sampel buku sumber ajar.PDF
Transcript of sampel buku sumber ajar.PDF
1
DASAR-DASARPENDIDIKAN MORAL(Basis Pengembangan Pendidikan Karakter)
D r s . M u c h s o n A R . , M . P d .&
Dr . Samsur i , M. Ag.
@PENERBIT OTAAK
ww.prndblbmbalccm
2013
iid"
DASAR.DASAR PENDIDIKAN MORAL
Copyright@Drs. Muchson AR., M. Pd. & Dr. Samsuri, M. Ag., 2013
Diterbitkan oleh Penerbit Ombak (Anggota IKAPI),2013
Perumahan Nogotirto lll, jl. erogo B-15, Yogyakarta 55292
Tlp. {027a) 7019945; Fax. (0274) 620606
e-mail : [email protected]
website: www.penerbitombak.com
facebook: Penerbit Ombak Dua
PO.!t41.03.'12
Penulis: Drs. Muchson AR, M. Pd. & Dr. Samsuri, M. Ag.
Penyunting: Aditya Pratama
Tata letak: NanjarTri MuKi
Sampul: Dian Qamajaya
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)DASAR-DASAR PEIIDIDIKAN MORAL
Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013
x + 126 hlm.; 14,5 x 21 cm
ISBN: 978-602-258-O36-2
DAFTARISI
KATA PENGANTAR - Viii
BAB I PEMAI{AMAN TENTANG MORAT - 1
A. Pengertian Moral - l-
B. Moralitas vs Legalitas - 6
C. Sifat Moral: Perspektif Objektivistik versus Relativistik - 9
D. Moralitas Objektivistik versus Relativistik: Perspektif
Histor is - 11
E. Sumber-Sumber Ajaran Moral - 18
BAB II NII-AI, NORMA DAN MORAL-27
A. Pemahaman tentang Ni lai - 2L
B. Pemahaman tentang Norma - 30
C. Hubungan antara Ni lai , Norma, dan Moral - 35
D. Perbuatan lmmoral dan Sanksi Moral - 35
BAB III ASPEK-ASPEK KAWASAN MORAL - 41
A. Pembagian Kawasan Moral - 4l-
B. Penalaran Moral - 41
C. Perasaan Moral - 43
D. Perilaku Moral - 44
E. Tindakan Moral - 46
vi Drs. lv1*clts#rl AIi', ki. Pti' lj''-1i'lr' Sat*luri, M'Ag
BAB IV PARADIGMA PERKEMBANGAN MORAL - 49
A. Paradigma Absolutistik - 49
B. Paradigma Relativistik - 58
BAB V ALIRAN-ALIRAN FITSAFAT MORAT - 60
A. Hedonisme - 60
B. Eudaemonisme - 62
C. Utilitarisme - 64
D. Marxisme - 66
E. Deontologi- 68
BAB VI NIIAT MORATITAS ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI - 72
A. Dilema PeneraPan lPtek - 72
B. Akar Persoalan - 74
C. Nilai dan Tanggung Jawab Moral lptek - 78
D. Mengembal ikan Ni lai lPtek - 80
BAB VtI PEIVDIDIKAN MORAT - 83
A. Pendidikan Moraldalam Sistem Pendidikan Nasional - 83
B. Internalisasi Nilai-Nilai Moral sebagai Proses Afektif - 88
C. Metode Pembelal'aran Afektif - 94
D. Penilaian Afektif - 101
BAB VIlt PENDIDIKAN MORAL, PENDIDIKAN KARAKTER DAN
FENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN - LA4
A. Pendahu luan - 104
B. Ragam Model Prograrn Pendidikan Karakter - 105
Y-
l a s a r - c l a s a r P e n d i t l i k a n M o t ' a l v i i
c. Efektivitivas Pendidikan Karakter - 109
D. Membangun Karakter Bangsa: Pendidikan Karakter atau
Pendidikan Kewarganegaraan? - 172
DAFTAR PUSTAKA - 119
TENTANG PENULIS - L25
IIIiI
l
H[[dr,,
IA\TA PENGANTAR
ada masa-masa yang lalu, pendidikan moral merupakan inti
dan wajah utama pendidikan. Dengan demikian, jika orang
berbicara tentang pendidikan, pendidik, dan orang yang terdidik,
maka gambaran yang paling menonjol adalah aspek moral, budi
pekerti, karakter, kepribadian dan sebagainya. Pendidik dan orang
yang terdidik dianggap identik dengan orang yang moralitasnya tinggi.
Dengan maraknya kasus pelanggaran moral dan tidak
sedikit melibatkan orang-orang yang terdidik seharusnya
menyadarkan semua pihak akan pent ingnya pendidikan moral.
Sistem pendidikan nasional yang selama ini lebih menekankan
pengembangan kemampuan intelektual akademis perlu lebih
memberi perhatian pada aspek yang sangat fundamental, yakni
pengembangan moral etis.
Buku ini dimaksudkan sebagai pengantar dalam memahami
dasar-dasar pendidikan moral, termasuk wacana pengembangan
pendidikan moral Pancasila. Bagian terbesar buku ini diinspirasi
dari buku yang diedit oleh William M. Kurtines dan Jacob L. Gerwitz(1.992), yang berjudul Moralitas, Periloku Morol, dan Perkembangan
Moral, terjemahan M.l. Soelaiman (Penerbit Ul Press, Jakarta).
Untuk edisi buku ini, Bab Vlll sebelumnya telah dipublikasikan
dalam tulisan Samsuri QA12l tentang hubungan erat pendidikan
viii
Y Il J i l s a r ' - d a s : l r f r : n C i r i i l i a n f : i c l a l i x
karakter dengan dimensi pembentukan moralitas publik warga
negara. Pembahasan tentang pendidikan karakter dalam kebijakan
pendidikan nasional, terutama pengintegrasiannya dalam
pendidikan kewarganegaraan di sekolah, diperkenalkan secara
r ingkas di bagian akhir buku ini .
Buku ini tentu masih banyak kelemahan, ter lebih di dalam
buku ini masih banyak kompi lasi pemikiran tentang moral yang
perlu dikr i t is i oleh pembacanya. Oleh karena i tu kr i t ik dan saran
dari pihak mana pun sangat diharapkan guna perbaikan buku ini .
Semoga karya sederhana ini memberi sumbangan yang
bermanfaat bagi pendidikan kita.
Yogyakarta, Desember 2012
Penulis
BAB IIIASI'EI(-ASPEK KAWASAN
MORAL
A. Pembagian Kawasan Moralames S. Rest (1992: 37) mengemukakan bahwa komponen-
komponen utama moralitas, berdasarkan hasil penelitian
mengenai moralitas pada umurnnya terbagi dalam tiga kawasan,
yaitu: pemikiran tentang moral, perasaan rnoral dan penilaku nnoral.
Ketiga kawasan moral ini melibatkan perhatian tiga golongan, yaitu:
(1) kaum behavioralis yang mengkaji masalah perilaku, (2) para
penga mat perkembanga n kognisi mempelajari masalah kognisi, dan
(3) kaum psikoanalisis mengkaji masalah afeksi.
Mekanisme psikologis mempradugakan bahwa aspek
rnoralitas mencakup ketiga kawasan tadi. Dari mekanisrne
psikologis itu selanjutnya memandang bahwa kondisinnisasi
dan model perilaku menentukan perilaku, konflik kognisi dan
ekuilibriasi mempengaruhi berpikir:, dan gerak-gerik libido serta
superego menguasai perasaan (Rest, 1992: 39).
B. Penalaran MoralPenalaran moral merupakan suatu proses pertimbangan moral
sebelum suatu tindakan moral dilakukan seseorang. Penalaran ini
4X
BAB [VPARADTGMA
PERKEMBANGAN MOR,AI
f4f ata parodigma secara etimologis diartikan sebagai 'pola,
i \modet, kerangka. ' Meminjam Thomas 5. Kuhn {1989: 187},
paradigrna merupakan keseluruhan konstelasi kepercayaan,
ni lai , teknik dan sebagainya yang dimi l ik i bersama oleh anggota-
anggota masyarakat tertentu'
Pembicaraan mengenai paradigma perkembangan moral,
maka secara umum dikelompokkan ke dalam dua kategori
utama, yaitu paradigma absolutistik dan paradigma relativistik.
Teori perkembangan rnoral dalam kajian secara absolutistik ini
antara fain dapat dicernnati dari Teori Struktur-Kognfftf Piaget
dan Teori development-kognitif atau fhe theory of development
of moral thinking-nya Kohlberg. Pada bagian lain, dari aspek
kajian perkembangan moral relativistik dapat dilihat pada teori
behovioral-kognitif .
A. ParadigmaAbsolutistik
Paradigma absolutistik memandang, bahwa baik don
buruk itu bersifat pasti atau tidak berubah. Suatu perilaku yang
dianggap baik akan tetap baik, bukan kadang baik dan kadang
BABVAI,IRAN-AI-IRANFITSAFAT MORAL
ertanyaan-pertanyaan, "Mengapa orang harus berbuat baik'
dan rnenghindari atau tidak berbuat jahat?" "fVlengapa
orang harus benperilaku begini dan tidak memilih perilaku itu?',
menyiratkan secara ekplisit tentang hakikat moralitas manusia.
F{akikat kebaikan dan kebajikan tertinggi yang harus atau dilnginkan
manusia. Ada beragann pandangan moralitas nranusia ketika
ditanya apa tujuan ia berbuat kebajikan. Jawaban-jawaban atas
pertanyaan mendasar itu pada gilirannya menunjukkan pendekatan
atau cara pandang seseorang terhadap persoalan tersebut, yang
tere.iawa nta h ke dalam berbagai a liran pemikiran/fi lsafat rnoral'
Fada bab ini akan diuraikan secara r ingkas al i ran-al i ran f i lsafat
moral sebagai berikut: hedonisme, eudaemonisme, utilitarisme,
Marxisme, dan deontologi"
A. Hedonisme
secara etimologis istilah hedonisme berasal dari bahasa
yunani, h€don€ yang berarti 'nikmat/kenikmatan'. Aliran ini
berpendir ian bahwa menurut kodratnya manusia mengusahakan
kenikmatan. Aspek negatif dari aliran ini adalah bahwa monusia
50
BABVTIPENDIDII(AN MORAT
A. Pendidikan Moral dalam Sistem Pendidikan Nasional
endidikan di Indonesia dalam praktik pembelajarannya lebihdidominasi oleh pengembangan kemampuan intelektual
dan kurang memberi perhatian pada aspek moral. Kiranya tidak
seorang pun yang membantah bahwa moral merupakan aspekpenting sumber daya manusia. Seseorang dengan kemampuan
intelektual yang tinggi da pat saja menjadi ora ng yang tidak bergunaatau bahkan membahayakan masyarakat jika moralitasnya rendah.Sementara itu, kenyataan sosial hingga saat inijuga menunjukkan
sedemikian maraknya berbagai kasus pelanggaran moral dalamkehidupan sehari-hari. Lebih memprihatinkan lagi, berbagai kasustersebut tidak sedikit melibatkan orang-orang yang terdidik.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasionalsecara eksplisit dinyatakan pada Pasal 3 bahwatujuan pendidikan nasional antara lain adalah berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak muliaatau bermoraltinggi. Akan tetapi rumusan yang bersifat normatif
tersebut tidak secara nyata diimplementasikan dalam kurikulummaupun kebijakan pendidikan nasional kita. Dalam ketidakjelasan
TENTANG PENULIS
Muchson AR. Penulis adalah staf pengajar
pada Progra m Stu d i Pe nd idi ka n Kewa rga nega raa n
(PKn), Fakultas llmu Sosial, Universitas Negeri
Yogyakarta. Mata kuliah yang diampu adalah
Fi lsafat Pa ncasi la, Dasa r-Dasa r Pe ndid i ka n Mora l,
Pendidikan Nilai, dan Evaluasi Pembelaja.ran
PKn. la alumni S-l Jurusan Civic-Hukum lKlP Yogyakarta (1974) dan
S-2 Bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan lKlP Jakarta (1984).
Karya tulis yang dihasilkan antara lain: Dasor-Dosar Pendidikon
Moral (Ombak, 21t3l; "Pembelajaran Nilai, Norma, dan Moral
dalam PKn"; "Dimensi Moral dalam PKn"- Kegiatan pengabdian
yang pernah dilakukan antara lain: Kordinator Instruktur ToT
Direktorat PSMP Ditjen Dikdasrnen (2002-2006), Tim Pengembang
Tes Kompetensi Calon Guru, Direktotrat Ketenagaan Ditjen Dikti
(2006), Supervisor Penilai Buku PKn SMA/MA dan SMP/MTs
BSNP-Pusbuk (2006-2007), Fasilitator Bintek Tim Pengembang
Kurikulum (TPK) Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, Direktorat
Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen (sejak 2008).
rhIP
tn(a
n :tfr l .
S.rn
L26
Samsuri . Pnia kelahiran Haurgeul is,
Indnamayu pada 19 Juni 1,972 ini , sekarang
bekerja sebagai dosen tetap di Jurusan
Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum
Fakultas l l rnu Sosial Universi tas Negeri
Yogyakarta. Penulis rnenyelesaikan program
51 di Prograrn Studi Fendidikan Moral
Fancasi ia dan Kewarganegaraan {PMP-KN) FPIPS tKlP Yogyakarta
{X997); Program Magister Studi lslann Universitas lsiarn Indonesia
Yogyakarta (2000); dan, program doktoral {S3} Pendidikan tlmu
Pengetahuan Sosial (PIPS) Sekolah Pascasarjana Universi tas
Pendidikan !ndcnesia Bandung (201CI) dengan disertasi tentang
kebi jakan pendidikan kewarganegaraan pasca-lgg8 di Indonesia.
Bidang kei lmuan yang di tekuninya sekarang ialah pendidikan
rnoral dan kewanganegaraan. Alamat en:ai l penul is yang dapat
dihubungi : sannsuri@ uny.ac. id dan [email protected].