Sang Bapak Kedokteran Dunia

10
Sang Bapak Kedokteran Dunia Ibnu Sina (Avicena) Sering sekali kita mendengar mengenai sejarah para pemikir dari dunia barat tak terkecuali di bidang kedokteran. Penemuan-penemuan mereka masih digembar- gemborkan hingga saat ini. Tapi pernahkah sistem pengajaran di tempat kita (selain pelajaran Agama Islam) mengemukakan penemuan-penemuan para ilmuwan Islam. Saya rasa belum ada kecuali bagi mereka yang bersekolah di sekolah- sekolah Islam. Pada jaman peradaban kuno dahulu seseorang tidak hanya mengusasai satu keilmuan saja. Hampir semua teori mereka pelajari. Dokter Muslim yang sangat termasyhur adalah Ibnu Sina (Avicenna). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine.Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa. Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy (Averroes/ 1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul ‘Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet). Buku itu berisi ramngkuman ilmu kedokteran.

Transcript of Sang Bapak Kedokteran Dunia

Page 1: Sang Bapak Kedokteran Dunia

Sang Bapak Kedokteran Dunia

Ibnu Sina (Avicena)

Sering sekali kita mendengar mengenai sejarah para pemikir dari dunia barat tak terkecuali di bidang kedokteran.

Penemuan-penemuan mereka masih digembar-gemborkan hingga saat ini. Tapi pernahkah sistem pengajaran di

tempat kita (selain pelajaran Agama Islam) mengemukakan penemuan-penemuan para ilmuwan Islam. Saya rasa

belum ada kecuali bagi mereka yang bersekolah di sekolah-sekolah Islam.

Pada jaman peradaban kuno dahulu seseorang tidak hanya mengusasai satu keilmuan saja. Hampir semua teori

mereka pelajari. Dokter Muslim yang sangat termasyhur adalah Ibnu Sina (Avicenna). Salah satu kitab kedokteran

fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi Al- Tibb atau Canon of Medicine.Kitab itu menjadi semacam

ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi

referensi sekolah kedokteran di Eropa.

Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy (Averroes/ 1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada,

Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya

berjudul ‘Al- Kulliyat fi Al-Tibb’ (Colliyet). Buku itu berisi ramngkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya

berjudul ‘Al-Taisir’ mengupas praktik-praktik kedokteran.

Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis (1208 – 1288 M). Ia terlahir di awal era

meredupnya perkembangan kedokteran Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala RS Al-Mansuri di Kairo.

Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang tekenal adalah ‘Mujaz Al-Qanun’. Buku itu berisi kritik dan

penmbahan atas kitab yang ditulis Ibnu Sina.

Page 2: Sang Bapak Kedokteran Dunia

Beberapa nama dokter Muslim terkemuka yang juga mengembangkan ilmu kedokteran antara lain, Ibnu Wafid Al-

Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol, Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M, dan Al-

Ghafiqi, seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.

Ibnu Sina

Abu Ali al Husain ibn Abdallah ibn Sina adalah nama lengkap Ibnu Sina, yang lebih dikenal sebagai “Aviciena” oleh

masyarakat barat. Dia adalah salah seorang tokoh terbesar sepanjang zaman, seorang jenius yang mahir dalam

berbagai cabang ilmu. Beliau adalah seorang kebangsaan Persia yang ahli matematikawan, dokter, ensiklopedis dan

filsuf yang tekenal dizamannya. Beliau juga seorang astronomi, apoteker, ahli geologi, logician, paleontologist, fisika,

penyair, psikolog, ilmuwan, tentara, negarawan, dan guru.

Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 980 M / 370 H di Afshinah, sebuah desa kecil tempat asal ibunya, di dekat Bukhara

(kini wilayah Uzbekistan). Ayahnya, Abdullah, adalah seorang Gubernur Samanite yang kemudian ditugaskan di

Bukhara. Sejak kecil ia telah memperlihatkan intelegensianya yang cemerlang dan kemajuan yang luar biasa dalam

menerima pendidikan, ia telah hafal al-Qur’an pada usia 10 tahun.

Nama Ibnu Sina semakin melejit tatkala ia mampu menyembuhkan penyakit raja Bukhara, Nooh ibnu Mansoor. Saat

itu ia baru berusia 17 tahun. Sebagai penghargaan, sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, setidaknya

sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Namun Ibnu Sina menolaknya dengan halus. Sebagai

imbalan ia hanya meminta izin untuk menggunakan perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Tujuannya adalah

mencari berbagai referensi dasar untuk menambah ilmunya agar lebih luas dan berkembang. Kemampuan ibnu Sina

yang cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan membuatnya menguasai berbagai macam materi

intelektual dari perpustakaan Kerajaan pada usia 21.

Setelah ayahnya wafat, ia meninggalkan Bukhara karena gangguan politik dan pergi ke kota Gorgan, yang tekenal

dengan kebudayaannya yang tinggi. Dia diundang dengan tulus oleh Raja Khawarizm, pelindung besar kebudayaan

dan pendidikan. Di Gorgan ia membuka praktek dokter, bergerak dalam bidang pendidikan, dan menulis buku.

Setelah itu, Ibnu Sina melanjutkan lagi perjalannya, antara lain ke Kota Ravy dan Kota Hamadan (kini wilayah iran).

Buku “Al Qanun Fi Al-Tib” tetap menjadi dasar bagi perkembangan ilmu kedokteran dan pengobatan dunia. Karena

itu Ibnu Sina menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu kedokteran dunia. Bukunya “Al

Qanun” diterjemahkan menjadi “The Cannon” oleh pihak Barat, yang kemudian menjadi rujukan banyak ilmuwan

abad pertengahan. Buku itu diantaranya berisi eksiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan

obat-obatan. Bahkan diperkenalkan penyembuhan secara sistematis dan dijadikan rujukan selama tujuh abad

kemudian (sampai abad ke-17).

Ibnu Sina dianggap sebagai Bapak dari pengobatan modern, dan pharmacology khususnya untuk pengenalan

sistematis eksperimen dan hitungan ke dalam studi fisiologi, penemuan itu menular dari sifat infeksius penyakit,

pengenalan karantina untuk membatasi penyebaran penyakit menular, pengenalan percobaan obat-obatan,

berdasarkan bukti-obat, uji klinis,

Page 3: Sang Bapak Kedokteran Dunia

Ibnu Sina meninggal pada tahun 1073, saat kembali di kota yang disukainya, Hamadan (kini wilayah Iran). Walau ia

sudah meninggal, namun berbagai ilmunya sangat berguna dan digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit

yang kini diderita umat manusia

Hippocrates

(kira-kira tahun 460 Sebelum Masehi – 377 Sebelum Masehi)

Dikenal sebagai bapa kedokteran modern. Hippocrates adalah orang pertama yang memisahkan

kedokteran dari takhayul. Dilahirkan di pulau Cos di yunani, putera seorang dokter, Hippocrates menepis

kepercayaan yang dipegang oleh orang-orang sebayanya bahwa penyakit itu disebabkan oleh ilah-ilah

yang membalas dendam.Sebagai gantinya, ia usulkan bahwa setiap penyakit itu mempunyai penyebab

alami. “Temukanlah penyebabnya”, katanya, “ maka engkau bisa mengobati penyakitnya”. Dengan

mengamati gejala-gejala suatu penyakit dan memperhatikan tingkat keparahannya kata Hippocrates,

seorang dokter bisa menyatakan suatu prognosis bagi seorang pasien dengan membandingkan

kemajuannya dengan penderita penyakit yang sama pada umumnya. Hippocrates memulai sekolah

kedokteran berdasarkan ide-ide rasional seperti itu.

Ide medis lainnya yang disadari adalah bahwa pengobatan bagi pasien yang satu belum tentu

menolong pasien yang lain. Katanya, “ yang cocok bagi yang satu belum tentu cocok bagi yang lain”.

Hippocrates juga mendesak para dokter untuk menggunakan pengobatan-pengobatan yang sederhana,

seperti diet yang sehat, banyak istirahat, dan lingkungan yang bersih. Katanya, “ Alam seringkali

Page 4: Sang Bapak Kedokteran Dunia

membawakan pengobatan yang tidak ditemukan para dokter”. Seandainya metode-metode sederhana itu

gagal dan seorang pasien sudah sekarat, ia sarankan bahwa “penyakit parah menuntut pengobatan

khusus”.

Hippocrates lah yang mempromosikan apa yang sekarang ini disebut sikap merawat pasien yang

baik, dengan pernyataan-pernyataan yang seperti, “penyakit itu lebih kuat ketika pikiran terganggu”. Dan

“ ada pasien yang pulih kesehatannya hanya karena kepuasannya terhadap kebaikan sang dokter”. Ia

mengajarkan bahwa para dokter hendaknya melayani pasien mereka dan mengikuti standar-standar

tingkah laku terhormat. Selama hidupnya, seorang dokter terkadang disuap untuk memastikan sang

pasien meniggal. Seorang penguasa bisa saja memerintahkan seorang dokter untuk membuat racun Untuk

membunuh musuhnya. Hippocrates mengatakan bahwa tanggungjawab seorang dokter adalah kepada

sang pasien.

Hippocrates lah yang mengucapkan sumpah yang masih ditegaskan oleh siswa-siswi kedokteran

menjadi dokter. Sumpah Hippocrates memuat panduan untuk tingkah laku terhormat. Sumpah

modernnya antara lain menyatakan, “ Dengan ini saya bersumpah untuk menguduskan kehidupan saya

demi melayani sesama manusia; saya akan menjalani profesi saya dengan nurani dan martabat dan

kesehatan pasien saya akan menjadi pertimbagan utama saya”.

Walaupun Hippocrates banyak berkontribusi terhadap seni menyembuhkan, tidak banyak diketahui

tentang kehidupan pribadinya. Sejarahwan percaya bahwa ia pernah berkunjung ke Mesir dan belajar

kedokteran disana; lalu ia mengajar diberbagai tempat, termasuk Athena. Ujung-ujungnya ia kembali di

pulau Cos untuk memulai sekolah kedokterannya sendiri. Sebuah patung yang ditemukan di Cos, yang

diyakini sebagai patungnya Hippocrates, menunjukkan pria bertubuh pendek dengan janggut

bergelombang.

Perkataan-perkataan Hippocrates bertahan karena murid-muridnya mengumpulkan catatan-

catatan ceramahnya dan menerbitkan buku-buku yang menggambarkannya. Lebih dari lima judul buku

menyebut nama Hippocrates, dan tulisan-tulisannya sudah cukup mendukung sebutan dirinya sebagai

bapa kedokteran.

Ar-Razi

Page 5: Sang Bapak Kedokteran Dunia

Ar-Razi dilahirkan pada tahun 846 di Rayy, dekat Teheran, Iran. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakariyya ar-Razi. Di Barat, ia dikenal dengan sebutan Razhes. Ia juga sering dijuluki sebagai Galen-nya Arab. Galen adalah seorang dokter dan filosof Yunani yang sangat terkenal. Sejak kecil, ar-Razi telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan.

Di bidang medis, ar-Razi mencurahkan segenap pikirannya untuk mendiagnosa penyakit cacar. Dalam salah satu karyanya, ar-Razi memberikan sebuah informasi yang amat menarik perhatian para peneliti, yaitu tentang small-pox (penyakit cacar). Sehubungan dengan itu, ia pun dianggap sebagai dokter pertama yang meneliti penyakit tersebut. Ar-Razi membedakan penyakit cacar menjadi cacar air (variola) dan cacar merah (rougella).

Ar-Razi juga menulis sejumlah karya. Salah satunya adalah aj-Judari wa al-Hasbah (Cacar dan Campak), yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh J. Ruska dan diterbitkan dengan judul ar-Razi's Buch: Geheimnis der Gehemnisse. Sejak tahun 1498-1866, aj-Judari wa al-Hasbah versi bahasa Inggris telah dicetak sebanyak empat puluh kali. Buku inilah yang memberikan pengetahuan tentang seluk-beluk penyakit cacar kepada para dokter Eropa.

Selain memperkenalkan penyakit cacar, ar-Razi juga melakukan pengobatan khas dengan pemanasan syaraf dan menganggap penting pengobatan penyakit kepala pening. Lagi-lagi, ia adalah dokter pertama yang melakukan kedua hal tersebut. Selain itu, ia juga diduga sebagai dokter pertama yang mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi.

Ar-Razi mengungkapkan tentang kai, yaitu pengobatan serupa akupuntur. Ia memanfaatkan pengetahuannya tentang titik-titik penting pada tubuh manusia untuk pengobatan. Caranya, ia menusuk titik tersebut dengan sebatang besi yang pipih dan runcing, yang sebelumnya telah dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana. Selain itu, ar-Razi memaparkan pula tentang beberapa macam luka, penggunaan kayu pengapit dan penyangga (spalk) untuk keperluan patah tulang, serta injeksi erethal(saluran kencing dan sperma). Lebih jauh lagi, ia menguraikan tentang jenis sakit perut yang disebutnya batr (potong) dan fatg (koyak). Ia juga menulis buku mengenai penyakit anak-anak.

Selama hidupnya, ar-Razi telah mengarang sekitar dua ratus buku ilmiah. Salah satu di antaranya adalah al-Hawi (Buku Menyeluruh) yang terdiri dari dua puluh jilid. Al-Hawi pun dianggap sebagai karya terbesar ar-Razi. Buku ini juga dianggap sebagai intisari ilmu Yunani, Syiria, dan Arab. Kurang lebih setengah abad setelah kematiannya, buku terjebut baru ditemukan dua jilid, sebelum akhirnya ditemukan lagi beberapa jilid. Karya ar-Razi tersebut tersimpan di berbagai tempat di Eropa.

Page 6: Sang Bapak Kedokteran Dunia

Keunggulan karya ar-Razi membuat kalangan istana kekristenan Eropa menaruh perhatian besar. Keberadaan buku tersebut dirasakan penting bagi para tabib yang ditugaskan untuk menjaga kesehatan raja. Setelah peristiwa Perang Salib, raja-raja di Eropa memerintahkan agar semua karya ar-Razi diterjemahkan dalam bahasa Latin, yang merupakan bahasa resmi ilmu pengetahuan Eropa pada masa itu.

Buku karya ar-Razi lainnya adalah ensiklopedi kedokteran yang terdiri dari sepuluh jilid. Jilid kesembilan buku itu diterbitkan bersama al-Qanun fith-Thibbkarya Ibnu Sina. Hingga abad XVI, buku tersebut masih dijadikan pegangan dasar mahasiswa kedokteran di sejumlah universitas Eropa. Lewat buku tersebut, orang Eropa mulai mengetahui kebesaran dan keagungan nama ar-Razi, seorang dokter muslim.

Selain karya di atas, ar-Razi juga menghasilkan beberapa karya, seperti al-Thibbur Ruhani (Pengobatan Rohani), Sirrul Asrar (Rahasia Segala Rahasia), Nafis fi Hisbah wal Jadari (Pengobatan Campak dan Cacar), dan Man la Yahdhuruhuth (Pengobatan Alternatif Ketika Tidak Ada Dokter). Sirrul Asrar adalah sebuah buku yang berisi sejumlah percobaan kimia yang pernah dilakukan ar-Razi, sedangkan Man la Yadhuruhuth adalah sebuah buku pengobatan bagi orang-orang miskin. Dalam buku tersebut, ar-Razi menyarankan jenis pengobatan alternatif, yaitu pengobatan dengan memakai obat-obatan yang berasal dari alam. Setiap tulisan ar-Razi adalah hasil rangkuman sejumlah teori kedokteran yang telah dicoba keabsahan dan kebenarannya lewat eksperimen.

Selain menulis buku, ar-Razi juga menciptakan berbagai jenis obat. Ia juga berhasil menemukan cara membuat alkohol. Di kemudian hari, penemuan tersebut ditindaklanjuti oleh Arnol Pilinov. Pada abad XIII, alkohol menjadi populer.

Memasuki usia senja, ar-Razi terserang penyakit katarak. Akibatnya, kedua matanya buta. Ketika beberapa teman menganjurkannya untuk mengobati penyakit tersebut, konon ar-Razi menjawab: "Tidak, aku sudah demikian lama melihat seluruh dunia ini sehingga aku lelah karenanya." Ar-Razi wafat pada tahun 925 di kota kelahirannya. Pengabdian dan kejeniusan ar-Razi diakui dunia Barat hingga kini. Ia pun disebut sebagai tokoh perintis ilmu kedokteran terbesar dari dunia Islam.

Page 7: Sang Bapak Kedokteran Dunia

Alexander Fleming “Penemu Penicilin”

Alexander Fleming lahir pada tanggal 6 Agustus 1881 di rumah terpencil di daerah pertanian Lochfield dekat

Darvel di kota Ayrshire Skotlandia. Ketika berusia tiga belas tahun, ia meninggalkan daerah terbuka Skotlandia

dan memasuki London. Ia diajak kakaknya untuk melanjutkan sekolah di London. Alexander belajar di

Politeknik Regent Street, tempat yang menyediakan kelas-kelas dengan bayaran rendah untuk orang-orang

yang ingin belajar. Ketika berusia enam belas tahun itu, Alexander telah lulus ujian, tetapi ia tidak punya

bayangan pekerjaan apakah yang sebenarnya diinginkannnya.

Begitu ada tawaran pekerjaan dari perusahaan pelayaran America Line, Alexander menerimanya. Pekerjaannya

adalah menyalin dokumen dengan tangan, mencatat keuangan, dan perincian-perincian penumpang dan

barang muatan. Ia bekerja sangat hati-hati, namun ia merasa pekerjaannya sangat menjemukan.

Pada 1901 hal yang tak terduga datang pada Alexander. Seorang pamannya wafat dan meninggalkan warisan

untuk setiap anak dalam keluarga Fleming. Akhirnya, dengan usulan sang kakak, Alexander pada Oktober 1901

bersekolah di sekolah kedokteran Rumah Sakit St. Mary.

Berbeda dengan pekerjaannya dulu, sekarang ia harus menyelidiki struktur tubuh manusia, jaringan, dan

organ-organnya sampai detail yang sekecil-kecilnya. Ia membedah bisul dan abses (sekumpulan nanah yang

merupakan tumpukan bakteri), menjahit dan membalut luka, mencabut gigi, dan mebidai tulang patah.

Namun, hanya sedikit dokter yang dapat mengobati kebanyakan penyakit yang mengisi rumah sakit-rumah

sakit pada abad itu sebelum ditemukannya penisilin.

Pada Juli 1906 sesaat sebelum hari ulang tahunnya yang kedua puluh lima, ia lulus ujian akhir kedokterannya.

Ia menjadi dokter yang berkualifikasi. Dengan mengambil spesialisasi ahli bedah, pada 1909 ia mengikuti ujian

kedokterannya untuk menjadi ahli bedah. Akan tetapi, ia terpengaruh oleh seorang dosennya yang bernama

Almroth Wright, seorang profesor patologi dan bakteriologi, yang meneliti infeksi luka karena bakteri, penyakit

kolera, tifus, dan disentri. Alexander bekerja sama dengan Almort di rumah sakit St. Mary. Kesetiannya pada

pekerjaannya, menyebabkan Alexander memiliki reputasi sebagai seorang ahli pada bidang pengobatan

Page 8: Sang Bapak Kedokteran Dunia

dengan vaksin. Ia juga membuat dirinya terkenal dalam satu bidang khusus. Ia telah mengembangkan suatu uji

yang jauh lebih baik, menggunakan hanya satu atau dua tetes darah untuk penyakit yang mengerikan, yaitu

sifilis.

Penyakit ini mematikan. Bila tak diobati, penyakit ini akan menghancurkan tubuh perlahan-lahan selama

bertahun-tahun dan dapat diturunkan dari seorang ibu kepada anaknya yang belum lahir. Dokter dapat

mendeteksi bakteri tersebut di dalam darah. Jadi, uji yang telah diperbaiki oleh Alexander sangat penting dan

banyak pasien yang datang kepadanya untuk itu.

Pada Februari 1929 Alexander menemukan dan membuat laporan mengenai penisilin. Secara tidak sengaja, ia

menumpahkan jamur yang ia bawa kepada cawan yang berisi streptococcus yang sedang diteliti oleh rekan

kerjanya ketika bakteri itu akan dibuang. Alhasil, betapa terkejutnya Alec ketika jamur itu menutupi dan

menetralkan streptococcus. Akhirnya, dengan tekun ia mencari terus apa gerangan yang ada pada jamur itu.

Ilmuwan lain yang ahli soal jamur mengatakan kepadanya bahwa jamurnya itu adalah salah satu kelompok dari

kelompok penicillium dan Alec mulai menggunakan nama “penisilin” bagi senyawa pembunuh bakterinya.

Ia menolong Harry Lambert dengan hasil penemuannya (penisilin), yang kemudian membuat Alexander

Fleming menjadi begitu terkenal. Sampai sekarang Alexander tetap dikenang sebagi penemu penisilin, obat

mujarab untuk mencegah infeksi. Ia wafat pada 11 Maret 1955 karena serangan jantung.