SALINAN · 2020. 12. 17. · nomor 70 tahun 2o2o tentang tata cara pelaksanaan tindakan kebiri...

23
FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2O2O TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN TINDAKAN KEBIRI KIMTA, PEMASANGAN ALAT PENDETEKSI ELEKTRONIK, REHABILITASI, DAN PENGUMUMAN IDENTITAS PELAKU KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk mengatasi kekerasan seksual terhadap anak, memberi efek jera terhadap pelaku, dan mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap anak, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81A ayat (4) dan Pasal 82A ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OL6 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi Elektronik, Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; SK No 031530 A 2. Undang. SALINAN

Transcript of SALINAN · 2020. 12. 17. · nomor 70 tahun 2o2o tentang tata cara pelaksanaan tindakan kebiri...

  • FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 70 TAHUN 2O2O

    TENTANG

    TATA CARA PELAKSANAAN TINDAKAN KEBIRI KIMTA, PEMASANGAN

    ALAT PENDETEKSI ELEKTRONIK, REHABILITASI, DAN PENGUMUMAN

    IDENTITAS PELAKU KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang bahwa untuk mengatasi kekerasan seksual terhadapanak, memberi efek jera terhadap pelaku, dan mencegahterjadinya kekerasan seksual terhadap anak, serta untukmelaksanakan ketentuan Pasal 81A ayat (4) danPasal 82A ayat (3) Undang-Undang Nomor 17Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OL6 tentang

    Perubahan Kedua atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anakmenjadi Undang-Undang, perlu menetapkan PeraturanPemerintah tentang Tata Cara Pelaksanaan TindakanKebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi Elektronik,Rehabilitasi, dan Pengumuman Identitas PelakuKekerasan Seksual Terhadap Anak;

    Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

    SK No 031530 A

    2. Undang.

    SALINAN

  • 2

    FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -2-Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentangPerlindungan Anak (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO2 Nomor l}g, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235)sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentangPerubahan Kedua atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anakmenjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2016 Nomor 237, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5946);

    MEMUTUSKAN

    PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARAPELAKSANAAN TINDAKAN KEBIRI KIMIA, PEMASANGAN

    ALAT PENDETEKSI ELEKTRONIK, REHABILITASI, DAN

    PENGUMUMAN IDENTITAS PELAKU KEKERASANSEKSUAL TERHADAP ANAK.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18

    (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masihdalam kandungan.

    Menetapkan

    SK No 031531 A

    2. Tindakan .

  • 2

    FRESIDENREPUBLIK INDONESIA-3-

    Tindakan Kebiri Kimia adalah pemberian zat kimiamelalui penyuntikan atau metode lain, yangdilakukan kepada pelaku yang pernah dipidanakarena melakukan kekerasan atau ancamankekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhandengannya atau dengan orang lain, sehinggamenimbulkan korban lebih dari 1 (satu) orang,mengakibatkan luka berat, gangguan jiwa, penyakitmenular, terganggu atau hilangnya fungsireproduksi, dan/atau korban meninggal dunia,untuk menekan hasrat seksual berlebih, yangdisertai rehabilitasi.Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak adalahpelaku tindak pidana persetubuhan kepada Anakdengan kekerasan atau ancaman kekerasan seksualmemaksa Anak melakukan persetubuhan dengannyaatau dengan orang lain dan pelaku tindak pidanaperbuatan cabul kepada Anak dengan kekerasanatau ancaman kekerasan seksual, memaksa,melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaiankebohongan, atau membujuk Anak untukmelakukan atau membiarkan dilakukan perbuatancabul.

    Pelaku Tindak Pidana Persetubuhan kepada Anakdengan Kekerasan atau Ancaman Kekerasan Seksual

    Memaksa Anak Melakukan PersetubuhanDengannya atau dengan Orang Lain, yangselanjutnya disebut Pelaku Persetubuhan adalahterpidana atau orang yang telah selesai menjalanipidana pokok atas tindak pidana persetubuhankepada Anak dengan kekerasan atau ancamankekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhan

    dengannya atau dengan orang lain.

    3

    4

    SK No 031532 A

    5. Pelaku. . .

  • 5

    PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -4-Pelaku Tindak Pidana Perbuatan Cabul kepada Anakdengan Kekerasan atau Ancaman KekerasanSeksual, Memaksa, Melakukan Tipu Muslihat,Melakukan Serangkaian Kebohongan, atauMembujuk Anak untuk Melakukan atauMembiarkan Dilakukan Perbuatan Cabul, yangselanjutnya disebut Pelaku Perbuatan Cabul adalahterpidana atau orang yang telah selesai menjalanipidana pokok atas tindak pidana perbuatan cabulkepada Anak dengan kekerasan atau ancamankekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,melakukan serangkaian kebohongan, ataumembujuk Anak untuk melakukan ataumembiarkan dilakukan perbuatan cabul.

    BAB II

    TINDAKAN

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 2

    (1) Tindakan Kebiri Kimia, tindakan pemasangan alatpendeteksi elektronik, dan rehabilitasi dikenakanterhadap Pelaku Persetubuhan berdasarkan putusanpengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

    (2) Tindakan pemasangan alat pendeteksi elektronikdan rehabilitasi dikenakan terhadap PelakuPerbuatan Cabul berdasarkan putusan pengadilanyang telah berkekuatan hukum tetap.

    (3) Pelaksanaan putusan pengadilan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakanatas perintah jaksa setelah berkoordinasi dengankementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan, kementerianyang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang hukum, dan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangsosial.

    SK No 031533 A

    Pasal 3

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

    -5-Pasal 3

    Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia, tindakanpemasangan alat pendeteksi elektronik, dan rehabilitasidilakukan oleh petugas yang memiliki kompetensi dibidangnya atas perintah jaksa.

    Pasal 4

    Pelaku Anak tidak dapat dikenakan Tindakan KebiriKimia dan tindakan pemasangan alat pendeteksielektronik.

    Bagian Kedua

    Tata Cara Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia

    Paragraf 1Umum

    Pasal 5

    Tindakan Kebiri Kimia dikenakan untuk jangka waktupaling lama 2 (dua) tahun.

    Pasal 6

    Tindakan Kebiri Kimia dilakukan melalui tahapan:a. penilaian klinis;b. kesimpulan; danc. pelaksanaan.

    Paragraf 2

    Penilaian Klinis

    Pasal 7

    (1) Penilaian klinis sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 huruf a dilakukan oleh tim yang terdiri daripetugas yang memiliki kompetensi di bidang medisdan psikiatri.

    SK No 031534A

    (2) Penilaian

  • REpu J.T,[=,',35]N Es rA-6-

    (2) Penilaian klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:a. wawancara klinis dan psikiatri;b. pemeriksaan fisik; danc. pemeriksaan penunjang.

    (3) Penilaian klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:a. kementerian yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang hukum menyampaikanpemberitahuan kepada jaksa;

    b. pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dilakukan paling lambat 9 (sembilan)bulan sebelum terpidana selesai menjalanipidana pokok;

    c. dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelahpemberitahuan sebagaimana dimaksud dalamhuruf b, jaksa menyampaikan pemberitahuandan berkoordinasi dengan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan untuk dilakukan penilaianklinis; dan

    d. penilaian klinis dimulai paling lambat 7 (tujuh)hari kerja setelah diterimanya pemberitahuansebagaimana dimaksud dalam huruf c.

    Paragraf 3

    Kesimpulan

    Pasal 8

    (1) Kesimpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6huruf b memuat hasil penilaian klinis untukmemastikan Pelaku Persetubuhan layak atau tidaklayak untuk dikenakan Tindakan Kebiri Kimia.

    SK No 031535 A

    (2) Kesimpulan

  • RE p u JLT,:',',355* . r, o-7 -

    (21 Kesimpulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada jaksa paling lambat 14 (empatbelas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuandari jaksa.

    Paragraf 4

    Pelaksanaan

    Pasal 9

    Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 huruf c dilakukan dengan tata cara sebagaiberikut:a. pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia dilakukan

    setelah kesimpulan sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 menyatakan Pelaku Persetubuhan layakuntuk dikenakan Tindakan Kebiri Kimia;

    b. dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) harikerja sejak diterimanya kesimpulan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, jaksa memerintahkandokter untuk melakukan pelaksanaan TindakanKebiri Kimia kepada Pelaku Persetubuhan;

    c. pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia sebagaimanadimaksud dalam huruf b dilakukan segera setelahterpidana selesai menjalani pidana pokok;

    d. pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia dilakukan dirumah sakit milik pemerintah atau rumah sakitdaerah yang ditunjuk;

    e. pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia dihadiri olehjaksa, perwakilan dari kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum, kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang sosial, dankementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan;

    SK No 031536 A

    f. Pelaksanaan .

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -8-f. pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia dituangkan

    dalam berita acara; dang. jaksa memberitahukan kepada korban atau keluarga

    korban bahwa telah dilakukan pelaksanaanTindakan Kebiri Kimia.

    Pasal 10

    (1) Dalam hal kesimpulan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 menyatakan Pelaku Persetubuhantidak layak untuk dikenakan Tindakan Kebiri Kimiamaka pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia ditundapaling lama 6 (enam) bulan.

    (2) Selama masa penundaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan penilaian klinis ulang dankesimpulan ulang untuk memastikan layak atautidak layak dikenakan Tindakan Kebiri Kimia.

    (3) Dalam hal penilaian klinis ulang dan kesimpulanulang sebagaimana dimaksud pada ayat (21 masihtetap menyatakan Pelaku Persetubuhan tidak layakmaka jaksa memberitahukan secara tertulis kepadapengadilan yang memutus perkara pada tingkatpertama dengan melampirkan hasil penilaian klinisulang dan kesimpulan ulang.

    Pasal 1 1

    (1) Jika Pelaku Persetubuhan melarikan diri dariTindakan Kebiri Kimia maka ditundapelaksan aar,rlya.

    (2) Untuk penanganan bagi yang melarikan dirisebagaimana dimaksud pada ayat (1), jaksaberkoordinasi dengan Kepolisian Negara RepublikIndonesia.

    SK No 031537 A

    (3) Dalam

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -9-(3) Dalam hal Pelaku Persetubuhan tertangkap atau

    menyerahkan diri setelah melarikan diri, jaksaberkoordinasi dengan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum, kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang sosial, dankementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan untukdilaksanakan Tindakan Kebiri Kimia.

    Pasal 12

    Jika Pelaku Persetubuhan meninggal dunia maka jaksamemberitahukan secara tertulis kepada pengadilan yangmemutus perkara pada tingkat pertama.

    Pasal 13

    (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur teknispenilaian klinis, kesimpulan, dan pelaksanaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1),Pasal 7 ayat (2), Pasal 8 ayat (1), Pasal t huruf a,Pasal t huruf c, Pasal t huruf d, Pasal 10 ayat (1),dan Pasal 10 ayat (21 diatur dengan PeraturanMenteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata carapemberitahuan kepada jaksa sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 ayat (3) huruf a dan Pasal 7 ayat (3)huruf b diatur dengan Peraturan Menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum.

    SK No 031538 A

    Bagian

  • PRESIDENREPUELIK INDONESIA

    -10-Bagian Ketiga

    Tata Cara Pelaksanaan Tindakan PemasanganAlat Pendeteksi Elektronik

    Pasal 14

    (1) Tindakan pemasangan alat pendeteksi elektronikdikenakan kepada:a. Pelaku Persetubuhan; danb. Pelaku Perbuatan Cabul.

    (21 Tindakan pemasangan alat pendeteksi elektronikdilakukan segera setelah pelaku sebagaimanadimaksud pada ayat (1) menjalani pidana pokok.

    (3) Tindakan pemasangan alat pendeteksi elektronikkepada pelaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan paling lama 2 (dua) tahun.

    Pasal 15

    Alat pendeteksi elektronik sebagaimana dimaksud dalamPasal 14 dalam bentuk gelang elektronik atau lainnyayang sejenis.

    Pasal 16

    Tindakan pemasangan dan pelepasan alat pendeteksielektronik dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang hukum menyampaikansurat pemberitahuan kepada jaksa, kementerianyang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan, dan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangsosial paling lama 1 (satu) bulan sebelum PelakuKekerasan Seksual Terhadap Anak selesai menjalanipidana pokok.

    SK No 031539A

    b. Sebelum .

  • REFuJLfft',iSI*.=,o- 11-

    b. Sebelum dilakukan pemasangan alat pendeteksielektronik, kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang hukum harusmemastikan bentuk alat pendeteksi elektronik yangakan dipasang dan alat tersebut harus dalamkeadaan baik dan layak dipakai.

    c. Sebelum dilakukan pemasangan alat pendeteksielektronik, kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan harusmemeriksa dan memastikan bagian tubuh yangtepat dalam pemasangan alat pendeteksi elektronikPelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak.

    d. Kementerian sebagaimana dimaksud dalam huruf bdan c menyampaikan surat pemberitahuan kepadajaksa atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukanpaling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum PelakuKekerasan Seksual Terhadap Anak selesai menjalanipidana pokok.

    e. Pemasangan alat pendeteksi elektronik dilakukanatas perintah jaksa dengan memerintahkankementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum bekerja samadengan kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang sosial dan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkesehatan.

    f. Pelaksanaan pemasangan alat pendeteksi elektronikdilakukan segera setelah terpidana selesai menjalanipidana pokok.

    g. Pelepasan alat pendeteksi elektronik dilakukan atasperintah jaksa dengan memerintahkan kementerianyang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang hukum bekerja sama dengan kementerianyang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang sosial dan kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkesehatan.

    SK No 031540 A

    h. Pelaksanaan.

  • FRESIDENREPUBLIK INDONESTA

    -t2-h. Pelaksanaan pemasangan dan pelepasan alat

    pendeteksi elektronik dihadiri oleh jaksa,kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum, kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangsosial, dan kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan.

    i. Pelaksanaan pemasangan dan pelepasan alatpendeteksi elektronik dituangkan dalam beritaacara.

    j. Jaksa memberitahukan kepada korban ataukeluarga korban bahwa telah dilakukan pelaksanaanpemasangan dan pelepasan alat pendeteksielektronik.

    Pasal 17

    Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis tatacara pelaksanaan tindakan pemasangan dan pelepasanalat pendeteksi elektronik sebagaimana dimaksud dalamPasal 14 sampai dengan Pasal 16 diatur denganPeraturan Menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang hukum.

    Bagian Keempat

    Rehabilitasi

    Pasal 18

    (1) Rehabilitasi diberikan kepada Pelaku Persetubuhanyang dikenakan Tindakan Kebiri Kimia berupa:a. rehabilitasipsikiatrik;b. rehabilitasi sosial; danc. rehabilitasi medik.

    SK No 031463 A

    (21 Rehabilitasi

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA.

    -13-(2) Rehabilitasi yang dikenakan kepada Pelaku

    Perbuatan Cabul berupa:a. rehabilitasi psikiatrik; danb. rehabilitasi sosial.

    (3) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) dilakukan atas perintah jaksa secaraterkoordinasi, terintegrasi, komprehensif, danberkesinambungan.

    Pasal 19

    (1) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18ayat (1) mulai diberikan paling lambat 3 (tiga) bulansetelah pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia.

    (2) Jangka waktu pelaksanaan rehabilitasi sesuaidengan jangka waktu pelaksanaan Tindakan KebiriKimia.

    (3) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dapat diperpanjang untuk paling lama 3 (tiga) bulansetelah pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia terakhir.

    Pasal 2O

    (1) Ketentuan lebih la mengenai rehabilitasipsikiatrik dan rehabilitasi medik sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a, Pasal 18ayat (1) huruf c, dan Pasal 18 ayat (2) huruf a diaturdengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kesehatan.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi sosialsebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)huruf b dan Pasal 18 ayat (2) huruf b diatur denganPeraturan Menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang sosial.

    SK No 031542 A

    BAB III . .

  • PRESIDENREPUELIK INDONESIA

    -t4-BAB III

    TATA CARA PENGUMUMAN IDENTITAS PELAKU

    Pasal 2 1

    (1) Pengumuman identitas Pelaku Kekerasan SeksualTerhadap Anak dilakukan dengan tata cara sebagaiberikut:a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan

    pemerintahan di bidang hukum menyampaikansurat pemberitahuan kepada jaksa paling lama14 (empat belas) hari kerja sebelum PelakuKekerasan Seksual Terhadap Anak selesaimenjalani pidana pokok.

    b. Pengumuman identitas Pelaku KekerasanSeksual Terhadap Anak dilaksanakan oleh jaksa

    paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah PelakuKekerasan Seksual Terhadap Anak selesaimenjalani pidana pokok.

    (21 Pengumuman identitas Pelaku Kekerasan SeksualTerhadap Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan selama 1 (satu) bulan kalender melalui:a. papan pengumuman;b. laman resmi kejaksaan; danc. media cetak, media elektronik, danf atau media

    sosial.

    (3) Pengumuman identitas Pelaku Kekerasan SeksualTerhadap Anak melalui media cetak, mediaelektronik, danf atau media sosial sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c dilakukan bekerjasama dengan kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang komunikasi daninformatika, kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang perlindungan anak,dan pemerintah daerah.

    SK No 031543 A

    (4) Pelaku

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -15-(41 Pelaku Anak tidak dapat dikenakan pidana

    tambahan berupa pengumuman identitas pelaku.

    Pasal22

    Pengumuman identitas Pelaku Kekerasan SeksualTerhadap Anak paling sedikit memuat:

    a. nama pelaku;b. foto terbaru;c. nomor induk kependudukan/nomor paspor;d. tempat/tanggallahir;e. jenis kelamin; danf. alarnatldomisiliterakhir.

    BAB IV

    PENDANAAN

    Pasal 23

    Pendanaan pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia,pemasangan alat pendeteksi elektronik, rehabilitasi, dan

    pengumuman identitas Pelaku Kekerasan SeksualTerhadap Anak bersumber dari:

    a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; danc. sumber lain yang sah dan tidak mengikat,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    SK No 031544 A

    BABV...

  • PRESIDENREPUELIK INDONESIA

    - 16-BAB V

    PENGAWASAN

    Pasal24

    (1) Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaanTindakan Kebiri Kimia, tindakan pemasangan alatpendeteksi elektronik, dan rehabilitasi.

    (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara berkala oleh kementerian yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum, kementerian yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang sosial, dankementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaanpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidanghukum, Peraturan Menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang sosial, danPeraturan Menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang kesehatan, sesuai dengankewenangan masing-masing.

    BAB VI

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 25

    Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

    SK No 031545 A

    Agar

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

    -L7-

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

    Ditetapkan di Jakartapada tanggal 7 Desember 2O2O

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    JOKO WIDODO

    Diundangkan di Jakartapada tanggal 7 Desember 2O2O

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

    YASONNA H. LAOLY

    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 269

    Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

    REPUBLIK INDONESIAti Bidang Hukum dan

    -undangan,

    ttd

    ttd

    SK No 031460 A

    na Djaman

    a

  • I

    PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

    PENJELASAN

    ATAS

    PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 70 TAHUN 2O2O

    TENTANG

    TATA CARA PELAKSANAAN TTNDAKAN KEBIRI KIMIA, PEMASANGANALAT PENDETEKSI ELEKTRONIK, REHABILITASI, DAN PENGUMUMAN

    IDENTITAS PELAKU KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK

    UMUMAnak merupakan harapan bangsa yang memiliki potensi besar

    dalam menjaga eksistensi dan kelestarian suatu bangsa dan negara.Untuk itu, Anak perlu dilindungi dan dijaga dari segala ancamanyang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Salahsatu ancaman yang cukup signifikan dalam menghambatpertumbuhan dan perkembangan Anak yaitu kekerasan seksualdalam bentuk persetubuhan atau pencabulan yang mengakibatkanAnak mengalami luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular,terganggu atau hilangnya fungsi reproduksi, dan/atau korbanmeninggal dunia.

    Banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap Anak telahmendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan melindungi Anakdari kekerasan seksual dalam bentuk persetubuhan dan pencabulandengan memberikan hukuman yang lebih tegas lagi denganmengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OL6 tentangPenetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1Tahun 2OL6 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang,dengan maksud untuk memberikan efek jera kepada pelaku tindakpidana kekerasan seksual. Pemberatan sanksinya, bukan hanyasanksi pidana pokok, rnelainkan juga pidana tambahan berupapengumuman identitas pelaku, serta berupa Tindakan Kebiri Kimia,pemasangan dan pelepasan alat pendeteksi elektronik, danrehabilitasi.

    SK No 031547 APeratura . .

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -2-Peraturan Pemerintah ini memuat ketentuan Tindakan Kebiri

    Kimia, tindakan pemasangan dan pelepasan alat pendeteksielektronik, rehabilitasi, pengumuman identitas pelaku, pendanaan,dan pengawasan.

    II. PASAL DEMI PASALPasal 1

    Cukup jelas.

    Pasal 2

    Cukup jelas

    Pasal 3Cukup jelas.

    Pasal 4

    Cukup jelas

    Pasal 5

    Cukup jelas.

    Pasal 6

    Cukup jelas

    Pasal 7Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)Huruf a

    Yang dimaksud dengan "wawancara klinis" adalahsuatu proses untuk memperoleh informasi tentangkondisi kesehatan fisik maupun kesehatan jiwapelaku untuk tujuan keputusan klinisawal/sementara tentang masalah kesehatanterpidana.

    SK No 031548 A

    Yang

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESTA

    -3-Yang dimaksud dengan "wawancara psikiatri" adalahteknik wawancara untuk menilai kejiwaan terpidanaberupa pertanyaan yang terstruktur maupun tidakterstruktur tanpa bantuan alat bantu.

    Huruf bYang dimaksud dengan "pemeriksaan fisik" adalahsuatu proses untuk mengetahui ada tidaknyakelainan fisik terpidana.

    Huruf cYang dimaksud dengan "pemeriksaan penunjang"adalah suatu rangkaian proses pemeriksaan medisatas indikasi tertentu guna memperoleh kesimpulanklinis yang lengkap.

    Ayat (3)Cukup jelas.

    Pasal 8Cukup jelas

    Pasal 9

    Huruf aCukup jelas.

    Huruf bCukup jelas.

    Huruf cYang dimaksud dengan "segera setelah" adalah bahwapelaksanaan Tindakan Kebiri Kimia dilakukan pada saatPelaku Persetubuhan keluar dari lembagapemasyarakatan. Pelaksanaan Tindakan Kebiri Kimiatersebut merupakan bagian dari rangkaian tahapansetelah tahapan penilaian klinis dan tahapan kesimpulan.Tahapan penilaian klinis dan tahapan kesimpulandilakukan selama Pelaku Persetubuhan menjalani pidanapokok.

    SK No 031549 A

    Huruf d

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -4-Huruf d

    Cukup jelas.

    Huruf eCukup jelas.

    Huruf fCukup jelas.

    Huruf gCukup jelas.

    Pasal 10Cukup jelas

    Pasal 1 1Cukup jelas

    Pasal 12

    Cukup jelas

    Pasal 13Cukup jelas

    Pasal 14

    Cukup jelas

    Pasal 15Yang dimaksud dengan "lainnya yangpendeteksi elektronik yang berfungsikeberadaan pelaku.

    Pasal 16Cukup jelas

    Pasal 17

    Cukup jelas

    sejenis"

    untukadalah alatmengetahui

    SK No 031550 A

    Pasal 18

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -5-Pasal 18

    Ayat (1)Yang dimaksud dengan "rehabilitasi" adalah upaya untukmemulihkan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritualkepada pelaku sehingga mampu menjalankan aktivitaskehidupan sehari-hari secara wajar.

    Huruf aYang dimaksud dengan "rehabilitasi psikiatrik"adalah upaya pemulihan kesehatan mental danpeningkatan keterampilan agar mampu melakukanaktivitas hidup sehari-hari.

    Huruf bYang dimaksud dengan "rehabilitasi sosial" adalahproses refungsionalisasi dan pengembangan untukmemungkinkan seseorang mampu melaksanakanfungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupanmasyarakat.

    Huruf cYang dimaksud dengan "rehabilitasi medik" adalahupaya pelayanan medik secara komprehensif,terkoordinasi yang bersifat medik, sosial,edukasional, dan vokasional untuk mencapaikemampuan fungsional yang optimal dalamkehidupan masyarakat.

    Ayat (2)Cukup jelas.

    Ayat (3)Cukup jelas.

    Pasal 19Cukup jelas.

    Pasal 20Cukup jelas.

    SK No 031551 A

    Pasal 2 1

  • PRES IDENREPUBLTK INDONESIA

    -6-Pasal 21

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf bCukup jelas.

    Huruf cYang dimaksud dengan "media cetak dan mediaelektronik" termasuk di ruang publik seperti pusatperbelanjaan, stasiun, dan terminal.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (a)

    Cukup jelas.

    Pasal22Cukup jelas

    Pasal 23

    Cukup jelas.

    Pasal 24

    Cukup jelas

    Pasal 25

    Cukup jelas.

    TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6585

    SK No 031552 A