Sang Penyihir Beraksi w

102
VIVIAN VANDE VELDE Sang Penyihir Beraksi Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Manis dan Asam "Aku datang untuk menolongmu." Sang putri cemberut. "Ayah mengutusmu, kan?" "Tidak," sang penyihir menjelaskan, "sebenarnya yang mengutusku adalah pangeran dari Talahandra." Sang putri melempar sebutir permen ke udara dan menangkapnya dengan mulut. "Aku tak pernah dengar tentang dia." Sang penyihir memerhatikannya mengunyah, mengunyah, dan mengunyah. Kemudian, ia memerhatikan sang putri memilih permen lain dan kembali melemparnya ke dalam mulut. Biasanya, usaha penyelamatan tidak berlangsung seperti ini. Akhirnya, sang penyihir berkata, "]adi, bagaimana?" "Bagaimana apanya?" "Kau mau ikut?" Sang putri bertanya, "Maksudmu: Apakah aku setuju untuk diselamatkan?" "Ya." "Tidak." "Tidak?" "Ya." Sang penyihir menggeleng-gelengkan kepala sambil berusaha memahami. "Apa maksudmu tidak?" Untuk Gloria, si ahli aksara http://inzomnia.wapka.mobi Koleksi ebook inzomnia

description

xxxxxx

Transcript of Sang Penyihir Beraksi w

  • VIVIAN VANDE VELDE

    Sang Penyihir Beraksi

    Edit & Convert: inzomnia

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Manis dan Asam

    "Aku datang untuk menolongmu."

    Sang putri cemberut. "Ayah mengutusmu, kan?"

    "Tidak," sang penyihir menjelaskan, "sebenarnya yang

    mengutusku adalah pangeran dari Talahandra."

    Sang putri melempar sebutir permen ke udara dan

    menangkapnya dengan mulut. "Aku tak pernah dengar tentang

    dia."

    Sang penyihir memerhatikannya mengunyah, mengunyah, dan

    mengunyah. Kemudian, ia memerhatikan sang putri memilih

    permen lain dan kembali melemparnya ke dalam mulut.

    Biasanya, usaha penyelamatan tidak berlangsung seperti ini.

    Akhirnya, sang penyihir berkata, "]adi, bagaimana?"

    "Bagaimana apanya?" "Kau mau ikut?"

    Sang putri bertanya, "Maksudmu: Apakah aku setuju untuk

    diselamatkan?" "Ya." "Tidak." "Tidak?" "Ya."

    Sang penyihir menggeleng-gelengkan kepala sambil berusaha

    memahami. "Apa maksudmu tidak?"

    Untuk Gloria,

    si ahli aksara

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Isi Buku

    Bagaimana Semuanya Berawal 9

    Putri Cantik. Ibu Tiri Kejam.

    dan Saudari Tiri Buruk Rupa 20

    Amukan Makhluk Buas 49

    Menyelamatkan Seorang Putri 75

    Sang Penyihir dan Hantu 102

    Sang Putri dan Petualangan

    Mencari Timun Emas 152

    1. Bagaimana Semuanya Berawal

    SANG PENYIHIR sedang sibuk dengan urusannya sendiri-

    kurang lebih begitu ketika seorang penyihir wanita

    menjatuhkan sebuah kutukan padanya-atau mungkin juga tidak

    begitu.

    Kejadiannya seperti ini: Sang penyihir adalah seorang pria

    muda yang dengan kekuatan sihir sering menjelma menjadi pria

    tua. Penampilan seperti itulah yang diharapkan khalayak ramai

    dari seorang penyihir. Ia mengelola sebuah sekolah untuk para

    penyihir muda dan selama satu tahun ajaran sekolah, ia

    berpenampilan seperti pria tua berjanggut. Alasannya, ia

    merasa kurang dihormati bila para mu-

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • rid tahu dirinya hanya sedikit lebih tua dari mereka. Jadi,

    begitu tahun ajaran sekolah berakhir, ia merasa lega karena

    bisa melepaskan penyamarannya dan bersantai-seperti ketika

    kita melepaskan sepatu yang sangat ketat dan pakaian indah

    yang kita khawatirkan akan terkait atau ketumpahan sesuatu.

    Setelah melewati musim dingin yang benar-benar buruk dan

    musim semi yang tiba lebih telat dari biasanya, sang penyihir

    mengirim semua muridnya pulang. Hari ini adalah hari pertama

    liburan musim semi. Ia-dengan kekuatan sihirnya- mengirim

    dirinya sendiri ke Desa Saint Wayne the Stutterer. Saint

    Wayne bukanlah seorang tokoh suci yang penting dan desa itu

    sendiri berukuran kecil. Sang penyihir kenal sebagian besar

    penduduk desa itu dan sebagian besar dari mereka mengenal si

    penyihir dalam wujud aslinya. Ia perlu membeli persediaan

    untuk kebunnya, termasuk sebuah pacul baru. Ia sedang

    mengantri di toko pandai besi

    ketika seorang penyihir wanita-yang tak dikenalnya-tiba-tiba

    muncul bersama ketiga anaknya.

    Muncul dengan kekuatan sihir.

    Seperti begini: Detik ini, tidak ada- detik berikutnya, ada.

    Mereka muncul tepat di depan sang penyihir kurang lebih lima

    detik sebelum si pandai besi selesai dengan pelanggan

    sebelumnya, mengangkat muka, dan bertanya, "Siapa

    berikutnya?"

    "Aku," kata si penyihir wanita sambil menghampiri si pandai

    besi.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang penyihir tak ingin berburuk sangka. Ia percaya bahwa si

    penyihir wanita- dengan kekuatan sihir-telah mengirim dirinya

    ke mana pun yang diinginkan dan secara tidak sengaja telah

    memotong antrean di depannya. Ia bahkan bersedia

    membiarkan wanita itu dilayani terlebih dahulu karena ia

    sendiri tidak sedang terburu-buru. Ia ingin menghabiskan hari-

    harinya dengan tenang, damai, dan penuh kehangatan.

    Anak-anak penyihir wanita itu-dua laki-laki dan satu

    perempuan-sedang menyodok, menabrak, mengejek, dan

    menggoda satu sama lain. Anak laki-laki yang lebih tua sangat

    jahil. Anak yang lebih kecil sangat cengeng, sementara yang

    perempuan suka merengek. Ketiga anak itu tak henti-hentinya

    berteriak, "Bu!" dengan suara melengking dan menjengkelkan-

    seperti, "Bu, dia melakukannya lagi!" dan "Bu, dia yang mulai!"

    dan "Bu, sudah selesai atau belum?"

    Si penyihir wanita mengabaikan tingkah anak-anaknya sambil

    menjelaskan kepada si pandai besi tentang gerendel pagar yang

    ingin ia perbaiki.

    Sang penyihir tidak memiliki anak kandung, tapi menurutnya

    memiliki murid hampir sama dengan memiliki anak. Dalam

    hatinya ia berkata, takkan pernah kubiarkan anak-anakku

    berperilaku buruk seperti ini. Memang, murid termudanya

    berusia dua belas tahun, sementara yang tertua dari anak-anak

    ini baru berusia

    tujuh tahun, tapi hal itu sama sekali bukan alasan bagi perilaku

    buruk mereka.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Anak laki-laki yang lebih besar memukul adiknya sampai

    terdorong ke belakang dan menginjak jemari kaki sang

    penyihir.

    "Hati-hati," kata sang penyihir sambil memegang bahu sang

    anak yang sepertinya tidak menyadari bahwa dirinya sudah

    tidak menginjak tanah lagi.

    Anak itu memalingkan kepala dan memandang sekilas ke arah

    sang penyihir. Ia seakan bertanya, "Mengapa kakimu berada di

    bawah kakiku?" Kakaknya mengambil kesempatan itu untuk

    memukul bagian belakang kepalanya. "Bu!" rengek anak laki-laki

    yang kecil sambil menyikut saudara perempuannya.

    "Bu," si anak perempuan merengek.

    "Bu!" anak laki-laki yang besar ikut berseru, seakan-akan

    dirinya yang diganggu.

    Sementara si pandai besi sedang mengerjakan gerendel, si

    penyihir wanita menengok dan membelalakkan mata ke arah

    sang penyihir. "Ada apa?" kata wanita itu, antara menggertak

    dan membentak.

    Sang penyihir sedang tidak ingin terlibat dalam pertikaian

    sehingga ia hanya menggelengkan kepala sebagai isyarat bahwa

    ia tidak tahu-menahu. Kemudian, ia menatap langit-langit dan

    dinding bagian belakang toko.

    Si penyihir wanita memandang tajam selama beberapa saat

    sebelum kembali memerhatikan si pandai besi.

    Anak-anak itu menjadi semakin ribut.

    Si penyihir wanita seperti tidak mendengar mereka.

    Walaupun demikian, ia mendengar desahan sang penyihir.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Ia berbalik untuk kedua kalinya dan bertanya, "Apakah Anda

    mempunyai masalah dengan anak-anakku?"

    "Tidak," sang penyihir meyakinkannya. Ia tidak tahan untuk

    bertanya, "Bagaimana dengan Anda?"

    "Beraninya Anda!" si penyihir wanita menimpali dengan galak.

    "Beraninya Anda

    mengkritik padahal Anda tidak tahu apa pun tentang kami? Apa

    menurut Anda anak-anakku menyebalkan? Apakah Anda pernah

    berpikir bahwa mungkin ada alasan mengapa mereka

    bertingkah-laku buruk? Akankah Anda memaklumi tingkah

    mereka yang ribut dan tidak lazim ini seandainya mereka baru

    saja terkurung di rumah selama dua minggu karena sakit?

    Bagaimana seandainya ayah mereka mungkin tidak akan

    sembuh, dan seandainya adik mereka baru saja meninggal?"

    "Aku benar-benar menyesal," sang penyihir berkata. Walaupun

    cenderung cepat menjadi tidak sabar, ia tak ingin menyakiti

    siapa pun. "Aku sungguh tidak tahu."

    Si penyihir wanita mendengus dan berbalik ke si pandai besi

    yang sudah selesai mengerjakan gerendelnya.

    Sang penyihir merasa betul-betul menyesal karena sudah

    menganggap keluarga itu menjengkelkan, padahal mereka telah

    melalui begitu banyak kesusahan. Karena itulah, ia bersedia

    memaafkan mereka,

    bahkan memaafkan anak perempuannya yang sedang

    menjulurkan lidah kepadanya.

    Anak laki-laki yang kecil masih merengek, tapi sekarang sang

    penyihir sadar bahwa anak itu sedang pilek. Ia menyadari hal

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • tersebut ketika anak itu men-cucukkan jari ke dalam

    hidungnya, mengeluarkan jari tersebut, dan menyekanya di

    lengan baju sang kakak laki-laki. Si abang sama sekali tidak

    tahu karena sedang dengan diam-diam mengikat jalinan rambut

    saudara perempuannya menjadi satu.

    Penyihir wanita itu membayar si pandai besi dan berkata, "Ayo,

    anak-anak, mari kita pergi ke tempat penggilingan gandum."

    Sang penyihir ingin wanita itu tahu kalau dirinya menyesal

    telah memandang rendah mereka. Jadi, ia berdiri diam di

    tempat dan berkata, "Aku benar-benar menyesal."

    Si penyihir wanita menjadi marah terhadap sikap sang penyihir.

    "Mengapa? Apa lagi yang telah Anda lakukan sekarang?"

    "Tidak ada," jawab sang penyihir sambil tergagap. "Maksudku,

    aku menyesal atas apa yang telah terjadi pada Anda."

    Si penyihir wanita itu memandang sekilas ke sekeliling dengan

    curiga.

    "Apa yang terjadi?" ia bertanya.

    Sang penyihir menjadi bingung. "Ayah anak-anak ini sakit. Adik

    mereka baru meninggal."

    "Aku tak pernah bilang ada yang sakit atau meninggal," si

    penyihir wanita itu berkata dengan geram, seakan-akan sang

    penyihir dengan sengaja tidak mengerti. "Aku bilang,

    'Seandainya Sebenarnya, anak-anakku bertingkah laku seperti

    ini karena mereka memang manja." Si penyihir wanita

    menggeleng-gelengkan kepala dan berlalu dengan cepat dari

    hadapan sang penyihir sambil bergumam, "Penyihir dungu." Ia

    menambahkan, "Anda takkan pernah menemukan kebahagiaan

    sejati sampai Anda belajar untuk tidak terlalu cepat

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • menghakimi orang lain dan menilai suatu hal bukan dari

    permukaannya saja."

    Kalau itu memang hanya sebuah ucapan biasa, tentu tidak akan

    ada akibat di kemudian hari. Dan kalau itu adalah sebuah

    mantra, biasanya sang penyihir akan merasakan kekuatan

    sihirnya, khususnya kalau mantra itu ditujukan pada dirinya.

    Tapi anak-anak itu mendorongnya saat mereka berdesakan ke

    luar, dan sang penyihir mungkin tidak merasakan kekuatan sihir

    mantra itu.

    Walaupun demikian, kalau ucapan itu memang sebuah kutukan,

    itu bukan kutukan yang buruk. Sang penyihir cukup senang

    dengan hidupnya. Ia bisa mengurus kebunnya di musim panas-

    jika tidak diinjak-injak kelinci-dan memancing serta

    mengerjakan hal-hal sepele lain yang menyenangkan. Dan

    kalaupun sesekali ia merasa kesepian, itu biasanya bertepatan

    dengan saat di mana murid-muridnya akan segera kembali di

    musim gugur. Kemudian, ketika mereka mulai membuatnya

    kesal, liburan musim panas pun tiba kembali.

    Hidup ini cukup memuaskan dan juga bisa ditebak, pikir sang

    penyihir sambil menghampiri si pandai besi untuk memberikan

    pesanannya.

    Kebahagiaan sejati-menurutnya-terlalu berlebihan.

    2. Putri Cantik, Ibu Tiri Kejam, dan Saudari Tiri Buruk Rupa

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • SEKEMBALINYA KE rumah, ketika sang penyihir dengan ceria

    sedang merawat kebun, seekor burung gagak dengan sepucuk

    pesan terikat di kaki datang dan tidak mau beranjak pergi.

    "Tolong," demikian bunyi pesan itu. (Pesan itu ditulis dengan

    tinta ungu di atas kertas surat merah muda yang harum dan

    ditutup dengan segel lilin berbentuk mawar mungil.) "Aku

    dikurung oleh ibu tiriku yang kejam dan saudari tiriku yang

    buruk rupa menyihirku serta tunanganku. Tolong, tolong,

    tolonglah aku."

    Surat itu diakhiri dengan, "Tertanda, Putri Rosalie." Siapa pun

    Putri Rosalie ini, ia membubuhi gambar mawar mungil sebagai

    titik di atas huruf 'i' dalam namanya.

    Sang penyihir memang pemarah, namun ia tidak sampai hati

    untuk tidak menolong orang yang sedang berada dalam

    kesulitan, dan ini sepertinya masalah serius. "Berapa jauh?" ia

    bertanya pada si burung gagak.

    Si burung gagak, yang sedang berdiri di lengan kiri orang-

    orangan sawah di kebun sang penyihir, menggaruk lengan baju

    orang-orangan itu-dua kali.

    Pasti bukan dua mil. Sang penyihir kenal semua orang di sekitar

    sini dan tak ada yang bernama Putri Rosalie. "Dua jam

    perjalanan?" ia bertanya dengan penuh harap. Sang penyihir

    mempunyai kekuatan sihir yang bisa membuatnya memindahkan

    diri secepat kilat ke tempat tertentu. Tapi kekuatan sihir itu

    hanya berlaku untuk pergi ke tempat yang sudah

    pernah ia kunjungi. Karena ia tidak tahu siapa dan di mana sang

    putri berada, ia harus berjalan atau berkuda. Kuda-dengan gigi

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • besar dan kuning serta kaki besar dan aneh-bukanlah binatang

    yang disukai sang penyihir. "Apakah sang putri berada dua jam

    perjalanan dari sini?" tanyanya lagi.

    Burung gagak itu melompat ke atas kepala orang-orangan

    sawah dan mematuk matanya yang terbuat dari kancing.

    Sang penyihir mendesah. "Dua hari?"

    Si gagak mengembangkan sayap dan terbang ke arah timur

    laut. Kemudian, ia berputar kembali dan mendarat di kepala

    orang-orangan sawah.

    Sang penyihir kembali mendesah. Begitu banyak yang harus ia

    lakukan untuk membenahi kebunnya. Ia mencoba untuk

    memusatkan pikiran pada berbagai masalah yang ia hadapi-pada

    berbagai alasan yang membuatnya berpikir untuk tidak pergi,

    seperti kelinci-yang sudah tidak takut lagi pada orang-orangan

    sawah dan

    yang telah menganggap kebunnya sebagai sarang mereka. Tapi

    pandangan sang penyihir kembali tertuju pada surat berwarna

    merah muda dan ungu itu. "Tolong, tolong, tolonglah aku,"

    bacanya lagi.

    Setelah sekali lagi mendesah, sang penyihir menggumamkan

    mantra yang mengubah penampilannya menjadi pria tua yang

    terlihat seratus tahun lebih tua dan yang mengganti pakaian

    kerjanya dengan jubah dan topi kerucut bertabur motif

    bintang yang selalu ia kenakan saat berada di depan umum.

    Kalau ia tidak berpenampilan seperti itu, sepertinya tak

    seorang pun akan percaya kalau ia benar-benar seorang

    penyihir.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Ia menjulurkan lengan ke arah si gagak yang segera hinggap

    sambil mengepakkan sayap hitamnya. Kemudian, burung itu

    mengangkat ekor dan buang kotoran di lengan bajunya.

    "Dasar bodoh," gumam sang penyihir.

    Tapi seketika itu juga, mereka sudah pindah ke lumbung Petani

    Seymour, di

    mana ada seekor kuda betina berperangai buruk yang

    disewakan si petani dengan harga selangit, kapan pun sang

    penyihir membutuhkan tunggangan.

    Setelah berkuda selama dua hari, si burung gagak akhirnya

    memandu sang penyihir ke sebuah kastil kecil yang dikelilingi

    oleh sebuah kota kecil, di tengah-tengah sebuah lembah nan

    hijau dan damai.

    Dan di sana, si ibu tiri kejam (sang penyihir yakin itu orangnya)

    dan saudari tiri buruk rupa sedang berjalan santai di sebuah

    jalan besar dari arah kastil.

    Sang ibu berperawakan tinggi, kurus, dan berpakaian serba

    hitam. Matanya, pikir sang penyihir, tampak seperti musang

    jahat. Si ibu dan anak berjalan terus- sambil melihat ke kiri

    dan kanan-memerhatikan serta menilai segala yang terjadi di

    sekitar mereka.

    Sang anak adalah versi muda dari sang ibu. Namun, pakaiannya

    berwarna-warni terang dan suara tawanya yang keras

    mengingatkan sang penyihir pada suara babi yang menguik.

    Sang penyihir tidak ingin masuk ke kastil secara terang-

    terangan karena ia tidak tahu bagaimana si ibu tiri kejam akan

    bereaksi-ibu tiri kejam biasanya tak bisa ditebak. Lebih baik ia

    mengitari kastil dan masuk lewat jalan belakang. Jadi, dengan

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • memasang tampang yang menurutnya terlihat acuh tak acuh

    serta agak bosan, ia berkuda melewati orang-orang yang

    sedang berkumpul di sekitar kedua wanita itu.

    Akan tetapi, tampaknya burung gagak yang membawa pesan

    Putri Rosalie tak mengerti tindakan sang penyihir. Saat melihat

    sang penyihir melenceng dari jalan masuk kastil, si gagak

    terbang dari tempatnya bertengger-di atas pantat kuda- dan

    mulai mengitari kepala sang penyihir sambil berkaok kalut.

    "Shhh!" sang penyihir mengibas-ngibaskan tangan di depan

    wajahnya agar si gagak tidak terbang terlalu dekat.

    Burung itu menukik ke arah kepala sang penyihir, lalu berhenti

    ketika nyaris menabraknya dan memekik marah. Kemudian, ia

    kembali membumbung ke udara dan menukik lagi ke arah sang

    penyihir. Dan lagi. Dan lagi.

    Orang-orang memerhatikan mereka. Sang ratu yang kejam dan

    anak perempuannya, para pejalan kaki, para pedagang di kedai

    masing-masing-semuanya berhenti untuk memerhatikan sang

    penyihir dan si gagak. Seorang pesulap jalanan, yang merasa

    terganggu, menjatuhkan salah satu tongkat lemparnya. Ia

    kemudian memasukkan semua tongkatnya ke balik lengan baju

    satinnya yang berwarna merah hijau. Ia tidak ingin bersaing

    mencari perhatian dari kerumunan orang yang bertambah

    ramai dalam waktu singkat.

    "Hentikan!" desis sang penyihir pada si gagak.

    Ia menelungkupkan bahunya dan membungkuk ke sadel kuda

    agar dirinya tidak begitu kelihatan. Namun, hal itu malah

    membuat anak-anak di antara kerumunan menunjuk ke arahnya

    dan berteriak, "Lihat, si bungkuk dan burungnya yang terlatih!"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang penyihir menghentakkan kakinya ke perut si kuda, tapi

    binatang pemarah itu malah melonjak-lonjak dan berusaha

    menggigitnya. Ia menggerakkan kakinya ke belakang agar jauh

    dari gigi-gigi besar milik si kuda. Usahanya sia-sia karena kuda

    itu terus berusaha menggigitnya. Binatang itu berputar-putar

    seperti seekor anjing yang sedang mengejar ekornya sendiri

    atau seperti si burung gagak, yang masih saja berulang kali

    menukik ke arahnya. Akhirnya, ia mengangkat dan menyilangkan

    kedua kakinya di atas sadel.

    Orang-orang yang berkerumun bertepuk tangan sebagai tanda

    kagum.

    Sang penyihir melepaskan topi dan berusaha menangkap si

    gagak dengan topi itu. Ia hampir saja jatuh dari kuda. Setelah

    mencoba tiga kali, ia akhirnya berhasil menangkap burung itu.

    Dengan cepat ia

    menggerakkan tangan untuk menutup topinya dari atas.

    Kerumunan orang bersorak. Sang penyihir mendengar

    seseorang berterima kasih pada sang ratu karena telah

    memberikan atraksi yang sangat menghibur pada hari itu.

    Sambil memegang topi yang berguncang hebat dan

    mengabaikan jeritan penuh kemarahan dari dalam topi itu, sang

    penyihir berusaha sebisa mungkin tersenyum dengan tenang

    dan manis. Ia membungkuk ke arah para penonton yang sangat

    terhibur. Ia memandang sekilas ke arah sang ratu. Wanita itu

    memicingkan matanya sehingga yang tampak hanya sepasang

    garis tipis. Ia juga mengernyitkan alisnya sehingga tampak

    seram. Sambil menahan napas, sang penyihir berbisik pada

    kudanya, "Cepat jalan, kuda bodoh."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Bagaikan sebuah pawai, sekarang sang penyihir dibuntuti oleh

    serombongan anak kecil. Mereka terus mengikutinya sampai

    jauh dari kastil. "Tuan!" mereka terus berteriak memanggil.

    "Hei, Tuan! Apa lagi yang akan Tuan lakukan dengan burung itu?

    Tapi akhirnya, setelah hampir satu mil jauhnya dari rumah

    terakhir di kota itu, karena ia tetap diam dan tidak

    memberikan tontonan, anak-anak itu satu per satu berhenti

    mengikutinya.

    Ketika sudah tidak ada seorang anak pun yang mengikutinya, ia

    memegang ujung topinya dan menggoyangkannya. Si burung

    gagak menjerit marah dan melesat terbang ke arah kastil.

    Sang penyihir segera membaca mantra untuk mengubah

    wujudnya menjadi seekor burung.

    Kuda milik Petani Seymour pasti merasa merinding akibat

    kekuatan sihir yang menyertai mantra itu. Binatang itu

    meringkik dan pandangannya menjadi liar seperti yang selalu

    terjadi bila ia ingin menggigit sang penyihir. Akan tetapi, pada

    saat itu sang penyihir sudah terbang menjauh ke arah kastil.

    Kalau aku beruntung, pikirnya, kuda itu akan berlari pulang

    sebelum aku kembali.

    Sang penyihir hanya bisa bertahan dalam wujud yang berbeda

    untuk beberapa saat. Dan sekarang, bahunya sudah terasa

    pegal karena terus dikepakkan untuk terbang. Si gagak yang

    diikutinya seolah tahu penderitaan sang penyihir dan dengan

    kejam sengaja mengitari kastil itu sebanyak dua kali sebelum

    akhirnya terbang masuk melalui sebuah jendela di menara yang

    tinggi. Dengan sisa kekuatannya, sang penyihir mendarat di

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • tubir jendela dan mengubah diri ke wujud aslinya secepat kilat

    sehingga hampir terjatuh.

    Seseorang di dalam ruangan itu menjerit.

    Sang penyihir mencengkeram pinggiran jendela dan melompat

    masuk.

    Ruang itu adalah sebuah kamar tidur seorang wanita; dan

    meskipun saat itu sudah sekitar jam dua siang, wanita yang

    dimaksud sedang berbaring di tempat tidur.

    Ia mencengkeram seprai di sekitar lehernya dan tampak siap

    untuk menjerit lagi.

    "Tolong, jangan lakukan itu," sang penyihir memohon sambil

    menutup telinga dengan kedua tangannya. Wanita itu sangat

    besar-dan suaranya juga besar.

    Tapi ia menjadi heran karena wanita itu segera menjadi tenang.

    Ia bisa melihat bahwa mulut wanita itu bergerak, tapi untuk

    berbicara, bukan untuk menjerit.

    "Maaf. Apa katamu?" tanya sang penyihir sambil secara

    perlahan melepaskan tangannya dari telinga.

    Wanita itu menaikkan seprai untuk menutupi bagian terbawah

    dagunya yang berlipat-lipat. "Aku bilang, Anda sang penyihir,

    bukan?'" Ia tak menunggu jawaban sang penyihir, tapi malah

    menarik seprai ke atas dengan satu tangan untuk menutupi

    wajahnya, dan dengan tangan lain melepas topi tidurnya serta

    mengembungkan rambutnya yang berwarna gelap. Ia mengambil

    sebuah cermin dari meja kecil di samping tempat tidur, dan-

    masih sambil bersembunyi di balik seprai-mulai merapikan diri.

    "Jangan repot-repot," sang penyihir bergumam. "Aku hanya

    sekedar lewat."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Tanpa memedulikan ucapan sang penyihir, wanita itu

    menjelaskan, "Aku tidak tahu kalau Anda akan datang secepat

    ini. Kalau tahu, aku pasti bisa bersiap-siap."

    "Begini," lanjut sang penyihir seakan-akan tak mendengar

    wanita itu, "Aku tadi sedang mengikuti burung gagak ini. Ia

    terbang masuk ke sini-kau pasti melihatnya tadi, bukan?" Ia

    melirik burung kejam itu. Makhluk tersebut sedang bertengger

    di salah satu tiang tempat tidur sambil membelalak marah.

    "Dan aku tadi tidak sadar kalau ini adalah kamar tidur

    seseorang. Aku benar-benar minta maaf. Aku akan segera

    pergi dari sini sekarang."

    Sambil terus mengabaikan kata-kata sang penyihir, wanita itu

    terus berbicara, "Tadinya kupikir mungkin harus ada sesuatu

    atau mungkin selembar layar untuk menyekat ruangan ini pada

    saat kita bertemu pertama kali sebelum aku menjelaskan apa

    yang telah terjadi."

    "Begini, aku sedang ada urusan penting ...."

    "Tapi ternyata begini jadinya. Tolong tunggu sebentar saja ya

    ...."

    "Aku harus menyelamatkan seorang putri-"

    Wanita itu muncul dari balik seprai sambil tersenyum dan

    mengenakan sebuah mahkota. "Beginilah."

    "Putri Rosalie," sang penyihir menyelesaikan kalimatnya.

    "Ya," kata wanita itu sambil agak menundukkan kepala seperti

    layaknya seorang bangsawan.

    Sang penyihir, yang sudah memegang gagang pintu, tertegun.

    Ia menatap wanita yang tampak hampir sebundar bola itu,

    kemudian melihat ke arah pintu, dan kemudian ke arah wanita

    itu lagi. Ia men-deham. "Putri Rosalie?" ulangnya pelan.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Kesabaran wanita itu akhirnya habis. "Kalau ini benar-benar

    membuat Anda

    terkejut, bayangkan bagaimana perasaanku," kata wanita itu

    dengan ketus.

    "Maaf, maksudmu?"

    "Kutukan itu, Penyihir, ini adalah kutukan saudari tiriku yang

    buruk rupa."

    "Oh!"

    Putri Rosalie kembali mengambil cermin. "Apakah benar-benar

    seburuk itu?" Ia menatap bayangannya di cermin, dan kemudian

    menyeka air mata yang menitik.

    "Tidak," sang penyihir cepat-cepat menimpali. "Tidak,

    sungguh." Wanita itu memang besar, tapi wajahnya sebenarnya

    lumayan manis. Walau begitu, ia merasa wanita itu tidak akan

    senang bila ia mengungkapkan hal itu.

    Putri Rosalie menggapai sandaran kepala tempat tidur

    perunggunya dan memukulkan pinggiran cermin ke dinding.

    "Bernard!" teriaknya. Kemudian, ia berkata pada sang penyihir,

    "Kalau menurut Anda keadaanku ini buruk, tunggu sampai Anda

    melihat Pangeran Bernard."

    Sebelum sempat berpikir untuk memberikan tanggapan, sang

    penyihir mendengar suara garukan di pintu.

    "Bisa tolong buka pintunya?" kata sang putri sambil menunjuk

    ke arah pintu.

    Secara perlahan dan hati-hati, sang penyihir membuka pintu

    itu dan seekor anjing Saint Bernard yang sangat besar

    melompat masuk serta mendorongnya sampai terjatuh.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Pangeran Bernard, ini adalah Tuan Penyihir," sang putri

    memperkenalkan keduanya. "Tuan Penyihir, ini adalah Pangeran

    Bernard."

    "Ah paling tidak, ia cukup ramah," ia akhirnya berkata,

    sementara anjing itu duduk di dadanya dan menjilati wajahnya.

    Putri Rosalie mulai meratap dengan keras.

    Seolah ingin menghibur sang putri, Pangeran Bernard mendekat

    dan mulai menjilati tangannya, tapi sang putri mendorongnya

    dengan kasar. "Lihatlah dia! Dan air liurnya. Dan kutu-kutunya."

    Tanpa menghiraukan perlakuan sang putri, pangeran berwujud

    anjing itu duduk sambil mengibaskan ekornya di lantai.

    "Aku mengerti masalahmu." Sang penyihir kembali berdiri.

    "Katamu tadi, saudari tirimu yang melakukan ini?"

    "Ya," jawab Putri Rosalie kesal. "Dan sekarang ia beserta

    kekasihnya yang jahat itu berkomplot dengan ibu tiriku untuk

    mengurungku di sini."

    Sang penyihir baru saja mau menjelaskan bahwa melawan

    kekuatan sihir milik seseorang yang tidak mau sihirnya dilawan

    adalah pekerjaan teramat sulit-tapi ia akan berusaha

    sebisanya-ketika ia mendengar ada yang datang.

    Putri Rosalie juga mendengarnya. Dengan tergagap ia berkata,

    "Mereka datang! Cepat, sembunyi!"

    Sang penyihir melihat sekilas ke sekeliling ruangan, sementara

    Pangeran Bernard tetap tenang dan menggaruk bagian belakang

    telinganya.

    "Cepat!" teriak sang putri.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang penyihir membuka pintu sebuah lemari besar, tapi lemari

    itu penuh sesak dengan gaun, sepatu, dan topi berbulu sehingga

    tak ada ruang bagi dirinya dan si anjing untuk bersembunyi.

    "Oh, ya ampun!" Putri Rosalie melempar selimutnya ke samping

    dan melompat dari tempat tidur. Akan tetapi, ia malah

    mengambang di udara-secara perlahan- ke langit-langit. Sang

    penyihir menganga tak percaya. Sang putri menendang dinding

    dengan putus-asa dan melambung anggun menjauhi dinding.

    Pangeran Bernard mendongak dan mulai melolong.

    "Apa yang kaulakukan?" tanya sang penyihir.

    "Ini akibat dari mantra jahat itu!" Putri Rosalie tersedu.

    "Saudari tiriku berkata, 'Jadikanlah saudaraku besar dan

    gemuk dan menggelembung seperti balon udara'-begitulah

    tepatnya yang ia katakan. Dan sekarang lihatlah aku."

    Pintu kamar terhempas terbuka dan sang ratu bertampang

    kejam melangkah masuk, diikuti oleh anak perempuannya yang

    bermata licik. "Rosalie, kami tadi dengar kau berteri-" Mata

    sang ratu memicing ke arah sang penyihir. Bibirnya yang tipis

    berkerut. Untuk sesaat, sang penyihir merasa was-was.

    Mungkin saja wanita ini bisa sihir karena putri sulungnya bisa.

    Sang ratu mungkin akan menjatuhkan mantra kepadanya

    sebelum ia sempat bereaksi. Tapi kemudian, perhatian sang

    ratu kembali tertuju pada anak tiri-nya, yang baru saja

    membentur meja rias dan menjatuhkan beberapa sisir serta

    parfum. "Rosalie! Cepat turun dari sana sekarang juga sebelum

    kau terluka."

    Sambil mengumpulkan harga diri yang tersisa, sang putri yang

    mengambang berkata, "Ada yang bisa tolong ...?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang penyihir meraih pergelangan kaki sang putri dan

    menariknya turun.

    "Terima kasih." Putri Rosalie duduk di tepi tempat tidur.

    Dengan anggun, ia

    merapikan gaun kamar dan memastikan agar lututnya tertutup.

    Namun, ia tetap memegang sebuah bantal berenda sebagai

    pemberat.

    "Ya," kata si ratu bengis sambil ber-balik memandang sang

    penyihir, "terima kasih, Tuan yang baik." Ia kembali

    memicingkan mata ke arah sang penyihir. "Sepertinya aku

    pernah melihat Anda sebelumnya?"

    "Ah," Putri Rosalie menimpali, "tidak. Aku rasa tidak. Penyihir

    ini tadi hanya mampir untuk menawarkan bantuan untuk

    mencari Pangeran Bernard. Bukan begitu, Tuan Penyihir?"

    Sang penyihir menatap si saudari tiri buruk rupa, yang sedang

    menggaruk-garuk kepala si anjing-yang memang seperti Putri

    Rosalie katakan tadi, sangat berliur. Sang penyihir kemudian

    memandang si ibu tiri kejam yang masih terus menatapnya

    dengan mata terpicing. Tiba-tiba, ia sadar bahwa wanita itu

    rabun jauh, dan ia memicingkan mata agar bisa melihat

    dengan jelas. "Aku rasa," katanya, "Aku rasa aku perlu

    petunjuk sebelum bisa menebak apa yang sedang terjadi di sini.

    Apakah kalian berdua mengurung Putri Rosalie?"

    "Rosalie yang malang ini menjadi korban sebuah mantra sihir,"

    si saudari tiri menjelaskan. Walaupun buruk rupa dan

    bertampang jahat, suaranya terdengar sedih dan prihatin.

    "Bukan mantra sihirmu?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Si saudari tiri tak bisa menjawab karena terlalu kaget.

    Mulutnya terbuka dan tertutup dua kali, sebelum ia akhirnya

    menggelengkan kepala.

    "Mantra sihir miliknya," kata sang ratu sambil menunjuk ke

    arah Putri Rosalie.

    "Rasanya aku jadi sakit kepala," kata sang putri yang besar itu.

    "Mungkin sebaiknya kalian semua meninggalkan tempat ini

    sekarang."

    "Apa yang telah kauceritakan kepada pria ini?" tanya sang ratu

    dengan nada kesal.

    Putri Rosalie menggeliat.

    "Begini," kata si saudari tiri, "Francis- ia adalah Pengrajin

    Kepala dari Serikat Kerja Pemahat Kayu-Francis telah

    berpacaran denganku dan minggu lalu ia memberi kami seekor

    angsa gemuk yang bagus untuk makan malam."

    Sang penyihir tak bisa menangkap hubungan cerita ini dengan

    apa yang sedang terjadi, tapi ia tak mau berburuk sangka pada

    si saudari tiri. Oleh karena itu, ia mengangguk padanya supaya

    melanjutkan cerita.

    "Ia mendapatkan angsa itu dari seorang wanita tua mungil yang

    tinggal di sebuah pondok dekat tembok kota. Wanita itu

    dikenal sebagai seorang penyihir, tapi kami tidak

    menanggapinya dengan serius. Ia memang agak aneh, tapi

    banyak juga kan yang seperti itu. Nah, ia memberi angsa itu

    pada Francis sebagai ongkos pembuatan sebuah kursi dan

    Francis membawanya ke sini-angsa itu, bukan kursi. Kemudian,

    kami menyantapnya untuk makan malam, walaupun wanita itu

    mengatakan bahwa angsa itu adalah angsa ajaib. Ia memang

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • suka mengatakan hal yang bukan-bukan. Setelah makan malam,

    kami menemukan tulang garpu angsa itu. Rosalie dan aku

    memutuskan untuk membuat permohonan dengan tulang itu.

    Jadi, aku memegang ujung tulang yang satu dan Rosalie

    memegang yang satunya lagi dan kami berdua menariknya-"

    "Baiklah," desak sang penyihir yang sudah mulai tak sabar lagi.

    "Dan kemudian?"

    "-dan tulang itu patah tepat di tengah. Jadi, kupikir itu berarti

    permohonan kami masing-masing dikabulkan, tapi menurut

    Rosalie itu berarti permohonan kami tidak terkabul. Dan ketika

    kami menanyakan hal itu pada si wanita tua mungil, ia berkata,

    'Itu berarti kalian akan saling mendapat permohonan masing-

    masing."

    "Oh! Permohonan yang tertukar." Sang penyihir berbalik

    menatap Putri Rosalie. "Benarkah itu?"

    Lagi-lagi sang putri menggeliat, tapi sang penyihir tak

    mengalihkan pandangan darinya. "Bagaimana ya ..." kata sang

    putri berkata. Sang penyihir masih terus menatapnya.

    "Begitulah kira-kira." Dan sang penyihir masih saja

    menatapnya. "Iya, memang begitu!" teriak sang putri.

    Jadikanlah saudaraku besar dan gemuk dan menggelembung

    seperti balon udara. Sebelumnya, Rosalie mengatakan bahwa

    itu adalah mantra yang dikatakan saudari tirinya. Berarti itu

    adalah permohonannya sendiri. Pasti ia juga menambahkan, Dan

    sekaligus ubah pacarnya menjadi seekor anjing. Tapi saat itu,

    sang penyihir sedang merasa penasaran pada hal lain. Ia ber-

    balik pada si saudari tiri. "Apa permohonanmu?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Si saudari tiri menjadi malu, tapi kemudian menjelaskan.

    "Begini, walaupun Rosalie memang sangat cantik, berbakat, dan

    terkenal, ia selalu sedih dan selalu berkata seandainya saja ia

    bisa begini dan begitu. Jadi, walaupun hubungan kami

    tidak begitu baik, aku merasa prihatin padanya sehingga

    permohonanku adalah agar ia mendapat kesehatan dan cinta

    serta kebahagiaan. Menurutku, itu semua adalah hal terpenting

    dalam hidup ini. Karena permohonan itu harus dirahasiakan dan

    karena aku tidak tahu apa yang ia mohonkan-"

    "Dan apakah kau mendapatkan apa yang kau sendiri mohonkan?"

    sela sang penyihir.

    Ia tersipu-sipu, sampai-sampai hal itu terlihat dalam matanya

    yang bulat kecil. "Begini, Francis-Pengrajin Kepala dari Serikat

    Kerja Pemahat Kayu-"

    "Iya?"

    "-Francis sedang mengupayakan usaha pencarian Pangeran

    Bernard. Pangeran Bernard adalah tunangan Rosalie, tapi

    secara mendadak ia menghilang minggu lalu, tepat saat semua

    masalah ini mulai. Kami lalu bertanya kepada wanita tua mungil

    itu-yang menurut banyak orang adalah seorang penyihir. Ia

    mengaku tak tahu apa-apa tentang sang pangeran dan tak bisa

    berbuat apa-apa. Sekarang Francis sedang mencarinya ke

    segala penjuru karena kami sangat khawatir ia terluka atau

    tersesat, tapi aku yakin mereka akan menemukannya dan ia

    akan baik-baik saja. Kalau mereka sudah kembali, Francis telah

    memintaku untuk menikah dengannya, hal yang sudah lama aku

    harapkan, dan aku setuju untuk menikahinya."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Semua yang baru dikatakannya benar-benar panjang dan ia

    sendiri akhirnya harus berhenti untuk mengambil napas. Sang

    penyihir kembali memandang si anjing besar yang sedang

    menggaruk-garuk badannya. Putri Rosalie membuat suara

    rengekan yang tertahan sehingga sang penyihir merasa kasihan

    kepadanya. "Baiklah, karena ini hanyalah mantra tulang garpu,

    aku akan dengan mudah melenyapkan-nya.

    Putri Rosalie bersama saudari dan ibu tirinya menghela napas

    lega.

    "Dan mengenai Pangeran Bernard, aku juga akan menolongnya.

    Jadi, sebaiknya kau menghubungi Francis"-ia tak tahan untuk

    tak menambahkan-"Pengrajin Kepala dari Serikat Kerja

    Pemahat Kayu, dan memintanya untuk segera pulang."

    "Oh, terima kasih!" si saudari tiri bertampang jahat itu

    melingkarkan tangannya untuk memeluk sang penyihir dan

    mencium pipinya, sementara ibunya membungkukkan badan

    untuk memberi hormat kepadanya.

    "Semoga kalian berdua selalu beruntung," katanya saat kedua

    wanita itu beranjak pergi. Dan jika mereka memang sempat

    memerhatikan gerakan tangan sang penyihir saat ia

    melontarkan mantra atau mendengar kata-kata aneh yang

    menyertainya, mereka tidak mengatakan apa-apa.

    Bahkan sebelum pintu tertutup, ia telah mengayunkan tangan

    untuk melontarkan sihir yang disertai beberapa ucapan mantra.

    Sang putri maha besar, yang sedang duduk di tepi tempat

    tidur, menciut menjadi kira-kira seperempat dari ukuran

    sebelumnya dan terjatuh ke atas kasur.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Anjing Saint Bernard-yang sedang duduk di lantai di dekat kaki

    sang putri dengan lidah yang terjulur-juga jatuh terjerembab.

    Sebelum menyentuh lantai, ia telah berubah wujud kembali

    menjadi seorang pria muda. "Aku setuju," kata sang pangeran

    sambil menggaruk kepala. Dan kemudian sekali lagi, "Aku

    setuju." Tatapannya yang kosong dan ramah ternyata lebih

    cocok sewaktu ia masih berwujud anjing. Tapi menurut sang

    penyihir, itu masalah Putri Rosalie.

    Tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada mereka, sang

    penyihir mulai bersiap dan mengucapkan mantra untuk

    berpindah tempat serta kembali ke rumahnya. Tapi kemudian,

    ia berhenti-hanya sejenak-untuk menunjuk sebuah jarinya ke

    arah sang putri. "Semoga kejadian ini menjadi pelajaran

    berharga untukmu," ujarnya.

    Dan saat tiba di rumahnya, ia menambahkan dengan perlahan,

    "Yang pasti bagiku, peristiwa tadi adalah sebuah pelajaran

    berharga."

    3. Amukan Makhluk Buas

    SANG PENYIHIR sedang berada di tengah kolam di belakang

    kebunnya. Tepatnya di atas perahu, yang tetap utuh lebih

    karena kekuatan mantra daripada karena tambalan. Hari-hari

    di bulan Juli sebenarnya panjang, tapi sepertinya tidak cukup

    panjang bagi sang penyihir untuk memperbaiki perahu itu

    sekaligus memancing. Setiap kali harus memilih antara

    memperbaiki perahu dan memancing, ia cenderung lebih suka

    memancing.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Untuk berjaga-jaga kalau kehangatan sinar matahari di

    pertengahan musim panas dan ayunan lembut perahu

    membuatnya mengantuk dan jatuh tertidur, ia membawa serta

    sebuah bantal. Ia menutup wajahnya dengan topi jerami agar

    terlindung dari sengatan sinar matahari. Hal terakhir yang

    diharapkannya pada saat yang sempurna ini adalah gigitan ikan

    pada umpan kailnya. Namun, tiba-tiba seseorang berseru,

    "Halooo!"

    Tidak, sang penyihir tiba-tiba tersadar, tamu adalah hal

    terakhir yang diinginkannya.

    Mungkin, pikirnya, ini hanya suara yang terbawa angin dari

    tempat lain karena keadaan saat itu sangat sunyi. Mungkin,

    siapa pun yang sedang berteriak, sebenarnya sedang memanggil

    orang lain.

    "Halooo, Tuan Penyihir!" suara itu kembali memanggil.

    Masa bodohi pikir sang penyihir. Ia memutuskan untuk pura-

    pura tidur, tapi ia curiga orang ini tak akan menyerah dan akan

    terus berteriak sampai ia benar-benar terganggu.

    Atau aku bisa berpura-pura tak mendengar, pikirnya, dan

    mendayung menjauh. Tapi kolam itu tidak begitu besar. Jika ia

    mendayung ke seberang, siapa pun orang ini bisa saja berjalan

    mengelilingi kolam dan menemuinya di sana.

    Ia tergoda untuk membaca mantra berpindah tempat, tapi hal

    itu benar-benar bodoh: kabur dari rumahnya sendiri untuk

    menghindari tamu tak diundang. Dan ke mana ia akan pergi?

    Dan berapa lama ia akan menghindar agar orang ini pergi?

    Sambil menghela napas panjang, ia berdiri, meletakkan topinya

    di atas kepala, dan mulai mendayung ke tepi kolam. Mungkin ini

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • tidak akan lama, ia berkata pada dirinya sendiri. Ia tetap

    tampil dalam wujud aslinya dengan harapan penampilannya yang

    muda akan membuat sang tamu kecil hati. Tapi tamunya sendiri

    adalah seorang pria muda dan tidak mudah kecil hati.

    Sang tamu mencoba membantunya turun dari perahu, walaupun

    ia benar-benar

    mampu dan terbiasa melakukannya sendiri. Akibatnya, mereka

    berdua malah terendam genangan lumpur setinggi mata kaki di

    tepi kolam.

    "Aku betul-betul senang bisa menemui Anda di rumah," kata

    pria itu padanya. "Aku datang dari Desa Saint Wayne the

    Stutterer dan kami membutuhkan pertolongan Anda."

    Paling tidak, Saint Wayne the Stutterer berada dekat sini,

    hanya di balik bukit. Sang penyihir benar-benar berharap agar

    masalah ini tak banyak memakan waktu.

    "Apa masalahnya?" tanyanya.

    "Amukan mahkluk buas," kata pria itu.

    "Makhluk buas apa?" Sang penyihir mengira-ngira. Serigala

    rabieskah? Tak seperti serigala sehat, serigala rabies biasanya

    sering menyerang orang. Babi hutan liarkah? Para penduduk

    desa baru-baru ini menebangi sebidang hutan, dan mungkin,

    karena tempat hidupnya dirusak, sekelompok babi hutan-yang

    pada dasarnya memang binatang agresif-menyerang mereka.

    Serombongan anjing liarkah? Nagakah? Ular raksasa

    purbakala?

    Kata pria dari Saint Wayne itu, "Kuda bercula satu."

    Sang penyihir merinding. Katanya, "Aku akan ke sana

    secepatnya."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Walikota Saint Wayne the Stutterer adalah seorang wanita

    bernama Enid. Ia terpilih ketika suaminya, walikota terdahulu,

    kabur dengan dana kas kota. Enid adalah wanita besar yang

    jujur, blak-blakan, dan berakal sehat-karakter yang sama

    sekali tidak dimiliki suaminya.

    Sang penyihir memindahkan dirinya ke rumah Enid dan

    menemukan wanita itu sedang membuat adonan roti di dapur.

    Tanpa ada dana kas, warga tak mampu membayar gaji walikota

    sehingga Enid harus mencari uang sendiri.

    "Halo, Penyihir," kata Enid sambil berhenti sejenak dari

    pekerjaannya. "Terima kasih sudah datang begitu cepat."

    "Aku tahu bagaimana sifat kuda bercula satu," kata sang

    penyihir. "Apakah mereka kuda-kuda dewasa yang berubah

    jahat, ataukah yang masih muda?

    "Yang masih muda," jawab Enid sambil mencopoti potongan

    adonan roti yang melekat di tangannya, "sekitar setengah lusin.

    Yang jantan memamerkan diri pada para betina-yang semuanya

    berpenampilan garang. Surai mereka ditata seperti paku-paku

    tajam. Mereka menertawakan dan menghasut para jantan.

    Makhluk-makhluk itu menjadi mabuk karena makan buah-

    buahan yang sudah meragi. Kemudian, mereka ke kota dan

    menakuti anak-anak, mengunyah tembakau dan me-ludahkannya

    ke trotoar, membuat pola-pola berbentuk lingkaran di ladang

    dengan menggunakan cula, mencipratkan lumpur ke kuda-kuda

    di peternakan serta meledek mereka dengan sebutan 'kuda tak

    bercula.' Tadinya kami berharap mereka akan pergi dari sini,

    tapi masalahnya malah jadi bertambah. Mereka berjalan

    beriring sambil mengancam orang-orang supaya tak

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • menghalangi jalan mereka. Mereka juga mengancam orang-

    orang tua dengan cula mereka. Memecahkan jendela-walaupun

    selalu pada malam hari- sehingga tidak ada bukti kalau mereka

    yang melakukannya. Sejumlah pakaian juga menghilang dari tali

    jemuran. Tapi tadi malam..."

    Enid berhenti sejenak dan sang penyihir bisa menebak apa

    yang akan dikatakannya kemudian. Semua yang terjadi memang

    sudah ada polanya.

    "Tadi malam," lanjutnya, "mereka mendobrak masuk ke

    peternakan Petani Sey-mour, mengambil salah satu babinya,

    dan berpesta babi panggang di pantai."

    Sang penyihir menggeleng-gelengkan kepala. "Kuda bercula

    satu yang makan daging pasti akan bertambah liar."

    "Itulah alasan kami memanggil Anda."

    "Di mana kira-kira mereka berada sekarang?"

    "Wah, itu masalah lain lagi," kata Enid. "Anak laki-lakiku, Jack,

    belakangan ini sering bergaul dengan mereka. Anak itu

    tampaknya sudah tidak memakai akal sehat lagi. Sudahlah,

    jangan membuatku membahasnya."

    Sang penyihir menggelengkan kepala untuk mengisyaratkan

    kalau ia tak berniat membuat wanita itu membahas anaknya.

    "Aku coba memberi Jack tanggung jawab, dengan harapan

    membuatnya lebih dewasa agar ia bisa berpikir dengan benar,

    bersikap selayaknya orang yang rasional, dan bukan seperti

    ayahnya." Ia kembali berkata, "Sudahlah, jangan membuatku

    membahasnya."

    Sang penyihir mencoba menebak, "Jadi, ... maksudmu Jack

    sedang bersama kuda-kuda bercula satu itu?

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Cobalah cari di tempat bilyar," saran Enid. "Itu tempat yang

    paling menyenangkan untuk menyia-nyiakan waktu di musim

    panas yang indah ini."

    "Terima kasih," kata sang penyihir sambil beranjak dari dapur

    sebelum wanita itu mulai membahas putranya yang berumur

    enam belas tahun atau suaminya yang menghilang atau kuda-

    kuda bercula satu yang jahat.

    Jack sedang berada di tempat bilyar, tapi para kuda bercula

    satu itu tidak. Sang penyihir memang tak yakin kalau mereka

    akan berada di situ. Entah makhluk gaib atau bukan, kuda-kuda

    bercula satu itu pasti tidak bisa menggenggam tongkat bilyar

    dan pengelola tempat itu telah memasang sebuah pengumuman

    yang berbunyi:

    DILARANG MENYODOK BOLA DENGAN BENDA APA PUN

    SELAIN DENGAN TONGKAT BILYAR YANG TELAH

    DISEDIAKAN.

    Jack sedang duduk di salah satu meja bar. Kepalanya rebah di

    atas lengan. Sang penyihir merasa bahwa bukan cuma kuda-

    kuda bercula satu yang terlalu banyak

    makan buah-buahan yang sudah meragi. Ia tahu hal terbaik

    yang harus dilakukannya adalah mengabaikan Jack dan

    bertanya pada orang lain kalau-kalau mereka tahu di mana

    kuda-kuda bercula satu itu berada. Tapi anak muda itu tampak

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • begitu tertekan sehingga ia turut prihatin. Ia mendekati

    remaja itu dan duduk di sampingnya.

    "Ibuku," ucap Jack tanpa mengangkat muka, "akan

    membunuhku."

    Sang penyihir mempertimbangkan ucapan tersebut. "Yah,

    menurutku itu mungkin saja terjadi. Tapi kalau dipikir-pikir,

    agaknya tidak juga."

    "Tidak," ujarnya bersikeras. "Ibu pasti akan membunuhku."

    "Apakah ini ada hubungannya dengan kuda-kuda bercula satu?"

    tanya sang penyihir sambil berpikir mungkin saja mereka telah

    lancang atau menantang Jack untuk melakukan hal yang

    semestinya tidak dilakukan.

    "Kurasa tidak." Jack berdiri dan menatapnya. "Apakah kuda-

    kuda bercula satu

    biasa berlaku curang ketika bermain kartu judi?"

    "Sepertinya tidak," jawab sang penyihir. "Pasti sulit kan untuk

    menyelipkan kartu as di balik lengan baju jika kau tak punya

    lengan baju."

    Jack memandangnya dengan pandangan muak. "Aku tidak

    berjudi dengan kuda-kuda bercula satu itu. Aku berjudi dengan

    sekelompok pria. Kaulah yang menyebut-nyebut tentang kuda-

    kuda bercula satu. Tadinya kupikir maksudmu adalah kuda-kuda

    bercula satu itu yang mengirim para pria itu untuk

    memenangkan semua uangku." Jack mengernyit. "Sebenarnya,

    itu uang ibuku. Ia seharusnya tak memercayaiku. Ini semua

    salahnya. Selain itu, kurasa para pria itu memang bermain

    curang."

    "Mengapa kau bisa bilang begitu?" tanya sang penyihir.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Jack memandangnya seolah ia idiot dan berkata, "Karena

    mereka memenangkan semua uangku."

    Sang penyihir ingin mengatakan mungkin saja itu karena

    mereka pemain judi yang lebih baik dari Jack. Dan tampaknya,

    anak muda itu termasuk tipe yang suka menyalahkan orang lain

    atas masalah yang dihadapinya.

    Jack bertanya, "Apa menurutmu ibuku akan percaya kalau aku

    bilang aku dirampok dengan todongan pisau?"

    "Sebagai seorang walikota," jelas sang penyihir, "ia akan

    merasa bertanggung jawab untuk melindungi warga dari para

    bandit bersenjata. Jadi, jika ada laporan seperti itu, ia pasti

    akan menyelidikinya."

    "Bagaimana kalau badai topan yang dahsyat?" tanya Jack.

    "Badai topan bukan tanggung jawab seorang walikota. Aku bisa

    bilang kalau uangnya tersapu angin sebelum aku sempat

    menyimpannya."

    "Kau bisa saja mengatakan yang sebenarnya," saran sang

    penyihir.

    "Bisa saja sih," Jack termenung. "Atau bagaimana kalau begini:

    Aku bertemu seorang anak yatim piatu malang yang kelaparan

    serta sakit-sakitan dan kupikir, 'Kami punya jauh lebih banyak

    dari dia,' jadi kuberikan uang itu kepadanya?"

    Sang penyihir bisa saja meninggalkan Jack untuk terus

    mengasihani diri sendiri, tapi ia tidak ingin Enid bersedih

    karena kelakuan anaknya. "Mungkin kalau kau membantuku

    menemukan dan mengatasi kuda-kuda bercula satu, ibumu akan

    memaafkanmu."

    "Apa yang akan kauberikan sebagai imbalan untukku?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Tidak ada," kata sang penyihir.

    "Yah kalau begitu, itu bukan sebuah tawaran yang

    menggiurkan," kata Jack.

    Aku seharusnya membiarkannya sendiri dan bertanya pada

    orang lain, pikir sang penyihir sambil beranjak berdiri.

    Tapi Jack juga ikut berdiri. "Baiklah, aku akan menolongmu,"

    katanya. "Mungkin kalau aku terbunuh, ibuku akan

    memaafkanku."

    "Kuda-kuda bercula satu itu," cerita Jack pada sang penyihir,

    "mungkin berada

    di bagian utara peternakan Petani Seymour. Makhluk-makhluk

    itu gemar mengganggu Petani Seymour karena kalau sedang

    marah, wajahnya bersemu ungu lucu."

    Ketika sang penyihir dan Jack tiba di bagian utara peternakan,

    mereka bisa mencium aroma daging bakar yang menggoda.

    "Wah," kata Jack, "sepertinya mereka sudah menyembelih

    satu babi lagi."

    Sang penyihir mencium bau itu. Bukan babi, pikirnya. Daging

    sapi. Kuda-kuda bercula satu itu bertingkah semakin buruk

    saja. Jika tak ada yang bisa menghentikan mereka, mereka

    akan mulai menginginkan daging naga. Bisa dimengerti kalau

    naga-naga akan menjadi marah dan mengobarkan perang

    dengan kuda-kuda bercula satu itu-semburan api naga melawan

    kekuatan sihir kuda bercula satu. Itu berarti akhir dari

    keberadaan lahan pertanian dan para petani di mana pun

    mereka berada karena terjebak di antara kedua pihak yang

    bertikai.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Dan kuda-kuda bercula satu yang paling jahat pada akhirnya

    akan memburu mangsa yang paling menantang: manusia.

    Tapi saat ini, kuda-kuda tersebut telah mengalihkan perhatian

    mereka pada lumbung Petani Seymour, yang atapnya gampang

    dinaiki. Dengan tujuan menarik perhatian para betina, yang

    jantan bergantian menantang satu sama lain untuk melompat

    dari atas atap itu.

    Ketika Jack dan sang penyihir sampai di tempat para kuda

    bercula satu sedang memanggang sapi, keenam kuda itu

    serentak berdiri di depan panggangan, seakan-akan khawatir

    sang penyihir akan mencoba mengambil makanan bergaya karni-

    fora milik mereka. Mereka mulai bersiul dan mencemooh. "Hei,

    Jack," teriak mereka, "siapa temanmu yang tua ini?"

    Padahal saat itu, sang penyihir sedang tidak menyamar sebagai

    pria tua.

    Tapi ia lega begitu tahu kalau ternyata Enid memang benar.

    Kuda-kuda bercula satu ini masih muda. Perilaku mereka

    mungkin akan membaik setelah dewasa, dengan catatan: kalau

    mereka belum menyebabkan kekacauan di mana-mana.

    Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kalian tidak pulang saja

    dan meninggalkan penduduk di sini? Pasti orangtua kalian

    merindukan kalian."

    "Pasti tak seorang pun merindukanmu," salah seekor kuda itu

    mengejek. Yang lain terbahak-bahak, seakan-akan apa yang

    dikatakannya tadi sangat cerdas.

    Kalau saja ia tahu di mana orangtua mereka berada, sang

    penyihir bisa menggunakan mantra pemindahan tempat untuk

    mengirim mereka ke sana. Orangtua mereka pasti akan

    langsung tahu berapa banyak buah-buahan meragi yang sudah

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • mereka makan, dan ia ragu kalau kuda-kuda muda ini akan

    diizinkan keluar tanpa pengawalan.

    Tapi karena ia tidak tahu di mana orangtua mereka berada, hal

    itu tidak bisa dilakukannya.

    Ia bisa saja memindahkan mereka dari Saint Wayne the

    Stutterer, tapi hal itu hanya akan memindahkan masalah ke

    orang lain.

    "Mengapa kalian tidak menyalurkan energi kalian untuk

    melakukan sesuatu yang berguna?" sarannya.

    "Oh, tentu," ujar salah seekor betina dengan nada mendayu.

    "Ayo kita pergi memetik bunga-bunga cantik." Ia lalu tertawa

    meringkik. Sang penyihir bertanya-tanya apakah kuda itu sadar

    kalau suaranya mirip suara keledai.

    "Jack, temanmu ini membosankan," kata yang lain. "Ayo kemari

    dan nikmati daging sapi panggang bersama kami."

    Jack sepertinya hendak menghampiri mereka, tapi tidak jadi

    saat melihat sebuah tali kekang tergeletak di tanah. Tali

    kekang itu bertuliskan sebuah nama.

    "Bessie!" teriaknya.

    "Oh ow," ujar salah seekor kuda sambil mencungkil gigi dengan

    ujung tulang rusuk sapi, "temanmu yang lain, ya?"

    "Bessie itu sapi kami!" seru Jack. "Aku baru saja menjualnya di

    pasar pagi ini."

    "Oh ow," ulang kuda itu. "Kami baru saja mencurinya dari pasar

    siang ini. Kau mau mengambilnya kembali?" Ia menyodorkan

    tulang rusuk yang dipegangnya pada Jack. "Tapi harus dirakit

    dulu, ya."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Sudah, cukup," perintah sang penyihir. "Pulanglah sekarang

    atau aku akan bertindak."

    "Bertindak seperti apa?" tanya yang lain. "Membuat sebuah

    wajah jelek seperti ini?" Ia mendorong kepalanya ke belakang,

    membelalak, melebarkan lubang hidung, dan menjulurkan lidah.

    "Oh " teriak kelima ekor kuda yang lain, "kami jadi takut!

    Sang penyihir sadar tidak ada gunanya berdebat dengan

    mereka. Ia kemudian melontarkan sebuah mantra ke arah

    kuda-kuda muda itu untuk membuat mereka menjadi lebih tua

    dan dewasa.

    Karena merupakan makhluk gaib, kuda-kuda bercula satu itu

    merasakan getaran

    sihir pada saat mantra itu terlepas dari ujung jemari sang

    penyihir. Dua dari mereka yang paling sigap segera

    melontarkan mantra pertahanan untuk melindungi mereka

    berenam dari sang penyihir.

    Kedua mantra beradu kurang dari sejengkal di depan hidung

    kuda-kuda itu. Hamburan bintang perak berjatuhan di ladang

    itu seperti sisa kembang api. Sang penyihir kembali

    melontarkan mantra, kali ini melambung tinggi jauh di udara,

    supaya nanti bisa jatuh di atas kepala para kuda. Tapi kedua

    kuda yang sama mengangkat tabir pelindung ke atas kepala

    untuk menutupi mereka berenam. Seekor betina-yang tak tahu

    apa sebenarnya tujuan mantra sang penyihir-mengeluarkan

    energi penyembuh dari culanya.

    Kali ini, bintang-bintang berwarna emas berjatuhan di atas

    tanah.

    "Jack," sang penyihir bergumam, "alihkan perhatian mereka."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Ehm," kata Jack, "coba lihat di belakang kalian. Petani

    Seymour sedang menuju ke mari"

    "Memangnya kaupikir kami ini sedungu apa?" tanya para kuda

    bercula satu itu.

    Sang penyihir melontarkan mantra melewati para kuda, ke atas

    api yang sedang memanggang Bessie malang. Ia membuat api

    itu berwujud seperti Petani Seymour dan mengubah suara

    percikan api agar terdengar seperti suara Petani Seymour.

    Kata suara itu, "Aku tak tahu sedungu apa kalian, tapi kurasa

    sangat dungu."

    Karena terkejut, kuda-kuda bercula satu itu menoleh ke

    belakang dan sang penyihir kembali melontarkan mantra yang

    membuat mereka tumbuh satu tahun lebih tua.

    Dalam sekejap mata, mereka tumbuh menjadi sedikit lebih

    tinggi dan tak tampak montok lagi. Mereka berdiri tegak dan

    gagah, tidak lagi membungkuk.

    Salah seekor betina berkata pada yang jantan, "Kalian ini

    sangat kekanak-kanak-an.

    "Sebenarnya," sahut salah seekor jantan dengan suara baru

    yang lebih berat, "tidak lagi."

    Betina yang lainnya berujar, "Daging ini membuatku ngeri."

    "Aku juga," balas jantan lainnya. "Memangnya, apa sih yang

    ingin kita buktikan?"

    Semua setuju bahwa tidak ada yang perlu mereka buktikan,

    dan betapa tidak bertanggungjawabnya mereka karena telah

    pergi begitu jauh dari keluarga tanpa mengatakan ke mana

    tujuan mereka. Semua setuju bahwa pulang ke rumah adalah

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • hal terbaik harus dilakukan sebagai makhluk dewasa. Selamat

    tinggal, Jack," seru mereka sambil beranjak pergi. "Maaf ya

    atas perbuatan kami dan mengenai sapimu."

    Sang penyihir mendatangi tempat di mana tiga kekuatan sihir

    bertemu: mantra tumbuh dewasa miliknya dan mantra

    pelindung serta penyembuh milik para kuda bercula satu.

    Hampir semua bintang emas telah menguap sebelum menyentuh

    tanah, tapi ada seberkas kilauan di atas rumput yang

    menunjukkan sisa-sisa sihir yang telah berubah menjadi bentuk

    fisik nyata.

    Ia memungut benda-benda berkilau itu. Semuanya ada tiga,

    masing-masing mulus dan tak lebih besar dari sebutir kacang.

    "Bolehkah aku memintanya?" tanya Jack. "Sebagai imbalan

    karena telah membantumu?"

    Tapi kekuatan sihir pada benda-benda itu telah menguap.

    Kilauan emasnya sudah pudar. Yang tertinggal di telapak tangan

    sang penyihir hanyalah tiga butiran kecil berwarna cokelat

    tanah.

    "Ah," kata Jack. "Sudahlah, tidak usah."

    Sang penyihir tak yakin apakah butiran-butiran itu masih

    menyimpan kekuatan sihir, tapi ia memasukkan benda-benda itu

    ke dalam saku untuk berjaga-jaga. Kemudian, ia berbalik

    menuju desa.

    Jack berlari mengejarnya. "Aku bahkan tak bisa membawa

    pulang daging sapi bakar untuk ibuku-semuanya hangus. Ia

    benar-benar akan membunuhku. Apa menurutmu ia akan

    percaya kalau kukatakan bahwa para kuda bercula satu itu

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • mencuri Bessie dariku sebelum aku sempat menjualnya ke

    pasar dan karena oleh itu, aku tidak dapat uang sepeser pun?"

    Sang penyihir berpikir untuk melontarkan mantra tumbuh

    dewasa pada Jack, tapi akibatnya lebih bahaya pada manusia

    daripada pada hewan. Selain itu, Enid mungkin akan jengkel bila

    sekembalinya nanti, Jack tiba-tiba harus bercukur setiap hari.

    "Apakah kau pernah berpikir untuk mengatakan yang

    sebenarnya?" ia bertanya. "Mengakui kesalahanmu? Meminta

    maaf? Dan bertekad untuk tidak bersikap bodoh lagi lain kali?

    Kupikir saat ibumu melihatmu sudah berubah, ia tentu akan

    memaafkanmu."

    "Kurasa begitu," Jack mengiyakan sambil merengut. Tapi

    kemudian, ia terlihat ceria. Ia melingkarkan lengan pada bahu

    sang penyihir. "Kau tahu," katanya, "itu usul yang bagus. Aku

    berhutang pada-mu.

    Sang penyihir merasa terkejut dan puas karena nasihatnya

    berdampak dalam pada anak muda itu. Dengan ceria ia kembali

    ke rumah Walikota Enid. Di sana ia mendapati Enid sedang

    mengibas-ngibaskan keset dapur di pekarangan.

    "Para kuda bercula satu itu telah pulang," katanya. Karena

    menurutnya Jack sudah benar-benar berubah, ia kemudian

    menambahkan, "Jack ikut membantuku."

    "Terima kasih," kata Enid padanya. Dan pada Jack ia

    berkomentar, "Itu sebuah kejutan." Kemudian, ia bertanya

    pada anak itu, "apakah kau mendapat harga yang bagus untuk

    sapi kita?"

    "Begini, ada hal menarik mengenai api itu ...," kata Jack sambil

    mengajak ibunya masuk ke rumah.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang penyihir menunggu sebentar untuk mendengar reaksi Enid

    atas pengakuan Jack. Ia berharap semoga dirinya telah

    memberi Jack nasihat yang benar.

    Dari dalam rumah, terdengar suara Enid yang meninggi dan

    marah. "Kacang ajaib?" teriaknya. "Kacang ajaib? Apa kau

    sudah gila-menukarkan seekor sapi dengan kacang ajaib?"

    Sang penyihir menepukkan sakunya dan sadar sakunya telah

    kosong. Jack telah mencopet sakuku! katanya dalam hati.

    Tiga butir benda kecil terbang ke luar dari jendela kamar dan

    hampir mengenai kepala sang penyihir. Untuk sesaat, mereka

    terlihat berkilauan, tapi ia meyakinkan diri kalau itu hanya

    tipuan mata, efek dari pantulan sinar matahari.

    Ia bisa saja berusaha mencarinya di tengah keremangan, tapi

    untuk apa? Kekuatan sihir benda-benda itu pasti sudah lenyap

    sekarang dan tidak akan menimbulkan masalah bagi Jack

    maupun ibunya.

    Jadi, ia membaca mantra memindahkan diri dan pulang.

    4. Menyelamatkan Seorang Putri

    SANG PENYIHIR sedang duduk di gudang rumah menaranya.

    Ia sedang memikirkan tempat untuk meletakkan semua brokoli

    yang telah ditanamnya selama musim panas. Akan tetapi, tiba-

    tiba ia sadar kalau dirinya tak begitu suka brokoli dan heran

    mengapa ia telah menanam begitu banyak-selain karena alasan

    bahwa brokoli gampang tumbuh. Secara kebetulan,

    pandangannya jatuh ke luar jendela. Ada yang datang.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Ia melihat seseorang sedang meniti jalan setapak yang curam.

    Seorang pangeran, pikirnya, karena anak muda itu menunggang

    kuda. Rakyat jelata biasanya berjalan kaki. Saat anak muda itu

    mendekat, ia bisa melihat pakaiannya yang terbuat dari satin

    dan sutra. Ya, pikirnya, seorang pangeran. Saat si tamu

    semakin mendekat, ia bisa melihat wajahnya yang congkak dan

    penuh percaya diri. Ya, pikirnya, pastilah seorang pangeran.

    Sang penyihir benci pada kunjungan tak diharapkan seperti ini,

    apalagi dari para bangsawan. Ia meringkuk ke bawah pinggiran

    jendela dan mengintip. Ia berniat untuk berpura-pura sedang

    tak ada di rumah.

    Di bawah sana, sang pangeran mengeluarkan pedang dan

    mengaca pada mata pedangnya yang berkilau. Kemudian, ia

    mengetuk pintu dengan pangkal pedangnya.

    Sang penyihir mengernyit karena pintu kayunya baru saja

    dicat.

    "Hei!" teriak sang pangeran. "Bukalah! Aku datang ke sini untuk

    urusan penting."

    "Mereka memang selalu datang untuk urusan penting," keluhnya

    pada diri sendiri. Pada saat yang sama, sang pangeran kembali

    mengetuk pintu dan membuat catnya terkelupas akibat

    hantaman pangkal pedang. Sang penyihir benar-benar berniat

    melempar sesuatu-kalau bisa yang dingin, basah, dan benar-

    benar berlendir-ke atas kepala sang pangeran.

    Dari arah belakang, ia mendengar suara mendesis, "Ssst!

    Bodoh! Menunduklah sebelum ia melihatmu." Suara itu berasal

    dari sebuah cermin ajaib, benda kuno yang ia dapat dari hasil

    bekerja selama setahun untuk seorang bangsawan berwatak

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • pemarah. Bangsawan itu mengatakan bahwa benda itu

    mempunyai sejarah dan kesaktian hebat-yang sama sekali tak

    pernah dijelaskan lebih lanjut. Sejauh ini, bagi sang penyihir,

    cermin itu tak berguna dan sangat menyebalkan. Satu-satunya

    hal yang bisa dilakukan benda itu dengan baik adalah

    mengumumkan secara berkala -tanpa ditanya-bahwa seorang

    wanita

    tertentu adalah yang tercantik di seluruh negeri.

    Bahkan sekarang, peringatan cerminku bukannya menolong, tapi

    malah membuatnya lebih bermasalah. Sang pangeran ternyata

    mendengar suara cermin itu dan melihat ke atas, tepat ke

    arahnya. "Kau. Anak muda. Cepat buka pintu dan panggil tuanmu

    ke sini. Aku pangeran dari Talahandra dan aku sedang terburu-

    buru."

    Sang penyihir berniat untuk mengabaikannya, tapi ia khawatir

    pintunya akan rusak. Dan kalau ia mengubah pangeran ini

    menjadi kodok, seseorang pasti akan datang mencarinya-lebih

    banyak gangguan dari yang diharapkan. "Terima kasih banyak,"

    gumamnya pada cermin itu.

    Ia kemudian menuruni tangga dan membuka palang pintu.

    Pangeran dari Talahandra melangkah masuk dan memandang

    sekeliling dengan raut wajah menghina. Secara sekilas ia

    melihat bayangannya sendiri pada permukaan baju zirah yang

    digunakan sang penyihir

    sebagai tempat menggantung jubah dan ia kemudian menepuk-

    nepuk rambutnya yang sudah sangat rapi. "Jadi," katanya, "di

    mana sang penyihir?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang penyihir tersenyum tanpa bermaksud untuk bersikap

    ramah. "Akulah sang penyihir."

    Hidung sang pangeran kempas kempis karena jengkel. "Oh,

    begitu." Ia memonyongkan bibirnya. "Aku mempunyai sebuah

    tugas yang harus dikerjakan."

    "Tugas yang harus dikerjakan," kata sang penyihir, "tempat

    yang harus didatangi, orang-orang yang harus ditemui."

    Sang pangeran memerhatikannya dengan curiga. Ia yakin sang

    penyihir tidak menanggapinya dengan serius. Namun, ia

    berkata, "Ya. Lebih tepatnya, kukira begini 'tempat yang harus

    didatangi dan tugas yang harus dikerjakan.' Ada seorang putri

    yang harus diselamatkan."

    Sang penyihir berpikir semestinya ia sudah bisa menduga. Tapi

    ia tak mengatakannya. Ia bertanya, "Dari apa?"

    "Seekor naga."

    Sang penyihir mencoba tidak berpikir tentang bagaimana

    takutnya gadis malang

    itu. Ia bertanya, "Apakah kautahu nama-

    nya?"

    "Putri Gilbertina dari Mustigia." Sang penyihir mendesah.

    "Maksudku naganya."

    "Oh." Sang pangeran mengangkat bahu. "Memangnya naga

    punya nama?"

    Sang penyihir tak mau menjawab. "Apakah kautahu kalau naga

    tersebut memiliki sihir atau tidak?"

    Sang pangeran kembali mengangkat bahu. "Napasnya

    mengeluarkan api."

    "Semua naga mengeluarkan api."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Oh, begitu. Wah, aku tak tahu apa hal itu ada bedanya."

    "Tentu ada bedanya bagi orang yang akan pergi untuk menolong

    sang putri."

    "Oh begitu," ujar sang pangeran dengan nada yang

    mengisyaratkan bahwa mungkin saja dirinya yang akan

    menyelamatkan sang putri dan kalau memang

    benar begitu, ia tak akan peduli apakah si naga memiliki sihir

    atau tidak. "Tahu tidak, ia sangat cantik." "Si naga?"

    "Si putri. Aku diberi tahu bahwa ia wanita tercantik di seluruh

    negeri."

    Dari lantai atas, si cermin ajaib menye-lutuk, "Tercantik

    kedua. Yang tercantik adalah gadis pemerah susu Aspasia di

    rumah Petani Seymour."

    Sang pangeran menengadah untuk melihat ke atas. "Apa yang

    baru saja kaukatakan?" tanyanya.

    "Jangan pedulikan," sela sang penyihir. "Maksudmu kau diberi

    tahu kalau ia yang tercantik? Kau sendiri tak mengenalnya?"

    Sang pangeran menggeleng.

    "Jadi, apa sebenarnya hubunganmu dengannya?"

    "Ayahnya telah berjanji bahwa siapa pun yang berhasil

    menolong sang putri akan dinikahkan dengannya dan mendapat

    separuh wilayah kerajaan."

    "Tapi kau memintaku untuk menyelamatkannya," tegas sang

    penyihir. "Ya, begitulah."

    "Apakah hal itu sebagai balas jasa karena kita sudah berteman

    sejak lama?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang pangeran cemberut. "Begini, aku sudah mencobanya. Tapi

    naga itu tinggal di sebuah puncak gunung yang hanya bisa

    dicapai dengan terbang."

    "Coba aku simpulkan duduk perkaranya. Kau memintaku untuk

    membahayakan jiwaku untukmu-seseorang yang tak kukenal

    sama sekali-untuk menyelamatkan seorang putri, yang juga tak

    kukenal, agar kau bisa menikah dengannya dan mewarisi

    separuh dari wilayah kerajaan ayahnya."

    "Ya, betul begitu."

    "Dan untuk apa aku melakukan semua ini? Demi ketenaran

    pribadi?"

    "Ya, sebenarnya bukan begitu. Kita tak mungkin mengumumkan

    bahwa kau yang melakukannya untukku. Nanti aku tidak berhak

    menikahi sang putri dan

    mendapatkan separuh wilayah kerajaan, bukan?"

    Sang penyihir memejamkan mata. "Tepat sekali. Jadi, mengapa

    aku harus menolongmu?"

    "Demi kepuasan pribadi karena telah berhasil menyelamatkan

    seorang putri?"

    Mengapa pada akhirnya mereka selalu mengatakan hal seperti

    itu? Sang penyihir terus membayangkan rasa takut yang

    mencekam sang putri karena ditawan naga jahat. "Siapa

    namanya?"

    Sang pangeran menatapnya dengan bingung. "Kalau si naga, aku

    tidak tahu. Kalau si putri, Gilbertina," ia mengingatkan.

    Sang penyihir mendesah. "Puncak gunungnya."

    "Oh, puncak gunungnya. Tidak, aku tidak tahu namanya. Tapi

    aku bisa mengantarmu ke sana."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang penyihir tadinya berharap bisa menggunakan mantra

    memindahkan diri daripada harus menunggangi kuda Petani

    Seymour melalui jalan yang berbatu-batu. Ia mendesah lagi

    dan berharap-seperti yang sering ia lakukan-seandainya ilmu

    sihir yang ia miliki tak terbatas. "Kalau begitu sebaiknya kita

    segera pergi," katanya.

    Tapi sebelum mereka beranjak pergi, si cermin ajaib berteriak,

    "Hei, penyihir! Kuharap kau sudah membuat surat wasiat. Aku

    tak mau menghabiskan lima tahun ke depan menunggu di loteng

    berdebu ini sementara para pengacara memilah-milah

    hartamu."

    "Temanmu di atas sangat tidak menyenangkan, ya," bisik sang

    pangeran di telinganya. "Omongannya tidak masuk akal, kan?

    Wanita tercantik katanya." Ia menatap bukit yang memisahkan

    tanah milik sang penyihir dan Desa Saint Wayne the

    Stutterer. "Apakah kita kebetulan berada di dekat peternakan

    Petani Seymour?" tanyanya.

    "Sekarang kita memang akan pergi ke sana untuk meminjam

    kuda," kata sang

    penyihir. Sang pangeran ternyata tak cukup pandai untuk

    membawa dua kuda sekaligus. "Mengapa?"

    Sang pangeran mengempiskan perutnya dan menepuk-nepuk

    rambutnya yang masih sangat rapi. "Tidak apa-apa," katanya.

    "Hanya ingin tahu."

    Mereka menghabiskan sisa hari itu dan sebagian besar waktu

    pada keesokan hari untuk mencapai gunung di mana sang naga

    menawan Putri Gilbertina. Pangeran dari Talahandra, yang

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • bersandar di punggung kudanya, sedang memerhatikan sang

    penyihir dan terlihat bosan.

    Sang penyihir sedang memegang segumpal awan biru di tangan

    kirinya. Tangan kanannya menarik-narik awan itu. Awan itu

    bukannya semakin menipis malah menjadi semakin tebal dan

    panjang. Ia kemudian menggerakkan tangannya ke arah

    berlawanan sehingga awan itu menjadi semakin mengembung.

    Sang pangeran menguap, tapi mendadak berhenti dan kembali

    memerhatikan sang penyihir.

    Ahli sihir itu terus menarik gumpalan awan di tangannya

    sehingga menjadi semakin panjang: tangan kiri mendorong ke

    atas dan tangan kanan menarik ke samping. Awan itu menjadi

    sebesar ikan paus-dan sang penyihir terus berkutat dengannya.

    "Ehm ujar sang pangeran sambil bergerak dengan gelisah.

    Sang penyihir menambahkan leng-kungan, lekukan, sebuah kaki

    di sini, dan sebuah ekor berduri di sana.

    "Seekor naga," kata sang pangeran akhirnya. "Kau membuat

    seekor naga lagi. Masuk akal juga sih. Mengapa cuma berkelahi

    melawan satu naga kalau bisa melawan dua sekaligus."

    "Shhh," kata sang penyihir sambil menambahkan beberapa

    detail ekstra.

    Mungkin sebelumnya, tak ada seorang pun yang pernah

    menyuruh sang pangeran

    untuk diam dengan 'shhh.' Ia mengabaikan peringatan sang

    penyihir dan bertanya, "Apa yang akan dilakukannya? Berkelahi

    dengan naga itu?"

    "Ini hanya sebentuk awan. Sebuah ilusi.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Sepertinya akan sangat membantu."

    Sang penyihir melihat sekilas ke arahnya sambil berpikir

    mungkin belum terlalu terlambat untuk mengubahnya menjadi

    kodok. Tapi ia malah berkata, "Para naga biasanya sangat

    peduli pada wilayah kekuasaan mereka. Aku akan meluncurkan

    awan ini ke arah barat di sebelah sana, dan naga yang menawan

    putrimu itu akan segera mendatanginya untuk mencari tahu.

    Sementara itu, aku akan mengubah diriku menjadi seekor

    burung elang dan terbang ke puncak gunung untuk menemui

    sang putri. Kemudian, aku akan memindahkan kita semua ke

    rumah menaraku."

    "Kuda-kudanya juga," sang pangeran mengingatkan. "Tahu

    tidak, kuda sangat

    mahal. Jadi, jangan lupa membawa mereka."

    Sang penyihir berpikir, Kalau memang ada yang lupa kubawa,

    pasti bukanlah kuda. Tapi ia tidak mengatakan hal tersebut. Ia

    hanya melambungkan naga buatannya ke arah pegunungan nan

    jauh.

    Dari atas, mereka mendengar sebuah pekikan marah.

    Sang penyihir merentangkan tangan, membisikkan sebuah

    mantra, dan merasakan bulu-bulunya mulai tumbuh. Ia meloncat

    dari tepi tebing, melayang dalam embusan angin, dan sudah

    berada setengah jalan ke puncak gunung sebelum mengepakkan

    sayap.

    Gua yang tak terlihat dari bawah, kini mudah ditemukan. Sang

    penyihir hinggap di tempat yang sepertinya sering dipakai oleh

    sang naga untuk mendarat. Kemudian, ia mengubah diri ke

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • wujud asli sebelum memasuki gua itu-agar tidak mengagetkan

    sang putri-karena biasanya

    seorang putri sangat rapuh. Setelah itu, ia berjalan ke dalam.

    Sang putri sedang berbaring di atas tumpukan bantal

    berbordir benang emas dan berisi bulu anak angsa. Di samping

    sikunya ada sekotak besar permen. Ia baru saja akan

    melemparkan sebuah permen ke dalam mulut saat sadar akan

    kehadiran sang penyihir. "Halo," kata sang putri- tangannya

    menggantung di udara. "Ada apa ini?"

    "Aku datang untuk menolongmu."

    Sang putri cemberut. "Ayah mengutusmu, bukan?"

    "Tidak," sang penyihir menjelaskan, "sebenarnya yang

    mengutusku adalah pangeran dari Talahandra."

    Sang putri melempar sebutir permen ke udara dan

    menangkapnya dengan mulut. "Aku tak pernah dengar tentang

    dia."

    Sang penyihir memerhatikannya mengunyah, mengunyah, dan

    mengunyah. Kemudian, ia memerhatikan sang putri memilih

    permen lain dan kembali melemparnya ke dalam mulut.

    Biasanya, usaha penyelamatan tidak berlangsung seperti ini.

    Akhirnya, sang penyihir berkata, "Jadi, bagaimana?"

    "Bagaimana apanya?"

    "Kau mau ikut?"

    Sang putri bertanya, "Maksudmu: Apakah aku setuju untuk

    diselamatkan?" "Ya." "Tidak." "Tidak?" "Ya."

    Sang penyihir menggeleng-gelengkan kepala sambil berusaha

    memahami. "Apa maksudmu tidak?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Sang putri mengambil sebuah piring emas dan bercermin untuk

    memastikan tidak ada yang terselip di antara giginya. Ia

    tersenyum pada dirinya sendiri dan menepuk-nepuk rambut

    pirangnya yang indah. "Maksudku," katanya, seakan-akan

    akhirnya baru sadar kalau ada sang penyihir di sana, "Aku

    sangat bahagia di sini. Naga itu baik padaku. Ia membawakanku

    berbagai camilan manis yang kumau dan mengajakku terbang ke

    seluruh pelosok negeri ini. Di sini, aku bahkan mendapat barang

    yang lebih bagus daripada yang kudapat di rumah-dan aku

    harus berbagi dengan kedua saudariku yang buruk rupa." Ia

    menunjuk ke arah timbunan harta milik sang naga, di bawah

    tumpukan bantalnya. "Bisa kubayangkan ayahku telah berjanji

    untuk menikahkanku dengan siapa pun yang bisa

    menyelamatkanku. Iya kan? Ayah memang kuno. Begini, aku tak

    memilih untuk diselamatkan oleh seorang pangeran gemuk yang

    terlalu malas untuk datang dan menyelamatkanku sendiri." Ia

    memerhatikan kotak permen dan mengambil sebutir lagi.

    "Maaf," gumamnya dengan mulut penuh.

    Sang penyihir mengentakkan kaki dengan tak sabar. Ia sadar

    jika ia langsung pulang ke rumah, sang pangeran pasti akan

    mengikutinya dan tak akan membiarkannya tenang. "Coba

    dengar," katanya dengan nada letih, "pangeran dari Talahandra

    tidak gemuk atau tua. Ia sangat tampan dan lumayan kaya."

    Sang putri terlihat mulai tertarik, tapi masih ragu-ragu.

    Sang penyihir menambahkan, "Pangeran ini juga sangat pandai

    dan banyak akal. Daripada datang sendiri, ia memintaku

    menyelamatkanmu karena itu akan lebih aman bagimu."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Bagaimana ya", kata sang putri. "Aku sangat menikmati

    terbang dengan sang naga."

    "Selain itu," kata sang penyihir dengan halus sambil berbohong,

    "beberapa pembuat permen terbaik di dunia berada di

    Kerajaan Talahandra. Ayolah," desaknya. "Sang naga bisa

    kembali kapan saja."

    Dengan lamban dan ragu-ragu, sang putri berdiri sambil

    mengapit kotak. "Apa menurutmu aku akan menyukai pangeran

    ini?" ia bertanya.

    Kali ini, sang penyihir bisa menjawab dengan jujur. "Percayalah

    padaku, kalian tercipta untuk satu sama lain." Kemudian, saat

    sang putri memasukkan sisir bertabur berlian dan perhiasan

    kecil lain ke dalam saku, ia menambahkan, "Dan aku punya

    sebuah cermin bagus yang akan menjadi hadiah pertunangan

    sempurna untuk kalian berdua."

    "Oh, terima kasih," ujar sang putri sambil mengunyah sebutir

    permen karamel.

    Seminggu kemudian, sang penyihir sedang berbaring setengah

    terlelap di tempat tidur ayun di halaman belakang rumah

    menaranya. Musim panas sudah hampir berlalu. Beberapa

    minggu lagi, murid-muridnya akan kembali untuk semester

    musim gugur. Ia tersenyum saat sadar bahwa ia merindukan

    mereka, walaupun hal itu tidak akan pernah dikatakannya.

    Sesuatu yang besar dan berat jatuh di atas dadanya. "Halo,

    sobat lama," terdengar suara cermin ajaib yang tak asing,

    namun yang sama sekali tak diharapkannya. "Rupanya kau

    sedang bermalas-malasan di hari tuamu."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Ia membuka mata dan melihat Putri Gilbertina sedang berdiri

    di dekatnya. Gadis itu mengentak-entakkan kaki dan tangannya

    terlipat di depan dada dengan sikap menantang.

    "Tidak berhasil," katanya. "Pertunanganku batal, dan aku mau

    kau mengambil kembali sampah ini dari tanganku."

    Sang penyihir benar-benar terkejut dan napasnya tercekat

    sehingga tak sadar kalau sampah yang dimaksud sudah tidak

    lagi berada di tangan sang putri tapi sedang bertengger di atas

    dadanya sendiri.

    Ia menyingkirkan cermin berat itu sampai terjatuh dari

    pinggiran tempat tidur ayun.

    "Hati-hati, sobat," gerutu cermin itu.

    Sang penyihir akhirnya bisa bernapas lagi. "Apa masalahnya?"

    "Cermin bodohmu inilah yang menjadi biang keladinya."

    "Tidak!" sang penyihir tergagap dan mencoba untuk terdengar

    kaget.

    "Cermin ini menjejalkan berbagai gagasan gila ke dalam kepala

    pangeran dari Talahandra. Mestinya ia menikahiku, tapi ia

    malah menghabiskan waktu di sekitar peternakan Petani

    Seymour. Ia mendesah dan menulis puisi-puisi jelek tentang

    gadis pemerah susu itu, yang sebenarnya-kalau boleh

    kutambahkan-tidak begitu hebat."

    "Aku mengerti," kata sang penyihir.

    "Lagi pula," sang putri mulai menggembungkan rambutnya,

    "cermin bodoh ini bahkan mengatakan bahwa aku gadis

    tercantik kedua di seluruh negeri, dan pangeran dari

    Talahandra hanyalah pria tertampan kedelapan. Begitu kata

    cermin ini.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • "Aku minta maaf karena semua hal antara kau dan pangeran

    tak berjalan seperti yang diharapkan," kata sang penyihir.

    "Tapi aku tak mengerti mengapa kau ada di sini."

    "Aku mau kembali pada nagaku."

    "Oh." Ia menatap wajah sang putri yang cemberut namun penuh

    tekad. "Ehm-"

    "Dan kau akan mengantarku ke sana."

    Ia baru mau membuka mulut untuk protes, tapi sang putri mulai

    berbicara semakin keras dan cepat sambil mengacungkan

    telunjuk padanya. "Ini semua salahmu. Kaulah yang membujukku

    untuk pergi, dan kaulah yang memberiku cermin sial ini." Ia

    mengangkat dagu dan berbicara dengan penuh wibawa.

    "Sekarang, aku siap diantar pulang."

    Sang penyihir yakin itu adalah satu-satunya cara untuk

    menyingkirkan gadis itu. Ia melontarkan mantra untuk

    memindahkan mereka berdua ke gua sang naga. Namun, ia

    mengeluarkan terlalu banyak energi sehingga bukan hanya ia

    dan sang putri yang terbawa, tapi juga tempat tidur ayun,

    cermin ajaib, dua batang pohon mawar yang berada di dekatnya

    tadi, dan pakaian musim dingin yang sedang diangin-anginkan di

    tali jemuran.

    Yang tidak terbawa adalah sepasang pohon tempat ia

    menyangkutkan tempat tidur ayunnya. Akibatnya, tempat tidur

    itu jatuh ke lantai gua-beserta dirinya yang masih berbaring di

    dalamnya.

    "Terima kasih," kata Putri Gilbertina.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Naga hijau yang sedang duduk bersandar di mulut gua segera

    berbalik saat mendengar suara gadis itu dan langsung menjerit

    kaget bercampur cemas.

    "Ya," kata sang putri, "Aku telah kembali."

    Naga itu memejamkan mata dan menutupinya dengan cakar. Ia

    berbalik dan menjauh. "Aku tak mau melihatmu!" katanya. "Kau

    hanya akan membodohiku lagi."

    Sang penyihir bangkit berdiri dari jeratan tempat tidurnya. Ia

    menatap naga itu, kemudian sang putri. "Aku rasa ada yang

    tidak kumengerti di sini."

    "Apakah kau memerhatikan apa yang sedang ia lakukan?" tanya

    si naga sambil mengintip dari balik cakarnya. "Aku sadar yang

    terjadi dahulu adalah sebuah kesalahan, tapi rambut pirangnya

    yang begitu indah telah membuatku tak bisa menolaknya. Dan

    ia tahu hal itu." la mengangkat bahu dengan canggung. "Kautahu

    kan naga sangat suka emas."

    "Ayo, ayo ke mari," kata sang putri pada si naga. "Maukah kau

    tersenyum sedikit untukku?" Ia menggaruk-garuk bagian

    belakang telinga makhluk besar itu.

    Naga itu menggeleng-gelengkan kepala. "'Selamatkan aku,'

    katamu. 'Selamatkan aku dari kebosanan yang menyiksaku,'

    katamu. 'Bawa aku terbang dan kau akan menjadi temanku

    seumur hidup.' Ha! Lebih tepatnya, menjadi pelayanmu. Aku

    sudah lelah melayanimu dan berulang kali mengatakan betapa

    cantiknya dirimu. Punggung dan sayapku sakit karena

    membawamu berkeliling sepanjang hari. Saat aku melihat sang

    penyihir dan pangeran, aku sadar apa yang sedang terjadi dan

    sepertinya hal itu adalah kesempatan yang sempurna. Aku

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • berpura-pura mengejar naga palsu mereka supaya mereka bisa

    membawamu pergi dari sini."

    Sang putri cemberut. "Itu sangat tidak sopan." Kemudian, ia

    tersenyum. "Tapi aku memaafkanmu." Ia menggelitik dagu sang

    naga. "Kau juga mau memaafkanku?"

    Naga besar itu berkata sambil menggeliat. "Ya, baiklah.

    Sekarang pergilah dari sini."

    "Ayolah," bujuk Gilbertina, "berikan aku sebuah senyuman

    kecil. Senyuman kecil nan manis seekor naga. Penyihir, tidakkah

    menurutmu ia naga termanis yang pernah kaulihat?"

    Sang penyihir tak tahu bagaimana harus menjawab, tapi

    untungnya cermin ajaib tahu jawabannya. Kata cermin itu,

    "Sebenarnya, itu betul. Ia nomor satu; naga tertampan di

    negeri ini."

    Mata si naga membelalak. Benarkah?"

    "Aku tak pernah tidak benar. Dan yang pasti, aku tak pernah

    berbohong."

    "Cermin yang mengagumkan!" seru naga itu. Bukankah ini

    cermin yang mengagumkan? Dan terbuat dari emas pula. Milik

    siapa ini?"

    "Milikku," dengung sang putri.

    Naga itu mengalihkan pandangan ke arah sang putri.

    Gilbertina memiringkan kepala dengan gaya santun sehingga

    yang terlihat oleh naga itu hanyalah rambut emasnya.

    Naga itu tersenyum.

    Sang penyihir memungut tempat tidurnya dan membisikkan

    mantra pindah tempat.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • Setelah berada di halamannya, ia kembali mengikat tempat

    tidurnya ke pohon. Semoga sang putri akan mencoba untuk

    lebih bisa bergaul dan semoga sang naga bisa lebih sabar

    sehingga mereka berdua dan si cermin bisa hidup bahagia

    selamanya.

    Ia kemudian berbaring dengan wajah menghadap matahari yang

    sudah hampir terbenam. Dan semoga saja pangeran dari

    Talahandra tidak akan datang untuk mencari sang putri.

    Semoga ia menikah dengan gadis pemerah susu di peternakan

    Petani Seymour.

    Sang penyihir bersenandung pelan. Kalau hal itu terjadi, ia

    punya sebuah hadiah perkawinan untuk mereka, sesuatu yang ia

    dapatkan dari salah satu perjalanannya, tapi ia belum pernah

    tahu kegunaannya: sebuah sepatu kaca...

    5. Sang Penyihir dan Hantu

    SANG PENYIHIR sedang berada di kebunnya. Ia sedang

    melilitkan tali di sekeliling potongan besi usang dan kemudian

    memaku barang aneh itu ke pasak kayu. Sebagian besar bahan

    yang ia pakai adalah potongan baju zirah berkarat yang ia

    dapatkan sebagai imbalan dari seorang kesatria malang nan

    miskin. Kesatria itu tak bisa memberi imbalan untuk sebuah

    mantra pembawa