rokok pdf

23
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok 2.1.1 Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. 2.1.2 Jenis Rokok Menurut Sitepoe, M. (1997), rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis: 1. Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 2. Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :

description

lp hipertensi

Transcript of rokok pdf

Page 1: rokok pdf

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan

membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

2.1.2 Jenis Rokok

Menurut Sitepoe, M. (1997), rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis:

1. Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

2. Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan

cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,

cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :

1. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat

gabus.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Kandungan Rokok

Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen

lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama

dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok

yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%).

Page 2: rokok pdf

Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di

antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200

diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin,

dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung

bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (David E, 2003). Zat-zat beracun

yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :

1. Nikotin

Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin yang terkandung

di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan

darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat

stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau,

sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat. Nikotin juga memiliki

karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan

menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan

selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat

kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya

jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil

berhenti (Pdpersi, 2006).

Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam Nicotoana

Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif

Universitas Sumatera Utara

dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin ini dapat meracuni saraf tubuh,

meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh perifer dan menyebabkan

ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya.

2. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur

ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon.

Page 3: rokok pdf

Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam

transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat

mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah

400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin

dalam darah sejumlah 2-16% (Sitepoe, M., 1997).

3. Tar

Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air

diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat

karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat

merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru

sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk

kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi

padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran

pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang

rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang

menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg. Walaupun rokok diberi

filter, efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru, ketika pada saat merokok

hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang digunakan

bertambah banyak (Sitepoe, M., 1997).

Universitas Sumatera Utara

4. Timah Hitam (Pb)

Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.

Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan

menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke

dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe, M., 1997).

5. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan

Page 4: rokok pdf

hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang

ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan

mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

6. Hidrogen Sianida (HCN)

Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan

sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan.

Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit

saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

7. Nitrous Oxide

Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat

menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit.

8. Fenol

Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat

organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan

membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.

Universitas Sumatera Utara

9. Hidrogen sulfida

Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan

bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

2.1.4 Kategori Perokok

1. Perokok Pasif

Perokok pasif dalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok

(Pasive Smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan

sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok

aktif. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok

pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih

Page 5: rokok pdf

banyak mengandung tar dan nikotin (Wardoyo, 1996).

2. Perokok Aktif

Menurut Bustan (1997) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan

perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif adalah orang yang merokok dan

langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri

sendiri maupun lingkungan sekitar.

2.1.5 Jumlah Rokok Yang Dihisap

Menurut Bustan (1997) jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang,

bungkus, pak per hari. Jenis rokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :

1. Perokok Ringan : Disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang

per hari.

2. Perokok Sedang : Disebut perokok sedang jika menghisap 10-20 batang per hari.

Universitas Sumatera Utara

3. Perokok Berat : Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang.

2.1.6 Lama Menghisap Rokok

Menurut Bustan (1997) merokok dimulai sejak umur kurang dari 10 tahun

atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk

berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda

usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai

sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis.

Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal

merokok yang lebih dini ( Smet, Bart, 1994). Merokok sebatang setiap hari akan

meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali

per menit (Sitepoe, M., 1997). Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca

digunakan.

2.2 Tekanan Darah

Page 6: rokok pdf

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding

pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh

dan compliance, atau daya regang (distensibility) dinding pembuluh yang

bersangkutan. Apabila volume darah yang masuk arteri sama dengan volume darah

yang meninggalkan arteri selama periode yang sama, tekanan darah arteri akan

konstan. Namun yang terjadi, selama sistol ventrikel, volume sekuncup darah masuk

arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga darah dari jumlah

tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol-arteriol. Selama diastol,

tidak ada darah yang masuk ke dalam arteri, sementara darah terus meninggalkan

mereka, terdorong oleh recoil elastik. Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri

sewaktu darah disemprotkan masuk ke dalam arteri selama sistol, atau tekanan

sistolik, rata-rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu

darah mengalir keluar selama diastol, yakni tekanan diastolik, rata-rata 80 mmHg.

Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul kontraksi jantung

Universitas Sumatera Utara

berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar (Sherwood, L.,

2001).

2.3 Hipertensi

2.3.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price, S.A. & Wilson, L.M.,

2006). Menurut Basha, A. (2004), hipertensi merupakan suatu keadaan dimana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguanpada

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh

darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi seringkali

Page 7: rokok pdf

disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang

mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan

bagi korbannya (Sustrani, L., et al., 2004).

2.3.2 Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu

1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,

disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang

mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf

simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan

Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas,

alkohol, merokok, serta polisitemia.

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab

spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi

Universitas Sumatera Utara

vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing,

feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan, dan lain-lain (Mansjoer, 2000).

Menurut WHO (World Health Organization) batas normal tekanan darah adalah

120–140 mmHg sistolik dan 80–90 mmHg diastolik. Seseorang dinyatakan

mengidap hipertensi bila tekanan sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan tekanan

diastoliknya lebih dari 90 mmHg.

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut WHO/ISH 2003

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Normal tinggi 130 -139 (<140) 85 – 89 (<90)

Hipertensi

Page 8: rokok pdf

Derajat 1 ( ringan ) 140 – 159 90 – 99

Derajat 2 ( sedang ) 160 – 179 100 – 109

Derajat 3 ( berat ) ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistolik yang terisolasi ≥ 140 < 90

Batasan ini untuk individu dewasa diatas umur 18 tahun, tidak dalam keadaan

sakit mendadak. Dikatakan hipertensi jika pada dua kali atau lebih kunjungan yang

berbeda didapatkan tekanan darah rata-rata dari dua atau lebih pengukuran setiap

kunjungan, diastoliknya 90 mmHg atau lebih, atau sistoliknya 140 mmHg atau lebih

(Robbins & Kumar, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Hipertensi sistolik terisolasi (isolated sytolic hypertension) adalah hipertensi

dengan tekanan sistolik sama atau lebih dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik

kurang dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya dijumpai pada usia

lanjut, jika keadaan ini dijumpai pada masa dewasa muda lebih banyak dihubungkan

sirkulasi hiperkinetik dan diramalkan dikemudian hari tekanan diastoliknya juga ikut

meningkat.

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan < 80

Pre Hipertensi 120-139 atau80-89

Hipertensi

Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99

Derajat 2 >160 atau >100

Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Orang Dewasa Dengan Usia Diatas 18 Tahun

Menurut The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention,

Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC7), Tahun 2003.

Menurut The Seventh Report Of The Joint National Committee On

Page 9: rokok pdf

Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC 7),

klasifikasi tekanan darah pada dewasa terbagi menjadi kelompok normal,

prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.

2.3.3 Patofisiologi Hipertensi

Menurut Corwin (2000) tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut

jantung, volume sekuncup atau curah jantung dan total peripheral resistance (TPR),

Universitas Sumatera Utara

maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel tersebut dapat menyebabkan

hipertensi.

1. Peningkatan kecepatan denyut jantung.

Terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus sinoatrium

(SA). Peningkatan denyut jantung kronik sering menyertai keadaan

hipertiroidisme, biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau

total peripheral resistance (TPR).

2. Peningkatan volume sekuncup atau curah jantung yang berlangsung lama.

Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat

gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi yang berlebihan

yang dapat meningkatkan volume diastolik akhir, biasa disebut preload jantung.

Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.

3. Peningkatan total peripheral resistance (TPR) yang berlangsung lama

Terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau

responsivitas yang berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua

hal tersebut menyebabkan penyempitan pembuluh. Pada peningkatan total

peripheral resistance, jantung harus memompa lebih kuat supaya menghasilkan

tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh

yang menyempit. Hal ini disebut afterload jantung biasanya berkaitan dengan

peningkatan tekanan diastolik. Apabila afterload berlangsung lama, ventrikel kiri

Page 10: rokok pdf

mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar). Dengan hipertrofi kebutuhan

ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa

darah lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serat-serat otot

jantung juga mulai teregang melebihi panjang normalnya yang akhirnya

menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup atau curah jantung.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Guyton & Hall (2006) hipertensi dibedakan atas 2 golongan besar :

1. Hipertensi beban volume

Terjadi akibat kenaikan volume cairan ekstra seluler yang berlebihan dalam

tubuh. Hal ini menyebabkan kenaikan volume darah diikuti dengan peningkatan

curah jantung. Kenaikan curah jantung inilah yang menyebabkan hipertensi.

2. Hipertensi vasokonstriksi

Terjadi akibat peningkatan bahan-bahan yang secara khusus cenderung

meningkatkan hipertensi yaitu angiotensin II, norepinephrin dan epinephrin.

Bahan ini menyebabkan kenaikan tekanan perifer total yang menyebabkan

penyempitan diameter arteriol dan terjadilah hipertensi.

Menurut Corwin (2000) sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami

hipertensi bertahun-tahun, dan berupa :

1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat

peningkatan tekanan intrakranium.

2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.

4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.

5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada

hipertensi essensial, gejala seperti sakit kepala, epistaktis, pusing, migran. Gejalagejala yang lain seperti sukar tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk (Mansjoer,

Page 11: rokok pdf

2000).

2.4 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat sphygmomanometer dan

stetoskop. Ada tiga tipe dari sphygmomanometer yaitu dengan menggunakan air

raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe air raksa adalah jenis

Universitas Sumatera Utara

sphygmomanometer yang paling akurat. Tingkat bacaan dimana detak tersebut

terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik. Sedangkan tingkat dimana bunyi

detak menghilang adalah tekanan diastolik. Sphygmomanometer aneroid prinsip

penggunaanya yaitu menyeimbangkan tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul

metalis tipis yang menyimpan udara didalamnya. Spygmomanometer elektronik

merupakan pengukur tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding

model standar yang menggunakan air raksa tetapi, akurasinya juga relatif rendah

(Sustrani, L., et al., 2004). Sebelum mengukur tekanan darah yang harus

diperhatikan yaitu :

1. Jangan minum kopi atau merokok 30 menit sebelum pengukuran dilakukan.

2. Duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan sejajar

dengan jantung (istirahat).

3. Pakailah baju lengan pendek.

4. Buang air kecil dulu sebelum diukur , karena kandung kemih yang penuh dapat

mempengaruhi hasil pengukuran (Sustrani, L., et al., 2004).

Pengukur an tekanan darah sebaiknya dilakukan pada pasien setelah istirahat yang

cukup, yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5 menit. Pengukuran dilakukan pada

posisi terbaring, duduk, dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih dengan interval 2

menit. Ukuran manset harus cocok dengan ukuran lengan atas. Manset harus

melingkari paling sedikit 80% lengan atas dan lebar manset paling sedikit 2 atau 3

kali panjang lengan atas, pinggir bawah manset harus 2 cm diatas fosa cubiti untuk

Page 12: rokok pdf

mencegah kontak dengan stetoskop. Sebaiknya disediakan barbagai ukuran manset

untuk dewasa, anak dan orang gemuk. Balon dipompa sampai ke atas tekanan

diastolik kemudian tekanan darah diturunkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3

mmHg tiap denyut jantung. Tekanan sistolik tercatat pada saat terdengar bunyi yang

pertama (korotkoff I) sedangkan tekanan diastolik dicatat jika bunyi tidak terdengar

lagi (korotkoff V). Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan pada kedua

lengan, pada posisi berbaring, duduk dan berdiri (Arjatmo, T., Hendra, U., 2001).

Universitas Sumatera Utara

2.5 Hubungan Merokok dan Tekanan Darah

Curah jantung dan resistensi perifer total merupakan dua penentu utama yang

mempengaruhi tekanan darah. Maka berbagai faktor yang terlibat dalam

mempengaruhi curah jantung dan resistensi perifer total akan mempengaruhi tekanan

darah (Sherwood, L., 2001). Salah satunya adalah kebiasaan hidup yang tidak baik

seperti merokok.

Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Namun

rokok akan mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di

ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang setiap hari

akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20

kali per menit (Sitepoe, M., 1997).

Dengan menghisap sebatang rokok maka akan mempunyai pengaruh besar

terhadap kenaikan tekanan darah atau hipertensi. Hal ini dapat disebabkan karena

merokok secara aktif maupun pasif pada dasarnya mengisap CO (karbon monoksida)

yang bersifat merugikan. Akibat gas CO terjadi kekurangan oksigen yang

menyebabkan pasokan jaringan berkurang. Ini karena, gas CO mempunyai

kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah

(eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping

kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan

Page 13: rokok pdf

semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2

(oksigen). Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting

untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka

gas CO ini merebut tempatnya di hemoglobin. Sel tubuh yang menderita kekurangan

oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah

dengan jalan menciut atau spasme dan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah.

Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan

mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan).

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, asap rokok juga mengandung nikotin. Nikotin merupakan dadah

yang kuat. Nikotin bertindak terhadap pusat kepuasan di otak yang menyebabkan

perokok terangsang pada peringkat awal, tetapi keadaan ini kemudiannya disusuli

oleh kemurungan. Nikotin meningkatkan penghasilan bahan kimia yang dinamai

dopamine dan berhubung rapat dengan pusat-pus at emosi di otak.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya

kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok. Efek nikotin

menyebabkan perangsangan terhadap hormon epinefrin (adrenalin) yang bersifat

memacu peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen

jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Jantung tidak diberikan

kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya

hipertensi. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh

lainnya. Efek lain nikotin adalah merangsang berkelompoknya trombosit (sel

pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat

pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung gas CO yang

berasal dari rokok. Dari gambaran diatas baik gas CO maupun nikotin berpacu

menyempitkan pembuluh darah dan menyumbatnya sekaligus.

Menurut kajian, risiko merokok menyebabkan hipertensi berkaitan dengan

Page 14: rokok pdf

jumlah rokok yang dihisap per hari, dan bukan pada lama merokok. Seseorang yang

merokok lebih dari satu pak rokok sehari menjadi lebih rentan mendapat hipertensi.

Zat-zat kimia dalam rokok bersifat kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis racunnya

akan mencapai titik toksis sehingga mulai kelihatan gejala yang ditimbulkannya

(Price & Wilson, 2006).

Universitas Sumatera Utara

2.6 KERANGKA TEORI

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : Guyton, Hall (2006), Arjatmo T, dan Hendra U. (2001),

Mangku Sitepoe (1997)

Keturunan Hipertensi (Gen)

Isi Sekuncup

Hipertensi

Curah Jantung

Tahanan Perifer

Merokok:

• Jumlah Rokok

• Jenis Rokok

• Lama Menghisap

Rokok

Stres pekerjaan

Asupan Garam

Aktivitas Olahraga

Usia

Jenis Kelamin

Kecepatan Denyut

Jantung

Page 15: rokok pdf