SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf ·...

32
i

Transcript of SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf ·...

Page 1: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

i

Page 2: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

i

SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya

Kementerian Agama selalu berupaya meningkatkan pelayanan, pembinaan dan

perlindungan terhadap jemaah haji dengan prinsip mengedepankan kepentingan

jemaah, memberikan rasa keadilan, efisiensi, transparansi, akuntabel, profesional

dan nirlaba.

Peningkatan pelayanan, pembinaan dan perlindungan tersebut sebagai

respon terhadap tuntutan masyarakat dengan memaksimalkan potensi yang

dimiliki oleh Kementerian Agama.

Kami menyambut baik dan menyampaikan apresiasi yang mendalam

dengan diterbitkanya buku Petunjuk Pelayanan, Pembinaan dan Perlindungan bagi

Jemaah Calon Haji dan sepantasnya buku ini dapat dijadikan acuan oleh

masyarakat yang bermaksud menunaikan ibadah haji.

Semoga Allah SWT, selalu memberikan hidayah dan inayah-Nya pada kita

semua dalam upaya mewujudkan peningkatan pelayanan, pembinaan dan

perlindungan terhadap jemaah haji. Amiin.

Bandung, November 2013

Kepala Kanwil Kemenag

Provinsi Jawa Barat,

ttd

Drs. H. Saeroji, MM.

NIP. 195908101987031006

Page 3: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

ii

KATA PEGANTAR

Dengan ucapan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya pada saat ini kami masih bisa melaksanakan tugas pada

Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Salah satu tugas yang terus kami

optimalkan adalah menyampaikan informasi yang seluas-luasnya.

Untuk maksud itulah, buku Petunjuk Pelayanan, Pembinaan dan

Perlindungan bagi Jemaah Calon Haji diterbitkan sebagai langkah dalam

penyebarluasan informasi bagi masyarakat umum dan jemaah calon haji.

Sistematikan penyusunan buku ini diselaraskan dengan tanggung jawab

Kementerian Agama dalam penyelenggaraan ibadah haji, yaitu memberikan

pelayanan, pembinaan dan perlindungan terhadap calon/jemaah haji.

Betapa pun, buku ini masih banyak memiliki kekurangan. Kami harapkan

adanya masukan dan keritikan agar buku ini dapat disempurnakan.

Tak lupa, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah menyumbangkan ide, gagasan dan kreatifitas sehingga buku ini

diterbitkan. Semoga, ikhtiar ini bisa bermanfaat. Amiin.

Bandung, November 2013

Kepala Bidang Penyeleng-

garaan Haji dan Umrah

ttd

Drs. H. A. Buchori, MM.

NIP. 196206121990031002

Page 4: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

iii

DAFTAR ISI

Sambutan Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jabar............................................ i

Kata Pengantar................................................................................................ ii

Daftar Isi......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Indikator Keberhasilan Penyelenggaraan Haji......................................... 2

C. Penyelenggaraan Haji Dalam Perspektif Historis.................................... 2

D. Kuota Haji................................................................................................ 4

BAB I I PELAYANAN............................................................................... 5

A. Pendaftaran Haji....................................................................................... 5

B. Pelunasan BPIH....................................................................................... 6

C. Pembatalan............................................................................................... 7

D. Pembuatan Paspor Haji............................................................................ 9

E. Hak Jemaah Haji Setelah Pelunasan........................................................ 9

BAB III PEMBINAAN................................................................................. 12

A. Sasaran Pembinaan.................................................................................. 12

B. Target Pembinan...................................................................................... 12

C. Pelaksanaan Bimbingan........................................................................... 12

D. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji.......................................................... 15

BAB IV PERLINDUNGAN......................................................................... 16

A. Bentuk Perlindungan................................................................................ 16

B. Jaminan Asuransi..................................................................................... 16

C. Barang Bawaan dan Identitas Jemaah Haji.............................................. 18

D. Informasi Haji.......................................................................................... 19

Lampiran-lampiran

Page 5: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap kegiatan yang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji mengacu

pada ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, sebagaimana diubah dengan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji Menjadi Undang-Undang;

Berdasarkan amanat Undang-Undang tersebut di atas Pemerintah dalam

hal ini Kementerian Agama berkewajiban memberikan pembinaan, pelayanan dan

perlindungan dengan menyediakan layanan administarsi, bimbingan ibadah haji,

akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang

diperlukan oleh calon/jemaah haji.

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan rangkaian kegiatan yang

beragam, melibatkan banyak pihak dan orang, di dalamnya mengelola banyak

uang (dana), dilaksanakan di dalam negeri dan Luar Negeri. Oleh karena itu

dalam penyelenggaraan ibadah haji diperlukan kerjasama, koordinasi, penanganan

yang cermat, dan dukungan sumber daya manusia yang handal dan amanah.

Prinsip penyelenggaraan ibadah haji yaitu mengedepankan kepentingan

jemaah, memberikan rasa keadilan dan kepastian, efisiensi dan efektifitas,

transparansi dan akuntabilitas, profesionalitas dan nirlaba.

Dalam pelaksanaannya Penyelenggaraannya Ibadah Haji dibagi kedalam

dua kategori, yaitu haji reguler yang sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah,

dan haji khusus yang dilaksanakan oleh penyelenggara haji khusus yang telah

mendapat izin dari Menteri Agama.

Page 6: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

2

B. INDIKATOR KEBERHASILAN PENYE-LENGGARAAN HAJI

Penyelenggaraan ibadah haji pada setiap tahunnya yang dimulai sejak

pendaftaran, penyuluhan, pembinaan dan bimbingan manasik, penyelesaian

dokumen dan paspor, operasional pemberangkatan, pelaksanaan operasioal di

Arab Saudi, hingga kembali ke Tanah Air. Dalam mewujudkan pelaksanaan

penyelenggaraan ibadah haji maka ditetapkan sasaran mutu sebagai indikator yang

dijadikan barometer dalam keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji, adalah

sebagai berikut:

1. Seluruh jemaah haji yang terdaftar dan memenuhi syarat keberagkatan dapat

diberangkatkan ke Arab Saudi;

2. Seluruh jemaah haji yang telah berada di Arab Saudi, memperoleh layanan

akomodasi, katering dan transportasi;

3. Seluruh jemaah haji dapat melaksanakan wukuf di Arafah;

4. Seluruh jemaah haji yang telah menunaikan ibadh haji dapat dipulangkan

kembali ke Tanah Air.

C. PENYELENGGARAAN HAJI DALAM PERSPEKTIF HISTORIS

1. Masa Penjajahan Belanda

a. Lahirnya ordonansi haji (1825) yang mengatur proses ritual dan

memberi kebebasanan masyarakat untuk menunaikan ibadah haji;

b. Tahun 1859 lahir peratutan agar setiap jemaah calon jemaah yang akan

berangkat mendapat rekomendasi Bupati dengan menandatangani

kesepakatan telah memiliki bekal cukup selama di Tanah Suci dan

bekal bagi keluarga yang ditinggalkan;

c. Tahun 1922, setiap jemaah calon haji agar membeli tiket pulang pergi

dengan tujuan agar jemaah haji tidak terkatung-katung selama di Tanah

Suci;

d. Tahun 1939 lahir peraturan pengangkutan udara (staatsblad 1939 nomor

10) yang mengatur tentang kesatuan/keseragaman mengenai ketentuan

pengaturan pengangkutan undara internasional.

Page 7: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

3

2. Masa kemerdekaan sebelum lahirnya UU 17/1999

a. Masa pergolakan fisik (keamanan dalam negeri belum setabil),

penyelenggaraan ibadah haji dihentikan (tahun 1945-1950)

b. Keterbatasan kuota haji dan kemampuan pemerintah membayar devisa,

Tahun 1951 Departemen Agama melakukan tes kemampuan manasik

haji;

c. Tahun 1964 lahir Kepres nomor 112/1964 tentang penyelenggaraan

interdeparte-mental (dalam kerangka nation dan character building)

d. Sebagai upaya peningkatan pelayanan, penyelenggaraan haji diserahkan

kepada pihak swasta yaitu PT. Arafat sampai tahun 1979 dan pada

tahun yang sama dikeluarkannya SK Menteri Perhubungan No. SK-

72/OT.001/Phn.79 tentang Kepailitan PT. Arafat.

3. Masa kemerdekaan pasca lahirnya UU 17/1999

a. Pijakan pasti terhadap proses pelaksanaan haji di Indonesia;

b. Memberi makna responsif dan antisipatif terhadap dinamika masyarakat

terkait penyelenggaraan ibadah haji;

c. Perhatian pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dan kenyamanan

bagi jemaah calon haji.

4. Masa kemerdekaan pasca lahirnya UU 13/2008

a. Pengelolaan penyelenggraan haji dilakukan secara profesional dan

akuntable dengan mengedepankan kepentingan jemaah haji sebagai

respon dari tuntutan reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik.

b. Diberlakukannya pendaftaran berbasis biometric system pada

Kementerin Agama Kabupaten/Kota;

c. Diberlakukannya paspor biasa (ordinary passport) bagi jemaah haji

Indonesia;

d. Standar mutu peyelenggaraan ibadah haji yang meliputi pelayanan,

pembinaan, dan perlindungan sudah sesuai dengan standar pelayanan

Page 8: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

4

Internasional hal tersebut dibuktikan dengan telah diperoleh sertifikat

ISO 9001 : 2008;

e. Dibentuknya Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) yang

bertanggung jawab langsung kepada Presiden dengan tugas melakukan

pengawasan dan pemantauan terhadap penyelenggaraan ibadah haji

serta memberikan pertimbangan untuk penyempurnaan

penyelenggaraan ibadah haji Indonesia

D. KUOTA HAJI

Kuota haji Indonesia ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi

dengan perhitungan sesuai keputusan Organisasi Konferensi Islam (OKI) sejak

Tahun 1987, dengan pembagian satu permil dari jumlah penduduk muslim suatu

negara.

Kuota haji Indonesia dibagi dalam dua kategori, yaitu kuota haji reguler

dan kuota haji khusus yang masing-masing jumlahnya ditetapkan oleh Menteri

Agama. Adapun untuk alokasi kuota Provinsi Jawa Barat di tetapkan oleh

Gubernur berdasarkan kuota Kabupaten/ Kota dengan mempertimbangkan julah

pendaftar dan penduduk muslim.

Page 9: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

5

BAB II

PELAYANAN

A. PENDAFTARAN HAJI

Pendaftaran ibadah haji dilakukan di Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota tempat domisili jemaah yang dilaksanakan setiap hari kerja.

1. Syarat-syarat pendaftaran haji

a. Surat keterangan sehat dari Puskesmas;

b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 10 lembar dengan latar

belakang putih dengan ukuran muka tampak 70 – 80 % ;

c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

d. Foto copy Kartu Keluarga (KK);

e. Foto copy akta kelahiran atau surat kenal lahir atau buku nikah atau ijazah;

f. Keterangan domisili dari kelurahan / kecamatan

g. Memiliki tabungan haji minimal Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta

rupiah).

2. Prosedur Pendaftran

TEMPAT SESUAI

URUTAN

KEDATANGAN

KEGIATAN

Jemaah mendatangi :

1. Kantor Kementerian

Agama Kab/Kota

a. Membawa dan menyerahkan syarat-syarat

pendaftaran yang syah dengan tidak

mewakilkan;

b. Mengisi Surat Permohonan Pergi Haji

(SPPH) yang disahkan oleh pejabat Kantor

Kementerin Agama;

2. Bank Penerima

Setoran Biaya

Penyelenggaraan

Ibadah Haji (BPS

BPIH)

a. Membuka tabungan haji dengan menyetor

uang setoran awal untuk Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima

juta rupiah)

Page 10: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

6

b. Menerima bukti setoran awal BPIH yang

didalamnya telah tertera nomor porsi

sebagai bukti telah syah terdaftar sebagai

jemaah calon haji

3. Kantor Kementerian

Agama Kab/ Kota

Menyerahkan salinan bukti setoran awal BPIH

(paling lambat 7 hari)

B. PELUNASAN BPIH

Besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan oleh

Presiden atas usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan DPR RI.

1. Waktu dan Tempat Pelunasan

a. Waktu pelunasan BPIH dilaksanakan setelah ditetapkan peraturan presiden

tentang biaya penyelenggaraan ibadah haji;

b. Pelunasan BPIH dilakukan pada BPS BPIH tempat setor semula.

2. Syarat-syarat Pelunasan

1. Memiliki nomor porsi yang masuk dalam alokasi porsi Kab/Kota tahun

berjalan

2. Belum pernah haji;

3. Berusia paling rendah 18 tahun atau sudah menikah;

4. Suami, anak kandung dan orang tua kandung yang pernah haji dan akan

bertindak sebagai pendamping bagi jemaah haji sebagaimana maksud di

atas, atau pembimbing ibadah haji yang ditetapkan oleh Kepala Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan dikonfirmasikan ke dalam

Siskohat sebelum waktu pelunasan dimulai.

Page 11: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

7

3. Prosedur Pelunasan

TEMPAT SESUAI

URUTAN

KEDATANGAN

KEGIATAN

Jemaah mendatangi :

1. Bank Penerima

Setoran Biaya Penye-

lenggaraan Ibadah Haji

(BPS BPIH)

1. Membawa dan menyerahkan bukti setor

awal;

2. Menyetor kekurangan BPIH tahun berjalan

sesuai dengan besaran yang ditetapkan oleh

Presiden;

3. Menerima bukti setoran pelunasan Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

2. Kantor Kementerian

Agama Kab/Kota

1. Membawa dan menyerahkan salinan bukti

setoran pelunasan BPIH (paling lambat 7

hari);

2. Membawa dan menyerahkan pas foto

berwarna ukuran 3 x 4 sebanyak 20 buah

dan 4 x 6 sebanyak 4 buah dengan latar

belang putih dengan ukuran muka tampak

70 – 80%. (yang satu klise dengan pas foto

pada saat pendaftaran)

C. PEMBATALAN

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) bagi jemaah calon haji yang

membatalkan dikembalikan kerekening tabungan BPS BPIH ybs tempat setor

semula.

Bagi jemaah haji yang batal tabung/setoran awal, maka BPIH-nya

dikembalikan utuh sedangkan untuk setoran lunas dikenakan biaya administrasi

Bank sebesar 1% (satu persen).

1. Syarat-syarat Pembatalan

a. Surat permohonan pembatalan yang ditujukan kepada Kepala Kantor

Kementerian Agama Kabupaten / Kota setempat;

b. Surat pernyataan batal dari jemaah calon haji bermaterai 6.000,-;

Page 12: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

8

c. Bukti setoran BPIH asli;

d. Surat kuasa bermaterai 6.000,- dari jemaah calon haji, dan diketahui lurah

atau kepala desa setempat, apabila pengambilan dikuasakan kepada orang

lain;

e. Foto kopi surat kematian dan surat keterangan ahli waris bagi yang batal

karena meninggal dunia.

4. Prosedur Pembatalan

TEMPAT SESUAI

URUTAN

KEDATANGAN

KEGIATAN

Jemaah mendatangi : 1. Kantor Kementerian

Agama Kab/Kota

1. Membawa dan menyerahkan syarat-syarat

pembatalan;

2. Menerima bukti serah terima berkas

pembatalan

Selanjutnya Kementerian Agama Kab/Kota

melakukan prosedur sebagai berikut :

Kepala Kankemenag Kab./Kota membuat

surat pengantar/ rekomendasi ke Kepala

Kanwil Kementerian Agama;

Kepala Kanwil Kemenag membuat surat

pengantar/ rekomendasi ke Dirjen

Penyelengga-raan Haji dan Umrah

Kementerian Agama RI;

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama RI. melalui pengelola

BPIH mentransfer setoran BPIH jemaah

calon haji ke rekening ybs pada BPS BPIH

tempat setor semula.

2. Bank Penerima

Setoran Biaya

Penyelengga-raan

Ibadah Haji (BPS

BPIH)

1. Mengecek tabungan apakah uang

pembatalan sudah ditransfer atau belumnya;

2. Mencairkan uang pembatalan BPIH;

Page 13: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

9

D. PEMBUATAN PASPOR HAJI

Biaya penerbitan paspor jemaah calon haji menjadi tanggung jawab

Kementerian Agama atas beban dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

yang pelaksanaan pembuatannya dikolektif oleh petugas Kementerian Agama

Kab/Kota setempat.

Jemaah calon haji yang berhak mendapatkan paspor yang menjadi

tanggung jawab Kementerian Agama atas beban dana Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji (BPIH) adalah jemaah calon haji yang dinyatakan berangkat pada

tahun berjalan.

1. Syarat-syarat Pembuatan Paspor Jemaah Calon Haji

a. Mengisi formulir permintaan penerbitan paspor biasa;

b. Bukti setor lunas Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH)

c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

d. Kartu Keluarga (KK);

e. Akte kelahiran atau surat kenal lahir atau buku nikah atau ijazah;

f. Apabila jemaah calon haji tidak memiliki dokumen sebagaimana pada

poin “e”, maka dapat diganti dengan surat keterangan dari Kepala Kantor

Kementerian Agama Kab/Kota setempat.

E. HAK JEMAAH HAJI SETELAH PELUNASAN

Seluruh jemaah calon haji yang telah melunasi Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji (BPIH) dan berangkat pada tahun berjalan maka berhak memperoleh

perlengkapan dan pelayanan sebagi berikut :

1. Di Tanah Air

a. Menerima buku manasik, doa-doa dan panduan perjalanan haji, koper, tas

tentengan serta tas paspor;

b. Bimbingan manasik haji yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama

(KUA) sebanyak 7 kali pertemuan dan Kantor Kementerin Agama

Kab/Kota sebanyak 3 kali pertemuan;

Page 14: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

10

c. Pelayanan akomodasi maksimal selama 24 jam di Asrama Haji Embarkasi

menjelang keberangkatan ke Arab Saudi, termasuk konsumsi, paspor haji

yang telah divisa, gelang identitas, living cost, bimbingan manasik haji;

d. Pelayanan kesehatan di Poliklinik Asrama Haji Embarkasi/Debarkasi (rawat

jalan) atau RSUD Bekasi / RS. Haji Pondok Gede (rawat inap);

e. Pelayanan transportasi Asrama Haji – Bandara PP;

f. Transportasi Indonesia – Arab Saudi pergi-pulang.

2. Di Mekkah

a. Pemondokan dengan masa tinggal selama 32 (tiga puluh dua) hari;

b. Memperoleh pelayanan kesehatan;

c. Transportasi darat menuju Masjidil Harom bagi jemaah haji yang jauh dari

pondokan;

d. Trnasportasi dari Mekkah menuju Arafah – Muzdalifah – Mina PP;

e. Makan selama di Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina);

f. Transportasi ke Madinah/Jeddah menjelang kepulangan ke Tanah Air.

3. Di Jeddah

a. Konsumsi pada akan saat meninggalkan Bandara KAAIA Jeddah menuju

Makkah;

b. Memperoleh pelayanan kesehatan;

c. Transportasi menuju Mekkah.

4. Di Madinah

a. Pemondokan dengan masa tinggal selama 8 (delapan) hari;

b. Memperoleh pelayanan kesehatan;

c. Konsumsi/makan 2 kali pada setiap harinya (makan siang dan makan

malam);

d. Ziarah ke Jabal Uhud, Mesjid Qiblatain dan Mesjid Quba;

e. Pelayanan Transportasi Madinah – Mekkah atau sebaliknya.

Page 15: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

11

5. Di Arafah dan Mina

a. Tenda dan konsumsi;

b. Memperoleh pelayanan kesehatan;

c. Transportasi Arafah – Mudzdalifah – Mina – Mekkah.

6. Pelayanan Kesehatan di Arab Saudi

a. Dilakukan oleh petugas kesehatan kloter, sektor, dan balai pengobatan haji

indonesia (BPHI) Daerah Kerja;

b. Apabila ada jemaah haji sakit yang sampai berakhirnya operasional haji

masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi maka biaya perawatan dan

pemulangan jemaah haji tersebut ditanggung oleh Pemerintah.

F. MUTASI KEBERANGKATAN

Mutasi keberangkatan haji dapat dilaksanakan setelah jemaah calon haji

melunasi Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH).

1. Syarat Mutasi:

a. Penggabungan suami/istri terpisah domisili dibuktikan dengan surat nikah;

b. Penggabungan anak/orang tua dibuktikan dengan akte kelahiran dan atau

kartu keluarga;

c. Pindah tugas/dinas dibuktikan dengan copy surat keputusan instansi yang

bersangkutan.

2. Katagori Mutasi:

a. Mutasi antar Kab/Kota dalam satu Provinsi;

b. Mutasi antar Embarkasi yang sama besaran BPIH-nya;

c. Mutasi antar Embarkasi yang beda besaran BPIH-nya.

Page 16: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

12

BAB III

P E M B I N A A N

A. SASARAN PEMBINAAN

Meningkatkan bimbingan jemaah haji yang berorientasi pada penguasaan

manasik haji dan akhlakul karimah melalui penyempurnaan buku paket manasik,

mengintensifkan bimbingan manasik haji dengan melibatkan tokoh-tokoh agama

dan melengkapi alat peraga.”

B. TARGET PEMBINAAN

Target yang ingim dicapai oleh Kementerian Agama dalam pembinaan

terhadap jemaah calon haji adalah sebagai :

a. Kemandirian jemaah haji;

b. Pola pembinaan yang terprogram dan berkesinam-bungan;

c. Meningkatkan kemampuan setiap jemaah beribadah secara benar, sah, tertib

dan lancer;

d. Jemaah dapat memperoleh haji mabrur;

C. PELAKSANAAN BIMBINGAN

Bimbingan terhadap calon / jemaah haji dilaksanakan oleh pemerintah

dan masyarakat dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Bimbingan oleh Pemerintah

a. Dilaksanakan selama 3 kali bimbingan massal yang dilaksanakan oleh

Kankemenag Kab/Kota dan 7 kali bimbingan kelompok yang dilaksanakan

oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan domisili jemaah.

b. Untuk pelaksanaannya dibentuk tim yang di SK-kan oleh Kepala

Kankemenag Kab/Kota, baik untuk bimbingan masal maupun bimbingan

kelompok di KUA Kecamatan;

c. Untuk Kecamatan yang kurang dari 1 kelompok (kurang dari 45 orang)

dapat digabung dengan kecamatan lain.

Page 17: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

13

d. Materi bimbingan mengacu pada buku pedoman pembinaan yang

dikeluarkan Kementerian Agama.

e. Biaya bimbingan dibebankan kepada pemerintah (Kementerian Agama).

f. Penataran Karu dan Karom di Kankemenag Kabu/Kota;

g. Bimbingan secara simultan dan berkelanjutan sampai di Tanah Suci pada

setiap kloter, disertakan beberapa petugas haji yang meliputi TPHI, TPIHI

dan TKHI dengan fungsinya bertugas memberikan bimbingan dan

pembinaan selama dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji di tanah

suci;

h. bimbingan diberikan pula di Asrama Haji sebelum keberangkatan ke tanah

suci;

i. Kurikulum bimingan manasik yang dilaksanakan di KUA Kecamatan dan

Kankemenag Kab/Kota adalah sebagai berikut :

1) Tingkat KUA Kecamatan (bimbingan kelompok)

Perte-

muan

Materi JPL Metode

I 1. Prosedur perjalanan ibadah haji

mulai dari persiapan,

bemberangkatan dan sholat safar 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

2. Hak dan kewajiban jemaah Saji 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

3. Pelayanan di asrama haji dan Tanah

Suci 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

4. Kondisi sosial budaya di Arab Saudi 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

II Ketentuan manasik haji dan umrah:

1. Syarat, rukun, wajib haji dan umrah 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

2. Pengertian haji dan umrah 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

3. Hikmah haji dan umrah 2 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

III Manasik haji :

1. Miqat, ihram dan talbiyah 1 jam

Ceramah &

Praktik

2. Thawaf, sa’i 1 jam

Ceramah &

Praktik

3. Wukuf di Arafah 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

4. Pembayaran dam 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

Page 18: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

14

IV Manasik ibadah haji

1. Mabit di Muzda-lifah dan Mina 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

2. Melontar jumrah (tanggal 10 Dzul-

hijjah dan hari tasyrik tanggal 11, 12

& 13 Dzulhijjah) 2 jam

Praktik

3. Nafar awal/tsani 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

V Manasik haji

1. Thawaf umrah 1 jam

Praktik

2. Thawaf ifadhah

1 jam Praktik

3. Thawaf sunah

1 jam Praktik

4. Thawaf wada

1 jam Praktik

VI

1. Shalat arba’in 2 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

2. Ziarah di kota Madinah dan Makkah 2 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

VII

3. Manasik kesehatan haji 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

4. Akhlaq/pelestarian haji mabrur 1 jam

Ceramah &

Tanya Jawab

5. Praktik manasik haji/latihan

operasional 2 jam

Praktik

2) Tingkat Kabupaten (bimbingan massal)

Perte-

muan

Materi JPL Metode

I 1. Kebijakan pemerintah tentang

Penyeleng-garaan Ibadah Haji

2 jam Ceramah &

Taya Jawab

2. Ta’limatul hajj/ peraturan

pemerintah Arab Saudi tentang

Perhajian

2 jam Ceramah &

Taya Jawab

II 1. Manasik perjalanan (proses

perjalanan haji, keselamatan

penerbangan, pembentukan klompok

terbang, ketua regu dan ketua

rombongan)

1 jam Ceramah &

Taya Jawab

2. Manasik haji (teori dan

praktek/latihan operasional haji)

2 jam Praktik

3. Keijakan pemerintah tentang

pelayanan kesehatan haji

1 jam Ceramah &

Tanya Jawab

III 1. Konsolidasi kelompok terbang, ketua

regu dan ketua rombongan

2 jam Praktik

2. Kelengkapan barang bawaan 1 jam Praktik

3. Rencana pemberangkatan jemaah

haji

1 jam Ceramah &

Tanya Jawab

Page 19: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

15

4. Bimbingan oleh Masyarakat

a. Yang dimaksud dengan bimbingan oleh masyarakat dalam hal ini adalah

Kelomok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang telah mendapat izin dari

Kementerian Agama;

b. KBIH dalam memberikan bimbingan kepada jemaah calon haji dapat

memungut biaya bimbingan atas kesepakatan maksimal sebesar Rp

2.500.000,- dan mendapat persetujuan Kepala Kantor Kementerian

Agama setempat;

c. Materi bimbingan tetap mengacu pada buku panduan yang dikeluarkan

oleh Kementerian Agama.

D. KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH)

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah lembaga sosial keagamaan

Islam yang telah mendapat izin dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Barat yang bertugas memberikan bimbingan manasik haji baik di

Tanah Air maupun di Arab Saudi.

1. Persyaratan izin KBIH.

a. Memiliki akta notaris

b. Berbadan hukum yayasan keagamaan Islam yang telah disyahkan oleh

Kemenkumham;

c. Memiliki kantor sekretariat yang tetap;

d. Memiliki lembaga pendidikan keagamaan pormal dan atau non pormal

yang telah memiliki izin dari lembaga/instansi yang berwenang;

e. Melampirkan susunan pengurus dan program kerja operasional;

f. Daftar nama-nama pembimbing;

g. Melampirkan data bimbingan jemaah calon haji 3 tahun terakhir;

h. Rekomendasi Kankemenag Kab/Kota.

2. Izin KBIH berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang setelah dilakukan

akreditasi;

3. Jumlah KBIH se-Jawa Barat tahun 2013 M sebanyak 300 KBIH.

Page 20: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

16

BAB IV

P E R L I N D U N G A N

A. BENTUK PERLINDUNGAN

Perlindungan terhadap jemaah haji sejak mulai pendaftaran dan tercatat

dalam Siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) Kementerian

Agama (Kemenag), yang meliputi :

1. Kepastian keberangkatan untuk menunaikan ibadah haji;

2. Jaminan kesehatan, keselamatan dan keamanan jemaah haji selama

menunaikan ibadah haji;

3. Perlindungan terhadap ancaman penyakit melalui vaksinasi meningitis;

4. Jaminan asuransi jiwa bagi jemaah haji yang mengalami kecelakaan atau

kematian.

B. JAMINAN ASURANSI

Jemaah haji yang telah melunasi BPIH tahun berjalan diberikan

pertanggungan asuransi yang besaran preminya merupakan satuan komponen

BPIH yang ditetapkan oleh Presiden.

Masa berlaku asuransi jiwa adalah dimulai sejak calon jemaah haji keluar

dari rumah domisili untuk menunaikan ibadah haji sampai kembali lagi ke Tanah

Air sebelum tiba di rumah.

Pengajuan klaim selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah tanggal

kedatangan kloter terakhir di Tanah Air.

1. Pesrsyaratan dan Pembayaran Klaim

1.1 Meninggal Dunia di Tanah Air

1.1.1 Surat pengntar dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Embarkasi/ Debarkasi;

1.1.2 Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA);

1.1.3 Surat keterangan dari dokter atau rumah sakit;

1.1.4 Surat keterangan kematian dari kelurahan setempat asli;

Page 21: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

17

1.1.5 Surat keterangan tentang kecelakaan diri dari yang berwjib jika

jemaah calon haji meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas atau

kecelakaan lainnya;

1.1.6 Surat keterangan ahli waris yang dibuat kelurahan domisili atau

instansi lain yang syah menurut ketentuan;

1.1.7 Surat kuasa bermaterai cukup dari ahli waris kepada anggota

keluarga yang ditunjuk untuk mengurus, menandatangani dokumen

klaim dan menerima santunan yang disahkan oleh Kepala Kantor

Kementerian Agama Kab/Kota setempat dengan melampirkan foto

copy KTP yang syah dan masih berlaku;

1.1.8 Form permohonan klaim.

1.2 Meninggal Dunia di Arab Saudi

1.2.1 Surat Keterangan Kematian (SKK) dari Konsulat Jenderal Republik

Indonesia di Jeddah;

1.2.2 Surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh Kelurahan domisili atau

instansi lain yang syah menurut ketentuan;

1.2.3 Surat kuasa bermaterai cukup dari ahli waris kepada anggota

keluarga yang ditunjuk untuk mengurus, menandatangani dokumen

klaim dan menerima santunan yang disahkan oleh Kantor

Kementerian Agama Kab/Kota setempat dengan melampirkan foto

copy KTP yang syah dan masih berlaku;

1.2.4 Form permohonan klaim.

1.3 Klaim cacat tetap total atau cacat tetap sebagai akibat musibah kecelakaan

yang terjadi pada saat calon/jemaah haji menjalankan ibadah haji :

1.3.1 Surat pegantar klaim dari Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota sesuai domisili;

1.3.2 Resume medis dari dokter yang merawat dan surat keterangan dari

dokter atau rumah sakit;

1.3.3 Surat proses verbal dari kepolisian atau foto copynya apabila

disesbbkan kecelakaan yang terjadi di Tanah Air sedangkan apabila

Page 22: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

18

terjadi di Arab Saudi dengan surat keterangan dari Konsulat Jenderal

RI di Jeddah;

1.3.4 Surat kuasa bermaterai dari ahli waris kepada anggota keluarga yang

ditunjuk untuk mengurus, menandatangani dokumen klaim dan

menerima santunan yang disahkan oleh Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan foto copy KTP;

1.3.5 Form permohonan klaim.

2. Manfaat Asuransi

a. Jika dalam masa asuransi ternyata calon/jemaah haji meninggal dunia

bukan karene kecelakaan (natural death) maka kepada ahli waris

dibayarkan santunan sebesar 100 % dari manfaat ta’awun yaitu + sebesar

Rp. 33.600.000,- (tiga puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah);

b. Jika dalam masa asuransi ternyata calon/jemaah haji meninggal dunia

karena kecelkaan maka kepada ahli warisnya dibayarkan santunan sebesar

200 % dari manfaat ta’awun yaitu + sebesar Rp. 67.200.000,- (enam puluh

tujuh juta dua ratus ribu rupiah);

c. Begitu juga bagi calon/jemaah haji cacat permanen sebagai akibat

kecelakaan dalam melaksanakan ibadah haji dibayarkan santunan sesuai

dengan ketentuan yang telah disepakati oleh Kementerian Agama RI dan

Pihak Asuransi;

d. Bagi petugas haji kloter (TPHI, TPIHI dan TKHI) apabila meninggal

dunia atau cacat permanen akibat kecelakaan dalam melaksanakan tugas

maka kepada ahli waris dibayarkan santunan sebesar setengah (50% ) dari

besaran santunan jemaah haji;

C. BARANG BAWAAN DAN IDENTITAS JEMAAH HAJI

Dalam perjalanan ibadah haji, jemaah hanya diperkenankan membawa 1

buah koper dengan berat maksimal 32 kg, 1 buah tas tentengan dengan berat

maksimak 7 kg, dan tas paspor. Agar identitas jemaah dapat terlihat maka koper

tidak diperkenankan untuk dibungkus dan tidak boleh membawa barang terlarang

yang dapat membahayakan penerbangan.

Page 23: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

19

1. Identitas Koper

a. Untuk mengenali kepemilikan koper maka harus ditulis identitas berupa :

nomor kloter, nama, nomor paspor, regu/rombongan, alamat, nomor

praman daerah dan juga ditambah tanda khusus pita sebagai identias

rombongan.

b. Pita identitas rombongan di koper tersebut sebagai berikut :

Rombongan I warna merah;

Rombongan II warna putih;

Rombongan III warna hijau;

Rombongan IV warna kuning;

Rombongan V warna biru;

Rombongan VI warna coklat;

Rombongan VII warna ungu;

Rombongan VIII warna pink;

Rombongan IX warna hitam;

Rombongan X warna krem.

2. Identitas Nasional Jemaah Haji

a. Pakaian identitas jemaah haji Indonesia adalah “baju batik”.

b. Pemberlakuan ketentuan pakaian seragam ini dimaksudkan untuk

menumbuhkan kebersamaan, solidaritas dan kebanggaan nasional, serta

kemudahan dalam memberikan pelayanan.

c. Pakaian senantiasa dipakai sejak berangkat, di Arab Saudi, sampai kembali

ke tanah air.

E. INFORMASI HAJI

Bagi semua lapisan masyarakat / jemaah calon haji yang memerlukan

Informsi Haji dapat diperoleh melalui:

1. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan setempat.

2. Kantor Kementerian Agama Kab/Kota setempat;

Page 24: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

20

3. Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat dengan nomor telephone (022)

6042938 dan 6003829;

4. Website Kementerian Agama :

3) www.haji.kemenag.go.id

4) www.jabar.kemenag.go.id.

Page 25: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

21

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 26: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

22

Tabel 1

Perbandingan Jarak Pemondokan di Mekkah

No Thn Jml

Jemaah

Jarak

0 - 2.000 m % 2.001 < 2.400 m %

1 2010 200.855 127.338 63 74.744 37

2 2011 202.553 187.424 93 15.123 7

3 2012 194.000 139.680 72 54.320 28

Tabel 2

Perbandingan Jarak Pemondokan di Madinah

No Thn Kuota

WILAYAH

Markaziyah Non Markaziyah

Jml % Jml %

1. 2010 197.500 187.625 95 9.875 5

2. 2011 201.000 201.000 100 0 0

3. 2012 194.000 194.000 100 0 0

4. 2013 155.200 194.000 100 0 0

Page 27: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

23

Tabel 3

Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS)

Terhadap kepuasan Jemaah Haji Tahun 2010-2011

No Jenis Pelayanan 2010 2011

1. Pelayanan Petugas Kloter 88,88 88,37

2 Pelayanan Petugas Non Kloter 83,64 85,07

3. Pelayanan Ibadah 85,95 85,82

4. Pelayanan Akomodasi/Pemondokan 79,95 82,56

5. Pelayanan Catering 79,83 80,46

6. Pelayanan Transportasi 76,82 77,41

7. Pelayanan Umum Lainnya 83,15 82,98

Page 28: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

24

Tabel 4

BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI (BPIH)

TAHUN 1969 s.d. 2013

No Thn Paket / Zona /

Embarkasi

Besar

BPIH

($)

Besar

BPIH (Rp) Ket.

1 1969 382.000

2 1970 380.000

3 1971 370.000

4 1972 402.000

5 1973 446.000

6 1974 560.000

7 1975 690.000

8 1976 890.000

9 1977 816.000

10 1978 766.000

11 1979 1.490.000

12 1980 1.577.000

13 1981 1.943.000

14 1982 2.110.000

15 1983 3.075.000

16 1984 3.128.500

17 1985 3.212.000

18 1986 3.212.000

19 1987 4.560.000

20 1988 4.780.000

21 1989 5.150.000

22 1990 5.320.000

23 1991 6.000.000

24 1992 6.475.000

25 1993 6.700.000

26 1994 6.900.000

27 1995 7.070.000

28 1996 7.290.000

29 1997 7.551.000

30 1998 8.805.000

31 1999 20.500.000

Page 29: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

25

32 2000 17.580.000

33

2001

PAKET A 22.000.000

Sistem Paket

PAKET B 21.000.000

PAKET C 20.000.000

34

2002

I 2.577 800.000 Sistem Zona

(Jabar Zona II)

II 2.677 800.000

III 2.777 800.000

35

2003

I 2.577 1.000.000 Sistem Zona

(Jabar Zona II)

II 2.677 1.000.000

III 2.777 1.000.000

36

2004

I 2.575 967.500 Sistem Zona

(Jabar Zona II)

II 2.675 967.500

III 2.775 967.500

37

2005

I 2.568,23 963.266 Sistem Zona

(Jabar Zona II)

II 2.668,23 963.266

III 2.768,23 963.266

38

2006

I 2.753,7 466.864 Sistem Zona

(Jabar Zona II)

II 2.851,7 466.864

III 2.969,3 466.864

39

2007

I 2.822,8 400.100 Sistem Zona

(Jabar Zona II)

II 2.925,9 400.100

III 3.053,6 400.100

40

2008

1. Aceh 3.258,0 501.000

Berdasar-kan Embarksi

2. Medan 3.292,0 501.000

3. Batam 3.292,0 501.000

4. Padang 3.258,0 501.000

5. Palembang 3.379,0 501.000

6. Jakarta /

Jabar 3.430,0 501.000

7. Solo 3.379,0 501.000

8. Surabaya 3.430,0 501.000

9. Banjarmasin 3.517,0 501.000

10. Balikpapan 3.517,0 501.000

11. Makassar 3.517,0 501.000

41

2009

1. Aceh 3.243,0 100.000

Berdasar-kan Embarksi

2. Medan 3.333,0 100.000

3. Batam 3.376,0 100.000

4. Padang 3.329,0 100.000

5. Palembang 3.377,0 100.000

Page 30: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

26

6. Jakarta /

Jabar 3.444,0 100.000

7. Solo 3.407,0 100.000

8. Surabaya 3.512,0 100.000

9. Banjarmasin 3.508,0 100.000

10. Balikpapan 3.544,0 100.000

11. Makassar 3.575,0 100.000

42

2010

1. Aceh 3.147,0

Berdasar-kan

Embarksi

2. Medan 3.237,0

3. Batam 3.325,0

4. Padang 3.233,0

5. Palembang 3.280,0

6. Jakarta /

Jabar 3.364,0

7. Solo 3.327,0

8. Surabaya 3.432,0

9. Banjarmasin 3.440,0

10. Balikpapan 3.474,0

11. Makassar 3.505,0

43

2011

1. Aceh 3.285,0

Berdasar-kan

Embarksi

2. Medan 3.377,0

3. Batam 3.460,0

4. Padang 3.369,0

5. Palembang 3.417,0

6. Jakarta /

Jabar 3.589,0

7. Solo 3.549,0

8. Surabaya 3.612,0

9. Banjarmasin 3.720,0

10. Balikpapan 3.736,0

11. Makassar 3.795,0

44

2012

1. Aceh 3.328,0

Berdasarkan

Embarksi

2. Medan 3.388,0

3. Batam 3.468,0

4. Padang 3.404,0

5. Palembang 3.456,0

6. Jakarta /

Jabar 3.638,0

7. Solo 3.617,0

8. Surabaya 3.738,0

9. Banjarmasin 3.808,0

10. Balikpapan 3.819,0

11. Makassar 3.882,0

12. Lombok 3.857,0

Page 31: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

27

45

2013

1. Aceh 3.253,0

Berdasar-kan Embarksi

2. Medan 3.263,0

3. Batam 3.357,0

4. Padang 3.329,0

5. Palembang 3.381,0

6. Jakarta /

Jabar 3.522,0

7. Solo 3.542,0

8. Surabaya 3.619,0

9. Banjarmasin 3.733,0

10. Balikpapan 3.744,0

11. Makassar 3.807,0

12. Lombok 3.782,0

Page 32: SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH - …jabar.kemenag.go.id/file/file/BidangHAji/czei1386905985.pdf · Surat keterangan sehat dari Puskesmas; b. Pas foto terbaru berwarna ukuran 3 x 4

28