Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH …jdih.badungkab.go.id/uploads/PERDA_5_1976.pdf ·...
-
Upload
duongquynh -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH …jdih.badungkab.go.id/uploads/PERDA_5_1976.pdf ·...
Salinan
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG
NOMOR : 5/PERDA/1976
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG,
Menimbang : 1. Bahwa dengan adanya penyerahan segala tugas,
wewenang dan tanggungjawab pengelolaan Perusahaan
beralih dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah Tingkat II Badung sesuai dengan surat
keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya
No.3/11/KPTS/CK/1975 tentang penyerahan
Perusahaan Air Minum Negara Denpasar kepada
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.
2. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diatur
pengurusan, pembinaan dan pengelolaan perusahaan
sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai daya guna dan
hasil guna yang semaksimal mungkin.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 jo. Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1969.
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Pemerintahan di Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah
daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa tenggara Timur.
2
Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Badung tanggal 27 Januari
1976.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung
tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Daerah Tingkat II Badung.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
(1) Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Daerah ialah : Pemerintah Daerah
Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung
b. Kepala Daerah ialah : Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Badung
c. DPRD ialah : Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah
Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung
d. Direksi ialah : Direksi Perusahaan
Daerah Air Minum
Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung
3
e. Perusahaan ialah : Perusahaan Daerah
Air Minum
Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung
f. Badan Pengawas ialah : Badan Pengawas dari
Perusahaan Daerah
Air Minum
Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung
(2) Perusahaan ialah Badan Hukum yang kedudukannya
sebagai Badan Hukum diperoleh dengan jalan
berlakunya Peraturan Daerah ini.
BAB II
PENDIRIAN
Pasal 2
(1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan suatu
Perusahaan Daerah
(2) Perusahaan Daerah Air Minum yang telah ada di
Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dengan ini
dilebur dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan
seperti dimaksud dalam ayat (1) pasal ini.
(3) Segala hak dan kewajiban, perlengkapan serta lain-
lain beralih kepada Perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 ayat (1).
(4) Pelaksanaan peleburan diatur oleh Kepala Daerah
4
Pasal 3
Dengan tidak mengurangi ketentuan Peraturan Daerah
ini maka terhadap Perusahaan berlaku segala hukum
Indonesia yang tidak bertentangan dengan azas
Demokrasi ekonomi yang merupakan ciri dari sistim
ekonomi berdasarkan Pancasila.
BAB III
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN,
TUJUAN DAN LAPANGAN USAHA
Pasal 4
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
(1) Perusahaan ini dinamakan Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Badung
(2) Perusahaan berkedudukan dan berkantor Pusat di
Denpasar
Pasal 5
TUJUAN PERUSAHAAN
(1) Tujuan Perusahaan ialah turut serta melaksanakan
Pembangunan Daerah
(2) Tujuan Perusahaan ialah turut serta melaksanakan
Pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi
5
kebutuhan rakyat serta ketenangan kerja dalam
perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
Pasal 6
LAPANGAN USAHA PERUSAHAAN
Perusahaan mengusahakan penyediaan air minum yang
cukup, sehat dan memenuhi syarat bagi masyarakat
dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.
BAB IV
MODAL
Pasal 7
(1) Neraca Permulaan Perusahaan terdiri atas semua
activa dan vasiva dari Perusahaan yang dilebur pasal 2
ayat (2) Peraturan Daerah ini.
(2) Modal dasar perusahaan terdiri dari kekayaan daerah
yang dipisahkan
(3) Modal perusahaan tersebut pada ayat (1) dan (2) pasal
ini dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dapat ditambah dari penyisihan sebagian
Anggaran Keuangan Daerah, Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah Pusat, Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah Tingkat I Bali, Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah Tingkat II Lainnya dan pinjaman.
6
(4) Semua alat lequide disimpan dalam Bank
Pembangunan Daerah dan/atau Bank Pemerintah
lainnya.
BAB V
PENGUASAAN DAN CARA MENGURUS
Pasal 8
(1) Perusahaan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri
dari seorang Direktur dan dua orang Wakil Direktur.
(2) Anggota Direksi adalah Warga Negara Republik
Indonesia yang diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah atas usul Badan Pengawas.
(3) Direksi bertanggung jawab kepada Badan Pengawas
yang diketahui oleh Kepala Daerah.
(4) Pengangkatan anggota Direksi termaksud dalam ayat
(2) pasal ini dilakukan untuk jangka waktu selama-
lamanya 4 (empat) tahun dan setelah waktu berakhir
masa jabatannya anggota Direksi yang bersangkutan
dapat diangkat kembali.
Pasal 9
(1) Anggota Direksi berhenti karena meninggal dunia atau
dapat diberhentikan oleh Kepala Daerah karena :
a. Permintaan sendiri
7
b. Berakhir masa jabatan sebagai anggota Direksi
termaksud pada pasal 8 ayat (4) Peraturan Daerah
ini.
c. Tindakan yang merugikan Perusahaan
d. Tindakan atau sikap bertentangan dengan
kepentingan Daerah maupun kepentingan Negara.
(2) Pemberhentian karena alasan tersebut pada ayat (1)
huruf c dan d pasal ini jika merupakan pelanggaran
dari Peraturan Hukum Pidana, merupakan
pemberhentian tidak dengan hormat.
(3) Jika pemberhentian karena alasan tersebut pada ayat
(1) huruf c dan d pasal ini dilakukan, maka anggota
Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan
untuk membela diri yang harus dilaksanakan dalam
waktu satu bulan, setelah anggota Direksi yang
bersangkutan diberitahukan tentang niat
pemberhentian itu oleh Kepala Daerah.
(4) Dalam tiga bulan selama persoalan mengenai
pemberhentian anggota Direksi tersebut pada ayat (3)
pasal ini belum ada keputusan maka pemberhentian
itu menjadi batal dan anggota Direksi yang
bersangkutan dapat segera menjalankan jabatannya
lagi, kecuali bilamana untuk keputusan tersebut
diperlukan keputusan pengadilan dan hal itu harus
diberitahukan kepada yang bersangkutan.
Pasal 10
(1) Antara anggota Direksi tidak boleh ada hubungan
keluarga sampai dengan derajat ketiga baik menurut
garis lurus maupun garis kesamping termasuk
menantu dan ipar kecuali jika untuk kepentingan
perusahaan diijinkan oleh Kepala Daerah.
8
Jika sesudah pengangkatan mereka masuk periparan
yang terlarang itu, maka untuk melanjutkan
jabatannya diperlukan ijin dari Kepala Daerah.
(2) Anggota Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan
pribadi langsung atau tidak langsung pada
perkumpulan atau perusahaan lain dalam lapangan
yang bertujuan mencari laba.
(3) Anggota Direksi tidak boleh merangkap jabatan lain.
Pasal 11
(1) Direksi mewakili Perusahaan diluar dan didalam
Pengadilan.
(2) Direksi dapat mewakilkan tersebut pada ayat (1) pasal
ini kepada seorang/beberapa orang Pegawai
Perusahaan baik sendiri maupun bersama atau
kepada orang atau badan lain.
Pasal 12
(1) Direksi melaksanakan pengurusan dan pembinaan
perusahaan mengenai kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh Badan Pengawas sesuai dengan
Kebijaksanaan Umum Pemerintah Daerah.
(2) Tata tertib dan cara menjalankan perusahaan diatur
dalam peraturan yang ditetapkan oleh Direksi dengan
persetujuan Badan Pengawas.
9
Pasal 13
(1) Direksi memerlukan surat persetujuan Kepala Daerah
untuk hal-hal tersebut dibawah ini :
a. Meminjam uang atas nama Perusahaan dan
mengadakan perjanjian hutang.
b. Mengikat Perusahaan sebagai peminjam.
c. Memperoleh, mengasingkan atau membebankan
benda-benda tetap (benda-benda tidak bergerak).
(2) Bilamana Direktur berhalangan, maka tugasnya
dilakukan oleh salah seorang Anggota Direksi tertua
dalam kepangkatannya.
BAB VI
BADAN PENGAWAS
Pasal 14
(1) Badan Pengawas dibentuk dan diketahui oleh Kepala
Daerah yang anggota-anggotanya dari unsur-unsur
Pemerintah Daerah, Bank Pemerintah dan Dinas
Kesehatan Daerah.
(2) Badan Pengawas menetapkan kebijaksanaan
Perusahaan secara terarah sesuai dengan
kebijaksanaan Umum Pemerintah Daerah.
(3) Badan Pengawas melakukan pengawasan terhadap
Direksi.
(4) Direksi wajib memberikan segala keterangan yang
diperlukan oleh Badan Pengawas.
10
(5) Kepada Ketua dan para Anggota Badan Pengawas
diberikan jasa yang diatur dalam keputusan Kepala
Daerah.
BAB VII
TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI PEGAWAI
Pasal 15
(1) Semua Pegawai Perusahaan termasuk anggota Direksi
dalam kedudukan selaku demikian, yang tidak
diberikan tugas penyimpanan uang, surat-surat
berharga dan barang-barang persediaan, yang karena
tindakan melawan hukum atau karena melalaikan
kewajiban dan tugas yang dibebankan kepada mereka
dengan langsung atau tidak langsung telah
menimbulkan kerugian bagi Perusahaan diwajibkan
mengganti kerugian tersebut.
(2) Ketentuan-ketentuan tentang tuntutan ganti rugi
terhadap Pegawai Daerah berlaku sepenuhnya bagi
perusahaan.
(3) Semua pegawai Perusahaan yang dibebani tugas
penyimpanan pembayaran atau penyerahan uang,
surat-surat berharga milik Perusahaan dan barang-
barang persediaan milik Perusahaan yang disimpan
didalam gudang atau tempat penyimpanan yang
khusus dan semata-mata digunakan untuk keperluan
itu diwajibkan memberikan pertanggungan jawab
tentang pelaksanaan tugasnya kepada Badan yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah.
(4) Pegawai termasuk pada ayat (3) pasal ini tidak perlu
mengirimkan pertanggungan jawab mengenai cara
mengurusnya kepada Badan dimaksud pada ayat (3)
11
pasal ini. Tuntutan terhadap pegawai tersebut
dilakukan menurut ketentuan yang ditetapkan bagi
Pegawai Bendaharawan Daerah.
(5) Semua surat bukti dan surat lainnya bagaimanapun
juga sifatnya yang dimaksud bilangan tata buku dan
administrasi perusahaan disimpan ditempat
perusahaan atau ditempat lain yang ditunjuk oleh
Kepala Daerah kecuali jika untuk sementara
dipindahkan ke Badan dimaksudkan pada ayat (3)
dalam hal dianggapnya perlu untuk kepentingan
sesuatu pemeriksaan.
(6) Untuk keperluan pemeriksaan bertalian dengan
penetapan pajak dan kontrol akuntan pada umumnya
surat bukti dan surat lainnya dimaksud pada ayat (5)
pasal ini untuk sementara dapat dipindahkan kepada
Akuntan Negara.
(7) Dengan Peraturan Daerah ini dapat ditetapkan
penyimpangan dari ketentuan mengenai tata cara
tuntutan ganti rugi yang berlaku bagi Pegawai Daerah
dan Pegawai termaksud pada ayat (3) pasal ini yang
disesuaikan dengan struktur organisasi Perusahaan
itu sendiri.
BAB VIII
TAHUN BUKU
Pasal 16
Tahun buku Perusahaan adalah tahun takwin
12
BAB IX
ANGGARAN PERUSAHAAN
Pasal 17
(1) Selambat-lambatnya tiga bulan sebelum tahun buku
mulai berlaku maka oleh Direksi dikirimkan Anggaran
Perusahaan untuk dimintakan persetujuan dari Badan
Pengawas.
(2) Kecuali apabila Badan Pengawas mengemukakan
keberatan atau menolak proyek (rencana kerja) yang
dimuat didalam Anggaran Perusahaan itu sebelum
menginjak tahun buku baru, maka anggaran tersebut
berlaku sepenuhnya.
(3) Anggaran tambahan atau perubahan anggaran yang
terjadi dalam tahun buku yang bersangkutan harus
mendapat persetujuan lebih dahulu dari Badan
Pengawas.
BAB X
LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA
BERKALA DAN KEGIATAN PERUSAHAAN
Pasal 18
Laporan perhitungan hasil usaha berkala dan kegiatan
perusahaan dikirim oleh Direksi kepada Badan Pengawas
sekali tiap 3 (tiga) bulan dan jika perlu untuk jangka
waktu yang tertentu.
13
BAB XI
LAPORAN PERHITUNGAN TAHUNAN
Pasal 19
(1) Untuk tiap tahun buku oleh Direksi dikirimkan
perhitungan tahunan laba rugi Badan Pengawas
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah tahun
buku.
(2) Cara penilaian Pos dalam perhitungan tahunan harus
disebutkan.
(3) Jika dalam waktu sebelum setelah waktu tersebut
pada ayat (1) pasal ini, oleh Badan Pengawas tidak
diajukan keberatan tertulis, maka perhitungan
tahunan itu dianggap telah disahkan.
(4) Perhitungan tahunan termaksud pada ayat (1) pasal
ini disahkan oleh Badan Pengawas dan pengesahan
termaksud memberi kebebasan kepada Direksi
terhadap segala sesuatu yang termuat dalam
perhitungan tahunan tersebut.
(5) Kepala Daerah berkewajiban memberikan keterangan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengenai
perhitungan tahunan yang telah disetujuinya.
BAB XII
PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA
SERTA PEMBERIAN JASA PRODUKSI
Pasal 20
(1) Cadangan diam atau rahasia tidak boleh diadakan.
14
(2) Penggunaan laba bersih, setelah terlebih dahulu
dikurangi dengan penyusutan, cadangan tujuan dan
pengurangan lain yang wajar dalam perusahaan,
ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk dana Pembangunan Daerah 30% (tiga puluh
perseratus)
b. Untuk Anggaran Belanja Daerah 25% (dua puluh
lima perseratus)
c. Untuk cadangan umum 15% (lima belas
perseratus)
d. Sosial dan Pendidikan 10% (sepuluh perseratus)
e. Jasa Produksi 10% (sepuluh perseratus)
f. Sumbangan dana pensiun dan sebagainya 10%
(sepuluh perseratus)
(3) Penggunaan laba untuk cadangan umum bilamana
telah tercapai tujuannya dapat dialihan kepada
penggunaan lain dengan keputusan Pemerintah
Daerah
(4) Cara mengurus dan penggunaan dari dana
penyusutan dan cabangan termaksud pada ayat (2)
pasal ini ditentukan oleh Badan Pengawas.
BAB XIII
KEPEGAWAIAN
Pasal 21
(1) Kedudukan hukum pegawai, gaji, pensiun dari Direksi
dan pegawai /pekerja perusahaan, diatur dengan
Peraturan Daerah yang berlakunya setelah mendapat
pengesahan instansi atasan dengan memperhatikan
ketentuan pokok kepegawaian dan peraturan gaji
15
pegawai daerah yang berlaku dan tunjangan lain
diatur oleh Direksi dengan persetujuan Badan
Pengawas.
(2) Direksi mengangkat dan memberhentikan
pegawai/pekerja perusahaan menurut peraturan
kepegawaian, dengan persetujuan Badan Pengawas
berdasarkan Peraturan pokok kepegawaian
perusahaan dimaksud pada ayat (1) pasal ini.
BAB XIV
CONTROLE
Pasal 22
(1) Dengan tidak mengurangi hak instansi atasan badan
lain yang menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku, berwenang mengadakan penyelidikan
dan pemeriksaan tentang segala sesuatu mengenai
pekerjaan mengurus rumah tangga daerah, oleh
Kepala Daerah ditunjuk Ka. Sub Direktorat Keuangan
pada Sekretaris Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung melakukan controle atas
pengurusan dan pembinaan perusahaan serta
pertanggung jawabnya, hasil controle disampaikan
kepada Kepala Daerah.
(2) Akuntan Negara berwenang mengadakan controle atas
pengurusan Perusahaan serta
pertanggunganjawabnya.
16
BAB XV
PEMBUBARAN
Pasal 23
(1) Pembubaran Perusahaan dan penunjukan Panitia
likwidasi ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(2) Semua kekayaan perusahaan setelah diadakan
likwidasi dibagi menurut perimbangan nilai nominal
saham.
(3) Pertanggungan jawab likwidatur dilakukan kepada
Pemerintah daerah dan/atau pemegang saham yang
memberikan pembebasan tanggung jawab tentang
pekerjaan yang telah diselesaikannya.
(4) Dalam likwidasi, Daerah dan/atau pemegang saham
bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh
pihak ketiga apabila kerugian itu disebabkan oleh
karena neraca dan perhitungan laba rugi yang telah
disahkan tidak menggambarkan keadaan perusahaan
yang sebenarnya.
17
BAB XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP
Pasal 24
(1) Peraturan Daerah ini berlaku mulai sejak disahkan.
(2) Sejak mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka
ketentuan-ketentuan yang mengatur terdahulu
berkenaan dengan hal ini dinyataan tidak berlaku lagi.
Denpasar, 27 Januari 1976
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tingkat II Badung
ttd. ttd.
( ANAK AGUNG NGURAH MANIK PARASARA) ( I DEWA GEDE OKA)
18
DISAHKAN :
Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Bali Tanggal 13 Juni 1977, Nomor
10/Hk.2.Hk/1977.
An. Gubernur Kdh. Tk. I Bali
Kepala Biro Hukum dan
Organisasi dan Tatalaksana
ttd.
(I GUSTI NYOMAN PACUNG, SH)
Diundangkan kedalam Lembaran Daerah Tingkat II
Badung
Tanggal 30 Agustus 1977, Nomor 24 Seri D Nomor 24
An. Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung
Sekretaris Wilayah/Daerah,
ttd.
(Drs. I GUSTI AGUNG MAYUN EMAN)
Nip. 010026454
19
PENJELASAN
ATAS PERATURAN DAERAH TINGKAT II BADUNG
NOMOR : 5/PERDA/1976
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DAERAH TINGKAT II BADUNG
PENJELASAN UMUM :
Bertitik tolak dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 ,
tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dalam menuju
otonomi riil dan bertanggung jawab, sudah sewajarnyalah tahap
demi tahap Pemerintah Daerah harus mengambil langkah –
langkah untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi
wewenangnya sesuai dengan kemampuan Daerah.
Pengadaan, pengelolaan serta pembinaan sarana-sarana
yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas Pemerintah Daerah
didalam melayani setiap kebutuhan masyarakat daerah antara
lain penyediaan air minum mutlak perlu mendapat pengaturan-
pengaturan sebagaimana mestinya dengan membentuk suatu
Perusahaan Daerah Air Minum.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan sesuai pula
dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor
3/II/KPTS/CK/1975 tanggal 2 Oktober 1975 tentang
penyerahan perusahaan Air Minum Negara Denpasar kepada
Pemerintah Daerah Tingkat II Badung adalah sudah sangat tepat
dan sejiwa dengan kebutuhan masyarakat Daerah terhadap Air
Minum khususnya di Kota Denpasar dan sekitarnya yang
bertumbuh serta berkembang dengan diikuti oleh segala macam
kebutuhannya.
20
Demikian pula memperoleh Air Minum bersih yang terjamin
kesehatannya sudah dan akan menjadi salah satu kebutuhan
masyarakat yang sangat mendesak serta pengaturan yang dapat
menjamin kelancaran dan efektivitas dinikmati secara kontinue.
Hal ini juga akan merupakan salah satu sumber pendapatan
Daerah, oleh karena itu dipandang perlu untuk diatur dalam
Peraturan Daerah.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1) cukup jelas
Ayat (2) yang dimaksud dengan dilebur dan dialihkan
bentuknya menjadi Perusahaan Daerah
adalah peleburan dan pengalihan Perusahaan
Air Minum Negara Denpasar kepada Daerah
Tingkat II Badung sesuai dengan Surat
Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor
3/II/KPTS/CK/1975 Tanggal 2 Oktober 1975.
Ayat (3) cukup jelas
Ayat (4) cukup jelas
Pasal 3 cukup jelas
Pasal 4 cukup jelas
Pasal 5 cukup jelas
Pasal 6 cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1) cukup jelas
Ayat (2) yang dimaksud dengan kekayaan Daerah
yang dipisahkan ialah : sejumlah modal yang
diberikan kepada Perusahaan daerah sebagai
Badan hukum yang harus mempunyai
21
kekayaan sendiri terpisah dari kekayaan
umum Pemerintah Daerah yang
dipertanggung jawabkan tersendiri sesuai
dengan ketentuan-ketentuan hukum yang
berlaku.
Ayat (3) yang dimaksud dengan penyertaan modal
Pemerintah Pusat, penyertaan modal
pemerintah Daerah Tingkat I Bali,
penyertaan modal Pemerintah Daerah
Tingkat II lainnya dan pinjaman adalah
sejumlah modal tambahan yang berasal dari
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Tingkat
I Bali, Pemerintah Daerah Tingkat II Lainnya
maupun pinjaman dari pihak swasta sebagai
cadangan modal bila pada suatu saat
Perusahaan Daerah ini diperlukan untuk
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan penyertaan maupun
pinjaman modal ini terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Badung.
Ayat (4) cukup jelas
Pasal 8 cukup jelas
Pasal 9 cukup jelas
Pasal 10 cukup jelas
Pasal 11 cukup jelas
Pasal 12 cukup jelas
Pasal 13 cukup jelas
22
Pasal 14 cukup jelas
Ayat (2) cukup jelas
Ayat (3) cukup jelas
Ayat (4) cukup jelas
Ayat (5) diberikan uang jasa yang diatur dalam
Keputusan Kepala Daerah dimaksud untuk
memberi keleluasaan kepada Kepala Daerah
dalam menetapkan uang jasa kepada Ketua
dan Anggota Badan Pengawas yang
disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan.
Pasal 15
Ayat (1) cukup jelas
Ayat (2) cukup jelas
Ayat (3) yang dimaksudkan dalam ayat (3) pasal ini
adalah untuk mengadakan ketertiban serta
keterampilan administrasi Perusahaan
sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing dalam memberikan pertanggungan
jawab kepada Badan/Petugas yang ditunjuk
oleh Kepala Daerah.
Ayat (4) yang dimaksud dalam ayat (4) pasal ini
adalah bukti-bukti autentik yang merupakan
dasar pertanggungan jawab dari semua
pegawai/karyawan perusahaan sesuai
dengan bidang tugasnya masing-masing
kepada Badan/Petugas pemeriksa yang
ditugaskan untuk itu sedangkan tuntutan
sebagai ketentuan yang ditetapkan bagi
pegawai Bendaharawan Daerah.
Ayat (5) cukup jelas
Ayat (6) cukup jelas
Pasal 16 cukup jelas
23
Pasal 17 maksud dari pada pasal ini adalah agar
adanya kontrole dari Badan Pengawas
terhadap Perusahaan baik merupakan pos-
pos rumah tangga maupun pos-pos
pengembangan perusahaan secara rasionil
(masuk akal) dan terarah sesuai dengan
tujuan perusahaan untuk mendapatkan
persetujuan ataupun keberatan-keberatan
dari Badan Pengawas atas pos-pos yang
dimuat dalam Anggaran Perusahan tersebut.
Pasal 18 cukup jelas
Pasal 19 maksud dari pada pasal ini adalah untuk
dapat menilai activitas perusahaan secara
keseluruhan sehingga dapat dipakai
pedoman/dasar oleh Ketua Badan
Pengawas/Kepala Daerah dalam memberikan
polecy pembinaan kepada Perusahaan
maupun sebagai dasar pertanggungan
jawaban kepada DPRD.
Pasal 20
Ayat (1) cadangan diam atau rahasia tidak boleh
diadakan karena akan mengakibatkan
perhitungan neraca dan perhitungan laba
rugi tidak menggambarkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya.
Ayat (2) penggunaan laba bersih yang diatur dalam
ayat (2) huruf a,b,c,d,e dan f karena bertitik
tolak dari adanya Perusahaan Daerah ini
sepenuhnya didirikan oleh Pemerintah
Daerah Tingkat II Badung dan modal
dasarnya terdiri dari kekayaan Daerah yang
dipisahkan.
Apabila dikemudian hari ada pengikut
sertaan modal-modal swasta dan Pemerintah
lainnya maka apa-apa yang tercantum dalam
24
ayat (2) huruf a,b,c,d,e dan f dapat diadakan
perubahan melalui perubahan Peraturan
Daerah ini.
Ayat (3) penggunaan laba untuk cadangan umum
dimaksudkan untuk menampung hal-hal dan
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga
sebelumnya.
Cadangan umum tersebut dibentuk dari laba
dan pengalihan penggunaan setelah tercapai
tujuannya diatur oleh Pemerintah Daerah
atas usul Direksi.
Ayat (4) cukup jelas
Pasal 21
Ayat (1) dalam perusahaan Daerah tidak ada istilah
buruh dan majikan semuanya berstatus
sebagai pegawai atau karyawan perusahaan .
Hal tersebut untuk memudahkan pengaturan
gaji, pensiun dan tunjangan-tunjangan lain
dengan berpedoman kepada Peraturan
Daerah tentang gaji pegawai sipil yang
berlaku.
Ayat (2) cukup jelas
Pasal 22 untuk mengadakan penyelidikan dan
pemeriksaan tentang segala sesuatu
mengenai pekerjaan pengurusan dan
pembinaan perusahaan serta
pertanggungjawabannya Kepala Daerah
menunjuk Ka. Sub Dit. Keuangan pada
Sekretariat Pemerintah Daerah Tingkat II
badung dengan tidak mengurangi hak
instansi atasan dan badan lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.