SANRI_PIM 4

75
Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia i Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2008 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187 Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia Jakarta - LAN - 2008 xxx hlm : 15 x 21 cm ISBN : xxx-xxxx-xx-x MODUL DIKLATPIM TINGKAT IV Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia Jakarta, 2008

description

mata diklat SANRI PIM 4

Transcript of SANRI_PIM 4

Page 1: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

i

Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara

Edisi Tahun 2008

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110

Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Jakarta - LAN - 2008xxx hlm : 15 x 21 cm

ISBN : xxx-xxxx-xx-x

MODUL DIKLATPIM TINGKAT IV

Lembaga Administrasi Negara - Republik IndonesiaJakarta, 2008

Page 2: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

iii

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaianmenegaskan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional,diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkemampuan melaksanakan tugassecara profesional. Untuk mewujudkan profesionalisme PNS ini, mutlakdiperlukan peningkatan kompetensi, khususnya kompetensikepemimpinan bagi para pejabat dan calon pejabat Struktural EselonIV baik di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah. Sebagai pejabatstruktural yang berada pada posisi paling depan atau ujung tombak, pejabatstruktural eselon IV memainkan peran yang sangat penting karenabertanggung jawab dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan-kegiatansecara langsung, sehingga buah karyanya dapat dirasakan secara langsungoleh masyarakat.

Untuk mempercepat upaya peningkatan kompetensi tersebut, LembagaAdministrasi Negara (LAN) telah menetapkan kebijakan desentralisasidalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Dengankebijakan ini, jumlah penyelenggaraan Diklat dapat lebih ditingkatkansehingga kebutuhan akan pejabat struktural eselon IV yang profesionaldapat terpenuhi. Agar penyelenggaraan dan alumni tersebut menghasilkankualitas yang sama, walaupun diselenggarakan dan diproses oleh LembagaDiklat yang berbeda, maka LAN menerapkan kebijakan standarisasiprogram Diklat Kepemimpinan Tingkat IV. Proses standarisasi meliputi

keseluruhan aspek penyelenggaraan Diklat, mulai dari aspek kurikulumyang meliputi rumusan kompetensi, mata Diklat dan strukturnya, metodedan skenario pembelajaran sampai pada pengadministrasianpenyelenggaranya. Dengan proses standarisasi ini, maka kualitaspenyelenggaraan dan alumni dapat lebih terjamin.

Salah satu unsur penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV yangmengalami proses standarisasi adalah modul atau bahan ajar untuk parapeserta (participants’ book). Disadari sejak modul-modul tersebutditerbitkan, lingkungan strategis khususnya kebijakan-kebijakan nasionalpemerintah juga terus berkembang secara dinamis. Di samping itu, konsepdan teori yang mendasari substansi modul juga mengalami perkembangan.Kedua hal inilah yang menuntut diperlukannya penyempurnaan secaramenyeluruh terhadap modul-modul Diklat Kepemimpinan Tingkat IV ini.

Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan modul-modul yangtelah mengalami penyempurnaan ini, dan mengaharapkan agar pesertaDiklat Kepemimpinan Tingkat IV dapat memanfaatkannya secara optimal,bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama pesertadan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama Diklatberlangsung.

Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kamihaturkan terima kasih. Semoga modul hasil perbaikan ini dapatdipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 14 Maret 2008

KEPALALEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

SUNARNO

iv

Page 3: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

v vi

DAFTAR ISI

Lembar Judul. ....................................................................Lembar Pengesahan ISBN. ..................................................Kata Pengantar. ....................................................................Daftar Isi. ...............................................................................

ii iiiiv

Page 4: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Page 5: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAdministrasi negara sebagai Sistem (Sistem Administrasi Negara)pada dasarnya adalah sistem penyelenggaraan kebijakan negarayang meliputi pengelolaan proses kebijakan mulai dari perumusan,penetapan, pelaksanaan sampai dengan tahap evaluasi kinerjasatuan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan bangsa.

Dalam kaitan ini lembaga-lembaga negara yang ada merupakaninstitusi penyelenggaraan sistem kebijakan tersebut. Lembaga-lembaga Negara tersebut terlibat dalam proses perumusan suatukebijakan sesuai dengan peran dan fungsi manajemen lembagatersebut. Dengan perkataan lain bahwa administrasi negara sebagaisuatu sistem yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan negara melaluilembaga-lembaga negara yang berbentuk peran dan fungsinya sesuaidengan ketentuan Administrasi negara yaitu UUD 1945.

Sistem administrasi negara pada dasarnya mengandung unsur-unsurtertentu seperti lazimnya suatu sistem, yaitu:

a. Nilai, yang mencakup landasan, falsafah, cita-cita dan tujuannegara;

b. Struktur, yang menggambarkan keberhasilan lembaga-lembaganegara dan lembaga-lembaga pemerintah dengan kewenanganmasing-masing;

c. Proses, yang berupa kegiatan dan saling hubungan antaralembaga-lembaga yang ada dalam negara dalam mewujudkantujuan berbangsa yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuanorganisasi dan tuntutan seluruh rakyat sebagai pemilikkeseluruhan negara.

Sistem dan proses administrasi negara yang dikembangkan dalammenghadapi dinamika dan kompleksitas kehidupan suatu negara ataubangsa memerlukan penyelesaian misalnya dengan pandangan hidup,cita-cita dan tujuan bangsa dalam bernegara sistem dengan konstitusinegara yang bersangkutan. Hal ini disebabkan tidak ada satu negarapun yang memiliki landasan falsafah dan pandangan hidup, ataupunkonstitusi dan kondisi lingkungan yang sama persis dengan negaralain. Oleh karena itu sistem administrasi negara dari suatu negaramemiliki keunikan tersendiri seperti halnya dengan sistemadministrasi negara Republik Indonesia.

B. Deskripsi SingkatMata Diklat ini menjelaskan tentang Sistem Administrasi NegaraRI yang meliputi aspek kelembagaan, kepegawaian, susunankewenangan, hubungan antar lembaga Tertinggi/Tinggi Negarabeserta penjabaran dan mekanisme hubungan kerjanya, sehinggadipahami posisi dan peran instansinya dalam sistem penyelenggaraanpemerintahan Negara.

C. Hasil BelajarSetelah membaca modul SANRI ini peserta mampu memahami,menjelaskan peran dan hubungan antar lembaga serta menjelaskanposisi dan peran instansinya dalam kerangka sistem administrasiNegara Republik Indonesia.

2

Page 6: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia3

4

D. Indikator Hasil BelajarIndikator-indikator hasil belajar adalah:

1. Peserta mampu memahami dan menjelaskan AdministrasiNegara Indonesia sebagai suatu sistem;

2. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kedudukan dansusunan lembaga-lembaga negara;

3. Peserta mampu memahami dan menjelaskan SistemPenyelenggaraan Pemerintahan Negara;

4. Peserta mampu memahami dan menjelaskan tentang pentingnyakoordinasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

E. Materi PokokMateri pokok yang dibahas dalam modul SANRI ini adalah:

1. Administrasi Negara Indonesia Sebagai Suatu Sistem;

2. Kedudukan dan Susunan Lembaga-lembaga Negara;

3. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara;

4. Koordinasi dan Hubungan Kerja.

F. ManfaatBerbekal hasil belajar pada modul SANRI ini peserta diharapkanmampu memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan dalampenyelenggaraan Negara tersebut guna peningkatan kinerjainstansinya.

BAB IIADMINISTRASI NEGARA INDONESIA

SEBAGAI SUATU SISTEM

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan Administrasi Negara sebagai suatu sistem

A. AdministrasiAdministrasi oleh Leornard D. White dikatakan sebagai proses yangumum terdapat dalam semua usaha kelompok, negara ataupunswasta, sipil ataupun militer, berskala kecil maupun besar.“Administration is a process common to all group effort, publicor private, civil or military, large or small scale” (1958:1).Sedangkan Dimock & Dimock mengemukakan : “In its broadestsense, administration (or management, a word used inter-changeably with in common parlance) is involed in almost everyindividual or group activity”. Dalam pengertiannya yang sangatluas, administrasi (atau manajemen, satu kata yang dalam percakapanumum saling dipertukarkan penggunaannya dengan administrasi)bersangkutan dengan setiap aktivitas individu atau kelompok.Selanjutnya Dimock & Dimock menegaskan bahwa pada dasarnyaadministrasi merupakan aktivitas kerja sama kelompok”basicallyadministration is cooperative group activity” (1956:3).

Page 7: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Dari pengertiannya yang hakiki itu, dapatlah dikenali unsur-unsur atausub-sub sistem yang mengakibatkan terjadinya sistem administrasitersebut, yaitu : manusia, tujuan, tugas, kerjasama dan sarana.

1. Manusia

Karena administrasi adalah aktivitas kerjasama kelompok, makajumlah manusia adalah dua atau lebih. Manusia dalam administrasimencakup mereka yang menentukan dan melaksanakan tugaspencapaian tujuan. Disatu pihak manusia menentukan tujuan,sebaliknya rekrutmen manusia-manusianya kemudian dipengaruhioleh tujuan yang akan dicapai dan tugas-tugas yang harusdilaksanakan.

2. Tujuan

Disamping dipengaruhi dan mempengaruhi manusianya, tujuanjuga menentukan tugas-tugas apa yang dilaksanakan danbagaimana kerjasama serta apa sarananya. Sebaliknyapencapaian tujuan akan dipengaruhi bagaimana pelaksanaantugas, kerjasama dan sarananya.

3. Tugas

Tugas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tujuan, manusia,kerjasama dan sarana.

4. Kerjasama

Kerjasama mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tujuan, manusia,tugas dan juga sarana-sarananya.

5. Sarana

Sarana mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tujuan, manusia,tujuan dan kerjasama. Sarana meliputi dana, alat dan perabotkerja, tempat kerja dan lain-lain.

Sistem administrasi dengan sub-sistemnya yang hakiki tersebut dapatdivisualisasikan seperti dalam gambar 1.

Gambar : 1. Sistem Administrasi

B. Administrasi NegaraAdministrasi negara merupakan salah satu kekhususan (spesies)dari administrasi yang bersifat umum (genus), disampingAdministrasi privat (bisnis) dan administrasi internasional. KarenaAdministrasi adalah suatu sistem, maka administrasi Negara jugaadalah suatu sistem seperti halnya sistem administrasi.

Leonard D. White (1958:1) menyebutkan bahwa dalam pengertianyang luas, administrasi negara terdiri atas seluruh kegiatanpelaksanaan yang bertujuan untuk memenuhi atau mendukungkebijakan negara “in broadest terms, public administrationconsists of all those operation having for their purpose thefulfillment or enforcement of public policy”. Dimock & Koenig(dalam Drs. Soewarno Handayaningrat, 1986:3), menyatakan bahwaadministrasi negara adalah kegiatan negara dalam melaksanakan

65

TUJUAN

TUGASMANUSIAKERJASAMA

SARANA

TUJUAN

TUGASMANUSIAKERJASAMA

SARANA

Page 8: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia8

kekuasaan politiknya; dalam arti sempit adalah kegiatan departemendalam melaksanakan pemerintahan “Public administration is theactivity of the state in the exercise of its political powers; in anarrow sense, the activity of the executive departement in theconduct of the government”. Sedangkan Pfiffner dan Presthus(1967:7) mendefinisikan administrasi negara sebagai koordinasiupaya-upaya individu dan kelompok untuk melaksanakan kebijakannegara. “Public administration may be defined as thecoordination of individual and group efforts to carry out publicpolicy”. Dari berbagai kutipan tersebut di atas, dapat disimpulkanbahwa sistem administrasi negara bisa diartikan secara luas ataupunsempit serta mempunyai tujuan untuk mewujudkan kebijakan negara,memecahkan problem dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ataumelayani masyarakat. Administrasi negara dalam arti luas mencakupkeseluruhan kegiatan negara, yang berarti mencakup kegiatankeseluruhan lembaga negara dalam rangka mewujudkan tujuan dancita-cita negara. Sedangkan dalam arti sempit merupakankeseluruhan kegiatan lembaga eksekutif dalam rangka mewujudkantujuan dan kebijakan negara/pemerintah.

Mengenai sub sistem tugas, seperti disebutkan oleh White,administrasi negara meliputi keseluruhan kegiatan pelaksanaan dalampencapaian tujuan tersebut, yang mencakup semua sektor ataubidang seperti kesehatan, pertanian, pendidikan dan lain-lain (loc.cit).Sub sistem manusia meliputi seluruh pejabat negara dan pejabatpemerintah, dan juga masyarakat yang dilibatkan dalam pencapaiantujuan pemerintah, dengan koordinasi yang baik dan penggunaansarana kerja yang memadai. Sedangkan sarana mencakup dana,gedung kantor, kendaraan, perabotan, peralatan dan lainnya.Kerjasama dilakukan melalui berbagai mekanisme dan cara sepertipenetapan kebijakan, rencana, program dan prosedur yang harusditaati oleh semua pihak, pertemuan/rapat, briefing dan lainsebagainya.

Administrasi negara juga berinteraksi dengan berbagai sistem diluarnya, yang merupakan faktor-faktor ekologi atau lingkungan yangpada dasarnya terdiri dari lingkungan alami dan sosial dan sekaligusmempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu administrasi negara. Olehkarena itu administrasi negara berkembang terus.

C. Sistem Administrasi Negara Indonesia1. Pengertian

Pada dasarnya sistem administrasi negara Indonesia tidaklahberbeda dengan sistem administrasi negara lain, memiliki unsur-unsur dan dipengaruhi faktor lingkungan yang gambarannya telahdikemukakan dalam Sub Bab di atas. Namun demikian, karenatidak ada dua negara yang situasi dan kondisinya sepenuhnyasama, maka dalam eksistensinya sistem administrasi negaraIndonesia juga tidak sepenuhnya sama dengan sistem administrasinegara lain manapun. Administrasi Negara Indonesia juga dapatdiartikan secara luas maupun sempit.

Sistem Penyelenggaraan Negara dan Sistem Penyeleng-garaan Pemerintahan Negara.

Dalam kehidupan bernegara berdasarkan UUD 1945 selama inidikenal adanya istilah yang erat kaitannya dengan administrasinegara sebagai sistem yang dipraktekkan. Kedua istilah itu adalahPenyelenggaraan Negara dan Penyelenggaraan PemerintahanNegara.

a. Sistem Penyelenggaraan Negara adalah SistemAdministrasi Negara Indonesia dalam arti luas.

Setelah reformasi istilah Penyelengaraan Negara digunakandalam beberapa Ketetapan MPR (TAP MPR), seperti TAP

7

Page 9: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia9 10

MPR No.XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negarayang Bersih dan Bebas, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;TAP MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi IndonesiaMasa Depan.

Pengertian penyelenggaraan juga terdapat dalam Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang PenyelenggaraanNegara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi danNepotisme, di mana dalam Pasal 1 nya menyebutkan:“Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif,legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsidan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraannegara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Sedangkan dalam Pasal 2Undang-Undang, dalam penyelenggara negara meliputi :

1) Pejabat Negara pada Lembaga Negara;

2) Menteri;

3) Gubernur, sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah;

4) Hakim, meliputi hakim disemua tingkatan Pengadilan;

5) Pejabat Negara yang lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya:Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri yang berkedudukansebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh,Wakil Gubernur, dan Bupati/Walikota;

6) Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalamkaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pejabat dimaksud adalah Pejabat yang tugas danwewenangnya di dalam melakukan penyelenggaraannegara rawan terhadap praktek KKN, yang meliputi:

a) Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural lainnya padaBUMN dan BUMD;

b) Pimpinan Bank Indonesia;

c) Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri;

d) Pejabat Eselon I dan Pejabat lain yang disamakan dilingkungan sipil, militer dan POLRI;

e) Jaksa;

f) Penyelidik;

g) Panitera Pengadilan, dan

h) Pemimpin dan Bendaharawan Proyek.

Drs. Moerdiono (Iklum STIA, 1995 : 210-211) menyebutkan,bahwa istilah penyelenggaraan negara bisa dipahami dalamartian sempit maupun dalam artian luas. Dalam artian sempit,istilah ini berarti Lembaga Tertinggi serta Lembaga-lembagaTinggi Negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar1945 (Penulis: dalam UUD 1945 yang telah diamandementidak ada lagi istilah Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara,semuanya disebut lembaga negara). Dalam artian luas, istilahitu mengacu kepada tataran suprastruktur politik, maupun yangada pada tataran infrastruktur politik. Secara pribadi Drs.Moerdiono cenderung kepada artian yang luas ini, mengingatbahwa Negara kita dirancang berdasar pada kekeluargaan,persatuan dan kesatuan antara negara dan rakyat.

Berkaitan dengan uraian tentang penyelenggaraan negaraini dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 menegaskan bahwa:penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pem-bangunan nasional dalam segala aspek kehidupanbangsa, oleh penyelenggara negara, yaitu lembaga

Page 10: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia11 12

tertinggi dan lembaga tinggi negara bersama-samasegenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah negaraRepublik Indonesia.

Kebijakan sebagaimana ditegaskan dalam TAP MPR tersebutselain sesuai dengan rancangan UUD 1945 sebagaimana di-ungkapkan Drs. Moerdiono, juga sejalan dengan paradigmabaru dalam administrasi negara, yakni Good Governance.Governance yang menekankan perlu dilibatkannya semuastakeholder dalam pengelolaan negara, baik dari sektorpemerintah/negara/publik maupun semi pemerintah, duniausaha, LSM dan lain-lain. Osborne dan Gaebler (1992 : 2)menyatakan bahwa “Governance adalah proses kitasecara kolektif memecahkan masalah kita dan memenuhikebutuhan masyarakat”.

Berkaitan dengan paradigma baru dalam sistem administrasinegara Indonesia, telah ditetapkan asas-asas umumpenyelenggaraan negara yang harus menjadi acuan dalampenyelenggaraan negara dan pemerintahan negara olehAparatur Negara. Asas-asas Umum PenyelenggaraanNegara tersebut (sebagaimana tertera dalam UU No.28Tahun 1999) adalah:

1) Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negarahukum yang mengutamakan landasan peraturanperundang-undangan, kapatuhan, dan keadilan dalam setiapkebijakan Penyelenggaraan Negara;

2) Asas Kepentingan Umum, yaitu asas yangmendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yangaspiratif, akomodatif dan selektif;

3) Asas Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri ter-hadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yangbenar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggara-an negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atashak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara;

4) Asas Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakankeseimbangan antara hak dan kewajiban PenyelenggaraNegara;

5) Asas Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakankeahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku;

6) Asas Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwasetiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyeleng-garaan negara harus dapat dipertanggungjawabkankepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegangkedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

Selanjutnya baik pula dikemukakan tentang istilah AparaturNegara. Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga danpejabat negara serta pemerintahan negara yang meliputiaparatur kenegaraan dan aparatur pemerintahan.

Batasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Aparatur negara terdiri atas aparatur kenegaraan danaparatur pemerintahan;

2) Pengertian aparatur mencakup lembaga dan manusia/pejabatnya;

3) Aparatur kenegaraan adalah lembaga-lembaga negaraberdasarkan UUD 1945 dan perubahannya (MPR,

Page 11: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia13 14

Presiden, DPR, DPD, BPK, MA dan MK) besertapejabat/anggotanya;

4) Aparatur pemerintahan adalah instansi-instansi pemerintahbaik di pusat maupun di daerah beserta pejabat/pegawainegerinya.

Sebelumnya, disebutkan pula bahwa aparatur pemerintahtermasuk badan-badan usaha milik negara dan daerah selakuaparatur perekonomian negara. Pernyataan ini dapat ditafsirkanbahwa aparatur pemerintah meliputi:

1) Aparatur pemerintahan, yaitu Departemen, LPND, Dinas,Kanwil dan sebagainya yang menjalankan fungsi pelayanandan pengaturan/pengayoman dan tidak mempunyai motifmencari keuntungan;

2) Aparatur perekonomian negara, yaitu perusahaan/badanusaha milik negara dan perusahaan/badan usaha milikdaerah, yang terutama harus menjalankan fungsi bisniswalaupun tidak semata-mata mencari keuntungan.

Dari uraian di atas, dengan demikian dapat dikemukakanbahwa aparatur negara meliputi :

1) Aparatur kenegaraan;

2) Aparatur pemerintahan;

3) Aparatur perekonomian negara.

Atau aparatur negara terdiri atas:

1) Aparatur kenegaraan;

2) Aparatur pemerintah, yang meliputi:

a) Aparatur pemerintahan;

b) Aparatur perekonomian negara.

Berhubung dengan itu, dapatlah diketahui bahwa aparaturnegara tidak lain adalah penyelenggara negara dalam tatanansupra struktur.

Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa penyeleng-garaan negara itu dilaksanakan oleh keseluruhan aparaturnegara beserta seluruh rakyat.

Berdasarkan itu, dengan memperhatikan pengertianadministrasi negara dalam arti luas seperti antara laindikemukakan oleh Dimock dan Koenig di muka, dapatdisimpulkan bahwa administrasi negara Indonesia dalam artiluas adalah penyelenggaraan negara sebagaimana dimaksuddi atas yang selanjutnya dapat dirumuskan bahwa SistemAdministrasi Negara Indonesia dalam artian luas adalah sistempenyelenggaraan negara Indonesia, yang merupakan sistempenyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segalaaspeknya, dengan memanfaatkan dan mendayagunakansegala kemampuan keseluruhan aparatur negara besertaseluruh rakyat, di seluruh wilayah negara Indonesia, sertasegenap dana dan daya yang tersedia secara nasional, demitercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional/negarasebagaimana tersebut dalam UUD 1945.

b. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara adalahSistem Administrasi Negara Indonesia dalam artian sempit.

Sebelum adanya perubahan (amandemen) UUD 1945, dalamPenjelasan Umum UUD 1945 memuat uraian tentang sistempemerintahan negara dengan 7 asasnya, yaitu (I). Indonesiaialah Negara yang berdasar atas hukum (Rechtstaat), (II).Sistem Konstitusional, (III). Kekuasaan negara yang tertinggi

Page 12: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia15 16

ditangan MPR, (IV). Presiden ialah penyelenggara pemerintahnegara yang tertinggi di bawah Majelis, (V). Presiden tidakbertanggung jawab kepada DPR, (VI). Menteri-menteriNegara ialah pembantu Presiden. Menteri Negara tidakbertanggung jawab kepada DPR, dan (VII). KekuasaanKepala Negara tidak tak terbatas.

Dengan adanya perubahan (amandemen) UUD 1945,penjelasan UUD 1945 tidak ada lagi. Namun asas-asas sistempemerintahan negara tercakup dalam pasal-pasal UUD 1945dengan beberapa perubahan seperti:

1) Pasal 1 ayat (3) yang menyebutkan bahwa: NegaraRepublik Indonesia adalah negara hukum;

2) Pasal 1 ayat (2) yang menyebutkan bahwa kedaulatanberada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD1945. Pasal ini jelas menyatakan bahwa Negara RepublikIndonesia menganut Sistem Konstitusional;

3) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 ini juga berarti bahwakekuasaan negara tertinggi ditangan rakyat, tidak lagiditangan MPR. Hal ini dapat terlihat pula dalam Pasal 6Aayat (1) yang menyebutkan bahwa Presiden dan WakilPresiden dipilih langsung oleh Rakyat. Sedangkan MPRdalam hal ini tugasnya hanya melantik Presiden dan WakilPresiden terpilih;

4) Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa:Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaanpemerintahan menurut UUD 1945;

5) Pasal 7B ayat (2) menyebutkan bahwa usul pemberhentianPresiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan olehDPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu

mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusiuntuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapatDPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telahmelakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatanterhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana beratlainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwaPresiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhisyarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.Pendapat DPR tersebut adalah dalam rangkapelaksanaan fungsi pengawasan DPR. Kemudian Pasal7B ayat (6) menyebutkan bahwa MPR wajibmenyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPRtersebut paling lambat tiga puluh hari sejak MPRmeresmikan usul tersebut. Selanjutnya Pasal 7Cmenyebutkan bahwa Presiden tidak dapat membekukandan/atau membubarkan DPR;

Pasal-pasal tersebut menunjukkan bahwa Presiden tidakbertanggung jawab baik kepada DPR maupun kepadaMPR;

6) Pasal 17 ayat (1) menyebutkan bahwa: Presiden dibantuoleh Menteri-Menteri Negara dan ayat (2) nyamenyebutkan bahwa Menteri-Menteri itu diangkat dandiberhentikan oleh Presiden. Hal ini berarti bahwaMenteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR;

7) Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 7 yang menyebutkan bahwaPresiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selamalima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalamjabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan Presiden tersebutadalah terbatas.

Page 13: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia17 18

Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 tersebut di atasdapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pemerintahannegara adalah penyelenggara pemerintahan yangdilaksanakan oleh Presiden dengan kekuasaan pemerintahandan termasuk hak legislatif yang dimilikinya berdasarkanUUD 1945. Drs Moerdiono (op cit : 211) menjelaskan : bahwasesuai dengan sistem pemerintahan berdasar UUD 1945,maka yang disebut pemerintah itu adalah Presiden; menurutpasal 4 ayat 1 UUD 1945 ditangan Presidenlah seluruhkekuasaan pemerintahan; selain dari kekuasaan eksekutif,Presiden juga dibekali dengan hak legislatif, yaitu berhakmengajukan RUU kepada DPR.

Dalam hubungan ini A. Hamid S. Atamimi (1990 : 123-124)berpendapat pula sebagai berikut :

…Pengertian “Sistem Pemerintahan” dalam kata-kataSistem Pemerintahan Negara ialah sistem bekerjanyaPemerintah sebagai fungsi yang ada pada Presiden yangmemegang fungsi tersebut …

Dengan perkataan lain, membicarakan sistem pemerintahannegara pada hakikatnya membicarakan sistem kerja fungsipemerintahan yang dilakukan oleh presiden dalamhubungannya dengan sistem kerja fungsi Lembaga TertinggiNegara dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara lainnya …

Singkatnya, dalam membicarakan Sistem PemerintahanNegara kita tidak membicarakan Sistem PenyelenggaraanNegara oleh Lembaga-lembaga Tertinggi dan TinggiNegara secara keseluruhan.

Mengenai sistem penyelenggaraan negara dan tentang sistempemerintahan negara akan diuraikan lebih lanjut pada Bab IIIdan Bab IV.

Sudah barang tentu sistem penyelenggaraan pemerintahannegara juga dilakukan oleh pemerintah bersama-sama denganseluruh rakyat. Pertama karena penyelenggaraan pemerintahannegara merupakan bagian tak terpisahkan dari penyelenggaraannegara, yang seperti telah disebutkan di atas dilaksanakan olehkeseluruhan lembaga negara beserta seluruh rakyat. Keduakarena paradigma baru dalam administrasi negara GoodGovernance, sebagaimana sudah disebutkan pula di atas.

Dengan memperhatikan batasan administrasi negara dalamarti sempit seperti diutarakan dimuka, maka sistem penyeleng-garaan pemerintahan negara sebenarnya merupakan sistemadministrasi negara Indonesia dalam artian sempit.

Sistem administrasi negara Indonesia dalam artian sempit atausistem penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia adalahkeseluruhan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan(pouvoir executif/executive power) dengan memanfaatkandan mendayagunakan kemampuan pemerintah dan segenapaparatur pemerintah dari semua peringkat pemerintahan besertaseluruh rakyat dari seluruh wilayah negara Indonesia, dandengan memanfaatkan pula segenap dana dan daya yangtersedia secara nasional demi tercapainya tujuan dan tugasnasional/negara sebagaimana tersebut dalam UUD 1945.

Mengutip Drs. Moerdiono dimuka telah disinggung tentangistilah supra struktur politik dan infra struktur politik dalampenyelenggaraan negara. Adapun yang dimaksud dengan suprastruktur sebenarnya tidak lain adalah keseluruhan aparaturnegara (aparatur kenegaraan dan aparatur pemerintahan)tersebut di atas, yang sering pula disebut sektor pemerintah/negara/publik. Sedangkan infra struktur adalah sektor nonpemerintah/ negara/ publik yang meliputi organisasi politik,

Page 14: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia19 20

organisasi sosial dan lembaga swadaya masyarakat, duniausaha dan koperasi serta masyarakat madani.

Apabila pengertian sistem penyelenggaraan negara sebagaiadministrasi negara Indonesia dalam arti luas dan sistempenyelenggaraan pemerintahan negara sebagai administrasinegara Indonesia dalam arti sempit dikaji secara kesisteman,maka sub-sub sistemnya dapat disebutkan sebagai berikut :

1) Tujuan

Baik sistem penyelenggaraan negara (sistemadministrasi negara Indonesia dalam arti luas) maupunsistem penyelenggaraan pemerintahan negara (sistemadministrasi negara Indonesia dalam arti sempit),tujuannya adalah mewujudkan tujuan dan melaksanakantugas nasional/negara sebagaimana disebutkan dalamalinea keempat pembukaan UUD 1945, yaitu:

a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpahdarah Indonesia;

b) Memajukan kesejahteraan umum;

c) Mencerdaskan kehidupan bangsa;

d) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dankeadilan sosial.

Tujuan sekaligus tugas nasional/negara tersebutmerupakan misi yang harus diemban oleh seluruhpenyelenggara negara beserta seluruh rakyat Indonesia,dalam rangka mewujudkan visi bangsa tentang NegaraIndonesia. Adapun Visi bangsa Indonesia tentangnegara, gambaran tentang negara yang diidamkan, telah

dirumuskan oleh Bapak Bapak Pendiri Negara dalamalinea kedua Pembukaan UUD 1945, yaitu negaraIndonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

2) Manusia

Dalam hal sistem penyelenggaraan negara, sub sistemmanusia terdiri dari seluruh aparatur negara besertaseluruh rakyat. Adapun dalam hal sistem penyelenggaraanpemerintahan negara, sub sistem ini meliputi para pejabatdalam lembaga pemerintah/eksekutif beserta seluruhrakyat.

3) Tugas

Sub sistem tugas dalam suatu penyelenggaraan negarapada pokoknya adalah penyelenggaraan kehidupannegara dan bangsa dalam segala aspeknya. Dalamlingkungan supra struktur politik dengan sendirinya tugastersebut terbagi kedalam tugas dari lembaga-lembaganegara sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Sub sistem tugas dalam sistem penyelenggaraanpemerintahan negara pada pokoknya adalah penyeleng-garaan keseluruhan kekuasaan pemerintahan. Tugas dalamsistem penyelenggaraan pemerintahan sering dibedakanantara tugas umum pemerintahan (bukan tugaspemerintahan umum, yang hanya merupakan sebagiandari tugas pokok Departemen Dalam Negeri saja) dantugas pembangunan. Tugas umum pemerintahan atausering pula disebut tugas rutin pemerintahan adalah tugas-tugas yang sejak dahulu telah dilaksanakan olehpemerintah di mana saja seperti pemeliharaan ketertibandan keamanan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan tugas pembangunan ialah tugas yang

Page 15: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia21 22

dilaksanakan dalam rangka program pembangunan.Dalam praktek administrasi negara di negara-negaraberkembang, seperti halnya di Indonesia, sering sulitmembedakan antara mana pelaksanaan tugas umumpemerintahan dan mana tugas pembangunan, atau apakahseseorang sedang melaksanakan tugas umumpemerintahan ataukah tugas pembangunan. Hal inidisebabkan karena konsep pembangunan: Membangunmanusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya disatupihak. Di lain pihak tidak dapat dihindarkan, bahwa upayapembangunan masih juga mencakup masalah-masalahatau kebutuhan-kebutuhan yang sangat elementer yangseharusnya merupakan tugas rutin. Misalnya seorangpetugas di Puskesmas yang menyuntik pasien, seorangpolisi lalu lintas yang menindak pelanggar lalu lintas,mereka itu apakah sedang melaksanakan tugas pem-bangunan (Bidang Kesehatan Masyarakat dan Pem-bangunan Hukum) ataukah sedang melaksanakan tugasumum/rutin pemerintahan?.

4) Kerjasama

Dengan terlibatnya keseluruhan aparatur negara ataupemerintah dan keseluruhan jajaran aparatur peme-rintahan dari semua peringkat pemerintahan, besertaseluruh rakyat dari seluruh wilayah negara, secara implisitjelas telah mengandung pengertian harus adanyakerjasama : kerjasama antara aparatur secara horisontalmaupun vertikal, kerjasama antara komponen dalammasyarakat sendiri serta kerjasama antara aparatur negaradengan masyarakat.

Untuk kerjasama antara sektor pemerintah/negara/publik dengan masyarakat atau sektor non pemerintah/negara/publik, istilah yang lebih baik adalah kemitraan.Kemitraan lebih mengandung pengertian kedudukanyang sejajar (partnership), bukan antara pengaturdengan yang diatur.

5) Sarana

Segenap dana dan daya yang tersedia secara nasionalmerupakan sub sistem sarana dalam sistem penyeleng-garaan negara maupun sistem penyelenggaraan pe-merintahan. Yang tersedia secara nasional, berarti bukansaja dana dan daya yang dimiliki oleh pemerintah, tetapijuga dana dan daya yang ada di masyarakat.

2. Fungsi Aparatur Negara

Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunannasional dalam segala aspek kehidupan bangsa, oleh penyeleng-gara negara, yaitu lembaga-lembaga negara bersama-sama segenaprakyat Indonesia di seluruh wilayah negara Republik Indonesia.Oleh karena itu, salah satu misi pembangunan adalahpemberdayaan masyarakat dan peningkatan kekuatan ekonominasional. Misi lainnya antara lain adalah perwujudan aparaturnegara yang berfungsi melayani.

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan peningkatankekuatan ekonomi tersebut, fungsi pelayanan dari aparatur negaratersebut haruslah diartikan secara luas termasuk pengayoman,sehingga prakarsa dan peran serta aktif masyarakat dapat tumbuhdengan baik. Pemberdayaan atau penumbuhkembangan prakarsadan peran aktif masyarakat itulah sebenarnya yang merupakan

Page 16: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia23

esensi dari fungsi pelayanan dan pengayoman aparatur negara.Jelasnya fungsi aparatur negara adalah melayani, mengayomidan memberdayakan masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut tidakhanya harus dilakukan oleh aparatur pemerintah, tetapi juga harusoleh aparatur kenegaraan. Pelayanan permintaan kasasi dan PKdari masyarakat oleh Mahkamah Agung misalnya, haruslahsekaligus dibarengi fungsi pengayomannya, sehingga keputusan-keputusan MA benar-benar mencerminkan rasa keadilanmasyarakat. Keputusan yang demikian itu akan mendorongtumbuhnya prakarsa dan peran serta yang positif dan aktif. Halyang sama juga agar produk-produk legislatif DPR, benar-benardapat menjadi instrumen pemberdayaan masyarakat yang efektif.

3. Landasan

a. Landasan Idiil

Pancasila sebagaimana dirumuskan dalam alinea keempatPembukaan UUD 1945 merupakan landasan idiil bagipenyelenggaraan administrasi negara Indonesia, yaitu :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa;

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3) Persatuan Indonesia;

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaandalam permusyawaratan perwakilan;

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila merupakan satu sistem, karena kelima sila harusdiamalkan sebagai satu kesatuan. Tidak mungkin orangmengamalkan dengan baik satu sila tanpa mengamalkan denganbaik sila-sila yang lain.

b. Landasan Konstitusional

UUD 1945 telah mengalami perubahan pertama tahun 1999dan perubahan kedua tahun 2000, perubahan ketiga tahun2001, dan perubahan keempat tahun 2002. Karena UUD 1945merupakan konstitusi yang berlaku, maka UUD 1945 dengansegenap perubahannya menjadi landasan konstitusional bagisistem administrasi negara Republik Indonesia. Keseluruhanisi Pembukaan, dan pasal-pasalnya menjadi landasanpenyelenggaraan administrasi negara Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 antara lain memuat cita-citanasional, tujuan dan sekaligus tugas nasional/negara, sertaPancasila sebagaimana telah dikemukakan. Pasal-Pasal UUD1945 yang antara lain menetapkan bentuk dan kedaulatannegara, kedudukan dan fungsi lembaga-lembaga negara,kementerian negara, pemerintahan daerah, wilayah negara,warga negara dan penduduk, pertahanan dan keamanan negaradan lain-lain.

c. Landasan Operasional

Landasan operasional sistem administrasi negara RepublikIndonesia terutama dalam kegiatan pembangunan adalah :

1) Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-Undang ini tercakup landasan hukum di bidangperencanaan pembangunan baik oleh Pemerintah Pusatmaupun Pemerintah Daerah. Dalam Undang-Undang iniditetapkan pada bahwa Sistem Perencanaan PembangunanNasional salah satu kesatuan Tata Cara PerencanaanPembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan

24

Page 17: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia25 26

dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yangdilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahandi Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat.

2) Peraturan Presiden RI No.7 Tahun 2005 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun2004-2009:

a) RPJM Nasional adalah dokumen perencanaanpembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahunterhitung sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2009;

b) RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misidan program Presiden hasil Pemilihan Umum yangdilaksanakan secara langsung pada tahun 2004;

c) RPJM Nasional menjadi pedoman bagi:

Kementerian/Lembaga dalam menyusun RencanaStrategis Kementerian/Lembaga;

Pemerintah Daerah dalam menyusun RPJM Daerah;dan

Pemerintah dalam menyusun Rencana KerjaPemerintah.

d. Landasan Kebijakan Lain

Landasan ini pada umumnya tertulis, tetapi ada pula yangtidak tertulis. Landasan kebijakan yang tertulis dapat berupaperaturan perundang-undangan dan yang tidak berbentukperaturan perundang-undangan.

1) Peraturan Perundang-undangan;

Dapat dikatakan hampir seluruh aspek dalam administrasinegara diatur dengan dan berlandaskan peraturanperundang-undangan. Hal ini dimaksudkan untuk:

a) Adanya kepastian hukum, karena Indonesia adalahnegara Hukum;

b) Melindungi masyarakat dari tindakan yang sewenang-wenang baik dari aparatur maupun dari pihak lain;

c) Melindungi aparatur dari tindakan masyarakat yangmelawan hukum.

2) Kebijakan yang tidak berbentuk peraturan Perundang-undangan, sebagaimana termuat dalam pidato-pidatokenegaraan Presiden, program kabinet dan lain-lain.

e. Faktor-faktor Lingkungan

Sistem Administrasi Negara Indonesia berinteraksi dengansistem-sistem lain yang merupakan faktor-faktor ekologi ataufaktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor ekologi/lingkunganadalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi olehsistem administrasi negara.

Eksistensi Sistem Administrasi Negara Indonesia banyakdipengaruhi secara simultan oleh faktor-faktor ekologi/lingkungan ini. Di lain pihak melalui kebijakan, program dantindakan aparatur, administrasi negara juga secara simultanmempengaruhi faktor-faktor ekologi/lingkungan tersebut.Sistem Administrasi Negara Indonesia, seperti halnya sistemadministrasi negara lain hanya dapat dipahami dengan baik,manakala orang mengetahui dan memahami faktor-faktorekologi/lingkungan serta keterkaitannya dengan sistemadministrasi negara.

Page 18: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia27 28

Adapun faktor-faktor ekologi/lingkungan Administrasi NegaraIndonesia antara lain adalah:

1) Faktor Fisik – Geografis

a) Negara kepulauan dengan lebih dari 13.000 buah pulaubesar dan kecil, yang keseluruhannya seluas 5.193.250Km2 termasuk 3.166.163 Km2 wilayah lautnya.

b) Terletak di jalan silang antara 2 samudra (SamudraPasifik dan Samudra Indonesia) dan di antara 2 buahbenua (Asia dan Australia).

c) Karena terletak di daerah garis khatulistiwa, Indonesiaberiklim tropis yang hanya mengenal musim kemaraudan musin hujan.

Karena kondisi fisik geografis yang antara lain seperti itu, makaIndonesia memerlukan aparatur perhubungan laut, bea cukaidan imigrasi yang handal, demikian pula angkatan laut yangkuat untuk mengamankan Wilayah yang luas itu.

Berbeda dengan negara lain yang memiliki 4 musim (musimpanas, gugur, dingin dan semi) dalam anggaran belanjaIndonesia tidak perlu ada alokasi dana untuk alat pemanas.

Sebaliknya program dan tindakan aparatur dapat pulamempengaruhi kondisi tersebut. Misalnya lembah menjadiwaduk, terowongan dibuat menembus pegunungan, daratanbertambah luas karena reklamasi pantai, dan lain-lain.

2) Faktor Demografi

Jumlah penduduk yang besar, dengan antara lain kualitas,intelektualitas dan penyebarannya yang kurang baik, antaralain telah menimbulkan program transmigrasi dan keluargaberencana serta program pendidikan yang terpaksa masih

lebih mengutamakan kuantitas ketimbang kualitas, dan lainsebagainya. Pada gilirannya keberhasilan program-program tersebut telah merobah kondisi kependudukanyang kurang menguntungkan itu, walaupun belum dapatmengatasi sepenuhnya. Kepadatan pulau Jawa dan Balirelatif berkurang, jumlah orang yang buta aksara jauhberkurang, dan lain-lain karena kebijaksanaan program dankegiatan administrasi negara.

3) Faktor Kekayaan Alam

Karena Indonesia kaya akan tambang perlu AparaturPertambangan untuk mengaturnya, sehingga dapatdimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.

Demikian pula Aparatur Kehutanan diperlukan untukmengurus hutan, dan lain-lain. Di lain pihak karena kebijakandan tindakan aparatur, hutan bakau di daerah DKI hampirmusnah, dapat dieksploitasi sumber-sumber tambang baru,binatang dan tumbuh-tumbuhan langka dilindungi dan dicegahkemusnahannya, dan lain-lain sebagainya.

4) Faktor Idiologi

Idiologi Pancasila sudah jelas mempengaruhi SistemAdministrasi Negara Indonesia, karena Pancasila adalahLandasan Idiil sistem administrasi negara Indonesia.

Komunisme yang telah dinyatakan sebagai idiologiterlarang, harus dicegah. Demikian juga masuknya idiologilain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.Berbicara idiologi secara luas, pembangunan dan jugaprivatisasi sebagai suatu idiologi misalnya telahmempengaruhi pula eksistensi administrasi negara.

Page 19: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia29 30

5) Faktor Politik

Instabilitas kehidupan politik misalnya jelas mempengaruhistabilitas sistem administrasi negara. Indonesia sudahmempunyai pengalaman terpecah-pecahnya aparaturkarena masuknya politik praktis kedalam aparatur yaitubaik pada zaman demokrasi liberal dan zaman Orde Lamamaupun dalam zaman Orde Baru. Perilaku birokrasiberubah-ubah sesuai dengan aspirasi politik yang dominan.KORPRI dibentuk dengan tujuan mencegah pengkotak-kotakan aparatur akibat masuknya politik praktis kedalamaparatur.

6) Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi yang kurang baik telah menyebabkanrendahnya kemampuan Pemerintah untuk menggaji danmenjamin kesejahteraan hidup Pegawai Negeri. Padagilirannya hal itu telah menyebabkan rendahnyaproduktivitas kerja pegawai, maraknya korupsi dan kolusidalam aparatur. Dan hal itu telah pula menjadi salah satupenyebab ekonomi biaya tinggi. Akan tetapi program dantindakan aparatur di bidang ekonomi yang berhasil baiktelah pula mengubah kondisi ekonomi menjadi lebih baik.

7) Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial budaya sangat mempengaruhi perilaku aparaturyang pada gilirannya mempengaruhi sistem administrasinegara itu. Banyaknya upacara-upacara dengan pidato-pidatosambutan pimpinan, ditambah lagi dengan pemukulan gong,pengguntingan pita dan lain-lain adalah cerminan budaya.Diakui telah terdapat hambatan budaya dalam pelaksanaanpengawasan melekat. Komunikasi dalam administrasi

terutama komunikasi atasan-bawahan sangat dipengaruhioleh budaya yang paternalistik. Sebaliknya program dantindakan-tindakan aparatur sedikit banyak telah mengubahbudaya; program transmigrasi telah mengubah falsafah“makan tidak makan asal kumpul” menjadi “kumpul tidakkumpul asal makan”; program KB telah pula berusahamengubah paham “banyak anak banyak rejeki”.Keberhasilan program pendidikan tidak dapat diingkaritelah merubah budaya pula.

8) Faktor Hankam

Bahwa kondisi keamanan mempengaruhi kinerja aparatur,kiranya sudah jelas, sebaliknya program dan tindakan yangbaik dari aparat keamanan telah memperbaiki kondisikeamanan. Program transmigrasi, program di bidangekonomi, misalnya telah mempengaruhi kondisi keamanan.

Delapan faktor tersebut oleh Lemhanas disebut sebagaiAsta Gatra (Asta = delapan, Gatra = ujud). 3 yangpertama disebut Tri Gatra adalah faktor alami, sedangkan5 yang lain, Panca Gatra adalah faktor sosial (Lemhanas,1989). Faktor-faktor tersebut tidak saja berdimensinasional tetapi memiliki dimensi regional dan global pula.

Delapan faktor itu secara simultan pengaruh mem-pengaruhi dengan sistem administrasi negara, disampingantar 8 faktor itu sendiri saling berinterakasi. Karena tidaksatupun negara lain yang secara keseluruhan kondisinyabenar-benar sama dengan Indonesia, maka tidak ada negaralain manapun yang sistem administrasinya benar-benarsama dengan sistem Administrasi Negara Indonesia. Yangmungkin hanyalah mirip saja. Dan sistem AdministrasiNegara Indonesia bersama-sama dengan berbagai sistemyang merupakan faktor lingkungannya itu membentukSistem Kehidupan Nasional.

Page 20: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia31 32

D. Latihan1. Mengapa penyelenggaraan negara berdasarkan UUD 1945

dapat dikatakan sebagai administrasi negara Indonesia dalamarti luas? Dan mengapa penyelenggaraan pemerintahan negaraIndonesia berdasarkan UUD 1945 merupakan administrasinegara Indonesia dalam arti sempit?

2. Samakah aparatur negara dengan penyelenggara negara?

3. Mengapa memberdayakan masyarakat merupakan esensi darikeseluruhan fungsi aparatur negara?

4. Mengapa UUD 1945 dikatakan sebagai landasan konstitusionaladministrasi negara Indonesia?

5. Apakah yang dimaksud dengan Sistem Kehidupan NasionalIndonesia itu?

E. RangkumanAdministrasi Negara Indonesia dapat diartikan secara luas dansempit. Dalam arti luas, Sistem Administrasi Negara Indonesiaadalah Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia menurut UUD1945, yang merupakan sistem penyelenggaraan kehidupan negaradan bangsa dalam segala aspeknya, dengan memanfaatkan danmendayagunakan segala kemampuan keseluruhan aparatur negarabeserta seluruh rakyat, diseluruh wilayah negara Indonesia, sertasegenap dana dan daya yang tersedia secara nasional, demitercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional/negarasebagaimana tersebut dalam UUD 1945. Adapun dalam artiansempit, Sistem Administrasi Negara Indonesia adalah SistemPenyelenggaraan Pemerintahan Negara menurut UUD 1945, yangmerupakan keseluruhan penyelenggaraan kekuasaan

pemerintahan (povoir executif/executive power) denganmemanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan pemerintah dansegenap aparatur pemerintah beserta seluruh rakyat dari seluruhwilayah negara Indonesia, dan dengan memanfaatkan segenapdana dan daya yang tersedia secara nasional demi tercapainyatujuan dan tugas nasional/negara sebagaimana disebut dalam UUD1945.

Adapun aparatur negara itu mencakup aparatur kenegaraan,aparatur pemerintah yang meliputi aparatur pemerintahan danaparatur perekonomian negara. Fungsi aparatur negara adalahmelayani masyarakat, mengayomi masyarakat dan member-dayakan masyarakat.

Landasan Sistem Administrasi Negara Indonesia adalah Idiil-Pancasila, konstitusional-UUD 1945, operasional RPJM Nasionalserta kebijakan-kebijakan lainnya. Sistem Administrasi NegaraIndonesia secara simultan berinteraksi dengan faktor-faktor fisik-geografis, demografi, kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam. Bersama-sama berbagai sistem lainitu, sistem administrasi negara Indonesia membentuk sistemkehidupan nasional Indonesia.

Page 21: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia33

34

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SANRI BAB IIIKEDUDUKAN DAN SUSUNAN

LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan kedudukan dan susunan lembaga-lembaga negara

Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugas negarasebagaimana disebutkan di muka, diselenggarakanlah fungsi-fungsi negarayang masing-masing dilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telahditetapkan dalam UUD 1945 dengan amandemennya. Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut, sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masingharus mencerminkan pula fungsi pokok aparatur negara sebagaimana telahdisebutkan dalam Bab II.

A. Fungsi-fungsi Negara1. Fungsi Konstitutif

Fungsi ini adalah fungsi penyelenggaraan kedaulatan rakyat danpenetapan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 setelah perubahan,Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-UndangDasar. Selanjutnya pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa MPRberwenang mengubah dan menetapkan UUD. Pasal 37 ayat(4) menyatakan bahwa putusan untuk mengubah pasal-pasalUUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50 %

Idiil Pancasila

KonstitusionalUUD 1945

OperasionalisasiRPJM Nasional

Kebijakan Lain

Tertulis

TidakTertulis

PeraturanPer-UU-an

BukanPeraturan

Per-UU-an

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Idiologi

Politik

Ekonomi

Sosbud

Hankam

LANDASAN

FAK. LINGKUNGAN

S A N R I

Idiil Pancasila

KonstitusionalUUD 1945

OperasionalisasiRPJM Nasional

Kebijakan Lain

Tertulis

TidakTertulis

PeraturanPer-UU-an

BukanPeraturan

Per-UU-an

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Idiologi

Politik

Ekonomi

Sosbud

Hankam

LANDASAN

FAK. LINGKUNGAN

S A N R I

FAKTORLINGKUNGAN

Page 22: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia35 36

ditambah satu anggota dan seluruh anggota MPR. Pasal 37 ayat(5) menyatakan bahwa khusus mengenai bentuk negara KesatuanRepublik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan. Undang-Undang Dasar 1945 dengan perubahannya terdiri dari Pembukaandan Pasal-Pasal.

2. Fungsi Eksekutif

Fungsi eksekutif adalah fungsi penyelenggaraan pemerintahannegara. Fungsi ini dilaksanakan oleh Presiden. Pasal 4 ayat (1)UUD 1945 menyebutkan bahwa Presiden RI memegangkekuasaan pemerintahan menurut UUD. Dalam melakukankewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

3. Fungsi Legislatif

Fungsi legislatif adalah fungsi pembentukan undang-undang.UUD 1945 setelah perubahan, pasal 20 ayat (1), menegaskanbahwa DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Anggota DPR menurut pasal 21, berhak mengajukanusul rancangan undang-undang (RUU). Akan tetapi pasal 5ayat (1) juga menentukan bahwa Presiden berhak mengajukanRUU kepada DPR. Disamping itu, dalam perubahan ketigaUUD 1945 pasal 22 C juga menetapkan adanya DewanPerwakilan Daerah (DPD), yang berdasarkan pasal 22D;Dewan Perwakilan Daerah:

a. Dapat mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitandengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomilainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuanganpusat dan daerah (ayat (1));

b. Ikut membahas rancangan undang-undang yang materinyasebagaimana dimaksud pada huruf a di atas (ayat (2));

c. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancanganundang-undang APBN dan yang berkaitan dengan pajak,pendidikan, dan agama (ayat (2)).

Setiap RUU harus dibahas oleh DPR dan Presiden untukmendapat persetujuan bersama. Berdasarkan pasal 20 ayat (3),RUU yang tidak mendapat persetujuan bersama, tidak bolehdiajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu. Presidenmengesahkan RUU menjadi Undang-Undang (Pasal 20 ayat (4)).Dalam hal ikhwal kegentingan memaksa, menurut pasal 22, Presi-den berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai penggantiundang-undang (Perpu), yang kemudian harus mendapatpersetujuan DPR dalam persidangan berikutnya. Apabila DPRtidak menyetujuinya, Perpu tersebut harus dicabut. Berdasarkanketentuan-ketentuan di atas, jelas bahwa fungsi legislatif inidilaksanakan oleh DPR bersama Presiden.

Selanjutnya berbagai tindakan Presiden harus ditetapkan denganundang-undang atau harus dengan persetujuan, memperhatikanpertimbangan atau usul DPR.

Disamping itu, DPD berdasarkan pasal 22D ayat (3) dapatmelakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undangmengenai apa yang dimaksud dalam pasal 22D ayat (1 dan 2) diatas serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPRsebagai bahan pertimbangan untuk ditindak lanjuti.

RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPRdengan memperhatikan pertimbangan DPD (pasal 23 a ayat (2)).

Page 23: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia37 38

4. Fungsi Yudikatif

Fungsi ini adalah fungsi penyelenggaraan kekuasaan kehakimanberdasarkan pasal 24 ayat (2) fungsi ini dilakukan oleh MahkamahAgung dan badan peradilan di bawahnya dan oleh sebuahMahkamah Konstitusi.

5. Fungsi Auditif

Fungsi auditif ialah fungsi penyelenggaraan pemeriksaan atastanggung jawab keuangan negara yang dikelola oleh Pemerintah.Berdasarkan pasal 23 E ayat (1) UUD 1945 fungsi ini dilakukanoleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sebelum adanya perubahan (amandemen) UUD 1945, ada suatulembaga negara yang melaksanakan fungsi konsultatif yaitumemberi saran dan pertimbangan kepada Presiden, Lembaganegara ini disebut Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Denganadanya perubahan UUD 1945, DPA dihapus. Akan tetapi, pasal16 UUD 1945 yang telah diamandemen menyebutkan bahwaPresiden membentuk suatu dewan pertimbangan yangbertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepadaPresiden, yang selanjutnya diatur dalam Undang-Undang(hingga modul ini ditulis, dewan dimaksud belum terbentuk).

GAMBAR PEMBAGIAN FUNGSI DI ANTARAALAT KELENGKAPAN NEGARA DALAM RANGKAPENCAPAIAN TUJUAN/TUGAS NASIONAL/NEGARA

UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA NASIONAL

Gambar 3.

CITA CITA NASIONAL

Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,berdaulat, adil dan makmur

TUJUAN / TUGAS NASIONAL

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpahdarah Indonesia;Memajukan kesejahteraan umum;Mencerdaskan kehidupan bangsa;Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

MPR PRESIDEN

DPR DPD BPK MA MK

Konstitutif EksekutifLegislatif

Legislatif Legislatif Auditif Yudikatif Yudikatif

SEMANGAT :MELAYANI MASYARAKAT;MENGAYOMI MASYARAKAT;MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT.

Page 24: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia39 40

B. Lembaga-Lembaga NegaraDalam UUD 1945 dan perubahannya Lembaga Negara terdiri atas:

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);

2. Presiden;

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD);

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);

6. Mahkamah Agung (MA);

7. Mahkamah Konstitusi (MK).

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Keberadaan MPR diatur berdasarkan pasal 2, pasal 3, pasal7A, pasal 7B, pasal 8, pasal 9 dan pasal 37 Undang-UndangDasar 1945. Mengenai kelembagaan MPR secara rinci diaturdalam Undang-Undang No.22 Tahun 2003 tetap susunan dankedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

a. Kedudukan

MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yangberkedudukan sebagai lembaga negara, dengan susunan dankeanggotaannya sebagai berikut:

1) MPR terdiri atas Anggota DPR dan Anggota DPD yangdipilih melalui Pemilihan Umum;

2) Keanggotaan MPR diresmikan dengan Keputusan Presiden;

3) Masa jabatan Anggota MPR adalah lima tahun danberakhir bersamaan pada saat Anggota MPR yang barumengucapkan sumpah/janji;

4) MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun diibukota negara.

b. Tugas dan Wewenang

Sesuai dengan UUD 1945 dan UU No.22 Tahun 2003, tugasdan wewenang MPR adalah:

1) Mengubah dan menetapkan UUD;

2) Melantik Presiden dan atau Wakil Presiden berdasarkanhasil pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR;

3) Memutus usul DPR berdasarkan putusan MahkamahKonstitusi untuk memberhentikan Presiden dan WakilPresiden dalam masa jabatannya setelah Presiden dan/atauWakil Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikanpenjelasan didalam sidang paripurna MPR;

4) Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden, apabilaPresiden berhenti, diberhentikan, atau tidak dapatmelaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;

5) Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukanPresiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presidendalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu60 hari;

6) Memilih Presiden dan Wakil Presiden, apabila keduanyaberhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, daridua paket Calon Presiden dan Wakil Presiden yangdiusulkan partai politik atau gabungan partai politik yangpaket Calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suaraterbanyak pertama dan kedua dalam Pemilihansebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari;

7) Menetapkan Peraturan Tata Tertib dan kode etik MPR.

Page 25: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia41 42

c. Sidang dan Putusan

Selain sidang yang sedikitnya dilakukan sekali dalam limatahun di ibukota negara, MPR juga melakukan sidang untukmelaksanakan tugas dan wewenangnya sebagaimanadisebutkan dalam butir b di atas.

Sidang MPR sah apabila dihadiri :

1) Sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untukmemutus usul DPR untuk memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden;

2) Sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untukmengubah dan menetapkan UUD;

3) Sekurang-kurangnya 50% ditambah satu dari jumlahAnggota MPR untuk selain sidang-sidang sebagaimanadimaksud pada angka 1 dan 2.

d. Alat Kelengkapan MPR terdiri atas :

1. Pimpinan;

2. Panitia Ad Hoc, dan

3. Badan Kehormatan.

Pembentukan, susunan, tugas dan wewenang ataskelengkapan MPR diatur dalam Peraturan Tata Tertib MPR.Alat kelengkapan MPR ini disusun menurut pengelompokkankegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas MPR.

e . Pimpinan MPR

Dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2003 disebutkan bahwaPimpinan MPR terdiri atas seorang Ketua dan Tiga orang Wakil

Ketua yang mencerminkan unsur DPR dan DPD yang dipilihdari dan oleh Anggota MPR dalam Sidang Paripurna MPR.

f. Sekretariat Jenderal MPR

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas MPRdibentuk Sekretariat Jenderal yang ditetapkan denganKeputusan Presiden dan personalnya terdiri pegawai negerisipil. Organisasi Sekretariat Jenderal MPR harus disusun sesuaidengan perkembangan ketatanegaraan untuk meningkatkankualitas, produktivitas, dan kinerja pelaksanaan fungsi dantugas MPR.

Sekretariat Jenderal MPR dipimpin oleh seorang SekretarisJenderal dan seorang Wakil Sekretaris Jenderal yang diangkatdan diberhentikan dengan Keputusan Presiden atas usulPimpinan MPR.

2. Presiden

Pasal-pasal di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang berkaitandengan Presiden adalah pasal 3, 4, 5, 6, 6A, 7, 7A, 7B, 7C, 8, 9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 22, 22E, 23, 23F, 24A, 24Bdan 24C.

a. Kedudukan

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa Presiden sebagaisalah satu lembaga negara menjalankan fungsi eksekutif dengankedudukannya selaku Kepala Pemerintahan dan KepalaNegara.

1) Presiden selaku Kepala Pemerintahan

Selaku Kepala Pemerintahan, Presiden menjalankan duafungsi yaitu fungsi eksekutif dan fungsi legislatif.

Page 26: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia43 44

Dalam hal menjalankan fungsi eksekutif, Presiden :

a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD(Pasal 4 ayat (1) UUD 1945);

b) Menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankanUU sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat (2) UUD1945).

Dalam hal menjalankan fungsi legislatif, Presiden :

a) Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undangkepada DPR (Pasal 5 ayat (1)) dan mengajukanRancangan Undang-Undang APBN untuk dibahasbersama DPR dengan memperhatikan pertimbanganDPD (Pasal 23 ayat (2) UUD 1945);

b) Setiap Rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPRdan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama(Pasal 20 ayat (2) UUD 1945);

c) Mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang telahdisetujui bersama untuk menjadi Undang-Undang(Pasal 20 ayat (4) UUD 1945);

d) Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presidenberhak menetapkan Peraturan Pemerintah sebagaipengganti Undang-Undang (Pasal 22 ayat (1) UUD1945).

2) Presiden selaku Kepala Negara

Kewenangan dan tugas Presiden selaku Kepala Negaraadalah :

a) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AngkatanDarat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut (Pasal 10UUD 1945);

b) Menyatakan perang, membuat perdamaian danperjanjian dengan negara lain, dengan persetujuan DPR(Pasal 11 ayat (1) UUD 1945);

c) Dalam membuat Perjanjian Internasional lainnya yangmenimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagikehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangannegara, dan/atau mengharuskan perubahan ataupembentukan undang-undang harus dengan persetujuanDPR (Pasal 11 ayat (2) UUD 1945);

d) Menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat danakibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 12);

e) Mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat (1)); dandalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikanpertimbangan DPR (Pasal 13 ayat (2) UUD 1945);

f) Menerima penempatan duta negara lain denganmemperhatikan pertimbangan DPR (pasal 13 ayat (3)UUD 1945);

g) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikanpertimbangan Mahkamah Agung (Pasal 14 ayat (1)UUD 1945);

h) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikanpertimbangan DPR (Pasal 14 ayat (2) UUD 1945);

i) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatanyang diatur dengan Undang-Undang (Pasal 15);

j) Meresmikan keanggotaan MPR, DPR dan DPD(Pasal 3, 17 dan 33 UU No.22 Tahun 2003);

k) Menetapkan Hakim Konstitusi pada MahkamahKonstitusi (Pasal 24 UU No. 24 Tahun 2003).

Page 27: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia45 46

l) Menetapkan Hakim Agung, yang calonnya diusulkanoleh Komisi Yudisial kepada dan telah disetujui DPR(Pasal 24 A ayat (3) UUD 1945);

m) Mengangkat dan memberhentikan Anggota KomisiYudisial dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B ayat (3)UUD 1945);

n) Meresmikan Anggota BPK yang telah dipilih oleh DPRatas dasar pertimbangan DPD (Pasal 23 F ayat (1) UUD1945).

b. Pembantu Presiden

1) Dalam Pasal 4 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwadalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu olehsatu orang Wakil Presiden;

2) Dalam Pasal 17 ayat (1) UUD 1945, disebutkan bahwaPresiden dibantu oleh menteri-menteri negara.

Menteri-menteri Negara, dalam praktek penyelenggaraanpemerintahan dibedakan:

a) Menteri Negara Koordinator ialah pembantu Presidendengan tugas pokok mengkoordinasikan, mensinkroni-sasikan penyiapan dan penyusunan kebijaksanaanserta pelaksanaannya di bidang tertentu dalam kegiatanpemerintah negara;

b) Menteri Negara yang memimpin departemen (KeppresNo. 102 tahun 2001) dan biasa disebut Menteri saja;

c) Menteri Negara yang tidak memimpin departemendengan tugas pokok merumuskan kebijakan dankoordinasi bidang tugas tertentu dalam kegiatanpemerintahan negara dan biasa disebut Menteri Negara;

d) Menteri Muda, adalah Menteri Negara yang tidakmemimpin departemen dan diperbantukan olehPresiden kepada Menteri Negara lain. Dalam KabinetIndonesia Bersatu (Presiden Susilo BambangYudhoyono) tidak ada Menteri Muda.

Dalam sejarah penyelenggaraan pemerintahan negara,Menmud telah berganti peran sebagai berikut :

(1) menangani bagian tertentu dari tugas Menteri yangdibantu, pada Kabinet Pembangunan III dan IVMenmud Peningkatan Penggunaan Produksi DalamNegeri, Menmud Perumahan Rakyat; juga MenmudSekretaris Kabinet dalam Sekretariat Negara;

(2) “Wakil” Menteri dalam Kabinet Pembangunan V,seperti Menmud Keuangan, Menmud PPN/WakilKetua Bappenas. Jabatan Menmud sebagai wakilmenteri terdapat pula dalam Kabinet parlementerPemerintah RI Yogya;

(3) Memimpin departemen pada Kabinet Kerja Izaman Orde Lama.

Pembentukan, pengubahan, dan pembubarankementerian negara diatur dalam undang-undang(Pasal 17 ayat (4) UUD 1945).

c. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen ditentukan bahwa:

1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warganegara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernahmenerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya

Page 28: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia47 48

sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampusecara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dankewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 6ayat (1));

2) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden diusulkan olehpartai politik atau gabungan partai politik, peserta PemilihanUmum dan dipilih secara langsung oleh rakyat (Pasal 6 Aayat (4) dan (2));

3) Pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden yangmendapat suara lebih dari 50 persen dari jumlah suaradalam pemilu dengan sedikitnya 20 persen suara di setiappropinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah Propinsidi Indonesia dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden(Pasal 6A ayat (3));

4) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presidendan tata cara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebihlanjut diatur dalam undang-undang (Pasal 6 ayat (2)).

d. Masa Jabatan dan pemberhentian dalam masa jabatan

1) Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalamjabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan(Pasal 7 UUD 1945);

2) Presiden dan Wakil Presiden dapat diberhentikan dalammasa jabatannya oleh MPR atas usul DPR baik apabilaterbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupapengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindakpidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupunapabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagaiPresiden dan/atau Wakil Presiden (Pasal 7 A UUD 1945);

3) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presidendapat diajukan oleh DPR kepada MPR hanya denganterlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MahkamahKonstitusi untuk memeriksa, mengadili dan memutuspendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presidentelah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatanterhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana beratlainnya atau perbuatan tercela, dan/atau pendapat bahwaPresiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhisyarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden (pasal 7B ayat (1) UUD 1945);

4) Pendapat DPR tersebut adalah dalam rangka pelaksanaanfungsi pengawasan DPR (Pasal 7 B ayat (2) UUD 1945);

5) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili danmemutus seadil-adilnya dalam waktu 90 hari setelahpermohonan DPR diterima (Pasal 7 B ayat (4) UUD 1945);

6) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwaPresiden dan/atau Wakil Presiden terbukti melakukanpelanggaran hukum termaksud dan/atau tidak lagimemenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau WakilPresiden, DPR mengadakan sidang paripurna untukmeneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau WakilPresiden kepada MPR (Pasal 7 B ayat (5) UUD 1945);

7) MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskanusul DPR tersebut paling lambat 30 hari sejak MPRmenerima usul dimaksud (Pasal 7 B ayat (6) UUD 1945);

8) Keputusan MPR tersebut harus diambil dalam rapatparipurna yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlahanggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 darijumlah anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil

Page 29: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia49

Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikanpenjelasan dalam rapat paripurna MPR (Pasal 7 B ayat(7) UUD 1945);

9) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidakdapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya,ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masajabatannya (Pasal 8 ayat (1) UUD 1945);

10)Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari, MPR menyelenggarakansidang untuk memilih Wakil Presiden dari 2 calon yangdiusulkan oleh Presiden (Pasal 8 ayat (2) UUD 1945);

11) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, di-berhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannyadalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksanaantugas ke-Presiden-an adalah Menteri Luar Negeri,Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secarabersama-sama. Selambat-lambatnya 30 hari setelah itu,MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Presidendan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden danWakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik ataugabungan partai politik yang pasangan calon Presiden danWakil Presiden-nya meraih suara terbanyak pertama dankeluar dalam pemilu sebelum nya, sampai berakhir masajabatannya (Pasal 8 ayat (3) UUD 1945).

Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presidenlebih lanjut diatur dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2003.

e . Kesekretariatan Yang Membantu PresidenSekretariat Negara

Berdasarkan Perpres No. 31 Tahun 2005, Sekretariat negaraadalah lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyaitugas untuk memberikan dukungan teknis dan administrasikepada Presiden selaku Kepala Negara dan Wakil Presidendalam menyelenggarakan kekuasan negara. Sekretariat Negaradipimpin oleh Sekretaris Negara.

Sekretariat Kabinet

Berdasarkan Perpres No. 31 Tahun 2005, Sekretariat Kabinetadalah lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah danbertanggung jawab langsung kepada Presiden dan mempunyaitugas memberikan dukungan teknis dan administrasi, sertaanalisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalammenyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, pemantauan danevaluasi pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah,penyiapan rancangan Peraturan Presiden, KeputusanPresiden, dan Instruksi Presiden, penyiapan penyelenggaraansidang kabinet serta pengangkatan dan pemberhentian dalamjabatan pemerintahan dan kepangkatan pegawai negeri sipilyang kewenangannya berada di tangan Presiden dan PegawaiNegeri Sipil di lingkungan Sekretariat Kabinet. SekretariatKabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet.

3. Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )

Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, pada Bab VII diaturtentang DPR sebagaimana tersebut pada pasal-pasal 19; 20; 20

50

Page 30: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia51 52

A; 21; 22; dan 22 B. Selain itu dalam UUD 1945 danperubahannya, terdapat pula pasal-pasal lain yang berkaitandengan DPR seperti dalam ketentuan pasal-pasal 2; 5; 7A; 7B;7C; 9; 11; 13; 14; 22D; 22E; 23; 23E; 23F; 24B dan 24C.Mengenai kelembagaan DPR secara rinci diatur dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2003.

a. Kedudukan

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yangberkedudukan sebagai lembaga negara. (Pasal 24 UU No.22Tahun 2003).

b. Tugas dan Wewenang

Sebagaimana diatur dalam Pasal 26 UU No.22 Tahun 2003,tugas dan wewenang DPR adalah:

1) Membentuk UU yang dibahas dengan Presiden untukmendapatkan persetujuan bersama;

2) Membahas dan memberikan persetujuan, PeraturanPemerintah Pengganti UU;

3) Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukanDPD yang berkaitan dengan bidang tertentu danmengikutsertakannya dalam pembahasan;

4) Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancanganUndang-Undang APBN dan Rancangan Undang-Undangyang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;

5) Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memper-hatikan pertimbangan DPD;

6) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaanUndang-Undang, APBN, serta Kebijakan Pemerintah;

7) Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yangdiajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undangmengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran danpenggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumberdaya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaanAPBN, pajak, pendidikan dan agama;

8) Memilih anggota BPK dengan memperhatikanpertimbangan DPD;

9) Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksanaan ataspertanggung jawaban keuangan negara yang disampaikanoleh BPK;

10) Memberikan persetujuan kepada Presiden ataspengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial;

11) Memberikan persetujuan calon Hakim Agung yangdiusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai HakimAgung oleh Presiden;

12) Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi danmengajukannya kepada Presiden untuk ditetapkan;

13) Memberikan pertimbangan kepada Presiden untukmengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain,dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnestidan abolisi;

14) Memberikan persetujuan kepada Presiden untukmenyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjiandengan negara lain, serta membuat perjanjian internasionallainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasarbagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangannegara dan/atau pembentukan Undang-Undang;

Page 31: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia53 54

15) Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjutiaspirasi masyarakat, dan

16) Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yangditentukan dalam undang-undang.

c. Fungsi

Dalam Pasal 25 UU No.22 Tahun 2003, disebutkan bahwaDPR mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan:

1) Fungsi legislasi adalah fungsi membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapatkanpersetujuan bersama;

2) Fungsi anggaran adalah fungsi menyusun dan menetapkanAPBN bersama Presiden dengan memperhatikanpertimbangan DPD;

3) Fungsi pengawasan adalah fungsi melaksanakanpengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia tahun 1945, undang-undangdan peraturan-peraturan pelaksanaannya.

d. Susunan dan Keanggotaan

Dalam pasal 16, 17 dan 18 UU No. 22 Tahun 2003 diatursusunan dan keanggotaan DPR sebagai berikut:

1) DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihanumum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum;

2) Anggota DPR berjumlah 550 orang dan keanggotaannyadiresmikan dengan Keputusan Presiden;

3) Anggota DPR berdomisili di ibukota negara RI;

4) Masa jabatan Anggota DPR adalah lima tahun danberakhir bersamaan pada saat Anggota DPR yang barumengucap-kan sumpah/janji.

e . Hak DPR, dan Hak dan Kewajiban Anggota

Sesuai pasal 27 UU No.22 Tahun 2003, DPR mempunyaihak yaitu:

1) Hak Interpelasi, yaitu hak DPR untuk memintaketerangan kepada Pemerintah mengenai kebijakanPemerintah yang penting dan strategis serta berdampakluas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara;

2) Hak Angket, yaitu hak DPR sebagai lembaga untukmelakukan penyelidikan terhadap kebijakan Pemerintahyang penting dan strategis serta berdampak luas padakehidupan bermasyarakat dan bernegara yang didugabertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

3) Hak Menyatakan Pendapat, yaitu hak DPR sebagailembaga untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakanPemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadidi tanah air atau situasi dunia internasional disertai denganrekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjutpelaksanaan hak interpelasi dan hak angket atau terhadapdugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presidenmelakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatanterhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana beratlainnya atau perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhisyarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Selain hak-hak tersebut, sesuai pasal 3D UU No.22 Tahun2003 dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. DPR

Page 32: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia55 56

berhak meminta Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah, badanhukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangantentang sesuatu hal yang perlu ditangani demi kepentinganbangsa dan negara. Sehubungan dengan hal tersebut, setiapPejabat Negara, Pejabat Pemerintah, badan hukum, atauwarga masyarakat wajib memenuhi permintaan DPR tersebut.

Selanjutnya dalam pasal 28 dan 29 UU No.22 Tahun 2003dinyatakan Hak dan Kewajiban Anggota DPR sebagai berikut:

1) Setiap Anggota DPR mempunyai hak:

a) Mengajukan RUU;

b) Mengajukan pertanyaan;

c) Menyampaikan usul dan pendapat;

d) Memilih dan dipilih;

e) Membela diri;

f) Imunitas;

g) Protokoler, dan

h). Keuangan dan administratif.

2) Sedangkan kewajiban Anggota DPR adalah :

a) Mengamalkan Pancasila;

b) Melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segalaperaturan perundang-undangan;

c) Melaksanakan kehidupan demokrasi dalampenyelenggaraan pemerintahan;

d) Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasionaldan keutuhan NKRI;

e) Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraanrakyat;

f) Menyerap, menghimpun, menampung, danmenindaklanjuti aspirasi masyarakat;

g) Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentinganpribadi, kelompok dan golongan;

h) Memberikan pertanggungjawaban secara moral danpolitis kepada pemilih dan daerah pemerintahannya;

i). Mentaati kode etik dan peraturan tata tertib DPR, dan

j) Menjaga etika dan norma hubungan kerja denganlembaga yang terkait.

f. Alat Kelengkapan

Dalam pasal 98 ayat (2) UU No.22 Tahun 2003, alatkelengkapan DPR terdiri atas:

1) Pimpinan;

2) Komisi;

3) Badan Musyawarah;

4) Badan Legislasi;

5). Badan Urusan Rumah Tangga (BURT);

6) Badan Kerjasama Antar Parlemen;

7) Badan Kehormatan;

8) Panitia Anggaran, dan

9) Alat Kelengkapan lain yang diperlukan.

Page 33: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia57 58

Pembentukan, susunan, tugas dan wewenang alatkelengkapan DPR diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPR.Setiap Anggota DPR wajib berhimpun dalam fraksi.

g. Pimpinan DPR

Pimpinan DPR terdiri atas seorang Ketua dan tiga orang WakilKetua yang dipilih dari dan oleh Anggota DPR dalam SidangParipurna DPR (Pasal 21 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2003).

Ketua dan Wakil Ketua DPR diresmikan dengan KeputusanDPR.

h. Sekretariat Jenderal DPR

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPR,dibentuk Sekretariat Jenderal yang ditetapkan denganKeputusan Presiden, dan personalnya terdiri atas PegawaiNegeri Sipil.

Organisasi Sekretariat Jenderal harus disusun sesuai denganperkembangan ketatanegaraan untuk meningkatkan kualitas,produktivitas, dan kinerja pelaksanaan fungsi dan tugas DPR.

Sekretariat Jenderal DPR dipimpin seorang Sekretaris Jenderaldan seorang Wakil Sekretaris Jenderal yang diangkat dandiberhentikan dengan Keputusan Presiden atas usul Pimpinan DPR.

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Keberadaan lembaga ini ditetapkan dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal22C dan Pasal 22D UUD 1945. Sedangkan mengenai susunandan kedudukan DPD diatur dalam Undang-Undang No. 22 Tahun2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD danDPRD.

a. Kedudukan

DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yangberkedudukan sebagai lembaga negara (Pasal 40 UU NO.22Tahun 2003).

b. Tugas dan Wewenang

Sesuai dengan Pasal 42 UU No.22 Tahun 2003, tugas danwewenang DPD adalah:

1) Mengajukan kepada DPR rancangan undang-undangyang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusatdan daerah, pembentukan dan pemekaran, danpenggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam,dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitandengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;

2) Mengusulkan rancangan undang-undang sebagaimanatersebut pada butir 1 kepada DPR untuk dibahas bersamadengan DPD sebelum DPR membahas RUU dimaksuddengan Pemerintah;

3) Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitandengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah;pengelolaan sumber daya alam, sumber daya ekonomilainnya serta yang berkaitan dengan perimbangankeuangan pusat dan daerah yang diajukan baik oleh DPRmaupun oleh pemerintah;

4) Melakukan pembahasan rancangan undang-undangsebagaimana tersebut pada butir 3 bersama DPR danPemerintah pada awal Pembicaraan Tingkat I atasundangan DPR;

Page 34: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia59 60

5) Memberikan pertimbangan secara tertulis kepada DPRatas rancangan undang-undang APBN dan rancanganundang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,dan agama sebelum memasuki tahapan pembahasanantara DPR dan pemerintah;

6) Memberikan pertimbangan secara tertulis kepada DPRdalam pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;

7) Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusatdan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumberdaya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,pendidikan dan agama. Hasil pengawasan tersebutdisampaikan kepada DPR sebagai bahan pertimbanganuntuk ditindaklanjuti;

8) Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPKuntuk dijadikan bahan pembuat pertimbangan bagi DPRtentang rancangan undang-undang APBN.

c. Fungsi

Dalam pasal 41 UU No.22 Tahun 2003, fungsi DPDdisebutkan sebagai berikut:

1) Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikanpertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasitertentu;

2) Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu.

d. Susunan dan Keanggotaan

1) Pasal 32 UU No.22 Tahun 2003 menyebutkan bahwaDPD terdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilihmelalui pemilihan umum;

2) Mengenai keanggotaan DPD diatur dalam Pasal 33 dan34 UU No.22 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa:

a) Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkansebanyak empat orang;

b) Jumlah seluruh Anggota DPD tidak lebih dari 1/3jumlah Anggota DPR;

c) Keanggotaan DPD diresmikan dengan KeputusanPresiden;

d) Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya danselama bersidang bertempat tinggal di ibukota negaraRepublik Indonesia;

e) Masa jabatan Anggota DPD adalah lima tahun danberakhir bersamaan pada saat Anggota DPD yang barumengucapkan sumpah/janji.

e . Hak DPD, dan Hak dan Kewajiban Anggota DPD

1) Hak DPD sebagaimana dinyatakan dalam pasal 48 UUNo.22 Tahun 2003 adalah:

a) Mengajukan rancangan undang-undang sebagaimanadimaksud dalam uraian tugas dan wewenang DPDtersebut di atas.

b) Ikut membahas rancangan undang-undang sebagai-mana dimaksud dalam uraian tugas dan wewenangDPD tersebut di atas.

Page 35: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia61 62

2) Hak dan Kewajiban Anggota DPD tercantum dalampasal 49 dan pasal 50 UU No.22 Tahun 2003.

Setiap Anggota DPD mempunyai hak:

a) Menyampaikan usul dan pendapat;

b) Memilih dan dipilih;

c) Membela diri;

d) Imunitas;

e) Protokoler;

f) Keuangan dan Administratif.

Sedangkan kewajiban Anggota DPD adalah:

a) Mengamalkan Pancasila;

b) Melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segalaperaturan perundang-undangan;

c) Melaksanakan kehidupan demokrasi dalampenyelenggaraan pemerintahan;

d) Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasionaldan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia;

e) Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraanrakyat;

f) Menyerap, menghimpun, menampung dan menindak-lanjuti aspirasi masyarakat dan daerah;

g) Mendahulukan kepentingan negara di ataskepentingan pribadi, kelompok dan golongan;

h) Memberikan pertanggung jawaban secara moral danpolitis kepada pemilih dan daerah pemilihannya;

i) Mentaati kode etik dan peraturan tata tertib DPD;

j) Menjaga etika dan moral adat istiadat yangdiwakilinya.

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPK diatur berdasarkan pasal 23E, 23F dan 23G UUD 1945,Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 yang dijabarkan lebihlanjut dengan SK BPK No.11/SK/K/1993 tentang Organisasidan Tata Kerja Badan Pemeriksa Keuangan.

a. Kedudukan

BPK adalah sebuah Lembaga Negara yang bertugasmemeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentangkeuangan negara yang bebas dan mandiri berkedudukan diibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap Provinsi.

b. Tugas, Kewajiban, Wewenang dan Fungsi

1) BPK mempunyai tugas pokok untuk memeriksa:

a) Tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara;

b) Semua pelaksanaan APBN, APBD, anggaran BUMNdan anggaran BUMD berdasarkan atas ketentuanundang-undang.

2) BPK berkewajiban untuk memberitahukan:

a) Hasil pemeriksaannya kepada DPR, DPD dan DPRDsesuai dengan kewenangannya;

b) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembagaperwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang;

Page 36: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia63 64

c) Perbuatan yang merugikan Keuangan Negara kepadaPemerintah dan khusus persoalan pidana kepadaKepolisian/Kejaksaan.

3) Dalam rangka pelaksanaan tugas dan kewajiban di atas,BPK berwenang untuk meminta keterangan yang wajibdiberikan oleh setiap orang, Badan/Instansi Pemerintah danBadan Swasta, sepanjang tidak bertentangan denganundang-undang;

4) Untuk melaksanakan tugasnya, BPK mempunyai fungsiutama sebagai berikut:

a) Fungsi Operatif, yakni melaksanakan pengawasan danpemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara sesuaidengan wewenang yang ditetapkan dalam UUD 1945;

b) Fungsi Rekomendasi, yaitu memberikan pertimbangankepada pemerintah tentang penguasaan, pengurusan danpertanggung jawaban keuangan Negara;

c) Fungsi Yudikatif, yakni menyelenggarakan prosestuntutan perbendaharaan terhadap bendaharawan yangsalah atau alpa sehingga mengakibatkan kerugian baginegara dan mengikuti pelaksanaan proses ganti rugi yangdilakukan oleh pemerintah terhadap Pegawai Negeribukan bendaharawan yang karena perbuatanmelanggar hukum atau melalaikan kewajibannya telahmenimbulkan kerugian bagi negara.

c. Bentuk, Keanggotaan, Kewajiban dan Tugasnya:

1) BPK berbentuk dewan, yang selanjutnya disebut Badan;

2) Keanggotaan Badan.

a) Terdiri atas:

(1) seorang Ketua merangkap anggota;.

(2) seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

(3) 5 (lima) orang anggota.

b) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikanpertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden untukmasa jabatan 5 tahun;

c) Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota;

d) Apabila karena berakhirnya masa jabatan anggotaakan terjadi kekosongan dalam keanggotaan, makajabatan anggota-anggota diperpanjang sampaiterselenggaranya pengangkatan atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota;

e) Untuk menjamin kontinuitas kerja dan tanpamengabaikan kebutuhan akan penyegaran, maka untuksetiap penggantian keanggotaan sedapat-dapatnya 3orang anggota lama diangkat kembali;

3) Badan berkewajiban:

a) Menetapkan kebijakan tentang pemeriksaan atas tanggungjawab keuangan negara baik jangka panjang, menengahmaupun jangka pendek dan mengendalikan pelaksanaannya;

b) Melakukan penelitian dan penganalisaan terhadappelaksanaan peraturan perundangan di bidang keuangannegara;

c) Menetapkan gagasan untuk memberikan rekomendasikepada Pemerintah dalam hal-hal tertentu di bidangkeuangan negara;

d) Melakukan tuntutan perbendaharaan berdasarkanperaturan perundangan yang berlaku. Dalam hal

Page 37: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia65 66

Pemerintah melaksanakan proses tuntutan ganti rugi,Badan memberikan pertimbangan kepada Pemerintah.

d. Alat Kelengkapan

1) Sekretariat Jenderal;

2) Auditorat Utama, sebagai Pelaksana Pengawasan danPemeriksaan;

3) Inspektorat Utama Perencanaan, Analisa, Evaluasi danPelaporan;

4) Inspektorat Utama Pengawasan Intern dan Khusus.

6. Mahkamah Agung (MA)

MA diatur berdasarkan Pasal 24, 24A, dan 25 UUD 1945.Sebagai penjabaran pasal-pasal tersebut, maka dikeluarkanUndang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang KekuasaanKehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentangPerubahan atas UU No.14 Tahun 1985 tentang MahkamahAgung. Pasal 1 UU No.5 tahun 2004 menyebutkan bahwa MAadalah salah satu perilaku kekuasaan kehakiman sebagaimanadimaksud dalam UUD 1945. Kekuasaan kehakiman adalahkekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakanperadilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkanPancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum RepublikIndonesia (Pasal 1 UU No.4 Tahun 2004). Penyelenggaraankekuasaan kehakiman selain dilakukan oleh MA juga dilakukanoleh badan peradilan yang berada di bawah MA dalam lingkunganpengadilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkunganperadilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, danoleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

a. Kedudukan

1) MA adalah Lembaga Negara;

2) MA adalah Pengadilan Negara Tertinggi dari semuaLingkungan Peradilan yang dalam melaksanakan tugasnyaterlepas dari pengaruh Pemerintah dan pengaruh-pengaruhlain;

3) MA berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

b. Tugas dan Wewenang

MA bertugas dan berwenang :

1) Memutus permohonan kasasi terhadap putusan PengadilanTingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semualingkungan peradilan karena:

a) Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;

b) Salah menerapkan atau melanggar hukum yang baru;

c) Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan olehperaturan perundang-undangan yang mengancamkelalaian itu dengan batalnya putusan yangbersangkutan;

2) Memutus sengketa tentang kewenangan mengadili;

3) Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembaliputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap;

4) Menguji peraturan perundang-undangan di bawah UUterhadap UU;

Page 38: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia67 68

5) Menyatakan tidak sah peraturan perundang-undangan dibawah UU atas alasan bertentangan dengan peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi atau pem-bentukannya tidak memenuhi ketentuan yang berlaku;

6) Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyeleng-garaan peradilan di semua lingkungan peradilan dalammenjalankan kekuasaan kehakiman;

7) Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para hakim disemua lingkungan peradilan dalam menjalankan tugasnya;

8) Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutandengan teknis peradilan dari semua lingkungan peradilan;

9) Memberi petunjuk, teguran mengadili antara:

a) Pengadilan di lingkungan peradilan yang satu denganpengadilan di lingkungan peradilan lain;

b) Dua pengadilan yang ada dalam daerah hukumPengadilan Tingkat Banding yang berlainan darilingkungan peradilan yang sama;

c) Dua Pengadilan Tingkat Banding di lingkungan peradilanyang sama atau antara lingkungan peradilan yangberlainan.

11) Memutus dalam tingkat pertama dan terakhir, semuasengketa yang timbul karena perampasan kapal asing danmuatannya oleh Kapal Perang RI berdasarkan peraturanyang berlaku;

12) Memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalampermohonan grasi dan rehabilitasi;

13) Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yangdiberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan disemualingkungan peradilan yang berada di bawah MA;

14) Melakukan pengawasan atas Penasehat Hukum danNotaris;

15) Memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidanghukum, baik diminta maupun tidak kepada lembaga negaralain;

16) Meminta keterangan dari dan memberikan petunjuk kepadapengadilan di semua lingkungan peradilan dalam rangkapelaksanaan kekuasaan kehakiman;

17) Kewenangan lainnya yang diberikan UU.

c. Fungsi

MA mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi peradilan,fungsi pengawasan, fungsi pengaturan dan fungsi pemberiannasehat yang masing-masing disertai dengan wewenang dantugas tertentu.

d. Susunan Mahkamah Agung

MA terdiri dari:

1) Pimpinan yang terdiri dari:

a) Seorang Ketua;

b) Dua Wakil Ketua (Wakil Ketua Yudisial dan WakilKetua Non Yudisial);

c) Beberapa orang Ketua Muda.

2) Hakim Anggota. Pimpinan dan Hakim Anggota MAadalah Hakim Agung. Jumlah Hakim Agung palingbanyak 60 orang;

Page 39: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia69 70

3) Panitera dibantu oleh beberapa orang Panitera Mudadan beberapa orang Panitera Pengganti;

4) Seorang Sekretaris Mahkamah Agung.

7. Mahkamah Konstitusi (MK)

MK diatur dalam Pasal 24 dan Pasal 24C UUD 1945. Sebagaipenjabaran pasal-pasal tersebut diterbitkan UU No.24 Tahun 2003tentang Mahkamah Konstitusi. Dalam pasal 24C UUD 1945 diaturhal-hal sebagai berikut :

a. Kedudukan dan Susunan

Kedudukan

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negarayang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka sertamenyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dankeadilan.

Susunan

Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 orang anggota hakimkonstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden, yangdiajukan masing-masing : 3 orang dari MA, 3 orang dari DPR,dan 3 orang dari Pengadilan.

Mahkamah Konstitusi terdiri dari seorang Ketua merangkapanggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota dan 7(tujuh) orang anggota hakim konstitusi.

b. Tugas dan Wewenang

1) MK berwenang mengadili pada tingkat pertama danterakhir yang putusan bersifat final untuk:

a) Menguji undang-undang terhadap UUD;

b) Memutus sengketa kewenangan lembaga negarayang kewenangannya diberikan oleh UUD;

c) Memutus pembubaran partai politik;

d) Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

2. MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPRmengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atauWakil Presiden menurut UUD.

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenangnya, MKdibantu oleh sebuah Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan.

C. Hubungan Antar Lembaga-Lembaga NegaraDalam penyelenggaraan negara terjadi hubungan antar LembagaNegara yang satu dengan yang lain. Hubungan tersebut diatur dalamUUD 1945, UU No.22 Tahun 2003, UU No.24 Tahun 2003, UUNo.5 Tahun 2004, UU No.5 Tahun 1973, UU No.23 Tahun 1999dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.

1. MPR dengan Presiden

a. Presiden dan wakil Presiden dilantik oleh MPR;

b. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan WakilPresiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengansungguh-sungguh dihadapan MPR atau DPR;

Jika MPR dan DPR tidak dapat mengadakan sidang,Presiden dan Wakil Presiden bersumpah atau berjanjidihadapan Pimpinan MPR disaksikan oleh Pimpinan MA;

Page 40: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia7271

c. Apabila Wakil Presiden berhalangan, Presiden dan/atau DPRdapat meminta MPR mengadakan Sidang Istimewa untukmemilih Wakil Presiden;

d. Presiden dan Wakil Presiden dapat diberhentikan oleh MPRsebelum habis masa jabatannya, baik apabila telah terbuktitelah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatanterhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana beratlainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila tidak lagimemenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden;

e. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden MPRmemilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan olehPresiden;

f. Presiden dan Wakil Presiden menyampaikan pengadilandalam sidang paripurna MPR sebelum MPR memutuskanusul DPR mengenai pemberhentian Presiden dan/atau WakilPresiden;

g. Presiden meresmikan keanggotaan MPR dengan KeputusanPresiden.

2. MPR dengan DPR

a. Anggota DPR adalah anggota MPR yang dipilih melaluiPemilu;

b. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau WakilPresiden kepada MPR dan MPR mengadakan sidang untukmemutus usul DPR.

3. MPR dengan DPD

a. Anggota DPD adalah anggota MPR yang dipilih melaluipemilu;

b. Pimpinan MPR terdiri atas seorang Ketua dan tiga orangWakil Ketua yang mencerminkan unsur DPD.

4. Presiden dengan DPR

a. Presiden bekerjasama dengan DPR, tetapi tidak ber-tanggungjawab kepada DPR dan tidak dapat membekukandan/atau membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapatmemberhentikan Presiden;

b. DPR berkewajiban mengawasi tindakan-tindakan Presidendalam menjalankan UU;

c. Sebelum memangku jabatannya Presiden dan wakil Presidenbersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan MPR atau DPR;

d. DPR bersama Presiden menjalankan fungsi legislatif;

e. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain;

f. Presiden mengangkat duta dan menerima penempatan dutadari negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR;

g. Presiden memberi amnesti, abolisi dengan memperhatikanpertimbangan DPR;

h. Presiden menetapkan Hakim Agung dan meresmikananggota BPK yang telah diplih dan disetujui DPR dan 3orang hakim konstitusi yang diajukan DPR serta mengangkatdan memberhentikan anggota Komisi Yudisial denganpersetujuan DPR.

5. Presiden dengan DPD

a. DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaanundang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,

Page 41: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia73 74

pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dandaerah, pengelolaan sumber daya dan belanja negara, pajak,pendidikan dan agama yang dilaksanakan oleh Presiden.

b. Presiden meresmikan keanggotaan DPD;

c. Pimpinan DPD berkonsultasi dengan Presiden sesuaiputusan DPD.

6. Presiden dengan BPK

a. BPK memeriksa semua pelaksanaan Anggaran Pendapatandan Belanja Negara;

b. Presiden meresmikan Anggota BPK dari calon-calon yangtelah dipilih dan disetujui oleh DPR.

7. Presiden dengan MA

a. MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan hukumkepada Presiden, baik diminta maupun tidak;

b. MA memberikan nasehat hukum kepada Presiden/KepalaNegara untuk pemberian/penolakan grasi dan rehabilitasi;

c. Hakim agung ditetapkan oleh Presiden atas calon yangdiusulkan oleh Komisi Yudisial dan telah disetujui DPR;

d. MA mengajukan tiga calon untuk ditetapkan sebagai hakimkonstitusi oleh Presiden.

8. Presiden dengan MK

a. MK memberikan putusan tentang dugaan pelanggaran olehPresiden dan/atau Wakil Presiden;

b. Presiden menetapkan hakim konstitusi;

c. Putusan MK mengenai perjanjian UU terhadap UUD 1945disampaikan kepada Presiden;

d. Putusan MK mengenai sengketa kewenangan lembaganegara yang kewenangannya diberikan oleh UUDdisampaikan kepada Presiden;

e. Putusan MK mengenai perselisihan hasil Pemilu disampaikankepada Presiden.

9. DPR dengan DPD

a. DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubunganpusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran sertapenggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dansumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan denganperimbangan keuangan pusat dan daerah.

b. DPD ikut membahas rancangan undang-undang tentang hal-hal tersebut butir “a” serta memberikan pertimbangan kepadaDPR atas rancangan undang-undang tentang APBN danyang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.

c. DPD menyampaikan kepada DPR hasil pengawasanpelaksanaan undang-undang yang dimaksud butir a dan b.

d. DPD memberikan pertimbangan kepada DPR dalampemilihan Anggota BPK.

10. DPR dengan BPK

Hasil pemeriksaan BPK tentang keuangan negara diserahkankepada DPR.

Page 42: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia75 76

11. DPR dengan MA

a. MA dapat memberikan pertimbangan hukum kepada DPR,baik diminta maupun tidak;

b. DPR memberikan persetujuan calon untuk ditetapkan sebagaihakim agung oleh Presiden yang diusulkan DPR;

c. DPR mengajukan usulan Calon Ketua dan Wakil Ketua MA.

12. DPR dengan MK

a. DPR mengajukan tiga orang anggota Hakim Konstitusi untukditetapkan dengan Keppres;

b. DPR mengajukan permintaan kepada MK untuk memeriksa,mengadili dan memutus pendapatnya bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum atauperbuatan tercela dan/atau pendapat bahwa Presiden danWakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presidendan/atau Wakil Presiden;

c. Peraturan MK mengenai pendapat DPR wajib disampaikankepada DPR.

13. BPK dengan MA

a. MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan hukumkepada BPK, baik diminta maupun tidak;

b. Pengambilan sumpah/janji keanggotaan BPK dilakukan olehKetua MA.

14. BPK dengan DPD

Hasil pemeriksaan BPK tentang Keuangan Negara diserahkankepada DPD.

15. MA dengan MK

a. MA mengajukan tiga orang calon Anggota Hakim Konstitusiuntuk ditetapkan oleh Presiden;

b. MK memberitahukan kepada MA adanya permohonanperjanjian UU dalam jangka waktu paling lambat tujuh harikerja sejak permohonan dicatat dalam Buku RegistrasiPerkara Konstitusi;

c. Perjanjian peraturan perundang-undangan di bawah UU yangsedang dilakukan MA wajib dihentikan bila UU yang menjadidasar perjanjian itu sedang dalam proses pengujian MK sampaiada putusan MK;

d. MA tidak dapat menjadi pihak dalam sengketa kewenanganlembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD1945 kepada MK.

D. Bank Indonesia (BI)BI sebagai Bank Sentral secara khusus semula diatur berdasarkanUU No. 11/1953, kemudian UU No. 13/1986 dan sekarang denganUU No.23 /1999. UU No. 23/1999 menyebutkan bahwa BI adalahLembaga Negara. Dalam UUD 1945 Bab VIII Hal Keuangan, Pasal23D menyatakan bahwa Negara memiliki suatu hak sentral yangsusunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, danindependensinya diatur dengan UU.

1. Status dan Kedudukan

a. Status

1) BI adalah Bank Sentral Republik Indonesia. KedudukanBI sebagai Bank Sentral RI sesuai dengan Pasal 23DUUD 1945;

Page 43: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia77 78

2) BI adalah lembaga negara yang independen, bebas daricampur tangan Pemerintah dan atau pihak lainnya, kecualiuntuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU No. 23/1999 tersebut;

3) BI adalah suatu badan hukum.

b. Kedudukan

BI berkedudukan di Ibukota Negara RI dan dapat mempunyaikantor cabang di dalam dan di luar negeri.

2. Tujuan dan Tugas

a. Tujuan BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilaiRupiah.

b. Tugas BI adalah:

1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;

2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;

3) Mengatur dan mengawasi Bank.

Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistempembayaran, BI merupakan satu-satunya lembaga yangberwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiahserta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dimaksud dariperedaran.

Dalam mengatur dan mengawasi Bank, BI menetapkanperaturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dankegiatan usaha tertentu dari Bank, melaksanakan pengawasandan mengenakan sanksi dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

3. Hubungan dengan Pemerintah

a. BI bertindak sebagai pemegang Kas Pemerintah.

b. Untuk dan atas nama Pemerintah, BI dapat menerimapinjaman luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikantagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihakluar negeri;

c. Pemerintah wajib meminta pendapat BI dan ataumengundangnya dalam sidang kabinet yang membahasmasalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitandengan tugas BI, atau masalah lain yang termasukkewenangan BI;

d. Disamping wajib berkonsultasi dengan DPR, dalam halpemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara,Pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI;

e. BI dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara yangditerbitkan Pemerintah;

f. BI dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang negara,kecuali di pasar sekunder dinyatakan batal demi hukum;

g. BI dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah. Dalamhal BI melanggar ketentuan tersebut, perjanjian pemberiankredit kepada Pemerintah itu batal demi hukum;

h. Informasi kepada masyarakat sebagaimana tersebut dalamangka 4 huruf a, oleh BI disampaikan juga secara tertuliskepada Presiden;

*) Cadangan tujuan adalah dana yang berasal dari sebagian surplus BIyang dapat digunakan antara lain untuk penggantian atau pembayaranharta tetap dan dana perlengkapan yang diperlukan dalam melaksanakantugas dan wewenang BI serta untuk penyertaan.

Page 44: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia79 80

i. Rapat Dewan Gubernur untuk menetapkan kebijakan Umumdi bidang moneter dapat dihadiri oleh seorang menteri ataulebih yang mewakili Pemerintah dengan hak bicara tanpahak suara;

j. Gubernur dan Deputi Gubernur Senior diusulkan dan diangkatoleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sedangkan DeputiGubernur diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh Presidendengan persetujuan DPR;

k. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum tahunanggaran, Dewan Gubernur menyampaikan anggaran BIyang telah ditetapkan Pemerintah dan DPR;

l. Surplus dari kegiatan BI akan dibagi sebagai berikut:

1) 30% untuk cadangan;

2) Sisanya dipupuk sebagai cadangan umum sehingga jumlahmodal dan cadangan umum mencapai 10% dari seluruhkewajiban moneter sebagaimana dimaksud dalam angka3 dimuka.

(a) sisa surplus setelah dikurangi pembagian sebagai-mana diatur di atas, diserahkan kepada Pemerintah;

(b) Apabila modal menjadi kurang dari Rp.2.000.000.000.000,00 (dua triliun), Pemerintah wajibmenutup kekurangannya, yang pelaksanaannyadilakukan setelah mendapat persetujuan dari DPR.

4. Hubungan Internasional

BI dapat melakukan kerjasama dengan Bank Sentral lainnya,organisasi dan lembaga internasional. Dalam hal dipersyaratkanbahwa anggota lembaga internasional dan atau lembagamultilateral tersebut adalah negara, BI dapat bertindak untukdan atas nama negara RI sebagai anggota.

5. Dewan Gubernur

a. BI dipimpin oleh Dewan Gubernur, yang terdiri atas seorangGubernur sebagai pimpinan, seorang Deputi Gubernur Seniorsebagai wakilnya, dan sekurang-kurangnya 4 orang atausebanyak-banyaknya 7 orang Deputi Gubernur.

b. Dewan Gubernur mewakili BI di dalam dan diluar pengadilan.Kewenangan mewakili ini dilaksanakan oleh Gubernur, yangdapat menyerahkan kewenangan tersebut kepada DeputiGubernur Senior dan atau seorang atau beberapa orangDeputi Gubernur, atau seorang atau beberapa orang pegawaiBI, dan atau pihak lain yang khusus ditunjuk untuk itu.Penyerahan kewenangan tersebut dapat diberikan dengan haksubstitusi.

6. Independensi

a. Pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tanganterhadap pelaksanaan tugas BI sebagaimana dimaksud dalamangka 2 huruf b dimuka.

b. BI wajib menolak dan atau mengabaikan segala bentukcampur tangan dari pihak manapun dalam rangka pelaksanaantugasnya.

c. Barang siapa yang melakukan campur tangan terhadappelaksanaan tugas BI sebagaimana dimaksud di atas, diancamdengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun danpaling lama 5 (lima) tahun, serta denda sekurang-kurangnyaRp. 2.000.000.000,00 (2 miliar rupiah).

d. Agar independensi yang diberikan kepada BI dilaksanakandengan penuh tanggung jawab publik, kepada BI dituntutuntuk transparan dan memenuhi prinsip akuntabilitas publikdalam menetapkan kebijakan serta terbuka bagi pengawasanoleh masyarakat.

Page 45: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia81 82

E. Mekanisme Kepemimpinan Nasional LimaTahunanMekanisme kepemimpinan nasional secara lima tahunan adalah satumekanisme pengambilan keputusan bangsa dalam sistempenyelenggaraan negara. Adapun mekanisme kepemimpinannasional secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan kenegaraanseperti:

1. Pelaksanaan Pemilu :

a. Anggota legislatif (MPR, DPD dan DPRD);

b. Presiden dan Wakil Presiden.

2. MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihanlangsung oleh rakyat;

3. Mengangkat/menetapkan/meresmikan anggota lembaga-lembaga negara.

F. Latihan1. Bagaimana pendapat Anda perihal peran Presiden vs DPR

sebelum dan sesudah perubahan UUD 1945?

2. MPR sekarang ini terdiri dari DPR dan DPD. Bagimana Andameilhat peran kedua lembaga ini dalam penyelenggaraan negara?Bagaimana sebaiknya, menurut Anda peran DPR dan DPD ini?

3. Apakah UUD 1945 telah mengatur hubungan antar lembaga-lembaga negara?

4. Apakah yang dimaksud Mekanisme Kepemimpinan NasionalLima Tahunan itu?

5. Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, lembaga negarayang dulu perannya memberi nasehat dan pertimbangan kepadaPresiden dihapus yaitu DPA. Namun, dalam Pasal 16 UUD 1945dinyatakan bahwa “Presiden membentuk suatu dewanpertimbangan yang bertugas memberikan nasehat danpertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalamUU”. Bagaimana pendapat Anda tentang keberadaan lembagapenasehat Presiden yang baru ini ? Apa perbedaan DPA yangdulu dengan lembaga penasehat yang (akan) dibentuk Presidensekarang ini?

G. RangkumanFungsi-fungsi negara terbagi diantara lembaga-lembaga negaramenurut UUD 1945. Fungsi konstitutif dipegang oleh MPR, fungsieksekutif oleh Presiden, fungsi legislatif oleh DPR bersama Presidendan DPD, fungsi auditif oleh BPK dan fungsi yudikatif oleh MAdan MK.

Lembaga-lembaga negara berdasarkan UUD 1945, terdiri atas :MPR, Presiden, DPR, DPD, BPK, MK dan MA. Di samping ituberdasarkan UU No. 23/1999 BI juga berstatus sebagai lembaganegara.

Mekanisme Kepemimpinan Nasional Lima Tahun merupakanmekanisme pengambilan keputusan bangsa dalam sistempenyelenggaraan negara yang secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan seperti Pemilihan anggota-anggota legislatif, pemilihanPresiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat danpenetapan/pengangkatan/peresmian anggota-anggota lembaga-lembaga negara.

Page 46: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

83

84

BAB IVSISTEM PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN NEGARA

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

Uraian tentang Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Indonesiapada hakikatnya merupakan uraian tentang bagaimana mekanismepemerintahan negara dijalankan oleh Presiden sebagai pemegangkekuasaan Pemerintahan Negara. Sistem PenyelenggaranPemerintahan Negara ialah sistem bekerjanya Pemerintahan sebagaifungsi yang ada pada Presiden. Membicarakan Sistem PenyelenggaraanPemerintahan Negara tidak membicarakan Sistem PenyelenggaraanNegara oleh Lembaga-lembaga Negara secara keseluruhan. Bahkanistilah penyelenggaraan negara dalam arti sempit sudah mencakupLembaga-lembaga Negara yang tercantum dalam UUD 1945. Dalamarti yang luas, istilah penyelenggaraan negara mengacu pada tataransuprastruktur politik (lembaga negara dan lembaga pemerintah), maupunpada tataran infrastruktur politik (organisasi politik dan organisasikemasyarakatan).

Akan tetapi Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negaramerupakan bagian integral dari Sistem Penyelenggaraan Negara.Karena operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945,kecuali yang telah secara tegas dan jelas menjadi fungsi atau kewenanganlembaga-lembaga negara di luar lembaga eksekutif, merupakan bagianyang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dalam hal ini Drs. Moerdiono dalam artikelnya yang berjudul“Administrasi Negara dan Pelayanan Masyarakat” (Pengurus PusatIkatan Alumni STIA-LAN RI, 1995: 210-215) menyatakan : “Pemerintahitu adalah Presiden”. Menurut Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar1945 ditangan Presidenlah terletak seluruh kekuasaan pemerintahan”.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan Sistem PenyelenggaraanPemerintahan Negara sebenarnya adalah mekanisme bekerjanya lembagaeksekutif, yang dipimpin oleh Presiden selaku Kepala Pemerintahan.

A. Asas-Asas Sistem Pemerintahan NegaraSebagaimana telah disebutkan di atas, dengan adanya perubahan(amandemen) UUD 1945, penjelasan UUD 1945 tidak ada lagi.Namun asas-asas sistem pemerintahan negara tercakup dalam pasal-pasal UUD 1945 dengan beberapa perubahan seperti:

1. Pasal 1 ayat (3) yang menyebutkan bahwa: Negara RepublikIndonesia adalah negara hukum;

2. Pasal 1 ayat (2) yang menyebutkan bahwa kedaulatan beradaditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945. Pasal inijelas menyatakan bahwa Negara Republik Indonesia menganutSistem Konstitusional;

3. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 berarti bahwa kekuasaan negaratertinggi ditangan rakyat, tidak lagi ditangan MPR. Hal ini dapatterlihat pula dalam Pasal 6A ayat (1) yang menyebutkan bahwaPresiden dan Wakil Presiden di pilih langsung oleh Rakyat.Sedangkan MPR dalam hal ini tugasnya hanya melantik Presidendan Wakil Presiden terpilih;

4. Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa : PresidenRepublik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurutUUD 1945;.

Page 47: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia85 86

5. Pasal 7B ayat (2) menyebutkan bahwa usul pemberhentianPresiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh DPRkepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukanpermintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa,mengadili, dan menuntut pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak melakukan pelanggaran hukum berupapengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindakpidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapatbahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhisyarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. Pendapat DPRtersebut adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasanDPR. Kemudian Pasal 7 B ayat (6) menyebutkan bahwa MPRwajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPRtersebut paling lambat tiga puluh hari sejak MPR meresmikanusul tersebut. Selanjutnya Pasal 7 C menyebutkan bahwaPresiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR.

Pasal-pasal tersebut menunjukkan bahwa Presiden tidakbertanggung jawab baik kepada DPR maupun kepada MPR.

6. Pasal 17 (1) menyebutkan bahwa: Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara dan ayat (2) nya menyebutkan bahwa Menteri-Menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Hal iniberarti bahwa Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepadaDPR.

7. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 7 yang menyebutkan bahwa Presidendan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dansesudahnya dapat di pilih kembali dalam jabatan yang sama, hanyauntuk satu kali masa jabatan. Hal ini menunjukkan bahwakekuasaan Presiden tersebut adalah terbatas.

Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah Kuat

Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalah kuat. Dewan ini tidakbisa dibubarkan oleh Presiden (berlainan dengan sistem parlementer).Kecuali itu anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat semuanyamerangkap menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Olehkarena itu, Dewan Perwakilan Rakyat dapat senantiasa mengawasitindakan-tindakan Presiden dan jika Dewan berpendapat bahwaPresiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukumataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atauWakil Presiden, maka Dewan dapat mengajukan kepada MPR denganterlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusiuntuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR tersebut.

Uraian tentang “Kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat adalahkuat”, merupakan ketentuan bahwa Presiden tidak bertanggung-jawab kepada DPR. Lebih lanjut hal itu juga berarti bahwa DPRtidak dapat menjatuhkan Presiden. Walaupun demikian DPR itutidak lemah, karena:

Presiden tidak dapat membubarkan DPR

Anggota DPR adalah anggota MPR. Karena itu DPR dapat selalumengawasi tindakan Presiden. Apabila tindakan Presiden dinilaikeliru, DPR dapat menegurnya dengan mekanisme sebagaimanatelah disebutkan di atas.

Kedudukan DPR makin kuat lagi setelah reformasi AmandemenUUD 1945 antara lain telah mengalihkan kekuasaan membuatundang-undang dari Presiden (pasal 5 ayat (1) UUD 1945 asli)kepada DPR (Pasal 20 ayat (1) Amandemen);

TAP No. VII/MPR/2000 telah menentukan bahwa pengangkatanPanglima TNI dan Kapolri oleh Presiden dengan persetujuan DPR;demikian pula pengangkatan Gubernur BI (UU No. 23/1999).

Page 48: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia87 88

Menteri-menteri Negara bukan pegawai tinggi biasa

Meskipun kedudukan Menteri Negara tergantung dari Presiden, akantetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa oleh karena Menteri-menterilah yang terutama menjalankan kekuasaan pemerintahan(pouvoir executive) dalam praktek.

Sebagai pimpinan Departemen, menteri mengenal seluk-beluk hal-hal yang mengenai lingkungan pekerjaannya. Berhubung dengan ituMenteri mempunyai pengaruh besar terhadap Presiden dalammenentukan politik negara yang mengenai departemennya. Memangyang dimaksud ialah, para Menteri itu pemimpin-pemimpin negara.

Untuk menetapkan politik pemerintah dan koordinasi dalampemerintahan negara, para menteri bekerjasama satu sama lain secaraseerat-eratnya di bawah pimpinan Presiden.

Uraian tentang “Menteri-Menteri Negara bukan pegawai tinggibiasa”, hanyalah sebagai penjelasan bahwa menteri hanyalahpembantu Presiden dan kedudukannya sepenuhnya tergantungkepada Presiden. Walaupun demikian, tidaklah berarti bahwa perananmenteri tidak penting. Menteri mempunyai peranan yang sangatpenting pula dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

a. Dalam praktek, Menteri-menterilah yang terutama menjalankankekuasaan pemerintahan (povoir executif atau executive power);

b. Karena menguasai seluk beluk bidang tugas departemennya,maka ia mempunyai pengaruh yang besar terhadap Presidendalam menentukan kebijakan dalam suatu bidang pemerintahan;

c. Menteri-menteri adalah pimpinan-pimpinan dalampenyelenggaraan pemerintahan negara, di bawah koordinasiPresiden.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa Sistem PenyelenggaraanPemerintahan Negara adalah sistem bekerjanya Pemerintah besertaaparaturnya, yang dipimpin oleh Presiden selaku KepalaPemerintahan. Disinggungnya fungsi DPR sebagai LembagaNegara, dan para Menteri sebagai para Pejabat Negara yangmembantu Presiden, diperlukan untuk memberikan keterangan yanglebih jelas tentang fungsi-fungsi Presiden tersebut selaku pemegangkekuasaan Pemerintahan Negara.

B. Aparatur PemerintahAparatur pemerintahan (lebih sering disebut sebagai aparaturpemerintah atau aparatur saja) mempunyai tugas pokok untukmelaksanakan tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan.Tugas umum pemerintahan adalah tugas-tugas yang sejak dahuludilaksanakan oleh pemerintah di mana saja dalam rangka memenuhikebutuhan dan kepentingan masyarakat, seperti pemeliharaankeamanan dan ketertiban, penyelenggaraan pendidikan, pelayanankesehatan dan lain-lain. Sedangkan tugas pembangunan adalah tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan,yang umumnya dilaksanakan melalui proyek-proyek pembangunan.Apabila dikaitkan dengan tujuan diselenggarakannya administrasinegara, tugas umum pemerintahan dan pembangunan tersebutdilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional/negara dandalam rangka melaksanakan tugas Pemerintahan Negarasebagaimana dimaksud dalam alinea keempat Pembukaan UUD1945.

Page 49: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia89 90

1. Aparatur Pemerintah Pusat

a. Kementerian Negara

Dalam Peraturan Presiden RI No.9 Tahun 2005 tentangKedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata KerjaKementerian Negara RI, disebutkan bahwa KementerianNegara RI terdiri dari:

Kementerian Koordinator, Kementerian yangberbentuk Departemen, yang selanjutnya disebutDepartemen; Kementerian Negara

1) Kementerian Koordinator

Kedudukan

Kementerian Koordinator adalah unsur pelaksanaPemerintah yang dipimpin oleh Menteri Koordinator yangberada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas

Kementerian Koordinator mempunyai tugas membantuPresiden dalam mengkoordinasikan perencanaan danpenyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaankebijakan di bidangnya.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Koordinatormenyelenggarakan fungsi:

a) Koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan dibidangnya;

b) Sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

c) Pengendalian penyelenggaraan kebijakan, sebagai-mana dimaksud pada huruf a dan b;.

d) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yangmenjadi tanggungjawabnya;

e) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

f) Pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan olehPresiden;

g) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, danpertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepadaPresiden.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah pimpinanPresiden Susilo Bambang Yudhoyono ada tigaKementerian Koordinator, yaitu : KementerianKoordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; danKementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

a) Kementerian Koordinator Bidang Politik,Hukum, dan Keamanan mengkoordinasikan:Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri,Departemen Pertahanan; Departemen Hukum danHAM; Kejaksanaan Agung; BIN; TNI; POLRI; danInstansi yang dianggap perlu.

b) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomianmengkoordinasikan: Departemen Keuangan;Departemen Energi dan SDM; DepartemenPerindustrian; Departemen Perdagangan; DepartemenPertanian; Departemen Kehutanan; DepartemenPerhubungan; Departemen Kelautan dan Perikanan;Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

Page 50: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia91 92

Departemen Pekerjaan Umum; Departemen Kominfo;Kementerian Negara Ristek; Kementerian NegaraKoperasi dan UKM; Kementerian NegaraPembangunan Daerah Tertinggal; dan Instansi yangdianggap perlu.

c) Kementerian Koordinator Bidang KesejahteraanRakyat mengkoordinasikan : Departemen Kesehatan;Departemen Diknas; Departemen Sosial; DepartemenAgama; Departemen Budpar; Kementerian NegaraLingkungan Hidup; Kementerian Negara PP;Kementerian Negara PAN; Kementerian NegaraPerumahan Rakyat; Kementerian Negara Pemuda danOlah Raga; dan Intansi lain yang dianggap perlu

Susunan Organisasi

Kementerian Koordinator dibantu oleh:

a) Sekretariat Kementerian Koordinator;

b) Deputi;

c) Staf Ahli;

d) Di lingkungan Kementerian Koordinator dapatdiangkat tiga orang Staf Khusus Menteri (PerpresNo.62 Tahun 2005).

2) Departemen

Kedudukan

Departemen adalah unsur pelaksanaan Pemerintah yangdipimpin oleh Menteri yang berada di bawah danbertanggungjawab kepada Presiden.

Tugas

Departemen mempunyai tugas membantu Presiden dalammenyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Departemenmenyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaandan kebijakan teknis di bidangnya;

b) Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai denganbidang tugasnya;

c) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yangmenjadi tanggungjawabnya;

d) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

e) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, danpertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepadaPresiden.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu ada 20 (dua puluh)Departemen, yaitu :

a) Departemen Dalam Negeri;

b) Departemen Luar negeri;

c) Departemen Pertahanan;

d) Departemen Hukum dan HAM;

e) Departemen Keuangan;

f) Departemen Energi dan SDM;

g) Departemen Perindustrian;

Page 51: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia93 94

h) Departemen Perdagangan;

i) Departemen Pertanian;

j) Departemen Kehutanan;

k) Departemen Perhubungan;

l) Departemen Kelautan dan Perikanan;

m) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

n) Departemen Pekerjaan Umum;

o) Departemen Kesehatan;

p) Departemen Pendidikan Nasional;

q) Departemen Sosial;

r) Departemen Agama;

s) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;

t) Departemen Komunikasi dan Informatika;

Susunan Organisasi

Departemen terdiri dari:

a) Menteri;

b) Sekretariat Jenderal;

c) Direktorat Jenderal;

d) Inspektorat Jenderal;

e) Badan dan/atau Pusat;

f) Staf Ahli;

g) Di lingkungan Departemen dapat diangkat 3 (tiga)orang Staf Khusus Menteri (Perpres No.62 Tahun2005).

Departemen yang menyelenggarakan urusan pemerintahanyang tidak diserahkan kepada Daerah dapat membentukInstansi Vertikal yang di tetapkan dengan PeraturanPresiden.

Departemen secara selektif dapat membentuk UPTsebagai pelaksana tugas teknis operasional dan/atau tugasteknis penunjang.

3) Kementerian Negara

Kedudukan

Kementerian Negara adalah unsur pelaksana pemerintahyang dipimpin oleh Menteri Negara yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas

Kementerian Negara mempunyai tugas membantuPresiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi dibidang tertentu dalam kegiatan pemerintahan negara.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Negaramenyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakan nasional di bidangnya;

b) Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

c) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yangmengabdi tanggungjawabnya;

Page 52: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia95 96

d) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

e) Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, danpertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepadaPresiden.

Berdasarkan Perpres No.62 Tahun 2005, KementerianNegara Koperasi dan UKM, Kementerian NegaraPerumahan Rakyat, dan Kementerian Negara Pemudadan Olah Raga, di samping melaksanakan fungsi-fungsisebagaimana tersebut di atas, juga melaksanakan fungsiteknis pelaksanaan/fungsi operasionalisasi kebijakan dibidang masing-masing.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu, Kementerian Negaraterdiri dari:

a) Kementerian Negara Riset dan Teknologi;

b) Kementerian Negara Koperasi dan UKM;

c) Kementerian Negara Lingkungan Hidup;

d) Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan;

e) Kementerian Negara Pendayagunaan AparaturNegara;

f) Kementerian Negara Pembangunan DaerahTertinggal;

g) Kementerian Negara Perencanaan PembangunanNasional/Kepala Bappenas (Kepres No.171/M/Tahun2005 tentang Perubahan Kedua Kepres No.187/M/Tahun 2005);

h) Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara;

i) Kementerian Negara Perumahan Rakyat;

j) Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga.

Susunan Organisasi

Kementerian Negara dibantu oleh:

a) Sekretariat Kementerian Negara;

b) Deputi;

c) Staf Ahli;

d) Di lingkungan Kementerian Negara dapat diangkat 3(tiga) orang Staf Khusus Menteri (Perpres No.62Tahun 2005).

b. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)

LPND diatur dengan Keppres No.103 Tahun 2001 yang telahenam kali mengalami perubahan terakhir perubahannyadengan Peraturan Presiden No.64 Tahun 2005.

Kedudukan

LPND dalam Pemerintahan Negara RI adalah lembagapemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugaspemerintahan tertentu dari Presiden. LPND berada di bawahdan bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas

LPND mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahantertentu dari Presiden sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku. Dalam Perpres No.11Tahun 2005 tentang Perubahan Kelima atas Keppres No.103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja LPND,pada Pasal 3 nya menyebutkan bahwa LPND terdiri dari:

1. Lembaga Administrasi Negara (LAN);

Page 53: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia97 98

2. Arsip Nasional (ANRI);

3. Badan Kepegawaian Negara (BKN);

4. Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas);

5. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas);

6. Badan Pusat Statistik (BPS);

7. Badan Standarisasi Nasional (BSN);

8. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN);

9. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN);

10. Badan Intelijen Negara (BIN);

11. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG);

12. Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN);

13. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN);

14. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional(BAKOSURTANAL);

15. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan(BPKP);

16. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);

17. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT);

18. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM);

19. Badan Pertanahan Nasional (BPN);1)

20. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM);

21. Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS);2)

22. Badan Meterologi dan Geofisika (BMG);

23. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TenagaKerja Indonesia (BNP2TKI);

Sesuai dengan Perpres No.64 Tahun 2005, masing-masingLPND melaksanakan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri,yang meliputi:

1. Menteri Dalam Negeri bagi BPN;

2. Menteri Pertahanan bagi LEMHANAS danLEMSANEG;

3. Menteri Perdagangan bagi BKPM;

4. Menteri Kesehatan bagi BPOM dan BKKBN;

5. Menteri Pendidikan Nasional bagi PERPUSNAS;

6. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara bagiLAN, BKN, BPKP, dan ANRI;

7. Menteri Negara Riset dan Teknologi bagi LIPI, LAPAN,BPPT, BATAN, BAPETEN, BAKOSURTANAL, danBSN;

8. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasionalbagi BPS;

9. Menteri Perhubungan bagi BMG.

Dalam Keppres No.103 Tahun 2001, Susunan OrganisasiLPND diatur sebagai berikut:

1) Berdasarkan Perpres No. 10 Tahun 2006, BPN merupakan LPND dimana di dalamlingkungan BPN dapat diangkat Staf Khusus paling banyak 3 (tiga) orang yangbertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala BPN sesuai denganpenugasan dari Kepala BPN. Selain itu dalam Perpres tersebut, dalam rangka menggalipemikiran dan pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan bidangpertanahan dan dalam rangka perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan,BPN membentuk Komite Pertanahan.

2) Berdasarkan Perpres No. 67 Tahun 2006, LEMHANNAS merupakan LPND dimanadi dalam lingkungan struktur organisasi LEMHANNAS memiliki sedikit perbedaandengan struktur organisasinya LPND lainnya, yaitu selain terdapat Gubernur, WakilGubernur, Deputi dan Inspektorat, juga terdapat Dewan Pengarah dan Tenaga Ahli.

Page 54: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia99 100

1. Kepala;

2. Bila dipandang perlu Kepala dapat dibantu oleh seorangWakil Kepala;

3. Sekretariat Utama, sebagai pelaksana fungsi staf/penunjang dan mengkoordinasikan perencanaan,pembinaan dan pengendalian terhadap programadministrasi dan sumber daya dipimpin oleh seorangSekretaris Utama;

4. Deputi, pelaksana fungsi lini dan membawahi direktoratdan/atau pusat. Direktorat digunakan sebagai nomenklaturunit yang fungsinya pembinaan. Sedangkan Pusat untukunit yang fungsinya pelaksanaan;

5. Unit pengawasan dapat berbentuk Inspektorat Utamaatau Inspektur, dan bertugas untuk melaksanakanpengawasan fungsional.

C. Kesekretariatan Lembaga-Lembaga NegaraKesekretariatan Lembaga-Lembaga Negara merupakan AparaturPemerintah Pusat yang ditugasi untuk membantu masing-masinglembaga negara yang bersangkutan dalam menjalankan tugas danfungsinya.

Kesekretariatan Lembaga-Lembaga Negara terdiri dari:

1. Sekretariat Jenderal MPR;

2. Kesekretariatan yang Membantu Presiden;

3. Sekretariat Jenderal DPR;

4. Sekretariat Jenderal DPD;

5. Sekretariat Jenderal BPK;

6. Sekretariat MA;

7. Sekretariat Jenderal MK.

D. Kejaksaan Republik IndonesiaBerdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang KejaksaanRepublik Indonesia yang selanjutnya disebut Kejaksaan adalahlembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara secaramerdeka di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkanUndang-Undang. Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisahkan.

Pelaksanaan kekuasaan negara bidang penuntutan ini diselenggarakanoleh Kejaksaaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan KejaksaanNegeri.

Kejaksaan Agung berkedudukan di Ibukota Negara RI dan daerahhukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara RI.

Kejaksaan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi dan dasarhukumnya meliputi wilayah Provinsi.

Kejaksaan Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota yangdasar hukumnya meliputi wilayah daerah kabupaten/kota yang dasarhukumnya meliputi wilayah daerah kabupaten/kota.

Dalam hal tertentu di daerah hukum kejaksaan negeri dapat dibentukcabang Kejaksaan Negeri.

Tugas dan Wewenang

Umum

1. Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:

a) Melakukan penuntutan;

b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yangtelah memperoleh kekuatan hukum tetap;

Page 55: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia101 102

c) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusanpidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusanlepas bersyarat;

d) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentuberdasarkan UU;

e) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapatmelakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan kepengadilan yang dalam pelaksanaannya di koordinasikandengan penyidik.

2. Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengankuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luarpengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah;

3. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum, kejaksaanturut menyelenggarakan kegiatan:

a) Peningkatan kesadaran hukum;

b) Pengamanan kebijakan penegakkan hukum;

c) Pengawasan peredaran barang cetakan;

d) Pengawasan aksi kepercayaan yang dapat membahayakanmasyarakat dan negara;

e) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;

f) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

4. kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkanUndang-Undang;

5. Kejaksaan berwenang menangani perkara pidana yang diaturdalam Qanun sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangNo.18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi DaerahIstimewa Aceh sebagai Provinsi NAD sesuai Undang-UndangNo.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Khusus

Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang:

1. menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakkan hukumdan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenangkejaksaan;

2. mengefektifkan proses penegakkan hakim yang diberikan olehUndang-undang;

3. mengesampingkan perkara demi kepentingan umum;

4. mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada MahkamahAgung dalam perkara pidana, perdata, dan tata usaha negara;

5. dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepadaMahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana;

6. mencegah atau menangkal orang tertentu untuk masuk atau keluarwilayah NKRI karena keterlibatannya dalam perkara pidanasesuai dengan peraturan perundang-undangan.

a. Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakankekuasaan Negara terutama di bidang penuntutan dalam tatasusunan kekuasaan badan-badan pengadilan hukum dankeadilan, yang dipimpin oleh Jaksa Agung yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden;

b. Kejaksaan terdiri atas Kejaksaan Agung ditingkat pusat,Kejaksaan Tinggi ditingkat Propinsi dan Kejaksaan Negeri diKabupaten/Kota, yang ketiganya merupakan satu kesatuan;

c. Dalam bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, kejaksaandengan kuasa dapat bertindak didalam maupun diluarpengadilan untuk dan atas nama Negara atau Pemerintah;

d. Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan dalam bidanghukum kepada Instansi Pemerintah lainnya;

Page 56: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia103 104

e. Dalam memimpin Kejaksaan, Jaksa Agung dibantu olehseorang Wakil Jaksa Agung dan beberapa orang Jaksa AgungMuda.

E. Perwakilan RI di Luar NegeriPerwakilan RI di luar negeri adalah satu-satunya Aparatur yangmewakili kepentingan Negara RI secara keseluruhan di negara lainatau pada Organisasi Internasional, dan dapat berupa KedutaanBesar RI (KBRI), Konsulat Jenderal RI (KONJENRI), KonsulatRI, Perutusan tetap RI (PTRI) pada PBB maupun Perwakilan RItertentu yang bersifat sementara. Perwakilan RI terdiri atasPerwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsulat.

1. Perwakilan Diplomatik

Cakupan kegiatan Perwakilan Diplomatik menyangkut semuakepentingan Negara RI dan wilayah kerjanya meliputi seluruhwilayah negara penerima atau yang bidang kegiatannya meliputibidang kegiatan suatu Organisasi Internasional.

Perwakilan Diplomatik terdiri atas Kedutaan Besar RI danPerwakilan Tetap RI yang dipimpin oleh seorang Duta BesarLuar Biasa dan Berkuasa Penuh dan bertanggung jawab kepadaPresiden selaku Kepala Negara melalui Menteri Luar Negeri.

Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik adalah mewakili NegaraRI dalam melaksanakan hubungan diplomatik dengan negarapenerima atau Organisasi Internasional serta melindungi segenapkepentingan negara dan warga negara RI di negara penerimasesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan danberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakutermasuk hukum dan tata cara hubungan internasional.

2. Perwakilan Konsuler

Kegiatan Perwakilan Konsuler meliputi semua kepentingannegara RI di bidang konsuler dan mempunyai wilayah kerjatertentu dalam wilayah negara penerima. Perwakilan Konsulerterdiri dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI)dan Konsulat Republik Indonesia.

a. Konsulat Jenderal Republik Indonesia atau KonsulatRepublik Indonesia adalah Perwakilan Konsuler NegaraRepublik Indonesia, masing-masing dipimpin oleh seorangKonsul Jenderal atau Konsul yang bertanggungjawab kepadaDuta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yangmembawahkannya.

b. Konsul Jenderal pimpinan Konsulat Jenderal RepublikIndonesia dan Konsul pimpinan Konsulat Republik Indonesiayang tidak berada di bawah tanggungjawab Duta Besar LuarBiasa dan Berkuasa Penuh, bertanggungjawab langsungkepada Menteri Luar Negeri.

Tugas Pokok Perwakilan Konsuler adalah mewakili negara RIdalam melaksanakan hubungan konsuler dengan negara penerimadi bidang perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaandan ilmu pengetahuan serta mengeluarkan izin prinsip penamaanmodal asing di Indonesia untuk Menteri Luar Negeri atas namaMenteri yang bertanggungjawab di bidang investasi sesuaidengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan berdasarkanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 57: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia105 106

F. Tentara Nasional Indonesia (TNI)Kududukan

Sesuai dengan Undang-Undang No.34 Tahun 2004 kedudukan TNIdiatur sebagai berikut:

1. Dalam pengesahan dan penggunaan kekuatan militer, TNIberkedudukan di bawah Presiden;

2. Dalam kebijakan dan strategi pertahanan serta dukunganadministrasi; TNI di bawah koordinasi DepartemenPertahanan;

TNI terdiri dari TNI Angkatan darat, TNI Angkatan Laut, dan TNIAngkatan Udara yang melaksanakan tugasnya secara merata ataugabungan di bawah pimpinan Panglima. Tiap-tiap angkatan (AD,AL,dan AU) mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat.

Peran, Fungsi, dan Tugas PokokPeran

TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalammenjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politiknegara.

Fungsi

Sebagai alat pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai:

1. penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancamanbersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan,keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;

2. penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana tersebutbutir 1;

3. pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang tergangguakibat kekacauan keamanan.

Dalam melaksanakan fungsi tersebut, TNI merupakan komponenutama Sistem Pertahanan Negara.

Tugas Pokok

TNI mempunyai tugas pokok untuk:

1. menegakkan kedaulatan negara;

2. mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkanPancasila dan UUD 1945;

3. melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesiadari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Susunan Organisasi

Organisasi TNI terdiri dari:

1. Markas Besar TNI yang membawahkan : Markas Besar TNIAngkatan Darat, Markas Besar TNI Angkatan Darat, danMarkas Besar TNI Angkatan Udara;

2. Markas Besar TNI terdiri dari: unsur pimpinan, unsur pembantupimpinan, unsur pelayanan, badan pelaksana pusat, dan KomandoUtama Operasi;

3. Markas Besar Angkatan terdiri atas unsur pimpinan, unsurpembantu pimpinan, unsur pelayanan, badan pelaksana pusat,dan Komando Utama Pembinaan.

TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang diangkat dandiberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan DPR.

Angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan danberkedudukan di bawah Panglima serta bertanggung jawab kepadaPanglima. Kepala Staf Angkatan diangkat dan diberhentikan olehPresiden atas usul Panglima.

Page 58: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia107 108

Jati Diri

TNI mempunyai jati diri, yaitu:

1. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya dari WNI;

2. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkanNKRI dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan danmenyelesaikan tugasnya;

3. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yangbertugas demi kepentingan negara dan di atas kepentingandaerah, suku, ras dan golongan agama;

4. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik,diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidakberbisnis, dan dijamin kesejahteraannya serta mengikutikebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi,supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentraman hukumnasional, dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Peran, tugas, susunan dan kedudukan TNI secara pokok-pokoknyadiatur dalam TAP No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TentaraNasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; TAPNo. VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia danPeran Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan kemudian diaturUndang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara NasionalIndonesia.

G. Kepolisian Negara RI (POLRI)Peran, tugas, susunan dan kedudukan POLRI, sebagaimana TNIsecara pokok-pokoknya diatur dalam TAP No. VI/MPR/2000 danTAP No. VII/MPR/2000. Kemudian diatur dalam UU No. 2 Tahun2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peran dan tugas POLRI1. POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

2. Selain tugas pokok tersebut di atas, POLRI juga melaksanakantugas bantuan:

a. dalam keadaan darurat memberikan bantuan kepada TNIyang diatur dengan undang-undang;

b. turut secara aktif dalam tugas-tugas penanggulangankejahatan internasional sebagai anggota InternationalCriminal Police Organization-Interpol;

c. membantu secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia(peace keeping operation) di bawah bendera PBB.

Susunan dan Kedudukan POLRI:

1. POLRI merupakan Kepolisian Nasional yang organisasinyadisusun secara berjenjang dari tingkat pusat sampai tingkat daerah;

2. POLRI berada di bawah Presiden;

3. POLRI dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara RI(KAPOLRI) yang diangkat dan diberhentikan oleh Presidendengan persetujuan DPR;

4. Anggota POLRI tunduk pada kekuasaan peradilan umum.

Lembaga Kepolisian Nasional1. Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Kepolisian Negara

RI dibantu oleh lembaga kepolisian nasional, yang dibentuk olehPresiden yang diatur dengan undang-undang.

2. Lembaga Kepolisian Nasional memberikan pertimbangan kepadaPresiden dalam pengangkatan dan pemberhentian KAPOLRI.

Page 59: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia109 110

H. Badan/Lembaga Ekstra StrukturalBadan/Lembaga Ekstra Struktural pada dasarnya adalah badan/lembaga yang bersifat penunjang dan/atau pelengkap tatananorganisasi pemerintahan yang melaksanakan fungsi-fungsi khususdi bidang tertentu untuk menunjang pelaksanaan urusanpemerintahan. Badan/Lembaga ini secara organik tidak termasukdalam struktur organisasi Kementerian Negara (KementerianKoordinator, Departemen, Kementerian Negara) dan/atau LPND.Badan/Lembaga Ekstra Struktural dapat dipimpin atau diketuai olehMenteri, bahkan Presiden atau Wakil Presiden.

Badan/Lembaga ini mempunyai karakteristik yang berbeda satudengan yang lainnya. Perbedaan yang signifikan terletak pada dasarhukum pembentukannya. Nomenklatur yang digunakan juga beragamseperti : Dewan, Badan, Komisi, Komite, Lembaga, dan Tim.

Badan/Lembaga Ekstra Struktural yang terbentuk:

1. Dewan, antara lain: Dewan Ketahanan Pangan, Dewan MaritimIndonesia, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah;

2. Badan, antara lain: Badan Koordinasi NasionalPenanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi(BAKORNAS PBP), Badan Koordinasi Penempatan TenagaKerja Indonesia (BKPTKI), Badan Rehabilitasi danRekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat ProvinsiNAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, BadanPertimbangan dan Pendidikan Nasional;

3. Komisi, antara lain: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia(Komnas HAM), Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi(KPK), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Ombudsman,Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU);

4. Komite, antara lain: Komite Kebijakan Sektor Keuangan,Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Komite Olah RagaNasional Indonesia, Komite Standar Nasional Untuk SatuanUkuran;

5. Lembaga, antara lain: Lembaga Sensor Film, LembagaKoordinasi Pangan Dalam Peningkatan Kesejahteraan SosialPenyandang Cacat.

I. Aparatur Pemerintah DaerahSesuai dengan amanat UUD 1945, pemerintah daerah berwenanguntuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahanmenurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untukmempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melaluipeningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran sertamasyarakat. Disamping itu, melalui otonomi luas, daerahdiharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikanprinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dankekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalamSistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah pemerintah daerahdan DPRD. Penyelenggaraan pemerintahan daerah secarakonstitusional didasarkan pada Pasal 18, 18A dan 18B dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kemudian secara rinci, penyelenggaraanpemerintahan daerah saat ini diatur berdasarkan UU No.32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Derah.

1. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota danperangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahandaerah.

Page 60: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia111 112

a. Kepala Daerah

Setiap daerah dipimpin oleh Kepala Pemerintah Daerah yangdisebut Kepala Daerah.

Gubernur, sebagai Kepala Daerah Provinsi, Bupati sebagaiKepala Daerah Kabupaten, dan Walikota sebagai KepalaDaerah Kota. Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Daerahdibantu oleh Wakil Kepala Daerah, yang masing masingdisebut sebagai Wakil Gubernur untuk Provinsi, Wakil Bupatiuntuk Kabupaten, dan Wakil Walikota untuk Kota.

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih secaralangsung oleh rakyat yang persyaratan dan tata caranyaditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Saat iniperaturan perundangan yang mengatur tentang pemilihanKepala dan Wakil Kepala Daerah adalah PeraturanPemerintah No.6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian KepalaDaerah dan Wakil Kepala Daerah.

Pasangan Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dapatdicalonkan baik oleh partai politik atau gabungan partaipolitik peserta Pemilu, dengan memperhatikan sejumlahkursi tertentu dalam DPRD dan atau memperoleh dukungansuara dalam Pemilu Legislatif dalam jumlah tertentu.

b. Perangkat Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerahdibantu oleh perangkat daerah. Secara umum perangkat daerahterdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakandan koordinasi, diwadahi dalam Lembaga Sekretariat.

Unsur pendukung Tugas Kepala Daerah dalampenyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifatspesifik, diwadahi dalam Lembaga Teknis Daerah.

Unsur pelaksana urusan daerah, yang diwadahi dalamlembaga dinas daerah. Dasar utama penyusunanperangkat daerah dalam bentuk suatu organisasiadalah adanya urusan pemerintahan yang perluditangani. Namun, tidak berarti bahwa setiap penangananurusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasitersendiri. Besaran organisasi perangkat daerahsekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor:kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupantugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan,jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisigeografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerahyang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, saranadan prasarana penunjang tugas. Dengan demikiankebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak selalu sama atau seragam.

Secara singkat dalam Pasal 120 ayat (1) dan (2), padaUndang-Undang No.32 Tahun 2004 disebutkan bahwa:

Perangkat Daerah Provinsi terdiri atas: SekretariatDaerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah danLembaga Teknis Daerah;

Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, DinasDaerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, danKelurahan.

Tata cara atau prosedur, persyaratan, kriteria pembentukansuatu organisasi perangkat daerah ditetapkan dalamperaturan daerah yang mengacu pada pedoman yangditetapkan Pemerintah (Catatan : Saat ini pedoman yangmengatur perangkat daerah adalah PP No.8 Tahun 2003

Page 61: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia113 114

tentang Pedoman Penyusunan Perangkat Daerah. Namunkarena ada berbagai kendala dalam pelaksanaannya, PP No.8Tahun 2003-saat ini tengah dalam proses revisi oleh Tim yanganggotanya dari berbagai Departemen/Instansi).

c. Keuangan Daerah

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksanasecara optimal, apabila penyelenggaraan urusan pemerintahandiikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yangcukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang tentang Perimbangan keuangan antara PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah (UU No.33 Tahun 2004), dimana besarnya disesuaikan dan disalurkan dengan pembagiankewenangan antara Pemerintah dan Daerah.

Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusanpemerintah yang diserahkan kepada daerah menjadi sumberkeuangan daerah. Daerah diberi hak untuk mendapatkansumber keuangan.

Dalam mengatur keuangan daerah, pada dasarnya Pemerintahmenerapkan prinsip “uang mengikuti fungsi” (moneyfollow function). Pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekat dan menjadi satu denganpengaturan pemerintahan daerah, yaitu dalam Undang-Undang mengenai Pemerintahan Daerah.

d. Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah

Penyelenggara pemerintahan daerah dalam melaksanakantugas, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawabnya sertaatas kuasa peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

dapat menetapkan kebijakan daerah yang dirumuskanantara lain dalam peraturan daerah, peraturan kepaladaerah, dan ketentuan daerah lainnya. Kebijakan daerahini tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum sertaperaturan Daerah lain.

Peraturan daerah dibuat oleh DPRD bersama-samaPemerintah Daerah. Prakarsa pembuatan peraturan daerahdapat berasal dari DPRD maupun dari Pemerintah Daerah.Khusus peraturan daerah tentang APBD rancangannyadisiapkan oleh Pemerintah Daerah yang telah mencakupkewenangan DPRD, untuk dibahas bersama DPRD.

Peraturan daerah dan ketentuan Daerah lainnya yang bersifatmengatur diundangkan dengan menempatkannya dalamLembaran Daerah. Peraturan daerah tertentu yang mengaturpajak daerah, retribusi daerah, APBD, perubahanAPBD, dan Tata Ruang, berlakunya setelah melaluitahapan evaluasi oleh Pemerintah.

e. Kepegawaian Daerah

Kepegawaian Daerah adalah suatu sistem dan prosedur yangdiatur dalam peraturan perundang-undangan sekurang-kurangnya meliputi perencanaan, persyaratan, pengangkatan,penempatan, pendidikan dan pelatihan, penggajian,pemberhentian, pensiun, pembinaan, kedudukan, hak,kewajiban, tanggung jawab, larangan, sanksi, dan penghargaanmerupakan sub sistem dari sistem kepegawaian secaranasional. Sejalan dengan kebijakan desentralisasi dalampenyelenggaraan pemerintahan, maka ada sebagiankewenangan di bidang kepegawaian daerah untuk diserahkan kepada daerah yang dikelola dalam sistemkepegawaian daerah. Dengan demikian kepagawaian daerah

Page 62: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia115 116

merupakan suatu kesatuan jaringan birokrasi dalamkepegawaian nasional.

f. Pembinaan dan Pengawasan

Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerahadalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan atauGubernur selaku Wakil Pemerintah di daerah untukmewujudkan tercapainya Tujuan PenyelenggaraanOtonomi Daerah. Dalam rangka pembinaan oleh Pemerintah,Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemenmelakukan pembinaan sesuai dengan fungsi dan kewenanganmasing-masing yang dikoordinasikan oleh Menteri DalamNegeri untuk pembinaan dan pengawasan provinsi serta olehGubernur untuk pembinaan dan pengawasan Kebupaten/Kota.

Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerahadalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjaminagar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencanadan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku. Pengawasan yang dilaksanakan oleh Pemerintahterkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan danutamanya terhadap peraturan daerah dan peraturan KepalaDaerah.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Susunan dan Kedudukan DPRD diatur dalam undang-UndangNo. 22 tahun 2003 tentang Susunan dan kedudukan DPRDmerupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukansebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.

a. Fungsi DPRD

DPRD mempunyai fungsi legislasi, anggaran, danpengawasan.

b. Tugas dan Wewenang DPRD

DPRD mempunyai tugas dan wewenang seperti:

1) Membentuk Perda yang dibahas dengan Kepala daerahuntuk mendapatkan persetujuan bersama;

2) Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentangAPBD bersama Kepala daerah;

3) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perdadan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturankepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerahdalam melaksanakan program pembangunan daerah, dankerjasama internasional di daerah;

4) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepaladaerah/wakil kepala daerah kepada Presiden melalui MenteriDalam Negeri bagi DPRD dan kepada Menteri DalamNegeri melalui Gubernur bagi DPRD Kabupaten/Kota;

5) Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadikekosongan jabatan wakil kepala daerah;

6) Memberikan pendapat dan pertimbangan kepadapemerintah daerah terhadap rencana perjanjianinternasional di daerah;

7) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasamainternasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah;

8) Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban kepaladaerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

Page 63: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia117 118

9) Membentuk panitia pemilihan kepala daerah;

10) Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUDdalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;

11) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasamaantar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebanimasyarakat dan daerah.

c. Alat kelengkapan DPRD:

Alat kelengkapan DPRD terdiri atas:

1) Pimpinan;

2) Komisi;

3) Panitia Musyawarah;

4) Panitia Anggaran;

5) Badan Kehormatan, dan

6) Alat Kelengkapan lain yang diperlukan.

d. Keanggotaan

1) DPRD Provinsi yang beranggotakan 35 orang sampaidengan 75 orang membentuk empat komisi. DPRDProvinsi yang beranggotakan lebih dari 75 orangmembentuk lima komisi;

2) DPRD Kabupaten/Kota yang beranggotakan 20 orangsampai dengan 35 orang membentuk tiga komisi.DPRD Kabupaten/Kota yang beranggotakan lebih dari35 orang membentuk empat komisi.

3. Istilah-istilah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping istilah-istilah yang sudah disebutkan dari uraian di atas, ada beberapaistilah-istilah lain yang sering digunakan untuk memperjelastentang Pemerintahan Daerah itu sendiri, antara lain seperti:

a. Otonomi daerah, adalah hak, wewenang, dan kewajibandaerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusanpemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

b. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuanmasyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yangberwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dankepentingan masyarakat setempat memuat prakarsa sendiriberdasarkan aspirasi masyarakat dalam Sistem NegaraRepublik Indonesia.

c. Desentralisasi, adalah penyerahan wewenang pemerintahanoleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur danmengurus urusan pemerintahan dalam Sistem NegaraKesatuan Republik Indonesia.

d. Dekonsentrasi, adalah pelimpahan wewenang pemerintahanoleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintahdan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

e. Tugas Pembantuan, adalah penugasan dari Pemerintah kepadadaerah dan/atau desa, dari Pemerintah provinsi kepadaKabupaten/Kota dan/atau desa, serta dari pemerintah Kabupaten/Kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

f. Desa atau yang disingkat dengan nama lain, selanjutnyadisebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yangmemiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengaturdan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan

Page 64: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia119 120

asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormatidalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Selain hal-hal yang telah dikemukakan di atas tentangpenyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan UU No.32Tahun 2004, dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia, dikenal pula adanya daerah-daerah otonomi khusus yangmasing-masing diatur dengan peraturan perundang-undangantersendiri, seperti DKI diatur dengan Undang-Undang No. 34 Tahun1999; Daerah Istimewa Yogyakarta diatur dengan UU No.44 Tahun1999, Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe AcehDarussalam diatur dengan UU No. 18 Tahun 2001 dan OtonomiKhusus, Papua yang diatur dengan UU No.21 Tahun 2001.

1) Aparatur Perekonomian Negara

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa aparaturpemerintah pengertiannya mencakup perusahaan milik negara,dan perusahaan milik daerah selaku aparatur perekonomian negara.Dengan demikian aparatur perekonomian negara mencakup:

a. Perusahaan Negara (PN) atau Badan Usaha MilikNegara (BUMN);

b. Perusahaan Daerah (PD) atau Badan Usaha MilikDaerah (BUMD).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BUMN saat ini diatur dengan UU No.19 Tahun 2003. BUMNyang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal darikekayaan negara yang dipisahkan, merupakan salah satupelaku ekonomi dalam Sistem Perekonomian Nasional,disamping usaha swasta dan koperasi. Dalam menjalankankegiatan usahanya, BUMN, Swasta dan Koperasi melaksanakanperan saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi.

Dalam sistem perekonomian nasional BUMN ikut berperanmenghasilkan barang dan/atau jasa yang dipasarkan dalam rangkamewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat.

Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan/atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usahaswasta. Disamping itu, BUMN juga mempunyai peran strategissebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbangkekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut membantupengembangan usaha kecil/koperasi.

BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaannegara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak,dividen dan hasil privatisasi.

1) Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2 UU No.19 Tahun2003, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah:

a) Memberikan sumbangan bagi perkembangan per-ekonomian nasional pada umumnya dan penerimaannegara pada khususnya;

b) Mengejar keuntungan;

c) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa pengen-dalian barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi danmemadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;

d) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belumdapat diselesaikan oleh sektor swasta dan koperasi;

e) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepadapengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi danmasyarakat.

Page 65: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia121 122

2) Organ BUMN

Organ BUMN adalah Direksi. Selaku organ BUMN, Direksiditugasi melakukan pengawasan tunduk pada semua peraturan yangberlaku terhadap BUMN dan tetap berpegang pada penerapanprinsip-prinsip good corporate governance yang meliputi:

a) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakanproses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalammengungkapkan informasi material dan relevan mengenaiperusahaan;

b) Kemandirian, yaitu keadaan di mana perusahaan dikelolasecara profesional tanpa benturan kepentingan danpengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuaidengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsipkorporasi yang sehat;

c) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan danpertanggung jawaban organ sehingga pengolahanperusahaan terlaksana secara efektif;

d) Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian didalampengolahan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

e) Kewajaran, yaitu kesesuaian didalam pengelolaanperusahaan terhadap peraturan perundang-undangan danprinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Sedangkan pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisarisdan Dewan Pengawas.

3) Jenis BUMN

BUMN terdiri dari : Perusahan Perseroan (Persero) danPerusahaan Umum (Perum).

a) Perusahaan Perseroan (Persero) adalah BUMN yangberbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalamsaham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (limapuluh satu persen). Sahamnya dimiliki oleh NegaraRepublik Indonesia yang tujuan utamanya mengejarkeuntungan;

Perusahaan Perseroan Terbuka yang selanjutnyadisebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modaldan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteriatertentu atau Persero yang melakukan penawaran umumyang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.

Terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimanadiatur dalam UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroanterbatas.

Maksud dan Tujuan Pendirian Persero adalah

menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggidan berdaya saing kuat;

Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilaiperusahaan.

Organ Persero adalah : Rapat Umum Pemegang Saham(RUPS), Direksi, dan Komisaris.

b) Perusahaan Umum (Perum) adalah BUMN yang seluruhmodalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham,yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupapenyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dansekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsippengolahan perusahaan.

Page 66: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Maksud dan Tujuan pendirian Perum adalah untukkemanfaatan umum berupa pengendalian barang dan/ataujasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau olehmasyarakat berdasarkan prinsip pengolahan perusahaanyang sehat.

Organ Perum adalah : Menteri, Direksi, dan DewanPengawas.

c) Badan Usaha Milik Daerah

Dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004; Pasal 177disebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memilikiBUMD yang pembentukan penggabungan, pelepasankepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan denganPeraturan Daerah yang berpedoman pada peraturanperundang-undangan.

Perusahaan Daerah dibentuk berdasarkan Undang-undangNo. 5/1992 tentang Perusahaan Daerah dan yang dimaksudadalah semua perusahaan yang modal seluruhnya atausebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan,kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang. Perusahaan Daerah didirikan dengan PeraturanDaerah. Pembinaan umum terhadap Perusahaan Daerahdilakukan oleh Menteri Dalam Negeri.

Agar pengelolaan Perusahaan Daerah dapat diselenggara-kan secara efisien, efektif dan produktif, sehingga benar-benar dapat menunjang perwujudan Otonomi seluas-luasnya, maka sambil menunggu berlakunya undang-undangyang baru tentang Perusahaan Daerah, sudah diterbitkaninstruksi Menteri Dalam negeri No. 5 Tahun 1990 tentangPerubahan Bentuk Badan Usaha Milik Daerah kedalamdua bentuk, yaitu Perumda dan Perseroda.

1) Perumda (Perusahaan Umum Daerah-PublikCorporation/Service).

Didirikan dengan maksud, tujuan dan sifat usahanyaadalah mengutamakan penyelenggaraan pelayananumum (publik service) disamping mencari keuntungansebagai sumber pendapatan asli daerah, dengan tetapberpegang teguh pada: (1) syarat-syarat efisiensi danefektivitas, (2) prinsip-prinsip ekonomi perusahaan dan(3) pelayanan yang baik pada masyarakat.

2) Perseroda (Perusahaan Perseroan Daerah).

Maksud dan tujuan usaha Perseroda adalah untukmemupuk keuntungan dalam arti baik pelayanan danpembinaan organisasinya harus secara efektif danefisien dengan orientasi bisnis.

J. Latihan/Diskusi1. Tugas pokok aparatur pemerintah adalah menyelenggarakan

tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan. Jelaskanmaksud pernyataan ini.

2. Apa saja fungsi-fungsi yang umumnya dimiliki oleh Departemen?Mengapa seperti itu?

3. Sebutkan fungsi Menteri Koordinator dan Menteri Negara?Mengapa seperti itu?

4. Bagaimana pendapat saudara dengan banyaknya muncullembaga-lembaga ekstra struktural seperti Komisi, Badan, danlain-lain dalam penyelenggaraan pemerintahan negara kita?

5. Penyelenggaraan pemerintahan daerah terakhir diaturberdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah. Sebutkan apa yang dimaksud dengan pemerintahdaerah, perangkat daerah dalam Undang-undang tersebut?

123 124

Page 67: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

BAB VKOORDINASI DAN HUBUNGAN KERJA

Setelah membaca Bab V, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan koordinasi dan hubungan kerja

Dalam penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan danpembangunan, setiap aparatur pemerintah bertugas melaksanakansebagian tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidangmasing-masing. Namun demikian tujuan dan sasaran yang harus dicapaioleh Pemerintah selalu menyangkut kegiatan-kegiatan atau tugas lebihdari satu aparatur pemerintah. Oleh karena itu dalam pencapaian tujuanatau sasaran tersebut perlu dilakukan pendekatan multi fungsional.Artinya bahwa setiap persoalan harus ditinjau dari berbagai fungsiaparatur pemerintah yang terkait, baik antara dan antar instansi di tingkatPusat maupun antara dan antar instansi di tingkat Pusat dan Daerah.Dengan demikian setiap pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahandan pembangunan wajib melibatkan berbagai aparatur pemerintah yangterkait sebagaimana dimaksud di atas.

Sehubungan dengan itu baik dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas umumpemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan dan memperlancarpelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan,diserasikan dan diselaraskan satu sama lain untuk mencegah timbulnyatumpang tindih, perbenturan, kesimpangsiuran dan atau kekacauan.

6. Sebutkan jenis-jenis BUMN menurut UU No.32 Tahun 2004 danjelaskan dengan singkat masing-masing jenis BUMN tersebut.

7. Apa maksud dan tujuan didirikannya BUMN. Jelaskan apa yangdimaksud dengan Good Corporate Governance.

K. RangkumanAparatur pemerintah mempunyai tugas pokok melaksanakan tugasumum pemerintahan dan tugas pembangunan. Apabila dikaitkandengan tujuan diselenggarakannya administrasi negara, tugas umumpemerintahan dan pembangunan tersebut dilaksanakan dalam rangkamewujudkan tujuan nasional/negara dan dalam rangka melaksanakantugas Pemerintah Negara sebagaimana dimaksud dalam alineakeempat Pembukaan UUD 1945.

Aparatur pemerintah dapat digolongkan menjadi aparatur peme-rintahan tingkat pusat, aparatur pemerintahan tingkat daerah, danaparatur perekonomian negara. Aparatur Pemerintahan Tingkat Pusatmeliputi : Kementerian negara (Kementerian KoordinatorDepartemen, dan Kementerian negara) Lembaga Pemerintah NonDepartemen, TNI, POLRI, Kesekretariatan Lembaga Negara,Kejaksaan Agung, Perwakilan RI di Luar Negeri dan Badan/Lembaga Ekstra Struktural.

Aparatur Pemerintah Daerah meliputi : Gubernur sebagai KepalaDaerah Propinsi, Bupati sebagai Kepala Daerah Kabupaten danWalikota sebagai Kepala Daerah Kota dan perangkat daerah sebagaiunsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. AparaturPerekonomian Negara meliputi : Perusahaan Negara (PN) atauBadan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Perusahaan Daerah (PD)atau Badan Usaha Milik Daerah. Ada yang berbentuk lain sepertiPertamina, Otorita Batam.

125

126

Page 68: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Oleh karena itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintahharus dilakukan.

Atas dasar hal tersebut maka koordinasi dalam pemerintahan padahakikatnya merupakan upaya memadukan (mengintegrasikan),menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatanyang saling berkaitan beserta segenap gerak, langkah dan waktunyadalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran bersama. Koordinasi perludilaksanakan mulai dari proses perumusan kebijaksanaan, perencanaan,pelaksanaan sampai pada pengawasan dan pengendaliannya. Dalamkaitannya dengan pembangunan, koordinasi perlu diterapkan mulai dariantar bagian proyek, proyek, program, sektor, sub sektor, sampai antarbidang dan antar daerah.

A. Jenis KoordinasiKoordinasi dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan dapatdibedakan atas :

1. Koordinasi hierarkis (vertikal), yang dilakukan oleh seorangpejabat pimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadappejabat (pegawai) atau instansi bawahannya. Misalnya : KepalaBiro terhadap Kepala Bagian dalam lingkungannya, DirekturJenderal terhadap Kepala Direktorat dan sebagainya.

2. Koordinasi fungsional, yang dilakukan oleh seorang pejabatatau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yangtugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi.Dalam PP (Peraturan Pemerintah) No. 6 Tahun 1988, tentangKoordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah, koordinasi inidisebut dengan koordinasi instansional.

Koordinasi ini dapat dibedakan atas koordinasi fungsionalhorizontal, koordinasi fungsional diagonal dan koordinasifungsional teritorial.

3. Koordinasi fungsional horizontal, dilakukan oleh seorang pejabatatau suatu unit/instansi terhadap pejabat atau unit/instansi lainyang setingkat.

Misalnya Sekretaris Jenderal mengkoordinasikan para DirekturJenderal, Inspektur Jenderal dan Kepala Badan dalam menyusunrencana di lingkungan departemennya.

Dinas Kesehatan mengkoordinasikan kegiatan Dinas PU, DinasKebersihan dan lain-lain yang mempunyai kaitan tugas denganpelaksanaan program kesehatan.

4. Koordinasi fungsional diagonal, dilakukan oleh seorangpejabat atau instansi terhadap pejabat atau instansi lain yanglebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya.

Misalnya : Biro Keuangan pada Sekretariat Jenderalmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Bagian Keuangan dariSekretariat Direktorat Jenderal dalam lingkungan Departemenyang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara mengkoor-dinasikan Biro-biro Kepegawaian pada Departemen atauInstansi Pemerintah lainnya dalam bidang Kepegawaian.

5. Koordinasi fungsional teritorial, dilakukan oleh seorangpejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atauinstansi lainnya yang berada dalam suatu wilayah (teritorial)tertentu di mana secara keseluruhan semua urusan yang adadalam wilayah (teritorial) tersebut menjadi wewenang atautanggung jawabnya selaku penguasa atau penanggung jawabtunggal.

Misalnya : koordinasi yang dilakukan oleh AdministratorPelabuhan, koordinasi oleh Pembina Lokasi Transmigrasi yangbelum diserahkan kepada Pemerintah Daerah, koordinasi olehGubernur, Camat, dan sebagainya.

127 128

Page 69: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

B. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalamKoordinasi1. Koordinasi sudah harus dimulai pada saat perumusan kebijakan.

2. Perlu ditentukan secara jelas siapa atau satuan kerja mana yangsecara fungsional berwenang dan bertanggung jawab atassesuatu masalah.

3. Pejabat atau instansi yang secara fungsional berwenang danbertanggung jawab mengenai sesuatu masalah, berkewajibanmemprakarsai dalam penyelenggaraan koordinasi.

4. Perlu kejelasan wewenang, tanggung jawab dan tugas unit/instansi yang terkait.

5. Perlu dirumuskan program kerja organisasi secara jelas yangmemperlihatkan keserasian kegiatan diantara satuan-satuankerja.

6. Perlu ditetapkan prosedur dan tata cara melaksanakankoordinasi.

7. Perlu dikembangkan komunikasi timbal balik untuk menciptakankesatuan bahasa dan kerja sama.

8. Koordinasi akan lebih efektif apabila pejabat yang berkewajibanmengkoordinasikan mempunyai kemampuan kepemimpinan dankredibilitas yang tinggi.

9. Dalam pelaksanaan koordinasi perlu dipilih sarana koordinasiyang paling tepat.

C. Sarana dan Mekanisme Koordinasi1. Kebijakan

Kebijakan sebagai alat koordinasi memberikan arah tujuan yangharus dicapai oleh segenap organisasi atau instansi sebagaipedoman, pegangan atau bimbingan untuk mencapai kesepakatansehingga tercapai keterpaduan, keselarasan dan keserasiandalam pencapaian tujuan.

2. Rencana

Rencana dapat digunakan sebagai alat koordinasi karena didalamrencana yang baik tertuang secara jelas, sasaran, caramelakukan, waktu pelaksanaan, orang yang melaksanakan danlokasi.

3. Prosedur dan Tata Kerja

Prosedur dan tata kerja pada prinsipnya dapat digunakan sebagaialat koordinasi untuk kegiatan yang sifatnya berulang-ulang.Prosedur dan tata kerja dapat digunakan sebagai alat koordinasikarena didalamnya memuat ketentuan siapa melakukan apa,kapan dilaksanakan dan dengan siapa harus berhubungan. Untukitu prosedur perlu dituangkan dalam manual, petunjukpelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) ataupedoman kerja agar mudah diikuti oleh semua pihak-pihak yangberkepentingan.

4. Rapat dan Taklimat (Briefing)

Untuk menyatukan bahasa dan saling pengertian mengenai sesuatumasalah, rapat dapat digunakan sebagai sarana koordinasi.

Taklimat sebagai sarana koordinasi digunakan untuk memberikanpengarahan, memperjelas atau menegaskan kebijakanpenanganan suatu masalah.

129 130

Page 70: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

5. Surat Keputusan Bersama/Surat Edaran Bersama

Untuk memperlancar penyelesaian sesuatu kegiatan yang tidakdapat dilaksanakan hanya oleh satu instansi, dapat diterbitkanSurat Keputusan Bersama atau Surat Edaran Bersama. Saranakoordinasi ini sangat efektif dalam mewujudkan kesepakatandan kesatuan gerak dalam pelaksanaan tugas antara dua ataulebih instansi yang terkait. Namun demikian SKB/SEB perluditindak lanjuti dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknisyang disusun oleh masing-masing instansi secara serasi dansaling menunjang.

6. Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Satuan Tugas.

Apabila sesuatu kegiatan yang dilakukan bersifat kompleks,mendesak, multisektor, multi disiplin, multi fungsi sehingga asasfungsionalisasi secara teknis operasional sulit dilaksanakan, makauntuk lebih memantapkan koordinasi dapat dibentuk Tim, Panitia,Kelompok Kerja, Satuan Tugas (Satgas) yang bersifat sementaradengan anggota-anggota dari berbagai instansi terkait.

7. Dewan atau Badan

Dewan atau Badan sebagai wadah koordinasi dibentuk untukmenangani masalah yang sifatnya kompleks, sulit dan terusmenerus, serta belum ada suatu instansi yang secara fungsionalmenangani atau tidak mungkin dilaksanakan oleh sesuatu instansifungsional yang sudah ada. Misalnya: Bakornas PBP, BadanKoordinasi Penempatan TKI, Dewan Riset Nasional.

8. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT atauOne Roof System) dan Sistem Pelayanan Satu Pintu (OneDoor Service).

a. SAMSAT dibentuk untuk memperlancar dan mempercepatpelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannyadiselenggarakan dalam satu gedung (satu atap). Misalnya:

Pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan beabalik nama diberikan oleh Dinas Pendapatan Daerah, asuransikecelakaan lalu lintas oleh Perum Asuransi Jasa Raharja,sedangkan pengurusan surat-surat kendaraan bermotorseperti BPKB dan plat nomor serta STNK diberikanKepolisian, yang semuanya dilakukan pada satu tempat.

b. Sistem pelayanan satu pintu diselenggarakan untukmemperlancar dan mempercepat pelayanan kepentinganmasyarakat oleh satu instansi yang mewakili berbagai instansilain yang masing-masing mempunyai kewenangan tertentuatas sebagian urusan yang harus diselesaikan.

Misalnya dalam proses penanaman modal yang dilakukan olehBadan Koordinasi Penanaman Modal.

Baik pelayanan satu atap maupun satu pintu dimaksudkanjuga untuk mempermudah masyarakat dalam menguruskepentingannya yang melibatkan berbagai instansi.

D. Pelaksanaan Koordinasi dalam Sistem PemerintahanIndonesia

1. Sidang Kabinet

Sidang Kabinet adalah suatu forum koordinasi tertinggi yangdipimpin langsung oleh Presiden. Sidang Kabinet itu ada duamacam:

a. Sidang Kabinet Paripurna yaitu Sidang Kabinet lengkap yangdihadiri oleh seluruh anggota Kabinet dan pejabat-pejabat lainyang dianggap perlu oleh Presiden.

b. Sidang Kabinet Terbatas yaitu Sidang Kabinet yang dihadirioleh Menteri-menteri tertentu sesuai dengan bidang yang akan

131 132

Page 71: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

dibahas. Sidang Kabinet ini dihadiri pula oleh pejabat lainnyayang bukan Menteri yang ditunjuk oleh Presiden.

2. Rapat di Lingkungan Menteri Koordinator

Oleh karena Menteri-menteri yang harus dikoordinasikan olehPresiden jumlahnya banyak, dengan beranekaragam per-masalahan, maka Presiden mengangkat Menteri Koordinator,seperti dalam Kabinet Indonesia bersatu sekarang ini ada MenteriKoordinasi Politik Hukum dan Keamanan, Menko Perekonomian,dan Menko Kesejahteraan Rakyat. Rapat-rapat MenteriKoordinator sesuai dengan bidangnya dipimpin oleh Menko yangbersangkutan dengan dihadiri oleh Menteri dan pejabat-pejabatlain bukan Menteri yang tugasnya berkaitan erat dengan bidangpermasalahan yang sedang dibahas. Hasil rapat-rapat MenteriKoordinator yang dipimpin oleh Menteri Koordinator inidilaporkan kepada Presiden.

3. Koordinasi antara Departemen/Instansi PemerintahTingkat Pusat

Dilaksanakan antara Departemen/Instansi Pemerintah TingkatPusat yang satu dengan Departemen/Instansi PemerintahTingkat Pusat lainnya, yang dalam pelaksanaannya dapat terjadibaik tanpa wadah tertentu, maupun dengan menggunakan suatuwadah seperti Rapat Koordinasi Sektor-sektor, Panitia-panitiaAntar-Departemen dan lain-lain.

Pola koordinasi tersebut berlaku pula untuk koordinasi antarasuatu satuan organisasi dalam suatu Departemen/InstansiPemerintah Tingkat Pusat dengan satuan organisasi Departemen/Instansi Pemerintah Tingkat Pusat lainnya.

Peningkatan koordinasi tersebut merupakan suatu keharusandalam pelaksanaan pembangunan nasional.

4. Koordinasi Pemerintah Pusat dengan Perwakilan RI Luar Negeri

Untuk melaksanakan kebijakan hubungan Luar Negeri antara laindibentuk perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di Luar Negeriyang pembinaannya dilakukan oleh Departemen Luar Negeri.

Sebagai wakil dari Pemerintah Republik Indonesia, perwakilan-perwakilan di luar negeri itu mempunyai hubungan fungsionaldengan instansi-instansi Pemerintah Tingkat Pusat. Jikadipandang perlu instansi-instansi tersebut dapat mempunyai Atasedidalam Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri diNegara-negara tertentu sesuai dengan kebutuhan, seperti AtaseKebudayaan, Atase Pertahanan, setelah berkonsultasi denganDepartemen Luar Negeri. Dalam pelaksanaan tugasnya di LuarNegeri, para Atase tersebut dikoordinasikan oleh KepalaPerwakilan RI setempat.

5. Koordinasi Tingkat Pusat mengenai Pemerintahan Daerah

a. Selaku aparatur pusat yang secara fungsional membantuPresiden dalam urusan-urusan daerah pada umumnya,Menteri Dalam Negeri:

b. Secara fungsional horizontal mengkoordinasikan departemendan instansi tingkat pusat lainnya sepanjang mengenaimasalah-masalah umum di daerah.

c. Secara fungsional diagonal mengkoordinasikan propinsi,kabupaten dan kota.

d. Menteri/departemen dan instansi teknis melakukan koordinasibaik terhadap instansi pusat lainnya (koordinasi fungsionalhorizontal) maupun terhadap provinsi, kabupaten dan kota(koordinasi fungsional diagonal) sepanjang mengenai bidangtugas pokoknya.

133 134

Page 72: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

6. Koordinasi di Tingkat Daerah

a. Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat melakukankoordinasi fungsional teritorial disamping terhadap instansivertikal, juga terhadap Bupati dan Walikota.

b. Kepala Daerah, disamping mengkoordinasikan aparaturdaerahnya sendiri (koordinasi hierarkis), berwenang pulasecara operasional mengkoordinasikan instansi-instansi lainyang berada di daerahnya (koordinasi fungsional teritorial).

7. Koordinasi dan Hubungan Kerja

Koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua hal yang tidakidentik, namun sulit untuk dibedakan secara tegas, apalagidipisahkan. Untuk mengefektifkan koordinasi mutlak diperlukanadanya hubungan kerja, baik formal maupun informal.

Koordinasi selalu bersifat hubungan kerja, namun demikian,hubungan kerja tidak selalu bersifat koordinatif, karena hubungankerja dapat pula bersifat konsultatif dan informatif saja.

E. Latihan/Diskusi1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat koordinasi?

2. Dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan koordinasi dapatdibedakan atas koordinasi hierarkis (vertikal) dan koordinasifungsional. Jelaskan tentang kedua koordinasi tersebut?

3. Jelaskan dengan ringkas apa saja yang tercakup dalam saranadan mekanisme koordinasi?

4. Jelaskan keterkaitan antara koordinasi dan hubungan kerja?

5. Bagaimana pendapat Saudara tentang pelaksanaan koordinasiantar instansi selama ini?

F. RangkumanDalam rangka pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahanmaupun dalam rangka menggerakkan dan memperlancarpelaksanaan pembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perludipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk mencegah timbulnyatumpang tindih, perbenturan, kesimpang siuran dan atau kekacauan.

Oleh karena itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah harusdilakukan.

Koordinasi dalam pemerintahan pada hakikatnya merupakanupaya memadukan (mengintegrasikan), menyerasikan danmenyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yangsaling berkaitan beserta segenap gerak, langkah danwaktunya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaranbersama.

Koordinasi perlu dilaksanakan mulai dari proses perumusankebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai kepada pengawasandan pengendaliannya.

135 136

Page 73: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

BAB VIP E N U T U P

A. SimpulanSistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI) secaraluas memiliki arti Sistem Penyelenggaraan Negara Indonesia menurutUUD 1945, yang merupakan sistem penyelenggaraan kehidupannegara dan bangsa dalam segala aspeknya, sedangkan dalam artisempit, SANRI adalah idiil Pancasila, Konstitusional - UUD 1945,Operasional RPJM Nasional serta kebijakan-kebijakan lainnya.Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia secara simultanberinteraksi dengan faktor-faktor fisik, geografis, demografi,kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.

Dalam rangka pencapaian tujuan negara dan pelaksanaan tugasnegara diselenggarakan fungsi-fungsi negara yang masing-masingdilaksanakan oleh Lembaga Negara yang telah ditetapkan dalamUUD 1945 dengan amandemennya.

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara merupakan bagianintegral dari sistem Penyelenggaraan negara. Operasionalisasi darisemua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945 merupakan bagianyang sangat dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Agar pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalamrangka menggerakkan dan memperlancar pelaksanaanpembangunan, kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan,diserasikan dan diselaraskan untuk mencegah timbulnya tumpangtindih, pembenturan, kesimpangsiuran dan atau kekacauan, olehkarena itu koordinasi antar kegiatan aparatur pemerintah harusdilakukan mulai dari proses perumusan kebijakan, perencanaan,pelaksanaan sampai kepada pengawasan, dan pengendaliannya.

B. Tindak LanjutSistem Administrasi Negara RI mencakup bahasan yang sangatluas. Apa yang telah diuraikan dalam Bab II sampai dengan Bab Vdi muka baru merupakan beberapa aspek tentang sistemadministrasi negara Indonesia yang penting. Masih banyak lagicakupannya. Ada bagian-bagian yang akan diberikan dalam Diklatlain. Tetapi ada pula bagian lain yang sudah disajikan dalam matapelajaran lain dalam Diklat ini. Oleh karena itu, untuk lebihmendalami apa yang telah diuraikan dalam Bab II sampai denganBab V serta untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang SistemAdministrasi Negara RI, peserta dianjurkan untuk mempelajariantara lain:

Bahan pustaka yang telah digunakan untuk menulis modul ini,seperti tersebut dalam daftar pustaka pada bagian terakhirtulisan ini, khususnya yang bersangkutan dengan sistemadministrasi negara RI.

Bahan mata pelajaran lain yang bersangkutan dengan sistemadministrasi negara RI seperti mata pelajaran : AdministrasiKepegawaian, Administrasi Keuangan dan lain-lain.

137

138

Page 74: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Attamimi, A Hamid S. (1990). Peranan Keputusan Presiden RepublikIndonesia dalam Penyelenggaraan PemerintahanNegara, Urusan Dalam. Urusan Indonesia. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara RI. (2004). Sistem Administrasi NegaraKesatuan Republik Indonesia, Buku III LAN. Jakarta.

Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah.

Moerdiono, Menteri/Sekretaris Negara. (1995). “Administrasi Negaradan Pelayanan Masyarakat”, Pengurus Pusat IkatanAlumni STIA-LAN RI. Pilar Pembangunan NasionalMenuju Modernisasi. Jakarta.

Soeharyo, Salamoen. (2000). “Menteri di bawah UUD 1945 selamaini : suatu tinjauan administratif”. ManajemenPembangunan, No. 31 tahun IX September 2000.

Sistem Administrasi Negara RI, (2001). Modul Prajabatan Golongan III,Lembaga Administrasi Negara RI. Jakarta.

Frederickson, W George. (1997). The Spirit of Public Administration,Joosey- Boss Publishers, San Fransisco.

Osborne, David & Ted Gaebler. Reinventing Government. WeslePublishing Company. Inc,. Reading Massachusetts.

Tjokroamidjojo, Bintoro Prof. (2000). Good Governance (ParadigmaBaru Manajemen Pembangunan, UI Press.

Supriatna, Tjaya, Drs. SU. (1996). Administrasi Birokrasi PelayananPublik. PT. Nimas Multima.

PT. Wahana Berkah Surya Bakti. (1999/2000). Analisis Isu-Isu KebijaksanaanPublik (Studi tentang Good Governance), Jakarta.

Modul Akuntabilitas.

DAFTAR DOKUMEN

Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

Undang-undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negarayang Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme.

Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Undang-Undang No.44 Tahun 1999 tentang Daerah IstimewaYogyakarta.

undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RepublikIndonesia

Undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan KedudukanMPR, DPR, DPD dan DPRD.

Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

Undang-undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No.23 Tahun1999 Bank Indonesia.

Undang-undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-undang No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No.14 Tahun1985 tentang Mahkamah Agung.

Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang Tata Cara PenyusunanPerundang-Undangan Negara Republik Indonesia

Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RepublikIndonesia.

Undang-undang No.18 Tahun 2004 tentang Otonomi Luas Bagi PropinsiDaerah Istimewa Aceh.

Undang-undang No.21 Tahun 2004 tentang Otonomi Khusus Bagi Papua.

138 139

Page 75: SANRI_PIM 4

Modul Diklatpim Tk. IV Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

Undang-undang No.24 Tahun 2004 tentang Mahkamah Konstitusi.

Undang-undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

Undang-undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RepublikIndonesia.

Undang-undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanNasional.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuanganantara Pusat dan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2000 tentang Pedoman OrganisasiPerangkat Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai DaerahOtonom.

Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah danWakil Kepala Daerah.

Peraturan Presiden No.7 Tahun 2005 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional.

Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara.

Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi danTugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Presiden No. 11 Tahun 2005 tentang Perubahan Kelima AtasKeputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang SusunanKedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi,dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Peraturan Presiden No.12 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam AtasKeputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 Tentang UnitOrganisasi Dan Tugas Esselon I Lembaga Pemerintah NonDepartemen.

Paraturan Presiden No. 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara danSekretariat Kabinet.

Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005 tentang Perubahan AtasPeraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentangKedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan TataKerja Kementerian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam AtasKeputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Oraganisasi dan TataKerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2006 tentang Badan PertanahanNasional.

Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2006 tentang Lembaga KetahananNasional Republik Indonesia.

Keputusan Presiden No. 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja LembagaPemerintah Non Departemen.

Instruksi Presiden No. 15 tahun 1983 tentang Pengawasan.

Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1989 tentang Pengawasan Melekat.

Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah.

Departemen Dalam Negeri, Instruksi Menteri Dalam negeri No. 5 Tahun1990 tentang Perubahan Bentuk Badan Usaha MilikDaerah.

140 141