SAP Toilet Training
-
Upload
wulan-chii-poetri -
Category
Documents
-
view
1.328 -
download
99
Transcript of SAP Toilet Training
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
I. PENDAHULUAN
Hal yang menyebalkan sekaligus menggemaskan buat orang tua adalah
pada saat buah hatinya buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) di lantai
yang sudah bersih. Kalau bukan sayang kepada sang buah hati ini, tentu saja
cacian dan marahan yang akan terlontar dari mulut orang tua yang
mendapati buah hatinya sedang buang air kecil dan buang air besar di
sembarang tempat.
Apalagi kalau si anak buang air kecil atau pipis di kasur yang kain
penutupnya baru diganti dengan yang bersih dan wangi, akibatnya, cucian
bekas ompol menumpuk yang seakan-akan menghantui anda. Salah satu
cara untuk menyiasati agar anak tidak BAK dan BAB di sembarang tempat
adalah dengan mengajarkan Toilet Training sedini mungkin pada si kecil.
II. POKOK BAHASAN
Toilet training
III. TUJUAN
A. UMUM
Anak memahami tentang buang air kecil dan buang air besar
ditempat yang telah ditentukan.
B. KHUSUS
1. mengerti tentang pengertian toilet training
2. Anak mengetahui tanda-tanda siap melakukan toilet training
3. Anak mengetahui tahapan-tahapan toilet training
4. Anak mengetahui hal-hal yang perlu dihindari selama proses
toilettraining
5. Anak mengetahui dan mengerti tips-tips ke toilet
6. Anak mengetahui keuntungan toilet training
IV. SASARAN
Murid dan orang tua serta guru TK Prosika. (JumlahSasaran + 25
orang)
V. TEMPAT
TK Porsika Kecamatan Pontianak Selatan
VI. WAKTU PELAKSANAAN
1. Waktu : 30 menit
2. Hari/tanggal/jam : Senin, 15 Oktober 2012 Pukul 08.00 – 08.20
VII. MEDIA
1. Laptop
2. Infokus
3. Leaflet
VIII. PELAKSANAAN
No. Pelaksanaan Waktu Kegiatan Audiens
1. Pembukaan
a. Salam
b. Perkenalan diri
c. Pembagian Leaflet
5 menit
a. Menjawab salam
b. Mendengarkan
c. Menerima Leaflet
2. INTI
Menyampaikan materi
a. Pengertian toilet training
b. Tanda-tanda siap melakukan
toilet training
c. Tahapan toilet training
d. Hal-hal yang perlu dihindari
selama proses toilet training.
e. Tips membiasakan diri ke
toilet
f. Keuntungan toilet training
10 menit Audien mendengarkan
penjelasan tentang:
a. Pengertian toilet training
b. Tanda-tanda siap melakukan
toilet training
c. Tahapan toilet training
d. Hal-hal yang perlu dihindari
selama proses toilet training.
e. Tips membiasakan diri ke
toilet
f. Keuntungan toilet training
3. Penutup
a. Tanya jawab + Evaluasi
b. Menyimpulkan
c. Salam
15 menit
a. Ada sebagian audien yang
bertanya tentang toilet
training
b. Audien mendengarkan
kesimpulan
c. Menjawab salam
MATERI TOILET TRAINING
A. Pengertian Toilet Training
Toilet training merupakan proses pengajaran untuk kontrol buang air besar dan
buang air kecil secara benar dan teratur. Biasanya kontrol buang air kecil terlebih
dahulu dipelajari oleh anak, baru kemudian kontrol buang air besar (Sekartini, 2006).
Toilet training (mengajarkan anak ke toilet) adalah cara anak untuk mengontrol
kebiasaan membuang hajatnya di tempat yang semestinya, sehingga tidak sembarang
membuang hajatnya. Hal yang menyebalkan sekaligus menggemaskan buat orang tua
adalah pada saat buah hatinya buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) di
lantai yang sudah bersih. Kalau bukan sayang kepada sang buah hati ini, tentu saja
cacian dan marahan bakal terlontar dari mulut orang tua yang mendapati anaknya
sedang BAK dan BAB disembarang tempat. Salah satu cara menyiasati agar anak
tidak BAK dan BAB disembarang tempat adalah dengan mengajarkan toilet training
sedini mungkin pada si kecil.
Seorang anak minimal sudah diajarkan sejak usia 1 tahun. Bila anak diajarkan
ketika berusia lebih dari 3 tahun dikhawatirkan akan agak susah mengubah perilaku
anak. Selain itu, bila anak sudah lebih dari 3 tahun belum mampu untuk toilet
training, boleh jadi ia mengalami kemunduran. Karena pada saat usia 1 sampai 3
tahun ia belum mampu melakukan buang air sesuai dengan waktu dan tempat yang
telah ditentukan. Akibatnya, anak bisa menjadi bahan cemoohan teman-temannya.
Anak usia 4 tahun yang tidak mampu BAK atau BAB sesuai waktu dan tempat
yang telah disediakan boleh dianggap kurang wajar. Tetapi pada usia tiga tahun masih
dianggap wajar bila BAK atau BAB di celananya. Namun begitu, bukan berarti
orangtua membiarkan saja. Berilah pengertian pada anak bahwa cara yang dilakukan
tidaklah tepat.
Masalah kemandirian anak BAK dan BAB boleh dikatakan tidak ada perbedaan
antara anak wanita dan laki-laki. Biasanya anak wanita lebih penurut, maka ia akan
lebih cepat diajarkan untuk toilet training dibanding anak laki-laki. Namun demikian
untuk mengajarkan toilet training pada laki-laki pun harus bisa.
B. Tanda-tanda Diperlihatkan Seorang Anak Sebelum Memulai Toilet Training
1. Telah belajar berjalan dan berlari
2. Dapat duduk dan bermain dengan tenang sekitar 5 menit.
3. Dapat memakai dan menanggalkan pakaiannya sendiri. Dapat meniru perilaku
orang di sekelilingnya.
4. Dapat mengerti dan mengikuti perintah sederhana.
5. Pola eliminasi teratur setiap hari
6. Memenuhi kebutuhan eliminasi.
7. Dapat mengatakan dan mengenali tanda-tanda defekasi dan berkemih. Anak
memberikan tanda-tanda atau kata-kata untuk membuang hajat
8. Anak menyadari bahwa dirinya dalam keadaan defekasi atau Tidak sabar
dengan popok basah.
9. Mampu untuk miksi dalam satu waktu dengan jumlah yang banyak.
10. Tidak mengompol beberapa jam sehari, atau bila ia berhasil bangun tidur tanpa mengompol
sedikitpun
11. Anak merasa tidak nyaman dengan pampers kotor dan ingin diganti
12. Tertarik dengan kebiasaan masuk ke dalam toilet, seperti kebiasaan oranglain di
dalam rumahnya
13. Minta untuk diajari menggunakan toilet
C. Tahapan Toilet Training
1. Biasakan menggunakan toilet pada buah hati untuk buang air
Mulailah dengan membiasakan anak masuk ke dalam WC. Latih si kecil
untuk duduk di toilet meski dengan pakaian lengkap. saat si kecil sedang
membiasakan diri di toilet, Anda dapat menjelaskan kegunaan toilet. Nah, agar
si kecil tidak takut di toilet, Anda dapat menemaninya sambil membacakan buku
atau menyanyikan lagu kesayangannya.
2. Lakukan secara rutin pada anak ketika terlihat ingin buang air
Sejak si kecil terbiasa dengan toiletnya, ajaklah ia untuk menggunakannya.
Biarkan ia duduk di toilet pada waktu-waktu tertentu setiap hari, terutama 20
menit setelah bangun tidur dan seusai makan. Bila pada waktu-waktu itu, si
kecil sudah duduk di toilet namun tidak ingin buang air, ajak ia segera keluar
dari toilet. Bila sekali-sekali ia mengompol, itu merupakan hal yang normal.
Anda juga tak perlu khawatir dan memaksanya bila si kecil kadang-kadang
mogok dan tak mau ke toilet.
3. Pujilah Bila Anak Berhasil, meskipun kemajuannya tidak secepat yang anda inginkan.
Bila si anak mengalami kecelakaan segera bersihkan dan jangan
menyalahkannya. Jadilah model yang baik, agar si kecil lebih mudah mengerti.
Contohkan padanya bagaimana menggunakan toilet sehari-hari.
D. Hal yang Dihindari Selama Proses Toilet Training
1. Jangan berharap terlalu banyak dan terlalu cepat. Karena anak memerlukan
waktu untuk belajar.
2. Jangan memarahi, menghukum, atau mempermalukan anak jika anak belum
berhasil menggunakan pispot untuk BAB atau pipis. Karena pembelajaran ini tidak harus
langsung berhasil tetapi melalui proses.
3. Jangan menghentikan minumnya hanya karena tidak ingin anak pipis terus. Justru dengan
banyak minum, anak akan memiliki waktu banyak untuk belajar menggunakan
toilet.
4. Jangan menggunakan cara yang tidak lazim untuk membuat jadwal BAB anak teratur.
Misalnya memberikan obat pencahar atau enema. Selain tidak bijaksana
tindakan ini akan membahayakan kondisi kesehatan anak.
Jangan memaksa bila anak memang tidak ingin menggunakan pispot. Selain itu, jangan
mengomel ketika anak tiba-tiba pipis di lantai sebelum sampai pada pispot tempat pipisnya
(Neisha, 2008).
E. Tips Membiasakan Anak ke Toilet
1. Hindari pemakaian bahan sintetis yang hanya beralasan kepraktisan seperti pampers yang
membuat anak malas.
2. Kenalkan anak ke toilet sejak enam bulan dengan menatur atau membopong.
3. Bila anak sudah berumur 2-3 tahun maka biasakan mereka dengan mengajak ke kamar mandi.
4. Biasakan mengajak anak dengan kebiasaan minum yang kuat ke kamar mandi
dengan menjadwal tiga jam sekali.
5. Hindari kesan seram, gelap, jorok pada ruangan kamar mandi.
6. Jangan jadikan ruang kamar mandi sebagai tempat hukuman kemarahan orang tua ke anak
yang membuat anak jadi trauma.
F. Keuntungan Toilet Training
1. Mengajarkan anak disiplin, dan hidup bersih
2. Memacu kreatifitas dan insiatif berfikir anak.
3. Bisa memacu kemandirian anak.
4. Menghindari perilaku malas pada anak sejak dini.