SANRI

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lingkungan masyarakat banyak aturan-aturan yang tidak tertulis yang merupakan acuan penting masyarakat pada suatu tempat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, adapun peraturan tidak tertulis tersebut disebut norma dan adat-istiadat. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang dinamis dan komplek, kekompleksan lingkungan masyarakat yang demikian membuat manusia yang merupakan bagian dari masyarakat dan juga pelaku dalam lingkungan masyarakat dituntut untuk hidup bersama-sama dan bekerja sama dalam suasana yang tertib dan terbimbing oleh seorang pemimpin, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Maka demi efisiensi kerja dalam upaya mencapai tujuan bersama, dan untuk memepertahankan hidup bersama diperlukan bentuk kerja kooperatif. Semua kegiatan kooperatif dan kara budaya itu diperlukan aturan dan perlu dipimpin. Indonesia sebagai negara yang menerapkan sistem pemerintahan demokrasi yang sesuai dengan Pancasila, dalam hal ini pemerintah Indonesia harus benar-benar mampu manjalankan roda pemerintahan dengan sifat-sifat 1

Transcript of SANRI

Page 1: SANRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam lingkungan masyarakat banyak aturan-aturan yang tidak tertulis

yang merupakan acuan penting masyarakat pada suatu tempat untuk melakukan

aktivitas sehari-hari, adapun peraturan tidak tertulis tersebut disebut norma dan

adat-istiadat. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang dinamis dan

komplek, kekompleksan lingkungan masyarakat yang demikian membuat manusia

yang merupakan bagian dari masyarakat dan juga pelaku dalam lingkungan

masyarakat dituntut untuk hidup bersama-sama dan bekerja sama dalam suasana

yang tertib dan terbimbing oleh seorang pemimpin, tidak dapat dipungkiri bahwa

manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Maka demi efisiensi kerja dalam

upaya mencapai tujuan bersama, dan untuk memepertahankan hidup bersama

diperlukan bentuk kerja kooperatif. Semua kegiatan kooperatif dan kara budaya

itu diperlukan aturan dan perlu dipimpin.

Indonesia sebagai negara yang menerapkan sistem pemerintahan

demokrasi yang sesuai dengan Pancasila, dalam hal ini pemerintah Indonesia

harus benar-benar mampu manjalankan roda pemerintahan dengan sifat-sifat

pemimpin yang sesuai dengan sistem pemerintahannya. Sistem pemerintahan

demokrasi merupakan sistem pemerintahan dimana rakyat merupakan pemegang

kekuasaan tertinggi dalam negara, pemerintah hanya sebagai pelaksana sistem

pemerintahan dimana terpilihnya para tokoh di pemerintahan merupakan hasil dari

rakyat melalui pesta demokrasi yang sering disebut Pemilu (Pemilihan Umum),

dalam acara 5 tahun sekali rakyat berbondong-bondong untuk memilih calon

presiden dan wakil presiden, yang nantinya akan memimpin negara Indonesia.

Pemerintahnya yang notabene adalah berasal dari rakyat nantinya akan menjadi

pelayan rakyat, dan berkewajiban untuk bertanggung jawab atas berjalan atau

tidaknya roda pemerintahannya.

1

Page 2: SANRI

B. Rumusan Masalah

1. Dapat menmgetahui Pengertian Kepemimpinan dan Pemerintahan

2. Dapat Mengetahui Kepemimpinan Pemerintahan Sebagai Ilmu, Seni

dan Moral

3. Dapat Mengetahui Filsafat Kepemimpinan Pemerintahan

4. Mengetahui dan Memahami Gaya Kepemimpinan Pemerintahan

Indonesia

5. Mengetahui Variabel Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia

6. Mengetahui Teknik Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia

2

Page 3: SANRI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan dan Pemerintahan

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam pemerintahan yang merupakan salah satu jenis

kepemimpinan, ternyata mempunyai kedudukan yang strategis dalam

pelaksanakan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan

negara dan cita-cita nasional. Dengan memperhatikan berbagai deskripsi tentang

kepemimpinan yang ada, maka pada umumnya kepemimpinan dapat diartikan

sebagai kemampuan dan kesanggupan menggerakan orang-orang/pegikut untuk

bekerja dan mengarahkan ke tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan

merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi

negara, sedangkan ilmu administrasi negara adalah salah satu cabang dari ilmu-

ilmu sosial, dan merupakan salah satu perkembangan dari filsafat. Dalam

kepemimpinan ini terdapat hubungan antar manusia (komunikasi Interpersonal,

yaitu hubungan saling mempengaruhi dan hubungan kepatuhan-kepatuhan atntara

bawahan dan atasan. Dalam hakikat penciptaan manusia, bisa dikatakan bahwa

semua manusia adalah pemimpin, namun dalam usaha-usaha pembentukannya

diperlukan proses-proses yang harus dilakukan guna membentuk mental dan sifat

pemimpin.

Di Indonesia khususnya banyak potensi yang mulai bermuculan terutama

dari generasi mudanya. Dalam usaha menyiapkan tenaga kepemimpinan yang

muda-muda, diperlukan adanya latihan kepemimpinan di dalam konteks

kepemimpinan yang berkepribadian Indonesia, berlandaskan Pancasila dan UUD

1945 sebagai panutan.

Agar mampu melaksanakan kewajiban, pemimpin harus dapat menjaga

kewibawaan. Dia harus memiliki kelebihan-kelibahan tertentu dibanding dengan

3

Page 4: SANRI

kualitas orang-orang tertentu yang dipimpinnya. Kelebihan ini terutama meliputi

segi teknis, moral, dan semangat juangnya. 

Menurut George R. Terry (yang dikutip dari Sutanto 1998 : 17)

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau

pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan

tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Pemerintahan

Secara etimologi pemerintahan berasal dari kata “perintah”. Didalam kata

dasar “perintah” paling sedikit ada empat unsur penting yang terkandung

didalamnya, yaitu sebagai berikut:

1. Ada dua pihak, yaitu yang memerintah disebut pemerintah dan pihak yang

diperintah disebut rakyat.

2. Pihak yang memerintah memiliki kewenangan dan legitimasi untuk

mengatur dan mengurus rakyatnya.

3. Pihak yang diperintah memiliki keharusan untuk taat kepada pemerintah

yang sah (dalam bahasa Arab dikenal dengan “sami’na wa’ata’na”).

4. Antara pihak yang memerintah dengan pihak yang diperintah terdapat

hubungan timbale balik secara vertical maupun horizontal.

Dalam mengelola pemerintahan secara baik dan benar, pemerintah

hendaknya jangan hanya sebagai penjaga malam yang mementingkan ketertiban,

tetapi juga jangan lupa pada ketentraman dan kesejahteraan. Jadi, jangan hanya

mampu berkuasa tetapi juga mampu untuk melayani.

Oleh karena itu disebut sebagai pemerintah yang baik dan benar atau

dengan kata lain good governance dan cleant governance. Ketika pemerintah

mengusir pedagang kaki lima dari jalan protocol maka hal itu adalah benar karena

akan mengotori jalan raya tersebut, tetapi hal tersebut adalah tidak baik dipandang

dari pelayanan public. Akan tetapi, ketika pemerintah membiarkan pedagang kaki

lima berjualan di jalan protocol hal tersebut adalah baik karena berlaku santun

4

Page 5: SANRI

kepada rakyat pedagang asongan, hanya saja tidak benar karena membuat jalan

menjadi macet.

Itulah beberapa hal yang perlu diseimbangkan dalam penyelenggaraan

roda pemerintahan karena dapat disadari apakah kita akan mengorbankan terlalu

banyak anasir etis guna efisiensi, atau apakah sebaliknya kita mengorbankan guna

memenuhi tuntutan etis.

Jadi, ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

melaksanakan pengurusan (eksekutif), pengaturan (legislative), kepemimpinan

dan koordinasi pemerintah (baik pusat dengan daerah maupun anatara penguasa

dengan rakyatnya) dalam berbagi peristiwa dan gejala pemerintahan yang

diharapkan secara baik dan benar.

B. Kepemimpinan Pemerintah

1. Sebagai Ilmu

Sebagai cabang ilmu pemerintahan, pada gilirannya kepemimpinan

pemerintah akan menjadi disiplin ilmu. Kepemimpinan secara umum ada berbagai

titik pandang disiplin ilmu yang memilikinya seperti ilmu jiwa, ilmu administrasi,

ilmu manajemen, dan ilmu politik. Kepemimpinan pemerintahan berbeda dengan

kepemimpinan swasta yang spesifik. Oleh karena itu, kepemimpinan

pemerintahan untuk sementara dapat dikaji secara khas objek, subjek, sistematik,

metode, keuniversalan, terminologi, filosofi, teori, prinsip, dalil, rumus, dan cara

mempelajarinya yaitu antara lain sebagai berikut.

Objek formal kepemimpinan pemerintahan adalah hubungan antara

pemimpin dengan yang dipimpin. Dalam hal ini yang memimpin adalah

pemerintah, sedangkan yang dipimpin adalah rakyatnya sendiri. Objek materinya

adalah manusia. Jadi, berbeda dengan ilmu pemerintahan objek materinya adalah

Negara. Karena kepemimpinan pemerintahan memilik objek materi manusia maka

pengembangan ilmu baru ini akan bertumpang tindih dengan ilmu jiwa, ilmu

administrasi, ilmu manajemen, bahkan ilmu ekonomi.

5

Page 6: SANRI

Bila sudah menjadi disiplin ilmu yang mandiri nantinya maka

kepemimpinan pemerintahan akan mempunyai beberapa metode. Antara lain yaitu

metode induksi yang menarik kesimpulan apakah kepemimpinan iti dilahirkan

atau dibentuk oleh lingkungan. Metode deduksi yang menguraikan fakta dan data

kepemimpinan pemerintahan seperti berbagai gaya yang dipergunakan. Metode

perbandingan ialah untuk memperbandingkan kepemimpinan pemerintahan di

berbagai Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang.

2. Sebagai Seni

Kepemimpinan pemerintah sebagai seni berarti bagaimana seorang

pemimpin pemerintahan dengan keahliannya mampu menyelenggarakan

pemerintahan secara indah, misalnya membuat surat keputusan yang berpengaruh,

menjadikan pekerjaannyasebagai teater dan dirinya menjadi dalang yang sekaligus

menjadi wayangnya. Bagaimana yang bersangkutan menyampaikan kehalusan

sastra teorika yang menggugah, sehingga tercapai penyelenggaraan pemerintahan

yang berdaya guna dan berhasil guna.

Dengan begitu seni memerintah tidak lebih daripada profesi seserorang

yang ahli dalam pemerintahannya. Sebagai suatu seni, kepemimpinan

pemerintahan juga berkenaan dengan bagaimana seni membujuk (persuasif), seni

mendorong (motivatif), seni menghubungkan (komunikatif), seni bagaimana

memfasilitasi, seni bagaimana mematangkan hubungan, dan seni bagaimana

menjadi teladan yang dicontoh orang lain.

3. Sebagai Moral

Dalam suatu daerah yang tidak ada kepemimpinan pemerintahan sama

sekali tidak menutupi kemungkinan terjadi berbagai dekandesi moral yang

anarkis, seperti perkosaan, perzinaan, pelecehan, pencurian, perampokan,

penindasan, perkelahian, pembunuhan dan berbagai jenis kejahatan lainnya.

Untuk itu diperlukan seorang pemegang kekuasaan yang menegakan aturan

dengan kekuasaannya yang disebut dengan pemimpin pemerintahan. Bisa

dibayangkan apabila pemimpin pemerintahan tersebut tidak memiliki moral.

6

Page 7: SANRI

Sebagai penjaga malam, pemimpin pemerintahan tersebut mengendalikan

masyarakatnya. Antisipasi seperti ini diistilahkan dengan negatif, sedangkan

kejadian yang terjadi juga diistilahkan dengan negatif. Dengan begitu secara

sistematis, antara negatif dikalikan dengan negatif akan menjadi positif. Hal ini

hany boleh diperlakukan untuk pemimpin pemerintahan.

Sebaliknya, masyarakat yang berlaku baik dan benar, pemimpin

pemerintahan harus melayani. Karena akan terjadi berbagai permohonan

pertolongan bagi pelayanan publik, seperti fakir miskin dan anak terlantar, orang

tua jompo, korban bencana alam seperti banjir, dan lain-lain. Untuk hal tersebut

pemimpin pemerintahan harus memberikan playanannya.

Selanjutnya, antara kekuasaan untuk kejahatan dan pelayanan untuk

kebaikan seperti ini tidak boleh dibalik perlakuannya. Ketika kekuasaan

digunakan untuk orang-orang yang tidak benar dan baik (disebut dengan dzalim),

sedangkan pelayanan yang diberikan kepada pelaku kejahatan (disebut dengan

fasik) seperti melayani lokasi pelacuran, perjudian, dan sejenisnya.

Itulah sebabnya pemimpin pemerintahan harus bermoral, artinya yang

bersangkutan selain ulama (rohaniwan) juga harus umara (negarawan).

C. Filsafat Kepemimpinan Pemerintahan

Negara dapat saja mengeksploitasi tenaga rakyat mereka. Yang

membangkang kepada pemerintah negara dianggap pemberontak, separatis,

pengacau keamanan, gerombolan, dan lain-lain. Kecuali jika pemberontak itu

begitu besarnya, lalu mampu mengganti pemerintah yang lama dalam suatu

revolusi, reformasi, atau penggantian pemerintah secara damai melalui sebuah

pemilihan umum.

Berdasarkan yang disampaikan ini maka pemerintah suatu negara pada

abad ini berjuang menggeser paradigma kekuasaan menjadi paradigma pelayanan.

Pemerintah dijadikan abdi masyarakat dengan ukuran bila rakyat menghendaki

7

Page 8: SANRI

pelayanan kepengurusan sesuatu maka sebaliknya cepat, bermutu, murah, dan

menimbulkan kepuasan bagi masyarakat.

Yang menjadi persoalan sekarang adalah rakyat banyak itu tidak

seluruhnya berperilaku agamis. Apalagi tingkat kepuasan berbeda karena

perbedaan selera kultur, rasa situasi, serta kondisi. Masyarakat bisa saja meminta

diperbolehkannya mendirikan lokasi pelacuran, perdagangan obat bius,

penimbunan barang, dan penyimpanan senjata api bagi masyarakat sipil.

Jadi, dalam pengkajian pemerintahan ini, kepemimpinan pemerintah harus

berangkat dari pengkajian filsafati. Maksudnya adalah apa yang baik dan benar

bagi masyarakat dan pemerintah itu sendiri, jauh dari rasa fanatisme apalagi

fundamentalis. Dan kami menyuguhkan ayat Alquran berikut ini.

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan elit yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali-Imran:

104).

Baik adalah ukuran moral bagi aparat pemerintah, sedangkan kebenaran

adalah ukuran logika pemerintahan. Mereka yang mengandalkan logika tanpa

moral cenderung tirani dalam kekuasaannya, sementara itu mereka yang

mengandalkan moral tanpa logika akan membiarkan masyarakatnya bertindak

anarkis. Karena segolongan umat adalah pemerintah itu sendiri, yang baik dan

benar dalam pemerintahannya, inilah yang kemudian berkembang menjadi good

governance dan cleant goverment.

D. Gaya Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia

8

Page 9: SANRI

1. Gaya demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah dimana seorang pemimpin

pemerintahan dalam menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai

metode pembagian tugas dengan bawahannya, dan bawahannya juga membagi

tugas secara adil dengan yang lainnya.

2. Gaya birokratis

Gaya kepemimpinan birokratis merupakan gaya pemimpin yang

menghadapi bawahannya dengan metode tanpa pandang bulu, yang artinya setiap

bahawan harus diperlakukan sama disiplinnya, kerja yang ketat pada aturannya

(rule) dll.

3. Gaya kepemimpinan kebebasan

Gaya kepemimpinan kebebasan adalah dimana seorang pemimpin dalam

menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode memberi

keleluasaan atau kebebasan terhadap bawahannya, metode ini juga dikenal dengan

liberalism.

4. Gaya kepemimpinan otokratis

Gaya kepemimpinan ini dimana seorang pemimpin dalam menghadapi

bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode paksaan kekuasaan.

E. Variabel Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia

Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah. Dalam kepemimpinan

pemerinthan ada tiga variabel yang sangat berpengaruh namun selalu berubah-

ubah sehingga disebut variabel kepemimpinan pemerintah,yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Situasi dan Kondisi Pemerintahan

Ada tujuh situasi dan kondisi yang menyebabkan pemimpin pemerintahan

harus otokratis atau demokratis, yaitu sebagai berikut.

9

Page 10: SANRI

1. Faktor sifat dan bentuk negara, bila situasi dan kondisi negara dalam

keadaan berbentuk serikat atau federal,maka akan membuat pemimpin

pemerintahaannya relatif cenderung lebih demokratis, sedangkan negara

kesatuan maka akan membuat pemimpin pemerintahannya relatif

cenderung lebih otokratis.

2. Faktor geografis, bila kondisi suatu negara berbentuk kepulauan maka

pemimpin pemerintahannya sebaiknya melakukan demokratis agar setiap

daerah di urus oleh putra daerahnya sendiri,sedangkan jika bentuk

negaranya berbentuk geografis daratan kontinental maka sebaiknya

pemimpin pemerintahannya meakukan otokratisasi.

3. Faktor warga negara, bila penduduknya homogen maka pemimpin

pemerinthannya sebaiknya otokratis,sedangkan jika penduduknya

heterogen maka sebaiknya pemimpin pemerintahannya sebaiknya

melakukan demokratis.

4. Faktor sejarah, bila situasi negaranya senantiasa berperang maka

sebaiknya pemimpin pemerintahannya melakukan otokratisasi,sedagkan

bila situasi negaranyaaman maka sebaiknya pemimpin pemerintahannya

melakukan demokratisasi.

5. Faktor efisiensi dan efektivitas, bila suatu negara menghendaki kondisi

yang efisien maka sebaiknya pemimpin pemerintahannya melakukan

demokratisasi,dan jika menghendaki kondisi yang efektif maka sebaiknya

pemimpinnya melakukan otokritasasi.

6. Faktor politik, bila negara menghendaki kondisi yang stabil dengan

perekonomian terkontrol maka sebaiknya pemimpin pemerintahan

melakukan otokritisasi,sedangkan jika menghendaki kondisi yang

mendidik rakyat berpartisipasi maka sebaiknya melakukan demokratisasi.

7. Faktor rezim yang berkuasa,bila rezim yang berkuasa seorang yang sulit

dikritik dengan sendirinya mereka melakukan otokratisasi,sedangkan bila

elit pemerintah yang berkuasa seorang yang suka bermusyawarah maka

sebaiknya dilakukan demokratisasi.

10

Page 11: SANRI

Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa situasi dan kondisi dapat

menentukan bagaimana seorang pemimpin pemerintahan seharusnya akan

bertindak,bahkan pada suatu situasi dan kondisi tertentu dapat melahirkan

pemimpin.

2. Variabel Orang Banyak sebagai Pengikut

Orang banyak yag dikenal rakyat jelata memang selama ini diam (silent),

hanya saja jumlahnya sangat banyak (mayority). Maksudnya, bila terjadi

demontrasi maka karena jumlah mereka bayak melebihi jumlah peluru, maka

kemarahan orang banyak tidak dapat di bendung kita mengenal dengan keroyokan

massa yang anarkis. Orang banyak yang diam disebut dengan silent mayority.

Dalam massa biasanya beredar isu,baik isu yag masuk akal dan dapat

diterima umum,tetapi juga ada isu fitnah bahkan kontra isu yang dibuat seseorang

yang karena dituduh membuat alibi. Oleh karena itu diperlukan pembentukan

opini,itulah sebabnya Soeharto mempersiapkan departemen penerangan selama

orde baru.

Karena sulitnya mengendalikan kekeuatan pengikut dalam kepemimpinan

pemerintahan ini, ada istilah yang menegaskan bahawa suara rakyat adalah suara

Tuhan (vox populey vox dey). Bahkan dalam islam dikatakan bahwa tangan

Tuhan di atas tangan orang banyak (dalam arti kekuasaan orang banyak dilindungi

Tuhan karena ada hati nurani yang sedang diperjuangan sebagai nasib wong cilik).

3. Variabel Penguasa sebagai Pemimpinan Pemerintahan

Pemimpin pemerintahan adalah penguasa, tetapi perlu diingat bahwa

bagaimanapun yang bersangkutan memiliki kekuasaan,namun tetap saja sebagai

manusia mempunyai jiwa. Jiwa itulah yang memiliki rasa seperti

iba,sayang,kasih,benci,gundahdendam,terharu,dll.

Oleh karenaa itu, suatu ketika pemimpin dapat digugah tetapi pada ketika

yang lain sangat kaku karena dendam dan prinsipnya terhadap sesuatu. Karena

berubah-ubah inilah yang dianggap sebagai variabel yaitu variabel pemimpin

pemerintahan.

11

Page 12: SANRI

Kekuasaan harus diseimbangkan dengan pelayanan. Dalam arti kekuasaan

ditujukan kepada mereka yang melakukan dekadensi moral disebut dengan nahi

mungkar. Sedangkan pelayanan ditujukan kepada masyarakat yang secara aturan

memang membutuhkan pertolongan tanpa melanggar aturan kesusilaan agama dan

adat istiadat, inilah yang disebut dengan amar makruf.

F. Teknik Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia

Teknik adalah cara/strategi yang dilakukan seseorang untuk mencapai

tujuannya.pemimpin pemerintahan harus mempunyai bebagai teknik dalam

mempengaruhi para bawahan atau masyarakatnya agar tujuan segera

tercapai.berikut ini disampaikan beberapa teknik dalam kepemimpinan

pemerintahan yaitu sebagai berikut:

1. Teknik persusif dalam kepemimpinan pemerintahan

Teknik persuasif dalam kepemimpinan pemerintahan adalah strategi

pemimpin pemerintahan seperti camat,bupati,walikota ataupun gubernur

membujuk bawahannya agar lebih rajin. bujukan biasanya termasuk strategi lunak

dan baik (be good approach) maka dilakukan dengan lemah lembut.

Jadi, dengan teknik persuasif ini pemimpin pemerintahan melakukan

pendekatan bujukan dimana untuk memotivasi bawahan dan masyarakat

dipergunakan strategi pemanjaan. bawahan dan masyarakat melaksanakan

pekerjaan karena baik hatinya atasan (pemimpin).

Dengan demikian,orang lain yang dipimpin oleh pemimpin pemerintahan

seperti ini diharapkan akan bekerja dengan rajin sebagai balas budi ataupun untuk

memperoleh kerelaan pembayaran lebih besar,rutin dan lancar.hal ini sulit

dilaksanakan karena hanya berpengaruh selagi sang pempimpin senantiasa

bermanis muka dan selalu memberikan hadiah.

12

Page 13: SANRI

2. Teknik komunikatif dalam kepemimpinan pemerintahan

Teknik komunikaif dalm kepemimpinan pemerintahan adalah strategi

camat, bupati, walikota ataupun gubernur dalam memperlancar pekerjaanya

mencapai tujuan.

Itulah sebabnya disebut komunikasi karena commune berarti sama, kalau

tidak demikian akan terjadi berbagai kesalahan sebagai berikut.

1. kesalahan dalam memahami (misperception)

2. kesalahan dalam menafsirkan (misinterpretation)

3. kesalahan dalam mengartikan (missunderstanding)

4. kesalahan dalam menyamakan (miscommunication)

Sementara itu untuk kecepatan bertindak diperlukan perintah tegas, tanpa

adanya tanya jawab dan bantahan dalam komunikasi satu arah. hanya saja banyak

pesan yang tidak jelas dan membingungkan.

3. Teknik fasilitas dalam kepemimpinan pemerintahan

Teknik fasilitas dalam kepimpinan pemerintahan adalah strategi pemimpin

pemerintahan seperti camat,bupati,walikota ataupun gubernur memberikan

fasilitas kepada bawahan atau masyarakatnya untuk memperlancar

pekerjaaan,karena masyarakat dan bawahan tersebut terikat oleh pemberian

tersebut.hal ini disebut dengan kekuatan pemberian (reward power), misalnya

sebagai berikut:

1. Pemberian uang

2. Pemberian barang

3. Pemberian tempat

4. Pemberian waktu

Jadi, dari keterangan tersebut bahwa pemerintah dipaksa menyombongkan

apa yang telah dilakukannya.hal ini karena manusia terkadang melupakan apa

yang telah diperjuangkan orang lain.

13

Page 14: SANRI

4. Teknik Motivasi dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teknik motivasi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah strategi camat,

bupati, walikota ataupun gubernur mendorong bawahan dan masyarakatnya

bekerja serta membangun lebih rajin dengan berbagai cara, misalnya sebagai

berikut.

1. Memenuhi kebutuhan fisik bawahan atau masyarakat seperti kebutuhan

sandang, pangan, dan papan.

2. Memberikan rasa aman kepada masyarakat seperti diantisipasinya

kerusuhan, pencurian, intimidasi,dan lain-lain.

3. Memberikan rasa nyaman dalam pergaulan seperti tetangga yang ramah

dan santun dalam kehidupan sehari-hari.

4. Memberikan penghormatan yang tepat pada bawahan dan masyarakat

seperti diakuinya hak minoritas dan didengarnya pendapat mereka

5. Memberikan dorongan kepada masyarakat dan bawahan untuk

berpartisipasi dalam pembangunan, dengan cara menyadarkan masyarakat

bahwa pembangunan adalah milik mereka bersama.

Keseluruhan uraian di atas tersebut diambil dari teori motivasi Abraham

Maslow, David Mac Clelland, Douglas Mac Gregor yang dikolaborasikan serta

dilengkapi dengan kemungkinan motivasi disatu kantor ataupun di suatu daerah

dengan pemimpin pemerintahan masing-masing.

5. Teknik Keteladanan dalam Kepemimpinan Pemerintahan

Teknik keteladanan dalam kepemimpinan pemerintahan adalah strategi

pemimpin pemerintahan seperti camat, bupati, walikota, ataupun gubernur dalam

memberikan contoh yang baik kepada bawahan maupun masyarakatnya sendiri.

Di Indonesia yang terkenal bapakisme, paternalistik, dam pengkultusan

individunya besar, maka seorang tokoh dalam hal ini pemimpin pemerintahan

disuatu tempat senantiasa dijadikan panutan.

Oleh karenanya korupi, kolusi, nepotisme mendarah daging di Indonesia

karena mulai dari pimpinan tingkat atas sampai kebawah melakukannya dan salig

14

Page 15: SANRI

mencontoh caranya. Dengan begitu bila pemimpin pemerintaha besalah agar tidak

terlihat oleh bawahan dan masyarakat maka yang diangkat hanya yang baik

sedangkan yang buruk dikubur dalam-dalam.

15

Page 16: SANRI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan dalam pemerintahan yang merupakan salah satu jenis

kepemimpinan, ternyata mempunyai kedudukan yang strategis dalam

pelaksanakan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan

negara dan cita-cita nasional. Dengan memperhatikan berbagai deskripsi tentang

kepemimpinan yang ada, maka pada umumnya kepemimpinan dapat diartikan

sebagai kemampuan dan kesanggupan menggerakan orang-orang/pegikut untuk

bekerja dan mengarahkan ke tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam kepemimpinan banyak teknik yang dapat dikembangkan, tetapi

sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat kita dewasa ini, yang masih

berorientasi ke atas, maka teknik kepemimpinan dengan pemberian suri tauladan

merupakan teknik yang sangat cocok. Teknik persusif yang lebih cenderung lebih

memotivasi terhadap bawahan, serta menggunakan teknik fasilitas dengan tujuan

untuk memfasilitasi demi kenyamanan bersama dan teknik komutif demi

terciptanya suatu komunikasi yang efektif.

Lain daripada itu perlu juga dikembangkan gaya kepemimpinan motivasi

yang positif dengan memberikan penghargaan kepada yang berhasil, bersamaan

dengan gaya partisipasif atau gaya demokratis dengan memberikan kesempatan

kepada anak buah untuk berprakarsa dan berparisipasi dalam pengambilan

keputusan bukan sebaliknya yaitu gaya otokratis yang lebih cenderung terhadap

tirani, dan gaya birokratis yang berorientasi kepada fakror-faktor manusia tanpa

pandang bulu sejalan dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam

pancasila.

B. Saran-saran

Kami selaku pemakalah mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat

dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

semuanya agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih baik lagi. Dan mudah-

16

Page 17: SANRI

mudahan ini dapat bermanfaat bagi kita sebagai mahasiswa, umumnya bagi

semuanya.

17

Page 18: SANRI

DAFTAR PUSTAKA

Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Administrasi Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

http://compasiana.com

Alquran. 1984. Jakarta: Departemen Agama RI.

18