SAP Pro Kontra Makanan Instan2
-
Upload
muthiaghni -
Category
Documents
-
view
90 -
download
3
description
Transcript of SAP Pro Kontra Makanan Instan2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : Pro dan Kontra Makanan Instan
Hari/tanggal : Selasa, 5 Mei 2015
Tempat : Poli Klinik Anak RSUP Dr. Sardjito
Lama : 30 menit
Penyaji : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung
Audiens : Keluarga pasien di Poli Klinik Anak RSUP Dr. Sardjito
A. Latar belakang
Makanan siap saji yang cenderung banyak dikonsumsi akhir-akhir ini banyak
menimbulkan pro dan kontra. Dari satu sisi untuk ibu rumah tangga yang juga
bekerja di luar rumah, makanan siap saji memberikan keuntungan dan kemudahan
dalam penyajian. Akan tetapi makanan siap saji yang dipasarkan saat ini
menggunakan berbagai bahan aditif yang bertujuan untuk mengawetkan dan
memberikan citarasa yang lebih baik pada produknya. Kekhawatiran yang muncul
akibat adanya bahan aditif ini adalah adanya efek negatif dari bahan tersebut yang
berdampak pada kesehatan konsumen.
Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang,
termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif
maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas
dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan
lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar
bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya.
Pola kehidupan masa kini dicirikan dengan tingginya biaya hidup, emansipasi
atau karena alasan lain menyebabkan wanita bekerja diluar rumah. Data statistik
tahun 2002 menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada angkatan kerja
berjumlah 33,06 juta atau 44,23% dari jumlah total usia wanita antara 15-60 tahun
(BPS, 2002). Wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lain berprofesi bekerja
di luar rumah, karena keterbatasan waktu dan kesibukan, serta sulitnya mencari
pramuwisma menyebabkan makanan siap saji menjadi menu utama sehari-hari di
rumah.
Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas,
anak harus pergi sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja,
sebagai jalan pintas untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan
waktu penyiapan 3 sampai 5 menit. Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih
bekerja dikantor, anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah
disajikan makanan ini umumnya mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya
disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga pasien di Poli Klinik
Anak diharapkan dapat memahami tentang Pro dan Kontra Makanan Instan
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya definisi makanan instan
2. Diketahuinya kandungan gizi makanan instan
3. Diketahuinya manfaat makanan instan
4. Diketahuinya bahaya dari makanan instan
5. Diketahuinya upaya meminimalisir dampak negatif makanan instan
6. Diketahuinya cara memilih menyimpan dan mengolah makanan instan
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya keluarga pasien di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
D. Materi (terlampir)
1. Definisi makanan instan
2. Kandungan gizi makanan instan
3. Manfaat makanan instan
4. Bahaya dari makanan instan
5. Upaya meminimalisir dampak negatif makanan instan
6. Cara memilih, menyimpan dan mengolah makanan instan
E. Alat Bantu : Menggunakan alat bantu Laptop, LCD dan Leaflet
F. Metode : Ceramah dan tanya jawab.
G. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam.
2. Menjelaskan nama dan akademi
3. Menjelaskan tujuan pendidikan
kesehatan
4. Menyebutkan materi yang
diberikan.
5. Menanyakan kesiapan peserta
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi
a. Menjelaskan tentang pengertian
makanan instan
Mendengarkan
b. Menjelaskan tentang kandungan
gizi makanan instan
c. Menjelaskan tentang manfaat dari
makanan instan
d. Menjelaskan tentang bahaya dari
makanan instan
e. Menjelaskan tentang upaya
meminilmalisir dampak negatif
makanan instan
f. Menjelaskan tentang cara
memilih, menyimpan dan mengolah
makanan instan
2. Tanya jawab
a. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal
yang sudah dijelaskan mengenai
makanan instan
Menjawab
Menjelaskan
Memperhatikan
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
2. Memberikan salam penutup
Mendengarkan
Menjawab salam
H. Evaluasi :
1. Klien dan keluarga mampu mendengarkan dan mengikuti acara dengan baik
dan kondusif
2. Klien dan keluarga aktif mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab
3. Klien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
I. Pengorganisasian
1. Penyaji : Muthi Aghnia
Novi Nuriah Indah Hayuni
2. Peserta : Klien dan atau keluarga klien di Poli Klinik Anak
3. Pembimbing Penyuluhan : Ibnu Dwi Saptono
J. Kriteria Evaluasi
1. Keluarga klien mampu menjelaskan tentang pengertian makanan instan
2. Keluarga klien mampu menjelaskan tentang kandungan gizi makanan instan
3. Keluarga klien mampu menjelaskan tentang manfaat dari makanan instan
4. Keluarga klien mampu menjelaskan tentang bahaya dari makanan instan
5. Keluarga klien mampu menjelaskan tentang upaya meminilmalisir dampak
negatif makanan instan
6. Keluarga klien mampu menjelaskan tentang cara memilih, menyimpan dan
mengolah makanan instan
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi Makanan Instan
Makanan instan/ siap saji adalah jenis makanan yang dikemas, mudah
disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya
diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan
memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi
produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie
instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
Bertram (1975) mendefinisikan makanan siap saji sebagai makanan yang
dapat disiapkan dan dikonsumsi dalam waktu yang singkat. Oxford dictionary
mendefinisikan makanan siap saji sebagai makanan yang dapat diolah dan disajikan
dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan beberapa menit. Makanan
siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis.
B. Kandungan Gizi Makanan Instan
Secara umum makanan cepat saji mengandung kalori, kadar lemak, gula dan
sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam akorbat, kalsium dan
folat. Dan berikut ini gambaran kandungan nilai gizi dari beberapa jenis makanan
cepat saji yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena pengaruh tren
globalisasi.
Makanan instan sudah mengalami proses pemasakan terlebih dulu, sehingga
banyak kehilangan zat gizi penting, seperti vitamin dan mineral. Zat-zat gizi yang
seharusnya dicerna dan diproses dalam saluran cerna tidak lagi dilakukan. Di dalam
tubuh, zat gizi ini lebih cepat dicerna dan diserap. Metabolisme di dalam tubuh pun
menjadi kurang baik. Selain itu, ayam nugget banyak mengandung protein dan
lemak, namun minim serat.
Proses yang sudah terlebih dulu digunakan pada makanan instan, yaitu
pemasakan awal dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang cukup lama
mengakibatkan zat gizi, seperti vitamin dan mineral, lebih sering hilang. Lama
kelamaan, asupan zat gizi menjadi tidak seimbang. Bila asupan gizi tidak seimbang
maka bisa lebih beresiko menjadi kegemukan atau obesitas.
C. Manfaat Makanan Instan
Makan instan/siap saji yang beredar saat ini tercatat ada 500 – 600 jenis.
Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil
dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan
pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan, praktis, serta
lebih menghemat waktu.
D. Bahaya Makanan Instan
Makanan instan yang disajikan memang seringkali terasa sangat gurih dan
dapat meningkatkan nafsu makan , namun hal yang patut diwaspadai dibalik
kegurihannya tak jarang ada bahaya yang terkandung. Makanan instan seperti
nugget, gorengan ubi dan buah dalam kemasan, mie instant, sosis memang praktis
dan enak. Tapi makan-makanan instan tersebut banyak mengandung penyedap,
garam, dan pengawet yang memang ditambahkan untuk mengawetkan makanan
tersebut agar bertahan dalam waktu yang lama.
1. Konsumsi garam berlebih secara terus-menerus dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit, diantaranya adalah :
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Asupan garam yang tinggi diketahui bisa meningkatkan tekanan darah. Studi
tahun 2007 menemukan pasien dengan tekanan darah tinggi akan
mendapatkan manfaat yang signifikan dengan mengurangi asupan garam.
2. Penyakit kardiovaskular
Tekanan darah yang tinggi bisa mengakibatkan seseorang terkena penyakit
serius yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti jantung dan
kelumpuhan stroke. Diketahui mengurangi asupan 1 gram garam bisa
mengurangi risiko stroke hingga seperenamnya.
3. Pembesaran jantung
Catatan medis menemukan asupan garam yang tinggi bisa membuat
seseorang berisiko menderita left ventricular hypertrophy (pembesaran dari
jaringan otot yang membentuk dinding utama jantung untuk memompa).
4. Retensi cairan
Jumlah natrium dalam tubuh menentukan tingkat cairan. Jika konsumsi
garamnya terlalu banyak maka ginjal akan sulit menghilangkannya dan
membuat tubuh mempertahankan cairan yang bisa memicu pembengkakan.
5. Gangguan sistem pencernaan
Garam berlebih yang masuk ke tubuh bisa berinteraksi dengan bakteri
H.pylori yang menyebabkan tukak lambung, serta garam berlebih bisa
mengurangi jumlah pepsin (enzim pencernaan) di dalam tubuh yang akan
meningkatkan keasaman dan diare.
6. Meningkatkan sekresi empedu
Ketika seseorang banyak mengonsumsi makanan asin maka sekresi empedu
akan meningkat yang menyebabkan kepadatan darah semakin tinggi
sehingga mengurangi vitalitas. Hal ini juga mengakibatkan masalah kulit
seperti wajah dan bibir kering serta kadang menyebabkan sakit dan
pendarahan di bibir.
7. Osteoporosis
Kelebihan garam bisa mencegah penyerapan kalsium dalam tubuh yang
membuat seseorang rentan terkena osteoporosis.
8. Kanker
MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker.
Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan
kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker
melambat. Para peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana
mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan
pengobatan konvensional, seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik.
Pemblokiran glutamat secara signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat
anti kanker. Efek samping penggunaan MSG, bisa menyebabkan kejang,
mual, alergi, ruam, serangan asma, sakit kepala, mulut terasa kering, dan
Hilang ingatan.
E. Upaya Meminimalisir Dampak Negatif Makanan Instan
Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan
cepat saji (fast food) dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan
buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung
zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur
dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten,
Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada
mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi,
mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa
bekal makanan sehat dari rumah.
2. Secara Eksternal
Produsen diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap
penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan
informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan.
Pemerintah melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar
aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-
Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal. Non-pemerintah
(LSM) memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta
masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global
yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai
pembela konsumen. Tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya
faktor pencetus kondisi-kondisi gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara
garis besar terjadi karena asupan kalori lebih banyak dari jumlah kalori yang dibakar,
guna keperluan tubuh menjalankan fungsinya dan beraktivitas. Akibatnya, kelebihan
kalori yang tidak dibakar tersebut akan menumpuk di tubuh, dalam bentuk lemak.
Sehingga berat badan dan kandungan lemak dalam tubuh, termasuk kolesterol
darah, dapat cenderung meningkat. Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam memilih
makanan, serta dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya,
berolahraga secara teratur.
F. Memilih Menyimpan dan Mengolah Makanan Instan
Tidak bisa dipungkiri, merebaknya produk makanan instan seiring dengan
gaya hidup masyarakat perkotaan yang menuntut serba cepat dan praktis.
Keterbatasan waktu di dalam mengolah masakan karena alasan pekerjaan
seringkali menjadi alasan memilih makanan instan. Praktis memang, namun perlu
kita cermati agar hidangan yang tersaji tidak hanya praktis dan lezat, namun juga
sehat dan bergizi. Agar makanan instan tetap berkualitas, bergizi dan tercipta menu
keluarga dengan kandungan gizi yang seimbang. Terdapat beberapa hal yang perlu
dicermati sebelum memilih makanan instan :
✓ Tanggal Kadaluwarsa dan Kelayakan Kemasan
Saat berbelanja makanan instan, jangan lupa untuk selalu
memperhatikan tanggal kadaluwarsa. Tanggal kedaluwarsa biasanya ditulis di
dalam kemasan. Urungkan niat untuk membeli jika makanan sudah terlalu
dekat masa kedaluwarsanya. Jangan pernah membeli makanan instan di
dalam kemasan jika tidak terdapat expire date. Produk yang tidak memiliki
tanggal kedaluwarsa menandakan produk diolah tanpa menghindahkan
syarat mutu yang ditentukan oleh lembaga pengawasan pangan Indonesia.
Makanan olahan biasanya dijual di dalam kemasan. Fungsi dari
kemasan adalah untuk melindungi produk dari kontaminasi mikroba dan
mencegah kerusakan fisik akibat benturan selama distribusi atau
penyimpanan. Cek keutuhan kemasan, contohnya, makanan instan dalam
kaleng, apakah kondisi kaleng masih utuh, tidak penyok, berkarat atau
kembung. Jika makanan dikemas dalam wadah plastik atau aluminium foil,
teliti apakah kemasan memiliki logo foodgrade yang aman untuk kesehatan.
Kondisi kemasan yang baik ditandai dengan bentuk kemasan yang utuh, tidak
robek atau terkoyak. Kemasan yang rusak dapat merusak makanan yang
dikemas dan bisa membahayakan kesehatan.
Produk makanan instan yang dijual dipasaran harus lolos uji kesehatan
oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) serta mendapat izin
edar dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). Makanan
yang memiliki label BPPOM dan ijin dari DEPKES RI menandakan makanan
lolos sarat uji mutu kesehatan dan kelayakan kandungan nutrisi. Hindari
membeli produk makanan yang tidak memiliki syarat mutu dari kedua
lembaga pengawas makanan ini. Bagi umat muslim, kehalalan juga menjadi
syarat penting produk makanan. Beli makanan instan yang memiliki label
halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
✓ Cermati Mutunya
Syarat mutu makanan instan bisa dilihat dari sisi warna, aroma, rasa,
dan teksturnya. Makanan instan yang baik memiliki warna yang sesuai
dengan bahan dasarnya. Seperti sayuran beku, harus tetap berwarna hijau
segar. Kemudian, rasa juga tidak boleh memiliki indikasi rasa yang
menyimpang karena hal tersebut menandakan kualitas makanan yang sudah
tidak baik diakibatkan jamur atau tercemar bakteri pembusuk.
Selanjutnya kita dapat meneliti kualitas makanan instan dengan
mencium aromanya. Aroma yang baik adalah yang segar dan khas, sesuai
dengan karakteristik jenis makanannya. Jika muncul aroma tengik, asam atau
tercium bau busuk, ini menandakan makanan sudah rusak. Selain itu, tekstur
makanan juga harus dicermati. Misalnya makanan berbentuk bubuk harus
berupa butiran halus, tidak bergumpal. Makanan berbentuk biji harus utuh,
tidak ada bekas termakan kutu. Makanan yang kental, seperti saus tidak
boleh terlihat ada lapisan terpisah, gumpalan atau endapan. Karena
perubahan tekstur pada makanan menandakan kualitas makanan yang sudah
menurun.
✓ Simpan Dengan Benar
Menyimpan makanan instan harus sesuai dengan jenis bahannya.
Seperti daging beku, ikan beku, nugget, sayuran beku, atau ice cream harus
disimpan dalam freezer. Yoghurt, susu kemasan siap minum dan jus
sebaiknya disimpan dalam kulkas. Sereal, mi instan atau spaghetti sebaiknya
disimpan dalam tempat yang tertutup rapat, sejuk, dan kering. Menyimpan
makanan instan di tempat yang sesuai menjadikan makanan tahan lama dan
dapat mempertahankan kualitas gizi dengan baik. Makanan yang disimpan
sebaiknya dalam wadah yang tertutup rapat agar terhindar dari kontaminasi
mikroba selama masa penyimpanan. Selalu memeriksa warna, aroma, dan
tekstur bahan makanan sebelum diolah karena kerusakan dapat saja terjadi
selama masa penyimpanan, apalagi jika makanan kemasan sudah dibuka.
✓ Cermati Kandungan Gizi
Periksa kandungan gizi dalam kemasan makanan instan. Memeriksa
kandungan gizi menjadikan kita tau apakah makanan sesuai kebutuhan
keluarga atau tidak. Hal ini penting agar kita terhindar dari ganguan
kesehatan. Misalnya, untuk penderita hipertensi, obesitas atau diabetes, tentu
harus membeli makanan yang rendah garam, gula, lemak dan karbohidrat.
Berbeda dengan memilih produk makanan instan untuk anak. Pilih yang
bergizi lengkap, kaya protein dan kalsium yang baik untuk pertumbuhannya.
✓ Variasikan Bahan dan Olah Sesuai Petunjuk Kemasan
Makanan instan biasanya terdiri dari satu jenis komposisi bahan,
seperti nugget ayam, kentang beku, sayuran beku, buah kalengan, mi instan,
sereal, atau pasta. Kondisi ini menjadikan makanan instan hanya
mengandung salah satu kandungan gizi yang dominan. Seperti pasta instan,
dominan mengandung karbohidrat. Perlu diolah menjadi masakan dengan
tambahan sumber protein, vitamin, mineral, dan serat agar tercipta hidangan
dengan komposisi gizi seimbang.
Di dalam kemasan produk makanan instan biasanya menyertakan
petunjuk cara pengolahan dan saran penyajian. Ikuti sesuai petunjuk agar
tidak terjadi kesalahan dan kegagalan saat mengolah makanan instan.
✓ Makanan Segar Lebih Baik
Meskipun produk makanan instan bisa menjadi solusi praktis, makanan
yang sudah diolah tetap memiliki kualitas nutrisi tidak sebaik makanan segar.
Untuk produk seperti daging, ikan, buah, dan sayuran yang mudah dijumpai
sebaiknya tetap menggunakan bahan makanan segar. Proses pemanasan,
pemasakan, dan lama penyimpanan dapat menurunkan kualitas gizi makanan
instan terutama golongan vitamin dan mineral yang mudah rusak selama
proses produksi.
CONTOH MAKANAN INSTAN
Makanan pokok (sumber karbohidrat) : Mie Instan, Spageti, Vetucini, Oatmeal,
bubur ayam instan, pop mie, pasta
Protein : Abon, Daging Kaleng, Sosis, Nugget, Sarden,
daging asap, kornet, baso dll
Sayur : Sayur kaleng
Buah : Buah kaleng
Bumbu : sambal Indofood, bumbu racik, magi block, kecap, Saus, Royco,
Masako, bumbu nasi goreng instan, bumbu ayam instan, dll
Snack : Chiki, taro, Chitato, Cheetos, Lays dll