Rumus Analisa Perhitungan Pegas Tekan
description
Transcript of Rumus Analisa Perhitungan Pegas Tekan
Rumus Analisa Perhitungan Pegas Tekan
1. Gaya tekan pegas ( F )
F =
π4 (D2
2−D12 ) Pa
.............................................(lih.1 hal.62) pers 1.9
Dimana:
D1 = Diameter dalam bidang gesek ( cm )
D2 = Diameter luar bidang gesek ( cm )
Pa = Besar tekanan rata-rata ( kg/mm2 )
2. Gaya tekan tiap pegas ( Wl )
Wl =
Fn .................................................................................pers 1.10
Dimana :
n = jumlah pegas
3. Tegangan geser ( g )
g = 0,8 x a…..……..……………….............…………....….pers 1.11
Gbr 2.18 tegangan maksimum dari pegas tekan
Keterangan gambar :
1. kawat musik kelas B
2. kawat musik kelas A
3. kawat baja keras kelas C
4. kawat baja keras kelas B
5. kawat baja tahan karat no. 2
6. kawat baja tahan karat no. 1
7. kawat musik kelas V
8. baja karbon, kawat ditemper dengan minyak, kelas B
9. kawat baja Cr-V ditemper dengan minyak, untuk pegas katup
10. baja paduan
11. baja pegas ( SUP4 )
12. kawat baja karbon ditemper dengan minyak, kelas A
4. Konstanta tegangan Wahl ( K )
K =
4 . c−14 . c−4
+ 0 ,615c ....................................... (lih.2 Hal.316) pers 1.12
Dimana :
c = fungsi indeks pegas
c = D/d………………..………................................………...pers 1.13
Gbr 2.19 faktor tegangan dari Wahl
5. Diameter kawat pegas ( d )
g = K .
8π
.Dd
.W l
d2...........................................(lih.2 Hal.315) pers 1.14
Maka :
d2 = K .
8π
. c .W l
τ g ........................................................................pers 1.15
6. Diameter lingkaran pegas ( D )
D = 8 x d .................................................................................pers 1.16
7. Lendutan pegas ( )
=
8 .n ' D3W l
d4 .G .................................................. (lih.1 hal,318) pers.1.17
Dimana :
G = modulus geser
n’ =jumlah lilitan yang bekerja
8. Konstanta pegas ( k )
k =
G . d4
8 .n ' . D3...................................................... lih.1 hal.318 pers.1.18
9. Panjang lilitan pegas ( H )
H/D ≤ 4……………………………………..... lih.1 hal.316 pers.1.19
TABEL 2.6 Bahan pegas silindris menurut pemakaiannya
Pemakaian Bahan
Pegas biasa ( dibentuk panas )
Pegas biasa ( dibentuk dingin )
Pegas tumpan kendaraan
Pegas utk katup keamanan ketel
Pegas utk governor kecepatan
Pegas untuk katup
Pegas untuk pemutar telpon, pegas utk
penutup (shutter) kamera
Pegas untuk dudukan,pegas utk mainan
Pegas yang dialiri arus listrik
Pegas anti magnit
Pegas tahan panas
Pegas tahan korosi
SUP4, SUP6, SUP7, SUP, SUP10,
SUP11
SW, SWP, SUS, BsW, NSWS, PBW,
BeCuW, kawat ditemper dg minyak
SUP4, SUP6, SUP7, SP9, SUP11
SWP, SP6, SP7, SUP9, SUP10
SWP, SUP4, SUP6, SUP7, kawat ditemper dg
minyak
SWPV,kawat ditemper dg minyak untuk
pegas katup
SWP
SW
BsW, NSWS, PBW, BeCuW
SUS, BsW, NSWS, PBW, BeCuW
SUS
SUS, BsW, NSWS, PBW, BeCuW
TABEL 2.7 Harga modulus geser G
Bahan Lambang Harga G( kg/mm2 )
Baja pegas
Kawat baja pegas
Kawat piano
Kawat ditemper dg minyak
Kawat baja tahan karat
( SUS 27, 32, 40 )
Kawat kuningan
Kawat perak nikel
Kawat perunggu fosfor
Kawat tembaga berilium
SUP
SW
SWP
-
SUS
BsW
NSWS
PBW
BeCuW
8 x 103
8 x 103
8 x 103
8 x 103
7,5 x 103
4 x 103
4 x 103
4,5 x 103
5 x 103
3. Paku Keling
Paku keling adalah untuk menyambung pelat dan batang. Profil paku keling
dibuat dipabrik khusus dalam bangunan pesawat terbang dan pada umumnya pada
konstruksi logam ringan, banyak dipergunakan paku keling aluminium. Selanjutnya
paku keling tembaga dan aluminium dipergunakan antara lain pada pemasangan
bahan gesek pada kopling dan rem.
Gbr 2.14 Paku Keling
Rumus Analisa Perhitungan Paku Keling
1. Tegangan geser izin (a)
a =
τb
sf1× sf 2 …………………..……......……...(lih.1 hal.8) pers 1.20
Dimana:
b = kekuatan tarik paku keling ( kg/mm2)
2. Tegangan tarik izin (t)
t = 0,18 x a…(kg/cm2)………….…….….....(lih.2 hal.297) pers 1.21
3. Gaya tekan paku keling ( P )
T = P . U …….............……………….…...…..…………....…pers 2.1
Maka :
P = T/U (kg)........………..…............……………………..…pers 2.2
Dimana : P = Gaya tekan (kg)
T = momen puntir (kg .mm)
U = Jarak paku keling (mm)
4. Harga p tiap paku keling
p =
Pnpk …........…………............……………….......…......…pers 2.3
Dimana : npk = jumlah paku keling
5. Diameter paku keling ( D )
D2 = ( P .4π . τₐ)………………………...….................................pers 2.4
4. Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dan lain-lain, pada poros.
Pasak benam mempunyai bentuk penampang segi empat dimana terdapat bentuk
prismatis dan tirus yang kadang-kadang diberi kepala untuk memudahkan
pencabutannya. Untuk pasak, umumnya dipilih bahan yang mempunyai kekuatan
tarik lebih dari 60 (kg/mm2), lebih kuat dari pada porosnya. Kadang-kadang sengaja
dipilih bahan yang lemah untuk pasak, sehingga pasak akan lebih dahulu rusak
daripada poros atau nafnya. Ini disebabkan harga pasak yang murah dan mudah cara
menggantinya.
Gbr 2.15 Pasak
Rumus analisa perhitungan pasak
1. Alur pasak (b)
b =
ds
4 (mm)……………............……………. lih.1 hal. 9 Gbr 2.14
2. Kedalaman pasak (t)
t =
ds8 (mm)……….............………………… lih.1 hal.10 tab. 1.8
3. Fillet pasak (c)
c =.............………...............……………….... lih.1 hal.10 tab. 1.8
1. Tinggi pasak (h)………….......…………….......... ....lih.1 hal.10 tab. 1.8
Dimana :
ds = diameter poros
t = alur pasak
c = jari – jari filet pasak
b = lebar pasak
r = jari – jari filet dari poros bertangga.
Gbr 2.16 faktor konsentrasi tegangan
Gbr 2.17 faktor konsentrasi tegangan
5. Tegangan geser pasak ()
=
T
( π ds3
16 ) =
5,1 T
ds3...……….............…....... (lih 1 hal 7) pers 1.22
6. Perbandingan tegangan geser yang terjadi selama mengalami
faktor konsentrasi tegangan dari poros :
t a . Sf2
α > .Cb.Kt…………………............…....(lih.1 hal.8) pers 1.23
2.5 Rumus-Rumus Yang Digunakan Dalam Perencanaan Kopling Gesek
2.5.1 Rumus Analisa Perhitungan Plat Gesek
1. Momen puntir yang diteruskan ( T )
T = 9 ,74 . 105 fc P
n1 (mm)………………...........(lih. 1 hal. 59) pers 1.24
2. Besar tekanan pada permukaan bidang gesek ( F )
F =
π4 ( D2
2 - D12 )P (kg)………...……….....… (lih.1 hal.62) pers 1.25
Dimana:
D1 = diameter dalam bidang gesek ( cm )
D2 = diameter luar bidang gesek ( cm )
P = besar tekanan rata-rata ( kg/mm2 )
3. Luas plat gesek ( A )
A =
π4 x ( D2
2 - D12 ) (mm2)…………..….….(lih. 1 Hal.59) pers 1.26
4. Jari-jari rata-rata ( rm )
rm =
D1+D2
4 (mm)…………………..……….(lih.1Hal.59) pers 1.27
maka : D2 dapat dicari dengan persamaan
T = . F . rm .....................................................................lih 1 hal 62
Dimana:
= koefisien gesekan
D1/ D2 jarang lebih rendah dari 0,5...................................lih 1 hal 62
Maka :
D1 = (0,5 - 0,8) D2 ..................................................................pers 1.28
Dimana 0,6 - 0,8 dipilih.
TABEL 2.3 Harga koefisien gesek ( ) dan tekanan rata-rata ( Pa ).
Bahan permukaan kontak
Pa ( kg/mm2 )
Kering Dilumasi
Besi cor dan besi cor
Besi cor dan perunggu
Besi cor dan asbes
Besi cor dan serat
Besi cor dan kayu
0,10 - 0,20
0,10 - 0,20
0,35 - 0,65
0,05 - 0,10
-
0,08 - 0,12
0,10 - 0,20
-
0,05 - 0,10
0,10 - 0,35
0,09 - 0,17
0,05 - 0,08
0,007 - 0,07
0,005 - 0,03
0,02 - 0,03
lih. 1 hal 63 tabel 3.1
2.5.2 Rumus Perhitungan Umur Kopling
1. Momen puntir yang dihitung dari daya penggerak mula ( T )
T = 974 .
fc . Pn1 (kg.m)…............……......... (lih. 1 Hal. 65) pers 1.29
Dimana :
fc = faktor koreksi
P = Daya penggerak mula ( kW )
n1 = putaran poros kopling ( rpm )
2. Kecepatan relatif ( nr )
nr = n1 - n2…………...............…………… (lih. 1 Hal 65) pers 1.30
Dimana :
n1 = putaran poros kopling
n2 = putaran beban ( diasumsikan )
3. Momen percepatan yang diperlukan untuk mencapai waktu
perhubungan yang direncanakan ( Ta )
Ta =
GD2 . n1
375 . t e
+ T11…....………………….......(lih. 1 Hal. 67) pers1.31
Dimana :
GD2 = Efek total gaya terhadap poros kopling ( kg.m2 )
te = Waktu penghubungan rencana ( s )
TL1 = momen beban saat start ( kg.m )
4. Kapasitas momen gesek dinamis ( Tdo )
Tdo Ta . f……………………...............……(lih.1Hal. 67) pers 1.32
Dimana :
f = faktor keamanan
Tdo = momen gesek dinamis ( kg.m )
5. Momen beban saat start ( Tl1)
TL1 T ................................................................(lih 1 hal 65) pers 1.33
6. Kerja penghubung ( E )
E =
GD2. nr2
7160 .
TdoT do - T ................................ (lih. 1 Hla.70) pers 1.34
7. Kerja penghubungan yang diizinkan ( Ea )
E Ea........................................................... (lih. 1 Hal. 70) pers 1.35
8. Waktu penghubungan yang sesungguhnya ( tae )
tae =
GD2. nr375 (Tdo - T ) ........................................ (lih. 1 Hal. 70) pers 1.36
9. Waktu penghubungan
tae < te............................................................ (lih. 1 Hal. 70) pers 1.37
10. Umur plat gesek dalam jumlah penghubungan ( Nml )
Nml =
L3
E . w .................................................. (lih. 1 Hal. 72) pers 1.38
Dimana :
L3 = volume keausan yang diizinkan dari plat gesek (cm3)
w = laju keausan permukaan bidang gesek ( cm2/kg.m )
E = kerja penghubung untuk satu hari ( kg.m/hb )
11.Umur plat dalam hari atau tahun (Nmd )
Nl = N . 60 . td (hari)............................................................pers 2.5
N2 = N . 60 . td . th (tahun).....................................................pers 2.6
Nmd =
N ml
N 2 .(tahun)............................................ .................... pers 2.7
Dimana :
Nl = umur plat dalam hari
N2 = umur plat dalam tahun
N = frekuensi penghubungan ( hb/min )
td = jumlah jam kerja dalam sehari.
th = jumlah hari kerja dalam setahun
TABEL 2.4 laju keausan permukaan plat gesek
Bahan permukaan w [ cm3/(kg.m)]
Paduan tembaga sinter
Paduan sinter besi
Setengah logam
Damar cetak
(3-6) x 10-7
(4-8) x 10-7
(5-10) x 10-7
(6-12) x 10-7
lih.1 Hal 72
TABEL 2.5 batas keausan kopling
Nomor kopling/rem 1,2 2,5 5 10 20 40 70 100
Batas keausan
permukaan ( mm )2,0 2,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,5 3,5
Volume total pada
batas keausan ( cm3)7,4 10,8 22,5 33,5 63,5 91,0 150 210
lih.1 Hal 72