sambungan proposalq

25
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Palangka Raya yang beralamat di Jl. KS.Tubun No.2 pada siswa Kelas X semester II Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan selesai. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama, populasi dapat terdiri dari orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri yang sama (Darmadi, 2011: 14). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMAN- 4 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi dalam 4 kelas. Tabel 3.1 Sebaran Populasi Kelas Jumlah Siswa XI IPA-1 39 XI IPA-2 39 XI IPA-3 40 XI IPA-4 39 1

description

B

Transcript of sambungan proposalq

Page 1: sambungan proposalq

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Palangka Raya yang

beralamat di Jl. KS.Tubun No.2 pada siswa Kelas X semester II Tahun Ajaran

2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan

selesai.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama,

populasi dapat terdiri dari orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau

ciri yang sama (Darmadi, 2011: 14). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

kelas XI IPA SMAN- 4 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi dalam 4

kelas.

Tabel 3.1Sebaran Populasi

Kelas Jumlah Siswa

XI IPA-1 39

XI IPA-2 39

XI IPA-3 40

XI IPA-4 39

Sumber: tata usaha SMAN-4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian

(Darmadi, 2011: 14). Sampel pada penelitian ini sebanyak 1 kelas. Pemilihan sampel

penelitian dilakukan secara acak (random sampling) berdasarkan kelas dengan

1

Page 2: sambungan proposalq

asumsi kelasnya homogen yaitu dengan melakukan undian terhadap semua kelas

populasi yang akan dijadikan sebagai kelas sampel.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyusun proposal penelitian

2. Menentukan tempat penelitian

3. Melakukan seminar proposal

4. Permohonan izin penelitian pada instansi terkait

5. Membuat instrument penelitian, seperti: RPP, tes pemahaman konsep, lembar

observasi keterampilan proses sains dan tes hasil belajar.

6. Melaksanakan uji coba, instrumen yang diuji coba adalah instrumen THB

7. Menganalisis data uji coba instrumen.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap penelitian ini siswa pada kelas yang terpilih sebagai sampel

penelitian diberikan tes berupa soal pemahaman konsep yang berupa uraian sebelum

pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dilakukan yang disebut

denganpretest. Setelah siswa diberikan pretest, siswa diajarkan materi hukum Hooke

dan elastisitas dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Setelah

pembelajarana selesai dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, siswa

diberikan tes pemahaman konsep berupa soal uraian yang disebut dengan posttest.

Soal pada pretest sama dengan soal posttest, hal ini bertujuan untuk mengetahui

2

Page 3: sambungan proposalq

peningkatan pemahaman konsep siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa

dibagi dalam beberapa kelompok kecil antara tiga sampai enam orang untuk

mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berupa kegiatan eksperimen.

Selama kegiatan ekperimen dilakukan oleh siswa, ada 4 orang pengamat untuk

menilai keterampilan proses sains siswa. Pengamat akan diberikan lembar observasi

yang diisi menggunakan checklist pada kolom yang sesuai dengan ketercapain

keterampilan proses sains siswa. Setelah seluruh materi hukum Hooke dan elastisitas

diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, siswa pada sampel

penelitian diberikan tes berupa soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengetahui

ketuntasan belajar siswa pada aspek kognitif.

3.4.3 Analisis Data

Data-data yang terkumpul akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menganalisis data pemahaman konsep siswa dengan menggunakan rumus g

faktor (N-Gain) untuk melihat peningkatan pemahaman konsep siswa.

2. Menganalisis data keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan

statistik deskriptif.

3. Menganalisis data hasil belajar siswa yang untuk melihat ketuntasan individu

dan ketuntasan klasikal.

3.4.4 Kesimpulan

Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data.

3.4 Instrumen Penelitian

3

Page 4: sambungan proposalq

Penelitian ini menggunakan tiga jenis instrumen dalam mengumpulkan data,

yaitu:

1. Instrumen 01: tes pemahaman konsep berupa soal uraian. Untuk mengukur

pemahaman konsep maka siswa diberikan pretest dan postest. Pretest

dilaksanakan sebelum metode penemuan terbimbing digunakan, sedangkan

postest dilaksanakan setelah metode penemuan terbimbing digunakan. Tes

pemahaman konsep ini terdiri dari 7 soal untuk masing-masing label konsep

(LK), dengan rincian soal pemahaman konsep aspek kemampuan

menginterpretasikan sebanyak 1 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal,

menjelaskan sebanyak 1 soal,dan membandingkan sebanyak 1 soal. Indikator

soal per aspek dapat dilihat pada tabel 3.2.Untuk mengetahui validitas soal

maka soal akan di validitasi oleh validator.

2. Instrumen 02: lembar observasi aktivitas keterampilan proses sains siswa saat

berlangsungnya kegiatan eksperimen, yang diisi oleh 4 orang pengamat selama

kegiatan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing

berlangsung. Instrumen penelitian dengan menggunakan lembar observasi

bersifat nontes.

3. Tes hasil belajar kognitif dalam bentuk pilihan ganda. Tes ini untuk mengukur

hasil belajar siswa, siswa diberikan soal tes hasil belajar setelah semua

pembelajarandengan menggunakan metode penemuan terbimbing pada materi

hukum Hooke dan elastisitas selesai.

3.5 Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep dan Tes Hasil Belajar

3.6.1 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep

4

Page 5: sambungan proposalq

Tabel 3.2Indikator Soal per Aspek Kemampuan Pemahaman Konsep

Label Konsep

Indikator Pembelajaran Indikator Soal

Aspek Kemampan yang Diukur

Nomor Soal

Elastisitas zat padat

Mendeskripsikan karakteristik gaya

pada benda elastis

berdasarkan data percobaan

1. Menjelaskan pengertian elastisitas, regangangan dan tegangan.

Menjelaskan1

2. Memberikan contoh untuk benda elastis, plastis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari .

Mencontohkan 2

3. Menginterpretasikan penerapan elastisitas. Menginterpretasikan 3

4. Membandingkan tegangan dan regangan suatu benda dengan benda lain.

Membandingkan 4

Hukum Hooke Memformulasikan konsep gaya

pegas

1. Menjelaskan hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas serta konstanta pegas.

Menjelaskan1

2. Memberikan contoh penerapan hukum Hooke pada kehidupan sehari-hari.

mencontohkan2

3. Menginterpretasikan pengaruh gaya terhadap perubahan panjang pegas.

Menginterpretasikan 3

4. Membandingkan konstanta dua buah pegas. Membandingkan 4

Susunan pegasMenganalisis susunan pegas

seri dan parallel

1. Menjelaskan kriteria yang dimiliki susunan pegas seri dan parallel. Menjelaskan 1

2. Memberikan contoh penerapan susunan pegas dalam kehidupaan sehari-hari.

Mencontohkan 2

3. Menginterpetasikan aplikasi susunan pegas dalam kehidupan sehari-hari . Menginterpretasikan 3

4. Membandingakan konstanta pegas yang disusun seri dan parallel

Membandingkan 4

3.6.2 Kisi-Kisi Tes Hasil BelajarTabel 3.3

Kisi-kisi Tes Hasil Belajar (THB) Kognitif pada Materi Pokok Elastisitas

5

Page 6: sambungan proposalq

Sub Materi Pokok

Indikator Tujuan Pembelajaran Khusus

Nomor Soal

Aspek Kunci Jawaban

Elastisitas Zat Padat

Mendeskripsikan karakteristik gaya pada benda elastis berdasarkan data

percobaan.

1. Menjelaskan pengertian elastisitas.

2. Menjelaskan pengertian bahan plastis.

3. Menyebutkan contoh bahan elastis dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menyebutkan contoh bahan plastis dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menjelaskan pengertian tegangan bahan elastis.

6. Menghitung besarnya tegangan suatu benda.

7. Menjelaskan pengertian regangan

8. Menuliskan persamaan regangan bahan elastis.

9. Menghitung regangan bahan elastis.

10. Menganalisis grafik daerah elastis.

1,6

2

3,4

5

7,8

9,10,11

12,13

14

,15,16

17,18

C2

C2

C1

C1

C2

C3

C2

C1

C3

C4

A, C

C

C, B

C

C, C

E, C, B

C, B

D

D, D

A, D

11. Menunjukkan persamaan modulus elastis (modulus Young).

12. Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan modulus elastisitas (modulus Young).

19,20

21,22,23

C1

C3

B, D

A, C, D

Hukum Hooke

Memformulasikan konsep gaya pegas

13. Menjelaskan hukum Hooke.

14. Menghitung pertambahan panjang benda elastis.

15. Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan hukum Hooke.

16. Menghitung konstanta gaya pegas

17. Menghitung konstanta pegas berdasarkan grafik.

18. Menganalisis permasalahan yang berhubungan dengan aplikasi hukum Hooke

24,25

26,29,30

27,28,31

32,33

34,35

36,37

C2

C3

C3

C3

C3

C4

E, D

C, C, E

E, E, A

D, E

C, C

A, A

Susunan Pegas

Menganalisis susunan pegas

19. Menghitung besar pertambahan panjang

38,39 C3

C3

A, D

6

Page 7: sambungan proposalq

seri dan paralel sistem pegas susunan seri.20. Menghitung besar

konstanta pengganti sistem pegas susunan seri.

21. Menghitung besar pertambahan panjang sistem pegas susunan paralel.

22. Menghitung besar konstanta pengganti sistem pegas susunan paralel.

23. Menemukan perbandingan sistem pegas seri dan paralel.

24. Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan sistem pegas susunan gabungan (seri dan paralel)

40,41

42,43

44,45

46,47

48,49,50

C3

C3

C4

C3

C, A

E, B

D, A

C, A

E, B, B

3.6 Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang diujicobakan adalah instrumen tes hasil belajar

siswa. Ujicoba instrument dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas,

tarafkesukaran dan daya pembeda. Ujicoba tes hasil belajardilaksanakan di kelas XI

SMAN-4 Palangka Raya semester satu.

3.7.1 Validitas

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak

di ukur (Suharsimi Arikunto, 2012: 73). Untuk menguji validitas tes pemahaman

konsep berupa soal uraian, digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).

Judgment untuk mendapatkan validitas pada tes ini dilakukan oleh dua orang ahli.

Sedangkan untuk menguji validitas THB berupa soal pilihan ganda, digunakan

rumus korelasi point biserial adalah(Suharsimi Arikunto, 2012: 93):

γpbis =

M p−M t

St √ pq …………………………………………………………. (3.1)

7

Page 8: sambungan proposalq

Keterangan:

γpbis = koefisien korelasi point biserial

Mp = Mean skor dari peserta tes yang menjawab betul item

Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes)

St = Standar deviasi skor total

p = proporsi peserta tes yang menjawab betul

p=(banyaknya siswa yang menjawab benarjumlah seluruh siswa )

q = proporsi peserta tes yang menjawab salah (q = 1 – p)

Instrumen dikatakan valid atau tidak valid bergantung dari besar koefisien

validitas suatu instrumen. Kriteria koefisien validitas instrumen ditunjukkan pada

tabel berikut:

Tabel 3.4Kriteria Koefisien Validitas

Validitas Kriteria

0,800 – 1,000 Sangat tinggi0,600 – 0,800 Tinggi0,400 – 0,600 Cukup0,200 – 0,400 Rendah0,000 – 0,200 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2012: 89)

Soal dikatakan valid jika γpbis 0,4 dan jika γpbis 0,4 soal dikatakan tidak

valid.

3.7.2 Reliabilitas

Suharsimi Arikunto (2012: 100) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan

dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memiliki hasil yang tetap.

8

Page 9: sambungan proposalq

Reliabilitas instrumen THB bentuk pilihan ganda dihitung dengan menggunakan

rumusKuder – Richardson, K-R.21, yaitu (Suharsimi Arikunto, 2012: 117):

r11= ( nn−1 )(1− M (n−M )

nSt2 )

………………..………….……………(3.3)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir soal

M = skor rata-rata

St2 = Varians total

Suharsimi Arikunto (2012: 89) menyatakan bahwa kriteria reliabilitas

instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5Kriteria Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas Instrumen Kriteria0,800 – 1,000 Sangat tinggi0,600 – 0,800 Tinggi0,400 – 0,600 Cukup0,200 – 0,400 Rendah0,000 – 0,200 Sangat rendah

3.7.3 Taraf Kesukaran

Suharsimi Arikunto(2012: 223)mendefenisikan bilangan yang menunjukkan

sukar dan mudahnya suatu soal dinamakan indeks kesukaran (difficulty index). Di

dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi symbol P, singkatan dari kata

“proporsi”. Rumus mencari P adalah (Suharsimi Arikunto, 2012: 223):

9

Page 10: sambungan proposalq

P= BJS

……………………………………………………….………… (3.4)

Keterangan:

P = indeks kesukaaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran (Suharsimi Arikunto, 2007: 210):

Tabel 3.6Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

0,00 – 0,30

0,30 – 0,70

0,70 – 1,00

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

3.7.4 Daya Pembeda

Suharsimi Arikunto (2012: 226) mendefinisikan bahwa daya pembeda soal

adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kuran pandai (berkemampuan rendah).

Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah (Suharsimi Arikunto, 2012: 228):

D=BA

J A

−BB

J B

=PA−PB ………………….………………………….…(3.5)

Keterangan:

D = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

10

Page 11: sambungan proposalq

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda (Suharsimi Arikunto, 2007: 128)

D : 0,00 – 0,20 : jelek

D : 0,20 – 0,40 : cukup

D : 0,40 – 0,70 : baik

D : 0,70 – 1,00 : baik sekali

D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal mempunya D negative

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis

deskriptif. Tujuannya adalah untuk menjawab rumusan masalah penelitian dalam

mengambil sebuah kesimpulan.

1. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

pemahaman siswa kelas XI tentang konsep materi Hukum Hooke dan elastisitas

setelah digunakan metodepenemuan terbimbing. Peningkatan yang terjadi sebelum

dan sesudah pembelajaran dianalisis menggunakan rumus g faktor (N-gain) atau gain

11

Page 12: sambungan proposalq

yang dinormalisasikan yang dikembangkan oleh Hake (Abdurrahman, 2012: 35)

yaitu:

| g | =% S post−% Spre

100 %−% S pre..................................................................................(3.6)

Keterangan:

| g | = gain yang dinormalisasi

a% S post = persentase rata-rata skor postest

a% S pre= persentase rata-rata skor pretest

Dengan kriteria indeks gain seperti pada tabel:

Tabel 3.7

Kriteria Indeks Rerata Gain Dinormalisasi

Kriteria Perolehan | g | Interpretasi

| g | ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ | g |< 0,70 Sedang

| g |< 0,30 Rendah

Untuk menghitung rata-rata skor baik pretest maupun postest pemahaman

konsep digunakan persamaan berikut:

S=∑ Si

N .............................................................................................(3.7)

Keterangan:

aS = rata-rata skor pretest maupun postest

12

Page 13: sambungan proposalq

Σ Si = Skor siswa ke-i

N = Jumlah siswa

(Abdurrahman, 2012: 34)

Perbandingan persentase skor rerata data pretest, postest, dan N-Gain dihitung

dengan persamaan berikut (Henny, 2012: 61):

% S = S

Skor idealx 100 %...........................................................................(3.8)

Keterangan:

% S = persentase rata-rata skor pretest maupun postestS = rata-rata skor pretest maupun postest

2. Keterampilan Proses Sains

Data observasi keterampilan proses sains siswa dapat dianalisis menggunakan

statistik deskriptif persentase tiap aspek keterampilan proses sains siswa. Analisis ini

dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut(Trianto, 2010: 235):

P=[ jumlah skorskor maksimal ]× 100 % …………………………………………….(3.9)

Keterangan:

P : persentase tiap aspek keterampilan proses

Jumlah skor : jumlah skor yang diraih setiap siswa

Skor maksimum : skor maksimal dari setiap keterampilan proses

3. Tes Hasil Belajar Kognitif

Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa

kelas XI IPA setelah pembelajaran pada materi hukum Hooke dan elastisitas dengan

13

Page 14: sambungan proposalq

menggunakan metode penemuan terbimbing. Analisis data THB dengan

menggunakan ketuntasan individu dan klasikal.

a. Ketuntasan Individu

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individu) dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut(Trianto, 2010: 241):

KB =

TT1 × 100% ……...…………………………………………. (3.10)

Keterangan:

KB = Ketuntasan belajar

T = Jumlah skor yang diperoleh siswa

T1 = Jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi

jawaban benar siswa ≥ 73% (standar ketuntasan individu SMAN-4 Palangka Raya).

b. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan secara klasikal dikatakan tuntas jika 85% individu yang tuntas

dari jumlah siswa yang berada di kelas tersebut. Rumus persentasenya (P)

adalah( Widiyoko, 2002: 55):

P =

jumlah siswa yang tuntasjumlah seluruh siswa

x 100 %………………………………..(3.11)

Keterangan :

P = persentase ketuntasan klasikal

14

Page 15: sambungan proposalq

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2012. Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer

15

Page 16: sambungan proposalq

Instruction. Skripsi Jurusan Pendidikan FMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Diakses pada tanggal 21Juli 2013.

Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovativ dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Depdiknas

Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta Barat: PT Indeks Permata Puri Media

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Handayani, Sri, Ari Damari. 2009. Fisika Untuk SMA dan Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Haryadi, Bambang. 2008. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Henny. 2012. Penerapan Pembelajaran Generatif dengan Strategi Problem Solvinguntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA pada Materi Fluida Statis. Skripsi Jurusan Pendidikan FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Diakses pada tanggal 24 Juli 2013

http://akhmadsudrajat.wordpress.comdiunduh pada tanggal 12September 2013.

http://lusiaika.blogspot.com/2012/01/desain-penelitian-fisika.htmldiunduh pada tanggal 24Juli 2013.

http://panduan-analisis-butir-soal.pdf diunduh pada tanggal 17 Juli 2013.

Kamajaya. 2008. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah menengah Atas/MadrasahAliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama

Kartikasari, Santi. 2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit di Kelas X Semester II SMA Nusantara Palangka Raya Tahun ajaran 2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Rajawali Pers

16

Page 17: sambungan proposalq

Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Sanjaya, H.W.(2011).Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sears, Francis. W & Mark W. Zemansky. Fisika untuk Universitas 1 Mekanika, Panas, Bunyi. Jakarta: Binacipta

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Suharsimi Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

------------------------. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sundari, Rini. 2008. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Pengalaman Kerja Ilmiah Siswa Kelas XI IA Semester II SMA Negeri 2 Pahandut Palangka Raya Tahun Ajaran 2007. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palangka Raya: UNPAR

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Surya, Yohanes. 2009. Seri Bahan Persiapan Olimpiade Fisika Mekanika dan Fluida. Tangerang: PT Kandel

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media

Widiyoko, Taufiq. 2002. Pengembangan Model Pembelajaran Langsung yang Menekankan pada Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar

17

Page 18: sambungan proposalq

Siswa dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran di SLTP. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Young, Hugh. D & Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga

18