S_1112_PJ_02_2013

download S_1112_PJ_02_2013

If you can't read please download the document

Transcript of S_1112_PJ_02_2013

SURAT DIRJEN PAJAKNOMOR S-1112/PJ.02/2013 TANGGAL 11 DESEMBER 2013TENTANGE-FAKTUR PAJAK

Sehubungan dengan rencana implementasi e-Faktur Pajak pada tahun 2014 dan menjawab beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh KPP, dengan ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut:1.Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tanggal 11 November 2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak. Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut diatur bahwa Faktur Pajak terdiri dari Faktur Pajak berbentuk elektronik (e-Faktur Pajak) dan Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy).2.e-Faktur Pajak merupakan Faktur Pajak sebagai bukti pungutan PPN yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak secara elektronik yang tata caranya diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak. Bentuk e-Faktur Pajak berupa dokumen elektronik yang dapat dicetak (di-print) dalam bentuk kertas atau dalam bentuk file pdf.3.Tujuan penerapan e-Faktur Pajak adalah untuk memberikan kemudahan kepada Pengusaha Kena Pajak dalam membuat Faktur Pajak dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi, antara lain:a.tanda tangan basah digantikan dengan tanda tangan elektronik;b.e-Faktur Pajak tidak diharuskan untuk dicetak sehingga mengurangi biaya kertas, biaya cetak, dan biaya penyimpanan (clerical/administration cost);c.aplikasi e-Faktur Pajak satu kesatuan dengan aplikasi e-SPT, sehingga lebih memudahkan pelaporan SPT Masa PPN; dand.permintaan Nomor Seri Faktur Pajak disediakan secara online via web DJP, sehingga tidak perlu lagi datang ke KPP.4.Bagi DJP, penerapan e-Faktur Pajak akan menigkatkan validitas Faktur Pajak sekaligus berfungsi sebagai collecting data penyerahan BKP/JKP melalui mekanisme Pengusaha Kena Pajak diwajibkan megirimkan seluruh data keterangan Faktur Pajak ke sistem Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan persetujuan dari DJP (approval). e-Faktur Pajak tanpa approval dari DJP bukan merupakan Faktur Pajak.5.Direktorat Jenderal Pajak membangun channeling e-Faktur Pajak dalam beberapa tahap, yaitu:a.Tahap pertama berupa client applicationPKP membuat Faktur Pajak melalui aplikasi yang diberikan DJP dan di-install di PC milik PKP, dimana datanya akan di sinkronkan ke sistem yang ada di DJP.b.Tahap kedua berupa website applicationPKP membuat Faktur Pajak dengan masuk ke Web DJP dan mengisi Faktur Pajak di Web tersebut.c.Tahap ketiga berupa host to host systemPKP membuat Faktur Pajak melalui sistem/aplikasi yang dimiliki PKP, kemudian data tersebut dikirimkan ke sistem DJP dengan menggunakan protocol atau messaging standard yang disepakati bersama.6.PKP yang diwajibkan membuat e-Faktur Pajak akan ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan tahapan sebagai berikut:a.Tahap pertama diberlakukan 1 Juli 2014 untuk PKP tertentu yang dikukuhkan di KPP di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus, dan KPP Madya di Jakarta.b.Tahap kedua diberlakukan 1 Juli 2015 untuk PKP yng dikukuhkan di KPP di Pulau Jawa dan Bali.c.Tahap ketiga diberlakukan 1 Juli 2016 untuk PKP secara keseluruhan 7.Dalam rangka persiapan implementasi e-Faktur Pajak, Direktorat Jenderal Pajak terlebih dahulu melakukan rangkaian testing aplikasi yang telah dilakukan pada bulan November-Desember 2013 dan piloting yang akan dilakukan pada bulan Januari Juni 2014. Perbedaan antara testing dan piloting tersebut adalah:a.Testing aplikasi e-Faktur Pajak1)dilaksanakan oleh 1 (satu) Pengusaha Kena Pajak untuk masing-masing KPP di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus, dan KPP Madya di Jakarta.2)kegiatan testing aplikasi meliputi:a)setting dan ujicoba aplikasi e-Faktur Pajak;b)memberikan penilaian; danc)memberikan masukan.b.Pilot project aplikasi e-Faktur Pajak1)dilaksanakan oleh 5 (lima) Pengusaha Kena Pajak untuk masing-masing KPP di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus, dan KPP Madya di Jakarta.2)pada tahap ini sudah menggunakan aplikasi e-Faktur Pajak dengan infrastruktur yang terpasang dan terhubung dengan sistem DJP.3)kegiatan pilot project meliputi:a)setting dan ujicoba aplikasi e-Faktur Pajak;b)proses pembuatan e-Faktur Pajak sampai dengan menghasilkan output e-Faktur Pajak;c)memberikan penilaian;d)memberikan masukan;e)bimbingan teknis dengan Direktorat Jenderal Pajak; danf)persiapan implementasi. 8.Sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013, akan diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang mengatur mengenai tata cara pembuatan e-Faktur Pajak.Demikian disampaikan.

DIREKTUR,ttdIRAWAN