SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL …unhas.ac.id/biroumum/Download/03. Statuta...

35
1 SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 192/O/2003 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 100 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, dipandang perlu menetapkan Statuta Universitas Hasanuddin; Mengingat 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 mengenai Pembentukan Kabinet Gotong Royong. MEMUTUSKAN : Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN Pasal 1 (1) Statuta Universitas Hasanuddin merupakan pedoman dasar

Transcript of SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL …unhas.ac.id/biroumum/Download/03. Statuta...

1

SALINAN

KEPUTUSAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 192/O/2003

TENTANG

STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 100 Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan

Tinggi, dipandang perlu menetapkan Statuta Universitas

Hasanuddin;

Mengingat 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor

115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M

Tahun 2001 mengenai Pembentukan Kabinet Gotong

Royong.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pasal 1

(1) Statuta Universitas Hasanuddin merupakan pedoman dasar

2

penyelenggaraan Universitas Hasanuddin;

(2) Statuta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran

Keputusan ini.

Pasal 2

Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 0453/O/1992 tentang Statuta Universitas Hasanuddin

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 3

Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 16 Desember 2003

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TTD

A.MALIK FADJAR

Disalin sesuai dengan aslinya,

Biro Hukum dan Organisasi

Departemen Pendidikan Nasional,

a.n. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan

Perundang-undangan,

Kepala Sub Bagian Administrasi

Peraturan Perundang-undangan

Ttd

Putut Pojogiri, SH

NIP 131661278

3

SALINAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 192/O/2003 TANGGAL 16 DESEMBER 2003

STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MUKADDIMAH

Bahwa sesungguhnya upaya mencerdaskan kehidupan bangsa

merupakan amanah luhur dan kewajiban bagi setiap komponen

pendukung Negara untuk menjamin kepastian kelangsungan kehidupan

bangsa yang lebih baik dan manusiawi, terciptanya keberadaan dalam

pengelolaan sumber-sumber ciptaan Tuhan, mewujudkan keharmonisan

dan keadilan interaksi kehidupan antar manusia, bangsa dan Negara, serta

ikut mendukung lahirnya kualitas tatanan lokal, nasional dan global yang

sanggup memberi inspirasi dan lingkungan untuk mencapai suatu kulaitas

keseimbangan tata-kehidupan lebih baik.

Bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tujuan Negara

Indonesia yang merupakan mengejawantahan untuk menempatkan bangsa

Indonesia dalam posisi yang setara dan terhormat dengan bangsa-bangsa

lain, dan iku serta memberi sumbangan yang penting terhadap

peningkatan kualitas kemanusiaan dan peradaban global.

Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui suatu

system pendidikan nasional , bertujuan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berbudi pekerti , jujur, berkepribadian, berdisiplin

bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas, dan terampil

serta sehat jasmani dan rohani.

Universitas Hasanuddin sebagai lembaga pendidikan tinggi Negara

Republik Indonesia memikul kewajiban dan tanggung jawab

mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan tinggi dalam

mewujudkan manusia pembangunan yang unggul dalam pengembangan

budaya bahari yang memiliki ciri terdidik, cinta tanah air, memiliki rasa

kesetiakawanan social dan kesadaran lingkungan.

Atas Rahmat dan Ridha Allah Yang Maha Esa, dan berpedoman pada

undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang

Pendidikan Tinggi, maka ditetapkan Statuta Universitas Hasanuddin

sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di lingkungan

Universitas Hasanuddin.

4

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Statuta ini yang dimaksud dengan :

1. Statuta adalah pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan yang dipakai

sebagai acuan untuk merencanakan, mengembangkan program dan

menyelenggarakan kegiatan fungsional yang berisi dasar yang dipakai

sebagai rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan akademik,

dan prosedur operasional yang berlaku di Universitas Hasanuddin;

2. Universitas adalah Universitas Hasanuddin disingkat Unhas;

3. Fakultas adalah Fakultas dalam lingkungan Universitas;

4. Senat adalah Senat Universitas;

5. Rektor adalah Rektor Universitas;

6. Dosen adalah tenaga pendidik di Universitas;

7. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di

Universitas;

8. Tenaga administrasi adalah pelaksana administrasi di Universitas;

9. Pimpinan Universitas adalah perangkat pengambil keputusan tertinggi;

10. Sivitas akademika adalah satuan yang terdiri atas dosen dan

mahasiswa;

11. Departemen adalah Departemen yang mengatur dan mengelola

kebijakan Pendidikan secara Nasional yang dipimpin oleh seorang

Menteri;

12. Berhalangan tetap adalah tidak mampu melaksanakan tugas selama

enam bulan berturut-turut.

Pasal 2

T Tata urutan peraturan-peraturan Universitas adalah sebagai berikut:

1. Statuta Universitas;

2. Peraturan Universitas, merupakan peraturan yang dibuat oleh Senat

dan ditetapkan dengan surat keputusan senat yang ditandatangani oleh

Rektor sebagai Ketua Senat;

3. Keputusan Rektor, merupakan peraturann yang dibuat oleh Rektor

sebagai pelaksanaan peraturan Universitas;

4. Peraturan Fakultas, merupakan peraturan yang dibuat oleh Senat

Fakultas dan ditetapkan dengan surat keputusan senat fakultas yang

ditandatangani oleh Dekan sebagai Ketua Senat Fakultas;

5. Keputusan Dekan, merupakan peraturan yang dibuat oleh Dekan

sebagai pelaksanaan peraturan Fakultas;

5

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

Pasal 3

Visi Universitas adalah pusat unggulan pengembangan budaya bahari.

Pasal 4

Misi Unhas adalah:

1. menghasilkann alumni bermutu yang mandiri, berakhlak, memiliki rasa

kebersamaan dalam kemitraan dan berwawasan global;

2. mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkaitan

dengan pengelolaan sumberdaya;

3. mempromosikan serta mendorong terwujudnya nilai-nilai budaya,

khususnya budaya bahari dalam masyarakat.

Pasal 5

Tujuan Universitas adalah:

1. mampu berperan sebagai pusat konservasi dan pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni yang unggul;

2. mewujudkan kampus sebagai masyarakat akademik yang handal,

didukung oleh budaya ilmiah yang menjunjung tinggi kebenaran, terbuka,

kritis, kreatif, inovatif, serta tanggap terhadap dinamik perubahan

regional, nasional maupun global;

3. mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni yang relevan dengan tujuan pembangunan nasional dan daerah

melalui penyelenggaraan program-program studi, penelitian, Pembina

kelembagaan, serta pengembangan sumberdaya manusia akademik yang

berdaya guna dan berhasil guna;

4. mewujudkan unhas sebagai universitas penelitian (rescarch university);

5. meningkatkan mutu prsarana, sarana dan teknologi serta mewujudkan

atmosfir akademik yang kondusif serta bermanfaat bagi masyarakat untuk

mendukung terselenggaranya misi universitas;

6. meningkatkan produktivitas dan kualitas luaran, khususnya yang

berkaitan dengan kebutuhan pembangunan dan dunia usaha;

7. Memupuk dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan sector

eksternal seperti pemerintah, dunia usaha dan industry serta dengan

perguruan tinggi dan lembaga-lembaga ipteks lainnya, baik di dalam

maupun di luar negeri.

6

BAB III

IDENTITAS

Pasal 6

(1) Universitas Hasanuddin, didirikan pada tanggal 1 September 1956

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1956, tanggal 8

September 1956, Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 39, dan

diresmikan pada tanggal 10 September 1956 oleh Wakil Presiden

Republik Indonesia, Drs. Mohammad Hatta, di Kampus Unhas Baraya.

(2) Tamalanrea, Makassar, adalah tempat kedudukan Unhas yang diresmikan

pada tanggal 10 September 1981 oleh Presiden Republik Indonesia,

Soeharto, dengan nama Kampus Unhas Tamalanrea.

(3) Lambang Unhas adalah sebagai berikut:

a. Paduan dan arti Lambang Universitas:

Ayam Jantan, yang tegak di atas benteng kekukuhan tempat berpijak,

membawa serta pada dirinya simbol-simbol kemauan keras,

kebebasan berpikir, dan berjiwa besar untuk mengembangkan

keseluruhan ilmu pengetahuan, kebahagiaan dan kesentosaan hidup

dalam mengabdi kepada kejayaan nusa, bangsa, dan agama.

b. Unsur-unsur Lambang Universitas:

1) Ayam Jantan, melambangkan sikap pribadi Sultan Hasanuddin

yang mencerminkan sikap intelek, jujur,konsisten, dan berani

bergerak ke arah kemajuan;

2) Pohon lontar, lambang ilmu pengetahuan tentang keserbagunaan

manfaat yang diberikannya kepada umat manusia untuk

kesejahteraan lahir bathin;

3) Benteng, mengingatkan kejayaan bahari tempat berdirinya

Universitas, pendorong tekad patriotik dan dinamik untuk

berjasa kepada tanah air;

4) Buah Padi dan Daun lontar, menggugah semangat hidup makin

berisi makin menunduk, serta keunggulan berdiri tegak

7

menghadang badai dan taufan.

c. Warna Lambang :

1) Kuning, melambangkan kedewasaan, kemuliaan, dan kesatriaan;

2) Hijau, melambangkan kesuburan dan harapan;

3) Putih, melambangkan kesucian, ketulusan dan keapikan;

4) Merah, melambangkan semangat dan cinta kepada tanah air.

5) Hitam, melambangkan kedalaman ilmu pengetahuan dan

kebulatan tekad untuk mencapai pribadi yang utuh.

d. Konstruksi:

Harpa atau kecapi, yang terukir sebagai ragam hias Indonesia,

mewakili kehidupan artistik Nusantara.

e. Ukuran:

Ukuran baku lambang secara proporsional adalah 2,5 X 3.

(4) Bendera, Mars, dan Himne adalah sebagai berikut :

a. Bendera Unhas warna dasar Kuning, lambang Unhas di tengah,

ukuran 175 x 110 cm.

sebagai berikut :

8

b. Mars unhas sebagai berikut :

9

c. Himne Unhas sebagai berikut :

10

BAB IV

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 7

Unhas menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat.

Pasal 8

(1) Pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Unhas terdiri atas pendidikan

akademik, pendidikan profesi dan/atau pendidikan vokasi;

(2) Pendidikan akademik terdiri atas program Sarjana, program Magister, dan

program Doktor;

(3) Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang

mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan

keahlian khusus.

(4) Pendidikan vokasi terdiri atas program Diploma dan program spesialis;

BAB V

KURIKULUM

Pasal 9

(1) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan

kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar;

(2) Kurikulum yang menjadi dasar penyelenggaraan program terdiri atas :

a. Kurikulum inti;

b. Kurikulum Institusional.

(3) Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus

dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang

berlaku secara nasional.

(4) Kurikulum inti terdiri atas kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian

(MPK) kelompok Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Matakuliah

Keahlian Berkarya (MBK), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), serta

Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).

(5) Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang

merupakan bagian dari kurikulum yang terdiri atas tambahan dari kelompok

ilmu dalam kurikulum inti.

(6) yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta

ciri khas perguruan tinggi.

(7) Untuk memenuhi kurikulum institusional, dimungkinkan memprogramkan

Mata Kuliah Lintas Fakultas atas bimbingan Penasihat Akademiknya.

(8) Kurikulum setiap program studi ditetapkan dengan peraturan Universitas.

11

BAB VI

PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

GELAR, DAN PENGHARGAAN

Pasal 10

(1) Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan

berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan

yang bersangkutan.

(2) Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan program pendidikannya diberikan

ijazah dengan mencantumkan gelar yang diperoleh sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(3) Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat

dikembangkan sistem penghargaan pada mahasiswa dan lulusan yang

memperoleh prestasi tertinggi.

Pasal 11

(1) Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan,

dan dengan pujian, yang dinyatakan pada transkip akademik.

(2) Ketentuan tentang beban, materi serta masa studi dan evaluasi hasil belajar

untuk semua jenjang studi ditetapkan dalam Peraturan Universitas.

BAB VII

KEBEBASAN AKADEMIK

DAN OTONOMI KEILMUAN

Pasal 12

(1) Kebebasan akademik merupakan kebebasan yang dimiliki sivitas akademika

universitas secara mandiri dan bertanggungjawab dalam melaksanakan

kegiatan akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

(2) Pimpinan universitas dan fakultas mengupayakan dan menjamin agar setiap

anggota sivitas akademika melaksanakan kebebasan akademik dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya sesuai dengan kaidah keilmuan.

(3) Dalam melaksanakan kebebasan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), setiap anggota sivitas akademika mengupayakan kegiatan yang hasilnya

meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan akademik.

Pasal 13

(1) Otonomi universitas merupakan kewenangan yang dimiliki universitas untuk

menentukan cara dan bentuk pelaksanaan kegiatan tri dharma perguruan tinggi

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku tanpa

intervensi dari luar.

12

(2) Otonomi kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi landasan

setiap kerjasama universitas dengan pihak lainnya.

Pasal 14

(1) Kebebasan akademik yang melekat pada Dosen merupakan kebebasan yang

mandiri dan bertanggungjawab untuk mengajar, menguji, dan menilai

mahasiswa, serta melaksanakan penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

dengan berpegang teguh pada kode etik dan peraturan pelaksanaan tugas

dosen.

(2) Kebebasan mimbar akademik merupakan bagian dari kebebasan akademik

yang menjamin kebebasan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di

bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, sesuai dengan kaidah keilmuan.

Pasal 15

(1) Kebebasan akademik yang melekat pada mahasiswa sebagai sivitas akademika

merupakan kebebasan untuk memilih program studi yang diminati, matakuliah

yang ditawarkan, serta pengembangan penalaran sesuai dengan peraturan

akademik.

(2) Untuk memperluas kebebasan akademik mahasiswa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) pimpinan universitas mengupayakan ketersediaan program studi

dan matakuliah seluas mungkin.

Pasal 16

(1) Otonomi keilmuan adalah wibawa keilmuan yang berpedoman pada kaidah

keilmuan yang harus ditaati oleh sivitas akademika.

(2) Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, berpedoman pada

otonomi keilmuan.

Pasal 17

Semua peraturan universitas dan/atau peraturan fakultas dijiwai oleh kebebasan

akademik dan otonomi keilmuan.

BAB VIII

SUSUNAN ORGANISASI UNIVERSITAS

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 18

(1) Struktur dan Susunan Organisasi Universitas terdiri atas:

a. Dewan Penyantun;

b. Pimpinan Universitas;

c. Senat dan Dewan Guru Besar;

13

d. Pelaksana Akademik;

e. Pelaksana Administrasi;

f. Unsur Penunjang;

Bagian Kedua

Dewan Penyantun

Pasal 19

(1) Dewan penyantun adalah dewan konsultatif yang berfungsi untuk membantu

pengembangan Universitas.

(2) Dewan Penyantun dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua yang

dipilih oleh dan dari para anggota Dewan.

(3) Keanggotaan Dewan Penyantun terdiri atas Gubernur, Ketua Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I (DPRD I), pejabat lainnya serta tokoh-

tokoh masyarakat, dengan jumlah sekurang-kurangnya 11 (sebelas) orang dan

sebanyak-banyaknya 21 (dua puluh satu) orang.

(4) Penunjukkan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota Dewan Penyantun

ditetapkan oleh Rektor setelah mendapat pertimbangan Senat Unhas.

(5) Dewan penyantun dilengkapi dengan seorang Sekretaris yang ditetapkan oleh

Rektor dan berkedudukan di Universitas.

Pasal 20

(1) Dewan Penyantun mempunyai tugas sebagai berikut:

a. membina hubungan baik antara Universitas dengan instansi pemerintah,

lembaga swasta dan masyarakat;

b. membantu Universitas memecahkan masalah-masalah yang dihadapi;

c. mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan Universitas.

(2) Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dewan Penyantun bersidang sekurang-

kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 21

Masa jabatan Dewan penyantun adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat

kembali, kecuali yang keanggotaannya karena jabatan.

14

Bagian Ketiga

Pimpinan Universitas

Pasal 22

(1) Universitas dipimpin oleh seorang Rektor dan beberapa Pembantu Rektor

(2) Komposisi dan bidang kewenangan Pembantu Rektor ditetapkan oleh Rektor

setelah mendapat pertimbangan Senat Unhas.

(3) Rektor adalah penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan dosen, mahasiswa,

dan tenaga administrasi, serta hubungan dengan pihak lainnya, dan

bertanggungjawab kepada Menteri.

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Rektor dapat

menetapkan peraturan-peraturan universitas, keputusan-keputusan, kaidah

dan/atau tolok ukur penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan

membentuk lembaga-lembaga dan unit kerja sesuai kebutuhan.

Pasal 23

(1) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul Menteri berdasarkan

pertimbangan Senat Unhas setelah melalui pemilihan.

(2) Pemilihan Rektor diatur dalam peraturan Universitas dan diselenggarakan oleh

panitia khususnya yang dibentuk oleh Senat Unhas.

(3) Rektor dapat diberhentikan sebelum berakhir masa jabatannya atas usul

Menteri berdasarkan pertimbangan Senat Unhas.

Pasal 24

(1) Pembantu Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat

pertimbangan Senat Unhas.

(2) Pembantu Rektor bertanggungjawab kepada Rektor sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing.

Pasal 25

(1) Bilamana Rektor berhalangan tetap, Menteri mengangkat pejabat sementara

atas usul Senat Unhas sampai pelantikan Rektor yang baru.

(2) Bilamana Rektor berhalangan tidak tetap, Pembantu Rektor yang diberi

mandate bertindak sebagai pelaksana tugas Rektor.

Pasal 26

(1) Masa jabatan Rektor adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dengan

ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.

15

(2) Masa jabatan Pembantu Rektor mengikuti masa jabatan Rektor yang

mengangkatnya dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh

lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut sebagai Pembantu Rektor.

(3) Pembantu Rektor ditetapkan segera setelah pelantikan Rektor baru.

Bagian Keempat

SENAT UNIVERSITAS

Pasal 27

(1) Senat Unhas berfungsi sebagai badan normatif dan perwakilan tertinggi

Universitas.

(2) Senat Unhas diketuai oleh Rektor, didampingi seorang sekretaris yang dipilih

oleh dan dari para anggota Senat.

(3) Masa jabatan Sekretaris Senat Unhas adalah 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih

kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan

berturut-turut.

Pasal 28

(1) Keanggotaan Senat Unhas terdiri atas Pimpinan Universitas, para Guru Besar,

Dekan Fakultas, wakil dosen, dan unsur lain yang ditetapkan oleh Senat Unhas.

(2) Wakil dosen dari setiap fakultas adalah 2 (dua) orang berdasarkan hasil

pemilihan Senat Fakultas dan diutamakan yang bergelar Doktor.

(3) Senat Unhas terdiri atas Dewan Guru Besar dan Komisi Senat.

Pasal 29

Senat Unhas mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

(1) Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan Universitas;

(2) Mengusulkan membuka dan menutup suatu program studi sesuai kebutuhan;

(3) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta

kepribadian sivitas akademika;

(4) Mengawasi dan menegakkan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan

mimbar akademik, dan otonomi keilmuan;

(5) Merumuskan kaidah dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan;

(6) Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Universitas yang diajukan oleh Rektor;

(7) Menilai pertanggungjawaban Rektor setiap tahun atas pelaksanaan kebijakan

yang ditetapkan Senat Unhas;

(8) Memberikan pertimbangan tentang calon-calon Rektor terpilih, calon-calon

Pembantu Rektor, Ketua Lembaga, dan Dirtektur Program Pascasarjana;

16

(9) Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas akademika;

(10) Mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan dan gelar Kehormatan

lainnya;

(11) Memberikan pertimbangan tentang calon-calon yang terpilih mendapat gelar

warga kehormatan Universitas.

Pasal 30

(1) Dalam Senat dibentuk Dewan Guru Besar.

(2) Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar dipilih oleh dan dari anggota Dewan

Guru Besar untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.

(3) Tugas Dewan Guru Besar adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pertimbangan pengangkatan Dosen untuk menduduki jabatan

akademik Lektor Kepala dan Guru Besar;

b. Memberikan penelaian dan pertimbangan serta mengukuhkan pemberian

gelar Doktor Kehormatan;

c. Memberikan pertimbangan tentang perpanjangan masa tugas Guru Besar

dan pengangkatan Guru Besar Emeritus kepada Rektor untuk diusulkan

kepada Menteri.

d. Memberikan pertimbangan tentang calon-calon yang terpilih untuk

mendapat gelar warga kehormatan.

Pasal 31

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 29, Senat Unhas

membentuk komisi-komisi sesuai dengan kebutuhan.

(2) Komisi dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Sekretaris yang dipilih oleh

dan dari anggota Komisi yang bersangkutan.

(3) Setiap anggota Senat harus menjadi anggota salah satu Komisi, kecuali Rektor

dan Sekretaris senat.

(4) Untuk mengkoordinasikan tugas-tugas antar Komisi Senat dibentuk Badan

Pekerja Harian.

(5) Badan Pekerja Harian dipimpin oleh Sekretaris Senat selaku Ketua dan

didampingi seorang Sekretaris dan anggotanya terdiri atas Ketua dan Sekretaris

Komisi.

(6) Penunjukan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota serta kelengkapan

Senat ditetapkan dengan Keputusan Rektor selaku Ketua Senat.

(7) Senat dilengkapi dengan Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Kepala

Sekretariat yang diangkat oleh Rektor.

17

Pasal 32

Masa jabatan anggota Senat Unhas adalah sebagai berikut :

(1) Keanggotaan Guru Besar bersifat Tetap;

(2) Keanggotaan Unsur Pimpinan Universitas dan Dekan Fakultas berakhir pada

saat berakhirnya masa jabatan masing-masing;

(3) Keanggotaan unsur wakil dosen adalah sesuai dengan masa jabatan Rektor, dan

dapat dipilih kembali oleh Senat Fakultas;

(4) Masa jabatan Sekretaris Senat, Ketua dan Sekretaris Komisi adalah sesuai

dengan masa jabatan Rektor, dan dapat dipilih kembali;

(5) Sekretaris Senat, Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar serta Ketua dan

Sekretaris Komisi dipilih segera setelah pelantikan Rektor baru.

Bagian Kelima

Pelaksana Akademik

Pasal 33

Pelaksana Akademik Universitas terdiri atas unsur-unsur :

(1) Fakultas;

(2) Program Pascasarjana;

(3) Lembaga Penelitian disingkat LP;

(4) Lembaga Pengabdian pada Masyarakat disingkat LPM;

(5) Lembaga kajian dan Pembinaan Pendidikan disingkat LKPP.

Pasal 34

(1) Fakultas-fakultas dalam lingkungan universitas terdiri atas :

1. Fakultas Ekonomi;

2. Fakultas Hukum;

3. Fakultas Kedokteran;

4. Fakultas Teknik;

5. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik;

6. Fakultas Sastra;

7. Fakultas Pertanian dan Kehutanan;

8. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;

9. Fakultas Peternakan;

10. Fakultas Kedokteran Gigi;

11. Fakultas Kesehatan Masyarakat;

12. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan;

18

(2) Universitas dapat mengusulkan pembentukan Fakultas baru sesuai kebutuhan

setelah mendapat persetujuan Senat Unhas.

Pasal 35

Struktur dan Susunan Organisasi Fakultas terdiri atas :

(1) Pimpinan Fakultas;

(2) Senat Fakultas;

(3) Pelaksana Akademik;

(4) Pelaksana Administrasi.

Pasal 36

(1) Fakultas dipimpin oleh Dekan dan dibantu oleh beberapa Pembantu Dekan

sesuai kebutuhan.

(2) Dekan adalah penanggung jawab utama dalam memimpin penyelenggaraan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan tenaga

kependidikan, mahasiswa, dan tenaga administrasi serta bertanggungjawab

kepada Rektor.

Pasal 37

(1) Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan

Senat Fakultas.

(2) Pembantu Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan

setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas

(3) Pembantu Dekan bertanggung jawab kepada Dekan sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing.

Pasal 38

(1) Masa jabatan Dekan adalah 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih/diangkat

kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan

berturut-turut.

(2) Masa jabatan Pembantu Dekan mengukuti masa jabatan Dekan yang

mengusulkannya dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh

lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut sebagai Pembantu Dekan.

(3) Pembantu Dekan ditetapkan segera setelah pelantikan Dekan baru.

Pasal 39

Senat Fakultas berfungsi sebagai badan normatif dan perwakilan tertinggi di

Fakultas.

(1) Senat Fakultas diketuai oleh Dekan, dibantu seorang sekretaris yang dipilih

oleh dan dari para anggota Senat.

19

(2) Sekretaris Senat Fakultas dipilih segera setelah pelantikan Dekan baru.

(3) Senat Fakultas dapat membentuk komisi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 40

(1) Keanggotaan Senat Fakultas terdiri atas Pimpinan Fakultas, Guru Besar, Ketua

Jurusan atau Bagian seta 1 (satu) atau 2 (dua) orang wakil dari setiap Jurusan

atau Bagian.

(2) Wakil dari Jurusan/Bagian diusulkan oleh Ketua Jurusan/Bagian berdasarkan

hasil pemilihan yang dilakukan oleh Jurusan/Bagian dan diutamakan yang

bergelar doktor.

Pasal 41

Tugas Pokok Senat Fakultas adalah sebagai berikut:

(1) Merumuskan kebijakan dan pengembangan akademik fakultas;

(2) Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta

kepribadian sivitas akademika;

(3) Merumuskan kaidah dan tolok ukur pelaksanaan/Penyelenggaraan fakultas;

(4) Memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap Rencana Pendapatan dan

Anggaran Belanja Fakultas;

(5) Menilai pertanggungjawaban Dekan atas pelaksanaan kebijakan yang

ditetapkan Senat Fakultas;

(6) Memberikan pertimbangan tentang calon Dekan, calon Pembantu Dekan serta

calon Ketua dan Sekretaris Jurusan/Bagian terpilih;

(7) Memilih wakil dosen Fakultas untuk duduk dalam Senat;

(8) Memberikan pertimbangan tentang perpanjangan masa tugas Guru Besar dan

pengangkatan Guru Besar Emeritus kepada Dekan untuk diusulkan kepada

Rektor.

(9) Memberikan pertimbangan pemberian gelar Doktor Kehormatan dan jabatan

kehormatan lainnya.

(10) Membentuk Komisi-Komisi sesuai kebutuhan dan Dewan Guru Besar

Fakultas.

Pasal 42

Masa jabatan anggota Senat Fakultas adalah sebagai berikut :

(1) Keanggotaan Guru Besar bersifat tetap;

(2) Keanggotaan unsur wakil dosen adalah sesuai dengan masa jabatan Dekan, dan

dapat dipilih kembali oleh Jurusan/Bagian;

(3) Keanggotaan unsur Pimpinan Fakultas, dan Ketua Jurusan/Bagian berakhir

pada saat berakhirnya masa jabatan Dekan;

(4) Masa jabatan Sekretaris Senat Fakultas adalah berakhir pada saat berakhirnya

20

masa jabatan Dekan, dan dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh

lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.

Pasal 43

(1) Jurusan/Bagian merupakan unit pelaksana akademik yang menyelenggarakan

pendidikan akademik dan/atau pendidikan profesi.

(2) Jurusan/Bagian dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang

Sekretaris.

(3) Ketua dan Sekretaris Jurusan/Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Rektor

atas usul Dekan berdasarkan hasil pemilihan pada Jurusan/Bagian.

(4) Masa Jabatan Ketua Jurusan/Bagian dan Sekretaris adalah 4 (empat) tahun dan

dapat dipilih kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa

jabatan berturut-turut.

(5) Ketua Jurusan/Bagian bertanggungjawab kepada Dekan.

(6) Jurusan/Bagian yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program Studi

Pascasarjana.

(7) Fakultas dapat mengusulkan pembukaan dan penutupan Jurusan/Bagian

dengan pertimbangan Senat Fakultas.

Pasal 44

(1) Pada Jurusan/Bagian dapat dibentuk Program Studi dan atau Laboratorium atas

usul Dekan setelah mendapat pertimbangan Senat Fakultas.

(2) Laboratorium dan/atau Program Studi dipimpin oleh seorang Kepala/Ketua

dari unsur dosen yang keahliannya memenuhi persyaratan sesuai dengan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni serta bertanggungjawab kepada Ketua

Jurusan/Bagian.

(3) Kepala Laboratorium diangkat dan diberhentikan oleh Dekan berdasarkan usul

Ketua Jurusan/Bagian yang bersangkutan

(4) Masa jabatan Kepala Laboratorium adalah empat tahun dan dapat diangkat

kembali.

Pasal 45

(1) Penyelenggaraan Program Studi dipimpin oleh Ketua Program Studi dari unsur

dosen yang keahliannya memenuhi persyaratan sesuai dengan disiplin ilmunya

serta bertanggungjawab kepada Ketua Jurusan/Bagian.

(2) Ketua Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Dekan atas usul Ketua

Jurusan/Bagian.

(3) Masa jabatan Ketua Program Studi adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat

kembali.

21

Pasal 46

(1) Pelaksana administrasi pada Fakultas adalah Kepala Bagian Tata Usaha yang

fungsinya meliputi administrasi pendidikan, administrasi keuangan dan

kepegawaian, administrasi umum dan perlengkapan, dan administrasi

kemahasiswaan

(2) Untuk memperlancar pelaksanaan fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha

dibantu oleh Kepala-kepala Subbagian yang terdiri atas : Kepala Subbagian

Pendidikan; Kepala Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; Kepala Subbagian

Umum dan Perlengkapan; dan Kepala Subbagian Kemahasiswaan.

Pasal 47

Struktur dan Susunan Organisasi Program Pascasarjana terdiri atas :

(1) Pimpinan;

(2) Pelaksana Akademik;

(3) Pelaksana Administrasi.

Pasal 48

(1) Program Pascasarjana dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggungjawab

kepada Rektor, dan dibantu oleh beberapa Asisten Direktur.

(2) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan

Senat.

(3) Asisten Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Direktur.

(4) Tugas Asisten Direktur ditentukan sesuai surat keputusan pengangkatannya

dan bertanggungjawab kepada Direktur sesuai bidang tugas masing-masing.

Pasal 49

(1) Untuk membantu Direktur dalam pengambilan keputusan dan penyelenggaraan

program akademik dibentuk Dewan Pertimbangan Program Pascasarjana.

(2) Susunan, tugas, masa jabatan, dan keanggotaan Dewan Pertimbangan Program

Pascasarjana ditetapkan oleh Rektor dengan memperhatikan saran dari

Direktur.

Pasal 50

(1) Masa jabatan Direktur adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali

dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-

turut.

(2) Masa jabatan Asisten Direktur mengikuti masa jabatan Direktur yang

mengusulkannya.

(3) Asisten Direktur diangkat segera setelah pelantikan Direktur baru.

(4) Masa jabatan Ketua Program Studi Magister, Program Profesi, dan Program

Doktor adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih/diangkat kembali.

22

Pasal 51

(1) Program Pascasarjana mengelola kegiatan akademik Program Magister,

Program Doktor, dan Program Profesi.

(2) Untuk memperlancar penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, dibentuk

Program-program Studi sebagai pelaksana akademik.

Pasal 52

(1) Pelaksana Administrasi Program Pascasarjana adalah Kepala Subbagian Tata

Usaha, yang fungsinya meliputi administrasi pendidikan dan kemahasiswaan,

administrasi umum dan keuangan serta administrasi perlengkapan.

(2) Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Kepala Subbagian Tata Usaha, dibantu

oleh Kepala Urusan yang terdiri atas : Kepala Urusan Administrasi Pendidikan

dan Kemahasiswaan; Kepala Urusan Administrasi Umum dan Keuangan; dan

Kepala Urusan Administrasi Perlengkapan.

Pasal 53

Susunan Organisasi Lembaga Penelitian disingkat LP terdiri atas:

(1) Pimpinan;

(2) Komisi Pertimbangan Penelitian;

(3) Pelaksana Penelitian;

(4) Pelaksana Administrasi.

Pasal 54

(1) LP dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris.

(2) Ketua LP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan

Senat.

(3) Sekretaris LP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua.

(4) Ketua LP bertanggungjawab kepada Rektor.

(5) Masa jabatan Ketua 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu

masa jabatan berikutnya.

(6) Masa jabatan Sekretaris mengikuti masa jabatan Ketua yang mengusulkannya.

Pasal 55

(1) Komisi Pertimbangan Penelitian memberikan pertimbangan kepada Ketua L.P.

tentang arah dan kebijakan penelitian.

(2) Komisi Pertimbangan Penelitian dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh

Sekretaris.

(3) Anggota Komisi Pertimbangan merupakan utusan Fakultas.

(4) Pimpinan Komisi Pertimbangan dipilih dari dan oleh anggota Komisi

23

Pertimbangan Penelitian dan diusulkan ke Rektor untuk ditetapkan melalui

ketua L.P.

(5) Masa jabatan Ketua, Sekretaris dan Anggota Komisi Pertimbangan Penelitian

adalah 4 (empat) tahun.

Pasal 56

(1) LP berfungsi mengkoordinasikan, membantu dan menilai pelaksanaan kegiatan

penelitian yang diselenggarakan oleh pusat penelitian, umum dan perorangan

serta ikut mengusahakan dan mengendalikan administrasi sumberdaya yang

diperlukan.

(2) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, LP bertugas:

a. melaksanakan penelitian untuk pengembangan pengetahuan, teknologi, dan

seni;

b. melaksanakan penelitian yang menunjang pembangunan daerah dan

nasional;

c. melaksanakan penelitian untuk meningkatkan pengembangan universitas;

d. melaksanakan urusan administrasi LP.

(3) Untuk memperlancar pelaksanaan fungsi LP, dibentuk pusat penelitian sebagai

pelaksana penelitian yang terdiri atas:

a. Pusat Penelitian Pengembangan Pedesaan dan Kawasan;

b. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup;

c. Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Kelautan;

d. Pusat Penelitian Kependudukan;

e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peran Wanita;

f. Pusat Penelitian Gizi dan Pangan;

g. Pusat Penelitian Kesehatan dan Reproduksi;

h. Pusat Penelitian Terumbu Karang;

i. Pusat Penelitian HAKI;

j Pusat Penelitian dan Pengkajian HAM.

(4) Atas usul Ketua LP, Rektor dapat menutup dan/atau membuka 1 (satu) Pusat

Penelitian.

Pasal 57

(1) Pusat Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala dibantu oleh seorang Sekretaris

yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LP.

(2) Kepala Pusat Penelitian bertanggung jawab kepada Ketua LP.

(3) Masa jabatan Kepala dan Sekretaris Pusat Penelitian adalah 4 (empat) tahun

dan dapat dipilih/diangkat kembali dengan ketentuan boleh lebih dari 2 (dua)

kali masa jabatan berturut-turut.

24

Pasal 58

(1) Pelaksana Administrasi LP adalah Kepala Bagian Tata Usaha yang fungsinya

meliputi administrasi umum, program serta data dan informasi.

(2) Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha LP dibantu

oleh Kepala Subbagian yang terdiri atas: Kepala Subbagian Umum; Kepala

Subbagian Program; dan Kepala Subbagian Data dan Informasi.

(3) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pelaksana administrasi berada dibawah

koordinasi Sekretaris LP.

Pasal 59

Susunan Organisasi Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat disingkat LPM terdiri

atas:

(1) Pimpinan;

(2) Komisi Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat;

(3) Pelaksana pengabdian pada masyarakat;

(4) Pelaksana administrasi.

Pasal 60

(1) LPM dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris.

(2) Ketua LPM diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan pertimbangan

Senat.

(3) Sekretaris LPM diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LPM.

(4) Ketua LPM bertanggung jawab kepada Rektor.

(5) Masa jabatan Ketua LPM 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk

satu masa jabatan berikutnya.

(6) Masa jabatan Sekretaris LPM mengikuti masa jabatan Ketua yang

mengusulkannya.

Pasal 61

(1) Komisi Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat memberikan pertimbangan

kepada Ketua LPM tentang arah dan kebijakan pengabdian pada masyarakat.

(2) Komisi Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat dipimpin oleh seorang

Ketua dan dibantu oleh Sekretaris.

(3) Anggota Komisi Pertimbangan merupakan putusan Fakultas.

(4) Pimpinan Komisi Pertimbangan dipilih dari dan oleh anggota Komisi

Pertimbangan Pengabdian Pada Masyarakat dan diusulkan ke Rektor untuk

ditetapkan melalui Ketua L.P.M.

(5) Masa jabatan Ketua, Sekretaris dan Anggota Komisi Pertimbangan LPM.

adalah 4 (empat) tahun.

25

Pasal 62

(1) LPM merupakan unsur pelaksana yang berfungsi mengkoordinasikan,

membantu, dan menilai pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berupa

pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).

(2) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut LPM mempunyai tugas sebagai

berikut :

a. menyelenggarakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

program-program pengabdian kepada masyarakat;

b. merintis, membina, dan mengembangkan kerjasama dengan instansi/

lembaga pemerintah dan swasta dalam pelatihan, konsultasi dan bentuk-

bentuk lainnya;

c. membina, mengurus, dan mengembangkan berbagi pendidikan

berkelanjutan;

d. menyelenggarakan, merancang, dan mengusahakan berbagi pertemuan

antardisiplin untuk menelaah masalah-masalah yang dihadapi masyarakat

yang akan dipecahkan melalui program-program pengabdian sehingga

integrasi antar disiplin ilmu dapat berkembang.

e. mengkoordinasikan program-program pengabdian pada masyarakat antar

perguruan tinggi.

(3) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas LPM sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dibentuk Pusat-Pusat pengembangan sebagai pelaksana

pengabdian yang terdiri atas :

a. Pusat Pengembangan Bantuan dan Penyuluhan Hukum;

b. Pusat pengembangan Organisasi dan Manajemen;

c. Pusat pengembangan Pelayanan Kesehatan Masyarakat;

d. Pusat pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat;

e. Pusat pengembangan dan Pengelolaan Kuliah Kerja Nyata;

f. Pusat pengembangan Perhutanan dan pemukiman;

g. Pusat pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan.

(4) Atas usul ketua LPM, Rektor dapat menutup dan/atau membuka 1(satu) pusat

pengembangan

Pasal 63

(1) Pusat Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Seorang

Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LPM.

(2) Kepala Pusat Pengembangan bertanggung jawab kepada Ketua LPM.

(3) Masa jabatan Kepala dan Sekretaris Pusat Pengembangan adalah 4 (empat)

tahun, dan dapat dipilih/diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih

dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.

26

Pasal 64

(1) Pelaksana Administrasi LPM adalah Kepala Bagian Tata Usaha, yang

fungsinya meliputi Administrasi Umum, Administrasi Program, serta

Administrasi Data dan Informasi.

(2) Untuk memperlancar fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh

Kepala Subbagian yang terdiri atas: Kepala Subbagian Umum; Kepala

Subbagian Program; dan Kepala Subbagian Data dan Informasi

(3) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari pelaksana administrasi di bawah

koordinasi Sekretaris LPM.

Pasal 65

Susunan Organisasi Lembaga Kajian dan Pembinaan Pendidikan disingkat LKPP

terdiri atas :

(1) Pimpinan;

(2) Pelaksana Pengkajian dan Pembinaan;

(3) Pelaksana Administrasi.

Pasal 66

(1) LKPP dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Sekretaris.

(2) Ketua LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor berdasarkan

pertimbangan Senat.

(3) Sekretaris LKPP diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua.

(4) Ketua LKPP bertanggung jawab kepada Rektor.

(5) Masa jabatan Ketua LKPP 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk

satu masa jabatan berikutnya.

(6) Masa jabatan Sekretaris LKPP mengikuti masa jabatan Ketua yang

mengusulkannya.

Pasal 67

(1) LKPP berfungsi sebagai pusat ide (center of ideas) dalam pengkajian dan

pembinaan untuk meningkatkan dan mengembangkan inovasi dan kinerja

kependidikan.

(2) Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, LKPP ini bertugas :

a. melakukan upaya-upaya peningkatan dan pengembangan mutu staf

pengajar dalam proses belajar-mengajar.

b. mengkaji dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan

pembangunan nasional serta perkembangan ilmu dan teknologi.

c. mengkaji penataan termasuk sumberdaya manusia fakultas, jurusan,

program studi pascasarjana dan Diploma dalam kerangka pelaksanaan

27

pendidikan akademik dan profesional yang sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pembangunan nasional.

d. mengkaji dan mengembangkan cara-cara pelaksanaan pendidikan

akademik dan profesional termasuk memproduksi dan pemanfaatan media

dan sumber belajar yang efektif dan efesien.

e. mengkaji dan mengembangkan sistem jaminan mutu atau quality

assurance dalam pelaksanaan pendidikan akademik dan professional.

(3) Untuk memperlancar pelaksanaan fungsi LKPP, dibentuk Pusat Kajian dan

Pembinaan sebagai pelaksana pengkajian dan pembinaan, yang terdiri atas:

a. Pusat Kajian dan pengembangan Aktivitas Instruksional.

b. Pusat Kajian Sumberdaya Manusia.

c. Pusat Kajian Media dan Sumber Belajar.

d. Pusat Kajian jaminan Mutu (Quality Assurance).

(4) Atas usul Ketua LKPP, Rektor dapat menutup dan/atau membuka satu Pusat

Kajian.

Pasal 68

(1) Pusat Kajian dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang

Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Ketua LKPP.

(2) Kepala Pusat Kajian bertanggung jawab kepada Ketua LKPP.

(3) Masa jabatan Ketua dan Sekretris LKPP, Kepala dan Sekretariat Pusat Kajian

adalah 4 (empat) tahun, dan dapat dipilih/ diangkat kembali dengan ketentuan

tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.

Pasal 69

(1) Pelaksana Administrasi LKPP adalah Kepala Bagian Tata Usaha yang

fungsinya meliputi administrasi umum, program, serta data dan informasi.

(2) Untuk melaksanakan fungsi tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha LKPP dibantu

oleh Kepala Subbagian, yang terdiri atas : Kepala Subbagian Umum, Kepala

Subbagian Program, dan Kepala Subbagian Data dan Informasi.

(3) Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, pelaksana Administrasi berada di

bawah koordinasi Sekretaris LKPP.

28

Bagian Keenam

Pelaksana Administrasi Universitas

Pasal 70

(1) Pelaksana administrasi Universitas adalah Biro, yang terdiri atas :

a. Biro Administrasi Akademik;

b. Biro Administrasi Keuangan;

c. Biro Administrasi Umum;

d. Biro Administrasi Kemahasiswaan;

e. Biro Perencanaan dan Sistem Informasi.

(2) Biro dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Rektor.

(3) Tugas dan fungsi Kepala Biro ditentukan dalam surat keputusan

pengangkatannya.

(4) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pelaksana administrasi dilakukan

oleh Rektor.

Bagian Ketujuh

Unsur Penunjang

Pasal 71

(1) Unsur penunjang pelaksana akademik dan administrasi berbentuk Unit

Pelaksana Teknis disingkat UPT yang dipimpin oleh seorang Kepala yang

diangkat dan diberhentikan serta bertanggung jawab kepada Rektor.

(2) Unit Pelaksana Teknis terdiri atas :

a. Perpustakaan;

b. Pusat Informasi Universitas;

c. Central Workshop;

d. Mata Kuliah Umum/TPB/Penelusuran Minat;

e. Pusat Bahasa;

f. Bimbingan dan Konseling.

(3) Pembukaan dan/atau penutupan suatu UPT ditetapkan oleh Rektor sesuai

dengan kebutuhan.

(4) UPT mempunyai tugas dan fungsi yang diatur dengan Keputusan Rektor.

29

BAB IX

TENAGA PENDIDIK

Pasal 72

(1) Tenaga pendidik di Universitas terdiri atas dosen dan tenaga penunjang

akademik.

(2) Dosen adalah seorang yang diangkat dengan tugas utama mengajar, meneliti,

dan melakukan pengabdian pada masyarakat berdasarkan pendidikan dan

keahliannya.

(3) Dosen dapat merupakan dosen biasa, dosen kontrak, dosen luar biasa, dan

dosen tamu.

(4) Dosen biasa adalah dosen tetap yang berstatus pegawai negeri sipil yang

diangkat melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan kepegawaian dan

ditempatkan sebagai tenaga tetap di Universitas.

(5) Dosen kontrak adalah dosen yang diangkat melalui mekanisme kontrak untuk

jangka waktu tertentu.

(6) Dosen luar biasa adalah dosen yang bukan tenaga tetap di Universitas.

(7) Dosen tamu adalah seseorang yang diundang dan diangkat menjadi dosen di

Universitas selama jangka waktu tertentu.

Pasal 73

(1) Syarat-syarat untuk menjadi dosen adalah sebagai berikut :

a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. memenuhi kualifikasi sebagai calon tenaga pengajar;

c. memiliki moral dan integritas yang tinggi;

d. memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan

negara.

(2) Rektor dapat menetapkan persyaratan tertentu dalam pengangkatan dosen

dengan pertimbangan Senat.

Pasal 74

(1) Jenjang jabatan akademik dosen terdiri atas Asisten Ahli, Lektor, Lektor

Kepala, dan Guru Besar.

(2) Wewenang dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian jabatan akademik

diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 75

(1) Untuk diangkat sebagai Guru Besar, selain memenuhi persyaratan umum yang

30

ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku, juga harus memenuhi persyaratan

khusus yang ditetapkan oleh Dewan Guru Besar.

(2) Guru Besar diangkat oleh Menteri atas usul Rektor setelah memperoleh

persetujuan Dewan Guru Besar, dan diwajibkan mengucapkan pidato

penerimaan jabatan Guru Besar.

(3) Sebutan Guru Besar atau Profesor hanya dapat digunakan selama yang

bersangkutan melaksanakan tugas sebagai dosen.

(4) Batas usia pensiun Guru Besar dapat diperpanjang sampai 70 (tujuh puluh)

tahun apabila memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Dewan Guru Besar.

Pasal 76

(1) Guru Besar yang telah berakhir masa jabatannya dapat diangkat menjadi Guru

Besar Emeritus sebagai penghargaan istimewa.

(2) Guru Besar Emeritus diangkat oleh Menteri atas usul Rektor setelah mendapat

persetujuan Senat Fakultas dan Dewan Guru Besar.

Pasal 77

(1) Tenaga penunjang akademik terdiri atas peneliti, pustakawan, programmer

komputer, laboran, analis, dan teknisi.

(2) Persyaratan, tata cara pengangkatan, dan wewenang tenaga penunjang

akademik diatur dan dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X

MAHASISWA DAN ALUMNI

Pasal 78

(1) Persyaratan untuk menjadi mahasiswa adalah sebagai berikut :

a. memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Pendidikan Menengah

b. memiliki kemampuan yang disyaratkan oleh Unhas melalui ujian tulis

dan/atau melalui seleksi jalur pemanduan potensi belajar dan jalur khusus.

Pasal 79

(1) Mahasiswa mempunyai hak sebagai berikut :

a. menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk

menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam

lingkungan akademik;

b. memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai

dengan minat, bakat, kegemaran, dan kemampuan;

c. memanfaatkan fasilitas Universitas dalam rangka kelancaran proses belajar

31

mengajar;

d. mendapat bimbingan dari dosen sesuai dengan Program Studi yang

diikutinya dalam proses penyelesaian studi;

e. memperoleh layanan informasi mengenai Program Studi dan hasil

belajarnya;

f. menyelesaikan studi lebih awal dari masa belajar yang ditetapkan;

g. memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

h. memanfaatkan sumberdaya Universitas melalui perwakilan/organisasi

kemahasiswaan dalam rangka pelaksanaan kegiatan akademik;

i. pindah ke perguruan tinggi lain atau Program Studi lain sesuai dengan

persyaratan yang berlaku;

j. ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa Universitas;

k. memperoleh pelayanan khusus bagi penyandang cacat.

(2) Syarat dan prosedur pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan keputusan Rektor.

Pasal 80

(1) Mahasiswa mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku di Universitas;

b. ikut memelihara prasarana dan sarana, kebersihan, ketertiban, dan keamanan

Universitas;

c. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi mahasiswa

yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang

berlaku;

d. menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

e. menjaga kewibawaan dan nama baik Universitas;

f. menjunjung tinggi kebudayaan daerah dan nasional.

(2) Syarat dan prosedur pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan keputusan Rektor.

Pasal 81

(1) Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan, pengembangan penalaran,

minat dan bakat, serta kesejahteraan mahasiswa dibentuk organisasi

kemahasiswaan intra Universitas.

(2) Organisasi kemahasiswaan intra Universitas diselenggarakan berdasarkan

prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa.

(3) Organisasi kemahasiswaan intra Universitas menaungi aktivitas

kemahasiswaan.

(4) Organisasi kemahasiswaan intra Universitas dapat dibentuk padat tingkat

Universitas, Fakultas, dan jurusan/bagian.

32

(5) Pedoman umum organisasi kemahasiswaan di Universitas mengacu pada

Peraturan Universitas.

Pasal 82

Mahasiswa yang melanggar kode etik dan peraturan Universitas dikenakan sanksi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 83

(1) Alumni Universitas adalah mereka yang telah menyelesaikan suatu jenjang

pendidikan di Universitas.

(2) Alumni Universitas memiliki organisasi alumni yang disebut Ikatan Keluarga

Alumni Universitas Hasanuddin (IKA-UNHAS).

(3) Tugas ikatan alumni adalah menyembatani alumni dengan almamater dalam

pengembangan alumni dan sebagai forum pemanfaatan alumni dalam

pembangunan masyarakat.

BAB XI

KEKAYAAN

Pasal 84

(1) Kekayaan Universitas terdiri atas kekayaan berupa barang bergerak dan tidak

bergerak.

(2) Pengelolaan kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersumber

dari pemerintah diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku sedang yang bersumber dari masyarakat dan pihak lain

diatur dengan peraturan Universitas.

(3) Pendayagunaan kekayaan Universitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

yang ditujukan untuk memperoleh dana, guna menunjang pelaksanaan tugas

dan fungsi Universitas ditetapkan dengan peraturan Universitas.

BAB XII

ANGGARAN DAN PEMBIAYAAN

Pasal 85

(1) Anggaran Universitas bersumber dari pemerintah, masyarakat, dan pihak lain

yang sah.

(2) Penggunaan anggaran yang berasal dari pemerintah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Anggaran yang bersumber dari masyarakat terdiri atas :

a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP);

33

b. biaya penyelenggaraan pratikum;

c. biaya seleksi/ujian masuk Universitas;

d. hasil kerjasama pihak ke tiga;

e. hasil penjualan produk dan jasa yang diperoleh dari penyelenggaraan

Universitas;

f. hasil yang diperoleh dari lembaga dan unit-unit usaha Universitas;

g. sumbangan, bantuan, dan hibah perorangan, lembaga pemerintah atau

lembaga non pemerintah; dan

h. penerimaan sah lainnya.

(4) Penerimaan dan penggunaan anggaran yang diperoleh dari masyarakat, dan

yang diperoleh pihak lainnya, diatur sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh

Universitas.

(5) Usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat didasarkan atas

prinsip tidak mengutamakan keuntungan.

(6) Kelebihan anggaran yang bersumber dari masyarakat dimanfaatkan untuk

pengembangan Universitas pada tahun berikutnya.

(7) Tahun anggaran disesuaikan dengan tahun anggaran yang berlaku secara

nasional.

Pasal 86

(1) Penggunaan anggaran yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang mencerminkan

kebutuhan riil masing-masing fakultas dalam rangka desentralisasi keuangan.

(2) Daftar Usulan Kegiatan Suplemen yang dananya bersumber dari masyarakat

setelah mendapat persetujuan Senat, dilaporkan oleh Rektor kepada Menteri.

Pasal 87

(1) Otonomi dalam bidang keuangan mencakup kewenangan Universitas untuk

menerima, menyimpan, dan menggunakan dana yang bersumber dari

masyarakat.

(2) Universitas menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan tata

buku yang berlaku.

(3) Pengelolaan keuangan Universitas diperiksa oleh aparat pengawasan

fungsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(4) Jika diperlukan Senat dapat membentuk dan/atau menunjuk auditor untuk

memeriksa pengelolaan keuangan.

Pasal 88

Struktur dan besarnya tarif, tata cara pengelolaan serta penglokasian dana yang

bersumber dari masyarakat ditetapkan dengan keputusan Rektor, setelah

memperoleh persetujuan Senat.

34

BAB XIII

KERJASAMA ANTARA PERGURUAN TINGGI

Pasal 89

(1) Untuk menghadapi perkembangan dan dampak globalisasi yang menghendaki

optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia, Universitas

mengembangkan kerjasama dengan perguruan tinggi atau lembaga lain, baik di

dalam maupun luar negeri.

(2) Pelaksanaan kerjasama dikoordinasikan oleh Pembantu Rektor yang

membidanginya.

BAB XIV

KODE ETIK, PENGHARGAAN DAN SANKSI

Pasal 90

(1) Universitas menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, moral, kejujuran,

kebenaran, dan kaidah hukum.

(2) Sivitas akademika dan pegawai wajib menjunjung tinggi etika, berdisiplin,

memiliki integritas dalam melaksanakan tugas dan wewenang, serta

menghindarkan diri dari pembuatan tercela.

Pasal 91

Kode Etik, pemberian penghargaan, dan pemberian sanksi di atur dengan peraturan

Universitas.

BAB XV

PENGAWASAN

Pasal 92

Untuk kelancaran penyelenggaraan kegiatan tri dharma perguruan tinggi di

Universitas, diperlukan adanya pengawasan akademik, administrasi dan keuangan,

serta ketertiban kampus, yang diatur dalam peraturan Universitas.

Pasal 93

Pengawasan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi terdiri atas pengawasan

internal dan pengawasan eksternal.

Pasal 94

Pengawasan internal dilakukan oleh Senat, Senat Fakultas dan pejabat yang

berwenang, melalui penerapan dan pengembangan prinsip-prinsip pengawasan

melekat.

35

Pasal 95

Pengawasan external dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

BAB XVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 96

Dengan berlakunya Statuta ini, ketentuan yang merupakan pelaksanaan statuta

yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 0453/O/1992 tentang Statuta Universitas hasanuddin masih tetap

berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan

Statuta ini.

BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 97

Apabila dikemudian hari ternyata Statuta ini tidak sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undagan atau tuntutan perkembangan, maka

penyesuaiannya harus dilakukan atas persetujuan Senat Universitas dan

disahkan oleh Menteri.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

TTD

A. MALIK FADJAR

Salinan sesuai dengan aslinya,

Biro Hukum dan Organisasi

Departemen Pendidikan Nasional,

A.n. Kepala Bagian Penyusnan Rancangan Peraturan

Perundang-undangan,

Kepala Subbagian Administrasi

Peraturan Perundang-undangan,

Putut Pujogiri, S.H.

NIP. 131661278