RPJP Nasional 2005-2025

143
 REPUBLIK INDONESIA  V ISI DAN  A RAH P EMBANGUNAN  J  A N G K A P  A N J A N G (PJP) T  A H UN 2005 – 2025  KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 

Transcript of RPJP Nasional 2005-2025

Page 1: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 1/142

 

REPUBLIK INDONESIA

 V ISI DAN A RAH

PEMBANGUNAN J ANGKAP ANJANG(PJP)T AHUN2005 – 2025 

KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 

Page 2: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 2/142

B AGIAN I

K ONDISI UMUM 

I. PEMBANGUNAN POLITIK  

1. Penjajahan selama berabad-abad oleh Belanda, disusul oleh fasisme Jepang, sangat buruk akibatnya terhadap pembentukan fondasi demokrasiIndonesia. Di satu pihak, Belanda tidak meninggalkan lembaga demokrasiyang dapat dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan.Belanda hanya memanfaatkan struktur feodalisme dan budaya paternalistik

Indonesia untuk menindas hak-hak politik rakyat dan memaksimalkankepentingan politik dan ekonomi kolonial. Hanya satu sumbangan cukuppenting oleh Belanda pada tahap-tahap akhir penjajahannya, yang dapatdisebut sebagai bekal Indonesia setelah merdeka, yang dikenal sebagai“Politik Etis” (Ethische politiek). Salah satu kebijakan terpentingnyaadalah memberikan sejumlah keleluasaan dalam bidang pendidikan sumberdaya manusia Indonesia, sehingga kemudian melahirkan intelektual danpara pendiri bangsa, seperti dwitunggal proklamator kemerdekaanSukarno-Hatta, Agus Salim, dan para founding fathers  lainnya, seperti Sjahrir,Natsir, Kasimo, dan Mohamad Roem. Di lain pihak, Jepang meninggalkanjejak-jejak militerisme dan fasisme yang tertanam cukup dalam di tubuh

angkatan bersenjata Indonesia, melalui PETA, sebagai cikal bakal lembagaketentaraan Indonesia. Warisan Belanda dan Jepang ini berpengaruhsangat dalam terhadap politik di Indonesia, hubungan sipil-militer, konsepdwifungsi ABRI, serta konflik-konflik politik antar partai.

2. Pemerintah di tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia merupakankombinasi sistem demokrasi liberal, berganti-ganti antara demokrasiparlementer ala Eropa Barat dan sistem demokrasi presidensial ala AS.Bersamaan dengan memikul beban berat revolusi selama empat tahun(1945–1949), berupa upaya diplomasi dan perang kemerdekaan melawanBelanda dan sekutu, serta besarnya tantangan “nation building ” terhadap

bangsa yang masih muda, demokrasi Indonesia yang baru dibangun parabapak bangsa tidak mampu bergerak maju secara cepat dalam membangunlembaga-lembaga yang diperlukan bagi proses demokratisasi jangkapanjang. Konstitusi UUD 1945 ternyata tidak cukup kuat menjadi basisdemokrasi karena bersifat sangat umum dan timpang dalam pembagiankekuasaan kelembagaan, sementara pemilu tidak dapat dilakukan sesegeramungkin, karena negara menghadapi berbagai situasi darurat yangmengancam eksistensi kedaulatan negara. Kabinet-kabinet yang dibentukantara periode perang kemerdekaan (1945–1949) hanya dapat bertahandalam hitungan bulan saja, sehingga tidak mampu melakukan konsolidasidemokrasi yang berarti. Negara Indonesia yang baru melakukan serah

terima kedaulatan dengan Belanda pada 27 Desember 1949, sempatmenjadi negara federal di bawah UUD RIS 1949. Hanya berlangsung

Page 3: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 3/142

kurang dari satu tahun di bawah pemerintahan sistem federal, pada 1950Indonesia mengadopsi UUD Sementara (UUDS) 1950. Periode 1950hingga 1959 ini Indonesia memasuki apa yang kemudian dikenal denganera “demokrasi liberal,” diselingi dengan Pemilu 1955.

3. Era Demokrasi Terpimpin merupakan awal dari kediktatoran di Indonesia,baik kediktatoran sipil ala Sukarno maupun kediktatoran militer alaSoeharto dengan rezim Orbanya. Sebagai produk dari pergulatan politikantara kelompok sipil dan militer, maupun antara presiden dengankalangan partai-partai politik, maka Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yangmengakhiri upaya Konstituante dalam membuat UUD baru penggantiUUD 1945, telah berakibat sangat luas dan mendalam atas sistem politikIndonesia selama kurang lebih 40 tahun, baik dalam hal struktur politik,proses dan budaya politik, hubungan negara-masyarakat, hubungan luarnegeri maupun komunikasi dan informasi. Pasca Dekrit 5 Juli 1959,

kedudukan presiden yang sebelumnya hanya merupakan jabatankenegaraan yang bersifat simbolik belaka, kembali menjadi sangat kuat dandominan.

4. Presiden Soeharto seringkali menyatakan bahwa “Orba bertekadmelaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.”Istilah “Demokrasi Pancasila” yang mengacu pada pernyataan tersebutsesungguhnya merupakan eufimisme dari otoriterianisme gaya Orba.

 Apalagi kemudian Pancasila secara resmi dijadikan “asas tunggal” dalamkehidupan sosial dan politik sejak 1985. Negara Orba yang dibangunsetelah upaya kudeta dan huru-hara besar politik pada 1965–1966, muncul

ketika terjadi peralihan kekuasaan dari Presiden Sukarno, kepada Soeharto,melalui Surat Perintah 11 Maret 1966, yang antara lain digunakan Soehartountuk membubarkan PKI. Selanjutnya, melalui Soeharto, militer yang padazaman Orla kurang mendapat porsi kekuasaan, menjadi sangat kuatperannya, menguasai kehidupan politik maupun ekonomi. Orba yangselain didominasi militer dengan konsep Dwifungsi ABRI-nya, jugamelakukan konsolidasi dengan kekuatan massa sipil dan kaum profesionalyang dinamakan Golongan Karya (Golkar), yang kemudianmengembangkan suatu birokrasi pemerintah yang amat besar dan kuat.Presiden bersama dengan Militer, Golkar dan Birokrasi yang membentuksegitiga kekuasaan inilah yang seolah-olah sekaligus berperan sebagai

legislatif dan yudikatif, yakni pendukung kebijakan Orde Baru yangberfokus pada pembangunan ekonomi. Apabila dirumuskan secararingkas, maka pembangunan nasional era Orba-nya Soeharto ditopangoleh beberapa ciri dan retorika politik yang utama, yakni (1) Pancasila danUUD 1945; (2) Anti-Komunis; (3) Konsep Dwi-Fungsi ABRI; (4) KonsepKekaryaan dan fusi Parpol; (5) Titik berat pada Pembangunan Ekonomi.

5. Pada saat ditinggalkan oleh Pemerintahan Orde Baru sejak Mei 1998,persoalan demokratisasi adalah isu utama kehidupan politik nasional.Sistem politik Orba yang kurang mentolerir perbedaan politik denganpemerintah, telah mewariskan permasalahan ketidakpuasan, yangberkembang menjadi bibit-bibit disintegrasi. Kegiatan penyelenggaraanPemilu di masa Orba, dinilai oleh banyak pihak telah terlalumengutamakan upaya mobilisasi rakyat melalui intimidasi yang meluas

- 2 -

Page 4: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 4/142

demi memenangkan peserta Pemilu tertentu. Kondisi seperti ini jelasmemerlukan sistem politik yang kuat dan kepempinan yang bersih, agar mampu memberikan arah dan sesungguhnya dari reformasi dandemokratisasi Indonesia. Perubahan struktur politik Indonesia dalam

proses demokratisasi di Indonesia dewasa ini dapat digolongkan dalambeberapa kelompok utama. Pertama , tuntasnya amandemen (I, II, II, danIV) UUD 1945 yang secara mendasar telah mengubah dasar-dasarkonsensus dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.Kedua , terciptanya format politik baru dengan disahkannya perundangan-undangan baru bidang politik, pemilu, dan susunan kedudukan MPR danDPR, yang menjadi dasar pelaksanaan Pemilu 1999. Ketiga , terciptanyaformat hubungan pusat-daerah yang baru berdasarkan perundangan-undangan otonomi daerah yang baru. Keempat , terciptanya konsensusmengenai format baru hubungan sipil-militer dan TNI dengan Polriberdasarkan ketetapan-ketatapan MPR dan perundangan-undangan baru

bidang pertahanan dan keamanan. Kelima , disepakatinya pelaksanaanpemilihan presiden secara langsung di dalam konstitusi dan akandituangkan dalam bentuk perundang-undangan. Keenam , kesepakatanmengenai akan diakhirinya pengangkatan TNI/Polri dan UtusanGolongan di dalam komposisi parlemen hasil Pemilu 2004 mendatang.

II. PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN K EAMANAN 

1. Upaya pertahanan dan keamanan negara telah memberikan kontribusi bagi

pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan penyelenggaraanpembangunan dalam upaya pencapaian cita-cita negara seperti yangtercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dalam perjalanan sejarah bangsadan dalam setiap dinamika arah dan kebijakan politik negara, sistempertahanan rakyat semesta terbukti telah menjadi sistem yang dapatdiandalkan. Pada awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,Badan Keamanan Rakyat memiliki hubungan yang sangat dekat denganrakyat dan mendapat dukungan sepenuhnya dari rakyat. Pada masa itu,rakyat dan BKR berjuang bahu membahu mempertahankan kemerdekaanRI.

2. Pada masa masyarakat Indonesia mengisi kemerdekaan denganpenyelenggaran pembangunan, sistem politik telah membuat sistempertahanan rakyat semesta diartikan terlalu luas. Pelaksanaan Dwi Fungsi

 ABRI telah menjadikan TNI dan Polri tidak saja melaksanakan fungsipertahanan dan keamanan, tetapi juga melaksanakan fungsi sosial danpolitik. Pada awalnya Dwi fungsi ini mampu menciptakan stabilitasnasional yang merupakan prasyarat pembangunan. Namun demikian,dalam perkembangannya pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI tersebutberdampak yang tidak menguntungkan bagi profesionalisme TNI danPolri serta bersifat kontraproduktif bagi dinamika masyarakat.

3. Seiring dengan dinamika masyarakat dan tuntutan akan profesionalisme TNI dan Polri, TNI dan Polri harus kembali ke fungsi asasinya yaitupertahanan dan keamanan, dan selanjutnya negara dan masyarakat harus

- 3 -

Page 5: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 5/142

melaksanakan fungsi sosial dan politik secara lebih bertanggung jawab.Gerakan reformasi pada tahun 90’an menghendaki perubahan secara totaldi segala bidang termasuk penyelenggaraan negara. Euphoria reformasitelah memunculkan koreksi terhadap penyelenggaraan negara termasuk

peran dan fungsi TNI dan Polri. Melalui Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia danKepolisian Negara Republik Indonesia dan Ketetapan MPR No.

 VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan PeranKepolisian Negara Republik Indonesia, negara melakukan upaya yangsungguh-sungguh untuk mewujudkan profesionalisme Tentara NasionalIndonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalammelaksanakan tugas dan fungsinya sebagai komponen utama pertahanandan komponen utama pemeliharaan keamanan Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI). Selanjutnya ketetapan MPR tersebut diperkuat lagidengan diundangkannya UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

dan UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

4. Namun demikian, setelah kedua Undang-Undang tersebut ditetapkan dandiberlakukan, pembangunan pertahanan dan keamanan masih menyisakanpermasalahan yang mendasar yaitu pertahanan merupakan hal yangterpisah sama sekali dari keamanan. Seharusnya, seperti di negara-negaralainnya, pertahanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan darikeamanan dalam negeri. Pemisahan antara pertahanan dan keamananmenimbulkan berbagai kerugian terhadap NKRI terutama jika terjadigangguan keamanan yang berdampak pada keutuhan NKRI, sebagaicontoh kasus Aceh, Ambon, Poso, dan sebagainya..

III. PEMBANGUNAN HUKUM DAN PENYELENGGARAAN NEGARA  

3.1 HUKUM 

1. Peralihan kekuasaan negara dari pemerintah kolonial kepadaPemerintah Indonesia pada tahun 1945 tidak boleh dipahamisebagai sekedar kebebasan untuk melaksanakan pemerintahansecara berdaulat, namun juga mempunyai implikasi padapelaksanaan tugas-tugas yang lebih berat untuk ditangani dandituntaskan. Mengingat kondisi dan situasi untuk membangunsistem hukum nasional yang berlandaskan pada nilai-nilai yanghidup dalam masyarakat Indonesia memerlukan waktu yang lama,maka untuk menghindari terjadinya kekosongan hukum ditetapkan

 Aturan Peralihan dalam UUD 1945, yang berarti sistem hukumyang telah berlaku sebelum diproklamirkannya kemerdekaanNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap berlaku selamabelum ada pengganti aturan hukum yang telah ada.

2. Salah satu tugas yang sampai dengan saat ini belum dituntaskanadalah membentuk Sistem Hukum Nasional Indonesia yang

mencerminkan cita-cita, jiwa, semangat serta nilai-nilai sosial yanghidup di Indonesia. Upaya yang dilakukan antara lain (1)

- 4 -

Page 6: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 6/142

pembaruan peraturan perundang-undangan; (2) pemberdayaaninstitusi/lembaga hukum yang ada; (3) peningkatan integritas danmoral aparat penegak hukum dan aparatur hukum lainnya; disertaidengan (4) peningkatan sarana dan prasarana hukum yang

memadai. Pembaruan peraturan perundang-undangan terus-menerus dilakukan baik dengan mengganti peraturan perundang-undangan kolonial maupun berbagai peraturan perundang-undangan nasional yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial dankebutuhan Bangsa Indonesia. Pemberdayaan institusi hukumdilakukan antara lain dengan peningkatan profesionalisme aparatpenegak hukum dan aparatur hukum, serta mendorong agar dalammelaksanakan tugas dan fungsinya, institusi hukum dapat benar-benar independen. Peningkatan integritas dan moral aparatpenegak hukum dan aparatur hukum terus dilakukan secarakomprehensif tidak saja dengan melakukan penyempurnaan

peraturan perundang-undangan; peningkatan kesejahteraan;profesionalisme aparat penegak hukum tetapi juga denganmeningkatkan pengawasan masyarakat terhadap kinerja aparatpenegak hukum dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.Peningkatan sarana dan prasarana hukum mempunyai peran yangsangat signifikan untuk menentukan berhasil tidaknya ketiga upayatersebut.

3. Amandemen Keempat UUD 1945 membawa perubahan yangcukup mendasar terhadap perubahan tugas, fungsi dan keberadaanlembaga-lembaga tinggi negara yang ada. Amandemen UUD 1945

memerintahkan dibentuknya dua lembaga tinggi hukum yang baru,yaitu Mahkamah Konstitusi dan Komisi Judisial. Denganpembentukan kedua lembaga tinggi tersebut, pembentukan sistemhukum nasional dapat dilakukan dengan lebih berhasilguna, danpenyelenggaraan fungsi negara di bidang hukum dapat dilakukansecara lebih efisien.

4. Di dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,hukum bukan hanya merupakan perangkat norma yang mewadahinilai-nilai sosial dan aturan berperilaku, tetapi juga merupakansuatu instrumen untuk menggerakkan dan mengarahkan dinamika

sosial untuk mewujudkan tujuan negara. Berdasarkanpertimbangan di atas, pelaksanaan pembangunan bidang hukummau tidak mau harus melalui proses perencanaan yang matangsehingga memudahkan penerapan, penegakan dan evaluasipelaksanaannya. Hanya dengan cara ini hukum dapat menjalankanperan utamanya, yaitu menciptakan ketertiban serta mengendalikanpembangunan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

3.2 PENYELENGGARAAN NEGARA  

1. Peralihan kekuasaan negara dari pemerintah kolonial kepadapemerintah Indonesia, merupakan peristiwa penting yangmenandai dimulainya manajeman pemerintahan oleh rakyatIndonesia sendiri. Para Founding Fathers   dalam Pembukaan

- 5 -

Page 7: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 7/142

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah mengamanatkan bahwanegara ini harus dikelola demi rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat.

2. Manajemen pemerintahan saat itu lebih menitikberatkan pada

penyediaan pelayanan dasar kepada rakyat yang kondisinya sangatmemprihatinkan dalam situasi politik yang belum stabil. Olehkarena itu jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat masihsangat terbatas. Hak-hak masyarakat dalam pelayanan publik,sebagai mandat UUD 1945, belum dapat diberikan secara penuhkarena Negara tidak memiliki cukup sumberdaya yang siap pakai.Dalam perjalanannya kemudian, hak-hak ini juga belumsepenuhnya dapat dipenuhi dalam penyelenggaraan berbangsa danbernegara.

3. Saat ini, birokrasi belum banyak mengalami perubahan mendasar.

Banyak permasalahan yang dihadapi pada masa-masa sebelumnya,belum terselesaikan. Pemberian pelayanan publik yang bermutudan penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsurpenyalahgunaan kekuasaan adalah sedikit dari sasaranpembangunan yang belum dapat dicapai. Permasalahan ini makinmeningkat kompleksitasnya dengan terjadinya perubahan besarterutama yang disebabkan oleh desentralisasi, demokratisasi,globalisasi dan revolusi teknologi informasi.

4. Dengan dicanangkannya desentralisasi pada tahun 1999, Indonesiatelah meletakkan landasan bagi proses kemandirian masyarakatnyasekaligus menghadapi tantangan untuk mendapatkan hasil sepertidiamanatkan pada Pembukaan UUD 1945. Desentralisasimembawa tuntutan akan penyerahan tanggung jawab, kewenangandan pengambilan keputusan. Proses desentralisasi masihmemerlukan banyak perbaikan untuk meredam dampak negatifnyaakibat kurangnya pemahaman akan desentralisasi itu sendiri.

5. Demokratisasi sebagai akibat dari pelaksanaan reformasi dandesentralisasi juga mengalami perubahan yang signifikan. Prosesdemokratisasi yang dijalankan telah membuat rakyat Indonesiasemakin sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Namun demikian,sebagai akibat dari tidak dipenuhinya hak dan tanggung-jawabmasyarakat pada masa yang lampau, masih terdapat permasalahandalam pelaksanaan proses demokratisasi, utamanya adalahrendahnya tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakatmenjadi tema dalam penyelenggaraan pemerintahan pada saat ini.

 Tiadanya partisipasi masyarakat akan membuat Aparatur Negaratidak mampu menghasilkan kebijakan yang tepat dalam program-program pembangunan. Ketidaksiapan aparatur negara dalammengantisipasi proses demokratisasi ini perlu dicermati agarmampu menghasilkan kebijakan dan pelayanan yang dapatmememenuhi aspek-aspek transparansi, akuntabilitas dan kualitasyang prima dari kinerja organisasi publik.

- 6 -

Page 8: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 8/142

6. Derasnya arus globalisasi membawa efek positif sekaligus negatif.Globalisasi membawa perubahan paradigma yang mendasar padasistem dan mekanisme pemerintahan. Dalam kaiatan denganglobalisasi telah terjadi revolusi teknologi dan informasi (TI) yang

akan mempengaruhi terjadinya perubahan dalam bidang AparaturNegara. Pemanfaatan TI dalam bentuk e-goverment , e-procurement , e- business   dan cyber law   untuk menghasilkan pelayanan publik yanglebih cepat, lebih baik, dan lebih murah, perlu untuk segeradibangun dan dilaksanakan.

IV. PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA  

1. Pembangunan bangsa dan karakternya ( nation and character building  ) telah

dilakukan bersamaan dengan berdirinya Republik Indonesia. Para pendiribangsa sadar betul sebagai bangsa yang baru terbentuk pembangunankarakter merupakan salah satu kunci untuk memperkokoh persatuan dansekaligus mempercepat pembangunan karena pemahaman dan perasaanyang sama akan mempercepat proses integrasi dan modernisasi.

2. Para pendiri bangsa telah berhasil membangun bangsa ( nation building  )namun untuk membangun karakter bangsa nampaknya butuh waktu yanglebih panjang dengan kesabaran dan konsistensi. Upaya membangunkarakekter bangsa tersebut nampaknya mengalami pasang surut sejalandengan pergulatan bangsa dalam menentukan arah perjuangan dan jugaarah pembangunan. Pembangunan karakter bangsa pada tahap awal yangdilakukan pasca kemerdekaan telah menghasilkan semangat integrasi dankebangsaan, namun seiring dengan peningkatan ekspektasi masyarakat,pembangunan karakter tidak cukup langgeng dengan hanyamengedepankan modal emosional (jargon) sehingga dibutuhkan modalbaru yang lebih bersifat fungsional.

3. Modal fungsional dapat dibangun dengan peningkatan tarap kesejahteraanmasyarakat melalui pembangunan ekonomi. Upaya pembangunanekonomi melalui jargon trilogi pembangunan telah berhasil meningkatkanekonomi dan tarap hidup masyarakat dengan sangat mengesankan.Sayangnya, upaya pembangunan karakter tidak cukup adaptif terhadapcepatnya pembangunan ekonomi sehingga pembangunan karaktertertinggal jauh bahkan terlupakan.

4. Keberhasilan pembangunan ekonomi yang kurang diimbangi denganpembangunan karakter bangsa berakibat pada munculnya semangatmaterialisme yang berlebihan sehingga melahirkan berbagai krisis: (1) krisisidentitas yang berakibat semakin menurunnya kebanggaan kebangsaansehingga melahirkan ethos ketergantungan kepada pihak lain secaraberlebihan dan munculnya kecenderungan disintegrasi bangsa; (2) krisismoral dalam bentuk merebaknya upaya memperkaya diri dengan cara yangtidak sah (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang mengakibatkan rusaknya

tatanan dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat; (3) krisis budayayang berujud semakin lemahnya ketahanan budaya terutama ketika

- 7 -

Page 9: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 9/142

berhadapan dengan derasnya arus budaya global yang melahirkan sikappermisif, hedonis dan materialis yang berlebihan sehingga terkadangmelanggar kesusilaan dan nilai ketimuran, dan memperparah krisis sosial.

5. Berdasarkan pengalaman di atas, maka upaya pembangunan bangsa dankarakter bangsa membutuhkan keserasian antara pembangunan ekonomiyang mampu meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraan masyarakat danpembangunan karakter dan budaya yang mampu meningkatkankematangan masyarakat. Kesejahteraan ekonomi yang dibarengi dengankematangan individu ( maturity  ) akan melahirkan ketangguhan masyarakatsehingga mampu melahirkan masyarakat yang maju, kompetitif danbermartabat. Upaya untuk mewujudkan masyarakat yang maju kompetitifdan bermartabat tersebut akan lebih cepat dicapai bila didukung tidakhanya oleh pembangunan bidang ekonomi tetapi juda didukung olehbidang-bidang pembangunan lainnya.

 V. PEMBANGUNAN SUMBER D AYA M ANUSIA  

1. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada dasarnya merupakanpembangunan manusia sebagai subyek ( human capital),  obyek ( humanresources),  dan penikmat pembangunan, yang mencakup seluruh siklushidup manusia sejak dalam kandungan sampai dengan akhir hidupnya.Manusia, untuk selanjutnya disebut sebagai penduduk, dan sesuai dengankepentingannya dibedakan atas jenis kelamin (laki-laki dan perempuan),kelompok umur (anak, remaja, pemuda, usia produktif, usia reproduktif,dan usia lanjut), serta kelompok miskin dan rentan. Dimensipembangunan SDM dapat dilihat dari tiga aspek utama, yaitu kualitas,kuantitas, dan mobilitas penduduk. Kualitas penduduk tercermin daritingkat kesejahteraan penduduk yaitu tingkat kesehatan dan gizi,pendidikan, produktivitas, dan akhlak mulia, menuju kepada pencapaiankesejahteraan sosial yang baik. Kuantitas penduduk dikaitkan denganjumlah dan laju pertumbuhannya. Sedangkan mobilitas pendudukmerupakan refleksi dari perpindahan dan persebaran penduduk, yangmerespon pembangunan ekonomi wilayah.

2. Selama tiga dekade terakhir, telah terjadi penurunan laju pertumbuhanpenduduk, yang terutama disebabkan oleh penurunan tingkat kelahiran.Penurunan laju pertumbuhan penduduk ini juga diikuti denganpeningkatan kualitas SDM, yang antara lain terlihat dari meningkatnyaderajat kesehatan dan gizi, serta tingkat pendidikan. Dalam bidangkesehatan, usia harapan hidup meningkat, dari 41,0 tahun pada tahun 1960menjadi 66,2 tahun pada tahun 2000; dan angka kematian bayi menurundari 159 menjadi 48 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam bidang pendidikan,partisipasi pendidikan penduduk meningkat, yang antara lain ditunjukkanoleh meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) pada semua jenjangpendidikan. Pada tahun 2002, APK SD/MI telah mencapai 105,99 persen,

 APK SMP/MTs mencapai 79,81 persen, dan APK SLTA mencapai 48persen (Susenas 2002). Selain itu, angka melek aksara penduduk usia 15

- 8 -

Page 10: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 10/142

tahun ke atas juga mengalami peningkatan menjadi 89,51 persen padatahun 2002.

3. Namun demikian, masalah SDM yang masih dihadapi di masa mendatang

tidak terlepas dari jumlah penduduk yang besar dan terus meningkat. Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat di dunia, setelahChina, India, dan Amerika Serikat. Menurut Sensus Penduduk (SP) 1971,jumlah penduduk Indonesia adalah 119,2 juta jiwa, dan pada tahun 2000(SP 2000), telah meningkat hampir 2 kali lipatnya menjadi 206,3 juta jiwa.

 Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kualitas SDM Indonesiamasih jauh tertinggal. Hal ini terlihat antara lain dari rendahnya peringkatIndeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yang mencakup angka harapan hidup, angka melek huruf, angka partisipasimurid sekolah, dan pengeluaran per kapita. Berdasarkan HumanDevelopment Report 2003, peringkat HDI Indonesia menempati urutan ke-

112 dari 175 negara. Sedangkan jika dipilah menurut jenis kelamin, denganmenggunakan nilai Indeks Pembangunan Gender (IPG) atau Gender-relatedDevelopment Index (GDI), Indonesia menempati urutan ke-91 dari 144negara.

4. Dalam pembangunan kesehatan, beberapa tantangan yang akan dihadapiantara lain adalah rendahnya kualitas kesehatan penduduk, yang terlihatdengan masih tingginya angka kematian bayi, balita, dan ibu melahirkan,serta tingginya proporsi balita yang mengalami gizi kurang; kesenjangankualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutuantarwilayah, gender, dan kelompok pendapatan; belum memadainya

jumlah, penyebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan; danterbatasnya sumber pembiayaan kesehatan, serta belum optimalnya alokasipembiayaan kesehatan.

5. Rendahnya kualitas SDM di atas berpengaruh terhadap kualitas tenagakerja. Secara umum kualitas tenaga kerja Indonesia masih sangat rendah,yang antara lain ditunjukkan oleh rendahnya tingkat pendidikan angkatankerja, yaitu 59 persen berpendidikan SD ke bawah pada tahun 2000.

 Angkatan kerja lulusan perguruan tinggi atau diploma ke atas hanyasebanyak 4,6 persen, yang terdiri dari 2,2 persen lulusan Diploma I s/d III,dan 2,4 persen lulusan sarjana ke atas. Sebagai akibatnya, tingkatproduktivitas tenaga kerja menjadi rendah. Tingkat pendidikan penduduksecara keseluruhan yang masih rendah, berpengaruh pula pada rendahnyadaya serap atau adaptabilitas masyarakat terhadap teknologi, danberdampak pada kurang berkembangnya teknologi, sehingga kurangmendukung pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2000 Indeks Pencapaian

 Teknologi (IPT) Indonesia baru mencapai 0,21.

6. Masalah dan tantangan lainnya adalah masih rendahnya kesejahteraan danperlindungan anak, masih perlu ditingkatkannya partisipasi pemuda dalampembangunan, masih rendahnya budaya dan prestasi olahraga, serta masihbanyaknya permasalahan sosial akibat dari krisis, konflik sosial, bencanaalam, dan gejala disintegrasi sosial.

- 9 -

Page 11: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 11/142

7. Tantangan lainnya yang dihadapi dalam pembangunan SDM adalah akhlakdan moralitas sebagian masyarakat sebagai bentuk pelaksanaan ajaranagama dan kerukunan hidup intern dan antarumat beragama masihmemprihatinkan.

8. Di samping itu, tantangan lainnya yang dihadapi dalam pembangunanSDM adalah berkaitan dengan persebaran dan mobilitas penduduk.

 Jumlah penduduk yang semakin besar mengakibatkan kepadatanpenduduk yang terus meningkat, yang justru terjadi di daerah yang telahpadat penduduknya, terutama di Pulau Jawa dan daerah perkotaan.

 Timpangnya persebaran dan kurang terarahnya mobilitas penduduk terkaiterat dengan ketidakseimbangan persebaran sumberdaya dan hasilpembangunan. Otonomi daerah dan pembangunan ekonomi wilayah akanberpengaruh terhadap arah dan pola mobilitas penduduk.

9. Tantangan lainnya adalah belum tertatanya administrasi kependudukansecara nasional, yang menyangkut data kuantitas, kualitas, dan mobilitaspenduduk.

 VI. PEMBANGUNAN EKONOMI 

1. Perang mempertahankan kemerdekaan serta perkembangan politik yangkurang stabil akibat terjadinya pergolakan disana-sini mengakibatkanperekonomian Indonesia pada periode awal kemerdekaan dalam keadaanterbengkalai. Berbagai upaya yang dilakukan untuk membangun bangsalebih dikonsentrasikan pada pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa.Hal ini telah mengakibatkan perkembangan kemajuan di berbagai bidangpembangunan, khususnya bidang ekonomi berjalan dengan sangat lambat.Perekonomian mengalami berbagai permasalahan yang timbul secara silihberganti. Volume APBN sangat terbatas karena skala perekonomian yangrelatif kecil menyebabkan potensi penerimaan negara sangat rendah.Inflasi cenderung tinggi karena untuk menutupi kemampuan pembiayaanyang terbatas dilakukan pembiayaan defisit yang dibiayai oleh pencetakanuang. Berbagai upaya untuk perbaikan ekonomi tidak berhasil dilakukankarena situasi politik yang tidak stabil. Pada awal tahun 1960-anperekonomian bahkan semakin memburuk karena kegiatan perekonomianpraktis lumpuh. Rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok yangdiperlukan karena persediaan beras dan kebutuhan pokok lainnya sangatterbatas, sementara pemerintah tidak memiliki kemampuan untukmengimpor beras ataupun kebutuhan pokok lainnya sehingga kelangkaantersebut mengakibatkan harga-harga melambung tinggi.

2. Penekanan akan perlunya kemajuan bidang ekonomi untuk mendorongpeningkatan kesejahteraan masyarakat timbul pada pertengahan tahun1960-an. Pada tahun 1966 penataan kembali sistem perekonomian telahdilakukan melalui Program Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi.Selanjutnya, di penghujung tahun 1960-an disusun pembangunan jangka

panjang pertama sekaligus penyusunan Repelita I denga titik berat padabidang ekonomi. Upaya-upaya yang dilakukan secara terencana ini telah

- 10 -

Page 12: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 12/142

membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Perekonomian tumbuh secaraberkelanjutan dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi danstabilitas ekonomi dapat terjaga. Hal ini telah menciptakan peningkatankesejahteraan masyarakat yang antara lain ditunjukkan melalui peningkatan

pendapatan perkapita dan menurunnya secara drastis jumlah pendudukmiskin. Perkembangan perekonomian juga telah menciptakan ketersediaanberbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat dansekaligus dibutuhkan untuk mendorong perekonomian yang lebih maju.Ketergantungan akan migas semakin terkurangi dan berbagai kebutuhanmasyarakat Indonesia telah dapat terpenuhi.

3. Periode pelaksanaan pembangunan jangka panjang pertama berakhir padatahun 1993. Untuk melanjutkan keberhasilan pembangunan jangkapanjang pertama dan sekaligus mempertahankan momentumpembangunan yang ada, pada tahun yang sama dirumuskan rencana

pembangunan jangka panjang kedua dengan optimisme yang tinggi akankemajuan yang dapat diwujudkan dalam periode 25 tahun mendatang.Namun, upaya perwujudan sasaran pembangunan jangka panjang keduatersebut praktis terhenti akibat krisis ekonomi yang cukup beratmelumpuhkan perekonomian nasional pada tahun 1997. Krisis yangditularkan oleh Thailand kepada beberapa negara Asia Tenggara, termasukIndonesia tersebut, menunjukkan bahwa fundamental perekonomiannegara-negara di dalam wilayah ini (termasuk Indonesia) belum cukup kuatmenahan gejolak eksternal. Kajian terhadap kondisi internal perekonomiannasional sendiri menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cukuptinggi yang berhasil dipertahankan cukup lama, lebih banyak didorong

oleh faktor-faktor lain dan bukan oleh peningkatan produktivitasperekonomian secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tanpa gangguaneksternal pun, ketidakseimbangan diatas jelas menjadikan strukturperekonomian rentan manakala dihadapkan pada kondisi persaingan yanglebih ketat, baik pada pemasaran hasil-hasil produksi maupun padapeningkatan investasi, dalam era perekonomian dunia yang semakinterbuka.

4. Kegagalan akibat krisis dalam mewujudkan tujuan dan sasaranpembangunan jangka panjang kedua mendorong perlunya penyusunankembali langkah-langkah pembangunan yang baru. Krisis yang telah

meluluh-lantakkan perekonomian Indonesia telah membuka mata padabetapa pentingnya membangun dan lebih memperkuat fundasiperekonomian agar berdaya tahan tinggi. Adanya perkembangan berbagaipermasalahan dan tantangan yang muncul pada saat dan pasca krisis,perkembangan perekonomian dunia yang semakin mengarah pada tingkatketidakpastian yang tinggi pada akhir-akhir ini, termasuk keluarnyaIndonesia dari program IMF menjadi dasar utama perumusan arahkebijakan dan prioritas-prioritas yang harus diambil dalam jangka panjang,yang semuanya ditujukan untuk mencapai visi pembangunan yang telahditetapkan.

- 11 -

Page 13: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 13/142

 VII. PEMBANGUNAN D AERAH 

1. Secara pasti persaingan global akan semakin kuat berpengaruh padapembangunan nasional pada masa datang. Perekonomian nasional akan

menjadi lebih terbuka yang langsung akan berpengaruh terhadapperkembangan daerah-daerah di Indonesia. Sejak tahun 2003, AFTAdilaksanakan secara bertahap di lingkup negara-negara Asean, danperdagangan bebas akan berlangsung sepenuhnya mulai tahun 2008.Selanjutnya sejak tahun 2010 perdagangan bebas di seluruh wilayah AsiaPasifik akan mulai dilaksanakan. Pertanyaannya sudah siapkah daerah-daerah di Indonesia menghadapi globalisasi perekonomian ini? Usaha apayang diperlukan pada masa transisi agar daerah-daerah dapatmemaksimalkan keuntungan sembari meminimalkan kerugian persainganglobal melalui pengelolaan alokasi sumberdaya yang efisien dan efektif?Bagaimana daerah-daerah perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi

persaingan global tersebut?

2. Pendekatan pembangunan yang dilakukan selama ini perlu ditinjaukembali secara menyeluruh karena timbulnya berbagai dampak negatifseperti: (a) kesenjangan pembangunan antar daerah ( regional disparity  ); (b)penumpukan kegiatan ekonomi di daerah tertentu saja ( centralization ofeconomic activities  ); (c) terjadinya pertumbuhan kota-kota metropolitan danbesar yang tidak terkendali ( unsustainable urbanization  ) yang mengakibatkankualitas lingkungan perkotaan semakin menurun: (d) kesenjanganpembangunan antara daerah perkotaan dan perdesaan ( urban-rural economicimbalances  ); (e) kesenjangan pendapatan perkapita ( income per capita

inequality  ); (f) terdapatnya daerah-daerah miskin, tinggi pengangguran, sertarendah produktivitas (  poor and low level of productivity’s regions  ); (g) kurangterciptanya keterkaitan kegiatan pembangunan antar wilayah ( regionaldevelopment interdependency  ); (h) kurang adanya keterkaitan kegiatanpembangunan antara perkotaan dengan perdesaan ( rural-urban lingkages  ); (i)terkonsentrasinya industri manufaktur di kota-kota besar di Pulau Jawa; (j)tingginya konversi lahan pertanian ke nonpertanian di Pulau Jawa; (k)terabaikannya pembangunan daerah perbatasan, pesisir, dan kepulauan; (l)adanya tuntutan daerah-daerah tertentu untuk lepas dari NKRI.

3. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang perlu dilakukan

adalah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yangdimiliki oleh masing-masing daerah. Di satu sisi belum ada visi jangkapanjang yang dapat menjadi acuan pembangunan, sedangkan di sisi lainterdapat potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh bangsaIndonesia. Pertanyaannya adalah bagaimana setiap daerah dapatmemanfaatkan keunggulan yang terdapat di masing-masing daerah?

 Apakah keunggulan yang tersebar di beberapa wilayah tersebut dapatmembawa bangsa Indonesia secara keseluruhan menjadi bangsa yang adildan makmur? Mencari jawab atas pertanyaan-pertanyaan ini akanmengarah pada perlunya suatu konsep pembangunan jangka panjang, yangmencakup berbagai aspek penting kehidupan berbangsa dan bernegara,

yang akan menuntun proses menuju tatanan kehidupan masyarakat dantaraf pembangunan yang hendak dicapai.

- 12 -

Page 14: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 14/142

4. Isu strategis pembangunan daerah yang utama adalah kesenjanganpembangunan antar daerah yang masih tinggi dan diperkirakan akansemakin meningkat apabila faktor-faktor penyebabnya tidak ditangananisecara mendasar. Pengurangan kesenjangan pembangunan antar daerah

perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas dan kesatuan nasional. Tujuanpenting dan mendasar yang diperlukan untuk mengurangi kesenjanganantar daerah adalah bukan untuk memeratakan pembangunan fisik disetiap daerah, tetapi yang paling utama adalah pengurangan perbedaantingkat kesejahteraan masyarakat ( quality of life  ) antar daerah.

 VIII. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR  

1. Kebijakan pembangunan infrastruktur di Indonesia sudah dimulai sejak

zaman Hindia Belanda, khususnya di bidang pengairan denganditerbitkannya  Algemeene Water Reglement   (AWR) tahun 1936 dan disusuldengan  Algemeene Waterbeheersverordening   tahun 1937 dan Provinciale WaterReglement   (Jawa Timur dan Jawa Barat) tahun 1940. Pada periode pascakemerdekaan ketentuan-ketentuan perundang-undangan tersebut masihdiberlakukan sesuai dengan aturan peralihan UUD 1945. Untukpembangunan ketenagalistrikan, setelah kemerdekaan dibentuk DjawatanListrik dan Gas pada tanggal 27 Oktober 1945. Pembangunanketenagalistrikan mulai berkembang sejak dasawarsa 1950-an, yaitu ketikapusat-pusat pembangkit listrik pemerintah dan swasta pada masapenjajahan dinasionalisasikan dan dikuasai oleh negara.

2. Pembangunan menyeluruh di bidang infrastruktur selanjutnya dimulaidengan disusunnya Rencana Pembangunan Lima Tahun I (Repelita I)periode tahun 1968/69–1973/74, meliputi: pengairan, transportasi, danlistrik. Pembangunan perumahan, khususnya untuk masyarakatberpendapatan menengah ke bawah, yang dipelopori oleh Perumnas barudimulai pada pertengahan tahun 1970-an. Selama pelaksanaan Repelita Isampai dengan Repelita VI (sebelum krisis ekonomi) pembangunaninfrastruktur berjalan cukup pesat. Pembangunan pengairan berhasilmendorong peningkatan produksi pangan hingga mencapai swasembadapada pertengahan 1980. Pembangunan transportasi berhasil meningkatkanakses ke berbagai daerah, terutama yang tadinya terisolir, hingga dapatmendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Distribusi barang jugamengalami perbaikan seperti tercermin pada relatif terkendalinya lajuinflasi. Sejalan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk,pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan juga terusditingkatnya terumata sejak pelaksanaan Repelita III (1978/79–1983/84).Namun demikian pembangunannya belum dapat mengimbangi lajupertambahan penduduk sehingga cakupan pelayanannya hanya dapatmencapai sekitar 55 persen masyarakat. Pembangunan tenaga listrikberkembang cukup pesat sejak dibentuknya Badan Pimpinan UmumPerusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai embrio lahirnya PT. PLNberdasarkan UU No.19 Prp/1960 tanggal 30 April 1960 Jo PPNo.67/1961 tanggal 29 Maret 1961 yang mencakup hampir seluruh usahaketenagalistrikan nasional.

- 13 -

Page 15: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 15/142

3. Pembangunan infrastruktur mengalami hambatan sejak terjadinya krisisekonomi pada pertengahan tahun 1997. Kebutuhan pembangunaninfrastruktur yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlahpenduduk tidak dapat diimbangi oleh kemampuan penyediaannya. Kondisi

infrastruktur yang ada tidak dapat dipelihara dengan baik sehingga banyakterjadi kerusakan. Tingkat kerusahan jaringan pengairan dan transportasicukup parah. Penyediaan perumahan serta air minum dan penyehatanlingkungan menjadi terhambat. Ketersediaan tenaga listrik menjadimengkhawatirkan. Kesemuanya ini dapat mengganggu daya dukungpembangunan sosial ekonomi.

4. Sejalan dengan mulai pulihnya perekonomian nasional, pembangunaninfrastruktur mulai dapat dilakukan lagi meskipun belum dapat sepesatseperti sebelum krisis. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwapembangunan infrastruktur pada masa depan harus lebih diselaraskan

dengan pembangunan bidang lainnya. Pembangunan di bidang pengairanharus sejalan dengan kebijakan pengelolaan sumberdaya air, yangmencakup tujuh tantangan dalam pemenuhan keterjaminan air, yaitu: (i)menjamin kesediaan pangan; (ii) memenuhi kebutuhan pokok penduduk;(iii) melindungi ekosistem; (iv) membagi sumberdaya air antarwilayah yangberkaitan; (v) menanggulangi resiko; (vi) memberi nilai air; dan (vii)menguasai air secara bijaksana. Pembangunan infrastruktur harusmempertimbangkan pelaksanaan otonomi daerah yang membagikewenangan pusat dalam pembangunan dan pemeliharaan prasarana dansarana ekonomi. Pembangunan infrastruktur juga harus disesuaikandengan perkembangan global, terutama dengan makin pesatnya arus

informasi dunia. Pembangunan infrastruktur juga harusmempertimbangkan kebutuhan energi Indonesia dan dunia di masa depan.

IX. PEMBANGUNAN SUMBER D AYA A LAM DAN LINGKUNGAN HIDUP 

1. Sumber daya alam mempunyai peran penting dalam perekonomianIndonesia baik pada masa lalu, saat ini maupun masa mendatang. Sebagaibasis pembangunan, sumberdaya alam dimanfaatkan untuk mengejarpertumbuhan ekonomi dan digunakan sebagai sumber devisa serta modalpembangunan. Pentingnya peranan sumberdaya ini dapat dilihat darikontribusinya terhadap PDB nasional pada tahun 2001 mencapai 30%,dan penyerapan tenaga kerja mencapai 57%. Namun demikian, selainsumberdaya alam mendatangkan kontribusi besar bagi pembangunan, dilain pihak keberlanjutan atas ketersediaannya sering diabaikan, sehinggaada kecenderungan terjadi penurunan daya dukung lingkungan danmenipisnya ketersediaan sumberdaya alam yang ada. Pengelolaansumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan sesuaidengan daya dukungnya dapat menimbulkan adanya krisis pangan, krisisair, krisis energi dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwahampir seluruh jenis sumberdaya alam dan komponen lingkungan hidupdi Indonesia cenderung mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnyadari waktu ke waktu.

- 14 -

Page 16: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 16/142

Page 17: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 17/142

- 16 -

dan sehat dengan kualitas lingkungan yang baik. Kondisi di atasmenimbulkan kekhawatiran akan terjadinya ketidakseimbangan sistemlingkungan secara keseluruhan dalam menyangga kehidupan manusia, dankeberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang. 

Page 18: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 18/142

B AGIAN II

 V ISI DAN A RAH PEMBANGUNAN J ANGKA P ANJANG 

 V ISI N ASIONAL 

 Visi nasional pembangunan jangka panjang adalah terciptanya manusia yangsehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia dan masyarakat yang makinsejahtera dalam pembangunan yang berkelanjutan didorong oleh perekonomianyang makin maju, mandiri, dan merata di seluruh wilayah didukung olehpenyediaan infrastruktur yang memadai serta makin kokohnya kesatuan danpersatuan bangsa yang dijiwai oleh karakter yang tangguh dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia yang diselenggarakan dengan demokrasi [yangdidasarkan pada nilai-nilai Pancasila] sebagai pedoman dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta menjunjung tegaknya supremasihukum.

Page 19: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 19/142

I. PEMBANGUNAN POLITIK  

 V ISI 

 Terwujudnya demokrasi, melalui konsolidasi demokrasi yang bertahap padaberbagai aspek kehidupan politik, sehingga demokrasi konstitusional dapatditerima sebagai konsensus dan pedoman politik dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara umum ada 5 (lima) syarat utamademokrasi yang sudah terkonsolidasi ( consolidated democracy  ):

1. Pemerintah yang Berdasarkan Hukum ( rechtsstaat  )

2. Birokrasi yang Efisien dan Netral

3. Masyarakat Sipil yang Otonom

4. Masyarakat Politik yang Otonom5. Masyarakat Ekonomi yang Otonom

 A RAH PEMBANGUNAN J ANGKA P ANJANG 

1. Arah pembangunan politik diwujudkan melalui penyempurnaan strukturpolitik; penataan peran negara dan masyarakat; pengembangan budayapolitik; perbaikan proses politik; peningkatan peran hubungan luarnegeri; serta peningkatan peran komunikasi dan informasi.

2. Struktur politik   disempurnakan dengan: (a) Mempromosikan danmensosialisasikan pentingnya independensi, kapasitas, dan integritasMahkamah Konstitusi dalam melaksanakan fungsinya mengkaji danmenguji perundang-undangan (  judicial review  ) terhadap konstitusi;  (b)Merumuskan konsep yang lebih tuntas dan dapat diterima semua pihakmengenai hubungan antara kelembagaan politik dengan kelembagaanpertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara; (c) Merumuskanstandar kinerja dan efektivitas lembaga-lembaga penyelenggara negaradalam menjalankan kewenangan dan fungsi-fungsi yang diberikan olehkonstitusi dan peraturan perundangan; (d) Merumuskan peta politik(  political roadmap ) dan memfasilitasi upaya-upaya politik untuk lebihmemantapkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, sertamencegah disintegrasi wilayah dan perpecahan bangsa; (e) Menciptakan

 wacana publik mengenai berbagai aspek pelembagaan dan keberlanjutanproses rekonsiliasi untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional secara adil;(f) Menciptakan pelembagaan lebih lanjut untuk mendukungberlangsungnya konsolidasi demokrasi secara berkelanjutan.

3. Peran negara dan masyarakat ditata dengan: (a) Menciptakan upayaadvokasi dan promosi pendidikan agar makin berorientasi padapeningkatan kemandirian dan kedewasaan politik masyarakat, bersamaandengan peningkatan keahlian dan profesionalisme; (b) Mewujudkanpemahaman baru mengenai pentingnya Ormas dan Ornop sebagai mitrapemerintah, sebagai bagian penting dari upaya memperbesarkemandirian masyarakat dalam menyelesaikan permasalahannya sendiri;

- 18 -

Page 20: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 20/142

(c) Memfasilitasi pulihnya fungsi-fungsi tradisional yang positif daripranata-pranata kemasyarakatan, lembaga hukum dan lembaga politik,untuk membangun kemandirian masyarakat dalam mengelola berbagaipotensi konflik sosial yang merusak; (d) Memperbanyak alternatif politik

dan birokrasi bagi masyarakat agar makin terakomodasikan aspirasinyadalam proses pengambilan keputusan-keputusan publik yang langsungberhubungan dengan hajat hidupnya.

4. Budaya politik dikembangkan dengan: (a) Menciptakan kesadaran budayadan penanaman nilai-nilai politik demokratis terutama penghormatannilai-nilai HAM, nilai-nilai persamaan ( egalitarianism  ), anti kekerasan, sertanilai-nilai toleransi politik, melalui berbagai wacana dan media; (b)Mewujudkan berbagai wacana dialog bagi peningkatan kesadaranmengenai pentingnya memelihara persatuan bangsa.

5. Proses politik   diperbaiki dengan: (a) Merumuskan standar danparameter bagi berlangsungnya proses dan mekanisme seleksi publikyang lebih terbuka bagi para calon pemimpin nasional; (b) Merumuskanstandar dan parameter bagi berlangsungnya proses dan mekanismerekrutmen pejabat politik dan publik yang lebih transparan; (c) Mewujudkan komitmen politik yang tegas terhadap pentingnyakebebasan media massa, keleluasaan berserikat, berkumpul, danmenyatakan pendapat setiap warganegara berdasarkan aspirasi politiknyamasing-masing.

6. Peranan hubungan luar negeri ditingkatkan dengan: (a) Merumuskanprioritas penguatan kapasitas dan kredibilitas politik luar negeri dalamrangka ikut serta menciptakan perdamaian dunia serta keadilan dalamtata hubungan internasional; (b) Merumuskan prioritas peningkatankualitas diplomasi di fora internasional dalam upaya pemeliharaankeamanan nasional, integritas wilayah dan pengamanan kekayaansumber daya alam nasional; (c) Mengefektifkan dan memperluas fungsijaringan-jaringan kerjasama yang ada demi membangun kembalisolidaritas ASEAN di bidang politik, kebudayaan, dan keamanan menujuterbentuknya komunitas ASEAN yang lebih solid; (d) Mendorong danmemelihara perdamaian dunia melalui upaya peningkatan salingpengertian politik dan budaya, baik antar negara maupun antarmasyarakat di dunia.

7. Peranan komunikasi dan informasi  dalam politik ditingkatkandengan: (a) Mewujudkan kebebasan pers yang lebih mapan danterlembaga serta menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat danmengontrol jalannya penyelenggaraan negara secara cerdas dandemokratis; (b) Mewujudkan pemerataan informasi yang lebih besardengan mendorong dan melindungi munculnya media-media massadaerah yang independen; (c) Mewujudkan deregulasi yang lebih besardalam bidang penyiaran ( broadcasting  ) sehingga dapat lebih menjaminpemerataan informasi secara nasional dan mencegah monopoliinformasi; (d) Menciptakan jaringan informasi yang lebih bersifatinteraktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik,untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat

- 19 -

Page 21: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 21/142

luas; (e) Menciptakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi (ICT)yang mampu menghubungkan seluruh link informasi yang ada di pelosoknusantara sebagai suatu kesatuan yang mampu mengikat danmemperluas integritas bangsa; (f) Memanfaatkan jaringan teknologi

informasi dan komunikasi (ICT) secara efektif agar mampu memberikaninformasi yang lebih komprehensif kepada masyarakat internasionalsupaya tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat meletakkan Indonesiapada posisi politik yang menyulitkan.

II. PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN K EAMANAN 

 V ISI 

 Terwujudnya kemampuan pertahanan dan keamanan yang mampu menegakkankedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari segalaancaman serta menciptakan kondisi aman, damai, tertib dan tenterammasyarakat.

 A RAH PEMBANGUNAN J ANGKA P ANJANG 

1. Kebijakan pembangunan bidang pertahanan diarahkan pada upaya-upayapembangunan sistem pertahanan, peningkatan peran serta warga negaradalam bela negara, perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia yangmeliputi ZEE Indonesia dan landasan kontinen serta wilayah yurisdiksiudara Indonesia, pembangunan industri pertahanan dalam negeri, sertapeningkatan profesionalisme TNI.

2. Sistem pertahanan nasional adalah sistem pertahanan yang bersifatsemesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber dayanasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dandiselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, terarah, dan berkelanjutanuntuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatansegenap bangsa dari segala ancaman.

3. Dalam sistem pertahanan rakyat semesta, TNI sebagai unsur utama dan

rakyat Indonesia secara keseluruhan sebagai unsur pendukung merupakankomponen aktif yang dalam kondisi sistem pertahanan nasional terancamsiap untuk dikerahkan dengan segera. Wilayah dan sumber dayamerupakan komponen pasif yang dapat dimanfaatkan semaksimalmungkin untuk mendukung TNI dan rakyat dalam rangka menegakkankedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Bela negara diarahkan pada pemantapan wawasan kebangsaan ( nationcharachter building  ) sebagai landasan untuk memantapkan komitmen padaNegara Kesatuan Republik Indonesia. Bela negara antara lain dilakukanmelalui wajib militer merupakan wujud keikutsertaan warga negara dalam

sistem pertahanan nasional.

- 20 -

Page 22: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 22/142

5. Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam upayamelindungi sumber daya laut bagi kemakmuran sebesar-besarnya rakyat.Perlindungan terhadap wilayah yurisdiksi laut Indonesia dilakukan denganmeningkatkan kekuatan dan kemampuan pertahanan untuk melakukan

pengawasan dan penegakan hukum internasional (UNCLOS) serta denganmeningkatkan kemampuan deteksi di udara dan laut.

6. Perlindungan wilayah yurisdiksi udara Indonesia ditingkatkan sebagaiupaya untuk menjaga kedaulatan nasional secara menyeluruh denganmenangkal penerbangan gelap yang merendahkan kewibawaan negara.

7. Kemampuan deteksi ditingkatkan untuk melindungi wilayah yurisdiksi lautdan wilayah yurisdiksi udara Indonesia dengan memanfaatkan jaringansatelit dan peningkatan kerjasama dengan negara tetangga. Denganteknologi satelit, segala kegiatan penerbangan dan pelayaran yang melintas

 wilayah Indonesia dapat diketahui sehingga langkah-langkah tepat segeradapat dilakukan untuk penanggulangannya.

8. Sistem senjata yang memadai merupakan penggetar dan pemukul bagisetiap ancaman yang bermaksud mengganggu kedaulatan nasional. Alatutama sistem senjata masing-masing angkatan ditingkatkan secara bertahapsejalan dengan kemampuan negara untuk membiayai serta sesuai denganspektrum ancaman pertahanan negara.

9. Alat utama sistem senjata ditingkatkan dengan meningkatkan penggunaanproduksi nasional. Ketergantungan sistem senjata yang besar kepada luarnegeri akan mempengaruhi upaya pertahanan terutama apabila negarayang bersangkutan berseberangan di dalam garis-garis politiknya denganIndonesia.

10. Dalam kaitan itu industri pertahanan dalam negeri ditingkatkan.Pengembangan industri pertahanan dalam negeri didorong bekerjasamadengan industri kecil dan menengah yang potensial mendukung industripertahanan. Secara bertahap kemampuan industri pertahanan dalam negeriditingkatkan untuk memproduksi alat utama sistem senjata denganteknologi yang lebih maju.

11. Profesionalisme TNI ditingkatkan dengan menjaga netralitas politik dan

memusatkan diri pada tugas-tugas pertahanan. Di bidang militer, TNIharus terlatih, menguasai peralatan perang, memiliki doktrin dan organisasimiliter yang solid, memiliki manajemen yang baik, serta didukung olehindustri pertahanan yang tangguh. Di bidang non-militer, TNI didorongmeningkatkan pendidikan dan memiliki keahlian-keahlian tertentu untukpelaksanaan tugas-tugas sosial.

12. Dengan tidak adanya lagi fungsi pembinaan politik oleh TNI, keberadaankomando teritorial didasarkan pada fungsi territorial yang harusdiembannya untuk pertahanan.

13. Profesionalisme TNI didorong dengan meningkatkan kesejahteraan TNI.Kesejahteraan ditingkatkan melalui kenaikan gaji, penyediaan rumah

- 21 -

Page 23: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 23/142

tinggal, peningkatan pendidikan, dan pemberian jaminan kelangsunganhidup keluarga apabila gugur dalam menjalankan tugas.

14. Kebijakan pembangunan keamanan diarahkan untuk menekan kejahatan

konvensional serta mengurangi potensi konflik horisontal antarmasyarakat yang timbul berdasarkan suku, agama, dan ras; menangkalkejahatan transnasional dengan organisasi dan teknologi yang maju; sertamengamankan sumberdaya alam di Indonesia.

15. Kejahatan yang bersifat konvensional akan ditangani oleh fungsikepolisian di daerah. Dalam rangka menangani kejahatan konvensionaldibangun keamanan dengan menekankan pada upaya pembinaanmasyarakat; pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli; melakukanrespon cepat dalam menangani permasalahan keamanan, danpembangunan sosial ekonomi masyarakat yang merupakan subyek dan

obyek kriminalitas.

16. Kejahatan yang bersifat transnasional akan ditangani oleh fungsi polisinasional. Penanganan terhadap kejahatan transnasional dilakukan denganmenekankan pada upaya interdiksi (penghadangan) baik di darat, laut,maupun udara serta dengan melakukan kerjasama internasional.

17. Kerjasama internasional dalam menangani kejahatan transnasionalditingkatkan baik melalui hubungan diplomatik dan kerjasama bilateral/multilateral maupun melalui kesepakatan penanganan kejahatantransnasional. Kerjasama diarahkan pada upaya untuk meningkatkanpertukaran informasi dan perjanjian ekstradiksi.Terorisme sebagai salahsatu jenis kejahatan transnasional, upaya penanggulangannya ditingkatkanmelalui pendekatan komprehensif meliputi pendekatan sosial budaya,ekonomi, hukum, pertahanan dan keamanan

19. Dalam rangka penanggulangan tindak terorisme kemampuan dankoordinasi inteljen ditingkatkan. Kemampuan pasukan anti terorisme yangmeliputi kesatuan TNI dan Polri ditingkatkan baik sumber dayamanusianya maupun peralatannya.

20. Kejahatan sumber daya alam kelautan akan ditangani fungsi keamanan dan

penegakan hukum di laut. Pembangunan keamanan untuk mencegahtindak kejahatan sumber daya alam kelautan ditekankan pada upayapembinaan keamanan laut dan melakukan penegakan pelaksanaankonvensi-konvensi internasional dalam bidang kelautan yang telahdiratifikasi.

21. Keberhasilan polisi dalam mengungkap tindak-tindak kejahatan sangatditentukan selain oleh profesionalisme polisi, juga oleh dukungan dankerjasama dengan masyarakat.

22. Untuk itu kepercayaan masyarakat kepada polisi perlu ditingkatkan.Kepercayaan masyarakat terhadap polisi ditumbuhkan denganmeningkatkan profesionalisme aparat kepolisian dalam melaksanakantugas pengayoman masyarakat dan penegakkan hukum.

- 22 -

Page 24: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 24/142

23. Profesionalisme kepolisian ditingkatkan melalui penyempurnaan sistemseleksi calon anggota Polri, perbaikan sistem pendidikan, sertapeningkatan sistem pelatihan. Sistem seleksi, pendidikan, dan pelatihanterus disempurnakan agar mampu melahirkan polisi yang mampu

melaksanakan tugasnya dalam menegakkan hukum, mengayomi danmelayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.

24. Profesionalisme kepolisian didorong dengan meningkatkan kesejahteraanaparat kepolisian. Kesejahteraan ditingkatkan melalui kenaikan gaji,penyediaan rumah tinggal, peningkatan pendidikan, dan pemberianjaminan kelangsungan hidup keluarga apabila gugur dalam menjalankantugasMembangun pemolisian masyarakat agar masyarakat dapat lebihbertanggung jawab dan berperan aktif dalam penciptaan keamanan danketertiban. Pemolisian masyarakat diarahkan dengan mendekatkan polisikepada masyarakat sehingga terbina kerjasama dan kemitraan diantaranya

dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat

III. PEMBANGUNAN HUKUM DAN PENYELENGGARAAN NEGARA  

3.1 HUKUM 

 V ISI 

 Tegaknya supremasi hukum dengan didukung oleh sistem hukumnasional yang mantap dan mencerminkan kebenaran dan keadilan, sertamemperoleh legitimasi yang kuat dari masyarakat luas.

 A RAH PEMBANGUNAN J ANGKA P ANJANG 

1. Pembangunan hukum diarahkan kepada upaya mewujudkan sistemhukum nasional yang mantap yang mampu berfungsi baik sebagaisarana untuk mewujudkan ketertiban dan kesejahteraan, maupunsebagai sarana untuk melakukan pembangunan.

2. Pembangunan sistem hukum nasional dilakukan denganmelakukan pembentukan materi hukum yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan kepentingan masyarakat, serta pewujudanmasyarakat hukum yang tercermin dari tingginya kepatuhan danpenghargaan kepada hukum.

3. Materi hukum harus dapat menjamin terciptanya kepastian hukum,ketertiban hukum, dan perlindungan hak asasi manusia yangberintikan keadilan dan kebenaran, mampumenumbuhkembangkan disiplin nasional, kepatuhan danpenghargaan kepada hukum, serta mampu mendorong tumbuhnya

kreativitas dan peran serta masyarakat dalam pembangunannasional.

- 23 -

Page 25: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 25/142

4. Pembangunan materi hukum harus dilakukan dengan tetapmemperhatikan tertib peraturan perundang-undangan, baik

 vertikal maupun horizontal, serta taat kepada asas hukumuniversal, serta mengacu kepada Pancasila dan UUD 1945.

5. Pemantapan kelembagaan hukum yang antara lain meliputipenataan kedudukan, fungsi dan peranan institusi hukum termasukbadan peradilan, organisasi profesi hukum, serta organisasi hukumlainnya agar semakin berkemampuan untuk mewujudkanketertiban; kepastian hukum; dan memberikan keadilan kepadamasyarakat banyak serta mendukung pembangunan.

6. Pewujudan masyarakat hukum dilakukan dengan melakukan (a)penyuluhan hukum secara intensif baik terhadap rancanganperaturan perundang-undangan maupun peraturan perundang-

undangan yang telah ada; (b) penerapan dan pelayanan hukumsecara adil sehingga mampu mewadahi dinamika sosial danmenunjang pembangunan; (c) penegakan hukum yang tegas danmanusiawi untuk mewujudkan ketertiban dan kepastian hukumserta perlindungan terhadap hak asasi manusia.

7. Penyuluhan hukum dimaksudkan untuk menumbuhkembangkanbudaya patuh hukum. Sasaran penyuluhan hukum adalah semualapisan masyarakat, akan tetapi diutamakan para aparatur hukumdan penyelenggaran negara, agar lebih mampu berperilakuketeladanan dan berperan sebagai agen perubahan.

8. Penerapan dan pelayanan hukum diarahkan kepada peningkatkankualitas pelayanan hukum kepada masyarakat banyak, antara laindengan menyederhanakan syarat dan prosedur dalam penerbitanberbagai perizinan, melakukan deregulasi berbagai bidang, danmemberikan bantuan hukum bagi para pencari keadilan yangkurang mampu.

9. Penegakan hukum dimaksudkan untuk menjaga bekerjanyanorma/kaedah hukum di dalam masyarakat serta mempertahankannilai-nilai sosial dan rasa keadilan masyarakat melalui tindakan-tindakan korektif terhadap perilaku baik individual maupun

institusional yang tidak sesuai dengan norma dan kaedah hukumdan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.Penegakan hukum juga dimaksudkan untuk mengendalikanperubahan-perubahan sosial yang terjadi agar kelangsungankehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat berjalandengan tertib dan teratur.

- 24 -

Page 26: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 26/142

3.2 PENYELENGGARAAN NEGARA  

 V ISI 

 Terwujudnya Aparatur Negara yang amanah dan mampu mendukungpembangunan nasional serta menjawab kebutuhan dinamika bangsasesuai Pancasila dan UUD ’45. 

 A RAH PEMBANGUNAN J ANGKA P ANJANG 

1. Arah pembangunan aparatur negara dilakukan melalui penuntasanpenanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentukKKN, peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi negara,dan peningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraanpembangunan.Penuntasan penanggulangan penyalahgunaankewenangan dalam bentuk KKN dicapai dengan cara: (a).Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (  good

 governance  ) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan padasemua kegiatan; (b). Pemberian sanksi yang seberat-beratnyakepada pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (c).Peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur negaramelalui pengawasan internal, pengawasan fungsional danpengawasan masyarakat; (d). Peningkatan etika birokrasi danbudaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman parapenyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip good governance .

3. Peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi negara dicapaidengan cara: (a). Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaanpemerintahan agar dapat berfungsi secara lebih memadai, ramping,luwes dan responsif; (b). Peningkatan efektivitas dan efisiensiketatalaksanaan dan prosedur pada semua tingkat dan antar tingkatpemerintahan; (c). Penataan dan peningkatan kapasitassumberdaya aparatur agar sesuai dengan kebutuhan dalammelaksanakan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayananyang terbaik bagi masyarakat; (d). Peningkatan kesejahteraanpegawai dan pemberlakuan sistem karier berdasarkan prestasi.

4. Peningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraanpembangunan dicapai dengan cara: (a). Peningkatan kualitaspelayanan publik terutama pelayanan dasar untuk memenuhikebutuhan masyarakat; (b). Peningkatan kapasitas masyarakatuntuk dapat mandiri, berpartisipasi dalam proses pembangunandan mengawasi jalannya pemerintahan.

- 25 -

Page 27: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 27/142

Page 28: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 28/142

Page 29: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 29/142

swasta dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan khususnyadalam pengembangan pelayanan medik; dan peningkatan produksi,distribusi, dan pemanfaatan obat yang bermutu, efektif, dan aman bagipenduduk, dengan harga yang terjangkau.

b. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui perbaikan perilakusehat masyarakat; peningkatan kualitas gizi penduduk, terutama bayi,balita, ibu hamil, dan perempuan dewasa, yang didukung olehproduksi dan distribusi pangan yang mencukupi dengan harga yangterjangkau; pengembangan tenaga kesehatan yang menunjangpeningkatan jumlah, mutu, dan penyebaran yang merata, sesuaidengan kebutuhan dan pelayanan kesehatan; peningkatan danpengembangan pelayanan kesehatan dasar yang lebih bermutu, sertapeningkatan efisiensi dan mutu pelayanan kesehatan; peningkatankesehatan jasmani dan mental masyarakat, melalui pembinaan dan

pemasyarakatan olahraga menuju pembentukan budaya olahraga;peningkatan pembiayaan kesehatan, melalui alokasi pembiayaanpemerintah yang lebih memadai, dan pengembangan asuransikesehatan (sosial dan swasta).

c. Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yangbermutu dan terjangkau dengan memperhatikan penduduk miskin,melalui peningkatan pelayanan pendidikan prasekolah dalam rangkameningkatkan tumbuh kembang anak dan meningkatkan kesiapananak untuk mengikuti pendidikan persekolahan; pelaksanaan program

 Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun sebagai kelanjutan Wajib Belajar

Pendidikan Dasar 9 Tahun, dan peningkatan pelayanan pendidikanpada jenjang yang lebih tinggi, serta pemenuhan kebutuhan belajardan perbaikan tingkat keniraksaraan orang dewasa, melalui penyediaanpelayanan yang merata dan berkeadilan terhadap pendidikanberkelanjutan, yang didukung oleh penyediaan informasi pendidikanyang akurat dan tepat waktu, serta pemantapan kesadaran masyarakatmengenai pentingnya pendidikan untuk semua dan sepanjang hayat.

d. Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dan pelatihan yangmampu merespon globalisasi dan kebutuhan pembangunan nasionaldalam rangka meningkatkan daya saing bangsa, melaluipengembangan kurikulum pendidikan yang dapat melayanikeberagaman peserta didik, jenis, dan jalur pendidikan, sertakebutuhan pasar kerja dan pembangunan wilayah; peningkatankualitas dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikanlainnya; penyediaan sarana pendidikan yang bermutu; peningkatanpenelitian dan penyebarluasan hasil penelitian, serta pelaksanaanpengabdian pada masyarakat.

e. Pelaksanaan paradigma baru pendidikan tinggi, melalui pemberiankewenangan yang lebih luas pada perguruan tinggi dalam pengelolaanpendidikan secara bertanggungjawab dan terakunkan, sebagaiaktualisasi otonomi keilmuan.

- 28 -

Page 30: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 30/142

Page 31: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 31/142

Page 32: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 32/142

Page 33: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 33/142

produsen maupun konsumen, sehingga menjadi pelaku ekonomi yangmampu meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi.

8. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam jangka

panjang diarahkan pada peningkatan kualitas dan kemanfaatan ipteknasional dalam rangka mendukung peningkatan daya saing secara globalmelalui peningkatan kualitas dan kuantitas SDM lptek, reformasikelembagaan penelitian dan pengembangan yang didukung oleh reformasidi dalam fleksibilitas pembiayaan litbang, perkuatan sistem pengakuan atashasil temuan ( royalty system ,  patent , HKI) dan kualitas produk (SNI, ISO),penerapan standar mutu yang mengacu pada sistem  MeasurementStandardization Testing and Quality (MSTQ), penerapan teknologi yang tepatdalam sistem produksi, serta penerapan Total Quality Management (TQM),dan pengembangan keterkaitan fungsional sistem inovasi untukmendorong pelembagaannya sebagai bagian yang integral di dalam

pengembangan kegiatan usahanya.

9. Upaya perluasan kesempatan kerja diarahkan untuk mendorong pasarkerja yang fleksibel, termasuk upaya penurunan biaya ekonomi tinggi agartercipta sebanyak mungkin lapangan pekerjaan formal, tanpa merugikanpekerja informal, disamping itu memfasilitasi agar pekerja dapat berpindahdari pekerjaan yang rendah produktivitasnya ke pekerjaan yang lebih tinggiproduktivitasnya. Dengan demikian, pekerja yang masih bekerja dipekerjaan yang rendah produktivitasnya dapat meningkatkankesejahteraannya.

10. Pengembangan sektor keuangan diarahkan pada peningkatan kemampuandalam pembiayaan kegiatan ekonomi dan peningkatan ketahanan terhadapgejolak yang melanda sektor keuangan dan perekonomian melaluipenguatan kondisi internal industri jasa keuangan, penguatan sistempengaturan yang efektif dan mampu mengantisipasi perkembangan pasarkeuangan domestik dan internasional, penguatan sistem pengawasanperbankan yang independen dan efektif, penciptaan dan penguataninfrastruktur pendukung, serta perlindungan dan pemberdayaan nasabah.Khusus untuk mendorong peningkatan kemampuan UKM, pembiayaandikembangkan dengan tetap berdasarkan pada pertimbangan mekanismepasar, namun menyediakan bantuan teknis guna perkuatan kelembagaan,baik di sisi bank maupun di sisi penerima pinjaman.

11. Dalam rangka memperkuat stabilitas ekonomi, kerangka stabilitas sistemkeuangan dibangun untuk meminimalisasikan terjadinya krisis, sertamengelola jika terjadi krisis. Kerangkanya antara lain mencakuppengaturan kewenangan lembaga/institusi yang bertindak sebagai penentukeadaan bagi satu lembaga keuangan termasuk atau di luar kategori yangmenimbulkan kehancuran sistemik sistem keuangan, pilihan tindakan-tindakan penyelamatan yang dapat dilakukan apabila sistem keuanganterancam krisis yang sistemik, serta pembagian peranan dari masing-masing lembaga terkait dalam pengawasan dan pengaturan sektorkeuangan.

- 32 -

Page 34: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 34/142

Page 35: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 35/142

Page 36: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 36/142

Page 37: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 37/142

Page 38: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 38/142

Page 39: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 39/142

Page 40: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 40/142

Page 41: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 41/142

Page 42: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 42/142

Page 43: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 43/142

Page 44: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 44/142

Page 45: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 45/142

Page 46: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 46/142

 

2. 

Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4389);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2005 – 2025.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. 

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun2005 – 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJPNasional adalah dokumen perencanaan pembangunannasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitungsejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

2. 

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun

2005 – 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJPDaerah adalah dokumen perencanaan pembangunandaerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitungsejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

3. Rencana . . .

Page 47: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 47/142

Page 48: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 48/142

 

Pasal 4

(1) 

RPJP Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiranmerupakan satu kesatuan dan bagian yang tidakterpisahkan dari Undang-Undang ini.

(2) 

RPJP Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Nasional yang memuat Visi, Misi dan Program Presiden.

Pasal 5

(1)  Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunandan untuk menghindarkan kekosongan rencanapembangunan nasional, Presiden yang sedang

memerintah pada tahun terakhir pemerintahannyadiwajibkan menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP)untuk tahun pertama periode Pemerintahan Presidenberikutnya.

(2)  RKP sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)digunakan sebagai pedoman untuk menyusun AnggaranPendapatan dan Belanja Negara tahun pertama periodePemerintahan Presiden berikutnya.

Pasal 6

(1) 

RPJP Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(1) menjadi acuan dalam penyusunan RPJP Daerah yangmemuat visi, misi, dan arah Pembangunan JangkaPanjang Daerah.

(2)  RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah yangmemuat Visi, Misi dan Program Kepala Daerah.

(3) 

RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disusun dengan memerhatikan RPJM Nasional.

BAB III . . .

Page 49: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 49/142

Page 50: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 50/142

Page 51: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 51/142

Page 52: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 52/142

Page 53: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 53/142

Page 54: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 54/142

Page 55: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 55/142

Page 56: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 56/142

Page 57: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 57/142

 

- 7 -

  Ayat (2)

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi,Kabupaten/Kota.

Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah dilakukanoleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Untuk mengakomodasi RPJP Daerah yang telah ada, danmengingat RPJP Daerah harus mengacu pada RPJP Nasional,maka RPJP Daerah baik substansi dan jangka waktunya perludisesuaikan dengan RPJP Nasional.

Ayat (3)

Untuk mengakomodasi RPJM Daerah yang telah ada agarsesuai dengan RPJP Daerah yang telah disesuaikan denganRPJP Nasional, maka RPJM Daerah substansinya perludisesuaikan dengan RPJP Daerah tanpa harus menyesuaikankurun waktu RPJM Daerah dengan RPJP Daerah maupun

RPJM Nasional. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaanpemilihan kepala daerah yang berbeda-beda tiap daerah.

Pasal 9

Cukup jelas.

 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4700

Page 58: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 58/142

 

LAMPIRAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 17 TAHUN 2007

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

PANJANG NASIONAL TAHUN 2005–2025

Page 59: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 59/142

Page 60: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 60/142

Page 61: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 61/142

 - 3 -

I.2 PENGERTIAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumenperencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuandibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalamPembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20tahun ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hinggatahun 2025.

I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025,selanjutnya disebut RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaanpembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikanarah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah,masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuannasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakatibersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunanbersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya didalam satu pola sikap dan pola tindak.

I.4 LANDASAN

Landasan idiil RPJP Nasional adalah Pancasila dan landasan konstitusionalUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkanlandasan operasionalnya meliputi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan nasional, yaitu:

1. 

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia NomorVII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan;

2.  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;3.  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;4.

 

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional;

5. 

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;6.  Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

I.5. TATA URUT . . .

Page 62: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 62/142

Page 63: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 63/142

 - 5 -

BAB IIKONDISI UMUM

II.1 KONDISI PADA SAAT INI

Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telahmenunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, yangmeliputi bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmupengetahuan dan teknologi (iptek), politik, pertahanan dan keamanan, hukumdan aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana danprasarana, serta pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.Di samping banyak kemajuan yang telah dicapai, masih banyak pulatantangan atau masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan. Untuk itu,masih diperlukan upaya mengatasinya dalam pembangunan nasional 20tahun ke depan.

A. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

1.  Pembangunan bidang sosial budaya dan keagamaan terkait erat dengankualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. Kondisi kehidupanmasyarakat dapat tercermin pada aspek kuantitas dan struktur umurpenduduk serta kualitas penduduk, seperti pendidikan, kesehatan, danlingkungan.

2.  Di bidang kependudukan, upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhanpenduduk harus terus menerus dilakukan sehingga dari waktu ke waktulaju pertumbuhan penduduk telah dapat diturunkan.

3. 

Upaya untuk membangun kualitas manusia tetap menjadi perhatianpenting. Sumber daya manusia (SDM) merupakan subjek dan sekaligusobjek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak didalam kandungan hinggá akhir hayat. Kualitas SDM menjadi makin baik yang, antara lain, ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunanmanusia (IPM) Indonesia menjadi 0,697 pada tahun 2003 (HumanDevelopment Report , 2005). Secara rinci nilai tersebut merupakan kompositdari angka harapan hidup saat lahir (66,8 tahun), angka melek aksarapenduduk usia 15 tahun ke atas (87,9 persen), angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi (66 persen), dan

produk domestik bruto (PDB) per kapita yang dihitung berdasarkan paritasdaya beli ( purchasing power parity ) sebesar US $3.361. Indekspembangunan manusia (IPM) Indonesia menempati urutan ke-110 dari 177negara.

4. Status . . .

Page 64: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 64/142

 - 6 -

4.  Status kesehatan masyarakat Indonesia secara umum masih rendah dan jauh tertinggal dibandingkan dengan kesehatan masyarakat negara-negaraASEAN lainnya, yang ditandai, antara lain, dengan masih tingginya angkakematian ibu melahirkan, yaitu 307 per 100 ribu kelahiran hidup (SurveiDemografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI, 2002–2003), tingginya angkakematian bayi dan balita. Selain itu, gizi kurang terutama pada balita masihmenjadi masalah besar dalam upaya membentuk generasi yang mandiridan berkualitas.

5. 

 Taraf pendidikan penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang, antaralain, diukur dengan meningkatnya angka melek aksara penduduk usia 15tahun ke atas, meningkatnya jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yangtelah menamatkan pendidikan jenjang SMP/MTs ke atas; meningkatnyarata-rata lama sekolah; dan meningkatnya angka partisipasi sekolah untuksemua kelompok usia. Walaupun demikian, kondisi tersebut belummemadai untuk menghadapi persaingan global yang makin ketat padamasa depan. Hal tersebut diperburuk oleh tingginya disparitas tarafpendidikan antarkelompok masyarakat, terutama antara penduduk kayadan miskin, antara wilayah perkotaan dan perdesaan, antardaerah, dandisparitas gender.

6.  Pemberdayaan perempuan dan anak, telah menunjukkan peningkatan yangtercermin dari peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak, tetapibelum di semua bidang pembangunan. Di samping itu, partisipasi pemudadalam pembangunan juga makin membaik seiring dengan budaya olahraga yang meluas di kalangan masyarakat. Taraf kesejahteraan sosialmasyarakat cukup memadai sejalan dengan berbagai upaya pemberdayaan,pelayanan, rehabilitasi, dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan

termasuk bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) danpecandu narkotik dan obat-obat terlarang.

7. 

Pembangunan di bidang budaya sudah mengalami kemajuan yang ditandaidengan meningkatnya pemahaman terhadap keberagaman budaya,pentingnya toleransi, dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalahtanpa kekerasan, serta mulai berkembangnya interaksi antarbudaya.Namun, di sisi lain upaya pembangunan jatidiri bangsa Indonesia, sepertipenghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai solidaritas sosial,kekeluargaan, dan rasa cinta tanah air dirasakan makin memudar. Haltersebut, disebabkan antara lain, karena belum optimalnya upaya

pembentukan karakter bangsa, kurangnya keteladanan para pemimpin,lemahnya budaya patuh pada hukum, cepatnya penyerapan budaya global yang negatif, dan kurang mampunya menyerap budaya global yang lebihsesuai dengan karakter bangsa, serta ketidakmerataan kondisi sosial danekonomi masyarakat.

8. Dalam . . .

Page 65: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 65/142

Page 66: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 66/142

Page 67: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 67/142

 - 9 -

ketahanan perekonomian nasional, yang pada gilirannya dapat mengurangikemandirian bangsa.

5. 

Walaupun secara bertahap berkurang, jumlah penduduk miskin masihcukup tinggi, baik di kawasan perdesaan maupun di perkotaan, terutamapada sektor pertanian dan kelautan. Oleh karena itu, kemiskinan masihmenjadi perhatian penting dalam pembangunan 20 tahun yang akandatang. Luasnya wilayah dan beragamnya kondisi sosial budayamasyarakat menyebabkan masalah kemiskinan di Indonesia menjadisangat beragam dengan sifat-sifat lokal yang kuat dan pengalamankemiskinan yang berbeda. Masalah kemiskinan bersifat multidimensi,karena bukan hanya menyangkut ukuran pendapatan, melainkan karena juga kerentanan dan kerawanan orang atau masyarakat untuk menjadimiskin. Selain itu, kemiskinan juga menyangkut kegagalan dalampemenuhan hak dasar dan adanya perbedaan perlakuan seseorang ataukelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

C. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 

1.  Kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan iptekmengalami peningkatan. Berbagai hasil penelitian, pengembangan, danrekayasa teknologi telah dimanfaatkan oleh pihak industri danmasyarakat. Jumlah publikasi ilmiah terus meningkat meskipun tergolongmasih sangat rendah di tingkat internasional. Hal itu mengindikasikanpeningkatan kegiatan penelitian, transparansi ilmiah, dan aktivitasdiseminasi hasil penelitian dan pengembangan.

2. 

Walaupun demikian, kemampuan nasional dalam penguasaan dan

pemanfaatan iptek dinilai masih belum memadai untuk meningkatkandaya saing. Hal itu ditunjukan, antara lain, oleh masih rendahnyasumbangan iptek di sektor produksi, belum efektifnya mekanismeintermediasi, lemahnya sinergi kebijakan, belum berkembangnya budayaiptek di masyarakat, dan terbatasnya sumber daya iptek.

D. Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana di Indonesia saat ini masih ditandai olehrendahnya aksesibilitas, kualitas, ataupun cakupan pelayanan. Akibatnya,sarana dan prasarana yang ada belum sepenuhnya dapat menjadi tulang

punggung bagi pembangunan sektor riil termasuk dalam rangka mendukungkebijakan ketahanan pangan di daerah, mendorong sektor produksi, sertamendukung pengembangan wilayah.

1. Pengembangan . . .

Page 68: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 68/142

 - 10 -

1.  Pengembangan prasarana penampung air, seperti waduk, embung, danau,dan situ, masih belum memadai sehingga belum dapat memenuhipenyediaan air untuk berbagai kebutuhan, baik pertanian, rumah tangga,perkotaan, maupun industri terutama pada musim kering yang cenderungmakin panjang di beberapa wilayah sehingga mengalami krisis air.Dukungan prasarana irigasi yang mengalami degradasi masih belum dapatdiandalkan karena hanya mengandalkan sekitar 10 persen jaringan irigasi yang pasokan airnya relatif terkendali karena berasal dari bangunan-bangunan penampung air, dan sisanya hanya mengandalkan ketersediaanair di sungai. Selain itu, laju pengembangan sarana dan prasaranapengendali daya rusak air juga masih belum mampu mengimbangi lajudegradasi lingkungan penyebab banjir sehingga bencana banjir masihmenjadi ancaman bagi banyak wilayah. Sejalan dengan perkembanganekonomi wilayah, banyak daerah telah mengalami defisit air permukaan,sedangkan di sisi lain konversi lahan pertanian telah mendorong perubahanfungsi prasarana irigasi sehingga perlu dilakukan penyesuaian danpengendalian. Pada sisi pengembangan institusi pengelolaan sumber dayaair, lemahnya koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telahmenimbulkan pola pengelolaan sumber daya air yang tidak efisien, bahkantidak jarang saling berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasimasyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan polapengelolaan sumber daya air, masih belum mencapai tingkat yangdiharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan yangdimiliki.

2.  Krisis ekonomi berdampak pada menurunnya kualitas sarana danprasarana, terutama jalan dan perkeretaapian yang kondisinya sangatmemprihatinkan. Pada tahun 2004 sekitar 46,3 persen total panjang jalan

mengalami kerusakan ringan dan berat serta terdapat 32,8 persen panjang jalan kereta api yang ada sudah tidak dioperasikan lagi. Selain itu, jaringantransportasi darat dan jaringan transportasi antarpulau belum terpadu.Sebagai negara kepulauan atau maritim, masih banyak kebutuhantransportasi antarpulau yang belum terpenuhi, baik dengan pelayananangkutan laut maupun penyeberangan. Peran armada nasional menurun,baik untuk angkutan domestik maupun internasional sehingga pada tahun2004 masing-masing hanya mampu memenuhi 54 persen dan 3,5 persen.Padahal sesuai dengan konvensi internasional yang berlaku, armadanasional berhak atas 40 persen pangsa pasar untuk muatan ekspor-impordan 100 persen untuk angkutan domestik. Untuk angkutan udara, dengan

penerapan kebijakan multi-operator angkutan udara perusahaanpenerbangan relatif mampu menyediakan pelayanan dengan harga yangterjangkau oleh masyarakat. Di samping masalah yang disebabkan olehkrisis ekonomi, pembangunan prasarana transportasi mengalami kendalaterutama yang terkait dengan keterbatasan pembiayaan pembangunan,operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi, sertarendahnya aksesibilitas pembangunan sarana dan prasarana transportasi

di beberapa . . .

Page 69: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 69/142

 - 11 -

di beberapa wilayah terpencil belum terpadunya pembangunan transportasidan pembangunan daerah bagi kelompok masyarakat umum, sehinggapenyediaan transportasi terbatas pelayanannya. Demikian pula kualitaspelayanan angkutan umum yang makin menurun, terjadi tingkatkemacetan dan polusi di beberapa kota besar yang makin parah, sertatingkat kecelakaan yang makin tinggi. Di sisi lain, peran serta swasta belumberkembang terkait dengan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang belum kondusif.

3. 

Dalam era globalisasi, informasi mempunyai nilai ekonomi untukmendorong pertumbuhan serta peningkatan daya saing bangsa. Masalahutama dalam pembangunan pos dan telematika adalah terbatasnyakapasitas, jangkauan, serta kualitas sarana dan prasarana pos dantelematika yang mengakibatkan rendahnya kemampuan masyarakatmengakses informasi. Kondisi itu menyebabkan semakin lebarnyakesenjangan digital, baik antardaerah di Indonesia maupun antaraIndonesia dan negara lain. Dari sisi penyelenggara pelayanan sarana danprasarana pos dan telematika (sisi supply ), kesenjangan digital itudisebabkan oleh (a) terbatasnya kemampuan pembiayaan operator sehinggakegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada dan pembangunanbaru terbatas; (b) belum terjadinya kompetisi yang setara dan masihtingginya hambatan masuk (barrier to entry ) sehingga peran dan mobilisasidana swasta belum optimal; (c) belum berkembangnya sumber danmekanisme pembiayaan lain untuk mendanai pembangunan sarana danprasarana pos dan telematika, seperti kerja sama pemerintah-swasta,pemerintah-masyarakat, serta swasta-masyarakat; (d) masih rendahnyaoptimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada sehinggaterdapat aset nasional yang tidak digunakan (idle ); (e) terbatasnya

kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi; (f) terbatasnya pemanfaatanindustri dalam negeri sehingga ketergantungan terhadap komponenindustri luar negeri masih tinggi; dan (g) masih terbatasnya industriaplikasi dan materi (content ) yang dikembangkan oleh penyelenggarapelayanan sarana dan prasarana. Terkait dengan kemampuan masyarakatuntuk memanfaatkan pelayanan sarana dan prasarana dari sisipermintaan, kesenjangan digital disebabkan oleh (a) terbatasnya daya beli(ability to pay ) masyarakat terhadap sarana dan prasarana pos dantelematika; (b) masih rendahnya kemampuan masyarakat untukmemanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi;dan (c) terbatasnya kemampuan masyarakat untuk mengolah informasi

menjadi peluang ekonomi,   yaitu menjadikan sesuatu mempunyai nilaitambah ekonomi.

4. 

Di bidang sarana dan prasarana energi termasuk kelistrikan, permasalahanpokok yang dihadapi, antara lain masih besarnya kesenjangan antarapasokan dan kebutuhan energi termasuk tenaga listrik yang kondisinyamakin kritis di berbagai daerah karena masih rendahnya kemampuan

investasi . . .

Page 70: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 70/142

Page 71: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 71/142

Page 72: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 72/142

 - 14 -

mengenai pelaksanaannya yang sekadar bersifat prosedural dan harusdiperjuangkan lebih lanjut agar dapat terwujud secara lebih substantif.Selanjutnya, perkembangan demokrasi yang lain adalah disahkannyaUndang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian telahterwujud pula suatu kesepakatan nasional baru mengenai netralitaspegawai negeri sipil (PNS), TNI, dan Polri terhadap politik.

5. 

Kemajuan demokrasi terlihat pula dengan telah berkembangnya kesadaran-kesadaran terhadap hak-hak masyarakat dalam kehidupan politik, yangdalam jangka panjang diharapkan mampu menstimulasi masyarakat lebih jauh untuk makin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif bagipengelolaan urusan-urusan publik. Kemajuan itu tidak terlepas dariberkembangnya peran partai politik, organisasi non-pemerintah danorganisasi-organisasi masyarakat sipil lainnya. Walaupun demikian,perkembangan visi dan misi partai politik ternyata belum sepenuhnyasejalan dengan perkembangan kesadaran dan dinamika kehidupan sosialpolitik masyarakat dan tuntutan demokratisasi. Di samping itu, kebebasanpers dan media telah jauh berkembang yang antara lain ditandai denganadanya peran aktif pers dan media dalam menyuarakan aspirasimasyarakat dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraanpemerintahan. Walaupun demikian, kalangan pers belum dapat mengatasidampak dari kebebasan tersebut antara lain masih berpihak padakepentingan industri daripada kepentingan publik yang lebih luas.

6.  Dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan perjalanan politik luarnegeri, Indonesia telah melakukan banyak hal dan mencapainya denganbaik. Walaupun demikian masih banyak hal yang belum diupayakan secara

optimal berdasarkan potensi dan sumber daya yang ada. Apabila tidakdikelola secara memadai, kedudukan geopolitik yang strategis dengankekayaan sumber daya alam (SDA), populasi, dan proses demokrasi yangsemakin baik sebagai keunggulan komparatif untuk membangunkepemimpinan Indonesia di tataran global justru dapat menjadi sumberkerawanan bagi kepentingan Republik Indonesia. Menumbuhkanpenguatan citra Indonesia sebagai negara yang mampu memadukanaspirasi umat Islam dengan upaya konsolidasi demokrasi; memberikanperhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional;meningkatkan penegakan hukum dan penghormatan hak asasi manusia(HAM) yang tidak diskriminatif; dan mendorong pemulihan ekonomi yang

lebih menjanjikan serta perlindungan hak-hak dasar warga negara secaralebih konsisten merupakan dasar-dasar kebijakan yang terusdikembangkan. Seluruh pencapaian itu menjadi aset penting bagipelaksanaan politik luar negeri dan penyelenggaraan hubungan luar negeriIndonesia. Di samping itu, kedudukan Indonesia sebagai negara kepulauan yang mempunyai posisi geopolitik yang strategis dengan kekayaan SDA,populasi, dan proses demokratisasi yang semakin baik merupakan

kekuatan . . .

Page 73: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 73/142

 - 15 -

kekuatan dan keunggulan komparatif sebagai potensi untuk membangunkepemimpinan Indonesia pada tataran global melalui inisiatif dankontribusi pemikiran komitmen Indonesia pada terbentuknya tatananhubungan internasional yang lebih adil, damai dan berimbang, sertamenolak unilateralisme.

7. Bagi Indonesia, sebagai negara yang baru membangun demokrasi, pilihankebijakan luar negeri tidak lagi semata-mata menyangkut perspektif luarnegeri yang berdiri sendiri. Pertautan dinamika internasional dan domestikcenderung makin mewarnai proses penentuan kebijakan luar negeri.Walaupun demikian, satu hal prinsip yang tetap tidak boleh diabaikan, yakni seluruh proses perumusan kebijakan luar negeri ditujukan bagipemenuhan kepentingan nasional Indonesia dalam berbagai bidang. Dalamrangka pelaksanaan kebijakan luar negeri yang berorientasi kepadakepentingan nasional, Indonesia berupaya untuk memperkuat kelembagaanregional di tengah kecenderungan menguatnya unilateralisme.

8.  Dengan pesatnya perkembangan globalisasi, maka dalam mengembangkankehidupan politik demokratis yang berlandaskan hukum, faktorperkembangan pasar dunia mendapatkan perhatian yang lebih khususkarena akan sangat memengaruhi hubungan yang dinamis antara negaradan masyarakat. Dengan demikian, selain faktor negara dan masyarakat,faktor pasar makin tidak mungkin untuk diabaikan begitu saja.

F. Pertahanan Keamanan

1.  Upaya pertahanan dan keamanan negara telah memberikan kontribusi bagipembentukan NKRI dan penyelenggaraan pembangunan dalam upaya

pencapaian cita-cita negara, seperti yang tercantum dalam pembukaanUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalamperjalanan sejarah bangsa dan dalam setiap dinamika arah dan kebijakanpolitik negara, sistem pertahanan rakyat semesta terbukti telah menjadisistem yang mampu menegakkan kedaulatan NKRI serta menjaga keutuhanwilayah dan keselamatan bangsa.

2.  Pada masa masyarakat dan bangsa Indonesia mengisi kemerdekaan denganpenyelenggaraan pembangunan, sistem politik telah menjadikan dwifungsiABRI sebagai bagian dari sistem pertahanan rakyat semesta. Pada awalnyadwifungsi ABRI ini mampu menciptakan stabilitas nasional yang

merupakan prasyarat pembangunan. Walaupun demikian, dalamperkembangannya pelaksanaan dwifungsi tersebut berdampak tidakmenguntungkan bagi profesionalisme TNI dan Polri serta bersifatkontraproduktif bagi dinamika masyarakat keseluruhan. Pelaksanaanfungsi sosial dan politik tersebut merupakan salah satu faktor yangmenyebabkan strategi, teknologi, dan pembiayaan pertahanan-keamanantidak terarah pada pembentukan kekuatan pertahanan minimal untuk

menegakkan . . .

Page 74: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 74/142

 - 16 -

menegakkan kedaulatan NKRI serta menjaga keutuhan wilayah dankeselamatan bangsa. Kemampuan TNI dalam melaksanakan fungsinya dibidang pertahanan negara sampai saat ini masih memperihatinkan. Hal ituditandai tidak saja menyangkut kondisi alat utama sistem persenjataan(alutsista) yang tidak mencukupi atau mayoritas peralatan yang usangsecara umur dan teknologi, tetapi juga menyangkut sumber daya manusiadan tingkat kesejahteraannya. Di samping itu, sebagian proses pengadaan,pemeliharaan, pengoperasian, dan pemenuhan suku cadang alutsista TNImasih memiliki ketergantungan pada negara-negara lain.

3.  Gerakan reformasi pada tahun 90-an menghendaki perubahan secara totaldi segala bidang penyelenggaraan negara termasuk tuntutan terhadapreposisi TNI dan Polri. Penyempurnaan terhadap reposisi dan peran TNI danPolri dikukuhkan melalui Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2000 tentangPemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara RepublikIndonesia dan Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TentaraNasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.Selanjutnya, ketetapan MPR tersebut diperkuat lagi dengandiundangkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian NegaraRepublik Indonesia, dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Walaupun demikian, reposisi tersebutberdampak pada adanya ketidakterkaitan penanganan masalah pertahanandan masalah keamanan dalam negeri yang seharusnya bersama-samadengan keamanan sosial merupakan satu kesatuan dalam keamanannasional. Dengan demikian, reformasi di bidang pertahanan dan keamanantidak hanya menyangkut pemisahan antara TNI dan Polri, tetapi jugamengenai penataan lebih lanjut hubungan antara keduanya secara

kelembagaan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya masing-masing.

G. Hukum dan Aparatur

1. 

Dalam era reformasi upaya perwujudan sistem hukum nasional terusdilanjutkan mencakup beberapa hal. Pertama, pembangunan substansihukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis telahmempunyai mekanisme untuk membentuk hukum nasional yang lebih baiksesuai dengan kebutuhan pembangunan dan aspirasi masyarakat, yaituberdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan. Dengan ditetapkannya undang-undangtersebut, proses pembentukan hukum dan peraturan perundang-undangandapat diwujudkan dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga yang berwenang untuk membuat peraturanperundang-undangan serta meningkatkan koordinasi dan kelancaranproses pembentukan hukum dan peraturan perundang-undangan. Kedua,penyempurnaan struktur hukum yang lebih efektif terus dilanjutkan.

Perubahan . . .

Page 75: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 75/142

 - 17 -

Perubahan keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 membawa perubahan mendasar di bidang kekuasaankehakiman dengan dibentuknya Mahkamah Konstitusi yang mempunyaihak menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 dan Komisi Judisial yang akan melakukanpengawasan terhadap sikap tindak dan perilaku hakim. Peningkatankemandirian hakim berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004tentang Kekuasaan Kehakiman membawa perubahan bagi terselenggaranyacheck and balances   dalam penyelenggaraan negara dengan beralihnyakewenangan administratif, organisasi, dan keuangan lembaga peradilankepada Mahkamah Agung. Peningkatan kemandirian tidak berarti lepasdari kontrol dan pengawasan. Dengan dibentuknya Komisi Judisial yangkomposisi keanggotaannya cukup representatif, pengawasan dan kontrolterhadap kemandirian lembaga peradilan dan pembentukan sistem hukumnasional dapat dilakukan agar lebih berhasil guna, sehinggapenyelenggaraan fungsi negara di bidang hukum dapat dilakukan secaralebih efektif dan efisien. Ketiga, pelibatan seluruh komponen masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum tinggi untuk mendukung pembentukansistem hukum nasional yang dicita-citakan.

2.  Hingga saat ini, pelaksanaan program pembangunan aparatur negaramasih menghadapi berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan negaradan pemerintahan. Permasalahan tersebut, antara lain masih terjadinyapraktik-praktik penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk KKN danbelum terwujudnya harapan masyarakat atas pelayanan yang cepat,murah, manusiawi, dan berkualitas. Upaya yang sungguh-sungguh untukmemberantas KKN dan meningkatkan kualitas pelayanan publiksebenarnya telah banyak dilakukan. Walaupun demikian, hasil yang

dicapai belum cukup menggembirakan. Kelembagaan pemerintah, baik dipusat maupun di daerah, masih belum terlihat efektif dalam membantupelaksanaan tugas dan sistem manajemen pemerintahan juga belum efisiendalam menghasilkan dan menggunakan sumber-sumber daya. Upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme birokrasi masih belumsepenuhnya dapat teratasi mengingat keterbatasan dana pemerintah.

H. Wilayah dan Tata Ruang

1. 

 Tata ruang Indonesia saat ini dalam kondisi krisis. Krisis tata ruang terjadikarena pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih sering

dilakukan tanpa mengikuti rencana tata ruang, tidak mempertimbangkankeberlanjutan dan daya dukung lingkungan, serta tidak memerhatikankerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana alam. Keinginan untukmemperoleh keuntungan ekonomi jangka pendek seringkali menimbulkankeinginan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihansehingga menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya alam danlingkungan hidup, serta memperbesar risiko timbulnya korban akibat

bencana . . .

Page 76: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 76/142

 - 18 -

bencana alam. Selain itu, sering terjadi konflik pemanfaatan ruangantarsektor, contohnya konflik antara kehutanan dan pertambangan.Beberapa penyebab utama terjadinya permasalahan tersebut adalah (a)belum tepatnya kompetensi sumber daya manusia dalam bidangpengelolaan penataan ruang, (b) rendahnya kualitas dari rencana tataruang, (c) belum diacunya perundangan penataan ruang sebagai payungkebijakan pemanfaatan ruang bagi semua sektor; dan (d) lemahnyapenerapan hukum berkenaan dengan pemanfaatan ruang dan penegakanhukum terhadap pelanggaran berkenaan dengan pemanfaatan ruang.

2.  Pada umumnya masyarakat yang berada di wilayah-wilayah tertinggalmasih mempunyai keterbatasan akses terhadap pelayanan sosial, ekonomi,dan politik serta terisolir dari wilayah di sekitarnya. Oleh karena itu,kesejahteraan kelompok masyarakat yang hidup di wilayah tertinggalmemerlukan perhatian dan keberpihakan pembangunan yang besar daripemerintah. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan wilayahtertinggal, termasuk yang masih dihuni oleh komunitas adat terpencil,antara lain, (1) terbatasnya akses transportasi yang menghubungkanwilayah tertinggal dengan wilayah yang relatif lebih maju; (2) kepadatanpenduduk relatif rendah dan tersebar; (3) kebanyakan wilayah-wilayahtersebut miskin sumber daya, khususnya sumber daya alam dan manusia;(4) belum diprioritaskannya pembangunan di wilayah tertinggal olehpemerintah daerah karena dianggap tidak menghasilkan pendapatan aslidaerah (PAD) secara langsung; dan (5) belum optimalnya dukungan sektorterkait untuk pengembangan wilayah-wilayah tersebut.

3.  Banyak wilayah yang memiliki produk unggulan dan lokasi strategis di luarPulau Jawa belum dikembangkan secara optimal. Hal itu disebabkan,

antara lain (1) adanya keterbatasan informasi pasar dan teknologi untukpengembangan produk unggulan; (2) belum adanya sikap profesionalismedan kewirausahaan dari pelaku pengembangan kawasan di daerah; (3)belum optimalnya dukungan kebijakan nasional dan daerah yang berpihakpada petani dan pelaku usaha swasta; (4)  belum berkembangnyainfrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada pengelolaanpengembangan usaha yang berkelanjutan dalam perekonomian daerah; (5) masih lemahnya koordinasi, sinergi, dan kerja sama diantara pelaku-pelakupengembangan kawasan, baik pemerintah, swasta, lembaganonpemerintah, dan masyarakat, serta antara pemerintah pusat, provinsi,dan kabupaten/kota, dalam upaya meningkatkan daya saing produk

unggulan; (6) masih terbatasnya akses petani dan pelaku usaha skala kecilterhadap modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi,dan jaringan pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dankerja sama investasi; (7) keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisikdan ekonomi dalam mendukung pengembangan kawasan dan produkunggulan daerah; serta (8) belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerja

sama . . .

Page 77: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 77/142

 - 19 -

sama antarwilayah untuk mendukung peningkatan daya saing kawasandan produk unggulan.

4. 

Wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar memiliki potensiSDA yang cukup besar serta merupakan wilayah yang sangat strategis bagipertahanan dan keamanan negara. Walaupun demikian, pembangunan dibeberapa wilayah perbatasan masih sangat jauh tertinggal dibandingkandengan pembangunan di wilayah negara tetangga. Kondisi sosial ekonomimasyarakat yang tinggal di daerah tersebut umumnya jauh lebih rendahdibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi warga negara tetangga.Permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di wilayahperbatasan adalah arah kebijakan pembangunan kewilayahan yang selamaini cenderung berorientasi ’inward looking’   sehingga seolah-olah kawasanperbatasan hanya menjadi halaman belakang dari pembangunan negara.Akibatnya, wilayah-wilayah perbatasan dianggap bukan merupakan wilayahprioritas pembangunan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Sementaraitu, pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia sulit berkembang terutamakarena lokasinya sangat terisolasi dan sulit dijangkau, diantaranya banyak yang tidak berpenghuni atau sangat sedikit jumlah penduduknya sertabelum banyak tersentuh oleh pelayanan dasar dari pemerintah.

5.  Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan saat ini masih sangatterpusat di pulau Jawa-Bali, sedangkan pertumbuhan kota-kota menengahdan kecil, terutama di luar Jawa, berjalan lambat dan tertinggal.Pertumbuhan perkotaan yang tidak seimbang ini ditambah dengan adanyakesenjangan pembangunan antarwilayah menimbulkan urbanisasi yangtidak terkendali. Secara fisik, hal itu ditunjukkan oleh (1) meluasnyawilayah perkotaan karena pesatnya perkembangan dan meluasnya kawasan

pinggiran ( fringe-area ) terutama di kota-kota besar dan metropolitan; (2)meluasnya perkembangan fisik perkotaan di kawasan ‘sub-urban’ yangtelah ‘mengintegrasi’ kota-kota yang lebih kecil di sekitar kota inti danmembentuk konurbasi yang tak terkendali; (3) meningkatnya jumlah desa-kota; dan (4) terjadinya reklasifikasi (perubahan daerah rural menjadidaerah urban, terutama di Jawa). Kecenderungan perkembangan semacamitu berdampak negatif terhadap perkembangan kota-kota besar danmetropolitan itu sendiri maupun kota-kota menengah dan kecil di wilayahlain.

6. 

Dampak negatif yang ditimbulkan di kota-kota besar dan metropolitan,

antara lain, adalah (1) terjadinya eksploitasi yang berlebihan terhadapsumber daya alam di sekitar kota-kota besar dan metropolitan untukmendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi; (2) terjadinyasecara terus menerus konversi lahan pertanian produktif menjadi kawasanpermukiman, perdagangan, dan industri; (3) menurunnya kualitaslingkungan fisik kawasan perkotaan akibat terjadinya perusakanlingkungan dan timbulnya polusi; (4) menurunnya kualitas hidup

masyarakat . . .

Page 78: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 78/142

 - 20 -

masyarakat di perkotaan karena permasalahan sosial-ekonomi, sertapenurunan kualitas pelayanan kebutuhan dasar perkotaan; serta (5) tidakmandiri dan terarahnya pembangunan kota-kota baru sehingga justrumenjadi tambahan beban bagi kota inti. Dampak negatif lain yangditimbulkan terhadap kota-kota di wilayah lain, yaitu (1) tidak meratanyapenyebaran penduduk perkotaan dan terjadinya ‘konsentrasi’ pendudukkota di Pulau Jawa, khususnya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, danBekasi (Jabodetabek), (20 persen dari total jumlah penduduk perkotaanIndonesia tinggal di sana); (2) tidak optimalnya fungsi ekonomi perkotaan,terutama di kota-kota menengah dan kecil, dalam menarik investasi dantempat penciptaan lapangan pekerjaan; dan (3) tidak optimalnya peranankota dalam memfasilitasi pengembangan wilayah.

7. 

Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di perdesaan umumnyamasih jauh tertinggal dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan. Halitu merupakan konsekuensi dari perubahan struktur ekonomi dan prosesindustrialisasi, baik investasi ekonomi oleh swasta maupun pemerintah,sehingga infrastruktur dan kelembagaan cenderung terkonsentrasi didaerah perkotaan. Selain itu, kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan masihbanyak yang tidak sinergis dengan kegiatan ekonomi yang dikembangkan diwilayah perdesaan. Akibatnya, peran kota yang diharapkan dapatmendorong perkembangan perdesaan justru memberikan dampak yangmerugikan pertumbuhan perdesaan.

I. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

1.  Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran ganda, yaitusebagai modal pembangunan dan, sekaligus, sebagai penopang sistem

kehidupan. Adapun jasa-jasa lingkungan meliputi keanekaragaman hayati,penyerapan karbon, pengaturan air secara alamiah, keindahan alam, danudara bersih merupakan penopang kehidupan manusia. Hasilpembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup telah mampumenyumbang 24,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan 48persen terhadap penyerapan tenaga kerja. Namun, pengelolaan sumberdaya alam tersebut masih belum berkelanjutan dan masih mengabaikankelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga daya dukung lingkunganmenurun dan ketersediaan sumber daya alam menipis. Menurunnya dayadukung dan ketersediaan sumber daya alam juga terjadi karenakemampuan iptek yang rendah sehingga tidak mampu mengimbangi laju

pertumbuhan penduduk.

2.  Kondisi sumber daya hutan saat ini sudah pada tingkat yang sangatmengkhawatirkan akibat meningkatnya praktik pembalakan liar (illegallogging ) dan penyelundupan kayu, meluasnya kebakaran hutan dan lahan,meningkatnya tuntutan atas lahan dan sumber daya hutan yang tidak padatempatnya, meluasnya perambahan dan konversi hutan alam, serta

meningkatnya . . .

Page 79: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 79/142

 - 21 -

meningkatnya penambangan resmi maupun tanpa izin. Tahun 2004,kerusakan hutan dan lahan di Indonesia sudah mencapai 59,2 juta hektardengan laju deforestasi setiap tahun mencapai 1,6-2 juta hektar.

3. 

Sumber daya kelautan belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini karenabeberapa hal, antara lain, (1) belum adanya penataan batas maritim; (2)adanya konflik dalam pemanfaatan ruang di laut; (3) belum adanya jaminankeamanan dan keselamatan di laut; (4) adanya otonomi daerahmenyebabkan belum ada pemahaman yang sama terhadap pengelolaansumber daya kelautan; (5) adanya keterbatasan kemampuan sumber dayamanusia dalam mengelola sumber daya kelautan; dan (6) belum adanyadukungan riset dan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan.

4. 

Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secaratepat karena semakin pesatnya aktivitas pembangunan yang kurangmemerhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan. Keberadaanmasyarakat adat yang sangat bergantung pada sumber daya alam danmemiliki kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam juga belumdiakui. Kearifan lokal sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaansumber daya alam dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

5.  Desentralisasi pembangunan dan otonomi daerah juga telahmengakibatkan meningkatnya konflik pemanfaatan dan pengelolaansumber daya alam, baik antarwilayah, antara pusat dan daerah, sertaantarpenggunaan. Untuk itu, kebijakan pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup secara tepat akan dapat mendorong perilaku masyarakatuntuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam 20tahun mendatang agar Indonesia tidak mengalami krisis sumber daya alam,

khususnya krisis air, krisis pangan, dan krisis energi.

II.2 TANTANGAN

A. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama

1.  Dalam 20 tahun mendatang, Indonesia menghadapi tekanan jumlahpenduduk yang makin besar. Jumlah penduduk yang pada tahun 2005sebesar 219,9 juta orang diperkirakan meningkat mencapai sekitar 274 jutaorang pada tahun 2025. Sejalan dengan itu berbagai parameter

kependudukan diperkirakan akan mengalami perbaikan yang ditunjukkandengan menurunnya angka kelahiran, meningkatnya usia harapan hidup,dan menurunnya angka kematian bayi. Meskipun demikian, pengendaliankuantitas dan laju pertumbuhan penduduk penting diperhatikan untukmenciptakan penduduk tumbuh seimbang dalam rangka mendukungterjadinya bonus demografi yang ditandai dengan jumlah penduduk usiaproduktif lebih besar daripada jumlah penduduk usia non-produktif.

Kondisi . . .

Page 80: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 80/142

 - 22 -

Kondisi tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkankualitas SDM, daya saing, dan kesejahteraan rakyat. Di samping itu,persebaran dan mobilitas penduduk perlu pula mendapatkan perhatiansehingga ketimpangan persebaran dan kepadatan penduduk antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa serta antara wilayah perkotaan dan perdesaandapat dikurangi.

2. 

Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang diukur denganindeks pembangunan manusia (IPM) mengakibatkan rendahnyaproduktivitas dan daya saing perekonomian nasional. Pembangunankesehatan dan pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkankualitas sumber daya manusia. Di bidang kesehatan tantanganpembangunan yang dihadapi, antara lain, adalah mengurangi kesenjanganstatus kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatanantarwilayah, tingkat sosial ekonomi, dan gender; meningkatkan jumlahdan penyebaran tenaga kesehatan yang kurang memadai; meningkatkanakses terhadap fasilitas kesehatan; dan mengurangi beban ganda penyakit yaitu pola penyakit yang diderita oleh sebagian besar masyarakat adalahpenyakit infeksi menular, namun pada waktu yang bersamaan terjadipeningkatan penyakit tidak menular serta meningkatnya penyalahgunaannarkotik dan obat-obat terlarang. Sementara itu, tantangan yang dihadapipembangunan pendidikan adalah menyediakan pelayanan pendidikan yangberkualitas untuk meningkatkan jumlah proporsi penduduk yangmenyelesaikan pendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan yang lebihtinggi, menurunkan jumlah penduduk yang buta aksara, sertamenurunkan kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup tinggiantarkelompok masyarakat, termasuk antara penduduk kaya danpenduduk miskin, antara penduduk perkotaan dan perdesaan, antara

penduduk di wilayah maju dan tertinggal, dan antarjenis kelamin. Tantangan dalam pembangunan pendidikan lainnya adalah meningkatkankualitas dan relevansi termasuk mengurangi kesenjangan mutu pendidikanantardaerah, antarjenis kelamin, dan antara penduduk kaya dan miskinsehingga pembangunan pendidikan dapat berperan dalam mendorongpembangunan nasional secara menyeluruh termasuk dalammengembangkan kebanggaan kebangsaan, akhlak mulia, kemampuanuntuk hidup dalam masyarakat yang multikultur, serta meningkatkan dayasaing. Pembangunan pendidikan ditantang untuk menyediakan pelayananpendidikan sepanjang hayat untuk memanfaatkan bonus demografi.

3. 

Kualitas hidup dan peran perempuan dan anak di berbagai bidangpembangunan masih rendah. Hal itu, antara lain, ditandai oleh rendahnyaangka indeks pembangunan gender (IPG) dan tingginya tindak kekerasan,eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak; serta kurangmemadainya kesejahteraan, partisipasi dan perlindungan anak. Dengandemikian, tantangan di bidang pembangunan perempuan dan anak adalahmeningkatkan kualitas dan peran perempuan di berbagai bidang

pembangunan, . . .

Page 81: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 81/142

 - 23 -

pembangunan; menurunkan tindak kekerasan, eksploitasi, dandiskriminasi terhadap perempuan dan anak; serta meningkatkankesejahteraan dan perlindungan anak. Sementara itu, tantangan di bidangpemuda dan olahraga adalah mengoptimalkan partisipasi pemuda dalampembangunan serta meningkatkan budaya dan prestasi olahraga. Tantangan lainnya adalah menurunkan beban permasalahan kesejahteraansosial yang semakin beragam dan meningkat akibat terjadinya berbagaikrisis sosial, seperti menipisnya nilai budaya dan agama; menurunkanekses dan gejala sosial dampak dari disparitas kondisi sosial ekonomimasyarakat dan terjadinya bencana sosial dan bencana alam; danmeningkatkan pemenuhan kebutuhan sosial dasar masyarakat.

4. 

Derasnya arus globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologikomunikasi dan informasi menjadi tantangan bangsa Indonesia untukdapat mempertahankan jati diri bangsa sekaligus memanfaatkannya untukpengembangan toleransi terhadap keragaman budaya dan peningkatandaya saing melalui penerapan nilai-nilai Pancasila dan penyerapan nilai-nilai universal.

5.  Pembangunan manusia pada intinya adalah pembangunan manusiaseutuhnya. Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan agama adalahmengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, mewujudkankerukunan intern dan antarumat beragama, serta memberikan rasa amandan perlindungan dari tindak kekerasan.

B. Ekonomi

1. 

Pembangunan ekonomi sampai saat ini, meskipun telah menghasilkan

berbagai kemajuan, masih jauh dari cita-citanya untuk mewujudkanperekonomian yang tangguh dan menyejahterakan seluruh lapisanmasyarakat. Oleh karena itu, tantangan besar kemajuan perekonomian 20tahun mendatang adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukuptinggi dan berkualitas secara berkelanjutan untuk mewujudkan secaranyata peningkatan kesejahteraan sekaligus mengurangi ketertinggalan daribangsa-bangsa lain yang lebih maju.

2.  Secara eksternal, tantangan tersebut dihadapkan pada situasi persainganekonomi antarnegara yang makin runcing akibat makin pesat danmeluasnya proses globalisasi. Basis kekuatan ekonomi yang masih banyak

mengandalkan upah tenaga kerja yang murah dan ekspor bahan mentahdari eksploitasi sumber-sumber daya alam tak terbarukan, untuk masadepan perlu diubah menjadi perekonomian yang produk-produknyamengandalkan keterampilan SDM serta mengandalkan produk-produk yangbernilai tambah tinggi dan berdaya saing global sehingga ekspor bahanmentah dapat dikurangi kemudian digantikan dengan ekspor produk yangbernilai tambah tinggi dan berdaya saing global. Perkembangan ekonomi

regional . . .

Page 82: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 82/142

 - 24 -

regional di kawasan Asia Timur dan Asia Selatan yang pesat dengantumbuhnya raksasa ekonomi global di masa depan, seperti Cina dan India,merupakan salah satu fokus utama yang perlu dipertimbangkan secaracermat di dalam menyusun pengembangan struktur dan daya saingperekonomian nasional. Dengan demikian, integrasi perekonomian nasionalke dalam proses globalisasi dapat mengambil manfaat sebesar-besarnyadan sekaligus dapat meminimalkan dampak negatif yang muncul.

3. 

Secara internal, tantangan tersebut dihadapkan pada situasi pertambahanpenduduk nasional yang masih relatif tinggi dan rasio penduduk usiaproduktif yang diperkirakan mencapai tingkat maksimal (sekitar 50 persendari total penduduk) pada periode tahun 2020–2030. Dalam periodetersebut, angkatan kerja diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat jumlahnya dari kondisi saat ini. Dengan komposisi pendidikan angkatankerja yang pada tahun 2004 sekitar 50 persen berpendidikan setingkat SD,dalam 20 tahun ke depan komposisi pendidikan angkatan kerjadiperkirakan akan didominasi oleh angkatan kerja yang berpendidikansetingkat SMP sampai dengan SMU. Dengan demikian, kapasitasperekonomian pada masa depan dituntut untuk mampu tumbuh danberkembang agar mampu menyediakan tambahan lapangan kerja yanglayak.

4.  Tantangan internal yang penting lainnya adalah terlalu teraglomerasinyaaktivitas perekonomian di pulau Jawa yang melebihi daya dukung optimallingkungan hidupnya. Pada masa yang akan datang, perekonomian jugadituntut untuk mampu berkembang secara lebih proporsional di seluruhwilayah tanah air dengan mendorong perkembangan ekonomi di luar pulau Jawa, dalam rangka pemerataan pembangunan untuk mengurangi

kesenjangan regional. Selain akan bermanfaat untuk menjagakeseimbangan lingkungan, terutama di pulau Jawa, hal tersebut juga akanberguna untuk memperkuat perekonomian domestik yang ditunjukkan olehdiversifikasi perekonomian sekaligus perbaikan di dalam kesempatan kerjadan berusaha sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pemerataanpendapatan masyarakat secara nasional.

5.  Kemajuan ekonomi perlu didukung oleh kemampuan suatu bangsa didalam mengembangkan potensi dirinya untuk mewujudkan kemandirian.Kepentingan utama dalam pembangunan tersebut adalah mempertahankankedaulatan perekonomian serta mengurangi ketergantungan ekonomi dari

pengaruh luar, tetapi tetap berdaya saing. Dengan pemahaman itu,tantangan utama kemajuan ekonomi adalah mengembangkan aktivitasperekonomian yang didukung oleh penguasaan dan penerapan teknologiserta peningkatan produktivitas SDM, mengembangkan kelembagaanekonomi yang efisien yang menerapkan praktik-praktik terbaik dan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, serta menjamin ketersediaan kebutuhandasar dalam negeri.

6. Pemecahan . . .

Page 83: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 83/142

 - 25 -

6. 

Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suaramasyarakat miskin dan adanya penghormatan, perlindungan, danpemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap, yaitu hak sosial,budaya, ekonomi, dan politik. Tantangan yang dihadapi, antara lain, yaitukurangnya pemahaman terhadap hak-hak dasar masyarakat miskin,kurangnya keberpihakan dalam perencanaan dan penganggaran, lemahnyasinergi dan koordinasi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerahdalam berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, rendahnya partisipasidan terbatasnya akses masyarakat miskin terutama perempuan dalampengambilan keputusan baik dalam keluarga maupun masyarakat, sertaketerbatasan pemahaman dalam mengembangkan potensi daerahberpenduduk miskin padahal investasi daerah miskin di pedesaan dandaerah kumuh perkotaan dalam bukti empiris dapat menghasilkan ataumengembangkan potensi bagi sentra kegiatan ekonomi.

C. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Persaingan yang makin tinggi pada masa yang akan datang menuntutpeningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan iptek dalamrangka menghadapi perkembangan global menuju ekonomi berbasispengetahuan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan iptek nasional,tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan kontribusi iptek untukmeningkatkan kemampuan dalam memenuhi hajat hidup bangsa;menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, energi, danpangan; memperkuat sinergi kebijakan iptek dengan kebijakan sektor lain;mengembangkan budaya iptek di kalangan masyarakat; meningkatkankomitmen bangsa terhadap pengembangan iptek; mengatasi degradasi fungsi

lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; sertameningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, baik SDM, saranadan prasarana, maupun pembiayaan iptek.

D. Sarana dan Prasarana

1. 

Pemenuhan kebutuhan penyediaan air baku di berbagai sektor kehidupanmenghadapi tantangan utama, yaitu meningkatkan pasokan air baku yangditempuh melalui pengembangan prasarana penampung air yang dapatdikelola bersama oleh masyarakat. Selain itu, pengembangan sarana danprasarana pengendali daya rusak air harus mampu mengantisipasi

perkembangan daerah-daerah permukiman dan industri baru. Intervensisarana dan prasarana juga perlu dilakukan untuk mengurangi lajusedimentasi sejalan dengan upaya-upaya konservasi dan reboisasi terutamadengan mengembangkan bangunan-bangunan pengendali sedimen yangdapat dikelola oleh masyarakat. Pengelolaan jaringan irigasi belumdiselenggarakan dengan pengutamaan peran masyarakat petani dengandukungan penuh dari pemerintah dan pihak pengguna air irigasi.

Peningkatan . . .

Page 84: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 84/142

 - 26 -

Peningkatan kemampuan kelembagaan pengelola sarana dan prasaranasumber daya air harus terus dikembangkan sesuai prinsip-prinsippengelolaan sumber daya air terpadu (integrated water resourcesmanagement ). Upaya mempertahankan kondisi kualitas air yang ada sertapemulihan terhadap kualitas air yang telah tercemar diwujudkan melaluipendekatan pengelolaan lingkungan hidup dan penerapan teknologi.

2. 

 Tantangan yang dihadapi oleh sektor transportasi pada masa yang akandatang adalah mengembangkan sistem transportasi nasional yang efisiendan efektif, terjangkau, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Untuk itudiperlukan peningkatan transportasi yang terpadu antarmoda danintramoda serta  selaras dengan pengembangan wilayah, mewujudkanpelayanan transportasi yang mendukung pembangunan ekonomi sosial danbudaya, serta mendukung kesatuan dan persatuan NKRI dan perwujudannegara kepulauan. Tantangan utama dalam rangka meningkatkankapasitas sumber daya agar dapat melaksanakan pembangunantransportasi nasional adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan danperaturan yang kondusif, meningkatkan iklim kompetisi yang sehat,meningkatkan peran serta negara, swasta, dan masyarakat dalampelayanan tranportasi publik, mengembangkan alternatif pembiayaan daninvestasi, dan mengembangkan kapasitas sumber daya manusia danteknologi transportasi yang tepat guna, hemat energi, dan ramahlingkungan.

3. 

Globalisasi, kemajuan teknologi, dan tuntutan kebutuhan masyarakat yangmakin meningkat untuk mendapatkan akses informasi menuntut adanyapenyempurnaan dalam hal penyelenggaraan pembangunan pos dantelematika. Oleh karena itu, perlu adanya integrasi antara pendidikan

dengan teknologi informasi serta sektor-sektor strategis lainnya. Walaupunpembangunan pos dan telematika saat ini telah mengalami berbagaikemajuan, informasi masih merupakan barang yang dianggap mewah danhanya dapat diakses dan dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat. Olehsebab itu, tantangan utama yang dihadapi dalam sektor itu adalahmeningkatkan penyebaran dan pemanfaatan arus informasi danteledensitas pelayanan pos dan telematika masyarakat pengguna jasa. Tantangan lainnya adalah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi yang menghilangkan sekat antara telekomunikasi, teknologi informasi danpenyiaran, pendidikan dan etika moral.

4. 

 Tantangan utama yang dihadapi dalam sektor energi adalah meningkatkankeandalan pasokan energi, sarana dan prasarana, serta proses danpenyalurannya untuk keperluan domestik karena belum ada kebijakan tariflokal untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis energi serta sarana danprasarananya. Di samping itu, lokasi sumber daya energi yang potensial yang sebagian besar berada di luar pulau Jawa, selama inipengembangannya terbatas hanya untuk menyalurkan energi konvensional

dari . . .

Page 85: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 85/142

 - 27 -

dari lokasi sumber daya ke pusat permintaan energi, sedangkan sarana danprasarana energi lainnya terutama energi terbarukan masih sangattertinggal.

5. 

 Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan hunian bagimasyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, adalah (a)melakukan reformasi secara serentak, khususnya yang berkaitan denganperpajakan, retribusi/biaya perizinan daerah, pertanahan dan tata ruang,sebagai upaya untuk menekan dan mengurangi harga rumah sehinggadapat meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat; (b)menyempurnakan pola subsidi sektor perumahan yang tepat sasaran,transparan, akuntabel, dan pasti, khususnya subsidi bagi masyarakatberpendapatan rendah; (c) mendorong adanya insentif perpajakan kepadadunia usaha agar berpartisipasi secara langsung dalam penyediaanperumahan; dan (d) melakukan penguatan swadaya masyarakat dalampembangunan rumah melalui pemberian fasilitas kredit mikro perumahan,fasilitasi untuk pemberdayaan masyarakat, dan bantuan teknis kepadakelompok masyarakat yang berswadaya dalam pembangunan rumah.Dengan demikian, penyediaan perumahan dapat diselenggarakan dengantidak hanya mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat,melainkan juga melibatkan masyarakat dalam proses pengambilankeputusan.

6. 

Dengan makin terbatasnya sumber dana yang dapat dimobilisasi olehpemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sarana danprasarana, anggaran pemerintah akan lebih difokuskan pada penyediaansarana dan prasarana yang secara ekonomi dan sosial bermanfaat, tetapisecara finansial kurang layak. Untuk proyek sarana dan prasarana yang

layak secara finansial akan dibangun dengan memanfaatkan dana-danamasyarakat dan membuka peluang kerja sama dengan badan usaha,terutama swasta dalam rangka penyelenggaraan pembangunan sarana danprasarana. Hal itu, merupakan tantangan yang menuntut dilakukannyaberbagai penyempurnaan aturan main, terutama yang berkaitan denganstruktur industri penyediaan sarana dan prasarana serta pentingnyareformasi di sektor keuangan guna memfasilitasi kebutuhan akan dana-dana jangka panjang masyarakat yang tersimpan di berbagai lembagakeuangan.

E. Politik

1.  Tantangan terberat dalam kurun waktu 20 tahun mendatang dalampembangunan politik adalah menjaga proses konsolidasi demokrasi secaraberkelanjutan. Dalam menjaga momentum demokrasi tersebut, tantangan yang akan dihadapi adalah melaksanakan reformasi struktur politik,menyempurnakan proses politik, dan mengembangkan budaya politik yanglebih demokratis agar demokrasi berjalan bersamaan dan berkelanjutan

sehingga . . .

Page 86: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 86/142

 - 28 -

sehingga sasaran tercapainya demokrasi yang bersifat prosedural dansubstansial dapat tercapai. Tantangan lain yang dihadapi untuk menjagakonsolidasi demokrasi adalah perlunya menyepakati pentingnya konstitusi yang lebih demokratis. Proses perubahan yang sudah berlangsung 4(empat) kali masih menyisakan berbagai persoalan ketidaksempurnaandalam hal filosofi maupun substansi konstitusional, terutama dalamkaitannya dengan pelembagaan dan penerapan nilai-nilai demokrasi secaraluas.

2. 

Konsolidasi demokrasi memerlukan dukungan seluruh masyarakatIndonesia yang bersatu padu dalam wadah NKRI. Tantangan utamanyaadalah meneguhkan kembali makna penting persatuan nasional denganmemerhatikan berbagai keanekaragaman latar belakang dan kondisi. Halitu meliputi aspek desentralisasi, keadilan sosial, serta sensitif politik yangbelum tuntas penyelesaiannya, seperti masalah federalisme, masalahpemberlakuan syariat Islam, dan masalah hubungan negara dan agama. Tantangan lain dalam melaksanakan konsolidasi demokrasi adalahmelaksanakan rekonsiliasi nasional untuk menyelesaikan danmenuntaskan persoalan-persoalan yang masih mengganjal pada masa yanglalu, seperti pelanggaran HAM berat dan tindakan-tindakan kejahatanpolitik yang dilakukan atas nama negara.

 Terkait dengan telah dirumuskannya format hubungan pusat dan daerah yang baru, tantangan ke depan adalah menciptakan hubungan pusatdengan daerah yang benar-benar mampu memadukan kepentingan dalamupaya memperkuat ikatan NKRI dan tetap menjaga berkembangnya iklimdemokrasi hingga ke tingkat lokal atau dinamika di berbagai daerah

3. 

 Tantangan lain untuk menjaga konsolidasi demokrasi adalah perlunyamereformasi birokrasi sipil dan TNI-Polri. Konsolidasi demokrasimemerlukan pelaksana kebijakan yang reformis di dalam pemerintahan danmemerlukan dukungan birokrasi yang memenuhi syarat profesionalisme,kredibilitas dan kapasitas, serta efisiensi dan efektivitas. Di samping itu,salah satu tantangan demokrasi terbesar adalah masih belum kuatnyamasyarakat sipil, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan. Oleh karenaitu, dalam kurun waktu dua puluh tahun ke depan, pendidikan politikakan merupakan alat transformasi sosial menuju demokrasi. Masyarakatsipil yang kuat sangat tergantung kepada kapasitas masyarakat dalammerespon dan memahami dinamika pasar global dan pasar dalam negeri

serta saling berinteraksi antara negara, masyarakat sipil, dan pasar dalammewujudkan negara yang demokratis. Tantangan lain untuk menjagaproses konsolidasi demokrasi adalah mendorong terbangunnya partaipolitik yang mandiri dan memiliki kapasitas untuk melaksanakanpendidikan politik rakyat, mengagregasi dan menyalurkan aspirasi politikrakyat, serta menyeleksi pimpinan politik yang akan mengelolapenyelenggaraan negara secara profesional.

4. Konsolidasi . . .

Page 87: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 87/142

 - 29 -

4.  Konsolidasi demokrasi akan dihadapkan pula pada tantangan bagaimanamelembagakan kebebasan pers/media massa. Akses masyarakat terhadapinformasi yang bebas dan terbuka, dalam banyak hal, akan lebihmemudahkan kontrol atas pemenuhan kepentingan publik. Peran mediamassa yang bebas sangat menentukan dalam proses menemukan,mencegah, mempublikasikan berbagai bentuk penyelewengan kekuasaandan korupsi. Tantangan lain adalah mengatasi berbagai dampak negatifperkembangan industri pers yang cenderung berpihak pada kepentingankapitalis dan bukan mengedepankan kepentingan masyarakat luas.Keseluruhan upaya tersebut berada dalam konteks menempatkan perananpers sebagai salah satu pilar dari perkembangan demokrasi suatu negara.

5. 

Berkenaan dengan hubungan luar negeri, tantangan dalam dua puluhtahun mendatang adalah menempatkan posisi Indonesia secara tepat atasisi-isu global dengan memanfaatkan posisi strategis Indonesia secaramaksimal bagi kepentingan nasional dan merevitalisasi konsep identitasnasional dalam politik luar negeri. Selain itu, bersama negara-negaraberkembang lainnya, diplomasi Indonesia juga perlu terus mendorong kearah terciptanya tatanan ekonomi dunia yang lebih adil, meningkatnyadukungan dan peran berbagai pelaku dalam menyelenggarakan hubunganluar negeri, dan terlaksananya hubungan politik luar negeri dan diplomasiIndonesia. Sikap Pelaksanaan politik luar negeri RI yang bebas dan aktifditujukan pula untuk mendukung upaya memperkuat peranankelembagaan regional, terutama untuk memperjuangkan kepentingannegara-negara berkembang pada tingkat regional. Tantangan lain yangdihadapi adalah melaksanakan strategi yang tepat dalam menghadapipotensi konflik teritorial dengan negara-negara tetangga melalui upayauntuk menindaklanjuti United Nations Convention on Law of the Sea  

(UNCLOS) 1982 yang merupakan salah satu langkah strategis, baik dalamkonteks penguatan perlindungan terhadap kedaulatan wilayah dari segihukum internasional maupun pemanfaatan nilai-nilai ekonomi karenaIndonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Di samping itu,kecenderungan-kecenderungan unilateralisme ke depan akan dapatmenyebabkan lumpuhnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaiinstitusi utama dalam diplomasi multilateral untuk menegakkanperdamaian dan keamanan internasional. Untuk menghindari hal tersebut,Indonesia perlu ikut menyuarakan dan memperjuangkan makna pentingmultilateralisme secara global dengan mengedepankan perlunya reformasidan demokratisasi PBB menjadi tantangan yang harus diwujudkan secara

konsisten dan berkelanjutan.

F. Pertahanan Keamanan . . .

Page 88: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 88/142

 - 30 -

F. Pertahanan Keamanan

1. 

Perubahan geopolitik internasional yang ditandai dengan memudarnyaprinsip multilateralisme dan menguatnya pendekatan unilateralisme yangberdampak pada berkembangnya doktrin pertahanan  pre-emptive strike  akan mengubah sama sekali tataran politik internasional dan dapatmenembus batas-batas yurisdiksi sebuah negara di luar kewajaran hukuminternasional yang berlaku saat ini. Selain itu, menguatnya kemampuanmiliter negara tetangga yang secara signifikan melebihi kemampuanpertahanan Republik Indonesia telah melemahkan posisi tawar dalam ajangdiplomasi internasional. Oleh karena itu, salah satu tantangan utamapembangunan kemampuan pertahanan dan keamanan yang harus diatasipada masa mendatang adalah membangun kekuatan pertahanan yangmelampaui kekuatan pertahanan minimal, sehingga disegani di kawasanregional dan internasional.

2.  Potensi dan ancaman konflik berintensitas rendah yang didukung denganperkembangan metode dan alat teknologi tinggi diperkirakan akan makinmeningkat pada masa mendatang. Potensi dan ancaman tersebut adalahterorisme, konflik komunal, kejahatan transnasional, kejahatan terhadapkekayaan negara terutama di wilayah yurisdiksi laut Indonesia dan wilayahperbatasan, serta berkembangnya variasi tindak kriminal konvensional. Tantangan lain dalam pembangunan pertahanan dan keamanan adalahmeningkatkan profesionalisme Polri seiring dengan peningkatankesejahteraan anggotanya agar mampu melindungi dan mengayomimasyarakat, mencegah tindak kejahatan, menuntaskan tindak kriminalitas,serta meningkatkan profesionalisme TNI seiring dengan peningkatan

kesejahteraan prajurit serta penguatan kapasitas lembaga intelijen dankontra intelijen dalam rangka menciptakan keamanan nasional.

3.  Ancaman dan gangguan bagi kedaulatan negara, keselamatan bangsa, dankeutuhan wilayah sangat terkait dengan bentang dan posisi geografis yangsangat strategis, kekayaan alam yang melimpah, serta belum tuntasnyapembangunan karakter dan kebangsaan, terutama pemahaman mengenaimasalah multikulturalisme yang dapat berdampak pada munculnyagerakan separatisme dan konflik horizontal. Sementara itu, kemampuanpertahanan dan keamanan saat ini dihadapkan pada situasi kekurangan jumlah dan ketidaksiapan alutsista dan alat utama lainnya yang jika tidak

dilakukan upaya percepatan penggantian, peningkatan, dan penguatanakan menyulitkan penegakkan kedaulatan negara, penyelamatan bangsa,dan penjagaan keutuhan wilayah di masa mendatang. Keadaan tersebutdiperburuk oleh terjadinya kelemahan sistemik komponen cadangan danpendukung pertahanan yang merupakan prasyarat berfungsinya sistempertahanan semesta. Oleh karena itu, tantangan yang juga harus diatasiuntuk membangun kemampuan pertahanan dan keamanan adalah

meningkatkan . . .

Page 89: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 89/142

 - 31 -

meningkatkan jumlah dan kondisi alutsista TNI untuk mencapai kekuatan yang melampaui kekuatan pertahanan minimal; mengembangkan alatutama Polri, lembaga intelijen, dan kontra intelijen sesuai dengan kemajuanteknologi; dan meningkatkan kesiapan komponen cadangan danpendukung pertahanan termasuk membangun kemampuan industripertahanan nasional. Upaya lebih lanjut dalam pengembangan industripertahanan nasional memerlukan dukungan berbagai kalangan agar dapatmenciptakan kemandirian alutsista TNI dan alat utama (alut) Polri yangdibarengi dengan penataan lebih lanjut pola interaksi antara TNI dan Polriterkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya masing-masing.

4.  Upaya memodernkan alutsista TNI secara bertahap terhambat oleh embargo yang dilakukan oleh beberapa negara. Kondisi itu diperparah dengan relatifrendahnya upaya pemanfaatan industri nasional dalam memenuhikebutuhan peralatan pertahanan dan keamanan. Ketidaksesuaian di antarakebutuhan peralatan di satu sisi serta kemampuan teknis dan finansialindustri nasional di sisi lain juga merupakan salah satu penyebabketertinggalan dan ketergantungan peralatan pertahanan dan keamananterhadap negara lain. Dengan demikian, untuk mewujudkan kemandiriandalam pembangunan pertahanan dan keamanan diperlukan industripertahanan dan keamanan nasional yang tangguh.

G. Hukum dan Aparatur

1. 

 Tantangan ke depan di dalam mewujudkan sistem hukum nasional yangmantap adalah mewujudkan sistem hukum nasional yang menjamintegaknya supremasi hukum dan HAM berdasarkan keadilan dankebenaran.

2. 

Saat ini birokrasi belum mengalami perubahan mendasar. Banyakpermasalahan belum terselesaikan. Permasalahan itu makin meningkatkompleksitasnya dengan desentralisasi, demokratisasi, globalisasi, danrevolusi teknologi informasi. Proses demokratisasi yang dijalankan telahmembuat rakyat makin sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Untuk itu,partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan negara termasuk dalampengawasan terhadap birokrasi perlu terus dibangun dalam rangkamewujudkan tata pemerintahan yang baik. Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan membuat aparatur negara tidak dapat menghasilkankebijakan pembangunan yang tepat. Kesiapan aparatur negara dalam

mengantisipasi proses demokratisasi perlu dicermati agar mampumemberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspek transparansi,akuntabilitas, dan kualitas yang prima dari kinerja organisasi publik.Globalisasi juga membawa perubahan yang mendasar pada sistem danmekanisme pemerintahan. Revolusi teknologi dan informasi (TI) akanmempengaruhi terjadinya perubahan manajemen penyelenggaraan negaradan pemerintahan. Pemanfaatan TI dalam bentuk e-government,

e-procurement, . . .

Page 90: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 90/142

 - 32 -

e-procurement, e-business   dan cyber   law   selain akan menghasilkanpelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah, juga akanmeningkatkan diterapkannya prinsip-prinsip tata kepemerintahan yangbaik.

H. Wilayah dan Tata Ruang

1. 

Pengaturan tata ruang sesuai peruntukan merupakan tantangan padamasa yang akan datang yang harus dihadapi untuk mengatasi krisis tataruang yang telah terjadi. Untuk itu diperlukan penataan ruang yang baikdan berada dalam satu sistem yang menjamin konsistensi antaraperencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang. Penataan ruang yang baik diperlukan bagi (a) arahan lokasi kegiatan, (b) batasankemampuan lahan, termasuk di dalamnya adalah daya dukung lingkungandan kerentanan terhadap bencana alam, (c) efisiensi dan sinkronisasipemanfaatan ruang dalam rangka penyelenggaraan berbagai kegiatan.Penataan ruang yang baik juga harus didukung dengan regulasi tata ruang yang searah, dalam arti tidak saling bertabrakan antarsektor, dengan tetapmemerhatikan keberlanjutan dan daya dukung lingkungan, sertakerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana.

2.  Pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah perlu dilakukantidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruhwilayah Indonesia, tetapi juga untuk menjaga stabilitas dan kesatuannasional. Tujuan penting dan mendasar yang akan dicapai untukmengurangi kesenjangan antarwilayah bukan untuk memeratakanpembangunan fisik di setiap daerah, terutama untuk mengurangi

kesenjangan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, baik di masing-masing daerah maupun antardaerah. Dalam kaitan itu, perlu diperhatikanpemanfaatan potensi dan peluang dari keunggulan sumber daya alamkelautan yang selama ini belum optimal sebagai satu kesatuan pengelolaansumber daya alam di dalam setiap wilayah.

3. 

Sementara itu, dari sisi eksternal secara pasti persaingan global akansemakin kuat berpengaruh pada pembangunan nasional pada masa yangakan datang. Perekonomian nasional akan menjadi lebih terbuka sehinggasecara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadapperkembangan dan pertumbuhan daerah-daerah di Indonesia. Sejak tahun

2003, AFTA telah diberlakukan secara bertahap di lingkup negara-negaraASEAN, dan perdagangan bebas akan berlangsung sepenuhnya mulaitahun 2008. Selanjutnya, mulai tahun 2010 perdagangan bebas di seluruhwilayah Asia Pasifik akan dilaksanakan. Dalam kaitan itu, tantangan bagidaerah-daerah ialah menyiapkan diri menghadapi pasar global untukmendapatkan keuntungan secara maksimal sekaligus mengurangi kerugiandari persaingan global melalui pengelolaan sumber daya yang efisien dan

efektif. . . .

Page 91: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 91/142

 - 33 -

efektif. Oleh karena itu, tantangannya ialah memanfaatkan potensi danpeluang keunggulan di masing-masing daerah dalam rangka mendukungdaya saing nasional sekaligus meminimalkan dampak negatif globalisasi.

I. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

1. 

Dengan menelaah kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup saatini, apabila tidak diantisipasi dengan kebijakan dan tindakan yang tepatakan dihadapkan pada tiga ancaman, yaitu krisis pangan, krisis air, dankrisis energi. Ketiga krisis itu menjadi tantangan nasional jangka panjang yang perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan dampak buruk bagikehidupan masyarakat dan bangsa, yaitu terancamnya persatuan bangsa,meningkatnya semangat separatisme, dan menurunnya kesehatanmasyarakat. Meningkatnya jumlah penduduk yang pesat menyebabkankemampuan penyediaan pangan semakin terbatas. Hal itu disebabkan olehmeningkatnya konversi lahan sawah dan lahan pertanian produktif lainnya,rendahnya peningkatan produktivitas hasil pertanian, dan menurunnyakondisi jaringan irigasi dan prasarana irigasi. Selain itu, praktik pertaniankonvensional mengancam kelestarian sumber daya alam dan keberlanjutansistem produksi pertanian. Di lain pihak, bertambahnya kebutuhan lahanpertanian dan penggunaan lainnya akan mengancam keberadaan hutandan terganggunya keseimbangan tata air. Memburuknya kondisi hutanakibat deforestasi yang meningkat pesat dan memburuknya penutupanlahan di wilayah hulu daerah aliran sungai menyebabkan menurunnyaketersediaan air yang mengancam turunnya debit air waduk dan sungaipada musim kemarau serta berkurangnya pasokan air untuk pertanian danpengoperasian pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sementara itu,kelangkaan ketersediaan energi tak terbarukan juga terus terjadi karena

pola konsumsi energi masih menunjukkan ketergantungan pada sumberenergi tak terbarukan. Tantangan utama dalam penyediaan energi adalahmeningkatkan kemampuan produksi minyak dan gas bumi yang sekaligusmemperbesar penerimaan devisa, memperbanyak infrastruktur energiuntuk memudahkan layanan kepada masyarakat, serta mengurangiketergantungan terhadap minyak dan meningkatkan kontribusi gas,batubara, serta energi terbarukan seperti biogas, biomassa, panas bumi(geothermal ), energi matahari, arus laut, dan tenaga angin. Selain itu,terdapat kemungkinan pengembangan energi tenaga nuklir yangmemerlukan penelitian mendalam tentang keamanan teknologi yangdigunakan, lokasi geografis, dan risiko yang mungkin akan dihadapi.

2.  Kemajuan dapat diperoleh dengan memanfaatkan (a) sumber daya alamdaratan (seperti hutan, tambang, dan lahan untuk budidaya yangcakupannya dibatasi oleh wilayah kedaulatan negara) dan (b) sumber dayakelautan, yang tersebar di wilayah laut teritorial, zona ekonomi ekslusifsampai dengan 200 mil laut dan hak pengelolaan di wilayah laut lepas yang jaraknya dapat lebih dari 200 mil laut. Mengoptimalkan pendayagunaan

sumber . . .

Page 92: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 92/142

 - 34 -

sumber daya kelautan untuk perhubungan laut, perikanan, pariwisata,pertambangan, industri maritim, bangunan laut, dan jasa kelautan menjaditantangan yang perlu dipersiapkan agar dapat menjadi tumpuan masadepan bangsa. Sumbangan sumber daya kelautan terhadap perekonomiannasional yang cukup besar merupakan urutan kedua setelah jasa-jasa.Bahkan, terdapat kecenderungan daya saing industri pada saat ini telahbergeser ke arah industri berbasis kelautan. Pembangunan kelautan padamasa mendatang memerlukan dukungan politik dan pemihakan yang nyatadari seluruh pemangku kepentingan, yang tentunya menjadi tantanganseluruh komponen bangsa.

3.  Meningkatnya kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh lajupertumbuhan penduduk yang terkonsentrasi di wilayah perkotaan,perubahan gaya hidup yang konsumtif, serta rendahnya kesadaranmasyarakat perlu ditangani secara berkelanjutan. Kemajuan transportasidan industrialisasi, pencemaran sungai dan tanah oleh industri, pertanian,dan rumah tangga memberi dampak negatif yang mengakibatkan terjadinyaketidakseimbangan sistem lingkungan secara keseluruhan dalammenyangga kehidupan manusia. Keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang juga menghadapi tantangan akan adanya perubahan iklimdan pemanasan global yang berdampak pada aktivitas dan kehidupanmanusia. Sementara itu, pemanfaatan keanekaragaman hayati belumberkembang sebagaimana mestinya. Pengembangan nilai tambah kekayaankeanekaragaman hayati dapat menjadi alternatif sumber dayapembangunan yang dapat dinikmati, baik oleh generasi sekarang maupunmendatang, sehingga memerlukan berbagai penelitian, perlindungan, danpemanfaatan secara lestari selain upaya ke arah pematenan (hak ataskekayaan intelektual/HAKI). Oleh karena itu, penyelamatan ekosistem

beserta flora-fauna di dalamnya menjadi bagian integral dalam membangundaya saing Indonesia.

II.3 MODAL DASAR

Modal dasar pembangunan nasional adalah seluruh sumber kekuatannasional, baik yang efektif maupun potensial, yang dimiliki dandidayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional. 

1. 

Wilayah Indonesia, yang dideklarasikan pada tanggal 13 Desember 1957

dan diterima menjadi bagian dari hukum laut internasional (UNCLOS,1982), menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayahlaut terluas, jumlah pulau terbanyak, dan pantai terpanjang kedua didunia. Letak geografis Indonesia yang berada di khatulistiwa serta di antaradua benua dan dua samudera sangat strategis bagi hubungan antarbangsadi dunia.

Wilayah . . .

Page 93: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 93/142

 - 35 -

Wilayah Indonesia yang seperti itu sangat penting disadari karenamerupakan kekuatan sekaligus kelemahan dan memberikan peluang sertaancaman yang menjadi basis bagi kebijakan pembangunan di berbagaibidang, baik di bidang sosial dan budaya, ekonomi industri, wilayah,lingkungan hidup, pertahanan keamanan, maupun hukum dan aparaturnegara.

2. 

Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di darat, laut,udara dan dirgantara terbatas jumlahnya sehingga pendayagunaannyaharus dilakukan secara bertanggungjawab untuk kemakmuran rakyat.

3.  Penduduk dalam jumlah besar dengan budaya sangat beragam merupakansumber daya potensial dan produktif bagi pembangunan nasional.

4.  Perkembangan politik yang telah melalui tahap awal reformasi telahmemberikan perubahan yang mendasar bagi demokratisasi di bidang politikdan ekonomi serta desentralisasi di bidang pemerintahan dan pengelolaanpembangunan.

BAB III . . .

Page 94: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 94/142

 - 36 -

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NASIONAL

TAHUN 2005–2025

Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapidalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yangdimiliki oleh bangsa Indonesia dan amanat pembangunan yang tercantumdalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 adalah:

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 itu mengarah padapencapaian tujuan nasional, seperti tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Visi pembangunannasional tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkatkemandirian, kemajuan, keadilan dan kemakmuran yang ingin dicapai.

Kemandirian adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsauntuk menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagidiri bangsanya. Oleh karena itu, pembangunan, sebagai usaha untuk mengisikemerdekaan, haruslah pula merupakan upaya membangun kemandirian.Kemandirian bukanlah kemandirian dalam keterisolasian. Kemandirianmengenal adanya kondisi saling ketergantungan yang tidak dapat dihindari

dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun bangsa. Terlebih lagi dalam era globalisasi dan perdagangan bebas ketergantunganantarbangsa semakin kuat. Kemandirian yang demikian adalah paham yangproaktif dan bukan reaktif atau defensif. Kemandirian merupakan konsep yangdinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi salingketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya,maupun nilai-nilai yang mendasari dan mempengaruhinya.

Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupansejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju denganmengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu,

untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi.Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuansekaligus kemandirian.

Kemandirian . . .

Page 95: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 95/142

 - 37 -

Kemandirian suatu bangsa tercermin, antara lain, pada ketersediaansumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutankebutuhan dan kemajuan pembangunannya; kemandirian aparaturpemerintah dan aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya;ketergantungan pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dalam negeri yang makin kokoh sehingga ketergantungan kepada sumber dari luar negerimenjadi kecil; dan kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok. Apabilakarena sumber daya alam tidak lagi memungkinkan, kelemahan itu diimbangidengan keunggulan lain sehingga tidak membuat ketergantungan dankerawanan serta mempunyai daya tahan tinggi terhadap perkembangan dangejolak ekonomi dunia.

Secara lebih mendasar lagi, kemandirian sesungguhnya mencerminkansikap seseorang atau sebuah bangsa mengenai dirinya, masyarakatnya, sertasemangatnya dalam menghadapi tantangan-tantangan. Karena menyangkutsikap, kemandirian pada dasarnya adalah masalah budaya dalam arti seluas-luasnya. Sikap kemandirian harus dicerminkan dalam setiap aspekkehidupan, baik hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, maupun pertahanankeamanan.

 Tingkat kemajuan suatu bangsa dinilai berdasarkan berbagai ukuran.Ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu negara diukur darikualitas sumber daya manusianya. Suatu bangsa dikatakan makin majuapabila sumber daya manusianya memiliki kepribadian bangsa, berakhlakmulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikanpenduduknya ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendahserta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli sertaprofesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan.

Kemajuan suatu bangsa juga diukur berdasarkan indikator kependudukan,ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu bangsa dengan laju pertumbuhanpenduduk, termasuk derajat kesehatan.  Bangsa yang sudah maju ditandaidengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil; angka harapan hidup yang lebih tinggi; dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secarakeseluruhan kualitas sumber daya manusia yang makin baik akan tercermindalam produktivitas yang makin tinggi.

Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan suatu bangsadiukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan

dan pembagiannya. Tingginya pendapatan rata-rata dan ratanya pembagianekonomi suatu bangsa menjadikan bangsa tersebut lebih makmur dan lebihmaju. Negara yang maju pada umumnya adalah negara yang sektor industridan sektor jasanya telah berkembang. Peran sektor industri manufaktursebagai penggerak utama laju pertumbuhan makin meningkat, baik dalam segipenghasilan, sumbangan dalam penciptaan pendapatan nasional maupundalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu, dalam proses produksi berkembang

keterpaduan . . .

Page 96: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 96/142

Page 97: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 97/142

 - 39 -

gender, maupun wilayah. Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudahterpenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan maknadan arti penting bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut:

1. 

Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,  bermoral,  beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila  adalahmemperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yangbertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal danantarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budayabangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangkamemantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2.  Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan

pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian,pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum danaparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasiskeunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif denganmembangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanantermasuk pelayanan jasa dalam negeri.

3.  Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum  adalahmemantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuatperan masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomidaerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalammengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahanstruktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkanhukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak padarakyat kecil.

4. 

Mewujudkan Indonesia aman,  damai,  dan bersatu  adalah membangunkekuatan TNI hingga melampui kekuatan esensial minimum serta diseganidi kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan danmeningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi danmengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan

tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkankesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dankontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.

5. Mewujudkan . . .

Page 98: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 98/142

 - 40 -

5. 

Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan  adalahmeningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosialsecara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok danwilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan danpengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagimasyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasaranaekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasukgender.

6.  Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaanpelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antarapemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alamdan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dankenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melaluipemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman,kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatanekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untukmendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanankehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatankeanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

7. 

Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional  adalah menumbuhkanwawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunanIndonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber dayamanusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah laut nasionaluntuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan membangunekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatansumber kekayaan laut secara berkelanjutan.

8. 

Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan duniainternasional  adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangkamemperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesiaterhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasionaldan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional danbilateral antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai

bidang.

BAB IV . . .

Page 99: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 99/142

Page 100: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 100/142

 - 42 -

industri manufaktur yang berdaya saing global, motor penggerakperekonomian, serta jasa yang perannya meningkat dengan kualitaspelayanan lebih bermutu dan berdaya saing.

4. 

 Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang andal danterintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yangandal dan efisien sesuai kebutuhan, termasuk hampir sepenuhnya

elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat terpenuhi. Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modernguna terciptanya masyarakat informasi Indonesia. Terwujudnyakonservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsisumber daya air.

5.  Meningkatnya profesionalisme aparatur negara pusat dan daerah untukmewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, danbertanggung jawab, serta profesional yang mampu mendukungpembangunan nasional.

C. 

Terwujudnya Indonesia yang demokratis,  berlandaskan hukum dan

berkeadilan ditunjukkan oleh hal-hal berikut: 

1.  Terciptanya supremasi hukum dan penegakkan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 serta tertatanya sistem hukum nasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif, dan aspiratif. Terciptanya penegakan hukum tanpa memandang kedudukan, pangkat,dan jabatan seseorang demi supremasi hukum dan terciptanyapenghormatan pada hak-hak asasi manusia.

2.  Menciptakan landasan konstitusional untuk memperkuat kelembagaandemokrasi.

3. 

Memperkuat peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupanpolitik.

4. 

Memantapkan pelembagaan nilai-nilai demokrasi yang menitikberatkanpada prinsip-prinsip toleransi, non-diskriminasi, dan kemitraan.

5.  Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek kehidupanpolitik yang dapat diukur dengan adanya pemerintah yang berdasarkanhukum, birokrasi yang professional dan netral, masyarakat sipil,masyarakat politik dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanyakemandirian nasional.

D. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta terjaganyakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatannegara dari ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri ditandai oleh hal-hal berikut: 

1. Terwujudnya . . .

Page 101: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 101/142

 - 43 -

1.  Terwujudnya keamanan nasional yang menjamin martabatkemanusiaan, keselamatan warga negara, dan keutuhan wilayah dariancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan, baik dari luar negerimaupun dari dalam negeri.

2. 

 TNI yang profesional, komponen cadangan dan pendukung pertahanan yang kuat terutama bela negara masyarakat dengan dukungan industri

pertahanan yang andal.3.  Polri yang profesional, partisipasi kuat masyarakat dalam bidang

keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif, serta mantapnyakoordinasi antara institusi pertahanan dan keamanan.

E.  Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan ditandaioleh hal-hal berikut: 

1. 

 Tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayahdiwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraanmasyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antarwilayah dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.2.

 

Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan dalamkualitas gizi yang memadai serta tersedianya instrumen jaminan panganuntuk tingkat rumah tangga.

3.  Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dansarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung olehsistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan,efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukimankumuh.

4. 

 Terwujudnya lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan

kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilaitambah bagi masyarakat.

F. 

Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari  ditandai oleh hal-halberikut: 

1.  Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam danpelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetapterjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalammendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi,seimbang, dan lestari.

2. 

 Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber dayaalam untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modalpembangunan nasional.

3. 

Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalampengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidupuntuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan.

G. Terwujudnya . . .

Page 102: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 102/142

 - 44 -

G. 

Terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju,kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional ditandai oleh hal-halberikut:

1.  Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana sebagai perekat semuapulau dan kepulauan Indonesia.

2. 

Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.  Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset,dan hal-hal yang terkait dalam kerangka pertahanan negara.

4.  Membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkanpemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.

5. 

Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut.

H. 

Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan duniainternasional ditandai oleh hal-hal berikut: 

1. 

Memperkuat dan mempromosikan identitas nasional sebagai negarademokratis dalam tatanan masyarakat internasional.

2. 

Memulihkan posisi penting Indonesia sebagai negara demokratis besar yang ditandai oleh keberhasilan diplomasi di fora internasional dalamupaya pemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, danpengamanan kekayaan sumber daya alam nasional.

3. 

Meningkatnya kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam berbagaikerja sama internasional dalam rangka mewujudkan tatanan dunia yanglebih adil dan damai.

4. 

 Terwujudnya kemandirian nasional dalam konstelasi global.

5.  Meningkatnya investasi perusahaan-perusahaan Indonesia di luarnegeri.

Untuk mencapai tingkat kemajuan, kemandirian, serta keadilan yangdiinginkan, arah pembangunan jangka panjang selama kurun waktu 20 tahunmendatang adalah sebagai berikut.

IV.1 ARAH . . .

Page 103: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 103/142

 - 45 -

IV.1 ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005–2025

IV.1.1 MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG BERAKHLAK MULIA,BERMORAL, BERETIKA, BERBUDAYA, DAN BERADAB

 Terciptanya kondisi masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, danberetika sangat penting bagi terciptanya suasana kehidupan masyarakat yangpenuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Di samping itu, kesadaranakan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas nasional yangsesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklimkondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampumerespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan nilai-nilaikebangsaan.

1.  Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peranagama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membinaakhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadikekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan. Disamping itu, pembangunan agama diarahkan pula untuk meningkatkankerukunan hidup umat beragama dengan meningkatkan rasa salingpercaya dan harmonisasi antarkelompok masyarakat sehingga terciptasuasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, danharmonis.

2.  Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untukmewujudkan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik,modern, dan unggul. Jati diri tersebut merupakan kombinasi antara nilai

luhur bangsa, seperti religius, kebersamaan dan persatuan, serta nilaimodern yang universal yang mencakup etos kerja dan prinsip tatakepemerintahan yang baik. Pembangunan jati diri bangsa tersebutdilakukan melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilaibudaya bangsa yang mempunyai potensi unggul dan menerapkan nilaimodern yang membangun. Untuk memperkuat jati diri dan kebanggaanbangsa, pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya danprestasi olah raga.

3. 

Budaya inovatif yang berorientasi iptek terus dikembangkan agar bangsaIndonesia menguasai iptek serta mampu berjaya pada era persaingan

global. Pengembangan budaya iptek tersebut dilakukan denganmeningkatkan penghargaan masyarakat terhadap iptek melaluipengembangan budaya membaca dan menulis, masyarakat pembelajar,masyarakat yang cerdas, kritis, dan kreatif dalam rangka pengembangantradisi iptek dengan mengarahkan masyarakat dari budaya konsumtifmenuju budaya produktif. Bentuk-bentuk pengungkapan kreativitas,antara lain melalui kesenian, tetap didorong untuk mewujudkan

keseimbangan . . .

Page 104: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 104/142

 - 46 -

keseimbangan aspek material, spiritual, dan emosional. Pengembanganiptek serta kesenian diletakkan dalam kerangka peningkatan harkat,martabat, dan peradaban manusia.

IV.1.2 MEWUJUDKAN BANGSA YANG BERDAYA-SAING

Kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagitercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi, akanmenjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi danmampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saingbangsa, pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk (a)mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdayasaing; (b) memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiapwilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistemproduksi, distribusi, dan pelayanan di dalam negeri; (c) meningkatkanpenguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan (d) membanguninfrastruktur yang maju; serta (e) melakukan reformasi di bidang hukum danaparatur negara.

A. Membangun Sumber Daya Manusia yang Berkualitas

1. 

Pembangunan sumber daya manusia memiliki peran yang sangat pentingdalam mewujudkan manusia Indonesia yang maju dan mandiri sehinggamampu berdaya saing dalam era globalisasi. Dalam kaitan itu,pembangunan sumber daya manusia diarahkan pada peningkatan kualitassumber daya manusia Indonesia yang antara lain ditandai denganmeningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks

pembangunan gender (IPG), serta tercapainya penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan angka reproduksi neto (NRR) sama dengan 1, atauangka kelahiran total (TFR) sama dengan 2,1.

2. 

Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan padapeningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yangterjangkau, bermutu dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yangberkualitas. Di samping itu, penataan persebaran dan mobilitas pendudukdiarahkan menuju persebaran penduduk yang lebih seimbang sesuaidengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui pemerataanpembangunan ekonomi dan wilayah dengan memerhatikan keragaman

etnis dan budaya serta pembangunan berkelanjutan. Sistem administrasikependudukan penting pula dilakukan untuk mendukung perencanaandan pelaksanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah sertamendorong terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan sosial.

3. Pembangunan . . .

Page 105: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 105/142

 - 47 -

3.  Pembangunan pendidikan dan kesehatan merupakan investasi dalammeningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga penting perannyadalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkatkemiskinan dan pengangguran. Pembangunan pendidikan diarahkan untukmeningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukungterwujudnya masyarakat yang berharkat, bermartabat, berakhlak mulia,dan menghargai keberagaman sehingga mampu bersaing dalam era globaldengan tetap berlandaskan pada norma kehidupan masyarakat Indonesiadan tanpa diskriminasi. Komitmen pemerintah terhadap pendidikan harustercermin pada kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas ilmupengetahuan dan teknologi (iptek), serta politik anggaran danterintegrasinya seluruh pendidikan kedinasan ke dalam perguruan tinggi.Pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis, dan jenjangpendidikan. Oleh karena itu, perlu disediakan pendidikan dasar yangbermutu dan terjangkau disertai dengan pembebasan biaya pendidikan.Penyediaan pelayanan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhanpembangunan sosial ekonomi Indonesia pada masa depan termasuk untukmendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui pendalamanpenguasaan teknologi. Pembangunan pendidikan diarahkan pula untukmenumbuhkan kebanggaan kebangsaan, akhlak mulia, serta kemampuanpeserta didik untuk hidup bersama dalam masyarakat yang beragam yangdilandasi oleh penghormatan pada hak-hak asasi manusia (HAM).Penyediaan pelayanan pendidikan sepanjang hayat sesuai perkembanganiptek perlu terus didorong untuk meningkatkan kualitas hidup danproduktivitas penduduk Indonesia termasuk untuk memberikan bekalpengetahuan dan keterampilan bagi penduduk usia produktif yang jumlahnya semakin besar.

4. 

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatanderajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkanperikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, sertapengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada pendudukrentan, antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dankeluarga miskin. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melaluipeningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber dayamanusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang disertai olehpeningkatan pengawasan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen

kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan memerhatikan dinamikakependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,kemajuan iptek, serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangatkemitraan dan kerja sama lintas sektor. Penekanan diberikan padapeningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotifdan preventif. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitusetiap kebijakan publik selalu memerhatikan dampaknya terhadap

kesehatan. . . .

Page 106: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 106/142

 - 48 -

kesehatan. Pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintassektor yang meliputi produksi pangan, pengolahan, distribusi, hinggakonsumsi pangan tingkat rumah tangga dengan kandungan gizi yangcukup, seimbang, serta terjamin keamanannya dalam rangka mencapaistatus gizi yang baik.

5. 

Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan padapeningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, kesejahteraan, danperlindungan anak di berbagai bidang pembangunan; penurunan jumlahtindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan dananak; serta penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan genderdan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data danstatistik gender.

6.  Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas sumber dayamanusia, pembangunan karakter kebangsaan (nation building )  danpartisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidangekonomi, sosial budaya, iptek dan politik, serta memiliki wawasankebangsaan dan beretika bangsa Indonesia. Di samping itu, pembangunanolahraga diarahkan pada peningkatan budaya olahraga dan prestasiolahraga di kalangan masyarakat.

B. Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Orientasi dan BerdayaSaing Global

7.  Perekonomian dikembangkan dengan memperkuat perekonomian domestikserta berorientasi dan berdaya saing global. Untuk itu dilakukantransformasi bertahap dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif

sumber daya alam menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif.Interaksi antardaerah didorong dengan membangun keterkaitan sistemproduksi, distribusi, dan pelayanan antardaerah yang kokoh. Upayatersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip dasar: mengelola peningkatanproduktivitas nasional melalui inovasi, penguasaan, penelitian,pengembangan dan penerapan iptek menuju ekonomi berbasispengetahuan serta kemandirian dan ketahanan bangsa secaraberkelanjutan; mengelola kelembagaan ekonomi yang melaksanakanpraktik terbaik dan kepemerintahan yang baik secara berkelanjutan, danmengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.

8. 

Perekonomian dikembangkan berlandaskan prinsip demokrasi ekonomi yang memerhatikan kepentingan nasional sehingga terjamin kesempatanberusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat dan mendorong tercapainyapenanggulangan kemiskinan. Pengelolaan kebijakan perekonomian perlumemerhatikan secara cermat dinamika globalisasi, komitmen nasional diberbagai fora perjanjian ekonomi internasional, dan kepentingan nasional

dengan . . .

Page 107: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 107/142

 - 49 -

dengan mengutamakan kelompok masyarakat yang masih lemah, sertamenjaga kemandirian dan kedaulatan ekonomi bangsa.

9. 

Kelembagaan ekonomi dikembangkan sesuai dinamika kemajuan ekonomidengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik didalam menyusun kerangka regulasi dan perizinan yang efisien, efektif, dannon-diskriminatif; menjaga, mengembangkan, dan melaksanakan iklimpersaingan usaha secara sehat serta melindungi konsumen; mendorongpengembangan standardisasi produk dan jasa untuk meningkatkan dayasaing; merumuskan strategi dan kebijakan pengembangan teknologi sesuaidengan pengembangan ekonomi nasional; dan meningkatkan daya saingusaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai wilayah Indonesia sehinggamenjadi bagian integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi danmemperkuat basis ekonomi dalam negeri.

10.  Peranan pemerintah yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai fasilitator,regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan di berbagai tingkatguna efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, terciptanya lingkunganusaha yang kondusif dan berdaya saing, dan terjaganya keberlangsunganmekanisme pasar.

11.  Struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukkan sektor industrisebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam artiluas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produksecara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yangefektif, yang menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agarterwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.

12. 

Pengembangan iptek untuk ekonomi diarahkan pada peningkatan kualitasdan kemanfaatan iptek nasional dalam rangka mendukung daya saingsecara global. Hal itu dilakukan melalui peningkatan, penguasaan, danpenerapan iptek secara luas dalam sistem produksi barang/jasa,pembangunan pusat-pusat keunggulan iptek, pengembangan lembagapenelitian yang handal, perwujudan sistem pengakuan terhadap hasilpertemuan dan hak atas kekayaan intelektual, pengembangan danpenerapan standar mutu, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek,peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana iptek. Berbagailangkah tersebut dilakukan untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan, serta pengembangan kelembagaan sebagai

keterkaitan dan fungsional sistem inovasi dalam mendorong pengembangankegiatan usaha.

13.  Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya sebanyak-banyaknya lapangan kerja formal serta meningkatkan kesejahteraanpekerja informal. Pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yangharmonis dengan perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang

memadai, . . .

Page 108: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 108/142

 - 50 -

memadai, serta terwujudnya proses penyelesaian industrial yangmemuaskan semua pihak merupakan ciri-ciri pasar kerja yang diinginkan.Selain itu, pekerja diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggisehingga dapat bersaing serta menghasilkan nilai tambah yang tinggidengan pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan bagi program-program pelatihan yang strategis untuk efektivitas dan efisiensipeningkatan kualitas tenaga kerja sebagai bagian integral dari investasisumber daya manusia. Sebagian besar pekerja, termasuk tenaga kerjaIndonesia yang bekerja di luar negeri, akan dibekali dengan pengakuankompetensi sesuai dinamika kebutuhan industri dan dinamika persainganglobal.

14. 

Investasi diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan berkualitas denganmewujudkan iklim investasi yang menarik; mendorong penanaman modalasing bagi peningkatan daya saing perekonomian nasional; sertameningkatkan kapasitas infrastruktur fisik dan pendukung yang memadai. Investasi yang dikembangkan dalam rangka penyelenggaraan demokrasiekonomi akan dipergunakan sebesar-besarnya untuk pencapaiankemakmuran bagi rakyat.

15.  Efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor primer terutama sektorpertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan ditingkatkan agarmampu bersaing di pasar lokal dan internasional serta untuk memperkuatbasis produksi secara nasional. Hal itu merupakan faktor strategis karenaberkenaan dengan pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan danketerbelakangan, dan penguatan ketahanan pangan. Semua itu harusdilaksanakan secara terencana dan cermat untuk menjamin terwujudnya

transformasi seluruh elemen perekonomian nasional ke arah lebih majudan lebih kokoh pada era globalisasi.

16. 

Peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah pertanian dalam artiluas dan kelautan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petanidan nelayan dengan mengembangkan agribisnis yang dinamis dan efisien, yang melibatkan partisipasi aktif petani dan nelayan. Peningkatan itudiselenggarakan melalui revitalisasi kelembagaan pada tingkat operasional,optimalisasi sumber daya, dan pengembangan sumber daya manusiapelaku usaha agar mampu meningkatkan daya saing melalui peningkatanproduktivitas serta merespon permintaan pasar dan memanfaatkan peluang

usaha. Selain bermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakatpedesaan pada umumnya, upaya tersebut dapat menciptakan diversifikasiperekonomian perdesaan yang pada gilirannya meningkatkan sumbangandi dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Perhatian perlu diberikanpada upaya-upaya pengembangan kemampuan masyarakat, pengentasankemiskinan secara terarah, serta perlindungan terhadap sistemperdagangan dan persaingan yang tidak adil.

17. Pembangunan . . .

Page 109: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 109/142

 - 51 -

17.  Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yangberdaya saing, baik di pasar lokal maupun internasional, dan terkaitdengan pengembangan industri kecil dan menengah, dengan strukturindustri yang sehat dan berkeadilan serta mendorong perkembanganekonomi di luar Pulau Jawa. Struktur industri dalam hal penguasaanusaha akan disehatkan dengan meniadakan praktik-praktik monopoli danberbagai distorsi pasar melalui penegakan persaingan usaha yang sehatdan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik dan benar. Strukturindustri dalam hal skala usaha akan diperkuat dengan menjadikan industrikecil dan menengah sebagai basis industri nasional yang sehat, sehinggamampu tumbuh dan terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilaidengan industri hilir dan industri berskala besar.

18. 

Dalam rangka memperkuat daya saing perekonomian secara global, sektorindustri perlu dibangun guna menciptakan lingkungan usaha mikro (lokal) yang dapat merangsang tumbuhnya rumpun industri yang sehat dan kuatmelalui (1) pengembangan rantai pertambahan nilai melalui diversifikasiproduk (pengembangan ke hilir), pendalaman struktur ke hulunya, ataupengembangan secara menyeluruh (hulu-hilir); (2) penguatan hubunganantarindustri yang terkait secara horizontal termasuk industri pendukungdan industri komplemen, termasuk dengan jaringan perusahaanmultinasional terkait, serta penguatan hubungan dengan kegiatan sektorprimer dan jasa yang mendukungnya; dan (3) penyediaan berbagaiinfrastruktur bagi peningkatan kapasitas kolektif yang, antara lain, meliputisarana dan prasarana fisik (transportasi, komunikasi, energi, serta saranadan prasarana teknologi; prasarana pengukuran, standardisasi, pengujian,dan pengendalian kualitas; serta sarana dan prasarana pendidikan danpelatihan tenaga kerja industri).

19. 

 Jasa infrastruktur dan keuangan dikembangkan sesuai dengan kebijakanpengembangan ekonomi nasional agar mampu mendukung secara efektifpeningkatan produksi dan daya saing global dengan menerapkan sistemdan standar mengelolanya sesuai dengan praktik terbaik (the best practice )internasional, yang mampu mendorong peningkatan ketahanan serta nilaitambah perekonomian nasional dan yang mampu mendukung kepentinganstrategis di dalam pengembangan sumber daya manusia di dalam negeri yang meliputi pengembangan keprofesian, penguasaan dan pemanfaatanteknologi nasional, dan peningkatan kepentingan nasional dalampengentasan kemiskinan dan pengembangan kegiatan perekonomian

perdesaan.

20.  Perdagangan luar negeri yang lebih menguntungkan dan mendukungperekonomian nasional agar mampu memaksimalkan manfaat sekaligusmeminimalkan efek negatif dari proses integrasi dengan dinamikaglobalisasi. Upaya tersebut diselenggarakan melalui (a) perkuatan posisinasional di dalam berbagai fora kerja sama perdagangan internasional

(skala global, . . .

Page 110: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 110/142

 - 52 -

(skala global, regional, bilateral, dan multilateral) untuk meningkatkan dayasaing dan akses pasar ekspor nasional sekaligus mengamankankepentingan strategis nasional dalam rangka mengentaskan kemiskinan,menurunkan tingkat pengangguran, mengembangkan perdesaan, danmelindungi aktivitas perekonomian nasional dari persaingan dan praktikperdagangan internasional yang tidak sehat, dan (b) pengembangan citra,standar produk barang dan jasa nasional yang berkualitas internasional,serta fasilitasi perdagangan internasional yang berdaya saing.

21. 

Perdagangan dalam negeri diarahkan untuk memperkokoh sistem distribusinasional yang efisien dan efektif yang menjamin kepastian berusaha untukmewujudkan (a) berkembangnya lembaga perdagangan yang efektif dalamperlindungan konsumen dan persaingan usaha secara sehat, (b)terintegrasinya aktivitas perekonomian nasional dan terbangunnyakesadaran penggunaan produksi dalam negeri, (c) meningkatnyaperdagangan antar wilayah/daerah, dan (d) terjaminnya ketersediaanbahan pokok dan barang strategis lainnya dengan harga yang terjangkau.

22. 

Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomidan meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraanmasyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja.Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan keragaman pesonakeindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah wisata bahari terluasdi dunia secara arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa.

23.  Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) diarahkan agar menjadipelaku ekonomi yang makin berbasis iptek dan berdaya saing dengan

produk impor, khususnya dalam menyediakan barang dan jasa kebutuhanmasyarakat sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalamperubahan struktural dan memperkuat perekonomian domestik. Untuk itu,pengembangan UKM dilakukan melalui peningkatan kompetensi perkuatankewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung denganupaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasilinovasi dan penerapan teknologi dalam iklim usaha yang sehat.Pengembangan UKM secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalammodernisasi agribisnis dan agroindustri, termasuk yang mendukungketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi dan daya saing industrimelalui pengembangan rumpun industri, percepatan alih teknologi, dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

24.  Sektor keuangan dikembangkan agar senantiasa memiliki kemampuan didalam menjaga stabilitas ekonomi dan membiayai tujuan pertumbuhanekonomi yang berkualitas serta mampu memiliki daya tahan terhadapkemungkinan gejolak krisis melalui implementasi sistem jaring pengamansektor keuangan Indonesia, peningkatan kontribusi lembaga jasa keuangan

bank . . .

Page 111: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 111/142

 - 53 -

bank dan non-bank dalam pendanaan pembangunan terutama peningkatanakses pendanaan bagi keluarga miskin, baik di perdesaan maupun diperkotaan, serta peningkatan kualitas pertumbuhan perbankan nasional.Dengan demikian, setiap jenis investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang, akan memeroleh sumber pendanaan yang sesuai dengankarakteristik jasa keuangan. Selain itu, semakin beragamnya lembagakeuangan akan memberikan alternatif pendanaan lebih banyak bagiseluruh lapisan masyarakat.

25. 

Perbaikan pengelolaan keuangan negara bertumpu pada sistem anggaran yang transparan, bertanggung jawab, dan dapat menjamin efektivitaspemanfaatan. Dalam rangka meningkatkan kemandirian, peran pinjamanluar negeri dijaga pada tingkat yang aman. Sementara itu, sumber utamadalam negeri yang berasal dari pajak terus ditingkatkan efektivitasnya.Kepentingan utama pembiayaan pemerintah adalah penciptaan pembiayaanpembangunan yang dapat menjamin kemampuan peningkatan pelayananpublik, baik di dalam penyediaan pelayanan dasar, prasarana dan saranafisik serta ekonomi, maupun mendukung peningkatan daya saing ekonomi.

C. Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan danTeknologi

26. 

Pembangunan iptek diarahkan untuk menciptakan dan menguasai ilmupengetahuan baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, sertamengembangkan ilmu sosial dan humaniora untuk menghasilkan teknologidan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan, danperekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian, dan daya saing

bangsa melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas iptek yangsenantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifanlokal, serta memerhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi lingkunganhidup.

27. 

Pembangunan iptek diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan danenergi; penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi;penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi pertahanan, danteknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju; sertapeningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektorproduksi. Dukungan tersebut dilakukan melalui pengembangan sumber

daya manusia iptek, peningkatan anggaran riset, pengembangan sinergikebijakan iptek lintas sektor, perumusan agenda riset yang selaras dengankebutuhan pasar, peningkatan sarana dan prasarana iptek, danpengembangan mekanisme intermediasi iptek. Dukungan tersebutdimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam rangka mendorongpembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan. Di samping itu,diupayakan peningkatan kerja sama penelitian domestik dan internasional

antarlembaga . . .

Page 112: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 112/142

 - 54 -

antarlembaga penelitian dan pengembangan (litbang), perguruan tinggi dandunia usaha serta penumbuhan industri baru berbasis produk litbangdengan dukungan modal ventura.

D. Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju

28. 

Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada perumusan kebijakanpembangunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalampenyediaan sarana dan prasarana akan makin ditingkatkan terutamauntuk proyek-proyek yang bersifat komersial. Kerja sama dengan swastadalam pembangunan sarana dan prasarana diarahkan untuk (a)menyediakan sarana dan prasarana transportasi untuk pelayanandistribusi komoditi perdagangan dan industri serta pergerakan penumpangdan barang, baik dalam lingkup nasional maupun internasional; (b)menghilangkan kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan sertaefektivitas dan efisiensi tenaga listrik; (c) meningkatkan teledensitaspelayanan telematika masyarakat pengguna jasa; dan (d) memenuhikebutuhan hunian bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpapermukiman kumuh.

29.  Pembangunan prasarana sumber daya air diarahkan untuk mewujudkanfungsi air sebagai sumber daya sosial (social goods ) dan sumber dayaekonomi (economic goods ) yang seimbang melalui pengelolaan yang terpadu,efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan sehingga dapat menjaminkebutuhan pokok hidup dan dapat meningkatkan kesejahteraanmasyarakat. Keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan diwujudkanmelalui pendekatan pengelolaan kebutuhan (demand management ) yangditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan,

pengonsumsian air, dan pendekatan pengelolaan pasokan (supplymanagement ) yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dankeandalan pasokan air. Pengelolaan prasarana sumber daya air diarahkanuntuk mewujudkan peningkatan keandalan layanan melalui kemitraandengan dunia usaha tanpa membebani masyarakat, penguatankelembagaan masyarakat, dan memerhatikan pelestarian fungsi lingkunganhidup. Selain itu, pola hubungan hulu-hilir akan terus dikembangkan agarpola pengelolaan yang lebih berkeadilan dapat tercapai. Pengembangan danpenerapan sistem pemanfaatan terpadu (conjunctive use ) antara airpermukaan dan air tanah akan digalakkan terutama untuk menciptakansinergi dan menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah. Pengendalian

daya rusak air mengutamakan pendekatan nonkonstruksi melaluikonservasi sumber daya air dan keterpaduan pengelolaan daerah aliransungai. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan di antarapemangku kepentingan terus diupayakan tidak hanya pada saat bencana,tetapi juga pada tahap pencegahan serta pemulihan pascabencana.

30. Pembangunan . . .

Page 113: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 113/142

 - 55 -

30.  Pembangunan transportasi diarahkan untuk mendukung kegiatanekonomi, sosial, dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melaluipendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan danpemerataan pembangunan antardaerah; membentuk dan memperkukuhkesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanannasional; serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkansasaran pembangunan nasional. Untuk itu, pembangunan transportasidilaksanakan dengan mengembangkan jaringan pelayanan secaraantarmoda dan intramoda; menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan transportasi yang memberikankepastian hukum dan iklim usaha yang kondusif; mendorong seluruhpemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan;meningkatkan iklim kompetisi secara sehat agar dapat meningkatkanefisiensi dan memberikan alternatif bagi pengguna jasa dengan tetapmempertahankan keberpihakan pemerintah sebagai regulator terhadappelayanan umum yang terjangkau kepada masyarakat; menyediakanpelayanan angkutan umum masal di daerah perkotaan yang didukungpelayanan pengumpan, yang aman, nyaman, tertib, terjangkau dan ramahlingkungan serta bersinergi dengan kebijakan tata guna lahan; sertameningkatkan budaya berlalu lintas yang tertib dan disiplin. Untukpelayanan transportasi di daerah perbatasan, terpencil, dan perdesaandikembangkan sistem transportasi perintis yang berbasis masyarakat(community based ) dan wilayah. Untuk mendukung daya saing dan efisiensiangkutan penumpang dan barang diarahkan pada perwujudan kebijakan yang menyatukan persepsi dan langkah para pelaku penyedia jasatransportasi dalam konteks pelayanan global; mempercepat danmemperlancar pergerakan penumpang dan barang melalui perbaikanmanajemen transportasi antarmoda; meningkatkan pembangunan jalan

bebas hambatan pada koridor-koridor strategis; meningkatkan pangsaangkutan barang melalui kereta api, angkutan barang antarpulau, baikmelalui sistem Ro-Ro maupun angkutan laut konvensional yang didukungoleh peningkatan peran armada nasional serta angkutan komoditi khususdengan moda transportasi udara ( fresh good and high value );mengembangkan sistem transportasi nasional yang andal danberkemampuan tinggi yang bertumpu pada aspek keselamatan, danketerpaduan antarmoda, antarsektor, antarwilayah, aspek sosial budaya,dan profesionalitas sumber daya manusia transportasi serta menerapkandan mengembangkan teknologi transportasi yang tepat guna, hemat energi,dan ramah lingkungan.

31. 

Pembangunan pos dan telematika diarahkan untuk mendorong terciptanyamasyarakat berbasis informasi (knowledge-based society ) melaluipenciptaan landasan kompetisi jangka panjang penyelenggaraan pos dantelematika dalam lingkungan multioperator; pengantisipasian implikasi darikonvergensi telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran, baikmengenai kelembagaan maupun peraturan termasuk yang terkait dengan

isu . . .

Page 114: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 114/142

 - 56 -

isu keamanan, kerahasiaan, privasi, dan integritas informasi; penerapanhak kekayaan intelektual; peningkatan legalitas yang nantinya dapatmengakibatkan konvergensi pasar dan industri; pengoptimalanpembangunan dan pemanfaatan prasarana pos dan telematika danprasarana nontelekomunikasi dalam penyelenggaraan telematika;penerapan konsep teknologi netral yang responsif terhadap kebutuhanpasar dan industri dengan tetap menjaga keutuhan sistem yang telah ada;peningkatan sinergi dan integrasi prasarana jaringan menuju nextgeneration network ; peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakatterhadap potensi pemanfaatan telematika serta pemanfaatan danpengembangan aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi;pengembangan industri dalam negeri; dan industri konten sebagai upayapenciptaan nilai tambah dari informasi.

32. 

Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikandiarahkan pada pengembangan sarana dan prasarana energi untukmeningkatkan akses dan pelayanan konsumen terhadap energi melalui (1)pengembangan kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik nasionalsecara memadai dan dapat memiliki kehandalan yang tinggi melaluirehabilitasi dan repowering  pembangkit yang ada serta pembangkit baru; (2)pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik yang memiliki sistem tatakelembagaan yang terstruktur dengan mengoptimalkan dalam sistem danproses pengelolaan ketenagalistrikan yang berfungsi secara efisien,produktif, dan profesional, sehingga dapat memberikan peluang yang lebihluas dan kondusif bagi investasi swasta yang terpisah dari misi sosial, sertamampu melibatkan secara luas peran pemerintah daerah, khususnyauntuk wilayah nonkomersial; (3) pengembangan diversifikasi energi untukpembangkit listrik yang baru terutama pada pembangkit listrik yang

berbasis batubara dan gas secara terbatas dan bersifat jangka menengahagar dapat menggantikan penggunaan bahan bakar minyak dan dalam jangka panjang akan mengedepankan energi terbarukan, khususnyabioenergi, geothermal, tenaga air, tenaga angin, tenaga surya, bahkantenaga nuklir dengan mempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat;(4) pengembangan industri penunjang ketenagalistrikan nasional yangmengedepankan peningkatan kandungan lokal, pengembangan daya gunaiptek yang melibatkan dunia usaha, pendidikan, pemerintah, danmasyarakat secara terintegrasi dan bersifat strategis berbasis transferpengetahuan (knowledge transfer ) termasuk pengembangan standarisasiproduk dan sertifikasi kelistrikan nasional; (5) pengembangan sistem

ketenagalistrikan yang berwawasan lingkungan (6) pembangunan jaringanpipanisasi BBM, kilang, depot, dan terminal transit; (7) pembangunan jaringan pipanisasi gas yang terintegrasi; (8) pembangunan sarana danprasarana transportasi batubara dari lokasi pertambangan ke pelabuhanserta sarana dan prasarana distribusinya; serta (9) pengembangan saranadan prasarana pembangkit panas bumi dan energi alternatif terbarukan,terutama mikrohidro dan energi surya.

33. Pembangunan . . .

Page 115: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 115/142

 - 57 -

33.  Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untukmewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhansektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi,pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui pendekatan tanggapkebutuhan (demand responsive approach ) dan pendekatan terpadu dengansektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, sertakesehatan.

E. Reformasi Hukum dan Birokrasi

34.  Pembangunan hukum diarahkan untuk mendukung terwujudnyapertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; mengatur permasalahan yangberkaitan dengan ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri; sertamenciptakan kepastian investasi, terutama penegakan dan perlindunganhukum. Pembangunan hukum juga diarahkan untuk menghilangkankemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menanganidan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait kolusi,korupsi, nepotisme (KKN). Pembangunan hukum dilaksanakan melaluipembaruan materi hukum dengan tetap memerhatikan kemajemukantatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upayauntuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakanhukum dan hak-hak asasi manusia (HAM), kesadaran hukum, sertapelayanan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban dankesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan negara yang makin tertib,teratur, lancar, serta berdaya saing global.

35.  Pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk

meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkantata pemerintahan yang baik, di pusat maupun di daerah agar mampumendukung keberhasilan pembangunan di bidang-bidang lainnya.

IV.1.3 MEWUJUDKAN INDONESIA YANG DEMOKRATIS BERLANDASKANHUKUM

Demokratis yang berlandaskan hukum merupakan landasan penting untukmewujudkan pembangunan Indonesia yang maju, mandiri dan adil. Demokrasi

dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatanpembangunan, dan memaksimalkan potensi masyarakat, serta meningkatkanakuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan negara. Hukum padadasarnya bertujuan untuk memastikan munculnya aspek-aspek positif danmenghambat aspek negatif kemanusiaan serta memastikan terlaksananyakeadilan untuk semua warga negara tanpa memandang dan membedakankelas sosial, ras, etnis, agama, maupun gender. Hukum yang ditaati dan

diikuti . . .

Page 116: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 116/142

 - 58 -

diikuti akan menciptakan ketertiban dan keterjaminan hak-hak dasarmasyarakat secara maksimal.

Untuk mewujudkan Indonesia yang demokratis dan adil dilakukan denganmemantapkan pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peranmasyarakat sipil sehingga proses pembangunan partisipatoris yang bersifatbottom up   bisa berjalan; menumbuhkan masyarakat tanggap (responsive

community)   yang akan mendorong semangat sukarela (spirit of voluntarism ) yang sejalan dengan makna gotong royong; memperkuat kualitasdesentralisasi dan otonomi daerah; menjamin perkembangan dan kebebasanmedia dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; melakukanpembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum danmenegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihakpada rakyat kecil.

1. 

Penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada prosespelembagaan demokrasi dilakukan dengan (a) mempromosikan danmenyosialisasikan pentingnya keberadaan sebuah konstitusi yang kuat danmemiliki kredibilitas tinggi sebagai pedoman dasar bagi sebuah prosesdemokratisasi berkelanjutan; (b) menata hubungan antara kelembagaanpolitik, kelembagaan pertahanan keamanan dalam kehidupan bernegara; (c)meningkatkan kinerja lembaga-lembaga penyelenggara negara dalammenjalankan kewenangan dan fungsi-fungsi yang diberikan oleh konstitusidan peraturan perundangan;  (d) memantapkan pelaksanaan desentralisasidan otonomi daerah serta mencegah disintegrasi wilayah dan perpecahanbangsa; (e) melaksanakan rekonsiliasi nasional secara tuntas; dan (f)menciptakan pelembagaan demokrasi lebih lanjut untuk mendukungberlangsungnya konsolidasi demokrasi secara berkelanjutan.

2. 

Penataan peran negara dan masyarakat dititikberatkan pada pembentukankemandirian dan kedewasaan masyarakat serta pembentukan masyarakatmadani yang kuat dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Di samping itu,penataan peran negara dan masyarakat diarahkan pada penataan fungsi-fungsi yang positif dari pranata-pranata kemasyarakatan, lembaga adat,dan partai politik untuk membangun kemandirian masyarakat dalammengelola berbagai potensi konflik sosial yang dapat merusak sertamemberdayakan berbagai potensi positif masyarakat bagi pembangunan.Upaya untuk mendorong perwujudan masyarakat sipil yang kuat perlu jugamemerhatikan pengaruh pasar dalam kehidupan sosial politik nasional agar

tidak terjadi ekses-ekses negatif dan kesenjangan sosial yang merugikankehidupan masyarakat.

3.  Penataan proses politik yang dititikberatkan pada pengalokasian/representasi kekuasaan diwujudkan dengan (a) meningkatkan secara terusmenerus kualitas proses dan mekanisme seleksi publik yang lebih terbukabagi para pejabat politik dan publik serta (b) mewujudkan komitmen politik

 yang . . .

Page 117: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 117/142

Page 118: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 118/142

 - 60 -

serta pelayanan hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran,ketertiban, dan kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan negara yangmakin tertib dan teratur sehingga penyelenggaraan pembangunan nasionalakan makin lancar.

7.  Pembangunan materi hukum diarahkan untuk melanjutkan pembaruanproduk hukum untuk menggantikan peraturan perundang-undanganwarisan kolonial yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan kepentinganmasyarakat Indonesia serta mampu mendorong tumbuhnya kreativitas danmelibatkan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan nasional yang bersumber pada Pancasiladan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yangmencakup perencanaan hukum, pembentukan hukum, penelitian danpengembangan hukum. Di sisi lain, perundang-undangan yang baru jugaharus mampu mengisi kekurangan/kekosongan hukum sebagai pengarahdinamika lingkungan strategis yang sangat cepat berubah. Perencanaanhukum sebagai bagian dari pembangunan materi hukum harusdiselenggarakan dengan memerhatikan berbagai aspek yang memengaruhi,baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam pergaulan masyarakatinternasional yang dilakukan secara terpadu dan meliputi semua bidangpembangunan sehingga produk hukum yang dihasilkan dapat memenuhikebutuhan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara serta dapatmengantisipasi perkembangan zaman. Pembentukan hukumdiselenggarakan melalui proses terpadu dan demokratis berdasarkanPancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, serta sehingga menghasilkan produk hukum beserta peraturanpelaksanaan yang dapat diaplikasikan secara efektif dengan didukung olehpenelitian dan pengembangan hukum yang didasarkan pada aspirasi dan

kebutuhan masyarakat. Penelitian dan pengembangan hukum diarahkanpada semua aspek kehidupan sehingga hukum nasional selalu dapatmengikuti perkembangan dan dinamika pembangunan yang sesuai denganaspirasi masyarakat, baik kebutuhan saat ini maupun masa depan. Untukmeningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan hukum diperlukankerja sama dengan berbagai komponen lembaga terkait, baik di dalammaupun di luar negeri.

8.  Pembangunan struktur hukum diarahkan untuk memantapkan danmengefektifkan berbagai organisasi dan lembaga hukum, profesi hukum,dan badan peradilan sehingga aparatur hukum mampu melaksanakan

tugas dan kewajibannya secara profesional. Kualitas dan kemampuanaparatur hukum dikembangkan melalui peningkatan kualitas danprofesionalisme melalui sistem pendidikan dan pelatihan dengan kurikulum yang akomodatif terhadap setiap perkembangan pembangunan sertapengembangan sikap aparatur hukum yang menunjung tinggi kejujuran,kebenaran, keterbukaan dan keadilan, bebas dari korupsi, kolusi dannepotisme, serta bertanggung jawab dalam bentuk perilaku yang teladan.

Aparatur. . . .

Page 119: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 119/142

 - 61 -

Aparatur hukum dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya secaraprofesional perlu didukung oleh sarana dan prasarana hukum yangmemadai serta diperbaiki kesejahteraannya agar di dalam melaksanakantugas dan kewajiban aparatur hukum dapat berjalan dengan baik danterhindar dari pengaruh dan intervensi pihak-pihak dalam bentuk korupsi,kolusi, dan nepotisme.

9. 

Penerapan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM)dilaksanakan secara tegas, lugas, profesional, dan tidak diskriminatifdengan tetap berdasarkan pada penghormatan terhadap hak-hak asasimanusia (HAM), keadilan, dan kebenaran, terutama dalam penyelidikan,penyidikan, dan persidangan yang transparan dan terbuka dalam rangkamewujudkan tertib sosial dan disiplin sosial sehingga dapat mendukungpembangunan serta memantapkan stabilitas nasional yang mantap dandinamis. Penegakan hukum dan hak-hak asasi manusia (HAM) dilakukanterhadap berbagai tindak pidana, terutama yang akibatnya dirasakanlangsung oleh masyarakat luas, antara lain tindak pidana korupsi,kerusakan lingkungan, dan penyalahgunaan narkotik. Dalam rangkamenjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,penegakan hukum di laut secara terus-menerus harus ditingkatkan sesuaidengan kewenangan yang diatur dalam perundang-undangan nasional danhukum internasional.  Pemantapan lembaga peradilan sebagai implikasisatu atap dengan lembaga Mahkamah Agung secara terus-menerusmelakukan pengembangan lembaga peradilan; peningkatan kualitas danprofesionalisme hakim pada semua lingkungan peradilan; dukungan sertaperbaikan sarana dan prasarana pada semua lingkungan peradilansehingga dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap citralembaga peradilan sebagai benteng terakhir pencari keadilan.

10. 

Peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang tinggi terus ditingkatkan dengan lebih memberikan akses terhadapsegala informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan akses kepadamasyarakat terhadap pelibatan dalam berbagai proses pengambilankeputusan pelaksanaan pembangunan nasional sehingga setiap anggotamasyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagaiwarga negara. Akibatnya, akan terbentuk perilaku warga negara Indonesia yang mempunyai rasa memiliki dan taat hukum. Peningkatan perwujudanmasyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang tinggi harusdidukung oleh pelayanan dan bantuan hukum dengan biaya yang

terjangkau, proses yang tidak berbelit, dan penetapan putusan yangmencerminkan rasa keadilan.

11.  Penuntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan aparatur negaradicapai dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baikpada semua tingkat, lini pemerintahan, dan semua kegiatan; pemberiansanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku penyalahguna kewenangan

sesuai . . .

Page 120: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 120/142

 - 62 -

sesuai dengan ketentuan yang berlaku; peningkatan intensitas danefektivitas pengawasan aparatur negara melalui pengawasan internal,pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat; serta peningkatanetika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman parapenyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip ketatapemerintahan yangbaik.

IV.1.4 MEWUJUDKAN INDONESIA YANG AMAN, DAMAI DAN BERSATU

Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi,dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukankemampuan pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknyakedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gangguan keamanandalam berbagai bentuk kejahatan dan potensi konflik horisontal akanmeresahkan dan berakibat pada pudarnya rasa aman masyarakat. Terjaminnya keamanan dan adanya rasa aman bagi masyarakat merupakansyarat penting bagi terlaksananya pembangunan di berbagai bidang.

1.  Keamanan nasional  diwujudkan melalui keterpaduan pembangunanpertahanan, pembangunan keamanan dalam negeri, dan pembangunankeamanan sosial yang diselenggarakan berdasarkan kondisi geografi,demografi, sosial, dan budaya serta berwawasan nusantara.

2. 

Pembangunan pertahanan yang mencakup sistem dan strategi pertahanan,postur dan struktur pertahanan, profesionalisme TNI, pengembanganteknologi pertahanan dalam mendukung ketersediaan alutsista, komponencadangan, dan pendukung pertahanan diarahkan pada upaya terus-menerus untuk mewujudkan kemampuan pertahanan yang melampaui

kekuatan pertahanan minimal agar mampu menegakkan kedaulatan negaradan menjaga keselamatan bangsa serta keutuhan wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia yang meliputi wilayah darat yang tersebar dan beragamtermasuk pulau-pulau terluar, wilayah yurisdiksi laut hingga meliputi ZonaEkonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan landasan kontinen, serta ruangudara nasional. Selanjutnya, kemampuan pertahanan tersebut terusditingkatkan agar memiliki efek penggentar yang disegani untukmendukung posisi tawar dalam ajang diplomasi.

3.  Sistem dan strategi pertahanan nasional secara terus menerusdisempurnakan untuk mewujudkan sistem pertahanan semestaberdasarkan kapabilitas pertahanan agar secara simultan mampumengatasi ancaman dan memiliki efek penggentar. Dalam sistempertahanan semesta tersebut, pertahanan nasional akan didesain agarmempunyai kemampuan menangkal ancaman di wilayah terluar Indonesiadan kemampuan untuk mempertahankan wilayah daratan serta mengawasidan melindungi wilayah yurisdiksi laut Indonesia dan ruang udaranasional.

4. Postur . . .

Page 121: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 121/142

 - 63 -

4.  Postur dan struktur pertahanan diarahkan untuk dapat menjawab berbagaikemungkinan tantangan, permasalahan aktual, dan pembangunankapabilitas jangka panjang yang sesuai dengan kondisi geografis dandinamika masyarakat. Postur dan struktur pertahanan matra daratdiarahkan untuk mampu mengatasi kondisi medan dan topografis yangberagam, melakukan pergerakan cepat antarwilayah dan antarpulau danmengatasi ancaman dengan efisien. Postur dan struktur matra lautdiarahkan untuk membangun kemampuan untuk mengatasi luasnyawilayah laut nusantara di permukaan dan kedalaman dan memberikandukungan dan kompatibilitas terhadap pergerakan matra darat dan udara.Postur dan struktur matra udara diarahkan untuk dapat mengawasiterutama ruang udara nasional dan sebagian ruang udara regional, mampumelampui kebutuhan minimal penjagaan ruang udara nasional, memulaipemanfaatan ruang angkasa, dan memberikan dukungan operasi bersamaantarmatra.

5.  Peningkatan profesionalisme Tentara Nasional Indonesia dilaksanakandengan tetap menjaga netralitas politik dan memusatkan diri pada tugas-tugas pertahanan dalam bentuk operasi militer untuk perang maupunoperasi militer selain perang melalui fokus pengembangan sumber dayamanusia dan pembangunan alutsista. Sebagai komponen utamapertahanan, sumber daya manusia TNI disiapkan dengan memenuhikecukupan jumlah personil setiap matra yang diwujudkan dalam kondisiselalu terlatih; memiliki penguasaan lapangan yang tinggi; memilikipenguasaan operasional dan perawatan peralatan perang modern; memilikidoktrin dan organisasi militer yang solid; memiliki manajemen pribadi yangbaik; mampu mengemban pelaksanaan tugas kemanusiaan, tanggapterhadap kemajuan teknologi dan perkembangan sosial masyarakat; serta

memiliki kompetensi dalam masa purna tugas. Peningkatan profesionalismedari sumber daya manusia TNI tersebut dimbangi dengan meningkatkankesejahteraan melalui kecukupan gaji, penyediaan dan fasilitasi rumahtinggal, jaminan kesehatan, peningkatan pendidikan, dan penyiapan skemaasuransi masa tugas.

6. 

Peningkatan kondisi dan jumlah alutsista setiap matra dilaksanakanmenurut validasi postur dan struktur pertahanan untuk dapat melampauikebutuhan kekuatan pertahanan minimal. Pemenuhan kebutuhan alutsistadipenuhi secara bertahap sejalan dengan kemampuan keuangan negaraatas dasar perkembangan teknologi, prinsip kemandirian, kemudahan

interoperabilitas dan perawatan, serta aliansi strategis. Pengembanganalutsista diarahkan dengan strategi akuisisi alat teknologi tinggi denganefek deterrence dan pemenuhan kebutuhan dasar operasional secara efektifdan efisien dengan mendayagunakan dan mengembangkan potensi dalamnegeri, termasuk industri pertahanan nasional dalam prinsipkeberlanjutan.

7. Pemantapan . . .

Page 122: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 122/142

 - 64 -

7.  Pemantapan komponen cadangan dan pendukung pertahanan negaradalam kerangka basis strategi teknologi, dan pembiayaan terusditingkatkan dalam proses yang bersifat kontinyu maupun terobosan.Peningkatan kemampuan komponen dukungan pertahanan tersebutmeliputi penguasaan kemampuan pemanfaatan kondisi sumber daya alamdan buatan, sinkronisasi pembangunan sarana dan prasarana nasionalterhadap kepentingan pertahanan, partisipasi masyarakat madani dalampenyusunan kebijakan pertahanan, komponen bela negara masyarakat,dukungan mutualisme industri pertahanan nasional secara langsungmaupun kemampuan konversi industri, serta keberlanjutan pembiayaanmelalui rekayasa keuangan.

8. 

Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam upayamelindungi sumber daya laut bagi kemakmuran sebesar-besarnya rakyat.Perlindungan terhadap wilayah yurisdiksi laut Indonesia dilakukan denganmeningkatkan kekuatan dan kemampuan pertahanan untuk melakukanpengawasan dan penegakan hukum internasional serta meningkatkankemampuan deteksi dan penangkalan di laut. Perlindungan wilayah yurisdiksi udara Indonesia ditingkatkan sebagai upaya untuk menjagakedaulatan nasional secara menyeluruh dengan membangun sistempemantauan dan deteksi nasional di wilayah udara serta meningkatkankemampuan menangkal penerbangan illegal.

9. 

Pembangunan keamanan diarahkan untuk meningkatkan profesionalismePolri beserta institusi terkait dengan masalah keamanan dan meningkatkanperan serta masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanandan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, sertaterselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat.

10. 

Peningkatan profesionalisme Polri dicapai melalui pembangunankompetensi pelayanan inti, perbaikan rasio polisi terhadap penduduk,pembinaan sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan alat utama,serta peningkatan pengawasan dan mekanisme kontrol lembaga kepolisian.Arah pengembangan organisasi dan fungsi kepolisian disesuaikan denganperubahan kondisi lingkungan strategis faktor pengendali utamanya adalahantisipasi perkembangan karakter kewilayahan dan faktor-faktordemografis. Profesionalisme sumber daya manusia kepolisian ditingkatkanmelalui penyempurnaan seleksi, perbaikan pendidikan dan pelatihan, danpembangunan spirit of the corps . Peningkatan profesionalisme tersebut

diikuti oleh peningkatan bertahap kesejahteraan aparat kepolisian melaluikenaikan penghasilan, penyediaan dan fasilitasi rumah tinggal, jaminankesehatan, dan tunjangan purna tugas. Peran serta masyarakat dalampenciptaan keamanan masyarakat akan dibangun melalui mekanismepemolisian masyarakat. Pemolisian masyarakat berarti masyarakat turutbertanggung jawab dan berperan aktif dalam penciptaan keamanan dan

ketertiban . . .

Page 123: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 123/142

 - 65 -

ketertiban dalam bentuk kerja sama dan kemitraan dengan polisi dalammenjaga keamanan dan ketertiban.

11. 

Peningkatan profesionalisme lembaga intelijen dan kontra intelijen dalammendeteksi, melindungi, dan melakukan tindakan pencegahan berbagaiancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berpengaruh terhadapkepentingan keamanan nasional.

IV.1.5 MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG LEBIH MERATA DANBERKEADILAN

Pembangunan yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh komponenbangsa di berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan partisipasi aktifmasyarakat dalam pembangunan, mengurangi gangguan keamanan, sertamenghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya Indonesia yang maju,mandiri dan adil.

1. 

Pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memerhatikan potensi danpeluang keunggulan sumberdaya darat dan/atau laut di setiap wilayah,serta memerhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan daya dukunglingkungan. Tujuan utama pengembangan wilayah adalah peningkatankualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat serta pemerataannya.Pelaksanaan pengembangan wilayah tersebut dilakukan secara terencanadan terintegrasi dengan semua rencana pembangunan sektor dan bidang.Rencana pembangunan dijabarkan dan disinkronisasikan ke dalam rencanatata ruang yang konsisten, baik materi maupun jangka waktunya.

2. 

Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dancepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayahtertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembanganekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayahadministrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses industri dan distribusi. Upaya itu dapat dilakukan melaluipengembangan produk unggulan daerah, serta mendorong terwujudnyakoordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerja sama antarsektor,antarpemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung peluangberusaha dan investasi di daerah.

3. 

Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapattumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengurangiketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Pendekatanpembangunan yang perlu dilakukan, selain dengan pemberdayaanmasyarakat secara langsung melalui skema pemberian dana alokasikhusus, termasuk jaminan pelayanan publik dan keperintisan, perlu pula

dilakukan . . .

Page 124: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 124/142

 - 66 -

dilakukan penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayahcepat tumbuh dan strategis dalam satu ‘sistem wilayah pengembanganekonomi’.

4. 

Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arahkebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inwardlooking  menjadi outward lookin g sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintugerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.Pendekatan pembangunan yang dilakukan, selain menggunakanpendekatan yang bersifat keamanan, juga diperlukan pendekatankesejahteraan. Perhatian khusus diarahkan bagi pengembangan pulau-pulau kecil di perbatasan yang selama ini luput dari perhatian.

5. 

Pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecildiseimbangkan pertumbuhannya dengan mengacu pada sistempembangunan perkotaan nasional. Upaya itu diperlukan untuk mencegahterjadinya pertumbuhan fisik kota yang tidak terkendali (urban sprawl &conurbation ), seperti yang terjadi di wilayah pantura Pulau Jawa, sertauntuk mengendalikan arus migrasi masuk langsung dari desa ke kota-kotabesar dan metropolitan, dengan cara menciptakan kesempatan kerja,termasuk peluang usaha, di kota-kota menengah dan kecil, terutama diluar Pulau Jawa. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan keterkaitankegiatan ekonomi sejak tahap awal.

6. 

Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan dikendalikan dalam suatusistem wilayah pembangunan metropolitan yang kompak, nyaman, efisiendalam pengelolaan, serta mempertimbangkan pembangunan yangberkelanjutan melalui (1) penerapan manajemen perkotaan yang meliputi

optimasi dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pengamanan zonapenyangga di sekitar kota inti dengan penegakan hukum yang tegas danadil, serta peningkatan peran dan fungsi kota-kota menengah dan kecil disekitar kota inti agar kota-kota tersebut tidak hanya berfungsi sebagai kotatempat tinggal (dormitory town ) saja, tetapi juga menjadi kota mandiri; (2)pengembangan kegiatan ekonomi kota yang ramah lingkungan sepertiindustri jasa keuangan, perbankan, asuransi, dan industri telematika sertapeningkatan kemampuan keuangan daerah perkotaan; dan (3) perevitalankawasan kota yang meliputi pengembalian fungsi kawasan melaluipembangunan kembali kawasan; peningkatan kualitas lingkungan fisik,sosial, budaya; serta penataan kembali pelayanan fasilitas publik, terutama

pengembangan sistem transportasi masal yang terintegrasi antarmoda.

7. 

Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah ditingkatkan,terutama di luar Pulau Jawa, sehingga diharapkan dapat menjalankanperannya sebagai ‘motor penggerak’ pembangunan wilayah-wilayah disekitarnya maupun dalam melayani kebutuhan warga kotanya. Pendekatan

pembangunan . . .

Page 125: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 125/142

 - 67 -

pembangunan yang perlu dilakukan, antara lain, memenuhi kebutuhanpelayanan dasar perkotaan sesuai dengan tipologi kota masing-masing.

8. 

Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengankegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara sinergis (hasilproduksi wilayah perdesaan merupakan backward linkages   dari kegiatanekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu ‘sistem wilayah pengembanganekonomi’. Peningkatan keterkaitan tersebut memerlukan adanya perluasandan diversifikasi aktivitas ekonomi dan perdagangan (nonpertanian) dipedesaan yang terkait dengan pasar di perkotaan.

9.  Pembangunan perdesaan didorong melalui pengembangan agroindustripadat pekerja, terutama bagi kawasan yang berbasiskan pertanian dankelautan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia di perdesaankhususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya;pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi dikawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakanketerkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang saling komplementer dan salingmenguntungkan; peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembagakeuangan, kesempatan kerja, dan teknologi; pengembangan social capital  dan human capital   yang belum tergali potensinya sehingga kawasanperdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alam saja;intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke produkpertanian, terutama terhadap harga dan upah.

10.  Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagipembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agarpemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan. Rencana Tata

Ruang Wilayah disusun secara hierarki. Dalam rangka mengoptimalkanpenataan ruang perlu ditingkatkan (a) kompetensi sumber daya manusiadan kelembagaan di bidang penataan ruang, (b) kualitas rencana tataruang, dan (c) efektivitas penerapan dan penegakan hukum dalamperencanaan, pemanfaatan, maupun pengendalian pemanfaatan ruang.

11. 

Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif, sertamelaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah denganmenerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan demokrasi. Selainitu, perlu dilakukan penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan,dan pemanfaatan tanah melalui perumusan berbagai aturan pelaksanaan

land reform   serta penciptaan insentif/disinsentif perpajakan yang sesuaidengan luas, lokasi, dan penggunaan tanah agar masyarakat golonganekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas tanah. Selain itu,menyempurnakan sistem hukum dan produk hukum pertanahan melaluiinventarisasi dan penyempurnaan peraturan perundang-undanganpertanahan dengan mempertimbangkan aturan masyarakat adat, sertapeningkatan upaya penyelesaian sengketa pertanahan baik melalui

kewenangan . . .

Page 126: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 126/142

Page 127: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 127/142

 - 69 -

16.  Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan kesejahteraansosial juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar padakelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakatmiskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, danwilayah bencana.

17. 

Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan

perlindungan pada kelompok masyarakat yang kurang beruntungdisempurnakan melalui penguatan lembaga jaminan sosial yang didukungoleh peraturan-peraturan perundangan, pendanaan, serta sistem nomorinduk kependudukan (NIK). Pemberian jaminan sosial dilaksanakan denganmempertimbangkan budaya dan kelembagaan yang sudah berakar dimasyarakat.

18.  Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dandikembangkan untuk memastikan dan memantapkan pemenuhan hak-hakrakyat akan pelayanan sosial dasar. Sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang sudah disempurnakan bersama sistem perlindungan sosial nasional

(SPSN) yang didukung oleh peraturan perundang–undangan danpendanaan serta sistem Nomor Induk Kependudukan (NIK) dapatmemberikan perlindungan penuh kepada masyarakat luas. secara bertahapsehingga Pengembangan SPSN dan SJSN dilaksanakan denganmemperhatikan budaya dan sistem yang sudah berakar di kalanganmasyarakat luas.

19.  Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnyadiarahkan pada (1) penyelenggaraan pembangunan perumahan yangberkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakatserta didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupidan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, danefisien; (2) penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasaranadan sarana pendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensipembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal, menciptakanlapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaranpembangunan; dan (3) pembangunan pembangunan perumahan besertaprasarana dan sarana pendukungnya yang memperhatikan fungsi dankeseimbangan lingkungan hidup.

20.  Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dansanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (assetmanagement ) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhankebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3)penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel danprofesional; dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalampelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

21. Penanggulangan . . .

Page 128: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 128/142

 - 70 -

21.  Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan, perlindungan,dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap denganmengutamakan prinsip kesetaraan dan nondiskriminasi. Sejalan denganproses demokratisasi, pemenuhan hak dasar rakyat diarahkan padapeningkatan pemahaman tentang pentingnya mewujudkan hak-hak dasarrakyat. Kebijakan penanggulangan kemiskinan juga diarahkan padapeningkatan mutu penyelenggaraan otonomi daerah sebagai bagian dariupaya pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin.

IV.1.6 MEWUJUDKAN INDONESIA YANG ASRI DAN LESTARI

Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal pembangunannasional dan, sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan. Sumber dayaalam yang lestari akan menjamin tersedianya sumber daya yang berkelanjutanbagi pembangunan. Lingkungan hidup yang asri akan meningkatkan kualitashidup manusia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia yang maju,mandiri, dan adil, sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dikelolasecara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional.Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektordan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatanpembangunan.

1. 

Mendayagunakan Sumber Daya Alam yang Terbarukan.Sumber daya alam terbarukan, baik di darat dan di laut, harus dikelola dandimanfaatkan secara rasional, optimal, efisien, dan bertanggung jawabdengan mendayagunakan seluruh fungsi dan manfaat secara seimbang.Pengelolaan sumber daya alam terbarukan yang sudah berada dalam

kondisi kritis diarahkan pada upaya untuk merehabilitasi dan memulihkandaya dukungnya yang selanjutnya diarahkan pada pemanfaatan jasalingkungan sehingga tidak semakin merusak dan menghilangkankemampuannya sebagai modal bagi pembangunan yang berkelanjutan.Hasil atau pendapatan yang berasal dari pemanfaatan sumber daya alamterbarukan diinvestasikan kembali guna menumbuhkembangkan upayapemulihan, rehabilitasi, dan pencadangan untuk kepentingan generasisekarang maupun generasi mendatang. Di samping itu, pemanfaatansumber daya alam yang terbarukan akan diarahkan untuk memenuhikebutuhan energi dalam negeri dengan memanfaatkan sumber dayaberbasis kelautan dan hasil-hasil pertanian sebagai energi alternatif.

2.  Mengelola Sumber Daya Alam yang Tidak Terbarukan.Pengelolaan sumber daya alam tak terbarukan, seperti bahan tambang,mineral, dan sumber daya energi diarahkan untuk tidak dikonsumsi secaralangsung, melainkan diperlakukan sebagai masukan, baik bahan bakumaupun bahan bakar, untuk proses produksi yang dapat menghasilkannilai tambah yang optimal di dalam negeri. Selain itu, sumber daya alam

tak terbarukan . . .

Page 129: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 129/142

 - 71 -

tak terbarukan pemanfaatannya harus seefisien mungkin dan menerapkanstrategi memperbesar cadangan dan diarahkan untuk mendukung prosesproduksi di dalam negeri. Pemanfaatan sumber daya energi yang tidakterbarukan, seperti minyak dan gas bumi, terutama diarahkan untukmemenuhi kebutuhan energi yang terjangkau masyarakat di dalam negeridan untuk mendukung industri berbasis hidrokarbon, seperti industripetrokimia, industri pupuk dalam mendukung sektor pertanian di dalamnegeri. Keluarannya (output ) diarahkan untuk dapat dijadikan sebagaimodal kumulatif. Hasil atau pendapatan yang diperoleh dari kelompoksumber daya alam tersebut diarahkan untuk percepatan pertumbuhanekonomi dengan diinvestasikan pada sektor-sektor lain yang produktif, jugauntuk upaya reklamasi, konservasi, dan memperkuat pendanaan dalampencarian sumber-sumber energi alternatif yang menjadi jembatan darienergi fosil ke energi yang terbarukan, seperti energi yang memanfaatkannuklir dan panas bumi dan atau bahan substitusi yang terbarukan danatau bahan substitusi yang terbarukan seperti biomassa, biogas,mikrohidro, energi matahari, arus laut, panas bumi (geothermal ) dan tenagaangin yang ramah lingkungan. Pengembangan sumber-sumber energialternatif itu disesuaikan dengan kondisi masyarakat dengan tetapmempertimbangkan kelestarian lingkungan. Di samping itu, pengembanganenergi juga mempertimbangkan harga energi yang memperhitungkan biayaproduksi, menginternalisasikan biaya lingkungan, sertamempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan demikian,pembangunan energi terus diarahkan kepada keragaman energi dankonservasi energi dengan memerhatikan kelestarian fungsi lingkunganhidup. Pengembangan energi juga dilaksanakan dengan memerhatikankomposisi penggunaan energi (diversifikasi) yang optimal bagi setiap jenisenergi.

3. 

Menjaga Keamanan Ketersediaan Energi.Menjaga keamanan ketersediaan energi diarahkan untuk menyediakanenergi dalam waktu yang terukur antara tingkat ketersediaan sumber-sumber energi dan tingkat kebutuhan masyarakat.

4. 

Menjaga dan Melestarikan Sumber Daya Air.Pengelolaan sumber daya air diarahkan untuk menjamin keberlanjutandaya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan airdan keberadaan air tanah; mewujudkan keseimbangan antara pasokan dankebutuhan melalui pendekatan demand management  yang ditujukan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dan konsumsi air danpendekatan supply management   yang ditujukan untuk meningkatankapasitas dan keandalan pasokan air; serta memperkokoh kelembagaansumber daya air untuk meningkatkan keterpaduan dan kualitas pelayananterhadap masyarakat.

5. Mengembangkan . . .

Page 130: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 130/142

 - 72 -

5.  Mengembangkan Potensi Sumber Daya Kelautan.Arah pembangunan ke depan perlu memerhatikan pendayagunaan danpengawasan wilayah laut yang sangat luas. Dengan cakupan dan prospeksumber daya kelautan yang sangat luas, arah pemanfaatannya harusdilakukan melalui pendekatan multisektor, integratif, dan komprehensifagar dapat meminimalkan konflik dan tetap menjaga kelestariannya. Disamping itu, mengingat kompleksnya permasalahan dalam pengelolaansumber daya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, pendekatan keterpaduandalam kebijakan dan perencanaan menjadi prasyarat utama dalammenjamin keberlanjutan proses ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu,kebijakan dan pengelolaan pembangunan kelautan harus merupakanketerpaduan antara sektor lautan dan daratan serta menyatu dalamstrategi pembangunan nasional sehingga kekuatan darat dan laut dapatdimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan bangsa.

6.  Meningkatkan Nilai Tambah atas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Tropis yang Unik dan Khas.Diversifikasi produk dan inovasi pengolahan hasil sumber daya alam terusdikembangkan agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang memilikinilai tambah yang tinggi, termasuk untuk pengembangan mutu dan harga yang bersaing dalam merebut persaingan global. Arah ini harus menjadiacuan bagi pengembangan industri yang berbasis sumber daya alam selaintetap menekankan pada pemeliharaan sumber daya alam yang ada dansekaligus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Perhatian khususdiberikan kepada masyarakat lokal agar dapat memeroleh akses yangmemadai dan menikmati hasil dari pemanfaatan sumber daya alam yangada di wilayahnya. Dengan demikian, pembangunan pada masa yang akandatang tidak hanya berlandaskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi

semata, melainkan juga keberpihakan kepada aspek sosial dan lingkungan.

7. 

Memerhatikan dan Mengelola Keragaman Jenis Sumber Daya Alam yangAda di Setiap Wilayah.Kebijakan pengembangan sumber daya alam yang khas pada setiap wilayahdilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,mengembangkan wilayah strategis dan cepat tumbuh, serta memperkuatkapasitas dan komitmen daerah untuk mendukung pembangunan yangberkelanjutan. Peningkatan partisipasi masyarakat akan pentingnyapemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dilakukan olehpemerintah pusat maupun pemerintah daerah antara lain melalui

pemberdayaan terhadap berbagai institusi sosial dan ekonomi di tingkatlokal, serta pengakuan terhadap hak-hak adat dan ulayat atas sumber dayaalam. Pengelolaan sumber daya alam di luar pulau Jawa, terutama dikawasan tertinggal diberikan perhatian khusus agar dapat dikembangkanpotensinya untuk percepatan pembangunan wilayah, tetapi tetapmengedepankan aspek keberlanjutan bagi generasi mendatang. Untuk itu,

diperlukan . . .

Page 131: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 131/142

 - 73 -

diperlukan tata ruang wilayah yang mantap disertai penegakan agarmenjadi pedoman pemanfaatan sumber daya alam yang optimal dan lestari.

8. 

Mitigasi Bencana Alam Sesuai dengan Kondisi Geologi Indonesia.Secara geografis Indonesia berada di wilayah pertemuan tiga lempengtektonik. Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan memberikanruang untuk mengembangkan kemampuan dan penerapan sistem deteksidini serta sosialisasi dan diseminasi informasi secara dini terhadapancaman kerawanan bencana alam kepada masyarakat. Untuk itu, perluditingkatkan identifikasi dan pemetaan daerah-daerah rawan bencana agardapat diantisipasi secara dini. Hal itu dapat memberikan manfaat besarbagi masyarakat dan memberikan perlindungan terhadap manusia danharta benda karena adanya perencanaan wilayah yang peduli/pekaterhadap bencana alam.

9.  Mengendalikan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan.Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlupenerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secarakonsisten di segala bidang. Pembangunan ekonomi diarahkan padapemanfaatan jasa lingkungan yang ramah lingkungan sehingga tidakmempercepat terjadinya degradasi dan pencemaran lingkungan. Pemulihandan rehabilitasi kondisi lingkungan hidup diprioritaskan pada upayapeningkatan daya dukung lingkungan dalam menunjang pembangunanberkelanjutan.

10.  Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan LingkunganHidup.Kebijakan pengelolaan sumber daya alam perlu didukung oleh peningkatan

kelembagaan pengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup;penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas serta sistem politik yangkredibel dalam mengendalikan konflik; peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas; perluasan penerapan etika lingkungan; sertaperkembangan asimilasi sosial budaya yang makin mantap sehingggalingkungan dapat memberikan kenyamanan dan keindahan dalamkehidupan. Selanjutnya, cara pandang terhadap lingkungan hidup yangberwawasan etika lingkungan perlu didorong melalui internalisasi ke dalamkegiatan produksi dan konsumsi, dengan cara menanamkan nilai dan etikalingkungan dalam kehidupan sehari-hari termasuk proses pembelajaransosial, serta pendidikan formal pada semua tingkatan.

11.  Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mencintai Lingkungan Hidup.Kebijakan itu diarahkan terutama bagi generasi muda sehingga terciptasumber daya manusia yang berkualitas dan peduli terhadap isu sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Dengan demikian, pada masa yang akandatang mereka mampu berperan sebagai penggerak bagi penerapan konseppembangunan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

IV.1.7 MEWUJUDKAN . . .

Page 132: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 132/142

 - 74 -

IV.1.7  MEWUJUDKAN  INDONESIA  MENJADI  NEGARA  KEPULAUAN  YANG 

MANDIRI, MAJU, KUAT DAN BERBASISKAN KEPENTINGAN  NASIONAL

Pembangunan kelautan pada masa yang akan datang diarahkan pada polapembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya lautberbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dankelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanankeamanan, dan teknologi.

1.  Membangkitkan wawasan dan budaya bahari, antara lain, melalui (a)pendidikan dan penyadaran masyarakat tentang kelautan yang dapatdiwujudkan melalui semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; (b)melestarikan nilai-nilai budaya serta wawasan bahari serta merevitalisasihukum adat dan kearifan lokal di bidang kelautan; dan (c) melindungi danmenyosialisasikan peninggalan budaya bawah air melalui usaha preservasi,restorasi, dan konservasi.

2. 

Meningkatkan dan menguatkan peranan sumber daya manusia di bidangkelautan yang diwujudkan, antara lain, dengan (a) mendorong jasapendidikan dan pelatihan yang berkualitas di bidang kelautan untukbidang-bidang keunggulan yang diimbangi dengan ketersediaan lapangankerja dan (b) mengembangkan standar kompetensi sumber daya manusia dibidang kelautan. Selain itu, perlu juga dilakukan peningkatan danpenguatan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset, danpengembangan sistem informasi kelautan.

3. 

Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan

hal-hal terkait di dalamnya, termasuk kewajiban-kewajiban yang telahdigariskan oleh hukum laut United Nation Convention on the Law Of Sea  (UNCLOS) 1982. Indonesia telah meratifikasi UNCLOS pada tahun 1986sehingga mempunyai kewajiban, antara lain, (a) menyelesaikan hak dankewajiban dalam mengelola sumber daya kelautan berdasarkan ketentuanUNCLOS 1982; (b) menyelesaikan penataan batas maritim (perairanpedalaman, laut teritorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, danlandas kontinen); (c) menyelesaikan batas landas kontinen di luar 200 millaut; (d) menyampaikan laporan data nama geografis sumber daya kelautankepada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di sisi lain, Indonesia juga perlupengembangan dan penerapan tata kelola dan kelembagaan nasional di

bidang kelautan, yang meliputi (a) pembangunan sistem hukum dan tatapemerintahan yang mendukung ke arah terwujudnya Indonesia sebagaiNegara Kepulauan serta (b) pengembangan sistem koordinasi, perencanaan,monitoring, dan evaluasi.

4. Melakukan . . .

Page 133: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 133/142

 - 75 -

4.  Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulatan yurisdiksi dan asetNegara Kesatuan Republik Indonesia, yang meliputi (a) peningkatan kinerjapertahanan dan keamanan secara terpadu di wilayah perbatasan; (b)pengembangan sistem monitoring, control, and survaillance   (MCS) sebagaiinstrumen pengamanan sumber daya, lingkungan, dan wilayah kelautan; (c)pengoptimalan pelaksanaan pengamanan wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terdepan; dan (d) peningkatan koordinasi keamanan danpenanganan pelanggaran di laut.

5. 

Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal, danberkelanjutan yang meliputi (a) perhubungan laut; (b) industri maritim; (c)perikanan; (d) wisata bahari; (e) energi dan sumber daya mineral; (f)bangunan laut; dan (g) jasa kelautan.

6. 

Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut dilakukanmelalui (a) pengembangan sistem mitigasi bencana; (b) pengembangan earlywarning system ; (c) pengembangan perencanaan nasional tanggap darurattumpahan minyak di laut; (d) pengembangan sistem pengendalian hamalaut, introduksi spesies asing, dan organisme laut yang menempel padadinding kapal; serta (e) pengendalian dampak sisa-sisa bangunan danaktivitas di laut.

7.  Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir dilakukandengan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif skala kecil yangmampu memberikan lapangan kerja lebih luas kepada keluarga miskin.

IV.1.8 MEWUJUDKAN  INDONESIA  YANG  BERPERAN  AKTIF  DALAM 

PERGAULAN INTERNASIONAL

Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial merupakan amanat konstitusi yangharus diperjuangkan secara konsisten. Sebagai negara yang besar secarageografis dan jumlah penduduk, Indonesia sesungguhnya memiliki peluangdan potensi untuk mempengaruhi dan membentuk opini internasional dalamrangka memperjuangkan kepentingan nasional. Dalam rangka mewujudkanIndonesia maju, mandiri, adil dan makmur, Indonesia sangat penting untukberperan aktif dalam politik luar negeri dan kerja sama lainnya baik di tingkatregional maupun internasional, mengingat konstelasi politik dan hubungan

internasional lainnya yang terus mengalami perubahan-perubahan yangsangat cepat.

1.  Peranan hubungan luar negeri terus ditingkatkan dengan penekanankanpada proses pemberdayaan posisi Indonesia sebagai negara, termasukpeningkatan kapasitas dan integritas nasional melalui keterlibatan diorganisasi-organisasi internasional, yang dilakukan melalui optimalisasi

pemanfaatan . . .

Page 134: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 134/142

 - 76 -

pemanfaatan diplomasi dan hubungan luar negeri dengan memaknai secarapositif berbagai peluang yang menguntungkan bagi kepentingan nasional yang muncul dari perspektif baru dalam hubungan internasional yangdinamis.

2.  Penguatan kapasitas dan kredibilitas politik luar negeri dalam rangka ikutserta menciptakan perdamaian dunia, keadilan dalam tata hubunganinternasional, dan ikut berupaya mencegah timbulnya pertentangan yangterlalu tajam di antara negara-negara yang berbeda ideologi, dan sistempolitik maupun kepentingan agar tidak mengancam keamananinternasional sekaligus mencegah munculnya kekuatan yang terlalubersifat hegemonik-unilateralistik di dunia.

3. 

Peningkatan kualitas diplomasi di fora internasional dalam upayapemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanankekayaan sumber daya alam, baik daratan maupun lautan, serta antisipasiterhadap berbagai isu baru dalam hubungan internasional yang akanditangani dengan parameter utamanya adalah pencapaian secara optimalkepentingan nasional.

4.  Peningkatan efektivitas dan perluasan fungsi jaringan kerjasama yang adademi membangun kembali solidaritas Association of South East Asian Nation  (ASEAN) di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, dan keamanan menujuterbentuknya komunitas ASEAN yang lebih solid.

5.  Pemeliharaan perdamaian dunia melalui upaya peningkatan salingpengertian politik dan budaya, baik antarnegara maupun antarmasyarakatdunia serta peningkatan kerja sama internasional dalam membangun

tatanan hubungan dan kerja sama ekonomi internasional yang lebihseimbang.

6.  Penguatan jaringan hubungan dan kerja sama yang produktif antar aktor-aktor negara dan aktor-aktor nonnegara yang menyelenggarakan hubunganluar negeri. 

IV. 2  TAHAPAN DAN SKALA PRIORITAS

Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di atas,

pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensipermasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahanlainnya. Oleh karena itu, tekanan skala prioritas dalam setiap tahapanberbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke

periode . . .

Page 135: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 135/142

 - 77 -

periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang.

Setiap sasaran pokok dalam delapan misi pembangunan jangka panjangdapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritasmasing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritas utama. Prioritasutama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan. Atas

dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat disusun sebagaiberikut.

IV.2.1 RPJM ke-1 (2005 – 2009)

Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan tahapsebelumnya, RPJM I diarahkan untuk menata kembali dan membangunIndonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yangaman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraanrakyatnya meningkat.

Indonesia yang aman dan damai ditandai dengan meningkatnya rasa amandan damai serta terjaganya NKRI berdasarkan Pancasila, Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Bhinneka Tunggal Ikamelalui tertanganinya berbagai kerawanan dan tercapainya landasanpembangunan kemampuan pertahanan nasional, serta meningkatnyakeamanan dalam negeri termasuk keamanan sosial sehingga perananIndonesia dalam menciptakan perdamaian dunia semakin meningkat. Kondisiitu didukung oleh berkembangnya nilai baru yang positif dan produktif padasetiap aspek kehidupan dalam rangka memantapkan budaya nasional,termasuk wawasan dan budaya bahari; menguat dan meluasnya pemahamantentang identitas nasional sebagai negara demokrasi dalam tatanan

masyarakat internasional; dan meningkatnya pelestarian serta pengembangankekayaan budaya untuk memperkokoh kedaulatan NKRI berlandaskanfalsafah Pancasila.

Indonesia yang adil dan demokratis ditandai dengan meningkatnya keadilandan penegakan hukum; terciptanya landasan hukum untuk memperkuatkelembagaan demokrasi; meningkatnya kesetaraan gender di berbagai bidangpembangunan; terciptanya landasan bagi upaya penegakan supremasi hukumdan penegakan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan tertatanyasistem hukum nasional. Bersamaan dengan itu, pelayanan kepada masyarakatmakin membaik dengan meningkatnya penyelenggaraan desentralisasi danotonomi daerah yang tercermin dengan terjaminnya konsistensi seluruhperaturan pusat dan daerah dan tidak bertentangan dengan peraturan danperundang-undangan yang lebih tinggi; serta tertatanya kelembagaan birokrasidalam mendukung percepatan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik.

Meningkatnya . . .

Page 136: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 136/142

 - 78 -

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia ditandai denganmenurunnya angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin sejalandengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas; berkurangnya kesenjanganantarwilayah, termasuk meningkatnya pengelolaan pulau-pulau kecilterdepan; meningkatnya kualitas sumber daya manusia, termasuk sumberdaya manusia di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi; dan membaiknya pengelolaan sumber daya alamdan mutu lingkungan hidup. Kondisi itu dicapai dengan mendorongpertumbuhan ekonomi melalui penciptaan iklim yg lebih kondusif, termasukmembaiknya infrastruktur. Percepatan pembangunan infrastruktur lebihdidorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasarkebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan,terutama untuk sektor transportasi, energi dan kelistrikan, serta pos dantelematika. Bersamaan dengan itu dilaksanakan revitalisasi kelembagaanpusat-pusat pertumbuhan yang memiliki lokasi strategis, antara lain kawasanekonomi khusus (KEK) dan kawasan andalan. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, antara lain, ditandai oleh meningkatnya indeks pembangunanmanusia (IPM) dan indeks pembangunan gender (IPG) yang diarahkan untukmembangun bangsa yang berkarakter cerdas, adil dan beradab,berkepribadian nasional, tangguh, kompetitif, bermoral, dan berdasarkanfalsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia danmasyarakat Indonesia yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi luhur, toleran terhadapkeberagaman, bergotong-royong, patriotik, dinamis, dan berorientasi iptek;meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikandan kesehatan; meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan perempuandan anak; dan mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk.

Bersamaan dengan hal tersebut ditingkatkan mitigasi bencana alam sesuaidengan kondisi geologi Indonesia. Pengendalian pencemaran dan kerusakanlingkungan didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untukmencintai lingkungan hidup dan menyadari keadaan wilayah yang rawanbencana sehingga makin peduli dan antisipatif. Hal itu didukung olehpengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas di setiap tingkatanpemerintahan dalam rangka penanggulangan bencana serta diacunya rencanatata ruang secara hierarki dari tingkatan nasional, pulau, provinsi, hinggakabupaten/kota sebagai payung kebijakan spasial semua sektor dalam rangkamencegah dampak kerusakan lingkungan hidup dan meminimalkan dampak

bencana.

IV.2.2 RPJM . . .

Page 137: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 137/142

 - 79 -

IV.2.2 RPJM ke-2 (2010 – 2014)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutanRPJM ke-1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembaliIndonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitassumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu danteknologi serta penguatan daya saing perekonomian.

Kondisi aman dan damai di berbagai daerah Indonesia terus membaik denganmeningkatnya kemampuan dasar pertahanan dan keamanan negara yangditandai dengan peningkatan kemampuan postur dan struktur pertahanannegara serta peningkatan kemampuan lembaga keamanan negara.

Kondisi itu sejalan dengan meningkatnya kesadaran dan penegakan hukum,tercapainya konsolidasi penegakan supremasi hukum dan penegakan hakasasi manusia, serta kelanjutan penataan sistem hukum nasional. Sejalandengan itu, kehidupan bangsa yang lebih demokratis semakin terwujudditandai dengan membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerahserta kuatnya peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupanbangsa. Posisi penting Indonesia sebagai negara demokrasi yang besar makinmeningkat dengan keberhasilan diplomasi di fora internasional dalam upayapemeliharaan keamanan nasional, integritas wilayah, dan pengamanankekayaan sumber daya alam nasional. Selanjutnya, kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel makin meningkat yangditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semuatingkatan pemerintah.

Kesejahteraan rakyat terus meningkat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai

indikator pembangunan sumber daya manusia, antara lain meningkatnyapendapatan per kapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkatpengangguran sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertaidengan berkembangnya lembaga jaminan sosial; meningkatnya tingkatpendidikan masyarakat yang didukung dengan pelaksanaan sistem pendidikannasional yang mantap; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizimasyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya tumbuhkembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak; terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; menurunnya kesenjangankesejahteraan antarindividu, antarkelompok masyarakat, dan antardaerah;dipercepatnya pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar

 Jawa; serta makin mantapnya nilai-nilai baru yang positif dan produktif dalamrangka memantapkan budaya dan karakter bangsa.

Daya saing perekonomian meningkat melalui penguatan industri manufaktursejalan dengan penguatan pembangunan pertanian dan peningkatanpembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai potensi daerahsecara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi; . . .

Page 138: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 138/142

 - 80 -

teknologi; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkankerja sama antara pemerintah dan dunia usaha; peningkatan kualitas danrelevansi pendidikan; serta penataan kelembagaan ekonomi yang mendorongprakarsa masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Kondisi itu didukung olehpengembangan jaringan infrastruktur transportasi, serta pos dan telematika;peningkatan pemanfaatan energi terbarukan, khususnya bioenergi, panasbumi, tenaga air, tenaga angin, dan tenaga surya untuk kelistrikan; sertapengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan danpermukiman. Bersamaan dengan itu, industri kelautan yang meliputiperhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dansumber daya mineral dikembangkan secara sinergi, optimal, danberkelanjutan.

Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaansumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup makinberkembang melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaranmasyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dankonservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai denganmenguatnya partisipasi aktif masyarakat; terpeliharanya keanekaragamanhayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkanuntuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modalpembangunan nasional pada masa yang akan datang; mantapnyakelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiaptingkatan pemerintahan; serta terlaksananya pembangunan kelautan sebagaigerakan yang didukung oleh semua sektor. Kondisi itu didukung denganmeningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta konsistensi pemanfaatanruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaanpembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian

pemanfaatan ruang.

IV.2.3 RPJM ke-3 (2015 – 2019)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutanRPJM ke-2, RPJM ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunansecara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian dayasaing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alamdan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.

Sejalan dengan kondisi aman dan damai yang makin mantap di seluruhwilayah Indonesia, kemampuan pertahanan nasional dan keamanan dalamnegeri makin menguat yang ditandai dengan terbangunnya profesionalismeinstitusi pertahanan dan keamanan negara serta meningkatnya kecukupankesejahteraan prajurit serta ketersediaan alat utama sistem persenjataan TNIdan alat utama Polri melalui pemberdayaan industri pertahanan nasional.Kehidupan demokrasi bangsa makin mengakar dalam kehidupan bangsa

sejalan . . .

Page 139: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 139/142

 - 81 -

sejalan dengan makin mantapnya pelembagaan nilai-nilai demokrasi denganmenitikberatkan pada prinsip toleransi, nondiskriminasi dan kemitraan dansemakin mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Kondisiitu mendorong tercapainya penguatan kepemimpinan dan kontribusi Indonesiadalam berbagai kerja sama internasional dalam rangka mewujudkan tatanandunia yang lebih adil dan damai dalam berbagai aspek kehidupan. Bersamaandengan itu kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupanberkembang makin mantap serta profesionalisme aparatur negara di pusat dandaerah makin mampu mendukung pembangunan nasional.

Kesejahteraan rakyat terus membaik, meningkat sebanding dengan tingkatkesejahteraan negara-negara berpenghasilan menengah, dan merata yangdidorong oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yangdisertai terwujudnya lembaga jaminan sosial. Kualitas sumber daya manusiaterus membaik ditandai oleh meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan,termasuk yang berbasis keunggulan lokal dan didukung oleh manajemenpelayananan pendidikan yang efisien dan efektif; meningkatnya derajatkesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender;meningkatnya tumbuh kembang optimal, serta kesejahteraan danperlindungan anak; tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang; danmantapnya budaya dan karakter bangsa.

Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkanoleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untukmendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang,dan lestari; terus membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber dayaalam yang diimbangi dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup dandidukung oleh meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku

masyarakat; serta semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas penataanruang di seluruh wilayah Indonesia.

Daya saing perekonomian Indonesia semakin kuat dan kompetitif dengansemakin terpadunya industri manufaktur dengan pertanian, kelautan dansumber daya alam lainnya secara berkelanjutan; terpenuhinya ketersediaaninfrastruktur yang didukung oleh mantapnya kerja sama pemerintah dandunia usaha, makin selarasnya pembangunan pendidikan, ilmu pengetahuandan teknologi dan industri serta terlaksananya penataan kelembagaanekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas, penguasaandan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan perekonomian.

Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandaioleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; terpenuhinyapasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan sehinggaelektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat tercapai, sertamulai dimanfaatkannya tenaga nuklir untuk pembangkit listrik denganmempertimbangkan faktor keselamatan secara ketat;  terselenggaranya

pelayanan . . .

Page 140: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 140/142

 - 82 -

pelayanan pos dan telematika yang efisien dan modern guna terciptanyamasyarakat informasi Indonesia; terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air danpengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan air minumuntuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pengembanganinfrastruktur perdesaan akan terus dikembangkan, terutama untukmendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan itu, pemenuhankebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungbagi seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung oleh sistempembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, danakuntabel. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpapermukiman kumuh.

IV.2.4 RPJM ke-4 (2020 – 2024)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutanRPJM ke-3, RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yangdidukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

Kelembagaan politik dan hukum telah tercipta ditandai dengan terwujudnyakonsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek kehidupan politikserta supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia;  terwujudnyarasa aman dan damai bagi seluruh rakyat; serta terjaganya keutuhan wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatan negara dari ancaman,

baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi itu didukung olehmantapnya kemampuan pertahanan dan keamanan negara yang ditandai olehterwujudnya TNI yang profesional dengan komponen cadangan dan pendukungpertahanan yang kuat; terwujudnya sinergi kinerja antara POLRI danpartisipasi masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif yang disertai kemampuan industri pertahanan yang handal;terwujudnya sistem hukum nasional yang mantap yang bersumber padaPancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945dalam mendorong supremasi hukum; terwujudnya tata kepemerintahan yangbaik, bersih dan berwibawa yang berdasarkan hukum, serta birokrasi yangprofesional dan netral; terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat politik, dan

masyarakat ekonomi yang mandiri, serta terwujudnya kemandirian nasionaldalam konstelasi gobal.

Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan oleh makintinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat dengan jangkauanlembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh; mantapnya sumber dayamanusia yang berkualitas dan berdaya saing, antara lain ditandai oleh

meningkat . . .

Page 141: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 141/142

 - 83 -

meningkat dan meratanya akses, tingkat kualitas, dan relevansi pendidikanseiring dengan makin efisien dan efektifnya manajemen pelayanan pendidikan;meningkatnya kemampuan Iptek; meningkatnya derajat kesehatan dan statusgizi masyarakat; meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan danperlindungan anak; dan terwujudnya kesetaraan gender; bertahannya kondisidan penduduk tumbuh seimbang. Sejalan dengan tingkat kemajuan bangsa,sumber daya manusia Indonesia diharapkan berkarakter cerdas, tangguh,kompetitif, berakhlak mulia, bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yangdicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yangberagama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudiluhur, toleran terhadap keberagaman, bergotong royong, patriotik, dinamisdan berorientasi Iptek. Kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakatmakin mantap dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsilingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupansehingga masyarakat mampu berperan sebagai penggerak bagi konseppembangunan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

Struktur perekonomian makin maju dan kokoh ditandai dengan daya saingperekonomian yang kompetitif dan berkembangnya keterpaduan antaraindustri, pertanian, kelautan dan sumber daya alam, dan sektor jasa. Lembagadan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta berfungsi dengan baik.Kondisi itu didukung oleh keterkaitan antara pelayanan pendidikan, dankemampuan Iptek yang makin maju sehingga mendorong perekonomian yangefisien dan produktivitas yang tinggi; serta berkembangnya usaha daninvestasi dari perusahaan-perusahaan Indonesia di luar negeri termasuk dizona ekonomi eksklusif dan lautan bebas dalam rangka peningkatanperekonomian nasional. Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi yangsemakin berkualitas dan berkesinambungan dapat dicapai sehingga

pendapatan per kapita pada tahun 2025 mencapai kesejahteraan setaradengan negara-negara berpendapatan menengah dengan tingkat pengangguranterbuka dan jumlah penduduk miskin yang makin rendah. Kondisi maju dansejahtera makin terwujud dengan terselenggaranya jaringan transportasi posdan telematika yang andal bagi seluruh masyarakat yang menjangkau seluruhwilayah NKRI; tercapainya elektrifikasi perdesaan dan elektrifikasi rumahtangga; serta terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi denganprasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukungoleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan,efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

Dalam rangka memantapkan pembangunan yang berkelanjutan,keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam terus dipelihara dandimanfaatkan untuk terus mempertahankan nilai tambah dan daya saingbangsa serta meningkatkan modal pembangunan nasional pada masa yangakan datang.

BAB  V  . . .

Page 142: RPJP Nasional 2005-2025

7/23/2019 RPJP Nasional 2005-2025

http://slidepdf.com/reader/full/rpjp-nasional-2005-2025 142/142

 

- 84 -

BAB  VPENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025

 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan nasional merupakan pedomanbagi pemerintah dan masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunannasional 20 tahun ke depan.

RPJPN ini juga menjadi acuan di dalam penyusunan RPJP Daerah danmenjadi pedoman bagi calon Presiden dan calon Wakil Presiden dalammenyusun visi, misi, dan program prioritas yang akan menjadi dasar dalampenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) lima tahunandan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Keberhasilan pembangunan nasionaldalam mewujudkan visi Indonesia yang mandiri , maju , adil , dan makmur  perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan nasional yang kuat dandemokratis; (2) konsistensi kebijakan pemerintah; (3) keberpihakan kepadarakyat; dan (4) peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,