Salak

19
ISSN 1858-1226 JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN Volume 7, Nomor 2, Desember 2011 Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

Transcript of Salak

Page 1: Salak

ISSN 1858-1226

JURNALILMU-ILMU PERTANIAN

Volume 7, Nomor 2, Desember 2011

Diterbitkan Oleh :

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang

Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

Page 2: Salak

JURNAL ILMU.ILMU PERTANTANISSN 1858-1226

Terbit Dua Kali Setahun pada Bulan Juli dan Desember, Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitiandan Pemikiran di Bidang Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Teknik Pertanian Terapan

Ketua Penyunting

M. Adlan Larisu

Penyunting Pelaksana

R. HermawanAnanti Yekti

Miftakhul ArifinAgus Warlapa

Mitra BestariMasyhuri (Universitas Gadj

ah Mada)Aziz Pruwantoro (Universitas Gadjah Mada)

E. W Tr iNugroho (Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa)Sapto Husodo (Sekolah Tinggi Penluluhan Peftanian Magelang)

Zulkamain (Univers itas J ambi )

Sekretariat

AsnuriGaluh H.E. Akoso

Abdul Hamid

Alamat Penyunting dan Sekretariat : Redaksi Ilmu-ilmu Pertanian, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian(STPP) Jurusan Penyuluhan Perlanian Yogyakarta, Jalan Kusumanegara No. 2 Yogyakarta KodePos 55167 Telpon(0274)3'73479 Faximile (0271)375528 E-Mail. [email protected]

JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Penyrluhan Perlanian\lagclang Jurusan Pcnluluhan Peftanian di Yogyakarta.

Pcnyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam penerbitan lain.\askah diketik atas kertas HVS kuarlo spasi ganda sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengantbnnat seperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang (pedoman penulisan naskah). Naskahvans masuk akan dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata penulisanlainnya tanpa merubah esensi naskah. Penulis yang arlikelnya dimuat akan mendapatkan limacksplar cetak lepas dan safu nomor bukti pemuatan. Artikel ),ang tidak dirnuat tidak akantlikembalikan.

Harga berlanganan termasuk ongkos kirim Rp. 50.000.00 per tahun untuk dua nomor penerbitan.

Page 3: Salak

JURNALILMU-ILMU PERTANIAN

Volume 8, Nomor 2, Desember 2011 rssN 18s8-1226

DAFTAR ISI

Implikasi Pelatihan Penguatan Kapasitas Kelompok Dalam Mengembangkan 85-104

Kemandirian Usaha (Suatu Kasus di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah)

Surachman Suwardi

Analisis Produktivitas Padi Sawah Di Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (Rl'ce 105-114

Fields Productivity Anulisis in Kupang Timur, East Nuss Tenggara)

Mohamad Taufik, Rajiman dan R. Hermawan

Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual (f,SQ) Dengan Nilai Dasar l l5-128

Budaya Kerja Penyuluh Pertanian (The Correlation of Emotional and Spiritual

Quotient (ESQ) with The Based values of The Performance culture (BVPC) for The

Ag r ic ultural Extensio n Wor ker s)

Sapto Husodo dan Miftakhul Arifin

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Media Komunikasi dalam Seleksi 129-137

Konsumsi Produk Pertanian Factors (Influencing of Communication Media's Role

o n S electin g Agric ultural P ro d u ct)

Alia Bihrajihant Raya, Harsoyo, Roso Ll/itjal<sono, Yuli Sarmiasih

Penambahan Salak Jawa Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas 138-150

Jenang Salak Pondoh

Nurul Hidayati

Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Di Provinsi Maluku 15l-165

Rahima Kalilry, Sunaruu Samsi Hariyadi, Sri Peny Wastutiningsih,P. Wiryono Priyotamtomo

Aplikasi Model Pendampingan Berbasis Among Dalam Penyuluhan Pertanian 166'176

Padi "Sri" Di Mutihan Prambanan("Among" Model Application in Agriculture Extension of "Sri" Paddy in Mutihan,

Prambanan)

Kuswini Tri Ariani dan Sofia Rieni Apsari

Page 4: Salak

138 Jw'nql llmu-ilmu Pertanian, VoLume 8. Nomor 2. Desember 201l

PENAMBAHAN SALAK JAWA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKANKUALITAS JENANG SALAK PONDOH

Nurul HidayatiAkademi Pertanian Yogyakarta

ABSTRACT

This research of Salak Jawa addition as an effort to increase quality of Jenang (toffee-likesweets) Selak Pondoh aimed to find quality of jenang salak pondoh in different rattos of salak pondoh,salak jawa, and sugar. This research r.rsed Completely Randomized Design (CRD). Treatments consistedof two factors, ratio of salak pondoh to salak Jawa and ratio of sugar to salak in the mixtures. Factor ofratios between salak pondoh and salak Jawa consisted of 5 levels: Level I = 0:4, Level II = 1:3, Level III= 2:2,Level IV:3:1 and Level V:4:0. Factor of ratio between sugar and salak consisted of threelevels: Level I: l :5, Level II :2:5 and Level II:3:5. In this experiment, the total replications werethree replications. Parameters observed were chemical, physical and sensory characteristics. Chemicalcharacteristic included contents of water, total sugar and tannin. Sensory characteristic included texture,taste, color, and preference, tested by Ranking Test type.

If there was a real difference, Duncan's real difference test (DMRT) was conducted withconfidence interval of 5Yo. The obtainable results of research indicated that the ratio between usablesalak pondoh and salak Jawa and the ratio between usable sugar and salak had real effect on chemicalcharacteristics (contents of water, total sugar and tannin) and physical characteristic (texture) of jenangsalak and sensory characteristics (taste, texture, and color ofjenang salak and preference ofconsumers tojenang salak). Based on consumers' preference level, good jenang salak was made of salak jawawithout the addition of salak pondoh, and ratio between sugar and salak was l:5. The jenang salak hadbrown-yellow color, medium size texture, not too sweet, and having astringent taste because it containedhigh tannin.

Keywords: salak, jenang, quality, CRD.

A. PendahuluanDepartemen Pertanian Republik

Indonesia pada tahun 2005 mencanangkan

rencana strategis yang diaplikasikan ke

dalam beberapa program, diantaranya

pengkajian dan pengembangan pertanian di

bidang pasca panen, inventarisasi dan

pengembangan komoditas spesifik lokal,

serta pengembangan agribisnis unggulan

daerah. Berkaitan dengan hal tersebut,

Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta ( D.I.J.

) menetapkan Salak Pondoh (Salacca edulis

Reinw) sebagai komoditas unggulan tanaman

pangan dan honikultura khususnya di

wilayah kabupaten Sleman. Agar rencana

strategis pemerintah tersebut dapat berhasil,

perlu didukung upaya pengembangan salak

pondoh di bidang pasca panen dan

agribisnisnya, yaitu tentang pengolahan salak

pondoh.

Tanaman salak pondoh banyak tumbuh di

wilayah kabupaten Sleman, D.I.J., sehingga

salak pondoh menjadi ciri khas Sleman.

Buah salak pondoh mempunyai sifat rasa

manis ( tidak "sepet" ) sejak buah masih

muda, dengan daging buah berwarna putih

susu. Pada saat panen raya, ketersediaan

buah salak pondoh melimpah dengan harga

jual yang rendah. Kondisi ini akan

menyebabkan salak pondoh disimpan dalam

waktu yang lama. Selama penyimpanan salak

Page 5: Salak

Nurut Hidayati - Penambahan SalakJawa Sebagai Upaya Meningkatltan Kucrlitas Jenang Sak* Pondoh 139

pondoh dapat mengalami kerusakan yang

berdampak pada penurunan mutunya. Untuk

mengatasi hal ini telah dilakukan penanganan

pasca panen salak pondoh dengan mengolah

salak pondoh menjadi jenang salak pondoh.

Jenang salak pondoh yang dihasilkan selama

ini masih mempunyai kelemahan, karena

jenang tersebut kehilangan rasa khas salak,

dan hanya terasa manis saja. Di sisi lain, ada

masyarakat yang mengolah salak jawa

menjadi jenang. temyata mempunyai rasa

yang disukai karena masih ada rasa khas

salaknya. Salak jawa merupakan salah safu

jenis salak yang ada di wilayah DIJ., namun

sekarang ketersediaannya tinggal sedikit dan

tidak mempunyai nilai ekonomi karena tidak

laku drjual. Untuk itu perlu dilakukan

pengolahan jenang salak pondoh dengan

menambahkan salak jawa, agar jenang salak

yang dihasilkan dapat mempunyai rasa khas

salak. Rasa manis pada jenang salak yang

dihasilkan dipengaruhi juga oleh gula yang

ditambahkan. Untuk itu perlu dicari

penambahan gula yang tepat agar diperoleh

hasil yang terbaik.

Dari penelitian ini diharapkan dapat

diperoleh informasi tentang karakter mufu

jenang salak pondoh pada perbandingan

salak pondoh, salak jawa, dan gula yang

berbeda. Dari karakter mutu yang diperoleh

dapat dipilih karakter yang baik yang

memenuhi tuntutan mutu. baik secara kimia.

fisika, dan inderawi.

Salak Pondoh banyak tumbuh di wilayah

kabuoaten Sleman. Daerah Istimewa

pengeiompokan salak di D.LJ., salak dibagi

atas salak Lokal atau disebut juga salak

Jawa, salak Gading dan salak Pondoh.

Perkembangan teknologi budidaya dan

adanya persilangan yang berkembang secara

alami, menyebabkan adanya berbagai

macam jenis salak Pondoh dilihat dari

ukuran buah, warna kulit, warna daging

maupun aromanya, meskipun rasa tetap

manis.

Buah salak umumnya berbentuk seperti

telur, kulit coklat kelihatan seperti kulit ular,

sehingga buah salak sering juga disebut

"snake fruit" (buah ular). Biasanya buah

salak mengandung 3 bUi yang ditutupi

daging buah berwarna putih (Supriyadi dkk.,

2002). Buah salak Pondoh mempunyai ciri :

rasa manis (tidak "sepet") sejak buah masih

muda, wama daging buah putih susu, dan

buah berukuran lebih kecil dibanding

kultivar yang lain. Menurut Santosa dkk.

(1996 ), berdasarkan warna kulit, wama

daging buah dan sifat-sifat morfologinya,

salak Pondoh di Sleman dapat. dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu : salak Pondoh Hitam,

salak Pondoh Super dan salak Pondoh

Manggala.

Tanaman salak pada umumnya mulai

berbuah setelah berumur 3 tahun. Buah

salak dapat dipanen setelah matang di

pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah

bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai

oleh sisik yang telah jarang, warna kulit

buah merah kehitaman atau kuning fua, dan

bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah

(bagian buah yang meruncing) terasa lunakJogjakarta (D.r.J.). Berdasarkan

Akademi Pertanian Yogtakarta

Page 6: Salak

t40 Jurnal llmu-ilmu Perlanian. Volume 8, Nnmor 2, Desember 201I

bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua,

menurut sumber lain adalah: warnanya

mengkilat (klimis), bila dipetik mudah

terlepas dari tangkai buah dan beraroma

salak (Anonim,2008).

Pada umumnya buah salak dipanen saat

berumur 5 - 7 bulan atau lebih awal.

Perbedaan penentuan saat panen optimal

dipengaruhi oleh letak perkebunannya.

Buah salak yang dibudidayakan di dataran

tinggi,umur panen optimalnya berkisar 6 -7

bulan setelah penyerbukan, sedangkan

untuk dataran rendah berkisar 5 -6 bulan

setelah penyerbukan (Kusumo dkk., 1995).

Apabila panen dilakukan setelah umur

optimum dicapai, maka buah salak menjadi

"masir" ( rasa seperti beqpasir), teksturnya

lunak serta rapuh. Menurut Supriyadi dkk. (

2002), buah salak pondoh biasanya dipanen

pada saat 5,5 6,0 bulan setelah

penyerbukan. Dalam menentukan saat

Sumber: Anonim, 1981.Pengolahan buah salak pondoh

dimaksudkan untuk memperpanjang umur

simpan, meningkatkan nilai ekonomi, dan

diversivikasi bahan pangan. Disamping itu

pengolahan buah salak pondoh dapat

panen,para petani umumnya mendasarkan

pada mudahnya buah terlepas dari

tandannya hanya dengan sedikit senfuhan

atau tekanan pada bagian pangkal buah

dengan menggunakan sabit

(Tranggono,1993). Dalam beberapa hal,

jika hasil harus dikirim ke tempat / pasar

yang jauh, atau disimpan untuk menunggu

harga yang lebih baik, maka panen buah

harus pada buah tua tetapi belum masak,

Namun demikian kesukaran muncul karena

batas stadium muda dan tua sukar

ditentukan, sehingga petunjuk pemanenan

menjadi manasuka dan subyektif

(Pantastico, 1986).

Komposisi kimia buah salak dipengaruhi

oleh varitas, keadaan tanah tempat budidaya

dan cara budidaya. Namun secara umum,

komposisi buah salak dapat dilihat pada

Tabel l , (Anonim, 1981).

digunakan untuk mengatasi permasalahan

ketersediaan salak pondoh yang melimpah

pada saat panen raya. Pengolahan buah salak

pondoh dapat dilakukan dengan cara

mengolah buah salak menjadi beberapa hasil

Tabel 1. K isi kimia buah salak oer 100 e ba ah daoat dimakanlsl Klmla SA

Komponen JumlahKaloriProteinLemakKarbohidratAbuCaFBesiVitamin AVitamin BVitamin CAir

77,0 kalo'4 g

20,9 g- o

28,0 mg18,0 mg4,2 mg- S I

0,04 mg2,0 mg

78,0 mg

Page 7: Salak

Nurut Hidayati - Penambahan SalakJawa Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Jenang Salak Pondoh l4l

olahan, seperti : manisan salak, kripik salak,

danjenang salak.

Manisan salak menrpakan

makanan olahan dari buah salak yang sudah

tua tetapi dagingnya masih keras dengan

menggunakan larutan gula sebagai

pengawetnya. Cara pembuatan manisan salak

adalah sebagai berikut : buah salak dikupas,

dicuci, dan direndam dalam air kapur sirih.

Selanjutnya dilakukan perebusan dalam

larutan gula, dan ditempatkan dalam botol

mulut lebar atau stoples (Soetanto,l996).

Kripik atau chips adalah makanan

ringan yang sudah lama dikenal. Carc

pembuatan keripik salak adalah : buah

salak dikupas dan dihilangkan bijinya,

kemudian dicuci dan diiris - iris. Setelah itu

digoreng menggunakan penggorengan

vacum. Dengan proses penggorengan vacum

maka wama, rasa dan aroma buah-buahan

dapat dipertahankan (Anonim, 2008) .

Jenang salak merupakan salah satu

pengolahan buah salak dengan cara

menambahkan gula, santan, dan kelapa parut

ke dalam bubur buah salak, kemudian

dimasak hingga terbentuk adonan yang

homogen. Cara pembuatan jenang salak

sebagai berikut : buah salak dikupas dan

dihilangkan bijinya, kemudian dicuci dan

direbus. Setelah itu dilakukan penumbukan

dan proses pemasakan yaitu salak yang telah

ditumbuk dicampur dengan santan, kelapa

parut dan gula pasir. Dalam pembuatan

jenang salak diperlukan :4 kg salak jawa, 1,5

kg gula pasir, 2 butir kelapa parut, dan 100

ml santan. Proses tersebut dapat dilihat pada

diagram alir yang disajikan dalam Gambar 1.

BUAH SALAKY

JENANG SALAK

Diagram alir proses pembuatan jenang salak

PENYORT IRAN

PENGUPASAN DAN PEM]SAHAN BIJ]

PENCUCIAN

PEREBUSAN SALAK

P E N I R I S A N

PENUMBUKAN SALAKSANTAN, GULA

PASIR , KELAPAPARUT

PROSES PEMASAKAN

PENDINGINAN

Gambar 1.

Aka d emi P ertani an Yo gt akar ta

Page 8: Salak

142 Jwnal llmu-ilmu Pertanian. Voltme 8, Nomor 2, Desember 201I

L HASIL DAN PEMBAHASAN

I. SIFAT KIMIA DAN FISIKA

a.. Kadar Air

Data rerata kadar air jenang salak

yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan

pada Tabel 2. Diketahui dari Tabel 2,bahwa

kadar air jenang salak yang dihasilkan

berbeda nyata pada perlakuan Yang

diberikan. Pada perbandingan yang sama

antara salak pondoh dan salak jawa

dengan gula yang ditambahkan hanya satu

bagian dari lima bagian total salak yang

Penelitian ini menggunakan

perbandingan gula dengan salak yang

digunakan, menghasilkan kadar air jenang

salak yang paling tinggi. Tetapi pada

perbandingan salak yang sama, penambahan

gula pada umumnya dapat menurunkan

kadar air jenang salak yang dihasilkan. Hal

ini dimungkinkan karena gula dapat

menyerap air dari buah salak, sehingga

dengan penambahan gula dapat

meningkatkan kemampuan menyerap air dari

buah salak, sehingga kadar air jenang salak

menurun dengan adanya peningkatan gula

yang ditambahkan.

Tabel 2. Rerata kadar air jenang salak pada perbandingan salak pondoh salak jawa dan gula yangberbeda

Perbandingan SalakPondoh Dengan Salak

Jawa

Perbandingan Gula denganSalak

Kadar Air

0 : 4 1 : 52 : 53 : 5

3 5 . 7 8 1 3 "22.4856hi13.8857.

l : 3t . <

3 ; 5

35.7572"26.$92t23.0032eh

2 : 2 l ; 52 : 53 : 5

3 84049^29.9953'2t. t665j

J : I 1 : 52 : 53 : 5

37.9411^22.2081',23.6015c

4 : 0 1 : 52 : 53 : 5

2 5 . 1 1 1 0 c28.1 880"31.6060'

Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)

b. Kadar Gula Total diberikan adalah l:5 ; 2 : 5 ; dan 3 :

5.Setelah terbentuk jenang salak dianalisa

kadar gula totalnya, dan hasil yang

diperoleh disajikan dalam Tabel 3 .

Page 9: Salak

Nurul Hidayati - Penambahan Salak Jawa Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Jenang Salak Pondoh 143

Tabel 3. Rerata kadar gula total jenang salak pada perbandingan salak pondoh, salak jawa, dan gula

Perbandingan SalakPondoh Dengan Salak

Jawa

Perbandingan Gula denganSalak

Kadar Gula Total

0 :4 l ; 52 : 53 : 5

0.9728*1.1442u0.91 55b

1 : 3 l : )

2 : 53 : 5

0.7960"0.9655uo0 .5883"

2 : 2 1 : 52 : 5J : )

0.8085"0.g795bo.g367h

3 : l l : )

2 : 53 : 5

0 .8345"0.5095"0.8007b

4 : 0 l : )

2 : 53 : 5

0 .8104"0.7838b0.8387b

Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)

berbeda

Tabel 3 menunjukkan bahwa

perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata

terhadap kadar gula total pada jenang salak

yang dihasilkan. Dari data tersebut diketahui

bahwa jika perbandingan salak pondoh dan

salak jawa yang digunakan tidak sama,

penambahan gula ternyata tidak menaikkan

kadar gula total pada jenang salak yang

dihasilkan. Pada perbandingan salak pondoh

dan salak jawa yang sama yaifu 2 : 2,

peningkatan gula yang ditambahkan dapat

meningkatkan kadar gula total pada jenang

yang dihasilkan. Pada penggunaan I bagian

gula akan dihasilkan kadar gula total pada

jenang sebesar 0,8085 0%, penggunaan 2

bagian gula diperoleh kadar gula total pada

jenang sebesar 0,8795 o/o, dan penggunaan 3

bagian gula didapatkan kadar gula total pada

jenang sebesar 0,9367 o/o. Hal ini berarti

untuk memunculkan kadar gula total yang

tinggi dengan penambahan gula, akan

nampak pada perbandingan yang sama antara

salak pondoh dan salak jawa yar,g

digunakan.

c. Kadar Tanin

Senyawa tanin merupakan senyawa

yang memberikan rasa sepet pada buah -

buahan. Dari hasil penelitian diperoleh data

kadar tanin pada jenang salak yang

dihasilkan. Data tersebut tersaii dalam

Tabel 4.

Akademi P e rta n i an Yo gt aka rt a

Page 10: Salak

14 Jw'nal llmu-ilmu Pertanian. Volume 8, Nomor 2, Desember 201l

Tabel 4. Rerata kadar taninjenang salak pada perbandingan salak pondoh, salakjawa, dan gula yangberbeda

Perbandingan SalakPondoh Dengan Salak

Jawa

Perbandingan Guladensan Salak

Kadar Tanin

0 : 4 l : )

2 : 53 : 5

0.0030*0.0033"b0.0025b'

l : 3 1 : 52 : 53 : 5

0.0037"0.003 I ub

0.0020d"2 : 2 1 : 5

2 : 53 : 5

0.0022"""0.0023"d"0.001 7d"f

3 :1 l : 52 : 53 : 5

0.000.000.00

6qerg"f

t e f

4 : 0 l : 52 : 5J : )

0.000.000.00

0'0'l '

Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)

Tabel 4 menyatakan bahwa

perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata

terhadap kadar tanin pada jenang salak yang

dihasilkan. Pada penggunaan salak jawa

yang relatif tinggi dapat memberikan kadar

tanin yang tinggi pada jenang salak yang

dihasilkan. Meskipun kadar tanin tertinggi

dijumpai pada penggunaan tiga bagian salak

jawa dan 1 bagian salak pondoh, tetapi

secara statistik tidak berbeda nyata dengan

penggunaan empat bagian salak jawa tanpa

penggunaan salak pondoh. Jenang salak yang

dibuat tanpa menggunakan salak jawa tetapi

hanya menggunakan salak pondoh

menghasilkan kadar tanin yang paling rendah

yaitu 0,0010 %. Hal ini disebabkan pada

tingkat kemasakan buah yang sama, kadar

tanin buah salak jawa lebih tinggi dari pada

kadar tanin buah salak pondoh. Pada tingkat

kemasakan yang sama, buah salak jawa akan

terasa lebih sepet dari pada buah salak

pondoh yang cenderung manis.Pada

perbandingan salak yang sama, dengan

penambahan gula tidak berpengaruh pada

kadar tanin pada jenang salak yang

dihasilkan.

d. Tekstur

Pengukuran tekstur salak dilakukan

dua cara, yaitu menggunakan alat dan secara

inderawi. Pengukuran tekstur menggunakan

alat, digunakan Universal Testing Machine

Lloud - 1000 UK, sedang secara inderawi

menggunakan panelis. Data pengukuran

tekstur menggunakan alat dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan bahwa

tekstur jenang salak yang diperoleh berbeda

nyata pada perlakuan yar.g diberikan.

Kecenderungan tekstur yang keras dijumpai

pada jenang salak yang menggunakan

Page 11: Salak

Nurul Hidayati - Penambahan Salak Jawa Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Jenang Salak Pondoh 145

Tabel 5. Rerata teksturjenang salak pada perbandingan salak pondoh, salakjawa, dan gula yang

berbeda

Ket*""g* I Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)

perbandingan gula yang tinggi, yaitu tiga

bagian gula dan lima bagian salak yang

digunakan. Sedang pada penggunaan gula

yang lebih rendah, tekstur jenang yang

dihasilkan juga rendah. Hal ini

2. SIFAT INDERAWI

a. Rasa

Penilaian rasa, panelis diminta menilai

rasa dari bahan yang diujikan, sesuai yang

dirasakan oleh panelis. Hasil penilaian rasa

jenang salak yang dilakukan oleh sepuluh

disajikan pada Tabel 6,

Tabel 6 menyatakan bahwa perlakuan

yang diberikan berpengaruh nyata terhadap

rasa jenang salak yang diberikan. Semakin

tinggi nilai yang diberikan oleh panelis

menunjukkan semakin tinggi rasa salak pada

jenang salak yang dihasilkan, namun bukan

rasa sepet. Dari hasil penelitian, didapatkan

dimungkinkan karena gula dan salak serta

bahan lain yang digunakan akan membentuk

massa yang padat, dan dengan gula yang

tinggi memberikan massa yang lebih padat

sehingga teksturjenang akan lebih keras.

bahwa rasa salak yang paling terasa pada

jenang salak adalah jenang salak yang

diperoleh dari bahan salak pondoh saja atau

dari salak jawa saja. Rasa salak akan kurang

terasa jika salak pondoh ditambah salak jawa

atau sebaliknya, bahkan pada perbandingan

salak jawa dan salak pondoh yang sama

justru memberikan hasil rasa salak yang

paling tidak terasa pada jenang salak yang

dihasilkan. Hal ini berarti kombinasi yang

sama antara salak pondoh dan salak jawa

mampu menetralisir rasa salak pada jenang

salak yang dihasilkan.

Perbandingan Salak PondohDensan Salak Jawa

Perbandingan Gula denganSalak

Tekstur

0 : 4 l : )

2 : 53 : 5

48. I 1 33*66.t',77fd357.7600^

1 : 3 1 : 52 : 5J : J

47.5973'"59.'7279"d169.4278b"

2 : 2 1 : 52 : 53 : 5

55.9493"o3g .3g l i " d2n,2863b

3 : l 1 : 52 : 53 : 5

23.9777"42.7479"6364.4010"

4 : 0 1 : 52 : 53 : 5

z) .4090't'7.4674dg1.694g 'd

Akad em i P e r tanian Yo gl aknrta

Page 12: Salak

146 Jumal llmu-ilmu Pertanian. Volume 8, Nomor 2, Desember 201l

Tabel 6. Rerata nilai rasa jenang salak pada perbandingan salak pondoh, salakjawa, dan gula yangberbeda

Perbandingan SalakPondoh Dengan Salak

Jawa

Perbandingan Gula denganSalak

Rasa

0 : 4 l : 52 : 53 : 5

2,goo'u"2 7 5 c d e

3,25ubrd'

I : J l : 52 : 53 : 5

2,goouu'3,65ub? ?Sabcde

2 : 2 l : 52 : 5J : )

1 soaucu

2,gob"d") Ane

3 : 1 l : 52 : 53 : 5

2,7}"',1 | Oabcde

3.60uo

4 : 0 1 ; 52 : 53 : 5

1 jsaocoe

? 5sabc

3 .95uKeterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)

b. Tekstur

Penilaian tekstur secara inderawi

dilakukan dengan cara panelis menilai

tekstur jenang salak dengan cara ditekan

dengan jari, kemudian panelis memberikan

penilaian. Semakin tinggi nilai yang

diberikan berarti semakin keras tekstur

jenang. Pada Tabel 8 diketahui bahwa secara

organoleptik atau inderawi jenang salak

yang dibuat pada perbandingan yang sama

antara salak jawa dan salak pondoh, dan gula

yang ditambahkan rendah, maka akan

memberikan tekstur yang lebih keras. Tetapi

jika pada perbandingan tersebut digunakan

gula yang lebih tinggi sampai tiga kalinya,

dapat memberikan tekstur yang lembek pada

jenang yang dihasilkan. Hal ini juga

dijumpai pada bahan dari salak pondoh saja,

meski secara statistik tidak berbeda nvata.

Tabel 7. Rerata nilai tekstur secara inderawi jenang salak pada perbandingan salak pondoh, salakiawa. dan eula berbeda

Perbandingan SalakPondoh Dengan Salak

Jawa

Perbandingan Gula denganSalak

l : )

2 : 53 ; 5

2,gob"d'2 16efsh

l ; 52 : 53 : 51 :52 :53 :5

Page 13: Salak

Nurul Hidayati - Penambahan SalakJawa Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Jenang Salak Pondoh 147

3 :1 1 : 52 : 53 : 5

) (nseIg

1 Tltcdef

1 lqdefg

4 : 0 1 : 52 : 53 : 5

3,40""3.00b'd2.65"d"ts

Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)c. Warna

Penilaian warna jenang salak secara

organoleptik atau inderawi dilakukan oleh

panelis dengan menilai warna dari jenang

salak. Angka rendah diberikan untuk warna

Zat warna daging buah salak

didominasi oleh flavonoid, disamping

dipengaruhi oleh polifenol yang umumnya

berupa tanin. Tanin menrpakan senyawa

yang dapat berubah menjadi coklat jika

terjadi oksidasi. Luka, memar, dan kulit buah

yang terkelupas dapat mempercepat

terjadinya wama coklat pada buah salak,

Perubahan warna menjadi coklat juga bisa

yang agak kuning, dan semakin tinggi angka

yang diberikan maka semakin coklat warna

jenang salak. Hasil penilaian warna jenang

salak secara inderawi dapat dilihat pada

Tabel 8.

disebabkan peristiwa pencoklatan karena

adanya senyawa gula pada bahan yang ada.

Oleh karena itu, jenang salak yang dihasilkan

menjadi lebih coklat dibandingkan dengan

buah segamya.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa perlakuan yang diberikan

berpengaruh nyata terhadap wama jenang

salak yang dihasilkan. Pada jenang salak

Tabel 8. Rerata nilai warna secara inderawijenang salak pada perbandingan salak pondoh, salakdan berbeda

Perbandingan SalakPondoh Dengan Salak

Jawa

Perbandingan Gula denganSalak

Warna

0 : 4 1 : 52 : 53 : 5

3 .30 '2.08|.65c

l : 3 1 : 52 : 5J : f

708

2.95c3. 1 5"f

z ' . 2 l : 52 : 53 : 5

3.95"o4.30b'4.90^

3 : l l : )

2 : 53 : 5

4.55"o3.650"2.75f

4 : 0 l ; 52 : 53 : 5

3.60*3.95"d3.65d'

Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)

A kademi P er tan i an Yo gt akar ta

Page 14: Salak

148 Jurnal llmu-ilmu Pertanian. Volume 8, Nomor 2, Desember 201I

yang dibuat dengan perbandingan salak

pondoh yang tinggi temyata justru

memberikan warna yang lebih coklat

dibandingkan dengan jenang salak yang

menggunakan salak jawa yang tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa peristiwa pencoklatan

karena adanya senyawa gula lebih dominan

dari pada perubahan senyawa tanin. Salak

pondoh lebih manis, kandungan gula lebih

tinggi dapat menghasilkan jenang salak yang

lebih coklat dibandingkan salak jawa yang

kava akan senvawa tanin.

Hasil penilaian uji kesukaan

terhadap jenang salak dapat dilihat pada

Tabel 9, Semakin tinggi nilai yang diberikan

menunjukkan semakin tinggi tingkat

kesukaan panelis terhadap jenang salak yang

diujikan. Pada Tabel 9, diketahui bahwa

perlakuan yang diberikan berpengaruh

terhadap kesukaan panelis yang dalam hal ini

d. Kesukaan

Uji kesukaan merupakan pengujian

yang panelisnya mengemukakan responnya

yang berupa senang tidaknya terhadap bahan

yang diujikan. Uji kesukaan merupakan hal

penting yang perlu dilakukan dalam

memproduksi suatu pangan. Pangan yang

bergizi tinggi maupun yang enak belum

menjamin akan dikonsumsi, jika konsumen

tidak suka.

mewakili konsumen jenang salak. Pada

jenang salak yang dibuat dengan

perbandingan salak pondoh dengan salak

jawa 0 : 4 dan gula yang diberikan satu

bagian dibanding lima bagian salak

memberikan tingkat kesukaan yang paling

tinggi. Dari data panelis, pada perlakuan ini

memberikan rasa sepet yang merupakan khas

Tabel 9. Rerata kesukaan terhadapjenang salak pada perbandingan salak pondoh, salakjawa, danberbeda

Perbandingan SalakPondoh Dengan Salak

Jawa

Perbandingan Gula denganSalak

Kesukaan

0 :4 l : 52 : 53 : 5

3 50'3.35ub3.25ub

I : J l : 52 : 53 : 5

2.95^'2.gsub2.7}uo

2 : 2 l : 52 :53 :5

2.35ab2.65"b2.65b

3 : l l : 52 :53 :5

2.85*3. lOuo2.75"b

4 :0 l : 52 :53 :5

3.25"2.go'b2.go'}

Keterangan : Rerata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata (DMRT 5%)

Page 15: Salak

Nunrl Hidayati - Penambahan Salak Jawa Sebagai Upaya Meningkatkan Ktalitas Jenang Salak Pondoh 149

salak, dan rasa jenang yang tidak terlalu

manis. Sedang pada perbandingan salak jawa

dan salak pondoh yang sama, dengan tiga

bagian gula unfuk lima bagian salak,

memberikan tingkat kesukaan yang paling

rendah, karena rasa salak tidak nampak sama

sekali, yang dominan adalah rasa manis saja.

Hal ini sesuai dengan hasil penilaian rasa

secara organoleptik, dimana pada perlakuan

ini memberikan rasa salak yang paling

rendah.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

l. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian dan

analisis yang dapat disimPulkan:

a. Perbandingan salak pondoh dengan

salak jawa yang digunakan, dan

perbandingan gula dengan salak

yang digunakan berPengaruh nYata

terhadap sifat kimia dan fisika yang

berupa kadar air, kadar gula total,

kadar tannin dan tekstur jenang

salak.

b. Perbandingan salak pondoh dengan

salak jawa yang digunakan, dan

perbandingan gula dengan salak

yang digunakan berPengaruh nYata

terhadap sifat inderawi yang berupa

rasa, tekstur, dan warnajenang salak,

serta kesukaan konsumen terhadaP

jenang salak.

c. Berdasar tingkat kesukaan, jenang

salak yang baik adalah jenang salak

yang dibuat dari salak jawa tanPa

penambahan salak pondoh, dan

perbandingan gula dengan salak: I

:5. Jenang salak tersebut mempunyai

karakter antara lain : warna kuning

kecoklatan, tekstur terukur sedang,

tidak terlalu manis, mempunyai rasa

sepet karena mengandung tannin

yang tinggi.

2. Saran

a. Hasil penelitian ini perlu

disosialisasikan kepada masyarakat,

bahwa jenang salak yang disukai

oleh konsumen adalah jenang salak

yang dibuat dari salak jawa.

b. Diperlukan peran pemerintah untuk

mengembangkan industri

pengolahan jenang salak, agar

agribisnis unggulan daerah daPat

berkembans.

D. DAFTARPUSTAKA

Official Methods of Analysis of the Associationof Official Analytical ChemistAssociation of Official AnalyticalChemist, Washington DC., 1980

Daftar Komposisi Bahan Kimia. Bhatara.1981Jakarta.

Rencana Strategis Deptan. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian Deptan. 2005.wwrv. I itban g. deptan. go, id.

Badan Pusat Statatistik DIY.. DIY Dalam Angka2004 I 2005.

Budidaya Pertanian. 2008, Disunting tanggal 14Apr i l2008.

Kartika, B., Hastuti, P., dan Supartono, W',1988. Pedoman Uji Inderawi BahanPangan. PAU UGM, YogYakarta.

Akade mi P erta n ian Yo gt aka r t a

Page 16: Salak

150 Jtu'nal llmu-ilmu Pertanian. Vohme 8, Nomor 2, Desember 201l

Penyerbukan Bantuan. IPPTPKusumo S., Bahar, F.A., Sulihanti, S., Departemen Pertanian, Yogyakarta.

Krisnawati, Y., Suhardjo danSudaryono, T., 1995. Teknologi Soetanto, 1996. Manisan Buah-huahan 2.Produksi Salak. Penelitian dan Kanisius, JakartaPengembangan Hortikultura, BadanPenelitian dan Pengembangan Supriyadi, Suhardi, Suzuki M., Yoshida K.,Pertanian, Departemen Pertanian, Muto T., Fujita A. dan Watanabe N.,Jakarta. 2002. Changes in the Volatile

Compounds and in the Chemical andPantastico,E.B., 1986. Postharvest Physiology, Physical Properties of Snake Fruit

Handling and Utilization of Tropical (Salacca edulis Fteinw) Cultivar Pondohand Sub-tropical Fruits and Vegetables. during Maturation. Journal of AgriculturThe AVI Publishing Co.Inc.,Wesport, Food Chemistry 50 (26) :7627 -7633.

Connecticut.Santosa, T., Sujono, dan Rohadi, PN., 1996. Tranggono, 1993. Pola Respirasi Dan Senyawa

Diskripsi Salak Pondoh Dan Teknologi Flavor Selama Tahap Pemasakan BuahSalak Pondoh. Agritech 18 (2) : 1-4.

Page 17: Salak

INDEX PENULISA

Alia Bihrajihant Raya, Harsoyo, Roso Witjaksono, Yuli Sarmiasih

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Media Komunikasi dalam SeleksiKonsumsi Produk Pertanian Factors Qnfluencing of Communication Media's RoIe

o n S electin g Agric ult ur al Pr o d u ct)

BB. Budi Setiawati Dan Endah Puspitojati

Evaluasi Mutu Yogurt Formulasi Susu Jagung Manis - Kedelai

EEndah Hasrati Dan Rini Rusnawati

Kajian Penggunaan Daging Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) Terhadap Tekstur

Dan Cita Rasa Bakso Daging SaPi

Erlyna Wida R Dan Suminah

Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Konservasi Lahan Rawan

Bencana Longsor Di Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar

KKuswini Tri Ariani dan Sofia RieniApsari

Aplikasi Model Pendampingan Berbasis Among Dalam Penyuluhan Pertanian

Padi "Sri" Di Mutihan Prambanan("Among" Model Application in Agriculture Extension of "sri" Paddy in Mutihan,

Prambanan)

MMohamad Taufik. Raiiman dan R. Hermawan

Analisis Produktivitas Padi Sawah Di Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (.Rdce

Fietds Productivity Analisis in Kupang Timur, East Nusa Tenggara)

NNurul Hidayati

Penambahan Salak Jawa Sebagai Upaya Meningkatkan KualitasJenang Salak Pondoh

Page 18: Salak

PPujiati Utami Dan Watemin

Pola Distribusi Benih Padi Bersubsidi Di Kabupaten Purbalingga

RRahima Kaliky, Sunamr Samsi Hariyadi, Sri Peny Wastutiningsih,

P. Wiryono Priyotamtomo

Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Di Provinsi Maluku

SSapto Husodo dan Miftakhul Arifin

Hubungan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual (ESQ) Dengan Nilai DasarBudaya Kerja Penyuluh Pertanian (The Correlation of Emotional and Spiritual

Quotient (ESQ) with The Based Values of The Performance Culture (BVPC) for TheAgricultu ral Exte n sio n Wo r k ers)

Subejo

Babak Baru Penyuluhan Pertanian Dan Pedesaan

(New Era Of Agriculturul And Rurul Extension)

Identifikasi Umkm (Usaha Mikro Kecil Menengah) Peternakan Sapi Di KecamatanTawangsari Kabupaten Sukoharjo

Sugiharti Mulya Handayani

Imptikasi Pelatihan Penguatan Kapasitas Kelompok Dalam MengembangkanKemandirian Usaha (Suatu Kasus di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah)

Surachman Suwardi

wWiwit Rahayu, SP MP

Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah (Oreochromis Sp)Pada Kolam Air Deras Di Kecamatan Polanharjo Kabuapten Klaten

Page 19: Salak

PEDOMAN PENULISAN NASKAHDALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN

Naskah dalam Jurnal Ilmu-ilmu Pertanianditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasalnggris, dengan gaya bahasa efektif danakadernis.

Naskah dapat berupa hasil penelitian atausfudi pustaka yang diketik komputer (MS-Word atauyang kompatibel dengan MS-Word)menggunakan spasi ganda, tulisan disertaiintisari (abstract). Panjang tulisan berkisarantara 16 sampai dengan 20 halaman kuarto(A4)

Naskah hasil penelitian mengikuti susunansebaQai berikut; halaman judul, nama penulis,a lama t penu l i s , i n t i sa r i , ka ta kunc i .pcndahuhlan, bahan dan metode, hasil danpembahasau, kesimpulan dan saran, daftarpustaka. Naskah konseptual tersusun atashalaman judul, pendahuluan. isi tulisan,penutup, daftarpustaka.

Grafik dan gambar garis dapat gambardengan tinta cina atau menggunakan programgrafik (komputer), grafik dan gambardiutamakan tidak berwarna (hitam putih).Judul gambar diletakkan di bawah gambar,diberi nomor urut sesuai dewan letaknya dandicetak tebal. Masing-masing gambar diberiketerangan singkat dengan nomor urutdiletakkan di luar bidang gambar. Gambar dangrafik diletakkan di dalam naskah.

Gambar fihotografis diutamakan tidakberwama (hitam putih) dan dicctak di ataskertas mengkilap, jelas dan tidak kabur. Namalain (binomial), kata asing, latin dan bukankata dalam Bahasa Indonesia dicetak miring.

Judul harus singkat dan jelas menunjukkanidentitas subyek, indikasi tujuan studi danmemuat kata-kata kunci. Jumlah kataseyogyanya berkisar antara 6 - 12 buah,dituliskan dalam Bahasa Indonesia dan BahasaInggris. Nama atau nama-nama penulis ditulistanpa gelar.

Abstract (intisari), harus dapat memberiinformasi mengenai seluruh isi karangan,ditulis dengan singkat, padat dan jelas dantidak melebihi 250 kata, ditulis dalam BahasaInggr is (untuk naskah dalam BahasaIndonesia) dan Bahasa Indonesia (untuknaskah dalam Bahasa Inggris), intisari disertaikevwords (katakunci).

Pendahuluan, berisi latar belakang, masalahdan tinjauan teori secara riugkas.

Metode penel i t ian, ber is i penje lasanmengenai bahan dan alat yang digunakandalam penelitian (kalau ada), waktu, tempatdan rancangan percobaan (teknik analisis).

Hasil dan pembahasan, disajikan secararingkas (dapat dibantu dengan tabel, grafikatau flioto-ftroto). Pembahasan merupakantinjauan terhadap hasil penelitian secarasingkat tetapi jelas dan merujuk pada literaturterkait.

Kesimpulan dan saran, berisi hasil nyataataupun keputusan dari penelitian yangdilakukan dan saran tindakan lanjut untukbahan pengembangan penelitian berikutnya.

Daftar pustaka, memuat semua pustaka yangdigunakan dalam penulisan karangan. Daftarpustaka ditulis dalam urutan abjad secarakronologis (urut tahun).

Penulisan pustaka untuk buku denganurutan; nama pokok (keluarga) dan inisialpengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi,nama penerbit dan tempat terbit. Setiap bagiandiakhiri dengan tanda titik.

Penulisan pustaka unfuk karangan dalambuku, majalah, surat kabar, proseding atauterbitan lain bukan buku, ditulis denganurutan; nama pokok dan inisial pengarang,tahun terbit, judul karangan, inisial dan namaeditor, judul buku. halaman pefiama dan akhirkarangan, nama penerbit dan tempat terbit.

Redaksi mempunyai hak untuk mengubahdan memperbaiki ejaan, tata tulis dan bahasayang dimuat tanpa mengubah esensi.

Naskah yang telah ditulis dan denganpedoman penulisan jurnal ilmu-ilmu perlanianditerima paling lambat satu bulan sebelumbulan penerbitan, dalam bentuk hard printing(cetak printer/ dan soft printing(file) .

Naskah dikirimkan kepada M. _AdlanLarisu, Sekolah Tinggi Penyuluhan (STPP)

Jurusan Penyuluhan Perlanian Yogyakarta,

Jalan Kusumanegara Nomor 2 Yogyakafta

Kode Pos 55167 Telpon (0214)373419

Faxiinile rc2'74\ -375528. E-Mail :[email protected]