Sambut Kemenangan Hari yang Fitri - ramadhanpohan.net · Angkat Jempol untuk Wakil Rakyat yang ke...
Transcript of Sambut Kemenangan Hari yang Fitri - ramadhanpohan.net · Angkat Jempol untuk Wakil Rakyat yang ke...
EDISI 08 / TAHUN I SEPTEMBER 2010
RAMADHAN POHAN
Sambut KemenanganHari yang Fitri
KASUS RAKYATMencari Keadilan
di Lahan Sawit Kampar
SIDOWAYAH PEOPLE’S TEAK PLANTATIONWhere Green Means
Environment and ... Money
KATA RAMADHANGARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
PUJI Syukur kepada Allah SWT, setelah
melalui perjuangan dengan melibatkan seluruh
sumber daya yang ada, akhirnya majalah
edisi kedelapan ini bisa hadir di hadapan
Anda. Bentuknya yang sederhana semoga
tidak mengurangi substansi dari keinginan
kami untuk mempersembahkan sebuah
kreatifitas dalam rangka mendukung kinerja
anggota parlemen yang punya keinginan
kuat mengabdi pada masyarakat, khususnya
kepada para konstituen. Hadirnya majalah ini
hanyalah salah satu dari sekian cara saya untuk
mempertanggungjawabkan amanah yang saya
emban sebagai wakil rakyat dari Dapil VII Jawa
Timur.
Di luar majalah, saya juga memiliki website
pribadi, www.ramadhanpohan.com, yang
baru saja mendapatkan penghargaan MURI
sebagai “website anggota parlemen pertama
yang menceritakan kegiatan parlemen secara
harian”.
Seiring gencarnya perkembangan teknologi
dan informasi yang mempengaruhi cara
manusia berkomunikasi satu dengan lainnya,
saya memanfaatkan pula media online
seperti jejaring facebook dan twitter untuk
berkomunikasi dengan masyarakat dari segala
penjuru dunia.
Selain kedua media tersebut, sebagai
bagian ikhtiar saya mengemban amanah
rakyat, saya rutin membuat laporan
pertanggungjawaban (LPJ) tahunan untuk
dilaporkan kepada konstituen di Dapil VII pada
tiap akhir tahun. Tentu dibanding dengan
majalah dan website, LPJ tersebut lebih
sistematis dan komprehensif. Semuanya itu
saya lakukan demi terwujudnya cita-cita saya
menjadi wakil rakyat yang benar-benar bisa
menjadi penyambung lidah rakyat. Tak ada
yang lebih membanggakan selain jika saya
mampu memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat luas demi kemajuan bangsa ini di
masa depan.
Akhirnya saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses pewujudan Majalah Garasi edisi
kedelapan ini. Semoga amal baik anda semua
akan menjadi investasi karya di masa depan.
Selamat menikmati edisi kedelapan majalah
ini dan tak lupa, saya dengan rendah hati
membuka diri untuk semua kritik agar majalah
ini bisa menjadi lebih baik lagi di masa depan.
Wassalam,
Ramadhan Pohan
DAFTAR ISI
KABAR DAPIL
KABAR DAPIL
8
7
RAMADHAN CUP DI BADEGAN
Ceria dalam Keterbatasan
Pasar Pojok yang Berusaha Tak Terpojok
RAMADHAN DI LIBANON
SUARA RAKYAT
ENVIRONMENT CORNER
TRIP & LEISURE
18
23
29
31
Bakti TNI di Negeri Orang
Harapan Rakyat Saat Mudik
From Trash to Treasure
Gong Cave, the Enchanting Thousands Rays Cave
VARIA KOMISI I
SAHABAT DI PARLEMEN
14
22
Merajut Kaukus Perlindungan Pers
JAFAR HAFSAH
Angkat Jempol untuk Wakil Rakyat yang ke Daerah
Bersama Rakyat Menyambut Hari Suci
REDAKSI BULETIN GARASIRamadhan Pohan Veby Mega Astri Gautama Imam Mahfudz Irwan Supriadi Rambe
Ronald Siahaan Sukandar Mayke Sarasidya Irfan Riza, Setyo Utomo, Indah Larasati, Rahayu Wulandari, Nunik, Suparno Solichin Joko Sutrisno
Syahrizal Fahmi : Agung
: Jl. Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kel. Tegal Parang, Jakarta Selatan, Telp: (021) 575 5968, Fax: (021) 575 5969 e-mail : [email protected]
Jl. Juanda Gg. Enam No 5C Telp-HP : 0813 5925 3999 Jl Yos Sudarso No.34 Pacitan, Telp. (0357) 884916
TIM GARASI RAMADHAN POHANRamadhan Pohan
Sigismond BPW NotodipuroAstri Gautama, Irfan Riza, Irwan Supriadi Rambe, Veby Mega Indah
Mayke Sarasidya Sukandar, Imam Mahfudz, Syahrizal Fahmi, Ronald Siahaan, Agung, Buyung Kodil
Wiwit Rowi Indah Larasati (Ponorogo), Setyo Utomo (Ngawi), Suparno (Magetan), Nunik (Trenggalek)
Jalan Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kelurahan Tegal Parang, Jakarta Selatan Telp: (021) 575 5968, e-mail : [email protected]
Ramadhan Pohan saat memberikan piala dan piagam
bagi para pemenang lomba menghafal ayat pendek Al-
Quran bagi anak-anak di Taman Pendidikan Al-Quran
Ma’arif NU Kortan Ponorogo, (01/08)
FOTO: RONALD SIAHAAN
BULETIN BULANAN INI SALAH SATU REALISASI AKUNTABILITAS/PERTANGGUNGJAWABAN RAMADHAN POHAN SEBAGAI WAKIL RAKYAT ATAS AMANAH YANG DIBERIKAN KONSTITUEN DAN RAKYAT INDONESIA
DARI REDAKSITanpa mengurangi rasa hormat kami kepada semua
narasumber dan pembaca setia GARASI, kami menyatakan seluruh anggota redaksi kami tidak
menerima amplop apapun dari para narasumber untuk setiap wawancara yang kami lakukan. Kebijakan ini kami
berlakukan murni untuk menjaga profesionalitas dan kredibilitas redaksi GARASI. Terima kasih.
Redaksi GARASI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 3TEROPONG WARTA
JAKARTA – Munculnya gerakan 'Bebaskan Abu Bakar Ba'asyir
(Free ABB)' di internet adalah hal yang kontra produktif bagi spirit
pemberantasan terorisme. Disadari atau tidak oleh si pendukung,
hal itu jelas merupakan upaya pelemahan pemberantasan terorisme.
"Itu juga penyangkalan terhadap penegakan hukum. Sebab,
mestinya semua orang sama posisinya di depan hukum. Saya miris,"
kata Anggota Komisi I DPR (informasi, luar negeri, pertahanan),
Ramadhan Pohan, kepada detikcom, Jumat (13/8/2010).
Menurut Politikus Partai Demokrat ini, sejatinya semua agama
anti kekerasan dan anti terorisme. Karena itu siapa pun yang
mentolerir kekerasan dan menganjur kekerasan, harus diberi stigma
buruk.
'Free ABB' Kontraproduktif bagi Spirit Pemberantasan Terorisme
– Jumat, 13 Agustus 2010
PACITAN- Anggota DPR RI Ramadhan Pohan mendesak pemerintah
bersikap tegas menenggelamkan setiap kapal asing yang kedapatan
melakukan provokasi pelanggaran wilayah NKRI.
"Jika (sudah) diperingatkan satu dua tiga kali tetap tidak diindahkan,
ditenggelamkan saja," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja dalam
rangka reses di Kabupaten Pacitan, Jumat.
Menurut Pohan, pendekatan militer secara lebih tegas diperlukan
untuk menjaga kedaulatan teritorial NKRI.
Terkait kendala persenjataan, Ramadhan mendukung wacana
penyegaran sekaligus peningkatan infrastruktur keamanan, terutama
logistik alutsista (alat utama sistem senjata) di wilayah-wilayah
perbatasan.
"Alutsista kita yang tidak memadai. Ini sudah tidak hanya masalah
fasilitas, tapi kebutuhan aparat kita yang ada di perairan," ujarnya.
DPR: Tenggelamkan Saja Kapal Asing Pelanggar Wilayah
– Jumat, 27 Agustus 2010
PEKALONGAN – Pekerja jurnalistik di berbagai daerah serentak
menggelar aksi demonstrasi. Mereka mengutuk insiden terbunuhnya
Wartawan Sun TV di Tual Maluku, Sabtu lalu.
Seperti di Bundaran HI Jakarta, sekitar 100 wartawan yang
tergabung dalam Forum Jurnalis Indonesia (FJI) menggelar aksi
damai terkait kematian kontributor SunTV Ridwan Salamun di Tual.
Mereka meminta agar polisi mengusut tuntas kasus ini. Aksi ini juga
digelar di berbagai kota seperti Bali, Brebes dan lainnya banyak lagi.
Anggota Komisi I DPR dari FPD Ramadhan Pohan menyesalkan
pengeroyokan sekelompok warga yang menewaskan seorang
jurnalis di Tual, Maluku Tenggara. Ramadhan mendesak Kepolisian
mengusut tuntas kasus ini. "Insiden ini jelas-jelas melanggar UU Pers
Pasal 8 yang menyatakan wartawan dalam melaksanakan profesinya
mendapatkan perlindungan hukum," kata Ramadhan, Minggu
(22/8).
Ramadhan meminta Kepolisian segera mengusut pelaku
pembunuhan Ridwan. Ramadhan mengingatkan agar Kepolisian
tidak begitu saja melewatkan kasus kekerasan terhadap jurnalis.
Wartawan Berbagai Daerah Serentak Demo
– Minggu, 22 Agustus 2010
JAKARTA – Anggota Komisi I DPR Ramadhan Pohan menyesali pilihan
Mahkamah Agung menjatuhkan vonis pidana terhadap Pemimpin
Redaksi Playboy Indonesia Erwin Arnada karena memakai KUHP Pasal
282 tentang kesusilaan.
"Memang negara kita adalah negara hukum, yang mewajibkan
semua warga negaranya tunduk dan menghargai hukum. Tapi yang
saya sesali, kenapa pengadilan tidak menggunakan UU Pers dalam
kasus Playboy, sehingga akibatnya adalah pidana terhadap pers," kata
Ramadhan dalam rilis yang diterima okezone, Jumat (27/8/2010)
Menurut Ramadhan, UU Pers Pasal 5 sebenarnya mengatur
keharusan wartawan Indonesia menghormati norma-norma agama
dan asas kesusilaan. Sesuai UU ini pula, hukuman yang dijatuhkan
akan bersifat perdata dengan denda maksimal hingga Rp 500 juta.
"Jadi jika publik merasa Playboy atau media apapun telah melakukan
pornoaksi, sebenarnya mereka bisa menuntut dengan UU Pers tanpa
harus mempidanakan medianya dan mencederai kebebasan pers," kata
Ramadhan.
Kasus Playboy Seharusnya Pakai UU Pers
– Jum'at, 27 Agustus 2010
ceriagames.com ceriaradio.com cerialand.com ceriacookies.com sma-ku.com
PT Ceria IndonesiaWorld Trade Center Building 16th Floor
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920
Phone: +62 21 522 9641Fax: +62 21 522 9642
e-mail: [email protected]
4 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
CAWAN ASPIRASI
MESKI para nelayan Pacitan dan Trenggalek
adalah nelayan-nelayan tradisional, namun
setiap harinya mereka dipaksa menghadapi
persaingan internasional. Letak geografis
Pacitan dan Trenggalek di Pesisir Selatan Pulau
Jawa membuat para nelayan ini harus bersaing
dengan kapal-kapal besar dari luar daerah
bahkan kapal ikan berstandar internasional.
Setiap hari mereka kerap berebut wilayah
tangkapan dengan bekal kapal tradisional
seadanya. Sebaliknya, saat musim panen ikan,
para nelayan ini justru kewalahan menjual
tangkapan mereka karena tak tertampung di
Koperasi Unit Desa (KUD) dan komunitas bakul
ikan setempat.
TIM GARASI RAMADHAN POHAN di
Pacitan dan Trenggalek pun memetakan
beberapa masalah yang ditemukan di lapangan.
Pertama, para nelayan Trenggalek dan Pacitan
memerlukan lebih banyak rumpon untuk
memaksimalkan daya saing mereka. Rumpon-
rumpon ini berguna meningkatkan titik-titik
penangkapan sehingga mereka bisa bersaing
dengan nelayan-nelayan dari luar daerah dan
kapal ikan asing di Laut Selatan Jawa. Tentu
saja, peningkatan jumlah rumpon juga harus
diimbangi dengan solusi sulitnya nelayan
Trenggalek dan Pacitan mendapatkan Bahan
Bakar Minyak (BBM). Serta juga, pelatihan
nelayan setempat yang masih terbiasa
menangkap ikan secara tradisional hingga kerap
berimbas rusaknya ekosistem laut.
Namun masalah tidaklah hanya berkisar pada
peningkatan kapasitas produksi dan daya saing
nelayan. Ironi banyaknya jumlah ikan tangkapan
selama musim panen yang tak tertampung
KUD atau bakul ikan-bakul ikan setempat, juga
harus dipikirkan solusinya. Agar jangan sampai,
peningkatan daya saing para nelayan ini jadi
percuma gara-gara tak mendapat pasar yang
tepat.
Untuk mengatasi kedua masalah ini,
TIM GARASI RAMADHAN POHAN berusaha
mencari jalan agar komunitas nelayan di kedua
tempat ini tak hanya mendapatkan tambahan
rumpon tapi juga dana talangan atau kredit
dari berbagai pihak. Bantuan kredit tersebut
diharapkan dapat mengembangkan KUD dan
bakul ikan-bakul ikan setempat sehingga bisa
mengembangkan kapasitas bisnis mereka.
“Sampai sekarang kami masih mencari
jalan lewat program-program Kementrian
Kelautan dan Perikanan atau sumber-
sumber dana lainnya bagi para nelayan ini,”
kata Tenaga Ahli TIM GARASI untuk Isu
Pembangunan Irfan Riza.
Secara spesifik, TIM GARASI juga
menemukan masalah masing-masing nelayan
di beberapa wilayah tertentu. Khusus bagi
para nelayan di Watu Karung, mereka
memerlukan jaring parel ukuran 2 inchi dan
kapal Safety and Rescue (SAR). Bantuan
jala dan perahu SAR ini diharapkan dapat
membantu mengurangi jumlah kecelakan laut.
Stasiun Meteorologi Cilacap mendata selama
setahun ini cuaca buruk kerap melanda Laut
Selatan Jawa. Ketinggian ombak Samudera
Hindia bisa mencapai 2-5 meter di tengah laut
dan 3 meter di pinggir pantai. Gelombang
laut ini mampu memporakporandakan kapal
para nelayan dengan kecepatan angin yang
mencapai 3,5 hingga 60 kilometer per jam.
Lain lubuk lain ilalang. Di Pantai Teleng,
Pacitan, para nelayan setempat berjibaku
berusaha mendapatkan dana untuk
membangun keramba-keramba ikan. Para
nelayan yang tergabung dalam Paguyuban
Teleng ini sadar benar, mereka tak selamanya
dapat bertahan hanya dengan metode
penangkapan ikan tradisional. Untuk itu,
mereka ingin mengembangkan metode
keramba, dengan jenis-jenis ikan seperti kerapu
tikus, kakap merah dan lobster merah.
USAI memyerap aspirasi para nelayan Pantai Prigi di Balai Pertemuan Dinas DKP, Ramadhan Pohan (menggunakan kacamata dan berkaos biru) bersama-sama dengan nelayan setempat
melanjutkan pembicaraannya di Pantai Pasir Putih Trenggalek (2/08).
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 5INFO DAPIL
RAKYAT di Daerah Pemilihan Jawa Timur (Dapil Jatim) VII telah
memercayai Ramadhan Pohan untuk duduk sebagai wakil rakyat di
Senayan. Lima kabupaten di Dapil Jatim VII yang terus menjadi pantauan
Ramadhan Pohan ini biasa kami sebut sebagai Pawitan Golek, yang
merupakan akronim dari Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan
Trenggalek. Berikut sekilas pandang lima kabupaten yang memberikan
amanahnya kepada Ramadhan Pohan:
Pawitan GolekKabupaten Ngawi terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas
wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km persegi dengan
sekitar 40 persen berupa lahan sawah.
Wilayah Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan tanah datar.
Empat kecamatan terletak pada dataran tinggi, yaitu Kecamatan Sine, Ngrambe,
Jogorogo, serta Kendal di kaki Gunung Lawu.
Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi pada akhir tahun 2006 adalah 873.489 jiwa,
terdiri dari 426.615 penduduk laki-laki dan 446.874 perempuan, dengan rasio jenis
kelamin 95. Artinya, pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 95 laki-laki.
PerekonomianPertanian masih merupakan sektor andalan Kabupaten Ngawi. Dari 129.598
hektare luas wilayah Kabupaten Ngawi, 72 persen berupa lahan sawah, hutan, serta ta-
nah perkebunan. Sektor ini menyerap sekitar 76 persen dari total tenaga kerja yang ada.
Dari lima subsektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
kehutanan, dan perikanan), subsektor tanaman pangan –khususnya komoditi padi–
merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Namun sejak
2004 sektor industri, terutama industri rumah tangga dan kelistrikan, mulai meningkat.
NGAWI
PACITAN
MAGETAN
PONOROGO
Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Provinsi
Jawa Timur yang terletak di bagian selatan barat daya. Sebagian
besar berupa perbukitan, yaitu lebih kurang 85 persen gunung-
gunung kecil dan menyebar di seluruh wilayah, serta jurang terjal
dalam deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang Selatan
Pulau Jawa. Sedangkan selebihnya merupakan dataran rendah.
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Pacitan mencapai 555.262 jiwa
dengan rasio perbandingan setiap 100 perempuan terdapat 96 laki-laki.
PerekonomianPertanian terdiri dari padi sawah, padi ladang , jagung, dan kedelai. Perindustrian
terdiri dari batu akik, terasi, anyaman rotan, batik tulis, keramik gerabah, serta mainan
anak. Sedangkan potensi investasi berupa perikanan dan pertambangan.
Secara geografis, di sebelah utara Kabupaten
Magetan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, di
sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah,
di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Madiun,
serta di selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo.
Luas wilayah Kabupaten Magetan adalah 688,85 km persegi.
Secara administratif, Kabupaten Ngawi terbagi menjadi 16 kecamatan
serta 235 desa/kelurahan. Kabupaten ini memiliki jumlah penduduk sekitar
615.254 jiwa.
PerekonomianKabupaten Magetan pada tahun 2006 memiliki beberapa komoditi
unggulan di sektor perkebunan. Komoditi yang dihasilkan per tahun, antara
lain, berupa kelapa sebesar 1.912 ton, jambu mete sebesar 270 ton, serta
kopi arabika sebesar 97 ton.
Dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB yang dicapai Kabupaten
Magetan pada tahun 2006 sebesar 1.275.239,40 (dalam juta rupiah)
dengan konstribusi terbesar berasal dari pertanian, sektor industri
pengolahan, serta dari sektor konstruksi.
Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten
Ponorogo dibagi menjadi 2 sub area, yaitu dataran
tinggi yang meliputi Kecamatan Ngrayun, Sooko,
Pulung, Ngebel, serta Pudak. Sedangkan sisanya
merupakan daerah dataran rendah.
Dengan luas wilayah 1.371,78 km persegi, jarak Ibu
Kota Ponorogo dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya) lebih kurang
200 km arah timur laut dan sekitar 800 km ke arah barat menuju Ibu Kota
Negara (Jakarta).
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Ponorogo sekitar
919.392 jiwa yang terdiri dari 452.231 laki-laki dan 467.161 perempuan
dengan tingkat sebaran 646 jiwa per 1 km persegi. Mereka tinggal di 21
kecamatan yang berada di kabupaten ini.
PerekonomianKabupaten Ponorogo merupakan wilayah dengan lahan pertanian yang
luas. Pertanian juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ponorogo.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Ponorogo juga berusaha sebagai
petani.
Kabupaten Trenggalek sebagian besar terdiri dari tanah pegunungan
dengan luas meliputi 2/3 bagian luas wilayah. Sedangkan sisa-nya (1/3 bagian)
merupakan tanah dataran rendah. Ketinggian tanahnya di antara 0 hingga 690
meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah 126.140 hektare, Kabupaten
Trenggalek terbagi menjadi 14 kecamatan dan 157 desa/kelurahan.
Hanya sekitar 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan
Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu, serta Kecamatan Durenan. Sedangkan desa-desa
di 10 kecamatan lainnya mayoritas di pegunungan.
Empat kecamatan memiliki luas wilayah kurang dari 50 km persegi: Kecamatan Gandusari,
Durenan, Suruh, dan Pogalan. Tiga kecamatan seluas antara 50-100 km persegi adalah Kecamatan
Trenggalek, Tugu, serta Karangan. Tujuh kecamatan lainnya mempunyai luas di atas 100 km persegi.
Jumlah penduduk pada 2007 ditaksir mencapai 687.477 jiwa yang terdiri dari 50,17 persen
perempuan dan 49,83 persen laki-laki dengan kepadatan penduduk 545 jiwa per km persegi.
PerekonomianDengan luar areal sawah 11.806 hektare, perkebunan 3.825 hektare, dan tanah kering 46.894
hektare, sektor pertanian masih menjadi ujung tombak perekonomian Kabupaten Trenggalek. Pada
2007, produk padi sawah/ladang mencapai 131.701 ton, 75.654 ton jagung, serta 438.242 ton ubi
kayu.
Sedangkan perikanan menghasilkan 22.589,1 ton ikan dari sekitar 5.039 nelayan. Sektor industri
dan pariwisata juga terus dikembangkan di Trenggalek, yang pada 2007 mencatat tingkat
pertumbuhan ekonomi 5,45 persen dengan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi
PDRB hingga 34,71 persen.
tan
0
en
TRENGGALEK
Sum
ber
: p
acitan
.go
.id, ngaw
ikab
.go
.id, re
gio
nal
inve
stm
ent.
com
, ponoro
go.g
o.id
, tr
enggal
ekka
b.g
o.id
6 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Pacitan, Joni
Maryono.
Dari rumah tangga, pembelajaran
sederhana pemilahan sampah ini berlanjut
ke beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) setempat. TIM GARASI mulai membuat
program dan melakukan pemetaan masalah,
dimulai dari program pemberdayaan
masyarakat hingga pengelolaan sampah di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tujuan
akhirnya, secara bertahap persoalan sampah
tidak saja mampu dikelola dengan benar,
tetapi juga mendatangkan nilai plus bagi
masyarakat, pemerintah dan lingkungan
secara global.
“Sudah lama kami dan KLH (Kementerian
Lingkungan Hidup) membicarakan
penanganan sampah. Intinya, memilah dan
mengelola sampah adalah dua hal yang tidak
terpisahkan,” kata Liason Officer (LO) GARASI
di Pacitan, Wiwit Rowi.
Dalam konsep pemberdayaan, Wiwit Rowi
melanjutkan, ibu-ibu rumah tangga
tidak saja diberi penyuluhan memilah sampah.
Tetapi, juga diberi bekal cara pengolahan
sampah organik menjadi kompos. Dalam
skala kecil hasil kompos bisa dipergunakan
sendiri untuk pupuk tanaman hias maupun
tanaman pertanian di pekarangan. Sementara
pengolahan dalam jumlah besar tentunya bisa
mendatangkan pendapatan tambahan.
OLAH LIMBAH PACITAN
Untuk proyek yang lebih besar,
pengelolaan sampah di TPA Pacitan
rencananya akan melibatkan donator.
Sampai saat ini TPA Pacitan memang masih
menggunakan cara tradisional open dumping,
di mana semua jenis sampah berbaur dan
ditumpuk di tanah terbuka begitu saja hingga
membusuk sendiri.
Tapi sebenarnya TPA tersebut sudah
memiliki beberapa unit mesin pencacah plastik.
Alat-alat yang mampu mengolah sampah
organik menjadi granula tersebut selama ini
tak dimanfaatkan maksimal. Di sisi lain, banyak
material timbunan sampah di TPA itu yang
sudah menjadi kompos.
“Tinggal digali, dilakukan pemisahan,
lantas dijadikan pupuk granula,” kata Wiwit
Rowi.
Pemasaran produk pupuk granula ini
rencananya akan dilakukan melalui dinas
instansi terkait, kelompok masyarakat maupun
perorangan. Penjajakan kerja sama pemasaran
juga sudah dilakukan dengan Dinas Kehutanan
dan Perkebunan setempat.
Pertimbangannya, setiap tahun dinas
ini membutuhkan pupuk organik granula
dalam jumlah besar. Hal serupa juga akan
dilakukan dengan Dinas Tanaman Pangan dan
Peternakan maupun Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan).
SAMPAH bagi seseorang bisa menjadi harta
bagi yang lainnya. Ungkapan ini mungkin bisa
berlaku bagi proyek olah limbah rumah tangga
di Pacitan. Mulai awal Agustus lalu, GARASI
RAMADHAN POHAN, Organisasi Forum
Harmoni Nusantara (FORSAS) dan masyarakat
setempat menggandeng Dinas Lingkungan
Hidup Pacitan untuk melakukannya. Limbah
rumah tangga yang kerap menjengkelkan, kini
diolah menjadi kompos dan produk pupuk
granula.
Proyek bersama ini dimulai dari rumah
tangga. Ibu-ibu Pacitan diajak dalam gerakan
peduli sampah. Mereka diajari untuk memilah-
milah sampahnya secara benar, mulai dari yang
organik, anorganik hingga sampah-sampah
yang bisa dijual kembali seperti plastik atau
botol.
“Menyelesaikan persoalan sampah
langsung dari rumah tangga merupakan
strategi yang sangat efektif,” kata Kepala
Limbah hampir selalu menjadi masalah utama lingkungan Pacitan. Tak hanya limbah tambang, sampah rumah tangga pun bisa menjengkelkan jika tak diolah.
KABAR DAPILFO
TO:
RA
HA
YU
WU
LAN
DA
RI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 7KABAR DAPIL
Pasar Pojok sebenarnya tak bisa
dibilang pasar kecil. Ia memiliki 90 kios
dan 17 pertokoan. Selain itu, sejak 7 bulan
yang lalu tujuh belas kios baru berukuran
3 x 7 meter persegi juga masih dalam
tahap pembangunan. Sumber dananya
bantuan Program Nasional Pembangunan
Masyarakat Mandiri (PNPM). Pelaksanaan
pembangunannya pun dilakukan secara
swadaya oleh masyarakat setempat.
Dan kios-kios baru itu kini hanya tersisa
4 buah saja yang belum terbeli. Tak heran,
karena ada harga khusus bagi warga setempat.
Setiap kios baru itu dipatok maksimal Rp 45
juta saja. Hitung-hitung, 30 persen pedagang
Pasar Pojok adalah warga asli setempat.
Bagai bersolek, Pasar Pojok juga mulai
dilengkapi dengan penitipan sepeda dan parkir.
Semuanya dikelola Karang Taruna setempat
dengan setoran Rp 25 ribu per hari. Lumayan
juga, untuk sebuah desa di mana Anda masih
bisa membeli sepincuk pecel seharga Rp 2 ribu
saja.
Seharusnya Nandang bisa menghela
napas lega. Tapi kenyataan berbicara lain.
Nandang tetap khawatir jaring usaha
minimarket modern dapat mengurangi rejeki
para pedagang pasar itu. Hingga kini Pasar
Pojok memang belum memiliki koperasi
yang tangguh. Selain itu, masalah banjir juga
berpotensi mengurangi daya saingnya.
“Bisa dibilang lokasi ini (Kecamatan
Kwadungan) memang langganan banjir,” kata
Nandang. Menurutnya, memang sudah pernah
ada antisipasi mengatasi masalah ini. Tapi
antisipasi itu lebih mengarah kepada bantuan
untuk warga. Mereka mendirikan posko
bencana untuk memasok bantuan pangan
dan obat-obatan ke warga. Sementara para
pedagang Pasar Pojok, masih harus berupaya
swadaya menyelamatkan dagangan mereka.
Nandang tercenung. Sambil mengantar
TIM GARASI meninjau langsung Pasar
Pojok, dia pun mengaku tak akan mampu
membendung masuknya jaring usaha
minimarket ke desanya. Berkaca pada kasus
desa tetangga, minimarket-minimarket tetap
berdiri di Desa Mantingan sekalipun warganya
telah berdemo menolak. Kini giliran Desa Pojok
mulai dilirik. Berupaya berdiri gagah, warga
setempat pun memoles Pasar Pojok mereka.
Semata demi mempertahankan masa jayanya
agar tak benar-benar sampai terpojokkan.
Indah Larasati
PASAR Pojok sudah mengalami masa jaya.
Itu pasti. Berdiri sejak era 1970-an pasar ini
menjadi jantung ekonomi Desa Pojok, Ngawi.
Mengikuti zaman ia terus berkembang. Dari
sekedar pasar becek menjadi pasar dengan
kios-kios berlantai keramik dan berpintu geser
besi. Kios-kios baru juga terus dibangun. Tapi
tak banyak orang luar yang tahu, semua upaya
itu semata agar ia mampu bersaing dengan
usaha minimarket yang mulai menjalar ke
pelosok Jawa Timur.
“Warga Desa Pojok sebenarnya sudah
menolak keras usulan mendirikan minimarket-
minimarket modern di sini, agar tak mematikan
potensi (ekonomi) warga sekitar,” kata Kepala
Desa Pojok Nandang Susilo.
Pasar desa di Kecamatan Kwadungan, Ngawi ini terus bergeliat menantang persaingan usaha minimarket di pelosok Jawa Timur. Semata agar tak bernasib selaras namanya: terpojokkan.
KEPALA DESA Pojok Nandang Susilo (kedua dari kanan) mengantar TIM GARASI RAMADHAN POHAN meninjau Pasar Pojok, Kamis (29/7).
FOTO
: SU
KA
ND
AR
8 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
KABAR DAPIL
SORAK-sorai terdengar setiap kali bola
voli itu melayang di atas net. Para atletnya
masih cilik-cilik. Mereka datang dari seluruh
sekolah dasar dan madrasah di Kecamatan
Badegan, Ponorogo. Hitung-hitung ada
22 SD dan 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs)
berpartisipasi dalam acara itu. Mereka datang
memperebutkan Ramadhan Cup, yang digelar
TIM GARASI RAMADHAN POHAN 22-24 Juli,
tepat sebelum bulan puasa menjelang.
Awal Agustus, keceriaan lagi-lagi meriasi
wajah-wajah atlet cilik itu saat para juara
diumumkan. SD 3 Watubonang menyabet
juara pertama untuk tim putri dan putra.
Ramadhan Pohan bahkan datang sendiri untuk
menyerahkan piala pemenang.
Namun sorak-sorai hari itu bagai tak
cukup. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Badegan, Sarji diam-diam tetap
mengharap hadirnya gamelan khas Ponorogo.
Hitung-hitung untuk semakin memeriahkan
suasana sambil memelihara warisan budaya
leluhur.
Lontaran spontan Sarji ini bagai membuka
kotak Pandora. Di balik kemeriahan acara
hari itu, para guru SD dan MTs di Badegan
memang masih bergelut dengan minimnya
infrastruktur pendidikan.
Mulyono, Guru SD Negeri 3 Watubonang
mulai angkat bicara. Lokasi sekolahnya yang
berada di daerah terpencil, membuat SDN
ini kerap luput dari radar perhatian Dinas
Pendidikan. Mereka hanya memiliki 3 guru
yang semuanya masih berstatus tenaga
honorer daerah.
“Program tunjangan untuk SD terpencil
RAMADHAN CUP DI BADEGAN
yang sebelumnya ada, dihentikan akhir-akhir
ini. Saya mohon untuk kembali diadakan
karena akan sangat berarti buat kami,” kata
Mulyono. Tunjangan tersebut menurutnya, tak
hanya berarti tambahan tenaga guru, namun
juga bisa berarti perbaikan fasilitas gedung
sekolah.
Lain lagi kisah Sunyoto, Kepala SDN I
Tanjung Gunung. SD yang dipimpinnya itu
memang telah mendapatkan status akreditasi
A dari Kementrian Pendidikan Nasional. Namun
tetap saja mereka masih bergulat dengan
minimnya sarana belajar mengajar seperti
halnya komputer. Tujuan permintaan Sunyoto
jelas, agar nantinya anak didik mereka mampu
bersaing di dunia global.
Masalah minimnya infrastruktur terus
terkuak. Kepala SDN I Watubonang, Ningsih
memaparkan bagaimana mereka kesulitan
menampung siswa-siswa baru tahun ajaran
ini hanya karena kekurangan kelas. Sementara
Sarjito, Guru SD Karangan 2 mengungkap
bagaimana sekolahnya bahkan tak punya
perpustakaan.
“Semua aspirasi ini tentu menjadi perhatian
TIM GARASI di Ponorogo, terutama karena
pendidikan sudah menjadi salah satu perhatian
utama pemerintah dalam APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Nasional) 2011,” kata
Ramadhan.
Indah Larasati
FOTO
: IN
DA
H L
ARA
SATI
FOTO
: IN
DA
H L
ARA
SATI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 9KABAR DAPIL
ADALAH Desa Sidowayah di Kecamatan
Panekan. Ia bagai kawasan lingkar hijau
di Gunung Lawu, Magetan. Bukti nyata
desa ini berhasil menyeimbangkan laju
pembangunannya dengan lingkungan sekitar.
Dan rahasia mereka terletak pada Usaha Tani
Jati Unggul Pola Bagi Hasil (UJU-PBH). Caranya,
petani setempat menanam pohon Jati Unggul
Nusantara (JUN) dengan digawangi sebuah
koperasi dari Jakarta, Koperasi Perumahan
Wanabakti Nusantara (KPWN). Dan seiring
tumbuhnya pohon-pohon jati itu, berkembang
pula usaha tani mereka.
Meskipun ‘hanya’ digawangi investor
sebuah koperasi, tapi usaha tani UJU-PBH tetap
memiliki standar bagi laba yang jelas layaknya
perusahaan yang telah go public. Koperasi
investor akan mendapatkan 40 persen dari
total laba. Sedangkan sisa 60 persen labanya
akan dibagi untuk pemilik lahan 10 persen,
petani penggarap 25 persen, fasilitator 15
persen dan pemerintah desa 10 persen. Laba
penghasilan ini akan diterima setiap 5 tahun
saat pohon-pohon jati tersebut mencapai
volume batang lebih dari 0,2 meter kubik.
Namun jika sang pohon mandeg tumbuh,
KPWN tetap bersedia memberi jaminan.
“Artinya mereka yang bertanggung jawab
membayar pohon itu,” kata Fery, Pendamping
Program UJU-PBH. Akhir Juli lalu Fery bersama
TIM GARASI RAMADHAN POHAN menyusuri
salah satu hutan jati mereka.
Kini tak kurang dari 13 hektar area Desa
Sidowayah berubah menjadi hutan usaha jati
rakyat. Kurang lebih 17 ribu pohon jati ada di
situ. Dengan perkiraan harga jati per pohon
Rp 500 ribu saja, maka program ini akan
menghasilkan Rp 8,5 miliar saat panen pada
2013. Tawaran yang baik bagi Desa Sidowayah
untuk tetap mempertahankan wilayahnya
hijau.
Memang, program jati unggul di Desa
Sidowayah mungkin tak bisa dibilang sebagai
salah satu solusi perubahan iklim layaknya
rancangan REDD (Reduction Emission on
Degradation and Deforestation). Namun
paling tidak, program ini berhasil bagi Desa
Sidowayah. Program ini membuatnya menjadi
mutiara hijau di lingkar Magetan sekaligus
mengangkat ekonomi rakyat desa. Bagi
mereka, program ini sama halnya dnegan
hutan desa.
“ Hutan merupakan paru-paru dunia.
Selain itu hutan merupakan mutiara bagi
kehidupan di mana seluruh ekosistem hutan
merupakan simbol kehidupan dunia. Harapan
kami dengan hutan ini, kami akan terus
mampu mendongkrak ekonomi rakyat,” kata
Suminem Sekretaris Desa Sidowayah.
Potensi kehutanan Desa Sidowayah membuat mereka terus meraih prestasi di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat. Uniknya, kunci keberhasilan mereka bukan pada investor besar atau perusahaan modern tapi justru pada koperasi dan usaha tani.
Dalam wawancara dengan GARASI kali ini,
Pendamping UJU-PBH Fery sekaligus mengoreksi
kesalahan data yang diberikan Pemerintah Desa
Sidowayah kepada kami sebelumnya, yang kami
muat di GARASI Edisi V Juni 2010. Kesalahan
tersebut terletak pada persentase bagi hasil laba
dan nama koperasi investor. Dengan dimuatnya
artikel ini, kesalahan tersebut kami perbaiki.
FOTO
-FO
TO: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
Ramadhan Pohan merayakan Hari Kemerdekaan lebih
awal (2/8) bersama Para Pengurus dan anak-anak Yayasan
TPA dan PAUD Ridlo Tholibatul Ulum Pon Pes Hidayatul
Mubtadiin di Desa Sambirejo Trenggalek. Mereka
merayakan dengan cara yang unik. Tak ada acara klasik
tarik tambang atau panjat pinang di bulan puasa kali ini.
Sebaliknya, anak-anak mempersembahkan tarian mereka
dan Ramadhan menyerahkan langsung hadiah bagi para
pemenang Lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang
telah diselenggarakan sebelumnya.
Rayakan Hari Kemerdekaan di Bulan Suci
10 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
KASUS RAKYAT
AKHIR Juli lalu Juhong Siahaan sengaja
bertandang ke Senayan. Misinya hanya satu,
menemui Ramadhan Pohan dari Fraksi Partai
Demokrat secara langsung di ruang kerjanya.
Juhong mulai angkat bicara. Dia ternyata tak
datang untuk keperluan pribadi. Dia datang
sebagai kuasa hukum ratusan petani kelapa
sawit di Kampar, Riau.
“Kami ingin melaporkan kejadian ini atas
dasar kepedulian Ramadhan Pohan terhadap
nasib para petani kelapa sawit yang telah
dirugikan oleh PT SAM II (Subur Arum Makmur
II), tanpa ada musyawarah,” kata Juhong.
Juhong berkisah, konflik perebutan lahan
kebun sawit ini bermula sejak November
2003. Saat itu Bupati Kampar Jefri Noer
mengeluarkan izin bagi PT SAM II untuk
mengelola sejumlah lahan di Kampar.
Termasuk di dalamnya, lahan yang diklaim
sebagai milik ratusan petani sawit tradisional
Kampar.
Ratusan petani ini tepatnya bermukim di
Danau Lancang, Kecamatan Tapung Hulu,
Kampar, Riau. Sejak Februari 2003 mereka
membeli 1900 hektar tanah dari penduduk
adat setempat, Etnis Mamak. Lalu mereka
mengolahnya menjadi lahan sawit. Namun
pada 2007, para petani ini mendapatkan
tanaman mereka tiba-tiba dirusak. Preman-
preman yang mengaku sebagai Kelompok
Scorpio entah dari mana mulai datang dan
mengintimidasi. Tak hanya lahan, rumah-
rumah para petani ini ikut dibakar. Beberapa
petani juga luka-luka dipukuli.
Kepada TIM GARASI RAMADHAN POHAN,
para petani setempat menuding pemilik PT
SAM II, Martias Surya sebagai biang keladi.
Menurut mereka, semua itu dilakukan PT SAM
II agar para petani tidak lagi dapat mengelola
tanahnya. Untuk akhirnya, terpaksa merelakan
lahan mereka.
“Kami dibuat tidak betah, dan mereka
menghalalkan berbagai cara agar kami keluar
dari tanah ini,” kata salah seorang ketua
kelompok tani setempat. Teror yang sama pula
membuat dia meminta GARASI untuk tidak
menuliskan jati dirinya.
Di mata para petani, Martias yang juga
Presiden Komisaris PT Surya Dumai Group
(induk dari PT SAM II) ini adalah pengusaha
nakal yang menghalalkan berbagai cara
demi mendapatkan tanah milik masyarakat
setempat.
Ratusan masyarakat petani kelapa sawit di Kabupaten Kampar, Riau mengadu kepada TIM GARASI RAMADHAN POHAN. Menurut mereka, lahan sawitnya diserobot pengusaha perkebunan ternama. Sementara sang pengusaha sendiri masih diam seribu bahasa.
FOTO
: SK
YC
ITY
SCRA
PER
.CO
M
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 11KASUS RAKYAT
Para petani membeli tanah seluas 1900 hektar dari Ninik Mamak, Kepala Adat Etnis Mamak, Riau. Februari 2003, surat keterangan tanah tersebut pun dikeluarkan kepala desa setempat.
Pada 17 November 2003 Bupati Kampar Jefri Noer mengeluarkan izin prinsip No : 454 Tahun 2003 kepada PT SAM II untuk mengelola sejumlah tanah di Kampar. Surat ini memulai awal sengketa para petani dengan PT SAM II. Ada dua surat keterangan atas kepemilikan tanah yang sama.
Para petani mengadu kepada Gubernur Riau saat itu, H.M Rusli Zainal. Gubernur pun mengeluarkan surat No. 100/HK/20.19 tentang penyerobotan lahan masyarakat Desa Danau Lancang, kepada Bupati Kampar. Isi surat meminta PT SAM II menghentikan semua kegiatan perusahaan karena dinilai telah menimbulkan keresahan dan sudah mengarah kepada tindak kekerasan.
Pada 2007, kelompok preman bayaran yang menyebut diri sebagai Scorpio, merusak lahan kebun kelapa sawit, membakar rumah warga, dan melakukan tindak kekerasan yang menimbulkan korban luka-luka di pihak para petani. Kasus tersebut dilaporkan ke Kepolisian Daerah (POLDA) setempat namun hingga kini belum ada kelanjutan investigasinya.
KRONOLOGI KASUS
Kisah para petani ini kian pilu. Perebutan
lahan sawit ini justru menarik oknum-oknum
yang mengaku sebagai pengacara namun
yang akhirnya hanya menguras kantong para
petani ini. Mereka kini tak tahu lagi kemana
harus mencari keadilan. “Ke mana lagi kami
harus mengadu, tak ada lagi yang bisa kami
perbuat,” kata sang ketua tani.
Mendengar aspirasi tersebut, pada 1 hingga
3 Agustus lalu TIM GARASI berusaha menemui
Martias Surya di Pekanbaru, Riau. Sekedar untuk
mendengar kisah secara seimbang dari kedua
belah pihak tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Namun gedung PT SDG yang adalah induk
perusahaan PT SAM II bagai tertutup rapat.
Martias selalu tak ada di kantornya setiap kali TIM
GARASI bertandang. Hanya staf PT SDG yang
bersedia menemui untuk mengabarkan, sang
pengusaha tak ada di tempat. Hingga berita ini
diturunkan, TIM GARASI masih terus berusaha
mencari jalan bagi kasus ini.
“Tujuan akhir kami hanya satu yaitu
memberi keadilan bagi para petani Kampar.
Untuk itu tak ada cara lain, kedua pihak
yang bertikai harus mau duduk bertemu
membahasnya,” kata Ramadhan Pohan.
DI RUANG kerjanya di Senayan, Ramadhan Pohan menerima laporan dari ratusan warga tani kelapa sawit dari Pekanbaru,
Riau (28/07). Laporan tersebut disampaikan oleh kuasa hukum para petani. Duduk menghadap ke Ramadhan Pohan, dari kiri
ke kanan : Rusli Kamal (Ketua DPW Forum Harmoni Nusantara Medan) Iwan Batubara dan Juhong Siahaan
FOTO
-FO
TO: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
12 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
JALAN-JALAN
MENUJU Goa Gong tidaklah sulit. Wisata goa
ini terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung
yang berjarak sekitar 15 kilometer sebelah
barat Kota Pacitan. Tapi Anda juga bisa menuju
Goa Gong dari Kota Solo dengan jarak 140
kilometer.
Goa Gong ini ditemukan pada 5 Maret
1995, oleh seorang Warga Desa Bomo yang
biasa dipanggil Mbah Noyo Semita. Goa
ini terletak di atas daerah perbukitan kapur
dengan panjang mencapai 256 meter dan
penuh bebatuan stalaktit dan stalakmit. Ada
yang tergantung dari langit-langit goa. Ada
juga yang berdiri tegak menjulang. Warga
setempat menamainya Goa Gong, gara-gara
goa ini akan memperdengarkan aneka suara
yang berbeda yang mirip bunyi gong jika
bebatuannya diketuk-ketuk. Tapi sayang,
sekarang suara-suara itu semakin sulit
terdengar.
Berada di pusar gugusan Pegunungan Seribu, Pacitan memiliki obyek wisata goa yang hebat. Salah satunya adalah pesona seribu sinar di Goa Gong.
Tapi paling tidak pesona goa seribu sinar
masih terlihat oleh lampu sorot yang banyak
dipasang Pemerintah Pacitan di sana. Iseng-
iseng Anda juga bisa mencoba menyoroti
bebatuan menakjubkan itu dengan sinar lampu
senter. Aneka warna pelangi akan segera
memantul di sana-sini. Keindahan permainan
warna kerap membuat goa ini diklaim sebagai
goa yang terindah di Asia.
Bagaimana pun, kesan goa mungkin
tetap terkesan seram. Namun tidak untuk
Goa Gong. Para pengunjung tak perlu
merasa takut. Jalan-jalannya sudah dibuat
sedemikian rupa hingga mudah dan nyaman
untuk dilewati. Selain itu, juga ada beberapa
orang pemandu yang siap mengantarkan
para pengunjung menjelajah goa berbekal
lampu senter yang banyak disewakan.
Jadi Anda bisa asyik bermain-main dengan
pantulan aneka warna dari bebatuan tanpa
harus takut tersesat.
Dan tak hanya para wisatawan, Pemerintah
Pacitan pun semakin ‘asyik’ mengenal Goa
Gong lebih dalam. Mereka bahkan menjuluki
goa ini sebagai tempat ‘Segitiga Emas’ kedua
setelah Wisata Pantai Teleng Ria.
“Goa Gong merupakan penyumbang
PAD (Pendapatan Asli Daerah) terbesar kedua
setelah Pantai Teleng Ria,” kata Kepala Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
Pacitan, M. Fathoni.
Menurut dia, Pemerintah Pacitan berniat
semakin mempercantik kawasan Goa Gong.
Tujuannya tak lain agar para pengunjung benar-
benar bisa menikmatinya secara maksimal mulai
dari masuk hingga keluar mulut goa. Sepanjang
jalan harus benar-benar nyaman. Tak heran jika
kenyamanan pengunjung Goa Gong mendapat
sorotan utama Pemerintah Pacitan. Pasalnya,
kelembapan udara yang tinggi serta ramainya
pengunjung, terkadang membuat udara di
dalam goa terasa panas. Beberapa kali saya
menyeka keringat dan harus melepas jaket.
Sekalipun, di sana-sini telah terpasang kipas
angin.
Rasa panas dan pengap itu hasil buah
simalakama. Lampu sorot yang sengaja
dipasang untuk memancarkan keindahan seribu
sinar di Goa Gong, sebaliknya juga mengurangi
aliran air alami di bebatuan stalaktitnya. Tak
pelak, udara lembab pun terasa menjadi
pengap.
Karenanya, Fathoni menyatakan Pemerintah
Pacitan berniat membuat lebih banyak lagi
tempat-tempat kongkow di sekitar goa seperti
taman bermain atau kolam renang. Sehingga
para pengunjung tak hanya berkerumun di
dalam goat tapi juga menikmati pemandangan
indah sekitar Goa Gong.
FOTO
: /W
WW
.KFS
EMA
RA
NG
.CO
M
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 13MITRA KOMISI I - INFOKOM
DPR RI pertama didirikan pada 1916
dengan nama Volksraad, sebagai dampak
dari maraknya gerakan nasional perubahan
yang terjadi di seluruh dunia pasca Perang
Dunia I. Meski demikian, posisi Volksraad
yang sebenarnya hanya basa-basi dari
pemerintah kolonial, menyebabkan
implementasi pembentukannya baru
terlaksana pada 1918. Tapi tetap saja,
Volksraad menjadi jalan bagi kaum
Nasionalis Moderat seperti Husni Thamrin
dan kawan-kawan untuk menyuarakan
cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Tergusurnya kolonial Belanda oleh
Jepang pada 1942, otomatis membuat
Volksraad tak diakui lagi. Dengan demikian,
Indonesia mulai membentuk sejarah
parlemennya sendiri melalui pembentukan
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
pada 29 Agustus 1945, yang kemudian
menjadi hari lahir DPR RI.
Selanjutnya, bentuk DPR RI sempat
ikut berubah-ubah mengikuti perubahan
bentuk negara yang sempat terjadi di
Indonesia. KNIP sempat berganti menjadi
DPR dan Senat Republik Indonesia Serikat
pada 1949, lalu hanya setahun kemudian
menjadi Dewan Perwakilan Rakyat
Sementara (DPRS).
Setelah 6 tahun berikutnya, barulah
DPRS ini mengakhiri masa tugas mereka
setelah DPR pertama hasil pemilu 1955
menggantikannya. Sejak itu pula DPR RI
selalu terpilih melalui pemilu, sekalipun
mengikuti aura politik saat itu, jumlah dan
ideologi partai-partai politik yang duduk di
parlemen berbeda-beda pula.
Kini, DPR RI yang bertugas adalah
mereka yang terpilih melalui pemilu 2009
dengan total anggota 560 orang yang
dibagi-bagi ke dalam 11 Komisi.
Sejak 2009 hingga 2014 nanti,
Ramadhan Pohan dari Fraksi Partai
Demokrat akan mewakili suara rakyat dari
Komisi I, yang mengurus isu-isu Pertahanan
Keamanan, Luar Negeri dan Komunikasi
Informatika.
DPRDULU DAN SEKARANG
Kemkominfo merupakan unsur pelaksana eksekutif atas isu-isu
komunikasi dan informatika, yang dipimpin Menteri Kominfo dan
bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia (RI).
Pra 1998, Kemkominfo bernama Departemen Penerangan dan
menjadi alat pemerintah Orde Baru untuk mengontrol media dan alur
komunikasi di Indonesia. Namun pasca reformasi, secara bertahap
Kementrian ini turut beradaptasi dengan posisi barunya.
Secara resmi Kemkominfo kini bertugas membantu Presiden RI
merumuskan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan
teknis di bidang komunikasi dan informatika yang meliputi pos,
telekomunikasi, penyiaran, teknologi informasi dan komunikasi, layanan
multimedia dan diseminasi informasi.
KPI merupakan lembaga independen setingkat lembaga negara yang
lahir atas amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002. KPI terdiri atas
KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi). Anggota KPI Pusat (9 orang)
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI Daerah (7 orang) dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, anggaran program
kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan Belanja
Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah).
Dalam pelaksanaan tugasnya, KPI dibantu oleh sekretariat tingkat
eselon II yang stafnya terdiri dari staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta
staf profesional non PNS. KPI merupakan wujud peran serta masyarakat
berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat.
KI merupakan lembaga independen setingkat lembaga negara,
yang dibentuk sebagai lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan
Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) dan peraturan
pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi
publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau
ajudikasi non litigasi. Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi publik
antara para pihak melalui bantuan mediator Komisi Informasi. Sedangkan
ajudikasi non litigasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi publik
antara para pihak yang diputus oleh Komisi Informasi.
Pembentukan KI diawali dengan penetapan keanggotaan Komisi
Informasi Pusat (KI Pusat) dengan Keputusan Presiden No 48/P tahun
2009 tertanggal 2 Juni 2009 setelah dilakukan uji kelayakan.
Dewan PersMenurut UU Pers No. 40 tahun 1999, Dewan Pers adalah lembaga
independen yang dibentuk sebagai bagian dari upaya mengembangkan
kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional (Ayat 1).
Dengan demikian, Dewan Pers mengemban amanat atas dipatuhinya
kode etik pers dan penggunaan standar jurnalistik profesional.
Fungsi-fungsi Dewan Pers (Ayat 2) adalah melindungi kemerdekaan pers
dari campur tangan pihak lain, melakukan pengkajian untuk pengembangan
kehidupan pers, menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik
Jurnalistik, memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian
pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan
pemberitaan pers, (penjelasan: pertimbangan yang dikeluarkan Dewan
Pers berkaitan dengan Hak Jawab, Hak Koreksi dan dugaan pelanggaran
terhadap Kode Etik Jurnalistik), mengembangkan komunikasi antara pers,
masyarakat, dan pemerintah, memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam
mengembangkan standar profesionalisme mereka.
14 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
VARIA KOMISI I
IDE ITU bukan muncul kemarin sore. Lebih
dari satu dekade sudah pers Indonesia
menikmati kebebasannya. Namun Agustus
lalu sejarah kebebasan pers tanah air justru
kembali terkoyak. Dua pembunuhan jurnalis
berturut terjadi di Merauke dan di Maluku.
Mantan Pemimpin Redaksi Playboy Indonesia
dipidana 2 tahun. Belum lagi, data Kompas
menyatakan dari Januari hingga Mei 2010 tak
kurang 3 jurnalis jadi korban aniaya massa dan
oknum perwira Tentara Nasional Indonesia
(TNI). Lainnya di Papua dan Merauke, menjadi
korban teror pesan pendek yang belum jelas
pelakunya.
“Jelas DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
tidak boleh dan tidak bisa tinggal diam
menyaksikan maraknya aksi main hakim
sendiri terhadap para jurnalis,” kata Ramadhan
Pohan dari Komisi I. Dia pun mencetuskan
ide mendirikan Kaukus Perlindungan Pers
di Senayan. Dasarnya jelas, UU Pers No 40
Tahun 1999 Pasal 8 yang menyatakan semua
jurnalis mendapat perlindungan hukum saat
menjalankan profesi mereka.
Data AJI (Aliansi Jurnalis Independen)
Indonesia mencatat pada 2009 jumlah
kekerasan terhadap para jurnalis tanah air
sebenarnya sudah turun. Hampir 30 persen
dari tahun sebelumnya. Tapi dua bulan
terakhir aksi kekerasan dan pembunuhan
jurnalis justru memarak. Mulai dari pelemparan
bom molotov ke Kantor Tempo, kematian
misterius Muhammad Syaifullah dari Kompas,
pembunuhan Kontributor Merauke TV
Ardiansyah Matrais dan Kontributor Sun TV
Ridwan Salamun hingga teror pesan pendek
untuk membungkam para jurnalis di Papua.
Maraknya aksi pembunuhan dan kekerasan terhadap jurnalis membuat para wakil rakyat berniat mendirikan Kaukus Perlindungan Pers. Seberapa jauh komunitas pers berharap kaukus ini bisa mengemban tanggung jawabnya?
Merajut Kaukus
Pers
Sementara di ibukota, teror serupa juga terjadi
mengatasnamakan agama. Front Pembela
Islam berencana mengejar Mantan Pemimpin
Redaksi Playboy Erwin Arnada dan melaporkan
28 majalah yang dianggap porno.
Kaukus Perlindungan Pers, menurut
Ramadhan, memang tidak akan bisa menjadi
panasea bagi semua masalah itu. Tapi paling
tidak, kaukus ini dapat membantu mendesak
Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
untuk tidak tinggal diam. Karakteristik para
anggotanya yang berasal dari lintas komisi juga
diharapkan dapat memudahkan kaukus itu
bekerja efektif.
“Saat ini kami masih menyusun bagaimana
kaukus ini sebaiknya, agar jangan hanya hadir
sesaat lalu hilang,” kata Ramadhan.
Wacana telah digelar dan berbagai
harapan mulai bermunculan. Mewakili para
jurnalis lingkungan, Ketua SIEJ (Society of
Indonesian Environment Journalists) Mahadi
berharap kaukus ini dapat benar-benar
memperlancar jalannya investigasi kasus
pembunuhan jurnalis. Terutama karena
kematian misterius Syaifullah dan pembunuhan
Ardiansyah terjadi saat keduanya tengah
melakukan liputan investigatif lingkungan.
“Posisi kami sangatlah kritis. Isu-isu
lingkungan biasanya selalu sensitif dan
umumnya liputan harus dilakukan di daerah-
daerah yang terpencil,” kata Mahadi. Selain
itu, Mahadi meminta Kaukus Perlindungan Pers
juga bisa mendesak POLRI untuk transparan
membeberkan kelanjutan investigasi seperti
hasil otopsi korban. Tujuannya agar tak muncul
syak prasangka seakan-akan ada impunitas
bagi para pelaku. Sejak 2000 hingga kini, baru
satu kasus pembunuhan jurnalis yang tuntas
diusut POLRI. Lainnya bagai mengendap di
sudut gelap.
Kaukus Perlindungan Pers tentu saja tak
diharap hadir sekedar mengawasi performa
POLRI. Tapi juga menjaga agar setiap kebijakan
dan regulasi yang dihasilkan DPR RI tetap
mengandung unsur perlindungan pers.
“Harapan kami itu sesuai posisi DPR RI
sebagai legislator. Perlindungan pers dalam
regulasi ini tak berarti harus merevisi UU Pers,
tapi juga bisa dimasukkan ke dalam Rancangan
Undang-Undang (RUU) yang saat ini dibahas,”
kata Koordinator Bidang Advokasi AJI
Indonesia Margiyono. AJI bersama beberapa
komunitas pers lainnya termasuk dalam Komite
Perlindungan Terhadap Jurnalis (KOMPRES).
Margiyono juga menyinggung kontroversi
RUU Rahasia Negara yang kembali diajukan
Komisi I ke daftar Program Legislasi Nasional
(Prolegnas), RUU Tindak Pidana Teknologi
Informasi (TIPITI), RUU Konvergensi Media dan
rencana revisi UU Penyiaran. Dia meminta hal
ini juga mendapat perhatian utama Kaukus
Pers itu kelak.
RAMADHAN POHAN, Ketua Dewan Pers Bagir Manan dan, Kepala Humas Polri Irjen Pol Edward Aritonang saat menjadi
pembicara diskusi Kekerasan Terhadap Media, di Dewan Pers, Jakarta (20/7).
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 15
Bagai bara dalam sekam, isu perbatasan Indonesia-Malaysia kembali terkuak. Kali ini Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa kena tuding kurang tegas mengatasinya.
VARIA KOMISI I
LAGI-LAGI terjadi insiden perbatasan
Indonesia-Malaysia. Pada 13 Agustus lalu,
kapal patroli Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menahan tujuh nelayan
Malaysia yang menangkap ikan di wilayah
perairan Indonesia. Kemudian Polisi Diraja
Malaysia balik menangkap tiga petugas
KKP yang sedang menggiring kapal nelayan
tersebut. Aksi saling tangkap ini terjadi di
daerah yang belum jelas statusnya karena
belum selesai dirundingkan batas-batasnya.
Bicara perundingan berarti juga membahas
diplomasi. Semua mata pun mengarah kepada
Menlu Marty Natalegawa. Di depan forum
Komisi I DPR RI akhir Agustus lalu, Marty
mengakui insiden saling tangkap di daerah
yang belum jelas itu memang bukan masalah
sederhana. Bahkan, menghambat diplomasi
perbatasan Indonesia-Malaysia.
“Daerah itu memang belum
diperundingkan (batasnya) karena kita sedang
melihat perkembangan pembicaraan mengenai
gugusan karang yang disebut South Ledge
yang kini sedang dirundingkan oleh Singapura
dan Malaysia,” kata Marty.
Perbatasan memang masalah klasik antar
negara tetangga. Bagai bara dalam sekam,
masalah perbatasan yang berarti kedaulatan ini
dapat meledak sewaktu-waktu seiring semakin
terbatasnya sumber daya alam dan populasi
yang terus tumbuh.
“Justru karena itulah perbatasan
merupakan hal yang sangat penting dalam
menegakkan kedaulatan suatu negara. Saya
minta masalah ini harus menjadi prioritas bagi
Kementrian Luar Negeri,” kata Ramadhan
Pohan dari Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI).
Ramadhan menegaskan perbatasan
berkaitan erat dengan masalah kedaulatan
negara dan menjadi komponen penting sebagai
pertahanan negara ini dari ancaman luar.
Indonesia sampai saat ini memang masih
punya banyak pekerjaan rumah yang belum
terselesaikan. Secara geografis nusantara
berbagi wilayah lautnya dengan 10 negara
tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina,
Republik Palau, Australia, Timor Leste, Vietnam,
Timor Leste, India, dan Thailand. Insiden
Indonesia-Malaysia menurut Ramadhan hanya
menemplak kita untuk segera merundingkan
ketidakjelasan tanda batas di laut ini.
Masalah serupa juga pernah dialami
Indonesia dengan Singapura. Perundingan
perbatasan pertama-tama sulit dilakukan
karena peta yang digunakan sebagai alat
perundingan berbeda.
“Tapi dengan dasar saling menghormati,
Singapura dan Indonesia pelan-pelan bisa
menyelesaikan status perbatasan laut ini,” kata
Ramadhan. Juli lalu, Komisi I DPR RI menerima
laporan resmi Kementrian Luar Negeri tentang
penarikan garis batas laut barat Indonesia-
Singapura hasil perundingan bilateral kedua
negara.
“Kisah sukses kita dengan Singapura ini
bisa menjadi contoh bagaimana perundingan
perbatasan seharusnya dilakukan. Saya pikir
kita harus tegas mengingatkan Malaysia untuk
melakukan hal yang sama,” kata Ramadhan.
Masalah dengan Malaysia memang
berbeda. Sejak 1979, Negeri Melayu tersebut
menuai protes Singapura, Indonesia dan
Filipina, gara-gara membuat peta wilayah yang
tak jelas dasar hukum internasionalnya. Peta
itu ‘memakan’ sebagian wilayah laut ketiga
negara tetangganya. Hingga kini Malaysia
tetap bersikukuh dengan petanya, sementara
Indonesia menolak mengakuinya dan tetap
berpegang pada dasar hukum internasional.
Marty mengakui, Kemlu telah melayangkan
9 nota protes kepada Pemerintah Malaysia
selama tahun 2010. Namun semuanya tak
mendapat tanggapan. Sejak 2005 hingga 2009
pula, 15 kali pertemuan bilateral Indonesia-
Malaysia untuk merundingkan batas maritim ini
belum menemui hasil.
”Akan tetapi kami terus mendorong
Malaysia mempercepat perundingan
penyelesaian delimitasi dan pengelolaan
perbatasan. Pertemuan selanjutnya akan
dilaksanakan pada tanggal 6 September
2010 di Kota Kinabalu dalam Joint Ministerial
Commission,” kata Marty.
Astri Gautama
RAMADHAN POHAN dari Komisi I DPR RI, Ferry dari DPD RI, Ahmad Muzani dari Komisi I DPR RI, membahas sengketa
perbatasan Indonesia-Malaysia dalam jumpa pers di press room DPR RI, Kamis (19/08).
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
Anak-anak murid Play Group Mutiara Insani Desa Sambirejo Kabupaten Trenggalek berebut menunjukkan karya lukis mereka kepada Ramadhan Pohan, (02/08).
Ramadhan Pohan bercanda dengan ibu-ibu setempat di sela Lomba
Pancing yang diselenggarakan GARASI di Pemancingan Betri Ponorogo, (1/8) untuk
menyambut bulan puasa.
Di sela-sela jadwal silaturahmi dengan para konstituen yang padat, Tim
GARASI RAMADHAN POHAN menyempatkan bermain sepakbola di tepi Pantai Pasir Putih
Trenggalek, (02/08).
Ramadhan Pohan kembali mengunjungi Rutan Negara Kelas II B
Pacitan dan memberikan sumbangan berupa televisi bagi para tahanan (27/8).
Menyambut bulan puasa, Ramadhan Pohan menjenguk anak-anak yatim
piatu di Desa Ponggok, Pacitan di sela-sela masa reses (27/07).
FLASH & PRINT
FOTO-FOTO: RONALD SIAHAAN DAN DOKUMEN PRIBADI RAMADHAN POHAN
Silaturahim di Bulan Suci
17
(Kiri ke Kanan) Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, Edy Baskoro Yudhoyono dan Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI
bersama-sama berkunjung dan meresmikan Masjid Al-Fattah Kikil Kabupaten Pacitan, (31/07).
Ramadhan Pohan menulis dukungannya terhadap kebebasan pers
Indonesia saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun Aliansi Jurnalis Independen ke-16 di
Jakarta (6/8)
Ramadhan Pohan bercengkerama bersama Panda Nababan
dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sesaat sebelum Rapat Paripurna (19/8)
dimulai.
Usai menerima aspirasi rakyat di Yayasan Faqih Sudja,
Pacitan, (31/7) Ramadhan Pohan langsung dikerumuni para wartawan membahas isu perlu-
tidaknya dana aspirasi DPR.
Soleh Soeaidy (Komisi X), Jafar Hafsah (Ketua Fraksi Partai
Demokrat), Ramadhan Pohan (Komisi I, Anas Urbaningrum (Ketua Umum Partai Demokrat),
dan Ruhut Sitompul (Komisi III) usai Upacara Peringatan HUT RI ke-65 di Istana Merdeka.
18 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
RAMADHAN DI LIBANON
Dalam Kunjungan Kerja Komisi I ke Timur
Tengah awal Juli lalu, Ramadhan Pohan
bersama anggota-anggota Komisi I dan Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Marzuki
Alie mengunjungi Pasukan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yang bertugas sebagai Pasukan
Perdamaian di UN Position 7-1, Libanon.
Kedatangan para wakil rakyat ini disambut
meriah dengan atraksi Sisingaan yang
diperagakan para prajurit. Selain itu, Ramadhan
Pohan juga menerima tanda mata dari pasukan
TNI yang bertugas di sana.
FOTO-FOTO: DOKUMEN PRIBADI RAMADHAN POHAN
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 19KRONIK
SELASA, 17 AGUSTUS 2010
HUT RI Ke-65
Ramadhan Pohan menghadiri Upacara
Kehormatan kepada para pahlawan sekaligus
melakukan renungan suci di Taman Makam
Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata, Jakarta,
untuk memperingati HUT ke-65 Kemerdekaan
RI. Acara ini rutin dilakukan dan dipimpin
langsung Presiden SBY guna menyambut HUT
Kemerdekaan RI setiap tahunnya. Terlihat
hadir dalam acara tersebut diantaranya para
jajaran TNI, Menteri dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
SELASA, 17 AGUSTUS 2010
Selasa 17 Agustus 2010, Ramadhan Pohan
menghadiri Peringatan Hari Ulang Tahun ke-65
Republik Indonesia di Istana Merdeka. Upacara
diawali dengan peringatan detik-detik proklamasi
tepat pukul 10.00 WIB ditandai dengan
tembakan meriam sebanyak 17 kali, sirene,
bunyi beduk-beduk di masjid serta lonceng di
gereja-gereja selama satu menit. Sejumlah tamu
undangan yang hadir antara lain anak-anak
dari Mantan Presiden Soekarno, Mantan Wakil
Presiden Try Soetrisno, sejumlah duta besar
negara sahabat dan negara-negara ASEAN serta
para menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II
didampingi pasangan masing-masing.
LIVE MetroTV: Kontroversi Souvenir Cikeas
Ramadhan Pohan menjadi narasumber
Live Talkshow Metro Pagi di Metro TV.
Topik Talk Show terkait souvenir berupa
buku tentang Ibu Ani Ydhoyono dan Agus
Harimurti Yudhoyono. Beberapa narasumber
beranggapan politik pencitraan SBY sudah
menabrak norma sehingga tidak bisa
membedakan ruang privat dengan ruang
publik. Namun ada juga yang senang dengan
pembagian souvenir tersebut. Narasumber lain
yang hadir yaitu Ray Rangkuti (Direktur Lingkar
Madani).
MINGGU, 22 AGUSTUS 2010
Ramadhan Pohan menghadiri undangan buka puasa bersama dengan
Para Pengurus Partai Demokrat yang diadakan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor pada Minggu, 22
Agustus 2010. Ratusan tamu dan undangan acara buka puasa bersama itu
menempati tempat yang telah disediakan di halaman depan dan pendopo
kediaman Presiden. Acara diawali dengan sambutan Ketua Umum DPP Partai
Demokrat, Anas Urbaningrum dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Dewan
Pembina Partai Demokrat yang juga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Ceramah diberikan oleh Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Komaruddin Hidayat. Setelah shalat Magrib berjamaah dengan H.
Muhammad Hidayat bertindak sebagai imam sekaligus muazin, acara ditutup
dengan santap malam bersama
JUMAT 6 AGUSTUS 2010
LIVE Talkshow TV ONE: Buku Pak Beye dan Istananya
Ramadhan Pohan menjadi narasumber
dalam acara Live Talkshow Metro Pagi
di Metro TV. Topik Talk Show membahas
mengenai Buku Pak Beye dan Istananya
yang merupakan buku pertama dari
Tetralogi Sisi Lain Presiden no 5 RI, SBY.
Buku itu berisi hal yang tidak penting,
remeh temeh tentang Pak Beye yang ditulis
detil di blog Kompasiana, hingga akhirnya
diterbitkan dalam sebuah buku. Penulis buku
adalah Anton Wisnu Nugraha. Talk Show
berlangsung hangat karena masing-masing
narasumber mempunyai pendapat yang
berbeda-beda mengenai buku tersebut.
Narasumber lain yang hadir yaitu Anton
Wisnu Nugraha (Penulis Buku Pak Beye dan
Istananya), Effendi Simbolon (Politikus PDIP)
dan Effendi Gazali (Pakar Komunikasi Politik).
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
Mayke Sarasidya
20 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
AGENDA
TGL AGENDA TGL AGENDA
1 Rapat Tim Ramadhan Pohan di Posko Gardu Aspirasi (GARASI)
Ramadhan Pohan. Agenda : Tugas para Liason Officer
Kabupaten, Catatan Data Konstituen, Evaluasi Reses, Strategi
Branding
2 KUNJUNGAN KERJA KOMISI I
Pertemuan dengan Gubernur Kalimantan Barat, Pimpinan
DPRD beserta unsur Muspida dan 5 Bupati yang wilayahnya
berbatasan langsung dengan negara tetangga dan Kepala
Badan Pengelola Kawasan Perbatasan Kalimantan Barat di
Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Barat
Pertemuan dengan mitra kerja Komisi I Wilayah Kalimantan
Barat Bidang Komunikasi dan Informasi
3 KUNJUNGAN KERJA KOMISI I
Pertemuan dengan Pangdam XII/Tanjung Pura
Pertemuan dengan Kaposwil BIN di Kodam XII/Tanjung Pura
4 KUNJUNGAN KERJA KOMISI I
Kunjungan lapangan ke Pos Perbatasan TNI dan Pos Imigrasi
Entikong, Kalimantan Barat
Makan malam bersama Konsulat Jenderal RI di Kuching
5 KUNJUNGAN KERJA KOMISI I
Rapat Dengar Pendapat dengan Konsulat Jenderal RI di Kuching
di Kantor Konsulat Jenderal RI, Kuching
Kunjungan ke Skuadron Pesawat Tanpa Awak di Lapangan
Udara Pontianak
6 Narasumber Apa Kabar Malam di TVOne. Tema : Buku Pak
Beye dan Istananya (Penulis Anton Wisnu Nugraha)
7 Live Talkshow Metro Pagi di Metro TV. Tema : Gaya Komunikasi
SBY8 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Kunjungan ke Pasar Pojok, Ngawi. Agenda : Serap aspirasi
pedagang Pasar Pojok, Ngawi
9 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Sosialisasi Pancasila dan UUD 1945 di Hotel Imelda, Magetan.10 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Kunjungan ke Desa Sidowayah, Magetan (desa berprestasi).
Agenda : Serap aspirasi dengan perangkat desa
11 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Pembukaan acara MTQ di Masjid Jama PERUMDA, Ponorogo
Pembukaan dan Penutupan Acara Perlombaan Bola Voli di SMP
1 atau 2 Badegan, Ponorogo
12 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Silaturahim dan pemberian bantuan di Masjid Sukorejo,
Ponorogo
13 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Pembukaan "Lomba PAUD" dan silaturahim dengan pemilik
Ridlo Tolibatul di PAUD Ridlo Tolibatul Trenggalek
14 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Silaturahim dengan Nelayan Prigi di Aula Dinas Kelautan dan
Perikanan, Trenggalek
15 KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN
Santunan dan silaturahim dengan Yayasan Faqih Sujak, Pacitan
Bertolak ke Jakarta
16 Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT RI ke-65
dalam Sidang Bersama DPR dan DPD RI di Gedung Bundar.
Rapat Paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR
Pleno Fraksi di Ruang KK 2, DPR RI
17 Upacara Apel Kehormatan dan Renungan Suci dalam rangka
Hut RI ke-65 di Taman Makam Pahlawan Kalibata
Upacara Peringatan HUT RI ke-65 di Istana Merdeka
18 Friendly Talk BKSAP dengan Parlemen Vietnam di ruang rapat
BKSAP
Peringatan Hari Konstitusi dan Hari ulang Tahun ke-65 MPR RI
di Gedung Nusantara IV, MPR
Undangan Menteri Luar Negeri : Photo Exhibition on the
History of The Indonesian Diplomacy di Taman Pejambon,
Jakarta
Buka Bersama Relasi di Jakarta Pusat
AGENDA BULAN AGUSTUS 2010
FOTO
: D
OK
. PRIB
AD
I
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 21AGENDA
TGL AGENDA TGL AGENDA
19 Narasumber Metro Pagi di Metro TV. Tema : Kontroversi
Souvenir Istana
Paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR RI. Agenda
: Penetapan susunan dan keanggotaan fraksi dalam alat
kelengkapan DPR RI.
Silaturahim dengan Munawar (Tokoh Masyarakat Ponorogo) di
Ruang 2231
Press Conference di Ruang Wartawan DPR RI. Tema :
Tertangkapnya Awak KKP oleh Malaysia
Buka bersama Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum di
kediaman Ketua Umum
20 Berangkat menuju Thailand dalam rangka menghadiri Asean
Statement's Forum di Bangkok, Thailand sebagai Ketua
Delegasi Indonesia.
21 Asean Statement's Forum di Bangkok, Thailand 22 Buka Bersama Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat di Puri
Cikeas Indah
23 Rapat Kelompok Fraksi (Poksi) I di Ruang 921, DPR RI
Rapat Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Pemilihan
Ketua Komisi I
Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda :
Penyusunan Program Kerja
Rapat BKSAP di Ruang BKSAP. Agenda : Pengukuhan Anggota
dan Pimpinan BKSAP, Penyampaian Program Kerja BKSAP
mendatang, dan lainnya
Rapat terbatas FPD di Ruang Rapat Pimpinan Fraksi
24 Rapat Paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR RI.
Agenda :Terkait Anggaran Belanja Tahun Sidang 2011
Undangan Syukuran HUT TVRI ke-48 di Auditorium TVRI,
Senayan
Rapat Dengar Pendapat dengan Petugas Patroli Kementerian
Kelautan dan Perikanan didampingi Direktur Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan di Ruang Rapat Komisi I.
Agenda : Membahas Insiden Tanjung Berakit
Buka Puasa bersama DPP Barisan Indonesia (Barindo) di DPP
Bapindo, Kebayoran Baru
25 Bertemu Dirjen Bea Cukai, Bapak Thomas Sugijata di Kantor
Bea Cukai. Agenda : Membahas pengaduan warga terkait
penutupan pabrik miliknya.
Rapat Kerja dengan Menteri Luar Negeri RI, Duta Besar LBBP
Indonesia untuk Malaysia dan Konsul Jenderal RI Johor Bahru di
Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Penjelasan Menteri Luar Negeri
RI mengenai sikap dan kebijakan Pemerintah melalui Kemlu dan
merespon Insiden Tanjung Berakit.
Buka Puasa bersama Ketua Umum dan Bendahara Umum
Demokrat di Kediaman Bendahara Umum Partai Demokrat
26 Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda :
Pembahasan dan Pengesahan Jadwal Acara Rapat Komisi I DPR
RI pada Masa Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011, Rencana
Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI pada Masa Reses Masa
Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011 dan lainnya
Rapat Pimpinan Fraksi Demokrat di Ruang 921
Undangan Kedutaan Australia : Buka Puasa bersama Paul
Robiliard (The Charge d'affairs of Australia) di Jalan Teuku Umar
No.7 Menteng Jakarta Pusat.
27 Pleno Fraksi di KK2. Agenda : Rapat Internal
Silaturahim dan pemberian bantuan televisi ke Rutan Pacitan
Santunan Yatim Piatu di Pusat PAUD Melati TPK Melati Dusun
Krajan Lor, Desa Ponggok, Kecamatan Pacitan, Kabupaten
Pacitan
Buka Puasa bersama Tokoh Masyarakat Pacitan
28 Buka Puasa Bersama dengan 6 Mubin di Pondok Pesantren
Qomarul Hhidayah di Kecamatan Tugu Desa Gondang,
Trenggalek
Santunan Yatim Piatu di Pondok Pesantren Salafiah, Panti
Asuhan Assyafi'iah, Tremggalek
29
17.30 Buka Puasa Partai Demokrat di kediaman Ketua Fraksi Partai
Demokrat Jafar Hafsah, Jalan Jati Poncol Pasar Minggu.
30 Paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR RI. Agenda:
Pidato Ketua DPR RI tentang Laporan Kinerja DPR RI Tahun
Sidang 2009-2010 dan dalam Rangka ulang tahun DPR/MPR
ke-65.
Rapat Internal Komisi I. Di Ruang Rapat Komisi I. Agenda :
Pembahasan mekanisme anggaran mitra kerja Komisi I DPR RI,
Pembahasan materi dan masukan dari fraksi-fraksi terhadap
RUU Intelejen
Buka Puasa bersama Menkominfo di Perumahan Menteri, Jalan
Widya Candra V/27 Jaksel
Rapat Kerja dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum
dan Keamanan RI beserta jajaran di Ruangan Rapat Komisi I.
Agenda : Membahas pengelolaan wilayah perbatasan berbasis
maritim
31 Paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR. Agenda :
Jawaban Pemerintah atas pandangan fraksi terhadap RUU
tentang APBN TA 2011 dan lainnya di Ruang Rapat Paripurna
DPR RI
AGENDA BULAN AGUSTUS 2010
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
22 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
SAHABAT PARLEMENFO
TO:
RA
MA
DH
AN
PO
HA
N
MENYAMBUT Idul Fitri tahun ini, Jafar
Hafsah angkat jempol bagi semua wakil rakyat
Fraksi Demokrat yang mau turun ke daerah.
Menurut Jafar, Fraksi Partai Demokrat memang
punya kewajiban untuk melakukannya.
“Fraksi Partai Demokrat tentunya ke
depan harus lebih kuat, lebih tajam dan solid
menghadapi permasalahan yang dihadapi
rakyat. Jadi untuk itu kita harus selalu mampu
mengapresiasi masalah-masalah mereka
dengan turun ke daerah,” kata Jafar.
Menurut Ketua Fraksi Partai Demokrat yang
baru ini, para wakil rakyat dari fraksi apapun
memang sudah selayaknya mau turun ke
daerah. Bagaimanapun , seorang anggota DPR
RI punya kewajiban mengawal kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah yang pro rakyat.
“Apalagi jika dia berasal dai Fraksi Partai
Demokrat yang adalah fraksi the rulling party,
yang harus selalu mampu mengawal kebijakan
pro rakyat,” kata dia.
– KETUA FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DPR RI
Jafar mendukung penuh anggota-anggota
Fraksi Partai Demokrat yang rajin turun
mengunjungi dan berkomunikasi dengan para
konstituen mereka. Ditemui saat berbuka
bersama para Pengurus Partai Demokrat di
kediamannya, 29 Agustus lalu, Jafar sempat
terlihat sibuk ‘melayani’ permintaan izin
para anggota fraksi untuk ‘kabur’ sejenak
menengok konstituen mereka.
“Bahkan ada beberapa yang justru
baru pulang dari daerah,” kata Jafar sambil
menunjuk Ramadhan Pohan.
Dengan semakin sering turun ke daerah,
Jafar mengharap Fraksi Partai Demokrat akan
semakin solid pula menjalankan 3 program
utama mereka yang notabene dekat dengan
isu-isu akar rumput. Adalah yang pertama,
untuk mengawal sistem perpolitikan nasional
agar selalu memperhatikan aspirasi rakyat.
Lalu program kedua , memastikan kedaulatan
pangan benar-benar bisa terjadi di Indonesia.
“Jadi kita benar-benar harus bisa
mengawal bagaimana pelaksanaan program
pembangunan dan pertanian kita, agar bisa
dibuktikan ada kedaulatan pangan di daerah
yang sini dan juga yang di sana,” kata Jafar.
Namun agar kedua program itu bisa
terlaksana, program ketiga juga harus masuk
sorotan utama. Fraksi Partai Demokrat pun
menjadikan isu pertahanan dan keamanan
di sepanjang perbatasan sebagai salah satu
perjuangan utama mereka di Senayan.
“Kita harus bisa memastikan bagaimana
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Kebangsaan kita harus benar-benar dapat
dijaga seutuhnya dengan mempertahankan
daerah perbatasan,” kata Jafar.
Belum lama ini, Fraksi Partai Demokrat
di Komisi I mengusulkan agar semua
petugas termasuk petugas sipil di perbatasan
dipersenjatai lengkap.
Fraksi Partai Demokrat tentunya ke depan harus lebih kuat, lebih tajam dan solid menghadapi permasalahan yang dihadapi rakyat. Jadi untuk itu kita harus selalu
mampu mengapresiasi masalah-masalah mereka dengan turun ke daerah
Ramadhan Pohan
bersama seluruh TIM GARASI RAMADHAN POHAN
mengucapkan
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Semoga kita bersama selalu dilimpahi rahmat dan hidayah-Nya.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS
Fraksi kuat, leyang d
mampdeng
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 23SUARA RAKYAT
itu atau pengembangan sarana terjadi jika
ada sesuatu seperti lebaran, kunjungan
pejabat, international event. Kesannya kita
kurang persiapan.
Mestinya hal-hal infrastruktur dibenahi
dari dulu. Proyek-proyek tertunda
terlihat berantakan, terbengkalai sangat
tidak bagus, mencerminkan pemerintah
yang tidak tegas dalam mengambil
langkah dalam usaha pembangunan.
Semoga Pemerintah bisa mengerti
bahwa pembenahan semacam ini dapat
memperlancar perekonomian kota dan
daerah, sehingga bisa menstabilkan harga-
harga kebutuhan pokok agar tidak terdapat
lonjakan atau kekurangan pada hari raya.
Merdeka!
Gadsya Angela Nggadas
Marketing Communication
AKU mengharapkan
pembangunan daerah juga bisa
disamakan dengan pembangunan
kota sehinggap penduduk daerah bisa
menikmati layanan dan fasilitas yang sama,
bahkan lebih baik.
Jadi setiap tahunnya, Pemerintah
jangan membenahi infrastruktur pas mau
mudik aja. Sering aku lihat perbaikan kota
MENURUT aku, harga-
harga naik menjelang
lebaran itu wajar, yang
nggak wajar kalau
pemerintah nggak
melakukan antisipasi,
guna menekan laju
kenaikan harga.
Lebaran juga jangan
dijadiin alasan untuk
menaikkan harga.
Pemerintah juga
harus memastikan distribusi barang-
barang yang harganya udah naik itu
merata baik di kota maupun pelosok.
Jangan sampai pelosok malah dapat
barang sisa dan sudah jelek. Untuk
transportasi, pemerintah boleh lah naikin
harga, tapi armada dan loket-loket
harusnya diperbanyak dan dalam kondisi
baik, biar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan.
Annisa Maulidya
Karyawan Bank Asing
HARAPAN saya,
menjelang lebaran
baik arus mudik
dan lonjakan
harga kebutuhan
pokok, Pemerintah
harusnya lebih siap.
Artinya Pemerintah
harus sudah
punya tindakan
antisipasi
yang nyata,
contohnya transportasi
yang memadai untuk menghindari
kecelakaan, cadangan armada untuk
memenuhi kebutuhan, perbaikan jalan
harusnya dilakukan berbulan-bulan
sebelum hari H dan yang paling penting,
harus ada koordinasi antara Kementrian
Perhubungan dengan perusahaan-
perusahaan transportasi.
Gina Adityalugina
Mahasiswa Universitas Padjadjaran
AKU mengharapka
MENharg
leba
ngg
pem
me
gu
k
L
HARAmenj
baik
dan
har
po
ha
A
h
y
contohnya
Harga Naik Itu Wajar, Asal Ada Antisipasi
Kementerian Perhubungan Harus Koordinasi, dong
Ngurusin Infrastruktur Jangan Pas Mau Mudik Aja
Harga Bahan Makanan dan Tiket Jangan Naik Terlalu Tinggi
HARAPAN untuk pemerintah dan
wakil rakyat, yang pertama adalah
pengendalian harga bahan
makanan. Pemerintah tolong
kendalikan harga agar kenaikannya
jangan terlalu tinggi.
Yang kedua, perbaikan sarana
transportasi dalam mendukung
lancarnya arus mudik dan arus balik.
Sebaiknya pemerintah melakukan
perbaikan sarana transportasi agar
tingkat kecelakaan dapat ditekan.
Memang saat ini pemerintah sedang
melakukan perbaikan di beberapa
area yang sering dilewati arus mudik
dan arus balik. Namun prosesnya
kelihatan terlalu buru-buru, harusnya
dilakukan 3-4 bulan sebelum lebaran.
Yang terakhir, penambahan
jumlah armada agar
harga tiket tidak akan
terlalu tinggi. Untuk
wakil rakyat, semoga
bisa memaksimalkan
fungsinya sebagai
pengawas agar
pemerintah melakukan
fungsinya dengan
benar selama masa
menjelang lebaran dan
sesudahnya.
Rinni Kania
Karyawan Swasta
Yang
jum
har
terl
wa
bis
fu
pe
p
fu
b
m
s
Astri Gautama
Lebaran sudah di depan pintu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bulan Ramadhan dan Idul
Fitri selalu berarti inflasi yang tinggi dan macetnya arus mudik dan arus balik. Bagaimana
harapan rakyat kepada pemerintah dan DPR untuk mengatasinya? GARASI mewawancarai
beberapa orang dari berbagai kalangan untuk mewakilinya.
FOTO
: D
OK
PRIB
AD
I
FOTO-FOTO: DOKUMEN PRIBADI
24 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
SUARA PEMBACA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam buat Bapak dari anak-anak SMK, anak-anak panti asuhan
dan Pengurus/Dewan Guru SMK Ki Hajar Dewantara Gundik Slahung
Ponorogo, yang letaknya berdekatan dengan Desa Karangpatihan
Balong, yang pernah dikunjungi oleh Tim Bapak Ramadhan Pohan.
Semoga Bapak dalam menjalankan tugas selalu diberi kesehatan dan
kemudahan.
Di awal berdirinya SMK Ki Hajar Dewantara, ada 112 pendaftar
yang kita terima dan ada 30 anak yang tidak kita terima karena
terbatasnya gedung kami. Kami masih mempunyai 2 lokal, padahal
seharusnya tersedia 3 lokal untuk 112 anak, dan Alhamdulillah walau
sebagian dari siswa harus menempati tempat orang lain yang kita
pinjam, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan lancar.
Di tahun pelajaran 2010/2011 ini kami belum bisa menambah
bangunan kelas karena keterbatasan kami. Padahal pendaftar sampai
tgl 19 Mei 2010 (Gelombang 1) sudah mencapai 80 anak dan kami
harus memutar otak semaksimal mungkin karena kami punya lahan
cukup luas, tapi belum cukup dana untuk mendirikan bangunan.
Belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah atau instansi lain.
Dengan permasalahan di atas, mohon Bapak Ramadhan
Pohan bisa memberi informasi bantuan yang bisa kami akses untuk
kemajuan SMK yang kami kelola. Mengingat antusias masyarakat
sangat tinggi untuk menyekolahkan anaknya ke SMK tapi kami belum
mampu menampung semuanya. Demikian aspirasi kami, mohon
kami dijembatani, untuk terwujudnya pendidikan yang diharapkan
pemerintah, seperti jargonnya: SMK Bisa, Indonesia Bisa!
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kepala SMK Ki Hajar Dewantara Ponorogo
Ramadhan menjawab:
Pak Fariz,
Salam kembali dari saya buat semua siswa dan guru SMK Ki Hajar
Dewantara. Memang,pendidikan menjadi salah satu aspirasi yang
terbanyak kami terima akhir-akhir ini. Salah satunya, terkait dengan
minimnya infrastruktur.
Aspirasi Bapak ini sudah jelas kami tampung dan akan
ditindaklanjuti oleh TIM GARASI RAMADHAN POHAN di Ponorogo.
Jika Bapak ada waktu, silahkan sowan ke posko kami di Jalan Juanda
Ponorogo. Saya pastikan para staf kami di sana akan menyambut
Bapak dan berusaha mencari jalan untuk aspirasi Bapak ini.
Akhir kata, semoga pendidikan Indonesia semakin maju dan
Indonesia Pasti Bisa!
Banyak Siswa Baru, tapi Tak Ada Gedung
BANG POHAN, saya mohon Anda berkenan membantu
saya. Tolong beri tahu ke mana saya harus mencari dana
bantuan untuk membiayai kuliah anak saya? Haruskah orang
kecil meninggalkan universitas karena tak mampu membayar?
Untuk masuk kuliah, anak saya butuh biaya yang sangat
tinggi. Biaya registrasi administrasinya saja Rp 12,38 juta
dan diharuskan memiliki laptop standar karena anak saya itu
mengambil jurusan teknik informatika.
Kami sangat memohon agar Bang Pohan bisa
memberitahu ke mana kami harus mencari bantuan. Terima
kasih sebelumnya.
MurtiniDesa Ngadisuko Kecamatan Durenan, Trenggalek
Ramadhan menjawab:
Ibu Murtini,
Saya secara pribadi prihatin dengan kondisi anak ibu yang
kesulitan masuk kuliah karena tak punya dana. Saya sendiri
tak pernah lupa bagaimana rasanya dahulu harus menempuh
jarak jauh hanya untuk mencapai sekolah di Pematang
Siantar. Di antara para staf dan tenaga ahli saya pun, banyak
yang harus berjuang mencari dana tambahan saat mereka
masih kuliah dulu.
Sayangnya, Ibu tidak menjelaskan ke universitas mana anak
ibu akan kuliah. Biasanya masing-masing universitas memiliki
program beasiswa dari orang tua mahasiswa atau yang di
universitas negeri biasa disingkat sebagai POMA. Selain itu,
beberapa universitas bahkan bersedia memberikan sistem cicilan
pembayaran untuk para mahasiswa baru mereka.
Saya memang tak bisa secara spesifik menunjukkan
ke mana ibu harus mencari bantuan dana. Tapi saran
saya, berbicaralah secara terbuka dengan pihak dekan
universitas di mana anak ibu diterima. Umumnya mereka
bersedia memberikan keringanan atau bahkan mungkin
memiliki program khusus untuk itu. Selain itu saya juga
menyarankan agar ibu mencari tahu organisasi-organisasi
mahasiswa di universitas tersebut yang biasanya juga
memiliki program bantuan untuk mahasiswa yang berasal
dari keluarga kurang mampu.
Akhirnya saya ucapkan semoga sukses, dan berkaca dari
pengalaman saya sendiri, saya bisa mengatakan wong cilik
pun bisa menikmati pendidikan tinggi.
Anak Kami
Berminat menyampaikan surat pembaca untuk redaksi GARASI atau untuk ditujukan langsung
kepada Ramadhan Pohan, silakan kirim ke alamat redaksi yang tertera di halaman 2 atau via
surat elektronik (e-mail) ke [email protected]. Bisa pula menuliskannya di Gardu
Aspirasi di www.ramadhanpohan.com. Redaksi berhak mengedit surat-surat yang masuk tanpa
mengurangi maknanya.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 25RAMADHAN & TIM
SEBAGAI wakil rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) memiliki tanggung
jawab terhadap konstituennya. Tapi bagaimana
mengatur manajemen tim agar semua aspirasi
rakyat dapat terserap, mulai dari Daerah
Pemilihan (Dapil) hingga ke Jakarta?
Sejak Ramadhan Pohan diangkat sebagai
anggota DPR RI 2009-2014, dia pertama-
tama membentuk Gardu Aspirasi (GARASI)
Ramadhan Pohan. GARASI menjadi “rumah
aspirasi” bagi para konstituennya di Dapil VII
Jawa Timur dan dibiayai secara personal oleh
Ramadhan. Semuanya agar jangan sampai
setelah duduk di Senayan, Ramadhan justru
menjauh dari konstituennya di daerah.
Untuk terus menjaga kedekatan inilah,
GARASI membuka kantor pusat di Ponorogo.
Kantor ini membawahi 5 kabupaten di Dapil
VII Jawa Timur, yang biasa kami sebut dengan
Pawitan Golek (Ponorogo, Ngawi, Magetan,
Trenggalek dan Pacitan). GARASI RAMADHAN
POHAN memiliki masing-masing seorang
Staf Penghubung (LO) yang tersebar di setiap
kabupaten Pawitan Golek.
Kantor GARASI ini dikoordinasi
oleh seorang Manajer Konstituen yang
berkedudukan di ibu kota. Manajer tersebut
bertugas sebagai penanggung jawab semua
urusan konstituen Dapil VII Jawa Timur.
Mereka juga sebagai penghubung Ramadhan
Pohan, tim pusat dan mitra-mitra kami dengan
Tim GARASI di Dapil VII.
Untuk menunjang aspek teknis dan
strategis dari program kerja Tim GARASI di
Pawitan Golek, Kantor GARASI juga memiliki
seorang Staf Ahli. Staf ahli inilah yang bertugas
mendukung aktivitas dan program semua staf
GARASI dan Staf Penghubung di Dapil VII.
Tim GARASI mempunyai beberapa
program kerja, yang dimulai dengan
menampung aspirasi rakyat setempat. Proses
ini mengalir dari menjaring aspirasi masyarakat/
konstituen, mendistribusikan aspirasi,
monitoring tindak lanjut aspirasi hingga
sosialisasi ke masyarakat bagaimana tindak
lanjut akan aspirasi mereka itu di tingkat pusat.
Selain itu, Tim GARASI Pusat Ponorogo
juga terus menyosialisasikan keberadaan
GARASI Ramadhan Pohan dan hasil kerja
Ramadhan di DPR sendiri kepada masyarakat
Dapil. Tindakan sosialisasi ini dianggap perlu
agar nantinya masyarakat mengetahui dan
dapat menyampaikan masalah dan aspirasi
mereka dengan lebih spesifik. Apalagi,
sosialisasi kinerja anggota DPR ini juga wujud
akuntabilitas publik Ramadhan sebagai
anggota DPR.
Tim GARASI Ponorogo juga memfasilitasi
pertemuan Ramadhan Pohan dengan
masyarakat Dapil VII Jawa Timur. Tim GARASI
Ponorogo bertugas mengidentifikasi masalah
dan lokasi kunjungan serta mengoordinasi
kegiatan-kegiatan Ramadhan Pohan pada saat
kunjungan reses, kunjungan di luar jadwal
resmi maupun kunjungan sebagai anggota
komisi DPR ke Dapil VII.
Dengan manajemen yang ada dan
serangkaian program kerja itu, Tim GARASI
Dapil terus berusaha solid dengan Tim
GARASI di Jakarta. Tentu saja, sambil terus
belajar menyempurnakan kekurangan
disana-sini. Semata agar aspirasi rakyat bisa
terus mengalir lancar dari Pawitan Golek
hingga Jakarta.
dari Daerah ke Pusat
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
26 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
TENTANG RAMADHAN
S-1 di Fisip UI (1992); S-2 di American University (AU) Washington DC
(Agustus 2002 – Mei 2004); dan sertifikat dari Graduate School of
Political Management (GSPM), George Washington University (GWU),
Washington, DC (Agustus 2002).
Wakil Sekretaris Jenderal IV Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat • (DPP PD) periode 2010-2015
Anggota DPR-RI, Komisi I & BKSAP periode 2009-2014• Pemimpin Redaksi Koran Jurnal Nasional, Jakarta (Juni 2006 – Maret • 2010)
Direktur Program Hubungan & Kerjasama Luar Negeri, Persatuan • Wartawan Indonesia Pusat, Jakarta (2008-sekarang)
Penasihat, Forum Harmoni Nusantara (FORSAS), Jakarta (2008-• sekarang)
Ketua Bidang Pusat Informasi, BAPPILU DPP Partai Demokrat, Jakarta • (2005 - 2008)
Redaktur Pelaksana• website kepresidenan, www.presidensby.info
(2006)
Pemimpin Redaksi Koran KABINET, Jakarta (Januari 2005 – Juli 2005)• Pengalaman kerja di Jawa Pos 1990 – 2005:•
Reporter di Jakarta 1990 – 1993
Koresponden Bulgaria 1993 – 1996
Koresponden Turkey 1996 – 1998
Representatif Jawa Pos USA (1998 - Desember 2004)
Direktur, Opini Publik & Studi Partai Politik, The Blora Institute (The • Blora Center), Jakarta (Desember 2004)
Reses I (Desember 2009) : Papua dan Papua Nugini
Reses II (Maret 2010) : Jawa Barat
Reses III (Juni 2010) : Timur Tengah (Mesir, Yordania,
Palestina, Suria, Lebanon)
Reses IV (Agustus 2010) : Kalimantan Barat
- Senegal - Bosnia Herzegovina (4 kali dalam
- Afrika Selatan kurun waktu 1993-1996)
- Finlandia
Amerika Serikat - Hungaria
- Jerman
- Macedonia
- Kuba - Norwegia
- Meksiko - Republik Ceko
- Peru - Republik Serbia
- Rumania
- Rusia
- Bolivia - Yunani
- Brazil
- Malaysia
- Singapura
- Iran - Qatar - Uni Emirat Arab
Siantar ke Senayan
Ramadhan Pohan sempat berkeliling dunia sebagai jurnalis sebelum akhirnya menjadi wakil rakyat di Senayan.
Berikut data lengkapnya.
Pematang Siantar, 6 Desember 1966
Gedung. DPR/MPR RI Gedung Nusantara I
lt.22 Ruang 2231, Fraksi Partai Demokrat
Jl. Jend.Gatot Subroto No 6, Jakarta 10270
0811 888 3300
www.ramadhanpohan.com
www.rpohan.wordpress.com
Ramadhan Pohan
bangpohan/Ramadhan Pohan
http://www.youtube.com/user/Forsasjatim RAMADHAN POHAN bersama istri Asti Riefa Dwiyandani berangkat umroh (18/7/2009)
tak lama setelah mengetahui Ramadhan terpilih sebagai wakil rakyat Dapil VII Jatim.
FOTO
: D
OK
. PRIB
AD
I
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 27TENTANG RAMADHAN
SerikatLaporan kunjungan dan pertemuan Pemerintah Indonesia (Presiden • dan Menteri), anggota parlemen (DPR), cendekiawan, dan tokoh
organisasi terkemuka dengan mitra Amerika
Meliput acara dan mewawancarai Xanana Gusmao dan Ramos • Horta di Kantor Pusat PBB, New York (1998)
Meliput dan mewawancarai Wakil Utama Direktur Pelaksana IMF, • Stanley Fischer saat rapat pertemuan International Monetary Fund
(IMF) dan the World Bank.
Menghadiri pertemuan Presiden Abdurrahman Wahid dengan • Presiden Bill Clinton (November 1999) serta pertemuan Presiden
Megawati Soekarnoputri dengan Presiden George Walker Bush
(September 2001) di Oval Office, White House.
Meliput pertemuan Anggota Parlemen (DPR RI) Taufik Kiemas • dengan Politisi, Senator, Anggota Konggres dan pejabat Amerika
(April – Mei 2001).
Meliput pertemuan Jusuf Kalla dengan pejabat pemerintah Amerika • (2003).
Meliput pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dengan pejabat • penting pemerintah Amerika (Mei 2003).
Meliput politik lokal dan politik luar negeri Amerika dengan • menghadiri rapat serta acara politik di Gedung DPR Amerika,
Departemen Luar Negeri (State Department), Gedung Putih (White
House), dan lainnya.
Aktif melakukan kontak dan wawancara dengan LSM-LSM politik • seperti Amnesty International, East Timor Action Network, organisasi
untuk hubungan Muslim- Amerika, CAIR
Satu-satunya wartawan Indonesia peliput tetap di Gedung Putih, • DPR- AS (Kongres), dan Senat (1998 – 2004)
Satu-satunya wartawan surat kabar Asia Tenggara yang diundang • untuk berbuka puasa bersama di Gedung Putih, dijamu Presiden
George Walker Bush, tahun 2001 – 2004.
Satu-satunya wartawan Indonesia yang diundang khusus untuk • menghadiri Pelantikan Presiden Bush tahun 2001
Melakukan serangkaian wawancara dengan para politisi dan pejabat • Amerika, Paul Wolfowitz, dan lainnya.
Diundang memberikan ceramah politik kepada para calon diplomat • Amerika di Virginia.
Meliput • event-event Islam lokal maupun internasional Amerika,
seperti Islamic Society in North America (ISNA)
Wartawan Indonesia pertama yang menulis Barack Obama, yakni • lewat konvensi Partai Demokrat di Boston Juli 2004.
Panel Speaker• , Seminar Film dan Politik (Film and Politics), Universitas
Indonesia, Depok - Jakarta, 1989.
Panel Speaker,• Liputan Berita Amerika di Indonesia, Radio Voice of
America (VOA) dan TV Indosiar, Washington DC, September 2000.
Panel Speaker• , Kebebasan Pers di Indonesia, Freedom Forum,
Arlington-Virginia, Agustus 2001.
Panel Speaker• , Reaksi Indonesia pada September 11, Brownbag
Lunch Discussion, SAIS-Johns Hopkins University, Washington DC,
September 2001.
Panel Speaker,• Kilas Balik 2001: Hubungan US – Indonesia, VOA-
Indosiar, Washington DC, Januari 2002
Pembicara Tamu, After Bali Blast , Radio VOA-TV Indosiar, • Washington DC, 16 Oktober, 2002.
Lebih seratus kali diwawancara oleh BBC London Radio, VOA News, • dan Stasiun Radio dan TV (Radio 68H, Sonora, El Shinta, Metro TV,
SCTV, TVOne, JakTV, RCTI, SunTV, dan lainnya).
Pembicara Kuliah Tamu di Dapil VII Jawa Timur diantaranya: Tema • “Peran Media dalam Membangun Peradaban Bangsa”, STKIP,
Pacitan, Maret 2010 dan Kuliah Tamu “Jurnalistik dan Ke Media
Massa-an”, STKIP, Ponorogo, Maret 2010
Pembicara berbagai diskusi politik di Indonesia dan Luar Negeri • diantaranya Seminar “Reformasi Sektor Keamanan” yang
diselenggarakan oleh Institute for Defense Security and Peace
Studies (IDSPS), bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Indonesia dan Friedrich Ebert Stiftung (FES), Jakarta, Oktober 2009
Diskusi “Transparansi dan Akuntabilitas Publik” yang diselenggarakan • oleh UNDP (United Nations for Development Program), Jakarta,
Desember 2009
Diskusi “Strategi Kebebasan Berekspresi Dalam Era Multi Media”, • Jakarta, Januari 2010
Diskusi Panel JFCC “Kebebasan Pers”, Jakarta, Maret 2010• Diskusi “Partai Demokrat : Antara Partai Modern dan Citra SBY”, • Jakarta 20 April 2010
Diskusi hasil Survei Cirus Surveyors Group tentang “Kekuatan dan • Peluang Calon Ketua Umum Partai Demokrat”, Jakarta, 9 Mei 2010
Diskusi “Menguji Demokrasi Demokrat”, Padalarang, 22 Mei 2010• Kepala Delegasi Indonesia di The 9th Asian Statesmen’s Forum, • Bangkok, Thailand, 21st August 2010
Kolom, politik dan hubungan luar negeri, hampir semua surat • kabar utama Indonesia (1987-1990). artikel opini di Kompas, Suara
Pembaruan, Media Indonesia dan lainnya mengenai isu politik
Indonesia, gerakan mahasiswa Indonesia, isu politik Australia, politik
internasional di Asia Tenggara dan hubungan internasional di Pasifik
Selatan.
Puisi dan Cerita Pendek di berbagai koran dan majalah Indonesia • (1991-1998)
Co-Editor, The Anthology of The New Indonesian Poetry, in Bulgarian • Language (Sofia: 1995).
Kontributor, Para Pembohong, Koleksi cerita pendek (Jakarta: 1996)• Kontributor, The Path Not Taken, Puisi (Maryland: 1996).• Editor, Bridging Jakarta – Washington Relations, Ambassador • Dorodjatun Kuntjorodjakti 1998-2001. (Washington–Jakarta: 2002).
Editor, Buku Masjid Indonesia di Washington D.C. (2002)• Pewawancara, Saya Siap Berkompetisi, Wawancara eksklusif dengan • Presiden RI-Susilo Bambang Yudhoyono (Jakarta : 2009)
Kontributor, Energi Positif, Opini 100 Tokoh mengenai Indonesia di • Era SBY (Jakarta : 2009)
Pemimpin Umum, Buletin GARASI, Buletin Gardu Aspirasi Ramadhan • Pohan (Jakarta :2009-sekarang)
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Bulgaria
bersama Rombongan Wartawan lainnya
meliput kunjungan resmi Presiden Yudhoyono ke Finlandia, (13/9/2006)
FOTO
: D
OK
. PRIB
AD
I
28 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
RAMADHAN & TEAM
As a people’s representative, a
member of the parliament of
DPR has responsibilities towards
his or her constituents. But how
to manage the team so all the people’s
aspirations can be handle, from electoral
district up to Jakarta?
Since Ramadhan Pohan became a member
of the parliament, he teamed up a so called
Gardu Aspirasi (GARASI) Ramadhan Pohan.
The GARASI team became a place where his
constituents go whenever they have aspirations
need to be said. The team is managed and
financially supported by Pohan personally, so
during his time in parliament, he will not stay
close to his constituents.
To build the proximity with constituents,
GARASI team opened offices Ponorogo and
Pacitan. The offices manages other 5 regencies
of East Java, which we used to call as Pawitan
Golek (Ponorogo, Ngawi, Magetan, Trenggalek
and Pacitan). Each regencies have liason
officers there.
The offices are managed by a constituent
manager. He is responsible for all constituent’s
matters and bridging the distance between
Ramadhan Pohan, GARASI Jakarta team and
their partner’s with the people in the districts.
To support technical and strategic aspect
of GARASI Team in the district, GARASI has
an expert staff. He is responsible to support
all activities and programs of GARASI. His job
basically supported by liaisons officers in the
districts.
The team has several programs, one of
them is accomodating local’s aspirations.
The process continues with distributing the
aspirations, monitoring the ongoing process of
handling the aspirations up to socializing to the
people how the aspirations have been handled
in central government level.
Meanwhile, Ponorogo team also needs
to socialize the Ramadhan Pohan’s GARASI's
works among the people, as well as what
Pohan has done in Jakarta. This is necessary so
the people will understand and later on able
to share their aspirations or problems in more
specific ways.
Basically, it’s all been done for the sake of
accountability and transparency as a member
of the parliament and people's representative.
The Ponorogo team will facilitate Ramadhan's
meeting with the people at least once every three
months, on occasional visits or on special visit of
Commission 1 DPR's visit to the electoral districts.
With this management and work
programs, the GARASI teams in the district are
trying to connect with GARASI team in Jakarta.
So the people’s aspirations smothly flow from
Pawitan Golek to Jakarta.
FOTO
: D
OK
. G
ARA
SI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 29ENVIRONMENT CORNER
Someone’s trash can be somebody
else's treasure. That’s what
happening in Pacitan with their
waste recycling program. Starting
August 2010, GARASI RAMADHAN POHAN,
NGO Forum Harmoni Nusantara (FORSAS)
with locals and Pacitan’s Environment
Agency are building a waste recycling
program. They try to change annoying
domestic wastes from problem to valuable
products as organic fertilizer and granules
fertilizer.
The project started with Pacitan
domestics houses. Housewives were invited
in to Clean Pacitan Care Project. It was
simple, just to supervise them to separate
their domestic wastes in to organic,
inorganic and trash that can be re-sell such
as plastic and bottle.
“If you want to fix waste problems, then
doing it right from domestics waste is the most
strategic way,” Joni Maryono, Head of Pacitan
Environment Agency, said.
And from the houses, this simple learning
of separating your waste continued to several
local NGOs. GARASI team started to build
new programs and tried to map the problem
in bigger way. The result is to empower locals
in recycling their waste to change the way of
Pacitan managing regency's garbage.
“It has been a while since us (GARASI
Team) and Pacitan’s Environment Agency
talk about waste management. The point
is, separating and managing your waste not
different at all,” said GARASI Liason Officer in
Pacitan, Wiwit Rowi.
In their empowerment project, Wiwit
Rowi said, Pacitan’s house wives not only
being told to separate their waste, but also
to learn how to turn their organics waste into
fertilizer. They can use it for domestic use in
their own gardens, of course. Though, bigger
management may provide more domestic
income for them to sell this home made
PACITAN’S WASTE RECYCLING
Waste has always been a big issue for Pacitan. Not only came from mining, domestic wastes can be also annoying.
fertilizer to the market.
In the bigger project, Pacitan’s waste
management needs to involve donators.
Pacitan is still using open dumping system to
manage their waste, as they are just pilling up
all the waste in to one big hill in an open land
and let them to compose by themself.
Though, Pacitan Government actually
has some plastic breaker machines. These
machines are able to change waste as granule
caps for fertilizer. And being in the dumpster,
you already have lots waste to start with.
“So all we need is to dig, separate them
and make them in to granules fertilizer,” Wiwit
Rowi said.
The marketing of this project will be involve
local agencies, such as Pacitan’s Forestry and
Agriculture Agency. Every year they need
granule fertilizer in big numbers. Same story,
marketing also will be done to Farm and Food
Agency with all their local farmers’s groups.
Composing ground for domestic waste in Dadap Village, Pacitan distric.
PIC
TURE
BY:
RA
HA
YU
WU
LAN
DA
RI
30 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010
ENVIRONMENT CORNER
It’s Sidowayah Village in Panekan Sub
District. From above, you can notice how
this village looks like a green belt around
Mount Lawu, Magetan. The green belt is
a living proof how this village is able to balance
environment and development. They have done
it with their farmer business group called Usaha
Tani Jati Unggul Pola Bagi Hasil (UJU-PBH).
The rules are simple. The farmers group
got their capital from a people’s company
called Koperasi Perumahan Wanabakti
Nusantara (KPWN). Acting as their investor,
KPWN guarantees their money growing as the
teak trees getting bigger and bigger. And at
the end, these farmers are going to gain their
profit every 5 years when the teak trees volume
reach 0,2 meters cubic.
If something gone wrong, KPWN acts as the
insurance guy. “It means they will be responsible
to buy the trees any way,” Fery said, as the
Consultant Officer of Sidowayah Farmer Bussines
Group. End of July 2010, He showed GARASI
TEAM to see the plantation by ourselves.
When the harvest time arrives, as like
a modern company, this farmer business
group has set their game rule. The investor
get 40 percent of the profit. Meanwhile, the
rest 60 percent are for the land owner as 10
percent, farmer gets 25 percent, facilitator
for 15 percent and village government
own their 10 percent. So far, they see this
as a win win solution where locals get their
SIDOWAYAH PEOPLE’S TEAK PLANTATION
Where Green Means Environment and ... Money
earning from teak’s investment and so the
village government gets their earning for
development.
Right now, no less then 13 hectare of
Sidowayah Village has been turn into Teak
Plantation with about 17 thousand trees. If
we just predict each tree will be sold 500,000
IDR each, then in 2013 this program will earn
no less then 8,5 billions IDR. Good offer for
Sidowayah people to keep their used to be
degraded area becoming green.
Although the program can not be seen
as equal as REDD (Reduction Emission on
Degradation and Deforestation), but they
seems to work for the locals. It has made
Sidowayah looks like emerald of Magetan and
providing profits for locals as well. For them,
the plantation is the forest.
“We know that forest has great deal for
the world. And for us, the forest means this
plantation where we still can gain profit and
allow some forest ecosystem grows there,”
Suminem, Sidowayah Village Secretary said.
Sidowayah Village keeps scoring achievements in people’s economy empowerment program. The secret is not come from big investor or high class company, but with people’s company form so called Koperasi as the investor and local farmer’s bussines group as the worker to perform a sustainable Teak Plantation.
PIC
TURE
BY:
IMA
GREF
A.M
E.C
OM
TEAK plantations surrounding Mount Lawu, Ngawi as llike its green belt
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 8/TAHUN I/SEPTEMBER 2010 31TRIP & LEISURE
It’s not hard to reach Gong Cave.
The cave is located in Bomo Village,
Punung Sub District, about 15 km
west from the town of Pacitan. But
if you travel from Central Java, the cave is
140 km from Solo.
The cave, which sits on top of limestone
hills, was found by local named Mbah Noyo
Semita in 5th March 1995. The cave is 256
meters in length, decorated with beautiful
stalactites and stalagmites. Local people
around the cave named it the Gong Cave,
because the cave would produce gong-
like sounds when the rocks are tapped.
Unfortunately, now the gong-like sounds are
hard to be heard.
Other calling for the cave is the Thousands
Rays Cave. If you shine the rocks using a
handheld flashlight, you would witness an
enchanting view. The light from the flashlight
Located at the center of Seribu Mountain Range, Pacitan possesses incredible caves, which becomes the star attractions of the region. One of them is known as the enchanting Thousands
Rays Cave, Gong Cave.
is reflected on the rocks and produce beautiful
rainbow colors. For this, the cave is claimed to
be the most enchanting cave in Asia.
Though still, caves are often associated as
the eerie and creepy place, but not Gong Cave.
Pacitan Government works hard to provide
comfortable and easy-access path inside the
cave. You can also find guides who are ready
to accompany you in your journey into the
cave, so you don’t need to worry about getting
lost. Not only that, also not to worry if you
left your flashlights at home. You can just rent
them before entering the cave.
And the joy is not only for us. The local
government is profiting from it and considering
the cave as one of “Golden Triangle” after
Teleng Ria Beach.
“Gong Cave contributes the second
largest portion of local income after Teleng Ria
Beach,” said M. Fathoni, the Head of Pacitan
Thousands Rays Cave
Culture, Tourism, Youth, and Sport Agency.
According to Fathoni, the local government
has a plan to beautify the Gong Cave, so the
visitors could enjoy it from the first time they
step into the cave until they have finished their
adventure inside the cave. Visitors’ comfort
is the number one priority, since the high
humidity combines with crowded visitors
and spotlights to shine on the rocks would
create an uncomfortable situation. Today, the
government installs some fans inside the cave
to deal with the hot and humid condition.
Moreover, the local government wants to
maximize the use of the area surrounding the
cave.
Another effort from the local government
is to build hang out places, like swimming pool
or play ground, so visitors have more options
in enjoying the view around the Gong Cave.
PIC
TURES
BY:
RA
HA
YU
WU
LAN
DA
RI
APRESIASI
Sumber Spirit Kamiwww.ramadhanpohan.comwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.rrrrrrraaaaaaammmmmmmaaaaaaaddddddddddddhhhhhhhhhhhhaaaaaaannnnnnnpppppppooooooohhhhhhhhhhhhaaaaaaannnnnnn.cccccccooooooommmmmmm
EDISI 01/TAHUN I FEBRUARI 2010RAMADHAN POHAN
DEMIRAKYATKU,
INDONESIAKU
DISI 0
MAD
EDISI 02 / TAHUN I MARET 2010
RAMADHAN POHAN
Politik MencerdaskanObama inspired Ramadhan a lot on his parliamentary
campaign
‘’Bila DiwarnaiKekerasan, DemokrasiJadi Democrazy’’
Mengurai Benang Kusut Tambang
Desa Kluwih
deerderdrddhan ary Ke
EDISI 03 / TAHUN I APRIL 2010
RAMADHAN POHAN
Suara Desa pun
Tak Tertahan di Pintu
Gerbang Senayan
Forest Eleven,
Indonesia’s Big Impact on
Global Community
SISI LAINHANKAM KITA
3 / TA
HA
SuTerGe
sia’Glo
EDISI 04 / TAHUN I MEI 2010
RAMADHAN POHAN
INSPIRASI DEMOKRASI
DARI WALESADPR Gunakan Peraturan
Upaya Ramadhan Memulangkan RI is Heading to UN
R
ASASRRASRRASLESLES
n RI