RSMH 2012
-
Upload
linda-elitee-thea -
Category
Documents
-
view
415 -
download
5
Transcript of RSMH 2012
BAB VIRUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
28 s.d 9 Juni 2012
A. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1. Pengertian
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik. Rumah sakit ini mempunyai misi memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Tugasnya adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasilguna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Untuk itu
rumah sakit umum perlu mempunyai fungsi pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan
asuhan keperawatan, rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan (Aditama, 2000).
2. Sejarah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Pada tahun 1953 Rumah Sakit Umum Pusat Palembang mulai dibangun, dan disesuaikan
dengan fasilitas yang tersedia pada Rumah Sakit Umum Pusat Palembang. Pada saat itu baru
melayani penderita poliklinik (rawat jalan), tepatnya pada bulan Januari 1957. Dengan
berkembangnya sarana gedung, kualitas dan kuantitas staf tenaga dan peralatan, unit atau
instalasi lainnya pun mulai berfungsi. Rumah Sakit Umum Pusat Palembang pada bulan
November 1957 mulai menerima pasien in-patient (rawat inap) pada empat poliklinik yaitu
poliklinik penyakit dalam, penyakit anak, bedah dan THT.
Sejalan dengan kebutuhan pelayanan yang meningkat dan perkembangan ilmu
kedokteran, Rumah Sakit Umum Pusat Palembang berkembang menjadi rumah sakit tipe C yang
dipakai juga untuk paramedis (1957). Dengan digunakannya RSUP Palembang sebagai
“Teaching Hospital “ Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (1966), RSUP Palembang
kembali berkembang menjadi Rumah Sakit tipe B (1972) yang ditetapkan pada tahun 1979
berdasarkan SK Menkes RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978, dengan luas bangunan 37.000 m3
dalam area seluas 22 hektar. Pemerintah mengharapkan agar rumah sakit tipe B ini dapat
menerima rujukan dari puskesmas, rumah sakit tipe C dan D dari seluruh daerah Sumsel atau
lebih luas lagi.
Dengan adanya kebijaksanaan pemerintah terhadap beberapa rumah sakit agar
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya serta meningkatkan mutu
pelayanannya, maka pada tanggal 1 November 1993 Rumah Sakit Umum Pusat Palembang
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Swadana sesuai dengan SK Menkes RI No. 1134/Menkes/
SK/1993 tanggal 10 Desember 1993.
Rumah Sakit Umum Pusat Palembang sejak tanggal 4 Oktober 1997 berdasarkan SK
Menkes No. 129/SK/XI/1997 berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin
Palembang termasuk kategori rumah sakit tipe B plus, yang menunjang terselenggaranya
pelayanan kesehatan. Dengan dikeluarkannya SK Menkes RI No. 1062/Menkes/SK/X/2001,
maka status RSMH berubah dari Perusahaan Umum Bhakti Husada (PBH) Menjadi Perusahaan
Jawatan atau lebih dikenal dengan istilah Perjan. Saat ini berdasarkan SK Permenkes RI No.
1680/Menkes/Per/XII/2005 maka status RSMH berubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
3. Visi dan Misi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Adapun Visi dan Misi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah :
a. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan Kesehatan yang Terbaik dan Bermutu se
Sumatera Selatan”.
b. Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi.
2. Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang kedokteran dan
kesehatan.
3. Menjadikan pusat promosi kesehatan.
4. Falsafah Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Senantiasa mengutamakan kepentingan pasien, memberikan pelayanan terpadu dan
menyeluruh sesuai tuntunan zaman serta karyawan rumah sakit mempunyai kedudukan yang
sama dalam arti pencapaian pelaksanaan dan tugas.
B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1. Pengertian
Instalasi adalah fasilitas penyelenggara pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan, dan pemeliharaan sarana rumah sakit.
Instalasi Farmasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah rumah sakit, yang biasanya
berada dibawah koordinasi direktur pelayanan atau penunjang medik.
Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Peracikan, penyimpanan, penyaluran obat-obatan, gas medis dan bahan kimia.
b. Penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, alat perawatan dan alat kesehatan yang
dilakukan oleh tenaga atau pegawai dalam menjalankan fungsional.\
2. Falsafah, Misi dan Tujuan Pelayanan Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
a. Falsafah
Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang optimal dan terpadu, berorientasi kepada
penyembuhan pasien dengan penyediaan obat yang bermutu, rasional, dan terjangkau bagi
seluruh masyarakat.
b. Visi
Menjadi pusat pelayanan farmasi yang terbaik dan bermutu se-Sumatera Selatan.
c. Misi
Memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal, berorientasi kepada pelayanan pasien
secara terpadu, dengan penyediaan obat yang bermutu, dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat ( Efektif, Aman, Rasional dan Murah atau EARMU ), dalam rangka menunjang
dan meningkatkan pelayanan kesehatan RSMH.
d. Tujuan
1) Agar terlaksana pengadaan obat yang bermutu dengan harga terjangkau.
2) Agar terlaksana pembuatan obat yang sesuai dengan CPOB.
3) Agar terjamin mutu dan keamanan obat selama penyimpanan dan penyaluran obat.
4) Agar terlaksana pengawasan terhadap penyalagunaan obat atau penggunaan salah
obat.
5) Agar terlaksana pelayanan pemberian obat, pelayanan informasi obat dan pelayanan
kefarmasian lain yang menunjang penggunaan obat rasional.
6) Agar dapat membantu RSMH dalam melaksanakan Pendidikan dan Penelitian.
7) Agar terlaksana penelitian dan pengembangan dibidang kefarmasian.
C. Struktur Organisasi Instalasi dan Tatalaksana Instalasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
1. Tugas pokok, Fungsi, Dan kedudukan
a. Tugas pokok
Melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang mencakup :
1) Penyiapan fasilitas untuk melakukan tugas peracikan dan pengelolaan perbekalan
farmasi yaitu perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
dan pengawasan.
2) Pelayanan farmasi klinik ( infomasi obat, menitoring efek samping obat, pemantauan
terapi obat, dan sebagainya ).
b. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Instalasi Farmasi mempunyai fungsi :
1) Manajemen persediaan : perencanaan, pengadaan, wasdal mutu, wasdal
persediaan administrasi gudang.
2) Produksi : steril dan non-steril
3) Distribusi : pasien rawat jalan dan rawat inap, ruangan di
Lingkungan RSMH
d. Pelayanan Farmasi klinik
c. Kedudukan
1). Instalalasi Farmasi adalah organisasi fungsional di lingkungan Perjan Rumah Sakit
Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Pelayanan Medik.
2). Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan Kepala Instalasi
Farmasi.
3). Instalasi farmasi berlokasi di samping gedung Graha Spesialis Rumah Sakit Dr.
Mohammad Hoesin
2. Organisasi
Organisasi Instalasi Farmasi terdiri dari :
a. Kepala Instalasi Farmasi.
b. Administrasi dan Logistik.
c. Sub instalasi Penunjang Pelayanan Farmasi.
d. Sub instalasi Pelayanan Rawat Jalan.
e. Sub instalasi Pelayanan Rawat Inap.
f. Sub instalasi Rawat Darurat dan Tindakan.
g. Penanggung Jawab Pelayanan Farmasi ASKIN
h. Penanggung Jawab Pelayanan Farmasi Bedah Sentral
i. Pengatur Ruang
j. Pelaksana
3. Uraian Tugas
a. Kepala Instalasi Farmasi.
1) Memimpin, merumuskan program kerja, rencana kerja, tata kerja Instalasi Farmasi, dan
kebijakan interen Instalasi Farmasi yang merujuk dan tidak bertentangan dengan
kebijakan RSMH.
2) Mengkoordinasikan, mengendalikan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan di
lingkungan Instalasi Farmasi.
3) Memberikan motivasi, penilaian kerja, sangsi dan penghargaan kepada pegawai Instalasi
Farmasi.
4) Mempelajari dan mengkaji laporan, saran, hasil kerja staf dan pegawai Instalasi Farmasi.
5) Mengadakan rapat staf dan Petugas Instalasi Farmasi terkait secara rutin dan insidentil
dengan prinsip KIS ( Koordinasi Integrasi dan Sinkronisasi ).
6) Mencarikan solusi dan alternatif penyelesaian masalah yang timbul.
7) Menyampaikan laporan berkala seluruh kegiatan Instalasi Farmasi kepada pimpinan
RSMH.
8) Memberikan saran atau masukan dan berkonsultasi dengan pimpinan RSMH untuk
kelancaran tugas Instalasi Farmasi.
9) Melakukan koordinasi dengan Unit kerja lain di RSMH.
b. Sub Instalasi Pelayanan Farmasi Rawat Inap
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi
dalam hal sebagai berikut :
1) Melaksanakan perencanaan kebutuhan obat dan alkes untuk pelayanan Farmasi
Rawat Inap.
2) Melaksanakan penyimpanan obat dan alkes.
3) Melaksakan pelayanan permintaan obat dan alkes berdasarkan instruksi medik dari
dokter di RSMH.
4) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan obat dan alkes di Pelayanan Farmasi
Rawat Inap.
5) Melaksanakan administrasi dan kepegawaian di Pelayanan Farmasi Rawat Inap.
6) Memberikan motivasi dan melaksanakan pengendalian terhadap kinerja di Pelayanan
Farmasi Rawat Inap.
7) Melaksanakan pendataan, pengarsipan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan di Pelayanan
Farmasi Rawat Inap secara berkala.
c. Sub Instalasi Pelayanan Farmasi Rawat Jalan
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi
dalam hal sebagai berikut :
1. Melaksanakan perencanaan kebutuhan obat dan alkes untuk pelayanan Farmasi
Rawat Jalan.
2. Melaksanakan penyimpanan obat dan alkes.
3. Melaksakan pelayanan permintaan kebutuhan obat, alkes di lingkungan RSMH.
4. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan obat, alkes di Pelayanan Farmasi Rawat
Jalan.
5. Melaksanakan administrasi dan kepegawaian di Pelayanan Farmasi Rawat Jalan.
6. Memberikan motivasi dan melaksanakan pengendalian terhadap kinerja di Pelayanan
Farmasi Rawat Jalan.
7. Melaksanakan pendataan, pengarsipan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan di Pelayanan
Farmasi Rawat Jalan secara berkala.
d. Sub Instalasi Penunjang Farmasi
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi
dalam hal sebagai berikut :
1) Melaksanakan perencanaan kebutuhan obat dan alkes serta gas medik untuk
lingkungan RSMH.
2) Melaksanakan penyimpanan obat, alkes dan gas medik.
3) Melaksakan pelayanan permintaan kebutuhan obat, alkes dan gas medik di
lingkungan RSMH.
4) Melaksanakan pelayanan informasi obat, konseling, dan pelayanan farmasi klinik
lainnya.
5) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan obat, alkes dan gas medik di
lingkungan Penunjang Farmasi.
6) Melaksanakan pendataan, pengarsipan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan di
lingkungan Penunjang Farmasi secara berkala.
7) Memeriksa, meneliti, memisahkan perbekalan Farmasi yang rusak dan mengusulkan
untuk dimusnahkan sebagai bahan masukan Kepala Instalasi Farmasi.
8) Menyaksikan pemusnahan perbekalan farmasi, resep, dan membuat berita acara.
e. Administrasi Umum dan Logistik
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Farmasi
dalam hal sebagai berikut :
1) Menyelenggarakan surat-menyurat, pengarsipan, dan pemeliharaan dokument sebagai
data pendukung kegiatan Instalasi Farmasi.
2) Mengelola administrasi pegawai Instalasi Farmasi meliputi absensi, cuti, mutasi di
lingkungan Intalasi Farmasi.
3) Mengelola administrasi kebutuhan rumah tangga dan barang inventaris instalasi Farmasi.
4) Mengelola administrasi penyelenggaraan diklat Instalasi farmasi.
5) Membuat laporan berkala kegiatan Instalasi Farmasi dan RKAP Instalasi farmasi.
6) Melaksanakan tugas yang diberikan Kepala Instalasi Farmasi.
f. Pengatur Ruang
Dalam melakukan tugasnya, bertanggung jawab kepada penanggung jawab atasan
langsung dalam hal sebagai berikut :
1) Menerima, menyimpan, mengadministrasikan dan menyimpan dokumen barang farmasi
yang telah diperiksa.
2) Menyusun dan membuat daftar permintaan kebutuhan barang farmasi dan barang
rumah tangga.
3) Menyiapkan bahan dan data barang farmasi yang akan diinformasikan oleh apoteker
penanggung jawab.
4) Menyiapkan jurnal pembuatan obat dan memeriksa kelengkapan bahan pembuatan
obat/reagensia.
5) Melayani dan menyiapkan bahan untuk kebutuhan perencanaan, penelitian yang diminta
oleh Apoteker Penanggung Jawab.
6) Melaksanakan penyiapan untuk produksi obat dibawah pengawasan Apoteker.
7) Mencatat semua yang berkaitan dengan pelaksanaan penyiapan, pengerjaan dan
pengemasan obat dalam rangka pelayanan obat kepada pasien.
8) Menyiapkan laporan penggunaan narkotika dan psikotropika.
9) Menyiapkan bahan dan data untuk menunjang penyusunan rencana bulanan, triwulan dan
tahunan.
10) Melaporkan fasilitas yang perlu diperbaiki, direnovasi ataupun dihapuskan.
11) Menyiapkan bahan dan data yang dibutuhkan untuk mengikuti rapat atau pertemuan.
12) Menyiapkan jadwal dinas petugas untuk diajukan kepada Apoteker Penanggung Jawab.
g. Pelaksana
Dalam melakukan tugasnya, bertanggung jawab kepada Pengatur Ruang (P.R) dalam
hal sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas-tugas pelayanan kefarmasian dilingkungan farmasi yang mencakup
peracikan, pencampuran, pengemasan kembali, pendistribusia, penyimpanan, pembuatan
dan administrasi barang farmasi.
2) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengatur ruang dan penanggung jawab.
3) Mengikuti rapat internal Instalasi Farmasi
D. Kegiatan yang dilakukan Selama PKL Mulai dari Tanggal 16 Sampai 28 Februari 2009
di Instalasi Farmasi RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang, antara lain :
1. IBS ( Instalasi Bedah Sentral)
- membaca resep
- menulis etiket
- mengampra obat & alkes
- mengetahui susunan obat
- memisahkan dan menyusun resep petidin penthanyl sesuai tanggal
- menyusun obat & alkes
- menyiapkan obat sesuai KIM
- menyusun kartu instruksi medis
- mendistribusikan obat ke ruang A dan B (bedah)
- menyusun surat pengakuan hutang
- menerima Kim (Kartu Intruksi Medis)
2. Askes Rawat Inap
- Menyiapkan obat yang telah diresepkan
- Menyusun obat sesuai dengan abjad dan jenisnya
- Mendistribusikan obat ke pasien askes di paviliun lematang indah dan enim
- Memeriksa stok obat, mengisi kartu stok, meretur barang
- Mengambil obat ke gudang askes
- Mengetahui pendistribusian obat dan alkes
- Mengindentifikasi resep, menyerahkan obat kepada pasien
- Mencatat CPO, mencatat/menghitung jumlah obat pada CPO
3. Askin Rawat Inap
- Menerima dan membaca resep, menyiapkan obat sesuai dengan resep
- Menyusun obat sesuai dengan abjad dan jenisnya
- Mendistribusikan obat ke ruangan bedah B dan C
- Mengambil obat ke gudang regular
- Mengisi kartu stok, menyiapkan alat kesehatan
4. Askin Rawat Jalan
- Menulis kartu stok, Menyiapkan obat , Membaca resep
- Menyusun obat sesuai abjad dan jenisnya, mengecek stok obat
- Mengambil obat ke gudang regular
- Menulis etiket , menulis nomor pada resep
- Menerima dan memeriksa kelengkapan resep yang di order
- Mengetahui pemberitahuan mengenai cara penggunaan dan khasiat obat kepada
pasien
5. Rawat Jalan
- Mengecek obat yang tersedia dan atau laporan tentang ketersediaan obat
- Menyusun kuitansi obat yang dibeli sesuai urutan
- Menerima dan memeriksa kelngkapan resep, membaca resep, menulis copi resep,
meracik obat, membungkus obat, menulis etiket,
- Mengambil obat ke gudang regular
- Menyusun laporan kuitansi pelayanan obat
6. Graha Spesialis
- Mengambil obat ke gudang regular
- Meracik obat dan memasukan obat racikan ke dalam kapsul
- Menyusun obat sesuai dengan abjad ,mengecek obat yang tersedia
- Menerima dan mengindentifikasi resep,menulis copi resep, menulis etiket,
menyerahkan obat ke pasien
- Menghiutng dosis obat, menghitung perhitungan bahan obat pada resep
7. Produksi
- Membuat salicyl talk 2%,
- membuat Na. Tiosulfat 25%
25%/100% x 100 ml = 25 gr. Jadi, 25 gr Na.tiosulfat, aquadest ad 100ml
- membuat larutan NaCl 15%
15%/100% x 6 liter = 0,9 gr. Jadi, 900 gr NaCl, aquadest ad 6 liter ditambahkan
norit diaduk lalu disaring
- membuat larutan H2O2 30%
- menyiapkan dan memberikan permintaan obat kepada TPO
- menyusun berkas faktur dari PBF
- membuat larutan gliserin 10%
- mengisi kapsul dengan serbuk obat theophylin, membuat etiket
- mencatat atau memindahkan laporan pengeluaran obat
- membuat salep 24, membuat etanol 70%, membuat gentian violet, membuat cloras
hydras 10%
- mencatat stock obat yang akan diambil
- membuat larutan KCl 10%
8. Gudang
- menyiapkan obat yang dipesan dari tiap-tiap TPO sesuai dengan permintaan
- menyusun obat sesuai dengan abjad dan jenisnya
- mengisi kartu stok, mencatat stock obat yang tersedia
- menghitung jumlah obat yang di order.
9. Administrasi
- mengetahui susunan organisasi RS dan organisasi farmasi
- mencatat faktur masuk dan keluar
- mencap faktur dan surat pesanan
- memeriksa dan menyusun surat pesanan berdasarkan ruangan
- penyalinan pesanan obat ke dalam buku dan mempelajarinya
10. SRI I (Sentral Rawat Inap)
- menyiapkan obat dan bahan obat
- mengambil obat dan alkes ke gudang
- menyusun surat pengakuan hutang, memeriksa stok obat
- menyusun obat dan alkes sesuai abjad dan jenisnya
- mengantar KIM ke perawat
- menyiapkan obat sesuai KIM, menulis copi resep
- mengambil dan menyusun obat yang sudah E.D
11. SRI II (Sentral Rawat Inap)
- mengindentifikasi resep
- mengambil obat ke gudang regular
- menulis etiket, menyiapkan obat sesuai dengan resep
- mendistribusikan obat
- mengambil obat ke TPO lain
12. IRD (Instalasi Rawat Darurat)
- membaca resep, menyiapkkan obat yang diresepkan, menulis etiket
- mengambil obat ke gudang regular
- menyusun surat pengakuan utang dan kuitansi pelayanan obat
- menyusun dan menulis obat yang telah di ambil dari gudang
E. Tahapan Pemesanan Obat
Perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi di Instalasi Farmasi RSMH dibuat berdasarkan
kebutuhan masing-masing TPO yang dikumpulkan ke dalam buku pesanan obat atau alat
kesehatan. Setelah mendapat persetujuan dari kepala instalasi farmasi RSMH maka dibuatlah
surat pesanan yang ditujukan kepada distributor atau PBF. Pemesanan obat atau alat kesehatan
ini dapat dilakukan melalui order tertulis atau melalui salesman dengan sistem pembayaran
secara kredit maupun tunai.
Ketika pesanan obat datang maka petugas bagian gudang menerima dan memeriksa
kelengkapan obat dan alat kesehatan yang dipesan serta menandatangani faktur dari PBF sebagai
bukti penerimaan obat dan alat kesehatan tersebut. Apabila faktur telah jatuh tempo maka pihak
rumah sakit akan melunasi pembayaran kepada pihak PBF sesuai dengan jangka waktu yang
ditetapkan.
F. Gudang
Obat merupakan komponen penting dalam pemeliharaan kesehatan. Oleh karena itu,
untuk menjamin tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang tepat serta bermutu tinggi,
maka diperlukan suatu tempat yang dapat menjamin ketersediaan obat yaitu gudang Instalasi
Farmasi.
Gudang Instalasi Farmasi RSMH melakukan perencanaan pemesanan sediaan farmasi,
penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian sediaan farmasi ke semua TPO. Dimana sekarang
ini pengadaan bahan obat atau alat kesehatan di Gudang Instalasi Farmasi dapat dilakukan setiap
hari sesuai kebutuhan obat di Rumah Sakit. Penyimpanan obat atau alat kesehatan disusun
berdasarkan alphabet dan bentuk sediaan atau karakteristiknya. Sedangkan pendistribusian obat
atau alat kesehatan kesemua TPO berdasarkan lembar permintaan (ampragh) tiap TPO dan hal
ini dapat dilakukan setiap hari kecuali hari libur.
1. Fungsi Gudang
a) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi (obat, bahan obat, alat kesehatan) yang
diperlukan rumah sakit.
b) Menerima perbekalan farmasi yang masuk.
c) Menyimpan dan mendistribusikan perbekalan farmasi ke tiap-tiap TPO.
d) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi.
e) Memberikan informasi tentang item obat yang tersedia maupun yang tidak tersedia dan
melaporkan obat yang rusak dan expired untuk diusulkan supaya dilakukan pemusnahan.
2. Pembagian Ruangan
Gudang terdiri dari 4 ruangan, yaitu :
a) Ruang Obat dan Alat kesehatan yang habis sekali pakai.
Tempat penyimpanan obat-obatan dan alat kesehatan dalam berbagai bentuk sediaan
seperti tablet, sirup, infus set, transfusi set, spuirt dan lain-lain. Penyusunan obat dalam sediaan
tablet dilakukan berdasarkan alphabet dengan rak penyimpanan tersendiri, kemudian sediaan
sirup, alat kesehatan, obat generik disimpan secara terpisah dengan prinsip penyimpanan First
Expired First Out (FEFO) yang dilakukan untuk memudahkan pendistribusian obat. Sedangkan
suhu ruangan tempat penyimpanan obat adalah 150C yang dilengkapi dengan alat pendingin
ruangan. Pendistribusian obat dari gudang berdasarkan permintaan (Ampragh) dari masing-
masing TPO dengan system komputerisasi, kemudian di posting dari gudang yang On Line
dengan masing-masing TPO.
b) Ruang Narkotika dan Psikotropika.
Tempat penyimpanan obat-obat narkotik dan psikotropik dalam berbagai bentuk sediaan
sirup, injeksi maupun tablet yang disimpan dalam suatu lemari dengan kunci pengaman yang
dipegang oleh satu petugas gudang sebagai penanggung jawab. Untuk pendistribusian obat
narkotik dan psikotropik harus dilengkapi oleh resep dokter sebagai bukti permintaan obat,
kemudian laporan pemakaian obat narkotik dan psikotropik ini harus dilaporkan ke bagaian
administrasi setiap hari, misalnya Codipront sirup, Codein HCl, Petidin injeksi dan alin-lain.
c) Ruang penyimpanan alat kesehatan
Tempat penyimpanan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan oleh Unit Keperawatan.
Pendistribusian alat-alat kesehatan ini dilakukan berdasarkan permintaan (Ampragh) dari
masing-masing TPO yang membutuhkan, misalnya Windring, Ijskap, Handscoen dan lain-lain.
d) Ruang penyimpanan Reagensia dan bahan kimia cair
Tempat penyimpanan reagensia untuk kebutuhan Unit Produksi dan Laboratorium
Rumah Sakit disimpan dalam suatu ruangan tertentu untuk memudahkan pendistribusian dan
mencegah terjadinya kontaminasi terhadap sediaan obat yang lain. Tempat penyimpanan bahan
kimia cair untuk kebutuhan Unit Keperawatan dan Unit Produksi dalam pembuatan obat dalam
berbagai bentuk sediaan yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Bahan kimia cair ini disimpan dalam
suatu ruangan tertentu untuk memudahkan pendistribusian dan mencegah kontaminasi terhadap
sediaan obat yang lain, misalnya Alkohol, Iodin dan lain-lain. Khusus untuk sediaan obat seperti
Anti Tetanus, Anti Rabies, Anti Bisa Ular, Suppositoria disimpan dalam lemari es terpisah
dengan ruangan lain.
Perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi di Instalasi Farmasi RSMH dibuat
berdasarkan kebutuhan dari masing-masing TPO dan Unit lain yang dikumpulkan ke dalam buku
pesanan obat atau alat kesehatan. Setelah mendapat persetujuan dari kepala Instalasi Farmasi
RSMH maka dibuatlah surat pesanan yang ditujukan kepada distributor atau PBF. Pemesanan
obat dan alat kesehatan ini dapat dilakukan melalui order tertulis melalui salesman atau faximili
dengan system pembayaran secara kredit maupun tunai.
Ketika pesanan obat datang maka petugas bagian gudang menerima dan memeriksa
kelengkapan obat dan alat kesehatan yang dipesan serta menandatangani surat pengantar dari
PBF sebagai bukti penerimaan obat dan alat kesehatan tersebut. Apabila faktur telah jatuh tempo
maka pihak rumah sakit akan melunasi pembayaran kepada pihak PBF sesuai dengan jangka
waktu yang ditetapkan.
G. Produksi
Unit produksi adalah Suatu unit kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan dan
menambah nilai guna suatu sediaan farmasi yang ada dilingkungan Instalasi Farmasi RSMH
Palembang. Unit kerja produksi merupakan salah satu bentuk pengadaan perbekalan farmasi
sebagai realisasi kebutuhan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan. Pelaksanaan proses
produksi berdasarkan atas pertimbangan, antara lain:
a. Produk obat hasil produksi banyak dibutuhkan di rumah sakit.
b. Tidak terdapat di pasaran.
c. Tidak stabil dalam penyimpanan.
d. Bahan-bahan tertentu membutuhkan formulasi khusus.
e. Sebagai penunjang kebutuhan penelitian dan pengembangan, karena RSMH merupakan
rumah sakit pendidikan bagi tenaga kesehatan khususnya farmasi.
H. Tempat Pengambilan Obat
Tempat Pengambilan Obat ( TPO ) adalah suatu ruangan tempat melakukan pekerjaan dan
kegiatan kefarmasian yang meliputi peracikan, penyimpanan, pengemasan, pemberian obat /
alkes dan pelayanan kefarmasian lainnya (informasi obat, MESO dll). Instalasi Farmasi RSMH
memiliki 9 Tempat Pengambilan Obat (TPO) yang melayani kebutuhan obat di rumah sakit,
yaitu TPO SRI I, TPO SRI II, TPO ASKES Rawat Inap, TPO IBS, TPO Rawat Darurat, TPO
ASKIN/JAMKESMAS Rawat Jalan, TPO ASKIN/JAMKESMAS Rawat Inap, TPO Graha
Speasialis, TPO Rawat Jalan Umum.
Bagi pasien rawat jalan, pelayanan obat/alkes dilakukan di TPO rawat jalan dengan
menggunakan resep dokter. Jika obat yang dibutuhkan tidak tersedia maka petugas TPO akan
membuat Copy Resep untuk dibeli di apotek luar.
Bagi pasien rawat inap, pelayanan obat alkes dilakukan di TPO masing-masing dengan
menggunakan Kartu Instruksi Medis (KIM), petugas TPO membuat Surat Pengakuan Hutang
(SPH) yang harus ditanda tangani oleh keluarga pasien sebagai bukti pasien atau keluarga setuju
dan akan membayar biaya obat/alkes yang telah dipakai ketika pasien pulang. Bila ada obat
sediaan injeksi/alkes yang belum terpakai selama pasien di rawat dapat dikembalikan dengan
memperlihatkan bukti berupa kuitansi atau Surat Pengakuan Hutang (SPH) kecuali obat makan
dan yang dapat dikembalikan adalah obat yang diambil maksimal tiga hari atau berdasarkan
keputusan dokter.
Setiap TPO harus berusaha memenuhi semua permintaan obat atau alkes berdasarkan KIM
sebab apotek di luar RSMH tidak di perbolehkan melayani KIM pasien tersebut. Jadi, jika
obat/alkes tidak tersedia di TPO maka TPO tersebut dapat meminjam obat/alkes ke TPO lain
melalui lembaran distribusi item obat/alkes sehingga kebutuhan obat pasien terpenuhi. Khusus
untuk ruang VIP, jika obat yang dibutuhkan tidak tersedia di TPO RSMH maka dilakukan
pemesanan kepada apotek luar yang bekerja sama dengan RSMH. Untuk pasien ASKES, alkes
dan obat-obatan tertentu diambil di Rumah Sakit tetapi obat - obatan yang hanya berfungsi
untuk terapi / pengobatan diambil di Apotek Sehat Bersama.
Penyaluran obat /alkes di RSMH belum seluruhnya menggunakan sistem Unit Dose murni.
Unit Dose merupakan suatu sistem pemberian obat kepada pasien dengan dosis satu kali
pemakaian. Tujuan dari sistem Unit Dose ini adalah 4T, 1W yaitu tepat dosis, tepat indikasi,
tepat aturan pakai, tepat pasien serta waspada terhadap efek samping.
Pada umumnya pelayanan disetiap TPO sama antara lain melakukan pekerjaan dan kegiatan
kefarmasian meliputi peracikan, penyiapan, penyerahan obat/alkes kepada pasien dan
memberikan informasi obat kepada pasien. Tetapi selain kegiatan diatas untuk beberapa TPO
memiliki kegiatan yang lain diantaranya :
a) TPO Rawat Jalan
TPO ini merupakan apotek rumah sakit yang melayani obat / alkes berdasarkan resep
dokter untuk rawat jalan, yang pembayaran dilakukan secara tunai oleh pasien.
b) TPO Rawat Darurat
TPO ini mempunyai jam kerja 24 jam dan melayani obat / alkes secara kredit maupun
tunai serta dapat melayani permintaan obat melalui KIM maupun resep.
c) TPO SRI I (Sentra Rawat Inap I)
TPO ini melayani obat / alkes selama 24 jam, melayani obat / alkes secara kredit
berdasarkan KIM.
d) TPO SRI II (Sentra Rawat Inap II)
TPO ini melayani obat tidak 24 jam (sampai pukul 14.00) dan setelah jam tersebut
permintaan resep dialihkan ke SRI I. Biasanya melayani rawat inap untuk pasien paviliun.
Pelayanan obat / alkes oleh TPO ini dilakukan oleh petugas unit dose dengan cara
mengantarkan langsung obat / alkes ke ruang perawat berdasarkan KIM.
e) TPO IBS (Instalasi Bedah Sentral)
TPO ini melayani obat/alkes selama 24 jam. TPO IBS ini juga melayani obat/alkes yang
dibutuhkan selama operasi berdasarkan KIM, penggunaan obat selama operasi yang belum
tertulis dalam KIM akan diberitahukan kepada keluarga pasien setelah operasi dilakukan.
f) TPO ASKIN/JAMKESMAS Rawat Jalan
TPO ini melayani obat dan alkes untuk pasien keluarga tak mampu (pasien rawat jalan).
TPO ini tidak melayani 24 jam (sampai dengan pukul 14.30).
g) TPO ASKIN/JAMKESMAS Rawat Inap
TPO ini melayani obat dan alkes untuk pasien keluarga tak mampu (pasien rawat inap).
TPO ini melayani 24 jam. TPO ini juga mengantarkan obat dan alkes ke ruangan-ruangan.
h) TPO ASKES Rawat Inap
TPO ini melayani obat dan alkes untuk pasien askes (pasien rawat inap). TPO ini
melayani 24 jam. TPO ini juga mengantarkan obat dan alkes ke ruangan-ruangan.
i) TPO Graha Spesialis
TPO ini merupakan apotek rumah sakit yang melayani obat atau alkes sesuai esep dokter
spesialis yang pembayarannya dilakukan secara tunai oleh pasien.
I. Administrasi
Urusan Administrasi Instalasi Farmasi RSMH mempunyai tugas menyelenggarakan
administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan terhadap seluruh unsur dilingkungan Instalasi
Farmasi RSMH. Adapun tugas dari Administrasi Instalasi Farmasi adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan surat-surat, pengarsipan dan pemeliharaan dokumen sebagai data
pendukung tugas Instalasi Farmasi RSMH.
b. Mengelola administrasi pegawai Instalasi Farmasi RSMH meliputi absensi, cuti, mutasi
dilingkungan Instalasi Farmasi.
c. Mengelola administrasi kebutuhan rumah tangga dan inventaris Instalasi Farmasi.
d. Mengelola administrasi penyelenggaraan diklat Instalasi Farmasi.
e. Membuat laporan berkala kegiatan Instalasi Farmasi dan RKAP.
f. Melaksanakan tugas yang diberikan kepala Instalasi Farmasi.
J. Distribusi
Pada Instalasi Farmasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, sistem penyaluran atau
distribusi obat maupun alat kesehatan menggunakan sistem “desentralisasi” yaitu pelayanan
resep atau obat dilakukan di apotek satelit yang ada di unit-unit (TPO) masing-masing bagian
atau instalasi. Dimana untuk meningkatkan mutu pelayanan yang ada di Instalasi Farmasi
RSMH, maka sistem pemesanan obat dan alkes yang diperlukan oleh setiap TPO sudah
menggunakan komputerisasi sehingga lebih efisien dan efektif.
Pendistribusian obat/alkes bagi pasien rawat jalan dilakukan di TPO rawat jalan dengan
menggunakan resep perseorangan dari dokter.
Pendistribusian obat/alkes bagi pasien rawat inap dengan menggunakan Kartu Instruksi
Medis (KIM) yang diselenggarakan dengan sistem unit dosis atau sistem kombinasi oleh satelit
farmasi pada tiap-tiap TPO di instalasi masing-masing. Sistem distribusi obat (SDO) untuk
penderita rawat tinggal yang diterapkan bervariasi dari rumah sakit ke rumah sakit, kondisi dan
keberadaan fasilitas fisik, personel, dan tata ruang rumah sakit.