Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

14
SATUAN ACARA PENYULUHAN TEKNIK RELAKSASI SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI BAGI KESEHATAN LANSIA Pokok Bahasan : Kesehatan lansia Sub Pokok Bahasan : Teknik Relaksasi Slow Stroke Back Massagge untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi bagi kesehatan lansia Sasaran : Lansia dan keluarga Hari/tanggal : Pukul : Penyaji : Tempat : Ruang tunggu Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Kesehatan sendiri adalah suatu keadaan sejahtera badan, fisik, jiwa dan social dimana memungkinkan setiap orang mampu hidup secara produktif, social dan ekonomis. Bila 1

description

sap

Transcript of Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

Page 1: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TEKNIK RELAKSASI SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK

MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

BAGI KESEHATAN LANSIA

Pokok Bahasan : Kesehatan lansia

Sub Pokok Bahasan : Teknik Relaksasi Slow Stroke Back Massagge untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi bagi

kesehatan lansia

Sasaran : Lansia dan keluarga

Hari/tanggal :

Pukul :

Penyaji :

Tempat : Ruang tunggu Poli Geriatri RSUP Sanglah Denpasar

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Kesehatan sendiri

adalah suatu keadaan sejahtera badan, fisik, jiwa dan social dimana

memungkinkan setiap orang mampu hidup secara produktif, social dan ekonomis.

Bila sudah sakit maka kesehatan itu akan terasa sangat mahal harganya.

Pertambahan jumlah lansia Indonesia, dalam kurun waktu tahun 1990 -

2025, tergolong tercepat di dunia (Kompas, 25 Maret 2002:10). Meningkatnya

jumlah lansia akan membutuhkan perawatan yang serius karena secara alamiah

lansia itu mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi maupun mentalnya

(Nugroho, 2004). Salah satu menjadi pusat perhatian pada lansia adalah penyakit

hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di Negara maju maupun

1

Page 2: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

Negara berkembang, termasuk Indonesia. RSUP Sanglah tahun 2013

mendapatkan prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas di

Indonesia cukup tinggi mencapai 31,7% dengan penduduk yang mengetahui

dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% dan yang minum obat antihipertensi

hanya 0,4%. Prevalensi di Indonesia diperkirakan mencapai 17-21% dari populasi,

dan kebanyakan tidak terdeteksi karena manusia dapat saja mengalami hipertensi

tanpa merasakan gangguan dan gejala (Depkes RI, 2008). Di Bali sekitar 21,6 per

1000 penduduk (Dinkes provinsi Bali,2007). Data jumlah penderita hipertensi dari

Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2009 menyebutkan jumlah penderita

hipertensi essensial di Bali sekitar 1.693 kasus dan pada tahun 2010 meningkat

menjadi 8.837. Tercatat 90% atau lebih penderita hipertensi tidak diketahui

penyebabnya sehingga hipertensi termasuk penyakit primer.

Hipertensi dapat terjadi karena peningkatan kecepatan denyut jantung dan

volume sekuncup akibat aktivitas susunan saraf simpatis (Corwin, 2009). Hal

tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan kontraktilitas serat-serat otot

jantung dengan cara vasokontriksi selektif pada organ perifer (Mutataqin, 2009).

Apabila hal tersebut terjadi terus menerus maka otot jantung akan menebal

(hipertofi) dan mengakibatkan fungsi jantung sebagai pompa menjadi terganggu,

akibat lebih lanjut yaitu terjadinya kerusakan pembuluh darah, otak, mata

(retinopati), dan gagal ginjal (Muhammadun, 2010). Hipertensi dapat menjadi

ancaman serius apabila tidak mendapat penatalaksanaan yang tepat. jika tekanan

darah pada penderita hipertensi dapat dipertahankan dalam nilai normal maka

akan membantu penderita hipertensi dalam memperoleh kesehatan yang optimal

dan terhindar dari resiko komplikasi penyakit kardiovaskular serta meningkatkan

kualitas hidup.

Jika masyarakat yang mengalami hipertensi tidak mengetahui penanganan

hipertensi nonfarmakologi, maka beresiko terhadap timbulnya komplikasi akibat

hipertensi yang diderita seperti CVA, gagal jantung dan sebagainya. Diperkirakan

dua pertiga dari pasien hipertensi yang berumur lebih dari 60 tahun akan

mengalami payah jantung kongesif, infark miokard, stroke diseksi aorta dalam

2

Page 3: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

lima tahun jika hipertensi tidak diobati. Usaha selama ini yang dilakukan dalam

penatalaksanaan hipertensi adalah penatalaksanaan farmakologis dan non

farmakologis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan non

farmakologis dapat dilakukan pada penderita hipertensi yaitu teknik-teknik

mengurangi stress, penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium, dan

tembakau, olahraga atau latihan, dan relaksasi yang merupakan intervensi wajib

yang harus dilakukan pada setiap terapi hipertensi (Muttaqin, 2009). Menurut

penelitian Olney (2005) mendapatkan hasil bahwa masase dapat menurunkan

tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi. Penelitian Meek

didapatkan hasil bahwa implikasi keperawatan slow stroke back massage dapat

menurunkan tekanan darah, frekuensi jantung, dan suhu tubuh (Smeltzer, 2004).

Mekanisme slow stroke back massage (pijat lembut pada punggung) yaitu

meningkatkan relaksasi dengan menurunkan aktivitas saraf simpatis dan

meningkatkan saraf parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol

(Cassar, 2004). Dengan demikian, teknik relaksasi slow stroke back massage tentu

bisa meningkatkan kualitas kesehatan lansia sehingga kualitas hidup lansia pun

juga akan meningkat.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, klien dan keluarga

diharapkan mengerti dan memahami tentang manfaat melakukan teknik relaksasi

slow stroke back massage.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, klien dan keluarga

diharapkan mampu mengetahui :

1. Konsep teori tentang hipertensi

2. Pengertian teknik relaksasi slow stroke back massagge

3. Manfaat teknik relaksasi slow stroke back massagge

4. Mekanisme teknik relaksasi slow stroke back massagge

3

Page 4: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

5. Langkah-langkah teknik relaksasi slow stroke back massagge

D. METODE

1. Tatap muka (face to face)

2. Diskusi

3. Demonstrasi

4. Tanya jawab

E. MEDIA

1. Leaflet

2. Flip cart

F. ISI MATERI

1. Konsep teori tentang hipertensi

2. Pengertian teknik relaksasi slow stroke back massagge

3. Indikasi dan kontraindikasi teknik relaksasi slow stroke back massage

4. Langkah-langkah teknik relaksasi slow stroke back massagge

G. PROSES PELAKSANAAN

No. Kegiatan Respon peserta Waktu

1 Pendahuluan:

a. Memberi salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menyampaikan pokok

bahasan

d. Menyampaikan tujuan

e. Melakukan kontrak waktu

f. Melakukan apersepsi

Menjawab salam

Menyimak

Menyimak

Menyimak

Menyimak

Menyimak

5 menit

2 Isi:

1 Konsep teori tentang Menyimak

15 menit

4

Page 5: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

hipertensi

2 Menjelaskan pengertian

teknik relaksasi slow

stroke back massagge

3 Menyebutkan indikasi dan

kontraindikasi teknik

relaksasi slow stroke back

massagge

4 Menjelaskan langkah-

langkah teknik relaksasi

slow stroke back

massagge

Menyimak

Menyimak

Menyimak

3 Penutup:

a. Diskusi

b. Evaluasi

c. Kesimpulan

d. Salam penutup

Aktif bertanya

Menjawab pertanyaan

Menyimak

Menjawab salam

10 menit

H. SETTING TEMPAT

H. PENGORGANISASIAN

1. Penyaji :

5

Penyaji

Peserta penyuluhan

Fasilitator Peserta penyuluhan

Fasilitator

Page 6: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

2. Fasilitator :

I. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. SAP sudah siap 2 hari sebelum dilakukan penyuluhan

b. Media (leaflet, materi SAP) sudah siap 2 hari sebelum penyuluhan

c. Penyaji sudah siap untuk menjelaskan materi yang akan dibawakan

d. Pasien dan keluarga siap mengikuti penyuluhan

2. Evaluasi Proses Penyuluhan

a. Jalannya proses penyuluhan lancar

b. Waktu efektif sesuai rencana penyuluhan

c. Interaksi dua arah

d. Kehadiran anggota keluarga hadir 70% dan tidak ada yang

meninggalkan tempat saat penyuluhan berlangsung

e. Klien dan keluarga berperan aktif selama penyuluhan berlangsung

3. Evaluasi Hasil

a. Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu

b. Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi

dengan baik

c. Tujuan tercapai yaitu responden dapat memahami tentang isi dari

penyuluhan dan dapat diharapkan akan terjadi perubahan perilaku dan

pengetahuan. Serta keluarga maupun pasien mampu

mendemonstrasikan kembali teknik relaksasi slow stroke back

massage yang nantinya akan selanjutnya dilakukan dirumah.

DAFTAR PUSTAKA

6

Page 7: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

Cassar, M.P. 2004. Hand book of clinical massage. London : Elsevier Churchill livingstone.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Buku Kedoteran EGC.

Muhammadun, AS. 2010. Hidup Bersama hipertensi Seringai Darah Tinggi Sang Pembunuh Sekejap. Yogyakarta : In-Books.

Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Kperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Olney, C.M. 2005. The effect of therapeutic back massage in hypertensive persons : a preliminary study. Biological Research for Nursing.

RSUP Sanglah. 2013. Hari Kesehatan Sedunia 2013 : Hipertensi The Silent Killer of Death : http://www.sanglahhospitalbali.com (17 April 2013).

Smeltzer dan Bare. 2004. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta : EGC

7

Page 8: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

TEKNIK RELAKSASI SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK

MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA

HIPERTENSI BAGI KESEHATAN LANSIA

A. Konsep Teori Hipertensi

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) dapat didefinisikan sebagai

tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan

diastoliknya diatas 90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan

jenis kelamin (Gunawan, 2001). Hipertensi adalah tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90

mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmhg (Smeltzer, 2002).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih

dari 120 mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang

dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol (Corwin, 2009). Dari beberapa

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan

tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan

diastolik lebih dari 90 mmHg.

B. Pengertian Teknik Relaksasi Slow Stroke Back Massage

Slow-Stroke Back Massage (SSBM) adalah salah satu stimulasi kulit

dengan usapan perlahan di daerah punggung selama 3-10 menit yang dapat

mengurangi persepsi nyeri dan ketegangan otot (Potter dan Perry, 2005). Slow

Stroke Back Massage (SSBM) adalah salah satu usapan perlahan pada daerah

kulit. SSBM merupakan intervensi keperawatan yag diberikan dengan cara

memberikan usapan secara perlahan, tegas, berirama dengan kedua tangan

menutup area selebar 5 cm diluar tukang belakang yang dimulai dari kepala

hingga area sacrum. SSBM telah digunakan sebagai intervensi keperawatan

8

Page 9: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

sejak tahun 1969 (Casanelia dan Stelfox, 2009). Teknik untuk SSBM

dilakukan dengan mengusap kulit klien secara perlahan dan berirama dengan

tangan pada bagian punggung dengan kecepatan 60 kali usapan per menit.

Kedua tangan menutup suatu area yang lebarnya 5 cm pada kedua sisi tonjolan

tulang belakang, dari ujung kepala sampai area sacrum. Waktu terbaik untuk

memberikan masase punggung adalah setelah mandi atau sebelum tidur.

Kusyanti (2006), menambahkan bahwa masase dapat dilakukan selama 5-10

menit. Teknik ini berlangsung selama 3-10 menit dan efektif dilakukan 3-5

menit selama tiga hari menunjukkan penurunan tekanan darah yang signifikan

(Potter dan Perry, 2005).

C. Indikasi dan Kontraindikasi Teknik Relaksasi Slow Stroke Back Massage

Beberapa penelitian yang menggunakan SSBM menemukan bahwa

intervensi keperawatan ini sangat membantu dalam relaksasi dan peningkatan

tidur (Casanelia dan Stelfox, 2009). Berdasarkan beberapa penelitian yang

dilakukan indikasi utuk SSBM, yakni :

1) Penururan intensitas nyeri dan kecemasan

2) Menurunkan kecemasan

3) Meningkatkan kualitas tidur

4) Dapat menurunkan tekanan darah, frekuensi jantung, dan suhu

tubuh

SSBM tidak boleh dilakukan pada kulit di daerah punggung yang

megalami luka bakar, luka memar, ruam kulit, peradangan, dan kulit dibawah

tulang yang patah, dan kulit yang kemerahan (Potter dan Perry, 2005).

D. Langkah-langkah Teknik Relaksasi Slow Stroke Back Massagge

1) Posisikan pasien dengan nyaman (duduk dan berbaring telungkup)

2) Buka baju pasien dan selimuti bagian yang tidak dipijat

3) Mencuci tangan dan hangatkan lotion dengan tangan sesuai kebutuhan

9

Page 10: Sap Slow Stroke Back Massage Setengah Jadi

4) Lakukan pijat dari bokong sampai ke bahu dengan gerakan yang

melingkar dan akhiri usapan lembut sampai ke lengan atas

5) Lakukan pijat secara lateral sepanjang sisi punggung dan pada saat

pemijatan tangan tidak boleh terangkat. Lakukan pemijatan selama 5 menit

6) Akhiri pemijatan dengan usapan seperti merapikan baju dengan lembut

7) Bersihkan punggung dengan tisu atau handuk

8) Kemudian kenakan pakaian kembali

10