saluran pencernaan & rectum diatur oleh Reflek Otonom.

Contoh: Bahan feses di rectum → rectum regang → rangsang sensoris ke bagian

sakral medula spinalis → dikirim kembali melalui serabut parasimpatis ke usus besar

bagian bawah → kontraksi kuat untuk dorong keluar.

3. Reflek Pengosongan Kantung Kemih (Vesica Urinaria) dan defekasi

(buang air besar)

Mekanisme kencing dan buang air pada dasarnya adalah refleks. Bila

kandung kencing penuh, muskulus dstrusor dalam dindingnya mengerut dan sfingter

(otot yang melingkar pada perbatasan vesika urinaria-uretra) membuka dan urine

mengalir keluar. Pada defekasi, kalau colon penuh, timbul peristaltik yang

mendorong feses ke bawah dan sfingter membuka.

Sifat refleks ini tampak pada bayi dan balita. Setelah anak lebih besar,

berkembang mekanisme yang menghambat yang pusatnya terletak di dalam girus

singuli sehingga kencing dan buang air dapat ditahan. Keadaan tidak dapat

menahan kencing dan mengompol disebut inkontinensia urine dan tidak dapat

menahan defekasi disebut inkontinensia alvi.

4. Reflek Seksual

Pada dasarnya fungsi ini juga suatu refleks. Alat yang mendapat persarafan

parasimpatis adalah pembuluh darahnya. Pada ereksi penis darah yang mengalir

korpus kavernosum dapat mencapai hingga 7 kali lipat.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

3

Page 4: saraf simpatis-parasimpatis

FUNGSI ALARM DARI SISTEM SIMPATIS

Sifat kegiatan dari sistem simpatis adalah tersebar dan sifat kegiatan

parasimpatis adalah sangat spesifik pada organ tertentu. Perangsangan simpatis

biasanya meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan otot secara

besar-besaran:

1. Peningkatan tekanan darah arteri

2. Peningkatan aliran darah ke otot-otot aktif dan penurunan aliran darah ke

organ tidak penting untuk kegiatan cepat.

3. Metabolisme sel diseluruh tubuh meningkat sehingga suhu tubuh naik

4. Konsentrasi gula darah meningkat

5. Pemecahan glikogen di otot meningkat

6. Kekuatan otot meningkat

7. Aktivitas Mental meningkat sehingga mengakibatkan stress fisik

(kegiatan fisik meningkat)

Sistem Simpatis juga dapat digiatkan oleh keadaan emosional (mis:marah).

Mekanismenya adalah: Hipotalamus terangsang → lewat Formatio Retikularis &

Medula Spinalis → rangsang simpatis meningkat → Flight or Fight (Reaksi Alarm

Simpatis).

PENGATURAN SISTEM SARAF OTONOM

Sistem saraf otonom diatur oleh medula oblongata, pons dan

mesencephalon. batang otak bagian bawah mengatur tekanan arteri, frekuensi

denyut jantung, dan pernafasan. Sedangkan pusat-pusat pengaturan sistem saraf

otonom dibatang otak bagian bawah diatur oleh hipotalamus dan korteks serebri.

Pusat-pusat ini dapat mengubah fungsi, seluruh sistem saraf otonom atau bagian-

bagiannya dengan cukup kuat untuk menyebabkan penyakit-penyakit seperti ulkus

peptikum (tukak lambung), konstipasi, palpitasi jantung dan serangan jantung.

Obat2 yang mengandung Nor-Epinefrin punya efek yang sama dengan

perangsangan simpatis (Obat Simpatomimetik). Efedrin, Tiramin, Amfetamin memiliki

efek simpatonimetik tak langsung, artinya tidak langsung ke target organ tapi dengan

melepas NE diujung-ujung saraf simpatis. Obat parasimpatonimetik bekerja diorgan-

organ target dan organ efektor serabut simpatis kolinergik. Beberapa obat tidak

punya efek langsung diorgan efektor parasimpatis tetapi memperkuat efek Ach.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

4

Page 5: saraf simpatis-parasimpatis

KESADARAN

Istilah kesadaran mencakup dua pengertian:

1. Kesadaran dasar, yaitu keadaan dapat menangkap dan bereaksi

secara adekuat terhadap rangsangan dari dalam tubuh dan

lingkungan.

- Contoh dari kesadaran dasar adalah bangun dan tidur dimana kedua

kegiatan tersebut dilakukan secara alamiah.

- Kesadaran Dasar dapat meningkat atau menurun secara patologis.

2. Kesadaran Luhur atau sadar diri, yaitu pengertian kedudukan diri di

dalam masyarakat. Contohnya adalah kesadaran mengenai peran

sebagai mahasiswa dimana hal tersebut merupakan sesuatu yang

dipelajari.

Dalam kondisi seseorang sadar atau tidak sadar, otak tetap aktif bekerja.

Pada keadaan normal kesadaran akan naik dan turun secara periodik. Pada saat

tidur kesadaran akan menurun dan pada waktu bekerja dengan konsentrasi maka

kesadaran akan meningkat.

Menurunnya kesadaran dasar secara patologis (tidak normal) ada beberapa

tingkatan.

Menurunnya Penurunan Kesadaran Patologis (karena rusaknya salah satu

fungsi otak):

1. Apatis

- Kesadarannya yang menurun disebabkan rangsangan pada otak berkurang

- Perhatian terhadap sekeliling berkurang

- Pasien jadi acuh tak acuh

2. Somnolen

- Mengantuk

- Pasien cenderung tidur

3. Sopor/ Letargis

- Susah bangun

- Tidur lelap/nyenyak yang masih dapat dibangunkan tetapi sukar; pasien tidur

lagi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

5

Page 6: saraf simpatis-parasimpatis

4. Soporo Koma

- Pasien tidak dapat dibangunkan lagi

- Masih bereaksi terhadap rangsangan rasa nyeri

5. Koma

- Penurunan kesadaran yang parah

- Reaksi nyeri berkurang/ hilang total

Anatomi Kesadaran

- Otak punya aktivitas listrik yang dapat diukur dengan EEG

(Electroencephalogram).

- Sangat kecil (kira-kira mikrovolt s/d sepersepuluh mikrovolt)

- Dibagian tengah Mesencephalon terdapat banyak sel-sel neuron kecil yang

berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan jaringan rangsang

saraf (serabut) naik/ turun dalam batang otak.

- Generator listrik yang meningkatkan reaksi pada otak bagian tengah

mesencephalon menghubungkan Forebrain dengan Hindbrain.

Sel2 neuron itu disebut formatio retikularis

- Ada didalam medula spinalis sampai Diencephalon (talamus)

- Jadi ada ditingkat medula spinalis (plg rendah), ditingkat batang otak,

ditingkat talamus (paling tinggi) yang membentuk Sistem Aktivasi Retikularis

(SAR)

- Untuk kesadaran jika SAR berkurang/rusak/ tidak berfungsi maka kesadaran

berkurang/menurun.

Fungsi SAR

Fungsi dari SAR adalah menggiatkan/ meningkatkan/ menyebarkan rangsang

saraf ke seluruh bagian otak (Korteks Cerebri)

SAR terdiri dari 2 bagian yang berfungsi berlawanan:

1. Bagian yang merangsang/ mengaktifkan korteks aktif

2. Bagian yang menghambat/ melemahkan korteks mengantuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

6

Page 7: saraf simpatis-parasimpatis

SISTEM AKTIVASI RETIKULARIS (SAR) / Reticular Activating System

SAR adalah suatu sistem yang mengatur seluruh tingkat kegiatan Sistem

Saraf Pusat, termasuk pengaturan “sleep & wake”, kemampuan mengarahkan

perhatian kedaerah spesifik dari pikiran sadar.

Contoh:

- fokus ke suara AC

- melihat lebih detail pada suatu objek tingkat kesadaran lebih tinggi.

Tempat dimulainya dari daerah Medula Spinalis ke Batang Otak bagian

bawah meluas ke atas lewat Mesencephalon & Talamus untuk disebarkan

keseluruh bagian korteks serebri.

Penurunan kegiatan korteks serebri = penurunan kesadaran

Keadaan koma terjadi karena ada hambatan rangsang dibagian bawah korteks

serebri, misal karena:

- Tumor otak

- Pendarahan berat

- Penyakit infeksi otak, mis: Ensefalitis Letargika (penyakit tidur)

Perangsangan listrik didaerah-daerah SAR menyebabkan meningkatnya kegiatan

korteks serebri sehingga menyebabkan kondisi bangun/jaga

SAR bagian Batang Otak

Bertanggung jawab untuk kewaspadaan normal dari otak. Perangsangan

listrik menyebabkan kegiatan umum otak:

a. Korteks Serebri

b. Talamus

c. Ganglia Basalis

d. Hipotalamus

e. Bagian lain Batang Otak belakang Medula Spinalis

SAR bagian Talamus

Mempunyai 2 fungsi spesifik: (meningkatkan rangsang listrik)

1. Memancarkan kembali sinyal listrik dari SAR batang otak ke seluruh korteks

untuk menyebabkan kegiatan umum otak.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

7

Page 8: saraf simpatis-parasimpatis

2. Merangsang titik2 tertentu (daerah korteks lain)

Kemampuan untuk mengarahkan perhatian seseorang pada bagian2 tertentu

dari kegiatan mental.

Bila SAR bagian Talamus rusak, seseorang tidak mampu melihat sesuatu

secara spesifik/detail dan hanya keseluruhan saja karena otak tidak terbiasa melihat

volt yang tinggi. Selain itu, tidak hanya visual saja tetapi juga rangsang2 lain seperti

suara, membayangkan dan lain-lain.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ray Madya PSIKOLOGI FAAL

8