SAMBUNGAN KELING
-
Upload
parlindungan-sitohang -
Category
Documents
-
view
507 -
download
31
description
Transcript of SAMBUNGAN KELING
Elemen Mesin I
Riveted Joint
BAB II
SAMBUNGAN KELING
Suatu paku keling adalah batang silinder logam dengan kepala (head)
yang menyatu dengannya, seperti pada gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1. bagian-bagian Paku keling
Proses pengelingan digunakan untuk membuat sambungan permanen
dan rapat antar plat, seperti pada tangki, boiler, dan badan
kapal/pesawat
Bahan dari paku keling adalah baja, aluminium, tembaga
Cara penyambungan keling :
Jika dua buah plat akan disambung dengan sambungan keling, maka
kedua plat tersebut perlu dilubangi (biasanya diameter lubang sebesar
kira-kira 1,5 mm dari diameter paku keling yang digunakan), kemudian
paku keling yang dalam kondisi panas/dingin dimasukkan kedalam
lubang tersebut, kemudian ujung paku keling (tail) ditekan dengan suatu
cetakan, sehingga berbentuk seperti kepala (head). Untuk lebih jelas
tentang proses pengelingan, lihatlah gambar 2.2.
Macam-macam model kepala paku keling (menurut Indian Standard
Institution) :
1. paku keling untuk penggunaan umum (diameter < 12 mm). Lihat
gambar 2.3
1
Elemen Mesin I
Riveted Joint
2. paku keling untuk penggunaan umum (diameter 12 - 48 mm).
Lihat gambar 2.4
3. paku keling untuk boiler (diameter 12 – 48 mm). Lihat gambar 2.5.
Gambar 2.2. Proses pengelingan
Tipe sambungan keling :
1. Lap joint
Yaitu sambungan dimana suatu plat yang akan disambung
diletakkan bertumpuk di atas plat lainnya, kemudian disambung
dengan paku keling. Lihat gambar 2.6 untuk lebih jelasnya.
2. Butt joint
Yaitu sambungan dimana plat yang akan disambung letaknya
sejajar dan bersentuhan, kemudian pada satu atau kedua sisinya
diberi plat tambahan (strap), kemudian disambung dengan paku
keling. Lihat gambar 2.7 untuk lebih jelasnya.
2
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Gambar 2.3. paku keling untuk penggunaan umum
(diameter < 12 mm)
3
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Gambar 2.4. Paku keling untuk penggunaan umum
(diameter 12 – 48 mm)
4
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Gambar 2.5. Paku keling untuk boiler (diameter 12 – 48 mm)
5
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Gambar 2.6. Sambungan keling tipe lap joint
Gambar 2.7. Sambungan keling tipe butt joint dengan dua plat
penyambung (double strap)
6
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Berdasarkan jumlah barisnya, sambungan keling dibagi menjadi :
1. baris tunggal (single riveted joint), seperti pada gambar 2.6 (a)
dan gambar 2.7.
2. baris ganda (double riveted joint), seperti pada gambar 2.6 (b) dan
2.6 (c)
Sambungan pada gambar 2.6 (b) disebut juga sambungan tipe rantai
(chain riveting), dimana tiap paku keling di tiap baris mempunyai posisi
yang sejajar, sedangkan sambungan pada gambar 2.6 (c) disebut juga
sambungan zig zag (zig-zag riveting), yaitu sambungan dengan posisi
paku keling yang tidak sejajar.
Istilah-istilah dalam sambungan paku keling :
1. pitch (p); yaitu jarak antar sumbu paku keling ke sumbu paku
keling yang lain yang sejajar.
2. diagonal pitch (pd); yaitu jarak antar sumbu paku keling ke sumbu
paku keling yang lain pada baris lain sambungan zig-zag.
3. back pitch (pb); yaitu jarak antar baris paku keling
4. margin (m); yaitu jarak antara ujung plat dengan sumbu paku
keling terdekat
Kegagalan/kerusakan paku keling :
1. Robekan pada ujung plat (tearing)
Sambungan paku keling dapat rusak karena terjadi robekan pada
ujung plat seperti dapat dilihat pada gambar 2.8. Kerusakan ini
dapat dihindari dengan mengambil nilai m=1,5 x diameter paku
keling.
Gambar 2.8. Robekan pada ujung plat
7
Elemen Mesin I
Riveted Joint
2. Robekan plat pada sela paku keling
Karena adanya tarikan pada plat, maka dapat terjadi robekan
pada sela-sela paku keling, seperti yang dapat dilihat pada
gambar 2.9.
Tahanan plat terhadap robekan (tearing resistance/tearing value)
(Pt) :
Dimana : p = pitch
d = diameter paku keling
t = tebal plat
ft = tegangan tarik yang diizinkan untuk bahan plat
At = luas penampang robekan
Gambar 2.9. Robekan pada sela paku keling
3. Paku keling yang bergeser
Gambar 2.10. Geseran pada paku keling
8
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Plat pada paku keling mendapat gaya tarik, seperti pada gambar
2.10 di atas, jika paku keling tidak dapat menahan gaya geser
tersebut, maka akan terjadi kerusakan pada paku keling.
Tahanan paku keling terhadap tegangan geser (shearing
resistance/shearing value) :
d = diameter paku keling
fs = tegangan geser yang diizinkan untuk bahan paku keling
n = jumlah paku keling di sepanjang pitch
4. Kerusakan paku keling
Paku keling juga dapat rusak/patah, seperti pada gambar 2.11
berikut.
Gambar 2.11. Kerusakan pada paku keling
Efisiensi sambungan keling
Yaitu perbandingan antara kekuatan sambungan dengan plat yang utuh.
Pada boiler, efisiensi sambungan keling menurut standar India dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Efisiensi beberapa sambungan keling untuk boiler
Lap joint Efisiensi (%)Butt joint (double
strap)Efisiensi (%)
Single Riveted 45 – 60 Single Riveted 55 – 60
Double riveted 63 – 70 Double riveted 70 – 83
Tripple riveted 72 - 80 Tripple riveted 80 – 90
Quadruple riveted 85 - 94
9
Elemen Mesin I
Riveted Joint
PERENCANAAN SAMBUNGAN KELING UNTUK PEKERJAAN
STRUKTUR DENGAN KEKUATAN MERATA
(LOZENGE JOINT)
Lozenge joint adalah sambungan keling yang mempunyai susunan segitiga
(berlian). Sambungan ini banyak digunakan pada pekerjaan jembatan, atap,
dan lain-lain. Pada gambar 2.12 dapat dilihat satu contoh bentuk
sambungan dari Lozenge joint ini.
Gambar 2.12 Lozenge joint
Sambungan di atas terdiri dari 3 baris paku keling untuk setiap sisinya,
dengan ukuran-ukuran dimensi :
b = lebar plat, t = tebal plat, d = diameter paku keling
Prosedur perencanaan Lozenge Joint :
1. Diameter paku keling
Untuk mencari besar diameter paku keling yang cocok dapat digunakan
persamaan :
Atau bisa dengan melihat tabel 2.2 untuk paku keling untuk pekerjaan
umum berdasarkan diameter lubang yang dibuat.
10
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Tabel 2.2 Diameter keling untuk diameter lubang tertentu, untuk penggunaan
umum
Diameter
lubang
(mm)
13,5 15,5 17,5 19,5 21,5 23,5 25,5 29 32 35 38 41 44 50
Diameter
keling
(mm)
12 14 16 18 20 22 24 27 30 33 36 39 42 48
2. Jumlah paku keling yang diperlukan (n)
Jumlah paku keling minimum yang akan digunakan didapatkan dari
tahanan geser atau tahanan patah dari paku keling.
Jika P adalah beban tarik maksimum pada sambungan, dengan asumsi
bahwa di ujung plat hanya terdiri dari satu paku keling, maka :
Dimana ft adalah tegangan tarik maksimum yang diizinkan pada paku
keling yang digunakan.
Untuk dua bidang geser (double strap plate) berlaku persamaan :
Dimana :
Ps = beban tahanan geser maksimum untuk satu paku keling
fs = tahanan geser paku keling
Pc = beban tahanan patah maksimum untuk satu paku keling
fc = tahanan patah paku keling
Bandingkanlah Ps dan Pc, nilai beban tahanan yang terkecil akan
digunakan untuk perhitungan jumlah paku keling yang diperlukan dalam
sambungan.
Jumlah paku keling (n) yang diperlukan didapatkan dengan persamaan :
3. Dari jumlah paku keling yang didapatkan tadi, maka rancanglah bentuk
susunan paku keling pada sambungan.
11
Elemen Mesin I
Riveted Joint
4. Tebal strap (plat pengikat)
Tebal strap dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
- untuk strap tunggal, t1 = 1,25 x t
- untuk strap ganda, t1 = 0,75 x t
5. Efisiensi sambungan ()
Hitung kekuatan pada baris ke-1, ke-2, ke-3, dst.
Untuk baris ke-1, karena hanya ada satu paku keling, maka berlaku
persamaan :
Untuk baris ke-2 :
Notasi 1 x Ps artinya tahanan geser satu paku keling di depan baris ke-2.
Untuk baris ke-3 :
Kekuatan plat tanpa sambungan :
Untuk perhitungan efisiensi, ambil nilai P terkecil dari Ps, Pc, Pt1, Pt2, dst,
kemudian masukkan ke persamaan efisiensi sambungan.
Semakin besar nilai efisiensinya, maka semakin baik sambungannya,
artinya semakin mendekati nilai kekuatan plat yang tanpa sambungan.
6. Pitch (p)
7. Margin (m) minimum
8. Jarak antar baris (Pb)
Jarak antar baris adalah 2,5 sampaik 3 kali diameter paku keling.
12
Elemen Mesin I
Riveted Joint
Contoh :
Suatu struktur pada sebuah badan kapal berupa plat dengan lebar 35 cm,
dan tebal 2 cm. akan disambung dengan plat dengan ketebalan yang sama
menggunakan jenis sambungan double cover butt joint. Rencanakanlah
sambungan yang optimal, dimana :
ft = 900 kg/cm2, fs = 600 kg/cm2, fc = 1500 kg/cm2
PENYELESAIAN
1. Diameter paku keling (d)
Berdasarkan tabel 2.2 maka diambil diameter paku keling sebesar 27
mm, dengan diameter lubang sebesar 29 mm.
2. Jumlah paku keling (n)
Karena sambungannya menggunakan dua plat pengikat, maka bidang
geser akan menjadi 2, sehingga berlaku persamaan :
Kalau kedua beban tahanan di atas dibandingkan, maka yang terkecil
adalah nilai Ps, maka untuk menghitung jumlah paku keling yang
diperlukan menggunakan nilai Ps ini.
3. Rencana susunan sambungan.
Misalnya diambil bentuk susunan sebagai berikut (gambar 2.13)
Gambar 2.13 Lozenge Joint
13
Elemen Mesin I
Riveted Joint
4. Efisiensi sambungan
Pada baris ke-1 (ada 1 paku keling)
Pada baris ke-2 (ada 2 paku keling)
Pada baris ke-3 (ada 3 paku keling)
Pada baris ke-4 (ada 3 paku keling)
Tahanan geser untuk 9 paku keling
Ps = 9 x 6935 = 62.415 kg
Kekuatan plat utuh/tanpa sambungan :
P = b x t x ft = 35 x 2 x 900 = 63.000 kg
Tahanan terkecil adalah pada baris ke-1, yaitu 57.780 kg, maka efisiensi
sambungan :
5. Tebal strap/plat pengikat
Untuk plat ganda, berlaku persamaan : t1 = 0,75 x t = 0,75 x 2 = 1,5 cm
6. Pitch (p)
7. Margin (m)
M = 1,5 x d = 1,5 x 2,9 = 4,35 cm
8. Jarak antar baris (Pb)
Pb = 3 x d = 3 x 2,9 = 8,7 cm
14