SABTU, 18 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Parpol Kecil ... filependirian, memiliki nama, lambang,...

1
P EMERINTAH berniat membi- nasakan partai politik (parpol) kecil dengan mengagenda- kan tahapan verikasi tanpa menunggu pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Par- pol. “Tidak bisa dilakukan sebelum UU disahkan. Dari dulu, parpol di luar parlemen selalu dipojokkan. Ini sama dengan pemusnahan,” tegas Sekjen Front Persatuan Nasional (FPN) Didi Supriyanto di Jakarta, kemarin. Selama RUU itu belum disahkan, lan- jutnya, UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Parpol masih berlaku. Ditambah lagi, sejumlah parpol dipastikan menggugat RUU itu setelah disahkan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Rapat Paripurna DPR pada Kamis, 16 Desember 2010, baru menerima RUU tentang Parpol untuk disahkan sebagai UU. RUU itu adalah revisi dari UU No- mor 2 Tahun 2008 tentang Parpol. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar langsung menyatakan memu- lai tahapan verikasi parpol pada 17 Januari 2011. Menurut Patrialis, proses verifikasi akan tuntas dalam kurun waktu enam bulan. “Verikasi sangat bergantung pada inisiatif untuk mendirikan kantor yang diakui camat, bupati, wali kota, hingga gubernur,” paparnya. Proses verifikasi harus selesai pa- ling lambat 2,5 tahun sebelum pemilu. Artinya, jika pemilu berlangsung pada 2014, verikasi setidaknya selesai pada pertengahan 2012. Parpol yang telah memiliki status badan hukum berdasar- kan UU No 2 Tahun 2008 juga harus menjalani verikasi. Untuk memperoleh status badan hukum, setiap parpol harus me- menuhi sejumlah persyaratan. Syarat itu adalah mempunyai akta notaris pendirian, memiliki nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mem- punyai persamaan pada pokoknya dengan parpol lain, kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% dari jumlah kabupaten/ kota pada provinsi yang bersang- kutan, dan paling sedikit 50% dari jumlah kecamatan pada kabupaten/ kota yang bersangkutan, kantor tetap pada tiap tingkatan, serta rekening atas nama parpol. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menyarankan jadwal verikasi sebaik- nya ditunda. Apalagi, imbuhnya, ada kemungkinan UU Parpol hasil revisi bakal digugat ke MK. “Berarti ada maksud politik dengan bersikap cepat seperti ini. Apakah untuk menyingkirkan parpol kecil? Lebih baik tunggu sehingga tidak ada asumsi dan tidak memperumit langkah hukum oleh parpol kecil,” tuturnya. Barter pasal Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengakui tahun 2010 sangat diwarnai dinamika politik yang sarat dengan saling curiga dan untung rugi. Termasuk, lanjutnya, dalam pem- bahasan paket UU Politik yang sarat dengan logika kekuatan politik. “Ka- dang-kadang ada tukar-menukar pasal atau ayat,” katanya saat workshop yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat bertema Menata kembali UU menuju Pemilu 2014. Sementara untuk pembahasan re- visi UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu, lanjutnya, Partai Demokrat menawarkan parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4% hingga 5%. Dalam UU 10 Tahun 2008, ambang batas parlemen sebesar 2,5%. “Jadi idenya bukan pemasungan par- pol, mendiskriminasi, atau membunuh peluang partai baru atau yang belum berhasil. Tapi ini memberikan kesem- patan bagi semua partai membuktikan diri untuk mendapatkan suara,” papar Anas. (*/P-1) [email protected] Parpol Kecil Merasa Disudutkan Aryo Bhawono Ketatnya pertarungan politik mengakibatkan terjadi barter pasal di paket UU Politik. Reformasi Birokrasi cuma Habiskan Anggaran SALAH satu cara mempercepat pelayanan publik adalah dengan memangkas jumlah lembaga pemerintahan. Opsi ini seha- rusnya dapat direalisasikan Tim Reformasi Birokrasi yang di- pimpin Wakil Presiden (Wapres) Boediono, daripada terus meng- habiskan anggaran. Demikian benang merah yang mengemuka dalam semi- nar nasional reformasi birokra- si, yang diadakan Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), di Jakarta, kemarin. “Indonesia negara yang memiliki lembaga terbanyak dunia akhirat. Sedikitnya 550 lembaga mulai dari kemente- rian hingga tingkat kabupaten/ kota. China saja hanya memiliki 11 lembaga, Amerika Serikat 15 lembaga, bayangkan berapa banyak meja dan pintu yang harus dilalui di Indonesia?” ungkap Wakil Ketua MIPI, M Mas’ud Said. Pun, meski sudah dibentuk tim khusus, dosen ilmu politik FISIP Universitas Indonesia (UI) Chusnul Mar’iyah me- nambahkan, proses reformasi birokrasi di Indonesia tetap saja lambat. Pelayanan publik masih lemah dan malah mem- perlambat proses pelayanan. “Meskipun sudah dicanangkan reformasi birokrasi, budaya memperlambat urusan menjadi hal yang biasa,” timpalnya. Dari sisi legislasi, Mas’ud menambahkan, reformasi birokrasi di Tanah Air bisa di- dorong dengan mempercepat penyelesaian Rancangan Un- dang-Undang (RUU) Adminis- trasi Pemerintahan, RUU Kode Etik Penyelenggara Negara, RUU Kepegawaian Negara, serta RUU Tata Hubungan Kewenangan antara Pemerin- tahan Pusat dan Daerah. “Lem- baga negara harus nirlaba alias tidak mencari keuntungan. Karena, pegawai negeri ada- lah pelayan rakyat.” Terkait reformasi birokrasi, pemerintah telah menganggarkan dana cadangan remunerasi Rp14 triliun untuk enam kemente- rian dan lembaga (K/L) dalam APBN Perubahan 2010. Enam K/L itu yakni Kemenko Kesra, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, Kemenko Polhukam, Ke- menperin, dan BPPT. (*/P-4) Politik & HAM | 3 SABTU, 18 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA MENUJU PEMILU 2014: Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum berbicara dalam konferensi pers seusai membuka workshop Partai Demokrat di Jakarta, kemarin. Workshop membahas penataan kembali Undang-Undang Politik serta kesiapan partai menuju Pemilu 2014. DINAMIKA MI/SUSANTO Nomor Induk Tunggal Selesai 2011 MENTERI Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan penerbitan nomor induk kependudukan (NIK) tunggal secara nasional akan selesai pada 2011. “Pada 2011 saya harapkan akan tuntas NIK tunggal, agar bisa berlanjut ke e-KTP (kartu tanda penduduk elektronik) dan 2012 selesai e-KTP,” kata Gamawan seusai pencanangan penerbitan NIK secara nasional di Kantor Kelurahan Menteng, Jakarta, kemarin. Pada 2010, pemerintah menargetkan penyelesaian pemutakhir- an data penduduk di 497 kabupaten/kota dan penerbitan NIK di 329 kabupaten/kota. Penerbitan NIK akan dilanjutkan pada 2011 di 168 kabupaten/kota. Kemudian pada 2011 dimulai penerbitan e-KTP di 197 kabupaten/kota. Adapun sisanya di 300 kabupaten/ kota akan diselesaikan pada 2012. Anggaran untuk pengadaan e-KTP ini diusulkan sekitar Rp6,6 triliun. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menegaskan kesiapan melaksanakan pemutakhiran data penduduk, penerbitan NIK, dan KTP elektronik. (Ant/R-2) KPK Tugaskan Jaksa Perwakilan KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menugaskan jaksa perwakilan di daerah setelah beroperasinya pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) di Surabaya, Semarang, dan Bandung. “Dalam waktu dekat kami akan menugaskan perwakilan di ketiga daerah itu,” kata juru bicara KPK Johan Budi SP, di Sura- baya, Jawa Timur kemarin. Namun, sebelumnya dia akan berkoordinasi dengan ketiga kejaksaan tinggi (kejati), yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. “Tugas perwakilan seperti apa, nanti kami bicarakan dulu dengan kejati,” tutur Johan seusai menghadiri peresmian serentak Pengadilan Tipikor Surabaya, Semarang, dan Bandung oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Harin Tumpa di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Harin menyebutkan pendirian pengadilan tipikor di daerah masih terkendala keterbatasan dana dan SDM. (Ant/R-2) Payung Hukum Industri Pertahanan TAHUN 2013 menjadi target konkret Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dalam pengembangan alat utama sistem persen- jataan (alutsista). Itu sebabnya revitalisasi industri pertahanan dini- lai sangat penting untuk memaksimalkan produksi dalam negeri. “Tugas wajib KKIP menyangkut tiga hal strategis, yakni pe- nentuan kualitas, distribusi, dan harga alutsista yang digunakan TNI dan Polri,” ujar juru bicara KKIP Silmy Karim di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin. Berdasarkan Perpres Nomor 42 Tahun 2010 tentang KKIP, lem- baga ini bertugas mengoordinasikan kerja sama luar negeri dalam rangka memajukan dan mengembangkan industri pertahanan. Selain itu, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan juga diharapkan lahir dalam bentuk UU mengenai industri pertahanan. “DPR-lah yang mendorong pembentukan RUU revitalisasi ini, sehingga kami (KKIP) yakin akan lahirnya payung hukum untuk menggerakkan industri pertahanan,” papar Silmy. (*/R-2)

Transcript of SABTU, 18 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Parpol Kecil ... filependirian, memiliki nama, lambang,...

Page 1: SABTU, 18 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Parpol Kecil ... filependirian, memiliki nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mem-punyai persamaan pada pokoknya dengan parpol lain,

PEMERINTAH berniat membi-nasakan partai politik (parpol) kecil dengan mengagenda-kan tahapan verifi kasi tanpa

menunggu pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Par-pol.

“Tidak bisa dilakukan sebelum UU disahkan. Dari dulu, parpol di luar parlemen selalu dipojokkan. Ini sama dengan pemusnahan,” tegas Sekjen Front Persatuan Nasional (FPN) Didi Supriyanto di Jakarta, kemarin.

Selama RUU itu belum disahkan, lan-jutnya, UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Parpol masih berlaku. Ditambah lagi, sejumlah parpol dipastikan menggugat RUU itu setelah disahkan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Rapat Paripurna DPR pada Kamis, 16 Desember 2010, baru menerima RUU tentang Parpol untuk disahkan sebagai UU. RUU itu adalah revisi dari UU No-mor 2 Tahun 2008 tentang Parpol.

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar langsung menyatakan memu-lai tahapan verifi kasi parpol pada 17 Januari 2011. Menurut Patrialis, proses verifikasi akan tuntas dalam kurun waktu enam bulan.

“Verifi kasi sangat bergantung pada inisiatif untuk mendirikan kantor yang diakui camat, bupati, wali kota, hingga gubernur,” paparnya.

Proses verifikasi harus selesai pa-ling lambat 2,5 tahun sebelum pemilu. Artinya, jika pemilu berlangsung pada 2014, verifi kasi setidaknya selesai pada pertengahan 2012. Parpol yang telah memiliki status badan hukum berdasar-kan UU No 2 Tahun 2008 juga harus menjalani verifi kasi.

Untuk memperoleh status badan hukum, setiap parpol harus me-menuhi sejumlah persyaratan. Syarat itu adalah mempunyai akta notaris pendirian, memiliki nama, lambang, atau tanda gambar yang tidak mem-punyai persamaan pada pokoknya

dengan parpol lain, kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersang-kutan, dan paling sedikit 50% dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan, kantor tetap pada tiap tingkatan, serta rekening atas nama parpol.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menyarankan jadwal verifi kasi sebaik-nya ditunda. Apalagi, imbuhnya, ada kemungkinan UU Parpol hasil revisi bakal digugat ke MK.

“Berarti ada maksud politik dengan bersikap cepat seperti ini. Apakah untuk menyingkirkan parpol kecil? Lebih baik tunggu sehingga tidak ada asumsi dan tidak memperumit langkah hukum oleh parpol kecil,” tuturnya.

Barter pasalKetua Umum Partai Demokrat Anas

Urbaningrum mengakui tahun 2010 sangat diwarnai dinamika politik yang sarat dengan saling curiga dan untung rugi.

Termasuk, lanjutnya, dalam pem-bahasan paket UU Politik yang sarat dengan logika kekuatan politik. “Ka-dang-kadang ada tukar-menukar pasal atau ayat,” katanya saat workshop yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat bertema Menata kembali UU menuju Pemilu 2014.

Sementara untuk pembahasan re-visi UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu, lanjutnya, Partai Demokrat menawarkan parliamentary threshold (ambang batas parlemen) 4% hingga 5%. Dalam UU 10 Tahun 2008, ambang batas parlemen sebesar 2,5%.

“Jadi idenya bukan pemasungan par-pol, mendiskriminasi, atau membunuh peluang partai baru atau yang belum berhasil. Tapi ini memberikan kesem-patan bagi semua partai membuktikan diri untuk mendapatkan suara,” papar Anas. (*/P-1)

[email protected]

Parpol Kecil Merasa DisudutkanAryo Bhawono

Ketatnya pertarungan politik mengakibatkan terjadi barter pasal di paket UU Politik.

Reformasi Birokrasi cumaHabiskan Anggaran

SALAH satu cara mempercepat pelayanan publik adalah dengan memangkas jumlah lembaga pemerintahan. Opsi ini seha-rusnya dapat direalisasikan Tim Reformasi Birokrasi yang di-pimpin Wakil Presiden (Wapres) Boediono, daripada terus meng-habiskan anggaran.

Demikian benang merah yang mengemuka dalam semi-nar nasional reformasi birokra-si, yang diadakan Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), di Jakarta, kemarin.

“Indonesia negara yang memiliki lembaga terbanyak dunia akhirat. Sedikitnya 550 lembaga mulai dari kemente-rian hingga tingkat kabupaten/kota. China saja hanya memiliki 11 lembaga, Amerika Serikat 15

lembaga, bayangkan berapa banyak meja dan pintu yang harus dilalui di Indonesia?” ungkap Wakil Ketua MIPI, M Mas’ud Said.

Pun, meski sudah dibentuk tim khusus, dosen ilmu politik FISIP Universitas Indonesia (UI) Chusnul Mar ’iyah me-nambahkan, proses reformasi birokrasi di Indonesia tetap saja lambat. Pelayanan publik masih lemah dan malah mem-perlambat proses pelayanan. “Meskipun sudah dicanangkan reformasi birokrasi, budaya memperlambat urusan menjadi hal yang biasa,” timpalnya.

Dari sisi legislasi, Mas’ud menambahkan, reformasi birokrasi di Tanah Air bisa di-dorong de ngan mempercepat

penyelesaian Rancangan Un-dang-Undang (RUU) Adminis-trasi Pemerintahan, RUU Kode Etik Penyelenggara Negara, RUU Kepegawaian Negara, serta RUU Tata Hubungan Kewenang an antara Pemerin-tahan Pusat dan Daerah. “Lem-baga negara harus nirlaba alias tidak mencari keuntungan.

Karena, pegawai negeri ada-lah pelayan rakyat.” Terkait reformasi birokrasi, pemerintah telah menganggarkan dana cadangan remunerasi Rp14 triliun untuk enam kemente-rian dan lembaga (K/L) dalam APBN Perubahan 2010. Enam K/L itu yakni Kemenko Kesra, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, Kemenko Polhukam, Ke-menperin, dan BPPT. (*/P-4)

Politik & HAM | 3 SABTU, 18 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

MENUJU PEMILU 2014: Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum berbicara dalam konferensi pers seusai membuka workshop Partai Demokrat di Jakarta, kemarin. Workshop membahas penataan kembali Undang-Undang Politik serta kesiapan partai menuju Pemilu 2014.

DINAMIKA

MI/SUSANTO

Nomor Induk Tunggal Selesai 2011MENTERI Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan penerbitan nomor induk kependudukan (NIK) tunggal secara nasional akan selesai pada 2011.

“Pada 2011 saya harapkan akan tuntas NIK tunggal, agar bisa berlanjut ke e-KTP (kartu tanda penduduk elektronik) dan 2012 selesai e-KTP,” kata Gamawan seusai pencanangan penerbitan NIK secara nasional di Kantor Kelurahan Menteng, Jakarta, kemarin.

Pada 2010, pemerintah menargetkan penyelesaian pemutakhir-an data penduduk di 497 kabupaten/kota dan penerbitan NIK di 329 kabupaten/kota. Penerbitan NIK akan dilanjutkan pada 2011 di 168 kabupaten/kota. Kemudian pada 2011 dimulai penerbitan e-KTP di 197 kabupaten/kota. Adapun sisanya di 300 kabupaten/kota akan diselesaikan pada 2012. Anggaran untuk pengadaan e-KTP ini diusulkan sekitar Rp6,6 triliun.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menegaskan kesiapan melaksanakan pemutakhiran data penduduk, penerbitan NIK, dan KTP elektronik. (Ant/R-2)

KPK Tugaskan Jaksa PerwakilanKOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menugaskan jaksa perwakilan di daerah setelah beroperasinya pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) di Surabaya, Semarang, dan Bandung.

“Dalam waktu dekat kami akan menugaskan perwakilan di ketiga daerah itu,” kata juru bicara KPK Johan Budi SP, di Sura-baya, Jawa Timur kemarin.

Namun, sebelumnya dia akan berkoordinasi dengan ketiga kejaksaan tinggi (kejati), yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. “Tugas perwakilan seperti apa, nanti kami bicarakan dulu dengan kejati,” tutur Johan seusai menghadiri peresmian serentak Pengadilan Tipikor Surabaya, Semarang, dan Bandung oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Harifi n Tumpa di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Harifi n menyebutkan pendirian pengadilan tipikor di daerah masih terkendala keterbatasan dana dan SDM. (Ant/R-2)

Payung Hukum Industri PertahananTAHUN 2013 menjadi target konkret Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dalam pengembangan alat utama sistem persen-jataan (alutsista). Itu sebabnya revitalisasi industri pertahanan dini-lai sangat penting untuk memaksimalkan produksi dalam negeri.

“Tugas wajib KKIP menyangkut tiga hal strategis, yakni pe-nentuan kualitas, distribusi, dan harga alutsista yang digunakan TNI dan Polri,” ujar juru bicara KKIP Silmy Karim di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin.

Berdasarkan Perpres Nomor 42 Tahun 2010 tentang KKIP, lem-baga ini bertugas mengoordinasikan kerja sama luar negeri dalam rangka memajukan dan mengembangkan industri pertahanan. Selain itu, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan juga diharapkan lahir dalam bentuk UU mengenai industri pertahanan.

“DPR-lah yang mendorong pembentukan RUU revitalisasi ini, sehingga kami (KKIP) yakin akan lahirnya payung hukum untuk menggerakkan industri pertahanan,” papar Silmy. (*/R-2)