SAP persiapan persalinan n dastor pkl.doc
-
Upload
eka-maylinda -
Category
Documents
-
view
102 -
download
15
Transcript of SAP persiapan persalinan n dastor pkl.doc
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. TEMA : Menghadapi proses persalinan dengan tenang
B. TOPIK : Bimbingan proses persalinan
C. SUB TOPIK : - Pengertian proses persalinan
- 4 faktor keberhasilan proses persalinan
- Tanda-tanda persalinan sudah dekat
- Posisi mengejan
- Cara meneran yang benar
D. SASARAN : Ibu inpartu kala I
E. PELAKSANAAN : Hari Sabtu, 10 April 2010
F. WAKTU : Pukul 11.00-11.30 WITA (30 menit)
G. TEMPAT : Ruang bersalin Pkm Muara Wahau I
H. TUJUAN :
1. UMUM : Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan proses persalinan
dapat berjalan dengan semestinya..
2. KHUSUS : Ibu inpartu dapat menjelaskan :
- Pengertian proses persalinan
- 4 faktor keberhasilan proses persalinan
- Tanda-tanda persalinan sudah dekat
- Posisi mengejan
- Cara mmeneran yang benar
I. METODE : Ceramah, Tanya jawab
J. MEDIA : Leaflet
K. TAHAP KEGIATAN
NOTAHAP
kegiatan
WAKTU KEGIATAN
PENYULUHAN
KEGIATAN
AUDIENCE
1. Pendahuluan 5 menit - Salam pembuka
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud
tujuan
-Kontrak waktu
-Apersepsi
- Menjawab salam
- Mendengarkan
-Mendengarkan
- Menyetujui
- Menjelaskan persepsinya
2. Inti 15 menit - Menjelaskan proses
persalinan
- Memberikan
kesempatan pada ibu
untuk bertanya
- menjawab pertanyaan
ibu
- Evaluasi formatif
- Menjelaskan factor
keberhasilan proses
persalinan
- Memberikan
kesempatan pada ibu
untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
ibu
- Evaluasi formatif
- Mendengarkan
- Mengajukan pertanyaan
pada nara sumber
- Mendengarkan
- Menjawab secara lisan
dengan jawaban yang
singkat, padat dan jelas
- Mndengarkan
- Mengajukan pertanyaan
pada nara sumber
- Mendengarkan
- Menjawab secara lisan,
- Menjelaskan tanda-
tanda persalinan sudah
dekat
- Memberikan
kesempatan pada ibu
untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
ibu
- Evaluasi formatif
- Menjelaskan posisi
mengejan
- Memberikan
kesempatan pada ibu
untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
ibu
- Evaluasi formatif
- Menjelaskan cara
mengejan yang baik
dan benar
- Memberikan
dengan jawaban singkat,
padat dan jelas
- Mendengarkan
- Mengajukan pertanyaan
pada nara sumber
-Mendengarkan
- Menjawab secara lisan
dengan jawaban yang
singkat, padat dan jelas
- Mendengarkan
- Mengajukan pertanyaan
pada nara sumber
- Mendengarkan
- Menjawab secara lisan
dengan jawaban yang
singkat,padat dan jelas
- Mendengarkan
- Mengajukan pertanyaan
3 Penutup 10 menit
kesempatan pada ibu
untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan
ibu
- Evaluasi formatif
- Menyimpulkan materi
- Evaluasi sumatif
- Memberi kesempatan
kepada ibu untuk
refleksi perasaan
- Salam penutup
pada nara sumber
- Mendengarkan
- Menjawab secara lisan
dengan jawaban yang
singkat, padat dan jelas
- Mendengarkan
- Menjawab scara lisan
dengan jawaban sesuai
standar evaluasi
- Merasa puas dan senang
karena mendapatkan
informasi dan pengetahuan
tentang proses persalinan
- Mengucapkan terima kasih
I. EVALUASI
Evaluasi sumatif ini berupa pertanyaan secara lisan
1. Jelaskan pengertian proses persalinan yang ibu ketahui?
Standar : Ibu dapat menjelaskan pengertian proses persalinan secara singkat
namun jelas.
2. Sebutkan factor keberhasilan proses persalinan!
Standar : Ibu dapat menyebutkan 4 faktor keberhasilan proses persalinan secara
singkat dan jelas.
3. Sebutkan tanda-tanda persalinan sudah dekat !
Standar : Ibu dapat menybutkan 6 dari 8 tanda-tanda persalinan yang sudah
dijelaskan
4. Bagaimana posisi mengejan yang nyaman dan aman ?
Standar : Ibu dapat menjelaskan posisi mengejan yang aman dan nyaman dengan
singkat dan jelas
.
5. Bagaimanakah cara mengejan/meneran yang baik dan benar ?
Standar : Ibu dapat menjelaskan cara mengejan/meneran yang baik dan benar yang
telah dijelaskan.
M. LAMPIRAN MATERI DAN MEDIA
1. Lampiran materi Bimbingan proses melahirkan
Balikpapan, 15 Mei 2013
Pembimbing Mahasiswa
( ) (Kelompok 3)
Pembimbing PKL
( )
DASAR TEORI
PERSIAPAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN
A. Pengertian
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan ibu dan keluarganya.
Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat.
Persiapan persalinan yaitu suatu tahap dalam masa persalinan, dimana semua wanita
akan menyadari keharusan untuk melahirkan anaknya. Rencana persalinan adalah
rencana tindakan yang dibuat ibu, anggota keluarganya dan bidan. Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan
dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta
tepat waktu.
B. Ada 5 Komponen Rencana Persalinan
Langkah 1: Membuat Rencana Persalinan
Idealnya setiap keluarga seharusnya mempunyai kesempatan untuk membuat
suatu rencana persalinan. Hal-hal dibawah ini harus digali dan diputuskan dalam
membuat rencana persalinan yaitu : kapan bayi akan lahir, tempat persalinan, memilih
tenaga kesehatan yang terlatih, menghubungi tenaga kesehatan, transpotasi ke tempat
persalinan, orang yang menemani pada saat persalina, biaya serta yang menjaga ibu jika
keluarga tidak ada.
Langkah 2: Pengambilan Keputusan
Membuat rencana untuk mengambil keputusan jika terjadi kegawatdaruratan
pada saat mengambil keputusan utama tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk
mendiskusikan:
1. Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga?
2. Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat
terjadi kegawatdaruratan?
Langkah 3: Transportasi
Mempersiapkan system transportasi jika kegawatdaruratan. Rencana ini perlu
dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen dibawah
ini:
1. Dimana ibu akan bersalin (desa,fasilitas kesehatan,rumah sakit) ?
2. Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjutjika terjadi kegawat
daruratan ?
3. Ke fasilitas kesehatan yang mana ibu tersebut harus dirujuk ?
4. Bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi kegawat daruratan ?
5. Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial ?
Langkah 4: Membuat rencana/pola menabung
Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabungsejumlah uang sehingga dana akan
tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali
kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak
mempunyai dana yang diperlukan.
Langkah 5: Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan
keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau
kain,sabun dan seprei dan menyimpannya untuk persiapan persalinan.
C. Persiapan Ibu Bersalin
Pada waktu kursus ibu diterangkan apa yang terjadi pada kehamilan yang sudah
tua, kira-kira pada waktu dua minggu sebelum persalinan. Pada waktu itu ibu akan
merasa lebih mudah bernafas karena dasar rahim agak menurun berhubung kepala janin
pada kehamilan pertama mulai masukdalam pintu atas panggul. Ibu sering buang air kecil
Ibu merasa perut kadang-kadang mengencang dan menegang. Pada waktu ini sudah tiba
waktunya untuk dipersiapkan barang-barang keperluan sebagai berikut: pakaian bayi,
pakaian untuk ibu
Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi persalinan. Persiapan alat-alat
baik untuk kepeluan ibu maupun bayi pada masa persalinan dan sesudahnya sangat
penting. Terutama untuk menjamin kelancaran proses persalinan dan nifas serta
pemeliharaan bayi.
Dalam melakukan persalinan ini dapat secara bertahap, agar tidak terasa terlalu
berat. Alat yang paling pokok dan perlu waktu membuatnya disiapkan terlebih dahulu,
kemudian menyusul yang lainnya. Ada baiknya apabila ibu dapat membuat sendiri
terutama pakaian bayinya, agar merasa lebih puas dan dekat dengan bayinya.
Sangatdianjurkan persiapan telah lengkap pada usia kehamilan 8 bulan.
Berikut ini akan disebutkan berbagai alat untuk keperluan ibu maupun bayi, yang
telah disusun berdasarkan tingkat kepentingannya:
1. Alat-alat keperluan ibu :
a. Gurita ibu
b. Kain panjang / sarung
c. Baju atas dengan belahan
didepan
d. BH untuk menyusui
e. Duk atau pembalut wanita
f. Handuk
g. Celana dalam
h. Waslap
i. Alat mandi
j. Perlak lebar + pengalas
k. Alat keperluan sehari-hari
lainnya secukupnya
2. Alat/bahan keperluan merawat bayi :
a. Popok bayi
b. Gurita bayi
c. Baju bayi (baju dalam dan luar)
d. Sarung tangan dan kaki
e. Kain bedong
f. Kain pengalas
g. Perlak bayi
h. Waslap
i. Handuk bayi
j. Selimut bayi + pengalas
k. Bak mandi bayi
l. Alkohol 70%
m. Bethadine
n. Kasa steril
o. Lidi kapas
p. Kapas
q. Vinkle olie (minyak penghangat)
r. Bedak bayi
s. Sabun bayi
t. Pengalas dagu
u. Bantal + guling bayi
v. Kelambu
C. Persiapan Dana
Persalinan normal umumnya membutuhkan biaya yang relatif ringan. Namun, bila
persalinan diperkirakan harus dilakukan dengan tindakan operatif, maka persiapan dana
yang lumayan besar harus segera dilakukan. Untuk mengetahui apakah nanti akan
dilakukan sesar, pasangan harus selalu berkonsultasi ke dokter. Lewat konsultasi ini
diharapkan, segala kemungkinan yang bakal terjadi bisa lebih dicermati.
Bila diperkirakan lahir dengan sesar, pasangan tentunya sudah bisa berancang-ancang
mempersiapkan dananya sejak jauh hari. Bila dana sudah terkumpul, otomatis beban
mental suami juga bisa lebih teratasi
D. Suami SIAGA (Siap Antar Jaga)
Dr. Rudiyanti, Sp.OG. dari RS Internasional Bintaro, menegaskan, "Yang paling
utama, mental harus dipersiapkan untuk menghadapi trimester pertama kehamilan dan
menjelang persalinan." Persiapan mental suami, menurutnya, sangat diperlukan dalam
menghadapi hal-hal berikut ini.
1. Perubahan Fisik & Mental Istri
Di trimester awal biasanya perubahan pada ibu terjadi secara menyolok.
Meningkatnya produksi hormon progesteron membuat sikapnya sering berubah-ubah
sesuai mood yang sedang dialaminya saat itu. Kadang gembira, sedih, marah-marah,
ketus, dan sebagainya. Contoh kecil: sehabis sibuk bekerja, sesampainya di rumah suami
bukannya disambut dengan senyuman. Istri malah menunjukkan wajah resah disertai
keluhan pusing, mual, muntah, emosi yang meledak-ledak, dan sebagainya. Bila suami
tidak siap mental, perselisihan dengan istri sangat mudah terjadi. Perubahan emosi ini,
selain karena perubahan hormon juga disebabkan oleh kondisi tubuh ibu yang tiba-tiba
menjadi tidak nyaman.
Kalau begitu keadaannya, bagaimana tidak mempengaruhi kondisi emosionalnya. Ia
jadi gampang marah, mudah kesal, cenderung malas, dan sebagainya. Bila suami sudah
bersiap diri dengan mempelajari dan memahami berbagai perubahan yang bakal terjadi,
menghadapinya akan lebih mudah. Paling tidak suami bisa membekali dirinya dengan
sikap memaklumi dan sabar.
Dari segi fisik, mungkin saja perubahan keseluruhannya masih belum terlalu terlihat,
tapi di satu sisi mungkin saja perubahan itu sudah mencapai klimaksnya, seperti
munculnya jerawat, keringat, dan bau badan. Pencapaian klimaks ini dipengaruhi oleh
perubahan hormon kehamilan di awal kehamilan. Hal inilah yang kadangkala membuat
istri yang tadinya berwajah cantik menjadi berbintik-bintik, yang tadinya berkulit mulus
menjadi kusam, yang tadinya wangi menjadi agak bau, dan sebagainya. Bila tidak
diantisipasi dengan persiapan mental, bisa jadi suami akan terkaget-kaget dan sulit untuk
menerima perubahan itu. Apalagi suami yang bersifat perfeksionis dalam menilai
penampilan istri. Ia seringkali sangat sulit dan berat menerima perubahan ini.
2. Fase Ngidam
Bukan hanya mual-muntah, seringkali masih di trimester pertama, istri juga memiliki
permintaan yang aneh-aneh. Tengah malam misalnya, tahu-tahu istri ingin minum air
kelapa. Bayangkan, bila untuk mendapatkannya sang suami harus memanjat pohon
kelapa di tengah malam buta atau harus pergi ke pasar? Bukankah ini merupakan suatu
pekerjaan yang membutuhkan mental kuat. Bila suami siap dan ia sanggup
mengusahakan keinginan istri, silakan saja diwujudkan.
Yang dibutuhkan adalah pemahaman suami terhadap latar belakang munculnya
ngidam. ngidam bukan keinginan janin yang harus dipenuhi melainkan keinginan yang
timbul dari tekanan kondisi hamil yang dialami ibu. Di trimester pertama, mulutnya
terasa sangat pahit karena asam lambung naik. Dengan kondisi ini ibu menginginkan
makanan yang berbeda dari yang biasa dimakannya sehari-hari. Hal inilah sebenarnya
yang menjadi pangkal munculnya ngidam. Karena mulut terasa pahit, ibu ingin makan
makanan yang segar-segar, yang mungkin bisa diterima indra pengecapnya. Meskipun
tidak harus, tapi bila suami bisa memenuhinya, lebih baik segera penuhi karena bentuk
perhatian seperti ini efektif meningkatkan psikis istri yang dibutuhkan bagi pertumbuhan
janin yang sehat.
3. Mengantar Istri ke Dokter
Sesibuk apapun suami menyediakan waktunya untuk mengantar istri ke dokter karena
ini merupakan salah satu hal yang dapat mengangkat psikis ibu dalam memelihara
kehamilannya. Jadi, baik suami maupun istri, keduanya harus saling berusaha menepati
jadwal yang sebelumnya bisa disesuaikan bersama. Dengan menyaksikan dan terlibat
dalam proses pemeriksaan, akan timbul empati suami terhadap istri dan anak yang tengah
dikandungnya. Hal ini penting untuk kelanjutan pemeliharaan kandungannya. Selain itu,
suami pun bisa bertanya ke dokter tentang hal-hal yang sering ditemukan dan dikeluhkan
istri. Dari penjelasan yang diberikan dokter, otomatis kondisi mental suami bisa lebih
terjaga.
4. Beban Menghadapi Persalinan
Memasuki bulan-bulan terakhir, dimana istri sudah bersiap menghadapi persalinan,
sang suami harus mempersiapkan mentalnya lebih kuat lagi. Pada periode trimester ke
tiga akhir, selain beban tubuh istri semakin berat, dia juga sering mengalami perasaan
takut karena membayangkan proses persalinan yang sulit dan kamar operasi. Oleh karena
itu, suami harus hadir sebagai pendamping yang bisa menyamankan kondisi istri.
5. Menemani Istri Bersalin
Dukungan suami sangat diperlukan agar psikis istri bisa terangkat saat menjalani
proses persalinan. Dengan begitu istri bisa lebih kuat, nyaman, percaya diri, dan ringan
ketika bersalin. Saat itu, rasa empati suami pun dapat tumbuh lebih dalam, sehingga
penghargaan terhadap perjuangan istri dan rasa sayang kepadanya bisa tumbuh lebih
sempurna.. Persiapan mental suami untuk menemani istri bersalin bisa dilakukan dengan
memperkuat tekad.