Sensor Pencacah & Pendeteksi

32
LAPORAN PEMBUATAN ALAT SENSOR PENCACAH & PENDETEKSI Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Elektronika Digital Dosen : OLEH KELOMPOK :

Transcript of Sensor Pencacah & Pendeteksi

Page 1: Sensor Pencacah & Pendeteksi

LAPORAN PEMBUATAN ALAT

SENSOR PENCACAH & PENDETEKSI

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Elektronika DigitalDosen :

OLEH KELOMPOK :

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTATEKNIK ELEKTRONIKA

TAHUN 2004

Page 2: Sensor Pencacah & Pendeteksi

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penjalaran kehidupan bangsa menunjukkan beberapa kecenderungan yang dapat

diidentifikasikan antara antara lain sebagai berikut Teknologi sebagai hasil peradaban

manusia yang semakin maju dirasakan sangat membantu dan mempermudah manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di zaman modern seperti sekarang ini. Berbagai

macam penemuan merambah berbagai aspek kehidupan manusia mulai dari transportasi,

telekomunikasi, komputer, kedokteran, pertanian, sampai dunia industri yang semakin

canggih.

Contoh yang lebih mudah adalah sering dijumpai bahwa suatu pekerjaan yang

sangat sederhana harus ditangani oleh beberapa orang, misalnya untuk mengetahui

jumlah orang yang memasuki ruangan pada saat itu atau memastikan ruangan itu sudah

benar-benar tidak ada orangnya sebelum ditutup, atau dapat juga digunakan sebagai

saklar otomatis yang dapat menghidupkan lampu apabila ruangan itu dimasuki orang dan

akan mematikan lampu apabila ruangan itu benar-benar kosong.

Maka peranan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menentukan dari zaman

ke zaman, apalagi di era teknologi informasi saat ini. Perkembangannya diharapkan

semakin membawa kehidupan menjadi lebih maju. Oleh karena itu, kami sebagai anak

bangsa harus senantiasa ikut berpartisipasi dalam setiap perkembangan dan kemajuan

zaman secara aktif dan kreatif.

Tinjauan kritis terhadap perkembangan ini telah melahirkan suatu gagasan ide

dari kelompok kami untuk membuat sebuah alat yang dapat mendeteksi dan sekaligus

mencacah jumlah orang yang memasuki sebuah ruangan dengan tepat.

Page 3: Sensor Pencacah & Pendeteksi

2.TUJUAN

Selaras dengan dasar pemikiran yang kami paparkan sebelumnya, maka

pembuatan sensor pencacah dan pendeteksi bertujuan untuk : pertama, meningkatkan

kemampuan ilmu atau materi yang diaplikasikan pada alat untuk mengganti tenaga

anusia menjadi tenaga elektronik yang murah dan tepat. Kedua,mengembangkan daya

kreativitas mahasiswa pada mata kuliah sensor dan transducer.

Dengan demikian materi yang kami dapatkan dapat berguna untuk membantu

masyarakat, sehingga kemudahan dan efisiensi pekerjaan dapat dimaksimalkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 4: Sensor Pencacah & Pendeteksi

BAB II

PEMBAHASAN TEORI

1. LED INFRA MERAH

Led infra merah merupakan piranti semikonduktor terdiri atas pertemuan

semikonduktor, dimana arus gaya sinar infra merah dibangkitkan secara non-teknik. Bila

arus mengalir karena terbangkit oleh tegangan yang dikenakan. Dilihat dari bentuknya

led banyak macamnya, tetapi cahaya yang dipancarkan led infra merah berbeda dengan

led yang warna-warni, cahayanya berupa kasat mata(tak tampak) keuntungan dari led ini

memancarkan cahaya yang menyebar, lurus, dan memantul.

Karakteristik Infra merah:

Panjang gelombang 0.8 m sampai 0.94 m

Awet dan tahan lama

Harga relatif murah

Frekuensi yang dihasilkan oleh LED merah infra, sebanding dengan perubahan

arus dan tegangan panjar yang melaluinya. Energi yang dipancarkan (W) adalah sebesar

frekuensi (f) dikalikan denga konstanta Planck (h) = 6,626 x 10-34 joule detik :

W = h x f

2. PHOTODIODA

Photodioda adalah sejenis dengan dioda pada umumnya. Perbedaan pokok pada

photodiodea ini adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar. Lensa ini berfungsi

untuk memfokuskan sinar jatuh.Konduktivitas dioda ditentukan langsung oleh cahaya

yang jatuh padanya yang dikirim oleh infra red.

Nilai resistan photodioda akan naik bila cahaya tidak mengenai permukaannya

dan nilai resistan akan turun apabila permukaannya dikenai cahaya. Dalam rangkaian ini,

photodioda berfungsi sebagaipentriger pada jalan masuk inverting dan juga dihubungkan

seridengan resistor R=100 KΩ, dimana kedua komponen ini saling bekerja sama.

Photodioda dan resistor tersebutmenetukan besarnya arus dan tegangan pada jalur input

Page 5: Sensor Pencacah & Pendeteksi

invering IC. Dalam rangkaian ini menggunakan 2 buah photodioda, yang satu untuk

mencacah naik dan yang sati untuk mencacah turun.

Gambar 1.1. Rangkaian Sensor

Saat photodioda dikenai cahaya dari infra red maka nilai resistansinya kecil,

sehingga transistor tidak bekerja atau cut off, tegangan input inverter akan tinggi, dan

output yang dihasilkan adalah rendah. Pada saat cahaya yang mengenai permukaan

photodiode terputus, karena dihalangi oleh benda, maka nilai resistansinya akan

bertambah sehungga transistor menjadi bekerja, tegangan input inverter akan menjadi

rendah maka output yang dihasilkan menjadi tinggi..

Karena benda yang menghalangi permukaan photodioda ini hanya sesaat, maka

nilai resistansinya kembali rendah dan input tegangan inverter tinggi sehingga output

yang dihasilkan menjadi rendah.

3. IC 555 TIMER

IC 555 Timer adalah salah satu rangkaian terintegrasi yang sangat terkenal sejak

diperkenalkan oleh SIGNETIC CORP pada tahun 1920-an. IC Timer ini banyak

digunakan sebagai osilator, pembangkit pulsa, pembangkit tanjakan, monitor-monitor

tegangan, time delay, one-shot multivibrator, dan banyak lagi.

Page 6: Sensor Pencacah & Pendeteksi

IC 555 Timer mempunyai 8 buah pin (Dual In Line) dapat beroperasi pada catu

daya 5 volt hingga 18 volt, dan dapat digunakan bersama dengan rangkaian TTL,

Transistor maupun CMOS, dengan arus output maksimum 200 mA.

CARA KERJA IC 555

Komponen dasar IC 555 Timer terdiri dari Output Driver, Discharge Transistor,

Control Flip-Flop, dan 2 buah Comperator/ Pembanding (Lihat Gambar 2.1). Flip-flop

berfungsi sebagai pengendali transistor pembuang muatan (Discharge Transistor) dan

ouptu level/state Flip-flop dikontrol oleh reset (pin 4) atau satu dari kedua comperator.

Sebuah comperator dikontrol oleh tegangan triger pin 2 dan yang lain oleh tegangan

ambang pin 6.

Pembanding-pembanding mempunyai tegangan referensi yang berbeda di mana

masing-masing pembanding dikontrol oleh 3 buah resistor yang nilainya masing-masing

tegangan referensi ambang pembanding (comperator) menjadi 2/3 Vcc dan pada pin 5

adalah control voltage referensi pada pembanding ini. Tegangan referensi pada

pembanding adalah 1/3 Vcc setengah dari tegangan control pin 5.

Output IC 555 Timer pada pin 3 mempunyai arus maksimum 200 mA karena

output memakai konfigurasi TOTEM POLE. Bila tegangan output tinggi ( ± = Vcc)

maka Discharge Transistor tidak bekerja atau tegangan output tegangan Discharge

Transistor juga tinggi, dan sebaliknya.

Gambar 1.2. IC 555 ( penentu waktu )

Pada dasarnya IC 555 Timer mempunyai dua cara kerja yaitu sebagai

multivibrator astabil dan miltivibrator monostabil (one-shot multivibrator). Cara kerja

555 dapat dilihat pada gambar 2.2 Tegangan output beralih dari tingkat yang tinggi ke

tinkat rendah dan kembali lagi, demikian seterusnya. Lama waktu keluaran tinggi atau

Page 7: Sensor Pencacah & Pendeteksi

rendah ditentukan oleh sebuah jaringan kapasitor-tahanan yang dihubungkan dari luar ke

timer 555. Harga tegangan output rendah 0,1 V.

Pada saat Timer bekerja sebagai one-shot multivibrator , tegangan outputnya

rendah sampai sebuah pulsa pemicu diberikan ke timer tersebut, maka outputnya menjadi

tinggi. Lamanya waktu output tinggi ditentukan oleh nilai tahanan dan kapasitor yang

dihubungkan ke IC Timer. Pada akhir selang waktu, output berubah menjadi rendah

kembali.

4. IC 74I92 COUNTER

Hampir seluruh pemrosesan sinyal digital memerlukan gudang untuk menyimpan

informasi. Dasar dari unit penyimpanan ini adalah rangkaian flip flop. Bentuk rangkaian

flip flop dalam berbagai konfigurasi selalu ada sebagian besar komputer digital. Selain itu

rangkaian flip flop dapat digunakan sebagai pencacah atau penghitung. Rangkaian flip

flop sebagai penghitung, ada banyak sekali konfigurasinya, antara lain counter untuk

mencatat bilangan yang ada, dan register untuk mentransfer dari satu gudang ke gudang

yang lain.

Rangkaian flip flop sebagai counter mempunyai 3 kategori dasar, yaitu : synchronous,

ripple, dan shift.

1. Synchronous counter

Gambar 3.1 memperlihatkan salah satu cara untuk membuat rangkaian

synchronous counter dengan mempergunakan pemicu sisi positif flip flop. Disini, pulsa

clock mengendalikan seluruh flip flop secara pararel. Disini juga akan diterangkan

bagaimana rangkaian ini bekerja.

Page 8: Sensor Pencacah & Pendeteksi

Gambar 1.3. Synchronous Counter

Signifikan flip flop yang terkecil menyimpan input-input J dan K, oleh sebab itu,

masing-masing input tadi akan mengadakan respon terhadap setiap sisi clock positif

hanya dalam kondisi tertentu. Seperti yang tampak pada gambar 3.1, Q1 dalam keadaan

toggle pada sisi clock positif hanya apabila Q0=1. FF Q2 mentoggle apabila Q1 dan Q0 =1.

Dan demikian juga FF Q3 mentoggle apabila Q0, Q1, dan Q2=1. Dengan kata lain, suatu

flip flop akan mentoggle pada sisi positif berikutnya jika seluruh bit terendah = 1.

Untuk lebih jelasnya ikuti penjelasan berikut ini. Pada saat clear line high, counter direset

di peroleh

Q = Q3Q2Q1Q0

Q = 0 0 0 0

Ketika clear line low, counter siap untuk bekerja. Pulsa clock pertama menset Q0

sehingga diperoleh

Q = 0 0 0 1

Keadaan berikutnya, FF Q1 bersiap untuk mentoggle pada sisi clock posityif

berikutnya. Keika sisi clock tersebut tiba, Q1 dan Q2 secara serempak bertoggle dan

output word yang diperolah menjadi :

Q = 0 0 1 0

Pulsa clock hitungan ketiga berikutnya akan bertambah satu

Q = 0 0 1 1

Page 9: Sensor Pencacah & Pendeteksi

Karena Q1 dan Q0 = 1, FF Q2, Q1 dan Q0 bersiap-siap untuk bertoggle pada sisi

clock positif berikutnya, apabila saatnya sudah tiba, Q2, Q1 dan Q0 bertoggle secara

serempak, dan setelah satu pergeseran waktu tunda output word menjadi :

Q = 0 1 0 0

Q words akan terus berubah 0101, 0110, 0111, …, 1111 (sama dengan bil 15

desimal), sampai sisi clock positif berikutnya akan mereset counter dan siklus tadi akan

berulang kembali. Tabel kebenaran dari rangkaian counter ini dapat dilihat pada tabel 2.1.

Dengan menambah flip flop dan conditionig gate, dapat dibuat counter yang dapat

menghitung hingga berapa saja yang kita inginkan.

Keuntungan yang terbesar dari synchronous counter adalah kecepatannya : rangkaian ini

hanya membutuhkan pergeseran 1 waktu tunda untuk hitungan yang benar dalam bentuk

bilangan biner setelah pulsa clock diberikan.

Keuntungan lain, pergeseran waktu tunda dari setiap flip flop mencegah kesalahan hitung

(ektra triggering pada sisi clock yang sama). Jika waktu tunda tp = 10 nS, maka output

dari masing-masing flip flop tidak akan berubah sampai 10 nS setelah sisi clock positif

diberikan.

Clock state Q0 Q1 Q2 Q3

1 0 0 0 0

2 0 0 0 1

3 0 0 1 0

4 0 0 1 1

5 0 1 0 0

6 0 1 0 1

7 0 1 1 0

8 0 1 1 1

9 1 0 0 0

10 1 0 0 1

11 1 0 1 0

12 1 0 1 1

13 1 1 0 0

14 1 1 0 1

Page 10: Sensor Pencacah & Pendeteksi

15 1 1 1 0

16 1 1 1 1

17 0 0 0 0

18 0 0 0 1

Tabel 1 tabel kebenaran Synchronous counter

Dalam situasi perhitungan tertentu, synchronous counter dapat menghitung “naik

“ atau “turun” tergantung dari input control. Gambar 2.6 memperlihatkan UP/DOWN

counter synchronous yangh menghitung sampai 10 (0000,0001,….,1001). Ketika input

control = 1 , rangkaian pada kondisi cacah naik (up counter), dan ketika input control = 0

kondisinya menjadi cacah turun (down counter). Hitungan dimulai dari word 1001, 1000,

0111,…., 0000. Perubahan pada input control dapat diberikan kapan saja. Selama posisi

clock low pada saat perubahan diberikan.

2. Ripple counter

Nama ripple counter diambil dari kenyataannya bahwa pulsa clock hanya

diberikan pada flip flop yang pertama kemudian output flip flop I sebagai pulsa clock

untuk flip flop II, demikian seterusnya, lihat gambar 3.4. Singkatnya ripple clock lebih

mudah melalui deret flip flop dari pada mengumpan setiap flip flop secara serentak.

Akibatnya ripple counter lebih lambat dari pada synchronous counter.

Gambar 1.4. Rangkaian Ripple Counter

Page 11: Sensor Pencacah & Pendeteksi

3. Shift counter

Shift cunter menggerakkan sinyal melalui rangkaian JK FF setiap saat sistem

diberi pulsa. Karena output dari masing-masing bagian menjadi input untuk bagian

berikutnya maka FF ini bisa juga disebut ring counter. Gambar 3.5 memperlihatkan shift

counter yang mempunyai hitungan 8. Reset digunakan untuk memuat 0 pada seluruh Q

Q = 0 0 0 0

Karena QD diumpankan ke JA dan QD ke KA, maka pulsa clock yang berikutnya akan

menset Q pada FFA pada posisi 1. Kemudian input FFB bersiap-siap untuk satu perubahan

output pada pulsa clck berikutnya. Ketika FFD diberi clock untuk menghasilkan QD = 1,

maka input J dan K pada FFA dibalik dan QA = 0 siklus ini akan komplet apabila

kedudukan 1 telah bergerak melalui rangkaian flip flop.

Gambar 1.5. Rangkain shift counter yang mempunyai hitungan 8

4. MODULO-N COUNTER

Modulus counter adalah banyaknya cacahan yang dihasilkan oleh counter. Jadi

suatu decade counter adalah modulus 10. Modulo N Counter adalah rangkaian yang

memberikan kebebasan pada si operator untuk menentukan harga N IC 74192 adalah

sebuah counter yang sangat kuat dapat menghitung naik atau turun, dan juga

menyediakan penandaan overflow (carry output) ketrika menghitung naik, atau

underflow (borrow otuput) ketika menghitung turun. Lebih dari itu, control clear (reset)

dan preset (bagaimanapun keadaan inputnya) dapat digunakan, data diterapkan secara

pararel dan oputput yang keluar juga secara pararel.

Page 12: Sensor Pencacah & Pendeteksi

Penerapan IC 74192 secara tunggal dapat digunakan untuk rangakain modulo N

dimana 1 < =N= > 9. Jika 2 buah IC 74192 di kaskade secara bersama-sama, seperti

gambar 3.6, rangkaian modulo N ini dapat dipakai untuk modulus antara 1 dan 99. Untuk

harga N yang diinginkan, beri logic 1 pada data input yang sesuai. Sebagai contoh,

rangkaian counter hingga 53 membutuhkan untuk data input pada 74192 yang 1, A=1,

B=1, C=0, D=0, kemudian untuk 74192 yang 2 A=1, B=0, C=0, dan D=0. Setelah secara

berderet dari kanan ke kiri, Q word yang didapat

Q = Q3Q2Q1Q0 Q3Q2Q1Q0

Q = 0 1 0 1 0 0 1 1

Atau

Q = 0101 0011

Dalam BCD = 53

Gambar 1.6. Suatu modulus counter 25 yang menggunakan IC 74192

IC 74192

IC 74192 adalah rangkaian monolithic yang berupa Synchronous Reverseible

(Up/Down) Counter memilki 55 equivalent gate yang kompleks. Rangkaian 192 , L192,

dan LS192 adalah BCD convereter dan 193, L193 dan LS193 adalah 4-bit binary counter.

Untuk memperoleh pengoperasian yang sinkron, dengan memberikan clock secara

Page 13: Sensor Pencacah & Pendeteksi

serempak pada seluruh flip flop agar output-outputnya berubah secara bersama-sama

dengan yang lainnya.

Output dari 4 buah masterslave flip flop dipicu oleh perubahan level low ke high

pada control input mana yang diberikan pulsa. Lihat gambar 3.7

Gambar 1.7. IC 74192

Gambar 1.8. Rangkaian IC 74192

Keempat control input ini dapat diprogram yang berarti, setiap output dapat di

preset ke salah satu level dengan memasukkan data ynag sesuai dengan input data pada

saat load input dalam keadaan low. Output akan berubah sesuai dengan data input

tergantung dari pulsa hitung. Hal ini menyebabkan counter dapat digunakan sebagai

modulo-N.

Page 14: Sensor Pencacah & Pendeteksi

Sebuah input clear telah disediakan, yang berfungsi untuk memaksa seluruh

output ke posisi low level ketika high level sedang digunakan. Fungsi clear tidak

tergantung oleh hitungan dan load input.

Counter ini di disain untuk dapat di kaskade tanpa memerlukan rangkaian

tambahan. Kedua output borrow dan carry dapat dikaskade dengan kedua fungsi

penghitung naik dan turun. Output borrow menghasilkan sebuah pulsa yang lebarnya

sama dengan input count down pada saat counter underflow. Sama halnya dengan output

carry menghasilkan pulsa ynag lebarnya sama dengan lebar input count down pada saat

kondisi overflow.

Paralel       OutputClear UP Down Load A B C D QA QB QC QD CO BO

1 X X X X X X X 0 0 0 0 1 10 X X 0 X X X X A B C D 1 10 POS 1 1 X X X X Count UP * *0 1 POS 1 X X X X Count DOWN * *

Tabel 2. Tabel kebenaran IC 74192

5. IC 7447 DECODER dan SEVEN-SEGMENT

Bilangan BCD (Binary-Coded Desimal) sering kali harus dirubah ke bilangan

decimal yang sama. Sebagai contoh; perhitungan yang tekah dikerjakan oleh kalkilator

elektronik biasanya hasil yang diperoleh masih dalam bentuk bilangan binary, untuk

mudah dibaca secara langsung hasil perhitungan dalam bentuk binary tadi harus diubah

kedalam bilangan decimal. Pengubah bilangan binary ke desimal disebut DECODER.

Decoder yang digunakan pada rangkaian ini adalah IC tipe 7447.

Rangkaian untuk mengubah bilangan binary (BCD numbers) ke bilangan desimal

yang sama dapat dilihat pada gambar 4.2. Rangkaian ini terdiri dari 2 buah IC; satu buah

BCD ke 7-Segment decoder (IC type 7447) dan sebuah tampilan led 7-Segment. Jika

input L.T. (Light Test) dan RBI (Ripple Blanking Input) dalam kondisi high atau terbuka,

maka decoder beroperasi secara normal, seluruh output ā sampai ġ ditarik ke ACTIVE

LOW.

Page 15: Sensor Pencacah & Pendeteksi

Gambar 1.9. Rangkaian BCD to 7-Segment

Output dari a sampai g secara bervariasi ditarik ke ACTIVE LOW. Output-output

ini dihubungkan ke led-led tampilan 7-segment. Jika output ā ditarik ke ACTIVE LOW,

maka 2 buah serial led di dalam segment a akan dilalui arus, pada saat arus mengalir, led

tersebut menerangi segmentnya. Demikian juga halnya dengan yang lain.

ACTIVE LOW pada decoder b,c,…..,g menyebabkan segment b,c,……g bersinar.

Seperti yang tampak pada gambar 4.2, seluruh output decoder kecuali g harus ACTIVE

LOW untuk bercahaya membentuk bilangan 0. ACTIVE LOW b dan c akan

menampilkan 1.

Decoder didisain untuk menyediakan level logic yang layak agar output a sampai

g dapat menghasilkan suatu karakter desimal yang sama dengan 4-bit BCD word yaitu

input A sampai dengan B.

Kecerahan dari sinar yang dihasilkan oleh tampilan 7-segment ditentukan oleh

harga resistor R. Pada gambar 4.2. Harga R = 220 Ω agar diperoleh kecerahan yang baik

dan untuk memperoleh umur 7-Segment yang layak. Harga R yng lebih besar akan

menyebabkan tampilan lebih redup, tetapi umurnya akan lebih lama lagi. Jika R terlalu

Page 16: Sensor Pencacah & Pendeteksi

kecil, maka 7-Segment akan cepat sekali rusak. Pada gambar 4.2. memperlihtkan

bagaimana memasang resistor 220 Ω antara decoder dan tampilan.

Pada decoder input L.T. dapat digunakan untuk menchek tampilan. Ketika L.T.

dalam keadaan ACTIVE LOW (ke ground). Seluruh segment akan bersinar normal. Nput

RBI dan BI/RBO output digunakan pada system dimana beberapa karakterdesimal yang

bukan bentuk signifikan tidak akan ditampilkan. Ketika di groundkan atau ACTIVE

LOW , RBI input melumpuhkan unit tampilan 7-segment; jadi mematikan seluruh

tampilan segment. D.P. pada ACTIVE LOW atau di-ground-kan, sinyal menerangi titik

desimal pada tampilan.

Page 17: Sensor Pencacah & Pendeteksi

BAB IV

BLOK DIAGRAM, SKEMA RANGKAIAN

& KOMPONEN

1. BLOK DIAGRAM

2. SKEMA RANGKAIAN

Page 18: Sensor Pencacah & Pendeteksi

3. ALAT & KOMPONEN

1) IC 5552) IC 74LS1923) IC 74LS474) IC 74LS045) Seven Segment6) Sensor Infrared7) Dioda Foto8) Transistor C8289) Resistor 10)Led 11)Dioda In 414812)IC LM 780513)Dioda Bridge 1A14)Trafo 1A15)Kabel 16)Stecker17)Pcb Fiber18)Pcb Bolong

19)Ferid Klorid20)Mur + Baut21)Rugos22)Timah23)Tombol Reset24)Kaki Pcb25)Aluminium 5x50 cm26)Fiber Glas 30x30x3 cm

Page 19: Sensor Pencacah & Pendeteksi

4. CARA KERJA

Pada rangkaian ini terdiri dari blok one shot multivibrator, blok counter dan blok

decoder. Pada saat sinar infra red mengenai dioda foto 1 dan 2, maka nilai tahanannya

rendah sehingga transistor tidak bekerja atau cut off, hal ini membuat input pada invereter

adalah tinggi dan output yang dihasilkan adalah rendah sehingga tidak dapat mentrigger

multivibrator.

Ketika sinar infra red yang mengenai dioda foto 1 terhalangi maka tahanannya

menjadi tinggi dan hal ini menyebabkan transistor menjadi aktif atau bekerja sehingga

membuat input inverter menjadi rendah dan outputnya menjadi tinggi yang kemudian

dapat mentrigger multivibrator 1 sehingga menjadi bekerja.

Selanjutnya pulsa yang dihasilkan multivibrator 1 pada pin 3 diumpan ke pin 5

(up counter) pada counter 1 untuk mencacah naik dimana sebelumnya diinverse terlebih

dahulu agar pulsa ini menjadi pulsa negatif. Selain diumpankan ke counter 1, pulsa

negatif ini diumpankan ke pin 4 reset pada multivibrator 2 yang berfungsi untuk

melumpuhkan multivibrator 2, sehingga multivibrator 2 sama sekali tidak bekerja. Jadi

pulsa yang dihasilkan oleh multivibrator 1 berfungsi sebagai pencacah naik dan juga

sebagai pelumpuh multivibrator 2,

Jika sinar infra red yang jatuh pada permukaan dioda foto ke 2 terhalangi terlebih

dahulu maka pulsa yang dihasilkan berfungsi sebagai pentrigger counter 1 untuk

mencacah turun dan sekaligus berfungsi untuk melumpuhkan multivibrator 1.

Hasil cacahan pada counter yang masih berupa bilangan biner diterjemahkan oleh

bagian decoder yang nantinya ditampilkan dalam bentuk bilangan desimal pada bagian

display pada seven segment sampai hitungan yang ke 99.

Kemudian jika tampilan mulai menghitung maka led sebagai perumpamaan

penerangan lampu juga ikut menyala dan akan mati jika tampilan seven segment berubah

menjadi 00, yang berarti tidak ada orang di ruangan tersebut.

Page 20: Sensor Pencacah & Pendeteksi

5. HASIL PENGUKURAN

Saat Normal

Dioda Foto IC Inverter ke Multivibrator IC Inverter ke Counter

0.4 V Input = 3.9 V Input = 2.1 V

Output = 1.8 V Output = 3.8 V

Saat Terhalangi

Dioda Foto IC Inverter ke Multivibrator IC Inverter ke Counter

1.2 V Input = 1.3 V Input = 4.3 V

Output = 2.5 V Output = 1.9 V

Page 21: Sensor Pencacah & Pendeteksi

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

1. KESIMPULAN

Setelah membahas secaramendetail, menganalisa, dan melihat fungsi dari

rangkaian “Sensor Pencacah & Pendeteksi” pada halaman sebelumnya Maka dapatlah

diambil kesimpulan sebagai berikut :

Dekoder driver berfungsi untuk mengubah sandi dari counter menjadi bilangan

desimal yang kemudian ditampilkan oleh seven segment.

Dua buah multivibrator berfungsi sebagai pemicu untuk mencacah naik/turun.

Lamanya bekerja tergantung konstanta aktu multivibrator.

Output data dari IC counter 74192 selain menampilkan bilangan biner juga

berfungsi sebagai penggerak ke transisitor yang membuat led menyala sebagai

perumpamaan lampu ruangan.

2. SARAN

Sebagai akhir dari pembahasan rangkaian “Sensor Pencacah & Pendeteksi”. Kami

ingin memberikan saran-saran yang sedikit banyak berguna bagi yang ingin mencoba

atau mengembangkannya lagi :

Bagi mereka yang ingin membuat alat ini suipaya memperhatikan kompone-

komponen IC, Sebaiknya untuk komponen ini dalam pemasangannya

menggunakan soket IC. Hal ini untuk meghindari pengaruh panas dari ujung

solder yang dapat merusak komponen tersebut.

Dalam pengetesan sebaiknya dilakukan pada masing-masing blok rangkaian, Hal

ini untuk empermidah mencari kesalahan.

Page 22: Sensor Pencacah & Pendeteksi

DAFTAR PUSTAKA

1. Coughlin, Robert F. dan Driscoll, Frederick F. Penguat Operasional dan

Rangkaian Terpadu Linier. Terjemahan HermanWidodo Soemitro. Jakarta :

Erlangga, 1985.

2. Lowenberg.C.Edwin.1995. Rangkaian Elektronik. Jakarta : Erlangga.

3. Margunadi.A.R.1990. Teori Rangkaian (Dasar-Dasar) . Jakarta : Erlangga.

Page 23: Sensor Pencacah & Pendeteksi

LAMPIRAN FOTO