Robi Setiawan

19
Masalah Pembelajaran Praktikum di SMK Diajukan untuk memenuhi tugas Akhir Pada Bidang Studi Metode Khusus Pembelajaran Elektronika Disusun oleh : Robi Setiawan 521 5077 545 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektronika Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010

description

Proposal

Transcript of Robi Setiawan

Page 1: Robi Setiawan

Masalah Pembelajaran Praktikum di SMK

Diajukan untuk memenuhi tugas Akhir Pada Bidang Studi

Metode Khusus Pembelajaran Elektronika

Disusun oleh :

Robi Setiawan 521 5077 545

Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Elektronika

Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2010

Page 2: Robi Setiawan

1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allaw SWT atas segala rahmat beserta

karunia yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

pembuatan proposal pembuatan alat yang berjudul “Masalah Pembelajaran

Praktikum di SMK” Sebagai syarat kelulusan mata kuliah Metode Khusus

Pembelajaran Elektronika.

Penulis pun tidak lupa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena

tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak peyelsaian dalam

pembuatan Tugas tentang Masalah Pembelajaran Praktikum di SMK ini tidak dapat

terselsaikan, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Bapak Drs. Bambang D.P. sebagai dosen mata kuliah Metode Khusus

Pembelajaran Elektronika jurusan teknik Elektronika, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Jakarta.

2. Kedua Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moril maupun

materil.

3. Teman-teman yang namanya tidak bisa kami sebut satu-persatu atas semua

dukungan dan masukan yang berarti bagi kami.

Kami menyadari bahwa pembuatan tugas ini masih terdapat kekurangan.

Kritik dan saranlah yang kami tunggu demi hasil yang lebih baik kedepannya.

Jakarta, mei 2010

Penulis

Page 3: Robi Setiawan

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2

ABSTRAK.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 4

1.2 Identifikasi Masalah...................................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah........................................................................................... 5

1.4 Rumusan Masalah......................................................................................... 5

1.5 Tujuan............................................................................................................ 5

1.6 Manfaat......................................................................................................... 5

BAB II TEORI DASAR

2.1 Pengertian Praktek........................................................................................ 6

2.2 Fungsi Praktek............................................................................................... 6

2.3 Sistem Pembelajaran Praktek....................................................................... 6

2.4 Peralatan Praktek.......................................................................................... 6

2.5 Tempat Kerja Praktek.................................................................................... 7

2.6 Ujian Praktek………………….......…………………………………................................... 7

BAB III METODOLOGI

3.1 Sistem Pembelajaran Praktek....................................................................... 9

3.2.a Production Base Education and Training......................................... 9

3.2.b Total Block System........................................................................... 9

3.2.c Model Pembelajaran Konstruktivistik………………………………………….. 9

3.2.d Aspek-aspek Pembelajaran Konstruktivistik…………………………………. 10

3.2 Peralatan Praktek.......................................................................................... 12

3.3 Tempat Kerja Praktek.................................................................................... 13

3.4 Ujian Praktek................................................................................................. 14

BAB IV PENEMUAN

4.1 Media Pembelajaran Praktek Elektronika Digital Model Briefcase Terpadu.. 15

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan..................................................................................................... 17

5.2 Saran............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Robi Setiawan

3

ABSTRAK

Robi Setiawan. 2010. Masalah Pembelajaran Praktikum di SMK. Tugas Akhir. S1

Pendidikan Teknik Elektronika. Fakultas teknik. Universitas Negeri Jakarta.

Praktikum merupakan salah satu jenis pendidikan dan pelatihan untuk siswa

SMK. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik merupakan usaha pemerintah untuk

meningkatkan sumberdaya manusia untuk menghasilkan produk yang terbaik di era

globalisasi ini.

Pada tugas akhir ini akan meneliti sebuah masalah tentang pembelajaran

praktikum di SMK, baik dari system pembelajaran, peralatan praktek, tempat atau

bengkel praktek, dan ujian prakteknya. Penelitian dilakukan dengan cara membuat

pemecahan masalahnya dengan argumentasi yang logis dimana nantinya solusi ini

dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan masalah

pembelajaran praktikum di SMK. Teori pemecahan masalah pembelajaran praktikum

di SMK ini nantinya akan dikembangkan berdasarkan kajian-kajian teori dari sumber-

sumber yang signifikan dan bermutu.

Hasil penelitian yang di dapat dari sumber belajar dan media pembelajaran

yang di pakai nanti akan lebih memotivasi minat belajar siswa-siswi di SMK di dalam

mengikuti program pembelajran praktek di sekolahnya. Alat yang di pakai di SMK

juga mendapatkan bantuan dari pemerintah departemen pendidikan yang berupa

program revitalisasi peralatan praktek di SMK guna meningkatkan mutu lulusan di

sekolah-sekolah SMK. Tempat atau bengkel praktek seuai penelitian masih

menggunakan kerjasama dari luar negeri dan berbagai instansi perusahaan terkait

untuk menunjang kerja praktek yang lebih stabil dan bermanfaat. Ujian praktek yang

diselenggarakan di SMK mendapat bantuan dari lembaga-lembaga pemerintahan

maupun yang terkait dengan instansi perusahaan untuk menjadi pengawas dan

pemberi bantuan berupa kisi-kisi materi yang akan di uji.

Page 5: Robi Setiawan

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ruang lingkup pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satu

jenis pendidikan pada tingkat menengah atas adalah Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah Sekolah Menengah Kejuruan

bagian subsistem dari pendidikan menengah bertujuan menyiapkan siswa/ tamatan :

a) Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional.

b) Mampu memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan

diri.

c) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja

pada saat ini maupun masa yang akan datang; (4) Menjadi warga Negara yang

produktif, adaptif, dan kreatif.

Oleh karena itulah, kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang

semula berbasis sekolah (school based) dan mata pelajaran (subject matter), mulai

tahun lalu disesuaikan menjadi kurikulum berbasis kompetensi ditekankan agar siswa

yang mengikuti pendidikan di sekolah memperoleh kompetensi yang diinginkan

sesuai dengan tuntutan dunia kerja, serta kecenderungan perkembangan IPTEK di

masa yang akan datang dengan tetap mengacu kepada ketentuan-kententuan yang

berlaku.

Di tengah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan jumlah SMK, persoalan

mutu pendidikan di jenjang SMK masih menghadapi masalah. Pasalnya, pendidikan

yang berfokus untuk menyiapkan tenaga kerja terampil di tingkat menengah ini justru

menghadapi kendala di dalam sistem pembelajaran dan tingkat penyediaan sarana

prasarana baik peralatan, tempat kerja sampai waktu yang belum memadai. Sekitar 55

persen peralatan praktik di SMK kondisinya berada di bawah standar sarana nasional.

Dari beberapa asumsi tersebutlah maka dibuat rencana pemecahan masalahnya

dengan argumentasi yang logis dimana nantinya solusi ini dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan masalah pembelajaran praktikum di

SMK.

Page 6: Robi Setiawan

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat di identifikasi masalah yang

ada sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat penyelesaian masalah pembelajaran praktikum di

SMK?

2. Bagaimana mengembangkan teori dari rencana pemecahan masalah

praktikum di SMK?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan proposal tugas akhir ini, maka penulis membatasi

pembahasan masalah yang ada yaitu:

1. pembuatan rencana pemecahan pembelajaran praktikum di SMK.

2. pengembangan teoriyang berdasarkan kajian teori dari sumber yang

signifikan.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah diatas, maka permasalahan dalam

proposal tugas ini dapat di rumuskan yaitu: “ Bagaimana membuat dan

mengembangkan teori rencana pemecahan masalah pembelajaran praktikum

di SMK dengan beradasarkan kajian teori dari sumber yang signifikan?”.

1.5 Tujuan

Tujuan dari tugas ini adalah untuk membuat dan mengembangkan teori

pemecahan masalah pembelajaran praktikum di SMK yang nantinya dapat

diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan pengajaran.

1.6 Manfaat

Adapun manfaat dari tugas ini untuk dapat membuat dan

mengembangkan suatau pemeahan masalah secara logis dan signifikan.

Page 7: Robi Setiawan

6

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian Praktek

Praktikum atau yang biasa disebut praktek adalah kegiatan atau salah satu

metode pembelajaran yang dilakukan di tempat kerja praktikum atau lab praktek

maupun untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan melihat kemampuan nyata di

dunia kerja serta mendapatkan umpan balik perkembangan ilmu pengetahuan apa

yang telah dipraktekan di tempat kerja melalui jalur pengembangan diri dengan

mendalamai bidang ilmu tertentu dan aplikasinya.

2.2 Fungsi Praktek

fungsi utama dari prkatek di dalam pendidikan sendiri adalah antara lain:

1. untuk dapat mengetahui kemampuan siswa di dalam pengembangan

teori dasar yang telah dicapai oleh siswa tersebut.

2. mempelajari aplikasi dan relevansinya dengan bahan pembelajaran

praktikum.

3. mendapatkan umpan balik perkembangan teknologi berupa

pengalaman dalam bidang kerja.

4. mempelajari dan menguasai kemampuan dasar siswa di dalam

praktikum di lapangan kerja.

2.3 Sistem Pembelajaran Praktek

Sistem Pembelajaran praktek di SMK masih banyak guru praktek yang hanya

memberikan pengetahuan dasar yang terbatas pada mata pelajaran teorinya saja, hal

ini tentu saja akan mempengaruhi perkembangan siswa-siswi yang sedang uji praktek.

Guru atau pembimbing praktek tidak dapat memotivasi siswa-siswi di SMK dengan

sistem pembelajaran yang terbatas dengan begitu siswa-siswi SMK hanya memiliki

batasan ilmu yang tidak cukup untuk bersaing di dunia industri nantinya.

2.4 Peralatan Praktek

Untuk SMK dengan program keahlian seperti teknik, otomotif, mesin, atau

penerbangan, memang masih susah untuk memenuhi peralatan praktek sesuai standar

nasional. "Dalam 2-3 tahun ke depan, untuk program keahlian tersebut baru

ditargetkan bisa memenuhi standar minimal," kata Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan

SMK Depdiknas, di Jakarta.

Pengadaan peralatan praktik SMK cukup mahal karena selama ini

mengandalkan dari pembelian di luar negeri. Momen merosotnya nilai tukar rupiah

terhadap dollar AS akan dijadikan introspeksi untuk bisa menyediakan peralatan atau

perakitan alat-alat praktik di dalam negeri.

Page 8: Robi Setiawan

7

2.5 Tempat Kerja Praktek

Di dalam kerja praktek SMK pastinya memiliki sebuah fasilitas atau tempat

kerja yang biasa disebut bengkel praktek, hal ini guna menunjang kerja praktek siswa-

siswi SMK untuk dapat praktek lebih aman dan tidak menggangu kelas lain yang

sedang belajar. tidak adanya tempat kerja praktek justru malah akan mempersulit baik

siswa maupun guru praktek yang akan mengajarkan dan mengawasi ujian praktikum

di sekolah-sekolah SMK.

Untuk program praktek kerja industri yang melalui instansi-insatansi

pemerintah maupun swasta masih memiliki keterbatasan jumlah yang dapat

menampung siwa-siswi SMK untuk dapat praktek. Keterbatasan jumlah instansi di

Paser yang benar-benar tudak sesuai dengan kebutuhan anak membuat sekolah

mengambil kebijakan untuk membagi dua siswa menjadi dua bagian.

“Sebenarnya banyak kantor yang bisa menerima siswa kami, cuma kami

usahakan yang benar-benar sesuai dengan jurusannya,” kata Sultani Ketua Kelompok

Kerja (Pokja) Prakerin di SMK Negeri 3 Tanah Grogot.

2.6 Ujian Praktek

Ujian praktik kompetensi siswa di setiap SMK sangatlah penting guna

mengukur kemampuan siswa-siswi yang telah mengikuti metode pembelajaran

praktikum di sekolahnya. Namun terkadang banyak dari sekolah-sekolah SMK hanya

menggangapnya sebagai formalitas untuk dapat lulus dari jenjang menengah kejuruan.

Hal ini akan berdampak saat siswa-siswi SMK langsung terjun kedunia kerja di mana

sistem pembelajaran praktek lebih ditekankan di bidang tenaga kerjanya.

Masalah ini dikarenakan tingginya nilai kelulusan untuk ujian praktek nasional

di setiap daerah. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian

Pendidikan Nasional, Joko Sutrisno, menerangkan bahwa syarat kelulusan untuk

jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak jauh berbeda dengan syarat

kelulusan di jenjang sekolah umum. Namun khusus untuk SMK, nilai ujian praktik

kejuruan ditetapkan minimal 7,00 dan nilai itu juga digunakan untuk menghitung nilai

rata-rata ujian nasional (UN).

Dengan adanya penambahan syarat kelulusan bagi siswa SMK tersebut, kata

Joko menambahkan, maka pada saat UN siswa SMK punya beban lebih berat

dibanding siswa SMU. “Siswa SMK yang akan mengikuti ujian nasional tahun ini

memang cukup berat ,karena ujian teori menjadi mata ujian pokok. Sehingga mata

ujiannya menjadi lima yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, ujian

teori dan ujian praktek kejuruan,” ujarnya.

Stres menghadapi Ujian Nasional (UN) 2007, banyak siswa SMK yang

meninggalkan bengkel (tempat praktik). Mereka diakui Direktur Pendidikan

Menengah Kejuruan (SMK) Depdiknas Joko Sutrisno lebih berkonsentrasi pada tiga

mata pelajaran wajib UN yakni Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

"Padahal keahlian nantinya ikut menjadi penentu kelulusan siswa SMK," tutur Joko,

Rabu (7/3).

Page 9: Robi Setiawan

8

Ia bisa memaklumi mengapa siswa lebih berkonsentrasi pada mata pelajaran

tersebut. Sebab selain standar kelulusan minimal naik menjadi 5,00, uji kompetensi

keahlian sebagai bagian dari UN belum tersosialisasikan dengan baik.

Kasus banyaknya siswa SMK yang meninggalkan bengkel menurut Joko bisa

menimbulkan efek yang tidak baik. Setidaknya lulusan kurang menguasai bidang

keahlian yang dipelajarinya.

Karena itu, ia mengingatkan agar siswa SMK tidak hanya terkonsentrasi pada

mata pelajaran wajib UN. Sebab uji kompetensi keahlian akan menjadi bagian penting

dari proses penentuan kelulusan siswa SMK.

Tahun lalu, uji kompetensi masih menjadi bagian dari ujian akhir nasional

(UAS). Artinya, wewenang kelulusan siswa masih didominasi oleh sekolah. Namun

untuk tahun ini, uji kompetensi keahlian diselenggarakan oleh BSNP (badan standar

nasional pendidikan) bekerjasama dengan industri.

Diakui, lulusan SMK belakangan mulai mendominasi mahasiswa perguruan

tinggi. Terutama perguruan tinggi jurusan teknik termasuk politeknik. Ini dikarenakan

bidang keahlian yang dipelajari siswa SMK, bersinergi dengan jurusan-jurusan yang

ada di politeknik. "Dan model pendidikan yang seperti itu yang justeru sekarang laki

keras," tandas Joko.

Page 10: Robi Setiawan

9

BAB III

METODOLOGI

3.1 Sistem Pembelajaran Praktek

Praktek memang paling utama dibutuhkan di sekolah-sekoah SMK, karena

SMK memiliki potensial penilian di bidang praktek itu sendiri. Peralatan praktek yang

memadai sangatlah penting bagi siwa-siswi di SMK untuk menjalankan program

pembelajaran praktikum. Metode Pembelajaran dilakukan 2 sistem yang dilengkapi

dengan sarana penunjang yang cukup memadai dan model pembelajaran yang

konstruktivistik.

a. Production Base Education and Training

Sistem ini merupakan penggabungan 2 konsep yaitu functional skill yang

menekankan pada tahapan, sistematika dan pengukuran pembelajar-an melalui

kompetensi yang dilakukan dengan extra functional skill melalui pemagangan yang

menyatu dalam lingkungan belajar siswa.

b. Total Block System

Dengan sistem ini kegiatan praktik disatukan sehingga siklus kegiatan praktik

dan teori diatur menjadi 1 minggu praktik dan 2 minggu teori. Sisklus ini berlaku

mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan sistem ini

praktik menjadi lebih efektif.

c. Model Pembelajaran Konstruktivistik

Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang subyek aktif

menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan.

Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya.

Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif

yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan

disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah.

Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi.

Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses

pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang

harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain.

Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar

siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan

membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.

Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi

kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman

sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan

konsep baru. Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si

pendidik melainkan pada pembelajar.

Page 11: Robi Setiawan

10

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu:

1) Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan,

2) Mengutamakan proses,

3) Menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman social,

4) Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.

Hakikat pembelajaran konstruktivistik oleh Brooks & Brooks dalam Degeng

mengatakan bahwa pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu

berubah, dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari

pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar

berarti menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna serta

menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki

pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergentung pada pengalamannya, dan

perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.

d. Aspek-aspek Pembelajaran Konstruktivistik

Fornot mengemukakan aaspek-aspek konstruktivitik sebagai berikut: adaptasi

(adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of envieronmet), dan pembentukan

makna (the construction of meaning). Dari ketiga aspek tersebut oleh J. Piaget

bermakna yaitu adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu

asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi,

konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam

pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan

mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada.

Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan

perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah

salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri

dengan lingkungan baru perngertian orang itu berkembang.

Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang

tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah

dipunyai. Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali tidak cocok dengan skema

yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi.

Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan

yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan

rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi

dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan

adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan

(disequilibrium). Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan

struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru.

Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan

ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila

terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi

daripada sebelumnya.

Page 12: Robi Setiawan

11

Tingkatan pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini oleh Vygotsky

disebutnya sebagai scaffolding. Scaffolding, berarti memberikan kepada seorang

individu sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian

mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut

mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah mampu

mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan pembelajar dapat berupa petunjuk,

peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang

memungkinkan siswa dapat mandiri. Vygotsky mengemukakan tiga kategori

pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu:

1) Siswa mencapai keberhasilan dengan baik,

2) Siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan,

3) Siswa gagal meraih keberhasilan. Scaffolding, berarti upaya pembelajar untuk

membimbing siswa dalam upayanya mencapai keberhasilan. Dorongan guru

sangat dibutuhkan agar pencapaian siswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi

optimum.

Konstruktivisme Vygotsky memandang bahwa pengetahuan dikonstruksi

secara kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap

individu. Proses dalam kognisi diarahkan melalui adaptasi intelektual dalam konteks

social budaya. Proses penyesuaian itu equivalent dengan pengkonstruksian

pengetahuan secara intra individual yakni melalui proses regulasi diri internal. Dalam

hubungan ini, para konstruktivis Vygotskian lebih menekankan pada penerapan teknik

saling tukar gagasan antar individual.

Dua prinsip penting yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah:

1) Mengenai fungsi dan pentingnya bahasa dalam komunikasi social yang

dimulai proses pencanderaan terhadap tanda (sign) sampai kepada tukar

menukar informasi dan pengetahuan,

2) Zona of proximal development. Pembelajar sebagai mediator memiliki peran

mendorong dan menjembatani siswa dalam upayanya membangun

pengetahuan, pengertian dan kompetensi.

Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat

pembelajaran sosiakultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara

aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan

social pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, funsi kognitif manusia berasal dari

interaksi social masing-masing individu dalam konteks budaya. Vygotsky juga yakin

bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum

dipelajari namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya atau

tugas-tugas itu berada dalam zona of proximal development mereka. Zona of

proximal development adalah daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya yang

didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat

perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah

di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

Page 13: Robi Setiawan

12

Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila seseorang terlibat secara social

dalam dialog dan aktif dalam percobaan-percobaan dan pengalaman. Pembentukan

makna adalah dialog antar pribadi.dalam hal ini pebelajar tidak hanya memerlukan

akses pengalaman fisik tetapi juga interaksi dengan pengalaman yang dimiliki oleh

individu lain. Pembelajaran yang sifatnya kooperatif (cooperative learning) ini

muncul ketika siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar yang diinginka oleh

siswa. Pengelolaan kelas menurut cooperative learning bertujuan membantu siswa

untuk mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengna siswa

yang lain. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas

yaitu: pengelompokan, semangar kooperatif dan penataan kelas.

3.2 Peralatan Praktek

Di sekolah menengah khususnya SMK penyediaan berbagai macam fasilitas

atau sarana prasana yang menunjang setiap murid untuk mengikuti metode

pembelajaran praktikum ini di rasa masih menghadapi kesulitan dan belum cukup

memadai di berbagai sekolah-sekolah SMK, sehingga di saat menghadapi ujian

praktek siswa siswi SMK tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan benar.

Hal itu mungkin dikarenakan oleh kurangnya biaya dan minimnya modal yang

dimiliki oleh setiap sekolah-sekolah SMK karena baik fasilitas maupun perlatan

praktek ini terbilang cukup mahal apalagi bagi SMK yang kurang mampu untuk

memenuhi kebutuhan setiap muridnya.

Menurut Joko Sutrisno, Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, untuk SMK

dengan program keahlian bisnis dan manajemen atau teknologi informasi, peralatan

praktik di sekolah sudah banyak yang memenuhi standar nasional. "Untuk SMK yang

masih terbatas peralatan praktiknya, ya harus didukung oleh perusahaan-perusahaan.

Cara lain yang sedang dikembangkan yakni merakit sendiri supaya biaya pengadaan

atau pembelian bisa ditekan," jelas Joko.

Banyaknya perusahaan-perusahaan yang membantu menyumbangkan

sebagian modal atau keuntungannya juga merupakan suatu hal yang dapat membantu

kelancaran kerja praktek di SMK. PT Toyota- Astra Motor (TAM) berusaha terus

membantu upaya peningkatan kualitas pendidikan sekolah kejuruan teknik di tanah air

melalui program link and match.

Melalui Toyota Technical Education Program (T-TEP), Agen Tunggal

Pemegang Merek Toyota di tanah air itu menyerahkan bantuan alat peraga pelajaran

ke sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah.

Alat peraga yang diberikan berupa satu unit Toyota Avanza kepada SMK 7

Semarang. Sedangkan enam buah transmisi dan enam buah computer diberikan

kepada enam SMK lainnya di wilayah tersebut.

Selain komitmen untuk memajukan dunia pendidikan, bantuan ini juga

merupakan bentuk terima kasih kami terhadap dukungan masyarakat Jawa-Tengah

terhadap keberadaan dan kemajuan Toyota,” tutur Johnny Darmawan, Presiden

Direktur PT TAM, dalam siaran persnya, Kamis (25/3).

Page 14: Robi Setiawan

13

Johnny berharap bantuan alat peraga berupa satu unit Toyota Avanza bisa

menjadikan SMK 7 Semarang benar-benar menjadi sekolah T-TEP. “Mudah-

mudahan sumbangan yang tidak seberapa ini dapat menggairahkan kemajuan dunia

pendidikan di Jawa Tengah,” tandas dia.

Johnny menjelaskan T-TEP merupakan salah satu bagian dari program

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Toyota yang pelaksanaanya bekerjasama

dengan Kementerian Pendidikan Nasional. Sejak berlangsung 1991 hingga saat ini

sudah 51 SMK di berbagai wilayah Indonesia yang masuk dalam program ini.

“Tujuh di antaranya di Jawa Tengah. Hasilnya cukup mengembirakan, siswa

lulusan SMK tersebut keahliannya bisa memenuhi kriteria teknisi di jaringan Toyota .

Di Jawa tengah saja, sudah 70 siswa yang masuk menjadi tenaga teknisi,” aku Johnny.

Bantuan kali ini diterima secara simbolis diterima oleh Sekretaris Daerah

Provinsi Jateng Hadi Prabowo mewakili Gubernur Jawa Tengah. Penyerahan

dilakukan di Kantor Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, di Tugu, Semarang .

Dalam upaya peningkatan mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melakukan revitalisasi peralatan

praktek pada bengkel-bengkel atau labolatorium SMK di Indonesia sebesar Rp 357

miliyar dan beberapa ruang kelas di 910 SMK.

"Kami melakukan penambahan dan keterkinian sarana praktek siswa SMK.

Masing masing sekolah negeri maupun swasta diberikan blockgrand sebesar Rp 350

juta akhir Desember 2006. Anggaran itu diperoleh dari APBNP (Anggaran

Pendapatan Belanja Negara Perubahan) tahun 2006," kata Direktur Pembinaan SMK,

Joko Sutrisno.

3.3 Tempat Kerja Praktek

Seperti SMKN 9 Padang yang terus memperluas kerjasama dengan beberapa

industri yang relevan di bidang perhotelan, restoran dan bakery. Selain industri di

dalam negeri baik di Kota Padang, Sumatera Barat atau luar Sumatera Barat,

kerjasama luar negeri terus mendapat dukungan dari industri di Malaysia dan

Singapure. Hal ini guna memotivasi siswa-siswi SMK untuk bisa lebih

mengembangkan kemampuan belajar agar dapat bersaing dengan siswa-siswi lain di

dalam perkembangan dan kemajuan teknologi dan industri.

Tahap ke dua di Tahun 2008, SMK Negeri 9 Padang, kembali mengirim siswa

melaksanakan praktek kerja industri (Prakerin) luar negeri ke Singapure dan

Malaysia. Total jumlah peserta sebanyak 24 orang. Mereka akan melaksanakan

praktek di Teppayaki Concept Sd.Bhd Malaysia dan Mr Bean Rest Singapure. Selain

mendapatkan praktek kompetensi di Bidang Restorant, para siswa juga mendapatkan

fasilitas penginapan, makan, asuransi, dan uang saku.

Page 15: Robi Setiawan

14

Direncanakan selain dengan negara tetangga, juga akan dilakukan kerjasama

dengan beberapa perusahan di Eropa, khususnya negara Swiss. Hal ini sesuai dengan

pengembangan SMKN 9 Padang sebagai rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(SBI). Penjajagan kerjasama tersebut akan dilakukan oleh Kepala SMKN 9 Padang

pada bulan November mendatang bersama beberapa sekolah lain di Indonesia yang

sama-sama rintisan SBI.

3.4 Ujian Praktek

Yang harus dilakukan di dalam menghadapi ujian praktek biasanya siswa-

siswi SMK diberi kisi-kisi yang berupa materi ujian prakteknya. namun hal ini tidak

menjadi alasan bagi siswa untuk untuk tidak meremehkan ujian praktek.

Seperti halnya di SMKN 29 (STM Penerbangan) Jakarta Selatan, Ujian

praktik kompetensi siswa melibatkan sejumlah anggota TNI AU sebagai tim penilai.

Selam itu, staf Garuda Maintenance Facilities Aera Asia (anak perusahaan Garuda

Indonesia yang bergerak di bidang perawatan pesawat) juga ikut menjadi tim penilai.

hal ini sangatlah penting bagi sekolah-sekolah di SMK agar nantinya lulusan SMK

benar-benar yang memliki kualitas kerja yang baik.

penerbangan sangat tinggi. Usai UN. akan ada rekrutmen dan GMF Aeroasa,

sedangkan untuk program teknik pendingin lulusan tahun lalu, hampir 100 persen

terserap di dunia kena. tandasnya.

Sementara itu, di SMKN 32 Jakarta, di han terakhir ujian praktik. Kamis

(11/2) akan menguji kompetensi siswa dari kelas Tata Busana Sebanyak 24siswa

dengan 24 karya busana muslim akan ditampilkan secara statis di boneka peraga atau

mannequin. Karya siswa itu akan diuji oleh para profesional yang tergabung dalam

ikatan Penata Busana Indonesia (IPBI).

Ujian praktik ini siswa harus mengikuti rambu-rambu, misalnya jenis bahan

yang digunakan dan anggaran pakaian yang dibuat siswa," kata Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesswaan SMKN 32, Oom Siti Halimah. Rabu (10/2). Ia bilang, anggaran

bahan yang digunakan oleh sswa ditentukan Rp 200.000, termasuk pelapis pakaian

dan aksesonsnya.

Page 16: Robi Setiawan

15

BAB IV

TEMUAN

1. Media Pembelajaran Praktek Elektronika Digital Model Briefcase Terpadu

Semakin tingginya tuntutan relevansi pendidikan dan kebutuhan tenaga

industri mengakibatkan berbagai konsep pengembangan yang berhubungan dengan

kurikulum, materi, media pembelajaran, metoda, dan strategi pembelajaran.

Kurikulum didefinisikan sebagai satu rencana yang dikembangkan untuk mendukung

proses mengajar/belajar. Salah satu diantaranya yang sekarang menjadi kebijakan

adalah kurikulum berbasis kompetensi, dimana kompetensi yang dibutuhkan

dirumuskan secara jelas dengan tolok ukur jelas.

Pada Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun 2004 disebutkan

bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan

peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yang memiliki

ketrampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten. Lulusan yang berkompetensi

hanya dapat dihasilkan dari suatu proses yang didukung komponen-komponen

penunjang yang sesuai. Komponen-komponen penunjang tersebut antara lain meliputi

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi serta daya dukung

peralatan yang ada di laboratorium.

Berdasarkan kurikulum SMK pada Bidang Elektronika Industri terdapat mata

diklat elektronika yang terdiri dari elektronika analog dan elektronika digital.

Mengacu pada kompetensi keahlian dan level kualifikasi keahlian teknik elektronika

industri maka proses pembelajaran elektronika digital dituntut untuk mampu

memberikan ketrampilan berkarya bagi setiap peserta didik. Agar tujuan di atas

tercapai diperlukan suatu unit praktikum yang mampu untuk digunakan sebagai media

pembelajaran praktek. Kenyataan yang ada di SMK, masih banyak laboratorium yang

belum memiliki unit praktikum untuk elektronika digital, hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain : biaya, tempat, kepraktisan, serta kelengkapan unit

praktikum sebagai media pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Dari situs http://www.dikmenjur.go.id/ disebutkan bahwa “Dalam rangka mendukung

peningkatan mutu Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Pemerintah akan

mengadakan peralatan Pendidikan SMK sesuai dengan tuntutan Kompetensi dan

perkembangan ilmu dan teknologi”. Peralatan pendidikan SMK tersebut diharapkan

merupakan produksi lokal, ataupun teknologi pengganti (subtitution technology). Dan

pada tahun 2007 ini dikmejur melalui web site-nya http://www.dikmenjur.go.id/

menawarkan pada penyedia jasa peralatan SMK untuk memberikan informasi

peralatan yang dapat digunakan di SMK.

Page 17: Robi Setiawan

16

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami peneliti di Jurusan Pendidikan

Teknik Elektronika melalui program penelitian IPTEK yang ditawarkan oleh

Lembaga Penelitian UNY merencanakan akan meneliti tentang desain ”Media

Pembelajaran Praktek Elektronika Digital Dengan Model Briefcase Terpadu”.

Briefcase terpadu yang kami teliti dirancang untuk dapat digunakan sebagai media

pembelajaran dengan fasilitas lengkap , tidak memerlukan tempat luas, praktis

penggunaannya karena semua fasilitas sudah tersedia dalam satu cashing dan mudah

dibawa , serta dilengkapi dengan modul pembelajaran untuk praktek elektronika

digital. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat mengatasi masalah yang selama ini

dihadapi oleh SMK dalam masalah penyediaan media pembelajaran untuk praktek

Elektronika Digital dan masalah ketersediaan ruang lab untuk praktikum.

Page 18: Robi Setiawan

17

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Praktek memang paling utama dibutuhkan di sekolah-sekoah SMK, karena

SMK memiliki potensial penilian di bidang praktek itu sendiri. Peralatan praktek yang

memadai sangatlah penting bagi siwa-siswi di SMK untuk menjalankan program

pembelajaran praktikum. Metode Pembelajaran dilakukan 2 sistem yang dilengkapi

dengan sarana penunjang yang cukup memadai dan model pembelajaran yang

konstruktivistik.

d. Production Base Education and Training

Sistem ini merupakan penggabungan 2 konsep yaitu functional skill yang

menekankan pada tahapan, sistematika dan pengukuran pembelajar-an melalui

kompetensi yang dilakukan dengan extra functional skill melalui pemagangan yang

menyatu dalam lingkungan belajar siswa.

e. Total Block System.

Dengan sistem ini kegiatan praktik disatukan sehingga siklus kegiatan praktik

dan teori diatur menjadi 1 minggu praktik dan 2 minggu teori. Sisklus ini berlaku

mulai dari kelas 1 sampai kelas 3. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan sistem ini

praktik menjadi lebih efektif.

f. Model Pembelajaran Konstruktivistik

Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang subyek aktif

menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan.

Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya.

Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif

yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan

disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah.

Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi.

2. Saran

Di dalam Praktek hendaknya kita harus mengenal sistem dan metode

pembelajaran yang baik bag kepentingan guru pembimbing praktek dan siswa-siswi

peserta praktek. Tidak ketinggalan alatdan tempat praktek harus sesuai dengan standar

nasional.

Page 19: Robi Setiawan

18

DAFTAR PUSTAKA

mashoedah.blogspot.com, media pembelajaran praktek elektronika. Media

Pembelajaran Praktek Elektronika Digital Model Briefcase Terpadu.

http://mashoedah.blogspot.com/2008/09/media-pembelajaran-praktek-

elektronika.html

www.smkmikael.com, pendidikan dan pelatihan. Program Pendidikan dan

Pelatihan. http://www.smkmikael.com/pendidikan_dan_pelatihan.shtml

www.kaltimpost.co.id, berita. Tempat Praktek SMK Masih Terbatas.

http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=37530

nasional.kompas.com, read. Peralatan Praktik SMK di Bawah Standar Nasional.

http://nasional.kompas.com/read/2009/01/14/20103647/peralatan.praktek.smk.di.baw

ah.standar.nasional

www.tempointeraktif.com, prototype. Toyota Serahkan Satu Unit Avanza untuk

Praktek Siswa SMK.

http://www.tempointeraktif.com/hg/prototype/2010/03/25/brk,20100325-

235516,id.html

bataviase.co.id, node. Ujian Praktik SMK Dinilai Tim TNI AU. http://bataviase.co.id/node/92093

www.smkn3tarakan.com, artikel aksi. Nilai Ujian Praktek SMK Minimal 7.

http://www.smkn3tarakan.com/?mod=artikel&aksi=baca&id=84

www.jurnalnet.com, berita utama topik. Stres UN, siswa SMK tinggalkan bengkel. http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=5&id=941

www.dradio1034fm.or.id, detail. Pemerintah Masih Sulit Memenuhi Peralatan

Praktek Siswa SMK Dengan Standar Nasional.

http://www.dradio1034fm.or.id/detail.php?id=3850

puslit.petra.ac.id, Journals. Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai

Alternatif Mengatasi Masalah Pembelajaran.

http://puslit.petra.ac.id/journals/interior/.

www.jayapurakab.go.id, artikel. Revitalisasi Peralatan Praktek SMK Guna

Tingkatkan Mutu Lulusan. http://www.jayapurakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=127%3Ati

ngkatkan-mutu-smkn-6-tambah-volume-praktek&Itemid=131

www.smk9padang.com, article. Siswa SMKN 9 Padang Melaksanan Praktek di

Singapur dan MalaysiaOleh smk9pdg.

http://www.smk9padang.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=10&arti

d=16