RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit...

130
ANALISIS RISIKO PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT X SKRIPSI Nadya Rathna Riestayati 0404070484 DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Transcript of RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit...

Page 1: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

ANALISIS RISIKO PEMELIHARAAN

PERALATAN MEDIS DI INTENSIVE CARE UNIT

RUMAH SAKIT X

SKRIPSI

Nadya Rathna Riestayati 0404070484

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2008

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 2: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

i

UNIVERSITAS INDONESIA

Analisis Risiko Pemeliharaan Peralatan Medis di Intensive Care Unit Rumah Sakit X

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik

Nadya Rathna Riestayati 0404070484

Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Indonesia Depok, 2008

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 3: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

Analisis Risiko Pemeliharaan Peralatan Medis

di Intensive Care Unit Rumah Sakit X

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Industri Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Indonesia, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau

duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Indonesia maupun di

Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber

informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Depok, 15 Juli 2008

Nadya Rathna Riestayati

NPM 04 04 07 0484

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 4: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

iii

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Nadya Rathna Riestayati NPM : 0404070484 Program Studi : Teknik Industri Judul Skripsi : Analisis Risiko Pemeliharaan Peralatan Medis di Intensive Care Unit Rumah Sakit X Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI Pembimbing : Ir.Fauzia Dianawati, MSi. Penguji : Ir. M. Dachyar, MSc Penguji : Ir. Erlinda Muslim, MEE Depok, 24 Juni 2008 (Ir. Fauzia Dianawati, MSi.)

NIP 132090913

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 5: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa

perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Papa, Mama, Vina, Nisa, dan keluarga yang telah memberikan kasih sayang,

doa, dukungan, dan bantuan.

2. Ir. Fauzia Dianawati, MSi, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikiran didalam mengarahkan penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

3. Ibu Ir. Betrianis MSi, selaku pembimbing akademis

4. Bapak Dachyar dan Ibu Erlinda selaku dosen penguji, yang telah memberikan

masukan pada penulis dalam seminar.

5. Bapak Akhmad selaku dosen mata kuliah manajemen risiko yang membantu

memahami mengenai manajemen risiko

6. Bapak Didi Bastari, Bapak Gampang Setiawan, Bapak Khamdani, Bapak Trio,

Bapak Supandi, dan Bapak Bejo yang telah membantu dalam proses

pengumpulan data.

7. Kebelasan ManRisk yang telah memberikan bantuan, saran, dan dukungan

dalam pembuatan skripsi. Diar, Nuri, Ipeh, Cinde, Fita, Thia, Fahmi yang

telah memberikan dukungan semangat, saran, dan pencerahan dalam

pembuatan skripsi ini dan juga seluruh rekan TI04.

8. Seluruh staf pengajar Teknik Industri UI dan seluruh pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap skripsi ini

dapat membawa manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Depok, 24 Juni 2008 Penulis

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 6: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

v

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nadya Rathna Riestayati

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 April 1986

Alamat : Kompleks Eramas 2000 Kavling E6/7

Pulo Gebang, Jakarta Timur

Pendidikan :

a. SD : SD Paulus II, Bandung (1992-1998)

b. SLTP : SLTPN 13, Jakarta (1998-2001)

c. SMU : SMUN 70 Bulungan, Jakarta (2001-2004)

d. S-1 : Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik Universitas Indonesia (2004-2008)

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 7: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

(Hasil Karya Perorangan) Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nadya Rathna Riestayati NPM/NIP : 0404070484 Program Studi : Teknik Industri Fakultas : Teknik Jenis karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif (Non-exclusiveRoyalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Risiko Pemeliharaan Peralatan Medis di Intensive Care Unit Rumah Sakit X beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggungjawab saya pribadi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok Pada tanggal : 24 Juni 2008

Yang menyatakan

( Nadya Rathna Riestayati)

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 8: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

vii

ABSTRAK Nama : Nadya Rathna Riestayati Program studi : 0404070484 Judul : Analisis Risiko Pemeliharaan Peralatan Medis di Intensive Care

Unit Rumah Sakit X Pemeliharaan merupakan aktivitas yag harus dilakukan untuk mempertahankan kondisi peralatan seperti pada saat awal dan dapat terus berfungsi dengan baik. Kalibrasi peralatan dan pengecekan peralatan medis secara berkala merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan rumah sakit dalam rangka melaksanakan kegiatan pemeliharaan. Pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting untuk memastikan fasilitas dan peralatan medis di rumah sakit dapat berfungsi dengan seharusnya dan tidak terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan medical error yang mengancam patient safety. Salah satu unit yang menjadi fokus utama pemeliharaan peralatan medis adalah Intensive Care Unit (ICU). ICU merupakan unit yang merawat pasien yang memerlukan perawatan intensif dan monitoring intensif, oleh karena itu harus selalu dipastikan peralatan di unit ini harus berjalan dan berfungsi dengan baik, dan peran dari pemeliharaan sangat besar dalam menunjang lancarnya operasional ICU. Namun dalam pelaksanaannya kegiatan pemeliharan tidak pernah lepas dari risiko. Oleh karena itu manajemen risiko perlu dilakukan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan kemudian menyusun strategi penanganan risiko. Penelitian dilakukan dalam ruang lingkup pelaksanaan pemeliharaan peralatan medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat dari risiko kategori tinggi hingga risiko kategori rendah. Risiko yang masuk ke dalam tahapan analisis alokasi biaya merupakan risiko peringkat lima besar dan akan dilakukan simulasi dengan menggunakan OptQuest. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh usulan penanganan untuk setiap risiko yang terjadi dan optimalisasi alokasi biaya lima risiko peringkat teratas terhadap 5 jenis skenario pengalokasian budget dengan jumlah yang berbeda untuk tiap skenario. Hasil yang didapatkan dari simulasi adalah optimasi alokasi biaya dengan asumsi ketersediaan dana untuk mengelola penanganan risiko. Kata kunci: Pemeliharaan, Peralatan Medis, Manajemen Risiko, OptQuest

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 9: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

viii

ABSTRACT Name : Nadya Rathna Riestayati Study Program: Industrial Engineering Title : Risk Analysis of Medical Equipment Maintenance in Hospital

X’s Intensive Care Unit Maintenance represent activity that should be done to maintain the condition of medical device as build and its function can work properly. Medical device’s scheduled calibration and periodical maintenance become part of maintenace-focused approach that hospital does. Maintenance is one of the important factor s to assure facility and medical devices can function properly in good condition and to prevent broken device that can cause medical error and threat patient safety. One of the units that become main focus of medical device maintenance activity is Intensive Care Unit (ICU). ICU is a unit that has a function to take care patient who needs care and monitoring intensively. Because of this reason, the medical devices in this unit have to be guaranteed can function in good condition and can be seen that maintenance activity plays a major role in this part. However, in the operational of maintenance activity never free from risks that may happen, therefore risk management is needed to identify, measure, and then prepare strategy to manage risks as base to build risk management intact. This research is conducted in the scope of medical device maintenance in Hospital X. The risk items will be assessed by survey and then arranged based on its position from high risk category to low risk category. Risks that enter cost allocation analysis phase are risks that belong to five biggest risks. These risks will be analyzed using OptQuest. The objectives of this research are to gain response planning for each risk that will be mitigated and to get optimal budget allocation for every risk mitigation plan according to five different budget scenarios. The result from simulation is budget allocation with several available budget assumptions to mitigate risks. Keywords: Maintenance, Medical Devices, Risk Management, OptQuest

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 10: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................ iv RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................... . v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vi ABSTRAK................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xv 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2.Diagram Keterkaitan Masalah ........................................................... 4 I.3.Rumusan Masalah.............................................................................. 4 1.4.Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 1.5.Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 5 1.6.Metodologi Penelitian ....................................................................... 5 I.7.Diagram Alir Metodologi Penelitian .................................................. 7 1.8.Sistematika Penelitian ....................................................................... 8 2. LANDASAN TEORI......................................................................................... 10 2.1. Risiko............................................................................................... 10 2.1.1. Definisi Risiko .................................................................................. 10 2.1.2. Risiko versus Ketidakpastian (Uncertainty) ................................. 11 2.1.3. Klasifikasi Risiko .................................................................... 12 2.2 Manajemen Risiko ............................................................................ 13 2.2.1 Pengertian Manajemen Risiko .................................................. 13 2.2.2 Tahapan Manajemen Risiko...................................................... 15 2.2.2.1 Menetapkan Konteks.................................................... 18 2.2.2.2 Identifikasi Risiko ........................................................ 20 2.2.2.3 Analisa Risiko.............................................................. 22 2.2.2.4 Evaluasi Risiko ............................................................ 33 2.2.2.5 Respon Risiko .............................................................. 34 2.2.2.6 Memonitor risiko ......................................................... 36 2.3 Maintenance...................................................................................... 37 2.3.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) ................................ 37 2.3.2 Preventive Maintenance......................................................... 39

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 11: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

x

3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ................................. 42 3.1. Profil Rumah Sakit ........................................................................... 42 3.2. Product Knowledge .......................................................................... 44 3.2.1. Divisi Sarana dan Prasarana.................................................. 44 3.2.2. Alur Proses di Seksi Sarana Fisik.......................................... 47 3.2.3. Intensive Care Unit............................................................... 48 3.3. Penetapan Konteks ........................................................................... 48 3.4. Identifikasi Risiko ............................................................................ 49 3.4.1. Tahapan Identifikasi Risiko .................................................. 49 3.4.2. Daftar Risiko ........................................................................ 52 3.5. Analisis Risiko ................................................................................. 56 3.5.1. Penyusunan Kuesioner.......................................................... 56 3.5.2. Penyebaran Kuesioner .......................................................... 59 3.5.3. Rekapitulasi Kuesioner ......................................................... 60 3.5.4. Pengolahan Kuesioner .......................................................... 64 4. ANALISIS ............................................................................................... 71 4.1. Evaluasi Risiko ................................................................................ 71 4.1.1 Peringkat Risiko .................................................................... 71 4.1.2. Pemilihan Risiko................................................................... 76 4.2. Penanganan Risiko ........................................................................... 79 4.2.1. Identifikasi Strategi Penanganan Risiko ................................ 80 4.2.2. Pemilihan Alternatif Penanganan Risiko ............................... 87 4.2.3. Alokasi Biaya dengan Opt.Quest........................................... 88 5. KESIMPULAN ....................................................................................... 99 REFERENSI ............................................................................................... 101 LAMPIRAN ................................................................................................ 103

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 12: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

xi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Diagram Keterkaitan Masalah................................................ 4 Gambar 1.2. Diagram alir metodologi penelitian........................................ 7 Gambar 2.1. Hubungan risiko, ketidakpastian dan level informasi (Sumber: J. Davidson Frame hal 9) ....................................... 12 Gambar 2. 2. Salah satu metodologi manajemen risiko ............................... 16 Gambar 2. 3. Hubungan antar komponen manajemen risiko berdasarkan COSO.................................................................................... 17 Gambar 2. 4. Tahapan manajemen risiko berdasarkan AS/NZ 4360:2004 ... 18 Gambar 2. 5. Hubungan antara jenis pemeliharaan...................................... 41 Gambar 3.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit X ...................................... 43 Gambar 3.2. Struktur Organisasi Divisi...................................................... 44 Gambar 3.3. Alur proses seksi sarana fisik ................................................. 47 Gambar 3.4. Contoh ID Risk...................................................................... 58 Gambar 3.5. Contoh pengisian kuesioner ................................................... 59 Gambar 4.1 Diagram batang peringkat risiko ............................................ 73 Gambar 4.2. Diagram lingkaran (pie chart) kategori risiko......................... 73 Gambar 4.3. Diagram lingkaran (pie chart) risiko tinggi ............................ 74 Gambar 4.4. Diagram lingkaran (pie chart) risiko kategori medium ........... 75 Gambar 4.5. Diagram lingkaran (pie chart) risiko kategori rendah ............. 75

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 13: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

xii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penilaian Probabilitas dan Dampak........................................... 23 Tabel 2.2. Kriteria Risiko berdasarkan konsekuensinya ada pihak yang terkait............................................................................... 24 Tabel 2.3. Matriks level risiko................................................................... 25 Tabel 2.4. Kategori Risiko......................................................................... 25 Tabel 2.5. Likelihood-Impact Matrix......................................................... 28 Tabel 2.6. Penilaian Probabilitas dan Dampak........................................... 29 Tabel 2.7. Perbandingan Analisa Kualitatif dan Analisa Kuantitatif........... 29 Tabel 2.8. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif .. 33 Tabel 3.1 Deskripsi kerja tiap personil pada tingkatan jabatan .................. 45 Tabel 3.2. Daftar Peralatan Medis di ICU.................................................. 48 Tabel 3.3. Daftar Risiko ............................................................................ 53 Tabel 3.4. Kriteria Probabilitas.................................................................. 57 Tabel 3.5. Kriteria Dampak ....................................................................... 58 Tabel 3.6. Kode Responden....................................................................... 60 Tabel 3.7. Rekapitulasi Kuesioner ............................................................. 61 Tabel 3.8. Impact-Probability Matrix ........................................................ 65 Tabel 3.9. Kategori Risiko......................................................................... 65 Tabel 3.10. Pengolahan Kuesioner .............................................................. 66 Tabel 4.1. Peringkat Risiko ....................................................................... 72 Tabel 4.2. Frekuensi kejadian dan kerugian yang dialami.......................... 77

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 14: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

xiii

Tabel 4.3. Jumlah kerusakan ringan dan kerusakan berat perbulan ............ 78 Tabel 4.4. Frekuensi kejadian risiko lamanya penggantian peralatan yang rusak ................................................................................ 79 Tabel 4.5. Strategi Penanganan Risiko ...................................................... 84 Tabel 4.6 Kondisi Awal Alokasi Biaya..................................................... 93 Tabel 4.7. Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp 700.000...................... 94 Tabel 4.8 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp 1.750.000................... 95 Tabel 4.9 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp. 3.500.000.................. 96 Tabel 4.10 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp. 5.500.000.................. 97 Tabel 4.11 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp. 6.300.000.................. 98

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 15: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3.5 Kuesioner Penilaian Risiko................................................. 102 Lampiran 4.1.2 Data untuk simulasi ............................................................ 109

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 16: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

xv

DAFTAR SINGKATAN

K3 Koordinator Kelompok Kerja ICU Intensive Care Unit

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 17: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

1 Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri rumah sakit merupakan industri jasa yang menyediakan pelayanan

dalam bidang kesehatan dan sedang berkembang pada saat ini. Rumah sakit

terdapat di setiap provinsi, kotamadya, kabupaten, bahkan di desa, walaupun

hanya dalam skala kecil. Di Indonesia sendiri jumlah rumah sakit sudah mencapai

1.292 rumah sakit yang terdiri dari rumah sakit swasta, rumah sakit

depkes/PEMDA, rumah sakit departemen lain/BUMN, dan rumah sakit

TNI/POLRI yang berada di setiap provinsi di Indonesia. Di provinsi DKI Jakarta

pun terdapat 28 rumah sakit pemerintah dan 76 rumah sakit swasta1.

Pada industri rumah sakit terdapat empat kekuatan yang dapat menjadi

ancaman bagi kelangsungan pelaksanaan rumah sakit, yaitu masyarakat/pasien

sebagai konsumen (Customers), Persaingan antar rumah sakit (Competition), dan

Biaya (Costs)2 . Target utama dari suatu rumah sakit adalah ingin memenuhi

kebutuhan dan keinginan pasien akan pelayanan yang baik dan nyaman, fasilitas

yang memadai dan nyaman. Dengan semakin banyaknya jumlah rumah sakit saat

ini, yang juga berkeinginan dalam meningkatkan mutu rumah sakit, baik dalam

hal pelayanan ataupun fasilitas yang disediakan rumah sakit; sehingga hal ini

menimbulkan suatu keadaan persaingan yang ketat di antara rumah sakit. Bagi

rumah sakit yang tidak meningkatkan mutu pelayanan jasa dan fasilitas yang

nyaman dan tidak melakukan inovasi-inovasi baru,akan ditinggalkan oleh

pasien/masyarakat pengguna jasanya.

Munculnya begitu banyak rumah sakit merupakan bukti adanya sambutan

yang baik dari para investor dan usahawan terhadap pola kebijaksanaan

pemerintah yang menganjurkan partisipasi swasta dalam bidang kesehatan.

Mengingat sistem pelayanan kesehatan yang dianut pembiayaannya masih

sebagian besar ditanggung oleh masyarakat/pasien itu sendiri, dengan demikian

masyarakat pun mempunyai kebebasan untuk memilih rumah sakit yang disukai

atau diyakininya. Hal ini memicu adanya persaingan sebenarnya dimana dapat

memacu peningkatan mutu pelayanan di tiap unit di rumah sakit, tetapi bagi 1 Bagian Program dan Informasi Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI, 2006 2 Emmyr F. Moeis, Drg., MARS, “ Budaya Mutu Sebagai Bagian Integral Manajemen Rumah Sakit” dalam Cermin Dunia Kedokteran, Edisi Khusus No. 91, 1994, hal 34

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 18: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

2

Universitas Indonesia

rumah sakit itu sendiri yang walaupun tadinya tergolong bermutu baik jika tidak

memperhatikan pemeliharaan mutunya justru sebaliknya akan menjadi

ketinggalan dan tergeser ke golongan bermutu kurang baik, bahkan tidak mustahil

oleh sebab tertentu malah terjadi penurunan mutu pelayanan dan fasilitas medis

rumah sakit itu. Dalam iklim persaingan ketat antar rumah sakit, persaingan dapat

terjadi dalam banyak bentuk, sejauh pasien dapat merasa terpenuhi kebutuhan dan

keinginannya. Hal ini harus dilihat sebagai ancaman bagi kelangsungan hidup

usaha rumah sakit yang dikelola.

Rumah Sakit X merupakan salah satu rumah sakit swasta yang begerak

dalam bidang pelayanan kesehatan umum. Rumah Sakit X melayani rawat jalan;

yang terdiri dari poliklinik spesialis, klink konsultasi; pelayanan kamar bedah,

penunjang medis, dan rawat inap Untuk menghadapi persaingan dengan rumah

sakit pemerintah dan swasta lainnya Rumah Sakit X sebaiknya selalu memastikan

mutu rumah sakit, dalam hal ini adalah mengenai fasilitas-fasilitas (sarana dan

prasarana) pendukung medis yang terdapat di tiap unit di rumah sakit. Fasilitas-

fasilitas pendukung medis di tiap unit ini harus dipastikan selalu berjalan dengan

baik, tidak ada yang rusak atau cacat, dan kebersihannya harus diperhatikan

dengan seksama agar tidak menyebabkan kerugian pada rumah sakit, dalam hal

biaya pemeliharaan, dan pasien, yang biasa disebut dengan medical error. Oleh

karena itu, pemeliharaan dan pengecekan terhadap semua sarana dan prasarana

medis harus menjadi perhatian rumah sakit. Pemeliharan dan pengecekan

peralatan medis menjadi sangat penting untuk ICU (Intensive Care Unit). ICU

merupkan sebuah unit yang merawat pasien yang memerlukan perawatan intensif

dan monitoring yang intensif. Peralatannya banyak dan sangat penting dalam

pemanfaatanya untuk memonitor keadaan pasien sehingga tidak boleh terjadi

kerusakan ataupun gangguan pada sarana medis yang terdapat di ICU tersebut.

Selain penting dalam penggunaannya, sarana medis yang terdapat di ICU tersebut

sangat sensitif terhadap kesalahan perawatan dan pemeliharaan sehingga harus

dirawat dengan baik. Pemeliharaan terhadap peralatan medis rumah sakit di ICU

merupakan salah satu cara untuk mendukung program patient safety yang sedang

diusung oleh World Health Organization (WHO). Inspeksi, pemeliharaan, dan

kalibrasi berkala peralatan medis ICU menjadi salah satu bagian dari pendekatan

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 19: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

3

terhadap manajemen pemeliharaan terhdap peralatan medis yang dilakukan oleh

rumah sakit. Pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang harus

dilakukan untuk mempertahankan kondisi fasilitas seperti pada saat awal (as-

build) dan dapat terus berproduksi sesuai dengan kapasitas aslinya3.

Namun dalam setiap pelaksanaan kegiatan operasional di industri apapun

tidak akan lepas dari resiko yang mungkin terjadi. Begitu juga dengan

pelaksanaan kegiatan pemeliharaan di ICU terdapat berbagai macam risiko yang

berpotensi untuk terjadi. Oleh karena itu, rumah sakit perlu untuk melakukan

analisis risiko untuk mengidentifikiasi, mengukur, dan dari hasilnya tersebut dapat

menyusun strategi untuk membangun suatu sistem manajemen risiko yang utuh.

Manajemen risiko merupakan sebuah proses untuk menghadapi risiko, yang

meliputi pengidentifikasian dan penganalisaan risiko, mengembangkan strategi

penanganan risiko, dan memonitor risiko bagaimana mereka berubah4. Dalam

manajemen risiko terdapat proses prioritas, dimana risiko yang memiliki

efek/dampak probabilitas terbesar ditangani terlebih dahulu dan risiko yang

memiliki efek/dampak terkecil ditangani paling akhir.

Seperti yang telah diuraikan di atas, maka analisis risiko perlu untuk

dilakukan pada aktivitas pemeliharaan sarana dan prasarana medis di ICU di

rumah sakit. Hal ini dikarenakan kelancaran aktivitas pemeliharaan rumah sakit

akan mendukung kelancaran ativitas operasional yang tejadi. Jika terjadi

kerusakan pada salah satu peralatan medis yang diakibatkan kurang telitinya

pemeliharaan, maka rumah sakit harus mengeluarkan dana tambahan untuk

mengganti peralatan tersebut yang pastinya lebih menghabiskan dana yang lebih

besar, atau dalam situasi yang terburuk bisa saja terjadi kesalahan medis pada

pasien, sehingga dapat menghancurkan nama baik rumah sakit. Oleh karena itu

perlu diadakannya manajemen risiko terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana

medis di rumah sakit.

3 Zurich, “Developing an Effective Maintenance Management Program”, 2001, hal 1 4 Kerzner, “Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling, Eighth Edition “,John Wiley & Sons, 2003

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 20: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

4

1.2. Diagram Keterkaitan Masalah

Gambar 1. 1. Diagram Keterkaitan Masalah

I.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan diagram keterkaitan masalah yang telah

dijelaskan pada poin-poin diatas maka perumusan masalah yang dibahas pada

penelitian ini adalah belum dilaksanakannya manajemen risiko pada pemeliharaan

sarana dan prasarana medis di ICU Rumah Sakit X sehingga belum diketahui

risiko-risiko yang mungkin terjadi pada pemeliharaan.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh usulan penanganan untuk

setiap risiko yang terjadi untuk membantu memberikan improvement pada

manajemen pemeliharaan dan optimalisasi alokasi biaya risiko-risiko prioritas

teratas terhadap skenario 5 jenis pengalokasian budget dengan jumlah yang

berbeda-beda.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 21: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi penelitian pada pokok permasalahan, maka penulis

membatasi ruang lingkup penelitian. Batasan penelitian adalah sebagai berikut:

� Manajemen risiko dilakukan dalam ruang lingkup pelaksanaan

pemeliharaan sarana dan prasarana medis rumah sakit di Intensive Care

Unit (ICU) Rumah Sakit X.

� Analisa risiko pemeliharaan dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan

survei untuk menilai item risiko.

� Responden kuesioner dan survei adalah seluruh staff dan manajer

departemen maintenance rumah sakit, serta staff ICU.

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi yang menggambarkan langkah-langkah penulis dari awal

sampai penelitian ini selesai dapat dilihat di Gambar 1.2. Berikut adalah

penjabarannya:

1. Penentuan Topik Penelitian

Pada fase ini penulis melakukan konsultasi bersama dengan

pembimbing untuk menentukan topik yang ingin diambil dan metode apa

yang ingin digunakan.

2. Penentuan landasan teori

Pada fase ini penulis menentukan, mencari, dan mempelajari

landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. Landasan teori

ini kemudian akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan tugas akhir.

Adapun landasan teori yang terkait adalah mengenai manajemen risiko

secara umum, monte carlo dan manajemen pemeliharaan. Literatur yang

dipelajari meliputi: Manajemen Resiko, Manajemen Pemeliharaan, dan

simulasi Monte Carlo .

3. Mempelajari produk dan proses pemeliharaan di Rumah Sakit

Pada fase ini, produk yang dipelajari adalah peralatan medis yang

terdapat di ICU, baik dari sisi jenis-jenis peralatan medis dan fungsi dari

peralatan medis. Selain mempelajari produk, penulis juga mempelajari

pemeliharaan di ICU Rumah Sakit X termasuk diantaranya personil yang

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 22: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

6

terlibat, jenis-jenis pemeliharaan yang dilakukan, dan waktu pelaksanaan

pemeliharaan.

4. Pengidentifikasian faktor-faktor risiko dan subrisiko dalam pemeliharaan

- Wawancara dengan pihak Rumah Sakit yang merupakan expert dalam

bidang pemeliharaan mengenai masalah-masalah yang sering terjadi

pada peralatan medis.

- Membuat cheeksheet berdasarkan hasil wawancara dengan pihak

pemeliharaan rumah sakit.

5. Penilaian risiko

- Membuat kuesioner yang berisi daftar risiko dengan tujuan

mendapatkan peringkat prioritas dari tiap risiko yang ada.

- Menyebarkan kuesioner kepada pihak pemeliharaan rumah sakit dengan

mengisi frekuensi terjadinya suatu risiko dan besar dampak yang

diakibatkan suatu risiko.

- Mengumpulkan dan mengolah risiko dari kuesioner yang telah

didapatkan.

6. Memilih risiko-risiko yang menempati peringkat teratas.

Pada fase ini penulis memilih risiko dengan peringkat teratas

dengan memetakan dalam risk rating matrix. Risiko-risiko yang termasuk

peringkat teratas inilah yang nantinya akan dibahas lebih lanjut mengenai

penanganannya.

7. Melakukan wawancara dengan pihak rumah sakit untuk menentukan

strategi penanganan risiko beserta perhitungan biaya penanganan risiko

8. Memilih strategi penanganan risiko dengan metode wawancara yang akan

masuk dalam alokasi biaya.

9. Menganalisa biaya penanganan biaya risiko

Pada fase ini penulis menghitung alokasi biaya optimal yang

dibutuhkan untuk penanganan risiko di rumah sakit dengan menggunakan

simulasi Monte Carlo.

10. Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang telah

lakukan dan hasil dari penelitian tersebut.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 23: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

7

I.7. Diagram Alir Metodologi Penelitian

Gambar 1. 2. Diagram alir metodologi penelitian

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 24: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

8

�������������������������� ���� ������������������������� �

�����������������

�����������������

������������������

������ ���

������

��������� ����� ���

������� ��� ��

�������� �!������

� �� ���������������

������

��������� �� ����

������������� ��� ����

������� ��� ���"����

������"����������

����������

�� ����

����������

�������������������

��������#��"���������

������������ ��$����

������������������

������

Gambar 1.2. Diagram alir metodologi penelitian (lanjutan)

1.8. Sistematika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis mengelompokkan dalam pembahasan

yang terdiri dari lima bab, yang meliputi pendahuluan, landasan teori,

pengumpulan dan pengolahan data, analisis, dan kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan.

Pada bab pendahuluan akan menjelaskan mengenai latar belakang

dilakukannya penelitian ini, diagram keterkaitan masalah, rumusan permasalahan,

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 25: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

9

tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

Pada bab landasan teori akan membahas mengenai teori-teori yang

mendukung penelitian ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi manajemen

risiko secara umum, manajemen pemeliharaan, Intensive Care Unit (ICU) dan

monte carlo. Landasan teori ini didapatkan dari buku, jurnal, maupun artikel dari

internet.

Pada bab pengumpulan dan pengolahan akan membahas data yang

dibutuhkan dalam penelitian serta sumber-sumber dan cara untuk mendapatkan

dan mengolahnya. Proses pembuatan kuesioner dan penyebarannya termasuk ke

dalam bab ini.

Pada bab analisis akan menjelaskan mengenai analisis hasil pengolahan data

yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Bab kesimpulan berisi mengenai kesimpulan dari keseluruhan penelitian ini.

Kesimpulan yang diambil akan meliputi keseluruhan hasil penelitian dan saran

yang dapat digunakan untuk perbaikan untuk manajemen risiko maintenance di

Rumah Sakit X.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 26: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

10

Universitas Indonesia

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 27: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

10 Universitas Indonesia

2. LANDASAN TEORI

2.1. Risiko

2.1.1. Definisi Risiko

Sebelum mendalami lebih jauh mengenai risiko ada baiknya didefinisikan

terlebih dahulu mengenai risiko itu tersendiri. Risiko didefinisikan sebagai

kesempatan untuk kegagalan, atau merupakan probabilitas kemunculan

kegagalan/kehilangan dikalikan dengan deviasinya 5 . Menurut Stevenson &

Siefring, risiko diartikan sebagai keadaan bahaya atau kemungkinan terjadinya

kerugian. Lowrance pun mendefinisikan risiko sebagai probabilitas dan dampak

dari kejadian yang merugikan.

Definisi lain risiko adalah sebuah pengukuran probabilitas dan

konsekuensi tidak meraih tujuan proyek yang diinginkan6.

Risiko dapat dihitung dengan mengkombinasikan antara konsekuensi

kejadian dan juga kemungkinan terjadinya kejadian tersebut 7 . Risiko tidak

selamanya menghasilkan pengaruh atau dampak yang negatif, namun juga dapat

membawa pengaruh yang positif.

Menurut AS/NZS 4360:2004 risiko didefinisikan sebagai kesempatan

untuk sesuatu terjadi yang akan mempunyai pengaruh terhadap organisasi dalam

meraih tujuan bisnisnya.

Risiko dihubungkan dengan cara dalam meramalkan atau mengestimasi

kemungkinan terjadinya kerugian. Risiko mempunyai dua komponen utama yang

menentukan dalam suatu kejadian, yaitu:

- Likelihood

Likelihood atau probabilitas adalah kemungkinan terjadinya hazard

event. Hazard itu sendiri dapat didefinisikan sebagai sumber potensial

terjadinya (accident). Dalam pendefinisian risiko menggunakan sudut

pandang likelihood, maka nilai probabilitas mendekati 1 (dengan rentang

nilai probabilitas antara 0 dan 1) merupakan risiko dengan kategori tinggi.

5 Ali Jaafari, “Management of risks, uncertainties and opportunities on projects: time for a fundamental shift”, 2001, Hal 1 6 Ibid 7 Austin Health,”Risk Managemet Policy”,2005 hal 6

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 28: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

11

Universitas Indonesia

- Impact

Impact atau yang disebut juga sebagai konsekuensi merupakan

hasil dari terjadinya hazard event, yang meliputi kerusakan, kehilangan,

kerugian, atau luka pada seseorang. Dalam pendefinisian risiko dengan

menggunakan sudut pandang impact, maka risiko yang menghasilkan

impact terbesar dapat dikatakan sebagai risiko dengan kategori tertinggi.

Menurut Kaplan dan Garrick (Kaplan dan Garrick, 1981), semakin tinggi

dampak yang diakibatkan oleh suatu risiko maka probabilitas kemunculannya

akan semakin rendah. Sebaliknya risiko yang probabilitasnya semakin tinggi,

maka semakin kecil dampat yang diakibatkan oleh risiko tersebut8.

2.1.2. Risiko versus Ketidakpastian (Uncertainty)

Dalam management science, ahli terkadang membedakan antara konsep

risiko dengan konsep ketidakpastian. Saat membuat keputusan dibawah kondisi

risiko, ahli menyatakan bahwa seseorang mengetahui probabilitas dari risiko yang

mungkin terjadi. Sedangkan saat mengambil keputusan didalam kondisi

ketidakpastian, seseorang tersebut tidak memiliki informasi mengenai probabilitas

tersebut 9 . Jika seseorang mengetahui probabilitas sebuah kejadian, maka

seseorang tersebut mempunyai infomasi yang lebih dibandingkan jika tidak

mempunyai informasi sama sekali. Kemudian, dari probabiltas tersebut seseorang

dapat membuat keputusan dibawah kondisi risiko daripada ketidakpastian. Dapat

diambil kesimpulan bahwa risiko lebih memiliki informasi dibandingkan dengan

ketidakpastian. Dengan informasi risiko tersebut, seseorang dapat mengolahnya

secara statistik sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mendukung keputusan

yang akan diambil. Sedangkan kondisi ketidakpastian akan membuat seseorang

mengambil keputusan hanya berdasarakan tebakan saja. Hubungan antara risiko

dengan ketidakpastian dapat dilihat pada Gambar 2.1.

8 Michael J Penncok dan Yacov Y Haimes,” Principles and Guidelines for Project Risk Management”, dalam System Engineering, Wiley Periodicals Inc., vol 5, No. 2, 2002, hal 91. 9 J. Davidson Frame, Managing Risk in Organization: A Guide for Manager, San Fransisco, 2002 hal 8.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 29: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

12

Gambar 2.1. Hubungan risiko, ketidakpastian dan level informasi (Sumber: J.

Davidson Frame hal 9)

2.1.3 Klasifikasi Risiko

Menurut J. Davidson Frame, risiko dapat diklasifikasikan menjadi 6 jenis

risiko, yaitu10:

- Pure atau insurable risk (risiko murni)

Pure risk ditujukan pada kemungkinan terjadinya luka atau

kerugian. Risiko ini terfokus pada kejadian buruk yang terjadi. Biasanya

seseorang akan menggunakan jasa asuransi untuk melindungi dirinya dari

kerusakan atau kerugian yang akan terjadi.

- Business risk (risiko bisnis)

Business risk menunjukkan bahwa kemungkinan untuk

memperoleh keuntungan sama dengan kemungkinan terjadinya kerugian.

Oleh karena itu, seorang pengusaha harus senantiasa memperhatikan setiap

risiko yang akan diperoleh dari bisnis tersebut. Yang perlu diingat, semakin

besar risiko maka semakin besar pula prospek untuk mendapat keuntungan

atau kerugian (high risk high return)

- Project risk (risiko proyek)

Risiko yang biasanya yang terjadi dalam suatu proyek berhubungan

dengan estimasi, baik estimasi terhadap waktu ataupun biaya proyek. Risiko

yang mungkin terjadi dalam proyek misalnya saja waktu pengerjaan proyek

mengalami keterlambatan dari yang seharusnya, atau bisa juga biaya proyek

melebihi dana yang telah dianggarkan.

- Operational risk (risiko operasional)

Definisi risiko operasional adalah risiko kerugian yang berasal dari

ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, orang, dan sistem, maupun

10 J. Davidson Frame, Op. Cit., hal 9

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 30: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

13

peristiwa-peristiwa eksternal. Risiko operasional juga dapat dikatakan

sebagai risiko yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan untuk

menjalankan suatu bisnis. Ada dua komponen pada risiko operasional, yaitu

risiko kegagalan operasional dan risiko strategi operasional.

- Technical risk

Biasanya ketika pertama kali, orang menetakan sesuatu menjadi

risiko atau tidak yaitu saat jadwal, budget, tidak sesuai dengan target awal.

Orang jarang mempertimbangkan risiko yang disebabkan karena masalah

teknis. Padahal risiko ini seharusnya juga harus diperhitungkan terutama

untuk proyek yang mengedepankan tekologi.

- Political risk

Risiko ini menunjukkan situasi yang terjadi saat pembuatan

keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor politik. Misalnya saja dalam

melakukan investasi pembangunan pabrik, pengusaha harus menyesuaikan

perencanaan investasi tersebut dengan kebijakan-kebijakan dari pemerintah

setempat.

2.2 Manajemen Risiko

2.2.1 Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses untuk pengidentifikasian risiko, penilaian

risiko, dan pengambilan langkah-langkah untuk mengurangi risiko sehingga

berada pada tingkat yang dapat diterima. Manajemen risiko merupakan proses

manajemen dimana pelung mendapatkan atau kehilangan terhubung dengan

sebuah kegiatan yang diidentifikasi, evaluasi, dan dikontrol. Manajemen risiko

berdasarkan Australian/New Zealand Risk Management Standard (AS/NZS

4360:2004) merupakan suatu budaya, proses-proses dan struktur yang diarahkan

menuju manajemen efektif dari peluang-peluang potensial dan efek-efek yang

tidak diharapkan. Proses manajemen risiko mencakup mengidentifikasi dan

melacak (tracking) area risiko, mengembangkan perencanaan pengurangan risiko

dalam rangka mengatasi risiko, memonitor risiko dan melakukan penilaian

terhadap risiko untuk menentukan bagaimana risiko dapat berubah.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 31: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

14

Ciri-ciri dari manajemen risiko adalah adanya proses, membutuhkan data

kualitatif dan kuatitatif, dimiliki oleh setiap orang dalam sebuah perusahaan, perlu

dukungan dari top management11. Manajemen risiko dapat diterapkan diberbagai

macam industri dan perusahan. Manajemen risiko dapat diaplikasikan di industri,

dalam hal misalnya:

- Manajemen risiko proyek

- Manajemen risiko safety dan health

- Manajemen risiko security

- Manajemen risiko keputusan

- Manajemen risiko keuangan (finansial)

- Manajemen risiko pemeliharaan (maintenance), dll

Dari beberapa contoh aplikasi manajemen risiko di perusahaan dapat

dilihat bahwa manajemen risiko memiliki manfaat, yaitu12:

• Menghindarkan dari kemungkinan hasil-hasil yang tidak dapat diterima

dan mengejutkan secara biaya

• Keterbukaan dan trasparansi yang lebih besar dalam pembuatan

keputusan dan proses-proses manajemen yang sedang berlangsung

• Proses yang lebih sistematis dan tepat, menyediakan pengertian yang

lebih baik mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan suatu

aktivitas

• Struktur pelaporan yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan.

• Keluaran atau outcome yang lebih baik dalam bentuk efisiensi dan

efektivitas dari aktiitas-aktivitas suatu departemen.

• Penilaian yang tepat dari proses-proses inovatif untuk mengekspos

risiko sebelum risiko tesbeut benar-benar muncul dan mengijinkan

keputusan berdasarkan informasi pada nilai keuntungan dari biaya yang

mungkin

11 Peyman Mestchian. Risk Intelligence – from compliance to performance, dalam Journal Risk Inteligence, 2000, hal 5 12 Risk Management in Department of Family and Community Service, Risk Audit, and Compliance Branch, Australia, 1999

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 32: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

15

Penerapan manajemen risiko di suatu perusahaan dapat meningkatkan

kontrol terhadap kemungkinan risiko-risiko yang dapat terjadi di perusahaan.

Sehingga, secara logika dapat dikatakan dengan diterapkannya manajemen risiko

ini akan menyebabkan risiko mengalami kerugian akan semakin menurun seiring

dengan meningkatnya kontrol perusahaan. Tujuan dasar dari program manajemen

risiko adalah untuk menghindari penyebabnya suatu kerugian, mengurangi efek

finansial dan operasional yang disebabkan oleh kerugian yang terjadi yang tidak

dapt dihindarkan, dan untuk mengecilkan biaya sampai ke tahap yang dapat

diterima oleh perusahaan13.

2.2.2 Tahapan Manajemen Risiko

Pada manajemen risiko terdapat beberapa versi tahapan yang dilakukan di

dalam penerapannya. Misalnya saja tahapan manajemen risiko berdasarkan

Project Management Body of Knowledge (PMBOK) adalah:

1. Perencanaan risiko manajemen

2. Identifikasi risiko

3. Analisis risiko secara kualitatif

4. Analisis risiko secara kuantitatif

5. Perencanaan respon terhadap risiko

6. Kontrol dan pengawasan terhadap risiko

13 Bernard L. Brown, Risk Management for Hospital,Aspen Systems Corporation, Maryland, 2002, hal 2

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 33: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

16

Gambar 2. 2. Salah satu metodologi manajemen risiko

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan manajemen

risiko di suatu perusahaan dapat berbeda-beda sesuai dengan kebijakan perusahan

terhdap risiko yang akan ditangani. Terdapat delapan komponen yang saling

berkaitan dalam manajemen risiko perusahaan yang didefinisikan oleh COSO

(The Comitee of Sponsoring The Treadway Comission), yaitu:

1. Internal enviroment

2. Objective setting

3. Event identification

4. Risk assessment

5. Risk response

6. Control activities

7. Information and communication

8. Monitoring

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 34: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

17

Gambar 2. 3. Hubungan antar komponen manajemen risiko berdasarkan COSO

Australia/New Zealand mempunyai standard yang membahas mengenai

permasalahan manajemen risiko yang lebih dikenal dengan Australia New

Zealand 4360:2004 (AS/NZ 4360:2004). Berikut ini adalah tahapan manajemen

risiko berdasarkan standard AS/NZ 4360:2004:

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 35: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

18

Gambar 2. 4. Tahapan manajemen risiko berdasarkan AS/NZ 4360:2004

2.2.2.1 Menetapkan Konteks

Menetapkan konteks merupakan tahap mendefinisikan parameter dasar

dimana risiko harus diatur dan menentukan ruang lingkup untuk proses

manajemen risiko. Konteks ini meliputi lingkungan internal dan eksternal

organisasi dan tujuan dari aktivitas manajemen risiko. Hal ini meliputi juga

pertimbangan adanya pemisah antara lingkungan internal dan eksternal. Hal ini

penting untuk meyakinkan bahwa tujuan yang didefinisikan untuk proses

manajemen risiko diperhitungkan pada organisasi dan lingkungan ekternal.

Konteks-konteks di dalam manajemen risiko antara lain adalah14:

1. Menetapkan konteks ekternal

14 Australian/New Zealand Standard, Risk Management, hal 12

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 36: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

19

Pada tahap ini mendefinisikan lingkungan eksternal dimana organisasi

beroperasi. Tahap ini juga menjelaskan mengenai hubungan antara

organisasi dan lingkungan eksternalnya, yang meliputi:

- bisnis, sosial, peraturan, budaya, kompetitif, finansial, dan lingkungan

politik

- kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman pada organisasi

- pihak yang berkepentingan namun dari eksternal perusahaan

- pendorong kunci bisnis

2. Menetapkan konteks internal

Sebelum memulai kegiatan/aktivitas manajemen risiko, pada tingkatan

manapun, ada pentingnya untuk mengerti tentang organisasi itu sendiri.

Hal-hal yang meliputi konteks internal adalah:

- budaya perusahaan

- pihak yang berkepentingan pada internal

- struktur

- kemampuan dalam hal sumsberdaya

3. Menetapkan konteks manajemen risiko

Tujuan, objektif, strategi, ruang lingkup, dan parameter dari kegiatan atau

bagian organisasi dimana proses manajemen risiko akan diaplikasikan

sebaiknya ditetapkan. Proses yang akan dilakukan sebaiknya ditangani

dengan konsiderasi penuh terhadap kebutuhan untuk menyeimbangkan

biaya, keuntungan, dan kesempatan. Menentukan ruang lingkup dan

batasan dari aplikasi manajemen risiko meliputi:

- mendefinisikan organisasi, proses, proyek atau kegiatan dan

menetapkan tujuannya dan objektif

- menentukan asal dari keputusan yang akan dibuat

- mendefinisikan kelanjutan dari aktivitas proyek atau fungsi dalam

hal waktu dan lokasi

- mendefinisikan kedalaman dan luas dari aktivitas manajemen

risiko yang kan dilakukan

Hasil dari tahap penetapan konteks ini adalah kriteria-kriteria yang nantinya akan

digunakan pada tahap evaluasi risiko.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 37: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

20

2.2.2.2 Identifikasi Risiko

Pada tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang akan

ditangani. Identifikasi yang teliti menggunakan proses yang terstruktur dan

sistematis adalah penting, karena risiko yang tidak diiidentifikasikan pada tahap

ini tidak akan dimasukkan pada analisa lebih lanjut. Identifikasi sebaiknya

memasukkan risiko walaupun risiko tersebut berada dalam kontrol perusahaan

atau tidak. Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin terjadi diperlukan untuk

mengetahui penyebab-penyebab yang mungkin dan skenario. Banyak cara sebuah

kejadian dapat muncul. Oleh karena itu, sangat penting jika penyebab yang

signifikan tidak dihilangkan15.

Tujuan dari tahap identifikasi ini adalah untuk mengenali risiko yang

mungkin terjadi lebih awal sehingga dapat mengurangi atau mengeliminir

keterkejutan yang diakibatkan risiko tersebut. Kegiatan mengidentifikasi risiko

membutuhkan klasifikasi yang dapat mencakup semua jenis risiko secara detil.

Oleh karena itu sumber-sumber risiko dapat dikelompokkan menurut lingkungan

asalnya, misalnya saja lingkungan finansial.

Dalam melakukan identifikasi risiko ada beberapa tools yang dapat

digunakan, yaitu16:

- Checklist

Berisikan daftar hal-hal yang dibutuhkan atau yang harus dilakukan.

Checklist berguna dalam manajemen risiko terutama ketika kegiatan belum

dilaksanakan. Dengan menggunakan tool ini, seseorang dapat mendata hal-

hal apa saja yang dalam keadaan normal atau tidak normal.

- Brainstorming session

Brainstorming session merupakan sesi dalam mengemukakan ide

mengenai masalah yang terjadi. Dalam brainstorming, setiap orang diberi

kesempatan untuk mengemukakan ide-ide yang dimilikinya tanpa ada yang

berhak melakukan interupsi. Ide yang telah terkumpul tersebut kemudian

dibuat dalam bentuk list idea yang nantinya akan diklasifikasikan

berdasarkan analisa strength, weakness, opportunities, threat (SWOT).

Strength dan weakness merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam 15 Australian/New Zealand Standard, Opcit, hal 16 16 J. Davidson Frame, Op. Cit., hal 50

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 38: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

21

organisasi (faktor internal), sedangkan opportunities dan threat merupakan

faktor-faktor yang berasal dari luar organisasi (faktor eksternal).

- Issues logs

Merupakan bagian dari mereview status proyek dan operasionalnya

setiap bulan. Issue logs merupakan daftar sederhana dari issues atau sesuatu

yang membutuhkan pertimbangan, biasanya issues ini mulai terlihat sejak

pertemuan sebelumnya. Dokumen ini terdiri dari 2 jenis yaitu pending issues

dan clossed issues. Pending issues merupakan issues yang perlu diperhatikan,

biasanya jangka waktunya singkat. Sedangkan closed issues merupakan

issues yang harus diatasi atau ditangani, biasanya jangka waktunya lebih

lama.

- Behavioral models

Tool ini digunakan oleh analis risiko untuk memprediksikan

kemungkinan terjadinya behavior dan dampak yang dihasilkannnya. Menurut

Eliyahu Goldratt (1997), ada dua tipe behavior model yaitu student syndrome

dan Parkinson Law. Student syndrome adalah kebiasaan orang dalam

menunda pekerjaan. Orang-orang yang memiliki tipe ini biasanya akan mulai

mengerjakan pekerjaannya bila telah mendekati batas waktu. Sedangkan

Parkinson Law menyebutkan bahwa ada tipe orang yang akan terus

melakukan pekerjaan sampai waktunya habis. Orang-orang dengan tipe ini

akan terus menerus memperbaiki pekerjaannya selama memiliki waktu untuk

melakukannya

- Diagramming techniques

Dalam teknik diagram ini ada dua tipe yang dapat digunakan, yaitu

fishbone dan process/environment diagram. Dengan menggunakan diagram

fishbone dapat didata sebab-sebab terjadinya suatu kejadian yang berdasarkan

kriteria material, machine, man, method. Sedangkan process/environment

diagram terfokus pada bagaimana proses inti membutuhkan interaksi dengan

lingkungan.

- Flowcharting project

Flowchart dapat menggambarkan proses dinamis dengan sederhana.

Tool ini dapat menggambarkan tahapan-tahapan yang dilakukan selama

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 39: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

22

proses berjalan. Dengan mereview flowchart, seseorang dapat melihat apakah

proses telah berjalan dengan lancar atau tidak, ketidakkonsistenan proses, dan

juga bottleneck proses.

- Regular meeting

2.2.2.3 Analisa Risiko

Penilaian dan pengukuran risiko adalah salah satu langkah dasar

manajemen risiko. Setelah risiko-risiko diidentifikasi, analisa yang lebih dalam

diperlukan untuk mengelola risiko-risiko tersebut dengan baik. Analisa risiko

merupakan sebuah aktivitas yang mengembangkan sebuah pengertian tentang

risiko. Analisa risiko menyediakan input untuk keputusan-keputusan apakah

risiko butuh untuk ditangani dan strategi penanganan risiko yang paling cocok dan

efektif secara biaya17. Analisa risiko melibatkan pertimbangan dari sumber risiko,

konsekuensi positif dan negatif dan probabilitas konsekuensi tersebut akan

muncul. Faktor-faktor yang menyebabkan konsekuensi dan kemungkinan

mungkin diidentifikasi. Risiko dianalisa dengan mengkombinasikan konsekuensi

dan probabilitasnya. Dalam beberapa situasi kontrol yang ada juga

diperhitungkan. Analisa awal dapat dilakukan sehingga risiko yang mirip

dikombinasikan atau risiko dengan dampak yang rendah dieliminasi dari

penelitian.

Penilaian risiko boleh jadi merupakan langkah yang paling penting dalam

proses manajemen risiko, sekaligus merupakan langkah yang paling sulit dan

dipengaruhi oleh tingkat kesalahan yang cukup tinggi. Setelah risiko diidentifikasi

dan selesai dinilai, langkah-langkah berikutnya lebih kepada proses programatis.

Bagian sulit dari manajemen risiko adalah bahwa pengukuran probabilitas

maupun dampak dari sebuah risiko sering tidak pasti. Risiko merupakan sebuah

fungsi yang salah satu variabelnya adalah kemungkinan dari penggunaan sumber

ancaman suatu kelemahan tertentu yang potensial. Variabel lain dari risiko adalah

dampak yang timbul dari peristiwa yang tidak menyenangkan dalam sebuah

organisasi. Sebuah risiko dengan potensi kerugian yang besar dan probabilitas

17 Australian/New Zealand Standard, Opcit, hal 17

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 40: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

23

kemunculan yang rendah akan diperlakukan berbeda dengan risiko lain yang

potensi kerugiannya rendah namun sering terjadi (probabilitas tinggi).

Dalam menghindari atau mengurangi kesalahan pada penilaian risko, maka

tiap-tiap level dampak dan probabilitas harus dapat didefinisikan dengan jelas dan

dikonversikan ke dalam angka-angka tertentu. Definisi yang jelas dari setiap level

tersebut akan sangat membantu dalam menilai risiko-risiko yang ada.

Penilaian risiko terhadap dampak dan probabilitas dibuat berbeda atau

tidak linear dengan tujuan untuk merefleksikan keinginan organisasi untuk

cenderung menghindari risiko-risiko yang mempunyai dampak besar terhadap

aktivitas yang mereka lakukan.

Alokasi angka-angka kemungkinan dan dampak dari risiko yang biasanya

digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 1 Penilaian Probabilitas dan Dampak

(Sumber: Managing Risk in Organization: A Guide for Manager, 2002)

Standard AS/NZ 4360:2004 mendeskripsikan hal-hal apa saja yang

kemungkinan mengalami konsekuensi akibat terjadinya risiko, yaitu orang,

resource, lingkungan, reputasi, kualitas, dan standar profesional.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 41: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

24

Tabel 2. 2. Kriteria Risiko berdasarkan konsekuensinya ada pihak yang terkait

(Sumber: Risk Management Policy and Framework, 2006)

Setelah mengetahui alokasi nilai untuk dampak dan probabilitas, maka

nilai risiko didapat dari hasil perkalian sebagai berikut:

R= (P x D x %R)

dengan:

R = Risiko

P = Probabilitas

D= Dampak

%R = Presentase jumlah responden yang memilih kombinasi jawaban dan

dampak tersebut.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 42: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

25

Tabel 2. 3. Matriks level risiko Almost

Certain(5)Likely

(4)Possible

(3)Unlikely

(2)Rare (1)

Insignificant (1)

Minor (2)

Moderate (4)

Major (8)

Catastrophic (16)

4 x 1 = 4 4 x 2 = 8 4 x 4 = 16 4 x 8 = 32 4 x 16 = 64

1 x 8 = 8 1 x 16 = 16

5 x 1 = 805 x 8 = 405 x 4 =205 x 2 =105 x 1 = 5

1 x 1 = 1 1 x 2 = 2 1 x 4 = 4

2 x 1 = 2

3 x 1 = 3

2 x 16 = 322 x 8 = 162 x 4 = 82 x 2 = 4

3 x 16 = 483 x 8 = 243 x 4 = 123 x 2 = 6

(Sumber: Project Risk Management Handbook, 2007)

Tabel matriks risiko di atas menunjukkan bagaimana tingkatan risiko

secara keseluruhan ditentukan berdasarkan hasil yang didapat dari tiap level

probabilitas dan dampak. Matriks tersebut dapat disesuaikan besarnya sesuai

dengan penilaian risiko yang diinginkan. Semakin besar proyek dan variasi

probabilitas dan dampak dari risiko yang mungkin terjadi maka semakin besar

pula matriks yang akan terbentuk.

Setelah dilakukan perhitungan terhadap nilai risiko, maka risiko dapat

dikategorikan dalam tiga level atau tingkatan berdasarkan range berikut

Tabel 2. 4. Kategori Risiko

(Sumber: Project Risk Management Handbook, 2007)

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat tiga kategori

risk rating, yaitu:

• High

Risiko ini perlu koordinasi dengan pemerintah dan penanganannya

menjadi tanggungjawab top management. Perbedaannya terdapat pada

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 43: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

26

penanganannya yang mendesak dan bukannya sangat mendesak seperti

pada keadaan extreme.

• Medium/Moderate

Risiko yang masuk dalam area kuning ini memberikan risiko

dengan kategori medium terhadap organisasi dan membutuhkan

penanganan untuk mengurangi tingkatan risik sampai pada tingkat yang

bisa diteriman. Pengambilan keputusan dalam menangani risiko ini dapat

dilakukan lokal organisasi. Top management hanya sebatas mengetahui

saja risiko yang terjadi.

• Low

Risiko yang masuk dalam katetegori hijau ini dianggap risiko yang

diterima saja tanpa perlu ditangani segera mungkin tapi harus tetap

dimonitor secara regular.

Dalam analisa risiko ada dua metode analisa yaitu analisa kualitatif dan

analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk menguji dampak dari suatu

risiko melalui aplikasi proses yang mendasar. Analisa kulitatif yang efektif

tergantung pada pengalaman, logika yang baik, dan pengambilan keputusan yang

tepat. Dengan adanya ketiga hal tersebut dapat memungkinkan seseorang

mengembangkan wawasannya. Sedangkan analisa kuantitatif, merupakan analisa

yang memungkinkan seseorang dalam mengembangkan pemahaman secara lebih

mendalam mengenai konsekuensi nyata akibat terjadinya suatu risiko.

Analisa kualitatif dapat dilaksanakan jika data-data yang dibutuhkan telah

terkumpul. Data-data tersebut sebelumnya digunakan dalam proses identifikasi

risiko. Adapun data-data tersebut dapat diperoleh melalui:

• Kuesioner

Informasi yang relevan dapat dikumpulkan melalui pembuatan

kuesioner yang berfokus pada masalah atau lingkup manajemen risiko

yang akan dianalisa. Kuesioner tersebut harus disebarkan pada

manajemen atau pihak-pihak yang sesuai dan dapat memberikan

penilaian terhadap risiko-risiko yang ada.

• Wawancara di lapangan

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 44: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

27

Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan

dengan manajemen risiko atau mempunyai pengetahuan tentang risiko-

risiko yang sedang dihadapi dapat menjadi sumber informasi yang

berguna.

• Peninjauan dokumen

Dokumentasi kebijakan, sistem, dan lain sebagainya dapat

menyediakan informasi-informasi yang diperlukan dalam

mengidentifikasikan atau menilai suatu risiko.

Dalam melakukan analisa risiko kualitatif ada beberapa metode yang dapat

digunakan yaitu:

• Analisa skenario

Analisa skenario adalah sebuah strategi kualitatif yang penting,

tujuannya adalah untuk menciptakan skenario yang jauh ke depan dan

melakukan analisa terhadap skenario-skenario tersebut. Dalam analisa

skenario, semua peristiwa yang mungkin terjadi di masa yang akan

datang dianalisa dengan mempertimbangkan keluaran alternatif yang

mungkin terjadi. Analisa tersebut didesain untuk meningkatkan proses

pembuatan keputusan dengan memasukkan pertimbangan keluaran yang

lebih lengkap dan implikasi-implikasi yang mungkin terjadi di

antaranya.

Dalam metode analisa skenario ada banyak pendekatan yang dapat

dilakukan, namun yang umum untuk dibahas adalah extrapolative dan

normative. Extrapolative menggunakan pendekatan sekarang untuk

menentukan tahapan-tahapan di depannya (projecting forward from

today). Sedankan normative adalah kebalikannya, pendekatan ini

menentukan tahapan-tahapan sebelumnya setelah mengetahui keadaan

masa depan (steeping backward from the future)

• Attribute analysis

Atribute analysis merupakan teknik penyelesaian masalah yang

kreatif. Metode ini biasanya digunakan dalam mengkonsepkan ide untuk

produk baru. Bila menggunakan cara ini, seseorang diajak untuk

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 45: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

28

menggambarkan produk yang diinginkan dan kemudian dibayangkan

apa yang akan terjadi jika attribut tersebut berubah secara dramatis.

• Delphi forecasting

Merupakan teknik yang dikembangkan oleh RAND Coorporation

pada tahun 1960. Namun teknik delphi baru kembangkan sebagai tools

untuk forecasting setelah jaman Greek Oracles. Tujuannya untuk

membantu grup ahli dalam mengembangkan konsensus tentang beberapa

kejadian. Teknik Delphi ini melibatkan sejumlah orang yang

merepresentasikan area tertentu, brsama dengan ahli-ahli. Mereka semua

dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk mengemukakan pendapat

mereka mengenai hal apa yang dapat menjadi masalah.

• Likelihood-Impact Matrix

Dua komponen dari risiko dapat dikombinasikan dalam sebuah

matriks yang disebut likelihood-impact matrix. Matrix ini menawarkan

jalan terbaik dalam mengkategorikan risiko jika dilihat dari konsekuensi

dan probabilitas terjadinya risiko. Berikut ini adalah penggambaran dari

likelihood-impact matrix:

Tabel 2. 5. Likelihood-Impact Matrix

(Sumber: Project Risk Management Handbook)

dengan nilai dari probabilitas dan dampak adalah sebagai berikut

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 46: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

29

Tabel 2. 6. Penilaian Probabilitas dan Dampak NILAI Probabilitas NILAI Dampak

5 Almost Certain 16 Catastrophic

4 Likely 8 Major 3 Moderate 4 Moderate 2 Unlikely 2 Minor 1 Rare 1 Insignificant

(Sumber: Project Risk Management Handbook, 2007)

Untuk memberikan alasan yang lebih akurat tentang konsekuensi yang

akan dialami bila risiko terjadi maka analisa kuantitif lebih tepat untuk digunakan.

Pada tabel 2.7 diperlihatkan perbandingan antara analisa kuantitatif dan analisa

kualitatif:

Tabel 2. 7. Perbandingan Analisa Kualitatif dan Analisa Kuantitatif Faktor Pembanding Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif

Analisa Biaya/Manfaat Tidak YaBiaya Finansial Tidak YaDapat diotomasikan Tidak YaMelibatkan penebakan Tinggi RendahMelibatkan perhitungan yang kompleks Tidak YaJumlah dari informasi yang dibutuhkan Rendah TinggiWaktu untuk pekerjaan yang dilibatkan Rendah TinggiKemudahan berkomunikasi Rendah Tinggi

(Sumber: Krutz and Vinez 2003, hal 24)

Analisa kuantitatif sering melibatkan teknik-teknik yang lebih rumit dan

canggih, dan pada umumnya membutuhkan software komputer. Teknik kuantitatif

dapat sangat berguna jika menggunakan statistik dan proyeksi aktual untuk

menciptakan angka, atau serangkaian angka yang merepresentasikan potensi

kerugian.

Seperti halnya analisa kualitatif, analisa kuantitatif pun memiliki beberapa

metode dalam menilai risiko. Metode atau pendekatan kuantitaif ini dilakukan

untuk melakukan investigasi mengenai dampak risiko yang biasa digunakan oleh

para analis risiko. Para analis risiko menggunakan metode-metode kuantitatif

bukan dengan tujuan menganalisa risiko secara komprehensif melainkan hanya

menyederhanakan pendekatan tersebut sehingga dapat digunakan oleh organisasi,

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 47: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

30

karena sebenarnya tidak ada batasnya saat memformulasikan dampak dari risiko

secara kualitatif18. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam

analisa kuantitatif.

• Modelling risk

Dengan menggunakan model, seseorang dapat mensimulasikan

keadaan sebenarnya tanpa harus mengalaminya secara langsung. Simulasi

memungkinkan seseorang memprediksikan konsekuensi yang terjadi

dengan skenario yang berbeda-beda. Model tersebut dapat dibuat dalam

bentuk sederhana seperti spreadsheet budget atau kompleks seperti halnya

mathematical representation. Sederhana atau kompleksnya model

memberikan kesempatan pada analis untuk menentukan hasil dari kejadian

risiko berdasarkan asumsi yang berbeda. Metode ini dilakukan dalam

analisa sensitivitas untuk menentukan efek pada keseluruhan proyek dari

perubahan salah satu variabel risiko seperti keterlambatan desain atau

biaya material.

• Expected Value Analysis

Expected Value Analysis merupakan salah satu metode dalam

mathematical expectation yang kerap digunakan dalam analisa risiko.

Mathematical expectation memungkinkan seseorang menghitung expected

value dari suatu kejadian. Seperti diketahui nilai dari suatu hasil

berhubungan dengan kejadian dan probabilitas terjadinya.

• Benefit-Cost Ratio Analysis

Analisis ini biasanya digunakan saat membuat keputusan mengenai

investasi (termasuk keputusan pemilihan proyek), namun juga dapat

digunakan untuk mendukung analisa kuantitatif. Konsep dasar dari analisa

ini adalah menghitung nilai keuntungan yang akan diperoleh lalu

kemudian dibagi dengan biaya yang akan dikeluarkan. Hasil dari

pembagian ini (disebut sebagai rasio) nantinya akan dibandingkan dengan

rasio dari alternatif-alternatif yang ada. Metode ini juga dilakukan dalam

analisa sensitivitas.

• Monte Carlo Simulation

18 J. Davidson Frame, Op.Cit, hal 84

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 48: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

31

Simulasi monte carlo biasanya digunakan dalam melakukan analisa

probabilistik yaitu analisa yang menspesifikasikan sebuah distribusi

probabilitas untuk tiap risiko dan kemudian mempertimbangkan efek dari

kombinasi risiko. Metode Monte Carlo digunakan dengan istilah sampling

statistik. Penggunaan nama Monte Carlo, yang dipopulerkan oleh para

pioner bidang tersebut (termasuk Stanislaw Marcin Ulam, Enrico Fermi,

John von Neumann dan Nicholas Metropolis), merupakan nama kasino

terkemuka di Monako. Penggunaan keacakan dan sifat pengulangan proses

mirip dengan aktivitas yang dilakukan pada sebuah kasino. Dalam

autobiografinya, Adventures of a Mathematician, Stanixlaw Marcin Ulam

menyatakan bahwa metode tersebut dinamakan untuk menghormati

pamannya yang seorang penjudi, atas saran Metropolis.

Dalam buku manual penggunaan software Crystal Ball19, simulasi

monte carlo diartikan sebagai sebuah sistem yang menggunakan sejumlah

sampel acak untuk mengukur dampak dari ketidakpastian dari sebuah

model spreadsheet. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh Crystal Ball antara

lain:

- Menggambarkan daerah dari nilai yang mungkin untuk setiap sel

yang berisi ketidakpastian di model spreadsheet. Semua asumsi

yang ada dan diketahui akan langsung digambarkan.

- Melalui proses monte carlo, Crystal Ball mampu memperlihatkan

hasil berupa diagram yang menggambarkan semua kejadian yang

mungkin beserta frekuensinya masing-masing.

Langkah-langkah dasar untuk membangun sebuah simulasi

OptQuest adalah:

1. Menentukan cakupan variabel dan menentukan distribusi

probabilitas yang paling sesuai untuk masing-masing model

2. Membangun model spreadsheet

3. Membuat asumsi untuk variabel probabilitas

19 Crystal Ball 2000, User Manual, hal 2

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 49: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

32

Masing-masing variabel di dalam daerahnya memilih nilai secara

acak, kemudian ditentukan distribusi probabilitas untuk kejadian

nilai variabel tersebut. Hal ini mungkin dicapai melalui kurva

frekuensi kumulatif untuk variabel dan memilih suatu nilai dari

nomor tabel secara acak.

4. Membuat peramalan dari sel yang merupakan variabel output

5. Mengulangi langkah ke-2 dan 3 untuk memperoleh distribusi

probabilitas atas suatu hasil. Banyaknya iterasi yang diperlukan

tergantung pada banyaknya variabel dan derajat tingkat kepercayaan

yang dibutuhkan, tetapi pada umumnya berada pada kisaran 100

sampai 1000.

6. Melakukan simulasi

7. Mengambil kesimpulan

Keputusan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari sering

melibatkan banyak alternatif keputusan. Sebuah model optimasi dapat

menganalisa keputusan yang akan diambil dan memberikan solusi yang

terbaik. Salah satu software yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut

adalah OptQuest yang merupakan bagian dari Crystal Ball. Masalah

optimasi dalam OptQuest dapat diselesaikan dengan mengevaluasi model,

menganalisa dan mengintegrasikannya dengan simulasi sebelumnya yang

telah dihitung di Crystall Ball.

Model optimasi OptQuest memiliki tiga elemen utama, yaitu

variabel keputusan, batasan, dan tujuan. Variabel keputusan adalah

variabel yang dapat dikontrol, seperti jumlah produk yang akan

diproduksi, besarnya investasi yang akan dilakukan, dan lain-lain. Batasan

adalah nilai yang menjadi batasan atas hubungan beberapa variabel

keputusan, seperti jumlah total investasi yang akan diberikan ke beberapa

proyek. Sedangkan tujuan adalah gambaran tujuan dari model secara

matematis, contohnya adalah untuk memaksimalkan laba atau

meminimalkan biaya.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 50: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

33

Penggunaan analisa baik kualitatif maupun kuantitatif tergantung pada

kebutuhan analis. Kedua jenis analisa ini pun dapat dikombinasikan dengan

terlebih dahulu melakukan analisa kualitatif baru dapat dilanjutkan analisa

kuantitatif. Analisa kualitatif dan analisa kuantitatif mempunyai kelebihan dan

kelemahannya masing-masing. Untuk masing-masing kelebihan dan kelemahan

dari kedua jenis analisa tersebut dapat dilihat pada tabel 2.8.

Tabel 2. 8. Kelebihan dan Kekurangan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Jenis Analisa Kelebihan Kekurangan

Mudah dimengerti SubjektifTidak mahal Tergantung kepada keyakinan yang belum terjadi

tidak akan terjadiDapat digunakan bahkan tanpa adanya data yang bagus

Hasil tergantung kepada detail dari format peta risiko

Dapat memberikan gambaran prioritas untuk risiko dalam jumlah yang besar

Terkadang bukan analisa yang bagus untuk faktor-faktor yang mengakibatkan risiko dan bagaimana cara menguranginya

Dapat menunjukkan bahwa keyakinan berdasarkan intuisi biasanya tidak benar

Harus digunakan pada model yang belum tentu merupakan representasi kenyataan

Mengijinkan dasar komunikasi umum Individu boleh mempercayai angka tanpa mmbuat allowance yang cukup untuk asumsi yang tidak pasti atau menolak seluruh analisa kuantitatif dikarenakan metode statistik yang tidak dapat dipercaya

Memaksa pertimbangan yang detail dari faktor-faktor yang mengkibatkan terjadinya risiko

Kualitatif

Kuantitatif

(Sumber: Managing Risk in Organization: A Guide for Manager, 2002)

2.2.2.4 Evaluasi Risiko

Evaluasi Risiko dapat diartikan sebagai proses untuk membandingkan

tingkatan risiko yang didapat dari tahapan analisa dengan kriteria yang ditentukan

oleh organisasi. Kriteria ini membantu dalam menentukan parameter untuk

tindakan yang akan dilakukan dan juga merefleksikan tingkatan risiko organisasi.

Kriteria ini seharusnya merefleksikan operasional, teknikal, finansial, legal, sosial,

dan humanitarian (AS/NZ 4360:2004). Tujuan dari tahapan evaluasi risiko adalah

membuat keputusan berdasarkan keluaran dari analisa risiko mengenai prioritas

dalam manajemen risiko.

Ouput dari tahapan evaluasi adalah daftar kejadian risiko yang dilengkapi

dengan tingkatan risiko. Prioritas terhadap risiko seharusnya dibuat berdasarkan

pertimbangan tipe analisa (baik kualitatif maupun kuantitif), seperti tujuan

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 51: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

34

organisasi, kesempatan yang akan diperoleh organisasi ketika mengambil risiko.

Baik sebelum atau sesudah merespon risiko, risiko-risiko tersebut akan dievaluasi

untuk menentukan sejauh mana treatment perlu dilakukan untuk menangani atau

mengurangi risiko sampai pada tingkatan yang bisa diterima20.

Jika risiko berada pada tahapan acceptable range, maka risiko-risiko

tersebut tidak memerlukan respon yang lebih jauh dari organisasi. Dalam kasus

ini, risiko-risiko tersebut hanya perlu dimonitor untuk memastikan bahwa risiko-

risiko tersebut memang dapat diterima oleh organisasi. Namun jika risiko tersebut

tidak berada pada acceptable range maka risiko tersebut harus direspon dengan

opsi lain yang akan dijelaskan pada sub-sub bab berikut.

2.2.2.5 Respon Risiko

Respon risiko juga dapat dikatakan sebagai perencanaan dalam penangan

risiko itu sendiri. Tujuan dari tahapan ini adalah mempersiapkan seseorang untuk

melakukan sesuatu bila risiko terjadi dan juga mengurangi risiko yang mungkin

terjadi

Terdapat dua tipe respon terhadap risiko, yaitu sebagai berikut21:

• Respon langsung (immediate respon)

Merupakan modifikasi terhadap rencana proyek sehingga

risiko yang teridentifikasi berkurang atau menghilang sama sekali

• Respon darurat (contingency respon)

Sebuah persiapan dalam perencanaan proyek untuk langkah-

langkah tindakan yang hanya akan diimplementasikan jika

konsekuensi yang tidak diinginkan dari risiko yang telah

diidentifikasi muncul.

Menurut standar manajemen risiko AS/NZ 4360:2004, strategi untuk

memperlakukan risiko dibagi menjadi dua kategori, yaitu tindakan mengurangi

atau mengontrol likelihood dan prosedur untuk mengurangi atau mengontrol

konsekuensi. Tindakan yang termasuk ke dalam kategori pertama contohnya

adalah audit, menstruktur kontrak secara efektif, preventive maintenance,

20 Ted Heller, Australia/New Zealand Risk Management Guidline (ASNZ 4360:2004), hal 6 21 C. Noris, J. Perry, dan P. Simon, Project Risk Analysis and Management, The Association for Project Management, Buckinghamshire, 2000, hal 10.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 52: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

35

implementasi manajemen proyek secara efektif, training, dan mendesain

organisasi operasional secara efektif. Sedangkan untuk kategori kedua adalah

prosedur untuk mengimplementasikan contingency plans, menerbitkan kontrak

yang jelas, dan menerbitkan strategi public relation22.

Strategi atau metodologi yang dilakukan dalam merespon risiko bertujuan

untuk meminimalkan likelihood dan impact dari risiko yang terjadi. Strategi atau

metodologi yang digunakan dalam merespon risiko adalah:

• Mencegah risiko (Risk Avoidance)

Mencegah risiko berhubungan dengan upaya untuk mengurangi

kemungkinan seseorang atau sesuatu menderita kerugian akibat terjadinya

risiko.Oleh karena itu, seseorang memilih untuk tidak melakukan aktivitas

yang memicu terjadinya risiko tersebut. Terkadang suatu risiko mempunyai

dampak yang sangat parah sehingga harus dihindari. Dampak potensial yang

dimiliki suatu proyek berarti proyek tersebut sangat mungkin gagal. Untuk

mengetahui risiko-risiko apa saja yang harus dihindari, suatu organisasi harus

mempunyai pengetahuan mengenai toleransi dari risiko yang bersangkutan

terlebih dahulu. Risiko yang dapat diasuransikan sebaiknya dihindari jika

risiko tersebut mempunyai kemungkinan tinggi maupun dampak yang besar

jika muncul.

• Menerima risiko (Risk Acceptance)

Terkadang ada saatnya strategi terbaik adalah dengan menerima risiko.

Hal ini biasanya berlaku untuk kasus-kasus yang memiliki risiko dengan

kemungkinan munculnya adalah rendah hingga menengah, dan dampak yang

dihasilkan yang juga rendah hingga medium jika risiko tersebut muncul. Jika

menerima risiko adalah strategi yang akan digunakan maka manfaat yang

didapat dari menerima risiko tersebut harus seimbang dengan kerugiannya.

Cara yang paling umum digunakan dalam strategi menerima risiko ini adalah

dengan membuat rencana terhadap hal-hal yang mungkin terjadi (contingency

reserves) untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi.

• Mengurangi risiko (Risk Mitigation)

22 J. Davidson Frame, Op.Cit., hal 136

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 53: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

36

Arti kata dari mitigate adalah pengurangan. Dalam pengurangan risiko,

organisasi mencoba mengurangi risiko dengan dua cara. Cara pertama adalah

pengurangan peluang terjadinya risiko. Cara kedua, yaitu pengurangan

dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu risiko. Perbedaan strategi

pengurangan risiko dengan penolakan risiko adalah pada strategi penolakan

risiko organisasi menghilangkan sumber risiko secara keseluruhan. Hal ini

dapat dilakukan dengan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap

berisiko. Dalam pengurangan risiko, organisasi tetap melakukan aktivitas

yang berisiko tersebut namun melakukan aktivitas yang dapat mengurangi

peluang terjadinya risiko dan dampak kerugian yang ditimbulkan.

• Memindahtangankan penanggungjawab risiko (Risk Transfer)

Risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, namun untuk strategi ini

risiko tidak dihilangkan melainkan hanya membuat pihak lain khawatir akan

risiko tesebut. Risiko dapat ditransfer dengan dua cara:

- Risiko-risiko dengan probabilitas kemunculan yang tinggi, tetapi dengan

dampak yang kecil jika benar-benar muncul, sering ditransfer pada pihak

kontraktor untuk dikelola. Kontraktor menerima risiko, mengatur

rencana untuk risiko tersebut, dan menambahkan margin keuntungan

untuk mengelolanya. Hal tersebut dapat dilakukan secara komersial jika

kontraktor mengetahui kemungkinan dan dampak dari tiap-tiap risiko.

- Risiko-risiko dengan probilitas kemunculan yang rendah, tetapi memiliki

dampak yang sangat besar jika terjadi, tindakan yang terbaik adalah

diasuransikan. Perusahaan asuransi menerima risiko dengan pembayaran

premi dan menyebarkan kontrak risiko pada sejumlah besar risiko-risiko

sejenis.

2.2.2.6 Memonitor risiko

Memonitor risiko dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengumpulkan

informasi yang ada mengenai situasi setelah risiko ditangani. Memonitor risiko

juga dapat dikatakan sebagai cara untuk memastikan bahwa proses berjalan lancar

dan semua asumsi mengenai risiko adalah valid. Jika ternyata saat proses berjalan,

asumsi yang ada tidak valid maka feedback perbaikan dapat segera dilakukan.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 54: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

37

Aktivitas monitoring ini biasanya terdiri dari dua elemen, yaitu kebijakan berisi

apa yang harus dilakukan dan prosedur untuk menjalankan kebijakan tersebut.Dua

bentuk sistem informasi untuk pengendalian dapat digunakan. Yang pertama

adalah pengendalian umum, yang digunakan untuk banyak sistem aplikasi dan

memastikan kelangsungan operasionalnya. Yang kedua adalah pengendalian

aplikasi, mencakup tahap-tahap komputerisasi dalam aplikasi software untuk

mengontrol penerapan teknologi. Kedua bentuk pengendalian memastikan

kelengkapan, keakuratan, dan validitas dari informasi yang pengaplikasiannya

dapat dikombinasikan dengan pengendalian manual jika dibutuhkan.

2.3 Maintenance

2.3.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

Maintenance dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dibutuhkan untuk

menjaga suatu fasilitas atau asset agar tetap pada kondisi yang normal dan bekerja

dengan baik23 . Kegiatan ini sangat penting karena jika tidak dilakukan akan

mengakibatkan masalah yang besar dengan biaya yang mahal. Pemeliharaan yang

dilakukan oeh suatu organisasi berdasarkan pada standar yang ditetapkan oleh

masing-masing organisasi. Standar ini berbeda-beda pada tiap organisasi dan jenis

industrinya. Kegiatan pemeliharaan sangat penting untuk memastikan bahwa

instalasi, konstruksi, dan operasional berada pada posisi yang aman sesuai dengan

standard24.

Tujuan dari pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai berikut:

• Untuk memperpanjang usia kegunaan aset

• Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk

produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return on investment)

semaksimum dan seoptimal mungkin.

• Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluuh peralatan yang

dibutuhkan dalam keadaan darurat setiap waktu.

• Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut

• Untuk menjamin terpenuhinya jaminan pelayanan (service level)

23 Lawrence Mann, Maintenance Management, Lexington Books, 1978, hal 1 24 Zurich,” Developing an Effective Maintenance Management Program” 2001, hal 1

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 55: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

38

Untuk membuat sistem pemeliharaan yang baik, ada beberapa elemen

yang harus diperhatikan:

• Komitmen manajemen

Manajemen harus bersungguh-sungguh dalam mendukung kegiatan

pemeliharaan. Manajemen juga harus mengkomunikasikan setiap kebijakan

dan prosedurnya ke seluruh karyawan.

• Budget

Kegiatan pemeliharaan membutuhkan dana yang cukup untuk service

dan pengadaan part. Proses penentuan dana yang dibutuhkan sebaiknya

dilakukan langsung oleh departemen pemeliharaan.

• Management Review

Pastisipasi manajemen berlanjut dalam proses review dan audit. Hal

ini merupakan bagian yang penting untuk mem-follow up dan menentukan

tindakan perbaikan.

• Otoritas

Kebijakan perusahaan seharusnya mendelegasikan otoritas dan

memberikan tanggungjawab ke karyawan yang tepat. Tanggung jawab yang

spesifik dan standar performa seharusnya selalu dikomunikasikan secara

jelas. Proses ekalasi ini dapat dilakukan jika ternyata karyawan yang diberi

tanggungjawab tidak dapat atau mampu untuk mengatasi masalah yang

terjadi.

• Ability (Kemampuan)

Karyawan yang dipekerjakan dalam kegiatan pemeliharaan ini

diharapkan memiliki kemampuan sesuai dengan kriteria, baik dalam hal

kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan mengkomunikasikan

masalah, dan juga kemampuan kepemimpinan. Kemampuan, pengalaman,

dan keahlian merupakan salah satu hal yang dibutuhkan ketika melakukan

perbaikan dan servis.

• Skill dan Training (Kemampuan dan Pelatihan)

Untuk meningkatkan kemampuan teknikan akan peralatan dan fasilitas

yang baru, karyawan pemeliharaan perlu mengikuti pelatihan atau training.

• Inspeksi Fasilitas

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 56: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

39

Inspeksi yang dilakukan meliputi keamanan peralatan, building service

equipment, peralatan proses produksi, dan peralatan industri.

• Audit Pemeliharaan (Maintenance Audit)

Audit merupakan barometer kesuksesan kegiatan pemeliharaan. Audit

akan menunjukkan kesuksesan dalam operasional bila hasil audit

menggambarkan pengurangan biaya pemeliharaan, pengurangan downtime,

serta meningkatkan produksi

• Safety (Keamanan)

Prosedur keamanan atau keselamatan seharusnya dikembangkan untuk

semua kegiatan operasional pemeliharaan. Yang termasuk prosedur

keselamatan adalah peralatan untuk melindungi petugas, keamanan

peralatan, lockout atau logout, material handling.

Berdasarkan waktu, maintenance dapat dikategorikan menjadi25

1. emergency maintenance yaitu pemeliharaan yang harus segera dilakukan

dalam beberapa waktu ke depan.

2. routine maintenance yaitu pemeliharaan yang dilakukan dalam rentang

waktu tertentu

3. preventif maintenance yaitu pemeliharaan yang harus dilakukan sebagai

salah satu prosedur dalam sebuah rencana, biasanya untuk mencegah hal-

hal yang tidak diinginkan

Secara garis besar yang akan dibahas adalah jenis pemeliharaan preventive

maintenance.

2.3.2 Preventive Maintenance

Pemeliharaan secara ideal adalah pemeliharaan preventif, yaitu

pemeliharaan yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan pada fasilitas baik itu

kerusakan pada kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan. Pemeliharaan

preventif dimulai bahkan ketika suatu fasilitas mulai dibangun atau dibeli dari

vendor, aktivitas awalnya adalah dengan memastikan bahwa pendesainan,

pembuatan dan pembelian (spesifikasi) fasilitas tidak menuntut banyak aktivitas

pemeliharaan yang diluar batas normal. Pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk

25 Ibid

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 57: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

40

mencegah kegagalan peralatan yang parah dan juga untuk meningkatkan

produktivitas dengan mengurangi downtime yang tidak terencana dan juga

kerusakan peralatan. Pemeliharaan terencana ini memliki 4 fungsi utama, yaitu

- Membuat jadwal pemeliharaan secara periodik

- Membuat dan mengontrol dokumen yang berisi record service dan

perbaikan seluruh peralatan

- Menentukan daur hidup setiap peralatan

- Mengidentifikasi parts yang kritis, menentukan tingkat inventori dan

mengontrol setiap spare part.

Keuntungan yang berpotensi dihasilkan dari pengaplikasian program

pemeliharaan preventif adalah sebagai berikut26:

• Biaya pemeliharaan yang kecil karena perencanaan yang lebih matang

mengingat orientasi kerja bersifat pra-situasi

• Aktivitas pemeliharaan dapat dilakukan tanpa menggangu aktivitas operasi

dan pemeliharaan itu sendiri karena penyesuaian jadwal yang saling

menguntungkan

• Beberapa aktivitas pemeliharaan preventif adalah kegiatan standar yang

dapat ”dipaketkan” sehingga terbuka alternatif untuk outsourcing

• Downtime dapat diminimalisir karena aktivitas pemeliharaan diusahakan

dilakukan ketika fasilitas memang sedang menganggur

• Persediaan suku cadang untuk pemeliharaan dapat diminimalisir karena

dengan penjadwalan yang baik, supplier dapat mengantisipasi pengiriman

barang pada waktu yang tepat

• Kekisruhan yang seringkali bersumber dari pemeliharaan darurat dapat

diminimalisir karena pemeliharaan preventif merupakan kontra dari

pemeliharaan darurat (emergency) dan salah satu tujuan utamanya

memang untuk mencegah terjadinya aktivitas tersebut

• Kesiagaan peralatan untuk pemeliharaan juga dapat diminimalisir karena

jadwal sudah diantisipasi

26 Lawrence Mann, OpCit, hal 98

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 58: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

41

• Waktu lembur dapat dikurangi yang juga bersumber dari penjadwalan

yang baik

• Meningkatkan faktor keamanan karena berorientasi pada pencegahan

bukan penanggulangan

• Mengurangi polusi yang biasa timbul ketika terjadi masalah darurat

Pemeliharaan terencana dibagai menjadi dua aktivitas utama yaitu

pencegahan dan korektif. Bagian utama pemeliharaan pencegahan meliputi

pemeriksaan, penyetelan minor pada selang waktu yang telah ditentukan serta

penggantian komponen minor yang ditemukan pelu diganti pada saat

pemeriksaan. Pemeliharaan korektif meliputi reparasi minor, terutama untuk

jangka pendek, yang mungkin timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul

terencana (suatu perluasan yang direncanakan dalam rincian untuk jangka panjang

sebagai hasil pemeriksaan pencegahan) misalnya overhaul tahunan.

Berikut ini adalah penggambaran dari jenis-jenis pemeliharaan

berdasarkan pendeskripsian diatas:

Gambar 2. 5 Hubungan antara jenis pemeliharaan

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 59: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

42

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 60: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

42

42 Universitas Indonesia

3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Profil Rumah Sakit

Rumah Sakit X didirikan pada tanggal 12 Desember 1986. Pada saat mulai

beroperasi Rumah Sakit X hanya memiliki fasilitas pelayanan rawat jalan saja,

yang terdiri dari Klinik Umum dan UGD, Klinik Gigi, Klinik Mata, Klinik

Penyakit Dalam, Klinik Kebidanan dan Klinik Bedah.

Pada tahun 1987 fasilitas rawat inap mulai dibuka dengan kapasitas 40

tempat tidur yang diperuntukkan bagi perawatan kebidanan, anak dan umum.

Selanjutnya tahun 1998 pembangunan fasilitas rawat inap bertambah menjadi 149

tempat tidur. Pembangunan fisik rumah sakit terus berkembang dengan

ditambahnya Unit Fisioterapi pada tahun 1994 dan kapasitas ruang perawatan

bertambah menjadi 149 tempat tidur. Perubahan dan pengembangan terus berjalan

diantaranya dengan dibangunnya sebuah masjid yang representatif pada tahun

1997 bersamaan dengan dibangunnya Ruang VIP dan Kelas I serta Unit High

Care.

Visi yang diemban oleh Rumah Sakit X adalah menjadi rumah sakit yang

mempunyai kualitas tinggi terutama untuk wanita Ibu dan Anak, serta pelayanan

gawat darurat dan penyakit infeksi tropik dan menjadi pusat pembentukan kader

persyarikatan dalam bidang kesehatan

Misi dari Rumah Sakit X adalah memberikan pelayanan kesehatan yang

profesional Islami.

Sedangkan tujuan dari Rumah Sakit X adalah untuk mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, melalui pendekatan pemeliharaan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitas), yang dilakukan secara

menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan, serta tuntutan ajaran

agama islam dengan tidak memandang agama, golongan dan kedudukan.

Rumah Sakit X memiliki 1 direktur utama yang membawahi empat

direktur yang mengurus bagian-bagian utama yang terdapat di rumah sakit.

Keempat direktur tersebut membawahi manajer-manajer yang mengurus bidang-

bidang yang lebih spesifik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 61: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

43

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit X

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 62: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

44

3.2. Product Knowledge

3.2.1. Departemen Sarana dan Prasarana

Penulis akan membahas departemen sarana dan prasarana karena

penelitian ini dilaksanakan di departemen ini, khususnya di seksi sarana fisik yang

mempunyai job desc salah satunya untuk melaksanakan maintenance gedung,

umum, dan peralatan medis yang menjadi fokus utama dalam penelitian.

Departemen sarana dan prasarana dikepalai oleh seorang Manajer Sarana

dan Prasarana yang membawahi Seksie Sarana Fisik dan Inventaris dan

Kendaraan. Seksi Sarana Fisiko, yang dikepalai oleh seorang Kepala Seksie,

membawahi tiga Koordinator Kelompok Kerja (K3), yaitu K3 Umum, K3

Bangunan dan Air, dan K3 Elektromedik. Berikut ini adalah struktur organisasi

dalam departemen sarana dan prasarana.

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Departemen

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tugas setiap personil pada tiap

jabatan di departemen sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut

ini:

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 63: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

45

Tabel 3.1 Deskripsi kerja tiap personil pada tingkatan jabatan

������� ������� �� ��

��������������� ������������������� ��

����� ������������������

������������� ������������������

���������������������������� ���� ������

����� ������

���������������������������������������

���������

������ �������� ���������������� �����������!

"������ ������������!� ������������������� #

���� ���������� �����������!

$����� ������������������������ �����������������������

�������%����

&��'�������������� ������������������������������ �#

�� �������������������%����

(����� �������������������������������������������

��� ������#��������������� �� ����������

�)����� ������������ �#�� ���������� ��

���������!

������� ������ ���������� ��������������� ��

���������!

�����������*���������������� ����������������

� ��

��������������������������� ��

������� �*������������������������������������� ��

���������!���������� �����������!� ����������� ��

�����������

������� �*��������������� ������������������������

���

��������������� ������������������� ��

����� ������������������+���

������������� ������������������+���

������ �������� ������������������� ��

���������������� �� �����������,���

�����������-%���������������������������,���

������ ������������������������ ����������������

��� �� �����������,���

"����� ������������������������������������+����

��������

$����� ��������������� �#�� �������� ����� ���

������������,���

&���������*�������� ��������������������

���������� ��

(����� �*����������������������������� �����������!�

������ �������������� ����������������

�)����� �*��������������� �����������������������

+���

�����������������������������������������������

���������

������ �������� ������������������� �#�� ��

���������������������������������������������������

������� ������������!� ����������� ��

����������������������������������������������

�����������-%������������������������!���

�����������������������������������

������ ��������������� ��������������������

������������������������������������

"����� �*�����������������������������������������������

����������

���������������������������

�����������������������

��������� ����

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 64: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

46

Tabel 3.1 Deskripsi kerja tiap personil pada tingkatan jabatan (lanjutan)

������� ������� �� ��

������������������������������� ����������������

��������������������� ��������������� ���

������ �������� ������������������� ������

������������ ����������������

������� ������������!� ����������� ��

������������ ����������������

�����������-%������������� ����������������

"����������������� ���

$����� �*������������������������ ����������������

�����������������������������������������������

����������� ����!������ ������������������

�������������������������������

�������������������������������������������

�������������� ��� ��������������

������ ����������!� ����������.��������������

��������������!������ �����������������������+����

���������������� �

"������������ �#�� ��� ������

������ ����������������������������������� �� ����������

������ �������������������

����������������������������������� �����������������

����������������� ����!������ �������������

������������������ �����

������������������������������������� �����

������ ����������!� ����������.��������������

"�������������!������ �����������������������+����

���������������� �

$������������ �#�� ��� ������

���'���� �� � ������������������������������

���������������������������������

���'���� �� � �����������������������������������������

������ ���������������������������������� ����������

��� �� ����������

������ ���������������

������ ����������!� ����������.��������������

"�������������!������ �����������������������+����

���������������� �

$������������ �#�� ��� ������

������������ ������������� ������������� �� ��

��������

������ ��������� �������+�� ���!

������ ����������!� ����������.��������������

��������������!������ �����������������������+����

���������������� �

������������� �#�� ��� ������

������!"�����������

Pel

aksa

na

Pem

elih

araa

n M

esin

Pel

aksa

na In

stal

asi L

istr

ik

dan

Gen

set

Pel

aksa

na In

stal

asi d

an

Dis

trib

usi A

ir B

ersi

h

Pel

aksa

na

Pem

elih

araa

n B

angu

nan

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 65: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

47

3.2.2. Alur Proses di Seksi Sarana Fisik

Pada alur proses di seksi sarana fisik, terdapat dua alur yang penting, yaitu

alur pemeliharaan berkala dan alur pemeliharaan korektif. Untuk alur

pemeliharaan berkala, dimulai pada saat dimulainya pemeliharaan sesuai jadwal

pemeliharaan yang telah ditetapkan oleh seksi sarana fisik rumah sakit. Jadwal

pemeliharaan berkala peralatan medis di rumah sakit, berbeda-beda tergantung

jenis peralatan medisnya. Saat pemeliharaan dilakukan semua kegiatan

didokumentasikan, baik tidak terdapat temuan masalah pada peralatan tersebut

ataupun ditemukannya masalah. Jika ditemukan masalah pada peralatan medis

tersebut, maka perlu dilakukan pemeliharaan perbaikan. Pemeliharaan perbaikan

yang membutuhkan spare part dalam perbaikan peralatan perlu disesuaikan

dengan kondisi inventori spare part yang ada. Jika spare part yang diinginkan

ada, maka pemeliharaan perbaikan dapat langsung dilakukan, namun jika spare

part yang diperlukan tidak ada inventorinya, maka harus langsung menghubungi

supplier untuk meminta dikirimkan barang baru. Ataupun jika perbaikan peralatan

tidak dapat dilakukan sendiri oleh rumah sakit maka dapat meminta bantuan

supplier, yang bertindak sebagai subkontraktor. Alur proses pemeliharaan berkala

jika terdapat temuan bermasalah ini berlaku juga jika terhadap laporan kerusakan

peralatan medis di luar dari jadwal pemeliharaan yang seharusnya. Semua

kegiatan pemeliharaan, beserta ada atau tidaknya sparepart akan

didokumentasikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Alur proses seksi sarana fisik

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 66: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

48

3.2.3. Intensive Care Unit

Intensive Care Unit atau yang biasa juga disebut dengan Unit Perawatan

Intensif, merupakan sebuah unit yang merawat pasien yang membutuhkan

perawatan yang intensif. Di rumah sakit x, ICU juga dikenal dengan nama HCU

(High Care Unit). Pada unit ICU terdapat 6 tempat tidur (bed),dan 36 peralatan

medis dengan 19 jenis yang berbeda dan mempunyai fungsinya masing-masing

dalam menunjang kesehatan pasien. Pada Tabel 3.2 dapat dilihat daftar peralatan

yang terdapat di unit ICU.

Tabel 3.2. Daftar Peralatan Medis di ICU

3.3. Penetapan Konteks

Konteks manajemen risiko yang penulis tetapkan dalam skripsi ini adalah

manajemen risiko dalam departemen sarana dan prasarana. Departemen ini

merupakan departemen yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan terhadap

gedung, umum, dan peralatan medis di setiap bagian dan unit di rumah sakit,

termasuk Intensive Care Unit. Suatu peralatan dinyatakan masuk ke dalam jadwal

pemeliharaan jika sudah tercatat ke dalam invetaris rumah sakit.

Manajemen risiko dalam departemen ini perlu dilakukan agar risiko-risiko

yang terdapat pada proses pemeliharaan berjalan dengan baik dan risiko tersebut

NO Nama Peralatan Merk Tipe Jumlah1 Tensimeter Riester Nova 12 Tensimeter Erka Erka Meter 13 Suction Pump Medela Basio-30 14 Suction Pump Eastern ES 700 15 Timbangan Pegas Tanita 120 16 Timbangan Pegas Tanita 20 17 ECG Kenz 106 18 Infusion Pump Terumo TE-112 49 Syringe Pump Terumo TE-311 810 Monitor GE Dash 2000 411 Servo Ventilator Siemen Servo-i 312 Patient Monitor Data Scope Parport 5 113 Sterilisator Memert M300 114 Monitor Mindray PM9000 315 Suction Pump Gabler FSE-700 116 DC Shock Nihon Kohden Cardiolife 117 Suction Pump Thomas Medi Pump 118 Bloodwarmer Animec AM-25-SA 119 X-Ray Mobile Horse Head SF-70A 1

36TOTAL

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 67: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

49

tidak sampai mengakibatkan kerugian pada customer yang dalam hal ini adalah

pasien. Karena selama ini pihak rumah sakit belum pernah melakukan manajemen

risiko mengenai peralatan medis maka toleransi risiko diperoleh dari literatur yang

kemudian dikonsultasikan ke pihak rumah sakit.

3.4. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko merupakan proses dalam menentukan apa, kenapa, dan

bagaimana suatu risiko dapat terjadi. Tujuan dari proses ini adalah untuk

mengidentifikasi atau mengenali risiko yang mungkin terjadi lebih awal sehingga

dapat mengurangi atau mengeliminasi dampak dari risiko tersebut. Output yang

diharapkan dari proses identifikasi risiko ini adalah daftar risiko yang nantinya

akan digunakan sebagai input dalam tahapan penilaian risiko.

3.4.1. Tahapan Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan dalam departemen sarana dan prasarana, seksi

sarana fisik Rumah Sakit X. Penulis melakukan dua tahapan dalam

mengidentifikasi risiko, yaitu wawancara dan studi literatur. Tahapan-tahapan

dalam identifikasi risiko yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

• Wawancara

Wawancara dilakukan pada pihak-pihak yang dianggap expert di seksi

sarana fisik Rumah Sakit X mengenai masalah-masalah yang sering terjadi

selama kegiatan pemeliharaan peralatan medis ICU di rumah sakit X.

Kegiatan pemeliharaan didefinisikan sebagai seluruh aktivitas atau kegiatan

pemeliharaan terhadap peralatan medis yang telah tercatat dan terjadwal dalam

jadwal pemeliharaan berkala seksi sarana fisik. Pihak-pihak yang menjadi

responden dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah Kepala Seksi

Sarana Fisik, K3 Elektromedik, K3 Bangunan dan Air, Pelaksana 1, Pelaksana

2, dan Pelaksana 3.

Dari hasil wawancara didapatkan beberapa item risiko yang pernah

terjadi pada saat kegiatan pemeliharaan peralatan medis ICU, yaitu sebagai

berikut:

- Beban tugas personil yang berlebihan

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 68: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

50

- Kecelakaan personil

- Pemadaman listrik

- Kebocoran di dalam ruangan ICU

- Kekurangan budget maintenance

- Kesulitan mendapatkan dana dengan cepat

Dana yang dimaksud disini adalah dana untuk penggantian

peralatan medis yang rusak dan tidak dapat diperbaiki sehingga perlu

untuk membeli peralatan baru.

- Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara

peralatan medis yang sedang diperbaiki oleh supplier

Sistem perbaikan peralatan medis tidak menggunakan sistem sub

kontraktor melainkan menggunakan jasa yang ditawarkan oleh supplier

untuk memperbaiki peralatan medis yang rusak. Suplier yang memperbaiki

perlatan medis yang rusak tersebut merupakan supplier peralatan medis

tersebut. Saat peralatan medis diperbaiki oleh supplier, supplier

menyediakan peralatan medis pengganti sementara untuk digunakan di

rumah sakit dengan tujuan untuk memperlancar operasional unit di rumah

sakit.

- Keterlambatan pengiriman peralatan medis oleh supplier

- Lamanya proses perbaikan

- Kerusakan peralatan medis

- Kerusakan AC sehingga terjadi tetesan air

- Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

- Kekacauan operasional peralatan medik

• Studi Literatur

Selain dari wawancara, penulis juga mencari daftar risiko yang

berdasarkan literatur manajemen risiko. Literatur yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya adalah Project Management Handbook, Managing

Risk in Organization (J. Davidson, 2003). Dari hasil literatur diperoleh

beberapa item risiko yang telah dikelompokan ke dalam 5 item risiko sebagai

berikut:

- Risiko Personil

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 69: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

51

Risiko personil merupakan risiko yang berasal dari personil

departemen pemeliharaan itu sendiri. Yang termasuk ke dalam risiko

personil adalah beban tugas personil yang berlebihan dan kecelakaan

personil.

- Risiko Supplier

Risiko supplier merupakan risiko yang berasal dari supplier. Item

risiko yang termasuk ke dalam kategori ini adalah tidak adanya back up

peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan medis yang sedang

diperbaiki supplier dan keterlambatan pengiriman peralatan medis oleh

supplier.

- Risiko Finansial

Risiko finansial merupakan risiko-risiko yang akan berdampak

secara langsung terhadap biaya. Item risiko yang termasuk ke dalam

kategori risiko ini adalah kekurangan budget maintenance dan kesulitan

mendapatkan dana dengan cepat.

- Risiko Operasional

Risiko operasional dapat dideskripsikan sebagai risiko-risiko yang

terjadi selama kegiatan pemeliharaan (baik pemeliharaan rutin maupun

pemeliharaan korektif) berlangsung. Item risiko yang termasuk ke dalam

kategori ini adalah kerusakan peralatan medis, lamanya proses perbaikan

peralatan, kerusakan AC sehingga terjadi tetesan air, lamanya proses

penggantian peralatan yang rusak, dan kekacauan operasional peralatan

medik.

- Risiko Eksternal

Risiko eksternal dapat dideskripsikan sebagai risiko yang berasal

dari pihak luar. Yang termasuk ke dalam kategori risiko ini adalah

pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN dan kebocoran di dalam

ruangan yang diakibatkan oleh hujan lebat.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 70: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

52

3.4.2. Daftar Risiko

Berdasarkan wawancara dan studi literatur, penulis memperoleh daftar

risiko yang akan menjadi output dari tahap identifikasi risiko. Daftar risiko ini

akan digunakan sebagai input pada tahapan penilaian risiko (analisis risiko).

Item risiko yang didapatkan dari hasil wawancara dikonfirmasikan ke

perusahaan. Setelah dikonfirmasikan, item-item risiko ini kemudian

dikelompokkan ke dalam lima kategori yang didapatkan dari hasil studi literatur,

yaitu risiko personil, risiko eksternal, risiko operasional, risiko finansial, dan

risiko supplier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3. Sebagai

tambahan untuk memperjelas setiap item risiko, penulis juga mencantumkan

penyebab risiko (cause) dan dampak dari terjadinya risiko tersebut.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 71: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

53

Tabel 3.3. Daftar Risiko

����� ���������������������

��!�������������������

������������ �!��������

������������������/������� ��

�������������������!� �

���� ��0

��#����"!������������

$��!�#����#�%��

%������� ���

���� ����������

������!� ����������!����

� ��!� ����

�����������������������������

����������������������&����������������

�������������������

������������

���������������

������

���� ���������� ���$�#�#��������'��"��( ������ ))�&��������

���� *

���������� ����������!������

���������������������

���!� ������ �������� �

�������� ����

���"���!���#"�!���

��������&�

�� ��������������

/����������

��� ����������0�

�������

%��������!� ����� ������

���"������

����������������

���!���&����

1��!�� ����

���������������

�����

���� ���������� ���$�#�#��������'��"��( ������ ))�&��������

� ��� �*

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 72: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

54

Tabel 3.3. Daftar Risiko (lanjutan)

���������������������������

�������������!� ���������

����������$��#�&��

"������������ �����

"��"�����!!�������

�� �����������������

�����$��!������!�

�����#������"������

%����������������

���������������

��� ��!��������

������!� �����

�� ���

%�������������������!� ������

������� #�����

���!��� ���

���������� ��������%�

�"������

2�����!���� ��

���������������������

���

���� ����������

+��* �

������ ))�&�����������$�#�#��������'��"��(

3� ��%14���5'�%14������ �� ��� ����������-����������������

��������� � �

6���� ���� �!� ���������

����� ���������������������

�������

��#�&������������ �

�"��!��

������� ����

��������������

����������� ��

��� � �

������ ))�&������������ ���������� ���$�#�#��������'��"��(

�����*

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 73: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

55

Tabel 3.3 Daftar Risiko (lanjutan)

���� �!���������*� ��$���������

���#�����

%����������������

������ ���

2��������������������������75�

�������75�!� ������

�����������������������

��� ����������

���"����������������

����

2������!�

���������������

����������������

�� ���

1������!� �������������� ��������

������

���"���������

��%��!!����������

�����������

2�������������

��� �����������

���������������!

7�������������������������������

!� ����� ��������!�

��� ������������������

��������

*� ��$���������

���!!�������

����������$��!��"���

%����������������

������ �������

���������������������

��� � �

1������!� ������������������

������

����&�"���

������������

���������� ����

��������� �����

��������������

������

))�&��������

���� ���*

���� ���������� ���$�#�#��������'��"��( ������

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 74: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

56

Setelah membuat daftar risiko yang dikelompokkan ke dalam lima

kategori risiko, penulis mengkonfirmasikan ulang item-item risiko yang ada.

Konfirmasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa daftar risiko sudah mencakup

semua risiko yang mungkin terjadi dalam departemen maupun kegiatan

pemeliharaan (maintenance). Dari hasil konsultasi, pihak rumah sakit yang

diwakili oleh K3 Elektromedik dan Kepala Seksi Sarana Fisik, merasa bahwa

daftar risiko yang telah dibuat sudah mencakup semua risiko sehingga tidak perlu

dilakukan penambahan item risiko.

Selain kepada pihak rumah sakit, penulis juga telah mengkonfirmasikan

daftar risiko ini kepada pembimbing untuk meminta saran maupun kritik. Sama

halnya dengan pihak rumah sakit, pembimbing juga telah menyetujui daftar risiko

yang penulis buat.

Kedua pernyataan ini dapat dijadikan bentuk validasi dari pihak ahli

terhadap hasil dari tahapan identifikasi manajemen risiko. Dengan adanya validasi

ini, penulis menganggap tahapan identifikasi risiko telah selesai.

3.5. Analisis Risiko

Analisis risiko merupakan tahapan selanjutnya setelah dilakukannya

identifikasi risiko. Analisis risiko adalah fase ketika setiap risiko yang telah

teridentifikasi dinilai dengan dua cara, yaitu arti dari probabilitas kemunculan

risiko dan kemudian estimasi dampak dari risiko yang spesifik jika risiko tersebut

muncul. Input pada tahapan analisis risiko ini adalah daftar risiko yang didapatkan

dari tahapan identifikasi risiko. Sedangkan output yang diharapkan dari tahapan

ini adalah tingkatan atau level dari setiap risiko. Metode yang digunakan pada fase

analisis risiko ini adalah dengan metode kuesioner untuk para ahli.

3.5.1. Penyusunan Kuesioner

Untuk dapat memperoleh peringkat risiko atau level dari setiap risiko,

penulis menggunakan kuesioner yang akan disebarkan kepada responden di dalam

seksi sarana fisik. Kuesioner tersebut berisi daftar risiko (yang diperoleh dari

tahapan identifikasi risiko), penilaian terhadap probabilitas terjadinya risiko, dan

juga penilaian terhadap dampak dari risiko tersebut. Untuk probabilitas terjadinya

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 75: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

57

risiko dibagi ke dalam 5 tingkatan, yaitu sangat tinggi, tinggi, medium, rendah,

dan sangat rendah27. Dalam menentukan kriteria dari setiap tingkatan probabilitas,

penulis menggunakan panduan dari literatur yang kemudian dikonsultasikan ke

kepala seksi sarana fisik dan K3 Elektromedik. Pada tabel 3.4 ditunjukkan kriteria

dari setiap tingkatan probabilitas.

Tabel 3.4. Kriteria Probabilitas

PROBABILITAS SKALA DESKRIPSI

Sangat Rendah 1Risiko terjadi hanya pada saat atau keadaan tertentu saja. Probabilitas terjadinya risiko sebesar 0-5%

Rendah 2 Risiko ini mungkin akan terjadi tetapi tidak diperkirakan akan terjadi. Probabilitas terjadinya risiko sebsar 6-20%

Medium 3 Risiko ini diperkirakan mungkin terjadi pada suatu waktu. Probabilitas terjadinya item risiko sebesar 21-50%

Tinggi 4 Risiko ini pasti akan terjadi minimal satu kali dalam satu bulan. Probabilitas terjadinya risiko sebesar 51-90%

Sangat Tinggi 5 Risiko ini pasti akan sering terjadi dalam satu bulan. Probabilitas terjadinya risiko sebesar 91-100%

(Sumber: A Risk Register Database System to Aid The Management of Project

Risk)

Penilaian terhadap dampak juga dibagi ke dalam 5 tingkatan yaitu

Insignificant, Minor, Medium, Medium, Major, dan Catastrophic 28 . Dalam

menentukan kriteria untuk tingkatan dampak penulis kembali mengkombinasikan

antara studi literatur dengan pendapaat dari pihak seksi sarana fisik. Berikut ini

merupakan tingkatan dampak:

27 Patterson, Fiona & Kevin Neailey,” A Risk Register Database System to Aid The Management of Project Risk”, 2002, hal 32 28 Caltrans,” Project Risk Management Handbook: Threat and Opportunities”, 2007, hal 40

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 76: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

58

Tabel 3.5. Kriteria Dampak

IMPACT SKALA DESKRIPSI

Insignificant 1Jika item risiko berdampak sangat kecil terhadap penambahan waktu dan biaya dan dianggap masih dalam batas toleransi

Minor 2Jika item risiko berdampak pada penambahan waktu dan biaya sebesar 0-5% dari perencanaan. Dampak yang dihasilkan tidak mempengaruhi operasional ICU

Moderate 4Jika item risiko berdampak penambahan waktu dan biaya sebesar 6-10% dari perencanaan. Dampak yang dihasilkan mempengaruhi operasional ICU

Major 8Jika item risiko berdampak penambahan waktu dan biaya sebesar 11-20% dari perencanaan. Dampak yang dihasilkan sangat mempengaruhi operasional ICU

Catastrophic 16

Jika item risiko berdampak penambahan waktu dan biaya lebih dari 20% dari perencanaan dan dampak yang dihasilkan sangat mempengaruhi operasional ICU dan dapat mengancam keselamatan pasien (patient safety )

(Sumber: Kombinasi Literatur dan Pihak Rumah Sakit)

Adapun tujuan dibuatnya panduan kriteria ini adalah untuk menyamakan

persepsi dari setiap responden ketika mengisi penilaian sehingga gap yang

dihasilkan dari setiap jawaban responden tidak terlalu besar, yang jika hal ini

terjadi akan membiaskan hasil dari kuesioner tersebut. Selain membuat kriteria

untuk penilaian risiko, penulis juga membuatkan ID Risk untuk setiap item risiko.

Pembuatan ID Risk ini bertujuan untuk mempermudah pengenalan dan

pengontrolan risiko. ID Risk ini memuat kelompok risiko dan nomor risiko.

Sebagai contoh adalah ID Risk RP101, menunjukkan Risiko Pemeliharaan dari

kelompok personil (angka 1 di awal) dan jenis risikonya adalah beban tugas

personil yang berlebihan (nomor risiko 01). Gambar 3.4 menunjukkan contoh

penggambaran ID Risk

RP 1 0 1

Nomor RisikoRisiko Pemeliharaan(Seksi Sarana Fisik)

Kelompok Risiko Personil

Gambar 3.4. Contoh ID Risk

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 77: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

59

Penulis mengklasifikasikan risiko ke dalam 5 kelompok risiko besar.

Berikut merupakan kode untuk setiap kelompok risiko:

1. Kelompok Risiko Personil

2. Kelompok Risiko Finansial

3. Kelompok Risiko Supplier

4. Kelompok Risiko Ekternal

5. Kelompok Risiko Operasional

Dalam pembuatan kuesioner, penulis menampilkan contoh pengisian

kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengisian kuesioner oleh

responden. Contoh dari pengisian kuesioner dapat dilihat pada Gambar 3.5 di

bawah ini.

Gambar 3.5. Contoh pengisian kuesioner

Contoh dari kuesioner yang disebarkan, penulis melampirkannya di bagian

lampiran pada skripsi ini.

3.5.2. Penyebaran Kuesioner

Kuesioner yang telah dibuat kemudian dibagikan kepada responden yang

diwawancarai pada tahap identifikasi. Untuk mempermudah pada tahapan

pengolahan kuesioner, penulis menggunakan kode berupa nomor sebagai identitas

dari tiap responden. Berikut ini adalah kode dan responden yang mengisi

kuesioner.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 78: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

60

Tabel 3.6. Kode Responden

KODE Jabatan Responden1 Kepala Seksie Sarana Fisik2 K3 Teknik Medik3 K3 Bangunan4 Pelaksana 15 Pelaksana 26 Pelaksana 3

Semua responden ini dianggap kompeten dalam mengisi kuesioner ini

dikarenakan telah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam maintenance

peralatan medis ini, yaitu minimal 2 tahun pengalaman kerja. Untuk melakukan

penilaian yang objektif dibutuhkan minimal empat orang pakar, sedangkan jumlah

responden yang mengisi kuesioner ini ada 6 orang. Hal ini menunjukkan bahwa

jumlah responden expert yang mengisi kuesioner ini telah mencukupi standar

yang diberikan dan ditentukan.

Walaupun pengisian kuesioner bersifat self assessment, penulis tetap

melakukan pendampingan pada saat pengisian kuesioner oleh responden. Hal ini

bertujuan untuk memberikan penjelasan dan arahan ketika responden

membutuhkannya. Diharapkan dengan adanya pendampingan pengisian kuesioner

ini, gap kombinasi jawaban antar tiap responden dapat diminimalisir.

3.5.3. Rekapitulasi Kuesioner

Setelah dilakukan penyebaran kuesioner, kuesioner tersebut dikumpulkan

dan dilakukan pengolahan terhadapnya. Pengolahan kuesioner merupakan tahap

yang penting dalam suatu penelitian. Hasil dari pengolahan kuesioner ini

merupakan dasar dalam menentukan peringkat risiko yang nantinya akan

digunakan sebagai input pada tahap selanjutnya, yaitu untuk analisis

permasalahan dan penentuan strategi penananganan risiko.

Sebelum melakukan pengolahan risiko penulis melakukan rekapitulasi

hasil kuesioner terlebih dahulu. Dari hasil rekapitulasi ini akan diketahui jumlah

responden yang memilih tiap kombinasi probabilitas-dampak. Rekapitulasi dari

kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 79: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

61

Tabel 3.7. Rekapitulasi Kuesioner

,�+��� ������� *

� � � � � � �� �� ��� �

�'������ �����������

!� ����������

*�

����"

*�

�����*�� *���"

*����

���

� ��������������� *����

*�

����" *�� *����

�*�

����" *��

,�+��� ���� ��� �*

� � � � � � �� �� ��� �

������ ����� ���

���������*��

*�

������

"

*��*�

�����*���" *��

���������

�����������

��� ������

*��

*�

������

"

*�� *���� *�" *����� *��

�� ������*�����%��� ��&�

�� ������*�����%��� ��&�

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 80: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

62

Tabel 3.7. Rekapitulasi Kuesioner (lanjutan)

,�+��� ���+��* �

�� ������

� � � � � � �� �� ��� �

2�����!�������

������������������

��� �����

���������������

������!� ����� �

�����������������

*�

����"*����� *��

*�

������

"

*�����

�����������

��� �������������

�������������������

*�

������

"

*����� �*�� *���" *�� *�����

,�+��� ��������*

� � � � � � �� �� ��� �

� %������������ *�� *��

*�

������

"

*�

*�

������

"

*�

�����������������

��� �*��

*�

������

"

*�� *�����*�

����"*�

�� ������

*�����%��� ��&�

*�����%��� ��&�

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 81: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

63

Tabel 3.7. Rekapitulasi Kuesioner (lanjutan)

,�+��� ������� ���*

� � � � � � �� �� ��� �

�1��!��������

������*�� *��

*�

������

"

*�������

����"*��

���������������

�����*�� *����� *�� *���" *�� *���� *�" *����

�������75�

����� ��������

���������

*�� *��

*�

������

"

*����

�*���" *�� *��

1��!��������

��� �����

�������!� ����

*����

�����*���" *��

*�

����"*�����

������

�����������������

����

*�� *�*�

����"*��

*�

����"

*����

���

�� ������*�����%��� ��&�

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 82: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

64

Hasil dari rekapitulasi ini akan digunakan pada tahapan selanjutnya dari

fase analisis risiko, yaitu pengolahan kuesioner.

3.5.4. Pengolahan Kuesioner

Pengolahan kuesioner merupakan tahapan selanjutnya setelah rekapitulasi

kuesioner. Input yang digunakan adalah hasil dari rekapitulasi kuesioner yang

telah dilakukan sebelumnya, yaitu kombinasi jawaban dari tiap responden.

Pengolahan kuesioner bertujuan untuk memperoleh nlai risiko untuk setiap

itemnya. Berdasarkan penjelasan di Bab 2, perhitungan nilai risiko didapatkan

dengan menggunakan rumus:

R= (P x D x %R)

dimana:

R = Risiko

P = Probabilitas

D = Nilai Dampak

%R = Persentase jumlah responden yang memilih kombinasi jawaban

Persentase responden merupakan persentase perbandingan antara

responden yang memilih suatu kombinasi jawaban dengan jumlah keseluruhan

responden yang mengisi kuesioner tersebut.

Hasil dari perhitungan nilai risiko ini akan digunakan dalam

pengkategorian risiko. Pengkategorian risiko ini bertujuan untuk menentukan

prioritas penanganan risiko yang akan dilakukan pada langkah selanjutnya dalam

manajemen risiko. Secara garis besar, peringkat risiko dibagi ke dalam tiga

tingkatan yaitu tinggi (high), menengah (moderate), rendah (low). Tingkatan atau

level risiko tersebut dapat dilihat pada Impact-Probability Matrix berikut ini:

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 83: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

65

Tabel 3.8. Impact-Probability Matrix

Major (8)

Catastrophic (16)

Sangat Rendah (1)

Insignificant (1)

Minor (2)

Moderate (4)

Sangat Tinggi (5)

Tinggi (4)

Medium (3)

Rendah (2)

(Sumber: Project Risk Management Handbook, 2007)

Sebagai keterangan tambahan dan untuk mempermudah pembaca dalam

menentukan kategori risiko, maka ditetapkan range nilai risiko untuk tiap

tingkatan atau kategori risiko sebagai berikut:

Tabel 3.9. Kategori Risiko

(Sumber: Project Management Handbook, 2007)

Hasil pengolahan kuesioner beserta pengkategorian risiko dapat dilihat

pada tabel 3.9 di bawah ini.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 84: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

66

Tabel 3.10. Pengolahan Kuesioner

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 85: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

67

Tabel 3.10. Pengolahan Kuesioner (lanjutan)

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 86: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

68

Berikut adalah penjelasan mengenai simbol-simbol dan singkatan-

singkatan kombinasi jawaban responden yang terdapat pada tabel pengolahan

kuesioner:

- SRI (Sangat Rendah-Insignficant), merupakan risiko dengan probabilitas

Sangat Rendah dan dampak Insignicant, dengan nilai 1.

- SRMn (Sangat Rendah-Minor), merupakan risiko dengan probabilitas Sangat

Rendah dan dampak Minor, dengan nilai 2.

- SRMo (Sangat Rendah-Moderate), merupakan risiko dengan probabilitas

Sangat Rendah dan dampak Moderate, dengan nilai 4.

- SRMj (Sangat Rendah-Major), merupakan risiko dengan probabilitas Sangat

Rendah dan dampak Major, dengan nilai 8.

- SRC (Sangat Rendah-Catastrophic), merupakan risiko dengan probabilitas

Sangat Rendah dan dampak Catastrophic, dengan nilai 16.

- RI (Rendah-Insignificant), merupakan risiko dengan probabilitas Rendah dan

dampak Insignificant, dengan nilai 2.

- RMn (Rendah-Minor), merupakan risiko dengan probabilitas Rendah dan

dampak Minor, dengan nilai 4.

- RMo (Rendah-Moderate), merupakan risiko dengan probabilitas Rendah dan

dampak Moderate, dengan nilai 8.

- RMj (Rendah-Major), merupakan risiko dengan probabilitas Rendah dan

dampak Major, dengan nilai 16.

- RC (Rendah-Catastrophic), merupakan risiko dengan probabilitas Rendah dan

dampak Catastrophic, dengan nilai 32.

- MI (Medium-Insignificant), merupakan risiko dengan probabilitas Medium dan

dampak Insignificant, dengan nilai 3.

- MMn (Medium-Minor), merupakan risiko dengan probabilitas Medium dan

dampak Minor, dengan nilai 6.

- MMo (Medium-Moderate), merupakan risiko dengan probabilitas Medium dan

Moderate, dengan nilai 12.

- MMj (Medium-Major), merupakan risiko dengan probabilitas Medium dan

dampak Major, dengan nilai 24.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 87: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

69

- MC (Medium-Catastrophic), merupakan risiko dengan probabilitas Medium

dan dampak Catastrophic, dengan nilai 48.

- TI (Tinggi-Insignificant), merupakan risiko dengan probabilitas Tinggi dan

dampak Insignificant, dengan nilai 4.

- TMn (Tinggi-Minor), merupakan risiko dengan probabilitas Tinggi dan dampak

Minor, dengan nilai 8.

- TMo (Tinggi-Moderate), merupakan risiko dengan probabilitas Tinggi dan

dampak Moderate, dengan nilai 16.

- TMj (Tinggi-Major), merupakan risiko dengan probabilitas Tinggi dan dampak

Major, dengan nilai 32.

- TC (Tinggi-Catastrophic), merupakan risiko dengan probabilitas Tinggi dan

dampak Catastrophic, dengan nilai 64.

- STI (Sangat Tinggi-Insignificant), merupakan risiko dengan probabilitas Sangat

Tinggi dan dampak Insignificant, dengan nilai 5.

- STMn (Sangat Tinggi-Minor), merupakan risiko dengan probabilitas Sangat

Tinggi dan dampak Minor, dengan nilai 10.

- STMo (Sangat Tinggi-Moderate), merupakan risiko dengan probabilitas Sangat

Tinggi dan dampak moderate, dengan nilai 20.

- STMj (Sangat Tinggi-Major), merupakan risiko dengan probabilitas Sangat

Tinggi dan dampak Major, dengan nilai 40.

- STC (Sangat Tinggi-Catastrophic), merupakan risiko dengan probabilitas

Sangat Tinggi dan dampat Catastrophic, dengan 80.

Pada form pengolahan kuesioner dapat terlihat terdapat angka di dalam

salah satu kolom kombinasi, misalnya angka 1 pada kolom SRI pada risiko

keterlambatan pengiriman peralatan medis oleh supplier. Terdapatnya angka 1 ini

menunjukkan bahwa ada 1 orang responden yang memilih kombinasi probabilitas

Sangat Rendah dan dampak Insignificant. Begitupula jika ada angka lain yang

terdapat pada setiap kolom kombinasi. Angka-angka ini menandakan jumlah

responden yang memilih kombinasi probabilitas dan dampak yang terdapat pada

kolom kombinasi untuk suatu risiko.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 88: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

70

Perhitungan nilai risiko yang merupakan perkalian dari kombinasi

dampak-probabilitas dengan jumlah reponden yang memilihnya ini akan

menentukan kategori tingkatan dari setiap risiko; high, moderate, atau low risk,

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya untuk setiap kategori.

Hasil dari pengkategorian ini merupakan output dari fase analisis risiko, yang

akan menjadi input bagi fase selanjutnya yaitu evaluasi risiko dan sebagai dasar

untuk alokasi analisa biaya.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 89: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

71 Universitas Indonesia

4. ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai fase selanjutnya dalam manajemen

risiko, yaitu fase evaluasi risiko. Selain akan membahas fase evaluasi risiko, pada

bab ini juga akan dibahas tahapan penanganan risiko, tahapan ini akan dimulai

setelah selesai dilakukannya fase evaluasi risiko. Tahapan penanganan risiko

merupakan tahapan dimana akan ditentukan strategi penanganan bagi risiko-risiko

yang telah dipilih, kemudian akan dilakukan simulasi pengalokasian biaya.

4.1. Evaluasi Risiko

Setelah dilakukan pengkategorian risiko sebelumnya, maka fase

selanjutnya adalah evaluasi risiko. Output dari fase evaluasi ini adalah penentuan

prioritas penanganan, dalam arti risiko mana yang akan mendapat tindakan

penanganan dan risiko mana yang tidak mendapatkan penanganan. Hal yang perlu

diingat adalah manajemen risiko bertujuan untuk mengurangi risiko sampai pada

level atau tingkatan yang dapat diterima dan bukannya menghilangkan risiko

sama sekali.

4.1.1 Peringkat Risiko

Fase evaluasi risiko dimulai dengan membuat peringkat dari risiko yang

telah dikategorikan pada fase sebelumnya. Pada tabel 3.9, pada bab sebelumnya,

telah dilakukan pengolahan kuesioner yang hasilnya adalah pengkategorian

kuesioner beserta nilai risikonya masing-masing. Pada tabel 4.1 ditunjukkan

peringkat risiko yang berdasarkan hasil pengolahan kuesioner pada tabel 3.9, dari

nilai risiko paling tinggi sampai ke yang paling rendah.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 90: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

72

Tabel 4.1. Peringkat Risiko

�� ������ ����Kategori Risiko

��� ������������� ������� 17 H

� ��

������������������������

�������������������

�� ��������������� ���

��������������������������

15,3 H

���� ������������������ ��� 15,2 H

��� �� �� ��������� 11,5 M

����� ���������������������

������������������11,3 M

��������������������������

����������10 M

��� �������������������������

����������8,5 M

���� ������������������ 8,3 M

������������������������

��������� ���8 M

� ��������� ������������ ��

��������� ���������������6,2 M

������������� ������������

����������6 L

���� �� ������������������� 6 L

�������������������

����������4,2 L

Tujuan dari dibuatnya pengurutan peringkat ini adalah agar pembaca

mengetahui secara pasti posisi dari sebuah item risiko. Dari tabel 4.1 dapat dilihat

bahwa item risiko yang memiliki nilai risiko tertinggi adalah risiko kebocoran di

dalam ruangan ICU, dengan nilai 17. Dampak yang dihasilkan dengan adanya

kebocoran di dalam ruangan dapat merusak peralatan medis di ICU dan dapat

mengancam keselamatan pasien. Sedangkan risiko dengan nilai terendah adalah

risiko kekurangan budget maintenance dengan nilai 4,2. Hal ini menunjukkan

bahwa probabilitas terjadinya risiko ini kecil dan dampak yang dihasilkannya pun

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 91: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

73

rendah. Sebagai informasi, jika risiko ini terjadi maka dampak yang dihasilkan

hanyalah delay waktu pelaksanaan pemeliharaan, tetapi tidak sampai mengganggu

operasional ICU. Untuk lebih jelasnya mengenai peringkat tiap item risiko dapat

dilihat pada grafik batang berikut ini:

Peringkat Risiko

17

15,3

15,2

11,5

11,3

10

8,5

8,3

8

6,2

6

6

4,2

Kebocoran di dalam ruangan

Tidak adanya back up peralatan medisuntuk penggantian sementara peralatan

Kerusakan peralatan medis

Pemadaman listrik

Lamanya proses penggantian peralatanyang rusak

Beban tugas personil yang berlebihan

Kerusakan AC sehingga terjadi tetesanair

Kecelakaan personil

Kekacauan operasional peralatan medik

Keterlambatan pengiriman peralatanmedis oleh supplier

Kesulitan mendapatkan dana dengancepat

Lamanya proses perbaikan

Kekurangan budget maintenance

Gambar 4.1 Diagram batang peringkat risiko

Untuk lebih mengetahui proporsi atau persentase dari setiap kategori risiko

pada kegiatan pemeliharaan peralatan medis di ICU dapat dilihat pada gambar 4.2

PERSENTASE KATEGORI RISIKO

23%

54%

23%

Risiko Tinggi

Risiko Medium

Risiko Rendah

Gambar 4.2. Diagram lingkaran (pie chart) kategori risiko

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 92: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

74

Pada gambar 4.2 diketahui bahwa persentase kategori risiko yang paling

banyak adalah risiko dengan kategori risiko medium (54%), kemudian kategori

risiko tinggi (23%), dan risiko rendah (23%). Perhitungan persentase risiko ini

adalah dengan membagi jumlah item risiko pada suatu kategori dengan jumlah

item risiko secara keseluruhan (13 item risiko).

Untuk memperlihatkan proporsi setiap kelompok risiko pada setiap

kategori risiko, penulis juga membuatkan diagram yang menunjukkan presentase

tiap kelompok risiko. Pada gambar 4.3 dapat dilihat proporsi setiap kelompok

risiko pada kategori risiko tinggi.

RISIKO KATEGORI TINGGI

Kelompok Supplier

34%

Kelompok Operasional

33%

Kelompok Eksternal

33%

Kelompok Finansial

0%

Kelompok Personil

0%

Gambar 4.3. Diagram lingkaran (pie chart) risiko tinggi

Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa ada tiga kelompok risiko yang

mendominasi kategori risiko tinggi yaitu, kelompok risiko operasional, kelompok

risiko supplier, dan kelompok risiko eksternal, dengan nilai masing-masing

sebesar 33%. Seimbangnya nilai ketiga risiko ini menjelaskan bahwa pada ketiga

kelompok risiko ini terdapat item-item risiko yang mempunyai probabilitas dan

dampak yang tinggi, yang mempunyai arti bahwa ketiga kelompok risiko ini

sangat mempunyai pengaruh langsung terhadap kelancaran operasional Intensive

Care Unit.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 93: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

75

RISIKO KATEGORI MEDIUM

Kelompok Personil

29%

Kelompok Finansial

0%

Kelompok Supplier

14%

Kelompok Operasional

43%

Kelompok Eksternal

14%

Gambar 4.4. Diagram lingkaran (pie chart) risiko kategori medium

Pada gambar 4.4 ditunjukkan persentase setiap kelompok risiko pada

kategori risiko medium. Dapat dilihat bahwa kelompok risiko operasional

mendominasi kategori risiko ini dengan nilai 43%, diikuti dengan kelompok risiko

personil (29%), kelompok risiko ekternal dan kelompok risiko supplier dengan

nilai persentase masing-masing sebesar 14%. Dengan mendominasinya kelompok

risiko operasional ini menunjukkan bahwa kelompok operasional mempunyai

pengaruh terhadap operasional Intensive Care Unit.

RISIKO KATEGORI RENDAH

Kelompok Personil

0%

Kelompok Finansial

67%

Kelompok Supplier

0%

Kelompok Operasional

33%

Kelompok Eksternal

0%

Gambar 4.5. Diagram lingkaran (pie chart) risiko kategori rendah

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 94: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

76

Dari diagram pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa kelompok risiko

finansial sangat mendominasi risiko kategori rendah, yaitu dengan presentase

67%, diikuti dengan kelompok risiko operasional, dengan persentase 33%.

Mendominasinya kelompok risiko finansial ini menunjukkan bahwa kelompok

risiko ini tidak terlalu mempunyai pengaruh terhadap operasional Intensive Care

Unit.

4.1.2. Pemilihan Risiko

Pemilihan risiko bertujuan untuk memilih risiko yang akan masuk ke

dalam tahapan analisa biaya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa

jumlah risiko yang akan masuk ke dalam tahapan analisa biaya adalah lima risiko,

kelima risiko ini merupakan risiko yang masuk ke dalam peringkat lima besar

pada peringkat risiko pada tabel 4.1. Untuk risiko-risiko lainnya yang tidak masuk

ke dalam tahapan analisa biaya hanya akan disebutkan strategi penanganannya

saja.

Berikut ini penulis akan menjelaskan mengenai kelima risiko yang akan

masuk ke dalam tahapan analisa biaya:

1. Risiko kebocoran di dalam ruangan

Risiko kebocoran ruangan dapat disebabkan oleh dua hal, yang

pertama adalah kebocoran atap dan kebocoran lantai. Kebocoran atap

merupakan kebocoran yang diakibatkan oleh atap gedung sudah ada yang

rusak sehingga jika terjadi hujan deras maka akan mengakibatkan

kebocoran di dalam ruangan di rumah sakit, salah satunya adalah ICU.

Sedangkan kebocoran lantai adalah kebocoran yang diakibatkan adanya

pipa yang bocor atau rusak, sehingga air merembes ke lantai dan

mengakibatkan bocor ke ruangan.

Kebocoran di dalam ruangan ini dapat mengakibatkan rusaknya

peralatan-peralatan medis yang terdapat di ruangan tersebut. Kerusakan

peralatan medis yang diakibatkan oleh kebocoran ini dapat mencapai

empat buah peralatan.

Frekuensi kejadian kebocoran peralatan medis dalam periode 1

tahun terjadi 3 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 95: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

77

Tabel 4.2. Frekuensi kejadian dan kerugian yang dialami

Bulan Frekuensi KerugianApril 1 1.272.500Rp Juni 1 1.404.923Rp September 1 1.455.162Rp

2. Risiko tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara

peralatan medis yang sedang diperbaiki supplier

Untuk peralatan medis yang tidak dapat diperbaiki oleh pihak

rumah sakit sendiri, yang dikarenakan tidak terdapatnya peralatan yang

memadai untuk perbaikan, rumah sakit meminta bantuan kepada supplier

peralatan medis tersebut untuk bertindak sebagai subkontraktor bagi

rumah sakit. Saat perbaikan peralatan medis dilakukan oleh supplier, pihak

supplier sudah seharusnya memberikan peralatan medis pengganti untuk

menjaga agar operasional unit yang membutuhkan peralatan medis

tersebut tetap berjalan. Namun dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kali

tidak adanya back up peralatan medis yang mengakibatkan kerugian,

dalam hal pendapatan bagi rumah sakit. Terjadinya risiko tidak adanya

back up peralatan medis dalam kurun waktu 1 tahun terjadi sebanyak 5

kali.

3. Risiko kerusakan peralatan medis

Pada risiko kerusakan peralatan medis terdaapat tiga hal yang dapat

menyebabkan terjadinya risiko ini, yaitu kesalahan penggunaan peralatan,

terkena cipratan air yang diakibatkan oleh AC rusak dan kebocoran di

dalam ruangan, serta umur peralatan yang sudah mencapai batasnya

sehingga harus diganti. Jenis kerusakan peralatan medis terdapat dua

macam, yaitu kerusakan ringan dan kerusakan berat. Jumlah peralatan

yang rusak per bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 96: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

78

Tabel 4.3. Jumlah kerusakan ringan dan kerusakan berat perbulan

Ringan BeratJanuari 1 -Februari 2 -Maret 2 -April 1 2Mei 3 2Juni 2 -Juli 2 -Agustus 2 1September 2 -Oktober 2 1November 2 -Desember 2 -

Jumlah KerusakanBulan

4. Risiko pemadaman listrik

Untuk risiko pemadaman listrik disebabkan oleh adanya jadwal

dari PLN, untuk mengantisipasinya rumah sakit telah menyediakan genset.

Namun dalam perpindahan beban ke genset membutuhkan rentang waktu

beberapa detik. Dalam rentang waktu putusnya aliran listrik ke peralatan

medis yang singkat ini dapat menyebabkan kacaunya operasional peralatan

medis. Dalam kurun waktu 1 tahun (periode Januari-Desember 2007),

kejadian pemadaman listrik ini terjadi sebanyak 17 kali. Dimana dalam 1

bulan dapat terjadi pemadaman listrik sebanyak 1-3 kali. Kejadian

pemadaman listrik ini terjadi setiap bulannya dalam 1 tahun.

5. Risiko lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

Risiko lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

merupakan risiko yang muncul yang disebabkan oleh lamanya pengiriman

peralatan oleh supplier. Lamanya pengiriman peralatan medis yang

dipesan untuk menggantikan peralatan yang rusak ini dalam 1 tahun

(periode Januari-Desember 2007) terjadi tiap bulannya. Dan frekuensi

kejadian dalam 1 bulan, risiko ini dapat terjadi sebanyak 1-3 kali.untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 97: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

79

Tabel 4.4. Frekuensi kejadian risiko lamanya penggantian

peralatan yang rusak

Januari 3Februari 1Maret 1April 1Mei 1Juni 2Juli 1Agustus 2September 1Oktober 1November 2Desember 2

BulanFrekuensi kejadian

4.2. Penanganan Risiko

Penanganan risiko juga dapat dikatakan sebagai strategi atau perencanaan

dalam menghadapi atau menangani risiko itu sendiri. Tujuan dari tahapan ini

adalah untuk menyiapkan individu ataupun seksi sarana fisik untuk melakukan

sesuatu bila suatu risiko terjadi dan juga untuk mengurangi risiko yang mungkin

terjadi. Keuntungan adanya rencana penanganan risiko adalah memungkinkan

bagi individu, unit, atau perusahaan yang terkena dampak risiko tersebut dapat

merespon dengan cepat sehingga dapat meminimalkan dampak atau kerusakan

yang mungkin terjadi.

Tujuan lain dari penanganan risiko adalah untuk meminimalkan likelihood

dan impact dari risiko yang terjadi. Seperti yang telah dijelaskan pada bab 2,

terdapat 4 cara dalam menangani risiko, yaitu:

• Menerima risiko (risk acceptable)

Jika cara yang dilakukan dalam menangani risiko adalah menerima

risiko, maka manfaat yang didapat dari menerima risiko tersebut harus

seimbang dengan kerugiannya.

• Mencegah risiko (risk avoidance)

Terkadang suatu risiko mempunyai dampak yang sangat parah

sehingga strategi yang terbaik adalah menghindarinya dengan cara tidak

melakukan suatu kegiatan yang dapat memicu terjadinya risiko tersebut.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 98: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

80

• Mengurangi risiko (risk mitigation)

Dengan pengurangan risiko, suatu organisasi mencoba mengurangi

risiko dalam dua cara. Pertama, pengurangan peluang terjadinya suatu

risiko, dan kedua, pengurangan dampak negatif yang dihasilkan oleh risiko

tersebut.

• Memindahkan penanggungjawab risiko (risk transfer)

Risiko dapat dipindahtangankan tanggungjawabnya dengan dua cara:

- Risiko-risiko dengan probabilitas kemunculan yang tinggi, tetapi

dengan dampak yang kecil, jika benar-benar sering terjadi,

biasanya perusahaan akan mentransfer kepada kontraktor untuk

dikelola

- Risiko-risiko dengan probabilitas kemunculan yang rendah, tetapi

memiliki dampak yang sangat besar jika terjadi, strategi yang

terbaik adalah diasuransikan

Dalam penentuan strategi penanganan risiko ada beberapa tahapan yang

dilakukan, yaitu mengidentifikasi pilihan penanganan, menilai setiap pilihan

risiko tersebut, menentukan strategi penanganan yang dipilih, dan yang terakhir

adalah analisis biaya penanganan risiko.

4.2.1. Identifikasi Strategi Penanganan Risiko

Perlu diingat bahwa strategi penanganan risiko ditujukan untuk membuat

setiap item risiko pada keadaan dan tingkat yang dapat diterima oleh pihak rumah

sakit (acceptable level).

Tujuan dari identifikasi pilihan penanganan adalah untuk mengetahui

alternatif-alternatif penanganan risiko apa saja yang dapat dilakukan untuk

menangani setiap item risiko. Dengan adanya alternatif penanganan ini,

diharapkan rumah sakit dapat menentukan strategi penanganan apa saja yang

sesuai untuk diterapkan di rumah sakit. Output yang dari proses identifikasi ini

adalah alternatif penanganan risiko.

Proses identifikasi penanganan risiko dilakukan dengan metode

wawancara dengan kepada pihak-pihak yang telah menjadi responden sejak awal

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 99: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

81

penelitian. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa seksi sarana fisik secara umum

menggunakan strategi penanganan berupa pengurangan risiko (risk mitigation)

dan memindahkan tanggungjawab risiko (risk transfer). Tetapi untuk risiko-risiko

yang termasuk ke dalam risiko dengan kategori rendah, seksi sarana fisik

menggunakan cara menerima risiko (risk acceptable), dikarenakan dampaknya

yang tidak begitu mempengaruhi operasional pemeliharaan peralatan medis di

rumah sakit. Risk avoidance (menghindari risiko) tidak dapat dilakukan

dikarenakan tidak ada kegiatan pemeliharaan yang dapat dihilangkan ataupun

dihindari.

Berikut ini adalah strategi-strategi penanganan risiko yang dilakukan oleh

seksi sarana fisik yang didapatkan dari wawancara responden yang dilakukan oleh

penulis.

• Pengurangan risiko (risk mitigation)

Strategi penanganan yang termasuk ke dalam kategori adalah:

- Meminta bantuan dari unit bagian yang lain yang ruang lingkup

kerjanya berdekatan

- Penentuan skala prioritas peralatan yang harus ditangani terlebih

dahulu

Penentuan prioritas peralatan yang perlu ditangani terlebih

dahulu dilakukan jika pada satu waktu ada dua peralatan yang harus

ditangani secara bersamaa

- Menambah anggota atau staff pemeliharaan peralatan medis dan

sarana pendukungnya

Penambahan staff pemeliharaan menjadi salah satu pertimbangan

yang perlu dilaksanakan agar tidak terjadinya beban kerja berlebih

pada personil.

- Menyediakan sarana kerja pendukung safety untuk seksi sarana fisik

- Berkoordinasi dengan unit K3RS dalam menyediakan peralatan safety

pemeliharaan medis

K3RS merupakan kependekan dari Kesehatan Keselamatan

Kerja Rumah Sakit. Merupakan sebuah unit yang bertugas dalam hal

mendukung keselamatan kerja karyawan di rumah sakit.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 100: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

82

- Mengadakan kas kecil untuk seksi sarana fisik

Pengadaan kas kecil ini untuk mempercepat proses pencairan

dana kas kcil untuk kegiatan pemeliharaan.

- Adanya pengaturan aliran kas

- Pengadaan atau penambahan peralatan medis baru yang akan berfungsi

sebagai cadangan

Pengadaan peralatan medis baru ini dimaksudkan untuk

peralatan yang sangat kritis keberadaannya untuk opersional ICU

- Pemasangan UPS (baterai) di peralatan yang kritikal

Pemasangan UPS ini hanya di peralatan yang sangat

berpengaruh dalam menunjang kehidupan pasien di ICU. Fungsi dari

UPS ini adalah untuk menjaga agar peralatan medis ini tetap hidup,

saat rentang waktu menunggu generator menyala

- Penambahan jadwal pemeliharaan dan pengecekan fasilitas gedung

(atap dan lantai) untuk dapat mendeteksi kerusakan pada atap atau

lantai lebih awal, sehingga kebocoran tidak terjadi

- Perbaikan secara menyeluruh terhadap gedung, meliputi atap dan

lantai, dengan dibuatnya proyek khusus (proyek besar)

- Pembuatan Standar Operational Procedure (SOP) terhadap

penggunaan peralatan medis

Adanya pembuatan SOP ini untuk menghindari kerusakan

peralatan medis yang diakibatkan kesalahan pengguna oleh user.

- Pengadaan training yang dilakukan oleh seksi sarana fisik mengenai

penggunaan peralatan yang baik dan benar ke semua unit yang terkait.

Pengadaan training besar dan training kecil yang rutin diadakan

diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahan penggunaan oleh

user. User disini adalah user yang baru bekerja secara khusus.

- Penyesuaian jadwal pemeliharaan AC untuk antisipasi kerusakan AC

- Pembelian AC baru

AC yang lama dan yang dianggap sudah mencapai batas umur

operasional peralatan ada baiknya diganti, hal ini untuk menghindari

kerugian yang lebih besar.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 101: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

83

• Pemindahan penanggung jawab risiko (risk transfer)

Kegiatan yang termasuk dalam kategori risiko ini adalah

- Melakukan evaluasi atau analisa supplier

Evaluasi dan analisa supplier ini dilakukan oleh rumah sakit

dengan tujuan untuk memastikan bahwa supplier yang telah dipilih

merupakan supplier yang kompeten dan dapat dipercaya.

- Membuat service contract kepada supplier

Pembuatan service contract ini untuk mengikat supplier dengan

perjanjian-perjanjian yang diajukan oleh rumah sakit. Hal ini

dimaksudkan agar supplier yang juga bertindak sebagai sub kontraktor

tidak dapat berbuat seenaknya karena telah terikat oleh kontrak yang

ada. Dan harus bertanggung jawab terhadap isi kontrak

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 102: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Uni

vers

itas

Indo

nesi

a 84

Tab

el 4

.5. S

trat

egi P

enan

gana

n R

isik

o

� � �������������������������������������

������������������������

��������������������������������

���� ������������ ������������������ ���

����������������

� ���������������������������������������

�����������

����������������������� !��� ���������

���������������

� ����������������

�������������������

���������������� ������������� ���

�����������������������������������

�� �������"�!���������� ��������������

���� �������#���� �����������

������������������������

��������������� ���������������������

$�����������%

�� ������!&�������������������� ���

�������������#���� ���������������

���������������������

���������������� �����������������

������������������������

�� ������������

� ���������'�������������������������

� � �������'�����������������������

��������������������������������

XX

X

������������������

XX

��������������� ����������

XX

��������� �����������������

�����

XX

RIS

K M

ITIG

ATI

ON

TRA

NSF

ER

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 103: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Uni

vers

itas

Indo

nesi

a 85

Tab

el 4

.5. S

trat

egi P

enan

gana

n R

isik

o (la

njut

an)

� � �������������������������������������������������������������

��������������������������������

���� ������������ ������������������ ���

����������������

� ���������������������������������������

�����������

����������������������� !��� ������������������������

� ����������������

�������������������

���������������� ������������� ��������������������������������������

�� �������"�!���������� ��������������

���� �������#���� �����������

������������������������

��������������� ���������������������$�����������%

�� ������!&�������������������� ���

�������������#���� ���������������

���������������������

���������������� �����������������������������������������

�� ������������

� ���������'�������������������������

� � �������'�����������������������

������������������������ ���

������������������ ������

��������� ������������

�����������������

XX

X

������� ������������ �����������

���������������

XX

�� �� ���������

X

RIS

K M

ITIG

ATI

ON

TRAN

SFER

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 104: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Uni

vers

itas

Indo

nesi

a 86

Tab

el 4

.5. S

trat

egi P

enan

gana

n R

isik

o (la

njut

an)

�� �������������������������������������

������������������������

��������������������������������

���� ������������ ������������������ ���

����������������

����������������������������������������

�����������

����������������������� !��� ���������

���������������

�����������������

�������������������

���������������� ������������� ���

�����������������������������������

�� �������"�!���������� ��������������

���� �������#���� �����������

������������������������

��������������� ���������������������

$�����������%

�� ������!&�������������������� ���

�������������#���� ���������������

���������������������

���������������� �����������������

������������������������

�� ������������

����������'�������������������������

�� �������'�����������������������

������������� �������

XX

�� �������������������

XX

X

������������������ ���

XX

��������������������������������

���

XX

�� ���������������������

������������������

XX

X

�����������������������������

���

X

RIS

K M

ITIG

AT

ION

TR

AN

SFE

R

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 105: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

87

4.2.2. Pemilihan Alternatif Penanganan Risiko

Tahapan pemilihan alternatif penanganan risiko merupakan tahapan untuk

memilih alternatif penanganan risiko yang akan digunakan pada tahapan alokasi

biaya. Alternatif penanganan risiko yang dipilih merupakan alternatif yang

berfungsi untuk menangani item risiko dalam peringkat 5 besar yang telah dipilih

sebelumnya pada tahapan selanjutnya.

Berikut ini penulis akan mendeskripsikan penjelasan mengenai

penanganan risiko untuk kelima risiko teratas tersebut:

• Kebocoran di dalam ruangan

Strategi penanganan risiko untuk risiko kebocoran di dalam

ruangan adalah penambahan jadwal pemeliharaan dan pengecekan fasilitas

gedung dan perbaikan secara menyeluruh terhadap gedung (proyek besar).

Tindakan penanganan yang masuk ke dalam tahapan analisis biaya

adalah penambahan jadwal pemeliharaan dan pengecekan fasilitas gedung.

• Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara

peralatan medis yang sedang diperbaiki supplier

Strategi penanganan yang digunakan untuk menangani risiko tidak

adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan

medis yang diperbaiki supplier adalah dengan pengadaan atau

penambahan peralatan medis yang sering rusak untuk cadangan peralatan,

melakukan evaluasi atau analisa supplier, dan membuat service contract

kepada supplier

Tindakan penanganan yang masuk ke dalam tahapan analisis biaya

adalah pembuatan service contract kepada supplier dan melakukan analisa

supplier. Pembuatan service contract dikhususkan kepada peralatan medis

yang memiliki dampak risiko kerusakan yang dihasilkan tinggi dan sulit

untuk diperbaiki sendiri.

• Kerusakan peralatan medis

Untuk penanganan risiko kerusakan peralatan medis tindakan yang

dilakukan adalah dengan membuat SOP penggunaan peralatan medis dan

mengadakan training mengenai peralatan medis dari segi penggunaan

serta fungsinya. Tujuan dari pengadaan training ini adalah untuk

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 106: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

88

memberikan informasi mengenai penggunaan peralatan sehingga tidak

terjadi kesalahan pemakaian oleh user yang dapat menyebabkan kerusakan

peralatan medis.

Jenis training yang dilakukan dapat berupa training seluruh unit

secara bersama-sama ataupun training kecil yang dengan cara mendatangi

langsung unit yang bersangkutan.

• Pemadaman listrik

Penanganan risiko yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak

yang dihasilkan oleh pemadaman listrik adalah pemasangan UPS (baterai)

di peralatan medis yang dianggap penting (critical).

Berdasarkan hasil konsultasi dengan pihak seksi sarana fisik rumah

sakit, dalam mengurangi dampak negatif yang dihasilkan oleh risiko

pemadaman listrik maka pemasangan UPS (baterai) pada peralatan medis

yang dianggap penting (critical) merupakan strategi penanganan risiko

yang cocok. UPS merupakan baterai cadangan atau baterai internal yang

tedapat di dalam peralatan medis yang akan langsung aktif saat listrik

padam, sehingga peralatan tidak akan mati walaupun sesaat kehilangan

arus listrik. UPS merupakan alat bantu yang akan mempertahankan

aktifitas peralatan agar tidak mati saat jeda pergantian fungsi ke genset.

• Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

Untuk mengantisipasi risiko lamanya proses penggantian peralatan

yang rusak tindakan penanganan yang dilakukan adalah penambahan staf

pemeliharaan peralatan medis, pengadaan atau penambahan peralatan

medis yang sering rusak untuk cadangan peralatan, melakukan evaluasi

atau analisa supplier, dan membuat service contract kepada supplier.

Untuk risiko ini strategi penanganan yang masuk ke dalam tahapan

analisis biaya adalah pembuatan service contract. Adanya persamaan

strategi penanganan ini dikarenakan unsur penyebab risiko ini dapat terjadi

adalah dari sisi supplier.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 107: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

89

4.2.3. Alokasi Biaya dengan Opt.Quest

Setelah dilakukan pemilihan alternatif untuk setiap risiko yang termasuk

ke dalam peringkat risiko 5 besar. Maka kelima risiko tersebut memasuki kedalam

tahapan alokasi biaya dengan OptQuest. OptQuest merupakan salah satu aplikasi

yang terdapat di dalam software Crystall Ball. Tujuan dari alokasi biaya ini adalah

untuk menentukan alokasi biaya yang menghasilkan advantage optimal dengan

kendala rumah sakit mengalami keterbatasan budget untuk menangani risiko

tersebut.

Yang perlu diperhatikan dalam simulasi ini adalah tidak adanya prioritasi

risiko. Hal ini disebabkan kelima risiko tersebut merupakan risiko yang masuk ke

dalam peringkat lima besar risiko dan memberikan dampak kepada pasien jika

risiko ini sampai terjadi.

Sebelum memulai simulasi, ada beberapa istilah yang harus didefinisikan

oleh penulis terlebih dahulu. Hal ini ditujukan untuk mempermudah pembaca

dalam memahami simulasi yang dilakukan. Istilah-istilah yang digunakan dalam

simulasi ini adalah risk cost, risk coverage, target risk coverage, treatment cost,

go/no go, dan advantage.

Risk cost dapat didefinisikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan jika suatu risiko terjadi. Untuk menentukan risk cost dari setiap item

risiko, penulis harus terlebih dahulu mengumpulkan data biaya yang berhubungan

dengan risiko tersebut. Setiap nilai risk cost akan memiliki nilai distribusi yang

berbeda antara satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan nilai distribusi ini

diakibatkan oleh adanya perbedaan data historis untuk setiap item risiko.

Risk coverage dapat didefinisikan sebagai nilai risiko yang dapat dikurangi

dengan adanya penerapan penanganan risiko. Risk coverage didapatkan dengan

cara terlebih dahulu menentukan %target risk coverage. %target risk coverage

dapat didefinisikan sebagai persentase besarnya nilai risiko yang ingin dikurangi

oleh rumah sakit. Penulis menetapkan %target risk coverage untuk setiap risiko

adalah 95% dan telah dikonsultasikan ke pihak rumah sakit. Angka 95% ini

berarti bahwa dengan diterapkannya strategi penanganan, maka risiko dapat

berkurang sebesar 95% dari nilainya semula.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 108: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

90

Actual risk coverage adalah risiko yang benar-benar dapat dikurangi

dengan adanya penerapan treatment cost hasil simulasi. Rumus untuk menghitung

actual risk coverage adalah dengan mengalikan risk coverage dengan nilai Go/No

Go.

Treatment cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit

ketika menerapkan suatu strategi penanganan risiko. Dalam pelaksanaan simulasi,

penulis perlu menetapkan batas atas dan batas bawah untuk treatment cost. Nilai

dari treatment cost juga didapatkan dari data historis dari penanganan yang

dilakukan oleh rumah sakit.

Go/No Go menunjukkan nilai perbandingan antara treatment cost

perencanaan dengan treatment cost yang diperoleh dari hasil simulasi. Dibuatnya

perhitungan nilai Go/No Go ini dilakukan sebagai dampak yang ditunjukkan dari

keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit. Jika dana yang dimiliki oleh

perusahaan cukup maka nilai Go/No Go nya pasti 1.

Nilai advantage merupakan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan

jika menerapkan treatment. Nilai advantage diperoleh dari selisih actual coverage

cost dengan treatment cost. Nilai actual coverage cost didapatkan dari perkalian

antara risk coverage dengan Go/No Go.

Setelah dijelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam

OptQuest., selanjutnya penulis akan mendeskripsikan biaya-biaya apa saja yang

menjadi risk cost dan treatment cost untuk setiap risikonya:

• Risiko kebocoran di dalam ruangan Intensive Care Unit

Untuk risiko kebocoran di dalam ruangan Intensive Care Unit,

biaya-biaya yang akan dimasukkan sebagai risk cost adalah rata-rata biaya

perbaikan atap dan lantai (sudah termasuk biaya pembelian material

pengganti dan ongkos kerja). Data ini didapatkan dari data historis. Rata-

rata biaya perbaikan akan didapatkan dari hasil simulasi.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, strategi penanganan

risiko kebocoran di dalam ruangan ini adalah penambahan penambahan

jadwal pemeliharaan dan pengecekan fasilitas gedung. Jadi, biaya

treatment (treatment cost) untuk risiko ini didapatkan dari biaya

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 109: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

91

penambahan jadwal pemeliharaan (baik biaya operasional seksi sarana

fisik maupun biaya pemeliharaan)

• Risiko tidak adanya back up peralatan medis oleh supplier

Untuk risiko tidak adanya back up peralatan medis oleh supplier,

risk cost didapatkan dari opportunity cost yang hilang yang diakibatkan

tidak bisa beroperasinya peralatan tersebut. Jika tidak ada back up

peralatan medis di rumah sakit, maka salah satu bed di ICU tidak dapat

digunakan, sehingga mengurangi pendapatan rumah sakit dalam hal jika

bed tersebut dapat digunakan (opportunity cost). Informasi tersebut

didapatkan dari data historis kegiatan pemeliharaan. Dari biaya ini akan

dicari nilai rata-ratanya (dari hasil simulasi) yang nantinya akan menjadi

nilai risk cost.

Treatment cost untuk item risiko tidak adanya back up peralatan

medis oleh supplier didapatkan dari biaya service contract yang dilakukan

oleh perusahaan terhadap peralatan yang dianggap sering terjadi tidak

adanya back up.

• Risiko kerusakan peralatan medis

Risk cost untuk risiko kerusakan peralatan medis didapatkan dari

biaya yang dikeluarkan oleh seksi sarana fisik untuk perbaikan peralatan

medis, yang terdiri dari ongkos kerja, biaya perbaikan ke supplier, dan

biaya pembelian spare part. Informasi ini akan diperoleh dari data historis

kegiatan pemeliharaan, yang akan dicari rata-ratanya (dari hasil simulasi)

yang nantinya akan menjadi nilai risk cost untuk risiko kerusakan

peralatan medis.

Treatment cost untuk item risiko kerusakan peralatan medis adalah

biaya penyelenggaraan training untuk mensosialisasikan mengenai

standar operational procedur suatu peralatan.

• Risiko pemadaman listrik

Risk cost untuk risiko kerusakan peralatan medis didapatkan dari

rata-rata (dari hasil simulasi) penjumlahan biaya perbaikan peralatan yang

rusak (biaya pembelian spare part dan ongkos kerja), biaya perbaikan ke

supplier, dan biaya setup peralatan. Untuk informasi mengenai biaya

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 110: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

92

perbaikan peralatan yang rusak dan biaya perbaikan supplier didapatkan

dari data historis. Sedangkan untuk biaya set up peralatan didapatkan dari

waktu untuk set up program pada peralatan medis (jika kerusakan yang

terjadi hanyalah kerusakan ringan, dalam hal ini kekacauan program)

dikalikannya dengan gaji karyawan per hari. Biaya set up peralatan ini

tidak terdapat data historisnya, yang terdapat adalah data lamanya set up

program peralatan medis.

Treatment cost untuk risiko pemadaman listrik adalah dengan

pemasangan baterei intern (UPS) pada peralatan yang dinilai penting

(critical).

• Risiko lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

Risk cost untuk risiko lamanya proses penggantian peralatan yang

rusak didapatkan dari opportunity cost yang diakibatkan oleh peralatan

yang rusak tersebut. Opportunity cost ini didapatkan dari kerugian yang

dihasilkan dikarenakan belum adanya alat pengganti untuk peralatan yang

rusak tersebut. Data historis yang ada untuk risiko lamanya proses

penggantian peralatan yang rusak ini adalah data frekuensi terjadinya

risiko yang mengakibatkan opportunity cost. Dari data yang ada tersebut

dicari rata-ratanya. Untuk mendapatkan kuantifikasi dalam bentuk biaya,

penulis mengalikan data frekuensi tersebut dengan kerugian yang

didapatkan per hari dengan tidak beroperasinya peralatan tersebut.

Treatment cost didapatkan dari biaya yang dikeluarkan oleh rumah

sakit untuk pembuatan service contract kepada pihak supplier.

Agar pembaca mengetahui biaya dari setiap risikonya, maka penulis

menyajikan dalam tabel 4.6. Tabel 4.6 juga menunjukkan kondisi awal sebelum

dilakukan optimasi alokasi biaya dengan simulasi.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 111: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

93

Tabel 4.6 Kondisi Awal Alokasi Biaya

NO RISIKO RISK COST%TARGET

RISK COVERAGE

RISK COVERAGE

ACTUAL RISK COVERAGE

TREATMENT COST

GO/NO GO

ADVANTAGE

1Kebocoran di dalam ruangan 238.594Rp 95% 226.664Rp 226.664Rp Rp 200.000 1,0 26.664Rp

2

Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki

3.780.000Rp 95% 3.591.000Rp 3.591.000Rp Rp 3.000.000 1,0 591.000Rp

3 Kerusakan peralatan medis

5.444.115Rp 95% 5.171.909Rp 5.171.909Rp Rp 300.000 1,0 4.871.909Rp

4 Pemadaman listrik 1.252.428Rp 95% 1.189.806Rp 1.189.806Rp Rp 500.000 1,0 689.806Rp

5Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

3.478.333Rp 95% 3.304.417Rp 3.304.417Rp Rp 3.000.000 1,00 304.417Rp

14.193.470Rp 13.483.797Rp 13.483.797Rp 7.000.000Rp 6.483.797Rp TOTAL

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai actual risk coverage sama

dengan nilai risk coverage. Hal ini disebabkan simulasi belum dimulai dan tabel

diatas juga menunjukkan keadaan dimana budget untuk treatment cost sebesar

100%. Kondisi jika tersedia budget 100% menunjukkan bahwa jika dana sejumlah

tersebut tersedia maka risiko yang terjadi akan dapat ditangani. Kolom actual risk

coverage dapat menunjukkan nilai risiko yang dapat dikurangi dengan penerapan

treatment. Nilai actual risk coverage akan berkurang jika treatment cost

berkurang.

Penulis dalam melakukan simulasi ini ditempatkan ke dalam beberapa

kondisi, yaitu kondisi budget untuk treatment cost yang tersedia hanya 10%, 25%,

50%, 75%, 90%. Dan dalam periode 3 bulan. Adanya pembatasan ini sesuai

dengan hasil wawancara dan konsultasi yang dihasilkan oleh pihak rumah sakit.

Dengan adanya skenario yang dilakukan melalui simulasi, dapat diketahui

risiko mana saja yang dapat dibiayai dengan keterbatasan budget, walaupun pada

akhirnya seluruh keputusan diserahkan kembali pada pihak rumah sakit. Berikut

ini akan ditampilkan simulasi alokasi biaya dengan kondisi budget seperti yang

telah disebutkan sebelumnya:

a. Asumsi budget yang tersedia Rp. 700.000

Asumsi yang pertama adalah jika dana (budget) yang tersedia untuk

membiayai treatment cost sebesar Rp 700.000 atau kira-kira sebesar 10% dari

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 112: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

94

total treatment cost. Pada tabel 4.7 dapat dilihat hasil optimasi dengan

menggunakan OptQuest.

Tabel 4.7. Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp 700.000

NO RISIKO RISK COST%TARGET

RISK COVERAGE

RISK COVERAGEACTUAL RISK COVERAGE

TREATMENT COST

GO/NO GO

ADVANTAGE

1Kebocoran di dalam ruangan 238.594Rp 95% 226.664Rp -Rp Rp - 0,0 -Rp

2

Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki

3.780.000Rp 95% 3.591.000Rp -Rp Rp - 0,0 -Rp

3Kerusakan peralatan medis

5.444.115Rp 95% 5.171.909Rp 5.171.909Rp Rp 300.000 1,0 4.871.909Rp

4 Pemadaman listrik 1.252.428Rp 95% 1.189.806Rp 947.019Rp Rp 397.972 0,8 437.011Rp

5Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

3.478.333Rp 95% 3.304.417Rp -Rp Rp - 0,00 -Rp

14.193.470Rp 13.483.797Rp 6.118.929Rp 616.763Rp 5.308.920Rp TOTAL

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan budget yang disediakan

oleh rumah sakit untuk treatment cost hanya Rp 700.000, treatment atau

penanganan yang dapat dilakukan sepenuhnya (100%) adalah treatment untuk

item risiko kerusakan peralatan medis. Sedangkan untuk penanganan risiko

pemadaman listrik dana yang dapat dialokasikan hanya sebesar 80%. Untuk

ketiga risiko yang lain; yaitu risiko kebocoran di dalam ruangan, risiko tidak

adanya back up peralatan medis, risiko lamanya proses penggantian peralatan

yang rusak; tidak mendapatkan alokasi dana sama sekali.

Dari budget yang disediakan rumah sakit sebesar Rp 700.000, risiko

yang dapat dikurangi rumah sakit adalah sebesar Rp 6.118.929 dengan

keuntungan sebesar Rp. 5.308.920.

b. Asumsi budget yang tersedia Rp. 1.750.000

Asumsi yang kedua adalah jika dana (budget) yang tersedia untuk

membiayai treatment cost sebesar Rp 1.750.000 atau kira-kira sebesar 25% dari

total treatment cost. Pada tabel 4.8 dapat dilihat hasil optimasi dengan

menggunakan OptQuest.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 113: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

95

Tabel 4.8 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp 1.750.000

NO RISIKO RISK COST%TARGET

RISK COVERAGE

RISK COVERAGE

ACTUAL RISK COVERAGE

TREATMENT COST

GO/NO GO

ADVANTAGE

1Kebocoran di dalam ruangan 238.594Rp 95% 226.664Rp 226.664Rp Rp 200.000 1,0 26.664Rp

2

Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki

3.780.000Rp 95% 3.591.000Rp 67.820Rp Rp 56.658 0,02 211Rp

3Kerusakan peralatan medis

5.444.115Rp 95% 5.171.909Rp 5.171.909Rp Rp 300.000 1,0 4.871.909Rp

4 Pemadaman listrik 1.252.428Rp 95% 1.189.806Rp 1.182.121Rp Rp 496.771 1,0 680.924Rp

5Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

3.478.333Rp 95% 3.304.417Rp 1.606.346Rp Rp 1.458.363 0,49 71.938Rp

14.193.470Rp 13.483.797Rp 8.254.861Rp 1.703.573Rp 5.651.646Rp TOTAL

Dari tabel dapat dilihat bahwa jika rumah sakit menyediakan dana

sebesar Rp. 1.750.000, maka treatment yang dapat dilakukan sepenuhnya

(100%) adalah treatment terhadap risiko kebocoran di dalam ruangan, risiko

kerusakan peralatan medis, dan risiko pemadaman listrik. Untuk risiko lamanya

proses penggantian peralatan yang rusak hanya mendapatkan alokasi sebesar

49%, sedangkan untuk risiko tidak adanya back up peralatan medis hanya

mendapatkan alokasi sebesar 2%.

Dari budget yang disediakan rumah sakit sebesar Rp 1.750.000, risiko

yang dapat dikurangi rumah sakit adalah sebesar Rp 8.254.861 dengan

keuntungan sebesar Rp. 5.651.646.

c. Asumsi budget yang tersedia Rp. 3.500.000

Asumsi yang kedua adalah jika dana (budget) yang tersedia untuk

membiayai treatment cost sebesar Rp 3.500.000 atau kira-kira sebesar 50% dari

total treatment cost. Pada tabel 4.9 dapat dilihat hasil optimasi dengan

menggunakan OptQuest.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 114: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

96

Tabel 4.9 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp. 3.500.000

NO RISIKO RISK COST%TARGET

RISK COVERAGE

RISK COVERAGE

ACTUAL RISK COVERAGE

TREATMENT COST

GO/NO GO

ADVANTAGE

1Kebocoran di dalam ruangan 238.594Rp 95% 226.664Rp -Rp Rp - 0,0 -Rp

2

Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki

3.780.000Rp 95% 3.591.000Rp 109.116Rp Rp 91.158 0,03 546Rp

3Kerusakan peralatan medis

5.444.115Rp 95% 5.171.909Rp 5.171.909Rp Rp 300.000 1,0 4.871.909Rp

4 Pemadaman listrik 1.252.428Rp 95% 1.189.806Rp 1.189.806Rp Rp 500.000 1,0 689.806Rp

5Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

3.478.333Rp 95% 3.304.417Rp 3.100.551Rp Rp 2.814.915 0,94 268.013Rp

14.193.470Rp 13.483.797Rp 9.571.383Rp 3.444.019Rp 5.830.275Rp TOTAL

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa jika rumah sakit menyediakan dana

sebesar Rp. 3.500.000, maka treatment yang dapat dilakukan sepenuhnya

(100%) adalah treatment terhadap risiko kerusakan peralatan medis, dan risiko

pemadaman listrik. Untuk risiko lamanya proses penggantian peralatan yang

rusak mendapatkan alokasi dana sebesar 94%, sedangkan untuk risiko tidak

adanya back up peralatan medis hanya mendapatkan alokasi sebesar 3%. Risiko

kebocoran di dalam ruangan tidak mendapatkan alokasi dana sama sekali.

Dari budget yang disediakan rumah sakit sebesar Rp 3.500.000, risiko

yang dapat dikurangi rumah sakit adalah sebesar Rp 9.571.383 dengan

keuntungan sebesar Rp. 5.830.275

d. Asumsi budget yang tersedia Rp. 5.500.000

Asumsi yang kedua adalah jika dana (budget) yang tersedia untuk

membiayai treatment cost sebesar Rp 5.500.000 atau kira-kira sebesar 75% dari

total treatment cost. Pada tabel 4.10 dapat dilihat hasil optimasi dengan

menggunakan OptQuest.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 115: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

97

Tabel 4.10 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp. 5.500.000

NO RISIKO RISK COST%TARGET

RISK COVERAGE

RISK COVERAGEACTUAL RISK COVERAGE

TREATMENT COST

GO/NO GO

ADVANTAGE

1Kebocoran di dalam ruangan 238.594Rp 95% 226.664Rp -Rp Rp - 0,00 -Rp

2

Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki

3.780.000Rp 95% 3.591.000Rp 2.654.248Rp Rp 2.217.417 0,74 322.879Rp

3Kerusakan peralatan medis 5.444.115Rp 95% 5.171.909Rp 5.171.909Rp Rp 300.000 1,0 4.871.909Rp

4 Pemadaman listrik 1.252.428Rp 95% 1.189.806Rp 1.188.567Rp Rp 499.479 1,0 688.370Rp

5Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

3.478.333Rp 95% 3.304.417Rp 3.304.417Rp Rp 3.000.000 1,00 304.417Rp

14.193.470Rp 13.483.797Rp 12.319.141Rp 5.437.938Rp 6.187.575Rp TOTAL

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa jika rumah sakit menyediakan dana

sebesar Rp. 5.500.000, maka treatment yang mendapatkan alokasi dana

sepenuhnya (100%) adalah treatment terhadap risiko kerusakan peralatan

medis, risiko lamanya proses penggantian peralatan yang rusak, dan risiko

pemadaman listrik. Sedangkan risiko tidak adanya back up peralatan medis

untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki oleh supplier

mendapatkan alokasi dana sebesar 74% dan risiko kebocoran di dalam ruangan

tidak mendapatkan alokasi dana sama sekali.

Dari budget yang disediakan rumah sakit sebesar Rp 5.500.000, risiko

yang dapat dikurangi rumah sakit adalah sebesar Rp 12.319.141 dengan

keuntungan sebesar Rp. 6.187.575

e. Asumsi budget yang tersedia Rp. 6.300.000

Asumsi yang kedua adalah jika dana (budget) yang tersedia untuk

membiayai treatment cost sebesar Rp 6.300.000 atau kira-kira sebesar 90% dari

total treatment cost. Pada tabel 4.11 dapat dilihat hasil optimasi dengan

menggunakan OptQuest.

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 116: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

Universitas Indonesia

98

Tabel 4.11 Alokasi biaya dengan asumsi budget Rp. 6.300.000

NO RISIKO RISK COST%TARGET

RISK COVERAGE

RISK COVERAGE

ACTUAL RISK COVERAGE

TREATMENT COST

GO/NO GO

ADVANTAGE

1Kebocoran di dalam ruangan 238.594Rp 95% 226.664Rp 32.097Rp Rp 28.322 0,14 535Rp

2

Tidak adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki

3.780.000Rp 95% 3.591.000Rp 3.236.227Rp Rp 2.703.615 0,90 479.993Rp

3Kerusakan peralatan medis

5.444.115Rp 95% 5.171.909Rp 5.171.909Rp Rp 300.000 1,0 4.871.909Rp

4 Pemadaman listrik 1.252.428Rp 95% 1.189.806Rp 1.189.691Rp Rp 499.952 1,0 689.673Rp

5Lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

3.478.333Rp 95% 3.304.417Rp 3.304.417Rp Rp 3.000.000 1,00 304.417Rp

14.193.470Rp 13.483.797Rp 12.934.342Rp 6.240.425Rp 6.346.526Rp TOTAL

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa jika rumah sakit menyediakan dana

sebesar Rp. 6.300.000, maka treatment yang mendapatkan alokasi dana

sepenuhnya (100%) adalah treatment terhadap risiko kerusakan peralatan

medis, risiko lamanya proses penggantian peralatan yang rusak, dan risiko

pemadaman listrik. Sedangkan risiko tidak adanya back up peralatan medis

untuk penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki oleh supplier

mendapatkan alokasi dana sebesar 90% dan risiko kebocoran di dalam ruangan

hanya mendapatkan alokasi dana sebesar 14%.

Dari budget yang disediakan rumah sakit sebesar Rp 6.300.000, risiko

yang dapat dikurangi rumah sakit adalah sebesar Rp 12.934.342 dengan

keuntungan sebesar Rp. 6.346.526

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 117: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

99

5. KESIMPULAN

Untuk menjawab tujuan penelitian yang pada bab pendahuluan telah

disebutkan oleh penulis, maka berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis

yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai

berikut:

1. Strategi penanganan untuk mengatasi risiko-risiko pada pemeliharaan

adalah berupa pengurangan risiko (risk mitigation) dan memindahkan

tanggungjawab risiko (risk transfer) untuk risiko dengan kategori tinggi.

Tetapi untuk risiko-risiko yang termasuk ke dalam risiko dengan kategori

rendah, seksi sarana fisik menggunakan cara menerima risiko (risk

acceptable). Penjabaran strategi penanganan untuk setiap risiko untuk

lebih lengkapnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.5.

2. Risiko-risiko dalam pemeliharaan yang termasuk ke dalam peringkat lima

besar adalah:

• Risiko kebocoran di dalam ruangan

• Risiko tidak adanya back up peralatan medis untuk peralatan medis

yang sedang diperbaiki oleh supplier

• Risiko kerusakan peralatan medis

• Risiko pemadaman listrik

• Risiko lamanya proses penggantian peralatan yang rusak

3. Alokasi biaya dengan dengan adanya 5 skenario keterbatasan budget yang

disediakan oleh pihak rumah sakit untuk treatment risiko, adalah sebagai

berikut:

• Jika budget yang disediakan oleh rumah sakit sebesar Rp 700.000,

treatment atau penanganan yang dapat dilakukan sepenuhnya

(100%) adalah treatment untuk item risiko kerusakan peralatan

medis. Sedangkan untuk penanganan risiko pemadaman listrik

dana yang dapat dialokasikan pada risiko sebesar 80%. Untuk

ketiga risiko yang lain; yaitu risiko kebocoran di dalam ruangan,

risiko tidak adanya back up peralatan medis, risiko lamanya proses

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 118: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

100

Universitas Indonesia

penggantian peralatan yang rusak; tidak mendapatkan alokasi dana

sama sekali.

• Jika disediakan dana sebesar Rp. 1.750.000, maka treatment yang

dapat dilakukan sepenuhnya (100%) adalah terhadap risiko

kebocoran di dalam ruangan, risiko kerusakan peralatan medis, dan

risiko pemadaman listrik. Untuk risiko lamanya proses penggantian

peralatan yang rusak hanya mendapatkan alokasi sebesar 49%,

sedangkan untuk risiko tidak adanya back up peralatan medis

hanya mendapatkan alokasi sebesar 2%.

• Jika rumah sakit menyediakan dana sebesar Rp. 3.500.000, maka

treatment yang dapat dilakukan sepenuhnya (100%) adalah

terhadap risiko kerusakan peralatan medis, dan risiko pemadaman

listrik. Untuk risiko lamanya proses penggantian peralatan yang

rusak mendapatkan alokasi dana sebesar 94%, sedangkan untuk

risiko tidak adanya back up peralatan medis hanya mendapatkan

alokasi sebesar 3%. Risiko kebocoran di dalam ruangan tidak

mendapatkan alokasi dana sama sekali.

• Jika rumah sakit menyediakan dana sebesar Rp. 5.500.000, maka

treatment yang dapat dilakukan sepenuhnya adalah terhadap risiko

kerusakan peralatan medis, risiko lamanya proses penggantian

peralatan yang rusak, dan risiko pemadaman listrik. Risiko tidak

adanya back up peralatan medis untuk penggantian sementara

peralatan medis yang diperbaiki oleh supplier mendapatkan alokasi

dana sebesar 74%, sedangkan risiko kebocoran di dalam ruangan

tidak mendapatkan alokasi dana sama sekali.

• Jika rumah sakit menyediakan dana sebesar Rp. 6.300.000, maka

treatment yang dapat dilakukan sepenuhnya (100%) adalah

terhadap risiko kerusakan peralatan medis, risiko lamanya proses

penggantian peralatan yang rusak, dan risiko pemadaman listrik.

Sedangkan risiko tidak adanya back up peralatan medis untuk

penggantian sementara peralatan medis yang diperbaiki oleh

supplier mendapatkan alokasi dana sebesar 90%, dan risiko

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 119: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

101

Universitas Indonesia

kebocoran di dalam ruangan mendapatkan alokasi dana sebesar

14%.

4. Skenario yang diterapkan dalam simulasi dan hasil dari simulasi dapat

berubah sesuai dengan kondisi dan keputusan pihak rumah sakit

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 120: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

102

Universitas Indonesia

REFERENSI

Brown, Bernard L. (2002). Risk Management for Hospital. Maryland: Aspen

Systems Corporation

Crystal Ball 2000, User Manual

Departement of Health, Government of South Australia. (2006). Risk

Management: Policy and Framework. 2003.

Frame, J. Davidson. (2002). Managing Risk in Organization: A Guide for

Manager. San Fransisco.

Furst, E., Wang, B., & Cohen, Ted. (2006). Medical Eqipment Management

Strategie. Biomedical Instrumentation & Technology, 40, 3, 233.

Joint Standards Australia/Standards New Zealand Commiittee B-007. (2006).

Australian/New Zealand Standard: Risk Management (AS/NZ 4360:2004).

Sydney, Wellington: Author.

Kerzner. (2003). Project Management: A Systems Approach to Planning,

Scheduling, and Controlling (8th ed.). John Wiley & Sons.

Mann, Lawrence. (1978). Maintenance Management. Toronto: Lexington Books.

Mestchian, Peyman. (2000). Risk Intelligence – from Compliance to Performance.

Journal Risk Inteligence, hal 3-6

Moeis, Emmyr F. (1994). Budaya Mutu Sebagai Bagian Integral Manajemen

Rumah Sakit. Cermin Dunia Kedokteran, 34

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 121: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

103

Universitas Indonesia

Noris, C., Perry ,J., & P. Simon. (2000). Project Risk Analysis and Management.

The Association for Project Management. Buckinghamshire.

Penncok , Michael J., & Haime, Yacov Y s. (2002). Principles and Guidelines for

Project Risk Management. System Engineering (Vol. 5, No. 2).Wiley

Periodicals Inc.

Patterson, Fiona & Kevin Neailey.(2002). A Risk Register Database System to

Aid The Management of Project Risk. International Journal of Project

Management, 20, 365-374.

Project Risk Management Handbook: Threat and Opportunities (2nd ed.). (2007).

Sacramento: Office of Statewide Project Management Improvement (OSPMI)

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 122: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

104

Universitas Indonesia

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENILAIAN RISIKO

Bapak / Ibu / Sdr / i yang saya hormati,

Saya, Nadya Rathna Riestayati, adalah mahasiswa tingkat akhir program Sarjana

Teknik Industri Universitas Indonesia dengan NPM 0404070484.

Pada saat ini, saya sedang melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi

dengan topik “Analisa Risiko Pemeliharaan Peralatan Medis di Intensive Care Unit

Rumah Sakit X”.

Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian tugas akhir yang dilakukan peneliti

dari Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Adapun tujuan

dari kuesioner ini adalah untuk menilai risiko itu sendiri. Penilaian terhadap risiko perlu

dilakukan untuk mengetahui tingkatan atau level dari suatu risiko. Penilaian risiko ini

mencakup penilaian terhadap probabilitas terjadinya risiko dan juga penilaian terhadap

dampak yang dihasilkan jika risiko itu terjadi.

Dengan pengisian kuesioner ini, diharapkan dapat menilai item risiko dalam

pemeliharaan peralatan medis yang benar-benar merupakan pendapat para ahli

Oleh karena itu, saya mengharapkan partisipasi dari Bapak/ Ibu untuk mengisi

kuesioner berikut. Apabila ada pertanyaan mengenai kuesioner ini, Bapak / Ibu/ Sdr/ i

dapat menghubungi :

Mahasiswa: Dosen Pembimbing:

Nadya Rathna R Ir. Fauzia Dianawati, Msi.

Departemen Teknik Industri Departemen Teknik Industri

Fakultas Teknik Atau Fakultas Teknik

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

Kampus UI Depok 16424 Kampus UI Depok 16424

Telp. 08158870883 Telp. 021-788 88805

Email: [email protected] Email:

Atas bantuan dan partisipasi Bapak / Ibu/ Sdr/ i, peneliti mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Nadya Rathna Riestayati

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 123: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

105

Universitas Indonesia

DATA RESPONDEN

Nama :

Departemen :

Divisi :

Jabatan :

Pengalaman Kerja :

Alamat e-mail :

Tanda tangan :

CARA PENGISIAN KUESIONER

Berilah tanda check (�) di setiap kolom yang mempresentasikan penilaian

Bapak/Ibu terhadap tiap item risiko. Contoh, jika Bapak/Ibu merasa bahwa

probabilitas terjadinya beban tugas personil yang berlebihan pada personil

mencapai 60% maka Bapak/Ibu dapat memberi tanda check pada kolom keempat

pada bagian likelihood.

Kemudian jika Bapak/Ibu merasa bahwa risiko tersebut akan memberikan

dampak yang biasa saja tidak terlalu tinggi pada operasional ICU maka pada

kolom impact Bapak/ Ibu dapat memberi tanda check pada kolom 3. Pada gambar

di bawah ini merupakan contoh dari kuesioner yang telah diisi:

�����������������

�� � � �� �� � � �� �

������������� ��������������

������������������� ������

��������������������������

�������������� �����������

�����������������������

���������

������������� ���

�������������

��������������

������������������

����������� ����������

������������

� �

� ����������������������� ������ ���� �����������!�"��# �$%��

Sebagai panduan dalam menentukan likelihood dan impact, setiap nilainya

dapat dideskripsikan dalam tabel berikut ini:

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 124: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

106

Universitas Indonesia

Tabel 1. Kriteria untuk probabilitas

LIKELIHOOD/ PROBABILITAS SKALA DESKRIPSI

Sangat Rendah 1 Risiko terjadi hanya pada saat atau keadaan tertentu saja. Probabilitas terjadinya risiko sebesar 0-5%

Rendah 2Risiko ini mungkin akan terjadi tetapi tidak diperkirakan akan terjadi. Probabilitas terjadinya risiko sebsar 6-20%

Medium 3Risiko ini diperkirakan mungkin terjadi pada suatu waktu. Probabilitas terjadinya item risiko sebesar 21-50%

Tinggi 4 Risiko ini pasti akan terjadi minimal satu kali. Probabilitas terjadinya risiko sebesar 51-90%

Sangat Tinggi 5 Risiko ini pasti akan sering terjadi. Probabilitas terjadinya risiko sebsar 91-100%

Tabel 2. Kriteria untuk dampak (impact)

IMPACT SKALA DESKRIPSI

Insignificant 1Jika item risiko berdampak sangat kecil terhadap penambahan waktu dan biaya dan dianggap masih dalam batas toleransi

Minor 2Jika item risiko berdampak pada penambahan waktu dan biaya sebesar 0-5% dari perencanaan. Dampak yang dihasilkan tidak mempengaruhi operasional ICU

Moderate 4Jika item risiko berdampak penambahan waktu dan biaya sebesar 6-10% dari perencanaan. Dampak yang dihasilkan mempengaruhi operasional ICU

Major 8Jika item risiko berdampak penambahan waktu dan biaya sebesar 11-20% dari perencanaan. Dampak yang dihasilkan sangat mempengaruhi operasional ICU

Catastrophic 16

Jika item risiko berdampak penambahan waktu dan biaya lebih dari 20% dari perencanaan dan dampak yang dihasilkan sangat mempengaruhi operasional ICU dan mengancam keselamatan pasien (patient safety)

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 125: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

107

Universitas Indonesia

�����������������

�� � � �� �� � � �� �

������������� ��������������

������������������� ������

��������������������������

�������������� �����������

�����������������������

���������

������������� ���

�������������

��������������

������������������

����������� ����������

������������

�������������� �������� ��������

�� ����������������������������������� ���

�������������� �������

����� ����������

��������������������

���������

� ����������������������� ������ ���� �����������!�"��# �$%��

�����������&��'���'�

�� � � �� �� � � �� �

������������������������� ���

���������������������������

�����������������������

�����������������

��������������

�����������

�������������������

�������������

�������������������

��������

� �� ���������������������

���������

���������������

����������

��������������

�����������������

���������

������ ���� �����������!�"��# �$%��

� �����������������������

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 126: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

108

Universitas Indonesia

������������������

� ����������������������� ������ ���� �������

�� � � �� �� � � �� �

� ��������������������������

���������������������������

!��������������

����������������

��������������

���������

��������������

��������

������������������

�������������������

������� ����������

������������������

�������������

��������

� �� ������������������������

�������������

���������

��������������

�����������

!�����������������

���������������������

�����

����!�"��# �$%��

����������������'�

�� � � �� �� � � �� �

� "�������#�$%���#����� ����������������&������ ������������

�����������

'������������������

���������������������������

��� � ���

��� � ����������

������

(�����������

���������������

����������������

������

������ ���� �������� ���������������������������!�"��# �$%��

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 127: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

109

Universitas Indonesia

�������������'���'�

�� � � �� �� � � �� �

� ������������ ������������ ���

���������

�������������������

�������������

!����������������������������)%

�����������)%���������

����������� ��������� � ���

�����������������

������������������

�����

!����������

������������������

�������������������

��������

*���������������������������

�������������

���������)%

�������������

����������

!��������������

����������������

������������������

+

)������������������������� �����

���������������������

�����������������������

����������

��������� ���

���������

�����������������

�������������������

�����������������

�� ���������� ������ ���

������

,���������������������������

���������

���������

������ ���

��������������

������������� ���

�����������������

��������

������ ���� �������� ���������������������������!�"��# �$%��

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 128: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

110

Universitas Indonesia

LAMPIRAN 2

DATA KEBOCORAN DI DALAM RUANGAN

(PERIODE JANUARI- DESEMBER 2007)

�������� ��(�!� ���)��*������ +����

-���������������� &������!��������� �.�/�.,001�

��� � �������������� $ ��� � �.+0+.2�*1�

1������������������� $ ��� ��&����� �.+,,.�3�1�

DATA TIDAK ADANYA BACKUP PERALATAN MEDIS

(PERIODE JANUARI- DESEMBER 2007)

+�!�� ��$����(�!� �� ��������������

$���� $ ��� � �.000.0001�

4�5��� ����� �.,00.0001�

)���� $ ��� � �.,00.0001�

"��� ��������� �.000.0001�

)����� $ ��� � �.000.0001�

�������� $ ��� � *.000.0001�

DATA PEMADAMAN LISTRIK

(PERIODE JANUARI- DESEMBER 2007)

"������ * * +�0.0001� +

6������� � * *�0.0001� �

$���� � � �20.0001� �

)���� � � /�.0001� �

$�� * * *�2.0001� �

"��� � � �*0.0001� �

"��� � � *,.,001� �

)����� � � �7�.0001� �

�������� � � /�.,001� �

&�� ��� � � 2*.0001� �

# 8����� � � 2*.0001� �

(������� � * *�0.0001� �

+�!�� &(������������#���,�$!�"���(�!� ���

���*������+����

��$��

��(�������

�"�(��

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 129: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

111

Universitas Indonesia

DATA KERUSAKAN PERALATAN

(PERIODE JANUARI- DESEMBER 2007)

��$����(�!� ����$����(�������

�"�(��+����

,�����

��(�������� �(��*��

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

���� ����� / �.000.0001� ����� �������

9������� � / �.000.0001� ����� �������

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � �00.0001� 1���� �����6����

4�5��� ����� �+ ,.000.0001� ����� �������

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

���� ����� / �.000.0001� ����� �������

!��������� � ��0.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��0.0001� 1���� �����6����

!��������� 1 120.000Rp 1���� �����6����

# ::�� / �.,00.0001� ����� �������

���� ����� � �,0.0001� 1���� �����6����

!��������� � �,0.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

��������� / �.000.0001� ����� �������

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

!��������� � ��,.0001� 1���� �����6����

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008

Page 130: RUMAH SAKIT Xlib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20249912-S50311... · medis ICU di rumah sakit X. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu disusun berdasarkan peringkat

112

Universitas Indonesia

DATA LAMANYA PROSES PENGGANTIAN PERALATAN

(PERIODE JANUARI- DESEMBER 2007)

+�!�����$��

��(�!� ���

����������

����

$ ��� � 1��.000.000

!��������� Rp - ,����(��

���� ����� Rp -

&��(��(�� 4�5��� ����� 1��.000.000

�(� � ��������� 1�*.,00.000

'%(�!� $ ��� � Rp -

��� �&� 1��.000.000

$ ��� � 1�;,����

��������� 1��.,00.000

,�!�� # ::�� Rp - !��������� 1�;

'*�� ��� ��������� 1��.000.000

��% �$��(� ��������� 1�*.000.000

� ���(� ���� ����� 1�;

$ ��� � 1�*.000.000����$��(�

�&� 1�;

�&� 1��.000.000-���$��(�

!��������� 1�;

Analisis risiko..., Nadya Rathna Riestayati, FT UI, 2008