SAP Kebijakan Sisdur Akuntansi Daerah

3
DRAFT KEBIJAKAN AKUNTANSI DAERAH Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset, Kabupaten Sumbawa 2009 LANDASAN HUKUM Pasal 97 Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Kauangan Daerah: Pasal 239 PERMENDAGRI 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Kauangan Daerah: Pasal 308 dan Pasal 309 PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan PERMENDAGRI 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah kepada Pemerintah Daerah, antara lain berupa pemberian Pedoman. Pemberian pedoman dimaksud mencakup antara lain pedoman mengenai penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah. “Kepala Daerah berdasarkan standar akuntansi pemerintahan menetapkan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi” “Kepala Daerah menetepkan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi pemerintah yang berpedoman pada standar akuntansi pemerintahan” dst. Selanjutnya dalam Pasal 334 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 diamanatkan bahwa Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah (BAKD) melakukan fasilitasi atas pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Transcript of SAP Kebijakan Sisdur Akuntansi Daerah

Page 1: SAP Kebijakan Sisdur Akuntansi Daerah

DRAFT KEBIJAKAN AKUNTANSI DAERAHDinas Pendapatan, Keuangan dan Aset, Kabupaten Sumbawa 2009LANDASAN HUKUM

Pasal 97 Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Kauangan Daerah:

Pasal 239 PERMENDAGRI 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Kauangan Daerah:

Pasal 308 dan Pasal 309 PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan PERMENDAGRI 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah mengamanatkan bahwa Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah kepada Pemerintah Daerah, antara lain berupa pemberian Pedoman. Pemberian pedoman dimaksud mencakup antara lain pedoman mengenai penatausahaan dan akuntansi keuangan daerah.

“Kepala Daerah berdasarkan standar akuntansi pemerintahan menetapkan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi”

“Kepala Daerah menetepkan peraturan kepala daerah tentang kebijakan akuntansi pemerintah yang berpedoman pada standar akuntansi pemerintahan” dst.

Selanjutnya dalam Pasal 334 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 diamanatkan bahwa Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah (BAKD) melakukan fasilitasi atas pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Page 2: SAP Kebijakan Sisdur Akuntansi Daerah

DRAFT KEBIJAKAN AKUNTANSI DAERAHDinas Pendapatan, Keuangan dan Aset, Kabupaten Sumbawa 2009LANDASAN HUKUM

SE 900/316/BAKD per 5 April 2007Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

SE 900/079/BAKD per 12 Pebruari 2008Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah

SE 900/743/BAKD per 4 September 2007Modul Akuntansi Pemerintah DaerahPenjelasan dan petunjuk teknis Pelaksanaan Penatausahaan, dan akuntansi keuangan daerah agar dapat dipahami secara baik dari SE900/316/BAKD/2007

Page 3: SAP Kebijakan Sisdur Akuntansi Daerah

DRAFT KEBIJAKAN AKUNTANSI DAERAHDinas Pendapatan, Keuangan dan Aset, Kabupaten Sumbawa 2009

Hubungan SAP, Kebijakan, SISDUR

SAP KEBIJAKAN AKDA SISDUR AKDA

Prinsip-prinsip Akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan LK Pemerintah.

Prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh entitas pelaporan (daerah).

Sistem untuk pengumpulan, pemrosesan, data transaksi, serta mendistribusikan informasi tersebut kepada semua pihak yang memerlukan. Sisdur Penerimaan, Pengeluaran Kas dan Transaksi Non Kas.

1. Apa Dokumen/Formulir yang digunakan? 2. Bagaimana prosedur pencatatannya? 3. Bagaimana unsur Pengendalian Intern untuk tiap

transaksi;memadai/tidak? 4. Siapa yang berwenangmencatat dan melakukan transaksi,5. Kapan Transaksi tersebut dicatat atau diakui?6. Dimana transaksi tersebut dicatat SKPD atau PPKD