Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

21
Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com )

Transcript of Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Page 1: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Page 2: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

DASAR-DASAR KEUANGAN

Dunia keuangan adalah dunia yang terus berkembang. Produk-produk keuangan baru terus bermunculan. Begitu juga dengan istilah-istilah baru. Setiap orang dituntut untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan masalah keuangan.

Bijaksana Dalam Berutang:

1.Kartu Kredit bukan Uang Lebih 2. Berkenalan Dengan Kredit Bank

3. Persyaratan Mengajukan Kredit di Bank 4. Tanpa Agunan Tetap Bisa Kredit 5. Memanfaatkan Jasa Pegadaian

Page 3: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

1. KARTU KREDIT BUKAN UANG LEBIH Oleh: Safir Senduk

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 763/XIV

Saya sedang menyetir mobil bersama istri saya di jalan tol dalam kota ketika radio di mobil memutar iklan kartu kredit. Lagunya adalah gubahan dari sebuah lagu lama dan cukup asyik apabila didengarkan. Di situ disebutkan, kalau sering-sering memakai kartu tersebut, Anda bisa mendapat hadiah yang dipilih sendiri.

Yang menarik adalah, beberapa hari kemudian, saya menerima surat dari seorang ibu. Katanya, dia punya delapan kartu kredit yang semuanya aktif! Jumlah tagihannya pun semua sudah hampir mencapai batas. Nah, jumlah penghasilan ibu ini setiap bulan katanya hampir selalu habis untuk membayar cicilan kartu kreditnya.

Menarik bukan? Di satu sisi, ada bank yang asyik mengiklankan dan mengajak orang untuk aktif memakai kartu kredit, tapi di lain pihak ada orang (dan saya yakin bukan hanya satu orang) terjebak persoalan dengan koleksi kartu-kartu kreditnya.

Lalu, siapa yang salah di sini? Bank penerbit kartu atau si pemakai kartu? Tulisan kali ini akan membahas persoalan-persoalan apa yang bisa dialami pemegang kartu kredit jika ia tidak berhati-hati.

Pertama-tama, kita mesti sadar dulu bahwa kartu kredit itu hanya alat pembayaran. Maksudnya, fungsi kartu sama seperti uang tunai yang Anda pakai untuk membayar suatu transaksi. Bedanya, si kartu ini menjadi "pengganti sementara" dari uang tunai. Kalau Anda beli barang seharga Rp 75.000 dan membayar dengan kartu kredit, maka bank penerbit kartu akan menagih Rp 75.000 di akhir bulan. Jadi, pembayaran tersebut tidak dilakukan di awal ketika barang dibeli, tapi saat tagihan datang belakangan.

Lho, terus buat apa ada kartu kredit? Keuntungan yang pokok hanya satu: Anda tidak perlu membawa banyak uang tunai tiap kali melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. Bayangkan kalau Anda harus membawa-bawa uang tunai Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta di dompet Anda, sedangkan Anda harus sering bepergian dengan bus kota.

Page 4: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Kembali ke tagihan tadi. Bagaimana kalau Anda tidak melunasi sekaligus? Ada bunga yang harus Anda bayar. Besarnya sekitar 2 sampai 3,5 persen dari jumlah tagihan yang belum dibayar tersebut.

Kalau Anda tidak mau membayar lunas tagihan Anda, Kartu Kredit biasanya memberikan kemudahan berupa ketentuan pembayaran minimal. Besarnya bervariasi, sekitar 5 - 10 persen dari jumlah tagihan Anda bulan tersebut.

Masalah biasanya mulai muncul bila Anda mulai terbiasa enggan melunasi tagihan secara penuh. Anda hanya melunasi tagihan minimal tiap bulannya. Sementara frekuensi dan nilai pemakaian kartu kredit tersebut bukannya berkurang tapi malah meningkat.

Contoh, total pemakaian kartu kredit bulan Juni adalah Rp 1 juta. Ketika tagihan datang, hanya dilunasi sebesar Rp 150.000. Pada bulan Juli, total pemakaiannya adalah Rp 1,5 juta. Ketika tagihan datang, pelunasannya hanya sebesar Rp 250.000. Pada bulan Agustus, total pemakaiannya adalah Rp 2 juta. Ketika tagihan datang, pelunasannya hanya sebesar Rp 350.000. Begitu terus.

Nah, karena tiap jumlah yang tidak dilunasi akan dikenai bunga sekitar 2 - 3,5 persen per bulan, maka pada suatu saat tertentu, jumlah tagihan akan sangat tinggi sehingga Anda tidak mampu lagi melunasinya sekaligus. Bila jumlah kartu kredit yang Anda miliki ada banyak, makin sulitlah Anda lepas dari jeratan tagihan.

Lalu siapa yang salah? Apakah bank penerbit kartu kredit? Tidak, Bapak dan Ibu. Persoalannya sering kali terletak pada pemakai kartu sendiri. Banyak yang menganggap atau menempatkan kartu kredit sebagai sarana tambahan uang. Jadi, dalam pikiran mereka, punya kartu kredit dengan batas pemakaian Rp 4 juta, misalnya, itu sama seperti tambahan pendapatan sebesar Rp 4 juta.

Benar begitu? Tidak. Kartu itu cuma alat pengganti uang tunai. Tiap kali Anda memakai kartu, berarti ada uang Anda yang berkurang untuk membayar harga barang atau jasa yang Anda beli.

Memang, ada beberapa bank penerbit Kartu Kredit yang memberikan nilai tambah kepada kartunya, seperti aneka asuransi, barang-barang elektronik, sampai liburan gratis ke luar negeri. Bagus, tapi tetap saja Anda harus sadar, fungsi kartu kredit cuma satu: pengganti sementara uang tunai.

Page 5: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Bagi Anda yang saat ini terjebak masalah dengan kartu kredit, jangan salahkan bank penerbit kartu Anda. Mereka tidak salah apa-apa. Jangan juga salahkan diri Anda, karena anggap saja kemarin itu Anda memang belum tahu banyak soal strategi menggunakan kartu kredit. Yang sebaiknya Anda lakukan adalah satu: lunasi pelan-pelan tagihan Anda. Hubungi bank penerbit kartu karena mereka bisa memberikan solusi upaya pelunasan yang terbaik bagi Anda.

Bicara tentang kartu kredit, juga sering saya temukan bahwa masalah penggunaan kartu kredit sering muncul karena sistem yang kurang tepat

dalam pengelolaan keuangan di keluarga.

Page 6: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

2. BERKENALAN DENGAN KREDIT BANK Oleh: Safir Senduk

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 684/XIV

Beberapa diantara Anda mungkin pernah membaca Komik Donal Bebek yang sangat terkenal itu. Dikisahkan Donal Bebek memiliki seorang paman yang kaya sekali bernama Paman Gober. Paman Gober adalah bebek yang luar biasa kayanya sehingga ia bisa membangun sebuah gudang yang sangat besar yang bisa digunakannya untuk menyimpan semua tumpukan uangnya, baik uang kertas maupun uang logam.

Saking banyaknya uang yang dia miliki, tumpukan uangnya seringkali tampak menggunung sehingga Paman Gober yang digambarkan sebagai orang yang rakus - seringkali berendam di antara tumpukan uangnya.

Tulisan kali ini tentu saja tidak akan membahas tentang Paman Gober dan tumpukan uangnya. Namun bila kita berbicara mengenai bank, bisa dikatakan sebanyak itu juga mungkin uang yang dimiliki oleh bank tempat Anda menyimpan uang. Meski begitu Anda tak perlu khawatir bank menumpuk semua uangnya di dalam satu gudang seperti Paman Gober itu.

Kebanyakan dari uang di bank itu adalah uang nasabah. Kalau bank menyimpan semua uang nasabah itu dalam satu tempat, berarti uang itu tidak produktif. Padahal, bank juga harus mencari pendapatan agar bisa membayar bunga tabungan dan deposito yang Anda simpan pada mereka, kan? Itu sebabnya, bank lalu "melemparkan" kembali sebagian besar uang masyarakat itu ke dalam bentuk pinjaman (kredit).

Sebagai contoh, kalau Anda menyimpan uang Rp 10 juta di deposito, maka bank berjanji akan memberikan bunga sebesar, misalnya 13 persen per tahun. Oleh bank, sebetulnya uang Rp 10 juta tersebut akan "dilempar" lagi ke masyarakat dengan cara meminjamkannya kepada mereka yang membutuhkan (seperti orang yang ingin membuka usaha atau ingin membeli suatu barang dengan cara kredit). Peminjaman ini disertai syarat pengembalian dengan bunga yang lebih besar dari 13%, katakanlah 18 persen.

Jadi kasarnya - bank akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 1,8 juta (bunga 18 persen dari Rp 10 juta), dan dari jumlah itu, sebesar Rp 1,3 juta-nya akan digunakan untuk membayar bunga deposito Anda yang besarnya 13

Page 7: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

persen. Selisihnya yang Rp 500 ribu akan menjadi keuntungan bank. Tentu saja, keuntungan itu masih harus dikurangi lagi dengan biaya-biaya operasional bank seperti gaji karyawan dan lain sebagainya.

Dapatkah Anda bayangkan ada berapa banyak dana bisa dipinjamkan oleh bank bila ada ribuan orang yang menyimpan uangnya di bank? Pada kenyataannya, bank tentu saja tidak melempar 100 persen uang nasabahnya ke dalam bentuk kredit. Ini karena setiap hari ada saja anggota masyarakat yang menarik simpanan uangnya di bank. Nah, kalau 100 persen uang nasabah dilempar dalam bentuk kredit, maka jika ada nasabah yang mau menarik uangnya bakal kesulitan. Itu sebabnya, bank pasti memiliki persediaan uang tunai agar selalu tersedia uang bagi nasabah yang ingin menarik simpanan uangnya di bank.

Persediaan uang tunai tersebut oleh bank akan disebar ke semua kantor cabang dan juga ke mesin-mesin ATM. Tentu saja jumlahnya dibatasi. Itu sebabnya penarikan uang di ATM seringkali dibatasi jumlahnya. Ada bank yang membatasi penarikan uang di ATM sebesar Rp 7,5 juta dalam satu hari, ada juga yang hanya Rp 5 juta dalam satu harinya. Kalau Anda ingin menarik uang dalam jumlah yang lebih besar dari itu, Anda harus datang langsung ke loket kasir di bank.

Penarikan uang di loket kasir di bank biasanya tidak dibatasi jumlahnya (asalkan memang saldo Anda mencukupi). Hanya saja, karena dana tunai yang dimiliki bank biasanya "terbatas", maka Anda biasanya harus memberi tahu dulu (biasanya sehari sebelumnya) bila hendak menarik dalam jumlah sangat besar. Ini supaya bank bisa menyediakan dulu uang tunainya. MACAM-MACAM PRODUK KREDIT

Jadi pembaca, selain bisa MENYIMPAN uang di bank, Anda juga bisa MEMINJAM uang di bank. Karena itu, tidak ada salahnya bila Anda berkenalan lebih dulu dengan produk-produk pinjaman (kredit) di bank. Siapa tahu Anda kelak memang perlu meminjam uang dari bank sehingga tulisan ini mungkin bisa menambah pengetahuan Anda mengenai hal itu.

Motif meminjam uang di masyarakat berbeda-beda. Ada orang yang meminjam untuk modal membuka usaha. Ada juga orang yang meminjam untuk renovasi rumah, beli mobil baru, beli komputer dan lain sebagainya. Perbedaan motif inilah yang lalu membuat bank kemudian mencipta-kan

Page 8: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

berbagai macam produk pinjaman. Masing-masing produk dibuat untuk memenuhi tujuan yang berbeda. Pada dasarnya, ada tiga macam produk kredit. Yakni:

1. Kredit Usaha 2. Kredit Konsumsi 3. Kredit Serba Guna

Kredit Usaha adalah kredit yang digunakan untuk membiayai perputaran usaha atau bisnis sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang produktif, seperti usaha perdagangan, usaha industri rumah tangga, usaha jasa konsultasi, dan lainlain. Bila Anda memiliki usaha yang prospeknya kelihatan cukup cerah, Anda bisa datang kepada bank dan mengajukan permohonan untuk bisa mendapatkan pinjaman dana untuk usaha Anda.

Sedangkan Kredit Konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya konsumtif, seperti membeli rumah atau kendaraan pribadi. Dua kredit konsumsi yang biasanya cukup laris adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan. Tentunya, karena uang itu oleh nasabah akan digunakan untuk tujuan konsumtif, maka risiko bagi bank bahwa nasabahnya tidak mampu membayar pinjamannya akan menjadi lebih besar sehingga pada umumnya suku bunga yang dibebankan kepada nasabah untuk Kredit Konsumsi akan lebih besar ketimbang bunga kredit untuk tujuan usaha.

Selain dua jenis kredit tadi, ada pula Kredit Serba Guna. Seperti tertulis di namanya, Kredit Serba Guna adalah kredit yang bisa digunakan untuk tujuan apa saja, bisa untuk konsumsi maupun untuk usaha. Nah, salah satu produk kredit serba guna yang sering dipasarkan adalah Kredit Tanpa Agunan. Agunan adalah nama lain dari Jaminan. Lo, bukankah meminjam uang dari bank biasanya harus pakai jaminan?

Betul. Pada umumnya, bila Anda ingin mendapatkan kredit, Anda harus menjaminkan salah satu harta yang Anda miliki kepada bank sehingga apabila Anda tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut, bank akan menyita harta yang Anda jaminkan tersebut. Tentunya nilai Barang Jaminan itu harus lebih besar atau minimal harus sama dengan nilai uang yang Anda pinjam. Tapi pada produk Kredit Tanpa Agunan, Anda tidak harus menyerahkan Barang Jaminan kepada bank. Anda hanya disyaratkan untuk memiliki jumlah penghasilan tertentu setiap bulannya dan menyerahkan sejumlah bukti yang

Page 9: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

bisa menunjukkan bahwa Anda memang betul berpenghasilan sebesar jumlah yang disyaratkan.

Tentu saja, bagi bank bersangkutan, risiko gagal bayar dari nasabah akan menjadi lebih besar lagi karena bank tidak memiliki barang jaminan dari Anda dan bank juga tidak mengawasi akan digunakan untuk apa uang yang mereka pinjamkan kepada Anda itu (pada nomor-nomor mendatang kita akan membahas khusus tentang salah satu produk kredit tanpa Agunan yang sekarang sedang gencar dipasarkan di masyarakat).

Bagaimana? Tertarik untuk mencoba meminjam uang dari bank? Untuk konsumsi maupun untuk usaha, mungkin? Eit, nanti dulu. Untuk bisa meminjam uang, tentunya ada sejumlah syarat yang harus Anda penuhi. Pada nomor mendatang kita akan membahas apa saja umumnya syarat-syarat yang diminta oleh bank bila Anda ingin meminjam uang dari mereka.

Page 10: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

3. PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK Oleh: Safir Senduk

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 685/XIV

Pada nomor yang lalu, kita telah berkenalan sekilas dengan produk kredit di bank. Sekarang, kita akan berbicara tentang bagaimana syarat-syarat mengajukan kredit di bank. Seperti layaknya saat akan membuka tabungan di bank, Anda akan diminta menyerahkan kopi identitas diri seperti KTP, SIM, atau paspor. Anda juga diminta mengisi formulir pembukaan tabungan yang berisi datadata pribadi diri Anda. Tujuannya agar Bank memiliki informasi yang benar, sehingga dapat mengidentifikasi diri Anda sebagai orang yang sah dan berhak melakukan transaksi dari rekening Anda.

Itu kalau Anda mau menabung di bank. Sekarang bagaimana jika Anda mau meminjam uang dari bank? Di sini, bank sebagai pihak yang meminjamkan dana disebut kreditur dan pihak yang meminjam dana dari bank disebut debitur.

Persyaratan mengajukan pinjaman di bank tidaklah serumit yang diperkirakan orang. Bahkan syaratnya sebetulnya cukup mudah. Namun tentunya, ada lebih banyak data yang harus dilengkapi daripada kalau Anda membuka tabungan. Hal ini wajar saja. Jangankan bank. Anda sendiripun tentunya akan berhatihati dan tidak mau meminjamkan uang begitu saja kepada sembarang orang jika tidak yakin bahwa uang Anda akan kembali. Lain halnya kalau Anda memberikannya sebagai sumbangan atau hadiah.

Nah, untuk menilai apakah si calon debitur layak diberikan kredit, maka bank harus mendapatkan informasi yang benar dan akurat, seperti karakter si debitur, dana yang dimilikinya saat ini, pengaruh kondisi ekonomi saat ini terhadap penghasilan debitur, jaminan yang diajukan, dan masih banyak lagi.

Kurang lebih sama seperti Anda, bank pun dalam menerima proposal pengajuan kredit yang masuk melaksanakan prinsip kehatian-hatian dalam meminjamkan uangnya. Hal ini memang disyaratkan oleh undangundang yang mengatur mengenai perbankan di Indonesia, bahkan di seluruh dunia.

Ingatlah bahwa dari setiap sen yang disalurkan lagi ke masyarakat oleh bank adalah milik masyarakat juga. Untuk tiap dana nasabah yang disimpan di bank, bank berjanji akan mengembalikannya kepada nasabah setiap saat berikut bunganya. Karena itu bank selalu melakukan berbagai macam analisa

Page 11: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

kredit untuk menilai kelayakan kredit yang akan diberikan kepada calon nasabahnya.

Siapa pun dapat mengajukan kredit ke bank asalkan memenuhi syarat. Pada umumnya, bank membagi debiturnya ke dalam dua golongan besar,yaitu debitur perorangan dan debitur perusahaan (sekali lagi, debitur adalah pihak yang meminjam uang dari bank).

Berikut ini adalah persyaratan yang diminta bank dari masing-masing golongan debiturnya. DEBITUR PERORANGAN

Debitur perorangan terdiri dari berbagai macam latar belakang profesi. Bisa dokter, artis, pegawai negeri, perancang busana, arsitek, karyawan swasta, pedagang, dan lain sebagainya. Tiaptiap profesi mempunyai ciri khasnya sendiri yang oleh bank dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu wirausahawan, karyawan, dan profesional.

Persyaratan yang diminta untuk masing masing debitur perorangan tersebut pada umumnya adalah sama seperti :

1. Kopi identitas diri (KTP , SIM, atau paspor) 2. Kopi akte nikah (bagi yang sudah menikah)

Bank meminta salinan akte nikah bagi debitur yang sudah menikah adalah untuk mengetahui apakah harta yang dijaminkan merupakan harta bersama suami-istri atau bukan, sehingga baik istri atau suami debitur dapat dimintai persetujuannya dan turut bertanggung jawab terhadap harta yang dijaminkan ke bank berikut sejumlah hutangnya.

3. Kopi kartu keluarga.

Sama seperti nomor 2 di atas dan juga untuk mengetahui apakah calon debitur juga menanggung biaya hidup oang lain selain dirinya sendiri.

4. Kopi rekekening koran/rekening giro atau kopi buku tabungan di bank manapun antara 6 s/d 3 bulan terakhir.

Page 12: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Data ini diperlukan Bank untuk melakukan analisa keuangan calon debiturnya, sehingga dapat diukur seberapa besar penghasilan debitur yang dapat disisihkan untuk membayar angsuran pinjaman tiap bulannya.

5. Kopi slip gaji dan surat keterangan bekerja dari perusahaan.

Syarat ini hanya diberlakukan untuk calon debitur yang bekerja di suatu perusahaan, pemerintah maupun swasta. Tujuannya untuk memastikan bahwa calon debitur memang bekerja di situ dan memiliki penghasilan tetap setiap bulannya.

DEBITUR BADAN USAHA/PERUSAHAAN

Debitur yang berbentuk perusahaan meliputi bentuk badan usaha seperti CV, PT, firma, dan lain-lain. Persyaratan yang diminta antara lain:

1. Kopi identitas diri dari para pengurus perusahaan (direktur & komisaris) 2. Kopi NPWP (Nomor Pokok wajib pajak) 3. Kopi SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan ) 4. Kopi Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris 5. Kopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

Poin nomor 1 s/d 5 akan digunakan oleh bank untuk memeriksa keabsahan / legalitas antara apa yang tercantum di akte pendirian dengan bidang usahanya, segala surat perizinannya dan kewajiban pajaknya terhadap negara.

6. Kopi rekening koran/giro atau buku tabungan di bank manapun selama 6 s/d 3 bulan terakhir.

7. Data keuangan lainnya, seperti neraca keuangan, laporan rugi laba, catatan penjualan & pembelian harian, dan data pembukuan lainnya.

Poin nomor 6 dan 7 digunakan Bank untuk melakukan berbagai analisa keuangan terhadap calon debiturnya. Kesanggupan debitur dalam membayar kembali hutangnya akan dianalisa dari berbagai sisi, seperti: kesanggupan dalam membayar kembali hutang jangka pendeknya, kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya, kemampuan dalam mencetak laba, dan sebagainya.

Page 13: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

JAMINAN

Saat mengajukan kredit ke bank , biasanya Anda akan diminta untuk menjaminkan salah satu harta yang Anda miliki kepada bank sehingga apabila Anda tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut, bank akan menyita harta yang Anda jaminkan tersebut sebagai ganti uang yang Anda pinjam. Tentunya nilai barang jaminan itu harus lebih besar atau minimal harus sama dengan nilai uang yang Anda pinjam.

Jaminan yang diminta oleh Bank untuk Kredit Pemilikan Rumah biasanya adalah rumah yang akan dibeli tersebut. Pada Kredit Pemilikan Mobil, maka mobil yang akan dibeli itulah yang biasa dijadikan jaminannya.

Sedangkan untuk Kredit Usaha dan Kredit Serba Guna, jaminan yang diminta biasanya lebih bervariasi seperti tanah, rumah tinggal, ruko, apartemen, kendaraan, pabrik dan lain -lain.

Untuk menilai apakah jaminan yang diajukan layak untuk dijaminkan maka Bank akan menilai kembali jaminan yang diajukan, biasanya Bank memiliki tim penilai sendiri dalam menilai jaminan tersebut, walaupun terkadang bank juga sesekali memakai tim penilai jaminan dari luar.

Nah, mudah-mudahan dengan penjelasan ini Anda tidak perlu ragu lagi untuk meminjam uang dari bank. Entah itu untuk keperluan membeli rumah, kendaraan, modal usaha, dan sebagainya.

Page 14: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

4. TANPA AGUNAN TETAP BISA KREDIT Oleh: Safir Senduk

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 691/XIV

Masih soal kredit. Pada beberapa nomor yang lalu, kita telah membahas tentang produk-produk kredit di bank. Sekarang, saya akan membahas tentang produk kredit yang beberapa bulan terakhir ini cukup gencar dipromosikan: KREDIT TANPA AGUNAN.

Kita anggap saja Anda ingin membuka usaha yang berskala kecil, renovasi rumah, bayar uang muka kendaraan, atau bahkan untuk membeli komputer seperti permintaan anak Anda. Tapi Anda tidak punya uang. Padahal, keperluan tersebut di atas kelihatannya tidak bisa ditunda lagi. Kalau menunggu Anda mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, mungkin keperluan tersebut baru akan terbeli satu dua tahun lagi. Wah, kelihatannya tidak ada jalan lain. Anda harus pinjam uang. Pinjam ke teman atau keluarga, wahgengsi dong.

Mungkin Anda pun mulai mempertimbangkan untuk mencari pinjaman ke bank. Kemudian Anda datang ke bank dan bertemu dengan petugasnya (petugas bank yang kerjanya mengurusi produk kredit dikenal dengan istilah account officer). Si petugas itu mengatakan bahwa kalau Anda ingin mendapatkan pinjaman dari bank, Anda harus melengkapi persyaratannya. Salah satu syaratnya adalah dengan menjaminkan harta yang Anda miliki seperti rumah dan mobil. Dengan demikian, kalau Anda kebetulan tidak bisa mengembalikan pinjaman, Anda bisa menyerahkan rumah atau mobil tersebut sebagai pengganti kredit Anda yang macet.

Anda lalu berpikir, wah saya sudah punya rumah dan mobil. Boleh juga nih, begitu pikir Anda. Oke deh. Anda lalu mengisi formulir aplikasi kredit yang diberikan bank kepada Anda. Anda mulai mengisi nama Anda, alamat, pekerjaan, termasuk nilai rumah atau mobil yang Anda miliki.

Tapi tunggu dulu. Setelah diperiksa, ternyata pihak bank menyimpulkan bahwa rumah atau mobil yang Anda jaminkan ternyata nilainya dianggap tidak cukup atau tidak sebanding dengan jumlah uang yang ingin Anda pinjam. Apa yang terjadi? Pinjaman Anda ditolak. Wah, kecewa berat deh. AGUNAN JADI KENDALA

Page 15: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Susah amat ya? Yang punya rumah dan mobil saja belum tentu bisa mendapatkan pinjaman dari bank, apalagi yang belum punya. Perlu Anda ketahui, bahwa bila Anda ingin meminjam uang sebesar, misalnya Rp 70 dari bank, maka Anda tidak akan mendapatkan pinjaman itu bila harta yang Anda jaminkan cuma bernilai Rp 50. Bahkan kalau harta Anda tersebut nilainya Rp 70 juga, maka Anda tetap belum bisa mendapatkan pinjaman sebesar Rp 70 tersebut dari bank. Anda baru akan mendapatkan pinjaman itu kalau nilai jaminan Anda sekitar Rp 100. Jadi, nilai harta jaminan Anda harus lebih besar daripada jumlah uang yang Anda pinjam.

Selain itu, bank juga memiliki sejumlah pertimbangan lain dalam menilai jaminan Anda, seperti bagaimana kondisinya, lokasinya, nilai penyusutannya, keabsahan dokumennya, dan lain sebagainya sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa harta yang Anda jaminkan tersebut tidak berisiko, cukup layak, dan bisa dijual dengan mudah.

Situasi seperti itulah yang mungkin menjadi kendala buat sebagian dari mereka yang ingin meminjam uang dari bank, di mana mereka tidak memiliki harta yang "cukup" untuk bisa dijaminkan. Nah, disinilah bank lalu mengeluarkan produk kredit yang tidak mensyaratkan adanya jaminan, dan lebih bagus lagi kalau pinjaman tersebut bisa digunakan untuk tujuan apa saja. Produk kredit seperti ini disebut Kredit Tanpa Agunan (selanjutnya kita sebut KTA).

Wah, enak ya? Kita bisa pinjam uang tanpa perlu menjaminkan harta yang kita miliki. Betul, memang enak. Pada saat ini sudah ada beberapa bank yang mengeluarkan produk KTA. Sebagian dari Anda mungkin sudah sering melihat produk seperti ini diiklankan besar-besar di pinggir jalan, atau bahkan di media massa.

KTA dapat diajukan oleh siapa pun, baik karyawan, profesional, maupun wirausahawan. Termasuk Anda. Bedanya dari produk pinjaman biasa, nilai pinjaman Anda dibatasi. Ini karena tidak adanya harta yang dijaminkan sehingga otomatis risiko bank sebagai pemberi pinjaman akan semakin tinggi. Di sinilah biasanya nilai pinjaman pada produk KTA dibatasi, yaitu antara Rp 5 juta sampai dengan Rp 50 juta saja. Jangka waktu kreditnya juga dibatasi agar tidak terlalu panjang, yaitu antara 1 sampai dengan 3 tahun.

KTA dapat Anda manfaatkan untuk tujuan apa saja. Anda bisa menggunakannya untuk tujuan konsumtif, seperti membayar biaya pendidikan anak Anda, membiayai pernikahan, atau merenovasi rumah. Di

Page 16: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

samping itu Anda bisa juga menggunakan KTA untuk tujuan produktif seperti membiayai modal awal suatu usaha, membeli persediaan barang dagangan, membeli mesin, membeli perlengkapan kantor, atau membiayai kebutuhan modal kerja lainnya.

Bisa juga Anda memanfaatkan KTA untuk melengkapi atau menutupi kekurangan dana dari pinjaman lainnya bila Anda memang memilikinya. Sebagai contoh, bila sebelumnya Anda memiliki pinjaman di bank di mana rumah Anda disertakan sebagai jaminannya, Anda masih tetap dapat mengajukan KTA. Yang penting penghasilan Anda (setelah dipotong biaya rumah tangga dan biaya lainnya, termasuk didalamnya biaya cicilan kredit bank yang sudah Anda miliki sebelumnya) masih cukup untuk membayar cicilan KTA.

Atau bila Anda ingin membeli rumah baru secara kredit melalui KPR (Kredit Pemilikan Rumah), maka bank biasanya tidak akan membiayai seluruhnya. Ia akan meminta Anda membayar uang muka dari Anda sebesar sekitar 30%, dan sisanya dibiayai oleh bank untuk lalu Anda cicil. Nah, bila Anda tidak memiliki uang muka yang 30% itu, Anda bisa mendapatkannya dengan mengambil KTA.

Dengan demikian, KTA dapat memenuhi tujuan keuangan apa saja sehingga dapat digunakan dalam situasi dan kondisi kebutuhan Anda. Walaupun demikian, saya tidak menyarankan Anda mengambil KTA jika kebutuhan yang harus Anda biayai tersebut masih bisa dicukupi dengan dana Anda saat ini.

KTA memang memberi Anda keleluasaan dalam mengelola keuangan Anda, tapi kondisi, persyaratan, dan sanksi yang menyertainya bisa dikatakan sama dengan produk pinjaman bank pada umumnya. Sehingga kendati lebih fleksibel, komitmen Anda akan sama besar dengan jika Anda memiliki kewajiban pada produk pinjaman lain yang menyertakan jaminan.

Jadi, lihat dulu situasi dan kondisi keuangan Anda sebelum Anda mengambil KTA. Karena produk kredit seharusnya dibuat untuk memudahkan hidup Anda, bukan malah memperberat Anda. Selamat mempertimbangkan.

Page 17: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

5. MEMANFAATKAN JASA PEGADAIAN Oleh: Safir Senduk

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 722/XIV

Suatu hari, Bu Broto datang menemui Bu Sri, tetangganya yang kebetulan memiliki sebuah toko. Ia bercerita tentang anaknya yang sedang terjerat hutang. Bu Broto membutuhkan uang Rp 8 juta secepatnya untuk melunasi hutang tersebut. Karena kalau tidak, orang yang dihutangi oleh anaknya itu mengancam akan berbuat nekat jika hutangnya tidak segera dibayar.

Dengan segala cara Bu Broto memaksa Bu Sri untuk meminjamkannya uang, bahkan ia berani menjaminkan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)-nya. Ya, Bu Sri memang punya uang Rp 8 juta di rekening banknya, tapi datangnya Hari Raya Lebaran sebentar lagi membuat Bu Sri tidak mau menggunakan uangnya untuk ia pinjamkan pada Bu Broto. Bagaimanapun Bu Sri telah berencana membeli baju dan sepatu baru untuk tiga anaknya. Juga membayar Tunjangan Hari Raya untuk karyawannya yang berjumlah 3 orang.

Ya, kebutuhan akan uang tunai terkadang menjadi kebutuhan yang segera pada waktu-waktu tertentu. Kita seringkali membutuhkan uang dalam jumlah besar ketika mendekati saat-saat anak mulai masuk sekolah, Lebaran, atau bahkan ketika anak kita akan menikah.

Namun demikian, kebutuhan-kebutuhan tersebut ada kalanya tidak diimbangi dengan kesediaan uang tunai yang kita miliki. Seringkali kita berpikir untuk meminjam uang dari saudara atau tetangga. Nyatanya, bukan tidak mungkin mereka juga sedang sama membutuhkannya dengan kita. Kalau begitu, kenapa Anda tidak coba datang ke pegadaian?

Sesuai namanya, Pegadaian adalah tempat di mana Anda bisa datang meminjam uang dengan barang-barang pribadi Anda sebagai jaminannya. Mungkin Anda masih ingat dengan slogan pegadaian saat ini, "Mengatasi Masalah Tanpa Masalah".

Kalau Anda meminjam uang tunai ke bank, selain Anda harus memiliki agunan, prosesnya juga bisa memakan waktu berhari-hari, karena pengajuan kredit Anda perlu dianalisa terlebih dahulu oleh bagian kredit di bank tersebut. Tapi di Pegadaian, Anda tinggal membawa barang pribadi Anda dan menunjukkannya di loket penaksir.

Page 18: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Di loket penaksir tersebut barang Anda akan dinilai oleh petugasnya. Anda akan diberi tahu mengenai berapa nilai gadai dari barang Anda tersebut. Nilai gadai adalah nilai yang menggambarkan tentang berapa batas jumlah uang yang bisa Anda pinjam dengan menggunakan barang yang bersangkutan. Bila Anda setuju, maka setelah itu Anda tinggal datang ke loket kredit dan mendapatkan uang tunai yang bisa Anda pinjam, tentunya yang sesuai dengan nilai gadai barang Anda. Bagusnya, proses ini tidak memakan waktu berhari-hari. Di sinilah kelebihan pegadaian.

Mudah memang, tapi tentunya semua itu tidak gratis lho! Artinya masih ada beban bunga yang harus Anda bayar setiap 15 hari kalau memang Anda berniat untuk menebusnya kembali. Beban bunga itu bervariasi, tergantung dari nilai pinjaman Anda. Untuk pinjaman Rp 5.000 hingga Rp 40.000 dikenakan bunga 1,25%. Untuk pinjaman Rp 40.100 hingga Rp 150.000 dikenakan bunga 1,5%, sedangkan untuk pinjaman di atas Rp 150.100 dikenakan bunga 1,75%.

Lalu bagaimana kalau nantinya Anda tidak mampu menebus kembali barang Anda tersebut? Pegadaian akan melelang barang tersebut. Lelang adalah proses penjualan barang di mana barang yang bersangkutan akan dijual kepada penawar yang berani membeli dengan harga tertinggi. Tentu saja lelang tersebut akan dilakukan dengan sepengetahuan pemiliknya. Jadi tenang saja, karena sebelum barang Anda dilelang, Anda akan diberi tahu terlebih dulu. Syukur-syukur kalau nilai barang Anda memang lebih tinggi dari pinjaman Anda. Karena selisihnya, setelah dikurangi bunga, akan dikembalikan kepada Anda. Jasa-jasa Lain

Selain jasa pegadaian, ada 2 jasa lain yang juga ditawarkan oleh pegadaian. Mereka adalah :

1. Penjualan Koin Emas ONH

Koin Emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya. Anda tinggal membeli sejumlah koin emas ONH (yang tersedia dalam berbagai pilihan berat), baik sekali saja maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH Anda dianggap mencukupi (biasanya sekitar 250-300 gram), maka secara otomatis Anda akan didaftarkan sebagai calon jemaah haji

Page 19: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

melalui Sistem Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, namanya juga emas, Anda juga bisa membeli emas untuk tujuan investasi lain, dan tidak harus selalu untuk haji.

2. Jasa penitipan barang

Bila Anda akan meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, kenapa Anda tidak menitipkan barang-barang Anda di Pegadaian? Ini karena Pegadaian juga memiliki jasa penitipan barang yang bisa Anda manfaatkan. Keunggulan yang dimiliki jasa penitipan pegadaian adalah, bahwa selain tarifnya sangat terjangkau (tanyakan kepada Kantor Pegadaian di dekat rumah Anda mengenai jumlah persisnya), barang-barang yang Anda titipkan juga dilindungi oleh asuransi.

BEBERAPA TIPS

Ada beberapa orang yang malu ke pegadaian entah karena memang tidak tahu apa-apa tentang pegadaian, atau karena selama ini banyak orang menganggap bahwa pegadaian hanyalah untuk orang-orang susah. Anggapan itu tidaklah benar, karena banyak juga orang-orang golongan menengah ke atas yang menggadaikan barang-barangnya. Ada beberapa tips yang perlu Anda perhatikan:

1. Hindari para calo

Terkadang di beberapa pegadaian ada calo-calo yang suka menghadang Anda sebelum masuk ke dalam pegadaian. Biasanya mereka akan menawarkan jasa untuk membeli barang yang akan Anda gadaikan. Tolak saja, karena biasanya Anda akan dipaksa menggadaikannya dengan harga yang lebih murah.

2. Gadaikan barang yang nilainya menaik

Karena barang yang Anda gadaikan harus disimpan di Pegadaian, ini berarti Anda tidak menikmati barang tersebut. Usahakan tidak menggadaikan barang-barang yang nilainya menurun, karena selain

Page 20: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Anda harus membayar beban bunga, penurunan nilai barang tersebut juga menjadi kerugian Anda karena Anda tidak menikmatinya.

3. Gadaikan barang-barang elektronik yang tidak dipakai

Terkadang ada barang-barang elektronik yang tidak digunakan di rumah Anda, misalnya bila Anda memiliki TV lebih dari satu. Nah, daripada mubazir, kenapa Anda tidak menggadaikan salah satunya? Jadi, di samping mendapatkan uang tunai, beban listrik Anda akan berkurang karena kini tidak ada lagi dua teve yang digunakan secara bersamaan.

4. Sekali-kali Ikuti acara Lelang

Secara rutin, pegadaian akan mengadakan acara lelang untuk barang-barang gadai yang tidak ditebus oleh pemiliknya. Terkadang barang-barang yang dilelang masih memiliki kualitas yang bagus tapi bisa didapatkan dengan harga yang relatif murah.

PEGADAIAN MENJELANG LEBARAN

Apakah suami Anda (atau Anda) adalah pekerja atau karyawan di sebuah perusahaan? Bagi para pekerja ataupun karyawan perusahaan, biasanya setahun sekali akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). THR ini besarnya bervariasi. Ada yang satu bulan gaji, dua bulan gaji, bahkan ada yang lebih, tergantung dari kebijaksanaan perusahaan. Dan biasanya, THR ini diterima pada saat mendekati lebaran. Bahkan ada yang diberikan sesudah hari Lebaran.

Banyak orang, karena mereka yakin akan mendapatkan THR, mereka banyak meminjam uang dengan cara menggadaikan barangnya di Pegadaian pada sekitar awal bulan puasa. Setelah mendapatkan THR, biasanya barang yang digadaikan akan segera ditebus. Uang hasil menggadaikan barang tersebut lalu digunakan untuk membeli kebutuhan pokok sebelum harga-harganya naik.

Page 21: Safir Senduk - Bijaksana Dalam Berutang

Disusun ulang oleh Koch S @ http://investasigo.com

Copyright Safir Senduk & Rekan 2000 (http://www.perencanakeuangan.com)

Karena itu, Pegadaian biasanya menjadi ramai ketika mendekati Hari Raya Lebaran. Selain banyak orang yang menggadaikan barangnya untuk ditebus lagi ketika mendapatkan THR, Pegadaian juga sering dikunjungi masyarakat yang ingin pulang mudik ke kampung. Yah, daripada disimpan di rumah, banyak orang memilih untuk menitipkannya di pegadaian.

Bagaimana dengan Anda?