(rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

120
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2005 - 2025 PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA 2010

Transcript of (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

Page 1: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

NOMOR 31 TAHUN 2010

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH

KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2005 - 2025

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2010

Page 2: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

NOMOR 31 TAHUN 2010

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH

KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2005 - 2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBAWA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengintegrasian perencanaan

pembangunan daerah dalam sistem pembangunan nasional

serta menjamin agar pembangunan berjalan efektif, efisien, dan

berkelanjutan, Kabupaten Sumbawa memerlukan perencanaan

pembangunan jangka panjang daerah sebagai arah dan

prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan

dilakukan secara bertahap untuk mewujudkan masyarakat adil

dan makmur sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan Pasal 150 ayat (3) huruf a Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali

dirubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2008, mengamanatkan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) untuk jangka

Page 3: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

waktu 20 (dua puluh) tahun memuat visi, misi, dan arah

pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional;

d. bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 8 ayat (2) Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun

2005-2025 mengamanatkan bahwa untuk mengakomodasi

RPJP Daerah yang telah ada, dan mengingat RPJP Daerah

harus mengacu pada RPJP Nasional, maka RPJP Daerah baik

substansi dan jangka waktunya perlu disesuaikan dengan

RPJP Nasional;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d perlu membentuk

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah

Kabupaten Sumbawa Tahun 2005 – 2025 dengan Peraturan

Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1958

tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah

Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa

Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4421);

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembahan Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

Page 4: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700)

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun

2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun

2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor

21);

10. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3

Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-

2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 18 Tahun 2007

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

Kabupaten Sumbawa (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor

18, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 522).

12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan

Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumbawa (Lembaran Daerah

Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nomor

530).

Page 5: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

dan

BUPATI SUMBAWA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

TAHUN 2005 – 2025

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sumbawa

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Sumbawa.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selajutnya disingkat DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa.

5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah

daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

6. Pembangunan daerah adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

masyarakat daerah dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

7. Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah adalah bagian dari Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional yang merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan di daerah untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam

jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah dan masyarakat di Daerah.

8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang

selanjutnya disebut RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan

nasional untuk periode 20 (dua puluha) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai

dengan tahun 2025.

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005 –

2025 yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan

Page 6: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005

sampai dengan tahun 2025.

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM

Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima)

tahunan, yaitu RPJM Nasional ke-1 Tahun 2005–2009, RPJM Nasional ke-2 Tahun

2010–2014, RPJM Nasional ke-3 Tahun 2015–2019, dan RPJM Nasional ke-4 Tahun

2020–2024.

11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sumbawa, yang

selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan

daerah untuk perioda 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah serta

memperhatikan RPJM Nasional, yaitu RPJM Daerah ke-1 Tahun 2006-2010, RPJM

Daerah ke-2 Tahun 2011-2015, RPJM Daerah ke-3 Tahun 2016-2020, dan RPJM

Daerah ke-4 Tahun 2021-2025.

12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disebut RKP Daerah adalah

dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

Pasal 2

(1) RPJP Daerah merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Kabupaten Sumbawa

yakni mewujudkan Tana Samawa yang Senap Semu, Riam Remo dan Nyaman

Nyawe Mura Era dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(2) RPJP Daerah dijabarkan dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah pembangunan

daerah.

(3) RPJP Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan satu kesatuan dan

bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

(4) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi pedoman dalam

penyusunan visi, misi dan program kerja calon Kepala Daerah yang selanjutnya

dituangkan dalam RPJM Daerah bagi kepala daerah terpilih.

BAB II

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 3

(1) Program Pembangunan Daerah periode 2005 – 2025 dilaksanakan secara bertahap

sesuai dengan RPJP Daerah.

(2) Program pembangunan Daerah dalam jangka menengah diuraikan dalam RPJM

Daerah dan dalam jangka pendek diuraikan dalam RKP Daerah.

Page 7: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

Pasal 4

(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk menghindarkan

kekosongan rencana pembangunan daerah, Bupati yang sedang memerintah pada

tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKP Daerah untuk tahun

pertama periode Pemerintahan Bupati berikutnya.

(2) RKP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pedoman

untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun pertama periode

Pemerintahan Bupati berikutnya.

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 5

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP

Daerah.

(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan ditetapkan

lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

(3) Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan paling lambat 6

(enam) bulan setelah peraturan daerah ini diundangkan.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 6

Ketentuan mengenai RPJM Daerah yang telah ada masih tetap berlaku dan wajib

disesuaikan dengan RPJP Daerah paling lambat 6 (enam) bulan setelah peraturan daerah ini

diundangkan.

Page 8: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa.

Ditetapkan di Sumbawa Besar pada tanggal, 12 November 2010

Pj. BUPATI SUMBAWA,

MUHAMMAD NUR Diundangkan di Sumbawa Besar Pada tanggal, 12 November 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA Drs. H. MAHMUD ABDULLAH BERITA DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2010 NOMOR 31

Page 9: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

NOMOR 31 TAHUN

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2005 – 2025

I. UMUM

Kabupaten Sumbawa yang berkembang dari wilayah Kesultanan Samawa terus berkembang baik

dari segi administrasi pemerintahan maupun dalam kehidupan sosial masyarakat. Terbentuknya Kabupaten

Sumbawa pada tanggal 22 Januari 1959 merupakan salah satu ijtihad masyarakat Tana Samawa untuk

mendekatkan diri pada tujuan kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam konstitusi negara Undang-

Undang Dasar 1945, yang secara spesifik dinyatakan sebagai tujuan dibentuknya Kabupaten Sumbawa

yakni mewujudkan Tana Samawa yang Senap Semu, Riam Remo dan Nyaman Nyawe Mura Era dalam

bingkai negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut diperlukan

suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkrit mengenai visi, misi dan arah pembangunan

daerah yang akan dipedomani bersama untuk mewujudkannya.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 150 ayat (1)

mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun rencana

pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Perencanaan Pembangunan Daerah disusun secara berjangka. Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah disingkat RPJP Daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah

pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, juga disebutkan bahwa RPJP

Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. Dengan

demikian, dokumen RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005 - 2025 akan menjadi dokumen

perencanaan induk dalam kurun waktu tersebut sehingga hanya memuat hal-hal mendasar untuk

memberikan ruang bagi penjabarannya dalam rencana pembangunan jangka menengah 5 (lima) tahunan

dan rencana kerja pembangunan daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005 - 2025 merupakan kelanjutan dari tahap

pembangunan yang sudah dilakukan sebelumnya. Dalam RPJP Daerah ini, dilakukan penataan kembali

berbagai langkah-langkah, baik di bidang pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber

daya budaya dan kelembagaannya sehingga masyarakat Kabupaten Sumbawa dapat sejajar kemajuannya

dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia serta memiliki daya saing yang kuat.

Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025 dimaksudkan

untuk memberikan arah sekaligus acuan bagi seluruh komponen daerah (pemerintah, masyarakat dan

dunia usaha) di Kabupaten Sumbawa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama sesuai dengan visi,

misi dan arah pembangunan yang disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh

masing-masing pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif dan melengkapi satu sama lainnya di

dalam satu pola sikap dan pola tindak. Disamping itu peraturan daerah ini dimaksudkan untuk menjadi

acuan dan pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah kabupaten Sumbawa dalam periode tersebut.

Melalui peraturan daerah ini diharapkan akan tersedianya dokumen perencanaan pembangunan jangka

panjang daerah periode 2005-2025 yang memuat rumusan visi, misi dan arah pembangunan daerah, yang

disusun berdasarkan kondisi dan analisis kondisi umum daerah saat ini serta prediksinya kedepan sebagai

instrumen pengintegrasian perencanaan Kabupaten Sumbawa dengan sistem perencanaan nasional serta

menjamin perencanaan pembangunan agar efektif, efisien dan berkelanjutan. Disamping itu dokumen ini

diharapkan dapat memberikan inspirasi para pelaku pembangunan (stakeholders) dalam mengarahkan

proses perubahan sosial masyarakat sehingga dapat a) meningkatkan kemampuan sosial-ekonomi

masyarakat sehingga terbebas dari belenggu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan; b)

menciptakan tatanan sosial-politik yang demokratis dan berkeadilan dan c) meningkatkan kapasitas

kelembagaan pembangunan melalui perubahan sosio-kultural yang mendukung.

Page 10: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

Peraturan daerah ini memuat visi bersama seluruh elemen masyarakat Kabupaten Sumbawa

dalam jangka panjang pembangunan daerah yaitu “Terwujudnya Kabupaten Sumbawa Sebagai Daerah

Agribisnis Berdaya Saing menuju Masyarakat Sejahtera”. Selanjutnya visi tersebut dijabarkan dalam

misi, arah dan strategi pembangunan yang terurai dalam lampiran peraturan daerah ini sebagai bagian tak

terpisahkan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Tiga konsepsi falsafah hidup masyarakat Tana Samawa, yakni Senap Semu, Riam Remo dan

Nyaman Nyawe.

Senap semu merupakan konsepsi dimensi kesejahteraan spritual yaitu situasi kehidupan

masyarakat sejahtera secara spritual, masyarakat yang diliputi oleh suasana kedamaian dan

ketentraman sebagai berkah Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas ketaqwaan hamba-Nya dalam

menjalankan perintah agama. Masyarakat yang “Senap Semu” merupakan masyarakat yang

memiliki kesalehan sosial (tauhid sosial) yang tinggi sebagai implikasi perwujudan dari keimanan

yang kuat seorang hamba kepada Sang Khalik (tauhid individu).

Riam remo merupakan dimensi kesejahteraan sosial yaitu gambaran suasana masyarakat yang

penuh dengan kedamaian, persahabatan dan rasa kekeluargaan dalam menjalankan kehidupannya

sebagai warga negara. Masyarakat yang “Riam Remo” merupakan implikasi dari masyarakat yang

memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajibannya sehingga berangkat dari kesadaran ini

terbentuk keteraturan tatanan sosial.

Nyaman nyawe mura era merupakan dimensi Kesejahteraan Ekonomis merupakan gambaran

kondisi masyarakat yang berkecukupan. Berkecukupan mengandung pengertian bahwa

ketersediaan dan pemenuhaan kebutuhan sandang, pangan dan papan telah tersedia dan

terdistribusi secara cukup. Artinya masyarakat “Nyaman Nyawe” merupakan wujud masyarakat

yang maju dan sejahtera sebagai implikasi keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi dengan

tingkat perrtumbuhan yang tinggi dan terdistribusi secara merata.

Pasal 3

Program pembangunan daerah periode 2005-2025 merupakan program pembangunan jangka

panjang yaitu instrumen kebijakan pembangunan daerah yang dilaksanakan secara bertahap dan

dijabarkan dalam program pembangunan jangka menengah lima tahunan dan program

pembangunan jangka pendek satu tahunan.

Pasal 4

RKPD yang disusun pada akhir periode Bupati yang sedang memerintah merupakan RKPD transisi

yang penyusunannya tetap mengacu pada program pembangunan jangka panjang yang akan

menjadi bagian dalam program pembangunan jangka menengah periode berikutnya. Hal ini

dimaksudkan agar program pembangunan jangka panjang dapat dilakukan secara

berkesinambungan dan terjadi kekosongan pelaksanaan program pembangunan tahunan

meskipun terjadi pergantian Bupati yang memerintah.

Pasal 5

Ayat (1)

Pengendalian dan evaluasi dimaksudkan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan program

pembangunan daerah agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan melakukan

penyesuaian terhadap perkembangan yang terjadi. Pengendalian untuk mengamati perkembangan

pelaksanaan rencana, mengidentifikasi dan mengantisipasi permasalahan yang muncul untuk

ditindaklanjuti. Tindaklanjut dapat berupa koreksi, klarifikasi maupun mengusutan atas penyebab

masalah. Dengan demikian kegiatan pengendalian meliputi pemantauan, pengawasan, dan tindak

lanjut.

Page 11: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi terhadap pelaksanaan substansi perencanaan

dimaksudkan untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan

kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk

perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa mendatang. Fokus utama evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan diarahkan kepada hasil, manfaat, dan dampak dari rencana

pembangunan.

Pengendalian dan evaluasi secara menyeluruh dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Sumbawa

sedangkan pengendalian dan evaluasi secara sektoral dilaksanakan oleh masing-masing Satuan

Kerja Perangkat Daerah.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Page 12: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

DAFTAR ISI Halaman Judul Konsideran dan Batang Tubuh Peraturan Daerah Penjelasan Peraturan daerah Lampiran Peraturan daerah I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang I -1

1.2 Maksud Dan Tujuan I-8

1.3 Landasan Hukum I-9

1.4 Hubungan RPJP Daerah Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-10

1.5 Sistematika Penulisan I-13

II. KONDISI UMUM DAN ANALISIS SERTA PREDIKSI KONDISI UMUM

DAERAH

2.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup II-1

2.2. Demografi II-4

2.3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam II-7

2.4. Sosial Budaya dan Politik II-12

2.5. Prasarana dan Sarana II-5

2.6. Pemerintahan Umum II-19

2.7. Pendidikan dan Kesehatan II-26

III. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup III-1

3.2. Demografi III-4

3.3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam III-6

3.4. Sosial Budaya dan Politik III-10

3.5. Prasarana dan Sarana III-14

3.6. Pemerintahan Umum III-17

3.7. Pendidikan dan Kesehatan III-21

Page 13: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 2005-2025

4.1. Visi Pembangunan 2025 – 2025 IV-1

4.2 Misi Pembangunan 2005 – 2025 IV-7

V. ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

5.1. Sasaran Pokok V-1

5.2. Kebijakan Pembangunan V-4

5.3. Tahapan Dan Prioritas V-15

VI. KAIDAH PELAKSANAAN

VII. PENUTUP

Page 14: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Proses Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa

Tahun 2005-2025 I-7

Gambar 1.2 Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya I-12

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Matrik Prioritas Utama, Indikasi Keberhasilan dan Skenario Alokasi

Anggaran RPJMD Ke-1 (2006-2010) V-8

Tabel 4.2 Matrik Prioritas Utama, Indikasi Keberhasilan dan Skenario Alokasi

Anggaran RPJMD Ke-2 (2011-2015) V-21

Tabel 4.3 Matrik Prioritas Utama, Indikasi Keberhasilan dan Skenario Alokasi

Anggaran RPJMD Ke-3 (2016-2020) V-24

Tabel 4.4. Matrik Prioritas Utama, Indikasi Keberhasilan dan Skenario Alokasi

Anggaran RPJMD Ke-4 (2021-2025) V-27

Page 15: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1. Sejarah Pembentukan Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Sumbawa sebelum menjadi bagian Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI), berkembang dari cikal bakal wilayah Kesultanan

Samawa. Menurut Manca (1984), Kesultanan Samawa merupakan kumpulan

dari berbagai kerajaan kecil yang tersebar dari Jereweh hingga Empang,

seperti di bagian barat Sumbawa terdapat kerajaan Hutan, Taliwang, Seran

(Seteluk), Jereweh yang sekarang telah menjadi bagian Kabupaten Sumbawa

Barat (KSB) hingga Selaparang di Pulau Lombok. Di bagian tengah dan

Selatan, bergabung Kerajaan Dewa Mas Kuning di Selesek (Ropang), Datu

Naga di Petonang (Ropang), Ai Renung (Moyo Hulu), Dewa Awan Kuning di

sampar Semulan (Moyo Hulu), Perumpak di dekat Pernek (Moyo hulu),

Gunung Setia (Sumbawa) dan Gunung Galesa (Moyo hilir). Serta di bagian

Timur bergabung Kerajaan Tangko (Empang), Kolong (Pelampang), Ngali

(Lape), dan Dongan (Lape).

Sejak penaklukan Goa atas Sumbawa pada tahun 1618, maka pada

tahun 1623 kerajaan-kerajaan kecil yang berada di Sumbawa bagian barat

berhasil dipersatukan menjadi satu kerajaan, yaitu kerajaan Sumbawa.

Menurut Ligtvoet (dalam Manca, 1984) kerajaan Sumbawa terdiri dari

kerajaan itu sendiri dan tiga daerah taklukannya, yaitu Taliwang, Jereweh,

dan Seran. Ketiga kerajaan taklukan ini memiliki kedudukan yang sederajat,

dan karena itu dikenal dengan sebutan Kamutar Telu (de drie

Kamutarlanden). Penaklukan Goa atas Selaparang pada tahun 1640

mengakibatkan kerajaan Selaparang disatukan dengan kerajaan Sumbawa.

Sejak itulah kerajaan Sumbawa membawahi empat kerajaan: Jereweh,

Taliwang, Seran, dan Selaparang (di pulau Lombok), atau dikenal dengan

Kamutar Empat (de vier Kamutarlanden).

Dalam pembagian daerah kekuasaan Belanda, kerajaan Sumbawa

menjadi wilayah Gubernemen Selebes dan kepulauannya. Selanjutnya,

Page 16: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 2

menurut pembagian wilayah Karesidenan Timor, pulau Sumbawa dan Pulau

Sumba merupakan sebuah afdeeling dengan Sumbawa Besar sebagai

ibukotanya, dan asisten residen yang pertama bernama Janson van Ray.

Khusus untuk kerajaan Sumbawa dibagi ke dalam dua wilayah

onderafdeeling, yaitu onderafdeeling Sumbawa Barat yang wilayahnya

meliputi Jereweh hingga Rhee dengan Hoofd van Plaateselijk Bestuur-nya di

Taliwang (yang pertama bernama Luitenant Minderman dan yang kedua

bernama Gezaghebber Zantman – oleh orang Sumbawa dijuluki Piter Torok);

dan onderafdeeling Sumbawa Timur dengan Hoofd van Plaateselijk Bestuur-

nya yang pertama bernama Gezabheber Civiel en Militair Boomstra, yang

kedua bernama Assistant-Residen Groeneveld, dan yang ketiga bernama

Couvereur. Dengan diangkatnya Couvereur sebagai residen di Kupang, maka

penggantinya diangkatlah Controleur Philips, namun karena yang terakhir ini

tidak berkenan pindah tempat tinggal dari Bima ke Sumbawa, maka mulai

saat itulah ibukota afdeeling Sumbawa pindah ke Bima, dengan Assisten-

Residentnya Philips.

Pola pemerintahan hasil introdusir pemerintahan Hindia Belanda ini

telah terjabarkan secara hirarkhis-struktural, dari sistem Onderafdeeling yang

dibagi dalam beberapa daerah administratif. Beberapa kampung digabung

menjadi satu lingkungan kekuasaan yang merupakan Onderdistrict, dan

beberapa onderdistrict digabung menjadi satu district, sehingga dengan

demikian dijumpai district-district dalam wilayah kekuasaan kerajaan

Sumbawa sebagai berikut:

a. District Punu-Kika, yang meliputi onderdistrict-onderdistrict:

Empang (Punu) dan Plampang, Lape/Lopok (Kika).

b. District Sumbawa Tengah dan Orong Telu, meliputi onderdistrict

Brang Rea Hilir (Sumbawa Besar), Brang Rea Hulu (PeraU),

Moyo Hilir, Moyo hulu, Ropang, Lunyuk, dan Batu Lanteh.

c. District Alas meliputi onderdistrict: Utan, Buer, Alas, dan Mapin.

d. District Taliwang yang meliputi onderdistrict: Seteluk, Taliwang,

dan Jereweh.

Page 17: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 3

Penggabungan onderdistrict tidak bertahan lama dan lalu dihapus,

sehingga yang tinggal adalah onderdistict yang kemudian berubah menjadi

kedemungan (kecamatan). Perubahan struktur pemerintahan ini telah

berdampak pula pada perubahan atau penghapusan terhadap konsep

Kamutar Telu: Jereweh, Taliwang, dan Seran (periksa Manca, 1984).

Selanjutnya dinyatakan bahwa secara ringkas masa kekuasaan Kesultanan

Sumbawa adalah sebagai berikut :

- Tahun 1623 s.d 1637 : Zaman Dewa Maja Paruwa dan Mas Goa. - Tahun 1637 s.d 1674 : Zaman Mas Cini. - Tahun 1674 s.d 1702 : Zaman Mas Bantan, Dewa Dalam Bawa,

Sultan Harunnurrasyid I. - Tahun 1702 s.d 1723 : Zaman Mas Madina, Amasa Samawa, Datu

Bala Balong, Datu Apitai yang bergelar Muhammad Jalaluddin Syah I.

- Tahun 1723 s.d 1732 : Zaman Dewa Loka Lengit Ling Sampar atau Datu Bala Sawo dan Zaman Dewa Ling Gunung Setia atau Datu Taliwang.

- Tahun 1733 s.d 1758 : Zaman Dewa Mapasusung, Datu Poro yang bergelar Sultan Muhammad Kaharuddin I

- Tahun 1758 s.d 1796 : Zaman Sultan Siti Aisyah, Datu Ungkap Sermin, Dewa Pangeran, Dewa Mapaconga Mustafa, Harunnurrasyid II, dan Sultan Syafiatuddin

- Tahun 1796 s.d 1836 : Zaman Sultan Muhammad Kaharuddin II Datu Bau Balo, Nene Ranga Mele Manyurang, dan Mele Abdullah.

- Tahun 1836 s.d 1883 : Zaman Sultan Amrullah. - Tahun 1883 s.d 1931 : Zaman Sultan Muhammad Jalaluddin III - Tahun 1831 s.d 1959 : Zaman Sultan Muhammad Kaharuddin

Daeng Manurung yang bergelar Sultan Muhammad Kaharuddin III

Dalam pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin III ( 1833 – 1931)

inilah dibangun Istana “Dalam Loka”. Hal ini sangat dimungkinkan karena

Sultan Muhammad Jalaluddin III menjalankan roda pemerintahan selama 48

tahun. Kini Istana “Dalam Loka” menjadi aset Pemerintah Daerah Kabupaten

Sumbawa dalam rangka mengembangkan pariwisata sejarah. Setelah ia

meninggal pada tahun 1931, kekuasaan raja turun kepada putra mahkota

yang mendapat gelar Sultan Muhammad Kaharuddin III. Pada zaman

Page 18: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 4

pemerintahannya inilah menjadi masa peralihan kolonialisme Belanda kepada

Jepang.

Kesultanan Sumbawa telah memainkan peran penting dalam tata pe-

merintahan di Pulau Sumbawa, paling tidak selama 1945 - 1957. Tentara

sekutu menginjakkan kakinya di Pulau Sumbawa pada tanggal 12 Januari

1946, kemudian menyusun pemerintahannya di Pulau Sumbawa. Kesultanan

Sumbawa dan Bima diatur dalam satu ikatan yang dinamakan Federasi Pulau

Sumbawa dalam lingkungan Keresidenan Timor. Federasi ini dibentuk di

Sumbawa Besar pada tanggal 27 Februari 1947 dan pemerintahan Federasi

Pulau Sumbawa ini dijalankan oleh Dewan Raja-raja federasi tersebut.

Selanjutnya dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat yang anggota-anggotanya

diangkat dan ditunjuk oleh Kepala Swapraja. Dewan ini bertugas memberi

nasehat.

Pada tanggal 14 Desember 1948 Sultan Sumbawa menandatangani

sebuah perjanjian politik baru dengan Belanda. Isinya antara lain menjelaskan

tentang sisa – sisa kekuasaan yang masih dikuasai oleh Belanda di

Sumbawa. Kekuasaan tersebut ada tiga, yaitu bidang pertahanan, hubungan

luar negeri dan monopoli atas candu dan garam. Tanggal 1 Januari 1949

Dewan-dewan Kerajaan dan Dewan Pulau Sumbawa diganti oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Pulau Sumbawa dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat

setempat (swapraja). Pada tanggal 26 Maret 1949 Assisten Resident

menyerahkan kekuasaan kepada Ketua Dewan Raja-raja Muhammad

Salahuddin, Sultan Bima. Penyerahan tersebut dilakukan di Sumbawa Besar

yang disaksikan oleh Mr. S. Binol, Menteri Sosial NIT atas nama Menteri

Dalam Negeri NIT (periksa Sejarah Nusa Tenggara Barat, 1997). Kemudian

Pemerintah Indonesia Timur berdasarkan Undang – undang Nomor 44 tahun

1949 membentuk Daerah Statuta Federasi Pulau Sumbawa, yang ditetapkan

oleh Dewan Raja – Raja pada tanggal 6 September 1949.

Perubahan sistem Pemerintahan terjadi lagi dengan terbentuknya

Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang didasarkan pada Undang –undang

Nomor 64 Tahun 1958. Propinsi Sunda Kecil dibagi menjadi tiga Daerah

Swatantra Tingkat I yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa

Page 19: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 5

Tenggara Timur (NTT). Khusus Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara

Barat menjadi enam Daerah Swatantra Tingkat II, dimana raja sekaligus

menjadi Kepala Pemerintahan. Karena itu otomatis Federasi Pulau

dibubarkan. Federasi Pulau Lombok dibubarkan pada tanggal 17 Desember

1958 dan tanggal tersebut hingga sekarang dijadikan sebagai hari lahirnya

Propinsi Nusa Tenggara Barat. Sedangkan Federasi Pulau Sumbawa

dibubarkan pada tanggal 22 Januari 1959 dan pada saat itu dilantiklah Sultan

Muhammad Kaharuddin III menjadi Pejabat Sementara Kepala Daerah

Swatantra Tingkat II Sumbawa. Oleh karena itu saat dibubarkannya Federasi

Pulau Sumbawa dan diangkat / dilantiknya Pejabat Sementara Kepala Daerah

Swatantra Tingkat II Sumbawa, dijadikan sebagai hari lahirnya Kabupaten

Sumbawa. (Husain, 2007).

Sejarah panjang proses transformasi pemerintahan di Kabupaten

Sumbawa tersebut membawa implikasi pada terbentuknya kultur masyarakat

yang terus berimplikasi pada kultur birokrasi dalam kehidupan modern

masyarakat Kabupaten Sumbawa yang sangat taat terhadap kepemimpinan

formal.

1.1.2. Perkembangan Kontemporer Kabupaten Sumbawa

Setelah melewati masa revolusi perjuangan kemerdekaan NKRI,

Kabupaten Sumbawa terus berkembang baik dari segi administrasi

pemerintahan maupun dalam kehidupan sosial masyarakat. Kabupaten

Sumbawa dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah daerah-daerah Tingkat

I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, bersama 5 (lima)

Daerah Tingkat II lainnya dalam Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Nusa

Tenggara Barat yaitu Daerah Tingkat II Lombok Barat, Lombok Tengah,

Lombok Timur, Dompu, Bima,

Pada saat pembentukannya, Kabupaten Sumbawa terdiri dari 14

kecamatan yaitu Kecamatan Empang, Plampang, Lape-Lopok, Moyo Hilir,

Moyo Hulu, Ropang, Lunyuk, Sumbawa, Batu Lanteh, Utan Rhee, Alas,

Seteluk, Taliwang, dan Jereweh. Dalam perkembangan selanjutnya pada saat

Page 20: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 6

implementasi UU Nomor 22 Tahun 1999, telah dibentuk lima kecamatan baru

sebagai hasil pemekaran yaitu Kecamatan Sekongkang (pemekaran

Kecamatan Jereweh), Kecamatan Brang Rea (pemekaran Kecamatan

Taliwang), Kecamatan Alas Barat (pemekaran Kecamatan Alas), Kecamatan

Labangka (pemekaran KecamatanPlampang) dan Kecamatan Labuhan

Badas (pemekaran Kecamatan Sumbawa). Dan pada tahun 2003, dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 14, 15, 16, 17, 18, dan 19

Tahun 2003 telah dibentuk kecamatan baru yaitu Kecamatan Buer

(Pemekaran Kecamatan Alas), Kecamatan Rhee (Pemekaran Kecamatan

Utan Rhee), Kecamatan Unter Iwes (Pemekaran Kecamatan Sumbawa),

Kecamatan Moyo Utara (Pemekaran Kecamatan Moyo Hilir), Kecamatan

Maronge (Pemekaran Kecamatan Plampang), Kecamatan Tarano

(Pemekaran Kecamatan Empang). Pada tahun 2003, lima kecamatan paling

barat yaitu Kecamatan Sekongkang, Jereweh, Taliwang, Brang Rea dan

Seteluk dimekarkan menjadi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003.

Pembentukan KSB mengurangi jumlah kecamatan di Kabupaten

Sumbawa yang semula 24 kecamatan menjadi 19 kecamatan, dan pada

Tahun 2005 dibentuk dua kecamatan baru yaitu Kecamatan Orong Telu

(pemekaran Kecamatan Lunyuk) dan Kecamatan Lopok (pemekaran

Kecamatan Lape Lopok). Dan pada tahun 2007 berdasarkan Perda Nomor

12, 13, dan 14 Tahun 2007, Kecamatan Ropang dimekarkan menjadi 3 (tiga)

kecamatan yaitu Kecamatan Ropang, Lenangguar dan Lantung. Sehingga

awal tahun 2008 Kabupaten Sumbawa terdiri dari 24 kecamatan serta 8

kelurahan dan 157 desa.

1.1.3. Arti Penting Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten

Sumbawa 2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah

dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berisi pernyataan

kehendak masyarakat Kabupaten Sumbawa yang dikukuhkan dalam

peraturan daerah. RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa disusun dengan

Page 21: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 7

pendekatan sistem perencanaan nasional merupakan pernyataan kehendak

rakyat Kabupaten Sumbawa yang tertuang dalam pernyataan visi, misi dan

arah pembangunan daerah kabupaten Sumbawa untuk 20 tahun ke depan.

Oleh karenanya RPJP Daerah memiliki kedudukan strategis sebagai

pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Daerah yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kerja

kepala daerah dalam kurun waktu 2005-2025.

1.1.4. Proses Penyusunan RPJP Daerah

Proses penyusunan RPJP Daerah dilaksanakan melalui tahapan

sebagai berikut yakni: Pertama: Bappeda Kabupaten Sumbawa menyiapkan

rancangan awal RPJP Daerah sebagai bahan bahasan dalam musyawarah

perencanaan pembangunan jangka panjang daerah (musrenbang RPJPD);

Kedua: penyelenggaraan musrenbang RPJPD sebagai forum konsultasi

dengan stakeholders untuk membahas rancangan visi, misi dan arah

pembangunan daerah yang telah disusun pada tahapan pertama.

Stakeholders yang terlibat dalam proses ini merupakan kelompok strategis

yang berasal dari para tokoh masyarakat tingkat desa, tingkat kecamatan,

tingkat kabupaten, LSM, pers, perguruan tinggi, partai politik, para praktisi non

pemerintah, dan unsur-unsur SKPD. Ketiga ; penyusunan rancangan akhir

RPJP Daerah, yang bahan masukan utamanya bersumber dari musrenbang

RPJPD. Karena perkembangan keadaan sejak pelaksanaan musrenbang di

pertengahan tahun 2005 hingga saat penetapan RPJP Nasional pada awal

tahun 2007, maka dipandan perlu menyelenggarakan seminar sebagai

mekanisme konsultasi publik untuk pemutakhiran data, informasi dan aspirasi

yang terhimpun sebelumnya. Keempat; penetapan Peraturan Daerah tentang

RPJP Daerah untuk menjadi dokumen perencanaan setalah melalui

pembahasan bersama di DPRD dan selanjutnya dijadikan pedoman dalam

revisi RPJM Daerah yang telah ada dan penyusunan RPJM Daerah yang

akan datang. Proses penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa secara

diagramatis dapat digambarkan melalui Gambar 1.1.

Page 22: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 7

Gambar 1.1. Skema Proses Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025

RANCANGAN RPJP NASIONAL &

PROVINSI NTB

Kondisi Umum

Visi & Misi

Arah, Tahapan & Prioritas

RENCANA PEMBANGUNAN

SPASIAL DAERAH

RTRW Provinsi

RTRW Kabupaten

RANCANGAN AWAL RPJPD

Rumusan ttg :

Visi

Misi

Arah

Tahap

Prioritas

MUSRENBANG JANGKA

PANJANG DAERAH

KABUPATEN

SUMBAWA

RANCANGAN AKHIR RPJPD KABUPATEN SUMBAWA

2005-2025

KONDISI UMUM DAN PREDIKSI

WILAYAH

Geomorfologi & Lingkungan Hidup

Demografi

Ekonomi & SDA

Sosial Budaya & Politik

Prasaran & Sarana

Pemerintahan

RPJP NASIONAL & PROVINSI NTB

Kondisi Umum

Visi & Misi

Arah, Tahapan & Prioritas

REVISI RANCANGAN AKHIR RPJPD Revisi Rumusan mengenai :

Visi

Misi

Arah

Tahap

Prioritas

PEMBAHASAN DAN

PENETAPAN PERDA DI

DPRD SUMBAWA

PERDA RPJPD

KABUPATEN SUMBAWA 2005-2025

Page 23: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 8

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1. Maksud

RPJP Daerah sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah

jangka waktu 2005-2025 dimaksud untuk ;

1) memberikan arah sekaligus acuan bagi seluruh komponen daerah

(pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) di Kabupaten Sumbawa dalam

mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama sesuai dengan visi, misi dan

arah pembangunan yang disepakati bersama, sehingga seluruh upaya

yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan bersifat

sinergis, koordinatif dan melengkapi satu sama lainnya di dalam satu pola

sikap dan pola tindak.

2) menjadi acuan dan pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah kabupaten

Sumbawa dalam periode tersebut.

1.2.2. Tujuan

Tujuan penyusunan RPJP Daerah adalah ;

1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang daerah

periode 2005-2025 yang memuat rumusan visi, misi dan arah

pembangunan daerah, yang disusun berdasarkan kondisi dan analisis

kondisi umum daerah saat ini serta prediksinya kedepan sebagai

instrumen pengintegrasian perencanaan Kabupaten Sumbawa dengan

sistem perencanaan nasional serta menjamin perencanaan pembangunan

agar efektif, efisien dan berkelanjutan.

2) Tersedianya dokumen perencanaan yang memberikan inspirasi para

pelaku pembangunan (stakeholders) dalam mengarahkan proses

perubahan sosial masyarakat dalam rangka :

a) meningkatnya kemampuan sosial-ekonomi masyarakat sehingga

terbebas dari belenggu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.

b) terciptanya tatanan sosial-politik yang demokratis dan berkeadilan.

c) meningkatnya kapasitas kelembagaan pembangunan melalui

perubahan sosio-kultural yang mendukung.

Page 24: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 9

1.3. LANDASAN HUKUM

Landasan idiil dari RPJP ini adalah Pancasila dan Landasan

Konstitusional UUD 1945, sedang landasan operasional meliputi seluruh

ketentuan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan

pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur

(Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 1655);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4286);

3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembahan Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4438);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4700)

Page 25: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 10

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang

Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara,

Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 21);

10. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi

Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008

Nomor );

11. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Sumbawa

(Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah

Nomor 522).

12. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah

Kabupaten Sumbawa (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 1,

Tambahan Lembaran Daerah Nomor 530).

1.4. HUBUNGAN RPJP DAERAH DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN

LAINNYA

Hubungan antara RPJP Daerah dengan dokumen perencanaan lainnya

adalah sebagai berikut:

1) RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa merupakan kerangka dasar

pembangunan Kabupaten Sumbawa dalam 20 tahun kedepan, sebagai

Page 26: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 11

penjabaran dari kehendak masyarakat Sumbawa dan menjadi arah dan

pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 20

tahun, baik bagi pemerintah daerah, DPRD, swasta dan seluruh

komponen masyarakat demi terwujudnya keselarasan pembangunan

daerah di segala bidang kehidupan;

2) RPJP Daerah disusun dengan mengacu kepada RPJP Provinsi dan

RPJP Nasional. Disamping itu, penyusunan RPJP Daerah disusun

dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa

Tenggara Barat dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Sumbawa.

3) RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa merupakan pedoman dalam

penyusunan RPJM Daerah, yang selanjutnya RPJM Daerah menjadi

pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja

Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) di Kabupaten Sumbawa. Renstra-

SKPD dijabarkan dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (Renja-SKPD). Disamping itu, RPJM Daerah setiap

tahunnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah.

RKP Daerah juga menjadi acuan dalam penyusunan Renja-SKPD.

4) Pada akhirnya melalui serangkaian dokumen perencanaan jangka

menengah dan jangka pendek tersebut diatas, RPJP Daerah menjadi

pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (RAPBD).

Page 27: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 12

Secara grafis, keterkaitan RPJP Daerah dengan dokumen perencanaan

lainnya sebagaimana terlihat pada gambar 1.2.

I Input

Penjabaran

Gambar 1.2. Hubungan RPJP Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

RPJM-Nasional

(5 Tahun)

RPJP-Nasional

(20 Tahun)

RPJP-Daerah Propinsi

(20 Tahun)

RPJP-Daerah

Kab/Kota (20 Tahun)

RPJM- Daerah Propinsi/

Renstrada-Propinsi dan

Standar Pelayanan Minimal

RPJM-Daerah

Kab/Kota (5 Tahun)

Rancangan

Renstra-SKPD

Renstra-SKPD

(5 Tahun)

RKPD Kab/Kota

(1 Tahun)

Renja-SKPD

(1 Tahun)

RAPBD Kab/Kota

(1 Tahun)

RKP

Pedoman

Memperhatikan Acuan

Pedoman

Acuan

Pedoman

Pedoman

Input

Pedoman

Memperhatikan

Penjabaran

Acuan

Acuan

Acuan

Input

Pedoman

Pedoman

Page 28: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

I | 13

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

disusun dalam tata urut sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bab III : Analisis Isu-Isu Strategis

Bab IV : Visi dan Misi Daerah

Bab V : Arah Kebijakan

Bab VI : Kaidah Pelaksanaan

Bab VII : Penutup

Page 29: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sumbawa sebagai salah satu kabupaten/kota di Provinsi

Nusa Tenggara Barat terletak di Pulau Sumbawa pada posisi 116°42’ sampai

118°22’ BT dan 8°8’ sampai 9°7’ LS, dengan luas wilayah 6.643,98 Km².

Topografi wilayah datar hingga berbukit dengan ketinggian 0-1.730 m dpal,

41,81% berada pada ketinggian 100-500 m, dan kota-kota kecamatan berada

pada ketinggian 10-650 m dpal, sedangkan ibukota kabupaten berada pada

ketinggian 10m dpal. Kabupaten Sumbawa memiliki 41 buah pulau-pulau

kecil, 6 buah diantaranya berpenghuni dan 29 buah belum bernama, dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut.

Sebelah utara : Laut Flores

Sebelah timur : Kabupaten Dompu

Sebelah selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Sumbawa Barat

Daerah Kabupaten Sumbawa beriklim tropis, dalam sepuluh tahun

terakhir rata-rata temperatur maksimumnya 36,80°C terjadi di Bulan

November dan rata-rata temperatur minimum 18,0°C terjadi di Bulan Agustus,

rata-rata jumlah hari hujan 107 hari, dengan rata-rata curah hujan 1.351,8

mm/tahun, Kelembaban udara rata-rata 85% dan penyinaran matahari 60%.

Evaporasi berkisar 5 mm/hari pada bulan Januari dan berkisar antara 9-10

mm pada bulan Oktober. Kabupaten Sumbawa dilintasi 81 aliran sungai,

namun terdapat beberapa sungai yang tidak sepanjang tahun dialiri air.

Masih tingginya laju kerusakan lingkungan hidup, karena belum

sebandingnya upaya rehabiltasi dan konservasi dengan tingkat kerusakan

lingkungan hidup baik yang disebabkan oleh faktor manusia maupun bencana

alam. Kondisi lingkungan hidup di tahun 2006 tercatat 26.308 Ha merupakan

lahan kering yang tidak diusahakan, sementara di tahun 2005 seluas 28.304

Ha. Ini setara dengan 4,26% dari luas keseluruhan wilayah darat, atau 64,5%

Page 30: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 2

dari luas lahan kering merupakan lahan kritis, kondisi ini lebih buruk dibanding

tahun 1998 yang hanya mencapai 46,11%.

Bencana alam yang kerapkali terjadi di Kabupaten Sumbawa adalah

banjir dan kekeringan yang terutama terjadi di wilayah pedalaman, sedangkan

wilayah pesisir terjadi abrasi dan kekurangan air bersih. Pada tahun 2006 dan

2007 di Kabupaten Sumbawa terjadi bencana alam banjir yang menimbulkan

kerusakan dan kerugian yang tidak kecil. Hancurnya beberapa prasarana

irigasi yang diterjang banjir, rusaknya lahan-lahan pertanian rakyat,

terendamnya kawasan permukiman yang mengakibatkan cukup banyak

masyarakat terkena bencana alam banjir kehilangan tempat tinggal. Berbagai

peristiwa bencana alam telah menyita anggaran pembangunan yang cukup

besar untuk upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. Pada tahun 2005 tercatat

masyarakat terkena bencana alam sebanyak 724 jiwa serta masyarakat yang

tinggal di daerah rawan bencana 4.929 jiwa.

Permasalahan geomorfologi di Kabupaten Sumbawa sangat terkait

dengan faktor-faktor yang secara inheren dan tidak sepenuhnya dapat

dikendalikan (endowment factor) serta permasalahan yang timbul karena

faktor manusia(human factor), antara lain:

1. Permasalahan geomorfologi terkait dengan endowment factor, seperti

topografi wilayah yang tidak rata atau cenderung berbukit-bukit. Kondisi ini

disamping memberi keragaman pola pemanfaatan lahan juga memberikan

masalah dalam hal pembangunan infrastruktur wilayah. Demikian pula

dengan beberapa lokasi permukiman yang menempati lereng-lereng bukit

yang sangat rentan dengan bencana alam tanah longsor. Selain itu

dengan kondisi topografi yang ada, cukup banyak wilayah-wilayah

terpencil dan terisolir sehingga aksessibilitasnya amat rendah;

2. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, bencana alam banjir di Kabupaten

Sumbawa telah melanda beberapa kecamatan, seperti Kecamatan

Empang, Sumbawa, Lunyuk dan Plampang, meskipun tidak menimbulkan

korban jiwa, namun banjir telah menyebabkan kerusakan prasarana-

prasarana publik seperti saran permukiman, jalan dan jembatan,

bendungan-bendungan dan areal persawahan serta saluran irigasinya.

Page 31: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 3

Tidak jarang akibat berbagai bencana alam yang terjadi banyak

menyebabkan peristiwa gagal tanam dan gagal panen. Sebagai conoth

kasus, banjir yang terjadi di tahun 2006 menyebabkan luas panen

berkurang sebesar 37,5% dari tahun sebelumnya meskipun luas tanam

telah ditingkatkan sebesar 8,75%.

3. Permasalahan terkait dengan faktor manusia, seperti

perusakan/pencemaran lingkungan masih terjadi. Sungai-sungai di

perkotaan tercemar oleh limbah home-industry dan sampah rumah tangga.

Masalah pencemaran ini selain disebabkan oleh masih rendahnya

kemampuan pengelolaan persampahan, juga karena faktor kesadaran

masyarakat dalam menjaga lingkungan sehat dan bersih yang masih

rendah. Di samping itu kerusakan lingkungan juga diakibat ilegal logging,

illegal fishing dan kerusakan ekosistem laut akibat pengeboman ikan;

4. Belum optimalnya upaya pelestarian dan konservasi lingkungan, serta

masih lemahnya pengawasan dan penertiban terhadap aktivitas

masyarakat di perairan laut dan pulau-pulau kecil terutama pulau tak

berpenghuni, menyebabkan masih terjadinya kasus-kasus kerusakan

lingkungan di kawasan tersebut;

Dalam pelaksanaan pembangunan selama ini, capaian yang sudah

dilakukan dalam rangka mengatasi permasalahan dalam aspek geomorfologi

dan lingkungan hidup adalah :

1. Dibukanya akses wilayah melalui pembangunan jalan sepanjang 8 km

(2003-2005) yang menghubungkan Baturotok-Tepal di Kecamatan

Batulanteh, dan pembangunan jalan sepanjang 18 km (tahun 2003) yang

menghubungkan Jotang – Tero di Kecamatan Empang. Meskipun hingga

saat ini belum dapat ditingkatkan karena seringnya terjadi longsor, namun

sudah jauh lebih baik dibandingkan masa sebelumnya.

2. Dilakukannya perbaikan terhadap jalan dan jembatan, bendungan dan

saluran irigasi yang rusak akibat bencana, serta relokasi perumahan

pendudukn yang terkena bencana alam;

Page 32: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 4

3. Dilakukan pengamanan tebing sungai melalui pemasangan bronjong,

terutama di sekitar kawasan permukiman dan pinggir jalan raya;

4. Dilakukan penamanan bakau di beberapa lokasi pantai Kecamatan Buer di

sepanjang kawasan tepi jalan lintas kabupaten dan sekarang sedang

dalam masa pemeliharaannya.

5. Dilakukan penanaman tanaman pelindung di kawasan mata air, dan

perbaikan lahan persawahan yang rusak akibat banjir seluas 845 ha;

6. Tetap berjalannya program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berbasis

Masyarakat (PSDHBM), sehingga sudah terbentuk kelompok-kelompok

masyarakat yang secara swadaya ikut melakukan pengawasan dan

pelestarian hutan;

7. Pelayanan pengangkutan sampah rumah tangga ke TPA yang telah

dimulai sejak TPA dibangun pada tahun 1999.

2.2. Demografi

Setelah berpisah dengan Kabupaten Sumbawa Barat berdasarkan

Undang-Undang Nomor 30 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten

Sumbawa Barat, penduduk Kabupaten Sumbawa di tahun 2003 berkurang

menjadi 371.646 jiwa dengan 192.183 jiwa laki-laki dan 179.463 jiwa

perempuan, karena sebagiannya menjadi penduduk kabupaten Sumbawa

Barat, namun kemudian meningkat menjadi 403.500 jiwa di tahun 2006 yang

terdiri dari 209.536 jiwa laki-laki dan 193.964 jiwa perempuan. Bila jumlah

penduduk kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten

Sumbawa Barat tidak diperhitungkan, maka rata-rata laju pertumbuhan

penduduk Kabupaten Sumbawa sepanjang tahun 1995-2006 mencapai 2,26%

pertahun. Demikian pula dengan tingkat kepadatan penduduk, pada tahun

2003 kepadatan penduduk Kabupaten Sumbawa mencapai 56 jiwa/km²

meningkat menjadi 59 jiwa/ km² di tahun 2006. Kondisi ini belum

memperhitungkan penduduk pendatang secara ilegal (tanpa mendaftar) untuk

menjadi pekerja-pekerja di kebun/ladang perusahaan swasta dan buruh kasar

perusahaan tambang. Meskipun hal ini memperlihatkan bahwa penduduk

kabupaten Sumbawa masih jarang, namun ada kecenderungan bahwa ke

Page 33: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 5

depan akan semakin padat. Data tahun 2006 menunjukkan bahwa

Kecamatan Sumbawa sebagai letak ibukota kabupaten merupakan

kecamatan terpadat yaitu 1.117 jiwa/km², dan kecamatan Lunyuk merupakan

kecamatan dengan penduduk terjarang sebesar 22 jiwa/km². Jumlah rumah

tangga yang ada pada tahun 2006 sebanyak 100.355 KK, meningkat dari

tahun 2003 yang hanya mencapai 89.314 KK, dengan rata-rata 4 jiwa/KK.

Pada tahun 2006, komposisi demografi terdiri atas kelompok umur 0-19

tahun (42,80%), 20-54 tahun (48,84%), dan 55 tahun ke atas (8,36%), dengan

tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 71,37% dan selebihnya

tergolong tidak produktif. Dalam sepuluh tahun terakhir, ada kecenderungan

terjadi pergeseran komposisi dengan menurunnya proporsi kelompok umur 0-

19 tahun dan meningkatnya proporsi kelompok 55 tahun ke atas tetapi tidak

terlalu signifikan. Meskipun demikian, kondisi ini mengindikasikan bahwa bila

angka kelahiran cenderung menurun, dan angka harapan hidup cenderung

meningkat, maka komposisi penduduk kabupaten Sumbawa ke depan akan

mengarah ke keadaan semakin banyak penduduk tergolong ke dalam

kelompok 56 tahun ke atas (eging).

Demikian pula dengan kondisi kemiskinan, berdasarkan data BPS

Nusa Tenggara Barat per kabupaten (2005), bahwa jumlah penduduk miskin

di kabupaten Sumbawa sejak tahun 2000 sampai tahun 2004 meningkat dari

62.759 jiwa (14,30%) menjadi 124.318 jiwa (26,42%) dan tingkat

pengangguran secara rata-rata naik sebesar 3,69% per tahun, sedangkan

rata-rata kenaikan pengangguran provinsi NTB pada tahun yang sama

mencapai 3,98% pertahun.

Memperhatikan potensi penduduk, selama ini sekitar 66% tenaga kerja

bekerja di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan yang

dikelola secara tradisional. Padahal kontribusi dan laju pertumbuhan sektor

pertanian memiliki kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Penurunan

tersebut juga menyiratkan makna masih belum optimalnya pengelolaan

potensi sektor pertanian yang demikian luas di Kabupaten Sumbawa. Sejalan

dengan indikasi tersebut, kecilnya proporsi penduduk yang bekerja di sektor

industri juga memberikan sinyalemen proses transformasi sosial dari

Page 34: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 6

masyarakat tradisional agraris menjadi masyarakat industrialis masih jauh.

Permasalahan demografis yang dihadapi Kabupaten Sumbawa antara lain :

1. Kepadatan penduduk Kabupaten Sumbawa yang cenderung meningkat

ditunjang dengan laju pertumbuhan yang mencapai 2,26% pertahun

sepanjang tahun 1995-2006 dimana konsentrasi penduduk lebih besar di

wilayah bagian kota, yang ditunjang dengan semakin banyaknya

pendatang belum terdaftar dari luar Kabupaten Sumbawa untuk menjadi

buruh dan tenaga kasar, disamping menjadi potensi sumberdaya juga

akan dapat menimbulkan masalah dikemudian hari.

2. Angka pengangguran dan kemiskinan yang saat ini masih tinggi (KK

miskin sebesar 28,4% dari jumlah KK), ditunjang dengan belum optimalnya

upaya yang dilakukan untuk peningkatan kualitas SDM masyarakat;

3. Keadaan tenaga kerja dan kesempatan kerja masih ditandai oleh adanya

beberapa masalah pokok dan komplek yang bersifat struktural. Masih

tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, kekurangseimbangan

penyebaran tenaga kerja bila dikaitkan dengan sumberdaya alam yang

tersedia, serta faktor pendidikan, keahlian dan pengalaman bekerja yang

sangat kurang menjadi kendala utama kurangnya keberdayaan

masyarakat dalam memanfaatkan potensi yang tersedia.

Pelaksanaan pembangunan selama ini telah memberikan harapan atas

terselesaikan berbagai permasalahan kependudukan. Antara lain upaya

tersebut dilakukan melalui :

1. Dilaksanakan operasi penertiban administrasi kependudukan sepanjang

tahun 2004-2006 dan peningkatan pelayanan administrasi kependudukan

melalui pelayanan KTP gratis yang langsung dilaksanakan di lokasi;

2. Adanya Balai Latihan Kerja yang sudah menjadi salah satu Unit Pelaksana

Teknis Dinas Ketenagakerjaan, dan telah memulai kegiatan pelatihan

keterampilan tenaga kerja sejak tahun 2004, serta telah berhasil melatih

sebanyak 300 orang yang terdiri dari 120 orang usaha bengkel/las, 120

orang usaha pertukangan kayu/ukir, dan 80 orang untuk keterampilan

menjahit;

Page 35: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 7

3. Dilaksanakannya program transmigrasi lokal di tiga lokasi UPT, dan saat

ini sudah dihuni oleh 400 KK, sebagai upaya untuk pemerataan populasi

penduduk;

2.3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Kondisi perekonomian kabupaten Sumbawa dalam sepuluh tahun

terakhir secara rata-rata menunjukkan peningkatan bila dilihat dari PDRB atas

dasar harga konstant, terutama selepas masa krisis moneter tahun

1997/1998. Terpisahnya kabupaten Sumbawa Barat dari kabupaten

Sumbawa tahun 2003 sempat menunjukkan penurunan PDRB kabupaten

Sumbawa. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Sumbawa atas dasar harga konstan (1993) dari tahun ke tahun terus

bertumbuh. Secara berurut sejak tahun 1994 (dalam juta rupiah) mencapai

Rp451.976,- menjadi Rp527.709,- di tahun 1999 dengan rata-rata

pertumbuhan (1994-1999) sebesar 5,13 persen per tahun, dan sempat

mengalami pertumbuhan negatif di tahun 1998 sebesar minus (0,74) persen.

Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (2000) pada tahun 1994

mencapai Rp1.167.543,- menjadi Rp1.426.200,- di tahun 2005 dengan rata-

rata pertumbuhan (2000-2006) sebesar 4,09 persen pertahun.

PDRB ADHK 2000 KAB. SUMBAWA (2001-2006)

y = 57315.01x + 1143335.86

0.00

200,000.00

400,000.00

600,000.00

800,000.00

1,000,000.00

1,200,000.00

1,400,000.00

1,600,000.00

1,800,000.00

2001 2002 2003 2004 2005 2006

(Ju

ta R

up

iah

)

Gambar 2

PDRB ADHK 2000 Kab. Sumbawa

PDRB Perkapita ADHK 2000 Kab. Sumbawa (2001-2006)

y = 77771.82x + 3252606.92

3,000,000

3,100,000

3,200,000

3,300,000

3,400,000

3,500,000

3,600,000

3,700,000

3,800,000

3,900,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006

(Ru

pia

h)

Gambar 3

PDRB Perkapita ADHK 2000 Kab.

Sumbawa

Sepanjang tahun 1994-2005, struktur perekonomian kabupaten

Sumbawa atas dasar harga konstan secara rata-rata didominasi oleh sektor

Page 36: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 8

pertanian (44,15%), diikuti sektor perdagangan hotel dan restoran (16,10%),

sektor jasa-jasa (12,65%), sektor bangunan/konstruksi (10,67%), sektor

pengangkutan dan komunikasi (6.91%), sektor industri pengolahan (3,90%),

sektor pertambangan dan penggalian (2,80%), sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan (2,37%), dan sektor dengan kontribusi terendah adalah

sektor listrik, gas dan air minum (0,46%).

Konstribusi Sektor Pertanian Dalam PDRB ADHK 2000 Kab.

Sumbawa

y = -0.4608x + 46.425

41.50

42.00

42.50

43.00

43.50

44.00

44.50

45.00

45.50

46.00

46.50

2001 2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

(%)

Gambar 4

Kontribusi Sektor Pertanian

Terhadap PDRB

ADHK 2000 Kab. Sumbawa

Analisis Location Coutient (LQ) Sektor Dalam PDRB ADHK 2000

Kab. Sumbawa (2001-2006)

-

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

Per

tanian

Per

tam

banga

n

Indu

stri

Listrik

Ban

guna

n

Per

dagan

gan

Pen

gang

kuta

n

Keu

anga

n

Jasa

-jasa

LQ

Gambar 5

Hasil Analisis LQ Sektor-Sektor PDRB

ADHK 2000 Kab. Sumbawa (2001-

2006)

Meskipun pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sumbawa

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun tingkat pertumbuhannya

masih jauh di bawah angka rata-rata nasional. Tingginya potensi sumberdaya

alam yang tersedia takkan mampu termanfaatkan secara optimal jika tidak

ditunjang dengan keberadaan modal usaha yang dimiliki oleh masyarakat.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, sejak tahun 2001 Pemerintah

Kabupaten Sumbawa telah berusaha memberikan bantuan modal bergulir

dengan bunga lunak, namun ketersediaan anggaran yang amat terbatas dan

sistem penyaluran modal usaha yang tidak tepat menyebabkan upaya

tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan modal usaha ekonomi

masyarakat untuk mengembangkan usahanya secara maksimal, baik untuk

memenuhi kebutuhan lokal maupun luar daerah; Upaya mempromosikan

potensi daerah yang dilakukan selama inipun belum mampu menggerakkan

Page 37: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 9

para investor dari luar daerah untuk menanamkan modalnya, baik secara

sendiri maupun bermitra dengan masyarakat dan pengusaha daerah (lokal).

Disamping aspek permodalan, ketersedian sarana prasarana

perekonomian yang dapat mendorong pengembangan usaha lokal masih

sangat terbatas ketersediannya. Dari 24 Kecamatan yang ada di Kabupaten

Sumbawa, pasar tradisonal yang beroperasi 16 unit, 3 unit di antaranya

berada di Kecamatan Sumbawa. Demikian pula halnya dengan pusat-pusat

perdagangan, yang masih terpusat di Sumbawa Besar yang merupakan Ibu

Kota Kabupaten Sumbawa, di Ibu Kota Kecamatan Alas di bagian Barat dan

Ibu Kota Kecamatan Empang di bagian Timur. Rendahnya investasi dan

terbatasnya kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan pasar dan

pusat-pusat perdagangan menyebabkan lambat perkembangan

perekonomian dan transaksi ekonomi antarmasyarakat. Hal ini pula yang

menjadi salah satu kendala bagi bertumbuhnya lembaga keuangan di

kecamatan dan desa.

Lembaga keuangan bank dan non bank baik pemerintah maupun

swasta telah ada di Kabupaten Sumbawa cukup lama. Terdapat 26 lembaga

perbankan, yang terdiri atas Bank Umum milik Pemerintah seperti PT. Bank

BNI sebanyak 2 unit, PT. Bank NTB 2 unit, PT. BRI 8 unit, dan Bank swasta

yaitu PT. Bank Danamon 1 unit dan PT. Bank Sri Partha 1 unit. Di samping

bank umum, juga terdapat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) LKP milik

Pemerintah sebanyak 11 unit, dan BPR milik swasta sebanyak 3 unit.

Walaupun demikian berdasarkan laporan Bank Indonesia, tingkat pinjaman

masyarakat di Kabupaen Sumbawa tergolong rendah dibandingkan dengan

tingkat simpanan masyarakat yang ada di lembaga keuangan tersebut.

Rendahnya aksesibilitas masyarakat dalam menggunakan jasa lembaga

keuangan tersebut menjadi salah satu masalah kekurangan modal usaha

masyarakat sehingga mempangaruhi geliat perekonomian lokal secara

keseluruhan.

Sesuai dengan laporan Bank Indonesia Cabang Mataram Nusa

Tenggara Barat, bahwa sepanjang tahun 2004-2006 sebaran dana pihak

ketiga perbankan NTB, menempatkan kabupaten Sumbawa berada pada

Page 38: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 10

nomor urut kedua di bawah Kota Mataram, yaitu secara berturut-turut sebesar

Rp424 M (12,24%), Rp520M (12,78%) dan Rp617M (14,08%). Sedangkan

sebaran kredit perbankan di kabupaten Sumbawa pada tahun tersebut secara

berturut-turut hanya mencapai Rp340M (12,89%), 405M (12,09%) dan 497M

(12,80%). Kondisi ini menunjukkan bahwa masih lebih banyak tabungan

masyarakat di lembaga perbankan dibandingkan dengan jumlah kredit yang

bergulir di tengah-tengah masyarakat.

Demikian juga dengan kelembagaan ekonomi masyarakat yang

terwadahi dalam koperasi, pada tahun 2006 berjumlah 301 unit dan 21 unit

diantaranya tidak aktif sehingga masih belum dapat menjadi “soko guru”

perekonomian masyarakat. Demikian juga pada sektor-sektor usaha lainnya,

peranan kelembagaan masyarakat dalam memobilisasi dan mengorganisir

proses produksi agar lebih produktif masih belum nampak dominan. Padahal

kelembagaan masyarakat memiliki arti strategis dalam membangun posisi

tawar masyarakat dalam aktivitas perekonomian yang mengarah pada sistem

pasar bebas seperti dewasa ini.

Permasalahan yang dihadapi pembangunan terkait dengan aspek

ekonomi dan SDA antara lain :

1. Sarana dan prasarana sosial ekonomi yang ada di Kabupaten Sumbawa

terdiri dari usaha perdagangan, jasa industri, pertanian dan peternakan

dengan skala pelayanan lokal dan regional masih sangat terbatas.

Prasarana pasar tradisional tersedia hanya di 13 kecamatan, 3 di

antaranya di kota Sumbawa Besar, sedangkan di 12 kecamatan lainnya

belum tersedia prasarana pasar;

2. Aktivitas ekonomi di Kabupaten Sumbawa masih terpusat di Kecamatan

Sumbawa dalam hal ini kota Sumbawa Besar. Hal ini terlihat dari jumlah

dan jangkauan pelayanan pasar yang ada yakni Pasar Seketeng sebagai

pasar induk yang melayani seluruh wilayah Kabupaten.

3. Meskipun secara rata-rata dalam sepuluh tahun terakhir, sektor pertanian

merupakan penyumbang terbesar yaitu 41,54 persen, yang ditunjang oleh

sub sektor tanaman bahan makanan yang menyumbang rata-rata 23,89

persen dan sub sektor peternakan dan perikanan juga memberikan share

Page 39: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 11

yang cukup besar yakni antara 6 sampai dengan 8 persen, dan dalam

skala provinsi sektor pertanian merupakan sektor unggulan bagi

kabupaten Sumbawa (LQ>1), namun ada kecenderungan terjadi

penurunan kontribusi terhadap PDRB dari tahun ke tahun. Hal ini

menggambarkan bahwa pengelolaan potensi pertanian belum dapat

dilakukan secara optimal;

4. Masih tingginya angkatan kerja di sektor pertanian yang tidak diimbangi

dengan peningkatan kemampuan penguasaan teknologi, sehingga pola

pengusahaan pertaniannya masih dilakukan secara tradisional,

berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas yang dicapai;

5. Terjadinya krisis ekonomi di tahun 1997 dan 1998 masih berdampak

terhadap perekonomian masyarakat hingga saat ini, meskipun secara

perlahan-lahan mulai menunjukkan peningkatan;

6. Kesenjangan pendapatan masyarakat masih tinggi yang terlihat dari masih

tingginya persentase KK miskin;

Keberhasilan yang dicapai antara lain :

1. Sepanjang sepuluh tahun terakhir ini, pemerintah daerah telah

menyediakan 6 dari 14 unit pasar, memfasilitasi terbentuknya 11 unit BPR,

48 Unit Pengelola Keuangan Desa (UPKD), yang diharapkan dapat

menggeliatkan gerak perekonomian daerah;

2. Terjadinya pergeseran struktur perekonomian dari sektor pertanian ke

sektor lainnya. Bila dilihat per sektor, pada tahun 2001-2003 sektor

perdagangan hotel dan restoran merupakan sektor yang laju

pertumbuhannya paling tinggi yakni 6,42 persen dan yang terendah adalah

sektor listrik, gas, dan air bersih 3,51 persen. Sementara itu, pada tahun

2004 sektor industri pengolahan merupakan sektor yang mencatat laju

pertumbuhan paling tinggi yakni 8,32 persen dan yang terendah adalah

sektor pertanian sebesar 2,55 persen.

3. Pembangunan Bidang kehutanan dan perkebunan mengalami kemajuan

dan keberhasilan pada peningkatan produksi komoditi perkebunan dan

penanganan serta pemanfaatan hasil hutan. Sub sektor perkebunan telah

Page 40: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 12

menunjukkan peningkatan dengan telah dilakukan eksport jagung tujuan

Malaysia di tahun 2007 serta perkembangan komoditas perkebunan

kelapa, pinang, kopi, asam, kemiri jambu mete, jagung dan kapas;

Sedangkan sub sektor kehutanan dengan luas hutan 515.579,91 Ha

meliputi hutan lindung seluas 234.896,39, hutan cagar alam 524,00 Ha,

hutan taman buru 22.537,90, hutan produksi terbatas 174.069,33, hutan

produksi biasa 72.342,99 dan hutan wisata 11.225,30 Ha, menunjukkan

peningkatan kontribusi.

4. Pembangunan sub sektor peternakan yang semakin baik terutama setelah

dicanangkannya Kabupaten Sumbawa sebagai pusat pembibitan sapi bali

serta pengembangan kerbau lumpur;

2.4. Sosial Budaya dan Politik

Tinjauan terhadap kondisi sosial, budaya dan politik di kabupaten

Sumbawa dapat dilihat dari aspek sosial kemasyarakatan, aspek keagamaan

dan kebudayaan, aspek politik dan hukum serta keamanan dan keteriban

masyarakat.

Masyarakat Sumbawa memiliki sikap yang relatif terbuka, bahwa

keberadaan manusia tidak dilihat dari latar belakang asal, keturunan, tetapi

lebih ditekankan pada sejauh mana orang itu dapat membawa ketenangan

hati bagi kehidupan bersama. Konsep ketenangan (hati) inilah lalu

merefleksikan berbagai konstruksi hubungan sosial kemasyarakatannya.

Melalui adat istiadat dan budaya lokal bersendikan agama, kehidupan sosial

secara intuitif terintrodusir ke dalam nilai hidup yang menempatkan masalah

hati nurani sebagai parameter dalam mengarahkan derap langkah kehidupan.

Hati nurani pula yang menjadi ukuran tercapainya tujuan kehidupan, bahkan

hati nurani diidentikkan dengan diri manusia itu sendiri.

Perilaku keterbukaan, egaliter yang dimiliki selain digambarkan dalam

konstruksi kebahasaan juga dalam pola komunikasi antarsesama telah

memunculkan suatu bentuk reduksi sarana komunikasi (bahasa) dari

terminologi hubungan kekerabatan/persaudaraan antarsesama dengan

Page 41: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 13

melintasi batas hubungan seketurunan. Fakta semangat egalitarian itulah

yang menjadikan Sumbawa memiliki masyarakat yang majemuk.

Namun dalam perkembangannya, tidak bisa dipungkiri bahwa

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kecanggihan informasi dan

komunikasi yang kini serba sukar terbendung merambat pula dalam

kehidupan sosial. Sikap masyarakat yang terbuka disamping memberikan sisi

positif ternyata juga mulai terinfiltrasi ke sikap moral, perilaku dalam

kehidupan. Nilai-nilai budaya dan agama mulai terusik. Apresiasi masyarakat

umumnya kalangan generasi muda terhadap budaya-budaya lokal termasuk

seni dan bahasa, serta sikap pergaulanpun relatif mulai menunjukkan

pergeseran mengikuti perkembangan dunia luar meskipun belum tentu

senafas dengan nilai-nilai moral, budaya dan agama. Kreasi-kreasi seni yang

merupakan kesenian kontemporer sebagai seni garapan baru lebih banyak

dipertunjukkan dan diminati masyarakat terutama kalangan generasi muda

dibandingkan dengan seni tradisional. Kondisi ini memang sangat kontras

mengingat Kabupaten Sumbawa dulunya adalah sebuah kerajaan yang

mestinya dapat mewariskan orisinalitas adat dan budaya lokal kepada

generasi penerusnya. Meskipun demikian, ruh dari budaya dan adat istiadat

masih tetap hidup terutama terlihat dalam event-event budaya walaupun tetap

tidak dapat mewarnai kehidupan keseharian masyarakat.

Dari segi keagamaan, mayoritas penduduk Kabupaten Sumbawa

beragama Islam, mencapai 96,33%, diikuti Hindu 2,67%, Katolik 0,9%,

Protestan 0,42%, dan yang paling sedikit beragama Budha 0,09%. Sampai

dengan saat ini, nilai-nilai toleransi antar umat beragama senantiasa

teraktualisasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kasus-kasus

perusakan terhadap rumah ibadah tidak dijumpai di Kabupaten Sumbawa.

Dari lima agama yang dianut masyarakat di kabupaten Sumbawa,

tersedia 476 unit prasarana keagamaan, yang terdiri atas 445 unit

mesjid/musholla, 2 gereja kristen, 3 gereja katholik, 25 pura dan 1 vihara.

Peran yang ditempuh pemerintah daerah selama ini hanyalah memberikan

bantuan dana untuk pembangunan dan pemeliharaan terhadap prasarana

keagamaan tersebut. Sumber utama pembiayaan pembangunannya

Page 42: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 14

merupakan swadaya masyarakat ataupun dari bantuan yang diterima dari

pihak luar.

Dari aspek kehidupan politik, pengaruh iklim perpolitikan tingkat

nasional sangat terasa menggeliat di Kabupaten Sumbawa. Jumlah partai

politik peserta pemilu legislatif tahun 2004 sebanyak 24 partai, dengan pemilih

terdaftar sebanyak 146.171 pemilih pada 1.004 unit TPS, pada pemilu

legislatif tahun 1999 sebanyak 196.452 pemilih pada 519 unit TPS. Dalam

keanggotaan legislatif, keterwakilan kaum perempuan hanya pernah ada

hingga DPRD periode tahun 1994-1999, sedangkan pada periode berikutnya

tidak satupun duduk sebagai anggota DPRD.

Dari aspek hukum dan kamtibmas, meskipun angka kriminalitas cukup

rendah, namun pelanggaran aturan-aturan hukum, budaya kekerasan masih

saja terjadi.. Sepanjang tahun 2003-2007 kasus curat meningkat dengan

trend 9,09%, curanmor meningkat luar bisasi dengan trend 175%, kasus

curas meningkat dengan trend 50%, kasus anirat menurun (20%), kasus

narkoba menurun (200%), pembunuhan menurun (50%), kasus miras

melonjak 700% dan pelanggaran tertinggi secara statistik ada pada

pelanggaran lalulintas jalan raya, yang sepanjang tahun 2007 mencapai 1.828

kasus dan secara keseluruhan telah disidangkan.

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Belum optimalnya upaya pelestarian adat istiadat dan budaya daerah

termasuk di dalamnya bahasa daerah, hal ini terlihat dari kecenderungan

menurunnya penggunaan bahasa daerah serta pola pergaulan hidup

masyarakat terutama di perkotaan yang mulai mengalami pergeseran;

2. Masih kurang optimalnya pembinaan dan pengembangan seni budaya

lokal, sehingga peningkatan apresiasi masyarakat tidak sebanding dengan

meningkatnya kecenderungan ke arah seni budaya luar, hal ini ditunjukkan

oleh langkanya kemunculan generasi muda sebagai pioner dalam

menggali dan mengembangkan kesenian daerah;

3. Pembangunan bernuansa religius di kalangan generasi muda masih belum

maksimal, generasi muda masih kurang gencar menyuarakan pesar-pesan

rerilgius di tengah-tengah masyarakat;

Page 43: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 15

4. Pembangunan bidang hukum belum sepenuhnya dapat dilaksanakan

secara maksimal, meskipun angka kriminalitas cukup rendah, namun

pelanggaran aturan-aturan hukum, budaya kekerasan masih saja terjadi.

Demikian pula dengan penegakan hukum yang belum maksimal dapat

dilaksanakan;

5. Masih rendahnya keterwakilan perempuan dalam kancah politik;

Adapun capaian keberhasilan pembangunan antara lain :

1. Mulai ditingkatkannya perhatian terhadap kegiatan pengembangan

kesenian daerah melalui pemberian bantuan kepada sanggar-sanggar

seni, serta diselenggarakannya lomba-lomba bertutur, lomba tari, dan

lomba kesenian tradisional lainnya;

2. Kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan berkembang dengan baik.

Demikian pula telah tumbuh kesadaran yang kuat di kalangan pemuka

agama untuk membangun harmoni sosial dan hubungan intern dan antar

umat beragama yang aman, damai, dan saling menghargai.

3. Dalam rangka pemantapan pelaksanaan otonomi daerah, Kabupaten

Sumbawa terus melengkapi berbagai produk hukum melalui

penerbitan/penyempurnaan berbagai Peraturan Daerah ataupun

Keputusan Bupati. Produk hukum tersebut bertujuan untuk menjamin

kepastian hukum bagi masyarakat dalam melakukan aktivitasnya.

4. Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Sumbawa

relatif aman dan terkendali. Walaupun terjadi berbagai macam gangguan

terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat namun skala dan eskalasi

gangguannya masih tergolong kecil. Modus gangguan yang dominan

meliputi tindakan pencurian, perjudian, miras dan aksi kriminalitas lainnya.

5. Suksesnya Pemilu Legislatif tahun 2004 dan Pilkada tahun 2005;

2.5. Prasarana dan Sarana

Kondisi prasarana dan sarana yang ada di Kabupaten Sumbawa

secara umum dapat dikatakan belum memadai. Prasarana irigasi dan

sumberdaya air yang telah dibangun dalam sepuluh tahun terakhir di

Page 44: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 16

kabupaten Sumbawa sebanyak 16 bendung sehingga jumlahnya menjadi 32

buah bendung dengan total areal seluas 2.941 ha. Selain itu telah

dilaksanakan rehabilitasi terhadap 28 buah bendung dengan layanan areal

seluas 2.606 ha. Demikian pula terhadap jaringan irigasi, sejak tahun 2000

sampai tahun 2004, pemerintah telah melaksanakan kegiatan peningkatan

jaringan irigasi sebanyak 78 buah jaringan dengan total panjang 84.947,91 m.

Sedangkan dalam upaya menunjang pengembangan dan konservasi

sumberdaya alam, pemerintah daerah telah dapat ditangani Pemerintah

Kabupaten Sumbawa tercatat sebanyak 41 daerah irigasi dengan luas baku

40.989 ha, dengan luas potensial 34.861 ha serta panjang saluran pembawa

primer dan sekunder 992.174 km. Dengan telah terbentuknya kabupaten

Sumbawa Barat maka daerah irigasi berkurang 6 daerah dengan

pengurangan luas baku 7.515 ha, pengurangan luas potensial 6.045 ha.

Demikian pula terhadap saluran primer dan sekunder berkurang 120.504 km.

Sehingga sejak tahun 2005, Pemerintah kabupaten Sumbawa hanya

menangani 35 daerah irigasi dengan luas baku 33.472 ha, luas potensial

28.816 ha, panjang saluran pembawa primer dan sekunder 541.670 km

dengan jumlah organisasi P3A sebanyak 227 organisasi.

Pembangunan jaringan irigasi dan sumberdaya air yang telah

dilaksanakan tersebut telah cukup memberikan dampak dalam meningkatkan

intensitas tanam dan berkembangnya luas areal persawahan irigasi, serta

dapat mengurangi kemungkinan meningkatnya kerusakan tebing sungai.

Memperhatikan potensi wilayah di Kabupaten Sumbawa,

sesungguhnya masih cukup banyak yang belum tersentuh, terutama potensi-

potensi yang berada di wilayah Kabupaten Sumbawa Bagian Selatan. Salah

satu penyebabnya adalah prasarana jalan dan jembatan yang

menghubungkan daerah potensial terisolir dengan pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi belum tersedia.

Kondisi jalan yang baik dalam Kabupaten Sumbawa yakni sepanjang

99,10 km , kondisi sedang sepanjang 262,78 km, kondisi rusak sepanjang

263,79 km, dan rusak berat sepanjang 311,15 km. Berkaitan dengan kawasan

Page 45: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 17

terisolir, hingga kini masih ada beberapa desa yang belum terhubungkan

dengan prasarana jalan, karena memiliki medan yang sulit.

Pelabuhan laut yang ada dan menghubungkan Kabupaten Sumbawa

dengan daerah lainnya saat ini hanyalah Pelabuhan Badas. Pelabuhan

tersebut merupakan pelabuhan bongkar muat dan keluar masuk barang-

barang untuk kepentingan perdagangan (bukan pelabuhan untuk transportasi

penumpang). Sementara pelabuhan antar pulau yang memperlancar arus

transportasi penumpang hanya ada di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat

(pelabuhan Poto Tano) yang menghubungkan Pulau Sumbawa dengan Pulau

Lombok, sedangkan penghubung Pulau Sumbawa dengan Sulawesi dan

Nusa Tenggara Timur terdapat di Kabupaten Bima. Pelabuhan-pelabuhan laut

lokal yang ada hanya untuk menghubungkan Pulau Sumbawa dengan Pulau

Moyo dan sekitarnya. Hal inipun masih sebatas perahu kecil yang terbatas.

Kabupaten Sumbawa memiliki Pelabuhan Udara Brang Biji yang

melayani penerbangan domestik secara regional, hingga saat ini lalu lintas

udara hanya dilayani oleh Pesawat Wing’s Air dan Trigana Air dengan

frekwensi penerbangan sebanyak 4 hari dalam seminggu, disamping itu juga

dimanfaatkan oleh pesawat-pesawat carteran untuk keperluan pariwisata PT.

Amanwana Resort, PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT), atau perusahaan

swasta lainnya.

Kebutuhan akan sarana telekomunikasi seperti telepon umum ataun

warung telekomunikasi belum tersedia merata di setiap desa ataupun

kecamatan di Kabupaten Sumbawa. Namun telekomonukasi melalui jaringan

telepon seluler GSM telah merata hampir disemua kecamatan. Sedangkan

untuk Kantor Pos dan Giro tersedia di 12 kecamatan.

Meskipun pelayanan listrik PLN sudah dapat menjangkau seluruh

kecamatan, namun masih belum mampu memenuhi kebutuhan setiap desa

dan dusun. Hingga saat ini masih terdapat 14 Desa dan 34 Dusun yang belum

menikmati listrik layanan PLN. Pemerintah Kabupaten Sumbawa telah

memberikan bantuan PLTS di beberapa desa dan dusun, namun masih belum

menjangkau seluruhnya terutama di daerah-daerah pesisir dan kawasan

terpencil.

Page 46: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 18

Adapun permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Masih tingginya kondisi jalan rusak (263,79 km) dan rusak berat (311,15

km), menunjukkan bahwa kondisi jalan di Kabupaten Sumbawa kurang

memadai untuk mendukung mobilitas masyarakat;

2. Masih adanya wilayah terisolir (daerah terpencil dan daerah pulau)

disebabkan karena belum memadainya prasarana jalan dan jembatan atau

dermaga penyeberangan yang menghubungkan wilayah (pulau) tersebut

dengan wilayah lainnya;

3. Masih adanya desa dan dusun yang belum terjangkau layanan listrik PLN,

dan terbatasnya kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi

kebutuhan listrik perdesaan, sementara populasi penduduk makin

meningkat dan kebutuhan akan listrik semakin tinggi;

4. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi bencana alam banjir yang

mengakibatkan rusaknya lahan pertanian menunjukkan bahwa jaringan

saluran irigasi sebagai suatu sistem belum memadai;

Keberhasilan yang dapat dicapai antara lain :

1. Dalam rangka mendukung peningkatan pengembangan potensi wilayah

dan pembangunan bidang lainnya, pemerintah daerah telah melaksanakan

pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan prasarana irigasi dan

sumberdaya air. Beberapa hasil yang dicapai dalam sepuluh tahun terakhir

adalah dibangunnya 16 buah bendung, rehabilitasi terhadap 12 buah

bendung, meningkatkan prasarana irigasi sebanyak 78 jaringan

(84.947,91m).

2. Dalam upaya menunjang pengembangan dan konservasi sumberdaya

alam, telah dapat ditangani Pemerintah Kabupaten Sumbawa sebanyak 35

daerah irigasi dengan luas baku 33.472 ha, luas potensial 28.816 ha,

panjang saluran pembawa primer dan sekunder 541.670 km dengan

jumlah organisasi P3A sebanyak 227 organisasi.

3. Pembangunan jaringan irigasi dan sumberdaya air yang telah

dilaksanakan tersebut telah cukup memberikan dampak dalam

Page 47: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 19

meningkatkan intensitas tanam dan berkembangnya luas areal

persawahan irigasi, serta dapat mengurangi kemungkinan meningkatnya

kerusakan tebing sungai.

4. Dalam rangka membuka kawasan potensial terisolir, Pemerintah

Kabupaten Sumbawa telah membuat prasarana jalan sepanjang 26 km

5. Sarana telekomunikasi dan informasi berperan dalam memperlancar arus

informasi antar daerah yang pada gilirannya akan membuat hubungan

antar daerah semakin intensif. Sarana telekomunikasi dan infrormasi

berupa telepon, radio dan televisi telah menjangkau daerah perdesaan.

Hal ini tentu saja akan berimplikasi positif terhadap arus informasi ke

daerah perdesaan.

6. Mengatasi masalah pasokan listrik terutama pada desa-desa yang tidak

terjangkau layanan PLN, upaya yang telah dilakukan selama ini adalah

membangun prasarana listrik tenaga surya, namun hal ini belum dapat

dikatakan memadai karena hanya untuk beberapa rumah tangga dan tidak

menjangkau seluruh desa;

2.6. Pemerintahan Umum

Fungsi fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka mendorong

masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraannya secara mandiri masih

menjadi tugas yang belum optimal dijalankan. Pemerintah daerah dengan

kemampuan keuangan yang terbatas yang dihadapkan dengan permasalahan

yang semakin kompleks semakin dituntut untuk dapat efisien dan efektif

dalam menggunakan sumberdaya yang tersedia. Sementara kelembagaan

pemerintah daerah cenderung “gemuk struktur namun miskin fungsi”,

sehingga restrukturisasi kelembagaan pemerintah daerah menjadi kebutuhan

yang mendesak dilakukan.

Kelembagaan pemerintah kabupaten Sumbawa saat ini sesuai dengan

Peraturan Daerah kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2000 kemudian

dirubah menjadi Peraturan Daerah kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun

2002 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi

Page 48: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 20

dan Tata Kerja Perangkat Daerah kabupaten Sumbawa, bahwa organisasi

perangkat daerah kabupaten Sumbawa terdiri dari :

1. Sekretariat Daerah, dengan 3 (tiga) asisten yang masing-masing

membawahi 3 (tiga) bagian, dan tiap-tiap bagian membawahi 4 (empat sub

bagian );

2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Lembaga Teknis Daerah, terdiri atas 7 (tujuh) Badan, 7 (tujuh) Kantor dan

1 (satu) RSUD;

4. Dinas-Dinas Daerah, sebanyak 16 Dinas;

5. 23 Kecamatan dan 8 Kelurahan.

Bila dirinci berdasarkan eselon, hingga akhir Tahun 2006 di kabupaten

Sumbawa terdapat 984 jabatan eselon, yang terdiri dari ; Eselon II-A (1),

Eselon II-B (27), Eselon III-A (174), Eselon IV-A (738),dan Eselon IV-B (44).

Sedangkan gambaran SDM aparatur Pemerintah kabupaten Sumbawa dilihat

dari tingkat golongan sesuai dengan kondisi akhir Tahun 2006 sebagai

berikut:

Tabel 1. Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Sumbawa

Berdasarkan Golongan / Ruang Tahun 2006

No Golongan Jumlah Persentase

1. Golongan I 44 0,69

2. Golongan II 1.492 23,26

3. Golongan III 3.291 51,31

4. Golongan IV 1.587 24,74

Jumlah 6.414 100,00

Sumber : BKD Kabupaten Sumbawa, 2007

Page 49: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 21

Sebagai gambaran kompetensi PNS Daerah kabupaten Sumbawa

dilihat dari tingkat pendidikannya dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 2. Tingkat Pendidikan PNS Daerah di Kabupaten Sumbawa

Hingga Tahun 2006

No Pendidikan Jenis Kelamin

Jumlah Persentase Pria Wanita

1. S3 2 0 2 0,02

2. S2 40 3 43 0,67

3. S1 / D-IV 1.236 554 1.790 27,91

4. D-III/Sarjana Muda 316 249 565 8,81

5. D-II 823 672 1.495 24,79

6. D-I 56 152 208 3,24

7. SLTA / Sederajat 1.240 773 2.013 31,38

8. SMP / Sederajat 152 34 186 2,90

9. SD / Sederajat 112 1 113 1,76

Jumlah 3.796 2.438 6.414 100,00

Sumber : SIMPEG BKD Kabupaten Sumbawa, 31 Desember 2006

Berdasarkan kedua tabel diatas, dari segi sumberdaya aparatur PNS

sesungguhnya kelembagaan pemerintah di kabupaten Sumbawa dapat

didorong untuk menjadi organisasi katalis proses perubahan sosial. Dari segi

golongan, sebagian besar berada di lini bawah yang langsung bersentuhan

dengan pelayanan masyarakat. Sedangkan dari segi taraf pendidikan sekitar

separuhnya telah mengenyam bangku pendidikan tinggi. Dengan demikian

pembenahan kelembagaan pemerintah daerah dalam rangka menciptakan

organisasi yang “kaya fungsi hemat struktur” dapat ditopang oleh sumberdaya

manusia yang tersedia.

Di sisi lain, sebagai upaya memperdekat dan memperlancar pelayanan

pemerintah daerah terhadap masyarakat, saat ini di Kabupaten Sumbawa

terdapat 23 kecamatan, 14 kecamatan diantaranya merupakan kecamatan

yang baru terbentuk sebagai pemekaran dari kecamatan terdahulu, meskipun

Page 50: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 22

hingga saat ini belum semuanya memiliki kantor camat serta sarana

penunjang lainnya yang masih sangat terbatas.

Sumber penerimaan daerah Kabupaten Sumbawa yang meliputi

pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan

yang sah dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Realisasi Pendapatan Daerah kabupaten Sumbawa

Tahun 2001 -2007 (dalam Jutaan)

Jenis Pendapatan Tahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7 8

Pendapatan Asli Daerah 10,358 17,217 20,085 18,845 15,809 19,248 18,908

Pajak Daerah 3,369 4,800 5,385 6,317 5,781 6,577 4,259

Retribusi 2,359 3,869 4,157 4,579 4,259 6,011 8,564

Bagian laba Usaha Daerah 191 670 1,462 1,662 1,642 1,845 2,775

Lain-lain PAD yang sah 4,439 7,878 9,081 6,287 4,127 4,815 3,308

Dana Perimbangan 172,313 186,031 211,648 220,739 222,582 326,200 443,286

DBH 17,002 20,850 26,158 27,147 30,049 21,233 23,279

DAU 152,245 165,150 182,529 184,992 179,553 272,557 365,080

DAK 3,066 31 2,961 8,600 12,980 32,410 54,927

Lain-lain Penerimaan sah 79,826 60,163 88,342 16,924 16,251 16,846 22,819

Dana Bagi hasil prop. 72,026 53,135 53,125 64,894 9,170 6,660 7,013

Penerimaan Dari Pemerintah - 2,774 14,252 16,924 7,081 10,186 7,000

Dana Dari Propinsi 7,800 4,254 3,857 6,524 - - 1,806

Dana Darurat - - - - - - 7,000

Pendapatan Daerah 262,497 263,411 302,967 327,926 254,642 362,294 485,013

Sumber: Pemerintah Kabupaten Sumbawa, (2001-2007)

Tabel diatas menunjukkan bahwa realisasi pendapatan asli daerah,

dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah dari tahun 2001 sampai

tahun 2007 mengalami fluktuasi. Namun secara umum total pendapatan

Kabupaten Sumbawa mengalami peningkatan dari Rp262,497 milyar pada

tahun 2001 dan mengalami peningkatan menjadi Rp485.013 milyar pada

tahun 2007.

Page 51: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 23

Sedangkan proporsi belanja terhadap penerimaaan daerah Kabupaten

Sumbawa dari tahun 2001-2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Proporsi Belanja terhadap Pendapatan Daerah

Dan Perhitungan APBD Kabupaten Sumbawa Tahun 2001-2007

Uraian Tahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 2 3 4 5 6 7 8

Pendapatan Daerah 262,497 263,411 302,967 327,926 254,642 254,642 485,013

Belanja Daerah 242,061 278,401 317,278 323,689 249,939 350,876 505,316

Proporsi Belanja terhadap

Pendapatan Daerah 92% 105% 104% 98% 98% 96% 104%

Surplus/(Defisit) 20,436 (14,990) (14,311) 4,237 4,703 11,418 (20,303)

Pembiayaan

Penerimaan 10,936 31,372 16,382 2,071 6,308 11,011 22,429

Sisa Lebih Perhitungan

Tahun Lalu 10,936 31,372 16,382 2,071 6,308 11,011 22,429

Pinjaman daerah - - - - - - -

Pengeluaran - - - - - - -

Pembiayaan Netto 10,936 31,372 16,382 2,071 6,308 11,011 22,429

Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran 31,372 16,382 2,071 6,308 11,011 22,429 2,126

Sumber : Pemerintah Kabupaten Sumbawa, 2001-2007 (diolah)

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa rata- rata belanja Pemerintah

Kabupaten Sumbawa tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 sebesar

96.22%. Hal ini menunjukkan bahwa belanja daerah Kabupaten Sumbawa

menggunakan pandapatan APBD dalam jumlah yang besar untuk

melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan sosial

kemasyarakatan.

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Pelayanan umum sebagai tugas utama dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah masih memiliki beberapa kekurangan yang dapat

menghambat efisiensi dan kinerja pemerintah daerah. Beberapa

kekurangan tersebut, antara lain ; (a) belum optimalnya perubahan pola

Page 52: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 24

pikir terhadap reformasi birokrasi sebagai upaya peningkatan pelayanan

masyarakat, (b) belum optimalnya koordinasi antar instansi (Badan, Dinas

dan Kantor terkait), sehingga masih adanya tumpang tindih tugas dalam

implementasi kebijakan, (c) masih adanya ego sektoral diantara birokrasi,

dan (d) masih belum optimalnya pemahaman tupoksi;

2. Pelayanan umum belum dapat dijalankan secara optimal karena

keterbatasan penguasaan teknologi dan sistem informasi akibat dari

kurang sesuainya jenis/tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan

kapasitas/kualifikasi pendidikan aparatur yang sebagian besar belum

memadai untuk menunjang pelaksanaan pelayanan publik di segala

bidang;

3. Masih rendahnya sarana pelayanan yang cepat dan nyaman serta

memuaskan bagi para pengguna jasa pelayanan publik, masih belum

tersedianya kantor camat dan sarana pendukung bagi kecamatan yang

baru dibentuk sebagai hasil pemekaran. Hal ini tentu saja dapat

mengganggu pelayanan kepada masyarakat, mengingat ke depan kantor

kecamatan akan memegang peranan yang strategis sebagai garis depan

pelayanan kepada masyarakat.

4. Belum tersedianya standar pelayanan minimal (SPM) di sebagian besar

instansi pemerintahan daerah;

5. Menyadari bahwa pemerintah daerah masih terlalu kecil untuk dapat

menuntaskan masalah-masalah yang besar, tetapi juga terlalu besar untuk

menangani permasalahan-permasalahan yang kecil, namun penguatan

peran masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan

permasalahan pembangunan daerahpun belum dapat dilakukan secara

optimal, sehingga masih dibutuhkan peningkatan respon pemerintah

daerah dalam mengatasi permasalahan masyarakat;

6. Celah fiskal (fiscal gap) Kabupaten Sumbawa masih tinggi yang antara lain

disebabkan karena rendahnya kapasitas fiskal dan tingginya kebutuhan

anggaran (fiscal needs) untuk pelaksanaan pembangunan daerah,

sehingga Kabupaten Sumbawa masih sangat tergantung kepada transfer

pemerintah pusat melalui dana perimbangan. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 53: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 25

Kabupaten Sumbawa masih jauh dari kemandirian untuk membiayai

pembangunan di daerahnya;

Adapun capaian keberhasilan yang telah diperoleh selama ini antara lain :

1. Telah dibangunnya kantor pemerintah kabupaten Sumbawa setelah

terjadinya perisitiwa kebakaran yang menghanguskan gedung dan sarana

lain yang ada dalam kantor tersebut.

2. Telah terbentuknya beberapa kecamatan baru sebagai pemekaran dari

kecamatan sebelumnya. Hal ini diharapkan dapat menunjang kelancaran

pelayanan publik;

3. Telah mengirimkan PNS tugas belajar untuk S3 sebanyak 1 orang, dan

jenjang S2 sebanyak 36 orang hingga tahun 2005 dan tetap membuka

peluang tugas belajar jenjang S2 bagi PNS yang memenuhi syarat masuk

ke Perguruan Tinggi Negeri di luar daerah untuk program studi yang

dibutuhkan oleh daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan aparatur

semakin meningkat;

4. Sejak tahun 2003 telah menerapkan pola perencanaan partisipatif disertai

dengan Survey Prioritas Pelayanan Masyarakat (SPPM) untuk lebih

mempertajam hasil Penjaringan Aspirasi Masyarakat (Jaring

Asmara)/Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah

(Musrenbangda);

5. Sejak tahun 2005 telah menerapkan penganggaran pemerintahan desa

melalui pola Alokasi Dana Desa;

6. Semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses perumusan,

pelaksanaan dan pengawasan kebijakan pembangunan daerah;

Page 54: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 26

2.7. Pendidikan dan Kesehatan

Kondisi pendidikan yang merupakan salah satu gambaran kualitas

sumberdaya manusia. Bila diukur dari angkatan kerja yang melek huruf

sepanjang sepuluh tahun terakhir, kabupaten Sumbawa menempati urutan

kedua tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rata-rata angka melek huruf

di kabupaten Sumbawa adalah 88,92% sedangkan kota Mataram 90,29%,

kondisi yang jauh berada di atas rata-rata provinsi yang hanya mencapai

79,88%. (BPS NTB, 2005). Sedangkan bila dilihat dari angka partisipasi

pendidikan penduduk usia sekolah, secara rata-rata dalam lima tahun

terakhir, angka partisipasi kasar SD/MI adalah 108,10%, SMP/MTS 84,99%

dan untuk SMA/SMK 48,92%. Untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI

93,05%; SMP/MTS 63,22% dan untuk SMA/SMK 35,26%. Kondisi jauh lebih

baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi tidak terlepas dari keberadaan

prasarana dan sarana pendidikan yang tersedia.

Keberadaan sarana prasarana pendidikan di Kabupaten Sumbawa

masih belum dapat memenuhi kebutuhan idealnya, baik untuk pendidikan pra

sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas

(umum/kejuruan) maupun perguruan tinggi. Perbandingan sarana prasarana

sekolah antar jenjang pendidikan masih mencolok, terlebih antar jenjang SD

dan SMP, SMP dan SMA ataupun SMK, demikian pula terhadap TK ataupun

Perguruan Tinggi. Dari data yang ada di luar TK dan Perguruan Tinggi,

semakin tinggi jenjang sekolah semakin rendah ketersediaan sarana

prasarananya. Jika SD sudah dapat dikatakan merata di seluruh desa, maka

SMP masih belum merata di setiap kecamatan, demikian juga dengan SMA

ataupun SMK. Kondisi ini lebih diperparah dengan banyaknya ruang kelas

belajar yang dalam keadaan rusak.

Dari data tahun 2007, jumlah SD/MI yang ada di Kabupaten Sumbawa

sebanyak 355 sekolah, dengan total ruang kelas 1.875 unit, 47,68% kondisi

baik, 31,84% rusak ringan dan 20,48% rusak berat. Jumlah kelompok belajar

SD/MI sebanyak 2.243 kelompok, SD/MI yang memiliki perpustakaan hanya

37 sekolah. Guru SD/MI berdasarkan data tahun 2006 sebanyak 3.622 orang,

Page 55: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 27

47,52% tergolong guru layak mengajar, 24,54 % semi layak dan 27,94%

tergolong tidak layak.

Jumlah SMP/MTs yang ada sebanyak 78 sekolah dengan ruang kelas

515 unit, 74,56% kondisi baik, 18,65% rusak ringan dan 4,22% rusak berat.

Jumlah kelompok belajar mencapai 579 kelompok, perpustakaan SMP/MTs

sebanyak 41 unit dan laboratorium sebanyak 56 unit. Guru SMP/MTs

berdasarkan data tahun 2006 sebanyak 1.473 orang, 1.083 orang (73,93%)

tergolong guru layak mengajar, 155 orang (10,52 %) semi layak dan 229

orang (15,55%) tergolong tidak layak.

Demikian pula dengan jumlah SMA/SMK/MA hanya sebanyak 34

sekolah dengan ruang kelas 257 unit, 85,60% kondisi baik, 11,67% rusak

ringan dan 2,72% rusak berat. Jumlah kelompok belajar 317 kelompok,

perpustakaan 31 unit dan laboratorium 53 unit serta bengkel praktik 3 unit.

Guru yang mengajar di SMA/SMK/MA sebanyak 911 orang, terdiri dari 762

orang (83,64%) layak mengajar, 102 (11,20%) semi layak, dan 47 (5,16%)

tidak layak mengajar.

Dari aspek kesehatan, angka kesakitan masyarakat pada tahun 2005

adalah 310.763 menurun 8,58% dibanding tahun 2000 yang mencapai

375.275. Angka kematian bayi mengalami penurunan. Tahun 1999 sebesar

66/1000 kelahiran hidup menjadi 59,11/1000 kelahiran hidup pada tahun

2005. Angka ini semakin mendekati angka nasional yaitu 45/1000 kelahiran

hidup, angka kematian bayi Kabupaten Sumbawa selama kurun waktu 1999-

2005 masih lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata angka kematian bayi

Propinsi NTB. Menurunnya angka kematian bayi dari tahun 2003 berjumlah

144 kasus bayi mati menjadi 59 kasus bayi mati pada tahun 2006. Ini

menunjukkan adanya penambahan positif dan meningkatnya derajat

kesehatan Ibu melahirkan serta bayi lahir. Namun bila memperhatikan kasus

gizi buruk yang terjadi di tahun 2006 di kabupaten Sumbawa yang di

antaranya 1.704 orang balita, maka penanganan masalah kesehatan

masyarakat menjadi prioritas yang tidak dapat diabaikan.

Sejak tahun 2004-2006 tidak ditemukan lagi kasus penyakit polio dan

kasus tetanus neonaturo sebagai bukti nyata keberhasilan program imunisasi.

Page 56: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 28

Sedangkan penyakit yang berbasis lingkungan dan sangat dipengaruhi oleh

faktor perilaku seperti diare dapat diturunkan angka kesakitannya dalam tahun

2002 sebesar 16.386 kasus turun menjadi 15.511 kasus pada tahun 2005

atau turun sebesar 5,34 %, serta tidak terdapat angka kematian akibat diare

(Case Fatality Rate = 0 %). Temuan kasus ISPA di sarana kesehatan pada

tahun 2002 sebesar 97% menurun menjadi 94,1% pada tahun 2005.

Menurut data tahun 2007, pelayanan kesehatan di Kabupaten

Sumbawa yaitu terdiri dari : Rumah Sakit Umum Daerah 1 Unit, Puskesmas

15 Unit, Puskesmas Pembantu 83 Unit, Puskesmas Keliling 16 Buah, Jumlah

Posyandu 513, jumlah Polindes ada 66, Rumah Bersalin Swasta 2 Buah, balai

Pengobatan / Klinik ada 2 Buah, Apotek 12 Buah, Toko Obat 17 Buah,

Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) 1 buah, Praktek Dokter Bersama 2 buah

dan Praktek Dokter Perorangan 57 Buah.

Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang ada di RSUD, terdiri dari tempat

tidur sebanyak 96 buah dengan Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD yaitu

72.46%, Length of Stay (LOS) RSUD yaitu 3 hari, TOI ada 1.70, Gross Death

Rate (GDR) RSUD Yaitu 5.00, dan Net Death Rate (NDR) RSUD yaitu 3.20.

Indikator Sumber Daya Kesehatan terdiri atas rasio Dokter, Dokter

Spesialis, Dokter Keluarga, Dokter gigi, Apoteker, Bidan, Perawat, Ahli Gizi,

Ahli Sanitasi dan Ahli Kesehatan Masyarakat masing–masing per 100.000

penduduk, dan persentase penduduk yang menjadi Peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) .

Rasio jenis tenaga kesehatan terhadap 100.000 penduduk yang ada di

Kabupaten Sumbawa pada tahun 2007 sebagai berikut :

1. Rasio Dokter per 100.000 penduduk 12.81 meningkat bila dibandingkan

pada tahun 2004 hanya 8.61

2. Rasio Dokter Spesialis terhadap penduduk ada 1.03 per 100.000

penduduk

3. Rasio Dokter gigi terhadap penduduk ada 2.56 per 100.000 penduduk.

Pada tahun 2004 ada 2.42 per 100.000 penduduk

4. Rasio Apoteker terhadap penduduk ada 3.08 per 100.000 penduduk

Page 57: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 29

5. Rasio Bidan terhadap penduduk ada 40.49 per 100.000 penduduk. Pada

tahun 2004 ada 38.21 per 100.000 penduduk

6. Rasio Perawat terhadap terhadap penduduk ada 75.60 per 100.000

penduduk

7. Rasio Ahli Gizi terhadap penduduk ada 9.48 per 100.000 penduduk

8. Rasio Ahli Sanitasi terhadap penduduk ada 10.25 per 100.000 penduduk;

9. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat terhadap penduduk ada 5.38 per

100.000 penduduk;

10. Ratio Puskesmas per 10.000 penduduk adalah 0,25, padahal seharusnya

0,33.

Sedangkan mengenai pembangunan sumberdaya manusia yang

ditunjukkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dengan

memperhatikan indikator kesehatan, indikator pendidikan dan indikator

ekonomi masyarakat berdasarkan perhitungan BPS Nusa Tenggara Barat,

maka IPM Kabupaten Sumbawa mencapai 63,2, berada pada posisi ketiga di

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kondisi IPM Provinsi Nusa Tenggara Barat

khususnya untuk Kabupaten Sumbawa pada tahun 2004 dapat dilihat pada

tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. IPM Kab. Sumbawa dan Kabupaten/Kota Lain

di Provinsi NTB Tahun 2004

No. Kabupaten/

Kota

Angka

Harapan

Hidup

Pendi-

dikan

Paritas

Daya

Beli

IPM

(0-100)

Peringkat

IPM

1. Lombok Barat 55,2 60,3 55,5 57,0 8

2. Lombok Tengah 55,8 57,7 57,2 56,9 9

3. Lombok Timur 54,7 64,1 57,3 58,7 7

4. Mataram 64,0 79,9 62,5 68,8 1

5. Sumbawa Barat 56,0 73,6 56,1 61,9 5

6. Sumbawa 56,7 74,4 58,5 63,2 3

7. Dompu 57,7 70,3 59,1 62,3 4

8. Bima 57,3 69,6 53,7 60,2 6

9. Kota Bima 61,2 75,4 53,3 63,5 2

Propinsi NTB 57,3 66,4 58,1 60,6 -

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi NTB, 2005.

Page 58: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 30

Adapun permasalahan utama yang dihadapi dari aspek pendidikan dan

kesehatan antara lain :

1. Masih rendahnya proporsi guru layak mengajar, baik di SD, SMP maupun

SMA/MA/SMK;

2. Belum meratanya prasarana pendidikan menengah atas di setiap

kecamatan, sedangkan prasarana yang adapun masih belum optimal

dalam menunjang proses belajar dan mengajar;

3. Belum meratanya ketersediaan lembaga-lembaga pendidikan menengah

atas di kecamatan-kecamatan, sehingga ada kecenderungan makin tinggi

tingkat sekolah makin rendah angka partisipasi pendidikannya;

4. Belum meratanya ketersediaan prasarana pelayanan kesehatan

masyarakat yang memadai di setiap kecamatan, menyebabkan akses

layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah-daerah tertentu masih

kurang;

5. Rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk masih tergolong rendah,

sehingga pelayanan kesehatan belum dapat terlaksana secara optimal;

Sedangkan capaian keberhasilan yang telah dicapai antara lain :

1. Dalam sepuluh tahun terakhir, pemerintah daerah telah membangun 2

buah TK Negeri masing-masing 4 ruang kelas, menambah sekolah baru

SD sebanyak 36 sekolah dengan total ruang kelas 676 unit termasuk

ruang perpustakaan, SMP sebanyak 9 sekolah dengan total ruang kelas

72 unit serta perpustakaan 19 unit dan laboratorium 21 unit, sedangkan

untuk SMA telah dibangun 12 sekolah, dan SMK 3 sekolah dengan total

ruang kelas 90 unit, termasuk perpustakaan, serta laboratorium sebanyak

6 unit. Meskipun jumlah tersebut tetap masih belum memenuhi kebutuhan,

namun telah dapat berfungsi dalam rangka meningkatkan kualitas proses

dan hasil-hasil pendidikan;

2. Angka Partisipasi Kasar SD/MI pada Tahun 2005 adalah 108,10, untuk

SMP/MTS 84,99 dan untuk SMA/SMK 48,92. Untuk Angka Partisipasi

Page 59: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

II | 31

Murni (APM) SD/MI 93,05; SMP/MTS 63,22 dan untuk SMA/SMK 35,26.

Kondisi jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya;

3. Pada tahun 2004 dan 2005 tidak ditemukan lagi kasus penyakit polio dan

kasus tetanus neonaturo sebagai bukti nyata keberhasilan program

imunisasi. Sedangkan penyakit yang berbasis lingkungan dan sangat

dipengaruhi oleh faktor perilaku seperti diare dapat diturunkan angka

kesakitannya dalam tahun 2002 sebesar 16.386 kasus turun menjadi

15.511 kasus pada tahun 2005 atau turun sebesar 5,34 %, serta tidak

terdapat angka kematian akibat diare (Case Fatality Rate = 0 %). Temuan

kasus ISPA di sarana kesehatan pada tahun 2002 sebesar 97% menurun

menjadi 94,1% pada tahun 2005.

4. Pada tahun 2005, Desa Sebasang Kecamatan Moyo Hulu berhasil meraih

juara I Nasional promosi desa sehat;

5. Angka kesakitan masyarakat pada tahun 2005 adalah 310.763 menurun

8,58% dibanding tahun 2000 yang mencapai 375.275. Angka kematian

bayi mengalami penurunan. Tahun 1999 sebesar 66/1000 kelahiran hidup

menjadi 59,11/1000 kelahiran hidup pada tahun 2005. Angka ini semakin

mendekati angka nasional yaitu 45/1000 kelahiran hidup, angka kematian

bayi Kabupaten Sumbawa selama kurun waktu 1999-2005 masih lebih

kecil dibandingkan dengan rata-rata angka kematian bayi Propinsi NTB.

6. Pemerintah daerah telah membangun sebanyak 6 puskesmas dengan 18

unit puskesmas pembantu dalam masa sepuluh tahun terakhir, di samping

melakukan rehabilitasi terhadap bangunan yang rusak. Saat ini di

Kabupaten Sumbawa sedang dipersiapkan pembangunan Rumah Sakit

Umum Type B yang akan dilaksanakan secara bertahap;

Page 60: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 1

BAB III

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

3.1.1. Analisis Proyeksi Peluang

1. Dengan berbekal kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang dimiliki,

Kabupaten Sumbawa dalam 20 tahun mendatang berpeluang menjadi

Kabupaten yang memiliki keunggulan di sektor agribisnis, baik subsektor

tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan kehutanan maupun

perikanan dan kelautan karena didukung oleh luasnya wilayah dan

tingginya potensi alam, serta tersedianya 81 buah sungai yang dapat

dijadikan sumber irigasi, sehingga dapat meraih keunggulan dalam

menghadapi persaingan regional ataupun global terutama dalam

menopang kemandirian daerah sesuai dengan jiwa otonomi daerah.

2. Banyaknya pulau-pulau kecil yang tak berhuni, panjang dan indahnya

pantai yang belum tergarap saat ini, serta adanya bendungan-bendungan

yang luas, memiliki peluang pengembangan usaha termasuk untuk

pariwisata alam yang cukup menjanjikan bagi kabupaten Sumbawa

sepanjang 20 tahun ke depan;

3. Dengan upaya rehabilitasi, konservasi, peningkatan kualitas lingkungan

hidup dan mitigasi bencana alam secara berkesinambungan, serta

berbagai upaya penataan permukiman di wilayah-wilayah rentan bencana

alam, maka Kabupaten Sumbawa dalam 20 tahun mendatang berpeluang

sangat besar menjadi Kabupaten yang bersih dan asri, serta berkurangnya

kerugian akibat bahaya bencana alam;

3.1.2. Analisis Proyeksi Ancaman

1. Perubahan iklim global akibat “efek rumah kaca” diprediksi menyebabkan

peristiwa kejadian bencana alam terus meningkat menyebabkan semakin

meningkatnya resiko bagi kehidupan. Disamping itu, dengan semakin

meningkatnya jumlah dan kebutuhan penduduk, menyebabkan eksploitasi

Page 61: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 2

sumberdaya alam juga semakin tinggi sehingga membawa resiko pada

menurunnya daya dukung lingkungan.

2. Adanya kecenderungan naiknya permukaan air laut yang disertai

meningkatnya abrasi pantai sehingga dapat menjadi ancaman kelestarian

kawasan pesisir dan keselamatan warga masyarakat yang bermukim di

sepanjang pantai;

3. Pembukaan akses wilayah selatan dengan dibangunnya jalan lingkar

selatan Pulau Sumbawa akan memberikan peluang bagi berkembangnya

aktivitas ekonomi masyarakat namun juga menjadi ancaman bagi

kelestarian kawasan hutan di wilayah tersebut;

3.1.3. Analisis Proyeksi Permasalahan

1. Sungai di Kabupaten Sumbawa berjumlah 81 buah, secara rata-rata

mempunyai cathment area yang sempit dan lereng yang curam, hanya

ada beberapa sungai yang luas catchment areanya lebih dari 200 Km2.

sungai yang catchment areanya terbesar adalah Sungai “Brang Beh” yang

mengalir ke selatan Lunyuk, luasnya 1.372 Km2. Sempitnya catchment

area atau daerah aliran sungai (DAS) dan karena curamnya lereng

mengakibatkan aliran sungai sangat dipengaruhi oleh besarnya hujan.

Pada waktu ada hujan besar, debit sungai dengan cepat menjadi besar,

tapi begitu hujan selesai aliran sungai dengan cepat menjadi turun,

sehingga pada musim kemarau menjadi relatif kering.

2. Laju kerusakan lingkungan hidup yang masih lebih tinggi dibandingkan

dengan kemampuan pelestariannya, mengakibatkan semakin lama

kualitas lingkungan semakin rendah. Oleh karenanya pembangunan

kabupaten Sumbawa ke depan harus mengantisipasi degradasi

lingkungan hidup dan dampak yang ditimbulkannya;

3. Masih tingginya kerusakan lingkungan hidup di kawasan hulu serta belum

optimalnya penanganan permukiman di lereng-lereng bukit dan sekitar

aliran sungai (pinggir kali), yang dapat ditimpa bencana tanah longsor

ataupun banjir;

Page 62: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 3

3.1.4. Analisis Proyeksi Keberhasilan

1. Terbangunnya beberapa bendungan besar / Dam seperti Dam Batu Bulan,

Bendungan Mamak, Bendungan Salante, Bendungan Plara dan

bendungan-bendungan lainnya, diharapkan dapat mengantisipasi musim

kering karena sempitnya cacthmen area DAS di Kabupaten Sumbawa;

2. Dalam dua puluh tahun ke depan, dengan kualitas SDM semakin

meningkat yang mengarah kepada peningkatan kesadaran, sikap mental

dan perilaku masyarakat akan kebersihan lingkungan dan partisipasinya

dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, maka akan terwujud

lingkungan yang bersih, sehat dan lestari;

3. Laju kerusakan lingkungan hidup akan dapat ditekan melalui peningkatan

program penyehatan lingkungan, program pengelolaan sumberdaya hutan

berbasis masyarakat, serta meningkatkan penertiban pengelolaan

lingkungan hidup.

4. Terwujudnya kawasan pesisir yang lestari, ditunjang oleh terbangunnya

tanggul-tanggul pemecah ombak dan pengaman pantai terutama di

kawasan pantai berpenghuni;

5. Tergarapnya potensi pulau-pulau kecil terutama pulau yang tak

berpenghuni;

3.1.5. Predeksi Kondisi Geomorfologi dan Lingkungan Hidup

1. Dalam dua puluh tahun ke depan lapisan ozon masih akan menjadi

masalah bagi pemanasan global, sehingga perubahan musim menjadi

tidak teratur, dan akan berdampak terhadap lingkungan hidup, termasuk

pola pertanian yang selama ini sangat tergantung pada kondisi alam;

2. Jumlah penduduk yang makin besar ditunjang dengan meningkatnya

aktivitas ekonomi di bergagai bidang, meningkatnya volume dan intensitas

lalu lintas kendaraan bermotor, sehingga konsekuensinya akan terjadi

polusi udara, polusi air dan tanah dalam 20 tahun mendatang;

3. Berkembangnya teknologi yang ramah lingkungan dan hemat energi,

diharapkan dalam dua puluh tahun ke depan, akan dapat mendukung

upaya pelestarian dan penyehatan lingkungan hidup;

Page 63: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 4

3.2. Demografi

3.2.1. Analisis Proyeksi Peluang

1. Mulai bertumbuhnya industri-industri kecil berbasis sumberdaya lokal

secara merata, memberikan peluang kerja dan kesempatan berusaha,

sehingga akan membantu dalam mengatasi masalah pengangguran,

kemiskinan serta konsentrasi penduduk akan lebih merata;

2. Dilakukannya transmigrasi lokal dalam rangka pemerataan penduduk

dengan membuka lahan baru memberikan peluang bagi peningkatan

produksi dan taraf hidup masyarakat;

3. Aksessibilitas masyarakat terhadap perbankan makin terbuka dengan

tersedianya bank-bank di kecamatan, sehingga akan mendukung aktivitas

ekonomi masyarakat yang lebih merata yang akhirnya dapat menghindari

kepadatan penduduk di wilayah-wilayah tertentu;

3.2.2. Analisis Proyeksi Ancaman

1. Di era perdagangan bebas, lalu lintas penduduk akan jauh lebih dinamis

sehingga penertiban kependudukan akan semakin rumit;

2. Bila angka kelahiran gagal ditekan, maka pertumbuhan penduduk akan

semakin tinggi yang tidak mampu diimbangi dengan pertumbuhan

kesempatan kerja, sementara usia harapan hidup juga meningkat, maka

disamping penduduk usia tua, banyak pula penduduk usia kerja yang akan

menjadi beban bagi penduduk yang bekerja. Hal ini menjadi ancaman

bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat;

3. Perkembangan IPTEK yang begitu pesat akibat globalisasi bila tidak dapat

diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM, maka akan kalah dalam

bersaing;

Page 64: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 5

3.2.3. Analisis Proyeksi Permasalahan

1. Angka harapan hidup yang cenderung meningkat dan angka kelahiran

yang semakin ditekan akan mengakibatkan struktur demografi akan

bergeser (proporsi penduduk yang berusia tua dan tidak produktif akan

meningkat);

2. Penduduk usia kerja akan semakin meningkat, bila laju peningkatannya

tidak diimbangi dengan laju peluang kerja maka tingkat pengangguran

akan bertambah;

3. Bila pertumbuhan peluang kerja di Kabupaten Sumbawa rendah, maka

tenaga kerja berpendidikan tinggi dan berkualitas asal kabupaten

Sumbawa akan keluar meninggalkan Sumbawa, dan akan menyisakan

tenaga kerja yang tidak berkualitas;

4. Adanya pertumbuhan ekonomi terutama di pusat-pusat pertumbuhan akan

menarik penduduk sehingga konsentrasi penduduk akan meningkat di

kota-kota, dan jika hal ini tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan

dasar penduduk seperti sandang, pangan dan papan, maka kepadatan

penduduk di suatu wilayah tertentu akan menimbulkan permasalahan

sosial;

3.2.4. Analisis Proyeksi Keberhasilan ;

1. Angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan cenderung

menurun didukung oleh semakin tingginya teknologi dan akses pelayanan

kesehatan yang semakin baik;

2. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, dengan bermodalkan wilayah

yang luas dan arus transportasi serta pengelolaan transmigrasi yang

semakin baik dan terintegrasi, serta pengembangan ekonomi berbasis

sumber daya lokal yang semakin merata, maka sebaran penduduk akan

semakin merata pula;

3. Dengan program-program pembangunan yang disusun berdasarkan

kebutuhan daerah dan sesuai dengan ketersediaan kualifikasi angkatan

kerja yang ada, maka dalam dua puluh tahun ke depan dakan dapat

menekan angka pengangguran;

Page 65: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 6

3.2.5. Analisis Predeksi Kondisi Demografi

1. Dalam dua puluh tahun ke depan, struktur demografi kabupaten Sumbawa

akan mengalami pergeseran terutama dalam proporsi penduduk berusia

tua yang bertambah, karena angka harapan hidup yang meningkat;

2. Terjadi pergeseran tata ruang wilayah kabupaten Sumbawa,

meningkatnya jumlah penduduk dan makin berkembangnya penggunaan

lahan untuk permukiman;

3. Persaingan yang semakin ketat di masa mendatang menuntut peningkatan

kemampuan SDM dalam penguasaan dan penerapan IPTEK menghadapi

perkembangan global menuju ekonomi berbasis pengetahuan;

3.3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam

3.3.1. Analisis Proyeksi Peluang

1. Berkembangnya kawasan kota terpadu mandiri dan kawasan agropolitan

akan menciptakan kutub-kutub pertumbuhan baru, sehingga prasarana

pasar sangat diperlukan;

2. Dijadikannya kabupaten Sumbawa sebagai pusat pembibitan ternak sapi

bali, maka peluang pengembangan potensi peternakan sangat prospektif.

Hal ini ditopang oleh kondisi iklim dan potensi lahan yang cukup luas.

Komoditas peternakan yang menonjol meliputi sapi, kerbau dan kuda.

3. Dengan munculnya kutub pertumbuhan baru seperti kawasan agropolitan

Alas-Utan yang berpusat di wilayah barat kabupaten Sumbawa dan

kawasan Kota Terpadu Mandiri di wilayah timur kabupaten Sumbawa,

maka memberikan peluang untuk berkembangnya perekonomian

sumberdaya lokal;

4. Berproduksinya kawasan Labangka Komplek dengan dijadikannya jagung

sebagai komoditas eksport akan memacu kawasan sekitarnya untuk

berkembang;

5. Potensi wilayah laut di Kabupaten Sumbawa sangat tinggi. Luas areal

potensial untuk penangkapan ikan di Kabupaten Sumbawa (masih

termasuk Kabupaten Sumbawa Barat) meliputi Perairan Pantai seluas

Page 66: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 7

677.600 Ha, Perairan Lepas Pantai 900.000 Ha dan ZEE seluas 7.400.000

Ha. Daerah perairan yang memiliki fishing ground yang cukup potensial

yaitu Selat Alas, Teluk Saleh dan Laut Selatan (Samudera Indonesia).

Jenis ikan yang potensial antara lain Cakalang, Tuna, Cucut/Hiu, Nener,

Benur, Teripang, Siput Mutiara, Lobster, Ikan Hias, Cumi-cumi, Kerapu,

Rumput Laut, Kerang-kerangan serta jenis ikan lainnya.

4. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Sumbawa sebesar 664.239 Ha,

terdiri dari lahan persawahan seluas 42.340 Ha dan lahan bukan

persawahan (lahan kering, tambak, kolam/tebat/empan) seluas 621.898

Ha. Penggunaan lahan persawahan terdiri dari luas lahan persawahan

beririgasi seluas 35.684 Ha, dan lahan persawahan tadah hujan seluas

6.656 Ha. Penggunaan lahan kering yang terbesar berupa tegalan dengan

luas 42.885 Ha, dan lahan perkebunan seluas 28.304 Ha. Sementara

tanah terlantar (tidak diusahakan) mencapai 27.084 Ha. Sisanya

merupakan areal permukiman, padang rumput, hutan rakyat, hutan

Negara dan lahan pertambakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

potensi lahan di Kabupaten Sumbawa masih sangat luas, terutama

menyangkut potensi lahan kering.

5. Tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan bank / non bank yang semakin

merata ke kecamatan dan desa memberikan peluang bagi terbukanya

akses permodalan;

6. Berkembangnya kepariwisataan pulau Lombok (di sebelah barat

kabupaten Sumbawa) serta mulai ramainya kunjungan wisatawan manca

negara di kawasan Pantai Maci (ujung timur) wilayah kabupaten Sumbawa

sebagai lokasi olahraga air (selancar) memberikan peluang bagi kawasan

lainnya untuk dikembangkan sebagai lokasi kujungan wisata;

7. Adanya komitmen pemerintah untuk memperkuat pengawasan terhadap

lalu lintas ternak dan pengawasan terhadap lingkungan pesisir

memberikan peluang bagi tetap lestarinya potensi sumberdaya alam

kabupaten Sumbawa, sehingga memungkinkan untuk menjadi salah satu

sektor yang memberi kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah;

Page 67: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 8

8. Mulai lancarnya arus lalu lintas penerbangan Bali-Lombok-Sumbawa-Bima

dan NTT dan lalu lintas angkutan darat antar kabupaten – antar provinsi,

memberikan peluang akan kelancaran distribusi barang sehingga

membuka peluang bagi perkembangan perekonomian daerah;

3.3.2. Analisis Proyeksi Ancaman

1. Masih lemahnya daya dukung sarana dan prasarana aparatur dalam

menunjang peningkatan kemampuan pengawasan di laut, dan kawasan

hutan sehingga masih sulitnya mengatasi kasus illegal fishing, illegal

loging. Demikian pula dengan kemampuan pengawasan terhadap lalu

lintas ternak dan tingginya angka pemotongan ternak produktif menjadi

ancaman bagi kelestarian populasi ternak besar di kabupaten Sumbawa;

2. Masih seringnya terjadi bencana alam banjir yang merusak kawasan

pertanian. Hal ini akan mengancam produksi pertanian di masa datang;

3. Akses masyarakat terhadap teknologi tepat guna masih sangat rendah.

Hal ini berimplikasi kepada rendahnya produktivitas masyarakat terutama

pada bidang pertanian dan industri kecil.

4. Ancaman kondisi ekonomi global/nasional seperti kebijakan pemerintah

pusat serta pengaruh kenaikan harga-harga BBM, perubahan alokasi

dana, perubahan politik, perdagangan bebas akan menjadi ancaman bagi

perekonomian Kabupaten Sumbawa;

5. Ancaman daya saing yang rendah dari produk lokal dengan

berkembangnya era persaingan global;

6. Masih adanya larangan bagi lalu lintas produk-produk bahan asal ternak

dari Pulau Sumbawa untuk melewati daratan Pulau Bali karena adanya

penyakit Jembrana di Bali menghambat pemasaran produk peternakan

Kabupaten Sumbawa ke Pulau Jawa;

Page 68: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 9

3.3.3. Analisis Proyeksi Permasalahan

1. Masih kentalnya budaya beternak secara ekstensif di tengah-tengah

masyarakat, sehingga dengan adanya pertumbuhan penduduk di masa

datang yang akan mengakibatkan pengalihan pemanfaatan lahan akan

berdampak terhadap berkurangnya lahan untuk beternak;

2. Penguasaan teknologi masyarakat masih belum optimal serta kurangnya

modal usaha, sehingga belum bertumbuhnya industri-industri pengolahan

di Kabupaten Sumbawa, masih akan menjadi masalah bagi upaya

peningkatan nilai tambah produk-produk lokal di Kabupaten Sumbawa;

3.3.4. Proyeksi Keberhasilan

1. Dengan mulai berkembangnya kawasan pertumbuhan baru berbasis

pertanian tanaman pangan dan perkebunan (KTM Labangka), kawasan

peternakan dan perikanan ( Agrobavet- Emparano), serta kawasan

agropolitan Alas-Utan ditunjang dengan semakin baiknya daya dukung

prasarana perhubungan, akses modal dan ketersediaan angkatan kerja,

maka dalam kurun waktu 20 tahun mendatang akan tercipta perekonomian

berbasis kerakyatan dan sumberdaya lokal serta lebih berpihak kepada

usaha kecil dan menengah sehingga akan terwujud kondisi perekonomian

Kabupaten Sumbawa yang stabil dan kuat;

2. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, perkembangan UKM dan industri

pengolahan akan berkembang didukung dengan ketersediaan SDA, SDM,

kelancaran arus perdagaangan serta kerjasama antar daerah secara

terintegrasi akan memberikan kontibusi yang tinggi dalam memacu

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumbawa;

3. Banyaknya pulau-pulau kecil yang tak berhuni (35 buah), panjang dan

indahnya pantai yang belum tergarap saat ini, bendungan Batu Bulan yang

luas, serta mulai diliriknya Pantai Maci sebagai obyek wisata selancar oleh

kalangan wisatawan mancanegara, ditunjang dengan perkembangan

pariwisata Bali dan Lombok, maka pengembangan pariwisata alam

Kabupaten Sumbawa dalam kurun waktu 20 tahun ke depan akan

Page 69: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 10

semakin baik sehingga dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan

perekonomian Kabupaten Sumbawa;

3.3.5. Analsis Predeksi Kondisi Ekonomi dan Sumberdaya Alam

1. Dalam dua puluh tahun ke depan kondisi perekonomian masyarakat yang

ditunjukkan dengan pendapatan perkapita, kesempatan kerja, investasi

dan daya saing yang semakin tinggi;

2. Dalam dua puluh tahun ke depan kondisi perekonomian masyarakat akan

didominasi oleh sektor industri, jasa-jasa serta sektor pertanian dalam arti

luas;

3. Dalam dua puluh tahun ke depan Kabupaten Sumbawa sudah mampu

mengekspor produk-produk sumberdaya lokal dan sektor pariwisata akan

berkembang;

4. Terjadi pergeseran tata ruang wilayah kabupaten Sumbawa,

meningkatnya jumlah penduduk dan makin berkembangnya penggunaan

lahan untuk permukiman, sehingga lahan pertanian dan peternakan akan

semakin terbatas. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pola

pengelolaan usaha dari ekstensif sebagaimana yang dilakukan selama ini

menjadi pola intensif;

3.4. Sosial Budaya dan Politik

3.4.1. Analisis Proyeksi Peluang

1. Mulai meningkatnya kunjungan wisatawan Mancanegara (wisata selancar)

di Pantai Maci ( bagian timur Kabupaten Sumbawa ), didukung oleh

beragamnya permainan rakyat yang menjadi obyek menarik memberikan

peluang bagi pengembangan wisata budaya dan wisata alam di kawasan

wisata lainnya di Kabupaten Sumbawa;

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan,

dengan demikian akan meningkat pula generasi muda yang mengenyam

pendidikan tinggi. Hal ini berdampak pada peningkatan wawasan dan

tanggungjawab moral masyarakat;

3. Tumbuhnya sanggar-sanggar seni budaya di desa-desa dan kecamatan;

Page 70: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 11

4. Rendahnya angka kriminalitas menunjukkan kondisi daerah yang dapat

dikatakan aman, memberikan peluang bagi investor dari luar untuk

menanamkan modal dan berusaha di Kabupaten Sumbawa, sehingga

akan dapat membuka peluang kerja dan menekan angka pengangguran di

Kabupaten Sumbawa;

5. Kesadaran politik masyarakat semakin meningkat, yang terlihat dari

banyaknya partai-partai politik, serta tingginya tingkat partisipasi dalam

Pemilu dan Pilkada;

3.4.2. Analisis Proyeksi Ancaman

1. Arus informasi di era global disamping memberikan dampak positif juga

memungkinkan untuk terjadinya akulturasi budaya khususnya di kalangan

generasi muda;

2. Meskipun tingkat toleransi beragama dan hidup berdampingan antar suku

dari penduduk Kabupaten Sumbawa dapat dikatakan sangat tinggi, namun

mengingat adanya heterogenitas baik dari segi suku bangsa maupun

keragaman agama yang dianut, maka dengan semakin tingginya populasi

penduduk berarti akan semakin ketat persaingan dan semakin

beragamnya aktivitas masyarakat, sehingga tidak tertutup kemungkinan

dapat terjadinya konflik-konflik yang dapat mengancam kehidupan sosial

kemasyarakatan (SARA) di Kabupaten Sumbawa;

3. Kondisi perpolitikan nasional yang cenderung relatif tidak stabil akan dapat

berdampak terhadap instabilitas politik di daerah;

3.4.3. Analisis Proyeksi Permasalahan

1. Sifat masyarakat yang relatif terbuka dan belum selaras dengan kualitas

SDM yang memadai, sehingga filter terhadap budaya-budaya luar (asing)

yang menyertai perkembangan teknologi dan arus informasi yang pesat

sukar lagi dibendung, menyebabkan budaya asing yang masuk mulai

teradopsi oleh kalangan generasi muda khususnya termasuk di dalamnya

budaya yang tidak sejalan dengan nilai-nilai moral bangsa dan agama;

Page 71: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 12

2. Intensitas kegiatan perekonomian masyarakat yang cenderung meningkat,

didukung dengan semakin majemuknya komposisi penduduk akan

berdampak terhadap kurangnya perhatian masyarakat akan pentingnya

mempertahankan dan mengembangkan budaya lokal / tradisi, sehingga

nilai-nilai lokal akan terkikis; Kondisi akan berdampak pula terhadap pola

hidup dan pandangan masyarakat akan nilai-nilai moral;

3. Peningkatan kesadaran masyarakat belum sepenuhnya membangun

kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

sehingga dekadensi moral dan degradasi di kalangan remaja khususnya

akan memudahkan budaya-budaya negatif dari luar untuk berkembang;

4. Belum optimalnya kemampuan aparatur dalam menerapkan prinsip-prinsip

good governance (transparansi, akuntabel dan partisipasi), serta belum

adanya aturan main yang tegas tentang penguatan peran serta sistem

keterlibatan masyarakat sipil baik dalam perencanaan dan penganggaran

maupun dalam proses pembangunan partisipatif;

5. Meningkatnya jumlah pengangguran terdidik akan menjadi masalah bagi

upaya pengentasan kemiskinan di kabupaten Sumbawa;

6. Tantangan terberat dalam membangun aspek politik adalah menjaga

keberlangsungan proses demokrasi dan terus meningkatkan kualitasnya,

Kondisi tersebut akan sulit dipertahankan bilamana pendidikan politik

kurang optimal dilakukan baik oleh pihak pemerintah daerah maupun dari

sistem pengkaderan partai politik, karena bila wawasan politik generasi

muda masih rendah, akan sangat mudah tersulut dengan isu-isu politik

yang tidak bertanggungjawab;

3.4.4. Analisis Proyeksi Keberhasilan

1. Pembangunan budaya diharapkan menghasilkan penghargaan pada nilai-

nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan

rasa cinta tanah air ( nilai persatuan dan kesatuan bangsa ), serta dengan

meningkatnya perhatian pemerintah daerah terhadap bertumbuhnya

sanggar seni budaya, maka dalam 20 tahun mendatang akan dapat

Page 72: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 13

terciptanya kreasi-kreasi seni dan budaya daerah yang bersumber dari

nilai-nilai luhur yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sumbawa;

2. Meningkatnya profesionalitas aparatur, makin meratanya aksessibilitas

masyarakat akan pelayanan publik pemerintah daerah serta meningkatnya

kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan

berimbas terhadap terciptanya stabilitas politik dan keamanan sebagai

syarat utama bagi kelancaran pembangunan masyarakat;

3. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, peran swasta dalam

pemberdayaan masyarakat akan meningkat;

4. Melalui pembinaan kehidupan beragama yang makin baik, maka dalam 20

tahun mendatang akan tercipta masyarakat religius yang menjadikan

agama dan pancasila sebagai sumber utama motivasi dalam aktivitas

pembangunan, serta menjunjung tinggi norma-norma hukum yang berlaku;

5. Partisipasi politik masyarakat dan keterlibatan kaum perempuan dalam

kancah politik akan meningkat;

3.4.5. Analisis Predeksi Kondisi Sosial Budaya dan Politik

1. Dalam dua puluh tahun ke depan masyarakat kabupaten Sumbawa akan

lebih majemuk, dan apresiasi terhadap adat istiadat akan mengalami

pengikisan, karena nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang tak

terwariskan secara menyeluruh;

2. Dalam dua puluh tahun ke depan tingkat pendidikan masyarakat semakin

tinggi, tetapi karena persaingan dan tuntutan hidup lebih kompetitif maka

pola hubungan dan nilai-nilai sosial akan bergeser;

3. Dalam dua puluh tahun ke depan kehidupan beragama makin baik dan

kondusif;

4. Dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, partisipasi dan kemandirian

masyarakat akan memberikan pengaruh dalam menciptakan stabilitas

politik dan demokrasi di Kabupaten Sumbawa;

Page 73: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 14

3.5. Prasarana dan Sarana

3.5.1. Analisis Proyeksi Peluang

1. Meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak terhadap meningkatnya

kebutuhan prasarana hunian, hal ini memberi peluang bagi

pengembangan perumahan untuk masyarakat;

2. Dengan telah dibangunnya prasarana jalan dan jembatan untuk membuka

akses kawasan yang selama ini terisolir namun potensial, maka akan

menuntut penyediaan prasarana transportasi, sehingga kawasan potensi

kawasan tersebut berpeluang untuk lebih dikembangkan;

3. Ketersediaan sumber mata air memberikan peluang untuk penyediaan

prasarana pelayanan air bersih PDAM;

4. Tersedianya terminal di masing-masing kecamatan dan terminal induk di

Sumbawa Besar, serta adanya pelabuhan udara “Brang Biji” serta

Pelabuhan laut regional untuk bongkar muat barang (Pelabuhan Badas)

yang ditunjang dengan lancarnya arus transportasi antar kabupaten antar

pulau baik melalui prasarana perhubungan darat, laut dan udara

memberikan peluang bagi pengembangan ekonomi kabupaten Sumbawa;

3.5.2. Analisis Proyeksi Ancaman

1. Tidak terprediksinya bencana alam, sangat memungkinkan untuk

menghancurkan prasarana publik terutama jalan, jembatan, prasarana

irigasi dan prasarana lainnya;

2. Mulai lancarnya arus transportasi barang antar kabupaten antar pulau

dengan menggunakan kendaraan berkapasitas tinggi, bila tonase

prasarana jalan tidak ditingkatkan kemampuan jalan tidak sebanding

dengan kapasitas kendaraan yang melaluinya, maka akan terjadi

kerusakan pada prasarana jalan dan jembatan yang ada saat ini;

3. Bila daya dukung pihak swasta khususnya pengembang perumahan

terbatas, maka keterbatasan dana pemerintah daerah dalam penataan

kawasan permukiman akan berdampak terhadap kemungkinan munculnya

kawasan-kawasan kumuh di pusat-pusat kota;

Page 74: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 15

3.5.3. Analisis Proyeksi Permasalahan

1. Topografi wilayah yang berbukit, bergunung dan berlembah curam akan

menjadi masalah dalam membuka akses wilayah terisolir, terutama

kaitannya mahalnya biaya pembangunan infrastruktur sementara

terbatasnya kemampuan anggaran yang ada untuk penyediaan prasarana

perhubungan;

2. Jaringan jalan yang masih relatif sempit dan pendek akan menjadi

masalah di masa depan dikaitkan dengan akan meningkatnya jumlah

kendaraan akibat pertumbuhan penduduk dan intensitas penggunaan

jalan;

3. Kecenderungan untuk memanfaatkan air tanah dalam memenuhi

kebutuhan akan air bersih relatif sangat memungkinkan bagi penduduk di

kota-kota, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan

masyarakat dikemudian hari;

4. Adanya pengalihan lahan pertanian yang selama ini tergolong subur

namun berlokasi di sekitar kawasan permukiman untuk menjadi perluasan

kawasan permukiman akan dapat berdampak terhadap penurunan

produksi tanaman pangan;

5. Bila jaringan air bersih tidak ditata sejak saat ini, maka daya dukung

sumber air bersih untuk melayani kebutuhan masyarakat yang semakin

tinggi akan menjadi kendala;

6. Dengan pertumbuhan penduduk yang makin tinggi terutama di Sumbawa

Besar, akan terjadi perluasan lahan permukiman, maka dengan lokasi

tempat pembuangan sampah yang ada saat ini akan mengakibatkan

menurunnya derajat kesehatan lingkungan permukiman;

7. Bila penegakan hukum tidak tegas dijalankan, maka berkaitan dengan

Rencana Tata Ruang dan Wilayah, maka akan tumbuh bangunan-

bangunan pada lokasi-lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya;

8. Bila pemerintah daerah tidak mengoptimalkan upaya pasokan listrik pada

desa dan dusun terisolir dan potensial, maka akan menjadi salah satu

kendala bagi tumbuhnya kegiatan perekonomian kawasan tersebut;

Page 75: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 16

3.5.4. Analisis Proyeksi Keberhasilan

1. Dalam 20 tahun mendatang, akses bagi desa terisolir akan terbuka

dengan ketersediaan prasarana perhubungan serta terjangkaunya layanan

listrik bagi desa-desa yang sebelumnya tidak terjangkau (14 desa dan 34

dusun);

2. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, layanan terhadap penyediaan air

bersih semakin meningkat;

3. Melalui penegakan RTRW, maka permukiman penduduk dapat tertata rapi,

dan dengan pengelolaan sampah secara terintegrasi maka permasalahan

sampah akan dapat teratasi;

4. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, tercipta manajemen transportasi

yang baik, sehingga prasarana perhubungan dan sarana transportasi

harus mampu mendorong kelancaran arus penumpang, barang dan jasa;

5. Dalam 20 tahun mendatang, ketersediaan prasarana irigasi teknis akan

makin meningkat;

3.5.5. Analisis Predeksi Kondisi Prasarana dan Sarana

1. Dalam dua puluh tahun ke depan tidak ada satupun desa yang tidak

terjangkau layanan listrik;

2. Dengan tetap menerapkan prinsip pelaksanaan pembangunan yang

berkelanjutan, maka dua puluh ke depan, aksessibilitas masyarakat akan

pelayanan prasarana publik seperti pasar, pusat-pusat perekonomian,

pendidikan dan pelayanan kesehatan akan semakin mudah terjangkau,

karena didukung oleh jaringan transportasi yang makin tersedia secara

memadai;

3. Investasi swasta dalam penyediaan perumahan akan meningkat, sehingga

penataan permukiman akan semakin baik, hal ini berdampak pada

terwujudnya kawasan yang nyaman dan indah;

4. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi serta meningkatnya

kebutuhan pelayanan publik yang efektif dan efisien, maka jaringan

informasi wireless antar instansi pemerintah harus tersedia;

Page 76: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 17

5. Diprediksikan dalam dua puluh tahun ke depan, sampah/limbah rumah

tangga/industri semakin meningkat, perlu tersedianya sistem pengolahan

sampah / limbah yang berbasis teknologi;

6. Berkembangnya kota dan desa akan menyebabkan terjadinya alih fungsi

lahan pertanian yang berada di sekitar permukiman, karena kebutuhan

akan prasarana hunian / rumah semakin meningkat;

3.6. Pemerintahan Umum

3.6.1. Analisis Proyeksi Peluang

1. Diterapkannya UU No. 32/2004 tentang pemerintahan daerah memberikan

peluang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk mengatur

dan mengelola penyelenggaraan pemerintahan sejak perencanaan

pembangunan, dengan demikian terbuka peluang yang besar untuk dapat

menyusun rencana sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat;

2. Tingginya minat masyarakat untuk menjadi pegawai negeri akan semakin

memperketat persaingan dan seleksi, sehingga kualitas SDM aparatur

pemerintahan daerah akan semakin meningkat pula;

3. Peluang mengembangan kapasitas aparatur semakin terbuka dengan

terbukanya kesempatan tugas belajar dan ijin belajar serta banyaknya

tawaran program pelatihan capacity building yang diselenggarakan baik

oleh pemerintah pusat maupun kalangan profesional (lembaga di luar

pemerintahan);

3.6.2. Analisis Proyeksi Ancaman

1. Dalam era reformasi, tuntutan akan transparansi, akuntabilitas, dan ruang

partisipasi masyarakat dalam pembangunan semakin menguat, bila

kebijakan pemerintah daerah belum selaras dengan tuntutan tersebut,

dapat menjadi salah satu faktor penekan yang akan mempengaruhi

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan di daerah;

2. Makin besarnya beban pembangunan nasional antara lain dengan

banyaknya terjadi bencana alam di berbagai daerah di Indonesia,

Page 77: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 18

menyebabkan alokasi anggaran ke daerah dapat semakin berkurang,

sehingga beban pemerintah daerah akan semakin tinggi;

3. Makin canggihnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

sistem informasi, sementara percepatan kemampuan aparatur masih

belum optimal dalam penguasaannya akan menghambat akselerasi kinerja

penyelenggaraan pelayanan publik;

4. Ketidaksiapan masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif dalam program-

program inovatif dari pemerintah dapat menjadi penghambat bagi

keberhasilan program tersebut;

3.6.3. Analisis Proyeksi Permasalahan

1. Menguatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang belum

sebanding dengan kesiapan aparatur, ketersediaan sarana dan prasarana

pelayanan untuk memenuhi harapan tersebut dapat menjadi masalah bagi

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan daerah;

2. Belum optimalnya kecamatan dalam menjalankan kewenangan yang telah

dilimpahkan oleh Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di

kecamatan;

3. Kualifikasi, profesionalitas dan kompetensi aparatur birokrasi belum

termanfaatkan secara optimal;

4. Belum efektif dan konsistennya perencanaan pembangunan desa

meskipun Alokasi Dana Desa telah dialokasikan berdasarkan karakteristik

desanya;

5. Belum optimalnya penerapan sistem perencanaan pembangunan daerah

dikaitkan dengan proses politik, sehingga masih terjadinya distorsi aspirasi

masyarakat dalam perencanaan pembangunan;

Page 78: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 19

3.6.4. Analisis Proyeksi Keberhasilan

1. Bertumbuhnya kegiatan perekonomian masyarakat dan semakin lancarnya

transportasi dalam kabupaten, antar kabupaten dan antar propinsi

berdampak terhadap terbukanya kesempatan investasi yang dapat

mendorong peningkatan pendapatan asli daerah, yang pada akhirnya

akan dapat menunjang terwujudnya kemandirian daerah;

2. Dengan terbentuknya Unit Pelayanan Terpadu, disukung dengan

penempatan aparatur yang memiliki integritas tinggi dalam pelayanan

publik, maka dalam kurun waktu 20 tahun ke depan akan pelayanan publik

akan menjadi lancar dan efisien sehingga setiap urusan masyarakat akan

dapat terlayani secara efektif;

3. Melalui upaya peningkatan kualitas aparatur yang sedang dilaksanakan

saat ini, diharapkan dalam dua puluh tahun ke depan akan tersedia

aparatur pemerintah yang berkualitas;

4. Akses masyarakat terhadap pelayanan pemerintah dalam segala bidang

akan sangat terbuka;

5. Melalui penegakan hukum, pembinaan disiplin aparatur dan peningkatan

kesadaran masyarakat secara terintegrasi, maka supremasi hukum dan

HAM akan semakin tegak;

6. Terwujudnya transparansi, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas publik

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

7. Proses pembuatan regulasi dengan semakin meningkatnya partisipasi

pihak-pihak terkait akan menghasilkan peraturan daerah yang baik,

kondisuf dan berterima umum;

3.6.5. Analisis Predeksi Kondisi Pemerintahan

1. Dalam dua puluh tahun ke depan tercipta keselarasan langkah setiap aktor

pembangunan di daerah, dimana pemerintah daerah, masyarakat

termasuk DPRD dan pihak swasta akan saling bersinergi dalam

mewujudkan pembangunan daerah;

2. Meningkatnya efektifitas pelayanan perijinan melalui one stop service;

Page 79: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 20

3. Menguatnya peran desa dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di

desa;

4. Melalui sistem institusional yang mantap, kebijakan pemerintah akan

selaras dengan aspirasi masyarakat, sehingga akan mampu

menggerakkan masyarakat dalam berpatisipasi menyukseskan

pembangunan daerah;

5. Potensi-potensi daerah akan dapat termanfaatkan secara optimal untuk

mewujudkan kemandirian daerah;

6. Melalui sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang efektif,

akuntabilitas kinerja pemerintah akan semakin baik, ditunjang dengan

perubahan paradigma loyalitas kepada atasan menjadi loyalitas kepada

masyarakat ;

7. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, organisasi publik semakin

ramping dan kaya fungsi;

8. Dengan semakin terbukanya kesempatan pemerintah daerah untuk

memperoleh alternatif sumber dana pembangunan (sumber lain yang sah)

melalui skema pembiayaan, maka dalam 20 tahun mendatang, masalah

keterbatasan anggaran untuk pelayanan publik akan dapat diatasi;

Page 80: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 21

3.7. Pendidikan dan Kesehatan

3.7.1. Analisis Proyeksi Peluang

1. Makin tingginya persaingan dan kebutuhan dunia kerja terhadap SDM

berkualitas akan meningkatkan motivasi masyarakat untuk belajar dan

melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi;

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama menyangkut

informasi pendidikan memberikan akses bagi pengembangan inovasi dan

kreativitas anak didik yang akan berdampak positif bagi keberhasilan

pembangunan pendidikan;

3. Terbukanya ruang bagi daerah untuk menerapkan kurikulum muatan lokal

dalam sistem pendidikan nasional memberikan peluang kepada daerah

untuk melakukan inovasi guna mengembangkan kapasitas potensi

sumberdaya lokal sehingga sejak dini di bangku sekolah, anak didik sudah

mengenal kondisi daerahnya secara lebih terstruktur;

4. Meningkatnya peran swasta dalam penyediaan layanan kesehatan melalui

praktik, klinik maupun balai pengobatan/rumah sakit memberikan peluang

bagi makin terbukanya akses terhadap layanan kesehatan masyarakat;

5. Adanya program-program pembangunan kesehatan masyarakat dari

pemerintah pusat dan provinsi akan menunjang keberhasilan program

pemerintah daerah dalam hal penyehatan lingkungan;

3.7.2. Analisis Proyeksi Ancaman

1. Derasnya arus globalisasi dan informasi akan dapat memberikan pengaruh

negatif bagi anak didik;

2. Percepatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global yang

tidak sebanding dengan percepatan peningkatan mutu tenaga pendidik

dapat menyebabkan proses pendidikan kurang dapat memanfaatkan

kemajuan teknologi terbaru;

3. Makin banyaknya ketersediaan obat-obatan yang dijual bebas dan kurang

ketatnya pengawasan peredaran obat-obatan berdampak terhadap

banyaknya peredaran obat palsu dan kadaluarsa memberi peluang

penyalahgunaan obat oleh masyarakat tak bertanggungjawab;

Page 81: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 22

3.7.3. Analisis Proyeksi Permasalahan

1. Kurangnya lembaga pendidikan tinggi berkualitas di daerah;

2. Tingginya kebutuhan hidup masyarakat dapat memaksa keluarga-keluarga

miskin untuk lebih memilih mempekerjakan anggota keluarganya yang

masih berusia sekolah dan berhenti sekolah;

3. Mahalnya biaya peningkatan mutu pendidikan yang belum tentu

terjangkau masyarakat, akibatnya hanya kalangan tertentu yang dapat

mengenyam pendidikan pada lembaga pendidikan bermutu;

4. Makin tingginya kompetisi dokter praktik akan menimbulkan persaingan

yang tidak sehat, dan akhirnya berdampak terhadap penggunaan obat-

obatan dengan dosis yang tinggi;

5. Perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan lingkungan

akan menjadi sumber penyakit;

3.7.4. Analisis Proyeksi Keberhasilan

1. Tersedianya prasarana dan sarana pendidikan yang memadai yang

mampu memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi sehingga akan terwujud kualitas proses dan hasil pendidikan

yang semakin baik;

2. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, akan terwujudnya SDM yang

memiliki kapasitas, kapabilitas, kompetensi dan reputasi;

3. Suksesnya program wajib belajar hingga ke perguruan tinggi yang

didukung dengan mutu proses dan mutu hasil pendidikan akan semakin

tinggi;

4. Meningkatnya pembangunan unit pelayanan kesehatan masyarakat

hingga ke desa-desa yang ditunjang dengan perbaikan mutu layanan

kesehatan akan berdampak terhadap meiningkatnya derajat kesehatan

masyarakat;

5. Dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, IPM Kabupaten Sumbawa akan

mengalami peningkatan, selaras dengan pertumbuhan dan pemerataan

Page 82: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

III | 23

ekonomi yang makin baik, derajat kesehatan serta derajat pendidikan yang

semakin tinggi;

3.7.5. Analisis Prediksi Kondisi Pendidikan dan Kesehatan

1. Dalam dua puluh tahun ke depan akan terwujud peningkatan mutu proses

dan mutu hasil pendidikan di Kabupaten Sumbawa;

2. Dalam dua puluh tahun ke depan tingkat pendidikan masyarakat semakin

tinggi, tetapi karena persaingan dan tuntutan hidup lebih kompetitif maka

pola hubungan akan bergeser dari kekerabatan menjadi bernuansa

ekonomi;

3. Dalam dua puluh tahun ke depan kehidupan beragama makin baik

4. Makin tingginya populasi penduduk, maka tak dapat dihindari akan

munculnya kepadatan pada kawasan-kawasan tertentu, sehingga akan

tetap ada kawasan permukiman yang kumuh;

Page 83: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 1

BAB IV

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. VISI PEMBANGUNAN 2005 - 2025

Rumusan visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sumbawa

didasarkan dengan mempertimbangkan kondisi, analisis dan prediksi faktor

strategis yang dimiliki daerah dari aspek geomorfologi, lingkungan hidup,

demografi, ekonomi, sumberdaya alam, sosial budaya, politik, prasarana dan

sarana serta pemerintahan. Visi Kabupaten Sumbawa juga merupakan

kristalisasi dari nilai-nilai luhur yang menggambarkan makna sekaligus

sebagai tujuan hidup masyarakat Sumbawa baik secara individual maupun

secara komunal. Disamping itu, karena pembangunan Kabupaten Sumbawa

adalah bagian dari pembangunan nasional, maka perumusan Visi Kabupaten

Sumbawa juga mempedomani Visi Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Visi

Nasional. Atas pertimbangan itu, rumusan Visi Kabupaten Sumbawa Tahun

2005-2025 adalah :

“Terwujudnya Kabupaten Sumbawa Sebagai Daerah Agribisnis Berdaya

Saing menuju Masyarakat Sejahtera”

Daerah agribisnis berdaya saing merupakan kata kunci visi

pembangunan jangka panjang Kabupaten Sumbawa. Daerah Agribisnis

adalah daerah yang kegiatan utama masyarakat berbasis pada bisnis

sumberdaya pertanian (dalam arti luas) meliputi kegiatan budidaya,

pascapanen, proses pengolahan dan pemasaran. Daerah agribisnis yang

dituju oleh Kabupaten Sumbawa merupakan proses transformasi kehidupan

masyarakat dari proses produksi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri

(subsisten) kearah peningkatan produksi dan nilai tambah yang berorientasi

pasar (market oriented). Produk agribisnis dapat berasal dari tumbuhan,

hewan maupun organisme lainnya dan seiring dengan perkembangan

teknologi, produk agribisnis berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan,

dan penyediaan energi. Aktivitas agribisnis meliputi seluruh rangkaian proses

pengolahan dari hulu hingga hilir dalam pemanfaatan sumberdaya pertanian,

Page 84: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 2

jadi meliputi pengolahan di sektor primer (bahan baku), sekunder (setengah

jadi) dan tersier (barang jadi). Bidang usaha agribisnis meliputi pertanian

tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan

kelautan. Berdasarkan kondisi kekinian, perekonomian Kabupaten Sumbawa

bertumpu pada aktivitas agribisnis di sektor primer. Pembangunan jangka

panjang bertujuan mempercepat proses transformasi ke sektor sekunder dan

tersier yang lebih banyak memberikan penciptaan nilai tambah sehingga

mempercepat terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan, yaitu masyarakat

yang beriman, rukun, maju dan sejahtera.

Konsepsi Daya saing mencakup aspek yang lebih luas dari sekedar

produktivitas atau efisiensi pada level mikro perusahaan atau individu, namun

mencakup aspek yang lebih luas. Sebagaimana dipahami bahwa pelaku

ekonomi daerah mencakup unsur pemerintah, masyarakat dan dunia usaha,

yang kesemuanya berpadu dalam suatu sistem ekonomi daerah yang

sinergis. Kata kunci daya saing adalah kompetisi, yaitu kondisi persaingan

dengan para kompetitor dalam suatu sistem perekonomian yang terbuka.

Tujuan akhir dari kondisi yang berdaya saing adalah meningkatnya taraf

kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan tinjauan berbagai literatur mengenai

daya saing disimpulkan bahwa daya saing dalam konteks perekonomian

daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai

pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan

tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional (PPSK BI, 2002).

Konsepsi kesejahteraan dalam masyarakat Sumbawa memiliki tiga

dimensi, yakni dimensi kesejahteraan spritual (senap semu), kesejahteraan

sosial (riam remo) dan kesejahteraan ekonomis (nyaman nyawe mura era).

Dimensi kesejahteraan tersebut sejalan dengan visi masyarakat yang hendak

dituju baik dalam lingkup Provinsi Nusa Tenggara Barat maupun Nasional.

Secara lebih lengkap masyarakat sejahtera dalam konsepsi “Senap Semu,

Riam Remo, Nyaman Nyawe Mura Era” sebagai berikut.

Senap semu merupakan dimensi kesejahteraan spritual yaitu situasi

kehidupan masyarakat sejahtera secara spritual, masyarakat yang diliputi oleh

suasana kedamaian dan ketentraman sebagai berkah Allah SWT, Tuhan yang

Maha Esa atas ketaqwaan hamba-Nya dalam menjalankan perintah agama.

Page 85: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 3

Masyarakat yang “Senap Semu” merupakan masyarakat yang memiliki

kesalehan sosial (tauhid sosial) yang tinggi sebagai implikasi perwujudan dari

keimanan yang kuat seorang hamba kepada Sang Khalik (tauhid individu).

Kesejahteraan spritual tersebut juga didukung oleh kesehatan jasmani dan

ruhani. Kondisi tersebut dapat terwujud dari keberhasilan pembangunan

dibidang agama, pendidikan dan kesehatan sehingga membentuk anggota

masyarakat yang sehat secara lahiriah dan batiniah. Karena menyangkut

sikap mental, maka kesejahteraan spritual pada dasarnya adalah masalah

kesejahteraan ruhaniah dalam arti seluas-luasnya yang berhubungan timbal

balik dengan aspek kehidupan lainnya seperti aspek ekonomi, politik, sosial

dan budaya.

Tingkat kesejahteraan daerah juga diukur berdasarkan berbagai

indikator sosial yang pada umumnya berkaitan dengan kualitas sumber daya

manusianya. Suatu daerah dikatakan makin maju apabila makin tinggi tingkat

pendidikan penduduknya, yang tercermin dari semakin tingginya rata-rata

tingkat pendidikan penduduk, tingkat partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga

ahli serta profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan, laju

pertumbuhan penduduk yang lebih kecil; angka harapan hidup yang lebih

tinggi; dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan

kualitas SDM yang makin baik tercermin dari produktivitas yang makin tinggi.

Kesejahteraan suatu daerah tidak hanya dicerminkan dari perkembangan

ekonomi semata, tetapi mencakup aspek yang lebih luas. Kesejahteraan juga

tercermin dalam keseluruhan aspek kehidupan, dalam kelembagaan, pranata-

pranata, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan politik, sosial dan spritual-

religius. Secara lebih mendasar lagi, kesejahteraan sesungguhnya

mencerminkan sikap individu, daerah atau bangsa mengenai dirinya,

masyarakatnya, serta semangatnya dalam menghadapi peluang dan

tantangan yang melingkupinya.

Riam remo merupakan dimensi kesejahteraan sosial yaitu gambaran

suasana masyarakat yang penuh dengan kedamaian, persahabatan dan rasa

kekeluargaan dalam menjalankan kehidupannya sebagai warga negara.

Masyarakat yang “Riam Remo” merupakan implikasi dari masyarakat yang

Page 86: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 4

memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan kewajibannya sehingga

berangkat dari kesadaran ini terbentuk keteraturan tatanan sosial. Keteraturan

ini sebagai buah dari keberhasilan pembangunan dibidang hukum, politik,

sosial dan budaya. Selain indikator sosial ekonomi, daerah yang maju juga

ditandai dengan sistem dan kelembagaan politik, termasuk hukum yang

mantap. Lembaga politik dan kemasyarakatan telah berfungsi berdasarkan

aturan. Daerah yang maju juga ditandai oleh peran serta rakyat secara nyata

dan efektif dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, hukum, sosial,

politik, maupun keamanan dan ketertiban. Dalam aspek politik, daerah yang

maju pada umumnya adalah yang telah memiliki budaya demokrasi,

warganya terjamin hak-haknya, yang terjamin rasa keamanan dan

ketenteraman dalam kehidupannya. Kesejahteraan juga mencerminkan

kondisi kemandirian dalam hubungan saling ketergantungan dalam kehidupan

bermasyarakat, baik masyarakat daerah, regional dan nasional maupun

dalam hubungannya dengan masyarakat internasional. Terlebih lagi dalam

era globalisasi dan perdagangan bebas ketergantungan antar daerah, antar

bangsa semakin kuat. Kemandirian dengan demikian adalah paham yang

proaktif dan bukan reaktif atau defensif. Kemandirian merupakan konsep yang

dinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling

ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya,

maupun nilai-nilai yang mendasari dan mempengaruhinya. Dengan demikian

“masyarakat yang Riam Remo” merupakan wujud dari masyarakat yang

rukun.

Nyaman nyawe mura era merupakan dimensi kesejahteraan

ekonomis merupakan gambaran kondisi masyarakat yang berkecukupan.

Berkecukupan mengandung pengertian bahwa ketersediaan dan

pemenuhaan kebutuhan sandang, pangan dan papan telah tersedia dan

terdistribusi secara cukup. Artinya masyarakat “Nyaman Nyawe mura era”

merupakan masyarakat wujud masyarakat yang maju dan sejahtera sebagai

implikasi keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi dengan tingkat

perrtumbuhan yang tinggi dan terdistribusi secara merata. Tingkat

kesejahteraan suatu daerah dapat dinilai berdasarkan berbagai indikator.

Page 87: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 5

Ditinjau secara material-ekonomis, kemajuan dan kemakmuran suatu daerah

tercermin dari tingkat pendapatan dan distribusinya. Tingginya tingkat

pendapatan rata-rata yang diiringi dengan distribusi yang merata pada suatu

daerah, maka dapat dikatakan daerah tersebut makmur, dan dengan

demikian dikatagorikan sebagai daerah yang maju dan sejahtera. Daerah

yang maju juga pada umumnya adalah daerah yang tingkat konstribusi sektor

industri dan sektor jasanya telah berkembang. Peran sektor industri

manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan makin meningkat,

baik dilihat dari segi sumbangannya dalam penciptaan Produk Domestik

Regional Bruto maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu dalam

proses produksi berkembang keterpaduan antar sektor, terutama sektor

industri, sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa; serta pemanfaatan sumber

alam secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Lembaga dan

pranata ekonominya telah tersusun dan tertata, dan berfungsi dengan baik,

sehingga mendukung perekonomian yang efisien dengan produktivitas yang

tinggi. Daerah yang maju umumnya adalah daerah yang perekonomiannya

stabil. Gejolak yang bersifat lokal dan regional maupun nasional dapat

diredam oleh ketahanan ekonominya. Daerah yang sejahtera adalah daerah

yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan daerah

lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan

sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus

dibangun kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci

untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Daya saing suatu daerah

tercermin antara lain dari SDM yang berkualitas dan mampu memenuhi

tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya; pembiayaan

pembangunan bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD), yang berarti

sumber pembiayaan pembangunan daerah tidak semata-mata tergantung

dari pembiayaan yang bersumber dari pemerintah pusat, dan kemampuan

memenuhi sendiri kebutuhan pokok daerahnya. Apabila karena SDA tidak lagi

memungkinkan, kelemahan itu diimbangi dengan keunggulan lain, sehingga

tidak membuat ketergantungan dan kerawanan; dan daya tahan tinggi

terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi nasioanl maupun ekonomi

Page 88: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 6

global. Pembangunan Kabupaten Sumbawa bukan hanya untuk mencapai

kesejahteraan untuk kemajuan dan kemandirian, tetapi juga untuk

mewujudkan keadilan. Sebagai pelaksana dan penggerak pembangunan

sekaligus objek pembangunan, rakyat mempunyai hak baik dalam

melaksanakan maupun dalam menikmati hasil pembangunan. Pembangunan

haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Oleh karena

itu, masalah keadilan merupakan ciri yang menonjol pula dalam

pembangunan Kabupaten Sumbawa. Keadilan ini harus tercermin pada

semua aspek kehidupan. Semua rakyat mempunyai kesempatan yang sama

dalam meningkatkan taraf hidupnya dan memperoleh lapangan pekerjaan,

mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan, mengemukakan

pendapat dan melaksanakan hak politiknya, serta perlindungan dan

persamaan di depan hukum, tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun baik

antarindividu, gender, dan wilayah. Kesejahteraan juga terkait dengan

terwujudnya kesalehan individu dan sosial dalam kehidupan masyarakat Tana

Samawa. Dengan demikian masyarakat “Nyaman Nyawe mura era”

merupakan masyarakat yang maju dan sejahtera.

Masyarakat yang sejahtera sebagai wujud masyarakat yang dicita-

citakan melalui proses pembangunan yang diselenggarakan dalam kurun

waktu 2005 hingga 2025 didorong melalui melalui pengerahan segala

sumberdaya pembangunan yang dimiliki masyarakat Tana Samawa sesuai

dengan kekuatan dan kelemahan faktor internal serta peluang dan ancaman

faktor eksternal yang melingkupinya. Oleh karena itu pilihan perencanaan

pembangunan hingga tahun 2025 diarahkan dan bahkan wajib

difokuskan pada terbentuknya Kabupaten Sumbawa dengan core

competency sebagai daerah agribisnis yang memiliki daya saing di

tingkat regional, nasional dan bahkan internasional.

Page 89: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 7

3.2. MISI PEMBANGUNAN 2005 - 2025

Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui 5

(lima) misi pembangunan Daerah sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat beriman, berbudaya, rukun dan

berkesadaran hukum melalui pembinaan kehidupan beragama

diharapkan terbentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa; memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama;

menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan melaksanakan interaksi

antarbudaya; mematuhi aturan hukum dengan mengembangkan sistem

penjagaan keamanan berbasis pertisipasi masyarakat serta menjalin

koordinasi dan kerjasama yang sinergis dengan aparat keamanan agar

mampu melindungi dan mengayomi masyarakat, mencegah tindak

kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas

Perlindungan Masyarakat dan Satuan Polisi Pamong Praja serta dengan

menggalang partisipasi masyarakat melalui sistem keamamanan

swakarsa. Upaya ini sebagai dasar kuatnya modal sosial pembangunan

daerah dalam rangka rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan

etika pembangunan bangsa.

2. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan melalui

pemerataan dan peningkatan hasil dan manfaat pembangunan dari segi

pembangunan kewilayahan dan kawasan, ketersediaan pangan,

perumahan dan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan bagi

kelompok masyarakat miskin, dan keadilan gender.

3. Mewujudkan daerah yang berdaya saing melalui pembangunan sumber

daya manusia berkualitas; meningkatnya profesionalisme aparatur untuk

mewujudkan penyelengaraan pemerintahan lokal yang baik dan bersih

(good and clean local governance), pengelolaan keuangan daerah yang

efisien, akuntabel dan transparan; memperkuat perekonomian domestik

berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif yang didukung oleh

Page 90: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

IV| 8

jaringan infrastruktur perhubungan, pasokan tenaga listik sehingga

mendukung terwujudnya daerah agribisnis unggulan.

4. Mewujudkan daerah yang asri dan lestari dengan memperbaiki

pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga

keseimbangan antara pemanfaatan dan keberlanjutan sumber daya alam

dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan

kenyamanan dalam kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang,

melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk

permukiman, kegiatan sosial dan ekonomi, dan upaya konservasi;

pemanfaatan ekonomi SDA dan lingkungan yang berkesinambungan;

pengelolaan SDA dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas

kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan hidup.

5. Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera melalui pemenuhan

kebutuhan dasar masyarakat secara berkualitas mencakup kebutuhan

pangan, sandang, papan, lapangan kerja, kependudukan, pendidikan,

kesehatan dan kesejahteraan sosial.

Page 91: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 1

BAB V

ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Arah kebijakan memuat tentang sasaran pokok pembangunan, arah

pembangunan, tahapan dan agenda prioritas pembangunan jangka panjang

daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025.

5.1. SASARAN POKOK

Ukuran tercapainya Visi 2005-2025 Kabupaten Sumbawa didasarkan

pencapaian sasaran pokok pembangunan sebagai berikut:

5.1.1. Mewujudkan masyarakat beriman, berbudaya, rukun dan

berkesadaran hukum :

1. Meningkatnya ketaatan masyarakat dalam menjalankan perintah dan

menjauhi larangan agama sehingga terbentuk karakter masyarakat

yang tangguh, kompetitif, dan bermoral tinggi sebagai watak dan

perilaku manusia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

2. Makin tumbuh dan berkembangnya apresiasi dan peranan nilai-nilai

luhur Tau Samawa dan terjalinnya interaksi antarbudaya dalam

menunjang pembangunan daerah.

3. Meningkatnya kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum yang

ditandai dengan semakin menurunya kasus pelanggaran hukum dan

terciptanya ketentraman dan kerukunan dalam masyarakat sehingga

terwujud perikehidupan masyarakat yang dinamis, aman, tertib, dan

harmonis.

5.1.2. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan :

1. Tingkat pembangunan yang makin merata diwujudkan dengan semakin

berkurangnya kesenjangan pembangunan antarwilayah.

Page 92: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 2

2. Terwujudnya pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan yang

sesuai dengan kebutuhan kehidupan masyarakatnya secara lebih baik,

berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

3. Terwujudnya pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan

masyarakat dan kemudahan akses pelayanan dasar sehingga dapat

mengurangi kemiskinan (absolut) dibawah 5 persen.

4. Terwujudnya pembangunan yang berwawasan gender yang terlihat

dari semakin meningkatnya keterlibatan perempuan dalam

pembangunan.

5.1.3. Mewujudkan daerah yang berdaya saing :

1. Terwujudnya daerah agrobisnis unggulan sebagai basis pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan ditandai oleh rata-

rata pertumbuhan ekonomi riil diatas 5 persen per tahun.

2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang ditandai dengan

meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks

pembangunan gender (IPG), meningkatnya jumlah wirausahawan baru,

meningkatnya penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi tepat guna melalui fasilitasi penelitian, pengembangan dan

penerapan menuju inovasi berkelanjutan serta tercapainya penduduk

tumbuh seimbang.

3. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata

pemerintahan lokal yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung

jawab, serta profesional yang mampu mendukung pembangunan

nasional.

4. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya keuangan daerah yang efisen,

akuntabel dan transparan ditandai oleh semakin meningkatnya

sumber-sumber penerimaan daerah yang diimbangi dengan efisiensi

dan efektivitas belanja daerah dan optimalisasi pembiayaan

pembangunan daerah.

Page 93: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 3

5. Terbangunnya jaringan infrastruktur perhubungan dan komunikasi

sehingga mampu mengintegrasikan pembangunan pusat-pusat

pertumbuhan, sentra produksi dan pasar.

6. Terpenuhinya pasokan energi dan kelistrikan di seluruh wilayah

sehingga mampu mendukung aktivitas ekonomi dan kehidupan

masyarakat.

5.1.4. Mewujudkan Kabupaten Sumbawa yang asri dan lestari :

1. Meningkatnya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam

dengan memperhatikan karakteristiknya dan pelestarian fungsi

lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya

dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas

kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari.

2. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumber daya

hayati (biodiversity) untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing

bangsa, serta modal pembangunan daerah.

3. Terkendalikannya pencemaran, kerusakan lingkungan dan potensi

bencana alam yang ditandai dengan adanya instrumen mitigasi

bencana alam.

4. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam

pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan

hidup untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan bersama.

5.1.5. Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera :

1. Terwujudnya ketahanan pangan yang ditandai terpenuhi kecukupan

pangan terutama beras bagi penduduk dari hasil produksi sendiri

(swasembada beras) yang diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan

petani. Disamping itu ketahanan pangan juga diikuti oleh peningkatan

kualitas gizi dan kuantitas untuk menjamin pangan yang berkualitas

terjangkau hingga ditingkat rumah tangga.

2. Terpenuhinya kebutuhan sandang yang murah, hunian sehat dan

lingkungan permukiman yang layak bagi seluruh masyarakat.

Page 94: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 4

3. Tersedianya lapangan kerja yang semakin luas melalui pembinaan

sektor formal dan informal, hubungan industrial, peningkatan

keterampilan dan produktivitas pekerja sehingga dapat menekan angka

pengangguran terbuka dibawah 4 persen.

4. Terwujudnya keluarga berkualitas melalui program kependudukan dan

pembinaan keluarga yang terencana.

5. Meningkatnya kualitas pendidikan penduduk, yang dicirikan dengan

terbebasnya penduduk dari buta aksara, berhasilnya wajib belajar 12

tahun yang ditandai dengan rata-rata lama sekolah penduduk menjadi

12 tahun, dan ketrampilan lulusan yang sesuai dengan permintaan

pasar kerja.

6. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat yang dicirikan dengan

menurunnya angka kematian bayi, meningkatnya usia harapan hidup,

menurunnya angka kematian ibu melahirkan, dan menurunnya

prevalensi gizi kurang pada anak balita.

7. Meningkatnya upaya-upaya perlindungan dan peningkatan

kesejahteraan sosial.

5.2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Dalam rangka mencapai sasaran pokok pembangunan daerah, maka

arah kebijakan yang ditempuh pemerintah daerah sebagai berikut :

5.2.1. Mewujudkan masyarakat beriman, berbudaya, rukun dan

berkesadaran hukum.

1. Pembangunan Sosial Keagamaan diarahkan untuk:

a. Memantapkan fungsi dan peranan agama sebagai landasan moral

dan etika dalam pembangunan, membina ahlak mulia, memupuk

etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong

dalam mencapai kemajuan dan pembangunan.

b. Meningkatkan fungsi dan peran lembaga dalam mewadahi dan

menumbuhkembangkan aktivitas keagamaan yang mengarah pada

peningkatan amal ibadah.

Page 95: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 5

c. Meningkatkan peranan alim ulama dan tokoh agama dalam

pembinaan kehidupan mayarakat sebagai teladan penerapan

akhlak yang mulia.

2. Pembangunan budaya diarahkan untuk:

a. Mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Tau Samawa sebagai modal

sosial dalam pembangunan daerah sehingga berkembang sistem

sosial yang berakar dan unik, seperti ila’ / malu, to’ / tahu, balong-

bakalako / baik-bermanfaat, kemeri-kamore / riang-gembira,

saling satingi / saling menghargai dan mendukung, basiru, serta

sikap egaliter dan sportif yang menjadi ciri khas dalam kultur

masyarakat Tana Samawa. Nilai-nilai luhur tersebut dikembangkan

melalui proses transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi sehingga

menciptakan mentalitas manusia yang unggul.

b. Mengembangkan berbagai wujud ekpresi seni dan budaya yang

mendorong berkembangnya budaya kreatif dalam rangka

peningkatan derajat penghidupan dan pengembangan

kepariwisataan daerah.

c. Mengembangkan budaya iptek melalui pengembangan budaya

membaca dan menulis, masyarakat pembelajar, cerdas, kritis, dan

kreatif, pengembangan karya teknologi tepat guna dalam rangka

pengembangan tradisi iptek dan budaya produktif.

d. Terwujudnya budaya politik yang santun dan bermartabat sebagai

dasar pembentukan karakter kepemimpinan politik daerah.

3. Pembangunan kerukunan masyarakat diarahkan untuk:

a. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka mewujudkan

terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan

tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

b. Memantapkan keamanan masyarakat melalui mekanisme

kepolisian masyarakat, yaitu masyarakat yang turut

Page 96: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 6

bertanggungjawab dan berperan aktif dalam penciptaan keamanan

dan ketertiban dalam bentuk kerjasama dan kemitraan dengan

polisi dalam menjaga keamanan dan ketertiban.

c. Meningkatkan kualitas kelembagaan dan profesionalisme

pamswakarsa melalui penataan organisasi dan fungsi

pamswakarsa, termasuk penyempurnaan seleksi, pendidikan dan

latihan.

4. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kesadaran dan penghayatan masyarakat terhadap

hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta bentuk-bentuk

perilaku merasa memiliki daerahnya dan taat hukum.

b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap segala informasi yang

dibutuhkan, pelibatan dalam berbagai proses pengambilan

keputusan pembangunan daerah.

c. Meningkatkan pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat

dengan biaya yang terjangkau, proses yang tidak berbelit dan

penetapan putusan yang mencerminkan rasa keadilan masyarakat.

d. Pembangunan hukum dilaksanakan melalui penyempurnaan

mekanisme, materi dan kelengkapan produk hukum daerah yang

ditunjang oleh profesionalitas aparat penegak hukum, sarana dan

prasaran hukum sehingga tercipta kepastian hukum, penegakan

hukum, kesadaran hukum serta pelayanan hukum yang berintikan

keadilan dan kebenaran, ketertiban, dan kesejahteraan dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang makin tertib

dan teratur sehingga penyelenggaraan pembangunan daerah akan

makin lancar.

Page 97: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 7

5.2.2. Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera

1. Pembangunan ketahan pangan diarahkan untuk:

a. Menjaga ketahanan dan swasembada pangan daerah khususnya

swasembada beras dengan mengembangkan kemampuan produksi

dan produktivitas.

b. Memperkuat kelembagaan ketahanan pangan daerah yang mampu

menjamin pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga

secara kualitas dan kualitas gizi terjaga, aman, dan terjangkau.

c. Mengembangkan sumber-sumber pangan yang beragam sesuai

dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki masyarakat.

2. Pembangunan sandang dan perumahan diarahkan untuk:

a. Menjamin ketersediaan sandang sesuai kebutuhan masyarakat

seiring dengan itu dilakukan pengembangan hasil tenun tradisional

sebagai penguat jati diri masyarakat Tana Samawa.

b. Memfasilitasi pembangunan perumahan yang berkelanjutan,

memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta

didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi

dan berkualitas.

c. Mendorong tumbuh dan berkembangnya inisiatif untuk terwujudnya

lingkungan perumahan yang sehat.

3. Pembangunan lapangan kerja diarahkan untuk:

a. Mendorong terciptanya lapangan kerja sebanyak mungkin baik

disektor formal dan informal melalui penciptaan iklim berusaha yang

kondusif.

b. Meningkatkan hubungan industrial yang harmonis melalui

pembinaan dan perlindungan sehingga dapat menekan terjadinya

kasus perselisihan kerja.

c. Meningkatkan keterampilan dan produktivitas pekerja agar dapat

memiliki daya saing dan menghasilkan nilai tambah yang tinggi.

Page 98: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 8

4. Pembangunan keluarga dan kependudukan diarahkan untuk:

a. Mewujudkan keluarga berkualitas yang semakin banyak jumlahnya.

b. Mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk menuju

pertumbuhan penduduk yang seimbang.

c. Memperbaiki persebaran penduduk yang lebih merata sesuai

dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

d. Membangun sistem administrasi kependudukan sebagai instrumen

perlindungan sosial penduduk dan mendukung keperluan

perencanaan pembangunan daerah.

5. Pembangunan pelayanan pendidikan diarahkan untuk:

a. Memantapkan bebas buta aksara sehingga meningkatkan derajat

melek huruf masyarakat.

b. Meningkatkan kualitas dan mutu wajib belajar 12 tahun yang

didukung ketersediaan saran, prasaran, dan tenaga kependidikan

yang memadai.

c. Mewujudkan pendidikan dasar gratis sehingga dapat diakses oleh

anak-anak dari keluarga miskin.

d. Memfasilitasi terjadinya link and match pendidikan dengan

kebutuhan pasar kerja.

6. Pembangunan pelayanan kesehatan diarahkan untuk:

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehingga menurunkan

angka kematian bayi dan ibu melahirkan dibawah rata-rata nasional,

meningkatnya usia harapan hidup diatas rata-rata provinsi, dan

menekan prevalensi gizi kurang balita hingga mendekati nol persen.

b. Meningkatkan upaya promosi perilaku hidup bersih dan sehat.

c. Meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan tenaga

kesehatan yang sebanding dengan kebutuhan pelayanan

kesehatan masyarakat.

Page 99: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 9

7. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan untuk:

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan sosial secara berkualitas bagi

masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

b. Meningkatkan sarana, prasarana dan sumberdaya manusia untuk

menunjang terselenggaranya pelayanan sosial yang memadai.

c. Meningkatkan perlindungan anak dan perempuan sehingga

terbebas dari tindak kekerasan, pelecehan, ekploitasi dan

trafficking.

d. Mengembangkan sistem perlindungan dan jaminan sosial

masyarakat untuk memastikan pemenuhan kebutuhan pelayanan

sosial dasar terutama bagi penduduk miskin.

5.2.3. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan

1. Pembangunan wilayah diarahkan untuk:

a. Mempercepat pembangunan dan pertumbuhan kawasan prioritas

yang bertujuan mempercepat pembangunan daerah sekaligus

mengurangi kesejangan pembangunan antarwilayah.

b. Mengembangkan kerjasama antardaerah dalam rangka

menghilangkan kesenjangan daerah perbatasan, terlaksananya

pelayanan publik dan meningkatan nilai perdagangan antardaerah.

c. Mengembangkan wilaya desa tertinggal dan terpencil melalui

pembangunan prasarana dasar, pemberdayaan masyarakat dan

penyediaan pelayanan publik.

d. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang agar sesuai peruntukannya

sebagaimana diatur dalam peraturan Rencana Tata Ruang dan

Wilayah sebagai landasan kebijakan spasial bagi pembangunan

daerah.

e. Memfasilitasi peningkatan pelayanan pertanahan secara murah dan

berkepastian hukum.

2. Pembangunan Kota dan Desa diarahkan untuk :

Page 100: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 10

a. Mempercepat terbentuknya kota-kota kecil dan menengah sebagai

drive moving dan pusat jasa.

b. Meningkatkan kemampuan desa sebagai basis produksi sektor

pertanian (dalam artian luas). melalui pengembangan agropolitan,

peningkatan kapasitas SDM, pengembangan jaringan infrastruktur

penunjang, peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga

keuangan, kesempatan kerja dan teknologi, dan pengembangan

social capital dan human capital.

c. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi kota dengan desa.

3. Penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk:

a. Mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin

terutama ketersediaan pangan, sandang, perumahan, pendidikan

dan kesehatan.

b. Memantapkan program pemberdayaan masyarakat sehingga

membangkitkan kemampuan diri masyarakat miskin untuk terbebas

dari belenggu kemiskinan.

4. Pembangunan gender diarahkan untuk :

a. Memastikan terbukanya kesempatan yang sama bagi perempuan

untuk terlibat aktif dalam pembangunan.

b. Meningkatkan keberpihakan pemerintah dan masyarakat bagi

peningkatan kemampuan perempuan.

c. Meningkatkan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan,

eksploitasi, dan diskriminasi.

Page 101: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 11

5.2.4. Mewujudkan daerah yang berdaya-saing

1. Pembangunan sumberdaya manusia (SDM) diarahkan untuk:

a. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sehingga

berada pada posisi tertinggi di tingkat provinsi.

b. Meningkatkan Indeks Pembangunan Gender (IPG)

d. Memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat pendidikan

tinggi, penelitian dan penemu teknologi tepat guna dari masyarakat

Sumbawa.

e. Meningkatan kualitas dan peran serta pemuda dalam berbagai

bidang pembangunan.

f. Meningkatkan budaya olah raga dan prestasi olah raga di kalangan

masyarakat.

g. Memantapkan pengendalian penduduk sehingga tercapai penduduk

tumbuh seimbang.

2. Pembangunan ekonomi daerah diarahkan untuk:

a. Memperkuat keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif

sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebagai

basis pembangunan agrobisnis.

b. Memfasilitasi terbangunnya keterkaitan sistem produksi,

pengolahan, distribusi, dan perdagangan pada pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi sehingga memperkuat basis pertumbuhan

industri pengolahan yang didukung oleh pertumbuhan sektor

bangunan, pengangkutan dan komunikasi.

c. Mengembangkan kelembagaan ekonomi kerakyatan berupa

koperasi, usaha mikro, kecel dan mengah (KUMKM) dan

memantapkan iklim investasi sehingga mendorong tingginya

pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor

keuangan, persewaan dan jasa-jasa lainnya.

d. Mendorong terjadinya multiplayer effect sektor pertambangan

sehingga dapat menjadi mesin pertumbuhan kawasan dan

multisektor.

Page 102: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 12

3. Pembangunan profesionalisme aparatur diarahkan untuk:

a. Meningkatkan kemampuan aparatur dalam menjalankan fungsi

public services melalui pelaksanaan pendidikan struktural,

fungsional dan pelatihan teknikal lainnya.

b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan aparatur pemerintahan

daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah

sesuai dengan prinsip-pinsip tata pemerintahan yang baik (good

local governance).

c. Meningkatkan budaya kerja, etika birokrasi dan mencegah

terjadinya penyelewenangan jabatan serta terjadinya tindak pidana

korupsi sehingga terwujud pemerintah yang bersih (clean

goverment)

d. Meningkatkan dukungan sarana prasarana pelayanan publik.

4. Pengelolaan sumberdaya keuangan daerah diarahkan untuk :

a. Meningkatkan pengelolaan sumber-sumber penerimaan daerah

melalui penyempurnaan regulasi, pemetaan potensi, peningkatan

realisasi dan penyempurnaan penatausahaan sehingga terwujud

pengelolaan pendapatan daerah yang prefesional, akuntabel dan

transparan.

b. Memantapkan alokasi belanja daerah secara efisien dan efektif

yang diprioritaskan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat, terlaksananya pelayanan publik secara optimal,

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan instrumen

pemerataan.

c. Meningkatkan kemampuan penerimaan pembiayaan daerah melalui

penggalian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri.

d. Memantapkan pengeluaran pembiayaan daerah yang diprioritaskan

untuk menjaga keseimbangan kemampuan fiskal pemerintah

daerah.

Page 103: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 13

5. Pembangunan perhubungan dan komunikasi diarahkan untuk:

a. Menciptakan kondisi agar pergerakan orang, barang dan jasa

berjalan aman dan lancar yang didukung oleh tersedianya sarana

dan prasarana perhubungan yang memadai.

b. Menciptakan jaringan pelayanan secara inter dan antarmoda

angkutan.

c. Memfasilitasi peranan swasta dalam pembangunan sarana dan

prasarana komunikasi sehingga akses komunikasi terbuka untuk

semua wilayah potensial.

6. Pembangunan energi dan kelistrikan diarahkan untuk:

a. Memantapkan ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM)

sehingga tidak terjadi kelangkaan yang menggangu aktivitas

masyarakat.

b. Mengembangkan kawasan sumber penghasil biofuel.

c. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tenaga listrik melalui

peningkatan kemampuan pasokan listrik PLN dan penyediaan listrik

bagi daerah-daerah tidak terjangkau layanan PLN.

5.2.5. Mewujudkan daerah yang asri dan lestari

1. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam terbarukan

(renewable resources) diarahkan untuk :

a. Meningkatkan pemanfaatan secara optimum yang diimbangi

dengan upaya peremajaan sehingga tercipta keseimbangan antara

ekploitasi dan pelestarian.

b. Meningkatkan upaya rehabilitasi dan pemulihan terhadap sumber

daya yang berada dalam kondisi kritis sehingga mengembalikan

daya dukungnya bagi kehidupan masyarakat. .

c. Meningkatkan upaya memantauan dan pengelolaan lingkungan

bagi ekosistem-ekosistem kritis seperti wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil, kawasan hutan, daerah aliran sungai, dan padang

Page 104: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 14

pengembalaan (lar) agar tetap terjaga kelestarian dan kemanfaatan

bagi masyarakat.

d. Meningkatkan konservasi hutan sebagai penyangga kehidupan

disamping fungsi sosial ekonomi bagi sumber kehidupan

masyarakat sekitar hutan.

e. Meningkatkan upaya konservasi mata air, air tanah dan daerah

tangkapan air (catchment area) sehingga tersedia pasokan sumber

air bersih dan pencegahan terjadinya bencana banjir dan

kekeringan.

2. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam tidakbarukan

(unrenewable resources) diarahkan untuk :

a. Menjaga pemanfaatannya agar dilakukan secara hemat dan cermat

yang didukung oleh rencana pengelolaan dan pemantauan

lingkungan yang ketat.

b. Meningkatkan nilai tambah ekploitasinya baik yang bersifat forward

lingkages, backward lingkages dan multiplayer effect yang hasilnya

diarahkan pada investasi peningkatan kualitas sumberdaya

manusia (SDM) dan pengembangan sumberdaya alam terbarukan.

c. Memantapkan upaya reklamasi, rehabilitasi dan konversi pada

kawasan bekas tambang.

3. Pengelolaan keragaman sumberdaya hayati (biodiversity)

diarahkan untuk:

d. Meningkatkan pemanfaatannya sebagai sumber bahan pangan,

sandang, papan, obat-obatan dan bioenergi/biofuel untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. Meningkatkan upaya perlindungan dan pelestarian melalui

perangkat regulasi, hak paten dan pengembangan kearifan lokal.

f. Memberdayakan institusi sosial dan usaha ekonomi lokal dalam

pelestarian dan pengembangan pemanfaatan sumberdaya hayati.

Page 105: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 15

4. Pembangunan mitigasi bencana alam diarahkan untuk:

a. Mengembangkan sistem deteksi dini, sosialisasi dan diseminasi

informasi secara dini terhadapancaman kerawanan bencana alam

kepada masyarakat.

b. Meningkatkan identifikasi dan pemetaan daerah-daerah rawan

bencana agar dapat diantisipasi secara dini sejak sebelum terjadi.

5. Pembangunan kesadaran lingkungan masyarakat diarahkan

untuk:

g. Mengupayakan kompensasi sebanding dari jasa lingkungan

sehingga berkembang tanggung jawab sosial masyarakat dan dunia

usaha atas upaya pelestarian lingkungan..

h. Meningkatkan upaya penyadaran, sosialisasi dan pembinaan

kepada masyarakat khususnya generasai muda mengenai

pelestarian lingkungan hidup.

i. Mengembangkan aksi-aksi lokal untuk mengantisipasi dan

mengurangi dampak buruk perubahan iklim global (global climate

change) dan pemanasan global (global warming).

5.3. TAHAPAN DAN PRIORITAS

Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud di atas,

pembangunan jangka panjang daerah membutuhkan tahapan dan skala

prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka

menengah daerah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan

mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa

mengabaikan permasalahan lainnya. Titik tekan skala prioritas dalam setiap

tahunnya dapat sama dapat pula berbeda-beda sesuai urgensi permasalahan

yang dihadapi namun semua itu harus terarah dan berkesinambungan dari

periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan visi pembangunan

jangka panjang.

Setiap sasaran pokok dalam lima misi pembangunan jangka panjang

Kabupaten Sumbawa dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing

Page 106: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 16

tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritas

utama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi

permasalahan. Atas dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat

disusun sebagai berikut.

5.3.1. RPJM Daerah Kabupaten Sumbawa ke-1 (2005-2010)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberkelanjutan

masa sebelumnya dan pembangunan yang dilaksanakan saat ini, RPJM ke-1

ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kelembagaan pemda dan

pelayanan publik, serta penataan kembali Kabupaten Sumbawa di segala

bidang dengan menekankan upaya pemantapan penyelenggaraan pelayanan

dasar yang menjadi urusan wajib pemerintahan daerah terutama dibidang

infrastruktur pelayanan dasar, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan

pelayanan umum pemerintahan lainnya. Diimbangi dengan penyiapan

pengembangan potensi daerah menuju daerah agribisnis yang berdaya saing

terutama dari aspek sumberdaya manusia, produk unggulan dan infrastruktur

pendukung.

Pada tahap pertama, pembangunan pelayanan dasar diarahkan untuk

mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun serta inisiasi

pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang didukung oleh

penyediaan sarana prasarana dan tenaga kependidikan yang memadai. Pada

tahap pertama juga diprioritaskan pada pencapaian Indonesia Sehat 2010

terutama melalui konsolidasi upaya kesehatan masyarakat, promosi kesehatan

dan pemberdayaan kesehatan masyarakat. Upaya pembangunan infrastruktur

dasar wilayah terutama jalan, jembatan, infrastruktur pengairan dan

pengembangan ekonomi lokal sehingga memperlancar aksesibilitas menuju

terwujudnya pusat-pusat pertumbuhan baru. Pelayanan umum pemerintahan

terutama ditujukan untuk pembangunan ketakwaan, kerukunan sosial dan

terlaksananya tata pemerintahan yang baik (good governance).

Pembangunan potensi daerah pada tahap ini ditujukan untuk

menyiapkan landasan bagi pembangunan daerah agribisnis yang berdaya saing

dengan diprioritas utama pada penyiapan kerangka regulasi dan dokumen

Page 107: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 17

perencanaan pembangunan daerah agribisnis, peningkatan sumberdaya

manusia dibidang budidaya dan pengolahan pasca panen sumberdaya

agribisnis. Dalam hal pengembangan produk unggulan agribinis, pada tahap

awal ini ditujukan pada ekplorasi, inventarisasi dan identifikasi sumberdaya

agribisnis yang dapat diunggulkan serta penyiapan sarana prasarana budidaya

dan pasca panen. Dibidang infrastruktur pendukung, pada tahap pertama

pembangunan jangka panjang ditujukan pada inisiasi pengembangan kawasan-

kawasan sentra pengembangan agribisnis.

Secara ringkas prioitas utama, indikasi keberhasilan pembangunan

jangka panjang tahap pertama disajikan melalui tabel 4.1. berikut ini.

Page 108: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 18

Tabel 4.1. Matrik Prioritas Utama dan Indikasi Keberhasilan RPJMD Ke-1 (2006-2010)

NO URAIAN PELAYANAN DASAR (URUSAN WAJIB) PENGEMBANGAN AGRIBISNIS (URUSAN PILIHAN)

Pendidikan Kesehatan Infrastrukutur

Dasar

Pelayanan Umum

Lainnya

Sumberdaya

Manusia

Produk

Unggulan

Infrastruktur

Pendukung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program

Prioritas Utama

Perencanaan

dan inisiasi

wajib belajar 9

tahun.

Perencanaan

dan inisiasi

pendidikan anak

usia dini (PAUD)

Perencanaan dan

inisiasi upaya

promosi kesehatan

masyarakat

Perencanaan dan

inisiasi

penyelenggaraan

kesehatan

berbasis

masyarakat

Perencanaan dan

inisiasi

pembangunan

infrastrukur

wilayah pusat-

pusat

pertumbuhan

Perencanaan dan

inisiasi

pembangunan

ketakwaan dan

kerukunan

masyarakat.

Konsolidasi

penyelenggaraan

tata pemerintah-

an

Perencanaan dan

inisiasi

pembangunan

kemampuan budi

daya dan pasca

panen

Perencanaan

dan inisiasi

produk

agribisnis

unggulan

Perencanaan

dan inisiasi

regulasi

pembangunan

kawasan

agribisnis

2 Indikasi

Keberhasilan

Utama

Rata-rata lama

sekolah 9 thn

Terselenggara

nya PAUD di

tiap kecamatan

Penurunan angka

kematian bayi dan

ibu melahirkan.

Penurunan

persentase

penyakit menular

Kesadaran

kesehatan

membaik

Lancarnya

aksesibilitas

pusat-pusat

pertumbuhan

Tumbuhnya

karsa masyarakat

dibidang

keagamaan.

Pemerintahan yg

transparan,

akuntabel, &

partisipasi

Meningkatnya

pengetahuan

budidaya dan

pasca panen

Semakin

meningkatnya

kemampuan

aparatur

Terpilihnya

produk

agribisnis

berdaya

saing

Tersedianya

masterplan

pembangunan

kawasan

agribisnis,

Rintisan

pembangunan

infrastruktur

Page 109: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 19

3.4.2. RPJM Daerah Kabupaten Sumbawa ke-2 (2011-2015)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberkelanjutan

RPJM ke -1, RPJM ke-2 ditujukkan untuk lebih memantapkan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan pelayanan dasar

terutama dibidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan

infrastruktur dasar wilayah serta pembangunan infrastruktur daerah agribisnis.

Penyelenggaraan pelayanan dasar diprioritaskan dalam rangka

memantapkan suprastruktur pembangunan daerah agribisnis berdaya saing

melalui pemantapan pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar

wilayah yang semakin memadai dan pelayanan umum lainnya yang semakin

baik. Pelayanan pendidikan terutama diprioritaskan pada penuntasan wajib

belajar pendidikan dasar 9 tahun dan memulai pengembangan hingga ketingkat

12 tahun. Pelayanan pendidikan tersebut semakin didukung oleh layanan yang

semakin berkualitas dengan biaya pendidikan murah sehingga dapat dijangkau

oleh keluarga miskin. Demikian juga pelayanan kesehatan yang semakin

ditingkatkan melalui ketersediaan sarana dan prasarana yang semakin lengkap

serta dukungan tenaga kesehatan yang profesional. Adapun pembangunan

infrastruktur dasar terus ditingkatkan dengan fasilitas publik yang semakin

lengkap sehingga semakin memperluas aksesibilitas pusat-pusat pertumbuhan

wilayah. Untuk melengkapi pelayanan dasar, kualitas penyelenggaraan

pemerintahan daerah semakin baik yang didukung oleh semakin berkualitasnya

sistem perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah yaitu dari segi

perencanaa, pelaksanaa, motoring dan evaluasi pembangunan.

Adapun pengembangan potensi agribisnis semakin dipertajam melalui

pemantapan kemampuan SDM yang handal dalam perencanaan dan

pengambangan daerah agribisnis, SDM pengelolaan sektor primer dan

sekunder dengan didukung oleh berkembangnya pusat-pusat pendidikan tinggi

serta lembaga research and development (R&D) yang berdampak langsung

pada peningkatan daya saing produk agribisnis daerah. Bersamaan dengan itu,

pemerintah daerah semakin mendorong keterlibatan sektor swasta untuk

mengembangkan industri pengolahan yang didukung oleh regulasi, perizinan

dan iklim investasi yang kondusif. Pada tahap ini kawasan-kawasan agribisnis

Page 110: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 20

semakin berkembang pesat atas dukungan infrastruktur pendukung yang

semakin lengkap.

Secara ringkas priritas utama dan indikasi keberhasilan pembangunan

jangka panjang tahap kedua disajikan melalui tabel 4.2. berikut ini.

Page 111: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 21

Tabel 4.2. Matrik Prioritas Utama dan Indikasi Keberhasilan RPJMD Ke-2 (2011-2015)

NO URAIAN PELAYANAN DASAR (URUSAN WAJIB) PENGEMBANGAN AGRIBISNIS (URUSAN PILIHAN)

Pendidikan Kesehatan Infrastrukutur

Dasar

Pelayanan Umum

Lainnya

Sumberdaya

Manusia

Produk

Unggulan

Infrastruktur

Pendukung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program

Prioritas Utama

Penuntasan

wajib belajar 9

tahun.

Insiasi wajar 12

tahun

Pengembangan

pendidikan anak

usia dini

(PAUD).

Pembangunan

promosi kesehatan

masyarakat

Pembangunan

kesehatan

berbasis

masyarakat

Pembangunan

infrastruktur

wilayah di

pusat-pusat

pertumbuha

Pembangunan

Pembangunan

fasilitas publik

pendukung

Pembangunan

keimanan, dan

kerukunan

masyarakat.

Pembangunan

penyelenggaraan

tata pemerintah-

an

Pembangunan

budidaya, pasca

panen dan

mulainya tahap

pengolahan

Pembangunan

pusat pendidikan

tinggi dan

penelitian

Pembanguna

n produk

agribisnis

berdaya

saing

Inisasi

kawasan

industri

pengolahan

Pembangunan

infrastruktur

kawasan

agribisnis

2 Indikasi

Keberhasilan

Utama

lama sekolah

mulai diatas 9

thn.

Berkembangya

kelompok

PAUD di tiap

kecamatan

Angka kematian

bayi dan ibu

semakin menurun

Persentase

penenularan

penyakit semakin

rendah

Kesadaran

kesehatan

semakin

meningkat

Mantapnya

aksesibilitas

pusat-pusat

pertumbuhan

Mulai lengkapnya

fasilitas publik

pendukung

Semakin

berkembangnya

karsa beragama

dan kerukunan

sosial

Pemerintahan yg

Semakin trans-

paran, akuntabel,

& terbuka luas

Partisipasi publik

Masyarakat

semakin

berkembangnya

pengetahuan

produksi

Aparatur semakin

profesional

Tersedianya

SDM terdidik

dibidang

budidaya dan

pasca panen.

Berkembang-

nya produksi

agribisnis

berdaya

saing

Tumbuhnya

industri

pengolahan

Tersedianya

infrastruktur

kawasan

agribisnis

Page 112: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 22

3.4.3. RPJM Daerah Kabupaten Sumbawa ke-3 (2016-2020)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberkelanjutan

RPJM ke -2, RPJM ke-3 ditujukkan untuk lebih memantapkan pembangunan

daerah secara menyeluruh dengan penekanan pada pengembangan proses

produksi di sektor sekunder dan tersier yang didukung oleh basis-basis sektor

primer daerah agribisnis yang semakin kokoh. Pada tahap ini mulai

berkembangnya kawasan industri dan sektor jasa yang meningkatkan nilai

tambah bagi perekonomian daerah.

Pada tahap ketiga ini, diharapkan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat

telah memasuki tahap establish. Beban pemerintah berkurang seiring dengan

meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat dan semakin berperannya

sektor swasta dalam memproduksi barang dan jasa secara murah. Walaupun

demikian pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan penyediaan barang

publik (public goods) lainnya yang tidak dapat disediakan secara murah melalui

mekanisme pasar tetap dilakukan pemerintah. Pada tahap ini terus dilakukan

pementapan terhadap program wajib belajar 12 tahun seiring dengan semakin

meningkatnya taraf pendidikan, keterampilan serta semakin link and match-nya

dunia pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja profesional. Pemerintah

daerah dapat memfasilitasi pengembangan pendidikan tinggi dan pusat-pusat

R&D yang menunjang visi daerah agribisnis yang berdaya saing. Taraf

kesehatan semakin baik disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran

akan hidup sehat dan bersih serta semakin primanya pelayanan kesehatan

sehingga semakin meningkatnya angka harapan hidup, semakin menurunnya

angka kematian balita, bayi dan ibu melahirkan, dan semakin rendahnya

penyebaran penyakit menular. Demikian juga penyelenggaraan pelayan umum

lainnya semakin baik sehingga semakin tercipta suasana yang memberikan

kesempatan bagi ketangan ibadah, meningkatnya kerukunan sosial dan semakin

bergairahnya interaksi masyarakat yang penuh kekeluargaan. Seiring dengan

kemajuan tersebut kondisi infrastruktur dasar semakin mantap sehingga

semakin memberikan kenyamanan, keamanan, efisiensi, ekonomis dan

efektivitas dalam kehidupan masyarakat. Demikian pula kesadaran akan

kelestarian lingkungan hidup semakin baik, pencemaran dapat dikurangi secara

Page 113: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 23

signifikan serta proses produksi semakin bersahabat dengan lingkungan karena

didukung oleh teknologi ramah lingkungan.

Pada tahap ketiga ini, pengembangan potensi agribisnis daerah telah

memasuki fase kematangan yang ditandai semakin berkembangnya proses

produksi di sektor sekunder tersier yang didukung oleh basis-basis sektor primer

yang semakin kokoh. Kawasan industri telah berkembang pesat dan semakin

berkembang pada penciptaan nilai tambah melalui sektor perdagangan dan

jasa-jasa lainnya. Produk-produk agribisnis Kabupaten Sumbawa telah

memasuki pasar ekspor regional asia tenggara dan timur tengah. Pesatnya

perkembangan kegiatan agribisnis telah ditunjang oleh ketersediaan infarstruktur

pendukung terutama dalam hal komunikasi, informasi, perdagangan dan

kelistrikan.

Secara ringkas prirotas utama dan indikasi keberhasilan pembangunan

jangka panjang tahap ketiga disajikan melalui tabel 4.3. berikut ini.

Page 114: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 24

Tabel 4.3. Matrik Prioritas Utama dan Indikasi Keberhasilan RPJMD Ke-3 (2016-2020)

NO URAIAN PELAYANAN DASAR (URUSAN WAJIB) PENGEMBANGAN AGRIBISNIS (URUSAN PILIHAN)

Pendidikan Kesehatan Infrastrukutur

Dasar

Pelayanan Umum

Lainnya

Sumberdaya

Manusia

Produk

Unggulan

Infrastruktur

Pendukung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program

Prioritas Utama

Pengembangan

wajib belajar 12

tahun.

Pengembangan

pendidikan anak

usia dini

(PAUD).

fasilitasi

pendidikan

tinggi

Pengembangan

upaya kesehatan

masyarakat

Pengembangan

promosi kesehatan

dan

pemberdayaan

masyarakat

Pengembangan

infrastruktur

wilayah di

pusat-pusat

pertumbuhan

Pengembangan

fasilitas publik

pendukung

Pengembangan

keimanan, dan

kerukunan

masyarakat.

Pengembangan

penyelenggaraan

tata pemerintah-

an

Pengembangan

kemampuan

pengolahan yang

didukung budi-

daya dan pasca-

panen yg mantap

Pengembangan

tenaga pendidik

agribisnis

Pengembang

an produk

agribisnis

berdaya

saing di

sektor

sekunder

Pengembang

an kawasan

industri &

tumbuhnya

perdagangan

agribisnis

Pengembanga

n infrastruktur

kawasan

agribisnis

2 Indikasi

Keberhasilan

Utama

lama sekolah

mulai

mendekati 12

tahun

Pemantapan

kelompok

PAUD hingga

desa

Semakin

berkembang-

nya pendidikan

tinggi

Angka kematian

bayi dan ibu terus

sema-

kin menurun

Persentase

penenularan

penyakit terus

semakin rendah

Kesadaran

kesehatan

semakin

meningkat

Semakin

berkembangnya

pusat-pusat

pertumbuhan

semakin

lengkapnya

fasilitas publik

pendukung

Semakin

berkembangnya

karsa beragama

dan kerukunan

sosial

Pengelolaan

pemerintahan yg

semakin profesional

Berkembangnya

SDM di sektor

industri

pengolahan

Birokrasi semakin

profesional

Berkembang-

nya produk

olahan

agribisnis

berdaya

saing

Berkembang-

nya pengo-

lahan

Berkembang-

nya

infrastruktur

kawasan

agribisnis

Page 115: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 25

3.4.3. RPJM Daerah Kabupaten Sumbawa ke-4 (2021-2025)

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberkelanjutan

RPJM ke-3, RPJM ke-4 ditujukkan untuk memastikan telah tercapainya

sasaran utama pembangunan daerah agribisnis yang berdaya saing dengan

indikator terbangunnya struktur perekonomian daerah yang kokoh

berlandaskan keunggulan kompetitif produk agribisnis yang didukung oleh

sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Kelembagaan politik dan hukum telah tercipta yang ditandai dengan

terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh di berbagai aspek kehidupan

politikserta supremasi hukum, terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh

masyarakat. Terwujudnya sinergi antara aparat hukum dan masyarakat dalam

bidang keamanan, terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih dan

berwibawa yang berdasarkan hukum, serta birokrasi yang profesional dan

netrai, terwujudnya masyarakat sipil, masyarakat politik dan masyarakat

ekonomi yang mandiri, serta pelayanan publik yang prima.

Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan oleh makin

tinggi dan meratanya tingkat pendapatan masyarakat, mantapnya sumber daya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing, antara lain ditandai oleh

meningkat dan meratanya akses, tingkat kualitas dan relevansi pendidikan

seiring dengan makin efisien dan efektifnya manajemen pelayanan

pendidikan, meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,

meningktanya kesetaraan gender, serta kesejahteraan dan perlindungan

anak. Sumber daya manusia Kabupaten Sumbawa diharapkan berkarakter

cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral yang dicirikan dengan

watak dan perilaku masyarakat yang beragama, beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran terhadap

keberagamaan, bergotong royong, dinamis dan berorientasi iptek.

Struktur perekonomian makin maju dan kokoh dengan daya saing

perekonomian yang kompetitif dan berkembangnya keterpaduan antar sektor.

Lembaga perekonomian sudah tersusun, tertata serta berfungsi dengan baik.

Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan berkesinambungan

Page 116: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 26

ditunjang dengan berkembangnya industri ramah lingkungan, kapabilitas dan

reputasi Kabupaten Sumbawa sebagai daerah agribisnis bertaraf nasional.

Secara ringkas prioritas utama dan indikasi keberhasilan pembangunan

jangka panjang tahap ketiga disajikan melalui tabel 4.4. berikut ini.

Page 117: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

V | 27

Tabel 4.4. Matrik Prioritas Utama dan Indikasi Keberhasilan RPJMD Ke-4 (2021-2025)

NO URAIAN PELAYANAN DASAR (URUSAN WAJIB) PENGEMBANGAN AGRIBISNIS (URUSAN PILIHAN)

Pendidikan Kesehatan Infrastrukutur

Dasar

Pelayanan Umum

Lainnya

Sumberdaya

Manusia

Produk

Unggulan

Infrastruktur

Pendukung

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Program

Prioritas Utama

Penuntasan

wajib belajar 12

tahun dan

pelembagaan

PAUD

Pengembangan

pendidikan

tinggi

Pemantapan

upaya promosi

kesehatan

masyarakat

Pemantapan

penyelenggaraan

kesehatan

berbasis

masyarakat

Pemantapan

infrastruktur

wilayah di

pusat-pusat

pertumbuhan

Pemantapan

fasilitas publik

pendukung

Pemantapan

tatanan sosial

Pemantapan

penyelenggaraan

tata pemerintah-

an

Pemantapan

SDM profesional

di jasa perdangan

berbasis

agribisnis

Pemantapan

produk

agribisnis

berdaya

saing di

sektor tersier

Pemantapan

kluster

industri &

jasa

perdagangan

agribisnis

Pemantapan

infrastruktur

kawasan

agribisnis

2 Indikasi

Keberhasilan

Utama

lama sekolah

rata-rata 12

tahun

PAUD

swadaya

Pendidikan

tinggi semakin

maju

Angka kematian

bayi dan ibu telah

rendah

Persentase

penenularan

penyakit telah

rendah

Kesadaran

kesehatan sangat

tinggi

Kualitas

infrastruktur

wilayah semakin

baik.

fasilitas publik

pendukung telah

memadai

Tatanan sosial

semakin mantap

Pemerintahan

telah profesional

Semakin banyak

SDM terdidik

disektor primer

dan sekunder

Birokrasi semakin

profesional

Produk jasa

agribisnis

berdaya

saing

Berkembang-

nya kluster

industri dan

kawasan

perdagangan

Semakin

mantapnya

infrastruktur

pendukung

kawasan

agribisnis

Page 118: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

VI | 1

BAB VI

KAIDAH PELAKSANAAN

Adapun kaidah dalam pelaksanaan RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa

Tahun 2005-2025 ini sebagai berikut:

1. Segenap stakeholder pembangunan daerah, baik lingkup instansi

pemerintah daerah, pemerintah desa, kalangan dunia usaha maupun

masyarakat umum berkewajiban untuk mempedomani RPJP Daerah

dalam rangka merencanakan pembangunan daerah;

2. RPJP Daerah ini dijabarkan lebih lanjut secara detil dan konsisten kedalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah dan setiap

tahunnya kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah yang

dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,

partisipatif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan dengan memperhatikan

tahapan dan prosedur perencanaan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

3. Rencana pembangunan yang mengacu pada RPJP Daerah ini

dilaksanakan dengan memobilisasi potensi anggaran publik baik yang

bersumber dari pemerintah/pemerintah daerah, dukungan kalangan

swasta dan partisipasi masyarakat.

4. Segenap komponen daerah dapat berperan serta seluas-luasnya dalam

pelaksanaan RPJP Daerah ini dalam aksi-aksinya di lapangan yang

terkoordinasi dan difasilitasi pemerintah daerah.

5. Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan RPJP Daerah ini, Kepala Daerah

bertanggungjawab atas pemantauan, evaluasi dan reformulasi

perencanaan sehingga terwujud kondisi yang diinginkan sesuai dengan

visi dan misi pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJP

Daerah ini.

Page 119: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

VII | 1

BAB VII

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten

Sumbawa yang memuat Visi, Misi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Sumbawa Tahun 2005–2025, merupakan pedoman bagi seluruh

pemangku kepentingan (pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha)

dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, yang selanjutnya akan

dijabarkan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah untuk setiap periode lima tahunan selama kurun waktu 2005-2025.

Periodesasi RPJP Daerah dipilih 2005-2025 didasarkan atas amanat

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 khususnya melalui pasal 8 beserta

penjelasanannya. Dengan demikian, RPJP Daerah ini berlaku surut sesuai

tahapan pembangunan yang diatur didalamnya.

Mengingat bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih setiap lima tahun, maka RPJP Daerah ini

juga sekaligus menjadi koridor bagi calon Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah dalam merumuskan visi, misi dan program pembangunan yang

ditawarkan kepada masyarakat. Sedangkan untuk RPJM Daerah Kabupaten

Sumbawa yang telah berjalan dan penetapannya dilakukan sebelum adanya

Perda RPJP Daerah ini wajib untuk diselaraskan agar sesuai dengan

substansi RPJP Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2005-2025..

Keberhasilan implementasi RPJP Daerah yaitu terwujudnya visi jangka

panjang Kabupaten Sumbawa, yaitu “Terwujudnya Kabupaten Sumbawa

Sebagai Daerah Agribisnis Berdaya Saing menuju Masyarakat Sejahtera”

akan sangat tergantung pada konsistensi penjabaran lima tahunnya dalam

RPJM Daerah serta penjabaran tiap tahun dalam RKP Daerah. Semua itu

dapat terlaksana melalui komitmen, integritas dan dedikasi para pimpinan

Page 120: (rpjp) daerah kabupaten sumbawa tahun 2005 - 2025

VII | 2

daerah, partisipasi masyarakat dan dunia usaha, serta dukungan Pemerintah

Provinsi dan Pusat.

Pj. BUPATI SUMBAWA,

MUHAMMAD NUR