sanitasi dan keamanan pangan
-
Upload
lisaasparia -
Category
Documents
-
view
58 -
download
7
description
Transcript of sanitasi dan keamanan pangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makanan dapat berfungsi dengan baik, apabila memenuhi kriteria seperti yang
diharapkan. Selain makanan harus mangandung zat gizi (lemak, protein, karbohidrat,
mineral dan vitamin), makanan harus baik dan tidak kalah pentingnya yang untuk
diperhatikan adalah bahwa makan harus aman untuk dikonsumsi. Setelah ketiga unsur
tersebut terpenuhi, maka baru dapat disebut dengan makanan “Sehat”.
Seringkali pemberitaan di media massa menginformasikan bahwa beberapa macam
komponen makanan misalnya zat pewarna sintetis, bhan pengawet, pemanis buatan dan
lain sebagainya yang mengancam kesehatan kita. Mengingat makanan harus tersedia setiap
saat, sedangkan jumlah penduduk semakin bertambah, maka keadaan ini menuntut kita
untuk berusaha meningkatakan dan mempercepat pengadaan pangan. Tetapi pengadaan
pangan yang cukup belum menjamin terbentuknya terhadap keluarga yang sehat dan
sejahtera serta belum tentu dapat menjamin masyarakat yang sehat pula. Selain jumlahnya
yang cukup, makanan yang dikonsumsi harus mempunyai nilai gizi yang tinggi, bersih,
dan aman. Sedangkan yang dimaksud dengan makanan aman adalah makanan yang bebas
dari komponen-komponen berbahaya atau organisme yang dapat menyebabkan keracunan
atau menimbulkan penyakit.
Keamanan pangan merupakan hal yang penting dari ilmu sanitasi. Banyaknya
lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak tidak langsung berhubungan dengan
suplay makanan manusia. Hal ini disadari sejak awal sejarah kahidupan manusia dimana
usaha pengawetan makanan telah dilakukan, seperti penggaraman, pengawetan dengan
penambahan gula, pengasapan dan sebagainya.
Penyakit bawaan makanan atau keracunann makanan yang ditimbulkan akibat
adanya kontaminasi makanan dan minuman oleh mikroba perlu mendapat perhatian secara
seksama, karena penderita kasus ini dapat mengalami gangguan pencernaan dan gangguan
penyarapan zat-zat gizi, dan yang lebih memprihatinkan lagi kadang-kadang berakhir
dengan kematian. Sebelum makanan disajikan pada umumnya mengalami proses
pengolahan baik pada suatu industri maupun pengolahan skala rumah tangga. Proses
pengolahan tersebut sangat menentukan kualitas makanan yang selanjutnya sampai pada
penyajian. Oleh karena itu, pembicaraan mengenai sanitasi dan hygiene makanan selama
proses produksi hingga makanan siap disajikan menjadi sangat penting.
1.2. Tujuan
1) Mempelajari ruang lingkup sanitasi dan keamanan pangan
2) Mempelajari jenis dan sumber bahaya pada makanan
3) Mempelajari solusi dalam menangani bahaya pada makanan
1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui dan
mempelajari ruang lingkup sanitasi dan keamanan pangan, jenis dan sumber bahaya pada
makanan, dan penanganan bahaya pada makanan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Sanitasi dan Keamanan Makanan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO,
yang dimaksud makanan adalah “Food include all substances, whether in a natural state
or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan
tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk
tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut
layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
a) Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
b) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
c) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh
enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan
karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
d) Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan
oleh makanan (food borne illness).
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan
manusia. Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia
atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan
buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan
industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan
menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan),
teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi
(contohnya membasuh tangan dengan sabun).
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi
lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya
dan pengendalian lingkungan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala
bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada
saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat
atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian
makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli. mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan (harisdianto, 2010).
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah
bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat. Jadi dalam
hal ini sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada
orangnya. Usaha sanitasi pada penyedia makanan dan minuman (seperti Rumah Makan)
mempunyai hubungan yang erat dalam peningkatan dan pemeliharaan kebersihan makanan
dan minuman. Food hygiene menitikberatkan pada makanan yang mudah membusuk,
seperti: daging, ikan, susu, telur, makanan dalam kaleng, dan minuman yang mengandung
CO2.
Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang
aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya. Keamanan makanan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan, gizi
dan safety. Keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau
bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu
secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja
atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi (Entjang,1991).
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Masalah keamanan pangan yang
masih saja terjadi di Indonesia saat ini antara lain kasus keracunan, ditemukannya pangan
tercemar oleh kontaminan mikrobiologi dan kontaminan kimia, penggunaan bahan
tambahan illegal, dan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) melebihi batas yang
diijinkan. Masalah keamanan pangan dapat terjadi di sepanjang rantai pangan dan
disebabkan karena ketidaktahuan produsen terutama produsen skala kecil terhadap bahaya
keamanan pangan. Ketidakperdulian produsen dan ketidaksadaran konsumen untuk
memilih pangan yang aman, selain juga karena tindaklanjut pengawasan yang dilakukan
instansi pemerintah belum memberikan efek jera (harisdianto, 2010).
2.2. Ruang Lingkup Sanitasi dan Keamanan Makanan
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan
sanitasi makanan yang efektif. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan makanan, manusia,
dan peralatan.
2.2.1. Faktor Makanan
a) Sumber bahan makanan
Apakah diperoleh dari hasil pertanian, peternakan, atau lainnya, sumber bahan
makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi atau mencegah terjadinya kontaminasi atau
pencemaran.
b) Pengangkutan bahan makanan
Cara mengangkut makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi. Pengangkutan
tersebut dilakukan baik dari sumber ke pasar maupun dari sumber ke tempat penyimpanan
agar bahan makanan tidak tercemar oleh kontaminan dan tidak rusak.
c) Penyimpanan bahan makanan
Tidak semua makanan langsung dikonsumsi, tetapi sebagian mungkin disimpan
baik dalam skala kecil dirumah maupun skala besar di gudang. Tempat penyimpanan atau
gudang harus memenuhi persyaratan sanitasi. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat
hygiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
1) Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan memenuhi
syarat.
2) Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak memberi
kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat/tikus dan untuk
produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada suhu yang dingin.
d) Pemasaran Makanan
Tempat penjualan atau pasar harus memenuhi persyaratan sanitasi antara lain
kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara dan memiliki alat pendingin.
e) Pengelolaan Makanan Proses pengelolaan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi terutama
berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian
yaitu:
1. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat
pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses
pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu
terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung
berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,
pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran
dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai
peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah
makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan
tenggorokan,kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan
melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan
terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan
sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip
higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (Good Manufacturing Practice).
f. Penyajian Makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera makan pembeli.
g. Penyimpanan Makanan
Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan
sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.
2.2. 2. Faktor Manusia
Orang-orang yang bekerja pada tahapan diatas juga harus memenuhi persyaratan
sanitasi seperti kesehatan dan kebersihan individu, tidak menderita penyakit infeksi dan
bukan carrier dari suatu penyakit. Untuk personil yang menyajikan makanan harus
memenuhi syarat-syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki etika dan sopan santun,
memiliki penampilan yang baik dan keterampilan membawa makanan dengan teknik
khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6 bulan atau 1
tahun.
2.2.3. Faktor Peralatan
Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus juga
memenuhi persyaratan sanitasi
.
2.3. Jenis dan sumber-sumber bahaya pada makanan
Jika tidak dipilih secara hati-hati atau tidak diolah dengan cara-cara yang benar,
pangan dapat membahayakan kesehatan konsumen yang menyantapnya, karena bisa
tercemar oleh bahan¬bahan berbahaya. Bahan-bahan berbahaya itu masuk bersama-sama
dengan pangan ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit atau keracunan (Moehyl,
1992).
Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke dalalam
tiga jenis, yaitu: bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik.
2.3.1. Bahaya biologis
Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit
(patogen), virus, dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika
termakan oleh manusia. Cemaran mikroba ini berasal dari udara, tanah air dan tempat-
tempat lainnya yang kotor. Demikaian juga virus hepatitis A dan parasit misalnya cacing
dapat berasal dari lingkungan yang kotor. Umumnya cemaran mikroba dibawa oleh hama
yaitu serangga seperti lalat, kecoa dan binatang pengerat seperti tikus, dan binatang
pembawa penyakit lainnya.
Mikroba adalah mahkluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan alat pembesar yang disebut mikroskop. Pada prinsipnya mikroba dibagi ke
dalam empat kelompok besar, yaitu: bakteri, kapang, kamir dan virus. Mikroba dapat
menguntungkan manusia, misalnya mikroba yang aktif di dalam proses fermentasi pangan
seperti tempe yang mengandung kapang yang disebut Rhizopus oligosporus, kapang
Neurospora sitophila yang tumbuh pada oncom merah, kamir atau ragi Saccharomyces
cerevisae pada tape singkong atau tape ketan, dan Lactobacillus plantarum pada acar dan
sayur asin. Di samping ada yang menguntungkan, ada juga mikroba yang merugikan, yaitu
mikroba pembusuk dan patogen. Mikroba pembusuk adalah mikroba yang dapat
menguraikan bahan sehingga menjadi busuk, misalnya busuknya bahan pangan. Mikroba
patogen adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia seperti bakteri
tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya. Bakteri-bakteri tertentu dapat juga menghasilkan
racun yang jika termakan akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia.
Di samping bakteri, kapang juga dapat menghasilkan racun seerti Aspergillus flavus
yang menghasilkan racun aflatoksin. Kapang ini sering tumbuh pada biji-bijian seperti
jagung, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah, jika kondisi penyimpanannya buruk,
yaitu hangat dan lembab. Mikroba tumbuh dengan baik pada bahan yang lingkungan
lembab dan hangat, mengandung zat gizi baik seperti pada bahan pangan, pada lingkungan
yang kotor. Oleh karena itu, bahan pangan mudah sekali diserang mikroba jika berada pada
lingkungan yang kotor. Cemaran mikroba patogen dan mikroba penghasil racun ini
merupakan bahaya biologis dalam pangan.
2.3.2. Bahaya Kimia
Bahaya kimia adalah bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang
dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia, seperti residu
pestisida, logam berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan
cemaran bahan kimia lainnya. Bahan kimia timbul dalam pangan :
a) Bahan pangan seperti sayuran dan buah-buah dapat tercemar pestisida di kebun karena
penggunaan pestisida dengan takaran yang berlebihan atau karena penyemprotan
pestisida masih dilakukan walaupun sayuran atau buah-buahan hendak dipanen.
b) Sayuran dapat tercemar logam berbahaya karena selalu disiram dengan air sungai yang
tercemar oleh logam berbahaya dari buangan industri kimia.
c) Beberapa jenis ikan laut mengandung racun alami yang dapat membahayakan manusia
jika termakan.
d) Kacang tanah telah berjamur mungkin ditumbuhi kapang Aspergillus flavus yang
menghasilkan sejenis racun yang disebut aflatoksin.
e) Tempe bongkrek dapat tercemari racun bongkrek sebagai akibat dari proses pembuatan
yang salah.
Bahan pangan atau makanan beresiko bahan kimia :
a) Bahan pangan atau makanan yang secara alami mengandung racun (singkong, racun,
ikan laut yang beracun, tempe bongkrek, dan sebagainya.)
b) Bahan pangan atau makanan yang tercemar pestisida, pupuk kimia, antibiotika, logam
berbahaya, dan cemaran kimia lainnya.
c) Bahan tambahan yang terlarang atau bahan tambahan pangan yang melebihi takaran
maksimum ynag diizinkan dalam penggunaannya.
d) Bahan pangan atau makanan yang tercemar racun kapang, misalnya biji-bijian atau
kacang-kacangan yang disimpan pada kondisi penyimpanan salah. Penyimpanan yang
salah adalah penyimpanan pada ruangan yang terlalu lembab dan hangat.
2.3.3. Bahaya fisik
Bahaya fisik adalah bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik seperti benda-
benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan gelas,
pecahan lampu, pecahan logam, paku, potongan kawat, kerikil, stapler dan benda-benda
asing lainnya.
Resiko bahaya dari bahan pangan atau makanan sangat beragam tergantung antara
lain pada jenis dan tempat diperolehnya, dan pada peka tidaknya bahan pangan atau
makanan itu terhadap kerusakan, khususnya kerusakan karena mikroba. Bahan pangan
dapat mengalami kerusakan dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada
jenisnya, seperti digolongkan sebagai berikut:
a) Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya bahan pangan yang berasal dari hewan
seperti daging, susu, telur dan ikan.
b) Bahan pangan yang agak mudah rusak,misalnya sayuran dan buah-buahan, dan
c) Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya biji-bijian dan kacang-kacangan yang
kering seperti gabah kering, jagung pipil kering dan kacang kedelai kering.
Umumnya bahan pangan yang mudah rusak beresiko mengandung bahaya biologis
karena tercemar mikroba. Bahan pangan yang bersifat mudah rusak umumnya
mengandung air dalam kadar yang tinggi sehingga mudah ditumbuhi bakteri. Dengan
demikian, bahan pangan atau makan di bawah ini beresiko mengandung bahaya biologis:
1) Susu dan hasil olahnya
2) Daging dan hasil olahnya
3) Telur dan hasil olahnya
4) Ikan dan hasil olahnya
5) Sayur dan hasil olahnya
6) Buah-buahan yang rasanya tidak asam
7) Santan
Bahan pangan atau makanan yang kotor karena tercemar benda-benda asing seperti
pecahan gelas, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku, sisik dan
sebagainya. Makanan yang dibungkus plastik atau daun dengan menggunakan stapler
beresiko bahaya fisik, karena stapler yang terlepas dapat masuk ke dalam makanan tanpa
diketahui.
2.4. Cara Menghindari Dari Bahaya Dalam Pangan
a) Untuk menghindari bahaya biologis, jauhkan atau lindungi bahan pangan atau makanan
dari cemaran mikroba, misalnya dengan cara melindungi (menutup) bahan pangan atau
makanan dari serangan hama seperti lalat, kecoa, tikus dan binatang pembawa penyakit
lainnya. Memilih bahan pangan yang bermutu baik adalah suatu cara yang paling
utama dalam menghindari bahaya biologis.
b) Untuk menghindari bahaya kimia, jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran
kimia, misalnya dengan mengolah pangan di tempat yang jauh dari sumber pencemaran
seperti tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oil dan sebagainya. Menggunakan
bahan pangan yang bersih bebas pestisida adalah cara lainnya untuk menghindar dari
bahaya kimia.
c) Untuk menghindari bahaya fisik, gunakan hanya bahan yang sudah bersih dari kerikil,
dan/atau cemaran fisik lainnya. Sortasi dan mencuci adalah tahap-tahap pengolahan
yang baik untuk menghindari bahaya fisik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari
segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum
makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,
sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyarakat atau konsumen.
2) Keamanan makanan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan
yang dapat membahyakan kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara
alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau tercampur secara sengaja
atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi.
3) Faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan sanitasi makanan
yang efektif adalah faktor makanan, faktor manusia, faktor peralatan
4) Jenis dan sumber-sumber bahaya pada makanan adalah bahaya biologis, bahaya
kimia, dan bahaya fisik
DAFTAR PUSTAKA
Arjuliana, Reki. 2011. Sanitasi dan Keamanan Makanan. (online)
http://rekiarjulianahs.blogspot.com/2011/09/sanitasi-dan-keamanan-
makanan.html (diakses tanggal 26 Februari 2015)
Darwindra, H. D. 2010. Bahan Ajar Sanitasi dan Keamanan Pangan. (online)
https://harisdianto.wordpress.com/2010/03/19/bahan-ajar-sanitasi-dan-keamanan-
pangan/ (diakses tanggal 26 Februari 2015)
Entjang, dr. Indan. 1991. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung
Moehyl B.Sc, Sjahmien.1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. PT.
Bharata Niaga Media : Jakarta
Soal-Soal
1. Kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan
yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh disebut...
a) Makanan
b) Minuman
c) Cemilan
d) Lalapan
2. Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut
layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, kecuali...
a) Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
b) Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
c) Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
d) Bebas dari bahan pengawet alami maupun buatan
3. Salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu
untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu
atau memasak kesehatan disebut...
a) Reboisasi
b) Sanitasi
c) Akselerasi
d) Konjugasi
4. Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia...
a) Keamanan Negara
b) Keamanan Sandang
c) Keamanan Pangan
d) Keamanan Papan
5. Faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan sanitasi makanan yang
efektif, kecuali:
a) Makanan
b) Manusia
c) Tumbuhan
d) Peralatan
6. Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga
jenis, kecuali...
a) bahaya biologis
b) bahaya kimia
c) bahaya fisik
d) bahaya matematis
7. Bahaya berupa cemaran mikroba penyebab penyakit (patogen), virus, dan parasit yang
dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia adalah...
a) Bahaya kimia
b) Bahaya biologis
c) Bahaya fisik
d) Bahaya matematis
8. Bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan
keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia, seperti residu pestisida, logam
berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan cemaran bahan
kimia lainnya adalah...
a) Bahaya kimia
b) Bahaya matematis
c) Bahaya biologis
d) Bahaya fisik
9. Bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik seperti benda-benda asing yang dapat
membahayakan manusia jika termakan, seperti pecahan gelas, pecahan lampu, pecahan
logam, paku, potongan kawat, kerikil, stapler dan benda-benda asing lainnya...
a) Bahaya kimia
b) Bahaya biologis
c) Bahaya matematis
d) Bahaya fisik
10. proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian,
kecuali...
a) Tempat Pengolahan makanan
b) Biaya pengolahan makanan
c) Tenaga Pengolahan makanan
d) Cara pengolahan makanan