Sampah Di Arjasa

8
PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY Nama Mahasiswa : Fajar Dwinugroho Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Kecamatan Arjasa adalah kecamatan di Kabupaten Jember yang memiliki masyarakat yang beragam. Mulai dari pekerjaan, pendapatan, dan budaya. Pengelolaan sampah di Kecamatan Arjasa tidak baik. Masyarakat hanya menumpuk saja atau membuang di kali atau sungai. Maka dari itu dibutuhkan Material Recovery Facility (MRF) sebagai salah satu unit pengolah sampah untuk mereduksi jumlah sampah di Kecamatan Arjasa. Metode sampling didasarkan pada SNI 19-3964-1995. Jumlah sampah yang dihasilkan sebesar 1850 kg/hari sekitar 1000 kg/hari sampah basah dapat dijadikan kompos. Sampah kering yang dapat dijual sebesar 190 kg/hari dan residu sebesar 650 kg/hari. MRF direncanakan ini mempunyai luas lahan keseluruhan sebesar 200 m2, terbagi menjadi dua lantai lantai dasar dan lantai atas. Lantai dasar merupakan lahan pemilahan, pengomposan, pematangan kompos, pengayakan dan pengemasan produk kompos serta areal parkir kontainer seluas 123,95 m2. Pada lantai atas terdapat gudang penyimpanan barang lapak dan produk kompos, kantor, gudang penyimpanan alat dan toilet seluas 25,56 m2. Sedangkan untuk Rencana Anggaran Biaya nya sekitar Rp 484.000.000. KATA KUNCI :Kecamatan Arjasa, MRF, Sampah

description

t53q

Transcript of Sampah Di Arjasa

  • PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER

    MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

    Nama Mahasiswa : Fajar Dwinugroho Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT.

    Jurusan Teknik Lingkungan

    Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Abstrak

    Kecamatan Arjasa adalah kecamatan di Kabupaten Jember yang memiliki masyarakat yang beragam. Mulai dari pekerjaan, pendapatan, dan budaya. Pengelolaan sampah di Kecamatan Arjasa tidak baik. Masyarakat hanya menumpuk saja atau membuang di kali atau sungai. Maka dari itu dibutuhkan Material Recovery Facility (MRF) sebagai salah satu unit pengolah sampah untuk mereduksi jumlah sampah di Kecamatan Arjasa.

    Metode sampling didasarkan pada SNI 19-3964-1995. Jumlah sampah yang dihasilkan

    sebesar 1850 kg/hari sekitar 1000 kg/hari sampah basah dapat dijadikan kompos. Sampah kering yang dapat dijual sebesar 190 kg/hari dan residu sebesar 650 kg/hari.

    MRF direncanakan ini mempunyai luas lahan keseluruhan sebesar 200 m2, terbagi menjadi

    dua lantai lantai dasar dan lantai atas. Lantai dasar merupakan lahan pemilahan, pengomposan, pematangan kompos, pengayakan dan pengemasan produk kompos serta areal parkir kontainer seluas 123,95 m2. Pada lantai atas terdapat gudang penyimpanan barang lapak dan produk kompos, kantor, gudang penyimpanan alat dan toilet seluas 25,56 m2. Sedangkan untuk Rencana Anggaran Biaya nya sekitar Rp 484.000.000.

    KATA KUNCI :Kecamatan Arjasa, MRF, Sampah

  • PENDAHULUAN

    Peningkatan jumlah penduduk dan semakin beragamnya aktifitas penduduk berdampak pada meningkatnya laju timbulan sampah dan jenis serta karakteristik yang semakin beragam. Tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan juga turut mempengaruhi pengelolaan sampah di suatu daerah. Banyak daerah dengan mayoritas penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan dan dengan tingkat pendidikan yang rendah, pengelolaan sampah dilakukan dengan seadanya.

    Kecamatan Arjasa adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Jember. Kecamatan Arjasa

    memiliki masyarakat yang kurang peduli terhadap pengelolaan sampah. Kebanyakan sampah dibuang di kali dan hanya ditumpuk begitu saja, atau dibakar. tingkat pendidikan masyarakat Arjasa yang rendah membuat banyak sampah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik. Dari 36.637 jiwa penduduk yang berusia 5 tahun keatas, sebanyak 20.297jiwa (sekitar 55,4%) tidak tamat sekolah dasar (Jember Dalam Angka 2010, BPS Kab Jember)

    Material Recovery Facility (MRF), dimana di dalamnya terdapat fasilitas untuk merubah

    sampah menjadi bentuk yang lebih berguna yang teknik pengolahan sampahnya seperti pemilahan sampah, daur ulang dan komposting. Dengan adanya Material Recovery Facility (MRF) maka dapat mereduksi jumlah sampah yang akan ditimbun, sehingga sampah-sampah yang akan ditimbun merupakan sampah yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi.

    Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah:

    1. Menghitung jumlah timbulan, komposisi sampah kawasan pemukiman di Kecamatan Arjasa

    2. Merencanakan desain Material Recovery Facility (MRF) di Kecamatan Arjasa, sesuai dengan jumlah sampah yang diolah dan dengan luas lahan yang tersedia

    3. Menghitung RAB pembangunan MRF

    Sampah

    Sampah dihasilkan dari berbagai macam aktivitas dan merupakan produk samping yang sering menimbulkan masalah, apalagi bagi kota yang berpenduduk padat. Terdapat beberapa definisi tentang sampah yang dapat dijadikan dasar dalam penanganan sampah. Dalam Undang-Undang RI. No.18/2008 disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. pengelolaan sampah adalah kontrol terhadap timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, proses dan pembuangan akhir sampah di mana semua hal tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip terbaik untuk kesehatan konservasi, estetika, lingkungan dan juga terhadap sikap masyarakat (Tchobanoglous, 1993).

    Kompos adalah bahan organik yang mengalami proses biologi dan kimiawi sehingga

    mengalami perubahan komposisi bahan kimia (Kastaman, 2007). Pengomposan merupakan suatu metode untuk mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana dengan menggunakan aktivitas mikroba (Hadiwiyono, 1983, dalam Yuwono, 2006).

  • Material Recovery Facility (MRF)

    MRF adalah fasilitas dimana sampah akan dipisahkan, diproses, dan disimpan untuk kemudian dapat didaur ulang menjadi bahan-bahan yang bermanfaat. MRF menerima sampah, baik dari sumber terpisah ataupun yang tercampur yang nantinya sampah diproses menjadi sumber bahan bakar atau energi (Dubanowitz, 2000).

    Menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993, Tahapan yang dilakukan sebelum mendesain MRF, yaitu: 1. Analisa Kelayakan Analisa kelayakan merupakan suatu tahap untuk menentukan layak atau tidaknya suatu lahan untuk MRF yang berkaitan dengan studi analisis yang menyangkut:

    Desain konsep Pertimbangan ekonomi

    2. Perancangan Awal Perancangan awal meliputi :

    Pembuatan diagram alir material dan mass balance material Loading rate untuk unit operasi Lay out dari komponen fisik MRF

    3. Perancangan Akhir Perancangan akhir merupakan persiapan akhir dari MRF dan spesifikasi yang akan digunakan dalam pengoperasian serta perkiraan biaya akhir.

    GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Umum

    Perencanaan MRF ini berlokasi di Kecamatan Arjasa, yang terletak di Kabupaten Jember. Wilayah Kecamatan Arjasa terdiri dari enam buah desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebesar 35.494 jiwa (Kabupaten Jember Dalam Angka 2010, BPS Kab Jember). Luas wilayah Kecamatan Arjasa adalah 4.023,045 ha, dengan perincian masing-masing luas desa sebagai berikut :

    1. Desa Arjasa : 636,671 ha 2. Desa Kemuninglor : 1.089,878 ha 3. Desa Darsono : 695,289 ha 4. Desa Kamal : 689,589 ha 5. Desa Candijati : 358,920 ha 6. Desa Biting : 554,698 ha

    Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah Kecamatan Arjasa, dapat dilihat pada Gambar 1

  • Gambar 1 Peta Wilayah Kecamatan Arjasa

    Batas wilayah Kecamatan Arjasa:

    1. Sebelah utara : Kecamatan Jelbuk 2. Sebelah Timur : Kecamatan Kalisat 3. Sebelah selatan : Kecamatan Patrang 4. Sebelah barat : Pegunungan Hyang / Gunung Argopuro

    Kecamatan Arjasa terletak pada ketinggian antara 60-175,45 m/dpl. Sedangkan karakteristik tanah di Kecamatan Arjasa pada umumnya bergelombang dan berbukit dengan topografi tanah sbb:

    Datar ( 0-150) : + 10% Landai ( 15-250) : + 40% Miring ( 25-450) : + 45% Curam ( > 450) : + 5%

    Kondisi Eksisting Persampahan di Kecamatan Arjasa Di Kecamatan Arjasa terdapat sebuah LPS yang terletak di belakang terminal Arjasa. LPS

    saat ini sudah tidak dipakai sebagaimana mestinya dan tak terawat. Hal ini menunjukkan pengelolaan persampahan di Kecamatan Arjasa belum dikelola secara baik.. Masyarakat hanya membuang sampah di kali atau menguburnya ke dalam tanah. Hal ini terjadi selama bertahun-tahun. Cara pembuangan ini tentu sangat membahayakan, apabila lindi sampah sampai masuk ke badan air.

    Pengelolaan sampah yang buruk diperparah oleh tingkat pendidikan masyarakat Arjasa yang

    kurang baik. Dari 35.494 jiwa penduduk, sekitar 20.297 penduduk tidak tamat sekolah dasar (Kabupaten Jember dalam Angka, 2010). Keadaan ini membuat pengelolaan sampah menjadi hal yang dianggap tidak penting, sehingga masyarakat kurang peduli terhadap pengelolaan sampah. Perencanaan MRF ini direncanakan akan dilakukan di Desa Arjasa, karena selain Desa Arjasa terdapat di pusat Kecamatan Arjasa, juga lahan yang disediakan untuk MRF terletak di Desa Arjasa

  • HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Sampah

    Laju timbulan sampah pada Kecamatan Arjasa sebesar 0,26 kg/(orang.hari) atau 1,75 L/(orang.hari). Komposisi sampah yang terbesar di Kecamatan Arjasa berdasarkan komponen adalah sisa makanan (77,55%). Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Komposisi Sampah di Kecamatan Arjasa

    Komposisi

    Berat rata-rata

    (kg) Rata-rata

    Presentase (%) rata-

    rata

    Sisa makanan (sampah dapur) 79,28 77,55Plastik 5,36 5,25Logam 0,50 0,49Kaca 2,13 2,09Kertas dan karton 4,63 4,53Karet 0,04 0,04Kain 1,51 1,48Kayu 0,38 0,37Kebun 6,44 6,30Residu 1,94 1,90Total 102,24 99,99

    Neraca Massa Perhitungan neraca massa bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah yang masuk, jumlah sampah yang dikelola di MRF dan jumlah sampah yang menjadi residu. Perhitungan ini juga menunjukkan seberapa efektif MRF yang direncenakan dalam mengurangi jumlah timbulan sampah. Dari seluruh sampah yang ada di Kecamatan Arjasa, sampah organik yang diolah menjadi kompos sebesar 1ton/hari dan sampah kering yang dapat didaur ulang sebesar 190 kg/hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2.

  • Tabel 2. Hasil Neraca Massa

    Gambar 2. Diagram Neraca Massa

    Luas Lahan Sampah kering yang telah dilakukan pemilahan berdasarkan komposisi dilahan pemilahan

    sampah akan dilakukan pengemasan kemudian disimpan digudang sampah kering. Gudang sampah kering dihitung berdasarkan jumlah sampah kering yang telah dipilah. Sampah basah yang akan dikompos dilakukan pencacahan terlebih dahulu. Total lahan yang dibutuhkan dalam perencanaan tempat pengolahan sampah terpadu ini yaitu 137,28 m2. Luas lahan yang dibutuhkan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

    Komponen sampah

    Berat kompone

    n (ton)

    Volume komponen(m3)

    Berat recovery (ton)

    Volume recovery (m3)

    Berat residu (ton)

    Volume

    residu (m3)

    Sampah yang dikompos

    1,55 10,45 1 5,7 0,55 3,75

    Sampah yang dipilah untuk dimanfaatkan kembali

    0,27 1,78 0,19 1,28 0,073 0,43

    Jumlah 1,82 12,23 1,32 8,88 0,493 3,28

  • Tabel 3. Kebutuhan Luas Lahan MRF No Komponen Luas (m2) 1. Pemilahan 12 2. Pengomposan 102,75 3. Gudang kompos dan barang lapak 9,32 4. Kantor 10 5. Areal parkir 8 6. Gudang alat 3 7. Toilet 6

    TOTAL 137,28 Perencanaan MRF Untuk Tiap-Tiap Desa

    Setelah dilakukan perhitungan menyeluruh mengenai MRF yang terdapat di Desa Arjasa, maka perlu dilakukan perencanaan MRF di desa-desa lain, yang tipikal dan dengan mengacu MRF Desa Arjasa dan hasil selangkapnya dapat dilihat pada Tabel 4

    Tabel 4 Perencanaan MRF untuk Desa-Desa Di Kecamatan Arjasa

    Desa Jumlah Penduduk

    Jumlah sampah Luas Wilay

    ah (km2)

    Kepadatan

    Penduduk

    (orang/km2)

    % Pelaya

    nan

    Sampah MRF

    kg / hari m

    3 / hari kg / hari m3 / hari

    Arjasa 7120 1851,2 12,46 6,37 1118 64,28 1190 6,98 Kemuning Lor 8714 2265,64 15,2495 10,90 799 55 1246,10 8,39

    Darsono 4769 1239,94 8,34575 6,95 686 50 619,97 4,17

    Biting 7863 2044,38 13,76025 5,55 1417 70 1431,07 9,63

    Candijati 5990 1557,4 10,4825 3,59 1669 75 1168,05 7,86

    Kamal 5311 1380,86 9,29425 6,9 770 50 690,43 4,65

    Tabel 4 Perencanaan MRF untuk Desa-Desa Di Kecamatan Arjasa (lanjutan)

    Desa Lahan

    Pemilahan (m2)

    Lahan Pengayakan

    dan Pencacahan

    Lahan Pengomposan

    (m2)

    Gudang kompos

    dan barang lapak (m2)

    Luas Total (m2) RAB (Rp)

    Arjasa 24,23 10,12 92,63 6,56 123,42 484000000 Kemuning Lor 29,11 12,16 111,30 7,88 148,30 581578352

    Darsono 14,49 6,05 55,38 3,92 73,78 289351218

    Biting 33,44 13,97 127,83 9,05 170,32 667904398

    Candijati 27,29 11,40 104,33 7,39 139,01 545150072

    Kamal 16,13 6,74 61,67 4,37 82,17 322236175

    KESIMPULAN Pembahasan perencanaan material recovery facility di Kecamatan Arjasa menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Laju timbulan sampah pada Kecamatan Arjasa sebesar 0,26 kg/(orang.hari) atau 1,75

    L/(orang.hari). Komposisi sampah yang terdapat di Kecamatan Arjasa berdasarkan komponen

  • sisa makanan (77,55%), kertas dan karton (4,53%), plastik (5,25%), logam (0,49%), kaca (2,09%), kebun (6,30%), karet (0,04%), kain (1,48%), kayu (0,37%) dan residu (1,90%).

    2. MRF di Kecamatan Arjasa ini melayani pengelolaan sampah di Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa. Sampah organik yang diolah menjadi kompos sebesar 1ton/hari dan sampah kering yang dapat didaur ulang sebesar 190 kg/hari. MRF direncanakan ini mempunyai luas lahan keseluruhan sebesar 200 m2, terbagi menjadi dua lantai lantai dasar dan lantai atas. Lantai dasar merupakan lahan pemilahan, pengomposan, pematangan kompos, pengayakan dan pengemasan produk kompos serta areal parkir kontainer seluas 123,95 m2. Pada lantai atas terdapat gudang penyimpanan barang lapak dan produk kompos, kantor, gudang penyimpanan alat dan toilet seluas 25,56 m2.

    3. Rencana anggaran biaya yang diperlukan dalam pembangunan MRF di Desa Arjasa, Kecamatan Arjasa ini adalah sekitar Rp 484.000.000.

    DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995. Standar Nasional Indonesia 19-3983-1995. Badan Standardisasi Nasional

    Anonim, 2005-2010. Kecamatan Arjasa Dalam Angka 2005-2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember

    Anonim, 2008. Pengelolaan Sampah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

    Anonim, 2010. Kabupaten Jember Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember

    Dubanowitz, A., 2000. Design of a Materials Recovery Facility (MRF) For Processing the Recyclable Materials of New York Citys Municipal Solid Waste. Thesis. Department of Earth and Environmental Engineering FU Fondation School of Engineering and Applied Science Columbia University

    Kastaman, R., Kramadibrata, A.M., 2007. Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu; SILARSATU. Humaniora, Bandung

    Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S. 1993. Integrated Solid Waste Management: Engineering Principles ang Management Issues. McGraw-Hill, Inc. Singapore

    Yuwono, T. 2006., Kecepatan Dekomposisi dan Kualitas Kompos Sampah Organik. Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 4, No. 2 : 116-123