Sampah kawan atau lawan

5
“Sampah mempunyai nilai guna dan nilai ekonomis, oleh karena itu kita harus menjadikan sampah sebagai “kawan” bukan “lawan”. Hal ini disampaikan Kepala Balitbang Kota Medan (Drs. Hasan Basri, MM) dalam sambutan Plt. Walikota dalam Seminar Hasil Kajian Model Pengolahan Sampah dan SDM Kebersihan di Kota Medan yang diadakan Balitbang Kota Medan pada hari senin, 02 Desember 2013 di Hotel Grand Antares Medan. Hasan Basri juga menghimbau untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat pengolahan sampah dengan konsep 3R (reuse, reduce, dan recycle). Dengan pemilahan sampah yang dikelompokkan atas sampah organic dan non organic dari rumah tangga, diharapkan sampah yang akan diangkut ke TPA (tempat pembuangan akhir) dapat dikurangi jumlahnya. Seminar tersebut dihadiri oleh Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, Camat, Pegawai balitbang Kota Medan, Tenaga Ahli dari Lembaga Penelitian Sumatera Utara (Drs. Parapat Gultom, MSIE, Ph.D),pembanding dari Universitas Sumatera Utara dan Universitas Negeri Medan (Dr. HB. Tarmizi, SE, SU dan Dr. Ely Djulia). Seminar tersebut diawali oleh Laporan Kegiatan Kepala Balitbang Kota Medan, Sambutan Plt. Walikota Medan, Pemaparan materi dan diskusi tanya jawab. Sehari bebas plastik, demikian bunyi semboyan yang direlease sebuah lembaga atau lebih tepatnya sebuah radio swasta belum lama ini. Yah, plastik, siapa sih yang gak tahu ? Sebagai bagian dari senyawa karbon, plastik begitu fungsional perannya dalam planet ini. Dengan sifatnya yang mudah dibentuk, flexible, bisa didaur ulang dan dibuat dalam berbagai varian [dengan mengubah jumlah atom C maupun bangun kimianya], plastik menghampiri semua kasta kehidupan, dari yang kere hingga yang super kaya. Dari gelas air mineral yang akrab dengan pemulung sampai elemen pesawat terbang dan notebook yang familiar dengan komunitas berduit. Dari ujung kaki berupa jelly shoes dan sandal hingga ujung kepala berupa jepit rambut, semua dari plastik.

Transcript of Sampah kawan atau lawan

Page 1: Sampah kawan atau lawan

“Sampah mempunyai nilai guna dan nilai ekonomis, oleh karena itu kita harus menjadikan sampah sebagai “kawan” bukan “lawan”. Hal ini disampaikan Kepala Balitbang Kota Medan (Drs. Hasan Basri, MM) dalam sambutan Plt. Walikota dalam Seminar Hasil Kajian Model Pengolahan Sampah dan SDM Kebersihan di Kota Medan yang diadakan Balitbang Kota Medan pada hari senin, 02 Desember 2013 di Hotel Grand Antares Medan.

Hasan Basri juga menghimbau untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat pengolahan sampah dengan konsep 3R (reuse, reduce, dan recycle). Dengan pemilahan sampah yang dikelompokkan atas sampah organic dan non organic dari rumah tangga, diharapkan sampah yang akan diangkut ke TPA (tempat pembuangan akhir) dapat dikurangi jumlahnya.

Seminar tersebut dihadiri oleh Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, Camat, Pegawai balitbang Kota Medan, Tenaga Ahli dari Lembaga Penelitian Sumatera Utara (Drs. Parapat Gultom, MSIE, Ph.D),pembanding dari Universitas Sumatera Utara dan Universitas Negeri Medan (Dr. HB. Tarmizi, SE, SU dan Dr. Ely Djulia).

Seminar tersebut diawali oleh Laporan Kegiatan Kepala Balitbang Kota Medan, Sambutan Plt. Walikota Medan, Pemaparan materi dan diskusi tanya jawab.

Sehari bebas plastik, demikian bunyi semboyan yang direlease sebuah lembaga atau lebih tepatnya sebuah radio swasta belum lama ini.Yah, plastik, siapa sih yang gak tahu ? Sebagai bagian dari senyawa karbon, plastik begitu fungsional perannya dalam planet ini. Dengan sifatnya yang mudah dibentuk, flexible, bisa didaur ulang dan dibuat dalam berbagai varian [dengan mengubah jumlah atom C maupun bangun kimianya], plastik menghampiri semua kasta kehidupan, dari yang kere hingga yang super kaya.Dari gelas air mineral yang akrab dengan pemulung sampai elemen pesawat terbang dan notebook yang familiar dengan komunitas berduit.Dari ujung kaki berupa jelly shoes dan sandal hingga ujung kepala berupa jepit rambut, semua dari plastik.

Begitu hebatnya plastik ini hingga tanpa disadari justru itulah kelemahannya.Rantai kimianya nampak begitu ulet bagi segenap bakteri pembusuk sehingga perlu puluhan dan mungkin ratusan tahun untuk menguraikannya.Kehadirannya disemua lini kehidupan membuatnya sering membuat masalah dalam lingkungan, itu bila dibuang tidak pada tempat yang semestinya, itu bila dipergunakan tidak pada tempatnya.Seringkali sampah plastik menjadi biang kerok macetnya saluran air. Juga karena sifatnya yang karsiogenik, plastik dapat mengancam kesehatan kita, semisal saat kita merubah peruntukan botol plastik.

Kita nampaknya sudah hidup dijaman plastik, dimanjakannya dan endingnya jelas kita tak mampu lagi mengeluarkan dari sisi hidup kita. Yang mungkin bisa dilakukan adalah mengubah perilaku saat kita “bercerai” dengannya, saat kita menganggapnya sebagai sampah.Sudah saatnya kita melakukan gerakan massal filterisasi, melakukan pemilahan sampah, mana yang kategori basah semacam sampah dapur dan mana yang termasuk kering, semacam plastik, kertas dsb.Dengan penyortiran seperti diatas akan muncul multiple effect :- sampah plastik akan bisa didaur ulang oleh industri dan bukan oleh alam.

Page 2: Sampah kawan atau lawan

- kita akan memperoleh profit dari penjualan sampah plastik berikut gengnya.- volume sampah domestik [Surabaya] dan nasional akan menurun sekaligus mengurangi biaya operasinal.- pada akhirnya kita akan bisa punya andil dalam menyelamatkan bumi.

Hayo, siapa yang mau ambil bagian menjadi pahlawan lingkungan ?

Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara soal penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap dirinya dan para pejabat di Indonesia. SBY mengaku tidak mengerti mengapa Australia menyadap komunikasi para pejabat Indonesia.

Padahal, menurutnya, Indonesia dan Australia merupakan dua sahabat yang kerap bekerja sama satu sama lain.

"Saya sulit memahami mengapa dilakukan. Sekarang bukan era perang dingin. Di era perang dingin sudah biasa saling mengintai antar-blok yang berhadapan. Sekarang sudah bukan eranya lagi," kata Presiden SBY dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/11).

SBY menegaskan, penyadapan yang dilakukan oleh Australia merupakan persoalan serius. "Sehingga kalau ada yang bilang intelijen itu bisa lakukan apa saja, saya justru mempermasalahkan itu. Mengapa menyadap kawan bukan lawan? Oleh karena itu saya anggap masalah ini serius, bukan dari aspek hukum, saya kira hukum Indonesia dan hukum internasional tidak boleh menyadap pejabat negara lain," katanya.

SBY menegaskan, penyadapan yang dilakukan Australia berkaitan dengan moral dan etika. Sebab, Indonesia dan Australia merupakan dua sahabat.

"Ini tentu berkaitan tentang moral dan etika sebagai sahabat dan partner yang sesungguhnya kita sedang menjalani hubungan baik. Sekali lagi saya tidak paham mengapa itu dilakukan," kata SBY.

Hampir setiap hari, rumah kita menghasilkan limbah, baik dari dapur maupun halaman rumah. Alangkah bijaknya jika kita mampu memanfaatkan limbah-limbah tersebut sehingga tidak terbuang percuma dan berakibat buruk bagi lingkungan.Kebun organik di halaman rumah Anda dapat menjadi sarana pemanfaatan yang tepat melalui aplikasi langsung maupun pengolahan tertentu.

Sebelum diaplikasikan, Anda harus memilahnya menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik, biasanya berasal dari dapur dan halaman rumah, berupa sisa sayuran, makanan, dedaunan, buah-buahan, dan lain-lain. Sedangkan anorganik, biasanya berasal dari pemakaian kebutuhan rumah tangga yang berasal dari industri, seperti kaleng, botol, plastik, dan lainnya.

1. Sampah OrganikSampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos dan pupuk cair. Pembuatan kompos

Page 3: Sampah kawan atau lawan

dapat dilakukan langsung di dalam lubang biopori tanah kebun. Akan lebih baik lagi jika dibuat menggunakan komposter. Komposter dapat dibuat sendiri atau membeli yang sudah siap pakai. Sedangkan pupuk cair dapat dihasilkan melalui sistem fermentasi dari limbah daun-daunan.  2. Sampah AnorganikJenis sampah anorganik, berupa bekas kemasan industri dapat dijadikan media tanam dalam kebun organik, mulai dari tempat menyemai, menyapih, hingga tempat menanam. Selain itu, Anda juga dapat menggunakannya untuk perlengkapan kebun organik, seperti untuk penyiraman, wadah cangkok, dan tempat menyimpan benih. Bahkan, dengan teknik tertentu, Anda juga dapat membuat sistem pengairan otomatis (self watering) menggunakan botol bekas. Pemanfaatan kedua jenis limbah di atas, selain lebih ekonomis dan praktis, Anda juga telah membantu mengurangi permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Peran Anda sangat berarti sekalipun dengan tindakan kecil, tetapi terus berkesinambungan.Lebih dari itu, Anda juga memiliki kebun organik yang siap dipanen kapan pun Anda mau. Hijaunya halaman rumah Anda akan menjadi kesegaran, baik bagi penghuninya maupun yang melihatnya.

Seputar kebun organik ini lebih lengkapnya akan dibahas di dalam buku “Halaman Organik” terbitan AgroMedia Pustaka. Buku setebal 162 halaman ini ditulis oleh Soeparwan Soeleman dan Donor Rahayu yang menyajikan beragam teknik pembuatan kebun organik, mulai dari konsep, tahapan pembuatan, perlakuan, penanaman, perawatan, penanaman, pemanfaatan limbah, hingga menyiasati halaman organik di daerah panas dan di apartemen.

Berbicara tentang membuang sampah pada tempat nya , pengertian sampah itu sendiri adalah sisa sisa hasil pembuangan dari makhluk hidup . Sampah juga tergolong dari 2 macam yaitu sampah organic dan sampah anorganik . Sampah organik adalah sampah   yang dapat teruraikan contohnya : daun daunan kering , kertas , sisa sisa makanan dan sedangkan pengertian dari sampah anorganik adalah  sampah yang sulit untuk diuraikan contoh nya saja : Botol plastic , kaleng susu , kantong kresek dll .

Untuk mengurangi sampah di muka bumi ini ada beberapa cara yang dapat kita lakukan. Untuk sampah organic seperti daun daunan kering dapat dijadikan pupuk tumbuhan dengan melakukan biopori. Dan sedangkan sampah anorganik seperti botol plastic , kaleng susu dapat dijadikan kerajinan tangan (hand made) seperti membuat tas , wadah tissue , dll