Sap Kejang Demam

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang Studi : Keperawatan Anak Topik : Kejang Demam Sub topik : Pencegahan kejang demam Sasaran : Keluarga pasien yang datang ke Poli anak RSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tempat : Poliklinik Anak Hari/Tanggal : Rabu, 24 Desember 2014 Waktu : 1 x 20 menit A. Tujuan Instruksional Umum Pada akhir proses penyuluhanselama 30 menit, keluarga pasienbisa memahami dan mengerti tentang kejang demam. B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kegiatan selama 30menit diharapkan keluarga pasien dapat: 1. Menjelaskan pengertian tentang kejang 2. Menjelaskan macam-macam kejang 3. Penyebab kejang 4. Tanda dan gejala kejang 5. Menjelaskan tindakan pertolongan kejang 6. Pencegahan kejang demam C. Materi

description

satuan acara

Transcript of Sap Kejang Demam

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi: Keperawatan AnakTopik: Kejang DemamSub topik: Pencegahan kejang demamSasaran: Keluarga pasien yang datang ke Poli anakRSUD Dr.H.Moch Ansari Saleh BanjarmasinTempat: Poliklinik AnakHari/Tanggal: Rabu, 24 Desember 2014Waktu: 1 x 20 menit

A. Tujuan Instruksional UmumPada akhir proses penyuluhanselama30menit, keluarga pasienbisa memahami dan mengerti tentang kejang demam.B. Tujuan Instruksional KhususSetelah mengikuti kegiatan selama 30menitdiharapkankeluarga pasiendapat:1. Menjelaskan pengertian tentang kejang 2. Menjelaskan macam-macam kejang 3. Penyebab kejang4. Tanda dan gejala kejang5. Menjelaskan tindakan pertolongan kejang 6. Pencegahan kejang demamC. MateriTerlampir.D. Metode1. Ceramah.2. Tanya Jawab.

E. Media1. Laptop.2. LCD.3. Leaflet.F. Kriteria Evaluasi1. Evaluasi Struktur Peserta hadir ditempat penyuluhan. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Poliklinik Anak. Pengorganisasianpenyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.2. Evaluasi Proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.3. Evaluasi Hasil Keluarga pasien dapat menyebutkan pengertian kejang demam, macam-macam kejang, penyebab kejang, tanda dan gejala kejang, menjelaskan tindakan pertolongan kejang dan pencegahan kejang demam. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal5 ibu hamil/klien/keluarga klien.

G. KEGIATAN PENYULUHANNoWaktuKegiatan penyuluhKegiatan peserta

1.3 menitPembukaan : Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari penyuluhan, Menyebutkan materi yang akan diberikan. Kontrak waktu penkes 20 menit.

Menjawab salam

MendengarkanMemperhatikanMemperhatikan

Menyetujui/sepakat

2.10 menitPelaksanaan : Menggali pengetahuan klien tentang kejang pada anak, Menjelaskan pengertian kejang demam, Menjelaskan macam-macam kejang demam, Menjelaskan penyebab kejang, Menjelaskan tanda dan gejala kejang demam. Menjelaskan pertolongan pada kejang, dan Menjelaskan pencegahan terjadinya kejang.

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan yang diajukanMemperhatikan

Memperhatikan Memperhatikan

Memperhatikan

MemperhatikanMemperhatikan

3. 5 menitEvaluasi :Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada keluarga yang dapat menjawab pertanyaan.Menjawab pertanyaan

4.2 menitTerminasi : Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta. Mengucapkan salam penutup Mendengarkan

Menjawab salam

H. PENGORGANISASIANPembicara: Devi ArianaModerator: Desy WulandariNotulen: Ariandi Apuanha Fasilitator: 1. Khairul Auni2. Daryanti 3. Jumratul Inayah4. Muhammad Agung Saipullah5. Ari Kristiani6. Khairiyawati

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIANKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya terjadi antara umur 3 bulan sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi pada otak atau penyebab tertentu (Mansjoer, 2000).Demam adalah meningkatnya temperatur tubuh secara tidak normal lebih dari 37,5oC, merupakan respon tubuh terhadap kuman, bakteri dan virus penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh (Suriadi, 2001).Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktivitas saraf yang tidak normal dan pelepasan listrik pada otak yang berlebihan (Betz, 2002).Kejang (konvulsi) merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas gerak (Doengoes, 2000).B. MACAM-MACAM KEJANG1. Kejang sebagian tubuhKesadaran tidak terganggu dapat mencakup satu atau dua hal sebagai berikut;a. Tanda-tanda pergerakan; kedutan pada wajah, tangan atau salah satu sisi tubuh; umumnya gerakan setiap kejang sama.b. Tanda atau gejala yang menyertai ; muntah, berkeringat, muka merah, pembesaran pupil.c. Gejala sensoris khusus; mendengar musik, merasa seakan jatuh dari udara, kesemutan.d. Gejala psikis ; merasakan sesuatu pernah terjadi sebelumnya, rasa takut.2. Kejang seluruh tubuhTerdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang yang sederhana. Dapat mencangkup gerakan otomatis; mengecap-ecapkan bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan, dan gerakan tangan lainnya. Dapat pula tanpa gerakan otomatis dengan tatapan terpaku. (Cecily L.Betz dan Linda A.Sowden, 2002).

C. PENYEBABMenurut Lumbantobing, 2001 Faktor yang berperan dalam menyebabkan kejang demam:1. Demam itu sendiri2. Efek racun dari kuman ataupun virus terhadap gangguan sistem otak3. Respon alergi atau keadaan sistem kekebalan tubuh yang tidak normal oleh infeksi.4. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit5. Demam akut dengan kerusakan jaringan pada sistem saraf pusat yang menimbulkan kejang (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau ensekalopati toksik sepintas.6. Gabungan semua faktor tersebut di atas.Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan cepat yang disebabkan infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut (OMA), bronkhitis, dan lain lain.D. TANDA DAN GEJALASerangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, klonik, fokal, atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa penurunan fungsi saraf. Kejang dapat diikuti oleh kekuatan otot yang berkurang sementara (Hemiparesis Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama diikuti oleh akibat kekuatan otot yang berkurang yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama sering terjadi pada kejang demam yang pertama.Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai lebih dari 30 menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut. Sedangkan frekuensinya dapat kurang dari 4 kali dalam 1 tahun sampai lebih dari 2 kali sehari. Pada kejang demam kompleks, frekuensi dapat sampai lebih dari 4 kali sehari dan kejangnya berlangsung lebih dari 30 menit.Gejalanya berupa:1. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba)2. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam.3. Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik).4. Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit).5. Lidah atau pipinya tergigit6. Gigi atau rahangnya terkatup rapat7. Inkontinensia (mengompol)8. Gangguan pernafasan9. Apneu (henti nafas)10. Kulitnya kebiruanSetelah mengalami kejang, biasanya:1. Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau lebih2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi) sakit kepala3. Mengantuk4. Linglung (sementara dan sifatnya ringan).

E. PERTOLONGAN SAAT KEJANGPenanganan Umum Saat Kejang1. Jangan panik berlebihan.2. Jangan masukkan sendok atau jari ke mulut.3. Jangan memberi obat melalui mulut saat anak masih kejang atau masih belum sadar.4. Letakkan anak dalam posisi miring, buka celananya kemudian berikan diazepam melalui anus.5. Bila masih kejang, diazepam dapat diulang lagi setelah 5 menit, sambil membawa anak ke rumah sakit.6. Bila anak demam tinggi, usahakan untuk menurunkan suhu tubuh anak anda dengan mengompres tubuh anak dengan air hangat atau air biasa, lalu berikan penurun demam bila ia sudah sadar.7. Jangan mencoba untuk menahan gerakan-gerakan anak pada saat kejang, berusahalah untuk tetap tenang.8. Kejang akan berhenti dengan sendirinya. Amati berapa lama anak anda kejang.9. Ukurlah suhu tubuh anak anda pada saat itu, hal ini bisa menjadi pegangan anda untuk mengetahui pada suhu tubuh berapa anak anda akan mengalami kejang.10. Hubungi petugas kesehatan jika kejang berlangsung lebih lama dari 10 menit.11. Jika kejang telah berhenti, segeralah ke dokter untuk mencari penyebab dan mengobati demam.

Penanganan Kejang Demam Saat Di Rumah Sakit1. Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat2. Pemberian oksigen melalui face mask3. Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infuse4. Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan5. Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan pemeriksaan ini pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan .

Berikut adalah tabel dosis diazepam yang diberikan :Terapi awal dengan diazepam

UsiaDosis IV (infus)(0.2mg/kg)Dosis per rektal(0.5mg/kg)

< 1 tahun12 mg2.55 mg

15 tahun3 mg7.5 mg

510 tahun5 mg10 mg

> 10 years510 mg1015 mg

Jika kejang masih berlanjut : Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5 mg/kg per rektal Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasanJika kejang masih berlanjut : Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg per infus dalam 30 menit. Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam jantung).Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis.Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang adalah sebagai berikut. Antipiretik Antipiretik tidak mencegah kejang demam . Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian pula dengan ibuprofen. Diazepam Pemberian diazepam melalui mulut atau anus secara berkala saat demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi berulangnya kejang demam yang berat . pendidikan atau pemberian informasi kepada orang tua merupakan syarat penting dalam pilihan ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain terjadinya gerakan tak beraturan, lemas, sama sekali tidak aktif dan rewel. Pemberian diazepam juga tidak selalu efektif karena kejang dapat terjadi pada demam sebelum diazepam sempat diberikan . Efek menenangkan diazepam juga dikhawatirkan dapat menutupi gejala yang lebih berbahaya, seperti infeksi sistem saraf pusat. Obat pencegahan (profilaksis) berkelanjutan. Efektivitas profilaksis dengan fenobarbital hanya minimal, dan risiko efek sampingnya melampaui keuntungan yang mungkin diperoleh . Profilaksis dengan carbamazepine atau fenitoin tidak terbukti efektif untuk mencegah berulangnya kejang demam. Dari berbagai penelitian tersebut, satu-satunya yang dapat dipertimbangkan sebagai profilaksis berulangnya kejang demam hanyalah pemberian diazepam secara berkala pada saat terjadinya demam, dengan dibekali edukasi yang cukup pada orang tua. Dan tidak ada terapi yang dapat meniadakan risiko epilepsi di masa yang akan datang .

F. PENCEGAHAN KEJANG DEMAMSesuai dengan definisi di atas, kejang demam adalah kejang yang terjadi di saat anak mengalami demam. Oleh karena itu, langkah pencegahan kejang demam cukuplah mudah. Ikuti tips di bawah ini untuk menghindari buah hati dari kejang demam. Saat anak demam, pantau selalu suhu tubuh anak secara berkala dengan menggunakan termometer, bukan perabaan tangan. Suhu tubuh dapat diukur di dubur, ketiak, mulut, dan kulit. Ketahui suhu tubuh demam pada anak yang ternyata berbeda-beda tergantung tempat pengukuran; pada ketiak demam adalah 37,8oC; pada pengukuran telinga 38,9 oC dan pada dubur adalah 38,9oC. Jangan memberikan baju yang terlalu tebal karena justru akan mencegah keluarnya panas tubuh melalui kulit. Kompres anak dengan air hangat, karena air hangat membantu penguapan. Bantu kendalikan demam anak dengan obat pereda demam yang dijual bebas seperti paracetamol. Paracetamol dapat diberikan secara teratur dengan dosis yang tertera pada kemasan atau berdasarkan kilogram berat badan anak (10-15mg/kgBB/pemberian). Pemberian obat pereda demam ini dapat menjaga suhu tubuh anak agar tidak demam terlampau tinggi.

G. KOMPLIKASI Kerusakan sel otak Penurunan kecerdasan bila lama kejang lebih dari 15 menit Kelumpuhan

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa.Jakarta : Gaya BaruBetz, Cecily L & Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.Lumbantobing SM, 1989, Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak, Gaya Baru, Jakarta.Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak Sakit Jakarta : EGCSacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta : EGC.