RMK Pengukuran dan Penskalaan

13
PENGUKURAN VARIABEL: DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA Bagaimana Mengukur Variabel Objek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrument standar bukan merupakan masalah pengukuran. Tetapi, ketika memasuki dunia perasaan, sikap dan persepsi subjektif manusia, pengukuran faktor atau variabel tersebut menjadi sulit. Ada setidaknya dua jenis variabel: yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat; yang lain lebih samar-samar dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Ada cara- cara untuk menelusuri perasaan dan persepsi subjektif individu, salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide abstrak atau konsep menjadi perilaku dan karakteristik yang dapat diamati. Reduksi dari konsep abstrak untuk membuatnya bisa diukur dalam cara tertentu disebut mengoperasionalkan konsep. Definisi Opresional Dimensi dan Elemen Mengoprasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Lalu kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep. Orang lain bisa menggunakan ukuran yang serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara keliru dianggap relevan. 1

description

Rangkuman Materi Metodologi Penelitian

Transcript of RMK Pengukuran dan Penskalaan

PENGUKURAN VARIABEL: DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA Bagaimana Mengukur VariabelObjek yang dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrument standar bukan merupakan masalah pengukuran. Tetapi, ketika memasuki dunia perasaan, sikap dan persepsi subjektif manusia, pengukuran faktor atau variabel tersebut menjadi sulit. Ada setidaknya dua jenis variabel: yang satu bisa diukur secara objektif dan tepat; yang lain lebih samar-samar dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Ada cara-cara untuk menelusuri perasaan dan persepsi subjektif individu, salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide abstrak atau konsep menjadi perilaku dan karakteristik yang dapat diamati. Reduksi dari konsep abstrak untuk membuatnya bisa diukur dalam cara tertentu disebut mengoperasionalkan konsep. Definisi Opresional Dimensi dan ElemenMengoprasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Lalu kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.

Orang lain bisa menggunakan ukuran yang serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara keliru dianggap relevan.

Mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi, benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh prilaku individu dalam cara tertentu, bahkan jika hal tersebut cukup praktis, akan selalu sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi, daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka menceritakan pola perilaku mereka sendiri dengan mengajukan pertanyaan yang tepat yang bisa direspon pada sekala tertentu yang telah disusun.

Menilustrasikan cara yang mungkin untuk mengukur variabel terkait dengan wilayah subjektif dari sikap, perasaan dan persepsi orang dengan pertama-tama mendefinisikan konsep secara operasional. Definisi operasional disusun dengan mereduksi konsep dari level abstraksi, dengan menguraikannya kedalam dimensi dan elemen. Dengan menentukan perilaku yang berhubungan dengan sebuah konsep, kita dapat mengukur variabel. Tentu saja, pertanyaan akan mengundang respon pada beberapa skala yang dilekatkan padanya (seperti sangat sedikit atau sangat banyak). Apa yang Bukan Definisi OprerasionalSama pentingnya dengan memahami apa yang dimaksud dengan definisi operasional, adalah mengingat apa yang bukan. Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Jelas bahwa mendefinisikan sebuah konsep secara operasional tidak meliputi penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu, hal tersebut menjelaskan karakteristik yang dapat diamati dalam rangka mengukur konsep. Adalah penting untuk mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid dan penelitian akan menjadi tidak ilmiah. Tinjauan Definisi OperasionalKita telah menelaah bagaimana mendefinisikan konsep secara operasional, membingkai, dan mengajukan pertanyaan yang tepat untuk mengukur konsep. Definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaan dan sikap. Suatu artikel akan memberitahu anda kapan ukuran tersebut dibuat, oleh siapa dan berapa lama ukuran tersebut telah digunakan. Hanya instrument yang disusun dengan baik, yang telah didefinisikan secara operasional dengan teliti, yang akan diterima dan sering dipakai oleh para peneliti lain.

SkalaSkala adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Skala atau instrument bisa menjadi sesuatu yang mentah dalam pengertian bahwa hal tersebut hanya akan mengategorikan individu secara luas pada variabel tertentu, atau menjadi instrument yang disetel dengan baik yang akan membedakan individu pada variabel dengan tingkat kerumitan yang bervariasi.

Ada empat tipe skala dasar: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Tingkat kerumitan dimana skala ditentukan dengan baik meningkat secara progresif seiring mereka bergerak dari skala nominal ke rasio. Yaitu, informasi mengenai variabel bisa diperoleh secara lebih rinci jika kita menggunakan skala interval atau rasio disbanding dua skala lainnya. Saat kalibrasi atau level skala meningkat dalam hal kerumitannya, kekuatan skala pun meningkat. Dengan skala yang lebih kuat, peningkatan analisis data yang rumit dapat dilakukan, pada gilirannya, berarti bahwa jawaban yang lebih tepat bisa ditemukan untuk pertanyaan penelitian. Tetapi, variabel tertentu lebih mudah diteliti dengan skala yang lebih kuat disbanding lainnya.

Skala NominalSkala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu. Skala OrdinalSkala ordinal tidak hanya mengategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Skala ini menyediakan lebih banyak informasi dibandingkan skala nominal. Tetapi, perhatikan bahwa skala ordinal tidak member petunjuk apa pun mengenai besaran (magnitude) perbedaan antar tingkat.

Skala IntervalSkala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmetika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Sementara, skala nominal hanya memungkinkan kita untuk membedakan kelompok secara kuantitatif dengan mengategorikannya kedalam kumpulan yang saling eksklusif dan lengkap secara kolektif, skala ordinal untuk mengurutkan tingkatan preferensi, skala interval memampukan kita mengukur jarak antara setiap dua titik pada skala.

Jadi, skala interval menentuka perbedaan, urutan, dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel. Karena itu, skala interval lebih kuat dibanding skala nominal dan ordinal, dan bisa diukur tendensi sentralnya dengan rata-rata aritmetik. Ukuran dispersinya adalah kisaran , standar deviasi, dan varians.

Skala RasioSkala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah-ubah pada skala interval, yaitu skala rasio memiliki titik nol absolute, yang merupakan titik ukur yang berarti. Jadi, skala rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antartitik pada skala, namun juga menunjukkan proporsi dalam perbedaan.

Tinjauan SkalaEmpat skala yang dapat diterapkan pada pengukuran variabel adalah skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala nominal menyoroti perbedaan dengan klasifikasi objek atau orang kedalam kelompok, dan menyediakan informasi yang paling sedikit mengenai variabel. Skala ordinal memberikan beberapa informasi tambahan dengan mengurutkan tingkatan kategori skala nominal. Skala interval tidak hanya mengurutkan, namun juga memberi kita informasi besaran perbedaan dalam variabel. Skala rasio tidak hanya menunjukkan besaran perbedaan, tetapi juga proporsinya. Perkalian atau pembagian akan mempertahankan rasio tersebut. Saat kita bergerak dari skala nominal ke rasio, kita memperoleh ketepatan yang semakin tinggi dalam mengkuantifikasikan data, dan fleksibilitas yang lebih besar dalam menggunakan uji statistic yang lebih canggih. Karena itu, kapanpun jika memungkinkan dan tepat, skala yang lebih tinggi harus digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

Dimensi Internasional dari Definisi Operasional dan Penyusunan Skala Definisi OperasionalDalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk mengingat bahwa variabel tertentu memiliki arti dan konotasi berbeda dalam kebudayaan yang berbeda. Jadi, adalah sangat bijaksana jika peneliti yang berasal dari sebuah Negara dengan bahasa yang berbeda mencari bantuan dari sarjana local untuk mendefinisikan secara operasional konsep-konsep tertentu ketika melakukan penelitian lintas budaya.

Penyusunan SkalaSebagai bagian dari kepekaan terhadap definisi operasional konsep dalam kebudayaan lain, persoalan penyusunan skala juga perlu mendapat perhatian dalam penelitian lintas budaya. Kebudayaan yang berbeda bereaksi secara berbeda pada persoalan penyusunan skala.

Dengan demikian, dalam menentukan instrument untuk penelitian lintas budaya, kita harus berhati-hati terhadap definisi operasional dan metode penyusunan skala yang digunakan.

PENGUKURAN: PENSKALAAN, KEANDALAN, VALIDITAS SKALA PERINGKATBerikut skala peringkat yang sering dipakai dalam penelitian organisasi:

Skala DikotomiSkala dikotomi digunakan untuk memperoleh jawaban Ya atau Tidak.

Skala KategoriSkala kategori menggunakan banyakitemuntuk mendapatkan respons tunggal.

Skala LikertSkala likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik.

Skala Diferensial SemantikBeberapa atribut berkutub dua diidentifikasi pada skala ekstrem dan responden diminta untuk menunjukan sikap mereka pada hal yang biasa disebut sebagai jarak semantik terhadap individu, objek, atau kejadian tertentu pada masing-masing atribut. Kata sifat berkutub dua yang digunakan misalnya akan berupa istilah tertentu, seperti baik-buruk; kuat-lemah; panas-dingin.Skala diferensial semantik dipakai untuk menilai sikap responden terhadap merek, iklan, objek atau orang tertentu.

Skala NumerikalSkala numerikal mirip dengan skala difensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata lain sifat berkutub dua pada ujung keduanya.

Skala Peringkat TerperinciPada skala peringkat terperinci skala 5 titik atau 7 titik dengan titik panduan atau jangkar, sesuai keperluan, disediakan untuk tiapitemdan responden menyatakan nomor yang tepat di sebelah masing-masing item, atau melingkari nomor yang relevan untuk tiapitem.

Skala Jumlah Konstan atau TetapDisini responden diminta untuk mendistribusikan sejumlah poin yang diberikan ke berbagai item. Skala jumlah konstan atau tetap lebih bersifat skala ordinal.

Skala StapelSkala stapel secara simultan mengukur arah dan intensitas sikap terhadap item yang dipelajari. Skala ini memberikan ide mengenai seberapa dekat atau jauh respons individu terhadap stimulus. Karena skala ini tidak memiliki titik nol absolut, skala ini adalah skala interval.

Skala Peringkat GrafikGambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik jawaban mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda pada titik yang tepat pada garis.Terlihat seperti skala interval. Deskripsi singkat mengenai titik skala berguna sebagai pedoman dalam menempatkan peringkat daripada mewakili kategori diskrit.

Skala KonsensusSkala juga dibuat berdasarkan konsensus, di mana panel juri memilih item tertentu, mengukur konsep yang menurut mereka relevan. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan atau relevansinya dengan konsep. Skala konsensus tersebut dibuat setelah item terpilih diperiksa dan diuji validitas dan keandalannya. Satu contoh skala konsensus konsensus adalah Thurstone Equal Apprearing Interval Scale, di mana sebuah konsep diukur dengan suatu proses rumit yang melibatkan sebuah panel juri. Skala ini jarang dipakai untuk mengkur konsep organisasional karena banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya. Skala LainnyaAda juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit seperti penskalaan multidimensional, di mana objek, orang, tau kedua-duanya diskalakan secara visual dan dilakukan analisis gabungan.Hal tersebut memberikan gambaran visual mengenai hubungan yang ada diantara dimensi sebuah konsep.

Biasanya skala linkert atau suatu bentuk skala numerikal paling sering digunakan untuk mengukur sikap dan perilaku dalam penelitian organisasional.

SKALA RANKINGSkala ranking digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau lebih objek atau item. Tetapi, ranking semacam itu mungkin tidak memberi petunjuk yang pasti mengenai jawaban yang dicari.Berikut metode alternatif yangdapatdipakai:

Perbandingan BerpasanganSkala perbandingan berpasanagan digunakan ketika di antara sujumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek pada suatu waktu. Perbandingan berpasangan merupakan metode yang baik jika jumlah stimulus yang diberikan sedikit.

Pilihan yang DiharuskanPilihan yang diharuskan memungkinkan responden meranking objek secara relatif satu sama lain, si antara alternatif yang disediakan. Hal ini mempermudah responden, khususnya jika jumlah pilihan yang harus diranking terbatas jumlahnya.

Skala KomparatifSkala komparatif memberikan standar atau poin referensi untuk menilai sikap terhadap objek, kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti.

Singkatnya, skala nominal berkaitan dengan skala dikotomi atau kategori; data ordinal dengan semua skala ranking; dan data interval atau mirip interval berkaitan dengan skala peringkat lainnya. Skala diferensial semantik dan numerikal sebenarnya bukan skala interval, meskipun keduanya sering diperlakukan sebagai skala interval dalam analisis data.

Skala peringkat dipakai untuk mengukur kebanyakan konsep yang berhubungan dengan perilaku. Skala ranking digunakan untuk membuat perbandingan atau meranking variabel yang telah diungkap pada skala nominal.

KETEPATAN PENGUKURANUntuk menelaah bagaimana dapat memastikan bahwa ukuran yang dibuat adalah baik secara logis. Hal pertama yang dilakukan adalah menganalisisitemterhadap respons atas pertanyaan yang mengungkap variabel, dan kemudian keandalan dan validitas ukuran dilakukan.

Analisis ItemAnalisisitemdilakukan untuk melihat pakahitemdalam instrumen memang sudah seharusnya berada dalam instrumen atau tidak. Tiapitemdiuji kemampuannyauntuk membedakan antara subjek yang total skornya tinggi, dan yang rendah. Dalam analisisitem,meanantara kelompok skor tinggi dan kelompok skor rendah diuji untuk menemukan perbedaan signifikan melalui nilai-t.

KEANDALANKeandalan suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragamitemdalam instrumen.

Stabilitas Pengukuran

Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu meskipun terdapat kondisi pengujian yang tidak dapat dikontrol atau keadaan responden itu sendiri merupakan indikasi dari stabilitas dan kerentanannya yang rendah untuk berubah dalam situasi. Dua uji stabilitas adalah keandalan tes ulang dan keandalan untuk paralel.

Keandalan Tes UlangKoefisisen keandalan yang diperoleh dengan pengulangan ukuran yang sama pada kesempatan kedua disebut keandalan tes ulang. Yaitu, jika sebuah kuesioner yang mengandung sejumlah item yang diandalkan mengukur suatu konsep diberikan kepada sekumpulan responden saat ini, dan lagi kepada responden yang sama, katakanlah beberapa minggu hingga 6 bulan mendatang, maka korelasi antara skor yang diperoleh pada dua waktu yang berbeda dari sekumpulan responden yang sama disebut koefisien tes ulang. Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin baik keandalan tes ulang dan konsekuensinya, stabilitas ukuran melintasi waktu.

Keandalan Bentuk ParalelBila respons terhadap dua tes serupa yang mengungkap ide yang sama menunjukkan korelasi yang tinggi, kita memperoleh keandalan bentuk paralel. Kedua tes memilikiitemyang setara dan format respons yang sama, yang berubeh hanya susunan dan urutan pertanyaan. Bila kedua tes yang sebanding menghasilkan skor yang berkorelasi tinggi, kita bisa cukup yakin bahwa ukuran tersebut secara logis dan dipercaya, dengan varians kesalahan minimal yang disebabkan oleh susunan kata, urutan, atau faktor lain.

Konsistensi Internal Ukuran

Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item dalam ukuran yang mengungkap ide. Konsistensi dapat diuji melalui keandalan antaritemdan uji keandalan belah dua. Keandalan konsistensi antaritemmerupakan pengujian konsistensi jawaban responden atas semua item yang diukur. Keandalan belah dua mencerminkan korelasi antara dua bagian instrumen.

VALIDITASAda beberapa jenis uji validitas yang digunakan untuk menguji ketepatan ukuran dan penulis menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjukkannya. Uji validitas dibagi dalam tiga kelompok, yaitu validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konsep.

Validitas IsiValiditas isi memastikan bahwa pengukuran memasukkan sekumpulan item yamg memadai dan mewakili yang mengungkap konsep.

Validitas Berdasar KriteriaValiditas berdasar kriteria terpenuhi jika pengukuran membedakan individu menurut suatu kriteria yang diharapkan diprediksi.

Validitas KonsepValidiatas konsep menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan cocok dengan teori yang mendasari desain tes. Hal tersebut dinilai melalui validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen terpenuhi jika skor yang diperoleh dengan dua instrumen berbeda yang mengukur konsep yang sama menunjukkan korelasi tinggi. Validitas diskriminan terpenuhi jika, berdasarkan teori, dua variabel diprediksi tidak berkorelasi, dan skor yang diperoleh dengan mengukurnya benar-benar secara empiris membuktikan hal tersebut.

1