S1-2014-281198-chapter5

download S1-2014-281198-chapter5

of 4

Transcript of S1-2014-281198-chapter5

  • Bab IX. Kesimpulan

    Geologi, Alterasi, Mineralisasi Bijih, dan Karakteristik Fluida Hidrotermal pada Endapan Emas EpitermalSulfidasi Rendah di Daerah Cihonje-Paningkaban, Kec. Gumelar, Kab. Banyumas, Propinsi Jawa Tengah 180

    BAB IXKESIMPULAN

    1. Kondisi Geologi dan Aspek Pengontrol MineralisasiKondisi geologi di daerah penelitian terdiri dari geomorfologi, stratigrafi dan

    struktur geologi. Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari 2 satuan, yaitu satuanperbukitan struktural denudasional dan satuan perbukitan karst. Stratigrafi daerahpenelitian terdiri dari 4 satuan dari tertua hingga termuda, yaitu satuan perulangangradasi batupasir batulanau yang termasuk Formasi Halang dengan umur MiosenTengah Miosen Akhir. Kemudian diikuti secara tidak selaras pengendapan satuantuf yang diselaraskan dengan Formasi Kumbang yang berumur Pliosen Awal.Kemudian secara tidak selaras diikuti pengendapan satuan batupasir karbonatan dansatuan batugamping secara menjari yang termasuk dalam Formasi Tapak denganumur Pliosen Awal. Sedangkan struktur geologi yang terdapat di daerah penelitianadalah kekar ekstensi, kekar gerus, lipatan (Sinklin Cihonje, Antiklin GunungKembar dan Sinklin Dawuhan) dan sesar (Sesar Naik Kali Tajum, Sesar Geser KiriMenurun Babakan, Sesar Geser Kiri Paningkaban, Sesar Geser Kanan MenaikPanaruban, dan Sesar Turun Menganan Watukandel).

    Aspek geologi yang mengontrol mineralisasi di daerah penelitian didasarkanpada 2 faktor yaitu litologi dan struktur geologi. Satuan perulangan gradasi batupasir batulanau berperan sebagai batuan induk pada proses mineralisasi di daerahpenelitian. Satuan ini memiliki porositas dan permeabilitas yang baik sehinggamemungkinkan terjadinya penetrasi fluida meteorik menuju kedalaman yang lebihdalam dan bertemu dengan fluida magmatik sehingga terjadi mixing dan coolingkemudian terjadi pencampuran dengan fluida lain seperti larutan yang kaya CO2 (airbikarbonat) dan larutan yang bersifat asam (air asam sulfat) sehingga memungkinkanterjadinya presipitasi mineral. Sedangkan litologi breksi diatrema dan satuan tufdiperkirakan terbentuk bersamaan proses mineralisasi. Breksi diatrema terbentukpada mineralisasi tahap awal. Sedangkan satuan tuf tidak mengalami alterasidikarenakan memiliki permeabilitas yang kecil dan berfungsi sebagai lithocaps dalam

  • Bab IX. Kesimpulan

    Geologi, Alterasi, Mineralisasi Bijih, dan Karakteristik Fluida Hidrotermal pada Endapan Emas EpitermalSulfidasi Rendah di Daerah Cihonje-Paningkaban, Kec. Gumelar, Kab. Banyumas, Propinsi Jawa Tengah 181

    proses mineralisasi di daerah penelitian. Sedangkan struktur geologi yang mengontrolmineralisasi adalah kekar ekstensi, Sesar Geser Kiri Menurun Babakan dan SesarGeser Kiri Paningkaban. Sesar geser ini mengontrol naiknya fluida hidrotermal yangkemudian diteruskan ke permukaan oleh bukaan pada kekar ekstensi. Sistem bukaanurat ini dikenal sebagai tipe Jogs yang bersifat transtensional. Bukaan ini berupa en-echelon tension vein. Bukaan ini dicirikan dengan kehadiran urat yang tidak menerus.Bukaan urat yang paling banyak terdapat mineralisasi bijih adalah urat dengan arahbarat laut tenggara.

    Secara umum kontrol struktur terhadap mineralisasi dapat dijelaskan sebagaiberikut: Struktur lipatan dan sesar naik (Sinklin Cihonje, Antiklin Gunung Kembar,Sinklin Dawuhan dan Sesar Naik Kali Tajum) merupakan struktur pre-mineralisasi,sedangkan deretan sesar geser kiri (Sesar Geser Kiri Menurun Babakan dan SesarGeser Kiri Paningkaban) merupakan struktur syn-mineralisasi, kekar ekstensimerupakan struktur pre-syn-mineralisasi, dan yang terakhir sesar paling muda yaituSesar Geser Kanan Menaik Panuruban dan Sesar Turun Menganan Watukandelmerupakan struktur post-mineralisasi.

    2. Karakteristik MineralisasiAlterasi hidrotermal di daerah penelitian dibagi menjadi 4 jenis alterasi yaitu

    alterasi filik, alterasi argilik, alterasi sub-propilitik, dan alterasi lemah sub-propilitik.Alterasi filik dicirikan oleh kehadiran mineral serisitkuarsapirit karbonat klorit.Zona alterasi ini menempati satuan breksi diatrema. Mineral bijih yang terdapat padazona alterasi ini adalah pirit dan hematit.

    Alterasi argilik dicirikan oleh kehadiran mineral illitsmektitillit/smektitkarbonatkuarsaserisitdikit klorit. Zona alterasi ini menempati satuan perulangangradasi batupasir batulanau. Mineral bijih yang terdapat pada zona alterasi iniantara lain, pirit, arsenopirit, cubanite, emas, galena, sfalerit, kalkopirit, tenantit,markasit, elektrum, perak, dan kovelit. Kehadiran pirit, arsenopirit, galena, sfaleritdan kalkopirit cukup melimpah dibanding mineral lainnya.

  • Bab IX. Kesimpulan

    Geologi, Alterasi, Mineralisasi Bijih, dan Karakteristik Fluida Hidrotermal pada Endapan Emas EpitermalSulfidasi Rendah di Daerah Cihonje-Paningkaban, Kec. Gumelar, Kab. Banyumas, Propinsi Jawa Tengah 182

    Alterasi sub-propilitik dicirikan oleh kehadiran mineral kloritklorit/smektitsmektitkarbonat kuarsa zeolit. Zona alterasi ini menempati satuan perulangangradasi batupasir batulanau. Mineral bijih yang terdapat pada zona alterasi iniantara lain pirit, galena, sfalerit, kalkopirit, markasit, dan hematit.

    Alterasi lemah sub-propilitik dicirikan oleh kehadiran mineral klorit/smektit karbonat. Zona alterasi ini menempati bagian distal/terluar dari zona mineralisasi.Zona alterasi ini menempati satuan perulangan gradasi batupasir batulanau. Mineralbijih yang hadir hanya pirit dan hematit.

    Tekstur urat yang dijumpai di daerah penelitian antara lain normal banded,cockade, crustiform, bladed, sakaroidal, dan comb. Sedangkan mineral gangue yangmengisi urat tersebut antara lain mineral karbonat (kalsit, ankerit, dolomit, siderit,rodokrosit, dan witherite) dengan sedikit kehadiran kuarsa, adularia dan serisit padatahap awal mineralisasi. Berdasarkan data geokimia kelimpahan unsur emas (Au)hingga 83 ppm, perak (Ag) hingga 114 ppm, serta kelimpahan unsur tembaga (Cu),seng (Zn) dan timbal (Pb) > 1% terdapat pada tekstur urat cockade-crustiform denganmineral gangue dominan berupa ankerit dan kalsit.

    Berdasarkan interpretasi tekstur urat, mineralogi gangue dan bijih, sertaparagenesis mineral bijih, maka tahapan mineralisasi di daerah penelitian dapat dibagimenjadi 5 tahapan, dimana tahap 1-4 merupakan tahap hipogen dan tahap 5merupakan tahap supergen. Tahapan mineralisasi tersebut adalah tahap 1 (fluidizedbreccia), tahap 2 (quartz vein), tahap 3 (carbonate-base metal), tahap 4 (latecarbonate), dan yang terakhir tahap 5 (supergene). Tahapan mineralisasi tersebutberkisar pada suhu 230~>300 oC untuk tahap hipogen dan 150-210oC untuk tahapsupergen.

    3. Karakteristik Fluida HidrotermalBerdasarkan analisis inklusi fluida, fluida hidrotermal di daerah penelitian

    memiliki salinitas yang rendah berkisar antara 0,71 1,07 wt.% NaCl eq. padamineral induk kuarsa (tahap awal) dan 0,18 wt.% NaCl eq. pada mineral induk kalsit(tahap akhir) dengan temperatur pembentukan antara 250,6 - 290 oC. Perkembangan

  • Bab IX. Kesimpulan

    Geologi, Alterasi, Mineralisasi Bijih, dan Karakteristik Fluida Hidrotermal pada Endapan Emas EpitermalSulfidasi Rendah di Daerah Cihonje-Paningkaban, Kec. Gumelar, Kab. Banyumas, Propinsi Jawa Tengah 183

    fluida hidrotermal menunjukkan telah terjadi percampuran fluida awal dengan fluidayang lebih dingin dan kurang salin. Analisis temperatur pada sampel yang mewakilimineralisasi di daerah penelitian menunjukkan kedalaman pembentukan endapanberkisar pada 890 m dibawah paleosurface dengan tekanan sekitar 74,4 bar.

    4. Tipe Endapan EmasBerdasarkan karakteristik mineralisasi dan karakteristik fluida hidrotermal,

    tipe endapan emas di daerah penelitian merupakan endapan epitermal sulfidasi rendahdengan tipe Carbonate Base Metal Gold. Sistem endapan ini dicirikan olehkehadiran logam dasar dan emas yang cukup melimpah dengan mineral gangue yangdidominasi oleh mineral karbonat. Mineral karbonat ini diperkirakan merupakan hasilpresipitasi fluida hidrotermal awal yang bercampur dengan larutan yang kaya CO2(larutan bikarbonat).